EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK...

122
EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI YAYASAN PENDIDIKAN LUAR BIASA NUSANTARA DEPOK Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Muhamad Hafiz Zuldi 1110054100008 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Transcript of EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK...

Page 1: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI

YAYASAN PENDIDIKAN LUAR BIASA NUSANTARA DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Muhamad Hafiz Zuldi

1110054100008

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan
Page 3: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan
Page 4: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan
Page 5: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

i

ABSTRAK

Muhamad Hafiz Zuldi

Evaluasi Hasil Terapi Okupasi Bagi Anak Tunagrahita di Yayasan

Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok

Dalam perkembangannya, anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam

berbagai aspek misalnya perkembangan personal, sosial kognitif, keterampilan

berbahasa, motorik dan sensorik yang dapat diamati melalui ketidakmatangan

perilaku sosialnya. Untuk membantu anak tunagrahita dalam melatih keterampilan

motorik, personal dan perilaku sosial salah satunya melalui sebuah terapi yaitu

terapi okupasi. Terapi okupasi yang dilakukan oleh Yayasan Pendidikan Luar

Biasa Nusantara Depok untuk membantu dalam meningkatkan keterampilan

motorik anak terutama anak tunagrahita dalam bentuk kegiatan sehari-hari dan

pemanfaatan waktu luang. Dengan adanya terapi okupasi ini anak tunagrahita

diharapkan dapat mengalami perubahan pada perkembangannya.

Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi hasil dari

terapi okupasi bagi anak tunagrahita di YPLB Nusantara Depok. Pendekatan

dalam penelitian ini menggunakan kualitatif jenis deskriptif. Teknik pengumpulan

data penelitian ini merupakan kumpulan data dari wawancara dan observasi yang

diperoleh dari informan; satu orang ketua yayasan, dua orang pengasuh, satu

terapis, dua orang siswa tunagrahita berasrama dan satu orang siswa tunagrahita

non-asrama serta tiga orangtua dari siswa tunagrahita. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teori evaluasi hasil dari Isbandi Rukminto yang digunakan

untuk menganalisa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan dari terapi okupasi yang diberikan

kepada anak tunagrahita di YPLB Nusantara Depok lebih terlihat hasilnya pada

siswa yang berasrama yaitu dengan adanya perubahan pada aspek bina diri

dimana siswa yang berasrama sudah dapat mandiri dalam melaksanakan kegiatan

sehari-hari dan dalam pemanfaatan waktu luang siswa yang berasrama dapat

mengembangkan minat dan bakatnya melalui kegiatan ekstrakurikuler. Perubahan

tersebut dapat dilihat dalam kurun waktu 2 tahun. Sedangkan pada siswa non-

asrama masih belum banyak menunjukkan perubahan dikarenakan kurang

konsistennya orang tua dalam menerapkan bina diri dan pemanfaatan waktu luang

anak ketika di rumah.

Kata Kunci : Terapi Okupasi, Anak Tunagrahita, Yayasan Pendidikan Luar Biasa

Nusantara Depok.

Page 6: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Evaluasi Hasil Terapi Okupasi Bagi Anak Tunagrahita di Yayasan

Pendidikan Luar Biasa Nusantara, Depok”. Shalawat serta salam senantiasa selalu

tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-

sahabatnya, dan semoga kita termasuk dalam golongan yang istiqomah

menjalankan sunnahnya hingga hari kiamat.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

guna meraih gelar Sarjana Sosial Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu dalam proses

penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu hingga selesainya penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun

tidak langsung kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Ibu

Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,

Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial, Ibu Nunung Khairiyah, MA selaku Sekretaris

Program Studi Kesejahteraan Sosial. Terima kasih atas nasehat dan

bimbingannya.

3. Bapak Ismet Firdaus, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

membantu mengarahkan, memberikan masukan dan selalu bersedia

meluangkan waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

iii

4. Seluruh dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalamannya kepada

penulis.

5. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai, H. Abdul Madjid, S.Sos.I dan

Hj. Mulyati yang tidak pernah berhenti mendoakan dan memberikan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. Dan untuk

keluarga besar Lambarasa yang sangat penulis sayangi, Kak Erna, Kak

Laila, Kak Fitri, Kak Nita, Bang Irpan, Bang Mpun, Bang Abi dan Mas

Fajar yang turut memberikan motivasi kepada penulis dan dukungan demi

kelancaran skripsi ini.

6. Untuk Mayangsari yang penulis banggakan yang tidak pernah berhenti

memberikan dukungan kepada penulis hingga terciptanya skripsi ini.

7. Sahabat yang penulis banggakan Reizky, Ihsan, Tari, Vina dan Dinda yang

memberikan banyak masukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Rekan-rekan Praktikum 1 dan Praktikum 2 dan seluruh teman-teman

Kesejahteraan Sosial angkatan 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan

namanya satu-persatu.

Jakarta, Maret 2017

Muhamad Hafiz Zuldi

Page 8: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 8

D. Metodologi Penelitian ................................................................... 9

E. Sistematika Penulisan .................................................................... 18

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................... 20

A. Evaluasi ......................................................................................... 20

B. Terapi Okupasi .............................................................................. 25

C. Anak Tunagrahita .......................................................................... 32

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN LUAR

BIASA NUSANTARA DEPOK ............................................................ 40

A. Sejarah Berdirinya Lembaga ......................................................... 40

B. Profil Yayasan ............................................................................... 41

C. Visi, Misi dan Tujuan

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara .................................. 41

Page 9: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

v

D. Struktur Kepengurusan

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara .................................. 43

E. Prosedur Penerimaan Anak Didik di

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara ................................... 43

F. Program Kegiatan

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara ................................... 44

G. Keadaan Guru dan Siswa di

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara ................................... 49

H. Profil Informan .............................................................................. 50

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA .............................. 52

A. Temuan Lapangan ......................................................................... 52

B. Analisis Evaluasi Hasil Terapi Okupasi Di Yayasan

Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok ..................................... 71

BAB V PENUTUP ................................................................................... 78

A. Kesimpulan ................................................................................... 78

B. Saran .............................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 80

Page 10: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Anak Penyandang Mental Cacat di Kota Depok Tahun 2014 ..... 5

Tabel 2 Rancangan Penelitian dalam Pemilihan Informan ............................... 12

Tabel 3 Hasil Terapi Okupasi di YPLB Nusantara Depok ............................... 77

Page 11: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Pedoman Observasi

Lampiran 5 Transkrip Wawancara

Lampiran 6 Hasil Observasi

Lampiran 7 Dokumentasi

Page 12: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah kebanggaan dan sumber kebahagiaan bagi keluarga.

Kelahiran seorang anak sangat dinantikan oleh seluruh anggota keluarga.

Anak merupakan harapan keluarga karena mempunyai banyak arti dan fungsi.

Oleh karena itu memiliki anak merupakan suatu hal yang sangat didambakan

oleh pasangan suami istri. Itulah mengapa anak diberikan limpahan perhatian

dan kasih sayang oleh keluarga. Anak dianggap sebagai pembawa rejeki oleh

keluarga sehingga ada pepatah yang menyebutkan “Banyak Anak Banyak

Rejeki”. Kehadiran seorang anak dalam keluarga dapat dilihat sebagai faktor

yang menguntungkan bagi orang tua baik dari segi psikologis, ekonomis dan

sosial.

Dalam setiap kebudayaan, anak merupakan pemberian dari Tuhan Yang

Maha Esa yang harus dijaga, dirawat dan diasuh sehingga sejak lahir ke dunia

orang tua akan menjaga dan merawat anak tersebut dengan kasih sayang.

Anak memiliki nilai yang amat penting dalam kehidupan seseorang atau

keluarga sehingga kadang melebihi harta dan kekayaan. Nilai anak itu bagi

orang tua dalam kehidupan sehari-hari dapat diketahui antara lain sebagai

tempat bagi orang tua untuk mencurahkan kasih sayang, sumber kebahagiaan

keluarga, anak sebagai tempat menggantungkan berbagai harapan serta

sebagai hiasan hidup bagi keluarga. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam

surah Ali-Imron/3:14 berikut:

Page 13: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

2

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa

yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis

emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah

kesenangan di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang lebih baik

(surga).”

Berdasarkan ayat al-Qur’an telah dijelaskan bahwa anak merupakan satu

dari kesenangan dunia. Anak sebagai hiasan yang menghiasi hidup orangtua

nya menjadi berwarna indah, anak ibarat pelangi dengan warna yang berbeda-

beda mereka membuat suasana rumah menjadi begitu indah.

Pada diri tiap anak ada kemampuan atau potensi yang unik bagi dirinya.

Dan hak-hak anak (child right) yang menyatakan bahwa semua anak

memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk hidup dan berkembang secara

penuh sesuai dengan potensi yang dimilikinya termasuk pada anak dengan

berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang

mengalami hambatan dalam perkembangan perilakunya. Perilaku anak-anak

ini antara lain terdiri dari wicara dan okupasi, tidak berkembang seperti pada

anak yang normal. Pada umumnya anak berkebutuhan khusus ini biasa

disebut anak tunagrahita.

Page 14: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

3

Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dalam

perkembangan mental dan intelektual sehingga berdampak pada

perkembangan kognitif dan perilaku adaptifnya seperti tidak mampu

memusatkan pikiran, emosi tidak stabil, suka menyendiri dan lain-lain. Anak

tunagrahita adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi

dibawah normal. Menurut American Asociation on Mental Deficiency

mendefinisikan tunagrahita sebagai suatu kelainan yang fungsi intelektual

umumnya di bawah rata-rata, yaitu IQ 84 ke bawah. Biasanya anak-anak

tunagrahita akan mengalami kesulitan dalam “Adaptive Behavior” atau

penyesuaian perilaku. Hal ini berarti anak tunagrahita tidak dapat mencapai

kemandirian yang sesuai dengan ukuran standar kemandirian dan tanggung

jawab sosial anak normal yang lainnya dan juga akan mengalami masalah

dalam keterampilan akademik dan berkomunikasi dengan kelompok usia

sebaya sehingga anak tunagrahita membutuhkan bantuan atau bahkan

terkadang mereka harus bergantung dengan orang lain dalam melakukan

aktivitas sehari-hari.

Tunagrahita memiliki tiga klasifikasi dintaranya tunagrahita ringan,

tunagrahita sedang dan tunagrahita berat. Tunagrahita ringan adalah mereka

yang memiliki IQ antara 69-55 menurut skala Weschler. Mereka masih dapat

membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Pada umumnya anak

tunagrahita ringan tidak mengalami gangguan fisik, mereka tampak seperti

anak normal lainnya. Hanya saja mereka tidak mampu melakukan

penyesuaian sosial secara independen.

Page 15: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

4

Tunagrahita sedang adalah mereka dengan IQ antara 54-40 menurut skala

Weschler. Mereka sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik

seperti belajar menulis, membaca dan berhitung walaupun mereka masih

dapat menulis seperti menulis namanya sendiri dan menulis alamat rumahnya.

Tetapi mereka masih bisa dididik untuk mengurus diri seperti mandi,

berpakaian, makan minum, mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan

sebagainya. Namun dalam kehidupan sehari-hari mereka membutuhkan

pengawasan yang terus-menerus.

Terakhir adalah tunagrahita berat, mereka memiliki IQ antara 39-25

menurut skala Weschler. Anak tunagrahita berat sangat sulit bahkan tidak

bisa lepas dari bantuan orang lain untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari.

Mereka memerlukan bantuan perawatan total dalam hal merawat diri, makan

dan lainnya. Bahkan mereka memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang

hidupnya.1

Anak tunagrahita seperti ini tersebar di seluruh penjuru tanah air, salah

satunya di kota Depok. Berikut tabel jumlah anak penyandang cacat mental di

kecamatan yang berada di Kota Depok pada tahun 2014.2

1 Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN, 2009), h. 139-141 2 Data Penduduk Kota Depok, Artikel diakses pada 11 Juli 2016,

http://satudata.bappeda.depok.go.id/Data/DataGenderdanAnak2014.pdf

Page 16: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

5

Tabel 1. Data Anak Penyandang Cacat Mental di Kota Depok

No. Wilayah Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kec. Sawangan 8 1 9

2 Kec. Bojongsari 6 2 8

3 Kec. Pancoranmas 8 2 10

4 Kec. Cipayung 9 3 12

5 Kec. Sukmajaya 16 4 20

6 Kec. Cilodong 11 3 14

7 Kec. Cimanggis 11 5 16

8 Kec.Tapos 13 1 14

9 Kec. Beji 29 19 48

10 Kec. Limo 7 2 9

11 Kec. Cinere 7 3 10

Kota Depok 125 45 170

Sumber : Data Bappeda Kota Depok Tahun 2014

Hingga saat ini penanganan anak tunagrahita tidak dipahami secara

mendalam oleh orang tua dan lembaga atau sekolah khusus anak tunagrahita.

Namun di Kota Depok terdapat Yayasan Pendidikan Luar Biasa (YPLB)

Nusantara Depok yang menerapkan dua sistem pengajaran. Sistem pengajaran

tersebut yaitu sekolah asrama (boarding school) dan sekolah non-asrama.

Pada sistem asrama dimana para siswa tinggal menetap di asrama YPLB

Nusantara Depok, sedangkan pada sekolah non-asrama, para siswa setiap pagi

datang ke YPLB Nusantara untuk mengikuti kegiatan belajar dan kembali ke

Page 17: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

6

rumah pada siang hari. Yayasan ini merupakan yayasan swasta yang didirkan

oleh Drs.Sujono, MM. Dengan menerapkan sistem sekolah asrama dan

sekolah non-asrama bagi anak tunagrahita, menjadikan yayasan ini berbeda

dengan sekolah luar biasa pada umumnya, sehingga atas pertimbangan

tersebut peneliti memilih siswa tunagrahita ringan baik yang asrama maupun

non-asrama untuk dijadikan subyek dalam penelitian ini agar dapat diketahui

perbedaan hasil dari terapi okupasi.

Tujuan didirikannya yayasan ini adalah untuk membantu, melayani dan

mendidik anak berkebutuhan khusus (ABK) usia dini sampai usia lanjut,

sehingga dari segi kognisi, afeksi dan psikomotornya diharapkan dapat

mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat, agama, nusa dan bangsa. Untuk

dapat mewujudkan tujuan tersebut YPLB Nusantara Depok memiliki program

terapi okupasi bagi anak tunagrahita.

Terapi okupasi adalah terapi yang dilakukan melalui kegiatan atau

pekerjaan terhadap anak yang mengalami gangguan kondisi sensori motor.3

Terapi okupasi umumnya menekan pada kemampuan motorik halus, selain itu

terapi okupasi juga bertujuan untuk membantu seseorang agar dapat

melakukan kegiatan keseharian, aktivitas produktifitas dan pemanfaatan

waktu luang.

Terapi okupasi bertujuan untuk menimbulkan, meningkatkan atau

memperbaiki tingkat kemandirian seseorang yang mengalami gangguan fisik

maupun mental. Terapi okupasi terpusat untuk memperbaiki kemampuan

3 E. Kosasih, Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: Yrama Widya,

2012), h. 13.

Page 18: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

7

penyandang tunagrahita agar dapat merasakan sentuhan, rasa, bunyi dan

gerakan serta mengurangi ketergantungan terhadap orang lain. Terapi okupasi

juga meliputi pemanfaatan waktu luang diantaraanya dengan melakukan

permainan dan keterampilan sosial, melatih kekuatan tangan, genggaman,

kognitif dan mengikuti arah.4 Selain itu tujuan dari terapi okupasi adalah

untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak sendi, kegiatan

otot dan koordinasi gerakan, mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari,

seperti makan, berpakaian, belajar menggunakan fasilitas umum (telepon,

televisi, dan lain-lain baik dengan maupun tanpa alat bantu, mandi yang

bersih, dan sebagainya), membantu untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan

rutin di rumahnya, dan memberi saran penyederhanaan ruangan maupun letak

alat-alat kebutuhan sehari-hari.5

Namun pada program terapi okupasi yang telah berjalan di YPLB

Nusantara Depok, pihak sekolah tidak melakukan evaluasi terhadap terapi

okupasi yang telah dilakukan. Padahal evaluasi tersebut penting dilakukan

untuk mengetahui apakah terapi yang diberikan berjalan sesuai dengan tujuan

dari terapi okupasi dan memberikan dampak bagi anak tunagrahita serta faktor

pendukung dan penghambat keberhasilan terapi okupasi. Selain itu, penulis

juga ingin mengetahui hasil dari terapi okupasi bagi siswa yang asrama dan

siswa yang non-asrama.

Untuk dapat melihat apakah terapi okupasi bagi anak tunagrahita di

YPLB Nusantara Depok telah mencapai tujuan, maka perlu dilakukan

4 Geraldine Garner, Social and Rehabilitation Service, (United States: McGraw-Hill,

2008), h.111. 5 Charles H. Christiansen dan Carolyn M. Baum, Occupational Therapy: Enabling Function

and Well Being, (United States of America: Slack Incorporated, 1997), h. 5.

Page 19: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

8

evaluasi dari hasil terapi okupasi untuk mengetahui keberhasilan terapi

okupasi. Untuk itu, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul

Evaluasi Hasil Terapi Okupasi Bagi Anak Tunagrahita di Yayasan

Pendidikan Luar Biasa (YPLB) Nusantara Depok.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas,

maka penulis membatasi penelitian ini pada persoalan mengenai evaluasi

hasil dari terapi okupasi yang dilakukan pada anak tunagrahita ringan yang

berada di asrama atau boarding school dan siswa yang non-asrama di

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok.

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dilakukan oleh peneliti pada penelitian

ini yaitu:

a. Bagaimana evaluasi hasil dari terapi okupasi bagi anak tunagrahita

di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, maka tujuan penelitian

ini yaitu:

a. Untuk menjelaskan evaluasi hasil dari terapi okupasi bagi anak

tunagrahita di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 20: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

9

a. Secara akademik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

sumbangan pengetahuan dan wawasan baru bagi seluruh mahasiswa

yang berkaitan dengan pelayanan bagi penyandang tunagrahita.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

masukan bagi lembaga untuk melakukan evaluasi hasil pada

pelaksanaan terapi okupasi.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan secara

kualitatif. Menurut Sugiyono, penelitian kualitatif adalah suatu metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat post-positivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah

sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

secara purposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi.6

Sedangkan menurut Bogdan Taylor, metodologi penelitian kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.7

Data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian yang

dideskripsikan yaitu berbentuk uraian-uraian atau kalimat, merupakan

informasi dari sumber data yang berhubugan dengan masalah yang diteliti.

Pendekatan secara kualitatif dipilih karena peneliti ingin

6 Prof. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(Bandung: Alfabeta, 2009), h.15. 7 Syamsir Salam, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.30.

Page 21: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

10

mendeskripsikan, memperoleh gambaran nyata dan menggali informasi

yang jelas mengenai hasil dari terapi okupasi bagi anak tunagrahita di

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok serta memberikan

penilaian terhadap terapi okupasi yang telah dilakukan untuk anak

tunagrahita.

2. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenis penelitian, maka jenis penelitian yang peneliti

gunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan

variabel yang lain.8

Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-

kata, gambar dan bukan angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan

berisi kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan dan

dokumen resmi lainnya.9

Jadi pada penelitian kualitatif yang dilakukan oleh peneliti berisi

kutipan wawancara dari kepala sekolah, terapis, pengasuh, orang tua anak

dan melakukan observasi pada anak tunagrahita yang terlibat pada terapi

okupasi tersebut serta dokumentasi yang terkait dengan penelitian

tersebut untuk menggambarkan kegiatan dari terapi okupasi bagi anak

tunagrahita di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok.

8Prof. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2012), h. 13. 9Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2010), cet.28, h.11.

Page 22: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

11

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

a) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti dalam mencari

informasi dan data-data terkait dengan objek penelitian adalah di

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara yang beralamat di Jalan

Sempu I Rt. 006 Rw. 004 No. 7-8 Beji, Depok.

b) Waktu Penelitian

Sedangkan waktu penelitian atau kegiatannya terhitung mulai

bulan September 2015 sampai dengan September 2016.

4. Teknik Pemilihan Informan

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, tehnik pemilihan

informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling

yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu.10

Dengan demikian, pertimbangan dalam pemilihan informan,

peneliti melakukan diskusi dengan ketua YPLB Nusantara Depok, yaitu

Drs. Sujono, MM. Hal tersebut dilakukan mengingat tidak semua anak

tunagrahita dapat diajak berkomunikasi, sehingga dalam memilih

informan anak, ketua yayasan merekomendasikan anak tunagrahita

ringan untuk menjadi informan karena mereka masih dapat

berkomunikasi. Selain itu ketua yayasan juga merekomendasikan orang

tua anak yang bersedia terlibat dalam penelitian ini karena peneliti akan

melakukan wawancara kepada orangtua anak tersebut untuk mengetahui

10

Prof. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta,2010), h.218.

Page 23: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

12

sejauh mana perkembangan anak sebelum dan sesudah mengikuti terapi

okupasi.

Pengambilan data dilakukan kepada orang yang terlibat langsung

dalam penelitian ini. Peneliti melakukan penelitian ini dengan mengambil

subjek penelitian sebanyak 10 orang. Berikut ini tabel informan yang

terpilih dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian.

Tabel 2. Rancangan Penelitian dalam Pemilihan Informan

No. Informan

(Sumber Data)

Jumlah Informasi Yang Dicari

1) Ketua YPLB

Nusantara

1 orang Mengetahui tentang profil

dari Yayasan Pendidikan

Luar Biasa Nusantara

Depok melalui wawancara

2) Terapis (Ibu Novi) 1 orang Mengetahui pelaksanaan

dari terapi okupasi yang

dilakukan bagi anak

tunagrahita di YPLB

Nusantara Depok.

3) Siswa Tunagrahita

ringan Boarding

School dan Non

Boarding School

(SA, AR dan DA)

3 orang Untuk mengetahui

aktivitas sehari-hari anak

tunagrahita selama di

Yayasan Pendidikan Luar

Biasa Nusantara, Depok.

4) Pengasuh (Ibu Irma

dan Bapak Hendra)

2 orang Untuk mengetahui

perubahan yang terjadi

pada anak setelah

melakukan terapi okupasi.

5) Orang Tua Anak

(Ibu Tini, Ibu

Nurlina dan Ibu

Sri)

3 orang Untuk mengetahui

perubahan yang terjadi

pada anak tunagrahita

sebelum dan sesudah

melakukan terapi okupasi.

JUMLAH INFORMAN 10 Orang

Sumber : Penentuan informan peneliti

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

Page 24: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

13

data.11

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

a) Teknik Observasi

Observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan

data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal

yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda,

waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.12

Inti dari observasi adalah

adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai.

Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat

langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat

diukur.13

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi

partisipasi pasif, dimana peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang

akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.14

Peneliti akan melakukan observasi hanya kepada anak tunagrahita

ringan yaitu SA, AR dan DA.

b) Teknik Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang salah

satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk

suatu tujuan tertentu.15

Bentuk wawancara yang digunakan adalah

11

Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), h.10. 12

M.Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif ,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 165. 13

Haris Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2010), h.131. 14

M.Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 170. 15

Haris Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2010), h.118.

Page 25: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

14

wawancara tidak terstruktur karena peneliti akan melakukan

wawancara secara mendalam dan percakapan ini mirip dengan

percakapan informal.

Penggunaan metode wawancara dipilih karena peneliti dapat

menggali informasi secara mendalam dari para informan tentang

pelaksanaan dan hasil dari terapi okupasi bagi anak tunagrahita di

YPLB Nusantara Depok. Selain itu peneliti juga bisa menggali

informasi dari sumber-sumber yang sudah ditentukan seperti ketua

yayasan, kepala sekolah, terapis, pengasuh dan orang tua informan.

6. Sumber Data

Dilihat dari sumbernya, teknik pengumpulan data terbagi dua

bagian, yaitu :

a) Data primer, merupakan data penelitian yang diperoleh secara langung

dari sumber asli (tidak perantara) yang secara khusus dikumpulkan

oleh penulis untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.16

Jadi

data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari narasumber,

sehingga penulis terlibat langsung. Dalam penelitian ini, data diperoleh

dari terapis, pengasuh, orang tua didik serta anak tunagrahita.

b) Data sekunder, adalah data yang sudah tersedia atau sudah

dikumpulkan dari bahan bacaan.17

Data ini merupakan data yang

diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan

penelitian maupun instansi yang terkait lainnya. Dalam penelitian ini

16

Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Pubic Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2004), h.24 17

Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) cet. 12,

h.143

Page 26: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

15

diantaranya data yang diperoleh dari studi kepustakaan.

7. Teknik Analisis Data

Setelah data lapangan terkumpul, hasil penelitian tersebut diolah dan

dianalisis dengan teknik deskriptif analisis secara komprehensif dan

mendalam sesuai dengan data dan informasi dari hasil wawancara

kemudian dipadukan dengan catatan lapangan yang dibuat oleh penulis

pada saat penelitian berlangsung, kemudian mengelompokkan data-data

yang ada, yaitu dengan menggunakan data yang bersifat deskriptif untuk

mendapatkan gambaran yang konkrit tentang evaluasi hasil terapi okupasi

pada anak penyandang tunagrahita. Metode yang digunakan dalam skripsi

ini adalah analisis deskriptif.

Ada berbagai cara untuk menganalisis data, tetapi secara garis

besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Reduksi data, yaitu dimana penulis mencoba memilih data yang

relevan dengan evaluasi hasil dari terapi okupasi bagi anak

tunagrahita.

b) Penyajian data, setelah reduksi data selanjutnya data tersebut disusun

dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel

dan lain sebagainya.

c) Penyimpulan atas apa yang disajikan, pengambilan kesimpulan

dengan menghubungkan dari tema tersebut sehingga memudahkan

untuk menarik kesimpulan.

8. Keabsahan Data

Di dalam buku penelitian kualitatif Burhan Bugin mengatakan bahwa

Page 27: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

16

dalam melakukan penelitian kualitatif seringkali menghadapi persoalan

dalam menguji keabsahan hasil penelitian, hal tersebut dikarenakan oleh

beberapa hal, yaitu karena; (1) subjektifitas penulis merupakan hal yang

dominan dalam penelitian kualitatif, (2) alat peneliti yang diandalkan

adalah wawancara dan observasi (apapun bentuknya) mendukung banyak

kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol

dalam observasi partisipasi, (3) sumber data kualitatif yang kurang

credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian.18

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kali ini

pendekatannya lebih kepada triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.19

Teknik keabsahan data yang digunakan oleh peneliti adalah triangulasi

sumber dan metode. Menurut Burhan Bungin, triangulasi yaitu

membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,

sedangkan triangulasi sumber membandingkan apa yang dikatakan di

depan umum dengan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.20

9. Pedoman Penulisan Skripsi

Dalam melakukan penulisan skripsi ini, penulis penulis berpedoman

pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”, (skripsi, tesis, disertai).

18

Burhan Bugin, Penelitian Kuantitatif Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial,

(Jakarta: Kencana, 2009) 19

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2010) h.330 20

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Ekonomi, Kebijakan public, dan Ilmu Sosial

Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 156.

Page 28: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

17

Diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development an Assurance)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Press tahun

2007.21

10. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka

sebagai langkah dari penyusunan skripsi yang penulis teliti, agar terhindar

dari kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelum-

sebelumnya. Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka peneliti

menggunakan skripsi sebagai tinjauan pustaka pada skripsi ini.

Peneliti menggunakan literatur berupa skripsi yang dianggap relevan

dengan penelitian ini. Skripsi pertama membahas tentang “Pola

pengasuhan lembaga untuk mengembangkan potensi dan fungsi sosial

anak tunagrahita di SLB-C Khrisna Murti Jakarta” oleh Imam Panji

Saputro, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada

penelitian ini membahas memaparkan tentang bagaimana pola asuh

lembaga, hambatan serta solusi yang tepat untuk mengembangkan potensi

anak tunagrahita di SLB-C Khrisna Murti Jakarta.22

Skripsi kedua membahas tentang “Pengaruh terapi okupasi terhadap

kemandirian penderita stroke di instalasi rehabilitasi medik RSPAD Gatot

Soebroto Ditkesad tahun 2011” oleh Galih Puteri Ardhiyani, Universitas

Indonesia tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh terapi okupasi dalam pengembalian kemandirian penderita

21

Pedoman Penulisan skripsi, Tesis, dan Disertai UIN, (Jakarta, UIN Jakarta Press: 2007) 22

Imam Panji Saputro, Pola pengasuhan lembaga untuk mengembangkan potensi dan

fungsi sosial anak tunagrahita di SLB-C Khrisna Murti Jakarta, (Skripsi S1) Jurusan

Kesejahteraan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 29: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

18

stroke. Sampel penelitian ini adalah penderita stroke yang mengikuti terapi

okupasi dan yang tidak mengikuti terapi okupasi di Instalasi Rehab Medik

RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad pada tahun 2011. Sampel diambil

menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini adalah terapi

okupasi memiliki pengaruh yang besar dalam mengembalikan

kemandirian penderita stroke.23

Pada penelitian ini akan membahas

tentang evaluasi hasil dari terapi okupasi bagi anak tunagrahita di YPLB

Nusantara Depok. Terjadi kesamaan dalam objek antara penelitian

sebelumnya yaitu terapi okupasi.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penyajian dalam skripsi ini dijabarkan

atas 5 bab yang terdiri dari sub-sub bab yang saling berkaitan sebagai

berikut:

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini peneliti membahas mengenai latar belakang

masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika

penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Dalam bab ini peneliti membahas mengenai definisi evaluasi,

model evaluasi, kriteria evaluasi, tujuan dan manfaat evaluasi,

definisi terapi, fungsi dan tujuan terapi, definisi terapi okupasi,

indikasi terapi okupasi, fungsi terapi okupasi, jenis terapi

23

Galih Puteri Ardhiyani, Pengaruh terapi okupasi terhadap kemandirian penderita stroke

di instalasi rehabilitasi medik RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad tahun 2011, (Skripsi S1) Jurusan

Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, 2013.

Page 30: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

19

okupasi, definisi anak tunagrahita, klasifikasi tunagrahita,

hambatan tunagrahita, penyebab tunagrahita dan karakteristik

tunagrahita.

BAB III : Profil Lembaga

Dalam bab ini penulis membahas mengenai gambaran umum

dari Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok yaitu

sejarah berdirinya YPLB Nusantara Depok, profil YPLB

Nusantara Depok, visi, misi, tujuan YPLB Nusantara Depok,

struktur kepengurusan YPLB Nusantara Depok, prosedur

penerimaan siswa YPLB Nusantara Depok, program kegiatan

YPLB Nusantara Depok serta keadaan guru dan murid YPLB

Nusantara Depok dan profil siswa.

BAB IV : Temuan dan Analisis

Pada bab ini memuat tentang temuan-temuan dan analisis yang

mendukung secara garis besar mengenai evaluasi hasil terapi

okupasi bagi anak tunagrahita di YPLB Nusantara Depok

berupa pelaksanaan terapi okupasi di YPLB Nusantara, tujuan

dari terapi okupasi yang telah dicapai oleh YPLB Nusantara

dan perubahan siswa YPLB Nusantara Depok dari hasil terapi

okupasi.

BAB V : Penutup

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.

Page 31: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

20

Page 32: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

20

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Evaluasi secara etimologi adalah penaksiran, perkiraan keadaaan dan

penentuan nilai. Sedangkan berdasarkan pengertiannya evaluasi adalah

mengkritisi suatu program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada

konteks, input, proses, dan produk pada sebuah program. Ada beberapa

konsep tentang evaluasi dan bagaimana melakukannya, kita namakan

sebagai pendekatan evaluasi. Istilah pendekatan evaluasi ini diartikan

sebagai beberapa pendapat tentang apa tugas evaluasi dan bagaimana

dilakukan, dengan kata lain tujuan dari prosedur evaluasi.1

Tetapi pada dasarnya evaluasi dibutuhkan dalam setiap program untuk

mengetahui keberhasilan dan kemajuannya serta sasaran apakah sudah

tercapai atau belum dan hasilnya nanti diperbaiki menjadi lebih baik pada

program selanjutnya. Selain itu dapat dikatakan bahwa evaluasi

merupakan proses penting yang harus dilakukan secara seksama agar

tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana dengan baik.2

Evaluasi dapat mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi formatif, evaluasi

dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan

(program, orang, produk, dan sebagainya). Fungsi sumatif, evaluasi

1 Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif,

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Desember 2006), h.124.

2 Nurul Hidayati, Evaluasi Program, (Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

2008), h. 4.

Page 33: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

21

dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi

evaluasi hendaknya membantu pengembangan implementasi, kebutuhan

suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi,

menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.3

2. Model Evaluasi

Dalam kegiatan evaluasi, terdapat beberapa model-model evaluasi

yang dapat digunakan. Menurut Pietrzak, Ramler, Renner, Ford, dan

Gilbert, mengemukakan tiga tipe evaluasi, yaitu evaluasi input (inputs),

evaluasi proses (process), dan evaluasi hasil (outcomes). Ketiga model

evaluasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:4

a) Evaluasi Input

Evaluasi ini memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam

pelaksanaan suatu program. Tiga unsur (variable) utama yang terkait

dengan evaluasi input adalah klien, staf, dan program. Dari ketiga

unsur diatas penulis akan menguraikan sebagai berikut:

1) Peserta program (klien), meliputi: usia, jenjang pendidikan dan

latar belakang keluarga.

2) Pelaksanaan (staf), meliputi: aspek demografi, seperti latar

belakang pendidikan dan pengalaman profesi.

3) Program, meliputi: cara pelaksanaan program, lama waktu

layanan dan sumber-sumber rujukan yang tersedia.

3 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi: Untuk Program

Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta, Rineka Cipta, 2008), h.4. 4 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, (Jakarta: FEUI, 2001), h. 128.

Page 34: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

22

b) Evaluasi Proses

Evaluasi proses menurut Pietrzak, dkk adalah memfokuskan diri

pada aktifitas program yang melibatkan interaksi langsung antara klien

dengan staf yang merupakan pusat dari pencapaian tujuan. Dalam

evaluasi ini yang dinilai adalah pelaksanaan terapi okupasi yang

dilakukan lembaga dan kualitas layanan yang diberikan. Tipe evaluasi

ini diawali dengan analisis dari sistem pemberian layanan dari suatu

program. Dalam upaya mengkaji nilai komponen pemberian layanan,

hasil analisis harus dikaji berdasarkan kriteria yang relevan seperti;

kebijakan lembaga, tujuan proses (process goals) dan kepuasan klien.

c) Evaluasi Hasil

Evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh tujuan-tujuan

yang sudah direncanakan tercapai (overall impact) dari suatu

pelayanan terhadap penerima layanan.5 Dengan demikian, evaluasi ini

diarahkan pada dampak keseluruhan dari suatu pelayanan terhadap

klien yang menjadi penerima layanan ketika layanan telah selesai.

Pertanyaan utama yang akan muncul dalam evaluasi ini adalah bila

suatu layanan telah berhasil mencapai tujuannya, apakah penerima

layanan mengalami perubahan setelah ia menerima layanan tersebut.

Berdasarkan pertanyaan diatas, maka seorang evaluator akan

mengkonstruksikan kriteria keberhasilan dari suatu layanan yang

diberikan. Kriteria keberhasilan ini akan dapat dikembangkan sesuai

5 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, (Jakarta: FEUI, 2001), h. 129.

Page 35: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

23

dengan kemajuan suatu program (programme oriented) ataupun pada

terjadinya perubahan klien (client oriented).6

Pertanyaan kunci yang ingin dijawab dalam evaluasi ini adalah :

1) Apakah tujuan pelayanan klien tercapai pada tingkat yang

sesuai dengan yang diharapkan?

2) Apakah pelayanan menghasilkan perubahan pada penerima

layanan?

3. Kriteria Evaluasi

Dalam hubungan dengan kriteria keberhasilan yang digunakan untuk

suatu proses evaluasi, Feurstein mengajukan beberapa indikator yang perlu

untuk dipertimbangkan. Indikator yang penulis gunakan menurut

Feurstein, yaitu:

a) Indikator Efisiensi

Dalam indikator ini menunjukkan apakah sumber daya dan aktifitas

yang dilaksanakan guna mencapai tujuan dimanfaatkan secara tepat

guna atau tidak memboroskan sumber daya yang ada.

b) Indikator Pemanfaatan

Indikator ini melihat seberapa banyak suatu layanan yang sudah

disediakan oleh pemberi layanan dipergunakan oleh kelompok

sasaran.7

6 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, (Jakarta: FEUI, 2001), h. 129. 7 Ulfa Andriani, (Skripsi Evaluasi Program Terapi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus di

Yayasan Panti Nugraha Jakarta Selatan, h. 133.

Page 36: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

24

4. Tujuan dan Manfaat Evaluasi

Suatu program yang diselenggarakan perlu dilakukan evaluasi, karena

biasanya evaluasi lebih difokuskan pada pengidentifikasian mengenai apa

yang sebenarnya terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program. Maka

dari itu tujuan evaluasi antara lain:

a) Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan.

b) Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.

c) Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang

mungkin terjadi diluar rencana (externalities).8

Sedangkan manfaat evaluasi menurut Isbandi Rukminto dengan

mengutip pendapat Feurstein menyatakan ada 10 alasan mengapa suatu

evaluasi perlu dilakukan, antara lain:

a) Melihat apa yang sudah dicapai.

b) Mengukur kemajuan, yang dikaitkan dengan tujuan program.

c) Meningkatkan pemantauan, agar tercapai manajemen yang lebih

baik.

d) Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan untuk memperkuat

program itu sendiri.

e) Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif, guna melihat

perbedaan apa yang telah terjadi setelah diterapkan suatu program.

f) Melakukan analisa biaya dan manfaat (cost benefit), apakah biaya

yang dikeluarkan cukup masuk akal (reasonable).

8

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2005), h.

119.

Page 37: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

25

g) Mengumpulkan berbagai informasi yang bisa dimanfaatkan dalam

merencanakan dan mengelola kegiatan program secara lebih baik.

h) Berbagi pengalaman, sehingga pihak lain tidak terjebak dalam

kesalahan yang sama, atau mengajak pihak lain untuk ikut

melaksanakan metode yang serupa bila metode yang dijalankan telah

berhasil dengan baik.

i) Meningkatkan keefektifan, agar program tersebut memberikan

dampak yang lebih luas.

j) Memungkinkan terciptanya perencanaan yang lebih baik,

memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari

masyarakat, komunitas fungsional dan komunitas lokal.9

B. Terapi Okupasi

1. Pengertian Terapi

Terapi berasal dari bahasa Yunani yaitu Therapia yang berarti

penyembuhan.10

Terapi adalah upaya pelengkap dalam memperbaiki

disfungsi pada tubuh.11

Sehingga terapi merupakan proses pengobatan atau

penyembuhan yang terdiri dari seorang terapis dan klien dengan tujuan

untuk memulihkan keadaan seseorang agar dapat kembali normal.

2. Fungsi dan Tujuan Terapi

Terapi sendiri mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut :

a) Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar

b) Mengurangi tekanan emosional

9 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi

Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, h. 127. 10

Richard Nelson Jones, Teori dan Praktik Konseling dan Terapi, (Jakarta: Pustaka

Belajar, 2011), h.2. 11

Susandiaji, Terapi Alternatif, (Yogyakarta: Yayasan Spiritia, 2004), h. 27.

Page 38: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

26

c) Mengembangkan potensi klien

d) Mengubah kebiasaan

e) Memodifikasi struktur kognisi

f) Memperoleh pengetahuan tentang diri

g) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan hubungan

interpersonal

h) Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan

i) Mengubah kondisi fisik

j) Mengubah kesadaran diri

k) Mengubah lingkungan sosial.12

3. Pengertian Terapi Okupasi

Terapi okupasi atau occupational theraphy berasal dari kata

occupational dan theraphy, occupational sendiri berarti aktivitas dan

theraphy adalah penyambuhan dan pemulihan. Eleonor Clark Slagle

adalah salah satu pioneer dalam pengembangan ilmu OT atau terapi

okupasi, bersama dengan Adolf Meyer dan William Rush Dutton. Terapi

okupasi pada anak memfasilitasi sensori dan fungsi motorik yang sesuai

pada pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menunjang

kemampuan anak dalam bermain, belajar dan berinteraksi di

lingkungannya. Terapi okupasi adalah terapi yang dilakukan melalui

12

Purwandari, Buku Pegangan Kuliah Psikoterapi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2003,

h. 39, diakses pada tanggal 12 Januari 2016 (artikel dapat didownload di

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/scan0003_6.pdf)

Page 39: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

27

kegiatan atau pekerjaan terhadap anak yang mengalami gangguan

kondisi sensori motor.13

Terapi okupasi umumnya menekan pada kemampuan motorik

halus, selain itu terapi okupasi juga bertujuan untuk membantu

seseorang agar dapat melakukan kegiatan keseharian, aktivitas

produktifitas dan pemanfaatan waktu luang. Terapi okupasi adalah salah

satu jenis terapi kesehatan yang merupakan bagian dari rehabilitasi

medis. Pada terapi okupasi penyandang cacat akan dilatih untuk

melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari sehingga nantinya dapat

mengurangi ketergantungan terhadap orang lain.

Prinsip-prinsip terapi okupasi antara lain untuk menimbulkan

gerakan dan melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan terapi okupasi

adalah untuk membantu individu mencapai kemandirian dalam semua

aspek kehidupan mereka.14

Pada dasarnya terapi okupasi terpusat pada

pendekatan sensori atau motorik atau kombinasinya untuk memperbaiki

kemampuan dengan merasakan sentuhan, rasa, bunyi, dan gerakan.

Selain itu, terapi okupasi juga meliputi permainan dan keterampilan

sosial, melatih kekuatan tangan, genggaman, kognitif, dan mengikuti

arah. Dalam terapi okupasi biasanya terapis berkonsultasi dengan dokter,

perawat, guru, dan pekerja sosial atau konselor.

13

E. Kosasih, Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: Yrama

Widya, 2012), h. 13. 14

Geraldine Garner, Social and Rehabilitation Service, (United States: McGraw-Hill,

2008), h. 109.

Page 40: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

28

4. Tujuan Terapi Okupasi

Adapun tujuan dari terapi okupasi antara lain:

a) Mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak sendi,

kegiatan otot dan koordinasi gerakan.

b) Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti makan,

berpakaian, belajar menggunakan fasilitas umum (telepon, televisi,

dan lain-lain baik dengan maupun tanpa alat bantu, mandi yang

bersih, dan sebagainya).

c) Membantu untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin di

rumahnya, dan memberi saran penyederhanaan ruangan maupun

letak alat-alat kebutuhan sehari-hari.15

5. Indikasi Terapi Okupasi

Indikasi dilakukannya terapi okupasi antara lain jika:

a) Seseorang yang kurang berfungsi dalam kehidupannya karena

kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mengintegrasikan

perkembangan psikososialnya.

b) Terdapat kelainan tingkah laku yang terlibat dalam kesulitannya

berkomunikasi dengan orang lain.

c) Terdapat tingkah laku yang tidak wajar dalam mengekspresikan

perasaan atau kebutuhan yang primitif.

d) Terdapat ketidakmampuan menginterpretasikan rangsangan

sehingga reaksi terhadap rangsangan tersebut tidak wajar.

15

Charles H. Christiansen dan Carolyn M. Baum, Occupational Therapy: Enabling

Function and Well Being, (United States of America: Slack Incorporated, 1997), h. 5.

Page 41: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

29

e) Terhentinya seseorang dalam fase pertumbuhan tertentu atau

seseorang yang mengalami kemunduran.

f) Seseorang yang lebih mudah mengekspresikan perasaannya

melalui aktivitas daripada percakapan.

g) Seseorang yang merasa lebih mudah mempelajari sesuatu dengan

cara mempraktekannya daripada membayangkannya.

h) Seseorang yang cacat tubuh yang mengalami gangguan dalam

kepribadiannya.16

6. Fungsi Terapi Okupasi

Adapun fungsi terapi okupasi antara lain:

a) Sebagai perlakuan psikiatri yang spesifik untuk membangun

kesempatan-kesempatan demi hubungan yang lebih memuaskan,

membantu pelepasan, atau sublimasi dorongan emosional, sebagai

suatu alat diagnostik.

b) Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan

ruang gerak sendi, kekuatan otot dan koordinasi gerakan.

c) Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan,

berpakaian, belajar menggunakan fasilitas umum, baik dengan

maupun tanpa alat bantu.

16

Monique Prillagia Nurzhafarina, Perencanaan dan Perancangan Alat Bantu Terapis

bagi Anak Penderita Autis, (Skripsi S1), Jurusan Tehnik Industri, Universitas Sebelas Maret, 2015,

dari: https://eprints.uns.ac.id/18664/3/BAB_II.pdf diakses pada tanggal 6 Januari 2016.

Page 42: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

30

d) Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin

dirumahnya dan memberi saran penyederhanaan ruangan maupun

letak alat-alat kebutuhan sehari-hari.

e) Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan meningkatkan

kemampuan yang masih ada.

f) Eksplorasi prevokasional untuk memastikan kemampuan fisik dan

mental pasien, penyesuaian sosial, dan ketertarikan, kebiasaan-

kebiasaan kerja, keterampilan dan potensial untuk dikerjakan.

g) Mengarahkan minat dan hobi agar dapat digunakan.17

7. Jenis Terapi Okupasi

Adapun jenis terapi okupasi antara lain18

:

a) Activity of daily living (aktivitas sehari-hari)

Aktivitas yang dituju untuk merawat diri yang juga disebut

basic activities of daily living atau personal activities of daily

living terdiri dari kebutuhan dasar fisik (makan, cara makan,

kemampuan berpindah, merawat benda pribadi, tidur, buang air

besar, mandi dan menjaga kebersihan pribadi) dan fungsi

kelangsungan hidup (memasak, berpakaian, berbelanja dan

menjaga lingkungan hidup seseorang agar tetap sehat).

17

Monique Prillagia Nurzhafarina, Perencanaan dan Perancangan Alat Bantu Terapis

bagi Anak Penderita Autis, (Skripsi S1), Jurusan Tehnik Industri, Universitas Sebelas Maret, 2015,

dari: https://eprints.uns.ac.id/18664/3/BAB_II.pdf, artikel diakses pada tanggal 6 Januari 2016. 18

Nurdayati Praptiningrum, Terapi Okupasi, dari

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengertian%20TO.pdf, artikel diakses pada 8 Maret 2017.

Page 43: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

31

b) Pekerjaan

Kerja adalah kegiatan produktif, baik dibayar atau tidak

dibayar. Pekerjaan dimana seseorang menghabiskan sebagian

besar waktunya biasanya menjadi bagian penting dari identitas

pribadi dan peran sosial, memberinya posisi dalam masyarakat dan

rasa nilai sendiri sebagai anggota yang ikut berperan.

Pekerjaan yang berbeda diberi nilai-nilai sosial yang

berbeda pada masyarakat. Termasuk aktivitas yang diperlukan

untuk dilibatkan pada pekerjaan yang menguntungkan/

menghasilkan atau aktivitas sukarela seperti minat pekerjaan,

mencari pekerjaan dan kemahiran, tampilan pekerjaan, persiapan

pengunduran dan penyesuaian, partisipasi sukarela dan relawan

sukarela.

c) Leisure (pemanfaatan waktu luang)

Aktivitas mengisi waktu luang adalah aktivitas yang

dilakukan pada waktu luang yang bermotivasi dan memberikan

kegembiraan, hiburan, serta mengalihkan perhatian pasien.

Aktivitas yang tidak wajib yang pada hakekatnya kebebasan

beraktivitas. Adapun jenis-jenis aktivitas waktu luang seperti

menjelajah waktu luang (mengidentifikasi minat, keterampilan,

kesempatan, dan aktivitas waktu luang yang sesuai) dan partisipasi

waktu luang (merencanakan dan berpartisipasi dalam aktivitas

waktu luang yang sesuai, mengatur keseimbangan waktu luang

Page 44: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

32

dengan kegiatan yang lainnya, dan memperoleh, memakai, dan

mengatur peralatan dan barang yang sesuai).

C. Anak Tunagrahita

1. Pengertian Anak

Anak merupakan anugrah terindah yang dititipkan Tuhan kepada para

pasangan suami isteri yang harus dijaga dengan baik. Anak membutuhkan

kasih sayang, perhatian, rasa aman dalam setiap tumbuh kembangnya.

Pengertian anak menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, yang dimaksud anak menurut

undang undang tersebut adalah seseorang yang belum berumur 18

(delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.19

Menurut John Locke, anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka

terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.20

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa anak merupakan

manusia yang berusia 0 hingga mencapai 18 tahun dan memiliki pribadi

yang bersih dan peka terhadap rangsangan dari lingkungan.

2. Pengertian Tunagrahita

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang

mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Dalam bahasa asing

istilah yang digunakan seperti mental retardation, mentally retarded, dan

mental deficiency.21

19

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak, (Surabaya: Kesindo Utama, 2003), h. 4. 20

Hastuti, Psikologi Perkembangan Anak, (Jakarta: Tugu Publisher, 2012), cet.1, h. 11. 21

Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN, 2009), h. 136

Page 45: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

33

Seseorang dikategorikan berkelainan mental subnormal atau

tunagrahita jika ia memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal, sehingga

untuk meningkatkan kemampuannya memerlukan bantuan atau layanan

spesifik, termasuk dalam program pendidikannya.22

3. Klasifikasi Tunagrahita23

a) Tunagrahita Ringan

Tunagrahita ringan sering disebut juga moron atau debil.

Kelompok ini memiliki IQ antara 69-55 menurut skala Weschler.

Mereka masih dapat membaca, menulis, dan berhitung sederhana.

Dengan bimbingan dan pendidikan yang baik, anak terbelakang mental

ringan pada saatnya dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya

sendiri karena mereka dapat dididik menjadi tenaga kerja seperti

pekerjaan laundry, pertanian, peternakan dan pekerjaan rumah tangga.

Pada umumnya anak tunagrahita ringan tidak mengalami gangguan

fisik, mereka tampak seperti anak normal lainnya. Hanya saja mereka

tidak mampu melakukan penyesuaian sosial secara independen.

b) Tunagrahita Sedang

Anak tunagrahita sedang disebut juga imbisil. Kelompok ini

memiliki IQ antara 54-40 menurut skala Weschler. Mereka sangat sulit

bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti belajar menulis,

membaca dan berhitung walaupun mereka masih dapat menulis, secara

sosial seperti menulis namanya sendiri dan menulis alamat rumahnya.

22

Bratanata, “Pendidikan Anak Terbelakang Mental” dalam Mohammad Effendi,

Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 88. 23

Sumaryana, Pembelajaran Keterampilan Membuat Conblok pada Anak Tunagrahita,

artikel diakses pada 8 Maret 2017 dari http://eprints.uny.ac.id/9906/2/bab%202%20-

%2008103247020.pdf

Page 46: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

34

Tetapi mereka masih bisa dididik untuk mengurus diri seperti mandi,

berpakaian, makan minum, mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan

sebagainya. Namun dalam kehidupan sehari-hari mereka

membutuhkan pengawasan yang terus-menerus.

c) Tunagrahita Berat

Anak tunagrahita berat sering disebut idiot. Kelompok ini memiliki

IQ antara 39-25 menurut skala Weschler. Anak tunagrahita berat

sangat sulit bahkan tidak bisa lepas dari bantuan orang lain untuk

memenuhi kehidupannya sehari-hari. Mereka memerlukan bantuan

perawatan total dalam hal merawat diri, makan dan lainnya. Bahkan

mereka memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya.24

4. Hambatan Tunagrahita

Pada dasarnya tunagrahita menunjukkan kecenderungan

kemampuan yang rendah pada fungsi umum kecerdasannya karena

keterbatasan fungsi kognitif. Fungsi kognitif sendiri merupakan

kemampuan seseorang untuk mengenal atau memperoleh pengetahuan.

Beberapa hambatan yang tampak pada anak tunagrahita dari segi

kognitif yang juga menjadi karakteristiknya yaitu:

a) Cenderung memiliki kemampuan berpikir konkret

b) Mengalami kesulitan dalam konsentrasi

c) Kemampuan sosialisasinya terbatas

d) Tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit

e) Kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi

24

Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN, 2009), h. 139-141

Page 47: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

35

f) Pada tunagrahita mampu didik, prestasi tertinggi bidang baca, tulis

dan hitung tidak lebih dari anak normal setingkat kelas III-IV SD.25

Menurut Hallahan, terdapat empat bidang hambatan kognisi pada

anak yang tergolong kategori retardasi mental. Empat bidang tersebut

antara lain hambatan perhatian, ingatan, bahasa dan prestasi akademik.

a) Hambatan perhatian merupakan hambatan ketika mereka kesulitan

mencurahkan perhatiannya kepada aspek yang bermacam-macam.

b) Hambatan ingatan yaitu ketika mereka sulit mengingat suatu benda

atau proses yang telah dialaminya.

c) Hambatan bahasa yaitu mengalami kesulitan dalam mengingat apa

yang dilihat dan didengar sehingga menyebabkan kesulitan dalam

berbicara.

d) Prestasi akademik yaitu terlambat dalam perkembangan mental,

tunagrahita mengalami masalah dalam keterampilan akademik

dibanding kelompok usia sebaya.26

5. Penyebab Tunagrahita

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang

menjadi tunagrahita. Para ahli dari berbagai ilmu telah berusaha

membagi faktor-faktor penyebab ini diantaranya sebagai berikut:27

25

Mohammad Effendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2006), h. 98 26

Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN, 2009), h. 155 27

Bandi Delphie, Sebab-Sebab Keterbelakangan Mental Seseorang, (Bandung: Mitra

Grafika, 1996), h.49

Page 48: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

36

a) Faktor keturunan

Adanya kelainan kromosom baik autosom (mempunyai

kromosom 3 ekor pada kromosom nomor 21 sehingga anak

mengalami Langdon Down’s Syndrome dan pada trisomi

kromosom nomor 15 anak akan menderita Patau’s Syndrome

dengan ciri-ciri berkepala kecil, mata kecil, berkuping aneh,

sumbing dan kantung empedu yang besar. Adanya kegagalan

meiosis sehingga menimbulkan duplikasi dan translokasi) maupun

pada kelainan gonosom (gonosom yang seharusnya XY, karena

kegagalan menjadi XXY atau XXXY.

b) Gangguan metabolisme dan gizi.

Metabolisme dan gizi merupakan hal yang penting bagi

perkembangan individu terutama perkembangan sel-sel otak.

Beberapa kelainan yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme

dan kekurangan gizi diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Phenylketonuria

Salah satu akibat gangguan metabolisme asam amino juga

kelainan gerakan enzym phenylalanine hydroxide. Gejala

umum yang nampak adalah tunagrahita, kekurangan pigmen,

microchepally, serta kelainan tingkah laku.

2) Cretinisme

Disebabkan oleh keadaan hypohyroidism kronik yang

terjadi selama masa janin atau segera setelah melahirkan. Berat

ringan kelainan tergantung pada tingkat kekurangan thyroxin.

Page 49: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

37

Gejala umum yang nampak adalah adanya ketidaknormalan

fisik yang khas dan ketunagrahitaan dan awal gejalanya dengan

kurangnya nafsu makan, anak menjadi sangat pendiam, jarang

tersenyum dan tidur yang berlebihan.

3) Infeksi dan keracunan

Adanya infeksi dan keracunan terjangkitnya penyakit-penyakit

selama janin masih berada dalam kandungan ibunya yang

menyebabkan anak lahir menjadi tunagrahita, antara lain:

a) Rubella

Penyakit ini menjangkiti ibu pada dua belas minggu

pertama kehamilan. Selain tunagrahita,

ketidaknormalan yang disebabkan penyakit ini adalah

kelainan pendengaran, penyakit jantung bawaan, berat

badan yang sangat rendah pada waktu lahir dan lain-

lain.

b) Syndrome Gravidity Beracun

Ketunagrahitaan yang timbul dari Syndrome Gravidity

Beracun terjadi pada sebagian bayi yang lahir prematur,

kerusakan janin yang disebabkan oleh zat beracun dan

berkurangnya aliran darah pada rahim dan plasenta.

4) Masalah pada kelahiran

Adanya kelahiran yang disertai hypoxia (kejang dan nafas

pendek) dipastikan bahwa bayi yang akan dilahirkan menderita

kerusakan otak.

Page 50: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

38

5) Faktor lingkungan

Latar belakang pendidikan orangtua sering juga

dihubungkan dengan masalah-masalah perkembangan.

Kurangnya kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan

dini serta kurangnya pengetahuan dalam memberikan segala

rangsangan yang bersifat postif dalam masa perkembangan

anak dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya gangguan

atau hambatan dalam perkembangan anak. Kurangnya kontak

pribadi dengan anak, misalnya dengan tidak mengajaknya

berbicara, tersenyum dan bermain yang mengakibatkan

timbulnya sikap tegang, dingin dan menutup diri. Kondisi yang

demikian akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan

anak baik fisik maupun mental intelektualnya.

6. Karakteristik Tunagrahita28

a) Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

Dalam berbicaranya banyak yang lancar, tetapi perbendaharan

katanya minim, mereka mengalami kesulitan dalam berpikir abstrak,

tetapi mereka masih mampu mengikuti pelajaran yang bersifat

akademik atau tool subject, baik di sekolah biasa maupun di sekolah

luar biasa (SLB). Umur kecerdasannya apabila sudah dewasa sama

dengan anak normal yang berusia 12 tahun

.

28

Junal tentang mengenal anak luar biasa, artikel diakses pada 12 Januari 2016 dari

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195706131985031-

MAMAN_ABDURAHMAN_SAEPUL_R/MENGEANAL_ANK__LUAR__BIASA.pdf.

Page 51: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

39

b) Karakteristik Anak Tunagrahita Sedang

Anak tunagrahita sedang tidak bisa mempelajari pelajaran-

pelajaran yang bersifat akademik, belajarnya secara membeo.

Perkembangan bahasanya sangat terbatas karena perbendaharaan

kata yang sangat kurang. Mereka memerlukan perlindungan orang

lain, meskipun begitu masih mampu membedakan bahaya dan bukan

bahaya. Umur kecerdasannya sama dengan anak normal umur tujuh

tahun.

c) Karakteristik Anak Tunagrahita Berat

Anak ini sepanjang hidupnya memerlukan pertolongan dan

bantuan orang lain, sehingga berpakaian, ke WC, dan sebagainya

harus dibantu. Mereka tidak tahu bahaya atau tidak bahaya. Kata-

kata dan ucapannya sangat sederhana. Kecerdasannya sampai

setinggi anak normal yang berusia tiga tahun.

Page 52: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

40

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

NUSANTARADEPOK

A. Sejarah Berdirinya

Berawal dari rasa prihatin terhadap adik kelas sewaktu kuliah di

Pendidikan Luar Biasa, Bapak Sujono menampung dua belas adik kelasnya

tersebut di dua tempat yaitu di Depok dan Jakarta Selatan. Mereka mulai

mencari murid hingga muridnya terus bertambah banyak. Karena para guru

tinggal dan makan di sekolah, maka dibuatlah sekolah berasrama. Akhirnya

pada tahun 1989 beliau membeli tanah di daerah Beji, Depok dari uang

pribadi hasil penjualan rumah.Saat ini beliau telah membangun dua Sekolah

Luar Biasa di dua daerah yaitu di Beji, Depok dan Srengseng Sawah,

Jakarta Selatan. 1

Sekolah Luar Biasa Nusantara Ber-asrama tidak hanya menerima

siswa-siswi ABCD (Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa), tetapi

juga Hiperaktif, Down Syndrom, Autis dan Epilepsi, mulai dari usia dini

sampai usia lanjut. Motto sekolah adalah PAIKEM GEMBROT yang

artinya Pendidikan Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan Gembira

Berbobot.2

1 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Sujono, 5 Oktober 2015.

2 Dokumen Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok.

Page 53: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

41

B. Profil Yayasan3

Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara

Alamat Yayasan : Jalan Sempu Raya RT.06 RW.04 No. 7-8

Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok

Tahun Berdiri : 1989

No. Akte Notaris / Tahun : 117/2001

Nama Ketua Yayasan : Drs. Sujono, S.Psi, MM

Nama Sekolah : SLB B-C-D Nusantara Ber-Asrama

Nomor Statistik Sekolah : 8020206605002

Status Sekolah : Swasta

Alamat Sekolah : Jalan Sempu Raya RT.06 RW.04 No. 7-8

Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok

Ijin Operasional : No. 421.9/3/3124-disdik/2003

SK Kemenkumham : No.AHU-0010632.AH.01.04/2015

Status Akreditasi : C

Nama Kepala Sekolah : Neni Sulastri Pratiwi, M.Psi

SK Jabatan Kepsek : j.005/YPLB-n/I/15

C. Visi, Misi dan Tujuan Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara

Depok4

1. Visi Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok

Mewujudkan Sekolah Anak Cacat Nusantara Ber-Asrama (Boarding

School) sebagai salah satu sekolah unggulan dan terbaik.

3 Dokumen Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok.

4 Dokumen Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok.

Page 54: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

42

2. Misi Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok

Adapun misi dari YPLB Nusantara Depok sebagai berikut:

a) Meningkatkan kinerja aparatur sekolah ber-asrama yang efektif,

efisien dan profesional.

b) Meningkatkan segala potensi sumber daya sekolah ber-asrama.

c) Mengembangkan wawasan keunggulan kreatif dan inovatif di bidang

pendidikan.

d) Membangun komitmen kebersamaan dan keteladanan warga sekolah

ber-asrama yang harmonis, religius, yang dilandasi Iman dan Taqwa.

3. Tujuan Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok

Adapun maksud dan tujuan berdirinya YPLB Nusantara Depok

adalah membantu, melayani dan mendidik Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK) usia dini sampai usia lanjut, sehingga dari segi kognisi, afeksi dan

psikomotornya diharapkan mereka dapat mandiri dan bermanfaat bagi

masyarakat, agama, nusa dan bangsa.

Page 55: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

43

D. Struktur Kepengurusan Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara

Depok5

E. Prosedur Penerimaan Anak Didik di Yayasan Pendidikan Luar Biasa

Nusantara Depok

Adapun tahapan penerimaan anak didik yang akan mengikuti kegiatan

pendidikan disini antara lain:6

a) Orangtua datang ke sekolah. Jika tidak ada orangtua maka dapat

diwakili oleh pihak keluarga calon anak didik.

5 Dokumen Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok.

6 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Sujono, 5 Oktober 2015.

Page 56: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

44

b) Pihak sekolah melakukan wawancara dengan pihak keluarga.

c) Pihak sekolah melakukan analisa terhadap calon anak didik.

d) Mengisi formulir yang berisi data siswa dan orangtua.

e) Surat keterangan dari Dokter dan Psikolog.

f) Surat pernyataan orangtua siap mengikuti masa observasi selama 6

bulan.

Setelah syarat tersebut lengkap secara keseluruhan kemudian calon

siswa diberikan tes psikologi untuk mengetahui anak tersebut dapat

dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus dengan kategori apa.

Keseluruhan dari hasil wawancara dan pengamatan bahwa prosedur

pelayanan yang diberikan YPLB Nusantara teratur dan jelas. Setelah

melengkapi administrasi maka siswa akan mendapatkan pelayanan terapi.

Biasanya siswa dapat mengikuti lebih dari 1 macam terapi, seperti terapi

okupasi, terapi musik dan terapi perilaku, namun semua bergantung kepada

kebutuhan masing-masing siswa.

F. Program Kegiatan Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok

Selain pendidikan formal, sekolah ini juga menyediakan beberapa

program umum seperti:7

a) Lembaga Pendidikan Komputer Nusantara untuk anak berbakat usia

sekolah, SMKLB dan alumni SMALB.

b) Paket wisata alam nusantara, diadakan setiap minggu, maksimal 15 peserta

di wilayah Jabodetabek, waktunya satu hari. Kegiatan ini ditujukan untuk

menghilangkan kejenuhan dari rutinitas sehari-hari.

7 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Sujono, 5 Oktober 2015.

Page 57: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

45

c) Klinik tumbuh kembang “Bunga Nusantara” yaitu layanan terapi untuk

anak berkebutuhan khusus seperti terapi air, terapi perilaku, terapi okupasi,

terapi wicara, terapi sensor integrasi, konsultasi anak dan tes psikologi.

Beberapa program kegiatan yang menjadi unggulan di sekolah ini antara

lain:

a) Program keterampilan yang meliputi sablon elektrik, membuat mug, pin,

topi, kaos bergambar, menyulam dan memasang manik-manik.

b) Program bina diri yaitu keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan

sehari-hari, mulai dari makan, minum, bersih-bersih, ke toilet, ganti baju

dan sebagainya.

c) Program kesenian diantaranya seni musik dan seni tari.

d) Olahraga yang meliputi renang dan bulu tangkis.

Adapun beberapa jenis terapi yang ada di YPLB Nusantara yang

diberikan kepada siswa berkebutuhan khusus antara lain:

a) Terapi wicara

Terapi wicara adalah terapi untuk membantu siswa yang

berkebutuhan khusus di YPLB Nusntara untuk bisa berkomunikasi

dengan lebih baik. Terapi ini biasa diberikan kepada anak-anak yang

mengalami keterlambatan bicara (speech delay). Ini merupakan salah

satu hambatan tumbuh kembang yang paling umum dialami anak, di

mana seorang anak masih belum mencapai kemampuan bicara yang

semestinya sudah dikuasai pada usia tertentu.

Page 58: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

46

b) Terapi okupasi

Terapi okupasi di YPLB Nusantara bertujuan mengajarkan kepada

siswa untuk melakukan kegiatan bina diri yang meliputi mandi, makan,

berpakaian dan aktivitas merawat diri lainnya. Terapi okupasi yang

diberikan oleh YPLB Nusantara yakni melalui bina diri dan pemanfaatan

waktu luang. Hasil akhir dari kegiatan bina diri ialah diharapkan siswa

dapat mandiri dalam kegiatan sehari-hari seperti merawat diri.

Sedangkan dalam pemanfaatan waktu luang, siswa dapat menyalurkan

minat dan bakatnya melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti musik, bulu

tangkis dan kegiatan keterampilan.8

Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh pihak Yayasan

Pendidikan Luar Biasa Nusantara dalam memberikan terapi okupasi:

1. Tahap Assessment (Pengkajian)

Tahap awal dimana pihk sekolah melakukan identifikasi terhadap

siswa baru yang bersekolah di YPLB Nusantara Depok. Tahap ini

bertujuan untuk mengetahui terapi yang akan diperoleh dan dijalankan

oleh siswa baru misalnya apakah siswa itu membutuhkan terapi

okupasi atau tidak. Tahap assessment dilakukan dengan cara membaca

atau melakukan observasi perilaku siswa itu selama enam bulan.

2. Tahap Pelaksanaan Terapi Okupasi

Tahap ini dilakukan ketika siswa tunagrahita didiagnosa

membutuhkan terapi okupasi. Dalam hal ini, terapis akan memberikan

pengenalan kegunaan dari perlengkapan yang biasa digunakan dalam

8 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Novi, 22 Oktober 2015.

Page 59: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

47

kegiatan sehari-hari. Dalam proses pelaksanaan terapi okupasi ini,

siswa akan dibantu oleh masing-masing pengasuh yang terdapat di

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok.9

Pelaksanaan terapi okupasi berupa bina diri bagi siswa yang

berasrama dilakukan setiap hari karena kegiatan tersebut merupakan

aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan siswa. Namun untuk

pelaksanaan pemanfaatan waktu luang biasanya dilaksanakan

seminggu dua kali yakni pada hari Sabtu dan Minggu.10

Pihak sekolah tidak secara khusus melakukan evaluasi hasil dari

terapi okupasi, akan tetapi laporan perkembangan siswa tetap

disampaikan kepada orang tua ketika pembagian rapor yang termasuk

di dalamnya hasil kegiatan bina diri dan pemanfaatan waktu luang

siswa di sekolah.11

c) Fisioterapi

Fisioterapi adalah terapi yang dilakukan untuk membantu anak

mengembangkan kemampuan motorik kasar (gross motor skill).

Kemampuan motorik kasar meliputi otot-otot besar pada seluruh tubuh

yang memungkinkan tubuh melakukan fungsi berjalan, melompat,

jongkok, lari, menendang, duduk tegak, mengangkat, dan melempar

bola. Kemampuan motorik kasar sangat penting karena membuat tubuh

bisa melakukan aktivitasnya, menjaga keseimbangan, koordinasi, dan

lain-lain. Kemampuan motorik kasar juga sangat berhubungan dengan

fungsi fisik lainnya.

9 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Novi, 22 Oktober 2015.

10 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Irma, 25 April 2016.

11 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Sujono, 5 Oktober 2015.

Page 60: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

48

d) Terapi bermain

Terapi bermain dalam YPLB Nusantara biasanyadilakukandengan

pemanfaatan permainan sebagai media yang efektif oleh terapis, untuk

membantu siswa mencegah atau menyelesaikan kesulitan-kesulitan

psikososial, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

melalui eksplorasi atau ekspresi diri.

e) Terapi musik

Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental

dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni,

timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga

tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.

f) Terapi perilaku

Terapi perilaku (behaviour therapy, behavior modification) adalah

pendekatan untuk psikoterapi yang didasari oleh Teori Belajar (learning

theory) yang bertujuan untuk menyembuhkan psikopatologi seperti;

depression, anxietydisorders, phobias, dengan memakai teknik yang

didesain menguatkan kembali perilaku yang diinginkan dan

menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.

g) Terapi sensori integrasi

Disfungsi SI menunjukkan ketidakmampuan tubuh untuk

menangkap dan menggunakan informasi yang diterima oleh panca

indera secara benar. Anak dengan disfungsi SI mempunyai kesulitan

mengolah infomasi yang diterima panca inderanya untuk melaksanakan

tugas sehari-hari. Disfungsi SI bisa muncul dengan berbagai kombinasi

Page 61: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

49

dari indera-indera, yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran,

pengecapan, peraba, atau pergerakan.

G. Keadaan Guru dan Siswa di Yayasan Pendidikan Luar Biasa

Nusantara Depok

Jumlah guru yang ada di sekolah ini yaitu 6 orang dengan rincian 1

orang tamatan S2, 1 orang tamatan S1 PLB, 1 orang tamatan S1 Non-PLB,

1 orang tamatan D3 dan 2 orang tamatan SMA. Sedangkan jumlah

muridnya sebanyak 66 orang dengan rincian 1 orang tunanetra, 48 orang

tunagrahita, 1 orang tunadaksa, 9 orang autis dan 7 orang tunaganda.12

Jam belajar di sekolah yaitu mulai dari pukul 07.30-11.30, dengan jam

istirahat pukul 09.30-10.00. Pada jam istirahat anak-anak akan tetap berada

di dalam kelas untuk makan bekal yang dibawa masing-masing, sementara

guru mengawasi mereka karena makan merupakan salah satu pelajaran bina

diri bagi anak-anak tunagrahita yang memang diharapkan setelah keluar dari

sekolah mereka dapat mengurus dirinya sendiri. Waktu istirahat ini bisa

dimanfaatkan oleh guru untuk lebih mendekatkan diri kepada muridnya dan

menilai kemandiriannya.

Bahasa yang disampaikan pengajar kepada murid disini semuanya

diucapkan dengan bahasa yang baik karena sesuai dengan ejaan bahasa

Indonesia seperti: “tidak boleh bicara seperti itu”, “kalau tidak selesai, tidak

boleh pulang”, “bersihkan sampahnya”.13

12

Dokumen Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok. 13

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Sujono, 5 Oktober 2015.

Page 62: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

50

Selain bertanggung jawab terhadap pelajaran dan akademiknya, guru

juga bertanggung jawab dengan keadaan muridnya. Anak tunagrahita

cenderung mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur diri sendiri

termasuk saat mereka ingin buang air kecil maupun buang air besar. Jadi

jika ada yang buang air kecil di celana maka guru yang harus membantunya

ke kamar mandi dan menggantikan celananya.14

H. Profil Informan

1. Profil SA

SA merupakan siswa tunagrahita ringan yang mendapatkan terapi

okupasi di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok. SA

merupakan siswa laki-laki kelas 1 SMPLB-C yang lahir di Jakarta, 30

Agustus 2002 yang sekarang berusia 15 tahun. SA merupakan anak dari

alm. Benny Lumintang dan Ibu Orbariah Agustini seorang karyawan

swasta, mereka bertempat tinggal di Komplek Atsiri Permai, Citayam,

Depok. SA berada di YPLB Nusantara Depok kurang lebih sudah 7

tahun. SA merupakan siswa yang berasrama di YPLB Nusantara Depok.

Selama di asrama, dalam melakukan kegiatan sehari-harinya SA dibantu

oleh seorang pengasuh yang bernama Ibu Irma.

2. Profil AR

AR adalah siswa laki-laki tunagrahita ringan di Yayasan

Pendidikan Luar Biasa. AR mengikuti pendidikan computer di Yayasan

Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok. AR berusia 25 tahun, lahir di

Jakarta pada tanggal 30 Maret 1992. Ibu AR bernama Nurlina Ganefi

14

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Sujono, 5 Oktober 2015.

Page 63: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

51

yang merupakan pegawai negeri sipil dan Ayah AR bernama Imam

seorang karyawan swasta. AR bertempat tinggal di Jalan Poltangan 3,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan. AR berada di YPLB Nusantara dari kelas

3 SMP sampai dengan lulus SMA dan sekarang AR melanjutkan

pendidikan komputer. AR juga merupakan siswa yang berasrama di

YPLB Nusantara Depok. Selama di asrama, AR dibantu oleh Bapak

Hendra Kurnia sebagai pengasuhnya.

3. Profil DA

DA merupakan siswa laki-laki tunagrahita ringan di YPLB

Nusantara Depok. DA merupakan anak dari pasangan Bapak Jonal

Listiawan dan Ibu Sri Suliah yang bertempat tinggal di Kp. Bojong RT.

001 RW. 026 Baktijaya, Sukmajaya, Depok. DA lahir di Bogor pada

tanggal 30 November 2007 yang sekarang berusia 10 tahun. DA

merupakan siswa tunagrahita ringan kelas 3 SDLB-C. DA sudah hampir

tiga tahun mengikuti pendidikan di YPLB Nusantara. DA merupakan

siswa tunagrahita non-asrama.

Page 64: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

52

BAB IV

HASIL TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA

Pada Bab ini, penulis akan memaparkan hasil temuan di lapangan berupa

penjelasan dari pelaksanaan dan hasil terapi okupasi yang dilakukan oleh Yayasan

Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok serta hasil analisa dari temuan lapangan

penelitian yang berfokus pada evaluasi dari hasil terapi okupasi bagi anak

tunagrahita di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok. Berikut

pemaparan hasil temuan dan analisa dari penelitian tersebut:

A. Temuan Lapangan

1. Terapi Okupasi Bagi Anak Tunagrahita di Yayasan Pendidikan

Luar Biasa Nusantara Depok

Pada bagian ini, penulis akan memberikan informasi terkait dengan

hasil temuan lapangan yang berkaitan dengan terapi okupasi yang ada di

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok, meliputi; tujuan terapi

okupasi, jenis terapi okupasi, tahapan pelaksanaan terapi okupasi, hasil

pelaksanaan terapi okupasi dan faktor pendukung dan penghambat

keberhasilan terapi okupasi.

a. Tujuan Terapi Okupasi di Yayasan Pendidikan Luar Biasa

Nusantara Depok

Tujuan diadakannya terapi okupasi bagi anak tunagrahita di

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok adalah untuk

mengajarkan siswa dalam melakukan kegiatan bina diri meliputi

kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, berpakaian dan lain

Page 65: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

53

sebagainya. Hal tersebut dilakukan agar mereka dapat mandiri dan

mengurangi rasa bergantung terhadap orang lain. Selain itu tujuan dari

terapi okupasi juga untuk mengembangkan minat dan bakat melalui

kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Berikut penuturan dari ketua

Yayasan, Bapak Sujono:

“Tujuan dari terapi okupasi itu agar mereka bisa hidup mandiri,

mengurangi ketergantungan dengan orang lain. Misalnya

mereka dulu kalau makan harus disuapin sama Ibunya, nah

kalau disini kita ajarkan bagaimana siswa itu bisa makan sendiri,

caranya ya melalui program bina diri yang ada di sini. Selain itu

juga untuk mengetahui minat dan bakat siswa. Contohnya anak

ini sukanya musik, kita coba ikutsertakan di ekskul musik, dan

sebagainya.”1

Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Novi selaku terapis bagi siswa

tunagrahita. Beliau mengatakan bahwa tujuan dari terapi okupasi

adalah untuk mengajarkan aktivitas sehari-hari pada siswa

tunagrahita:

“Tujuannya itu untuk melatih kemandirian, minimal mereka bisa

melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

secara mandiri.”2

Berdasarkan pernyataan di atas, diperoleh informasi bahwa tujuan dari

terapi okupasi di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok

adalah untuk mengurangi rasa ketergantungan siswa terhadap orang

lain dan melatih siswa untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara

mandiri. Selain itu terapi okupasi juga digunakan untuk mengetahui

minat dan bakat siswa yang nantinya akan diarahkan oleh pihak

sekolah dalam bentuk kegiatan ektrakurikuler.

1 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Sujono, 5 Oktober 2015.

2 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Novi, 22 Oktober 2015

Page 66: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

54

b. Jenis Terapi Okupasi di Yayasan Pendidikan Luar Biasa

Nusantara Depok

Terdapat dua jenis terapi okupasi bagi anak tunagrahita yang

dilaksanakan oleh Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok

adalah bina diri dan pemanfaatan waktu luang. Bentuk kegiatan dari

bina diri meliputi aktivitas merawat diri seperti makan, mandi,

berpakaian dan menjaga kebersihan lingkungan agar tetap sehat serta

pemanfaatan waktu luang dengan adanya kegiatan pengembangan

bakat dan minat siswa melalui ekstrakurikuler. Berikut hasil

wawancara penulis dengan Bapak Sujono:

“Kalau disini ada dua jenis untuk terapi okupasinya. Nah untuk

terapinya lebih ke arah merawat diri atau kita kenal dengan bina

diri misalnya mandi, makan, pakai baju, merapikan baju,

menjaga kebersihan lingkungan dengan adanya piket dan ada

pendidikan akhlak juga untuk siswa disini. Kalau untuk waktu

luangnya mereka ikut dalam ekstrakurikuler sesuai minat

mereka. Ada kegiatan marawis, sablon, komputer, musik, buku

tangkis.”3

Ibu Novi selaku terapis juga mengatakan hal serupa, bahwa jenis

terapi okupasi yang ada di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara

Depok adalah bina diri dan pemanfaatan waktu luang. Berikut hasil

wawancara penulis dengan Ibu Novi:

“Untuk jenis terapi okupasi disini ada dua ya Mas, ada yang

namanya bina diri sama pemanfaatan waktu luang. Kalau untuk

bina diri, disini anak-anak kita arahkan untuk belajar yang

namanya melakukan aktivitas sehari-hari seperti menggunakan

baju. Nah untuk belajar menggunakan baju saja, siswa

tunagrahita itu butuh waktu lama, bisa dua tahun hanya untuk

belajar pakai baju. Pakai baju juga kita kasih tau dulu, misalnya

ya ini namanya kemeja, ini namanya kancing, ini namanya

bagian lengan kanan, dan seterusnya. Kuncinya untuk ngajarin

3 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Sujono, 5 Oktober 2015.

Page 67: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

55

mereka itu harus continue, tidak bisa langsung dilepas. Kalau

anak sudah bisa pakai baju sendiri itu adalah goals terapi

okupasi. Untuk pemanfaatan waktu luang itu biasanya pihak

sekolah mengarahkan anak-anak ke minat dan bakatnya,

misalnya saja ada siswa yang tenaganya cukup kuat, kan kalau

mereka lagi kesel, marah, itu biasanya keliatan powernya, nah

itu biasanya kita arahin untuk ke kegiatan olahraga misalnya

bulu tangkis.”4

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan Ibu Irma selaku

pengasuh. Beliau mengatakan bahwa jenis terapi di Yayasan

Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok adalah bina diri dan

pemanfaatan waktu luang. Kegiatan bina diri adalah bagaimana para

pengasuh bisa mengarahkan para siswa untuk melakukan kegiatan

sehari-hari secara mandiri. Pemanfaatan waktu luang adalah untuk

mengarahkan waktu senggang anak-anak dengan kegiatan positif.

Berikut kutipan wawancara dengan Ibu Irma:

“Disini itu ada bina diri Mas. Nah bina diri itu kaya kita ngajarin

anak-anak untuk bisa ngerjainapa-apa sendiri, misalnya bangun

pagi sendiri, mandi sendiri, makan sendiri, intinya mah

membuat anak lebih mandiri aja. Kalau pemanfaatan waktu

luang itu biasanya diisi dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya

positif kayamain marawis, main bulu tangkis, sama

keterampilan.”5

Berdasarkan hasil wawancara di atas diperoleh informasi bahwa

terdapat dua jenis terapi okupasi di Yayasan Pendidikan Luar Biasa

Nusantara Depok, diantaranya adalah bina diri dan pemanfaatan waktu

luang. Kegiatan bina diri mencakup aktivitas merawat diri seperti

mandi, makan, pendidikan akhlak dan sebagainya. Untuk semua jenis

aktivitas bina diri dilakukan secara continue dan ketika siswa sudah

bisa melakukan aktivitas secara mandiri, maka terapi okupasi dapat

4 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Novi, 22 Oktober 2015.

5 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Irma, 25 April 2016.

Page 68: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

56

dikatakan berhasil. Kegiatan pemanfaatan waktu luang yaitu pihak

sekolah mengarahkan siswa ke dalam kegiatan positif seperti

mengikuti kegiatan keterampilan, olahraga bulu tangkis dan bermain

alat musik.

c. Tahapan Pelaksanaan Terapi Okupasi di Yayasan Pendidikan

Luar Biasa Nusantara Depok

Pada tahapan pelaksanaan tarapi okupasi di Yayasan Pendidikan Luar

Biasa Nusantara Depok memiliki perbedaan antara siswa yang

berasrama dan non asrama. Perbedaan tersebut terletak pada intensitas

pelaksanaannya.

1) Assessment

Kegiatan assessment merupakan tahap awal dimana pihak

Sekolah melakukan identifikasi terhadap siswa baru yang bersekolah

di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok. Tujuan dari

assessment ini adalah untuk mengetahui terapi yang akan diberikan

kepada siswa, hal ini seperti yang dijelaskan oleh Ibu Novi:

“Pertama pihak sekolah melakukan assessment terhadap calon

siswa yang akan mengikuti kegiatan di sekolah. Setelah calon

siswa memenuhi persyaratan, kemudian siswa mengikuti proses

observasi selama enam bulan di asrama. Dalam proses observasi

ini, pihak sekolah dalam hal ini terapis dan pengasuh

“membaca” perilaku siswa. Kemudian saya membuat rencana

program terapi yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang.

Program terapi ini dibuat berdasarkan hasil asessment dan

kesimpulan diagnosis yang terjadi pada anak. Setelah keluar

hasil assessment tersebut baru deh kita tahu anak tersebut

mengikuti terapi okupasi atau tidak.”6

6 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Novi, 22 Oktober 2015.

Page 69: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

57

Tahapan assessment ini digunakan bagi seluruh siswa yang ada

di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok, baik bagi siswa

yang asrama maupun yang non-asrama. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan dari Bapak Sujono:

“Jadi sebelum siswa-siswa itu mendapatkan terapi dan

sebagainya, kita melakukan identifikasi atau assessment untuk

siswa baru, untuk yang asrama dan yang non-

asrama.Assessment itu salah satu bentuknya adalah observasi,

kita melakukan observasi pada tingkah laku siswa selama enam

bulan.jadi semua siswa yang ada disini itu sudah melalui

tahapan assessment.”7

Berdasarkan pernyataan di atas, diketahui bahwa tahapan

pertama dalam melakukan terapi okupasi adalah assessment atau

identifikasi siswa. Tujuan dari tahapan assessment adalah untuk

melakukan observasi tingkah laku terhadap siswa dan observasi

tersebut dilakukan selama enam bulan oleh para terapis dan pengasuh.

Tahap assessment ini berlaku untuk seluruh siswa yang ada di

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok, baik siswa yang

berasrama maupun yang non-asrama.

2) Pelaksanaan Terapi Okupasi

Pelaksanaan terapi okupasi dilakukan ketika siswa tunagrahita

didiagnosa perlu mendapatkan terapi okupasi. Bagi siswa yang

berasrama, mereka mendapatkan pelajaran bina diri serta praktik

dengan pengawasan pengasuh. Praktik tersebut adalah melakukan

aktivitas sehari-hari seperti praktik mandi, praktik makan dan praktik

merawat diri lainnya. Dalam praktik pelaksanaan terapi okupasi

7 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Sujono, 5 Oktober 2015.

Page 70: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

58

diperlukan kesabaran dan waktu yang cukup lama, karena anak

tunagrahita sulit mengingat sesuatu, jadi semua dilakukan secara

bertahap dan diulang.Sebagaimana penjelasan dari Bapak Hendra:

“Anak-anak disini selain dia dapet pelajaran di kelas, kita

praktekin di asrama. Disini kan mereka lebih sering praktek,

misalnya mandi sehari dua kali, makan sehari tiga kali, pake

baju, beresin tempat tidur sama ada piket juga.Kita disini

dituntut untuk selalu sabar untuk mengajarkan mereka, karena

anak tunagrahita itukan sulit untuk mengingat sesuatu, sekarang

diajarin caranya pegang gayung misalnya, besok, ya bisa lupa,

Jadi semua harus bertahap dan diulang setiap hari. Dan untuk

anak yang asrama, itu biasanya perkembangannya lebih cepat ya

Mas, karena kita sebagai pengasuh itu selalu ngawasin mereka

24 jam jadi perkembangannya cepat terlihat.”8

Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu Irma selaku pengasuh:

“Kalau yang asrama itu langsung praktek bina diri, jadi kita

ajarin kegiatan sehari-hari siswa, sama untuk waktu luangnya

kita ikutin ke ekskul. Semuanya masih tetep diawasin, kalo

engga nanti mereka ngerjainnya asal-asalan. Prakteknya juga

harus setiap hari biar mereka ga lupa.”9

Namun berbeda dengan siswa yang non-asrama, mereka hanya

mendapatkan pelajaran bina diri dan tidak dapat diawasi oleh

pengasuh, sehingga tingkat keberhasilannya tergantung dari

lingkungan siswa tersebut, seperti pernyataan dari Ibu Novi:

“Bagi siswa yang pulang pergi, mereka hanya mendapatkan

pendidikan bina diri di kelas. Selebihnya orang tua yang

berperan dalam prakteknya di rumah. Orang tua siswa juga

diberikan pengarahan agar selalu mengajarkan anaknya untuk

bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain,.jadi tingkat

keberhasilannya itu ya gimana lingkungan si anak aja di rumah,

kalau orang dilingkungannya tidak intensif dalam mengulang

materi yang sudah ada, ya perkembangan pada anak juga akan

lebih lama.”10

8 Hasil wawancara pribadi dengan BapakHendra, 11 Mei 2016.

9 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Irma, 25 April 2016.

10 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Novi, 22 Oktober 2015.

Page 71: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

59

Pihak sekolah tidak melakukan evaluasi hasil khususnya pada

kegiatan terapi okupasi, namun hasil tetap disampaikan kepada orang

tua siswa ketika pembagian rapor menyangkut akademik dan bina diri

siswa. Berikut hasil wawancara penulis dengan Bapak Sujono:

“Kalau evaluasi khusus terapi okupasinya ga ada. Hanya saja

kami ada laporan hasil secara keseluruhan termasuk hasil

kegiatan akademik dan bina diri.”11

Berdasarkan pernyataan di atas diperoleh informasi bahwa

dalam pelaksanaan terapi okupasi pada siswa tunagrahita di Yayasan

Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok dimulai dari pemberian

materi bina diri di dalam kelas, baik pada siswa yang berasrama dan

non asrama. Namun terdapat perbedaan dalam pelaksanaan

praktiknya. Bagi siswa yang berasrama, mereka dapat langsung

mempraktikan materi bina diri tersebut di asrama dengan pengawasan

pengasuh. Kegiatan praktik bina diri juga lebih intensif karena para

pengasuh selalu mendampingi siswa tersebut selama 24 jam sehingga

hal tersebut berdampak pada perkembangan siswa yang dinyatakan

lebih cepat dibandingkan dengan siswa yang non asrama. Pihak

sekolah juga tidak melaksanakan evaluasi hasil secara khusus pada

terapi okupasi.

Bagi siswa yang non asrama, praktik bina diri dikatakan kurang

intensif karena tidak dalam pengawasan pengasuh, mereka hanya

diawasi oleh orang-orang disekitar mereka, sehingga tingkat

perkembangan siswa cenderung lebih lama terlebih jika orang

11

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Sujono, 5 Oktober 2015.

Page 72: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

60

disekitar mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendidik

anak. Selain itu, dalam pelaksanaan terapi okupasi sangat dituntut

kesabaran dari para pengasuh karena anak dengan tunagrahita

memiliki kesulitan untuk mengingat sehingga segala macam bentuk

praktik bina diri harus dilakukan secara bertahap dan selalu diulang.

d. Hasil Pelaksanaan Terapi Okupasi di Yayasan Pendidikan Luar

Biasa Nusantara Depok

Pada bagian ini akan dibahas hasil dari pelaksanaan terapi okupasi

bagi anak tunagrahita, baik siswa yang asrama maupun yang non

asrama.

1) Bina Diri Siswa Asrama (Boarding School)

a) Siswa SA

Hasil pelaksanaan terapi okupasi pada SA dilakukan secara

terus menerus selama SA berada di asrama hingga SA bisa

melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.Selama berada di

asrama, SA diajarkan kegiatan bina diri seperti makan,

membersihkan tempat tidur dan merawat diri. Hasil dari terapi

okupasi yang telah dilaksanakan menunjukkan hasil yang positif

dan dalam kurun waktu 2 tahun perkembangan pada SA sudah bisa

dilihat. Ibu Irma juga menyatakan bahwa ketika SA baru menjadi

siswa, SA termasuk anak yang manja dan sangat bergantung pada

Ibunya seperti dimandikan, disuapin dan sebagainya.Hal tersebut

diperoleh dari hasil wawancara penulis dengan Ibu Irma:

“Sandi selama disini diajarin kegiatan bina diri seperti makan,

mandi, pakai baju, bersihin tempat tidur. Awalnya saya ajarin

Page 73: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

61

mandi sama saya kenalin alat-alat mandi ini fungsinya buat apa.

Semua dilakukan terus menerus itu kurang lebih dua tahun udah

bisa makan sama mandi sendiri, pake baju juga udah bisa bedain

depan sama belakangnya. Dulu mah dia kayanya manja sama

ibunya, makan ya harus disuapin, tapi sekarang Alhamdulillah

sudah jauh perubahannya.”12

Selain itu orangtua dari SA, Ibu Orbariah juga menyatakan

bahwa perkembangan SA selama berada di asrama sangat

memuaskan. SA menjadi anak yang mandiri dalam menjalankan

aktivitas sehari-hari, berikut pernyataan dari Ibu Orbariah:

“Kalau ditanya perkembangannya Sandi mas, saya senang

sekali. Sekarang dia jadi lebih mandiri, apa-apa sudah enggak

bergantung sama Ibunya, kadang kalau habis pulang dari rumah

terus mau balik lagi ke panti tidak mau dianter, terus juga kalau

dirumah habis bangun tidur langsung beresin kamar sendiri

karena sudah kebiasaan di asrama.”13

Berdasarkan pernyataan di atas terlihat bahwa kegiatan bina

diri, membuat SA sudah dapat melakukan aktivitas sehari-hari

dengan mandiri seperti mandi, makan, berpakaian dan

membersihkan tempat tidur, orangtua serta pengasuh dari SA juga

menyatakan bahwa perkembangan SA sudah mulai terlihat.

Kegiatan bina diri juga telah berjalan dengan efisien karena tidak

membutuhkan banyak sumber daya.

b) Siswa AR

AR juga mendapatkan terapi okupasi selama berada di

asrama yakni kegiatan merawat diri. AR sudah bisa melakukan

aktivitas sehari-hari secara mandiri seperti mandi, makan dan

membersihkan tempat tidur. Pada awalnya AR memilik banyak

12

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Irma, 25 April 2016. 13

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Orbariah, 30 Juli 2016.

Page 74: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

62

jerawat di bagian tubuhnya dikarenakan AR malas menjaga

kebersihan badan. AR memiliki kesulitan untuk mandi dengan

benar. AR sulit menjangkau tubuhbagian belakang ketika ingin

mengusapkan sabun. Dalam waktu 2 tahun, perkembangan AR

sudah dapat terlihat hasilnya. Pak Hendra selaku pengasuh AR

mengatakan bahwa sekarang AR sudah dapat mandi sendiri dan

jerawat pada tubuhnya mulai hilang. Berikut hasil wawancara

penulis dengan Bapak Hendra:

“Dia itu waktu dateng kesini kulitnya ada korengan gitu. Dia

kan kalo luka itu suka digarukin jadi kan berbekas kalo belum

kering. Terus dulu banyak jerawat di bagian punggung sekarang

udah hampir tidak keliatan lagi. Jadi dia tuh kalo mandi

depannya aja yang disabunin, terus saya ajarin supaya tangannya

bisa ngejangkau sampe belakang. Sekarang udah bisa sendiri

dia, tapi tetep harus diawasin terus.”14

Selain itu penulis juga melakukan observasi terhadap kondisi

fisik AR.

“Kondisi kulit AR sudah terlihat bersih. Hanya terdapat sedikit

sisa bintik-bintik jerawat pada bagian punggungnya.”15

Orang tua AR juga merasakan perubahan pada AR setelah

mendapatkan kegiatan bina diri di asrama. Berikut pernyataan Ibu

Nurlina:

“Arif sekarang kelihatan lebih segar lagi badannya.

Alhamdulillah yang saya denger itu sekarang Arif udah rajin

mandi sama jerawatnya udah mulai ilang.”16

Faktor yang mendukung keberhasilan merawat diri pada AR

ialah karena AR sudah lama berada di asrama sehingga AR setiap

14

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Hendra, 11 Mei 2016 15

Hasil observasi pribadi AR. 16

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Nurlina, 26 Juli 2016.

Page 75: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

63

hari selalu diajarkan untuk dapat mandi dengan benar serta

mendapatkan pengawasan pengasuh. Berikut pernyataan Bapak

Hendra:

“Faktor yang mendukung perubahan Arif itu ya karena dia udah

lama tinggal di asrama, jadi setiap hari selalu kita ajarin untuk

bisa mandiri. Disini kan semua yang dilakuin anak itu ada

pengawasan dari pengasuh.”17

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa setelah

mengikuti terapi okupasi melalui kegiatan bina diri, fisik AR

menjadi lebih bersih. AR sudah mulai bisa melakukan aktivitas

merawat diri seperti mandi dengan benar. Dengan demikian

menjadikan kulit AR bersih dan jerawat pada punggungnya mulai

hilang.

2) Bina Diri Siswa Non Asrama

a) Siswa DA

Pelaksanaan terapi okupasi pada DA hanya dilakukan ketika

pelajaran bina diri. Hal tersebut dikarenakan DA merupakan siswa

non-asrama, sehingga pelaksanaannya lebih sering dilakukan di

rumah oleh orang tua DA. Namun sayangnya orang tua DA

terkadang tidak membiasakan DA untuk mandiri. Hal tersebut

diperoleh dari hasil wawancara dengan orang tua DA:

“Ga ikut terapi Mas di sini, jadi cuma sekolah biasa aja. Kalo di

rumah suka dibilangin sama mbahnya suruh mandiri, tapi kalo

mandi masih saya mandiin soalnya kalo mandi sendiri itu

sabun bisa abis buat dimainin. Saya juga kan ga bisa ngajarin

dia terus karena saya sibuk jualan. Perubahannya sih belum

banyak karena masih sering saya yang ngerjain kalo saya lagi

di rumah”18

17

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Hendra, 11 Mei 2016. 18

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sri, 21 Maret 2017

Page 76: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

64

Orang tua DA juga mengatakan bahwa pihak sekolah hanya

memberi pengarahan kepadanya ketika pengambilan rapor agar DA

selalu diajarkan untuk mandiri ketika di rumah. Berikut pernyataan

orang tua DA:

“Ga ada sih Mas. Paling kalo pas bagi rapot itu dibilangin ibu

kalo di rumah biasain Dani mandiri ya. Kalo makan jangan

disuapin terus, suruh makan sendiri.”19

Bapak Sujono juga menyatakan bahwa tidak ada pelatihan

khusus yang diberikan kepada orang tua siswa untuk menerapkan

terapi okupasi di rumah. Berikut pernyataan Bapak Sujono:

“Tidak ada. Hanya saja kami memberikan pengarahan kepada

orang tua siswa untuk membiasakan anaknya melakukan

aktivitas secara mandiri. Selalu ajarkan anak gimana cara

mandi yang benar, makan yang benar, pakai baju dan lain-lain.

Jadi perubahan pada anak itu tergantung gimana orang tua

menerapkannya di rumah.”20

Berdasarkan pernyataan di atas, perkembangan siswa non-

asrama sangat tergantung dengan bagaimana orang tua

membiasakan kepada anak agar bisa mandiri dalam melakukan

aktivitas sehari-hari. Perkembangan pada DA agak lambat

dikarenakan orang tua yang sibuk dan tidak bisa setiap hari

mengajarkan bina diri kepada anaknya. Padahal orang tualah yang

memegang peranan penting terhadap pendidikan anak ketika di

rumah.

19

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sri, 21 Maret 2017 20

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Sujono, 21 Maret 2017.

Page 77: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

65

3) Pemanfaatan Waktu Luang Siswa Asrama (Boarding School)

a) Siswa SA

Pelaksanaan pemanfaatan waktu luang pada SA yaitu melalui

kegiatan ekstrakurikuler olahraga bulu tangkis. Sejak awal SA

memilih mengikuti ekstrakurikuler bulu tangkis. Hal itulah yang

mendorong pihak sekolah untuk terus mengasah kemampuan SA

dalam kegiatan tersebut. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Irma:

“Pemanfaatan waktu luangnya lewat ekskul bulu tangkis. Dari

awal dia seneng bulu tangkis, jadi kita support dia supaya bisa

berkembang di bulu tangkis.”21

Hal tersebut juga dinyatakan oleh orang tua SA yang

mengatakan bahwa sekarang SA memiliki bakat pada olahraga bulu

tangkis. Berikut hasil wawancara penulis dengan Ibu Orbariah:

“Selain Sandi bisa mandiri, sekarang dia juga punya bakat main

bulu tangkis. Sering ditunjuk sama sekolah buat jadi wakil

sekolah kalau ada perlombaan. Alhamdulillah udah sering dapet

juara Mas”22

Penulis juga melakukan observasi ketika SA sedang bermain

bulu tangkis di lapangan YPLB Nusantara Depok.

“SA memiliki kemampuan yang baik dalam bermain bulu

tangkis. SA menunjukkan bakatnya dalam bermain bulu

tangkis.”23

Berdasarkan pernyataan di atas, kegiatan pemanfaatan waktu

luang yang diberikan YPLB Nusantara Depok kepada SA

menunjukkan hasil yang baik. SA sudah dapat mengembangkan

21

Hasil wawancarapribadi dengan Ibu Irma, 25 April 2016. 22

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Orbariah, 30 Juli 2016. 23

Hasil observasi pribadi SA

Page 78: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

66

bakatnya melalui olahraga bulu tangkis. Dengan kemampuannya

tersebut, SA sering menjadi wakil sekolah dalam berbagai

perlombaan.

b) Siswa AR

Selama berada di asrama YPLB Nusantara Depok, AR

mengikuti kegiatan pemanfaatan waktu luang dengan kegiatan

keterampilan membuat desain pin dan mug. AR sangat senang

bermain komputer dan ia juga belajar cara mendesain gambar

untuk mug. Berikut pernyataan Bapak Hendra:

“Untuk yang pemanfaatan waktu luangnya itu Arif ikut

keterampilan bikin mug. Dia itu seneng banget main komputer,

ikut pendidikan komputer di sini, sekarang udah bisa desain

gambar juga, jadi dia yang desain sendiri gambarnya buat

mug.”24

Orang tua AR juga mengatakan bahwa AR sangat senang

dengan aktivitasnya di asrama dengan adanya pendidikan komputer

dan keterampilan membuat mug. Berikut pernyataan orang tua AR:

“Sekarang kan Arif ikut pendidikan komputer di sekolah karena

dia senang sama komputer, kalo pulang kesini pasti buka-buka

laptop. Di sana juga ikut keterampilan sablon buat mug. Arif

sekarang udah bisa bikin desain sendiri.”25

Berdasarkan pernyataan di atas, pelaksanaan terapi okupasi

dengan pemanfaatan waktu luang yang diberikan kepada AR

melalui keterampilan sablon mug menunjukkan hasil yang positif.

AR sudah bisa mendesain gambar untuk mug. Hal tersebut juga

didukung oleh kemampuan AR pada bidang komputer.

24

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Hendra, 11 Mei 2016. 25

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Nurlina, 26 Juli 2016.

Page 79: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

67

Program bina diri dan pemanfaatan waktu luang bagi siswa

yang asrama di YPLB Nusantara Depok dilaksanakan dengan tepat

dan tidak memboroskan sumber daya yang ada dalam mencapai

tujuan. Berikut hasil wawancara penulis dengan Ibu Novi:

“Sudah tepat dalam hal penggunaan sumber daya karena bina

diri ini kan aktivitas sehari-hari anak, jadi ya kita cukup awasin

aja aktivitas mereka, ketika lagi makan kalo ada yang masih

salah ya kita ajarin yang bener seperti. Jadi cukup kita awasin

dan ga ada pemborosan sumber daya disini.”26

Selain itu siswa yang berasrama dapat dengan mudah

mengakses semua aktivitas bina diri dan pemanfaatan waktu luang

di sekolah. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Hendra:

“Kalo yang asrama karena mereka tinggal di sini ya jadi bisa

dengan mudah ikutin kegiatan di sini. Jadi ga cape seperti yang

non-asrama kan harus pulang pergi terus ikut ekskul juga.”27

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa sistem

asrama memudahkan pihak sekolah dalam mengawasi aktivitas

sehari-hari siswa dan siswa yang asrama dapat dengan mudah

mengikuti kegiatan yang ada tanpa harus takut kelelahan

dikarenakan mereka tinggal di dalam asrama.

4) Pemanfaatan Waktu Luang Siswa Non Asrama

a) Siswa DA

DA merupakan siswa tunagrahita ringan yang sekolah non-

asrama. Pemanfaatan waktu luang DA tidak dilakukan di sekolah

melainkan di rumah. Namun orang tua DA tidak memberikan

26

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Novi, 22 Maret 2016. 27

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Hendra, 11 Mei 2016.

Page 80: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

68

aktivitas pemanfaatan waktu luang ketika DA di rumah. Berikut

hasil wawancara dengan Ibu Sri:

“Kalau di rumah ya ga ngapa-ngapain Mas. Saya juga ga

ngizinin dia maen sama temennya karena suka dikatain gagu.

Jadi ya di rumah main aja sama sepupunya, gitu aja tiap hari.

Kalo harus ikut ekskul saya kasihan sama dia Mas, takut

kecapean karena sekolah tiap hari pulang pergi terus harus ikut

ekskul juga”28

Berdasarkan pernyataan di atas, orang tua DA tidak

memberikan aktivitas untuk mengisi waktu luang DA dikarenakan

orang tua khawatir akan fisik DA akan mudah lelah jika harus

sekolah pulang pergi dan mengikuti ekstrakurikuler. Hal ini

menyebabkan DA kesulitan untuk mengembangkan minat dan

bakatnya padahal aktivitas tersebut perlu dilakukan untuk

mengetahui bakat yang ada pada DA.

Berdasarkan hasil temuan lapangan mengenai pelaksanaan

terapi okupasi di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara

Depok, dari ketiga informan dapat dilihat bahwa perkembangan

anak yang tinggal di asrama lebih baik dibandingkan dengan anak

yang non-asrama dikarenakan aktivitas sehari-hari anak di asrama

selalu diajarkan untuk mandiri namun masih dalam pengawasan

pengasuh. Berbeda dengan anak yang non-asrama, dikarenakan

kesibukan orang tua membuat anak jarang diajarkan untuk bisa

hidup mandiri sehingga menyebabkan perkembangan kemandirian

menjadi lambat.

28

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sri, 21 Maret 2017.

Page 81: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

69

Hasil temuan lapangan juga menyebutkan pihak sekolah tidak

melakukan evaluasi hasil pada terapi okupasi sehingga menjadi

faktor penghambat bagi orang tua untuk mengasramakan anaknya.

Padahal perkembangan anak yang asrama lebih baik dibandingkan

dengan anak non-asrama. Jika pihak sekolah melakukan evaluasi

hasil terapi okupasi, maka tidak menutup kemungkinan banyak

orang tua siswa tunagrahita yang ingin mengasramakan anaknya.

e. Faktor Pendukung dan Penghambat Keberhasilan Terapi

Okupasi

Setelah diketahui bahwa hasil dari terapi okupasi di YPLB

Nusantara Depok menunjukkan hasil yang lebih terlihat pada anak

yang berasrama dibandingkan dengan anak yang non-asrama, maka

penulis akan menjelaskan faktor pendukung dan faktor penghambat

dalam pelaksanaan terapi okupasi.

1) Faktor pendukung dalam pelaksanaan terapi okupasi

Pada bagian ini, penulis hanya akan fokus pada faktor

pendukung pelaksanaan terapi okupasi pada siswa berasrama, hal

tersebut dilakukan karena pada siswa yang non asrama penulis

tidak dapat melihat adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan

terapi okupasi mengingat pada siswa non asrama hanya

mendapatkan pelajaran bina diri namun tidak diketahui apakah

siswa tersebut konsisten dalam mempraktekannya ketika sudah di

rumah. Berikut akan peneliti jelaskan faktor pendukung dalam

pelaksanaan terapi okupasi pada siswa berasrama.

Page 82: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

70

Berikut hasil wawancara penulis dengan Ibu Irma:

“Ada faktor pendukungnya, salah satunya ini ya karena dia

masih mudah untuk kita didik. Dia juga kan tinggal disini jadi

kita bisa setiap saat praktekin di kegiatannya sehari-hari.”29

Bapak Hendra juga mengatakan bahwa faktor yang

mendukung keberhasilan AR dalam melaksanakan terapi okupasi

karena AR berada di asrama sehingga dapat setiap hari diajarkan

kegiatan bina diri. Berikut pernyataan Bapak Hendra:

“Karena dia tinggal di asrama jadi setiap hari bisa kita terapkan

kemandirian pada kegiatan bina dirinya.”30

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa faktor

yang mendukung keberhasilan dari terapi yang diberikan kepada

siswa SA dan AR antara lain dikarenakan masih mudah untuk

dididik. Selain itu, keberadaan SA dan AR di asrama juga

memudahkan pengasuh untuk mengajarkan dan mengawasi praktek

dari aktivitas bina diri tersebut secara langsung.

2) Faktor penghambat dalam pelaksanaan terapi okupasi

Pada penjelasan mengenai faktor yang menghambat

keberhasilan terapi okupasi, penulis hanya melihat adanya

penghambat keberhasilan terapi okupasi pada siswa yang non-

asrama. Hal ini dikarenakan pada kegiatan bina diri dan

pemanfaatan waktu luang anak yang non-asrama belum terlihat

hasilnya. Berikut hasil wawancara penulis dengan orang tua DA:

29

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Irma, 25 April 2016. 30

Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Hendra, 11 Mei 2016.

Page 83: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

71

“Ya kaya itu tadi Mas karena saya sibuk jadi ga sempet buat

ngajarin dia setiap hari supaya bisa mandiri, lagian biar cepet aja

jadi kalau ngerjain apa-apa ya saya bantu.”31

Ibu Novi selaku terapis juga mengatakan bahwa anak yang

non-asrama masih belum terlihat hasilnya karena kurangnya

kesadaran orang tua tentang pentingnya mengajarkan kemandirian

pada anak. Berikut pernyataan Ibu Novi:

“Faktor penghambatnya salah satunya karena orang tua kurang

menyadari tentang pentingnya menanamkan kemandirian pada

anak padahal itu penting agar kelak meskipun anak tersebut

memiliki kekurangan, ia tidak selalu bergantung dengan orang

lain.”32

Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat diketahui bahwa

faktor penghambat dalam pelaksanaan terapi okupasi adalah

kurangnya motivasi orang tua untuk mengajarkan siswa untuk

menjadi lebih mandiri agar ia tidak bergantung dengan orang lain.

B. Analisis Evaluasi Hasil Terapi Okupasi di Yayasan Pendidikan Luar

Biasa Nusantara Depok

Untuk dapat melihat apakah terapi okupasi yang dilakukan oleh

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Depok memberikan perubahan bagi siswa

tunagrahita, maka peneliti akan melakukan analisis dengan menggunakan

teori yang relevan. Aspek yang akan dibahas adalah tujuan terapi okupasi di

Yayasan Pendidikan Luar Biasa Depok dan bagaimana hasil pelaksanaan

terapi okupasi di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Depok.

31

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sri, 21 Maret 2017. 32

Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Novi, 22 Oktober 2015.

Page 84: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

72

1. Tujuan Terapi Okupasi di Yayasan Pendidikan Luar Biasa

Nusantara Depok

Tujuan dari terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok adalah untuk

membantu siswa dalam melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari

seperti makan, mandi, membersihkan lingkungan kamar secara mandiri

tanpa bergantung pada orang lain.33

Hal tersebut senada dengan tujuan

dari terapi okupasi adalah untuk mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-

hari seperti makan, berpakaian dan sebagainya.34

Selain itu tujuan dari

terapi okupasi yang ada di YPLB Nusantara Depok juga untuk

mengembangkan minat dan bakat melalui ekstrakurikuler yang

diselenggarakan pihak Yayasan.35

2. Jenis Terapi Okupasi

Jenis terapi yang ada di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara

Depok adalah jenis terapi bina diri dan pemanfaatan waktu luang. Bentuk

dari kegiatan bina diri meliputi aktivitas merawat diri seperti makan,

mandi, berpakaian, menjaga kebersihan lingkungan serta pendidikan

akhlak.36

Kegiatan pemanfaatan waktu luang adalah para siswa

tunagrahita diarahkan oleh pihak sekolah untuk mengikuti kegiatan

seperti olahraga, marawis dan bermain alat musik.37

Kedua jenis terapi okupasi yang ada di Yayasan Pendidikan Luar Biasa

Nusantara Depok ternyata sudah sesuai dengan jenis terapi okupasi,

33

Lihat Bab 4, h. 53. 34

Lihat Bab 2, h. 28. 35

Lihat Bab 4, h. 53. 36

Lihat Bab 4, h. 54. 37

Lihat Bab 4, h. 55.

Page 85: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

73

diantaranya adalah activity daily living (ADL) yang termasuk pada

kegiatan bina diri dan pemanfaatan waktu luang.38

3. Hasil Pelaksanaan Terapi Okupasi di Yayasan Pendidikan Luar

Biasa Nusantara Depok

Hasil pelaksanaan terapi okupasi di Yayasan Pendidikan Luar Biasa

Nusantara Depok akan dibedakan antara siswa yang berasrama dan yang

non asrama. Hasil pelaksanaan pada siswa berasrama terlihat pada kedua

siswa yaitu SA dan AR. Pada siswa non-asrama terlihat pada siswa DA.

a. Bina Diri

Setelah mengikuti terapi okupasi, SA sudah memperlihatkan

perkembangannya selama dua tahun mengikuti terapi okupasi. Awalnya

SA adalah anak yang manja dan sangat bergantung pada ibunya, namun

setelah mengikuti terapi okupasi SA menjadi lebih mandiri.39

Keberhasilan terapi okupasi pada SA tidak lepas dari peran para

pengasuh yang selalu sabar dalam mempraktekan dan mengajarkan

siswa. Faktor pendukung dalam keberhasilan terapi okupasi ini adalah

karena SA sebagai siswa asrama sehingga membuat SA untuk selalu

mempraktekan kegiatan bina diri dan selalu dalam pengawasan

pengasuh.

AR juga memperlihatkan perkembangannya pada aspek bina diri.Hal

yang sangat terlihat adalah dari aspek kebersihan. Ketika baru bergabung

di asrama, kondisi kulit AR memiliki bekas luka dan berjerawat karena

AR malas untuk mandi, namun setelah mengikuti terapi okupasi kondisi

38

Lihat Bab 2, h. 30. 39

Lihat Bab 4, h. 60.

Page 86: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

74

kulit AR berubah menjadi lebih bersih karena AR selalu mempraktekan

kegiatan bina diri di asrama.40

Pada siswa DA, perkembangannya sedikit lambat dikarenakan orang tua

DA yang sibuk dan tidak bisa mengajarkan bina diri setiap hari kepada

DA.41

b. Pemanfaatan waktu luang

Selain kegiatan bina diri, terapi okupasi juga diberikan kepada SA dan

AR melalui kegiatan pemanfaatan waktu luang. SA yang sejak awal

menunjukkan minat pada olahraga bulu tangkis terus didorong agar

selalu melatih kemampuannya. Hingga sekarang SA memiliki bakat

dalam bermain bulu tangkis sehingga SA sering ditunjuk mewakili

sekolah dalam berbagai perlombaan.42

AR juga sudah terlihat kemampuannya dalam mendesain gambar untuk

sablon mug. AR sudah bisa mendesain gambar melalui komputer

dikarenakan AR juga memiliki kemampuan dalam bidang komputer.43

Kegiatan pemanfaatan waktu luang DA tidak berjalan dengan yang

seharusnya. Orang tua DA merasa kasihan jika DA harus pulang pergi

dan mengikuti kegiatan ekskul.44

40

Lihat Bab 4, h. 62. 41

Lihat Bab 4, h. 64. 42

Lihat Bab 4, h. 65. 43

Lihat Bab 4, h. 66. 44

Lihat Bab 4, h. 68.

Page 87: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

75

4. Evaluasi Hasil Terapi Okupasi Bagi Anak Tunagrahita di Yayasan

Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok

a. Indikator Efisiensi

Indikator ini menunjukkan apakah sumber daya dan aktivitas yang

dilaksanakan guna mencapai tujuan dimanfaatkan secara tepat guna atau

tidak memboroskan sumber daya yang ada.45

Berdasarkan temuan

lapangan, terapi okupasi yang dilakukan oleh terapis dan pengasuh pada

aspek bina diri dan pemanfaatan waktu luang SA dan AR yang

merupakan siswa asrama telah berjalan efisien. Hal tersebut dikarenakan

dalam kegiatan bina diri dan pemanfaatan waktu luang, terapis dan

pengasuh hanya mengawasi dan mengoreksi aktivitas siswa jika ada yang

tidak sesuai.46

Namun berbeda dengan siswa non-asrama, orang tua

masih kesulitan dalam menerapkan bina diri dan pemanfaatan waktu

luang di rumah yang salah satunya disebabkan oleh kesibukan orang

tua.47

b. Indikator Pemanfaatan

Pada indikator pemanfaatan ini akan diketahui seberapa banyak suatu

layanan yang sudah disediakan oleh pemberi layanan yaitu YPLB

Nusantara Depok atau dalam hal ini terapis dan pengasuh dipergunakan

oleh kelompok sasaran yang dalam hal ini adalah siswa tunagrahita. Di

YPLB Nusantara Depok terdapat program untuk anak tunagrahita yakni

kegiatan bina diri dan pemanfaatan waktu luang yang diberikan kepada

siswa agar bisa mandiri dalam kegiatan sehari-hari. Dari hasil temuan

45

Lihat Bab 2, h. 23. 46

Lihat Bab 4, h. 67. 47

Lihat Bab 4, h. 64.

Page 88: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

76

lapangan ternyata dapat dilihat bahwa anak yang berasrama dapat

mengakses kegiatan bina diri dan pemanfaatan waktu luang karena

mereka tinggal di asrama dan setiap saat diajarkan bina diri serta dapat

mengikuti kegiatan waktu luang dengan mudah48

, sedangkan anak yang

non-asrama hanya mengakses pelajaran bina diri saja dikarenakan orang

tua siswa yang kasihan dengan fisik anaknya jika setiap hari harus pulang

pergi sekolah namun tetap mengikuti ekstrakurikuler.49

48

Lihat Bab 4, h. 67. 49

Lihat Bab 4, h. 68.

Page 89: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

77

Tabel 3. Hasil Terapi Okupasi di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok Pada Siswa Tunagrahita

No. Jenis Terapi Pelaksanaan Terapi

Okupasi

Asrama Non-asrama

SA AR DA

1. Bina Diri Melalui pendidikan

tentang cara merawat

diri dan lingkungan

Siswa SA menunjukkan

hasil yang baik setelah

diberikan terapi okupasi.

SA sudah dapat

melakukan aktivitas

sehari-hari dengan mandiri

seperti mandi, makan,

berpakaian dan

membersihkan tempat

tidur

Setelah diberikan terapi

okupasi berupa cara

merawat diri, tubuh AR

sudah terlihat lebih bersih

dan jerawat pada

punggungnya sudah mulai

tidak terlihat lagi.

DA belum menunjukkan

hasil yang signifikan

setelah diajarkan terapi

okupasi. Hal tersebut

dikarenakan orang tua DA

belum membiasakan DA

untuk bisa mandiri. Orang

tua DA juga tidak bisa

setiap saat mengajarkan

DA karena kesibukannya.

2. Pemanfaatan

Waktu Luang

Melalui kegiatan

ekstra- kurikuler

pengembangan minat

dan bakat seperti bulu

tangkis, keterampilan,

musik dan sebagainya

Sejak awal SA

menunjukkan minatnya

pada olahraga bulu

tangkis. Hal itulah yang

membuat pihak sekolah

terus mendorong SA untuk

mengasah kemampuannya

pada olahraga bulu

tangkis. Hasilnya SA

sudah terlihat bakatnya

dengan sering menjuarai

berbagai perlombaan.

AR diberikan terapi okupasi

berupa pemanfaatan waktu

luang melalui keterampilan

sablon mug. Kemampuan

AR dalam bidang komputer

mendukung AR untuk

berlatih membuat desain.

Hasilnya menunjukkan

bahwa AR sudah bisa

membuat desain untuk

gambar mug

DA tidak mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah. Ketika di rumah,

orang tua DA juga tidak

memberikan kegiatan

positif untuk mengisi

waktu luang DA. Hasilnya

menunjukkan bahwa minat

dan bakat DA belum dapat

diketahui.

Page 90: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

78

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai evaluasi hasil dari

terapi okupasi bagi anak tunagrahita di Yayasan Pendidikan Luar Biasa

Nusantara Depok melalui observasi dan wawancara, penulis dapat

menyimpulkan bahwa evaluasi hasil dari tujuan terapi okupasi ini lebih

terlihat pada siswa tunagrahita yang berasrama saja daripada siswa

tunagrahita yang non-asrama. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian/perubahan

yang ada pada siswa yang berasrama dibandingkan dengan siswa non-asrama.

Keberhasilan dari tujuan terapi okupasi ini dilihat dari perubahan-

perubahan yang terjadi pada siswa tunagrahita yang berasrama, mulai dari

aspek bina diri dimana mereka telah dapat melakukan aktivitas sehari-hari

dengan mandiri dan pemanfaatan waktu luang dimana mereka dapat

menyalurkan minat dan bakatnya dalam kegiatan ekstrakurikuler yang

diselenggrakan oleh YPLB Nusantara Depok.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terapi okupasi yang telah

dijalankan oleh Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara telah berhasil

memberikan perubahan positif bagi perkembangan anak tunagrahita yang

berasrama saja sesuai dengan tujuan dari terapi okupasi itu sendiri karena

adanya konsistensi dari pengasuh yang mengajarkan siswa asrama agar selalu

dapat mengerjakan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Pada siswa

tunagrahita yang non-asrama, terapi okupasi belum memberikan perubahan

Page 91: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

79

yang lebih baik karena faktor kurangnya konsistensi keluarga menerapkan

praktik bina diri dan pemanfaatan waktu luang kepada siswa ketika di rumah.

B. SARAN

Setelah melakukan penelitian ini, maka penulis dapat menyarankan

beberapa hal yang berkaitan dengan terapi okupasi di YPLB Nusantara

Depok. Saran dalam penelitian ini antara lain:

1. Melakukan home visit, untuk dapat mengevaluasi bagaimana penerapan

bina diri dan pemanfaatan waktu luang di rumah.

2. Melakukan konseling keluarga untuk membangun kesadaran pada diri

orang tua bahwa anak memiliki hak untuk mengembangkan diri dan

diterima di masyarakat.

3. Dibutuhkan pendampingan dari lembaga kepada orang tua tentang

pemahaman akan pentingnya kasih sayang yang utuh dari keluarga kepada

anak karena pada dasarnya anak tumbuh dan berkembang bersama

keluarga sehingga orang tua mempunyai motivasi yang kuat dalam

mendidik anak.

4. Bagi orang tua siswa agar selalu mengajarkan kepada anaknya dalam

menghadapi tekanan lingkungan supaya residensi anak itu dapat tumbuh.

5. Dibutuhkan peran lembaga di masyarakat dengan melakukan sosialisasi

kepada masyarakat sehingga masyarakat semakin sadar bahwa mereka

harus memberikan dukungan kepada keluarga-keluarga yang memiliki

anak dengan kebutuhan khusus sehingga tidak ada lagi sikap mengejek

anak dengan kebutuhan khusus dan mereka mau menerima di masyarakat.

Page 92: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

80

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan

Praktis. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2001.

Agustyawati dan Solicha. Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009.

Bratanata. Pendidikan Anak Terbelakang Mental. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Bugin, Burhan. Penelitian Kuantitatif Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu

Sosial. Jakarta: Kencana, 2009.

Christiansen, Charles dan Carolyn M. Baum. Occupational Therapy: Enabling

Function and Well Being. United States of America: Slack Incorporated,

1997.

Delphie, Bandi. Sebab-sebab Keterbelakangan Mental Seseorang. Bandung:

Mitra Grafika, 1996.

Effendi, Mohammad. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:

Bumi Aksara, 2006.

Garner, Geraldine. Social and Rehabilitation Service. United States: McGraw-

Hill, 2008.

Ghony, M. Junaedi dan Fauzan Almanshur. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Hastuti. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Tugu Publisher, 2012.

Page 93: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

81

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika, 2010.

Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif.

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006.

Hidayati, Nurul. Evaluasi Program. Jakarta: Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, 2008.

Jones, Richard Nelson. Teori dan Praktik Konseling dan Terapi. Jakarta: Pustaka

Belajar, 2011.

Kosasih, E. Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Yrama

Widya, 2012.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010.

Nasution. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Ruslan, Rosadi. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2004.

Salam, Syamsir. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D). Bandung: Alfabeta, 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2010.

Page 94: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

82

Sugiyono. MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta,

2012.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat, Memberdayakan Masyarakat: Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

Jakarta: Refika Aditama, 2005.

Susandiaji. Terapi Alternatif. Yogyakarta: Yayasan Spiritia, 2004.

Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi: Untuk

Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Skripsi

Ulfa Andriani, Evaluasi Program Terapi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus di

Yayasan Panti Nugraha Jakarta Selatan, 2014.

Undang-undang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak, Surabaya: Kesindo Utama, 2003.

Media Online

Maman Abdurahman dan Saepul R, Mengenal Anak Luar Biasa,

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195706131

985031-

MAMAN_ABDURAHMAN_SAEPUL_R/MENGEANAL_ANK__LUA

R__BIASA.pdf artikel diakses pada 12 Januari 2016.

Page 95: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

83

Monique Prillagia Nurzhafarina, Perencanaan dan Perancangan Alat Bantu

Terapis bagi Anak Penderita Autis, (Skripsi S1), Jurusan Tehnik Industri,

Universitas Sebelas Maret, 2015,

https://eprints.uns.ac.id/18664/3/BAB_II.pdf artikel diakses pada 6 Januari

2016.

Nurdayati Praptiningrum, Terapi Okupasi,

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengertian%20TO.pdf artikel

diakses pada 8 Maret 2017.

Purwandari, Buku Pegangan Kuliah Psikoterapi, Universitas Negeri Yogyakarta,

2003, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/scan0003_6.pdf) artikel

diakses pada 12 Januari 2016.

Sumaryana, Pembelajaran Keterampilan Membuat Conblok pada Anak

Tunagrahita, http://eprints.uny.ac.id/9906/2/bab%202%20-

%2008103247020.pdf artikel diakses pada 8 Maret 2017.

Undang-undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial,

http://www.kemsos.go.id/unduh/UU-Kesos-No11-2009.pdf artikel diakses

pada 21 April 2016.

Page 96: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Lampiran 3

Pedoman Wawancara

Ketua YPLB Nusantara Depok

1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya YPLB Nusantara Depok?

2. Apa tujuan didirikannya YPLB Nusantara Depok?

3. Berapa banyak siswa yang ada di YPLB Nusantara Depok?

4. Bagaimana prosedur penerimaan siswa baru di YPLB Nusantara Depok?

5. Apa saja program/kegiatan yang ada di YPLB Nusantara Depok?

6. Ada berapa banyak jenis terapi di YPLB Nusantara Depok?

7. Apa tujuan dari terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

8. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan terapi okupasi di YPLB Nusantara

Depok?

9. Adakah pelatihan bagi terapis, pengasuh dan orang tua/wali terkait dengan

kegiatan terapi okupasi?

10. Kapan terapi okupasi dilakukan?

11. Dimana terapi okupasi dilakukan?

12. Bagaimana tahapan terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

13. Bagaimana hasil dari terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

14. Apakah YPLB Nusantara Depok melakukan kegiatan evaluasi pada program

terapi okupasi?

Page 97: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Terapis

1. Apa tujuan dari terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

2. Adakah pelatihan bagi pengasuh terkait dengan kegiatan terapi okupasi?

3. Apa saja jenis terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

4. Kapan terapi okupasi dilakukan?

5. Dimana terapi okupasi dilakukan?

6. Bagaimana tahapan terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

7. Bagaimana hasil terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

8. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan terapi okupasi

di YPLB Nusantara Depok?

9. Adakah perbedaan perkembangan setelah melakukan terapi okupasi pada

siswa asrama dan non-asrama?

10. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melihat adanya

perkembangan/perubahan pada siswa yang telah mengikuti terapi okupasi?

11. Apakah terapi okupasi yang ada di YPLB Nusantara Depok telah tepat guna

dalam mencapai tujuan?

12. Sudah berapa banyak terapi okupasi yang ada di YPLB Nusantara Depok

yang dipergunakan oleh siswa tunagrahita?

Pengasuh

1. Apa tujuan dari terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

2. Adakah pelatihan bagi pengasuh terkait dengan kegiatan terapi okupasi?

3. Apa saja jenis terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

4. Kapan terapi okupasi dilakukan?

Page 98: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

5. Dimana terapi okupasi dilakukan?

6. Bagaimana tahapan terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

7. Bagaimana hasil terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

8. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan terapi okupasi

di YPLB Nusantara Depok?

9. Adakah perbedaan perkembangan setelah melakukan terapi okupasi pada

siswa asrama dan non-asrama?

10. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melihat adanya

perkembangan/perubahan pada siswa yang telah mengikuti terapi okupasi?

11. Apakah terapi okupasi yang ada di YPLB Nusantara Depok telah tepat guna

dalam mencapai tujuan?

12. Sudah berapa banyak terapi okupasi yang ada di YPLB Nusantara Depok

yang dipergunakan oleh siswa tunagrahita?

Orang tua

1. Apa alasan Anda menyekolahkan anak Anda di YPLB Nusantara Depok?

2. Sudah berapa lama anak Anda bersekolah di YPLB Nusantara Depok?

3. Adakah perbedaan pada anak Anda setelah mengikuti terapi okupasi di YPLB

Nusantara Depok?

4. Apakah Anda pernah diberikan pelatihan tentang terapi okupasi di YPLB

Nusantara Depok?

5. Apakah YPLB Nusantara Depok selalu menyampaikan perkembangan anak

Anda?

Page 99: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Lampiran 4

Pedoman Observasi

1. Untuk melihat hasil pelaksanaan terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok.

Page 100: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Lampiran 5

Transkrip Wawancara

Nama : Drs. Sujono, S.Psi, M.M

Jabatan : Ketua Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara Depok

Tempat dan waktu : Depok, 5 Oktober 2015

Pertanyaan:

1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Awal mula berdirinya itu saya menampung adik kelas saya sewaktu

kuliah, mereka ada yang tinggal di Depok sama Jakarta Selatan. Lalu mereka

mencari murid untuk diberikan pendidikan. Setelah muridnya semakin

banyak akhirnya saya beli tanah di sini untuk dibangun sekolah. Nah karena

gurunya tinggal dan makan di sekolah, maka dibuatlah sekolah berasrama.

2. Apa tujuan didirikannya YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Tujuan berdirinya YPLB Nusantara ini untuk membantu, melayani

dan mendidik Anak Berkebutuhan Khusus mulai dari usia dini sampai usia

lanjut, sehingga dari segi kognisi, afeksi dan psikomotornya diharapkan

mereka dapat mandiri dan bermanfaat bagi orang banyak.

3. Berapa banyak siswa yang ada di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Jumlahnya ada 66 orang. Ada yang tunarungu, tunanetra, daksa,

grahita, autis dan tunaganda.

4. Bagaimana prosedur penerimaan siswa baru di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Yang pertama orang tua datang ke sekolah dan mengisi formulir data

diri orang tua dan calon siswa. Kami juga melakukan wawancara dengan

Page 101: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

keluarga dan melakukan analisa calon siswa. Setelah itu baru dilakukan

observasi selama enam bulan dengan surat pernyataan kesiapan dari orang

tua.

5. Apa saja program/kegiatan yang ada di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Ada lembaga pendidikan komputer Nusantara, wisata alam, program

keterampilan, kesenian, olahraga dan bina diri.

6. Ada berapa banyak jenis terapi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Ada tujuh jenis terapi, ada terapi wicara, terapi musik, fisioterapi,

terapi okupasi, terapi bermain, terapi perilaku dan terapi sensori integrasi..

7. Apa tujuan dari terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Mengajarkan kepada siswa untuk dapat melakukan kegiatan sehari-

hari secara mandiri dan dapat mengembangkan bakat dan minat lewat

kegiatan waktu luang siswa.

8. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan terapi okupasi di YPLB Nusantara

Depok?

Jawab: Ada terapis, pengasuh dan siswa itu sendiri.

9. Adakah pelatihan bagi terapis, pengasuh dan orang tua/wali terkait dengan

kegiatan terapi okupasi?

Jawab: Kalau pelatihan terkait okupasi tidak ada, karena terapi okupasi ini

merupakan kegiatan sehari-hari jadi dengan mudah kita ajarkan kepada anak-

anak. Hanya saja butuh prakteknya harus sering dilakukan agar nanti anak

bisa mandiri.

10. Kapan terapi okupasi dilakukan?

Jawab: Setiap saat selalu dilakukan, kegiatan dari mulai anak bangun tidur

Page 102: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

sampai menjelang tidur, karena okupasi itu kan aktivitas yang dilakukan

sehari-hari.

11. Dimana terapi okupasi dilakukan?

Jawab: Bisa dilakukan dimana saja ketika anak membutuhkan okupasi,

misalnya ketika makan, mandi, ekskul dan sebagainya.

12. Bagaimana tahapan terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Dimulai dari asessmen calon siswa baru, dalam asessmen itu kita

wawancara orang tua lalu kita analisa anaknya, orang tua juga diminta untuk

mengisi formulir biodata keluarga dan kesediaan jika anaknya mengikuti

masa observasi selama enam bulan. Setelah diketahui anak tersebut butuh

terapi okupasi, baru masuk dalam pelaksanaan terapi okupasi, anak ini harus

diajarin apa, potensi dalam dirinya itu apa saja, itu yang kita lakukan.

13. Bagaimana hasil dari terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Hasilnya cukup bagus, anak sudah bisa mandiri dalam melakukan

aktivitas sehari-hari namun masih dalam pengawasan guru dan pengasuh.

14. Apakah YPLB Nusantara Depok melakukan kegiatan evaluasi pada program

terapi okupasi?

Jawab: Kalau evaluasi khusus terapi okupasinya tidak ada. Hanya saja kami

ada laporan hasil secara keseluruhan termasuk kegiatan akademik, bina diri

dan ekstrakurikuler siswa.

Page 103: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Transkrip Wawancara

Nama : Novi Sulistyawati

Jabatan : Terapis

Tempat dan waktu : Depok, 22 Oktober 2015

Pertanyaan:

1. Apa tujuan dari terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Tujuannya untuk melatih kemandirian, minimal mereka bisa

melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2. Adakah pelatihan bagi pengasuh terkait dengan kegiatan terapi okupasi?

Jawab: Pelatihan tidak ada, tapi saya punya basic guru pendidikan luar biasa

jadi saya sedikit banyak tau tentang terapi okupasi.

3. Apa saja jenis terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Untuk jenis terapi okupasi disini ada dua ya Mas, ada yang namanya

bina diri sama pemanfaatan waktu luang. Kalau untuk bina diri, disini anak-

anak kita arahkan untuk belajar yang namanya melakukan aktivitas sehari-

hari seperti menggunakan baju. Nah untuk belajar menggunakan baju saja,

siswa tunagrahita itu butuh waktu lama, bisa dua tahun hanya untuk belajar

pakai baju. Pakai baju juga kita kasih tau dulu, misalnya ya ini namanya

kemeja, ini namanya kancing, ini namanya bagian lengan kanan, dan

seterusnya. Kuncinya untuk ngajarin mereka itu harus continue, tidak bisa

langsung dilepas. Kalau anak sudah bisa pakai baju sendiri itu adalah goals

terapi okupasi. Untuk pemanfaatan waktu luang itu biasanya pihak sekolah

mengarahkan anak-anak ke minat dan bakatnya, misalnya saja ada siswa yang

Page 104: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

tenaganya cukup kuat, kan kalau mereka lagi kesel, marah, itu biasanya

keliatan powernya, nah itu biasanya kita arahin untuk ke kegiatan olahraga

misalnya bulu tangkis.

4. Kapan terapi okupasi dilakukan?

Jawab: Bisa kapan aja kalau dibutuhkan terapi okupasi ya kita lakukan.

5. Dimana terapi okupasi dilakukan?

Jawab: Dimana saja kita bisa ajarkan terapi okupasi kepada siswa.

6. Bagaimana tahapan terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Pertama pihak sekolah melakukan assessment terhadap calon siswa

yang akan mengikuti kegiatan di sekolah. Setelah calon siswa memenuhi

persyaratan, kemudian siswa mengikuti proses observasi selama enam bulan

di asrama. Dalam proses observasi ini, pihak sekolah dalam hal ini terapis dan

pengasuh “membaca” perilaku siswa. Kemudian saya membuat rencana

program terapi yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang. Program

terapi ini dibuat berdasarkan hasil asessment dan kesimpulan diagnosis yang

terjadi pada anak. Setelah keluar hasil assessment tersebut baru deh kita tahu

anak tersebut mengikuti terapi okupasi atau tidak.Bagi siswa yang pulang

pergi, mereka hanya mendapatkan pendidikan bina diri di kelas. Selebihnya

orang tua yang berperan dalam prakteknya di rumah. Orang tua siswa juga

diberikan pengarahan agar selalu mengajarkan anaknya untuk bisa mandiri

dan tidak bergantung pada orang lain,.jadi tingkat keberhasilannya itu ya

gimana lingkungan si anak aja di rumah, kalau orang dilingkungannya tidak

intensif dalam mengulang materi yang sudah ada, ya perkembangan pada

anak juga akan lebih lama.

Page 105: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

7. Bagaimana hasil terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Hasil terapi okupasi sudah lumayan bagus hasilnya, anak-anak sudah

banyak perubahan, sudah bisa mandiri.

8. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan terapi okupasi

di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Untuk anak non-asrama faktor penghambatnya salah satunya karena

orang tua kurang menyadari tentang pentingnya menanamkan kemandirian

pada anak padahal itu penting agar kelak meskipun anak tersebut memiliki

kekurangan, ia tidak selalu bergantung dengan orang lain.

9. Adakah perbedaan perkembangan setelah melakukan terapi okupasi pada

siswa asrama dan non-asrama?

Jawab: Perbedaannya kalau anak asrama perubahannya lebih cepat aja sih

dibanding yang non-asrama.

10. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melihat adanya

perkembangan/perubahan pada siswa yang telah mengikuti terapi okupasi?

Jawab: Beda-beda Mas, tergantung kondisi anaknya juga. Ada yang dua

tahun udah keliatan perubahannya, ada juga yang tiga sampai empat tahun

baru terlihat perubahan.

11. Apakah terapi okupasi yang ada di YPLB Nusantara Depok telah tepat guna

dalam mencapai tujuan?

Jawab: Sudah tepat dalam hal penggunaan sumber daya karena bina diri ini

kan aktivitas sehari-hari anak, jadi ya kita cukup awasin aja aktivitas mereka,

ketika lagi makan kalo ada yang masih salah ya kita ajarin yang bener seperti.

Jadi cukup kita awasin dan ga ada pemborosan sumber daya disini.

Page 106: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

12. Sudah berapa banyak terapi okupasi yang ada di YPLB Nusantara Depok

yang dipergunakan oleh siswa tunagrahita?

Jawab: Iya sudah banyak kegiatan yang didapat anak-anak dari program yang

ada di sini.

Page 107: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Transkrip Wawancara

Nama : Irma

Jabatan : Pengasuh

Tempat dan waktu : Depok, 25 April 2016

Pertanyaan:

1. Apa tujuan dari terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Tujuannya untuk melatih siswa supaya bisa mandiri dalam melakukan

aktivitas sehari-hari

2. Adakah pelatihan bagi pengasuh terkait dengan kegiatan terapi okupasi?

Jawab: Kalo pelatihan ga ada sih Mas, paling kita belajar juga dari sesama

pengasuh.

3. Apa saja jenis terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Disini itu ada bina diri Mas. Nah bina diri itu kaya kita ngajarin anak-

anak untuk bisa ngerjainapa-apa sendiri, misalnya bangun pagi sendiri, mandi

sendiri, makan sendiri, intinya mah membuat anak lebih mandiri aja. Kalau

pemanfaatan waktu luang itu biasanya diisi dengan kegiatan-kegiatan yang

sifatnya positif kayamain marawis, main bulu tangkis, sama keterampilan.

4. Kapan terapi okupasi dilakukan?

Jawab: Setiap hari, karena ini menyangkut kegiatan sehari-hari siswa aja sih

Mas.

5. Dimana terapi okupasi dilakukan?

Jawab: Bisa dimana aja, kalo lagi dikamar bisa diterapin, lagi mandi juga

diterapin, dimana aja pokoknya bisa.

Page 108: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

6. Bagaimana tahapan terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Awalnya siswa itu ikut masa observasi dulu, terus kalo dia harus

diterapi ya kita terapi. Kalau yang asrama itu langsung praktek bina diri, jadi

kita ajarin kegiatan sehari-hari siswa, sama untuk waktu luangnya kita ikutin

ke ekskul. Semuanya masih tetep diawasin, kalo engga nanti mereka

ngerjainnya asal-asalan. Prakteknya juga harus setiap hari biar mereka ga

lupa.

7. Bagaimana hasil terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Hasilnya bagus ya, Alhamdulillah setelah Sandi ikut terapi di sini dia

udah banyak perubahannya, udah bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara

mandiri, prestasinya juga bagus sekarang.

8. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan terapi okupasi

di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Ada faktor pendukungnya, salah satunya ini ya karena dia masih

mudah untuk kita didik. Dia juga kan tinggal disini jadi kita bisa setiap saat

praktekin di kegiatannya sehari-hari.

9. Adakah perbedaan perkembangan setelah melakukan terapi okupasi pada

siswa asrama dan non-asrama?

Jawab: Perbedaannya ada, biasanya anak yang asrama itu lebih cepet keliatan

perubahannya dibanding yang pulang pergi.

10. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melihat adanya

perkembangan/perubahan pada siswa yang telah mengikuti terapi okupasi?

Jawab: Untuk liat perkembangannya macem-macem ya, ada yang cepet ada

yang lama. Sekitar dua sampai tiga tahun paling cepet.

Page 109: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

11. Apakah terapi okupasi yang ada di YPLB Nusantara Depok telah tepat guna

dalam mencapai tujuan?

Jawab: Kalo menurut saya sih udah cukup ya dengan sumber daya yang ada

kita masih bisa mengajarkan anak untuk bisa mandiri.

12. Sudah berapa banyak terapi okupasi yang ada di YPLB Nusantara Depok

yang dipergunakan oleh siswa tunagrahita?

Jawab: Iya anak-anak udah bisa dengan mudah dapat terapi okupasi yang ada

di sini Mas.

Page 110: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Transkrip Wawancara

Nama : Hendra Kurnia

Jabatan : Pengasuh

Tempat dan waktu : Depok, 11 Mei 2016

Pertanyaan:

1. Apa tujuan dari terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Tujuannya ya untuk membentuk anak supaya mandiri dalam

kesehariannya.

2. Adakah pelatihan bagi pengasuh terkait dengan kegiatan terapi okupasi?

Jawab: Ga ada pelatihannya, jadi saling belajar aja dari pengasuh yang lain.

3. Apa saja jenis terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Jenisnya ada bina diri sama kegiatan waktu luang. Bina dirinya itu

seperti kegiatan merawat diri, kalo kegiatan waktu luangnya ada ekskul sama

keterampilan.

4. Kapan terapi okupasi dilakukan?

Jawab: Kapan aja terapi okupasi bisa diterapkan kepada anak, kalo dia belum

bisa mandi ya kita ajarin mandi ketika waktunya mandi. Kalo belum bisa

makan ya diajarin makan setiap lagi makan.

5. Dimana terapi okupasi dilakukan?

Jawab: Bisa di kamar, di lapangan, di ruang makan, di kamar mandi, di mana

aja bisa ko dilakukan terapi okupasi.

6. Bagaimana tahapan terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Awal masuk kan ikut masa observasi enam bulan, baru setelah itu

Page 111: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

ketauan terapi apa yang harus dikasih ke anak. Kalo misalkan dia belum bisa

makan atau mandi ya diajarin mandi, merawat diri. Ya termasuk aktvitas

sehari-hari juga sih.

7. Bagaimana hasil terapi okupasi di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Hasilnya lumayan Mas. Dia itu waktu dateng kesini kulitnya ada

korengan gitu. Dia kan kalo luka itu suka digarukin jadi kan berbekas kalo

belum kering. Terus dulu banyak jerawat di bagian punggung sekarang udah

hampir tidak keliatan lagi. Jadi dia tuh kalo mandi depannya aja yang

disabunin, terus saya ajarin supaya tangannya bisa ngejangkau sampe

belakang. Sekarang udah bisa sendiri dia, tapi tetep harus diawasin terus.

8. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan terapi okupasi

di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Faktor yang mendukung perubahan Arif itu ya karena dia udah lama

tinggal di asrama, jadi setiap hari selalu kita ajarin untuk bisa mandiri. Disini

kan semua yang dilakuin anak itu ada pengawasan dari pengasuh.

9. Adakah perbedaan perkembangan setelah melakukan terapi okupasi pada

siswa asrama dan non-asrama?

Jawab: Perbedaannya sih pasti ada ya Mas karena kalo di asrama kan ada

yang ngajarin, kalo di rumah belum tentu orang tuanya sempet buat ngajarin

anak.

10. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melihat adanya

perkembangan/perubahan pada siswa yang telah mengikuti terapi okupasi?

Jawab: Sekitar 2 tahun udah bisa dilihat hasilnya Mas. Udah rajin mandi

sekarang.

Page 112: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

11. Apakah terapi okupasi yang ada di YPLB Nusantara Depok telah tepat guna

dalam mencapai tujuan?

Jawab: Iya sudah, karena terapi ini ya susah-susah gampang, tapi dengan

sumber daya yang ada ya kita masih bisa mencapai hasil yang lumayan bagus.

12. Sudah berapa banyak terapi okupasi yang ada di YPLB Nusantara Depok

yang dipergunakan oleh siswa tunagrahita?

Jawab: Kalo yang asrama karena mereka tinggal di sini ya jadi bisa dengan

mudah ikutin kegiatan di sini. Jadi ga cape seperti yang non-asrama kan harus

pulang pergi terus ikut ekskul juga.

Page 113: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Transkrip Wawancara

Nama : Orbariah Agustini

Jabatan : Orang tua siswa SA

Tempat dan waktu : Citayam, 30 Juli 2016

Pertanyaan:

1. Apa alasan Anda menyekolahkan anak Anda di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Dulu itu kembar sekolah di SD Negeri deket rumah, terus selama dua

tahun ga naik kelas juga. Nah akhirnya ibu gurunya nyaranin kembar sekolah

di sekolah khusus aja, ga bisa sekolah umum gitu. Akhirnya saya ketemu deh

SLB Nusantara ini.

2. Sudah berapa lama anak Anda bersekolah di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Dari awal masuk sampai sekarang udah tujuh tahun Mas.

3. Adakah perbedaan pada anak Anda setelah mengikuti terapi okupasi di YPLB

Nusantara Depok?

Jawab: Ada Mas, sekarang dia udah bisa mandi sendiri, makan sendiri, pake

baju pake sandal udah ga terbalik lagi, sama prestasinya di bulutangkis bagus.

4. Apakah Anda pernah diberikan pelatihan tentang terapi okupasi di YPLB

Nusantara Depok?

Jawab: Pelatihan sih ga ada Mas, cuma dibilangin kalo missal kembar lagi

pulang itu dibiasain mandiri, kalo mau apa-apa diajarin biar mandiri gitu.

5. Apakah YPLB Nusantara Depok selalu menyampaikan perkembangan anak

Anda?

Jawab: Iya selalu disampaikan gimana perkembangannya. Ibu Irma juga

sering WA saya, kasih tau keadaan anak-anak di sana.

Page 114: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Transkrip Wawancara

Nama : Nurlina Ganevi

Jabatan : Orang tua siswa AR

Tempat dan waktu : Poltangan, 24 Juli 2016

Pertanyaan:

1. Apa alasan Anda menyekolahkan anak Anda di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Jadi waktu itu ibu pernah liat ada mobil tulisan YPLB Nusantara ada

nomor teleponnya juga kan. Terus ibu coba telepon dan tanya-tanya. Setelah

itu kami ajak abang ke sana. Kami liat-liat kondisi sekolah dan ternyata

bagus. Terus ibu tanya ke abang, abang mau ga sekolah di sini, nanti abang

punya banyak temen. Yaudah dia mau dan pindah dari kelas 3 SMP padahal

waktu itu udah deket ujian nasional.Sampe sekarang udah tamat SMA ibu

tetep sekolahin supaya ikut komputer, dia kan punya bakat di komputer juga

soalnya

2. Sudah berapa lama anak Anda bersekolah di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Udah sekitar enam tahun Mas, waktu itu masuk kelas 3 SMP.

Sekarang udah lulus SMA terus ikut pendidikan komputer.

3. Adakah perbedaan pada anak Anda setelah mengikuti terapi okupasi di YPLB

Nusantara Depok?

Jawab: Sekarang kan Arif ikut pendidikan komputer di sekolah karena dia

senang sama komputer, kalo pulang kesini pasti buka-buka laptop. Di sana

juga ikut keterampilan sablon buat mug. Arif sekarang udah bisa bikin desain

sendiri.

Page 115: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

4. Apakah Anda pernah diberikan pelatihan tentang terapi okupasi di YPLB

Nusantara Depok?

Jawab: Ga pernah dikasih pelatihan gitu Mas.

5. Apakah YPLB Nusantara Depok selalu menyampaikan perkembangan anak

Anda?

Jawab: Iya ada ketika ngambil rapot selalu disampaikan keadaan Arif gimana,

kalo saya lagi berkunjung juga kan ketemu sama pengasuhnya disana

ngomongin kegiatan sehari-hari Arif.

Page 116: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Transkrip Wawancara

Nama : Sri Suliah

Jabatan : Orangtua siswa DA

Tempat dan waktu : Depok, 21 Maret 2017

Pertanyaan:

1. Apa alasan Anda menyekolahkan anak Anda di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Sebelumnya pernah sekolah di SDN Permata Regency, terus karena

saya ga mampu bayarnya ya akhirnya dibantu sama ibu dari Dinsos

diketemuin sama Pak Jon terus diterima sekolah di sini.

2. Sudah berapa lama anak Anda bersekolah di YPLB Nusantara Depok?

Jawab: Udah mau jalan tiga tahun di sini.

3. Adakah perbedaan pada anak Anda setelah mengikuti terapi okupasi di YPLB

Nusantara Depok?

Jawab: Perbedaanya sekarang udah bisa ngitung satu sampe dua puluh. Kalo

ngomongnya ya masih kurang jelas.

4. Apakah Anda pernah diberikan pelatihan tentang terapi okupasi di YPLB

Nusantara Depok?

Jawab: Ga ada sih Mas. Paling kalo pas bagi rapot itu dibilangin ibu kalo di

rumah biasain Dani mandiri ya. Kalo makan jangan disuapin terus, suruh

makan sendiri.

5. Apakah YPLB Nusantara Depok selalu menyampaikan perkembangan anak

Anda?

Jawab: Iya pas bagi rapot dikasih tau sama gurunya gimana dia di kelas.

Belajar apa aja, udah bisa apa aja.

Page 117: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Lampiran 6

Hasil Observasi Penulis

di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara, Depok

Tanggal : 11 Mei 2016

Waktu : 15.30 WIB

Tempat : YPLB Nusantara Depok

Fokus Observasi : Melihat kondisi fisik AR

Penulis bertemu dengan AR di ruang tamu Yayasan Pendidikan Luar Biasa

Nusantara, Depok. Penulis melakukan pembicaraan dengan AR seputar

kegiatannya sehari-hari di asrama. Selain itu penulis juga melihat kondisi fisik

AR. AR terlihat seperti anak normal pada umumnya. Cara berjalannya agak

sedikit pincang. Penulis melihat kondisi kulit AR yang sudah terlihat bersih.

Hanya ada sedikit sisa bintik-bintik jerawat pada bagian punggungnya.

Tanggal : 11 Mei 2016

Waktu : 16.30 WIB

Tempat : YPLB Nusantara Depok

Fokus Observasi : Melihat cara makan SA dan AR

Setelah penulis melakukan observasi fisik AR, penulis mendapat kesempatan

untuk melihat para siswa makan sore, termasuk SA dan AR. Di ruang makan yang

terdapat di lantai 2. Penulis melihat SA dan AR sedang makan bersama di sebuah

meja panjang. Cara makan SA dan AR terlihat sudah cukup rapi dibanding teman-

teman lainnya. Tidak ada sisa makanan yang berserakan di sekitar meja tempat

SA dan AR makan.

Page 118: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Tanggal : 14 Mei 2016

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : YPLB Nusantara Depok

Fokus Observasi : Melihat kegiatan pemanfaatan waktu luang SA

Pemulis melakukan observasi ketika SA sedang melakukan latihan bulu tangkis di

lapangan YPLB Nusantara Depok. Penulis melihat SA memiliki kemampuan yang

baik dalam bermain bulu tangkis. SA menunjukkan bakatnya dalam bermain bulu

tangkis.

Page 119: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Lampiran 7

Dokumentasi

Gedung Yayasan Pendidikan Luar Biasa Nusantara yang berlokasi di Jalan

Sempu Raya, Beji, Depok

Page 120: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Wawancara dengan SA dan saudara kembarnya di lapangan olahraga

YPLB Nusantara

Wawancara dengan orangtua SA, Ibu Orbalia Agustini di kediamannya

kawasan Citayam, Depok

Page 121: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Rapot penilaian pembiasaan dan bina diri siswa SA

Page 122: EVALUASI HASIL TERAPI OKUPASI BAGI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35312/1/MUHAMAD... · B. Terapi Okupasi ..... 25 . C. Anak Tunagrahita ... berkebutuhan

Penulis melakukan wawancara dengan AR

Penulis melakukan observasi terhadap AR. Saat melakukan observasi, AR

menunjukkan kepada penulis bahwa ia bisa menuliskan namanya sendiri di

sebuah kertas