Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

42
KEBIJAKAN PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 Disampaikan pada Pembinaan Lembaga Kursus dan SPM PKBM Sudin Dikmen Kota Administrasi Jakarta Utara, 28 Juli 2009 di Bogor Oleh : Drs. H. Yusuf Muhyiddin, M.Pd Kepala Sub Direktorat Peningkatan Mutu Kursus

description

Aturan resmi pembinaan kursus dan kelembagaan serta SPM PKBM oleh DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL dan INFORMAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009.

Transcript of Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Page 1: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

KEBIJAKAN PEMBINAAN KURSUSDAN KELEMBAGAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL2009

Disampaikan pada Pembinaan Lembaga Kursus dan SPM PKBM Sudin Dikmen Kota Administrasi Jakarta Utara, 28 Juli 2009 di Bogor

Oleh : Drs. H. Yusuf Muhyiddin, M.PdKepala Sub Direktorat Peningkatan Mutu Kursus

Page 2: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

LANDASAN KONSTITUSI/PER-UU-ANLANDASAN KONSTITUSI/PER-UU-AN

UUD 1945

Mengembangkan dan memajukan diri, serta mendapat pendidikan

dan manfaat dari IPTEK[Pasal 28C) **]

Mengembangkan dan memajukan diri, serta mendapat pendidikan

dan manfaat dari IPTEK[Pasal 28C) **]

HAK ASASI

MANUSIA

Page 3: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20%

dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan

penyelenggaraan pendidikan nasional [Pasal 31 (4)****]

negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya Nasional [Pasal 32 (2)****]

Pemerintah memajukan ilmu penge- tahuan dan teknologi dengan men- junjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan

peradaban serta kesejahteraan umat manusia [Pasal 31 (5)****]

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 31 (3)****]

negara memajukan kebudayaan Nasional Indonesia

di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai

budayanya[Pasal 32 (1)****]

Setiap warga negara berhak

mendapatkan pendidikan[Pasal 31 (1)****]

Setiap warga negara wajib mengikuti

pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayainya[Pasal 31 (2)****]

UUD 1945

Page 4: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

KENAIKAN ANGGARAN PENDIDIKAN (20%) Tahun 2009

APBN(1.122,1909 T)

Kenaikan Anggaran Pendidikan 20 % Total APBN (224,4019 T)

TERSEBAR DI 15 KEMENTERIAN DAN

LEMBAGA(134,8409 T)

DEPDIKNAS (63 T)

DITJEN PNFI (2, 462 T)

ANGGARAN KE DAERAH MELALUI DAU TERMASUK

GAJI PENDIDIK DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN (89,5609 T)

K/L LAIN61,3831 T

PUSAT

(Rp 540 M/21,9%)

DEKON

(Rp. 1.4 T/57,8%)

UPT

(Rp305 M/ 12,3%)

TP

(Rp.193 M/7,8%)

Page 5: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

UUD 1945

PEREKONOMIAN NASIONAL

DAN KESEJAHTERAA

N SOSIAL

Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat

dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak

mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan

[Pasal 34 (2)****]

Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat

dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak

mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan

[Pasal 34 (2)****]

Page 6: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNASUU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN DASAR

PENDIDIKAN MENENGAH

PENDIDIKAN TINGGI

PENDIDIKAN NON-FORMAL

PENDIDIKAN IN-FORMAL

JALUR DANJALUR DANJENJANGJENJANG

PENDIDIKANPENDIDIKAN

Page 7: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

SISTEMPENDIDIKAN

PENDIDIKAN FORMAL(JALUR PERSEKOLAHAN)

PENDIDIKAN NON FARMAL

(JALUR LUAR SEKOLAH)

PENDIDIKAN INFORMAL (JALUR KELUARGA/

MANDIRI)

1

2

3

PENGGANTI

PENAMBAH

PELENGKAP

PENDIDIKAN KESETARAAN

1. LEMBAGA KURSUS2. LEMBAGA PELATIHAN3. PKBM

FUNGSI PNF

UU NO 20/2003

Page 8: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

SATUAN PENDIDIKAN

Satuan PNF:Lembaga KursusLembaga PelatihanKelompok BelajarPusat Kegiatan Belajar MasyarakatMajelis TaklimSatuan pendidikan yang sejenis

[UU No.20/2003 Pasal 26 ayat (4)]

SATUAN PENDIDIKAN adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. (UU No.20/2003 Pasal 1 butir 10).

Page 9: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat

yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan,

kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,

mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

[UU No. 20/2003 pasal 26 ayat (5)]

KURSUS (dan PELATIHAN) ?KURSUS (dan PELATIHAN) ?

Page 10: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Kursus dan pelatihan dikembangkan melalui sertifikasi dan akreditasi yang bertaraf nasional dan internasional.

Kursus dan pelatihan sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada

penguasaan keterampilan,standar kompetensi,

pengembangan sikap kewirausahaan, sertapengembangan kepribadian profesional.

[Penjelasan UU No. 20/2003 pasal 26 ayat (5)]

Page 11: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

1) Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan:Meningkatkan dan memeratakan partisipasi/akses pendidikan;

2) Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Mewujudkan pendidikan masyarakat yang bermutu, berdaya saing, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat;;

3) Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan PublikMewujudkan sistem pengelolaan pendidikan yang efisien, efektif, dan akuntabel dengan menekankan pada peranan desentralisasi dan otonomi pendidikan di setiap jenjang pendidikan dan masyarakat, dan meningkatkan citra publik.

KEBIJAKANKEBIJAKAN

PILAR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

Page 12: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Meningkatkan pelaksanaan program kursus berbasis desa dan kota, kursus para profesi, dan kursus kewirausahaan bagi pemuda yang berorientasi pada kecakapan hidup, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat serta pelayanan yang makin meluas, adil dan merata, khususnya bagi penduduk miskin dan penganggur terdidik, sehingga dapat bekerja dan/atau berusaha secara produktif.

KEBIJAKAN PERLUASAN AKSESKEBIJAKAN PERLUASAN AKSES

Page 13: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Mengembangkan standarisasi, akreditasi dan sertifikasi serta penguatan kemampuan lembaga PNF termasuk “benchmarking” dengan standar internasional, nasional dan peningkatan mutu lembaga-lembaga kursus di pedesaan, dan mengembangkan mekanisme alih kredit dari satuan PNF terutama lembaga-lembaga kursus ke pendidikan formal.

KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTUKEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU

Page 14: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

ORGANS & KE-LBG-AN

ORGANISASI KEAHLIAN

TEAM WORK(KONSORSIUM)

ORGANISASIKETENAGAAN

ORGANISASI KELEMBAGAAN

-

13.446 LPK

4.426 PKBM

346 SKB

8 P2 / BP PNFI

25 BPKB

15 Organisasi keahlian

7 ORMIT

34 Konsorsium

41.573 org pend kursus

POTENSI ORGANISASI DAN KELEMBAGAANPOTENSI ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN

Page 15: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Jumlah Kursus Menurut Pulau

Pulau Jumlah %

Sumatera 2.316 17,22

Jawa 8.921 66,35

Bali dan NTT 799 5,94

Kalimantan 487 3,62

Sulawesi 770 5,73

Maluku dan Papua 153 1,14

13.446 100

Page 16: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Sepuluh Besar Kursus Yang Banyak Diselenggarakan Masyarakat

1. Komputer 2.1262. Bahasa Inggris 1.9263. Menjahit 1.1884. Bimbingan Belajar 5525. Tata Kecantikan Rambut

dan Kulit 484 6. Tata Rias Pengantin 3047. Akuntansi dan Komputer

Akuntansi 2078. Matematika 1909. Mengemudi 14210. Bahasa Jepang 124

Page 17: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

FENOMENA SAAT INI

• Belum semua Lembaga Kursus memiliki izin

• Tidak semua pendirian Lembaga Kursus didahului dengan analisis situasi

• Manajemen pelayanan program ada yang “asal jalan”

• Tidak semua Lembaga Kursus memiliki jaringan kerjasama dengan pemakai jasa lulusan (user)

REVITALISASI (PENGUATAN)

• Penertiban izin pendirian kursus

• Tingkatkan kemampuan manajerial pengelola dan kompetensi pendidik

• Tingkatkan sarana dan prasarana

• Program yang ditawarkan harus bermuatan kompetensi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dunia usaha dan industri (demand driven)

PENGUATAN KELEMBAGAAN

Page 18: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

REVITALISASI PERIJINAN

• UU No 20 th 2003/ pasal 62

Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan wajib memperoleh izin Pemerintah atau Pemerintah Daerah

Kursus bertaraf Internasional

Kursus bertaraf nasional

Kursus bertaraf provinsi

Kursus bertaraf lokal

Izin dari Ditjen PNFI

Izin dari Dinas Pend Prov

Izin dari Dinas Pend Kab/Kota

Page 19: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

1. Pengembangan standarisasi (standar kompetensi/ SKKNI/SKL, standar isi/KBK, standar ujian, dsb)

2. Pengembangan bahan ajar3. Transformasi UN Kursus ke Uji Kompetensi4. Fasilitasi peningkatan kapasitas Pendidik dan

Penguji5. Kerjasama internasional (HSK, Cidesco, dll)6. Pengembangan Informasi Kursus melalui berbagai

media (cetak, elektronik, pameran, dsb)7. Pengembangan Kelembagaan melalui fasilitasi

Akreditasi, Lomba, Bantuan Operasional, dsb8. Kemitraan dengan berbagai pihak untuk

peningkatan mutu dan penguatan kelembagaan9. Pengembangan program kursus kewirausahaan,

kursus kreatif, desa vokasi, dsb.

PROGRAMPROGRAM

Page 20: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

PENINGKATAN MUTU

RELEVANSI DAN DAYA

SAING

Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) & Pedoman UK

Penyusunan Standar Kompetensi Kerja

(SKKNI)

Pengembangan Kerjasama Nasional

dan Internasional

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

Bimbingan Teknis Pengelola TUK

Pengembangan bahan ajar mengacu pada SKL dan KBK

Fasilitasi Pembentukan LSK

dan TUK

Visitasi dan Verifikasi Calon TUK

Pelatihan master penguji dan penguji

uji kompetensi,

PILAR II

7

6

5

4

1

2

3

8 9

PENINGKATAN MUTUPENINGKATAN MUTU

Page 21: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 61: (1,2,3)

(1) Sertifikat berbentuk

(2) ijazah diberikan kepada peserta didik setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi

(3) Sertifikat kompetensi diberikan kepada peserta didik dan warga masyarakat setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi

ijazah dansertifikat kompetensi

UJI KOMPETENSIUJI KOMPETENSI

Page 22: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

PP No. 19/2005 tentang SNP Pasal 89: (1,2,5)

(1) Pencapaian kompetensi akhir peserta didik dinyatakan dalam dokumen ijazah dan/atau sertifikat kompetensi

(2) Ijazah diterbitkan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah serta satuan pendidikan tinggi, sebagai tanda bahwa peserta didik yang bersangkutan telah lulus dari satuan pendidikan

(5) Sertifikat kompetensi diterbitkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi mandiri yang dibentuk oleh organisasi profesi yang diakui Pemerintah sebagai tanda bahwa peserta didik yang bersangkutan telah lulus uji kompetensi

Page 23: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2008 tentang Uji Kompetensi Bagi Peserta didik Kursus dan Pelatihan dari Satuan Pendidikan Nonformal dan Warga Masyarakat yang Belajar Mandiri

UJI KOMPETENSI

Page 24: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Peserta didik kursus dan warga belajar mandiri

TUK

LSK

Penguji

Dinas Pend

Dit Binsuskel

PROSEDUR UJI KOMPETENSIPROSEDUR UJI KOMPETENSI

Daftar uji komp

Daftar uji komp

menugaskan

Melakukan uji komp

Melapor kan hasil uji komp

melaporkan

Memberi blanko sertifikat

Mengolah & menyerah kan ke TUK

Menyerahkan ke lulusan

Monev

Monev

Page 25: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

PERBEDAAN UJI KOMPETENSIDAN UJI PROFESI

Peserta didik

Kursus

Kompeten

Bekerja mandiri

Bekerja di DU/DI

Belajar Lanjut

Peningkatan Karir

Gaya Hidup

Profesi

LSK dgn

acuan SKL

LSP dgn

acuan SKKNI

Tugas Depdiknas Tugas Depnaker / Instansi lain

Page 26: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

LSK yang sudah dan segera terbentuk

• LSKTIK (Komputer)• LSKBiG (Bahasa Inggris)• LSKTA Bond ’09 (Akuntansi)• LSK TRP• LSK TATA BUSANA• LSK TATA KECANTIKAN• LSK PANCAWATI (Hantaran)• LSK SPA• LSK TATA BOGA

• LSKAI (Akupunktur)• LSK M.BUNGA & D.FLORAL• LSK OTOMOTIF• LSK MUSIK• LSK BAHASA MANDARIN• LSK …• LSK …• LSK …• LSK …

LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSILEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI

Page 27: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Persyaratan Pembentukan TUK

Persyaratan Lembaga Pengusul

Berbadan Hukum dan/atau memiliki ijin operasional Memiliki struktur organisasi Memiliki alamat sekretariat yang tetap

Persyaratan Teknis

Mengajukan proposal untuk menjadi tempat uji kompetensi Memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk ujian

teori dan praktik Letak strategis atau mudah dijangkau Memiliki peralatan kantor yang memadai

TEMPAT UJI KOMPETENSITEMPAT UJI KOMPETENSI

Page 28: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Lembaga TUKLembaga TUK

Lembaga yang dapat dijadikan TUK antara lain:

1. Lembaga Penyelenggara Kursus (LPK)

2. Lembaga Pelatihan

3. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

4. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)

5. Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB)

6. Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BP-PNFI)

7. Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2-PNFI)

8. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

9. Perguruan Tinggi

10. Pusat Pendidikan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK)

11. Unit Usaha (perusahaan, perbengkelan, dll)

12. Badan Sosial (Rumah Sakit, Panti-panti, dll)

13. Lembaga lainnya.

Page 29: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

KETUA

BENDAHARASEKRETARIS

BIDANGTEKNIS

BIDANGADMINISTRASI

TUK dipimpin oleh seorang ketua, dibantu oleh seorang sekretaris, seorang bendahara, dan 2 (dua) orang tenaga operasional atau sesuai kebutuhan, dengan struktur sbb:

Struktur Organisasi TUKStruktur Organisasi TUK

Page 30: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Struktur Organisasi TUKStruktur Organisasi TUK

Ketua

1. Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengontrol, serta mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan uji kompetensi

2. Mensosialisasikan dan mempublikasikan kegiatan uji kompetensi3. Mengusulkan pelatihan secara berkala kepada LSK4. Merencanakan program dan anggaran pelaksanaan uji kompetensi5. Mempromosikan seluruh kegiatan TUK6. Melaporkan semua pelaksanaan kegiatan uji kompetensi kepada LSK7. Melaporkan semua kegiatan TUK secara berkala (tengah tahunan dan

tahunan) kepada LSK.

Sekretaris

1. Mengelola tata persuratan2. Mengkoordinasikan kegiatan rapat-rapat3. Menyusun notula rapat4. Menyusun laporan kegiatan bulanan, triwulanan, tengah tahunan, dan

tahunan.

Page 31: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Struktur OrganisasiStruktur Organisasi TUKTUK

Bendahara

1. Membuat rencana anggaran biaya (RAB) pelaksanaan kegiatan TUK

2. Mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran keuangan TUK sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku

3. Menyusun laporan keuangan TUK secara berkala.

Bidang Administrasi

1. Menerima pendaftaran calon peserta uji kompetensi baik yang sudah terjadwal maupun yang belum terjadwal

2. Mendokumentasikan seluruh kegiatan pendaftaran3. Mengkonsultasikan usulan uji kompetensi yang tidak terjadwal

kepada ketua4. Mensosialisasikan dan mempublikasikan jadwal uji kompetensi5. Mengadministrasikan dan mendistribusikan sertifikat kompetensi6. Menyusun laporan kegiatan.

Page 32: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

Struktur OrganisasiStruktur Organisasi TUKTUK

Bidang Teknis

1. Mengkoordinasikan pelaksanaan uji kompetensi dengan penguji

2. Menyiapkan bahan/alat uji kompetensi

3. Menyiapkan nomor peserta uji kompetensi

4. Menyiapkan pelaksanaan uji kompetensi

5. Mengkoordinasikan tim penguji uji kompetensi

6. Mengawasi pelaksanaan uji kompetensi

7. Mendokumentasikan seluruh kegiatan uji kompetensi

8. Menghimpun, mengklasifikasi, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data peserta dan lulusan uji kompetensi

9. Menyusun laporan kegiatan.

Page 33: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

• Penguji adalah tenaga profesional yang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan kegiatan pengujian kepada peserta uji kompetensi pada bidang tertentu

• Penguji merupakan profesi yang memiliki peran strategis dalam pengendalian mutu lulusan kursus dan pelatihan

PENGUJI UJI KOMPETENSIPENGUJI UJI KOMPETENSI

Page 34: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

TUGAS PENGUJI

Meningkatkan mutu dan daya saing lulusan uji kompetensi melalui proses

penilaian yang objektif, adil, transparan, dan akuntabel

Page 35: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

STANDAR PENGUJI

• Standar kualifikasi penguji uji kompetensi

• Standar kompetensi penguji uji kompetensi

Page 36: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

STANDAR KUALIFIKASI PENGUJI

• Berbasis Keilmuan– Sarjana (S1) atau Diploma Empat (D-4) dari

perguruan tinggi terakreditasi,

– Sertifikat kompetensi keahlian yg relevan dari perguruan tinggi penyelenggara program keahlian, dan

– Sertifikat penguji diperoleh melalui diklat calon penguji dan lulus uji kompetensi penguji yg dilaksanakan oleh lembaga yg ditunjuk oleh pemerintah

Page 37: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

STANDAR KUALIFIKASI PENGUJI (Lanjutan)

• Bersifat Teknis-Praktis– Kualifikasi minimal lulusan SMA/MA/SMK/

Paket C dgn pengalaman minimal tiga tahun sbg pendidik di bidangnya, dan

– Sertifikat penguji diperoleh melalui diklat calon penguji dan lulus uji kompetensi penguji yg dilaksanakan oleh lembaga yg ditunjuk oleh pemerintah

Page 38: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

STANDAR KOMPETENSI PENGUJI

• Kompetensi pedagogik

• Kompetensi kepribadian

• Kompetensi sosial

• Kompetensi profesional

Page 39: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

KOMPONEN PENDUKUNG

• Standar Kompetensi Lulusan;

• Kurikulum Berbasis Kompetensi;

• Bahan ajar/Modul;

• Bahan/Alat Uji Kompetensi;

• Materi Uji Kompetensi

Page 40: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

HARAPAN-HARAPAN

• Kompetensi Penguji terjamin dan ditingkatkan kapasitasnya secara terencana, terarah, dan berkesinambungan

• Ketersediaan Penguji tidak over supply;

• Penguji beretika dan profesional dalam menguji;

• Memiliki kebanggaan dan berwibawa sebagai Penguji

Page 41: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan

AKSES INFORMASI

1. Penguatan TI bidang kursus yang mudah diakses seluruh masyarakat:

infokursus.netujikompetensi-pnfi.web.id

2. Penerbitan majalah kursus“Info Kursus”

3. Sosialisasi dan pameran kursus

4. Seminar dan workshop

Page 42: Kebijakan Pembinaan Kursus & Kelembagaan