Ergonomi Okupasi

download Ergonomi Okupasi

of 53

description

Ergonomi Okupasi

Transcript of Ergonomi Okupasi

BAB IPENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang MasalahDengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga tak mau ketinggalan dengan melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang teknologi maupun industri. Memasuki Abad XXI, Indonesia telah mencanangkan Era Industrialisasi. Sejalan dengan tekad tersebut, di dalam GBHN industrialisasi dengan segenap aspeknya sudah dimuat. Pengalaman dari bangsa-bangsa yang telah lama maju menunjukkan, bahwa banyak masalah yang terjadi pada awal industrialisasi, bahkan juga selama industrialisasi itu berjalan. Dengan adanya perubahan kearah industrialisasi tersebut maka konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit / kasus-kasus penyakit karena hubungan dengan pekerjaan. Seperti disebabkan karena faktor mekanik (proses kerja, peralatan), faktor fisik (panas, bising, radiasi) dan faktor kimia. Pada awal industrialisasi, banyak masyarakat industri (industriawan maupun pekerja) yang belum siap mental, sehingga seringkali menjadi korban dari industri tersebut. Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi. Dimana industrialisasi banyak memberikan dampak positif terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penghasilan pekerja, kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan peningkatan pelayanan. Akan tetapi kegiatan industrialisasi juga memberikan dampak yang tidak baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya. Seperti telah disinggung pada paragraf sebelumnya, industrialisasi dapat mendatangkan kemakmuran, tetapi bila tidak dikelola secara profesional akan dapat mendatangkan bencana, misalnya: meningkatkan kecelakaan industri atau kecelakaan kerja, munculnya penyakit akibat pekerjaan (occupational disease), dan meningkatkan kerusakan lingkungan atau ekosistem. Sadar betapa pentingnya industrialisasi bagi bangsa Indonesia, dan betapa pentingnya pencegahan terhadap dampak buruk tersebut di atas, dan bahkan sekaligus menyadari bahwa perlunya dikembangkan industri yang produktif, efisien dan efektif maka diperlukan pengawasan kesehatan pekerja yang benar-benar nyata oleh pihak pengusaha dengan cara pemeriksaan kesehatan berkala maupun dengan jaminan kesehatan kerja. Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial, mental dan fisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat berbahaya yang mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.

1.2.Rumusan MasalahBerdasarkan uraian diatas penulis menentukan tiga rumusan masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah itu adalah sebagai berikut:1.2.1.Apakah Pengertian Ergonomi? 1.2.2.Tuntutan tugas, kemampuan dan penampilan dalam ergonomi? 1.2.3.Apakah yang Dimaksud dengan Antropometri Dinamik dan Statis? 1.2.4. Faktor lingkungan, suhu, music dan dekorasi dalam Ergonomi?

1.3.Tujuan Ergonomi Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan karya ilmiah ini adalah:1.3.1.Mengetahui Pengertian Ergonomi

1.3.2 Mengetahui Tuntutan tugas, kemampuan dan penampilan dalam Ergonomi 1.3.3.Mengetahui Apakah yang Dimaksud dengan Antropometri Dinamik dan Statis1.3.4. Mengetahui Faktor lingkungan, suhu, music dan dekorasi dalam Ergonomi

1.4.Manfaat Ergonomi Ada tiga manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini. Manfaat tersebut adalah :1.4.1.Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan bacaan yang bermanfaat agar dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan kerja1.4.2.Bagi mahasiswa penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi untuk proses pembelajaran siswa.1.4.3.Bagi penulis, penelitian ini menjadi rujukan untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan Ergonomi dan ruang Lingkupnya

BAB IIPengertian ErgonomiErgonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ilmu yang mengatur bagaimana manusia bekerja. Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergo (kerja) dan Nomos (peraturan dan hukum kerja) serta dapat didefenisikan sebagai penerapan ilmu-ilmu biologi tentang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya.Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari perancangan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia, sistem orang dan mesin, peralatan yang dipakai manusia agar dapat dijalankan dengan cara yang paling efektif termasuk alat-alat peragaan untuk memberi informasi kepada manusia. (Sutalaksana : "Teknik Tata Cara Kerja").Perhatian utama ergonomi adalah pada efisiensi yang diukur berdasarkan pada kecepatan dan ketelitian performance manusia dalam penggunaan alat. Faktor keamanan dan kenyamanan bagi pekerja telah tercakup di dalam pengertian efisiensi tersebut. (Wesley E Woodson).Suatu rancangan memenuhi kriteria baik apabila mampu memenuhi konsep ENASE (Efektif, Nyaman, Aman,Sehat dan Efisien). Dan untuk mencapai konsep ENASE ini maka ilmu ergonomi memiliki peran yang sangat besar. Karena di dalam ilmu ergonomi manusia merupakan bagian utama dari sebuah system (Human Integrated Design), maka harus disadari benar bahwa faktor manusia akan menjadi kunci penentu sukses didalam operasionalisasi sistem manusia-mesin (produk); tidak peduli apakah sistem tersebut bersifat manual, semiautomatics (mekanik) ataupun full-automatis.Dalam penyelidikannya Ergonomi pada dasarnya dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan, yaitu :

1. Penyelidikan tentang tampilan (display)2. Penyelidikan tentang kemampuan kekuatan fisik manusia (Biomekanika)3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja (Antropometri)4. Penyelidikan tentang lingkungan fisikBerkenaan dengan bidang-bidang penyelidikan itu, maka terlibat sejumlah disiplin dalam ergonomi, yaitu :a. Anatomi dan fisiologi ; cabang ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh pada manusia.b. Antropometri : ilmu yang mempelajari tentang ukuran-ukuran/dimensi tubuh manusia.c. Fisiologi psikologi : ilmu yang mempelajari sistem syaraf dan otak.d. Psikologi eksperimen : ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan tingkah laku manusia.Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktifitas rancang bangun (design) ataupun rancang ulang (Redesign). Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip pekerjaanlah yang harus disesuaikan terhadap kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia hal tersebut berarti dalam merancang suatu jenis pekerjaan perlu diperhatikan faktor-faktor apa saja yang menjadi kelebihan dan keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja. Salah satu faktor keterbatasan manusia yang harus diperhatikan adalah ketrbatasn dalam ukuran dimensi tubuh. Untuk tujuan perancangan inilah dibutuhkan data-data mengenai diri seseorang. Manfaat dan Peran Ilmu ErgonomiErgonomi memeiliki beberapa manfaat, diantaranya :1. Meningkatkan unjuk kerja, seperti : menambah kecepatan kerja, ketepatan, keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelagan yang berlebihan.2. Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan3. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatanketrampilan yang diperlukan.4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia.5. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerjaDalam lapangan kerja, ergonomi ini juga mempunyai peranan yang cukup besar. Semua bidang pekerjaan selalu menggunakan ergonomi. Ergonomi ini diterapkan pada dunia kerja supaya pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka produktivitas kerja diharapkan menjadi meningkat. Secara garis besar ergonomi dalam dunia kerja akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1. Bagaimana orang mengerjakan pekerjaannya.2. Bagaimana posisi dan gerakan tubuh yang digunakan ketika bekerja.3. Peralatan apa yang mereka gunakan.4. Apa efek dari faktor-faktor diatas bagi kesehatan dan kenyamanan pekerja. Aspek-aspek Ergonomi yang mendukung terciptanya lingkungan kerja yang nyaman. Sebagai contoh pada pekerja yang berhubungan dengan komputer.1. Ergonomi Stasiun Kerjaa. Keluhan yang sering muncul : Pengguna komputer mengalami ketegangan otot pundak, ketegangan otot siku, ketegangan punggung. Pengguna yang bekerja lama didepan komputer akan mendapatkan miope yang semakin besar. (Haider-Austria). Pengguna mengalami iritasi dan ketegangan mata yang semakin hari makin bertambah. (Laubli Swiss).b. Cara Mengatasi Keluhan Perlu pengaturan tata letak semua peralatan yang digunakan di stasiun kerja. Dua faktor yang mempengaruhi unjuk kerja operator, yakni viewing angle dan posisi papan ketik. (Sauter). Rancangan stasiun kerja yang baik adalah penempatan papan ketik dan tempat duduk pada ketinggian yang tepat. (Dainof). 2. Aspek PencahayaanLebih ditekankan pada pencahayaan di area layar tampilan. Untuk menghindari kelelahan mata. Hal-hal yang harus diperhatikan: Hindarkan pengguna dari cahaya terang langsung/tak langsung. Atur keseimbangan antar kecerahan layar tampilan dan kecerahan yang ada di depan pengguna. Hindari cahaya menyilaukan, langsung/tak langsung, yang mengenai layar. Pastikan bahwa ada cahaya cukup untuk pekerjaan yang tidak menggunakan layar tampilan.3. Aspek Suhu dan UdaraKenyamanan udara (thermal comfort) adalah kondisi dimana manusia merasa tidak kepanasan atau kedinginan pada saat dia hanya mengenakan pakaian biasa. Kenyamanan udara ini dapat diperoleh dengan mengatur kelembaban, suhu, dan aliran udara.Ukuran kenyamanan udara (ASHRAE Standard 55)a. Kecepatan aliran udara : 0.15 m/s.b. Kelembaban relatif sebesar : 50% baik musin dingin/panas.c. Suhu pada musim dingin : 23 - 26 C.d. Suhu pada musim panas : 20 - 23.5 C.4. Aspek Gangguan Suaraa. Suara dapat menjadi salah satu faktor yang diperhatikan karena :- Suara-suara tertentu bisa mempengaruhi konsentrasi seseorang.- Hilangnya konsentrasi menyebabkan turunnya kinerja seseorang.b. Cara pengendalian gangguan suara.- Pasang panel kedap suara.- Buat active noise controller.- Berikan pengertian ke sesama teman kerja tentang jenis musik dan tingkat volume suara dari audio sistem yang sedang diaktifkan.Tujuan ErgonomiSecara umum penerapan ergonomi terdiri dari banyak tujuan. berikut ini tujuan dalam penerapan ergonomi:1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. (Tarwaka. dkk, 2004).

Definisi dan Ruang Lingkup ErgonomiErgonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan elemen-elemen lain dalam suatu sistem dan pekerjaan yang mengaplikasikan teori, prinsip, data dan metode untuk merancang suatu sistem yang optimal, dilihat dari sisi manusia dan kinerjanya. Ergonomi memberikan sumbangan untuk rancangan dan evaluasi tugas, pekerjaan, produk, lingkungan dan sistem kerja, agar dapat digunakan secara harmonis sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan keterbatasan manusia (International Ergonomic Assosiation, 2002) Spesialisasi bidang ergonomi meliputi: ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang terbaik. Adapun isi ruang lingkup bidang ergonomi meliputi:a. Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang berhubungan dengan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan material, gerakan berulan-ulang, sumber daya manusia (SDM), tata letak tempat kerja, keselamatan dan kesehatan.b. Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di dalamnya; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain; beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-computer interaction, kehandalan manusia, dan stress kerja.c. Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain; komunikasi, manajemen sumber daya manusia (MSDM), perancangan kerja, perancangan waktu kerja, teamwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, cultur organisasi, dan organisasi virtual.d. Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi lingkungan antara lain; perancangan ruang kerja, sistem akustik dan lain-lain.Faktor-Faktor Risiko ErgonomiFaktor-faktor Risiko ergonomi adalah unsur-unsur tempat kerja yang berhubungan dengan ketidak nyamanan yang dialami pekerja saat bekerja, dan jika diabaikan, lama-lama bisa menambah kerusakan pada tubuh pekerja diakibatkan kecelakaan. Faktor resiko yang terpenting dari pengabaian faktor ergonomi dalam tempat kerja adalah MSDs (musculoskeletal disorders). MSDs ini memungkinkan timbul dalam waktu yang cukup lama (adanya kumulatif resiko).Menurut UCLA-LOSH (bagian K3 UCLA), ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan ergonomi, seperti dibawah ini :1. Pengaturan kerja yang buruk (Poor Work Organization) : Aspek-aspek diamana suatu pekerjaan diorganisasikan dengan buruk. Sebagai contoh tugas yang membosankan, pekerjaan menggunakan mesin, jeda kerja yang kurang, batas waktu yang banyak. Beban kerja yang proporsional, jeda kerja yang cukup, penugasan yang bervariasi, otonomi individual.2. Pengulangan Berkelanjutan (Continual Repetition) : Melakukan gerakan yang sama secara terus menerus. Mendisain ulang pekerjaan sehingga jumlah pergerakan yang berulang dapat berkurang, perputaran pekerjaan.3. Gaya Berlebih (Excessive Force) : Pergerakan tubuh dengan penuh tenaga, usaha fisik yang berlebih-menarik, memukul, dan mendorong. Kurangi gaya dalam menyelesaikan pekerjaan, disain ulang pekerjaan, tambah pekerja, gunakan bantuan mesin.4. Postur Janggal (Awkward Posture) : Meperpanjang pencapaian dengan tangan, twisting, berlutut, jongkok. Postur janggal lawan dari posisi netral. Disain pekerjaan dan peralatan yang dapat menjaga posisi netral. Posisi netral tidak semestinya memberikan tekanan pada otot, tulang sendi, maupun syaraf.5. Posisi Tidak Bergerak (Stationary Positions): Terlalu lama diam dalam satu posisi, menyebabkan kontraksi otot dan lelah. Disain pekerjaan untuk menghindari posisi tidak bergerak; berikan kesempatan untuk merubah posisi.6. Tekanan Langsung Berlebih (Excessive Direct Pressure) :Tubuh kontak langsung dengan permukaan keras atau ujung benda, seperti ujung meja atau alat. Hindari tubuh berpijak pada permukaan yang keras seperti meja dan kursi. Perbaharui peralatan atau sediakan bantalan; seperti pulpen ergonomis, keset untuk berdiri.7. Pencahayaan yang inadekuat (Inadequate Lighting) : Sumber atau level dari pencahayaan yang terlalu terang atau gelap. Setel pencahayaan yang pas, hindari pencahayaan langsung dan tak langsung yang dapat mengakibatkan kerusakan mata. Gunakan sekat cahaya silau, tirai untuk jendela.Sedangkan menurut WHO, faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan ergonomi yang juga kerap menimbulkan MSDs (Musculoskeletal Disorders) sebagai berikut:1. Exertion of high-intensity force (Keram otot) : Mengangkat, Membawa, mendorong, menarik objek yang berat. Hindari penanganan manual atas objek yang berat.2. Handling heavy loads over long periods of time (Penyakit degenerative khususnya pada lumbar tulang belakang) : Mengenakan alat-alat berat secara manual. Solusinya kurangi masa beban dan jumlah penanganan setiap harinya.3. Frequently repeated manipulation of object (Lelah dan perubahan struktur otot) : Mengetik terlalu lama dan sousinya kurangi frequensi pengulangan.4. Working in unfavorable posture (Gangguan pada tulang dan unsur-unsur otot). Bekerja sambil jongkok, atau tangan diatas bahu. Solusinya bekerja dengan tubuh yang tegak dan tangan dekat dengan tubuh.5. Static muscular load (Aktivitas otot yang tiada jeda dan memungkinkan overload) : Bekerja di confined space dan solusinya relaksasi otot.6. Muscular inactivity (Hilang kapasitas fungsional otot, tendon, tendon, dab tulang) : Duduk lama tanpa adanya pergerakan dan solusinya sesekali berdiri, peregangan otot, olahraga.7. Monotonous repetitive manipulations (Keluhan tidak spesifik pada bagian ekstremitas atas) : Pekerjaan berulang pada otot yang sama tanpa adanya relaksasi dan solusinya jeda aktivitas dan kerja.8. Application of vibration (Disfungsi sistem syaraf, menghambat aliran darah, penyakit degenerative) : Menggunakan hand-tool, duduk diatas kendaraan yang bergetar dan solusinya gunakan alat serta tempat duduk yang meredam getaran.9. Physical environmental factor (Interaksi dengan beban mesin serta penambahan resiko) : Mengangkat es batu dengan tangan terbuka dan solusinya menggunakan sarung tangan.10. Psychosocial factors (Peningkatan tegangan fisik, meningkat pada ketidak hadiran dalam bekerja) : Penentuan keputusan yang rendah dalam bekerja, dukungan sosial yang rendah solusinya rotasi kerja, motivasi kerja, pengurangan faktor negative dalam sosialSecara garis besar, faktor-faktor ergonomi yang menyebabkan resiko MSDs dapat dipaparkan sebagai berikut:a. Repetitive MotionRepetitive Motion atau melakukan gerakan yang sama berulang-ulang. Resiko yang timbul bergantung dari berapa kali aktivitas tersebut dilakukan, kecepatan dalam pergerakan/perpindahan, dan banyaknya otot yang terlibat dalam kerja tersebut. Gerakan yang berulang-ulang ini akan menimbulkan ketegangan pada syaraf dan otot yang berakumulatif. Dampak resiko ini akan semakin meningkat apabila dilakukan dengan postur/posisi yang kaku dan penggunaan usaha yang terlalu besar.b. Awkward PosturesSikap tubuh sangat menentukan sekali pada tekanan yang diterima otot pada saat aktivitas dilakukan. Awkward postures meliputi reaching, twisting, bending, kneeling, squatting, working overhead dengan tangan mauoun lengan, dan menahan benda dengan posisi yang tetap. Sebagi contoh terdapat tekanan/ketengan yang berlebih pada bagian low back seperti aktivitas mengangkat benda yang dilakukan pada gambar.c. Contact stressesTekanan pada bagian tubuh yang diakibatkan karena sisi tepi atau ujung dari benda yang berkontak langsung. Hal ini dapat menghambat fungsi kerja syaraf maupun aliran darah. Sebagai contoh kontak yang berulang-ulang dengan sisi yang keras/tajam pada meja secara kontinu.

d. VibrationGetaran ini terjadi ketika spesifik bagian dari tubuh atau seluruh tubuh kontak dengan benda yang bergetar seperti menggunakan power handtool dan pengoperasian forklift mengangkat beban.e. Forceful exertions (termasuk lifting, pushing, pulling)Force adalah jumlah usaha fisik yang digunakan untuk melakukan pekerjaan seperti mengangkat benda berat. Jumlah tenaga bergantung pada tipe pegangan yang digunakan, berat obyek, durasi aktivitas, postur tubuh dan jenis dari aktivitasnya.f. DurationDurasi menunjukkan jumlah waktu yang digunakan dalam melakukan suatu pekerjaan. Semakin lama durasinya dalam melakukan pekerjaan yang sama akan semakin tinggi resiko yang diterima dan semakin lama juga waktu yang diperlukan untuk pemulihan tenaganya.g. Static PosturePada waktu diam, dimana pergerakan yang tak berguna terlihat, pengerutan supplai darah, darah tidak mengalir baik ke otot. Berbeda halnya, dengan kondisi yang dinamis, suplai darah segar terus tersedia untuk menghilangkan hasil buangan melalui kontraksi dan relaksasi otot.Pekerjaan kondisi diam yang lama mengharuskan otot untuk menyuplai oksigen dan nutrisi sendiri, dan hasil buangan tidak dihilangkan. Penumpukan Local hypoxia dan asam latic meningkatkan kekusutan otot, dengan dampak sakit dan letih (grandjean, 1980)Contoh dari ganguan statik termasuk didalamnya: meningkatkan bahu untuk periode yang lama, menggenggam benda dengan lengan mendorong dan memutar benda berat, berdiri di tempat yang sama dalam waktu yang lama dan memiringkan kepala kedepan dalam waktu yang lama.Diperkirakan semua pekerjaan itu dapat di atur dalam beberapa jam per hari tanpa gejala keletihan dalam jika menggunakan gaya yang besar tidak boleh melebihi 8 % dari maksimum gaya otot (Graendjean, 1980).

h. Physical Environment; Temperature & LightingPajanan pada udara dingin, aliran udara, peralatan sirkulasi udara dan alat-alat pendingin dapat mengurangi keterampilan tangan dan merusak daya sentuh. penggunaan otot yang berlebihan untuk memegang alat kerja dapat menurunkan resiko ergonomik. tekanan udara panas dari panas, lingkungan yang lembab dapat menurunkan seluruh tegangan fisik tubuh dan akibat di dalam panas kelelahan dan heat stroke. Begitu juga dengan pencahayaan yang inadekuat dapat merusak salah satu fungsi organ tubuh, seperti halnya pekerjaan menjahit yang didukung oleh pencahayaan yang lemah mengakibatkan suatu tekanan pada mata yang lama-lama membuat keruasakan yang bisa fatal.i. Other ConditioKekurangan kebebasan dalam bergerak adalah dipertimbangkan sebagai faktor resiko, ketika pekerjaan operator dengan sepenuhnya telah di perintah oleh orang lain. kandungan kerja dan pengetahuan dipertimbangkan faktor resiko yang lain, ketiha operator hanya melakukan satu tugas dan tidak memeliki kesempatan untuk belajar satu macam kemampuan ataun tugas.Faktor tambahan dimasukkan organisasi asfek sosial, tidak dikontrol gangguan, ruang kerja, beratnya bagian kerja, dan sift kerja.Resiko Karena Kesalahan ErgonomiSering dijumpai pada sebuah industri terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja tersebut disebabkan oleh faktor dari pekerja sendiri atau dari pihak menajemen perusahaan. Kecelakaan yang disebabkan oleh pihak pekerja sendiri, karena pekerja tidak hati-hati atau mereka tidak mengindahkan peraturan kerja yang telah dibuat oleh pihak manajemen. Sedangkan faktor penyebab yang ditimbulkan dari pihak manajemen, biasanya tidak adanya alat-alat keselamatan kerja atau bahkan cara kerja yang dibuat oleh pihak manajemen masih belum mempertimbangkan segi ergonominya. Misalnya pekerjaan mengangkat benda kerja di atas 50 Kg tanpa menggunakan alat bantu. Kondisi ini bisa menimbulkan cidera pada pekerja.Untuk menghindari cedera, pertama-tama yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi resiko yang bisa terjadi akibat cara kerja yang salah. Setelah jenis pekerjaan tersebut diidentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menghilangkan cara kerja yang bisa mengakibatkan cidera.Faktor Resiko Definisi Jalan KeluarPengulangan yang banyak Menjalankan gerakan yang sama berulangulang Desain kembali cara kerja untuk mengurangi jumlah pengulangan gerakan atau meningkatkan waktu jeda antara ulangan, atau menggilirnya dengan pekerjaan lain. Tekanan Tubuh tertekan pada suatu permukaan atau tepian Memperbaiki peralatan yang ada untuk menghilangkan tekanan, atau memberikan bantalan.

AntropometriPengertian AntropometriAntropometri berasal dari kata antropos yang artinya manusiadan metri yang berarti ukuran. Jadi antropometri diartikan sebagai suatu ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya.Antropometri menurut Stevenson ( 1989 ) dan Nurmianto ( 1991 ) adalah suatu kumpulan data secara numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean ( rata-rata) dan standar deviasinya dari satu distribusi normal.Antropometri mengkaji masalah tubuh manusia. Informasi ini diperlukan untuk merancang suatu sistem kerja agar menunjang kemudahan pemakaian, keamanan dan kenyamanan dari suatu pekerjaan, sehingga antropometri dapat juga diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi tubuh ( termasuk bentuk dan ukuran tubuh) dengan disain alat alat yang digunakan manusia.Antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometri.Faktor-Faktor yang Menyebabkan Variasi Data AntropometriManusia pada umumnya berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia, yaitu:1. Umur/UsiaUkuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan. Manusia dapat digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu :a. Balita Anak-anakb. Remajac. Dewasa, dan d. Lanjut usia.2. Jenis kelamin (sex)Pada umumnya dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara rata-rata dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita. Oleh karenanya data antropometri sangat diperlukan dalam perancangan sebuah alat atau produk. Secara umum pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.3. Suku bangsa (etnik), Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik tertentu akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya.4. Sosio ekonomi, Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang.5. Posisi tubuh (posture), Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh.oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.

Alat-Alat Ukur Antropometri (Antropometer)Dalam pengukuran antropometri digunakan Beberapa alat, diantara alat-alat tersebut adalah sebagai berikut1. Goniometer ini dipakai untuk mengukur lekukan-lekukan tubuh manusia.

Gambar 2.1 Goniometer2. Kursi antropometri dipakai untuk mengukur data-data antropometri manusia dalam posisi duduk. Data yang diperoleh biasanya dipakai untuk merancang kursi dan ketinggian meja kerja serta untuk perancangan fasilitas kerja yang berhubungan dengan manusia pemakainya. Orang yang akan diukur data antropometrinya harus duduk di kursi ini.

Gambar 2.2 Kursi Antropometri3. Terdapat tiga kelas pengukuran antropometri dinamis, yaitu(1) Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas, contohnya mempelajari performasi seseorang,(2) Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja dan (3) Pengukuran variabilitas kerja.

Gambar 2.3 Jenis-jenis antropometer

Secara umum deskripsi dari pengukuran data antropometrik terdiri dari setidaknya tiga buah tipe terminology dasar yaitu :1. Locator yang mengidentifikasikan suatu titik atau daerah dari tubuh yang menjadi dasar pengukuran titik atau bidang.2. Orientator yang mengidentifikasikan arah atau tujuan dari suatu dimensi tubuh.3. Potensioner yang menandakan asumsi dari posisi tubuh subyek dalam pengukuran, seperti posisi duduk. Data Antropometri data antropometri adalah data mengenai ukuran dimensi tubuh manusia. Data antropometri diperoleh dari pengukuran bagian tubuh manusia, jenis-jenis pengukuran tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Ukuran Tubuh Manusia pada Pengukuran AntropometriDimensi tubuh manusia untuk perancangan produk terdiri dari dua jenis, yaitu struktural dan fungsional. Dimensi tubuh struktural yaitu pengukuran tubuh manusia dalam keadaan tidak bergerak. Sedangkan dimensi tubuh fungsional adalah pengukuran tubuh manusia dalam keadaan bergerak. Secara umum data antropometri yang sering digunakan untuk merancang produk dan stasiun kerja adalah :Antropometri StrukturalPengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Ada beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya representative. Disebut juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk, panjang lengan, dan sebagainya. Antropometri struktural ini diantaranya: tinggi selangkang, tinggi siku, tinggi mata, rentang bahu, tinggi pertengahan pundak pada posisi duduk, jarak pantat-ibu jari kaki, dan tinggi mata pada posisi dudukAntropometri FungsionalAntropometri fungsional adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Hasil yang diperoleh merupakan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Antropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas.PersentilPersentil adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-95 akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut, sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antropometri, angka persentil ke-95 akan menggambarkan ukuran manusia yang terbesar dan persentil ke-5 sebaliknya akan menunjukkan ukuran terkecil. Bilamana diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2.5-th dan 97.5-th persentil sebagai batas-batasnya. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data antropometri ada pada tabel berikut.Prinsip Prinsip Penerapan Data AntropometriPrinsip prinsip penerapan data antropometri adalah :1. Prinsip perancangan bagi individu dengan ukuran ekstrim.Berdasarkan prinsip ini, rancangan yang dibuat bisa digunakan oleh individu ekstrim yaitu terlalu besar atau kecil dibandingkan dengan rata- ratanya agar memenuhi sasaran, maka digunakan persentil besar (90th, 95th atau 99th percentile) atau persentil kecil (1st, 5h atau 10th percentile)2. Prinsip perancangan yang bisa disesuaikan.Disini, rancangan bisa diubahubah ukurannya sehingga cukup fleksibel untuk diaplikasikan pada berbagai ukuran tubuh (berbagai populasi). Dengan menggunakan prinsip ini maka kita dapat merancang produk yang dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen. Misalnya kursi pengemudi pada kendaraan.3. Prinsip perancangan dengan ukuran ratarata. Rancangan didasarkan atas ratarata ukuran manusia. Prinsip ini dipakai jika peralatan yang didisain harus dapat dipkai untuk berbagai ukuran tubuh manusia. Disain dengan prinsip ini dapat dikatakan perancangan dengan persentil 50. Masalahnya adalah bahwa dapat dikatakan sangat sedikit atau tidak ada yang namanya individu rata rata sehingga perancangan berdasarkan prinsip ini memerlukan kajian yang lebih mendalam lagi. Perancangan berdasarkan ukuran rata-rata dapat menggunakan data persentil 95-th untuk ,mendsain peralatan dengan ukuran maksimum. Sedangkan untuk ukuran minimum digunakan data persenti kecil dari persentil 10-th.Penggunaan Data AntropometriSebelum membahas lebih jauh mengenai penggunaan data ini maka ada baiknya kita bahas istilah The fallacy of the average man or average woman.Istilah ini mengatakan bahwa merupakan suatu kesalahan dalam perancangan suatu tempat kamar mandi jika berdasar pada dimensi yang hipotesis yaitu menganggap bahwa semua dimensi adalah merupakan rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi saja, seperti misalnya jangkauan kedepan (forward reach), maka penggunaan rata-rata (50 persentil) dalam penyesuaian pemasangan suatu tempat peralatan mandi akan menghasilkan bahwa 50 % populasi akan tidak mampu menjangkaunya. Selain dari itu, jika seseorang mempunyai dimensi pada rata-rata populasi, katakanlah tinggi badan, maka, belum tentu , bahwa dia berada pada rata-rata populasi untuk dimensi lainnya.Adapun pendekatan dalam penggunaan data antropometri diatas adalah sebagai berikut:a. Pilihlah standar deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud..b. Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud untuk populasi yang sesuai.c. Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan.Tujuan, Manfaat, dan Ruang Lingkup Ergonomic Pelaksanaan dan penerapan ergonomic di tempat kerja dimulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat.Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut :1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja.2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja.3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.Manfaat pelaksanaan ergonomi adalah sebagai berikut:1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.2. Menurunnya kecelakaan kerja.3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.4. Stress akibat kerja berkurang.5. Produktivitas membaik.6. Alur kerja bertambah baik.7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.8. Kepuasan kerja meningkat. Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :1. Tehnik2. Fisik3. Pengalaman psikis4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian5. Anthropometri6. Sosiologi7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take, pols, dan aktivitas otot.8. Desain

Konsep Keseimbangan ErgonomiSudut pandang ergonomi menjelaskan antara tuntutan tugas dan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performa kerja yang tinggi. Hal ini menunjukan tuntutan tugas pekerjaan tidak boleh terlalu rendah (underload), dan juga tidak boleh terlalu berlebihan (overload) karena keduanya akan menyebabkan stres (Tarwaka, 2004).Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dan tuntutan tugas dapat diilustrasikan seperti pada gambar berikut (Manuaba, 2000).

TASK DEMANDWORK CAPACITYPERFORMANCEQualityFatigueDiscomfortInjuryStressAccidentDiseasesProductivity

Gambar 2. Konsep Keseimbangan ErgonomiSumber: Manuaba, 2000

A. Work Capacity (Kemampuan Kerja)Kemampuan seseorang sangat ditentukan oleh:1) Personal Capacity (Kapasitas Pribadi), meliputi faktor usia, jenis kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan kepercayaan, riwayat kesehatan dan kebugaran tubuh, dsb.2) Physiological Capacity (Kapasitas Fisiologis), meliputi kemampuan dan daya tahan kardiovaskuler, saraf otot, pancaindera, dsb.3) Psycological Capacity(Kapasitas Psikologis), kemampuan psikologi berhubungan dengan mental, reaksi, adaptasi, stabilitas emosi, dsb.4) Biomekanikal Capacity(Kapasitas Biomekanik), kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon, dan jaringan tulang.B. Task Demand(Permintaan/Tuntutan Tugas)1) Task and Material Characteristic(Karakteristik Tugas dan Material), ditentukan oleh peralatan dan tipe mesin, kecepatan dan irama kerja, dsb2) Organizational Characteristics (Karakteristik Organisasi), meliputi jam kerja dan istirahat, kerja malam dan bergilir, cuti dan libur, manajemen, dsb.3) Environmental Characteristics(Karakteristik Lingkungan), berkaitan dengan manusia dan tuntutan tugas, suhu dan kelembaban, bising dan getaran, penerangan/pencahayaan, sosial budaya, tabu, norma, adat dan kebiasaan, bahan-bahan pencemaran, dsb.C. PerformancePerforma atau aksi seseorang sangat tergantung pada rasio dan besarnya tuntutan tugas dengan kemampuan orang tersebut.1) Tuntutan tugas > kemampuan/kapasitas Kerja, terjadi overstress (ketidaknyamanan). Hal yang bisa terjadi adalah kelelahan, kecelakaan, cedera, sakit dan tidak produktif.2) Tuntutan tugas 10 tahunMekanisme Terjadinya KelelahanKonsep kelelahan merupakan reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri yang dipengaruhi oleh dua sistem penghambat (inhibisi dan system penggerak/aktivasi) Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan otot, yaitu:a. Teori Kimia Secara teori kimia bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan Energi dan meningkatnya sistem metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot, sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan syaraf adalah penyebab sekunder.b. Teori syaraf pusatBahwa perubahan kimia hanya penunjang proses, yang mengakibatkan dihantarkannya rangsangan syaraf oleh syaraf sensosrik ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot. Rangsangan aferen ini menghambat pusat-pusat otak dalam mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial gerakan pada sel syaraf menjadi berkurang. Berkurangnya frekuensi ini akan menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat.Kondisi dinamis dari pekerjaan akan meningkatkan sirkulasi darah yang juga mengirimkan zat-zat makanan bagi otot dan mengusir asam laktat. Karena suasana kerja dengan otot statis aliran darah akan menurun, maka asam laktat akan terakumulasi dan mengakibatkan kelelahan otot lokal. Disamping itu juga dikarenakan beban otot yang tidak merata pada jaringan tertentu yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja (performance) seseorang. (Eko Nurmianto, 2003).Kelelahan diatur oleh sentral dari otak. Pada susunan syaraf pusat, terdapat sistem aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi kadang kadang salah satu dari padanya lebih dominan sesuai dengan kebutuhan. Sistem aktivasi bersifat simpatis, sedang inhibisi adalah parasimpatis. Agar tenaga kerja berada dalam keserasian dan keseimbangan, kedua sistem tersebut berada pada kondisi yang memberikaan stabilitas pada tubuh. (Sumamur PK, 1999).Dampak Kelelahan ( fatigue )Beberapa bentuk kelelahan yang terjadi pada dunia kerja merupakan suatu kondisi kronis ilmiah. Keadaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu kerasnya beban kerja, namun juga oleh tekanan-tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang. Bila keadaan seperti ini berlarut-larut maka akan muncul tanda-tanda memburuknya kesehatan yang lebih tepat disebut kelelahan Klinisatau Kronis.Pada keadaan seperti ini, gejalanya tidak hanya muncul selama periode stress atau sesaat setelah masa stress, tetapi cepat atau lambat akan sangat mengancam setiap saat perasaan lelah kerap kali muncul ketika bangun di pagi hari, justru sebelum saatnya bekerja, misalnya berupa perasaan kebencian yang bersumber dari terganggunya emosi. Sejumlah orang kerap kali menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut :1. Munculnya tanda-tanda kelelahan psikosomatis diatas berpengaruh pula pada waktu-waktu absent dari pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa penyebab ketidak hadiran ditempatkerja, karena yang bersangkutan membutuhkan waktu istirahat yang lebih banyak.2. Tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis dan kesulitan-kesulitan lainnya amatlah mudah untuk mengidap suatu bentuk kelelahan kronis dan sangatlah sulit melepaskan keterkaitannya dengan maslah kejiwaan.Gambaran mengenai gejala kelelahan secara subjektif dan objektif antara lain :1. Perasaan lesu, ngantuk dan pusing2. Tidak / kurang mampu berkonsentrasi3. Berkurangnya tingkat kewaspadaan4. Persepsi yang buruk dan lambat5. Tidak ada / berkurangnya gairah untuk bekerja6. Menurunnya kinerja jasmani dan rohani7. Gejala-gejala yang timbul ini dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan efektivitas kerja fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut menifestasinya timbul berupa keluhan oleh tenaga kerja dan seringnya tenaga kerja tidak masuk kerja.Kronis (atau klinik) kelelahanBeberapa negara kelelahan yang timbul dari praktek industri bersifat kronis.Ini adalah kondisi yang dibawa bukan olehsatucontoh dari terlalu melelahkan tetapi dengan tekanan yang kambuh lebih hari atau periode lebih lama.Karena kondisi seperti ini biasanya juga disertai dengan tanda-tanda kesehatan yang buruk, hal ini benar bisa disebutkelelahan klinis atau kronis.Dalam kondisi ini gejala terjadi tidak hanya selama masa stres atau segera sesudahnya tetapi laten hampir sepanjang waktu.Perasaan kelelahan sering hadir pada bangun di pagi hari, sebelum pekerjaan telah dimulai.Bentuk kelelahan sering disertai dengan perasaan jijik untuk bekerja, yang memiliki asal-usul emosional.Orang jadi lelah sering menunjukkan gejala berikut:

1Peningkatan ketidakstabilan psikis (quarrelsomeness dan perilaku yang terkait).

2Cocok depresi (kekhawatiran tak berdasar).

3Umum melemahnya drive dan keengganan untuk bekerja.

4Meningkatkan kemungkinan penyakit.

Penyakit ini sebagian besar tidak jelas dan datang di bawah judul dari gangguan psikosomatik.Istilah ini diterapkan untuk gangguan fungsional dari organ internal atau sirkulasi yang dinilai menjadi manifestasi eksternal dari konflik psikologis dan kesulitan.Beberapa gejala yang lebih umum adalah:1. sakit kepala2. Kepeningan3. hilangnya tidur4. denyut jantung tidak teratur5. berkeringat mendadak cocok6. kehilangan nafsu makan7. pencernaan masalah (sakit perut, diare, sembelit).8. Penyakit lebih berarti absen lebih dari pekerjaan, terutama absen singkat, menunjukkan bahwa penyebab ketidakhadiran adalah kebutuhan untuk lebih banyak istirahat.

Orang-orang yang memiliki masalah psikologis dan kesulitan dengan mudah jatuh ke dalam keadaan kelelahan kronis dan seringkali sulit untuk memisahkan mental mereka dari masalah fisik mereka.Dalam prakteknya, sebab dan akibat sulit untuk membedakan dalam kasus-kasus klinis kelelahan.Penyebabnya mungkin suka pendudukan, tugas langsung atau tempat kerja, atau sebaliknya ini mungkin menjadi penyebab ketidakmampuan untuk bekerja atau lingkungan.Dampak Kelelahan Terdahap Produktivitas KerjaTerdapat keterkaitan yang arah antara kelelahan yang dialami tenaga kerja dengan kinerja perusahaan. Apabila tingkat produktivitasseseorang tenaga kerja terganggu yang disebabkan oleh kelelahan fisik maupun psikis, maka akibat yang ditimbulkannya akan terasa oleh perusahaan berupa penurunan produktivitas perusahaan. Tenaga kerja sebagai aset investasi perusahaan perlu perlu dikelola dengan baik dan benar antara lain dengan memperhatikan faktor-faktor kemungkinan timbulnya kelelahan. Sebagai diketahui, bahwa dengan peningkatan kinerja organisasi melalui penanganan tata cara kerja yang ergonomik adalah salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas, khususnya ila organisasi tersebut tidak memiliki tambahan dana investasi. Oleh karena itu , perbaikan terhadap system kerja, faktor-faktor fisik dan lingkungan krja agar segera dilakukan, sehingga tercipta suasana lingkungan kerja yang aman, nyaman sehat dan produktif. Tubuh kita ini ada batasnya, diibaratkan sebagai mesin mobil, tubuh manusiapun perlu istirahat. Jika terus dipaksa untuk beraktifitas maka tubuh kita akan mengalami kelelahan. Dampak kelelahan ini adalah gangguan kesehatan secara umum, kambuhnya berbagai penyakit kronis dan menurunnya daya tahan tubuh seseorang. Kelelahan serta stress yang tinggi juga akan sangat mengganggu proses metabolisme dan hormonal didalam tubuh kita. Kelelahan terjadi karena dipaksanya fisik dan mental kita untuk bekerja secara terus menerus tanpa istirahat yang cukup. Selain itu kondisi lingkungan yang selalu menuntut beliau tersenyum dan meladeni permintaan penggemarnya untuk berfoto dan minta tanda tangan akan memperburuk kondisi kelelahan yang terjadi.Dampak kelelahan ini dapat berakibat serius bagi kesehatan seseorang apalagi tanpa disertai asupan makan yang cukup. Kelelahan berhubungan dengan berbagai gangguan kesehatan seperti gangguan sistim pencernaan, gangguan sistim jantung dan pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak serta penurunan daya tahan tubuh.Gangguan pencernaan merupakan hal utama yang terjadi jika seseorang mengalami kelelahan. Keluhan pencernaan yang timbul antara lain nafsu makan berkurang dimana hal ini akan memperparah kondisi fisik yang sedang mengalami kelelahan tersebut. Seseorang yang mengalami kelelahan juga akan mengalami mual bahkan muntah serta nyeri di uluhati. Mereka yang mengalami kelelahan juga sebenarnya sudah tidak berkonsentrasi dan bekerja dengan baik selain itu emosinya juga menjadi tinggi. Kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada pengendara yang sedang mengalami kelelahan tersebut. Berbagai penyakit kronis dapat menjadi kambuh jika seseorang mengalami kelelahan antara lain sakit maag, gangguan kejiwaan, asma, Diabetes Mellitus, hipertensi, stroke dan serangan jantung.Kelelahan fisik dan psikis juga akan memperburuk daya tahan tubuh seseorang yang mengalami kelelahan tersebut mereka akan mudah terkena infeksi virus seperti virus flu, mudah terjadi infeksi usus berupa diare mereka juga rentan terkena infeksi virus Hepatitis, Demam Thypoid dan virus demam berdarah. Dalam kondisi demikian, diharapkan tingkat kelelahan tenaga kerja dapat ditekan dan dikendalikan ke tingkat yang wajar agar produktivitas kerja tidak mengalami gangguan.Untuk mencegah dan mengatasi memburuknya kondisi kerja akibat faktor kelelahan pad tenaga kerja disarankan agar :

1. Merubah metoda kerja menjadi lebih efesien dan efektif2. Menerapkan penggunaan peralatan dan pranti kerja ang memenuhi standar ergonomik3. Menjadwalkan waktu istirahat yang cukup bagi seorang tenaga kerja4. Menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman, bagi tenaga kerja.5. Melakukan pengujian danevaluasi kinerja tenag kerja secera periodic untuk mendeteksi indikasi kelelahan secara lebih dini menemukan solusi yang tepat.6. Menerapkan saran produktivitas kerja berdasarkan pendekatan manusiawi dan fleksibiltas yang tinggi.

Contoh jenis pekerjaan yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja:Salah satu jenis pekerjaan yang sangat berkaitan dengan kelelahan yaitu pekerja yang bekerja di bidang manufacture dan jasa. Di bidang jasa, dapat diperhatikan yaitu perawat yang bekerja di Rumah Sakit dengan memiliki sistem kerja Shift. Perawat sebagai salah satu diantara pemberi pelayanan mempunyai waktu paling panjang disisi pasien yaitu selama 24 jam yang terbagi menjadi 3 shift (pagi,siang,malam). pengaturan shift kerja dan pemberian waktu istirahat pada hakekatnya bertujuan untuk mengurangi kelelahan pada pekerja. Tetapi dampak pengaturan waktu kerja tersebut tetap memberikan efek terhadap tenaga kerja.Bagi seorang pekerja, shift kerja berarti berada pada lokasi kerja yang sama, baik teratur pada saat yang sama (shift kerja kontinyu) atau pada waktu yang berlainan (shift kerja rotasi). Shift kerja berbeda dengan hari kerja biasa, dimana pada hari kerja biasa pekerjaan dilakukan secara teratur pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan shift kerja dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk memenuhi jadwal 24 jam/ hari. Bagi industri manufaktur dan jasa, cara yang umum digunakan adalah membagi 24 jam menjadi 3 shift dengan panjang yang sama. Di Inggris dan Eropa biasanya diterapkan dari pukul 06.00 sampai 14.00 (shift pagi), 14.00 sampai 20.00 (shift sore), dan 20.00 sampai 06.00 (shift malam) atau satu jam (bisa 2 jam) lebih dulu untuk tiap shift.Pekerja shift adalah sebagai seseorang yang bekerja diluar jam kerja normal dalam seminggu. Para pekerja shift termasuk mereka yang bekerja dalam tim berotasi, pekerja malam dan mereka yang bekerja pada jam-jam yang tidak umum, minggu kerja yang tidak umum dan hari kerja yang diperpanjang. (Lanfranchi, 2001)

Evaluasi Ergonomi Berdasarkan Antropometri, Biomekanika, Fisiologi Kerja, Pencegahan dan pengendalian bahaya dengan diterapkannya ergonomi, sistem kerja dapat menjadi lebih produktif dan efisien. Dilihat dari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian ergonomi dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang penelitian, yaitu: Antropometri Biomekanika Fisiologi Pencegahan dan Pengendalian Bahaya1. AntropometriAntropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-alat/benda-benda yang digunakan manusia. Antropometri dibagi atas dua bagian utama, yaitu:a. Antropometri Statis (struktural). Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier permukaan tubuh.b. Antropometri Dinamis (fungsional). Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.Yang sering disebut sebagai antropometri rekayasa adalah aplikasi dari kedua bagian utama di atas untuk merancang workspace dan peralatan.Permasalahan variasi dimensi antropometri seringkali menjadi faktor dalam menghasilkan rancangan sistem kerja yang fit untuk pengguna. Dimensi tubuh manusia itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan sampel data yang akan diambil. Faktor-faktor tersebut adalah:1. Umur. Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.2. Jenis kelamin. Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.3. Rumpun dan Suku Bangsa4. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh.5. Kondisi waktu pengukuran.

Metode Perancangan dengan Antropometri (Antropometric Method) terdapat dua pilihan dalam merancang sistem kerja berdasarkan data antropometri, yaitu:1. Sesuai dengan tubuh pekerja yang bersangkutan (perancangan individual) yang terbaik secara ergonomi.2. Sesuai dengan populasi pemakai/pekerja Perancangan untuk populasi sendiri memiliki tiga pilihan yaitu:a) Design for extreme individuals.b) Design for average.c) Design for adjustable range.

Gambar: Antropometri Perempuan

Gambar: Antropometri Laki-Laki1. BiomekanikaBiomekanika adalah ilmu yang menggunakan hukum-hukum fisika dan konsep-konsep mekanika untuk mendeskripsikan gerakan dan gaya pada berbagai macam bagian tubuh ketika melakukan aktivitas. Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh. Meskipun kemajuan teknologi telah banyak membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual yang tidak dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya maupun kemudahan.Pekerjaan ini membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu, misalnya penanganan atau pemindahan material secara manual. Usaha fisik ini banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang menjadi isu besar di negara-negara industri belakangan ini.

3. Fisiologi Pengukuran Konsumsi EnergiSecara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapat hubungan yang erat antara satu dengan lainnya. Apabila dilihat dari energi yang dikeluarkan, kerja mental murni relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik. Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui perubahan :a) Konsumsi oksigen.b) Denyut jantung.c) Pengeluaran Energi.d) Peredaran udara e) Temperatur tubuh.f) Konsentrasi asam laktat Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu bekerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran :a) Kecepatan denyut jantungb) Konsumsi oksigenBilangan nadi atau denyut jantung merupakan peubah yang penting dan pokok, baik dalam penelitian lapangan maupun dalam penelitian laboratorium. Dalam hal penentuan konsumsi energi, biasa digunakan parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini merupakan perbedaan antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan denyut jantung pada saat istirahat. (Widyasmara, 2007). Pengukuran Beban PsikologisAspek psikologi dalam suatu pekerjaan dapat berubah setiap saat. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan psikologi tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri pekerja (internal) atau dari luar diri pekerja/lingkungan (eksternal). Baik factor internal maupun eksternal sulit untuk dilihat secara kasat mata, sehingga dalam pengamatan hanya dilihat dari hasil pekerjaan atau faktor yang dapat diukur secara objektif, atau pun dari tingkah laku dan penuturan pekerja sendiri yang dapat diidentifikasikan. Pengukuran beban psikologi dapat dilakukan dengan : Pengukuran beban psikologi secara objektifa. Pengukuran denyut jantung.Secara umum, peningkatan denyut jantung berkaitan dengan meningkatnya level pembebanan kerja.b. Pengukuran waktu kedipan mata.Secara umum, pekerjaan yang membutuhkan atensi visual berasosiasi dengan kedipan mata yang lebih sedikit, dan durasi kedipan lebih pendek.c. Pengukuran dengan metoda lain.Pengukuran dilakukan dengan alat flicker, berupa alat yang memiliki sumber cahaya yang berkedip makin lama makin cepat hingga pada suatu saat sulit untuk diikuti oleh mata biasa.

4. Pencegahan dan Pengendalian BahayaMenghilangkan, mengurangi, atau mengontrol adanya faktor resiko.1. Pengendalian secara Teknik 2. Pengendalian secara Administrasi 3. Desain Kantor Kerja 4. Pelatihan 1. Pengendalian secara Teknik Teknik kontrol adalah mekanisme yang lebih disukai untuk mengendalikan bahaya ergonomis. Ini mungkin memerlukan merancang ulang stasiun kerja, metode kerja, dan alat untuk mengurangi tuntutan pekerjaan, seperti tenaga, pengulangan, dan posisi yang aneh. Seperti pada gambar dibawah ini salah satu cara dalam bekerja secara ergonomis dengan cara pengadaan suatu alat (yaitu berupa tempat duduk/kursi seperti yang ditunjukkan gambar dibawah ini).

Gambar: Bekerja secara Ergonomis (kiri) dan Tidak Ergonomis (kanan)2. Pengendalian secara Administrasia. Penggantian personil untuk berbagai macam pekerjaan dengan persyaratan fisik yang berbeda.b. Membuat jadwal kerja / jadwal istirahat istirahat.c. Pelatihan personil untuk menggunakan metode kerja yang sesuai cocok.3. Desain Kantor Kerja. Kantor kerja harus mudah disesuaikan untuk mengakomodasi pekerja dalam melakukan tugas.4. Pelatihana. Pelatihan harus memungkinkan setiap orang untuk mengenali faktor risiko dan memahami prosedur yang digunakan untuk meminimalkan resiko.b. Pelatihan penyegaran harus disediakan setiap tahun dan pelatihan ulang harus dilakukan ketika personil ditugaskan ke pekerjaan baru dengan risiko yang berbeda, atau risiko baru ditemukan.

DAFTAR PUSTAKA

Ashfal, Ray C. (1999). Industrial Safety and Health Management 4th Edition. New Jersey : Prentice HallBuchholz, B. (1996) PATH : A Worksamplingbased Approach to Ergonomic Job Analysis for Construction and Other Non-repetitive Work. UK : Applied Ergonomics Vol 27 : 177-187Canadian Centre of OSH. (2008) Heat Exposure and Effects last accesed 8 November 2010 pukul 20.48David, G., Woods,V., Guangyan Li, Bukle, P. (2007). The Development of The Quick Exposure Checklist (QEC) for Assesing Exposure to Risk Factors for WorkRelated Musculoskeletal Disorders. UK: Applied Ergonomics Vol 39 : 57-69Dewayana, T., Hetharia, D., Lanni (2007). Perbaikan Kondisi Lingkungan Kerja untuk Menigkatkan Produktivitas. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3 2007; Semarang, 15-16 November 2007 Guangyan Li, Bukle, P. (2005). QEC for Assessment of Work-Related Musculoskeletal Disorders (WMSDs), Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods. CRC Press LLC.Hammer, Willie (1989). Occupational Safety Management and Engineering 4th Edition. New Jersey : Prentice-Hall Inc.Hart, S., Staveland, L. (1988). Development of NASA-TLX (Task Load Index). California : San Jose State UniversityHertanti, N.N., Indriastadi, H. (2007). Evaluasi Persamaan Penentuan Pengeluaran Energi bagi Wanita pada Aktivitas Penanganan Material Secara Manual. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3 2007; Semarang, 15-16 November 2007