EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

20
EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu komponen yang menjadi sasaran peningkatan kualitas pendidikan adalah sistem pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran ini merupakan tanggungjawab guru dalam mengembangkan segala potensi yang ada pada siswa. Tujuan pokok proses pembelajaran adalah untuk mengubah tingkah laku siswa berdasarkan tujuan yang telah direncanakan dan disusun oleh guru sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Perubahan tingkah laku itu mencakup aspek intelektual. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku siswa, peran penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran.Sebagai bagian yang sangat penting dari sebuah proses pembelajaran, penilaian dalam proses pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Dengan melakukan penilaian ketika melaksanakan proses pembelajaran, guru akan dapat mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan akan memperoleh bahan masukan untuk menentukan langkah selanjutnya. Dengan demikian, keefektifan suatu proses pembelajaran banyak ditentukan oleh peran penilaian dalam proses pembelajaran itu sendiri. Furqon (1999) menyatakan bahwa penilaian sebagai salah satu komponen

Transcript of EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Page 1: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu komponen yang menjadi sasaran peningkatan kualitas pendidikan adalah

sistem pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran ini merupakan tanggungjawab guru dalam

mengembangkan segala potensi yang ada pada siswa. Tujuan pokok proses pembelajaran

adalah untuk mengubah tingkah laku siswa berdasarkan tujuan yang telah direncanakan dan

disusun oleh guru sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Perubahan tingkah

laku itu mencakup aspek intelektual.

Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku siswa,

peran penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Penilaian dalam proses

pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan

menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan

pembelajaran.Sebagai bagian yang sangat penting dari sebuah proses pembelajaran, penilaian

dalam proses pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Dengan

melakukan penilaian ketika melaksanakan proses pembelajaran, guru akan dapat mengetahui

tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan akan memperoleh bahan masukan untuk

menentukan langkah selanjutnya. Dengan demikian, keefektifan suatu proses pembelajaran

banyak ditentukan oleh peran penilaian dalam proses pembelajaran itu sendiri. Furqon (1999)

menyatakan bahwa penilaian sebagai salah satu komponen utama proses pembelajaran harus

dipahami, direncanakan dan dilaksanakan dalam upaya mendukung keberhasilan peningkatan

mutu proses pembelajaran. Mengingat hal tersebut, perlu dilakukan penilaian dalam proses

pembelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai alat pemantau tentang

keefektifan proses belajar serta kemampuan siswa belajar.

Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan bagian penting dari proses

pembelajaran, karena itu hendaknya dilakukan oleh guru agar dapat memperoleh informasi

proses kemajuan belajar siswa dan informasi keefektifan pembelajaran yang sedang

berlangsung. Guru yang hanya mengutamakan penilaian hasil tidak akan mendapatkan

informasi yang akurat tentang siswa yang benar-benar memahami materi dan siswa yang

kurang memahami. Siswa yang dapat menjawab dengan Benar suatu persoalan, belum tentu

mengetahui bagaimana mendapatkan jawaban tersebut. Penilaian dalam proses pembelajaran

lebih dapat berfungsi memberikan informasi tentang siswa yang sudah memahami materi

Page 2: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

atau yang belum. Penilaian ini berkesinambungan dengan penilaian hasil artinya hasil

penilaian dalam proses pembelajaran akan memberikan sumbangan positif terhadap penilaian

hasil. Dengan demikian perlu diupayakan agar guru melakukan penilaian dalam proses

pembelajaran di samping melakukan penilaian hasil belajar.

Mutu pendidikan dipengaruhi banyak faktor, yaitu siswa, pengelola sekolah (Kepala

Sekolah, karyawan dan Dewan/Komite Sekolah), lingkungan (orangtua, masyarakat,

sekolah), kualitas pembelajaran, kurikulum dan sebagainya. Usaha peningkatan kualitas

pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem

penilaian. Keduanya saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan

kualitas belajar yang baik. Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru

untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang

lebih baik.

Dengan demikian salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan

adalah proses pembelajaran yang dilakukan, sedangkan salah satu faktor penting untuk

efektivitas pembelajaran adalah faktor evaluasi baik terhadap proses maupun hasil

pembelajaran. Evaluasi dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar secara terus menerus

dan juga mendorong guru untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta

mendorong sekolah untuk lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas manajemen sekolah.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak

hanya mampu mengajar dengan baik tetapi juga mampu melakukan evaluasi dengan baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, disini kami merumuskan beberapa masalah yaitu:

1. Apakah pengertian evaluasi dan evaluasi pembelajaran?

2. Apa tujuan evaluasi?

3. Apa saja syarat-syarat umum evaluasi?

1.3 Tujuan

Untuk mengevaluasi keberhasilan program pembelajaran tidak cukup hanya

berdasarkan pada penilaian hasil belajar siswa, namun perlu menjangkau terhadap desain

program dan implementasi program pembelajaran. Penilaian terhadap desain pembelajaran,

meliputi aspek kompetensi yang dikembangkan, strategi pembelajaran yang dipilih, dan isi

program. Penilaian terhadap implementasi program pembelajaran berusaha untuk menilai

seberapa tinggi tingkat kualitas pembelajaran yang dilaksanakian oleh guru. Penilaian

terhadap hasil program pembelajaran tidak cukup terbatas pada hasil jangka pendek atau

output tetapi sebaiknya juga menjangkau outcome dari program pembelajaran..

Page 3: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

1.4 MANFAAT

Manfaat yang dapat dipetik dari tujuan di atas adalah:

1. Dapat memberi gambaran tentang peranan evaluasi dalam pembelajaran dengan demikian

diharapkan dapat memberi arti penting sebuah evaluasi itu sendiri.

2. Agar kita dapat memberikan evaluasi yang benar nantinya.

Page 4: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Prinsip Umum Evaluasi

a. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berarti pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan

apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh

mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.

Pada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi

belajar siswa. Seperti definisi yang pertama dikembangkan oleh :

Ralph Tyler beliau mengatakan, bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan data

untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan

sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum ada dan apa sebabnya.

Untuk definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain yaitu Cronbach dan

Stufflebeam, definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur

sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.

Evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa

yang dilakukan secara berkala yang berbentuk ujian, praktikum, tugas, dan atau

pengamatan oleh dosen. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir

semester, dan ujian tugas akhir. Pembobotan masing-masing unsur penilaian ditetapkan

dengan kesepakatan antara dosen pembina matakuliah dan mahasiswa berdasarkan

silabus matakuliah yang diatur dalam pedoman akademik masing-masing

fakultas/program studi setara fakultas dan program pascasarjana.

Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan.

Bertujuan melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan

informasi akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga

dapat diupayakan tindak lanjutnya.

Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai pengukuran atau penilaian hasil belajar-

mengajar, padahal antara keduanya punya arti yang berbeda meskipun saling

berhubungan. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dan satu ukuran (kuantitatif),

sedangkan menilai berarti mengambil satu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran

baik buruk (kualitatif).

Page 5: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

a. Prinsip Umum Evaluasi

Prinsip dan Alat Evaluasi

Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi

atau hubungan erat ketiga komponen yaitu antara tujuan pembelajaran, kegiatan

pembelajaran/KBM dan evaluasi.

Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk

mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan lebih efektif

dan efisien. Dengan pengertian tersebut maka alat evaluasi dapat dikatakan baik apabila

mampu mengevaluasi suatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang

dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara/tehnik, dan

oleh karena itu dikenal dengan tehnik evaluasi. Ada dua tehnik dalam evaluasi, yaitu

tehnik tes dan non tes.

1. Konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran

Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin tahu hasil dari kegiatan

yang dilakukannya. Sering kali pula orang yang melakukan kegiatan tersebut ,

berkeinginan mengetahui baik atau buruknya kegiatan yang dilakukannya. Siswa dan

guru merupakan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, tentu juga

mereka berkeinginan mengetahui proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang

dilakukan. Untuk menyedikan informasi tentang baik dan buruknya proses dan hasil

kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi. Kegiatan

evaluasi yang dilakukan guru meencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi

pembelajaran sekaligus.

Disisi lain evaluasi juga merupakan salah satu komponen sistem

pembelajaran/pendidikan. Hal ini berarti evaluasi merupakan kegiatan yang terelakkan

dalam setiap kegiatan atau proses pembelajaran dengan kata lain kegiatan evaluasi (baik

evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran ) merupakan bagian integral yang

tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran atau pendidikan.

Seperti dikemukakan sebelumnya evaluasi mencakup hasil belajar dan evaluasi

pembelajaran. Guru harus dapat membedakan, mana kegiatan evaluasi hasil belajar dan

manapula hasil kegiatan evaluasi hasil pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan

kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai

tujuan pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses

Page 6: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

systematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam

membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal. Dengan demikian evaluasi

hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran, sedangkan

evaluasi pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran ini tanpaklah pada kita akan pentingnya

penyelenggaraan kegiatan evaluasi . oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang guru

memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Seorang guru akan lebih mengetahui

kemampuan ini apabila sejak dini atau sejak sebagai calon guru sudah dikenalkan dengan

kegiatan evaluasi.

Guru akan dianggap memiliki kwalifikasi kemampuan mengefaluasi, apabila

gurumampu menjawab m,engapa, apa, dan bagaiman evaluasi dalam kegiatan

pembelajaran/pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan anda sebagai calon guru, berikut

disajikan mengapa, apa, dan bagaimana evaluasi belajar dan pembelajaran.

3.2 Tujuan Evaluasi

Sebagaimana diuraikan pada bagia terdahulu bahwa evaluasi dilaksanakan dengan

berbagai tujuan. Khusus terkait dengan pembelajaran, evaluasi dilaksanakan dengan

tujuan :

a. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa

b. Mengetahui tingkat keberhasilan PBM

c. Menentukan tuidak lanjut hasil penilaian

d. Memberikan pertanggung jawaban (account tability)

3.3 Fungsi Evaluasi

Sejalan dengan tujuan evaluasi di atas, evaluasi yang dilakukan juga memilki banyak

fungsi, diantaranya adalah fungsi :

a. Selektif

b. Diagnostik

c. Penempatan

d. Pengukuran keberhasilan

Selain keempat fungsi diatas Asmawi Zainul dan Noehi Nasution menyatakan masih

ada fungsi-fungsi lain dari evaluasi pembelajaran, yaitu fungsi :

a. Remedial

Page 7: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

b. Umpan balik

c. Motivasi dan membimbing anak

d. Perbaikan kurikulum dan program pendidikan

e. Pengembangan ilmu

3.4 Manfaat Evaluasi

Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam

pembelajaran, yaitu :

a. Memahami sesuatu : Mahasiswa ( entry behavior, motivasi, dll), saran dan

prasarana, dan kondisi dosen

b. Membuat keputusan : Kelanjutan program, penanganan “masalah”’ dll

c. Meningkatkan kualitas PBM : Komponen-komponen PBM

Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi manfaat bagi pihak-pihak

yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, dan kepala sekolah.

• Bagi siswa

Mengetahui tingkat pencapaian pembelajaran :

Memuaskan atau tidak memuaskan

• Bagi guru

a. Mendeteksi siwa yang telah dan belum menguasai tujuan : melanjutkan, remedial

atau pengayaan

b. Ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup, tingkat kesulitan, dll

c. Ketepatan metode yag digunakan

• Bagi sekolah

a. Hasil belajar cermin kualitas sekolah

b. Membuat program sekolah

c. Pemenuhan standar

4 Macam-macam evaluasi

1. Formatif

Evaluasi formatif adalah evaluassi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan

suatu pokok bahasan/topik, dan dimaksud untuk mengetahui sejauh manakah suatu

proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Menurut

Winkel dimaksudkan bahwa yang menyatakan bahwayang dimaksud dengan evaluasi

formatif adalah pengunaaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih

berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai

kemajuan yang telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is

Page 8: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

a judgement of the strengths and weakness of instruction to improve its effectiveness

and appeal. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa

telah menguasai materi yang diajarkan pada pkok bahasan tersebut. Wiersma

menyatakan formative testing is done to monitor student progress over period of

time.

Ukuran keberhaslan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah penguasaan

kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan (TIK) yang telah

ditetapkan sebelumnya. TIK yang akan dicapai pada setiap pembahsan pada suatu

pokok bahasan, dirumuskan dengan mengacu pada tingkt kematangan siswa.

Artinyan TIK dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat

kesulitan yang wajar yang diperkirakan masih sangat mungkin dijangkau / dikuasai

dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain evaluasi formatif

dilaksanakan untuk mengetahiu beberapa jauh tujuan yang elah ditetapkan telah

tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siap ssaj yang telah berhasil

dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selajutnya diambil tindakla-tindakan

yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil

maka akan diberi remedial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang

mengalami kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa

yang telah berhasil akan melanjutkan pada topic berikutnya, bahkan bagi mereka

yang memiliki kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi

tambahan yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topic yang telah dibahas.

1. Sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu-satuan waktu

yang didalamnya tercskup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana peserta didk telah dapat berpindah dari satu unit ke unit

berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada

akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit

pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan

suatu bidang studi.

2. Diagnostik

Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-

kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan

perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostic dapat dilakukan dalam beberapa tahapan,

baik pada tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal

Page 9: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

dilakukan terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostic

dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal ataupengetahuan prasyarat yang harus

dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui

bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru

dapat member bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara

pada tahap akhir evaluasi diagnostic ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa

atas seluruh meteri yang telah dipelajarinya.

Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih

dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, tetapi juga

perlu penilaian terhadap input, output maupun kualitas proses pembelajaran itu

sendiri. Optimalisasi sistem evaluasi memiliki dua makna, pertama adalah sistem

evaluasi yang memberikan informasi yang optimal. Kedua adalah manfaat yang

dicapai dari evaluasi. Manfaat yang utama dari evaluasi adalah meningkatkan

kualitas pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan.

Dalam bidang pendidikan ditinjau dari sasarannya, evaluasi ada yang bersifat makro

dan ada yang mikro. Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program

pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan.

Evaluasi mikro sering digunakan di tingkat kelas, khususnya untuk mengetahui

pencapaian belajar peserta didik. Pencapaian belajar ini bukan hanya yang bersifat

kognitif saja, tetapi juga mencakup semua potensi yang ada pada peserta didik. Jadi

sasaran evaluasi mikro adalah program pembelajaran di kelas dan yang menjadi

penanggungjawabnya adalah guru untuk sekolah atau dosen untuk perguruan tinggi.

Dalam kontek program pembelajaran di perguruan tinggi Djemari Mardapi (2003: 8)

mengatakan bahwa keberhasilan program pembelajaran selalu selalu dilihat dari hasil

belajar yang dicapai mahasiswa. Disisi lain evaluasi pada program pembelajaran

membutuhkan data tentang pelaksanaan pembelajaran dan tingkat ketercapaian

tujuannya. Kondisi yang demikian tidak hanya terjadi di jenjang pendidikan tinggi,

tetapi juga di pendidikan dasar dan menengah. Keberhasilan program pembelajaran

selalu dilihat dari aspek hasil belajar, sementara implementasi program pembelajaran

di kelas atau kualitas proses pembelajaran itu berlangsung jarang tersentuh kegiatan

penilaian.

Dalam dunia pendidikan,khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai

makna ditinjau dari berbagai segi:

a. Makna bagi siswa

Page 10: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dengan diadakannya penilaian, maka siswa dapat mengetahui apakah dia telah

berhasil mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh

siswa dari pekerjaan menilai ini ada dua kemungkinan, memuaskan atau tidak

memuaskan.

b. Makna bagi guru

Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa mana yang

sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan,

maupun mengetahui siswayang belum berhasil menguasai bahan. Dengan petunjuk

ini guru dapat lebih memusatkan perhatiannya pada siswayang belum berhasil.

Apalagi jika guru tahu sebab-sebabnya.

c. Makna bagi sekolah

Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar

siswa-siswanya,dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan sekolah

sudah sesuai harapan atau belum, karena hasil belajar merupakan cermain kualitas

suatu sekolah.

Sasaran evaluasi

1. Input

Input merupakan aspek yang bersifat rohani yang setidak-tidaknya mencakup empat

hal yaitu: Kemampuan, Kepribadian, sikap dan inteligensi.

2. Transformasi

Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian meliputi: kurikulum

atau materi, metode dan cara penilaian, sasaran pendidikan/media, sistem

administrasi, guru dan personal lainnya.

3. Output

Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui sebeapa jauh

tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang

digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement

test.

Ciri-ciri tes yang baik

Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memilki

persyaratan tes, yaitu memiliki:

a. Validitas

Page 11: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak

diukur. Contoh, untuk mengukur partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar,

bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui:

kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan pada permasalahannya.

b. Reliabilitas

Berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dapat dikatakan

dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali.

Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan.

Jika dihubungkan dengan validitas, maka: Validitas adalah ketepatan dan reliabilitas

adalah ketetapan.

c. Objektivitas

Sebuah dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada

faktor subjektif yang mempengaruhi. hal ini terutama terjadipada sistem scoringnya.

Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan pada

sistem scoringnya, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.

d. Prakitikabilitas

Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat

praktis dan mudah pengadministrasiannya. tes yang baik adalah yang: mudah

dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk

yang jelas.

e. Ekonomis

Yang dimaksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak

membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang

lama.

3.5 SYARAT-SYARAT UMUM EVALUASI

Dalam menyelenggarakan kegiatan evaluasi, kita perlu memperhatikan syarat-syarat

yang harus dipenuhi kegiatan evaluasi tersebut. Syarat-syarat umumyang

harusdipenuhi adalah sebagai berikut:

A. Kesahihan

Kesahihanmenggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai

ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Kesahihan dapat

diterjemahkan pula sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari suatu

Page 12: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

instrument evaluasi atau tes danidak terhadap instrument itu sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi:

1. Faktor instrumen evaluasi itu sendiri.

2. Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran,

3. Faktor-faktor dalam respon-respon siswa

B. Keterandalan

Syarat umum yang juga sama pentingnya dengan kesahihan adalah keterandalan

evaluasi. Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan yakni

tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu memberikan hasil yang

tepat.

Faktor-faktoryang mempengaruhi adalah sebagai berikut:

a. Panjang tes

b. Sebaran skor

c. Tingkat kesulitan tes

d. Objektivitas

C. Kepraktisan

Dalam memilih tes dan instrumen evaluasi yang lain kepraktisan merupakan syarat

yang tidak dapat diabaikan. Kepraktisan evaluasi terutama dipertimbangkan saat

memilih tes atau instrumen evaluasi lain yang dipubliksikan oleh suatu lembaga.

Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada

instrumen evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi,

memperoleh hasil,mapunkemudahan dalam menyimpannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrumen evaluasi adalah sebagai

berikut:

a. Kemudahan mengadministrasi

b. Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi

c. Kemudahan menskor

d. Kemudahan interpretasi dan aplikasi

e. Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen

Page 13: EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BAB III

PENUTUP

1.1 SIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan :

1. Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan

nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek)

berdasarkan kriteria tertentu. Dalam rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi dapat

didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen-komponen sistem pembelajaran,

yang mencakup komponen input, komponen input instrumental, komponen

kurikulum, komponen administratif, komponen proses, dan komponen output.

Karakteristik siswa yang dievaluasi dalam ruang lingkup kegiatan belajar mengajar

adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotor.

3. Peranan evaluasi dalam pendidikan yakni menjadi dasar pembuatan keputusan dan

pengambilan kebijakan, mengukur prestasi siswa, mengevaluasi kurikulum,

mengakreditasi sekolah, memantau pemanfaatan dana masyarakat, memperbaiki

materi dan program pendidikan. Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk

pengembangan dan akreditasi.

1.2 SARAN

1. Bagi para pembaca dapat menambahkan bagian-bagian yang dirasa kurang

lengkap/sesuai, dengan pustaka yang dimiliki.