· Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan...

61
BAB 5 PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Transcript of  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan...

Page 1:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

BAB 5

PERLUASAN KESEMPATAN

KERJA

Page 2:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama
Page 3:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

BAB 5PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

I. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja merupakan kebijaksanaan pokok yang sifatnya menyeluruh di semua sektor. Dalam hu-bungan ini program-program pembangunan sektoral maupun regional perlu senantiasa mengusahakan terciptanya perluasan kesempatan kerja sebanyak mungkin dengan imbalan jasa yang sepadan. Dengan jalan demikian maka di samping peningkatan produksi sekaligus dapat dicapai pemerataan hasil pembangunan karena adanya perluas- an partisipasi masyarakat secara aktif di dalam pembangunan.

Selain itu ditetapkan bahwa kebijaksanaan tenaga kerja diarahkan kepada penyaluran, penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja yang lebih baik melalui perbaikan informasi serta pembinaan dan pening-katan ketrampilan. Demikian pula kebijaksanaan di bidang perlindungan tenaga kerja ditujukan kepada perbaikan upah, syarat kerja, kondisi kerja dan hubungan kerja, keselamatan kerja, jaminan sosial di dalam rangka perbaikan kesejahteraan tenaga kerja secara menye-luruh.

Di samping itu pembinaan hubungan perburuhan akan diarahkan kepada terciptanya keserasian antara buruh dan pengusaha yang dijiwai oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, di mana ma-sing-masing pihak saling menghormati dan saling mengerti terhadap peranan serta hak dan

199

Page 4:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

kewajibannya masing-masing dalam keseluruhan proses produksi, serta peningkatan partisipasi mereka dalam pem- bangunan. Serikat Buruh memperjuangkan kepentingan sosial ekonomi dan hak-hak kaum buruh, sedang Pemerintah melindungi ke-pentingan buruh dan kehidupan Serikat Buruh. Oleh karena itu sela- ma Repelita III kerjasama yang serasi antara buruh, pengusaha dan Pemerintah akan ditingkatkan.

Page 5:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

II. KEADAAN DAN MASALAH

Dalam jangka panjang tersedianya lapangan kerja dan tingkat penyerapan tenaga kerja amat ditentukan oleh dua besaran yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi di sate pihak dan tingkat pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja di pihak lain. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi selama tahun 1971 — 1976 telah memungkinkan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar pula. Angka per-tumbuhan penduduk juga cenderung menurun dan berada lebih rendah dibanding dengan perkiraan-perkiraan sebelumnya. Tetapi angka pertumbuhan penduduk yang ekonomis aktif, yaitu penduduk yang berumur 10 tahun ke atas dan pertumbuhan angkatan kerja tetap tinggi. Hal ini adalah disebabkan pertumbuhan angkatan kerja masa kini terutama ditentukan oleh pertumbuhan penduduk masa lalu. Sebagai akibatnya dalam Repelita III masih dihadapi berbagai ketidak seimbangan di bidang ketenaga kerjaan yaitu ketidak seimbangan secara umum antara jumlah tenaga kerja dan daya serapnya, kekurang seimbangan dalam permintaan dan penawaran tenaga terdidik, keku-rang seimbangan penyebaran tenaga kerja daerah, dan masalah perlindungan serta kesejahteraan tenaga kerja. Dalam maim di bawah ini masalah masalah ini akan ditinjau lebih lanjut.

Kekurang seimbangan di antara jumlah tenaga kerja dan daya serap tenaga kerja ditandai oleh adanya kekurangan kesempatan kerja se- -cara umum dan bertambahnya angkatan kerja baru setiap tahun sehubungan dengan pertambahan penduduk.

Dalam jangka pendek tersedianya lapangan kerja di suatu ekonomi pertanian seperti Indonesia 200

Page 6:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

ditentukan bukan hanya oleh tingkat pertumbuhan ekonomi umumnya tetapi juga oleh keadaan musim. Pada musim tidak sibuk di sektor pertanian lapangan kerja yang tersedia biasanya lebih, sedikit dibanding dengan keadaan sibuk. Di samping itu sebagian dart angkatan kerja yang bekerja mengalami berbagai bentuk kekurangan kesempatan kerja. Bentuk pertama adalah penganggur sementara. Yang diartikan dengan penganggur sementara adalah angkatan kerja yang sementara tidak bekerja oleh karena cuti, sakit, mogok, perusahaan mengalami kerusakan sementara dan lain-

Page 7:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

lain. Tetapi sebagian besar terdiri dari petani yang tidak bekerja karena menunggu pekerjaan berikutnya. Selanjutnya angkatan kerja secara keseluruhan juga mengalami kekurangan jam kerja. Di samping itu sebagian dari angkatan kerja merupakan penganggur terbuka.

Masih tetap tingginya tingkat pengangguran secara umum mempengaruhi secara negatif tingkat upah dan pendapatan angkatan kerja dan tingkat kesejahteraan. Dari keterangan-keterangan yang tersedia, tingkat upah riil selama kurang lebih lima tahun terakhir bagi seba-gian besar tenaga kerja tidak terdidik belum menunjukkan kecenderungan yang meningkat baik di kota maupun di desa.

Selain. dari adanya kekurangan kesempatan kerja, maka dalam Repelita III dihadapi pula masalah penciptaan lapangan kerja baru. Dengan memperhatikan tingkat partisipasi angkatan kerja di masa lalu dan fluktuasi angkatan kerja musiman serta faktor-faktor lain dapat diperkirakan bahwa pertumbuhan angkatan kerja baru dalam Repe-lita III adalah cukup tinggi.

Ditinjau dari segi golongan umur maka jumlah angkatan kerja dalam golongan umur 10 — 14 tahun menurun. Hal ini diperkirakan oleh karena antara lain semakin meluasnya fasilitas pendidikan sehingga semakin besar jumlah penduduk berumur 10--14 tahun yang tidak berada dalam angkatan kerja. Tetapi angkatan kerja golongan umur 15 24 tahun masih mreningkat dengan cukup pesat. Dari segi kelamin, tingkat pertumbuhan angkatan kerja wanita lebih cepat di-banding dengan tingkat pertumbuhan angkatan kerja laki-laki. De-ngan demikian pembinaan tenaga kerja wanita semakin membutuh-kan perhatian di masa depan.

Berdasarkan hal-hal tersebut dan sesuai dengan 201

Page 8:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Garis-garis Besar Haitian Negara maka dalam Repelita III usaha-usaha perluasan kesempatan kerja akan lebih ditingkatkan.

Erat kaitannya dengan usaha meningkatkan kwalitas tenaga kerja adalah segi pendidikan dan latihan. Dalam hubungan ini terdapat beberapa kekurang seimbangan yang dihadapi dalam Repelita III. Pertama, tingkat pendidikan tenaga kerja Indonesia masih relatif rendah walaupun meningkat dari tahun ke tahun sehubungan dengan

Page 9:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

adanya peningkatan fasilitas pendidikan dan latihan. Kedua, walau- pun Jaya serap cukup tinggi bagi tenaga kerja terdidik, terdapat petunjuk-petunjuk bahwa tingkat pengangguran meningkat dengan ting- kat pendidikan.

Sebagian dari pengangguran ini disebabkan oleh kekurangan ke- sempatan kerja secara umum, sebagian bersifat sementara terutama di- kalangan yang baru lulus yang memerlukan waktu sebelum mereka berhasil mendapatkan pekerjaan pertama. Namun terdapat pula tan- da-tanda dari berbagai penelitian bahwa pengangguran dikalangan tenaga kerja terdidik khususnya dikalangan yang berpendidikan seko- lah menengah ke atas juga disebabkan oleh kekurang-sesuaian di an- tara isi pendidikan dan jenis pekerjaan yang diinginkan di satu pihak dan kebutuhan ketrampilan dan jenis pekerjaan yang tersedia di lain pihak.

Petunjuk-petunjuk mengenai jenis ketrampilan dan pendidikan yang dibutuhkan dalam pembangunan menunjukkan bahwa penyerap- an tenaga tidak sekolah berkurang setiap tahunnya. Hal ini diduga disebabkan oleh semakin meningkatnya tingkat pendidikan angkatan kerja umumnya. Unsur ketrampilan juga kelihatannya tidak merupa- kan faktor yang menentukan penyerapan bagi golongan ini. Tetapi bagi SLP ke atas jenis pendidikan ikut menentukan Jaya serap. Ting- kat pertumbuhan penyerapan SLP — Umum lebih besar dari pertum- buhan penyerapan SLP — Kejuruan. Agaknya pada tingkat SLP yang diutamakan oleh peminta tenaga kerja bukan pengetahuan kejuruan tetapi pengetahuan umumnya. Pada tingkat SLA peminta tenaga kerja lebih mengutamakan aspek kejuruan. Diperkirakan bahwa pertum- buhan 202

Page 10:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

penyerapan SLA — Kejuruan merupakan pertumbuhan penye- rapan yang tertinggi 'dalam tahun 1971 — 1976 di antara semua jenis dan tingkat pendidikan. Pertumbuhan penyerapan tenaga Akademi jauh melebihi penyerapan tenaga kerja tingkat Perguruan Tinggi

Seperti yang dapat diduga, penyerapan berbagai jenis tenaga ter- didik tidak sama besarnya di semua sektor. Daya serap .tenaga. per- -guruan tinggi amat pesat pada sektor bangunan dan pertambangan, selama 1971 — 1976. Di sektor pertanian, industri, pengangkutan

Page 11:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

dan komunikasi penyerapan tenaga perguruan tinggi menurun selama 1971 — 1976. Penyerapan tenaga kerja Akademi meningkat di semua sektor, kecuali sektor pertambangan. Peningkatan yang terbesar ter-dapat di sektor pertanian. Di samping itu penyerapan tenaga SLA Kejuruan amat menonjol di sektor perdagangan yang diikuti dengan penyerapan di sektor pertanian dan industri. Sektor perdagangan, industri dan bangunan merupakan sektor-sektor dengan daya serap relatif tinggi bagi tenaga kerja dengan latar pendidikan SLA — Umum. Penyerapan tenaga SLP — Kejuruan di banyak sektor menurun selama 1971 — 1976.

Dari pengalaman penyerapan tenaga kerja terdidik selama 1971 — 1976 ini dapat kiranya dikemukakan bahwa kebutuhan yang kelihatannya menonjol adalah bagi tenaga kejuruan tingkat SLA dan Akademi. Pada tingkat SLP kelihatannya tidak mendesak untuk mengadakan pengembangan khusus yang bersifat kejuruan. Pada tingkat tertier kebutuhan tenaga Akademi lebih memerlukan perhatian khusus, dari segi jumlah daripada tenaga kerja dengan pendidikan Perguruan Tinggi. Selain itu kekurangan kadar pendidikan formal dan ketrampilan daripada sebagian besar angkatan kerja Indonesia merupakan salah satu masalah umum yang dihadapi bidang pendi-dikan dan latihan bagi tenaga kerja.

Masalah-masalah perluasan lapangan kerja dan kekurangan kesempatan kerja, pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja serta masalah hubungan dan perlindungan tenaga kerja mempunyai aspek-aspek daerah yang penting. Hal ini disebabkan adanya penyebaran tenaga kerja yang kurang seimbang di antara berbagai pulau di Indonesia dan antara kota dan desa.

203

Page 12:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Kurang seimbangnya penyebaran tenaga kerja di antara Jawa dan luar Jawa telah menyebabkan adanya masalah kekurangan tenaga kerja di daerah luar Jawa. Kekurangan ini terutama dihubungkan dengan kemungkinan pengembangan sumber-sumber alam yang ada di daerah yang masih jarang penduduknya. Masalah yang dihadapi adalah penyebaran angkatan kerja ke daerah yang mengalami kekurangan tenaga kerja sehingga kebutuhan tenaga kerja dapat dipenuhi.

Page 13:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Di lain pihak di daerah padat penduduk masalah perluasan lapang- an kerja dan perlindungan tenaga kerja lebih mendesak oleh karena tingginya tingkat kekurangan lapangan kerja. Tingginya tingkat kekurangan lapangan kerja merupakan salah satu faktor pokok yang menentukan tingkat kemiskinan.

Segi lain dari masalah lapangan kerja daerah adalah lebih tinggi- nya tingkat pengangguran terbuka di .kota dibanding dengan di desa. Diperkirakan bahwa tingkat pengangguran di kota adalah lebih tinggi dari di desa. Para penganggur di kota umumnya adalah tenaga, muda berpendidikan dan pencari kerja pertama kali. Tinggi- nya tingkat pengangguran kota ini antara lain disebabkan oleh ada- nya perpindahan penduduk dari desa ke kota. Perpindahan pendu- duk ini menyebabkan lebih pesatnya pertumbuhan penduduk kota daripada pertumbuhan penduduk desa. Sebagian besar dari tenaga kerja yang pindah terdiri dari tenaga terdidik dan hal ini memper- sulit pengembangan lapangan kerja baik daerah pedesaan maupun di kota.

Segi lain dari masalah lapangan kerja khususnya di daerah pedesaan, menyangkut aspek pelaksanaan. Oleh karena tidak mungkin meningkatkan mobilitas tenaga kerja dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat, maka sebagian besar masalah lapangan kerja di daerah pe- desaan perlu dipecahkan di tempat sesuai dengan potensi yang ada dan keadaan tenaga kerja setempat. Partisipasi rakyat setempat me-rupakan syarat penting agar usaha-usaha pemecahan masalah lapangan kerja lebih efektif. Hal ini menghendaki pelaksanaan yang lebih mengikut sertakan rakyat setempat baik pada taraf perencanaan maupun pelaksanaan serta pengawasan daripada kegiatan-kegiatan pembangunan.204

Page 14:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Sehubungan dengan besarnya kekurangan kesempatan kerja secara umum dan semakin meningkatnya usaha-usaha pembangunan maka masalah-masalah yang berhubungan dengan kesejahteraan buruh dan hubungan perburuhan diperkirakan akan meningkat pula. Jumlah buruh yang menerima upah rendah di berbagai sektor diperkirakan masih cukup besar. Masalah kesehatan buruh serta keselamatan kerja

Page 15:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

juga meningkat dengan adanya pemakaian teknologi baru .di berbagai bidang usaha. Selanjutnya, mobilitas tenaga kerja juga akan meningkat, baik mobilitas oleh karena perpindahan pekerjaan secara sukarela maupun perpindahan oleh karena terpaksa sehubungan adanya perobahan-perobahan berbagai bidang usaha yang berkembang. Hal-hal ini menimbulkan masalah kepastian pekerjaan dan kepastian arus pendapatan bagi buruh yang bersangkutan.

Segi penting lainnya daripada masalah perburuhan adalah pembi- naan kelembagaan yang dapat secara efektif memecahkan masalahmasalah ini oleh pihak buruh dan pengusaha. Dalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama yang efektif antara buruh dan pengusaha akan menjamin terciptanya hubungan kerja yang serasi serta stabilitas yang dinamis pada pusat-pusat produksi.

III. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dikemukakan bahwa lang-kah-langkah untuk meningkatkan produksi harus merupakan usaha yang terpadu dengan langkah-langkah untuk meningkatkan perluas- an kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja. Masalah pengangguran tidaklah berdiri sendiri tetapi erat kaitannya dengan situasi ekonomi, sosial, dan kependudukan. Oleh karena itu sasaransasaran di bidang kesempatan kerja merupakan bagian yang terpadu daripada sasaran peningkatan produksi dan pembangunan. Dalam hubungan dengan perluasan lapangan kerja, senantiasa diadakan pe-nilaian yang seksama

205

Page 16:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

terhadap pengaruhnya bagi lingkungan hidup, dengan demikian pengamanan terhadap pelaksanaan perluasan lapangan kerja dan lingkungan hidup dapat dilakukan dengan sebaik- baiknya.

Dengan tingkat pertumbuhan produksi sebesar 6,5% rata-rata per-tahun selama Repelita III diusahakan agar dapat dilakukan lapangan kerja produktif yang semakin meningkat sehingga sekurang-kurang- nya dapat diserap tambahan tenaga kerja baru sebanyak 6,4 juta

Page 17:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

orang. Dengan demikian diharapkan permintaan tenaga kerja cukup besar sehingga dapat terpenuhi sebagian dari kekurangan lapangan kerja yang ada.

Di samping penciptaan lapangan kerja baru dalam Repelita III juga diusahakan untuk meningkatkan kwalitas kesempatan kerja baik yang lama maupun yang baru. Peningkatan kwalitas ini menyangkut peningkatan produktivitas tenaga kerja, upah dan penghasilan tenaga kerja, kesehatan kerja dan lingkungan kerja baik di kota maupun di desa. Dalam rangka pemerataan kesempatan kerja usaha-usaha peningkatan-kwalitas kesempatan kerja terutama ditujukan bagi tenaga kerja dengan penghasilan rendah di daerah minus, daerah padat penduduk dan miskin.

Melalui perluasan dan pemerataan lapangan kerja dan peningkat- an mutu lapangan kerja diharapkan akan dapat dikurangi perbeda-an penghasilan di .antara tenaga kerja yang berpenghasilan tinggi dengan tenaga kerja yang berpenghasilan rendah dan dengan demi- kian dapat ditingkatkan pemerataan pendapatan.

Adapun cara pendekatan yang dipergunakan di dalam mencapai sasaran di atas adalah pendekatan yang menyeluruh, dalam rangka mengembangkan dan melaksanakan perencanaan tenaga kerja secara nasional dan komprehensif. Dalam hubungan ini dipergunakan empat jenis kebijaksanaan. Pertama, adalah kebijaksanaan umum yang ditujukan untuk menciptakan iklim, suasana, serta kerangka pengambilan keputusan secara menyeluruh sedemikian rupa sehing- ga kegiatan pembangunan yang bersifat intensif tenaga kerja dapat lebih mudah terwujud. Di bidang ekonomi-keuangan .peralatan yang dipergunakan antara lain perkreditan, perpajakan, dan bea masuk.206

Page 18:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Bentuk kebijaksanaan yang kedua adalah kebijaksanaan sektor. Yang dituju adalah agar pilihan produk dan pilihan cara produksi di masing-masing sektor bersifat padat karya baik langsung mau- pun tidak langsung. Bentuk kebijaksanaan yang ketiga adalah kebijaksanaan khusus. Kebijaksanaan ini merupakan langkah-langkah yang khusus dilaksanakan dalam rangka perluasan lapangan kerja, pengurangan pengangguran baik yang terbuka maupun yang ter-

Page 19:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

sembunyi dan usaha peningkatan mutu tenaga kerja. Kebijaksanaan keempat adalah yang menyangkut daerah. Dalam hubungan ini ditingkatkan perencanaan dan pelaksanaan usaha perluasan kesempatan kerja berdasarkan perencanaan daerah yang terpadu khususnya di daerah-daerah padat penduduk, minus dan miskin dan daerah-daerah pemukiman baru. Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangun- an ditingkatkan partisipasi golongan masyarakat yang langsung ter- lihat di dalam usaha perluasan lapangan kerja. Dengan demikian diciptakan satu kebijaksanaan perencanaan tenaga kerja yang me-nyeluruh.

1. Kebijaksanaan Kesempatan Kerja Umum (a) Kebijaksanaan investasiDalam rangka pemerataan dan perluasan lapangan

kerja maka prioritas investasi diberikan kepada sektor-sektor yang padat karya. Untuk itu maka berbagai kebijaksanaan yang mempengaruhi harga faktor produksi akan diarahkan sehingga tingkat maupun struktur harga akan menggambarkan sebaik mungkin situasi kelangkaan maupun kelebihan faktor produksi tersebut dalam masyarakat dan dengan demikian akan mendorong industri pada sektor-sektor padat karya. Selain itu berbagai langkah dilaksanakan untuk meningkat- kan kegiatan investasi Pemerintah dan masyarakat pada sektor-sektor yang padat karya.

Tingkat upah merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi investasi. Dalam hubungan ini kebijaksanaan upah di- arahkan agar upah riil terendah dapat ditingkatkan terutama di daerah pedesaan. Peningkatan upah rill di kalangan penerima upah terendah dilaksanakan melalui

207

Page 20:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

berbagai cara yang langsung maupun tidak langsung. Secara langsung langkah-langkah yang ditempuh adalah meningkatkan bantuan kepada perusahaan yang lemah agar operasi mereka lebih berhasil guna serta kegiatan mereka meningkat dan dengan demikian kesanggupan membayar upah meningkat Pula. Selain itu, diusahakan agar penetapan upah bagi para buruh lebih layak. Dalam hubungan ini asas pengupahan yang harus dipegang teguh adalah kegairahan kerja yang dapat menaikkan produksi dan

Page 21:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

sekaligus memperbaiki taraf hidup para karyawan perusahaan. Dengan asas demikian akan terbina cara-cara kerja yang rasional tanpa meninggalkan suasana kegotong-royongan dalam perusahaan. Secara tidak langsung peningkatan upah para karyawan yang berpendapatan rendah dilaksanakan melalui lebih tersedianya saranasarana kesehatan, keluarga berencana, dan jasa-jasa sosial lainnya bagi mereka.

Kebijaksanaan upah minimum pada hakekatnya diarahkan pada tercapainya satu tingkat upah minimum yang sama untuk semua jenis pekerjaan dalam sektor-sektor terpenting di suatu daerah. Pedoman yang dipergunakan dalam menentukan tingkat upah minimum adalah tingkat upah yang berlaku untuk tenaga kerja tidak terdidik di suatu daerah diselaraskan dengan berat atau ringannya pekerjaan tersebut secara fisik. Agar tingkat upah minimum antara daerah yang satu dengan daerah yang lain yang berdekatan tidak berbeda secara menyolok, maka dilaksanakan kordinasi dan sinkronisasi antara daerah yang satu dengan daerah yang lain dalam penetapan upah

Tingkat dan struktur bea masuk diarahkan dalam rangka meningkatkan daya saing hasil produksi padat karya dalam negeri terhadap barang-barang impor dan untuk mengurangi hasrat mengimpor barang-barang modal yang terlalu padat modal.

Kebijaksanaan pajak diarahkan untuk mendorong kegiatan inves- tasi pada sektor-sektor padat karya terutama di daerah padat pen- duduk dan miskin. Kebijaksanaan pajak juga diarahkan agar negeri maupun 1uar negeri.Dalam memberi izin investasi dan pemberian kredit investasi, maka unsur lokasi investasi, skala produksi, asal bahan baku yang dipergunakan, unsur upah dalam nilai tambah, seta teknik pro-208

Page 22:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

minimum. Agar supaya penetapan upah minimum ini tidak kehilangan relevansinya terhadap perkembangan tingkat upah maupun biaya hidup, maka .dilakukan peninjauan kembali terhadap upah minimum yang sudah ditetapkan. Peninjauan kembali dilakukan secara teratur dan berkala.

Page 23:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

duksi yang dipergunakan diberikan pertimbangan yang wajar dalam rangka mendorong investasi yang padat karya. Investasi baru dikendalikan agar tidak mengakibatkan hilangnya lapangan kerja yang sudah ada.

Melalui langkah-langkah di atas diharapkan kegiatan investasi di sektor padat karya dapat ditingkatkan. Selain dari pada langkah- -langkah ini maka kegiatan partisipasi Pemerintah di dalam investasi pada perusahaan-perusahaan kecil dan koperasi ditingkatkan. Untuk ini maka penyaluran kredit ke sektor-sektor padat karya dan bagi golongan ekonomi lemah ditingkatkan.

(b) Teknologi Tepat Guna

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dikemukakan bahwa penggunaan teknologi yang padat karya, mudah dipelihara dan sejauh mungkin menggunakan bahan-bahan dalam negeri penting peranannya di dalam mewujudkan sasaran-sasaran peningkatan produksi, per- luasan kesempatan kerja dan pemerataan hasil pembangunan. Oleh karena itu dalam Repelita III diusahakan untuk mengembangkan teknologi yang tepat, yang memenuhi pertimbangan-pertimbangan tersebut. Pengembangan dan penggunaan teknologi padat modal diarahkan untuk kegiatan yang tidak tersedia teknologi padat karya atau untuk daerah-daerah yang sangat kekurangan tenaga kerja.

Dalam rangka mengembangkan teknologi tepat guna sasaran yang dituju ialah pengadaan teknologi tepat guna yang semakin meningkat dan penggunaannya yang semakin meluas dalam kegiatan pemba- ngunan di berbagai sektor baik di kota maupun di

209

Page 24:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

desa. Untuk ini maka diadakan penyesuaian sejauh mungkin teknologi maju dan padat modal yang digunakan. Hal ini sejalan dengan usaha peman- faatan dan penggunaan yang lebih optimal barang-barang modal yang sudah tersedia. Selain itu penilaian yang lebih teliti dilaksanakan terhadap berbagai alternatif teknologi sebelum diputuskan penggu- naan teknologi maju dan padat modal tertentu baik yang bersumber dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Page 25:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Langkah lainnya dalam rangka pengembangan teknologi tepat guna adalah meningkatkan teknologi tradisional yang sekarang banyak di-pergunakan oleh rakyat terutama di dalam menghasilkan barang- barang kebutuhan pokok. Peningkatan teknologi, tradisional ini menyangkut peningkatan teknik dan proses produksi serta perbaikan desain dan mutu barang-barang tradisional antara lain di bidang pangan, perumahan, kesehatan, dan angkutan yang pasarannya sudah tersedia.

Dalam rangka mengembangkan teknologi tepat guna amat penting menciptakan adanya iklim pembangunan yang mendorong dan menghargai innovasi teknologi tepat guna. Untuk itu maka dikembangkan sistem balas jasa yang sepadan bagi para pekerja di bidang teknologi tepat guna. Hal ini menyangkut perlindungan hak paten bagi tekno- logi yang ditemukan atau dikembangkan. Perusahaan-perusahaan yang melaksanakan produksi secara tepat guna dan yang telah mengembangkan teknologi tepat guna diberi penghargaan selayaknya. Dalam rangka meningkatkan kesanggupan di dalam negeri untuk pengembangan selanjutnya teknologi yang ada maka kurikulum dan cara pengajaran pendidikan teknik baik pada tingkat Sekolah Lan- jutan Atas maupun Universitas dan Akademi perlu ditinjau dan disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu kegiatan penelitian oleh ber- bagai lembaga penelitian diarahkan dan disesuaikan dengan kebu- tuhan pengembangan teknologi tepat guna baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

(c) Pendidikan dan LatihanKurang adanya keseimbangan antara jenis tenaga

terdidik yang tersedia dan tenaga terdidik yang dibutuhkan dalam pembangunan dapat

210

Page 26:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

menghambat perluasan kesempatan kerja bagi jenis tenaga tersebut. Oleh karena itu dalam Repelita III dilaksanakan berbagai langkah dan kebijaksanaan untuk mengatasi berbagai ketidak seim-bangan kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja baik dari segi jumlah maupun kwalitas. Langkah-langkah dan kebijaksanaan ditujukan untuk mengisi tenaga trampil di berbagai sektor serta meningkatkan

Page 27:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

kemungkinan tenaga kerja yang belum atau tidak bekerja untuk dapat bekerja baik sebagai karyawan maupun sebagai pekerja yang berdiri sendiri.

Dalam Repelita III, kebutuhan tenaga terdidik tingkat tinggi diperkirakan meningkat. Oleh karena itu daya tampung pendidikan Akademi diperluas selama Repelita III. Bagi Perguruan Tinggi usaha terutama ditekankan kepada peningkatan kwalitas. Salah satu jenis tenaga terdidik yang diperkirakan meningkat dengan pesat selama Repelita III adalah tenaga kerja dengan pendidikan Sekolah Lanjutan Atas Kejuruan.

Jumlah tambahan tenaga SLA Kejuruan yang dibutuhkan diperkirakan cukup besar dan meliputi kejuruan di bidang pangan, peternakan, perikanan, kehutanan, industri, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bangunan, dan lain-lain. Kebutuhan tenaga keju-ruan di lain-lain sektor ini meliputi tenaga di bidang kesehatan seperti perawat, tenaga di bidang pendidikan khususnya guru, tenaga teknik menengah di bidang pelistrikan, air dan gas, tenaga kejuruan di bidang perdagangan seperti ahli pembukuan, dan lain-lain.

Untuk mengisi tambahan kebutuhan tenaga kejuruan tingkat SLA maka dalam Repelita III dikembangkan berbagai Sekolah Lanjutan Atas Kejuruan sesuai dengan kebutuhan di berbagai sektor. Di sam- ping mendirikan Sekolah Lanjutan Atas Kejuruan yang baru, maka sekolah-sekolah yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin. Selain pengembangan Sekolah Lanjutan Atas Kejuruan di dalam sistem pendidikan formal, maka dikembangkan berbagai pusat latihan ketram-pilan yang memberi pelayanan latihan setingkat SLA baik bagi tenaga yang belum mempunyai ketrampilan tertentu maupun bagi

211

Page 28:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

kerja yang ketrampilannya ternyata kurang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Kebutuhan tenaga pada tingkat SLP diperkirakan lebih mengarah kepada yang berlatar belakang pendidikan SLP - Umum dari pada SLP - Kejuruan. Berdasarkan perkiraan kebutuhan tenaga kerja dengan Tatar belakang pendidikan SLP - Umum dan SLP - Kejuruan, maka dalam Repelita III lebih diutamakan memanfaatkan SLP - Ke-

Page 29:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

juruan yang ada dari pada mendirikan SLP - Kejuruan yang baru. Di lain pihak pembangunan pusat latihan kerja pada tingkat SLP di tingkatkan untuk menampung kebutuhan peningkatan ketrampilan pada tingkat SLP. Kebutuhan peningkatan ketrampilan ini diperkira-kan meningkat sehubungan kebutuhan peningkatan produktivitas tenaga kerja baik bagi lulusan SLP - Umum yang memasuki pasar kerja maupun lulusan SD dan yang belum tamat SD. Jumlah yang lulus SD dan yang belum tamat SD yang memasuki pasar kerja di berbagai sektor pembangunan diperkirakan meningkat dengan cukup besar dalam Repelita III.

Walaupun jumlah yang tidak sekolah yang memasuki pasar kerja berkurang selama Repelita III, jumlah angkatan kerja dalam golongan yang tidak berpendidikan ini masih cukup besar. Untuk mereka dikembangkan usaha-usaha pemberantasan buta huruf. Kegiatan-kegiat-an di bidang pendidikan masyarakat diarahkan antara lain kepada peningkatan ketrampilan dan secara kwantitatif dan kwalitatif disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja di berbagai sektor.

Dalam rangka pendidikan dan latihan satu segi yang penting dilaksanakan adalah penyusunan kurikulum dalam rangka pemanfaatan teknologi tepat guna. Dalam hubungan ini isi kurikulum perlu mem-perhatikan kebutuhan menciptakan serta memanfaatkan teknologi tepat guna dalam rangka perluasan dan pemerataan lapangan kerja.

Para mahasiswa dan siswa perlu dibuat peka kepada masalah- masalah teknologi tepat guna melalui penekanan bukan saja kepada aspek "apa" dari sesuatu teknologi tetapi juga kepada aspek latar belakang, "kenapa" dan "bagaimana" teknologi 212

Page 30:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

tertentu berkaitan dengan sasaran perluasan lapangan kerja khususnya dan trilogi pembangunan pada umumnya. Dengan demikian mahasiswa dan siswa diharapkan dapat secaran kritis menilai dan mengembangkan tekno- logi yang digunakan dalam kehidupan kerja mereka dikemudian hari.

Dalam rangka mengembangkan sikap anak didik yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan melalui peningkatan lapangan kerja dalam berbagai seginya, maka unsur etika kerja, disiplin, penghar-

Page 31:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

gaan terhadap prestasi dan waktu, dan kerjasama yang aktif lebih mendapat perhatian di dalam pendidikan formal, khususnya pada tingkat SD dan SLP. Sejalan dengan ini maka peningkatan kaitan antara dunia kerja dan pendidikan dilaksanakan dalam Repelita III.

Pendidikan dan latihan merupakan tanggung jawab bersama di antara Pemerintah dan masyarakat. Dalam hubungan ini maka dunia usaha serta kelompok masyarakat lainnya diikut sertakan di dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dan latihan bagi meme- nuhi kebutuhan tenaga kerja trampil. Dunia usaha sebagai konsu- men tenaga kerja diharapkan dapat memikul beban yang lebih besar di dalam pembiayaan dan tanggung jawab pendidikan dan latihan. Dunia usaha didorong untuk meningkatkan latihan dalam perusahaan melalui sistem magang, kursus penyegaran, dan lain- lain.

(d) Pasar, kerja, perlindungan tenaga kerja dan

hubungan kerjaKebijaksanaan pasar kerja diarahkan kepada

penyaluran, pe- nyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja yang lebih berdaya guna dan berhasil guna melalui perbaikan informasi pasar kerja serta pembinaan dan peningkatan ketrampilan. Dalam hubungan ini maka dalam Repelita III ditingkatkan usaha pengumpulan, pe- ngelolaan, dan penyebaran informasi tenaga kerja. Adapun jenis informasi yang perlu dikumpulkan serta diolah dan disebarkan antara lain adalah mengenai kebutuhan dan penawaran tenaga kerja serta pengupahan dan syarat-syarat kerja, kondisi kerja dan hubungan kerja. Dengan demikian akan dapat diikuti

213

Page 32:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

perkem- bangan pasar kerja secara lebih teratur.

Dalam rangka penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja secara lebih efektif diusahakan agar perpindahan tenaga kerja dari satu daerah ke daerah lain dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga pembangunan dapat berjalan lebih lancar. Dalam hubungan .ini maka kegiatan transmigrasi, Antar Kerja Antar Daerah, Antar Kerja Lokal dan Antar Kerja Antar Negara ditingkatkan pelaksa- naannya. Hambatan-hambatan administratif bagi mobilitas tenaga

Page 33:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

kerja dihapuskan. Dalam rangka pemanfaatan tenaga yang lebih optimal dan peningkatan ketrampilan dan keahlian maka mobili- tas tenaga antara jabatan juga ditingkatkan dalam Repelita III.

Dalam hubungan perpindahan tenaga kerja antar negara kebijaksanaan yang ditempuh adalah mendorong dan memberikan fasi- litas, serta membantu tenaga kerja Indonesia yang akan mendapat pekerjaan di luar negeri agar hak mereka dapat dijaga. Latihan ketrampilan diusahakan bagi mereka yang akan mendapat peker- aan di luar negeri. Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri meng-utamakan golongan tenaga kerja yang kurang dibutuhkan bagi pembangunan Indonesia.

Kebijaksanaan di bidang perlindungan tenaga kerja ditujukan kepada perbaikan upah, syarat kerja, kondisi kerja dan hubungan kerja dan jaminan sosial dalam rangka perbaikan kesejahteraan tenaga kerja secara menyeluruh. Usaha-usaha perbaikan upah, syarat kerja dan kondisi kerja terutama ditujukan bagi tenaga kerja dengan pendapatan amat rendah dalam rangka pemerataan kesempatan kerja dan pendapatan. Jangkauan jaminan sosial di- perluas sehingga mencakup golongan tenaga kerja. yang berpenda- patan rendah. Adanya jaminan sosial mengurangi gangguan bagi arus pendapatan tenaga kerja.

Pembinaan hubungan perburuhan diarahkan kepada tercipta- nya keserasian antara buruh dan pengusaha yang dijiwai oleh Pan- casila dan Undang-Undang Dasar 1945, di mana masing-masing pi- hak saling menghormati dan saling mengerti terhadap peranan serta hak dan kewajibannya masing-masing dalam keseluruhan proses produksi, serta peningkatan partisipasi mereka

214

Page 34:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

dalam pembangunan. Serikat buruh memperjuangkan kepentingan sosial ekonomi dan hak-hak Serikat sedang Pemerintah melindungi kepentingan buruh dan kehidupan Serikat Buruh. Oleh karena itu kerjasama yang serasi antara buruh, pengusaha dan Pemerintah ditingkatkan. Dalam hubungan ini juga akan ditingkatkan penyu- luhan dan pendidikan tentang hubungan perburuhan Pancasila kepada pihak buruh dan pihak swasta.

Page 35:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan baik bagi buruh maupun pengusaha maka pembinaan lembaga Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan baik pusat maupun daerah ditingkatkan. Selain itu jumlah perusahaan dengan Perjanjian Kerja Bersama ditingkatkan. Pengawasan terhadap pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama juga ditingkatkan.

Pengadaan jasa-jasa sosial seperti fasilitas kesehatan dan keluarga berencana di perusahaan-perusahaan terutama yang tergolong lemah lebih ditingkatkan selama Repelita III. Tersedianya jasa-jasa ini akan membantu meningkatkan kesehatan para buruh.

2. Pembangunan Daerah

Perluasan dan pemerataan kesempatan kerja mempunyai sasaransasaran dan kebijaksanaan daerah. Dalam rangka meningkatkan penyebaran angkatan kerja dari daerah padat penduduk dan tenaga kerja ke daerah yang kurang penduduk dan tenaga kerja dilak- sanakan kegiatan transmigrasi, Antar Kerja Antar Daerah dan Antar Kerja Lokal. Dalam Repelita III jumlah tenaga kerja yang dipindah- kan melalui transmigrasi diperkirakan berjumlah 750 ribu tenaga kerja dari Jawa, Bali dan Lombok ke daerah-daerah yang kurang padat penduduknya. Perpindahan dan pembinaan di tempat baru diharapkan akan meningkatkan produktifitas tenaga kerja oleh ka- rena para transmigran yang sebagian besar terdiri dari petani tidak mempunyai tanah atau tanahnya amat sempit diberi tanah yang lebih luas di daerah penerima. Dengan adanya peningkatan pembangunan daerah yang jarang penduduknya, diharapkan pula

215

Page 36:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

perpindahan tenaga kerja secara spontan semakin meningkat.

Langkah lain dalam rangka penyebaran tenaga kerja adalah meningkatkan kegiatan Antar Kerja Antar Daerah. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong perpindahan tenaga kerja ke daerah-daerah yang kurang tenaga kerjanya dalam rangka pelaksanaan proyek-proyek pembangunan baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun oleh Swasta.

Page 37:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Di suatu pulau ada daerah yang padat penduduk dan tenaga ker- janya dan ada yang kurang padat penduduk dan tenaga kerjanya. Untuk lebih menyebarkan tenaga kerja di suatu pulau .dilaksanakan kegiatan Antar Kerja Lokal dan pemukiman penduduk kembali. Kegiatan Antar Kerja Lokal ditujukan untuk menyalurkan tenaga kerja satu daerah ke daerah lain dalam satu pulau dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja proyek pembangunan.

Melalui pemukiman kembali penduduk yang sebelumnya tersebar akan dapat lebih dikonsentrasikan sehingga kegiatan ekonomi mereka akan lebih produktif.

Satu aspek penting lainnya dari kebijaksanaan penyebaran tenaga kerja adalah mengurangi perpindahan penduduk dari daerah kurang penduduk ke daerah padat penduduk dan tenaga kerja, terutama perpindahan tenaga terdidik. Hal ini dicapai melalui pembangunan dae- rah dalam rangka meningkatkan keserasian pertumbuhan antar daerah. Dalam usaha pembangunan daerah, partisipasi tenaga terdi- dik ditingkatkan baik dalam perencanaan pembangunan daerah maupun pelaksanaannya.

Sasaran penting lainnya dalam perluasan dan pemerataan kesem- patan kerja adalah meningkatkan lapangan kerja pedesaan dengan mengikut sertakan sebanyak mungkin petani tanpa tanah atau yang tanahnya amat sempit. Perluasan lapangan kerja di desa mengurangi arus perpindahan tenaga kerja dari desa ke kota. Dalam pembangunan pedesaan ditingkatkan peranan tenaga terdidik yang ada di desa me- lalui pemanfaatan tenaga kerja umumnya dan tenaga terdidik khusus- nya yang ada di desa untuk mengisi kebutuhan tenaga 216

Page 38:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

kerja pembangunan pedesaan. Pembangunan pedesaan yang semakin meningkat juga diharapkan akan dapat memperbesar arus Perpindahan kembali ke desa terutama bagi tenaga kerja musiman yang pergi ke kota se-waktu di desa kurang kesibukan.

Dalam rangka pemerataan dan perluasan kesempatan kerja, maka pembangunan desa miskin dan padat penduduknya lebih ditingkat kan secara terpadu dan dengan mengikut sertakan rakyat setempat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan. Pembangunan

Page 39:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

desa miskin dan padat penduduk direncanakan dan dimonitor pada tingkat kecamatan dalam rangka meningkatkan keserasian pembangunan di antara desa-desa miskin ini. Dalam Repelita III diharapkan dapat ditingkatkan pembangunan pada setidak-tidaknya 30% dari seluruh kecamatan dengan desa-desa termiskin.

Gotong-royong sebagai salah satu kebiasaan dalam pembangunan pedesaan dilanjutkan tanpa memberatkan golongan keluarga yang relatif miskin di desa tersebut. Bagi keluarga miskin dibayar upah yang berlaku.

Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja desa maka kegiatan pendidikan dan latihan ditingkatkan. Dalam hubungan ini perhatian khusus diberikan untuk meningkatkan partisipasi pemuda desa dan wanita desa.

Koperasi di desa dibantu agar dapat memanfaatkan tanah hutan di desa baik memenuhi kebutuhan kayu bakar maupun dalam rangka meningkatkan produksi pertanian untuk perdagangan.

3. Kebijaksanaan Kesempatan Kerja SektoralKebijaksanaan Kesempatan Kerja Sektoral,

diarahkan agar pilihan produk dan pilihan teknologi produksi bersifat padat karya semak-simal mungkin. Pengaturan kelembagaan peningkatan produksi di berbagai sektor diarahkan untuk perluasan dan pemerataan lapang- an kerja dan pendapatan.

(a) PertanianSektor pertanian diharapkan dapat menyumbang

kesempatan kerja produktif baru yang relatif besar 217

Page 40:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

jumlahnya dalam Repelita III. Dalam hubungan ini maka investasi di sektor pertanian dalam arti luas lebih diperhatikan guna memperluas kesempatan kerja. Untuk itu maka berbagai langkah dan kebijaksanaan dalam Repelita II yang memperluas lapangan kerja terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Dalam hubungan ini maka usaha usaha intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi ditingkatkan dan .diperluas pelaksanaannya dalam Repelita III.

Page 41:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Dengan usaha intensifikasi hasil per tenaga kerja meningkat, jum- lah jam kerja juga meningkat. Dengan demikian lapangan kerja diperluas baik secara jumlah maupun secara kwalitas. Karena itu da- lam Repelita III pelaksanaan intensifikasi diperluas ke daerah-daerah yang belum melaksanakannya sehingga mencakup sebagian besar pe-tani kecil. Tanah pekarangan dimanfaatkan dalam rangka meningkat- kan pendapatan petani dan memperluas lapangan kerja dan sumber pangan yang bergizi. Cara-cara penyuluhan ditingkatkan. Cara-cara pemberantasan hama dan penyakit diperbaiki. Penggunaan bibit ung-gul dan benih murni dan pupuk diperluas. Penanganan masalah lepas panen lebih ditingkatkan. Di daerah-daerah miskin dan padat pen-duduk diberikan pelayanan khusus baik yang menyangkut penyedia- an sarana produksi pertanian maupun penyediaan kredit dan alat produksi serta fasilitas pemasaran hasil-hasil produksi.

Dalam usaha intensifikasi penyediaan dan pengelolaan air irigasi amat panting. Tersedianya air yang dikelola dengan baik memung-kinkan penanaman tanah sepanjang tahun. Oleh karena itu dalam Repelita III usaha pengadaan sarana irigasi dan pengaturan penggu-naan air ditingkatkan. Dalam hubungan ini diberi prioritas pembangunan irigasi sederhana, pembangunan saluran tertier dan kwartier. Di daerah-daerah yang tidak tersedia sumber air irigasi diusahakan pengadaan air bawah tanah dengan menggunakan pompa yang tepat guna.

Penggunaan teknologi mekanis dalam usaha intensifikasi pertanian dilaksanakan secara selektif. Penggunaan teknologi mekanis tanah di Jawa

Page 42:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

dapat dilaksanakan, bilamana tidak mungkin mengadakan tenaga kerja yang dibutuhkan melalui kegiatan seperti Antar Kerja Lokal, atau tidak mungkin dikerjakan oleh tenaga manusia oleh ka- rena sifat tanahnya yang keras, dan lain-lain.

Ekstensifikasi merupakan usaha memperluas lapangan kerja de- ngan memperluas tanah pertanian dan melalui transmigrasi. Penggu-naan alat-alat mesin mekanis di dalam pembukaan areal baru, khu-susnya alat-alat besar untuk pembukaan tanah, dilaksanakan sejauh pekerjaan tersebut tidak mungkin dilaksanakan oleh tenaga kerja.

Page 43:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Alat-alat yang dipergunakan disesuaikan dan dirubah seperlunya sehingga memenuhi sejauh mungkin persyaratan teknologi tepat guna. Ekstensifikasi tanah pertanian tidak hanya terbatas kepada padi tetapi juga meliputi tanaman lain seperti tabu, kelapa, karet, kelapa sawit, cengkeh dan lain-lain.

Dalam rangka ekstensifikasi dan kelestarian alam, tanah alang-alang di luar Jawa akan dijadikan tanah pertanian melalui proses vegetatif dan penggunaan tenaga kerja.

Kebijaksanaan diversifikasi merupakan usaha untuk meningkatkan lapangan kerja 1sepanjang tahun dan mengurangi pangangguran musiman. Untuk ini maka usaha campuran ditingkatkan melalui peningkatan pelayanan di bidang sarana produksi, penyediaaan bibit, dan pelayanan lepas panen. Usaha perikanan rakyat ditingkatkan mela- lui peningkatan alat-alat produksi, kredit, dan organisasi usaha khu-susnya melalui koperasi. Investasi yang dibutuhkan untuk meleng- kapi kebutuhan sarana produksi seperti pabrik es, pabrik pangolahan ikan di daerah-daerah penangkapan diberi perangsang khusus. Pem-batasan penggunaan kapal pukat harimau terus dilaksanakan sebaik- baiknya. Di daerah-daerah di mana konsentrasi nelayan sudah terlalu besar dibanding dengan potensi sumber ikan yang tersedia dilaksanakan transmigrasi nelayan ke daerah pantai yang .masih jarang pen duduk nelayannya dan tersedia sumber ikan yang memadai. Anak- anak nelayan khususnya di daerah miskin diberi latihan dan pendidikan untuk meningkatkan ketrampilan mereka atau untuk menda- pat lapangan pekerjaan di sektor lain. Dengan usaha-usaha demikian lapangan kerja nelayan dapat ditingkatkan bask jumlah maupun produktivitasnya.

219

Page 44:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Tanah pertanian lebih dimanfaatkan bagi perluasan lapangan kerja khususnya di daerah-daerah padat penduduk. Untuk itu maka penga- wasan pelaksanaan Undang-undang Pokok Agraria dan Undang-undang Bagi Hasil lebih ditingkatkan dalam Repelita III.

Usaha penghijauan dan reboisasi membutuhkan banyak tanaga kerja. Oleh karena itu usaha-usaha ini dilanjutkan dan ditingkatkan dalam Repelita III. Usaha penghijauan lebih dikaitkan dengan usaha

Page 45:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, umpamanya di bidang energi. Partisipasi rakyat setempat ditingkatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan penghijauan dan reboisasi. Dengan demikian kwalitas kesempatan kerja yang diciptakan melalui usaha ini dapat ditingkat- kan.

Dalam rangka pemerataan kesempatan kerja produktif dan pendapatan, harga barang-barang hasil pertanian dijaga agar cukup wa- jar dibanding dengan harga barang-barang non pertanian. Harga relatif yang wajar diharapkan akan membuat sektor pertanian cukup menarik bagi investasi oleh masyarakat dan dengan demikian men-dorong perluasan lapangan kerja.

Jelaslah kiranya melalui usaha-usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, pilihan teknologi yang tepat guna, serta usaha-usaha lain di bidang pembangunan sektor pertanian, lapangan kerja dan pendapatan rakyat di sektor ini akan meningkat. Meningkatnya pendapatan rakyat di sektor pertanian, memberikan dorongan kegiatan di sektor lain dan dengan demikian meningkatkan kesempatan kerja lebih lanjut.

(b) IndustriSalah satu sasaran .pembangunan sektor industri

dalam Repelita III adalah meningkatkan jumlah dan kwalitas lapangan kerja. Hal ini dicapai melalui pelaksanaan pola investasi yang lebih berimbang dan pilihan produk dan teknik produksi yang padat karya.

Kebijaksanaan di sektor industri diarahkan agar terdapat peningkatan investasi di sektor industri kecil dan industri rumah tangga baik investasi 220

Page 46:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

yang dilakukan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat sendiri. Peningkatan investasi diarahkan agar jumlah dan produktivitas pengusaha rumah tangga dan pengusaha kecil dan sedang dapat ditingkatkan. Dengan demikian berbagai jenis tenaga kerja yang bekerja di .sektor industri seperti buruh, pekerja keluarga, pegawai dan lain-lain dapat ditingkatkan jumlahnya dan produktivitas kerjanya.

Page 47:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Agar tercapai hal-hal di atas kebijaksanaan sektor industri juga diarahkan kepada produk dan teknik produksi bersifat padat karya. Dalam hubungan ini produk industri yang diberikan prioritas adalah pengolahan hasil-hasil pertanian agar menjadi barang setengah jadi dan pengolahan barang-barang setengah jadi menjadi barang jadi baik untuk pasar dalam negeri maupun untuk pasar luar negeri. Barang jadi untuk pasar dalam negeri yang diberi prioritas adalah barang-barang yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan pokok di bidang pangan, perumahan, dan barang-barang kebutuhan rumah tangga.

Segi penting lainnya di. dalam kebijaksanaan industri ialah pengkaitan pembangunan industri besar dan modern dengan pembangunan industri kecil dan rumah. tangga. Untuk itu ditempuh berbagai cara. Umpamanya kebutuhan bahan baku industri modern untuk sebagian dapat dihasilkan oleh industri kecil dan industri rumah tangga seperti di bidang elektronik. Hasil produksi industri besar diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri rumah tangga. Dengan kebijaksanaan pengkaitan ini maka jumlah dan pemerataan lapangan kerja di sektor industri dapat lebih ditingkatkan.

Kebijaksanaan sektor industri juga diarahkan agar penggunaan barang-barang modal yang sudah ada dapat lebih ditingkatkan. Dalam hubungan ini perusahaan industri didorong untuk menggunakan tenaga kerja yang lebih banyak secara bergiliran.

(c) Prasarana dan konstruksi

Peranan sektor bangunan di bidang perluasan lapangan kerja di-tingkatkan dalam Repelita III. Melalui kegiatan sektor-sektor bangunan

221

Page 48:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

diperkirakan dapat diciptakan lapangan kerja baru pro- duktif sekitar sejuta selama Repelita III.

Kebijaksanaan sektor bangunan diarahkan agar pilihan produk dan pilihan teknik produksi bersifat padat karya semaksimal mungkin. Dalam pembangunan prasarana jalan prioritas diberikan kepada pembangunan baru dan peningkatan jalan yang menghubungkan pusat produksi dengan pasar. Dengan demikian diharapkan adanya

Page 49:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

akibat perluasan lapangan kerja yang lebih besar secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu diusahakan agar pembuatan jalan dapat dilaksanakan pada waktu kegiatan di sektor pertanian relatif kurang. Dengan demikian kegiatan pembangunan prasarana jalan dapat mengurangi .pengangguran musiman. Pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan jalan-jalan kabupaten dan jalan desa ditingkatkan. Kegiatan ini banyak membutuhkan tenaga kerja secara langsung. Akibat lapangan kerja secara tidak langsung juga besar oleh karena kelancaran angkutan barang dan jasa dari pusat-pusat industri di pedesaan pada gilirannya akan meningkatkan kegiatan pembangunan. Pembangunan, serta pemeliharaan saluran irigasi sederhana, saluran tertier dan kwartier mengakibatkan kebutuhan akan tenaga kerja yang relatif besar baik langsung maupun tidak langsung.

Dalam rangka meningkatkan kegiatan pembangunan di daerahdaerah padat penduduk maka pelabuhan-pelabuhan kecil dimasuk- kan dalam jaringan pelayaran. Dalam hubungan ini maka peranan pelayaran rakyat ditingkatkan. Pilihan kapal yang digunakan disesuaikan sejauh mungkin dengan persyaratan teknologi tepat guna. Kapal-kapal yang dipilih tidak terlalu besar sehingga menimbulkan kapasitas yang berlebih dan tidak terlalu kecil sehingga kurang efisien. Pengadaan kapal-kapal untuk pelayaran rakyat dan angkutan sungai diusahakan dari pengusaha-pengusaha dalam negeri. Dalam rangka meningkatkan penggunaan teknologi tepat guna di dalam pembangunan prasarana dan konstruksi dilaksanakan pilihan teknologi yang seksama. Untuk itu maka pelaksanaan proyek pembangunan pra-sarana dipecah-pecah agar unsur-unsur yang dapat dibangun melalui teknik padat 222

Page 50:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

karya dapat dimaksimumkan. Perencanaan dan, pelaksanaan proyek akan tetap memperhitungkan agar sebanyak mungkin bahan lokal dan tenaga kerja dapat dimanfaatkan.

(d) Perdagangan dan JasaPerdagangan dan jasa merupakan sumber lapangan

kerja yang penting bagi sejumlah angkutan kerja Indonesia. Lapangan kerja baru yang dapat diciptakan melalui kegiatan di sektor perdagangan dan jasa-jasa adalah besar. Salah satu sasaran kebijaksanaan di

Page 51:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

sektor perdagangan dan jasa ialah penghindaran secara wajar ke- giatan pembangunan dengan menggunakan teknologi yang padat modal sehingga mengurangi lapangan kerja yang aria.

Selain langkah-langkah untuk menghindarkan hilangnya lapangan kerja, dilaksanakan kebijaksanaan untuk mendorong perkembangan lapangan kerja. Kebijaksanaan dan langkah-langkah ini ialah mem- beri bantuan kredit kepada para pedagang agar usaha mereka dapat berkembang. Dalam Repelita III Kredit Candak Kulak, Kredit Mini, Kredit Modal Kerja Permanen ditingkatkan. Sistem izin bagi usaha perdagangan ditinjau kembali dan bagi pedagang dan pengusaha kecil keharusan memperoleh izin dihapuskan. Bantuan untuk mendirikan pasar sederhana ditingkatkan sehingga dapat menjangkau pembangunan pasar pada tingkat kecamatan.

Salah satu unsur kegiatan perdagangan yang penting bagi per- luasan lapangan kerja adalah perdagangan luar negeri termasuk pariwisata. Kebijaksanaan di bidang ini diarahkan untuk menjaga agar hasil-hasil produksi dalam negeri tetap dapat bersaing dengan komoditi yang sejenis di pasaran internasional dan dengan barang impor di pasaran dalam negeri. Untuk ini perlu dikendalikan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing agar tetap berada pada tingkat yang realistis. Adanya nilai tukar yang realistis ini juga akan men-dorong kegiatan turisme yang merupakan sumber lapangan kerja yang penting baik langsung maupun tidak langsung. Pembangunan hotel- hotel bagi pengembangan pariwisata dalam negeri perlu menjaga keseimbangan yang wajar di antara pembangunan hotel-hotel besar dan hotel-hotel menengah dan kecil dengan biaya investasi yang relatif murah. Hotel-hotel sedang dan

223

Page 52:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

kecil dapat membantu memperluas lapangan kerja.

Sejalan dengan peningkatan fasilitas bagi pertumbuhan hotel- hotel kecil adalah langkah-langkah dan usaha untuk meningkatkan daya saing rumah makan berukuran sedang dan `kecil. Di daerah-daerah pariwisata rumah makan seperti ini banyak bermunculan. Bagi mereka dalam Repelita III dikembangkan berbagai bantuan fasilitas antara lain pendidikan dan latihan di bidang ketatalaksanaan rumah

Page 53:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

makan, peningkatan mutu masakan, kebersihan dan cara-cara pelayanan yang menarik pengunjung. Dengan langkah-langkah dan kebijaksanaan ini diharapkan jumlah lapangan kerja dapat ditingkat- kan.

4. Kebijaksanaan Kesempatan Kerja KhususKebijaksanaan kesempatan kerja khusus adalah

program dan langkah-langkah yang direncanakan khusus untuk memperluas kesempatan kerja langsung maupun tidak langsung. Kebijaksanaan khusus dilaksanakan dalam rangka mengatasi masalah lapangan kerja yang dihadapi oleh kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat. Kebijaksanaan khusus juga dilaksanakan untuk mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja yang timbal sewaktu-waktu yang diakibatikan oleh hal-hal yang tidak direncanakan seperti bencana alam, hama wereng dan musim kering yang lebih lama dari biasa.

Dalam rangka perluasan dan pemerataan kesempatan kerja dan pendapatan maka dalam Repelita III langkah-langkah dan kebijaksanaan khusus yang dilaksanakan dalam Repelita II dilanjut- kan dan ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan ini antara lain adalah Proyek Padat Karya Gaya Baru, berbagai proyek bantuan pembangunan (Proyek-proyek Inpres), proyek-proyek yang berhubungan dengan peningkatan latihan dan ketrampilan, transmigrasi, dan kegiatan-kegiatan yang khusus ditujukan untuk meningkatkan lapangan, kerja dan pendapatan golongan-golongan tertentu dalam masyarakat.

Kegiatan Proyek Padat Karya Gaya Baru dalam Repelita III merupakan salah satu kegiatan dari program Pembangunan Desa. Dalam Repelita II 224

Page 54:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

kegiatan proyek terbatas kepada pemba- ngunan prasarana sederhana seperti jalan desa, pembangunan saluran tertier, dan lain-lain. Dalam Repelita III kegiatan-kegiatan dilanjutkan dan diperluas. Kegiatan tidak hanya dibatasi di desa saja tetapi juga perkotaan. Jenis kegiatan juga tidak dibatasi didesa, pembangunan prasarana tetapi meliputi kegiatan pemba- ngunan yang bersifat non-prasarana. Dalam Repelita III direnca-

Page 55:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

nakan pelaksanaan kegiatan pada kecamatan-kecamatan miskin, kecamatan-kecamatan rawan, dan padat penduduk.

Proyek-proyek bantuan pembangunan (Proyek-proyek Inpres) dalanjutkan dan ditingkatkan baik pembangunan maupun peng- awasan dan pemeliharaan proyek-proyek yang telah selesai. Pro- gram bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II (Program Kabupa- ten) yang telah banyak menciptakan lapangan kerja dalam Repe- lita II melalui pembangunan prasarana jalan, pasar, dan lain-lain di kabupaten-kabupaten dengan cara padat karya dilanjutkan serta disempurnakan agar sifat padat karyanya dapat ditingkatkan. Program Penghijauan dan Reboisasi semakin mendesak dengan semakin banyaknya pemotongan kayu dan penggundulan hutan baik oleh karena bertambahnya penduduk maupun oleh sebab- sebab lain. Program ini juga dilanjutkan serta disempurnakan agar dapat lebih terkait dengan usaha peningkatan pendapatan dan lapangan kerja permanen. Program Bantuan Pembangunan Pasar diperluas sehingga dapat meliputi pembangunan pasar bukan hanya di kota-kota besar tetapi juga di kota-kota kecil termasuk kota-kota kecamatan. Program-program bantuan pembangunan lainnya yaitu Inpres SD dan Inpres Kesehatan dilanjutkan dan ditingkatkan.

Salah satu sasaran program transmigrasi adalah perluasan serta peningkatan mutu lapangan kerja bagi petani yang tidak mempu- nyai tanah atau mempunyai tanah amat sempit. Mereka dipindah- kan ke daerah yang kurang padat penduduknya serta diberi tanah dan bantuan-bantuan lainnya dan dengan demikian menjadi pe- tani yang lebih produktif. Dalam Repelita III kegiatan transmigrasi

225

Page 56:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

ditingkatkan dan direncanakan akan dapat menciptakan lapangan kerja bagi sekurang-kurangnya 750.000 tenaga kerja.

Unsur kebijaksanaan khusus lainnya adalah usaha peningkatan latihan dan ketrampilan. Dalam hubungan ini Pusat Latihan Kerja yang ada ditingkatkan daya tampungnya. Selain itu direncanakan pembangunan Pusat Latihan Kerja baru dalam rangka perluasan dan pemerataan kesempatan kerja di berbagai sektor dan daerah.

Page 57:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

Langkah-langkah yang ditujukan untuk peningkatan lapangan kerja bagi berbagai golongan penduduk antara lain adalah proyek BUTSI, usaha peningkatan lapangan kerja bagi anak-anak putus sekolah, usaha-usaha perluasan lapangan kerja bagi para nelayan, usaha penyaluran tukang becak di kota-kota, peningkatan la- pangan kerja bagi wanita khususnya di desa, bantuan kepada pengusaha ekonomi lemah dan lain-lain.

Kegiatan BUTSI (Badan Urusan Tenaga Kerja Sukarela Indone- sia) ditingkatkan dalam rangka penyaluran tenaga kerja Sarjana dan Sarjana Muda bagi usaha-usaha pembangunan khususnya pembangunan pedesaan. Latihan bagi tenaga sarjana ini diting- katkan dan diperluas jenis ketrampilannya agar mereka dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi pembangunan pedesaan.

Usaha untuk menyalurkan tenaga putus sekolah baik di kota maupun di desa dilanjutkan dan ditingkatkan. Adapun kegiatan utama dalam proyek ini adalah memberikan latihan bagi anak- anak putus sekolah tingkat SLP dan SLA untuk mengisi lowongan pekerjaan yang sudah diketahui lebih dahulu balk di kota maupun di desa.

Para nelayan terutama di daerah pantai yang padat penduduk- nya dan berkurang sumber ikannya diberi bantuan dalam rangka meningkatkan lapangan kerja mereka. Salah satu bentuk bantuan adalah transmigrasi ke daerah pantai yang masih jarang penduduk nelayannya. Bersamaan dengan itu diberikan bantuan-bantuan lainnya di bidang alat-alat, pendidikkan dan latihan.

Untuk tenaga kerja tukang becak di kota-kota. 226

Page 58:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

dilaksanakan ber-bagai usaha untuk meningkatkan lapangan kerja mereka. Usaha- usaha ini antara lain memberi latihan ketrampilan pada bidang- bidang yang diperlukan agar mereka dapat mengisi lowongan kerja yang terbuka dengan adanya kegiatan pembangunan, misalnya sebagai tukang di bidang konstruksi, pedagang eceran di bidang perdagangan dan lain-lain. Bagi yang belum dapat disalurkan dilaksanakan pengaturan daerah operasi mereka agar disatu pihak

Page 59:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama

pendapatan mereka tidak berkurang tetapi akibat-akibat gangguan lalu lintas dapat dikurangi.

Sekitar 35% angkatan kerja Indonesia adalah wanita. Di samping langkah-langkah dan kebijaksanaan-kebijaksanaan perluasan la-pangan kerja yang juga terbuka bagi para wanita maka dalam Repelita III dilaksanakan kegiatan meningkatkan lapangan kerja bagi wanita terutama di desa. Langkah-langkah ini antara lain ada- lah menciptakan proyek-proyek produktif yang dilaksanakan khu- sus oleh wanita seperti koperasi jahit-menjahit, latihan dan pendidikan di bidang sekretariat dan tata usaha, dan lain-lain.

Bagi para pengusaha ekonomi lemah usaha-usaha yang sudah dilaksanakan dalam Repelita II dilanjutkan dan ditingkatkan. Usaha-usaha ini antara lain adalah pemberian kredit dengan syarat-syarat lebih ringan seperti Kredit Candak Kulak, Kredit Mini, dan lain-lain.

Anggota ABRI yang memasuki masa persiapan pensiun masih mempunyai tahun-tahun produktif yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pembangunan. Untuk mereka langkah-langkah yang sudah dilaksanakan dalam Repelita II akan dilanjutkan dan ditingkatkan.

Kegiatan-kegiatan serta usaha-usaha di bidang kebijaksanaan khusus ke tenaga kerjaan disajikan lebih terperinci pada Bab 14 Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

227

Page 60:  · Web viewDalam hubungan ini dalam Repelita III pembinaan kelembagaan yang dapat mewujud- kan hubungan perburuhan atas dasar Pancasila semakin mendesak. Adanya lembaga kerjasama