EVALUASI PEMBELAJARAN: Pengujian Instrumen...

download EVALUASI PEMBELAJARAN: Pengujian Instrumen …evaluasipembelajaranelghazy.blogspot.com/2015/12/...2017-12-27Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan

If you can't read please download the document

Transcript of EVALUASI PEMBELAJARAN: Pengujian Instrumen...

EVALUASI PEMBELAJARAN: Pengujian Instrumen Penilaian

EVALUASI PEMBELAJARAN

Jumat, 25 Desember 2015

Pengujian Instrumen Penilaian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Keberhasilanpendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk mengukurkeberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan proses analisis darievaluasi. Manfaat dari analisis evaluasiuntuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pembelajaran dalam rangka meningkatkanproses pembelajaran. Karena itu begitupentingnya guru mengadakan analisis butir soal dengan pengujian instrumenpenilaian yaitu validitas, reliabilitas, daya beda dan pola contoh soal.

Adatiga sasaran pokok ketika guru melakukan analisis terhadap hasil belajar, yaituterhadap guru, siswa dan prosedur pembelajaran.Fungsi analisis untuk guruterutama untuk mendiagnosis keberhasilan pembelajaran dan sebagai bahan untukmerevisi dan mengembangkan pembelajaran dan tes.

Bagisiswa, analisis diharapkan berfungsimengetahui keberhasilan belajar, mendiagnosa mengoreksi kesalahanbelajar, serta Memotivasi siswa belajar lebih baik. Pada makalah ini akandibahas mengenai analisis soal berupa validitas, reliabilitas, daya beda danpola contoh soal yang berguna sebagai pedoman bagi pendidikan dalam melakukananalisis soal terutama untuk soal objektif.

1.2Rumusan Masalah

1.1.1.Apa yang dimaksud dengan Pengujian InstrumenPenilaian?

1.1.2.Jelaskan jenis-jenis instrumen penilaian!

1.3Tujuan

1.3.1Menjelaskan pengertian dari Pengujian InstrumenPenilaian.

1.3.2Menjelaskan jenis-jenis instrumen penilaian.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengujian Instrumen Penilaian

Pengujianmerupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan penilaian.Instrumenpenilaian bisa berupa metode atau prosedur formal atau nonformal, untuk menghasilkaninformasi tentang peserta didik.

2.2Jenis-JenisPengujian Instrumen Penilaian

2.2.1Validitas

Merupakan derajat sejauh mana test mengukur apa yangingin diukur. Validitas adalah salah satu syarat tes hasil belajar (THB) yangbaik. Validitas berhubungan dengan kemampuan tes hasil belajar untuk mengukurkeadaan yang akan diukurnya. Suatu alat ukur disebut memilikivaliditas apabila alat ukur tersebut isinya layak mengukur objek yangseharusnya diukur dan sesuai dengan kreteria tertentu, artinya adanyakesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.

Terdapat 2 macam metode pengujian validitas, antaralain :

Teknik Pengujian Validitas Tes Hasil Belajar

Penganalisisan terhadap tes hasil belajar sebagaisuatu totalitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui penganalisisandengan cara berpikir secara rasional atau menggunakan logika dan penganalisisandengan cara menggunakan analisis empiris.

Pengujian Validitas Tes secara rasional

Merupakan validitas yang diperoleh dengan berpikirsecara logis. Dengan demikian maka suatutes hasil belajar telah memiliki validitas rasional, apabila setelah dilakukanpenganilisisan secara rasional ternyata bahwa tes hasil belajar itu memangdengan tepat telah dapat mengukur apa yang seharusnya dapat diukur.

Validitas rasional dapat dilakukan dari 2 segi, yaitu:

a. Validitas Isi

Validitasisi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelahdilakukan penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yangterkandung dalam tes hasil belajar.Dimana hal ini dilihat dari segi isi tessebagai alat pengukurhasil belajar peserta didik. Yaitu, sejauh mana tes hasilbelajar peserta didik isinya telah mewakili keseluruhan materi pelajaranyang diujikan.

Contohnya,dalam suatu kelas peserta didik telah menerima materi tentang Gelombang , makasoal-soal tes yang diujikan oleh pendidik harus mencakup keseluruhan materitentang Gelombang .Selain itu, bentuk soal yang diberikan telah melaluipengujian atau penganalisisan terlebih dahulu.

b.Validitas Konstruk

Yaituvaliditas yang dilihat dari segi susunan, kerangka atau rekaannya.Dimanavaliditas ini bukan dipandang dari susunan kalimat soalnya, atau urutan nomorbutir soal yang runtut, melainkan bahwa tes hasil belajar dikatakan telahmemiliki validitas apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut dapatdengan tepat mengukur aspek kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik.Dengandemikian, penganalisisan validitas konstruk dilakukan secara rasional denganberpikir logis atau logika.

Pengujian Validitas Tes Secara Empiris

Validitas Empiris adalah ketepatan mengukur yangdidasarkan pada hasil analisis yang bersifat empiris. Dengan kata lainvaliditas empiris adalah validitas yang bersumber pada atau diperoleh dari atasdasar pengamatan di lapangan. Untuk menentukan tes hasil belajar sudah memilikivaliditas empiris atau belum dapat dilakukan penelusuran dari dua segi, yaitu:

a.Validitas Ramalan

ValiditasRamalan suatu tes adalah suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauh sebuahtes sudah dapat dengan tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan apa yangterjadi pada masa depan.

Contohnya, tes seleksi penerimaan calon mahasiswa barupada sebuah perguruan tinggi. Tes ini diharapkan mampu meramalkan keberhasilanstudi para calon mahasiswa dalam mengikuti program pendidikan di perguruantinggi tersebut pada masa-masa yang akan datang.

b.Validitas Bandingan

Tessebagai alat pengukur telah memiliki validitas bandingan apabila tes tersebutdalam kurun waktu yang sama dengan secara tepat telah mampu menunjukan adanyahubungan yang searah, antara tes pertama dengan tes berikutnya. Dalam rangkamenguji validitas bandingan, data yang mencerminkan pengalaman yang di perolehpada masa lalu di bandingkan dengan data hasil tes yang di perolehsekarang.Jika tes yang ada sekarang memiliki hubungan searah dengan hasil tesberdasarkan pengalaman yang lalu, maka tes memiliki karakteristik validitasbandingan.

Contohnya,seorang guru ingin mengetahui apakah tessumatif yang disusun sudah valid atau belum. Untuk itu perlu sebuah kreteriamasa lalu yang datanya dimiliki sekarang. Misalnya nilai ulangan harian ataunilai semester yang lalu.

Validitas Item Tes HasilBelajar

Validitas item tes hasil belajar adalah ketepatanmengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkandari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukurlewat butir item tersebut. Tes-tes hasil belajar yang dibuat atau disusun olehpara pengajar, baik guru, dosen dan staf pengajar lainnnya, sebenarnya adalahkumpulan dari sekian banyak butir-butir item. Dimana dengan item tersebut parapenyusun tes ingin mengukur hasil belajar yang telah dicapai oleh masing-masingindividu peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktutertentu.

Pengujian Validitas Item Tes Hasil Belajar

Sebutir itemdapat dikatakan validitas yang tinggi atau dapat dikatakan valid, jika skor-skorpada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arahdengan skor totalnya. Skor total disini berkedudukan sebagai variable terikat,sedangkan skor item berkedudukan sebagai variable bebasnya. Contohnya 20 orangtestee dihadapkan pada tes objektif bentuk multiple choice item yangmenghidangkan 10 butir item, dimana setiap item yang dijawab betul diberi skor1, sedangkan butir item yang dijawab salah diberi skor 0. Setelah tes berakhir,dilakukan koreksi dan dihitung skornya, diperoleh data hasil tes sebagaimanatertera pada table berikut ini:

Testee

Skor untuk butir item nomor

Skor Total (Xt)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

A

0

1

0

0

0

1

0

0

0

1

3

B

1

0

1

0

1

0

1

1

1

1

7

C

0

1

0

1

1

0

0

1

1

1

6

D

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10

E

1

0

1

1

0

1

0

1

1

1

7

F

0

1

0

0

0

1

0

1

0

0

3

G

1

0

0

1

1

1

1

1

1

1

8

H

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

9

I

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

5

J

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10

K

0

1

1

1

1

1

1

0

0

0

6

L

0

1

1

0

1

0

1

0

1

0

5

M

0

1

0

0

1

0

1

1

0

0

4

N

1

0

1

1

0

1

0

1

1

1

7

O

1

0

0

1

1

1

1

1

1

1

8

P

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

5

Q

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

9

R

0

1

0

1

1

1

0

1

0

1

6

S

1

0

0

1

1

1

1

1

1

1

8

T

0

1

1

0

0

0

1

0

0

1

4

20=N

10

12

10

14

13

15

12

16

12

16

Xt=130

2.2.2Reliabilitas

Reliabilitas tes marupakan suatu alatukur yang digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnyamenunjukan keakuratan dan kebenaran.Seorang dikatakan dapat di percaya apabilaorang tersebut berbicara benar, tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu kewaktu.Dalam sebuah tes pentingnya diamati kebenaran dan kepastian tes tersebutdilihat dari hasil tes yang didapat.

Terdapat 2 macam metode reliabilitastes, antara lain :

Reliabilitas Eksternal

Merupakan kestabilan hasil pengukuran apabila tes hasilbelajar diujikan beberapa kali. Reliabitas sebagai stabilitas eksternal inimemandang bahwa tes hasil belajar dikatakan reliabel apabila diujikan beberapakali akan memberikan hasil pengukuran yang relatif konsisten.

Reliabilitas eksternal dapat digolongkan dalam 2 metode,yaitu :

a. Metode Tes Ulang

Merupakanmetode pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan mengujikan sebuah perangkattes hasil belajar kepada kelompok peserta uji coba yang sama sebanyak dua kali.

Contohnya,dapat disajikan skor hasil testing pada uji coba I dan II suatu tes hasilbelajar yang direspons oleh lima orang siswa memberikn hasil sebagai berikut :

Responden

X

Y

1

50

65

2

90

87

3

60

50

4

90

95

5

85

74

Keterangan:

X= skor responden pada testing uji coba I

Y= skor responden pada testing uji coba II

N = jumlahresponden

Rumus Korelasi Product Moment :

Makahasil korelasi yang merupakan koefisien reliabilitas sebesar 0,82.

b. Metode Pararel

Merupakanpengujian reliabilitas yang dilakukan dengan cara membuat dua perangkat teshasil belajar yang pararel dan uji sekaligus. Dua perangkat tes hasil belajarparalel adalah dua perangkat yang dikembangkan dari spesifikasi yang samaseperti jumlah butir, pelaksanaan, bentuk, waktu uji coba, peserta uji coba, dankisi-kisi. Spesifikasi ini merupakan detail rancangan yang mengarahkan padapenulisan buti-butir tes hasil belajar yang akan digunakan untuk pengumpulandata.

Contohperhitungan koefisien reliabilitas menggunakan metode paralel pada lima orangsiswa memberikan hasil sebagai berikut :

Responden

X

Y

1

60

55

2

85

90

3

70

63

4

85

70

5

75

80

Keterangan :

X= skor pada peringkat I

Y= skor pada peringkat II

Perhitungandilakukan menggunakan rumus Korelasi Productmoment, sehingga memberikan hasil korelasi koefisien reliabilitas sebesar0,79.

Reliabilitas Internal

Merupakan konsistensi internal hasil pengukuran butir-butirtes hasil belajar.Tes hasil belajar dikatakan reliabel apabila, diantara butirtes hasil belajar dihasilkan pengukuran yang konsisten.

Reliabilitas sebagai koefisien konsistensi internal dapatdikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Jumlah Butir Genap

Metodepengujian reliabilitas dilakukan atas tes hasil belajar yang mempunyai jumlahbutir genap sehingga butir dapat dibelah menjadi 2 bagian yang sama besar.

1)Metode Belah Dua

Merupakanmetode pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan cara membagi butirperangkat tes hasil belajar menjadi dua belahan, selanjutnya mengkorelasikanskor total kedua belahan.

Menurutcara membelahnya pembelahan dapat dilakukan dengan membelah butir dalam butirganjil dan genap atau awal dan akhir.Contohnya, pada instrumen yang terdiridari sepuluh butir, pembelahan ganjil-genap dilakukan dengan mengelompokkanbutir 1,3,5,7,9 dalam belahan pertama dan butir 2,4,6,8,10 dalam belahan kedua.Atau dengan cara lain, pembelahan atas dasar awal-akhir dengan mengelompokkanbutir 1,2,3,4,5 dalam belahan pertama dan butir 6,7,8,9,10 dalam belahan kedua.

No

Butir Ganjil

Butir Genap

1

3

5

7

9

2

4

6

8

10

1

1

1

1

1

1

5

1

0

0

1

1

3

8

2

0

1

0

0

0

1

0

0

1

0

1

2

3

3

1

1

1

1

1

5

1

1

0

1

1

4

9

4

0

0

0

0

0

0

1

0

0

1

0

2

2

5

1

1

0

1

1

4

1

1

1

1

0

4

8

Jumlahskor kedua belahan selanjutnya dikorelasikan. Data jumlah skor kedua belahanadalah sebagai berikut :

Responden

X

Y

1

5

3

2

1

2

3

5

4

4

0

2

5

4

4

Keterangan:

X =Jumlah skor butir belahan ganjil

Y =Jumlah skor butir belahan genap

Hasilkorelasi skor belahan ganjil dan genap (rxy) menggunakan rumuskorelasi product moment yangmemberikan hasil koefisien korelasi sebesar 0,85.

2)Metode Flanagan

Metodeini seperti metode belah dua, juga membagi data manjadi dua belahan.Pembelahandapat dilakukan atas dasar ganjil genap atau awal akhir. Selanjutnya,perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan rumus :

Keterangan:

r11= Koefisien reliabilitas

S12= Varians skor butir belahan ganjil

S22= Varians skor butir belahan genap

St2= Varians skor total

Contohperhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

-.Menyusun tabel persiapan

No

Butir Ganjil

Xi

Xi2

Butir Genap

Xi

Xi2

Xt

Xt2

1

3

5

7

9

2

4

6

8

10

1

1

1

1

1

1

5

25

1

0

0

1

1

3

9

8

64

2

0

1

0

0

0

1

1

0

0

1

0

1

2

4

3

9

3

1

1

1

1

1

5

25

1

1

0

1

1

4

16

9

81

4

0

0

0

0

0

0

0

1

0

0

1

0

2

4

2

4

5

1

1

0

1

1

4

16

1

1

1

1

0

4

16

8

64

15

67

15

49

30

222

-.Menghitung Varians

Perhitunganvarians dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Si2=

Varianshasil perhitungan adalah sebagai berikut :

Skor Kelompok butir belahan ganjil

Si2 = = 3,8

Skor kelompok butir belahan genap

Si2 = = 0,8

Skor Total

Si2 = = 8,4

Menghitung Koefisien reliabilitas

3)Metode Rulon

Metodeini dilakukan dengan menghitung selisih skor pada kedua belahan. Rumus yangdigunakan yaitu :

r11=1-

Keterangan:

Sd2= varians beda

St2= varians total

b.Jumlah Butir Ganjil

Merupakanpengujian reliabilitas sebagai koefisien konsistensi internal dimana butirinstrumen berjumlah ganjil dapat menggunakan metode -metode, yaitu :

1)Metode Kuder Richardson

Perhitungan koefisien reliabilitas menggunakan metodeKuder Richardson di lakukan dengan rumus berikut :

Keterangan :

n = jumlah butir

St2= varians total

p = proporsi skor yang diperoleh

q = proporsi skor maksimum dikurangi skor yangdiperoleh

2)Metode Hoyt

Perhitungan koefisien reliabilitas menggunakan metodeHoyt dilakukan dengan rumus berikut :

Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas

V(r) = Varians responden

V(s) = Varians sisa

3)Alpha Cronbach

Perhitungan koefisien reliabilitas dapat dilakukanmenggunakan metode Alpha cronbach dengan rumus berikut :

Keterangan:

n =jumlah butir

Si2= varians butir

St2= varians total

2.2.3Daya Beda

Daya beda adalah kemampuan item untuk membedakanantara individu yang memiliki performansi tinggi dan rendah. Daya beda adalahanalisis yang mengungkapkan seberapa besar butir tes dapat membedakan antarasiswa kelompok tinggi dengan siswa kelompok rendah. Salah satu ciri butir yangbaik adalah yang mampu membedakan antara siswa kelompok atas (yang mampu) dan siswakelompok bawah (kurang mampu). Siswa kelompok atas adalah kelompok siswa yangtergolong pandai atau mencapai skor total hasil belajar yang tinggi dan siswakelompok bawah adalah kelompok siswa yang kurang pandai atau memperoleh skortotal hasil belajar yang rendah.

Daya Beda (DB) dapat ditentukan besarannya denganrumus sebagai berikut :

DB= PT PR atau

DB=

Keterangan:

PT = proporsi siswa yang menjawab benarpada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.

PR = proporsi siswayang menjawab benar padakelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah.

TB = jumlah peserta yang menjawab benarpada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.

T = jumlah kelompok siswa yang mempunyai kemampuantinggi.

RB = jumlah peserta yang menjawab benarpada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah.

R = jumlah kelompok siswa yang mempunyai kemampuanrendah.

Contohnya, 10 orang mengikuti uji coba tes hasilbelajar berbentuk objektif dengan hasil dengan hasil sebagai berikut :

Siswa

Butir Soal

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

A

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10

B

0

1

0

0

1

0

0

1

0

0

3

C

1

1

1

0

1

1

1

1

1

0

8

D

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

9

E

0

0

0

1

1

1

0

0

0

1

4

F

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

9

G

0

0

1

1

0

1

1

0

1

0

5

H

0

1

0

0

0

1

0

0

0

1

3

I

1

0

0

0

0

0

0

0

1

0

2

J

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10

Perhitungan Daya beda dapat dilakukan denganlangkah-langkah sebagai berikut:

1.Menetukan siswa kelompok atas dan bawah. Kelompok atasadalah setengah kelompok siswa ( 5 orang ) yang memperoleh jumlah skortertinggi. Kelompok bawah adalah setengah kelompok siswa ( 5 orang ) yangmemperoleh skor terendah. Penentuan kelompok atas dan kelompok bawah dapatdisajikan dalam tabel berikut :

Kelompok atas

Kelompok bawah

Siswa

Skor

Siswa

Skor

A

10

B

3

C

8

E

4

D

9

G

5

F

9

H

3

J

10

I

2

2.Menghitung perolehan skor butir pada kelompok atas dankelompok

Kelompok atas

Siswa

Butir Soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

A

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

C

1

1

1

0

1

1

1

1

1

0

D

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

F

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

J

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah

5

2

5

4

5

5

5

5

5

4

Kelompok bawah

Siswa

Butir Soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

B

0

1

0

0

1

0

0

1

0

0

E

0

1

0

1

1

1

0

0

0

1

G

0

1

1

1

0

1

1

0

1

0

H

0

1

0

0

0

0

0

0

1

1

I

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Jumlah

1

4

1

2

2

2

1

1

2

2

3.Menghitung Daya Beda

Daya beda dihitung sebagaimana rumusnya sebagaiberikut :

a.Butir 1

Daya Beda (1) =

b.Butir 2

Daya beda (2) =

2.2.4Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran berhubungan dengan banyaknya testee(siswa) yang bisa menjawabdengan benar suatu butir soal tes.Suatu butir soaltes dikatakan baik, bila memenuhi fungsinya secara tepat. Butir soal yangterlalu sukar tidak berhasil mengungkapkan apa yang diketahui siswa. Semuatidak bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Sebaliknya, butir soal yangterlalu mudah ,tidakberhasil mengungkap apa yang belum diketahui siswa. Tidakbisa mengukur secara tepat kemampuan yang dimiliki siswa.Semua bisa menjawabdengan betul.

Untuk itu, dalam merumuskan butir soal, perlu dilihattingkat kesukarannya secara empiric. Rumusannya adalah sebagai berikut :

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya testee menjawab butir soal dengan benar.

Js = Jumlah seluruh testee (siswa)

Soal yang baik adalah soal yang memiliki tingkatkesukaran yang memadai untuk mengungkap penguasaan siswa secara tepat. Soaldengan P sebesar 0,0 sampai dengan 0,30 adalah soal sukar. Soal dengan Psebesar 0,3 sampai dengan 0,70adalah sola sedang. Soal dengan P sebesar 0,70 sampai dengan 0,70 sampai dengan1,00 termasuk soal mudah.

Untuk merumuskan butir soal yang baik, secara umum,bisa digunakan acuan soal yang cukup memadai; bila memiliki tingkat kesukaran0,30 sampai dengan 0,70. Namun hal ini juga perlu mempertimbangkan proporsibutir soal yang sukar, sedang dan mudah, sehingga bisa benar-benar tepat dalammengukur kemampuan siswa.

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Validitasadalah salah satu syarat tes hasil belajar (THB) yang baik. Validitasberhubungan dengan kemampuan tes hasil belajar untuk mengukur keadaan yang akandiukurnya.

Reliabilitastes marupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui konsistensipengukuran tes yang hasilnya menunjukan keakuratan dan kebenaran.

Dayabeda adalah kemampuan item untuk membedakan antara individu yang memilikiperformansi tinggi dan rendah. Daya beda adalah analisis yang mengungkapkanseberapa besar butir tes dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dengansiswa kelompok rendah.

Tingkatkesukaran berhubungan dengan banyaknya testee (siswa) yang bisa menjawab denganbenar suatu butir soal tes.Suatu butir soal tes dikatakan baik, bila memenuhifungsinya secara tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto. 2008. Evaluasihasil Belajar. Yogyakarta: PustakaBelajar

Sudijono, A. 2012.PengantarEvaluasi Pendidikan.Jakarta : Raja Grafindo Persada

Tumardi.2008. EvaluasiPembelajaran.Malang : Laboratorium Teknologi Pendidikan Fakultas IlmuPendidikan Universitas Negeri Malang

Diposting oleh

H. Ma'mun Zahrudin

di17.13

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru

Posting Lama

Beranda

Langganan:Posting Komentar (Atom)

Arsip Blog

2018

(1)

Februari

(1)

2017

(11)

Desember

(9)

September

(2)

2016

(13)

Maret

(3)

Februari

(10)

2015

(24)

Desember

(3)UJI VALIDITASPengujian Instrumen PenilaianRUANG LINGKUP EVALUASI PEMBELAJARAN

November

(5)

September

(9)

Agustus

(1)

Juni

(2)

Mei

(4)

Mengenai Saya

H. Ma'mun Zahrudin

Lihat profil lengkapku

Tema Sederhana. Gambar tema oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.