Evaluasi Hasil Kinerja Pemb Daerah Jabar

download Evaluasi Hasil Kinerja Pemb Daerah Jabar

of 108

Transcript of Evaluasi Hasil Kinerja Pemb Daerah Jabar

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH2.1. Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan Rencana yang disusun sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah. Visi Kabupaten Bandung 2005-2010 adalah Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bandung yang Repeh Rapih Kertaraharja melalui Akselerasi Pembangunan Partisipatif yang Berbasis Religius, Kultural dan

Berwawasan Lingkungan dengan Berorientasi pada Peningkatan Kinerja Pembangunan Desa, dirumuskan kedalam 8 (delapan) misi sebagai pedoman pelaksanaan bagi pemerintah daerah sebagai berikut : 1) Mewujudkan pemerintahan yang baik; 2) Memelihara stabilitas kehidupan masyarakat yang aman, tertib, tenteram dan dinamis; 3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia; 4) Meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat; 5) Memantapkan kesalehan sosial berlandaskan iman dan taqwa; 6) Menggali dan menumbuhkembangkan budaya Sunda; 7) Memelihara keseimbangan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan; 8) Meningkatkan kinerja pembangunan desa. Berkaitan dengan pencapaian Visi dan Misi di atas, terdapat beberapa pertimbangan untuk menentukan kriteria dalam memilih program-program pada RKPD 2009 dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bandung 2006-2010. Pertimbangan tersebut antara lain : Perubahan Lokasi program dan kegiatan. Program dan kegiatan yang berlokasi di Bandung Barat dipisahkan dan tidak lagi termasuk dalam rencana sebagai akibat dari pemekaran Kabupaten Bandung. Perubahan tersebut memberikan ekses pada perubahan evaluasi, rencana serta pengalokasian pada mekanisme penyusunan RKPD 2009 sesuai

dengan revisi RPJMD 2006-2010 dalam hal ini bertumpu pada sisa rentang RPJMD yaitu 2009-2010. Prioritas penerima manfaat program dan kegiatan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 1

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Sebagai konsekuensi perubahan serta tuntutan isu strategis yang ada adalah kebijakan penempatan Program dan kegiatan yang kurang bermanfaat langsung bagi masyarakat prioritasnya lebih rendah dibandingkan dengan yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. Pelaksanaan program/kegiatan harus berorientasi pada pemecahan isue kebijakan prioritas yang tercantum pada RPJMD

2.2. Evaluasi status dan kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan Daerah Keberhasilan pelaksanaan pembangunan bergantung kepada perencanaan, terutama dalam memperhitungkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan sebelumnya. Berdasarkan hasil evaluasi, pada rentang waktu tertentu dapat dilakukan pengkajian serta analisis kecenderungan yang dapat mengindikasikan permasalahan yang mempengaruhinya sekaligus prediksi serta intervensi yang harus dilakukan melalui kebijakan. Evaluasi terhadap pencapaian pembangunan dapat dilihat melalui status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan berdasarkan indikatorindikator makro pembangunan daerah dan penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan antara lain untuk : Mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai terhadap target kinerja yang diharapkan menurut RPJMD, target pembangunan nasional (RPJM Nasional) maupun sektoral (Renstra K/L) Mengetahui kendala dan tingkat pemanfaatan potensi yang ada Menentukan langkah-langkah atau kebijakan yang diperlukan

Sebagaimana yang tercantum dalam RPJMD. Berikut akan diuraikan pencapaian IPM beserta komponen-komponennya (pendidikan, kesehatan, dll). Pencapaian tersebut akan dibandingkan dengan target yang ingin dicapai oleh Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat.

2.2.1 Kependudukan Salah satu indikator makro yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pelasksanaan pembangunan adalah dengan menggunakan indikator jumlah penduduk sebagai dasar penentuan indikator lainnya terkait pemenuhan kesejahteraan penduduk. Jumlah penduduk Kabupaten Bandung tahun 2007 mencapai lk. 3.038.082 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) sebesar 3,2% (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil). Dengan LPP tersebut,Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009Bab II Hal. 2

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

percepatan penambahan penduduk Kabupaten Bandung termasuk tinggi dibandingkan dengan LPP Jawa Barat yang berkisar di angka 2%. Gambaran pertumbuhan penduduk Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Gambar 2.1. Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa sebelum pemekaran Kabupaten Bandung Barat (KBB), jumlah penduduk setiap tahunnya bertambah sekitar 100.000, dan hal ini tidak berubah setelah KBB memisahkan diri. Artinya bahwa pertambahan jumlah penduduk yang tinggi ada di kabupaten induk

Gambar 2.1 Diagram Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Tahun 2003 2007

5 4 3 2 1 02003 (45 kec) 2053 1964 4017 2004 (45 kec) 2087 2058 4145 2005 (45 kec) 2165 2109 4274 2006 (45 kec) 2224 2175 4399 2006 (30 kec) 1482 1462 2944 2007 (30 kec) 1533 1505 3038

Laki-Laki Perempuan Jumlah (ribu)

Catatan : Jumlah 45 kecamatan sebelum pemekaran wilayah Kabupaten, jumlah 30 Kecamatan setelah pemkaran wilayah Kabupaten.

Meskipun demikian, pemekaran tersebut menyebabkan meningkatnya angka IPM Kabupaten Bandung, artinya banyak penduduk miskin dan berpendidikan rendah berdomisili di KBB. Berikut gambaran LPP Kabupaten Bandung dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 3

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Gambar 2.2 Diagram Perbandingan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bandung dengan Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 20063,50% 3,00%

3,19% 2,64%

3,10%

3,20% 2,97%

2,50%

2,10%2,00% 1,50% 1,00% 0,50% 0,00% 2003-2004 2004-2005

1,94%

0,00%2005-2006 2005-2006 (30 kec)

LPP Kab. Bandung

LPP Prov Jawa Barat

Pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut cukup beralasan mengingat posisi geografis Kabupaten Bandung sebagai salah satu daerah penyangga Ibukota Provinsi. Banyak tenaga kerja di Kota Bandung yang memilih bertempat tinggal di Wilayah Kabupaten Bandung mengingat semakin mahalnya harga lahan atau perumahan di Kota Bandung. Hal ini terjadi terutama di wilayahwilayah yang berbatasan dengan Kota Bandung seperti Kecamatan Cileunyi, Kecamatan Margahayu, Kecamatan Bojongsoang, dan Kecamatan Baleendah serta Kecamatan Cimenyan dan Kecamatan Cilengkrang. Kondisi geografis tersebut sebetulnya bisa menjadi potensi yang menguntungkan bagi Kabupaten Bandung, khususnya perekonomian untuk sektor industri dan perdagangan serta jasa. Namun hal tersebut harus ditunjang oleh SDM yang memadai, sehingga peluang kerja tidak direbut oleh penduduk dari luar Kabupaten Bandung. Dengan posisi strategis serta kekayaan alam yang cukup beragam, Kabupaten Bandung berpotensi besar menjadi kabupaten termaju, berpulang pada bagaimana potensi dan peluang tersebut bisa dimanfaatkan secara optimal. Permasalahan terbesar terletak pada kesiapan sumber daya manusia yang dimiliki Kabupaten Bandung dalam menjawab tantangan tersebut. Bila pertumbuhaan serta perkembangan kualitasnya lambat atau cenderung di bawah kabupaten lain, pada akhirnya penduduk Kabupaten Bandung akan menjadi penonton roda pembangunan yang digerakkan oleh para pendatang.Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009Bab II Hal. 4

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Jawaban dari permasalahan tersebut adalah strategi pembangunan yang berorientasi pada penyiapan kualitas SDM untuk menjawab tantangan kebutuhan lapangan kerja, sehingga kualitas kesejahteraan masyarakat bisa meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi daerah. Peningkatan kualitas SDM tersebut perlu memperhatikan pemerataan, terutama daerah-daerah yang tertinggal/terpencil, sehingga daerah-daerah tersebut tidak tertinggal terlalu jauh dibandingkan dengan daerah perkotaan. Fokus pembangunan yang masih berpusat pada daerah-daerah yang cepat pertumbuhan ekonominya,

mengakibatkan daerah-daerah yang relatif tertinggal menjadi kurang mendapat perhatian dan menjadi prioritas. Karena ada pemikiran, hasil pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada daerah tertentu suatu saat diharapkan akan memberi efek tetesan ke bawah pada daerah-daerah periferal tersebut, yang pada akhirnya diharapkan berdampak kuat pada upaya pemberantasan kemiskinan (Denis A. Rondinelli dan Shahir G. Cheema : 1983).

2.2.2 Pencapaian IPM Perkembangan pembangunan SDM di Kabupaten Bandung dapat kita lihat melalui pertumbuhan gambaran nilai IPM (Indeks Pembangunan Manusia) di bawah ini:

Gambar 2.3 Nilai IPM serta Target Capaian Pertumbuhan IPM Kab. Bandung (45 Kecamatan) Tahun 2004-2007 72 7169.42 70.48 70.96 70.11 69.16 68.29 71.53

70 69 68 67 66Target IPM Nilai IPM

68.52

2004 68.29 68.52

2005 69.42 69.16

2006 70.48 70.11

2007 71.53 70.96

Sumber : - IPM Kabupaten Bandung 2007 - RPJMD Kabupaten Bandung 2004

Pada Gambar di atas terlihat selama periode 4 (empat) tahun terakhir, pencapaian angka IPM Kabupaten Bandung dari tahun ke tahun terlihat relatifRencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009Bab II Hal. 5

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

cukup baik. Capaian angka IPM Kabupaten Bandung pada tahun 2004 mencapai 68,52, selanjutnya meningkat menjadi 69,16 pada tahun 2005, menjadi 70,11 pada tahun 2006, dan 70,96 (71,88 setelah pemekaran) pada tahun 2007.Gambar 2.4 Nilai IPM serta Laju Pertumbuhan IPM Kab. Bandung (45 Kecamatan) Tahun 2004-2007 73 72 71 70 69 68 67 660.85 0.95 0.64 1.0268.52 69.16 70.96 70.11

2004 (20032004) 1.02 68.52

2005 (20042005) 0.64 69.16

2006 (20052006) 0.95 70.11

2007 (20062007) 0.85 70.96

Laju Pertum buhan Nilai IPM

Sumber : - IPM Kabupaten Bandung 2007 - RPJMD Kabupaten Bandung 2004

Gambar 2.5 Nilai AMH serta Target Capaian AMH Kab. Bandung (45 Kecamatan) Tahun 2004-2007 99.5 99 98.5 98 97.5 97 96.5Nilai AMH Target AMH 2004 98.2 97.4 2005 98.65 98.20 2006 98.70 98.60 2007 98.71 98.90 97.4 98.2 98.60 98.20 98.65 98.70 98.71 98.90

Sumber : - IPM Kabupaten Bandung 2007 - RPJMD Kabupaten Bandung 2004

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 6

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Gambar 2.6 Nilai RLS serta Target Capaian RLS Kab. Bandung (45 Kecamatan) Tahun 2004-2007 8.60 8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 7.40 7.20Nilai RLS Target RLS 2004 8.03 7.68 2005 8.26 7.93 2006 8.39 8.17 2007 8.53 8.40 7.68 7.93 8.03 8.17 8.26 8.39 8.53 8.40

Sumber : - IPM Kabupaten Bandung 2007 - RPJMD Kabupaten Bandung 2004

Dari grafik juga dapat dilihat bahwa target pencapaian dipengaruhi secara positif oleh nilai RLS dan AMH secara signifikan, sebaliknya pengaruh negatif oleh nilai AHH.

Gambar 2.7 Indeks AHH serta Target Capaian AHH Kab. Bandung (45 Kecamatan) Tahun 2004-2007

73 72 71 70 69 68 67 66Index AHH Target AHH 68.09 68.72 68.58 69.97 69.75 70.93

72.13

70.56

2004 68.09 68.58

2005 68.72 69.75

2006 69.97 70.93

2007 70.56 72.13

Sumber : - IPM Kabupaten Bandung 2007 - RPJMD Kabupaten Bandung 2004

Gambar 2.8 Nilai PPP serta Tahun 2009 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Target Capaian PPP Kab. Bandung (45 Kecamatan) Tahun 2004-2007 555 550 545539.88 545.06

Bab II Hal. 7

550.42 549.17

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Sumber :

IPM Kabupaten Bandung 2007 RPJMD Kabupaten Bandung 2004

Namun hal tersebut belum berarti bahwa kemajuan pembangunan manusia Kabupaten Bandung sudah cukup membanggakan. Jika dibandingkan dengan target yang akan dicapainya menurut Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2004 target capaian IPM seharusnya 69.8, pada tahun 2005 menjadi 71,00, tahun 2006 menjadi 72.2, dan menjadi 73.3 pada tahun 2007. Oleh karena itu, target pencapaian IPM hendaknya memperhitungkan pencapaian IPM tahuntahun sebelumnya.Gambar 2.9 Nilai IPM Kab. Bandung (45 Kecamatan) serta Target Capaian Pertumbuhan IPM menurut Prov. Jabar Tahun 2004-2007 73.3 74 73 72 71 70 69 68 67 66Target IPM Nilai IPM 68.52 2004 69.8 68.52 69.16 70.11 69.8 70.96 71 72.2

2005 71 69.16

2006 72.2 70.11

2007 73.3 70.96

Sumber :

IPM Kabupaten Bandung 2007 Proyeksi IPM Kab/Kota Se Jawa Barat 2010

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 8

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Gambar 2.10 Indeks AHH Kab. Bandung (45 Kecamatan) serta Target Capaian Indeks Kesehatan menurut Prov. Jawa Barat Tahun 2004-2007 70.56 7169.97

70 69 68 67 66Index AHH Target IKSumber :

68.5

68.9 69.7 68.72 69.3

68.09

2004 68.09 68.5

2005 68.72 68.9

2006 69.97 69.3

2007 70.56 69.7

IPM Kabupaten Bandung 2007 Proyeksi IPM Kab/Kota Se Jawa Barat 2010

Gambar 2.11 Indeks Pendidikan Kab. Bandung (45 Kecamatan) serta Target Capaian Indeks Pendidikan menurut Prov. Jawa Barat Tahun 2004-2007 90 88.2 88 8683.8 85.3 86.8

84 82 80Indeks Pendidikan Target IP 83.3 84.12

84.44

84.76

2004 83.3 83.8

2005 84.12 85.3

2006 84.44 86.8

2007 84.76 88.2

Sumber :

IPM Kabupaten Bandung 2007 Proyeksi IPM Kab/Kota Se Jawa Barat 2010

Dari grafik juga dapat dilihat bahwa target pencapaian dipengaruhi secara positif oleh nilai AHH yang telah melampaui target capaian AHH Provinsi Jawa Barat, sebaliknya nilai RLS dan AMH masih jauh dibawah target capaian RLS dan AMH Provinsi Jawa Barat.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 9

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Gambar 2.12 Indeks Daya Beli Kab. Bandung (45 Kecamatan) serta Target Capaian Indeks Daya Beli Menurut Prov. Jawa Barat Tahun 2004-2007 70 65 6057.58 63.3 64.1 64.6 65.2

5554.15 54.65 2005 54.65 64.1 2006 55.91 64.6

55.91

50Indeks Daya Beli Target IDB

2004 54.15 63.3

2007 57.58 65.2

Sumber :

IPM Kabupaten Bandung 2007 Proyeksi IPM Kab/Kota Se Jawa Barat 2010

Sebagai gambaran terperinci terkait dengan indikator pencapaian kinerja pembangunan daerah Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Tabel. 2.1, Tabel. 2.1 menunjukkan hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah Kabupaten Bandung dari tahun 2006 sampai tahun 2007.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 10

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Tabel 2.1 Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan Kabupaten Bandung Tahun 2006 2007

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

1

Urusan Pendidikan

a. b. c.

AMH RLS APM : a. SD b. SLTP c. SLTA d. PT

98,70% 8,39 91,01 63,27 35,91 5,24

98,71% 8,53 90,96 66,02 34,73 6,62

98,75% 8,58 90,29 66,32 35,72 7,6

IPM Kab. Bandung 2007

d.

APK : a. SD b. SLTP c. SLTA d. PT 125,9 80,25 45,79 7,78 101,99 84,27 46,72 8,88 101,48 86,46 48,63 10,36

e.

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah - Jumlah SD/sederajat

2.174

1.492

2.136

1.562

KBDA 2007 Buku Masterplan Pendidikan 2007 (data 2006) dan Statistik Pendidikan 2007 (data 2007) Buku Suseda Tahun 2006 dan 2007

- Jumlah penduduk usia SD (7-12 th) - Rasio SD/sederajat terhadap jumlah penduduk usia SD

457.168 0,1875

310.722 1 : 208

596.247 0,215277778

397.630 0,215277778

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 11

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

- Jumlah SMP/sederajat

311

223

349

f.

- Jumlah penduduk usia SMP/sederajat (13-15 th) - Rasio SMP/sederajat terhadap jumlah penduduk SMP/sederajat Rasio guru terhadap murid - Jumlah guru SD/sederajat

107.088 1 : 344 1:14 16.527

75.400 1 : 338

274.540

188.544

Buku Masterplan Pendidikan 2007 (data 2006) dan Statistik Pendidikan 2007 (data 2007) Buku Suseda Tahun 2006 dan 2007

1:33 11.161 13.893 Buku Masterplan Pendidikan 2007 (data 2006) dan Statistik Pendidikan 2007 (data 2007) Buku Masterplan Pendidikan 2007 (data 2006) dan Statistik Pendidikan 2007 (data 2007) Buku Masterplan Pendidikan 2007 (data 2006) dan Statistik Pendidikan 2007 (data 2007) Buku Masterplan Pendidikan 2007 (data 2006) dan Statistik Pendidikan 2007 (data 2007) Buku Masterplan Pendidikan 2007 (data 2006) dan Statistik Pendidikan 2007 (data 2007)

- Jumlah murid SD/sederajat

457.168

310.722

418.597

- Rasio guru SD/sederajat terhadap murid SD/sederajat

1:28

1 : 28

1:33

- Jumlah guru SMP/sederajat

8.733

6.349

7.745

- Jumlah murid SMP/sederajat

107.088

75.400

147.277

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 12

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

- Rasio guru SMP/sederajat terhadap murid SMP /sederajat

1 : 12

1 : 12

1 : 20

Buku Masterplan Pendidikan 2007 (data 2006) dan Statistik Pendidikan 2007 (data 2007) IPM Kab. Bandung 2007 IPM Kab. Bandung 2007

2

Urusan Kesehatan

a. b. c. d.

AKB AHH Persentase Balita Gizi Buruk Rasio posyandu per satuan balita - Jumlah posyandu - Jumlah Balita Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk - Jumlah Puskesmas, Poliklinik, Pustu - Jumlah Penduduk Rasio rumah sakit per satuan penduduk - Jumlah rumah sakit - Jumlah penduduk

40,18 / 1000 66,98 Th 0,89% 0,111111111 5.687 404.888 1 : 18.563 237 4.399.482 1 : 879.896 5 4.399.482 1 : 29.928 147 4.399.482 1 : 11.608 379

39,52 / 1000 67,33 Th 0,86%

39,17 / 1000 67,90 Th 0,80% 3.809

e.

265.891 1 : 18.631 158 2.943.828 1 : 588.765 5 2.943.828 1 : 29.146 101 2.943.828 1 : 11.870 248

Buku KBDA tahun 2007

Buku KBDA tahun 2007 dan olahan Buku KBDA tahun 2007 dan olahan

f.

Buku KBDA tahun 2007 dan olahan

g.

Rasio dokter per satuan penduduk - Jumlah dokter - Jumlah penduduk Rasio tenaga medis per satuan penduduk - Jumlah tenaga medis

Buku KBDA tahun 2007 dan olahan

h.

Buku KBDA tahun 2007 dan olahan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 13

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

- Jumlah penduduk

4.399.482

2.943.828

3

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Anak

a.

Persentase Jumlah Tenaga Kerja Dibawah Umur - Jumlah tenaga kerja < 10 th - Jumlah tenaga kerja/bekerja Persentase Jumlah Perempuan di Lembaga Pemerintahan Partisipasi perempuan di lembaga swasta Rasio KDRT Angka partisipasi angkatan kerja (TPAK) Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun Tingkat pengangguran terbuka Jumlah arus penumpang angkutan umum Rasio izin trayek : Jumlah trayek berizin Jumlah total trayek 51,79%

0,31 3.362 1.085.153 49,74

0,74 8.938 1.204.621 51,81%

b. c. d. 4 Urusan Ketenagakerjaan a. b. c. a. b.

55,45%

56,98%

IPM Kab. Bandung 2007

14,64 %

5

Perhubungan

87

c. d. e. 6 Lingkungan Hidup a. b.

Jumlah uji kir angkutan Jumlah halte Jumlah terminal Persentase penanganan sampah Persentase penduduk berakses air minum 55,56 16 15,40% 54,51 12 buah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 14

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

c.

Persentase luas pemukiman yang tertata

Sarana dan Prasarana Umum

a. b. c.

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Rasio jaringan irigasi Rasio tempat ibadah per satuan penduduk : - Jumlah Mesjid - Jumlah Gereja - Jumlah Pura - Jumlah Wihara - Jumlah penduduk beragama Islam - Jumlah penduduk beragama Kriten - Jumlah penduduk beragama Hindu - Jumlah penduduk beragama Budha - Rasio Mesjid - Rasio Gereja - Rasio Pura - Rasio Wihara 10.775 7 0 1 9.630 11 0 1 KBDA Tahun 2006 & 2007

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 15

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

d. e. f. g. h. 7 Pertanahan -

Persentase rumah tinggal bersanitasi Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk Rasio tempat pembuagan sampah per satuan penduduk Rasio rumah layak huni Rasio permukiman layak huni Persentase luas lahan bersertifikat Persentase jumlah koperasi aktif Jumlah UKM non BPR/LKM UKM Jumlah BPR/LKM 76,78% 4.456 3.907 77,32% 3.931 4.606 5.375 25,09%

8

Koperasi dan Usaha Kecil menengah

a b c

46,20% 4.279

Data Diskoperindag Tahun 2006 & 2007 Data Diskoperindag Tahun 2006 & 2007

9

Penanaman Modal

a b c

Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Jumlah nasional Investasi berskala 5.527.481.796.613 91.357

138

92 78.421

5.570.292.360.956 -

97

Data BPMP Tahun 2006 dan 2007 Data BPMP Tahun 2006 dan 2007

Rasio daya serap tenaga kerja

79.415

Data BPMP Tahun 2006 dan 2007

10

Pemberdayaan masyarakat dan desa

a.

b.

Rata-rata jumlah kelompok binaan lembagapemberdayaan masyarakat (LPM Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 16

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

c.

Jumlah LPM

11

Pertanian

a.

Pertumbuhan PDRB (ADH pertanian

dan kontribusi Konstan) sektor 1.506 kelompok 501 kelompok 786 kelompok 200 kelompok 19 kelompok kredit usaha sumberdaya 7 Kelompok LUEP (Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan)

LPE : PDRB: 7.57 936 Kelompok 277 Kelompok 505 Kelompok 146 Kelompok 8 Kelompok

0.20

LPE : PDRB: 7.40 1.532 kelompok 527 kelompok 786 kelompok 200 kelompok 19 kelompok 17 Kelompok LUEP 931 Kelompok 272 Kelompok 505 Kelompok 146 Kelompok 8 Kelompok

2.51

PDRB Tahun 2007

b.

Kualitas SDM pertanian di perdesaan (jumlah kelompok tani) - Kelas pemula - Kelas lanjut - Kelas madya - Kelas utama Akses terhadap pertanian dan permodalan

Distanhutbun

6 Kelompok LUEP

15 Kelompok LUEP

BKPPP

Tingkat hasil Produksi Pertanian Unggulan -Kedele -Kacang Tanah -Kacang Hijau -Cabe besar -Bawang merah -Kentang -Kubis -Tomat Tingkat ketahanan kelompok Miskin pangan 1,15 Ton 3,495 Ton 55 Ton 290,473 Kwt 24,498 Kwt 2.315.310 Kwt 2.818.610 Kwt 858,784 Kwt 13 Ton 1,871 Ton 4 Ton 146,231 Kwt 18,922 Kwt 2.263.066 Kwt 2.573.169 Kwt 644,786 Kwt 921 Ton 3,222 Ton 68 Ton 350965 Kwt 317390 Kwt 2559430 Kwt 1788837 Kwt 1122080 Kwt 13 Ton 2,183 Ton 3 Ton 223111 Kwt 313434 Kwt 2505802 Kwt 1659678 Kwt 902676 Kwt

Distanhutbun

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 17

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

Tingkat produksi bahan pangan protein hewani dan hasil ternak dan ikan - Produksi daging (kg) - Produksi telur (kg) - Produksi susu (kg) Angka konsumsi RT per kapita - Konsumsi daging (Kg/kap/thn) - Konsumsi telur (Kg/kap/thn) - Konsumsi susu (Kg/kap/thn) Tingkat Produksi padi dan Beras Tingkat sarana hasil Produksi pertanian 8,38 2,21 8,93 8,41 2,39 6,83 8,94 1,50 9,02 8,98 1,62 6,9 Basis data 2007 dan 2006 Disnnakan Basis data 2007 dan 2006 Disnnakan Basis data 2007 dan 2006 Disnnakan 42.389.822 11.670.964 112.626.373 32.526.924 8.860.533 52.573.069 47.215.226 8.253.429 114.239.588 37.558.487 5.853.768 55.034.482 Basis data 2007 dan 2006 Disnnakan Basis data 2007 dan 2006 Disnnakan Basis data 2007 dan 2006 Disnnakan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 18

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

Cakupan lahan beririgasi

Sub DAS:Cimeta, Ciminyak, Cimahi, Cidadap,Cijanggel, Cipamokolan, Citepus, Cikeruh '-SubDAS Citarik: 7.252.213 Ha '-SubDAS Cirasea: 6.600.072 Ha '-Sub DAS Cisangkuy 9.961.715 Ha '-Sub DAS Ciwidey 4.428 Ha '-Cikapundung Daerah

-SubDAS Citarik: 7.252.213 Ha '-SubDAS Cirasea: 6.600.072 Ha '-Sub DAS Cisangkuy 9.961.715 Ha '-Sub DAS Ciwidey 4.428 Ha '-Cikapundung

Sub DAS:Cimeta, Ciminyak, Cimahi, Cidadap,Cijanggel, Cipamokolan, Citepus, Cikeruh '-SubDAS Citarik: 7.252.213 Ha '-SubDAS Cirasea: 6.600.072 Ha '-Sub DAS Cisangkuy 9.961.715 Ha '-Sub DAS Ciwidey 4.428 Ha '-Cikapundung

-SubDAS Citarik: 7.252.213 Ha '-SubDAS Cirasea: 6.600.072 Ha '-Sub DAS Cisangkuy 9.961.715 Ha '-Sub DAS Ciwidey 4.428 Ha '-Cikapundung

DSDAPE

Kualitas pengelolaan Aliran Sungai

-Lingkungan, Tegakan,Tata olah tanah, Pelestarian sumber-sumber mata air

DSDAPE

Cakupan sistem penyuluhan Tingkat penggunaan tepat guna teknologi

nilai tambah hasil pertanian, peternakan dan perikanan tingkat infrastruktur perdesaan 12 Energi dan Sumberdaya Mineral Pertumbuhan dan kontribusi PDRB sektor listrik, gas ( dan Air bersih ) Ketersediaan regulasi untuk pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan Ketersediaan sistem pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak 'LPE:5.04 ADH:1.78 LPE:6.74 ADH:1.77 PDRB Tahun 2007

Perda No.8 Th.2003 tentang Pengelolaan Usaha Pertambangan PerBup No.18 Th.2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Th.2003.

Umum No.8

DSDAPE

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 19

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

lingkungan Cakupan pelayanan kelistrikan 12 9 116 468 KK Desa Kec, tiang, 3 2 14 94 KK Desa Kec tiang 26 14 158 1.045 KK Desa Kec tiang 14 10 76 542 KK Desa Desa tiang DSDAPE

Ketersediaan Pembangkit Listrik

PLTA: '-Kec.Cipeundeuy (Cirata) '-Kec.Cililin ( Saguling) '-Kec.Cimaung (Cikalong) '-Kec. Pangalengan (Kamojang dan Pulosari). PLTP: '-Kec.Pangalengan (Wayang Windu) '-Kec.Ibun (Kamojang)

PLTA: '-Kec.Cimaung (Cikalong) '-Kec. Pangalengan (Kamojang dan Pulosari). PLTP: '-Kec.Pangalengan (Wayang Windu) '-Kec.Ibun (Kamojang)

PLTA: '-Kec.Cipeundeuy (Cirata) '-Kec.Cililin ( Saguling) '-Kec.Cimaung (Cikalong) '-Kec. Pangalengan (Kamojang dan Pulosari). PLTP: '-Kec.Pangalengan (Wayang Windu) '-Kec.Ibun (Kamojang)

PLTA: '-Kec.Cimaung (Cikalong) '-Kec. Pangalengan (Kamojang dan Pulosari). PLTP: '-Kec.Pangalengan (Wayang Windu) '-Kec.Ibun (Kamojang)

DSDAPE

Perijinan: -Jumlah ijin -Luas ijin -Jenis bahan galian

DSDAPE 62 373,3005 Ha 7 jenis (Andesit, Tanah urug, Trass,Pasir, Marmer,Kapur, 19 81,9386 Ha 4 jenis (Andesit, Tanah urug, Trass,Pasir) 63 384,4605 Ha 7 jenis (Andesit, Tanah urug, Trass,Pasir, Marmer,Kapur, 19 81,9386 Ha 4 jenis (Andesit, Tanah urug, Trass,Pasir)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 20

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

kuarsa)

kuarsa)

13

Kelautan dan Perikanan

a. b.

Pertumbuhan dan kontribusi PDRB sektor perikanan Tingkat Perkembangan budidaya perikanan - Produksi benih ikan - Produksi ikan konsumsi 967.680,125 ribu ekor 25.873,39 ton 771,81 ton

LPE:1.22 ADH:0.22

LPE:4.23 ADH:0.22

Buku PDRB Tahun 2007 Disnnakan

861.095,32 ribu ekor 7.094,79 ton 247,56 ton

878.763,83 ribu ekor 7.099,33 ton 61,98 ton Disnnakan

c. d. e.

Tingkat perkembangan perikanan tangkap Ketersediaan sistem penyuluhan perikanan Tingkat pengelolaan perikanan - Produksi olahan ikan - RTP Pengolahan produksi

Disnnakan 5.600 ton 807 orang 729 orang 760 orang

f. g.

Tingkat pemasaran perikanan

produksi

Tingkat perkembangan kawasanan budidaya air tawar

h.

Tingkat ilegal fishing

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 21

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

14

Perdagangan

a b

Pertumbuhan dan kontribusi PDRB sektor perdagangan Ketersediaan program perlindungan konsumen

5,74 dan 12,61 23 Kecamatan (Cikancung, Cimenyan, Cipatat, Cipongkor, Cilengkrang, Gununghalu, Ibun, Soreang, Lembang, Cikalongwetan, Cicalengka, Ciparay, Majalaya, Rancaekek, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Cililin, Padalarang, Pangalengan, Banjaran, Margahayu, Katapang, Baleendah) 3.719.198.765,14 $ 29 Perusahaan 21 Kecamatan dan 23 Kecamatan 16 Kecamatan

9,89 dan 12,84 23 Kecamatan (Cikancung, Cimenyan, Cipatat, Cipongkor, Cilengkrang, Gununghalu, Ibun, Soreang, Lembang, Cikalongwetan, Cicalengka, Ciparay, Majalaya, Rancaekek, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Cililin, Padalarang, Pangalengan, Banjaran, Margahayu, Katapang, Baleendah) 1.160.761.409,25 $ 32 Perusahaan 21 Kecamatan dan 23 Kecamatan 16 Kecamatan

PDRB Tahun 2007(ADH berlaku) Laporan Tahunan Diskoperindag Tahun 2006 dan 2007

c d e f g

Jumlah kerjasama perdagangan internasional/regional Tingkat pertumbuhan nilai ekspor Tingkat pertumbuhan nilai impor Tingkat efisiensi dan efektivitas pelayanan ekspor-impor Tingkat pertumbuhan realisasi omzet perdagangan per tahun

-

-

23 Perusahaan 16 Kecamatan dan 18 Kecamatan

26 Perusahaan 16 Kecamatan dan 18 Kecamatan

Data Diskoperindag Tahun 2006 & 2007 Data Diskoperindag Tahun 2006 & 2007

15

Perindustrian

a b

Pertumbuhan dan kontribusi PDRB sektor perindustrian Tingkat kapasitas iptek sistem produksi

LPE: ADH: 60.74

6.55

LPE: ADH: 60.49

5.90

PDRB Tahun 2007

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 22

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

c

Tingkat penerapan standardisasi produk industri Laju pertumbuhan industri kecil dan menengah Tingkat penyerapan tenaga kerja sektor industri Volume ekspor produk industri dalam total ekspor daerah Ketersediaan kebijakan pengelolaan sentra-sentra industri potensial Tingkat perkembangan areal transmigrasi Jumlah transmigran yang berhasil dimukimkan Akses tranmigran kepada pelayanan pendidikan dan kesehatan Ketersediaan program penyuluhan bagi transmigrasi lokal/regional 18.323 42.673.232,73 166 161 20.782 169.318.123,48

d e f g

2 Kecamatan ( Baleendah dan Soreang) 73 dan 42 16.718

Data Diskoperindag Tahun 2007 Data Diskoperindag Tahun 2006 & 2007 KBDA Tahun 2007

16

Ketransmigrasian

17

Pekerjaan Umum

Pemeliharaan rutin Peningkatan Jalan Pemeliharaan Periodik Pembebasan lahan utk Jalan Pembangunan Infrastruktur bangunan pelengkap jalan

246,7 km 233,6 km 50,7 km 900 m 10 lokasi

232,8 km 233,6 km 7,3 km 5 km 75 lokasi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 23

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

18

Perumahan

Luas Pemukiman kawasan kumbuh Luas wilayah Jumlah rumah tangga Keluarga yang tinggal di daerah kumbuh

1.266.986 ha 3.074 km2 936.834 kk 1.974 kk

300.965 ha 1.787 km2 615.900 kk 884 kk

19

Penataan Ruang

Penggunaan lahan (existing) -Kawasan lindung -Kawasan budidaya -Kawasan lainnya Tingkat kelengkapan rencana tata ruang Tingkat pemamfaatan rencana tata ruang sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan antar sub wilayah Tingkat pengendalian pemamfaatan ruang Jumlah konflik pemamfaatan ruang antar stakeholder setempat , instansi pemerintah , maupun antar kewenangan tingkatan pemerintahan.

60.117,92 ha 115.966,400 ha 708.118 ha

20

Perencanaan Pembangunan a. Tingkat ketersediaan dan validitas informasi perencanaan pembangunan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 24

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

b. c. d. e. f. g. h.

Jumlah kerjasama pembangunan antar daerah Tingkat disparitas pembangunan antar sub wilayah Tingkat kelengkapan rencana wilayah cepat tumbuh Tingkat penanganan perencanaan wilayah tertinggal Tingkat penanganan wilayah strategis Tingkat penanganan wilayah cepat tumbuh Tingkat penanganan perkembangan pusat-pusat kegiatan wilayah Tingkat kesesuaian antara perencanaan pusat kegatan dengan perkembangan aktual Tingkat penerapan perencanaan partisipatif Tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan daerah Tingkat kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan daerah Tingkat implementasi dokumen perencanaan daerah Kualitas pelaksanaan Musrenbang

i.

j. k. l.

m. n. o.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 25

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

21

Kependudukan dan Catatan Sipil

a.

Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk - Jumlah penduduk ber-KTP

9:10 395764

9:10 441200 DINAS SOSIAL, KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL, Tahun 2007

- Jumlah penduduk wajib ber-KTP b. Rasio bayi berakte kelahiran - Jumlah bayi lahir berakte kelahiran - Jumlah total bayi lahir

416030

466111

Rasio pasangan berakte nikah 22 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a. b. Rata-rata jumlah anak per keluarga Rasio akseptor KB Jumlah akseptor KB 1 -2 anak 7:10 631,457 7 : 10 421,029 1 -2 anak 8:10 435145 Buku KBDA Tahun 2006 dan 2007 (Data Tahun 2005 dan 2006) BKBD Kab. Bandung tahun 2007

Jumlah penduduk usia subur Persentase akseptor KB (%) 23 Sosial Bimbingan sosial dan keterampilan bagi keluarga miskin 140 kk

865,324 72,97%

597,249 70,49 % 150 kk

553761 78,58

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 26

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

24

Kebudayaan

25

Pemuda dan Olah Raga

Jumlah organisasi pemuda Jumlah organisasi olah raga Jumlah kegiatan kepemudaan Jumlah kegiatan olah raga

61 32 620 35

61 35 732 35

26

Kesatuan Bangsa dan Politik

27

Otonomi daerah , pemerintahan umum , administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaiaan dan persandian

28

Ketahanan Pangan

Cakupan bantuan beras subsidi pada keluarga miskin

98.580 RTM (Rumah Tangga Miskin)

59.578 RTM

274.064 RTM

184.024 RTM

BPS/BKPPP

Tingkat hasil Produksi Pertanian Unggulan -Padi sawah -Padi Gogo -Jagung -Ubi Kayu -Ubi Jalar 591,73 Ton 28,82 Ton 66,402 Ton 190,073 Ton 34,104 Ton 394,391 Ton 10,934 Ton 41694 Ton 108,169 Ton 22,477 Ton 579,455 Ton 28,305 Ton 57,115 Ton 182,353 Ton 22,972 Ton 385,735 Ton 11,923 Ton 23,866 Ton 107,766 Ton 16,869 Ton

Distanhutbun

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 27

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

29

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)

Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Jumlah LSM

30

Statistik

Tingkat ketersediaan data / informasi dan statistik daerah.

Tingkat Penggunaan teknologi informasi untuk statistik daerah

Tingkat validitas dan kemutakhiran data dan informasi daerah Tingkat kemudahan akses informasi 31 Kearsipan Tingkat kelengkapan administrasi kearsipan Tingkat penetapan teknologi informasi dalam daministrasi kearsipan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 28

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

Tingkat penetapan teknologi informasi dalam pengelolaan pelestarian dokumen/ arsip daerah Tingkat pelayanan informasi kearsipan daerah Tingkat keterbukaan informasi kearsipan daerah bagi masyarakat.

32

Komunikasi dan informatika

a. b. c. d. e.

Jumlah jaringan komunikasi (provider) Jumlah wartel/warnet terhadap penduduk Jumlah intranet SIMDA Jumlah surat kabar nasional/lokal Jumlah penyiaran radio/TV lokal - Niaga/broadcasting - Radio kumunitas (terdaftar di KPID) - Radio publik lokal

140

150

Dinas Perhubungan Kab. Bandung 2007

128

128

4 16 1

4 16 1

33

Perpustakaan

Jumlah perpustakaan

165 buah

225 buah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 29

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

Jumlah pengunjung perpustakaan pertahun 34 Kehutanan Pertumbuhan dan kontribusi PDRB sektor kehutanan Laju pertumbuhan luas hutan produksi laju pertumbuhan luas hutan tanaman industri Laju Deforestasi

11.222 org 13,27 dan 0,03 0% 48,80% 9,50%

19.486 org 10,84 dan 0,03 -8% 10,60% -4,50% Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Buku PDRB 2006, 2007 (ah berlaku)

Nilai tambah hasil hutan kayu Nilai tambah hasil hutan non kayu Cakupan sistim pengelolaan hutan yang berkelanjutan Cakupan penetapan kawasan hutan dalam tata ruang

35

Pariwisata

a b

Pertumbuhan dan kontribusi PDRB sektor pariwisata Tingkat perkembangan kontribusi sektor pariwisata dalam PDRB

LPE: ADH: 0.03

6.25

LPE: ADH: 0.03

8.98

PDRB Tahun 2007

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 30

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

No

Urusan Wajib/Pilihan Pemerintah Daerah

Kondisi tahun 2006 Indikator 45 kec 31 kec

Kondisi tahun 2007 45 kec 31 kec

Keterangan /Sumber Data

c

Tingkat perkembangan obyek pariwisata

jumlah

78

45

78

49

Data potensi Pariwisata Tahun 2006 dan 2007

d

Tingkat perkembangan wisatawan

jumlah

2.463.366

3.340.875

Data potensi Pariwisata Tahun 2006 dan 2007

e

Tingkat perkembangan kerjasama/kemitraan pemasaran pariwisata

10

9

20

Data potensi Pariwisata Tahun 2006 dan 2007

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 31

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

2.3 Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD 2007 Perencanaan pembangunan harus didasarkan pada permasalahan dan kebutuhan suatu daerah. Permasalahan diperoleh dari hasil evaluasi

pelaksanaan program/kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pada tahuntahun sebelumnya. Evaluasi menyangkut realisasi capaian target kinerja kegiatan dan realisasi target capaian kinerja program tahun lalu terhadap RPJMD. Program/kegiatan yang tidak memenuhi target merupakan indikasi untuk dijadikan isu yang strategis sebagai prioritas pelaksanaan pembangunan dengan memperhatikan permasalahannya. Evaluasi tersebut antara lain mencakup Realisasi program/kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja keluaran yang diharapkan, Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target kinerja keluaran program/kegiatan, implikasi yang timbul terhadap target capaian program RPJMD serta Kebijakan/tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut. Berikut uraian hasil evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan RKPD 2007 yang diuraikan berdasarkan urusan;

A. Urusan Pendidikan Permasalahan : a) Permasalahan pembangunan gedung sekolah pada umumnya karena pada saat pemilihan lokasi tidak memasukan aspek perencanaan tata ruang serta aspek legalitas, hal ini tidak saja terjadi pada permasalahan pengadaan lahan untuk sekolah saja melainkan juga pada kegiatan lainnya yang berkaitan dengan ketidak sesuaian terhadap rencana tata ruang wilayah. b) Program lebih dominan pada aspek pembangunan fisik sehingga tidak terlalu memperhatikan mutu dan kualitas pendidikan, pemerataan serta upaya peningkatan minat baca masyarakat. c) Masyarakat masih kurang memberikan perhatian terhadap pendidikan anak usia dini yaitu umur 0-6 tahun, kecenderungan yang terjadi adalah anak disekolahkan langsung pada jenjang pendidikan sekolah dasar. d) Kualitas pendidikan masyarakat masih relatif rendah, hal tersebut misalnya dapat dilihat dari jumlah penduduk usia 15 tahun s/d 44 tahun yang buta huruf tahun 2007 mencapai 1.465 orang (1,3%), salah satu penyebabnya adanya keterbatasan dan kemampuan ekonomi

masyarakat mengakibatkan anak usia sekolah tidak dapat bersekolahRencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009Bab II Hal. 32

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

atau tidak dapat melanjutkan pendidikan. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan adalah belum idealnya rasio siswa terhadap guru, rasio siswa terhadap daya tampung sekolah dan rasio guru terhadap sekolah, selain itu kurangnya tenaga pendidik yang

sesuai dengan kompetensinya sebagaimana tertuang dalam Undangundang Nomor 14 Tahun 2006 Tentang Guru dan Dosen beserta turunannya. e) Pendidikan non formal masih dianggap sebagai pendidikan yang di nomor duakan oleh masyarakat. f) Persoalan tentang persepsi dalam pembangunan pendidikan bahwa fokus perhatian masyarakat dan pemerintah dalam menyusun

perencanaan pembangunan pendidikan, lebih memperhatikan pada bangunan fisik persekolahan. Kurangnya upaya kreatif dari setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memperhatikan core competence agama, budaya, dan lingkungan. Selain itu tanggung jawab perusahaan/dunia usaha (Corporate Sosial Responsibility) masih sangat kurang terhadap pembangunan pendidikan. g) Terbatasnya sumber daya manusia di bidang ilmu perpustakaan serta informasi dan teknologi serta belum optimalnya penyelenggaraan pengelolaan perpustakaan tingkat desa/kelurahan, SKPD, sekolah dan pontren. h) Permasalahan pemerataan dan peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan : Masih rendahnya APK/APM/AM pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan, termasuk sebarannya yang masih bervariasi di antara masing-masing wilayah kecamatan; Sehingga pencapaian target wajar dikdas 9 tahun, yang keadaannya tidak sama. Ada kecamatan yang hampir mencapai 100% , tetapi ada pula kecamatan yang kurang dari 70%. Masih belum difahaminya tentang perlunya layanan pendidikan bagi ALB/ABK baik bagi anak karena ketunaan, kenakalan, maupun yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa (Gifted dan Talented), baik yang bersifat intelektual maupun jenis kemampuan lainnya misalnya linguistik, musikal, spasial, logikal-matematikal, kinestetik, intrapersonal, dan interpersonal.Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009Bab II Hal. 33

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

i) Permasalahan Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan : Pendidikan Formal : Masih rendahnya mutu hasil pendidikan pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan; Masih lemahnya kemampuan manjerial para pengelola kelembaagaan satuan

pendidikan pada setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan; Pendidikan Nonformal : Eksistensi PNF masih dianggap belum mendapat perhatian yang profesional dari pemerintah maupun masyarakat dalam sistem pembangunan daerah, baik berkenaan dengan peraturan perundangan maupun dukungan anggaran; Pendidikan Informal : Masyarakat belum begitu memahami tentang eksistensi pendidikan informal yang telah dijamin oleh undangundang, sehingga layanan pendidikan informal masih dianggap tidak penting bagi pendidikan anak.

j) Permasalahan Tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik : Elemen-elemen manajemen penopang pelaksanaan berdasarkan kebijakan UU.No.32/2004 otonomi belum

pemerintahan

memberikan keleluasaan penuh dalam manajemen pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung. Struktur Organasasi dan Tata Kerja (SOTK) setiap SKPD masih berubah-ubah, kurang berorientasi pada tugas, fungsi dan tujuan. Sehingga otoritas dan kewenangan dalam melaksanakan pembinaan pendidikan pun sering tumpang tindih, baik di lingkungan instansi horizontal (beberapa SKPD seperti Bidang Kesejahteraan Rakyat, Dinas Pendidikan, Dinas Tenaga Kerja, Badan Diklat, serta SKPD lainnya yang menyelenggarakan satuan pendidikan), maupun dengan instansi vertikal (Departemen teknis seperti halnya Departemen Agama dan departemen lain yang menyelenggarakan pendidikan). Masih lemahnya sistem pengawasan mutu pendidikan; Sistem pengawasan yang dilakukan cenderung bersifat administratif,

temporer, dan kurang berkelanjutan, bahkan lebih bersifat mencaricari kesalahan. Sehingga membuat ketidaknyamanan dalam

melaksanakan tugas-tugas pengelolaan dalam pendidikan; Masih lemahnya sistem evaluasi pendidikan, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi program, sehingga sering diintervensi olehRencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009Bab II Hal. 34

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Kebijakan UAN yang merugikan peserta didik merupakan bukti masih adanya

ketidakpercayaan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah dalam penyelenggaraan evaluasi pendidikan. Masih lemahnya sistem pelaporan dan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan pendidikan, baik yang berkenaan dengan bidang

garapan, prosedur yang harus ditempuh, dan waktu pelaksanaan oleh setiap pengelola pendidikan pada setiap jalur, jenis dan jenjang kelembagaan pendidikan; Masih lemahnya mekanisme sistem pendataan dan jaringan informasi pendidikan yang kurang terintegrasi secara terpadu, dan banyak versinya, ada versi pemerintah pusat, ada versi pemerintah provinsi, dan ada versi pemerintah kabupaten, ada data versi Dinas Pendidikan, versi Dinas Kependudukan, versi Dinas Tenaga Kerja, dan versi Badan Perencana Daerah (Bapeda). Di samping itu, akses masyarakat dan pemerintah untuk mendapatkan data yang akurat sangat sulit didapat. Sehingga kurang setiap kebijakan tentang

pembangunan sebenarnya. -

pendidikan

menyentuh

permasalahan

Lemahnya sistem kemitraan antara lembaga satuan pendidikan dengan stakeholders pendidikan sehingga menghambat

pelaksanaan pendidikan; Masih lemahnya inovasi dalam pembangunan pendidikan, baik yang menyangkut bidang garapan dan proses pengelolaan, maupun yang berkenaan dengan konteks penyelenggaraan pendidikan;

Langkah yang ditempuh : a) Langkah yang ditempuh terkait permasalahan penyediaan lahan dalam pembangunan sekolah adalah menunggu ditetapkannya perda RTRW 2007-2027 sehingga pelaksanaan pembangunan sekolah sesuai dengan RTRW serta peninjauan aspek legalitas lahan sekolah. b) Peningkatan dan perluasan kapasitas daya tampung bagi pendidikan anak Usia dini, penuntasan percepatan WAJARDIKDAS 9 tahun dan pendidikan menengah pada setiap jenis kelembagaan satuan program pendidikan, melalui :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 35

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Peningkatan jumlah UGB/ RKB dan sarana perlengkapan pada sekolah-sekolah, PKBM/ SKB dan Pesantren penyelenggara satuan pendidikan dasar.

Perintisan dan mengembangkan jumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) atau satuan program pendidikan menengah terpadu berbasis keunggulan.

Pembangunan UGB/ RKB dan sarana perlengkapan pendidikan menengah menengah). formal dan nonformal (penyelenggara pendidikan

c) Peningkatan jumlah kelompok sasaran program keaksaraan fungsional sampai kepelosok pedesaan, peningkatan jumlah sarana peralatan dan sumber belajar dan peningkatan jumlah tutor/pelatih fasilitator dan tenaga lapangan DIKMAS pada program keaksaraan fungsional. d) Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing melalui penguatan, pendalaman, perluasan dan pengembangan seluruh komponen dan bidang garapan kelembagaan satuan program pendidikan, sehingga memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, serta memiliki relevansi dengan tuntutan kebutuhan masyarakat melalui : Penerapan kurikulum pada setiap satuan program PAUD berbasis iman dan taqwa, budi pekerti, lingkungan hidup dan kebangsaan. Modernisasi mutu alat peraga edukatif ( APE ) dan saran proses belajar/ bermain PAUD. Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kapasitas kemampuan ketenagaan PAUD yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pendalaman muatan kurikulum pendidikan dasar berbasis religius, budi pekerti, kecakapan hidup dan kewirausahaan, seni budaya dan keolahragaan, tekhnologi dasar, lingkungan hidup serta kebangsaan. Peningkatan kualifikasi, kompetensi guru/ tutor/ Pamong belajar, laboran, pustakawan dan tenaga administrasi pada satuan program pendidikan dasar. Penerapan tekhnologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran pendidikan dasar. Peningkatan kapasitas dan relevansi muatan kurikulum sekolah menengah kejuruan atau satuan program pendidikan menengah terpadu.Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009Bab II Hal. 36

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

e) Penyediaan dana beasiswa bagi anak tidak mampu agar bisa mendapatkan pendidikan dasar dan anak berprestasi untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. f) Dalam upaya mengoptimalkan pelayanan perpustakaan yaitu : Perpustakaan keliling, diadakan kegiatan pengadaan barang/jasa yaitu penambahan Mobil Unit Pelayanan Keliling (MUPK) sebanyak 3 unit serta bantuan motor pintar dari S-IKIB Jakarta 1 buah. Pengadaan koleksi bahan pustaka melalui APBD Kabupaten Bandung dan bantuan dari pusat (block grant dan S-IKIB) Penambahan sarana dan prasarana perpustakaan di tingkat desa/kelurahan. g) Pengembangan pendidikan kesetaraan (Paket A, B dan C) h) Perencanaan program pendidikan mengacu pada standar Nasional dan masterplan pendidikan, peningkatan kualitas pengajar serta evaluasi terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikan. Untuk tahun 2009 hal yang perlu dilakukan sesuai dengan masterplan pendididikan 2008 2025 Penuntasan rehabilitasi gedung pada SD/MI dan SMP/MTs yang daya tampungnya rendah dan pengembangan RKB/UGB/USB pada SD/MI dan SMP/MTs yang daya tampungnya tinggi. Mengembangkan kelas-kelas jauh untuk tingkat SMP/MTs pada setiap SD/MI. Mengembangkan SD-SMP/MI-MTs satu atap. Mengembangkan SMP/MTs terbuka pada setiap kecamatan. Memberikan subsidi pembiayaan PSB kepada sekolah-sekolah pada setiap jenjang, jalur dan jenis pendidikan; Membentuk, membina, memfasilitasi komunitas-komunitas

masyarakat peduli wajib belajar; Mengembangkan layanan pendidikan kesetaraan (Paket A dan B) untuk anak usia wajib belajar pada lokasi di mana anak itu bekerja; Pemberian beasiswa secara berkelanjutan, bagi peserta didik yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan negeri maupun swasta. Mengembangkan jejaring kemitraan dengan pusat-pusat kominitas masyarakat untuk sosialisasi, komunikasi layanan pendidikan bagi ALB/ABK;Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009Bab II Hal. 37

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

-

Pengadaan

dan

pendistribusian

buku-buku

dan

alat

peraga

pendidikan yang merata untuk memenuhi kebutuhan guru dan murid dalam melaksanakan KBM Fasilitasi dan pendampingan peningkatan kemampuan bagi guru yang kurang sesuai dengan latar belakang pendidikan dengan memberikan sertifikasi sebagai bukti pengakuan resmi atas

pelaksanaan tugasnya; Pengangkatan, pendistribusian yang merata tentang kebutuhan

tenaga administrasi/tata usaha/penjaga sekolah untuk SD/MI dan SMP/MTs. Pemberian tambahan hadiah/bonus atau insentif yang layak bagi guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, tenaga administrasi, dan tenaga kependidikan lainnya yang telah berprestasi, baik dalam melaksanakan tugas pokoknya, maupun tugas-tugas kependidikan lainnya; Fasilitasi dan pendampingan kepada guru dalam mengikuti uji peningkatan kompetensi dan sertifikasi; Memberikan kemudahan kepada komunitas masyarakat untuk mendirikan sekolah-sekolah kejuruan yang berbasis potensi

unggulan lokal, regional, nasional, maupun internasional yang sesuai dengan potensi dan pengembangan wilayah; Memberikan beasiswa/hadiah atau bentuk reward lainnya kepada murid-murid, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan atau sekolah-sekolah yang berprestasi dalam bidang pendidikan yang menjadi unggulan, termasuk olah raga, kesenian, dan iptek untuk meneruskan dan meningkatkan prestasinya melalui pendidikan lanjutan ke jenjang yang lebih tinggi. Pengembangan forum-forum ajang pengujian daya nalar, apresiasi, keterampilan, karya dan kreativitas dan inovasi murid, guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah; Fasilitasi dan pendampingan bagi guru, kepala sekolah & pengawas sekolah dalam pengembangan kurikulum KTSP berbasis potensi unggulan, baik melalui pelatihan-pelatihan maupun pengembangan pendidikan lanjutan ke jenjang yang lebih tinggi; Penyusunan prosedur operasional standar yang dapat dijadikan panduan bagi para kepala sekolah dan pengurus komite/dewanRencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009Bab II Hal. 38

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

sekolah, tata usaha sekolah, dan pengawas sekolah dalam melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sesuai dengan karakteristik lembaga satuan pendidikan yang dikelolannya; Fasilitasi dan pendampingan bagi para kepala sekolah dan pengurus komite/dewan sekolah, tata usaha sekolah, dan pengawas sekolah, dalam melaksanakan MBS dan KTSP yang sesuai dengan

karakteristik lembaga satuan pendidikan yang dikelolannya; Mengembangkan jaringan kerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga pemerintah, swasta dan komunitas pendidikan lainnya dalam mengoptimalkan pelaksanaan MBS dan KTSP; Perumusan, pengkajian, penetapan standarisasi pelaksanaan

program pelayanan pendidikan pada PKBM; Pengembangan jaringan informasi dan kemitraan, meliputi kegiatan pemeliharaan jaringan yang telah terbina, mencari pola jaringan kemitraan yang efektif dan efesien, mengembangkan jaringan informasi dan kemitraan dengan pengelola PKBM dan unsur lainnya; Perumusan kurikulum pendidikan keaksaraan yang berbasis

kompetensi dan potensi wilayah serta bidang kehidupan warga belajar yang diminatinya; Pengadaan sarana dan prasarana alat peraga edukatif yang memenuhi standar mutu yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pembelajaran PNF Mengembangkan lembaga-lembaga perpustakaan dan taman

bacaan masyarakat yang dekat dengan pusat-pusat komunitas masyarakat pedesaan; Membina kemampuan manajerial kelembagaan perpustakaan dan taman bacaan masyarakat di pedesaan; Pengadaan masyarakat Memberikan fasilitasi/kemudahan, biaya pendidikan bagi tutor, TLD, kepala PKBM, penilik dikmas, tenaga administrasi, dan tenaga kependidikan PNF lainnya untuk mengikuti program pendidikan lanjutan yang relevan dengan tugas pokoknya; kelengkapan perpustakaan dan taman bacaan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 39

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

-

Membentuk jaringan informasi kelembagaan pendidikan informal yang mewadahi dan memfasilitasi persoalan-persoalan yang

dihadapi penyelenggaraan pendidikan informal; Sosialisasi dan komunikasi publik Rencana Induk Pendidikan (Master Plan) untuk 5-20 ke depan, sebagai rujukan bagi SKPD dan lembaga satuan pendidikan dalam menyusun rencana-rencana strategis berdasarkan bidang garapan pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya; Penguatan kapasitas manajemen melalui sertifikasi diklat reguler, studi lanjutan, bekerjasama dengan Perguruan Tinggi atau Lembaga Diklat yang relevan dengan tugas pokoknya sebagai pengelola lembaga pendidikan. Menyediakan advokasi dan bantuan konsultasi terhadap

pemahaman dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan, serta perlindungan hukum dalam penyelenggaraan pendidikan; Perumusan standarisasi komponen dan aktivitas biaya pendidikan untuk setiap jalur, jenjang dan jenis kelembagaan pendidikan yang menjadi tanggung jawab Pemda. Pemetaan biaya (budget mapping allocation) satuan pendidikan (modal/operasional, langsung/tidak langsung, personel/bukan

personel, untuk menentukan besaran alokasi dalam membiayai pendidikan untuk setiap satuan pendidikan; Merintis model Pendidikan Dasar Terpadu dengan mengkaji kemungkinan SD-SMP satu atap dengan menghapuskan SD 6 tahun diganti dengan Pendidikan Dasar (PD) 9 tahun, dan fusi SMP dan SMA menjadi SMU/SMK atau Sekolah Menengah (SM).

B. Urusan Kesehatan Permasalahan : a) Masih tingginya Angka Kematian Ibu Melahirkan dan Bayi Baru Lahir b) Masih kurangnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat terutama masyarakat miskin. c) Kurangnya sarana, prasarana dan tenaga kesehatan yang berkualitas. d) Beberapa jenis obat tidak ada/tidak diproduksi dalam kegiatan pengadaan obat-obatan Rumah Sakit,.Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009Bab II Hal. 40

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

e) Kurang akuratnya data Gakin sehingga pelayanan Askeskin bagi masyarakat tidak mencapai target. f) Masih terbatasnya rasio tenaga medis serta tenaga paramedis dengan cakupan wilayah pelayanan. g) Pada beberapa lokasi pelayanan kesehatan (Puskesmas dan Pustu) belum didukung dengan aksesibilitas jalan yang memadai. h) Belum semua desa memiliki bidan desa. i) Masih terbatasnya data dan informasi yang akurat mengenai kondisi kesehatan di wilayah Kabupaten Bandung. j) Masih tingginya kejadian Penyakit dan rendahnya penanganan (Diare, ISPA, DBD, TBC, HIV, Kusta dll) k) Masih rendahnya tingkat imunisasi pada anak. l) Masih tingginya kasus gizi buruk dan gizi kurang. m) Masih kurangnya sosialisasi tentang kesehatan dan gizi pada

masyarakat n) Masih banyaknya produk-produk makanan/minuman yang

menggunakan bahan berbahaya (termasuk juga penggunaan pestisida pada tanaman) serta tanpa izin (termasuk juga Depot air isi ulang) o) Masih rendahnya rasio syarat kesehatan lingkungan (rumah, air bersih, kakus, sampah dan air limbah). p) Belum adanya standar teknis penanganan permasalahan penyakit dan kesehatan pasca bencana. q) Masalah perilaku sebagai faktor resiko kesehatan. r) Belum adanya Bank Data dan jaringan sistem informasi anatar Puskesmas/UPTD dan Dinas Kesehatan. s) Masih rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan. t) Makin tingginya biaya pelayanan kesehatan dan peningkatan

kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.

Langkah yang ditempuh : a) Optimalisasi pembinaan, penyuluhan dan sosialisasi tentang Kesehatan, gizi dan penyakit terutama melalui pemberdayaan masyarakat secara terpadu (misal Pemberdayaan masyarakat dalam bidang KIA melalui Desa Siaga)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 41

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

b) Standarisasi pelayanan kesehatan melalaui penerapan SOP (Standard Operational Procedure) c) Pengembangan sistem jaminan pelayanan kesehatan masyarakat miskin. d) Penerapan sistem tarif retribusi progresif dimana masyarakat mampu dapat melakukan sharing terhadap masyarakat miskin dalam

pembiayaan kesehatan e) Perlunya Pengimplementasian Jaminan Pelayanan Kesehatan

Masyarakat (JPKM). f) Penanggulangan penyakit dengan pencegahan dan pemberantasan penyakit, penyediaan obat dalam kuantitas dan kualitas baik, revitalisasi sistem pengamatan penyakit, pemberdayaan masyarakat serta

kerajsama lintas sektoral. g) Peningkatan sarana, prasarana serta tenaga kesehatan sesuai standar. h) Obat yang tidak ada/tidak diproduksi lagi, dihilangkan dari daftar kebutuhan obat untuk pelayanan, kemudian diganti dengan obat lain yang sejenis. i) Pemutakhiran data Keluarga Miskin yang berhak mendapat Askeskin. j) Penyebaran tenaga bidan bagi desa-desa yang belum memiliki bidan desa. k) Peningkatan aksesibilitas menuju Puskesmas dan Pustu. l) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, antara lain melalui peningkatan kualitas SDM di bidang kesehatan. m) Penerapan insentif dan disinsentif yang jelas bagi tenaga medis dan paramedis serta tenaga lain di bidang kesehatan. n) Pengawasan (audit) dan pembinaan kepada produsen

makanan/minuman dan kepada masyarakat terkait keamanan dan kesehatan pengolahan makanan dan minuman. o) Peningkatan sistem informasi bidang kesehatan serta penyusunan Nilai Standar Pelayanan Minimal. p) Membina kemitraan bidan dan paraji. q) Penyuluhan pada kelompok masyarakat tentang bahan berbahaya dalam makanan. r) Pembinaan kegiatan UKS di tingkat SD dan Sekolah Lanjutan. s) Pelaksanaan kegiatan penjaringan kesehatan bagi murid sekolah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 42

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

t) Pembentukan sistem / jaringan informasi kejadian bencana dan KLB penyakit

C. Urusan Pekerjaan Umum Permasalahan : a) Masih terbatasnya data teknis kondisi infrastruktur(jalan, jembatan, irigasi, drainase,dan lain-lain) yang ada saat ini, sehingga mengurangi kualitas perencanaan. b) Belum adanya besaran/ukuran indikator tingkat pelayanan jalan yang disepakati untuk mengukur tingkat pelayanan pemerintah dalam

kebinamargaan, sehingga target capaian pelayanan Kebinamargaan belum berdasarkan acuan yang legal dan valid. c) Pemerintah masih sulit mengimbangi perkembangan kebutuhan jalan sesuai dengan perkembangan wilayah di Kabupaten Bandung, sehingga ratio panjang jalan dibandingkan dengan bebannya sangat rendah. d) Terlalu luasnya rentang pengendalian dan pengawasan pemerintah terhadap objek kegiatan intervensi peningkatan kualitas jalan, sehingga kualitas kegiatannya kurang optimal. e) Beberapa ruas jalan kabupaten tidak dilengkapi dengan bangunan pelengkap jalan, sehingga umur jalan tidak sesuai dengan umur teknisnya. f) Permasalahan kegiatan pembebasan lahan pada pembangunan jalan serta jembatan pada umumnya antara lain; tingginya spekulasi tanah pada saat pembebasan lahan serta kurangnya sosialisasi kepada pihak/stakeholder terkait (pemilik lahan) menyebabkan kurang/rendahnya partisipasi masyarakat. g) Diperlukan Sumberdaya Manusia yang sesuai dengan bidang dan tugasnya, agar mudah berkomunikasi dalam pelaksanaan tugas h) Belum seimbangnya rasio anggaran dengan beban tugas yang harus dilaksanakan i) Masih kurangnya usaha/fasilitasi pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemeliharaan baik secara Swadaya terhadap hasil kegiatan fisik baik berupa jalan, jembatan maupun jaringan Irigasi. j) Belum maksimalnya unsur pengawasan dan pembinaan teknis aparatur dinas dalam melaksanakan kegiatan di lapangan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 43

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

k) Masih terbatasnya upaya pemeliharaan jalan, antara lain masih banyak kendaraan yang tonasenya melebihi kapasitas jalan.

Langkah yang ditempuh : a) Langkah yang perlu ditempuh terkait permasalahan pembebasan lahan adalah dibangunnya pola pendekatan kepada masyarakat melalui tokoh dan pola partisipasi masyarakat. b) Penerapan sistem insentif dan disinsentif terhadap stakeholder yang

berpartisipasi dan yang tidak dalam pemeliharaan dan pembangunan infrstruktur, baik mencakup unsur pemerintah sendiri, masyarakat maupun kalangan swasta/dunia usaha. c) Perekrutan SDM dengan latar belakang pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan pengembangan wawasan melalui Diklat Teknis maupun Fungsional. d) Pengupayaan maksimal mengenai rasio anggaran agar sesuai dengan beban tugas atau volume pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan menggunakan Skala Prioritas. e) Diperlukan konsistensi mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian kegiatan. f) Perlunya upaya peningkatan Fasilitasi pemberdayaan masyarakat melalui program kerja bakti secara kontinyu dalam pemeliharaan infrastruktur

yang dapat dilakukan oleh masyarakat. g) Perlunya peningkatan sistem informasi bidang pekerjaan umum. h) Perlunya pengendalian yang terpadu terhadap pemeliharaan jalan, antara lain penggunaan jalan disesuaikan dengan kapasitas jalan melalui revitalisasi jembatan timbang yang terkontrol dengan baik.

D. Urusan Perumahan Rakyat Permasalahan : a) Menurunnya kualitas lingkungan, sarana dan prasarana permukiman perkotaan dan perdesaan. b) Masih lemahnya kebijakan dan strategi di bidang perumahan rakyat serta kurangnya pengendalian perkembangan permukiman. c) Kurangnya sosialisasi lingkungan sehat perumahan.Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009Bab II Hal. 44

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

d) Kurangnya

regulasi pembangunan

perumahan

masyarakat kurang

mampu (menengah ke bawah) e) Belum optimalnya sistem drainase perumahan/permukiman sehingga banyak menyebabkan genangan/banjir serta mengakibatkan

berkurangnya umur infrastruktur yang telah dibangun. f) Belum optimalnya penyediaan prasarana air bersih dan sanitasi lingkungan. g) Belum optimalnya fasilitas pengelolaan lingkungan, antara lain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpadu di wilayah perkotaan untuk mengurangi tingkat pencemaran terhadap badan air penerima akibat limbah domestik. h) Masih banyaknya fasilitas sosial/fasilitas umum perumahan belum diserahkan kepada pemerintah oleh para pengembang. i) Belum terintegrasinya sistem infrastruktur antar kawasan-kawasan perumahan sehingga menyebabkan beban infrastruktur makin tinggi karena perumahan-perumahan yang ada lebih banyak memanfaatkan infrastruktur utama yang ada, antara lain sistem infrastruktur masingmasing kawasan perumahan masih berskala lokal/ belum lintas perumahan. Antara lain bisa dilihat bahwa interkoneksi jalan antar perumahan banyak yang terputus, sistem drainase masih parsial, ketersediaan fasos dan fasum masih berskala lokal. j) Masih terbatasnya data dan peta mengenai kawasan-kawasan

permukiman kumuh. k) Meningkatnya kebutuhan terhadap lahan perumahan di Kabupaten bandung akibat perkembangan yang pesat di Kota Bandung.

Langkah yang ditempuh : a) Melaksanakan penyuluhan dan Sosialisasi yang berkesinambungan ke seluruh stakeholder terkait dengan program pengembangan perumahan. b) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur melalui pembinaan rutin maupun Diklat dan kualitas sumber daya manusia melalui sosialisasi peraturan di bidang permukiman dan tata wilayah. c) Pemberdayaan masyarakat melalui program kerja bakti secara kontinyu dalam pemeliharaan infrastruktur yang dapat dilakukan oleh masyarakat terutama pedesaan terutama saluran drainase.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 45

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

d) Peningkatan pengawasan dan pengendalian pengembangan perumahan, penerapan sistem insentif dan disinsentif serta penerapan sanksi bagi pengembang yang belum menyediakan dan menyerahkan fasilitas sosial/fasilitas umum kepada pemerintah. e) Perlunya optimalisasi sumber-sumber air bersih dan pengembangan jaringan perpipaan air bersih di wilayah perkotaan. f) Mengoptimalkan manajemen pengelolaan fasilitas lingkungan, antara lain manajmen Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpadu di wilayah perkotaan. g) Penyusunan rencana induk pengembangan perumahan dan permukiman daerah sebagai upaya perencanaan dan pengendalian pengembangan perumahan terorganisir di wilayah perkotaan dan permukiman tidak terorganisir di wilayah pedesaan. h) Penyusunan masterplan drainase perkotaan sebagai upaya pengendalian banjir di wilayah perkotaan. i) Mensinergiskan program pengembangan perumahan dengan kebijakan pemerintah pusat dalam pengembangan perumahan. j) Peningkatan peran dan fungsi Tim Koordinasi Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan Daerah (TKP4D). k) Perlunya pendataan dan pemetaan kawasan-kawasan permukiman kumuh l) Perlunya sistem insentif bagi pembangunan perumahan vertikal

(Rusunawa, Rusunami)

E. Urusan Penataan Ruang Permasalahan : a) Belum seluruh lahan wilayah di Kabupaten Bandung dipetakan dalam skala yang memadai sehingga (peta dasar belum mencakup seluruh wilayah Kabupaten Bandung). b) Belum lengkapnya data dan peta tematik untuk pendukung perwujudan Rencana Tata Ruang Wilayah. c) Belum optimalnya peran stakeholder untuk mendukung penataan ruang yang efisien dan efektif, meliputi perencanaan ruang, pemanfaatan ruang maupun pengendalian ruang.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 46

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

d) Belum tersedianya Rencana Terperinci atau Detail Tata Ruang Kota yang mengatur secara detail ruang dan zonasi di sebagian besar wilayah perkotaan. e) Kurangnya sosialisasi peraturan yang terkait dengan rencana tata ruang serta pengendaliannya. f) Belum optimalnya tim koordinasi penataan ruang daerah dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. g) Belum tersedianya sistem informasi tata ruang daerah sebagai perangkat sosialisasi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang.

Langkah yang ditempuh : a) Pemetaan secara sistematis mencakup seluruh wilayah Kabupaten Bandung dan pendataan secara berkala kondisi tata ruang eksisting. b) Penyusunan NSPM (Norma Standar Pedoman dan Manual) di Bidang Tata Ruang. c) Peningkatan kesadaran, pemahaman serta pemberdayaan

masyarakat/stakeholder dalam penataan ruang. d) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia aparatur yang mengelola perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang melalui pembinaan rutin maupun diklat. e) Penyediaan peraturan ruang dan zonasi dalam Rencana Terperinci atau Detail Tata Ruang setiap wilayah perkotaan. f) Peningkatan pengawasan dan pengendalian ruang, penerapan sistem insentif dan disinsentif serta penerapan sanksi bagi pelanggar tata ruang.

F. Urusan Perhubungan Permasalahan : a) Kabupaten Bandung masih belum memiliki terminal yang memadai, sehingga prasarana yang berfungsi sebagai penyambung moda

transportasi tersebut saat ini kurang bekerja optimal. Implikasi dari ketiadaan prasarana yang memadai tersebut terjadi kemacetan di setiap lokasi terminal di Kabupaten Bandung. b) Pola terminal dan pasar yang bersatu juga menjadi kendala setiap titik terminal, sehingga di beberapa lokasi lokasi pasar terkadang menjadi terminal liar.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 47

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

c) Disamping terminal, kebutuhan sarana transportasi belum ditata ulang, sehingga media untuk menghubungkan suatu titik ke titik tujuan lain kurang bekerja optimal. Beberapa trayek kendaraan umum yang tersedia saat ini terlihat kosong akibat tumpang tindihnya trayek pada ruas jalan yang sama. d) Masih terbatasnya jumlah ruas jalan penghubung dari wilayah satu ke wilayah lain (terutama daerah permukiman) juga menjadi salah satu hambatan dalam mengatasi kemacetan, sehingga rekayasa lalu lintas untuk mengatasi kemacetan di beberapa ruas jalan kurang begitu optimal. e) Masih banyaknya fasilitas prasarana perhubungan yang belum dimiliki Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, sebagaimana diketahui bahwa hampir semua terminal di Wilayah Kabupaten Bandung adalah milik Desa, sehingga Pemerintah Daerah wajib membayar sewa untuk pelayanan terminal yang mempengaruhi APBD. f) Adanya institusi-institusi lain yang turut terlibat dalam pelaksanaan pemungutan Pendapatan dari Sektor Perhubungan sehingga

menyebabkan target pendapatan yang telah ditetapkan sulit terealisasi dengan baik. g) Masih kurangnya sosialisasi berdisplin lalu lintas serta sanksi bagi pelanggar lalu lintas kepada masyarakat h) Tingkat pertumbuhan kendaraan terutama kendaraan bermotor roda dua yang jauh lebih tinggi dibanding dengan tingkat pertumbuhan sarana prasarana jalan, menyebabkan kapasitas jalan yang tersedia sudah tidak mampu menampung volume lalu lintas yang semakin meningkat. Hal ini menjadi penyebab utama kepadatan lalu lintas yang bermuara pada kemacetan lalu lintas. i) Masih banyak daerah di wilayah Kabupaten Bandung terlayani oleh Angkutan Umum. j) Belum adanya manajemen perparkiran yang belum

Langkah yang ditempuh : a) Membangun kembali/merelokasi terminal-terminal yang ada sehingga tercapai ratio beban kendaraan dengan luasan terminal yang ideal,. Perlu juga diperhatikan perkiraan pertumbuhan daerah yang akan dilayani

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 48

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

sehingga umur efektif terminal bisa lebih lama, dengan demikian jangka waktu terhadap penataan kembali terminal akan lebih lama. b) Mengingat tipologi terminal dan pasar yang selalu berdekatan, penataan ruang terminal-pasar perlu dikaji sedemikian rupa sehingga terminal tidak menjadi pasar dadakan, dan pasar tidak menjadi terminal liar. c) Penataan ulang kendaraan umum dan trayeknya perlu segera dilakukan untuk menghindari penumpukan jumlah kendaraan umum di satu ruas jalan yang akan berakibat pada gejolak sosial dan ekonomi. Perlu segera dipikirkan untuk menggunakan kendaraan umum yang bermuatan lebih banyak, untuk itu diperlukan kajian yang baik dan dukungan keberanian politis untuk melakukannya. d) Sementara menunggu penambahan ruas jalan, perlu dilakukan rekayasa arus lalu-lintas yang lebih efektif, sehingga titik-titik kemacetan dibeberapa titik bisa teratasi. e) Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung perlu memiliki semua fasilitas prasarana perhubungan yang ada di wilayah Kabupaten Bandung. f) Perlu adanya penertiban institusi institusi lain yang turut terlibat dalam pelaksanaan pengelolaan pendapatan dari sektor perhubungan. g) Perlu adanya koordinasi dengan pihak berwenang dalam hal ini pihak POLRI guna mengamankan fasilitas fasilitas perhubungan yang telah terbangun. h) Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung perlu melakukan peningkatan kapasitas jalan. Serta diperlukan pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas yang tepat sesuai dengan kondisi, situasi dan kebutuhan yang ada di lapangan i) Peningkatan petugas Pengamanan Lalu Lintas rutin terutama pada daerah-daerah rawan kemacetan. Serta melakukan sosialisali dan penyuluhan terhadap masyarakat tentang ketertiban lalu lintas j) Melakukan pendataan dan studi pelayanan dan operasional angkutan penumpang umum serta menyusun masterplan transportasi di wilayah Kab. Bandung, yang pada akhirnya diharapkan dapat menjadi kerangka acuan dalam pengembangan pelayanan, operasional dan pengendalian angkutan umum di wilayah Kabupaten Bandung. k) Pembenahan sarana dan prasarana lalu lintas (terminal, rambu serta peralatan pendukungnya)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 49

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

G. Urusan Lingkungan Hidup Permasalahan : a) Masih kurangnya kualitas dan kuantitas Sumberdaya Manusia (SDM) dalam pengelolaan lingkungan hidup. b) Kurangnya sosialisasi dalam pengelolaan limbah (padat, cair dan gas) dan pengelolaan lingkungan.. c) Masih rendahnya peran serta stakeholder dalam pengelolaan lingkungan (dunia usaha, pemerintah serta masyarakat). d) Masih tingginya pelanggaran terhadap sempadan sungai. e) Masih rendahnya perlindungan terhadap sumber mata air. f) Masih cukup tingginya tingkat pencemaran lingkungan baik air, udara maupun limbah padat dan B3. g) Masih luasnya lahan kritis yang perlu direhabilitasi. h) Masih terbatasnya alternatif lokasi TPA (adanya pembatasan waktu operasional TPA Babakan). i) Masih terbatasnya upaya pelestarian lingkungan dan pemulihan

lingkungan. j) Masih lemahnya upaya pengendalian di bidang lingkungan k) Permasalahan persampahan sesuai dengan masterplan persampahan sebagai berikut - Kapasitas pengelolaan sampah : Yang menjadi permasalahan utama dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung adalah tingginya beban pengelolaan yang tidak diimbangi dengan kemampuan dalam aspek operasional dari Dinas Kebersihan yang menjadi pelaksana teknis pengelolaan. a. Tingginya Beban Pelayanan. Beban pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten dikategorikan tinggi disebabkan karena 2 faktor utama yaitu : besarnya jumlah penduduk dan luasnya wilayah administrasi, sehingga pelayanan saat ini terkesan tidak terfokus. b. Rendahnya Kualitas dan Tingkat Pelayanan Tingkat pelayanan Dinas Kebersihan dilihat dari jumlah penduduk yang mampu dilayani oleh sistem eksisting, baru mencapai 20,8 %. Demikian halnya dari Tingkat Keterangkutan sampah ke TPSA, baru mencapai 20,8 %. Kualitas operasional yang masih rendah terlihat dari tingkat kebersihan di seluruh TPS yang ada, masih jauh dariRencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009Bab II Hal. 50

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

kondisi bersih. Disamping itu, tingkat kebersihan di permukiman, sarana kota, badan air dan fasilitas lainnya, menujukkan rendahnya kualitas pelayanan yang ada. - Kemampuan persampahan Kelembagaan merupakan : Lembaga atau instansi seluruh pengelola kegiatan

motor

penggerak

pengelolaan sampah dari sumber sampai ke TPA. Kondisi kebersihan suatu kota atau wilayah merupakan output dari rangkaian pekerjaan manajemen pengelolaan persampahan yang keberhasilannya

dipengaruhi oleh banyak faktor. Kapasitas dan kewenangan instansi pengelola persampahan menjadi sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang harus dipikul dalam menjalankan roda

pengelolaan yang biasanya tidak sederhana bahkan cenderung cukup rumit sejalan dengan makin tingginya dan kompleknya aktifitas kota. Saat ini Dinas Kebersihan di Kabupaten Bandung sesungguhnya mengemban dua fungsi yaitu sebagai regulator dan operator.

Penggabungan kedua fungsi ini mengakibatkan tidak berjalannya fungsi pengawasan. Kehadiran Badan Perencana Daerah dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung ini akan menjadi sebuah peluang untuk peningkatan kinerja Dinas Kebersihan. Fungsi yang tepat untuk diemban oleh Bapeda adalah fungsi regulator, sehingga Dinas Kebersihan dapat menjalankan fungsi operator dengan lebih efektif. Ketimpangan fungsi tersebut juga tidak didukung dengan SDM yang memadai baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Kemampuan SDM intern Dinas

Kebersihan dalam 2 tahun mendatang selayaknya harus mendapat perhatian besar. - Kemampuan Pembiayaan ; Saat ini alokasi APBD untuk pengelolaan persampahan di Kabupaten Bandungbaru 0,8%. Hal ini menunjukkan perhatian Eksekutif kota dan Legislatif perlu di tingkatkan. Pemikiran bahwa pengelolaan sampah ala kadarnya sudah harus segera ditinggalkan. Dan segera disadari bahwa untuk menjadikan kota bersih memerlukan biaya tinggi. Demikian halnya, dengan efektifitas retribusi yang masih sangat rendah baik dari segi kuantitas maupun kualitas mekanisme penarikannya, menyebabkan pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung semata hanya menjadi beban APBD. - Peran Serta Masyarakat :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 51

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

a. Potensi masyarakat belum dikembangkan. Sudah sejak lama sesungguhnya masyarakat telah mampu melakukan sebagian sistem pengelolaan sampah baik secara individual maupun skala lingkungan terutama di lingkungan permukiman. Hal ini diperkuat dengan ketentuan yang digariskan dalam Peraturan Daerah, sehingga sudah selayaknya kemampuan masyarakat ini akan menjadi potensi yang dapat dikembangkan. b. Rendahnya investasi Dunia Usaha Di Kabupaten Bandung saat ini minat sektor swasta bisa dikatakan mulai ada, walau masih dalam tahap studi kelayakan. Namun implementasinya masih belum ada. Hal ini perlu diantisipasi dengan adanya pengaturan dan penetapan wilayah garapan yang akan diserahkan pada swasta. - Lemahnya Penegakan dan Penaatan Hukum : Secara umum, peraturan pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung sudah cukup lengkap dari kehadiran perangkatnya, akan tetapi kesempurnaan materi peraturan memerlukan penyempurnaan.

Langkah yang ditempuh : a) Perlu adanya upaya peningkatan kesadaran, pengetahuan dan

keterampilan dalam pengelolaan lingkungan hidup baik aparatur maupun masyarakat/swasta. b) Pengadaan lokasi untuk TPSA lengkap dengan persyaratan sanitary landfill c) Penambahan sarana prasarana kebersihan. d) Pembangunan infrastruktur TPA serta pengendalian dan penutupan sampah di TPA. e) Perlu adanya upaya-upaya pencegahan dan pengendalian dampak maupun pencemaran lingkungan. f) Diperlukan adanya upaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah. g) Langkah yang harus ditempuh terkait masalah persampahan sesuai dengan masterplan eprsampahan antara lain: Desentralisasi Pengelolaan Sampah di Tingkat Kecamatan Implementasi 3R dari hulu ke hilir Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Pengembangan Sarana Prasarana Pengelolaan Sampah Terpadu Penguatan Pembiayaan Pengelolaan SampahBab II Hal. 52

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

-

Re-fungsionalisasi Lembaga Dinas Kebersihan, dengan fungsi utama sebagai operator

-

Penataan Hukum dan Peraturan Pengelolaan Sampah

H. Urusan Kependudukan Dan Catatan Sipil Permasalahan : a) Belum optimalnya koordinasi serta belum terlaksananya pengelolaan Administrasi Kependudukan dengan tingkat Kecamatan maupun ke tingkat Departemen Dalam Negeri (Program SIAK) b) Sosialisasi Administrasi Kependudukan belum dapat dilaksanakan secara langsung kepada masyarakat c) Adanya ketidaksinkroanan dianatara peraturan yang ada terkait

pengenaan retribusi penggantian biaya cetak (gratis atau tidak) dalam pelaksanaan administrasi penduduk dan pencatatan sipil khususnya pada penerbitan akta catatan sipil. d) Masih sedikitnya penduduk yang memiliki akta kelahiran (20%) serta belum terlayaninya masyarakat keluarga miskin dalam pembuatan Akta Catatan Sipil.

Langkah yang ditempuh : a) Pemanfaatan sarana secara optimal yang ada baik pada tingkat Kabupaten maupun tingkat Kecamatan diarahkan kepada pelaksanaan SIAK secara bertahap b) Pemanfaatan kegiatan tingkat Kabupaten (Pameran, TMM dll) untuk pelayanan di tempat serta sosialisasi kepada petugas di tingkat Kecamatan untuk disosialisasikan kepada masyarakat. c) Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat. d) Revisi terhadap peraturan daerah yang tidak konsisiten terkait retribusi penggantian biaya cetak administrasi penduduk dan akta pencatatan sipil. e) Peningkatan pelayanan publik bidang kependudukan secara aktif (jemput bola) terhadap akta-akta catatan sipil di wilayah Kabupaten Bandung dan melalui Penyelenggaraan Pameran Pembangunan.

I. Urusan Pemberdayaan Perempuan Permasalahan :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 53

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

a) Masih banyak terjadi kasus tracfficking yang tidak teridentifikasi dan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak dihindari pernikahan yang tidak dikehendaki (pernikahan dini). b) Belum ada lembaga serta program secara terpadu yang khusus menangani permasalahan perempuan. c) Masih kurangnya program pemberdayaan perempuan terutama

masyarakat miskin.

Langkah yang ditempuh : a. Melakukan pembinaan dan pelatihan secara intensif agar tidak terjadi kasus trafficking ataupun pernikahan dini sehingga tidak terjadi tindak kekerasan dalam keluarga. b. Penuysunan program dan pembentukan kelembagaan yang berkaitan dengan perlindungan dan pemberdayaan perempuan.

J. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Permasalahan : a) Rendahnya pemahaman pria/suami tentang KB-KR serta belum tertibnya pengendalian drop out peserta KB terutama Akseptor Pil dan Suntik b) Masih mahalnya biaya pelayanan KB sehingga masih rendahnya partisipasi keluarga miskin ber KB c) Terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan KB (IUD Kit, Obgynbed, Obat Side Efek) d) Data Base Keluarga Miskin tidak optimal e) Kurangnya bantuan dana Operasional Institusi Pos KB desa f) Kurangnya bantuan Modal bagi Kelompok UPPKS g) Kurangnya sosialisasi yang efektif terhadap kepala desa dan masyarakat tentang Tribina dan pendataan keluarga h) Masih kurang optimalnya sosialisasi kesehatan reproduksi kepada remaja. i) Kurangnya partisipasi pria dalam program KB (sebagai akseptor) j) Masih adanya tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak

Langkah yang ditempuh :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Bab II Hal. 54

BAB II

EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

a) Mengadakan sosialisasi tentang KB-KR kepada peserta KB terutama kepada para suami/pria b) Pengadaan IUD Kit, Obginbed, Obat side efek c) Pengadaan sarana dan prasarana tenaga entry data keluarga miskin d) Peningkatan pelayanan KIE, KB dan Alkon bagi masyarakat terutama keluarga Miskin. e) Mingkatkan bantuan operasional bagi institus Pos KB Desa f) Meningkatkan bantuan dana bergulir kepada kelompok-kelompok UPPK k) Mengadakan pelatihan tentang Tribuna.dan pendataan keluarga melalui pemberdayaan masyarakat desa l) Optimalisasi sistem informasi pendataan keluarga sejahtera dan KB terpadu. m) Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagan pemberdayaan

perempuan dan anak

K. Urusan Sosial Permasalahan : a) Pengumpulan dan pengolahan data PMKS dan PSKS mengalami keterlambatan dan pengumpulan data dari pihak PSM dan Kecamatan karena masalah koordinasi ke tingkat desa memerlukan dana dan mobilitas b) Rencana alokasi anggaran yang telah ditetapkan dalam RASK untuk mencapai target kinerja sering mengalami efisiensi pada pertengahan tahun anggaran sehingga mengurangi volume anggaran. c) Koordinasi antar stakeholder dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial belum sinergis dan terpadu d) Tidak adanya tenaga pendamping sosial yang dapat memantau lebih dekat perkembangan usaha kelompok e) Masih kurangnya kualitas dan kuantitas SDM bidang sosial f) Program dan kegiatan