Referat Terapi Okupasi Pada Pasien Skizofrenia

download Referat Terapi Okupasi Pada Pasien Skizofrenia

of 34

description

mkamsxmsa

Transcript of Referat Terapi Okupasi Pada Pasien Skizofrenia

REFERAT TERAPI OKUPASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA

OLEH :MEILISA SRI SUZANAH1AP10026

Pembimbing :dr. Lucy M. Bangun, SpKJREFERAT TERAPI OKUPASI PADA PASIEN SKIZOFRENIAKEPANITERAAN KLINIK BAGIAN PSIKIATRIRSKJ SOEPRAPTO PROV BENGKULUFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS BENGKULU2016PENDAHULUANTerapi okupasi pertama kali dikembangkan dan diterapkan oleh Philippine Pinel pada abad ke-19 di sebuah rumah sakit jiwa di Paris. Dengan pekerjaan, pasien penyakit jiwa akan dapat dikembalikan ke arah hidup yang normal, bahkan bisa kembali seperti sebelum sakit.Adolf Meyer (1892), seorang psikiater di Amerika, melakukan upaya secara terstruktur dimana pasien neuro-psikiatrik diberikan aktivitas yang berguna ternyata menjadi dasar terapi okupasi. Meyer telah menyusun suatu dasar sistematis penggunaan aktivitas sebagai terapi.Skizofrenia merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai oleh psikopatologi yang disruptif dan melibatkan aspek kognisi, persepsi dan aspek lain perilaku. Ekspresi dari manifestasi penyakit ini bervariasi diantara pasien tetapi efeknya selalu berat dan bertahan dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) 2007 disebutkan, rata-rata nasional gangguan mental emosional ringan, seperti cemas dan depresi pada penduduk berusia 15 tahun ke atas mencapai 11,6%, dengan angka tertinggi terjadi di Jawa Barat, sebesar 20%. Sedangkan yang mengalami gangguan mental berat, seperti psikotis, skizofrenia, dan gangguan depresi berat, sebesar 0,46%. Dengan pekerjaan maka seseorang akan dapat menikmati hidup, dimana pekerjaan dapat mengalihkan perhatian atau pikiran seseorang dari hal-hal yang kurang menyenangkan, sehingga menjadi segar kembali untuk memikirkan hal-hal yang lain.Dengan pekerjaan, seseorang juga akan memberi kontribusi terhadap struktur sosial dan ekonomi komunitasnya sehingga dia menjadi lebih nyaman berada ditengah-tengah komunitas itu dan akan memudahkan adaptasi dengan lingkungannya. SKIZOFRENIADefinisi SkizofreniaSkizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan realitas, merasakan dan menunjukan emosi serta berperilaku dengan sikap yang tidak dapat diterima secara sosial skizofreniaGangguan skizofrenik umumnya ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Etiologi Skizofrenia :Biologi ( pelebaran ventrikel tiga dan lateral, atropi bilateral lobus temporal medial, penurunan volume korteks prefrontal dorsolateral)Biokimia ( gangguan neurotransmiter sentral yaitu terjadi peningkatan aktivitas dopamin sentral)Genetika Kriteria diagnosis DSM-IV-TR

Kriteria diagnosis DSM-IV-TR Diagnosis skizofrenia : 2 atau lebih pada kriteria A berlangsung selama 1 bulan Kriteria B : membutuhkan adanya hendaya fungsi yg tampak selama fase aktifGejala berlangsung paling tidak selama 6 bulandan diagnosis skizoaktif dan gangguan mood dapat disingkirkanPsikopatologi yang dapat ditemukan(harus ada 1 gejala yg amat jelas)thought echo, tought insertion atau withdrawal, dan tought broadcastingWaham dikendalikan, waham dipengaruhi, atau pasifitasHalusinasi yang terus-menerus berkomentar atau mendiskusikan pasien di antara mereka sendiri, suara dari bagian tubuh tertentuWaham-waham menetap yang budayanya tdk sesuai dan tidak masuk akal 9Psikopatologi yang dapat ditemukan(atau paling tdk 2 gejala dibawah ini harus jelas )Halusinasi persisten (menetap) dari paca indra apa saja, disertai waham yg mengambang dan ide-ide berlebihan yg terjadi setiap hari dlm waktu minimal 1 bulanArus pikir terputus atau mengalami sisipan inkoheren, pembicaran tdk relevan (neologisme)Perilaku katatonik (eksitasi, posturing, fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, stuporGejala negatif : apatis, miskin isi pembicaraan, afek tumpul

10Gejala-gejala skizofrenia Waham-waham menetap (Waham dikendalikan, waham dipengaruhi) Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus atau suara halusinasi lain yg berasal dari salah satu bagian tubuhArus pikiran yang terputus, inkoherensia atau pembicaraan yg tidak relevan

Perilaku katatonik, seperti gaduh gelisah, sikap tubuh tertentu, fleksibilitas serea, negativisme, stupor.Gejala-gejala negatif seperti apatis, pembicaraan terhenti, afek menumpul, penarikan diri dari pergaulan sosial.

F20.0 skizofrenia paranoidGambaran klinis sering didominasi oleh waham-waham secara relatif stabil, sering kali bersifat paranoid, biasanya disertai oleh halusinasi-halusinasi, terutama halusinasi pendengaran dan gangguan persepsi. Gangguan afektif, dorongan kehendak, dan pembicaraan serta gejala katatonik tidak menonjol.Beberapa contoh dari gejala-gejala paranoid yg paling umum:Waham-waham kejaran, rujukan, exalted birth (merasa dirinya tinggi, istimewa), misi khusus, perubahan tubuh atau kecemburuan.Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik. Halusinasi pembauan atau pengecapan-rasa, atau bersifat seksual, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

F20.2 skizofrenia katatonikGambaran klinis skizofrenia katatonik:Stupor (amat berkurangnya reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) Kegelisahan (aktivitas motor yang tampak tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)Berpose (secara sukarela mengambil dan mempertahankan sikap tubuh tertentu yang tidak wajar )Negativisme (perlawanan yang jelas tidak bermotif terhadap semua instruksi atau upaya untuk digerakkan, atau bergerak ke arah yang berlawanan)Rigiditas (mempertahankan sikap tubuh yang kaku melawan upaya untuk menggerakannya)Waxy flexibility (mempertahankan posisi anggota gerak dan tubuh yang dilakukan dari luar)Gejala lain seperti otomatisme terhadap perintah.

F20.5 skizofrenia residualSuatu stadium kronis dalam perkembangan suatu gangguan skizofrenik dimana telah terjadi progresi yang jelas dari stadium awal (terdiri dari satu atau lebih episode dengan gejala psikotik yang memenuhi kriteria umum untuk skizofrenia) ke stadium lebih lanjut yang ditandai secara khas oleh gejala-gejala negatif jangka panjang, walaupun belum tentu ireversibel.

Untuk diagnosis, persyarat berikut ini harus dipenuhi:Gejala negatif skizofrenia yg menonjol, misalnya perlambatan psikomotor, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi nonverbal yg buruk, perawatan diri dan kinerja sosial yg buruk.Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yg jelas di masa lampau yg memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia. Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yg nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom negatif skizofrenia. Tidak terdapat demensia atau penyakit/gangguan otak organik lain.F21 gangguan skizotipalGejala klinis:Afek yang tak wajar atau yang menyempit/mengalami konstriksi (individu tampak dingin dan tak bersahabat)Perilaku atau penampakan yg aneh, eksentrik atau ganjilHubungan sosial yang buruk dgn orang lain dan tendensi menarik diriKepercayaan yg aneh atau pikiran bersifat magis, yg mempengaruhi perilaku dan tidak serasi dengan norma-norma budayaKecurigaan atau ide paranoidPersepsi-persepsi pancaindera yg luarbiasa termasuk mengenai tubuh, atau ilusi-ilusi lain, depersonalisasi atau derealisasiPemikiran yg bersifat sirkumstansial, penuh kiasan

F22 gangguan waham menetapVariasi gangguan dengan waham-waham yg berlangsung lama, sbg satu-satunya gejala klinis yg khas dn yg tidak dapat digolongkan sbg gangguan organik, skizofrenik atau afektif. Waham tersebut harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan subkultural. F23 gangguan psikotik akut dan sementaraUrutan prioritas untuk menentukan gangguan psikotik akut:Onset yang akut (dlm masa 2 minggu) perubahan dari keadaan tanpa gejala psikotik ke keadaan psikosis yg jelas abnormal yg terjadi dlm periode 2 minggu atau kurang. Adanya sindrom yg khas adanya gejala-gejala skizofrenik yg khasAdanya stress akut yg terkait kejadian-kejadian yg khas seperti kesedihan, perceraian, trauma psikologis krn peperangan, terorisme, penyiksaan. F25 gangguan skizoafektifAda gangguan-gangguan yg bersifat episodik dgn gejala afektif dan skizofrenik yg sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam episode yg sama dari penyakit itu atau setidaknya dalam beberapa hari setelah gejala yang satu muncul. F25.0 Gangguan skizoafektif tiipe manikF25.1 gangguan skizoafektif tipe depresifTERAPI OKUPASITerapi okupasi berasal dan kata Occupational Therapy. Occupational berarti suatu pekerjaan, therapy berarti pengobatan.Terapi Okupasi adalah perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan untuk mengarahkan penderita kepada aktivitas selektif, agar kesehatan dapat ditingkatkan dan dipertahankan, serta mencegah kecacatan melalui kegiatan dan kesibukan kerja untuk pendenita cacat mental maupun fisik. (American Occupational Therapist Association).Tujuan Terapi OkupasiUntuk mengembalikan fungsi penderita semaksimal mungkin, dan kondisi abnormal ke normal yang dikerahkan pada kecacatan fisik maupun mental, dengan memberikan aktivitas yang terencana dengan memperhatikan kondisi penderita sehingga penderita diharapkan dapat mandiri di dalam keluarga maupun masyarakat.

Prinsip Terapi OkupasiSupportive Occupatinal TherapyFungsional Occupational Therapy,

Aktivitas pada Terapi OkupasiAktivitas kehidupan sehari-hari/ADLAktivitas bermainSeni dan hasta karya

Jenis- Jenis aktivitas dalam terapi okupasiLatihan gerak badanOlahragaPermainanKerajinan tangan.Kesehatan, kebersihan, dan kerapihan pribadi.Pekerjaan sehari-hari (aktivitas kehidupan sehari-hari).Seni (tari, musik, lukis, drama, dan lain-lain).Rekreasi (tamasya, nonton bioskop/drama, pesta ulang tahun, dan lain-lain).Diskusi dengan topik tertentu (berita surat kabar, majalah, televisi, radio atau keadaan lingkungan).

Karekteristik aktivitasSetiap gerakan harus mempunyai alasan dan tujuan terapi yang jelas. Jadi bukan hanya sekedar menyibukkan pasien.Mempunvai arti tertentu bagi pasien, artinva dikenal oleh atau ada hubungannya dengan pasien.Pasien harus mengerti tuiuan mengerjakan kegiatan tersebut, dan apa kegunaannya terhadap upaya penyembuhan penyakitnya.Harus dapat melihatkan pasien secara aktif walaupun minimal.Dapat mencegah lebih beratnya kecacatan atau kondisi pasien, bahkan harus dapat meningkatkan atau setidak-tidaknya memelihara koondisinya.Harus dapat memberi dorongan agar si pasien mau berlatih lebih giat sehingga dapat mandiri.Harus sesuai dengan minat, atau setidaknya tidak dibenci olehnya.Harus dapat dimodifikasi untuk tujuan peningkatan atau penyesuaian dengan dengan kemampuan pasien.

Indikasi Terapi OkupasiSeseorang yang kurang berfungsi dalam kehidupannya karena kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pengintegrasian perkembangan psikososialnya.Kelainan tingkah laku yang terlihat dalam kesulitannya berkomunikasi dengan orang lain.Tingkah laku tidak wajar dalam mengekpresikan perasaan atau kebutuhan yang primitif.Ketidakmampuan mengisiterprestasikan rangsangan sehingga reaksinya terhadap rangsangan tersebut tidak wajar pulaTerhentinya seseorang dalam fase pertumbuhan tertentu atau seseorang yang mengalami kemunduran.Mereka yang lebih mudah mengekspresikan perasaannya melalui suatu aktivitas daripada dengan percakapan.Mereka yang merasa lebih mudah mempelajari sesuatu dengan cara mempraktikkannya daripada dengan membayangkan.Pasien cacat tubuh yang mengalami gangguan dalam kepribadiannya.

Terapi Okupasi pada Pasien dengan SkizofreniaPada pasien-pasien dengan gangguan jiwa, aktivitas dalam terapi okupasi biasanya dilakukan untuk membantu dalam mendiagnosis, terapi, evaluasi, maupun rehabilitasiHal ini dapat dilakukan dengan mengamati pasien saat mengerjakan suatu aktivitas, saat berinteraksi dengan kelompoknya, dan dengan menilai hasil pekerjaannya.Pada sebagian penderita gangguan skizofrenia digambarkan memiliki perjalanan penyakit yang kronis dan disertai dengan terjadinya deteriorasi dari taraf fungsi sebelumnya.Pada proses penyembuhan pasien skizofrenia mendapat terapi kognitif yang menekankan pada komunikasi dan terapi okupasi yang menekankan pada suatu kegiatan atau karya.Kurangnya aktifitas pasien akan membuat pasien lebih asyik dengan dunia sendiri sehingga bisa memicu terjadinya kekambuhanpenanganan pasien dengan skizofrenia adalah melalui kombinasi psikofarmakologi dan intervensi psikososial seperti psikoterapi, terapi keluarga, dan terapi okupasi.Pada sebuah penelitian di Brazil yg dipublikasikan tahun 2002, didapatkan bahwa kombinasi Clozapine dan terapi okupasi tampaknya lebih efektif dibandingkan hanya Clozapine saja pada pasien dengan skizofrenia yang resisten pengobatan.

ReferensiUtama H. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUIPPDGJ IIIKaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri klinis. Jakarta: EGC

Terima Kasih