Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

38
EVALUASI PENCAPAIAN HASIL BELAJAR A. Latar Belakang Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran pendidikan. 1 Penilaian Dalam Bidang Pengajaran adalah merupakan salah satu peranan penting usaha penilaian pendidikan ialah untuk mengarahkan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan apa yang harus diajarkan atau apa yang harus dipelajari dan dipraktekan oleh para mahasiswa, baik mahasiswa secara perorangan, kelompok- kelompok kecil, ataupun keseluruhan kelas. Penilaian Tentang Hasil Belajar yang berkenaan dengan hasil belajar, hasil penilaian pendidikan tidak hanya berguna untuk mengetahui penguasaan mahasiswa atas berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatihkan, melainkan juga untuk memberikan gambaran tentang pencapaian program-program perguruan tinggi secara lebih menyeluruh.penilaian dalam rangka diagnosis dan usaha perbaikan. 1 Hamzah, Perencanaan Pembelajaran. PT. Bumi Akasara. Jakarta. 2009 hal 34 1

Transcript of Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

Page 1: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

EVALUASI PENCAPAIAN HASIL BELAJAR

A. Latar Belakang

Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan

penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat

dalam merancang suatu sistem pengajaran pendidikan.1

Penilaian Dalam Bidang Pengajaran adalah merupakan salah satu peranan

penting usaha penilaian pendidikan ialah untuk mengarahkan pengambilan

keputusan yang berkenaan dengan apa yang harus diajarkan atau apa yang harus

dipelajari dan dipraktekan oleh para mahasiswa, baik mahasiswa secara

perorangan, kelompok-kelompok kecil, ataupun keseluruhan kelas. Penilaian

Tentang Hasil Belajar  yang berkenaan dengan hasil belajar, hasil penilaian

pendidikan tidak hanya berguna untuk mengetahui penguasaan mahasiswa atas

berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatihkan, melainkan juga untuk

memberikan gambaran tentang pencapaian program-program perguruan tinggi

secara lebih menyeluruh.penilaian dalam rangka diagnosis dan  usaha perbaikan.

Kesulitan belajar mahasiswa perlu dicari sebab-sebabnya dan ditanggulangi

melalui usaha-usaha perbaikan. Kesulitan mahasiswa ini sebab-sebabnya dapat

terletak pada kurang dikuasainya secara mantap isi pelajaran tertentu dan dengan

demikian usaha perbaikannya berkisar pada pemantapan isi pelajaran itu,

sehingga penilaian berkaitan dengan penempatan sekelompok mahasiswa  yang

sering dijumpai perbedaan yang cukup tajam, hal ini kemampuan mereka

memiliki bakat dan keahlian dalam bidang tertentu. sehingga keadaan seperti itu

pengajaran ataupun pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa tersebut tidak

seyogyanya diberikan secara sama rata kepada semua mahasiswa sesuai minat

dan bakat dari masing-masing siswa.

1 Hamzah, Perencanaan Pembelajaran. PT. Bumi Akasara. Jakarta. 2009 hal 34

1

Page 2: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

Penilaian berkaitan dengan Seleksi bertujuan untuk memilih orang-orang yang

diharapkan akan mampu memanfaatkan sebesar-besarnya segenap kemudahan

(fasilitas) yang tersedia pada lembaga yang akan dimasuki. Dari segi praktis,

seleksi biasanya dihubungkan dengan jumlah tempat yang tersedia kaitannya

dengan jumlah calon yang mendaftar untuk mengisi tempat itu, sedangkan ideal

seleksi dihubungkan dengan mutu lulusan yang diharapkan penilaian berkenaan

dengan pelayanan bimbingan dan konseling.

Salah satu kegunaan hasil evaluai penilaian pendidikan ialah untuk menguji

isi kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, penilaian yang berkaitan  dengan

kelembagaan. Sering terdengar adanya penilaian, bahwa lembaga pendidikan

tidak se-produktif lembaga pendidikan yang lain  dan untuk mengetahui

memahami peranan evaluasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di perguruan

tinggi, maka dapat dikatahui adanya faktor-faktor yang dapat meningkatkan

perbaikan-perbaikan untuk kemajuan pendidikan perguruan tinggi.

B. Pembahasan

1. Pengertian dan Manfaat Evaluasi Pembelajaran

a) Pengertian

Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan evaluasi? Banyak

literatur yang memberikan pengertian tentang evaluasi ini. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian (KBBI,

1996:272). Nurgiyantoro (1988:5) menyebutkan bahwa evaluasi adalah

proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut

menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama

konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering

didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya

bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif,

pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes

hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda,

2

Page 3: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Hal

senada juga disampaikan oleh Nurgiyantoro (1988) dan Sudijono (2006).

Selain istilah evaluasi, terdapat juga istilah penilaian, pengukuran,

dan tes. Sebenarnya, apakah ketiga istilah ini mengandung pengertian

yang sama? Jawabannya tentu saja tidak. Pengukuran adalah kegiatan

yang dilakukan untuk mengukur sesuatu, misalnya suhu badan dengan

ukuran berupa termometer hasilnya 360 celcius, 380 celcius, 390 dst. Dari

contoh tersebut dapat dipahami bahwa pengukuran bersifat kuantitatif.

Penilaian berarti menilai sesuatu, sedangkan menilai adalah mengambil

keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada

ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh. Jadi penilaian

sifatnya kualitatif. Dalam contoh di atas, seseorang yang suhu badannya

adalah 360 celcius termasuk orang yang normal kesehatannya. Contoh lain

yang dapat dosbeutkan di sini adalah ketika dikatakan bahwa berat

seseorang adalah 140 kg, 140 kg adalah hasil pengukuran. Akan tetapi,

ketika hasil 140 kg sangat berat, kata sangat berat adalah penilaian. Apa

yang mmbedakan dengan evaluasi. Yang membedakannya adalah bahwa

evaluasi mencakup aspek kualitatif adan aspek kuanitatif. Dengan

demikian, berdasarkan pengertian yang telah dikemukan di atas dapat

disimpulkan bahwa evaluasi secara umum adalah suatu proses untuk

mendiagnosis kegiatan belajar dan pembelajaran.2

Term evaluasi dalam wacana keislaman tidak ditemukan padanan

yang pasti, tetapi terdapat term-term tertentu yang mengarah kepada

makna evaluasi. Term-term tersebut adalah sebagai berikut: 

a) Al-Hisab, memiliki makna mengira, menafsirkan, menghitung, dan

menganggap. (Al-Baqarah: 284)

b) Al-Bala’, memiliki makna cobaan, ujian. (Q.S. Al-Mulk: 2)

c) Al-Hukm, memiliki makna putusan atau vonis. (An-Naml: 78)2 Hamzah, Perencanaan Pembelajaran. PT. Bumi Akasara. Jakarta. 2009 hal 36

3

Page 4: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

d) Al-Qadha, memiliki arti putusan. (Q.S. Thaha: 72)

e) Al-Nazhr, memiliki makna melihat. (An-Naml: 27)

f) Al-Imtihan, memiliki arti ujian.

b) Manfaat

Dalam dunia pendidikan kususnya dunia persekolahan, evaluasi

mempunyai manfaat di tinjau dari berbagai segi:3 

a) Manfaatnya Bagi Siswa

Dengan diadakannya evaluasi, maka siswa dapat mengtahui

sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh

guru. Hasil yang diperoleh oleh siswa dari pekerjaan evaluasi ini ada

dua kemungkinan: 

1) Memuaskan

jika siswa memperoleh hasila yang memuaskan tentu

kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain.

Akibatnya, siswa akan mempunyai motifasi yang cukup besar

untuk belajar lebih giat untuk mendapat hasil yang lebih

memuskan lagi.

2) Tidak memuaskan

jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia

akan berusaha agar keadaan itu tidak terulang lagi. Maka ia

lalu belajar giat namun demikian keadaan sebaliknya akan

terjadi.4 

b) Manfaat Bagi Guru

1) Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru dapat mengetahui

siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya

karena sudah berhasil menguasai bahan, dan mengetahui siswa

yang belum berhasil menguasai bahan. 

3 Arikunto Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 1995. Hal 544 Ibid hal55

4

Page 5: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah

tepat bagi siswa sehingga tidak perlu mengadakan perubahan

untuk memberikan pengajaran di waktu yang akan datang

3) Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah

tepat atau belum.5

c) Manfaat Bagi Sekolah

1) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan dikatahia

bagaimana hasil balajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula

apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah

sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan

cermin kualitas suatu sekolah.

2) Informasi dari guru tentang tepat tidak nya kurikulum untuk

sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi

perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.

3) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ketahun

dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang

dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum.

Pemenuhan standar akan terlihat dari angka-angka yang

diperoleh siswa.6

2. Proses Evaluasi Hasil Belajar

Sering kali dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) itu aspek efaluasi hasil

belajar ini di abaikan.Hal ini berarti bahwa guru,terlalu memerhatikan saat

yang bersangkutan memberikan pelajaran saja.Perhatian penuh pada proses

pembelajaran berjalan baikseringkali membuat guru melupakan cara

merancang evaluasi hasil belajar.Efeknya, guru tersebut membuat soal ujian

menjadi seadanya atau ingatnya saja,tanpa harus memenuhi kriteria

pembuatan soal ujian yang baik dan benar.Parameter yang paling mudah

5 Arikunto Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 1995. Hal 546 Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 1999. Hal 44

5

Page 6: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

untuk mengukurnya adalah jika anda mampu menjawab pertanyaan berikut

ini:7

1. Apakah soal ujian tersebutsudah sesuai dengan sasaran belajar (sasbel).

2. Apakah memperhatikan aspek kognitif,efektif,dan psikomotorik.

Berdasarkan hal tersebut maka ketika anda membuat soal ujian atau

evaluasi hasil belajar, anda perlu memerhatikan hal – hal berikut ini :

a) Memberikan ukuran yang dipakai, seperti cara mengukur, menilai, dan

mengevaluasi sebagai kata – kata kunci yang sering di gunakan dalam

diskusi materi Evaluasi Hasil Belajar.

b) Mendiskusikan tentang fungsi penilaian untuk memperoleh pemahaman

tentang hal –hal apa saja yang dapat dinilai melalui pelaksanaan suatu

ujian, apakah sekedar memberi nilai untuk menentukan lulus tidaknya

mahasiswa atau siswa dari ujian tersebut ataukah ada tujuan – tujuan lain

yang ingin dicapai melalui ujian tersebut.

c) Melaksanakan standar penilaian ujian.

d) Merancang soal – soal ujian dalam suatu stuktur soal sedemikian rupa

sehingga jumlah maupun derajat kesukaran soal tetap relevan dengan

pencapaian sasaran belajar yang telah ditetapkan dalam Rancangan

Kegiatan Belajar Mengajar (RKBM).

e) Mengingat derajat kesukaraan soal dapat berbeda satu dengan lainnya,

masing – masing soal perlu mendapat bobot soal menurut relevansinya

dengan sasaran belajar.

f) Sesudah proses membuat, menstukturkan, dan menentukan bobot soal

maka soal – soal tersebut dapatlah disajikan melalui uijan.Setelah itu

dilakukan pengukuran dan penilaian hasil ujian.

g) Langkah terakhir adalah pengambilan keputusan atas Hasil Evaluasi

Ujian.8

7 Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 1999. Hal 46

6

Page 7: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

Memerhatikan alur pikir tersebut maka aktifitas yang

dilaksanakanadalah mendiskusikan materi bahasan secara urut, sejak, dan

persiapan sebelum ujian sampai pengambilan keputusan sesudah

ujian.Pekerjaan tersebut berturut – turut dalam pokok pembahasan di lakukan

kegiatan sebagai berikut :

a) Mengukur, menilai, dan mengevaluasi.

b) Menetapkan fungsi penilaian.

c) Merancang soal bermutu.

- Kriteria soal bermutu.

- Struktur soal.

- Bobot soal.

d) Melakukan pengukuran dan penilaian hasil ujian.

e) Melakukan pengambilan keputusan.9

3. Pengukuran,Penilaian, Dan Pengevaluasian Hasil Belajar

a) Proses mengukur dengan menggunakan alat ukur yang sama ini

dinamakan pengukuran.Maka, mengukur adalah membandingkan sesuatu

dengan ukuran tertentu dan bersilat kuantitatif.

b) Proses memilih adalah proses menilai.menilai adalah mengambil

keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran subjektif dan bersifat kualitatif.

c) Mengevaluasi adalah proses dalam mengukur dan memulai.

d) Evaluasi hasil belajar merupakan proses yang di mulai untuk menentukan

objek yang diukur, mengukurnya, mencapai hasil pengukuran,

mentransformasikan ke dalam nilai, dan mengambil keputusan lulus

tidaknya mahasiswa, efektif tidaknya guru mengajar ataupun baik

8 Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Askara. Jakarta. 2001 hal 56

9 Ibid hal 57

7

Page 8: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

buruknya interaksi antara guru dan mahasiswa dalam proses belajar

mengajar.10

4. Fungsi Ujian Sebagai Instumen Evaluasi

Ujian mempunyai tiga fungsi yaitu :

a) Fungsi mengukur.

b) Fungsi menilai.

c) Fungsi mengevaluasi.

Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila ujian tersebut memenuhi dua hal :

a) Menguji apa yang hendak diuji dan rancangan ujian harus relevan dengan

fungsi evaluasi mana yang diinginkan.

b) .terdiri atas serangkaian soal ujian yang baik.11

5. Struktur Soal Ujian

Dalam menbuat struktur soal,maka perlu membuat kisi – kisi spesifikasi

soal dengan absis adalah tingkat dua kemampuan kognitif dan ordinatnya

adalah seluruh pokok dan kuliah.Resultan dari absis dan ordinat itu akan

menunjukkan berapa jumlah soal yang harus dibuat dalam satu pokok bahasan

tertentu untuk satu tingkat kemampuan belajar.

6. Kriteria Evaluasi 

 Untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan individual mahasiswa,

dibutuhkan beberapa syarat :12

a) Soal ujian harus dibuat secara spesifik.

b) Penilaian di lakukan secara dikotomi yang berarti bahwa bobot yang

diberikan sebagai penghargaan kepada mahasiswa untuk setiap soal yang

dikerjakannya harus ekstrem mendekati atau ekstem menjauhi bobot soal

yang ditetapkan.

10 Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja Pembelajaran, Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa. Hal 45

11 Sukardi, Muhammad. 2010. Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasianalnya. Jakarta. Bumi Aksara.hal 91

12 http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/

8

Page 9: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

Penilaian dimaksud agar para guru dapat menilai beberapa hal :13

a) Membedakan secara jelas mahasiswa yang lulus dan mahasiswa yang

tidak.

b) Mengurangi daerah ketidakpastian.

Hasil penilaian ini bukan bermaksud untuk menentukan kelulusan

seorang mahasiswa melainkan menjadi masukkan bagi guru sendiri dalam

memperbaiki proses belajar mengajarnya,ataupun masukkan bagi pengambil

keputusan di tingkat jurusan ataupun fakultas untuk memperbaiki “ peraturan

dan kebijaksanaan ” lainnya.

Pengambilan keputusan harus di dasari pada satu acuan yang

jelas.Tanpa adanya acuan yang jelas maka suatu keputusan akan berubah sifat

menjadi “ kebijaksanaan ” yang tidak selalu bijaksana.

Ada dua acuan yang digunakan sabagai penilaian dalam pengambilan

keputusan :

a) Penilaian acuan patokan (PAP) (criterion reference).

b) Penilaian acuan norma (PAN) (norm reference).

Penilaian acuan patokan (PAP) tepat jika digunakan untuk menilai

mahasiswa secara individual dan memberi peluang lulus hanya bagi mereka

yang belajar efektif atau memang pintar.Disisi lain, penilaian acuan norma

(PAN) merupakan cara pengambilan keputusan dengan menggunakan norma

kelas atau norma kelompok sebagai acuan.Norma kelas atau kelompok

merupakan standar kelulusan.Norma ini tidak ditentukan sebelum ujian

terselenggara,tetapi justru sesudah ujian diadakan.Dari nilai hasil ujian

tersebut akan di dapatkan suatu kurva normal dengan rata –rata sebagai nilai

rata – rata kelas ditetapkan sebagai norma kelulusan.

Dengan PAN, jumlah kelulusan menjadi tinggi karena hasil tidak

terikat pada nilai baku yang ditentukan lebih dahulu,tetapi standar mutu

pendidikan dapat terkorbankan.

13 http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/

9

Page 10: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

Oleh karenannya, PAN sulit digunakan untuk mengevaluasi standar

mutu pendidikan.Selain itu, PAN juga kurang dapat memotivasi mahasiswa

untuk berpacu meraih prestasi tinggi, sebaliknya mahasiswa “ kurang pandai ”

atau “ sedang – sedang ”(yang biasanya jumlahnya besar) dapat memaksa

mahasiswa “ pandai ” ( yang biasanya jumlahnya kecil) untuk tidak mencoba

meraih angka tinggi sebab angka tinggi itu akan menaikan rata – rata (mean)

sehingga banyak mahasiswa yang tidak lulus.Dengan kelemahannya itu PAN

bukannya tidak bermanfaat sebagai acuan pengambilan keputusan, tetapi

penggunannya lebih tepat sebagai alat diagnostik ataupun dalam melakukan

seleksi mahasiswa karena lebih tepat menggambarkan kemampuan umum

mahasiswa dibandingkan PAP.14

7. Beberapa Konsep Yang Berkaitan Dengan Evaluasi

a) Validitas Instrumen

Hakikat validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat

mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat

tersebut.Pengertian validitas seperti yang dikutip dalam “ Buku

Encyclopedia of Educational Evaluation ” yang dikarang oleh Scarvia B.

Anderson dan kawan – kawan mengemukakan bahwa sebuah tes

dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak

diukur.Dalam bahasa Indonesia valid disebut dengan istilah sahih.

Penentuan sahih atau tidaknya suatu alat instrumen bukan ditentukan oleh

instrumen itu sendiri, melainkan ditentukan dari hasil pengetahuan atau

skor yang diperoleh dari alat instrumen itu.15

Validitas bisa terbagi menjadi validitas logis dan validitas

empiris.Masing – masing validitas tersebut terbagi lagi sebagaimana

berikut :

14 http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/15 http://www.blogger.com/feeds/4136536679910927449/posts/default

10

Page 11: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

1. Validitas logis terdiri atas :

1) Validitas isi (content validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila tes

tersebut mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan

materi atau isi pelajaran yang diberikan.Mengingat materi yang

diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga

disebut validitas kulikuler.

2) Validitas konstruksi (construct validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila

butir – butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap

aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional

Khusus.Dengan kata lain, validitas konstruksi terpenuhi jika butir

– butir soal yang digunakan untuk mengukur aspek berpikir

tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan

instruksional.

2. Validitas empiris terdiri atas :

1) Validitas “ ada sekarang ” (concurrent validity)

Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas

empiris.Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika

hasilnya sesuai dengan pengalaman.

2) Validitas prediksi (predictive validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas

ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa

yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Ruang lingkup bahasan dari validitas tes meliputi beberapa hal :16

a. Macam validitas.

b. Cara menentukan validitas tes.

c. Validitas butir atau validitas item.16 http://www.blogger.com/feeds/4136536679910927449/posts/default

11

Page 12: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

d. Aplikasi penerangan rumus – rumus para ahli dalam menentukan

validitas suatu tes.

Fungsi validitas instrimen adalah untuk menentukan kesahihan

instrumen sehingga jika instrumen tersebut digunakan untuk

mengumpulkan data atau digunakan untuk mengukur kemampuan

seseorang tidak diragukan lagi hasil yang diperoleh dari instrumen

tersebut.

b) Reliabilitas instrumen

Hakikat reliabilitas instrumen berhubungan dengan masalah

kepercayaan.Maksudnya suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai

taraf kepercayaan yang tinggi jika instrumrn tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap.Pengertian reliabilitas instrumen juga berhubungan

dengan masalah ketetapan hasil instrumen.Jika hasilnya berubah –ubah,

perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.Dalam kaitan ini

Anderson dkk menyatakan bahwa persyaratan bagi tes adalah validitas dan

reliabilitas soal.Meskipun keduanya diperlukan, tetapi validitas lebih

penting daripada reliabilitas.17 Dengan demikian, reliabilitas instrumen

dalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apasaja yang

diukurnya.

Ruang lingkup reliabilitas meliputi beberapa hal :

1. Pengertian.

2. Hal – hal yang berhubungan dengan jenis tes yang dapat

direliabilitas.

3. Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee).

17 Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Askara. Jakarta. 2001 hal 59

12

Page 13: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

4. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes atau faktor

penyelenggaraan tes yang bersifat administratif biasanya sangat

menentukan hasil tes.

Jenis –jenis reliabilitas instrumen :

1. Jenis paralel (equivalent)

Jenis paralel yaitu dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan,

tingkat kesukara dan susunan, tetapi butir – butir soalnya berbeda.

2. Jenis tes ulang (test retest method)

Jenis ini dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri

tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya

memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali.

3. Jenis belah dua atau split – half method

Menggunakan jenis ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes

dan dicobakan satu kali.

Fungsi reliabilitas instrumen terdiri atas lima hal :

a. Reliabilitas instrumen sebagian merupakan fungsi dari

panjangnya instrumen.

b. Reliabilitas sebagian merupakan fungsi dari heterogenitas

kelompok.

c. Reliabilitas suatu tes sebagian merupakan fungsi dari

kemampuan individu yang mengerjakan tes tersebut.

d. Reliabilitas untuk sebagian.

e. Reliabilitas yang baik.

8. Teknik-Teknik Evaluasi

a) Teknik-Teknik untuk Menilai Pengetahuan

13

Page 14: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

Evaluasi akhir pengajaran terhadap ketercapaian tujuan-tujuan aspek

pengetahuan (knowledge) perlu dilakukan secara terpisah. Untuk menguji

pengetahuan dapat digunakan pengujian sebagai berikut.18

a. Teknik penilaian aspek pengenalan (recognition)

Caranya, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan bentuk pilihan

berganda, yang menuntut siswa agar dapat melakukan identifikasi

tentang fakta, defenisi, dan contoh-contoh yang betul (correct

b. Teknik penilaian aspek mengingat kembali (recall)

Caranya, dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka-tertutup langsung

untuk mengungkapkan jawaban-jawaban yang unik.

c. Teknik penilaian aspek pemahaman (comprehension) Caranya, dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut identifikasi

terhadap pernyataan-pernyataan yang betul dan yang keliru, konklusi,

atau klasifikasi, dengan daftar pertanyaan matcing (menjodohkan)

yang berkenaan dengan konsep, contoh, aturan, penerapan, langkah-

langkah dan urutan dengan pertanyaan bentuk essay (open ended)

yang menghendaki uraian, perumusan kemnbali dengan kata-kata

sendiri dan contoh-contoh.

b) Teknik Evaluasi Akhir Pengajaran

Teknik-teknik evaluasi dilaksanakan pada akhir pengajaran yang

mencakup evaluasi terhadap perilaku keterampilan (skilled performance)

dan evaluasi terhadap aspek pengetahuan (knowledge). Perilaku

keterampilan meliputi keterampilan kognitif, afektif, psikomotorik,

reaktif, serta interaktif. Pengetahuan meliputi aspek-aspek pengenalan

(recognition), ingatan (recall), dan pemahaman (comprehension).

9. Macam- macam Metode Evaluasi pembelajaran

1. Formatif

18 Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Askara. Jakarta. 2001 hal 58

14

Page 15: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir

pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan

sebagaimana yang direncanakan. Winkel menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama

proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru

memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai.

Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement of the

strengths and weakness of instruction in its developing stages, for purpose

of revising the instruction to improve its effectiveness and appeal.

Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh

siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut.

Wiersma menyatakan formative testing is done to monitor student

progress over period of time. Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa

dalam evaluasi ini adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan

dalam rumusan tujuan (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK yang

akan dicapai pada setiap pembahasan suatu pokok bahasan, dirumuskan

dengan mengacu pada tingkat kematangan siswa. Artinya TIK dirumuskan

dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan yang

wajar yang diperkiran masih sangat mungkin dijangkau/ dikuasai dengan

kemampuan yang dimiliki siswa.

Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui

seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil

evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan

siapa yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan-

tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa

yang belum berhasil maka akan diberikan remedial, yaitu bantuan khusus

yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu

pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan

15

Page 16: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

melanjutkan pada topik berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki

kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan

yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah dibahas.

2. Sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir

satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok

bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik

telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel

mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir

suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit

pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai

pembahasan suatu bidang studi.

3. Diagnostik

Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk

mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada

siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik

dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama

proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap

calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan

untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang

harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk

mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai

dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini agar siswa

tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi

diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas seluruh

materi yang telah dipelajarinya.19

19 Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Askara. Jakarta.

2001 hal 61

16

Page 17: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

10. Penilaian Program Dan Perbaikan Pembelajaran

1. Prosedur Pelaksanaan

Di dalam pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran yang di rencanakan

menggunakan 3 Siklus, dimana Siklus I (pertama), Siklus II (kedua), dan

Siklus III (ketiga) akan membahas KD kemampuan memahami cara

tumbuhan hijau membuat makanan dan mengidentifikasi cara tumbuhan

hijau membuat makanan, selama 3 X pertemuan.

Selama melakukan kegiatan perbaikan ini setiap akhir pertemuan akan

diadakan tes, yang hasilnya akan digunakan untuk mengukur seberapa

besar hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran

secara rinci, hasil pelaksanaan kegiatan Perbaikan Pembelajaran ini akan

diuraikan sesuai dengan urutan Siklus yang telah direncanakan.

2. Hasil Perbaikan20

a. Siklus I (pertama)

1) Perencanaan

Identifikasi masalah dan penerapan alternative pemecahan

masalah.

Mempersiapkan konsep materi yang akan dijadikan bahan

pembelajaran yaitu :

- Kompetensi Dasar kemampuan memahami cara tumbuhan

hijau membuat makanan dan mengidentifikasi cara

tumbuhan hijau membuat makanan.

Melaksanakan konsultasi dengan kepala sekolah dan guru

teman sejawat tentang akan diadakan pelaksanaan Perbaikan

pembelajaran.

Menentukan skenario pembelajaran dengan metode berpariasi.

20 Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja Pembelajaran,

Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa. Hal 49

17

Page 18: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

Mempersipakan sumber, bahan, dan alat bantu yang

diperlukan.

Mempersiapkan soal-soal yang dijadikan bahan evaluasi.

Pengembangan program tindakan I (pertama).21

2) Tindakan

Di dalam perlakuan Siklus I (pertama) tindakan yang dilakukan

adalah :

- Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario

pembelajaran.

- Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber.

- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang

terdapat pada buku sumber.

- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang

dipelajari.

- Siswa berdiskusi membahas materi yang sudah dipersipakan oleh

guru dan dilanjutkan dengan pemberian tugas oleh guru kepada

siswa.

3) Pengamatan

Untuk pengamatannya dari kegiatan Siklus I (pertama) adalah :

- Melakukan proses pelaksanaan tindakan.

- Menilai hasil pekerjaan siswa yang diberikan oleh guru.

4) Refleksi

Sedangkan refleksinya meliputi :

- Evaluasi tindakan yang telah dilakukan sebagai evaluasi mutu,

jumlah, dan waktu dari setiap macam tindakan.

21 Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja Pembelajaran,

Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa. Hal 49

18

Page 19: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

- Pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario

pembelajaran dan lembar kerja siswa.

- Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang

dijadikan acuan lanjutan pada Siklus berikutnya.

5) Siklus II (kedua)

a) Perencanaan, pelaksanaannya meliputi :

- Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I (pertama)

dan belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan

masalah.

- Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.

- Melaksanakan tindakan baru.

- Pengembangan program tindakan II (kedua).

b) Tindakan

Tindakan yang diambil dalam Siklus II (kedua) meliputi

pelaksanaan program tindakan II (kedua) yang mengacu pada

indentifikasi masalah yang muncul pada Siklus I (pertama),

sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah

ditentukan, antara lain melalui :

- Guru melakukan apersepsi

- Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas

dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran

- Membahas materi pembelajaran dengan tanya jawab dan

memberkan contoh

- Melaksanakan evaluasi

- Menyimpulkan materi pelajaran

- Memberikan pekerjaan rumah (PR)

c) Pengamatan

Sebagai keberlanjutannya maka perlu adanya pengamatan yang

meliputi :

19

Page 20: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

- Observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan

mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama

pelaksanaan tindakan kelas berlangsung.

- Memberikan penilaian hasil tindakan sesuai dengan format

yang sudah dikembangkan.

d) Refleksi

Sebagai refleksi dari pelaksanaan Siklus II (kedua), maka perlu

melakukan :

- Evaluasi terhadap tindakan Siklus II (kedua) berdasarkan

data yang terkumpul.

- Pembahasan hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran

Siklus II.

- Perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil

evaluasi yang digunakan untuk rencana Siklus berikutnya.

- Evaluasi tindakan II (kedua).

6) Siklus III (ketiga)

1. Perencanaan :

- Identifikasi masalah yang muncul pada Siklus III (ketiga) dan

belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

- Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.

- Melaksanakan tindakan baru.

- Pengemabngan program tindakan III (ketiga)

2. Tindakan

Dalam perlakuan tindakan pelaksanaan program tindakan III

(ketiga) yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada

Siklus II (kedua), sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang

sudah ditentukan melalui :

- Guru melakukan apersepsi.

- Melaksanakan evaluasi.

20

Page 21: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

- Menyimpulkan materi pelajaran.

- Memberikan pekerjaan rumah (PR).

3. Pengamatan

Dalam pengamatan yang dilakukan adalah :

- Proses pelaksanaan tindakan.

- Memberikan penilaian hasil tindakan sesuai dengan format yang

sudah dikembangkan.22

4. Refleksi

Dari keseluruhan Siklus penelitia yang sudah dilaksanakan ternyata

dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kemudian untuk

memaksimalkannya maka diperlukan penambahan tindakan kepada

siswa seperti memberikan perhatiankepada siswa yang tidak aktif.

Sementara itu pelaksanaan Siklus III (ketiga) berpedoman pada

rencana pembelajaran Siklus II (kedua) yang telah dibuat.

Pengamatan terhadap siswa juga mengalami kemajuan dari pada

Siklus II (kedua). Pada Siklus III (ketiga) mencapai nilai rata-rata

83,90 atau 91,30%. Sehingga dapat dikatakan dalam katagori sangat

baik.23

C. Kesimpulan

Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan

penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat

22 Hasan, Hamid, 2008, Evaluaasi Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Hal 9023 Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja

Pembelajaran, Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa. Hal 60

21

Page 22: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

dalam merancang suatu sistem pengajaran pendidikan. Rumusan itu mempunyai

tiga implikasi.

Evaluasi pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan

pendidikan.untuk membatasi masalah, maka dalam buku ini hanya akan

dibicarakan penilaian di sekolah.

Menurut Mitchell monitoring difokuskan pada penggambaran perubahan kondisi

yang terjadi dan menjelaskan hubungan sebab akibat yang terjadi. Manakala

kemudian dilakukan asesmen terhadap efektifitas, efisiensi, dan keseimbangan

pihak-pihak yang dilibatkan dalam proses perubahan yang diharapkan, maka

komponen evaluasi akan masuk didalamnya.

22

Page 23: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Perencanaan Pembelajaran. PT. Bumi Akasara. Jakarta. 2009

Arikunto Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 1995.

Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 1999.

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi

Askara. Jakarta. 2001

Sukardi, Muhammad. 2010. Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasianalnya.

Jakarta. Bumi Aksara.

Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja

Pembelajaran, Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa.

Hasan, Hamid, 2008, Evaluaasi Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/

http://www.blogger.com/feeds/4136536679910927449/posts/default

23

Page 24: Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

MAKALAHMAKALAHEVALUASI PAIEVALUASI PAI

Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

DISUSUN OLEH :Lindriani

212 302 0271

DOSEN PEMBIMBING :Dr. Suhirman, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIIAIN (BENGKULU)IAIN (BENGKULU)

20132013

24