ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG...

118
ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG TIGA JAYA KECAMATAN TULUNG SELAPAN KABUPATEN OGAN KOMRING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperole hgelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh: RODI HANEDI NIM: 108054000010 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2014 M

Transcript of ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG...

Page 1: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG

TIGA JAYA KECAMATAN TULUNG SELAPAN

KABUPATEN OGAN KOMRING ILIR PROVINSI

SUMATERA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperole hgelar

Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

RODI HANEDI

NIM: 108054000010

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2014 M

Page 2: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat
Page 3: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat
Page 4: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat
Page 5: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

i

ABSTRAK

NAMA: RODY HANEDY

NIM: 108054000010

JUDUL: Etos Kerja Masyarakat Pesisir DI Desa Simpang Tiga Jaya Kecamatan

Tulung Selapan Kabupatyen Ogan Komring Ilir Provinsi Sumatra Selatan.

Sebagai Negara maritime Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di

dunia. Kawasan inilah yang disebut kawasan pesisir yang memiliki potensi dan

sumber daya alam yang berlimpah. Walaupun wilayah pesisir dihuni oleh banyak

orang yang gagal memanfaatkannya. Maka wilayah pesisir sering dikatakan

sebagai kantung-kantung kemiskinan yang strurtural dan potensial.khususnya di

desa simpang tiga jaya terjadinya kesenjangan perekonomian, sebagaimana yang

kita ketahui bahwasanya potensi kelautan Indonesia sangat beragam dan

melimpah. Namun mengapa justru para penduduk pantai khususnya petani dan

nelayan tradisioanal justru terlilit masalah kemiskinan.

Mayoritas masyarakat kita adalah islam, dan dalam konteks ini peran

agama menjadi sangat penting, terutama dalam kaitannya membentuk Etos Kerja

produktif dan mandiri. Penelitian ini dilakukan di Pesisir pantai Desa Simpang

Tija Jaya. Kabupaten Ogan Komring Ilir Sumatra Selatan. Dan perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Etos Kerja Masyarakar pesisir di

desa simpang tiga jaya ? serta bagaimana keterkaitan Etos Kerja yang sudah

dimiliki masyarakat pesisir pantai simpang tiga jaya dengan peningkatan

kesejahteraan mereka.

Penelitian ini menggunakan paradigm kuantitatif. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah survai, adapun desain yang digunakan

dalam penelitian adalah metode deskriftif analitis. Yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah penduduk sekitar pesisir desa simpang tiga jaya. Adapun

semple dilakukan dengan cara mengundi unit-unit populasi, sehinngga didapat

hasil hitungan bahwa semple yang diambil 100 responden. Hasil dari pengolahan

data menggambarkan bahwa etoas kerja masyarakat pesisir di desa simpang tiga

jaya dengan upaya peningkatan kesejahteraan sosial memiliki hubungan

signifikan.

Page 6: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmaanirahiim

Alhamdulillahllahirabbilalamiin atas berkat rahmat Allah SWT, Tuhan

semesta alam yang selalu memberikan limpahan karunia kepada hambanya.

Skripsi yang berjudul “”Etos Kerja Masyarakat Pesisir di Desa Simpang Tiga

Jaya, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komring Ilir Provinsi

Sumatera selatan” ini telah berhasil penulis rakumangkan. Guna mendapatkan

gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam tak lupa selalu penulis curahkan kepada baginda

Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umat yang selalu setia

pada syafaatnya hingga akhir zaman. Terima kasih penulis hanturkan kepada

semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini. Atas bantuan

baik itu berupa dukungan, tenaga maupun waktu dan materi. Tiada kata-kata yang

bisa mengugkapkan rasa terima kasih penulis selain ’Jazakumullah Khairaa

Katsira” semoga kebaikan dari semua pihak dibalas Allah dengan berlipat ganda.

Adapun pihak-pihak yang berjasa penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

mendalam kepada :

1. Bapak Dr. Arif subhan M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasih UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Wati Nilamsari, M.Si. selaku KETUA jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam.

3. Bapak M. Hudri, M.A. selaku Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam.

4. Ibu Nurul Hidayati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi petunjuk dan nasehat

pada penulis dengan ikhlas yang penuh didih kasih demi keberhasilan penulis.

Page 7: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

iii

5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi terutama

untuk jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang telah memberikan

kotribusi, selama penulis menjadi mahasiswa.

6. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah dan

Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmul Komunikasi yang telah

menyediakan buku dan fasilitas Wifi untuk mendapatkan referensi dan

memperkaya skripsi ini.

7. Keluarga Tercinta, Ayahanda Muhammad Damiri Afendi dan Ibunda Jamila

beserta adik-adikku Rizal Afendi, Mardina, Rosaldi Bagus Santoso yang

selalu setia memberikan dukungan kepada penulis baik secara moril dan

materil, serta kasih sayang yang besar sehingga penuh dapat menyelesaikan

study ini dengan baik dan lancar.

8. Sahabat-sahabatku terimah kasih yang selalu meberikan dukungan baik suka

dan duka dan kebersamaan selama penulis menggarap skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan mahasiswa (Pengembangan Masyarakat Islam)

angkatan 2008

Terima kasih dengan tulus untuk semuanya,penulis hanya bisa berdo’a

semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan study di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dibalas oleh Allah

SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca padaumumnya.

Jakarta, 30 September 2014

Penulis

Page 8: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIBIMBING

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR. ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL. ............................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN. .....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.

A. Latar Belakang. ............................................................................... 1

B. Batasan Masalah. .............................................................................. 6

C. Rumusan Masalah. ........................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian. ............................................................................. 7

E. Manfaat Penelitian. .......................................................................... 8

F. Metodologi Penulisan ....................................................................... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Etos Kerja .......................................................................................... 10

1. Pengertian Etos Kerja. ................................................................... 10

2. Terbentuknya Etos Kerja Islami. ................................................... 12

3. Indikasi-indikasi Orang Beretos Kerja Tinggi................................ 15

Page 9: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

v

4. Faktor yang Mempengaruhi E.tos Kerja Tinggi ............................. 16

5. Karacteristik Etos Kerja dalam Islam. ........................................... 18

B. Masyarakat Pesisir ............................................................................. 21

1. Pengertian Masyarakat Pesisir ....................................................... 21

2. Karacteristik Masyaakat Pesisir ..................................................... 27

3. Sistim Kekerabatan Mayarakat Nelayan ......................................... 29

4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. ................................ 32

5. Gaya Hidup Nelayan ..................................................................... 36

6. Strategi Pemberdayaan Nelayan. .................................................... 36

7. Perspektif Nelayan Terhadap Pendidikan Dini. .............................. 39

BAB III METODOLOGI PRNELITIAN.

A. Metodologi Penelitian. ..................................................................... 42

B. Lokasi dan Jadwal Penelitian. ........................................................... 43

C. Populasi dan Sampel......................................................................... 43

D. Variabel.. .......................................................................................... 44

E. Tekhnik Pengumpulan Data. .............................................................. 44

1. Observasi.. .................................................................................. 45

2. Dokumentasi............................................................................... 46

3. Wawancara. ................................................................................ 46

4. Angket. ....................................................................................... 47

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... .... 52

Page 10: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

vi

BAB IV HASIL DAN KESIMPULAN

A. Gambaran Umum Desa Simpang Tiga Jaya. .................................... 54

B. Deskriptip Data Responden Penelitian. ............................................ 57

C. Deskripsi Data. ................................................................................ 58

D. Hasil Penelitian. .............................................................................. 59

BAB V KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan. ...................................................................................... 76

B. Saran . ............................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA. ...................................................................................... 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai Negara maritim, Indonesia memiliki pantai terpanjang di dunia,

dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, dari 67.439 desa di Indonesia kurang

lebih 9.261 desa dikatagorikan sebagai desa pesisir. Yang sebagian besar

penduduknya miskin.1

Sebagai daerah peralihan antara daratan dan lautan, kawasan pesisir

merupakan kawasan yang unik ditinjau dari karakteristiknya ekososio-sistemnya,

yakni: (a) kawasan pesisir merupakan multiple-use zona yang memiliki

keanekaragaman hayati yang tinggi, dan memiliki open access untuk semua yang

berkepentingan, (b) beberapa habitat di kawasan pesisir menpunyai atribut

ekologis” (spesies endemic, spesies langka dll) dan ”proses-proses ekologis”

(daerah pemijahan, daerah asuhan, alur migrasi biodata dll) yang menentukan

daya dukungan kawasan pesisir dalam menunjang pembangunan yang

berkelanjutan, dan (c) seluruh limbah dan sediment yang berasal dari daratan

(kawasan hulu) akan mengalir dan terakumulasi di kawasan pesisir.2

Jika ditinjau dari fungsinya, ekosistem pesisir memiliki empat fungsi utama

bagi kehidupan manusia, yaitu:

1) Sebagai penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan.

Sebagai penyedia jasa-jasa kenyamanan

1Kusnadi, Konflik Sosial Nelayan, (Yogyakarta: LKIS, 2006),h-1

2 Budi Wahyu Setiawan, Interaksi Daratan dan Lautan, (Jakarta: LIPI, 2004),h-29

Page 12: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

2

3 Sebagai penyedia sumber daya alam

4 Sebagai penerima atau penyerap limbah

Sebagai pendukung eksistensi kehidupan manusia. Wilayah pesisir

menyediakan jasa-jasa pendukung kehidupan seperti udara yang sangat segar, air

yang bersih dan juga ruang bagi barbagai kegiatan manusia.3

Bank dunia memper hitungkan bahwa 108,78 juta orang atau 49% dari total

penduduk Indonesia dalam kondisi miskin dan rentan menjadi miskin. Kalangan

tersebut hidup hanya kurang dari 2 dollar AS atau sekitar Rp. 19.000,– per hari.

Badan Pusat Statistik (BPS) dengan perhitungan yang agak berbeda dari Bank

dunia, mengumumkan angka kemiskinan di Indonesia “hanya” sebesar 34,96 juta

orang (15,42%). Angka tersebut diperoleh berdasarkan ukuran garis kemiskinan

ditetapkan sebesar 1,55 dollar AS. Namun, terlepas dari perbedaan angka-angka

tersebut, yang terpenting bagi kita adalah bukan memperdebatkan masalah

banyaknya jumlah orang miskin di Indonesia, tapi bagaimana menemukan solusi

untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut.

Dengan potensi yang demikian besar, kesejahteraan nelayan justru sangat

minim dan identik dengan kemiskinan. Sebagian besar (63,47%) penduduk miskin

di Indonesia berada di daerah pesisir dan pedesaan. Data statistik menunjukan

bahwa upah riil harian yang diterima seorang buruh tani (termasuk buruh nelayan)

hanya sebesar Rp. 30.449,- per hari. Jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan

upah nominal harian seorang buruh bangunan biasa (tukang bukan mandor) Rp.

48.301,- per hari. Hal ini perlu menjadi perhatian mengingat ada keterkaitan erat

antara kemiskinan dan pengelolaan wilayah pesisir.

3Ibid., h, 27

Page 13: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

3

Tekanan terhadap sumber daya pesisir sering diperberat oleh tingginya

angka kemiskinan di wilayah tersebut. Kemiskinan sering pula memicu sebuah

lingkaran setan karena penduduk yang miskin sering menjadi sebab rusaknya

lingkungan pesisir, namun penduduk miskin pulalah yang akan menanggung

dampak dari kerusakan lingkungan. Dengan kondisi tersebut, tidak mengherankan

jika praktik perikanan yang merusak masih sering terjadi di wilayah pesisir.

Pendapatan mereka dari kegiatan pengeboman dan penangkapan ikan karang

dengan cyanide masih jauh lebih besar dari pendapatan mereka sebagai nelayan.

Dengan besarnya perbedaan pendapatan tersebut di atas, sulit untuk mengatasi

masalah kerusakan ekosistem pesisir tanpa memecahkan masalah kemiskinan

yang terjadi di wilayah pesisir itu sendiri.

Wilayah pesisir sebagai suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan

merupakan sumber daya pontensial di Indonesia. Wilayah ini merupakan kawasan

yang mempunyai karakteristik dan problem yang unik dan kompleks. Unik secara

ekonomi karena berkontribusi penting sebagi sarana pelabuhan dan bisnis

komersial lainnya, yang dapat menghasilkan banyak keuntungan financial. Karena

itu tidaklah mengherankan jika wilayah pesisir dihuni oleh oleh lebih dari

setengah penduduk dunia.4

Berdasarkan pada potensi wilayah tersebut, sumber daya kelautan akan

menjadi tumpuan harapan bangsa di masa depan. Di dalam wilayah laut dan

pesisir tersebut terkandung sejumlah potensi pembangunan yang besar dan

beragam, antara lain sumber daya bisa diperbaharui, sumber daya yang tidak bisa

4 Burhanudin Safari, dkk, Kewirausahaan Pemuda Bahari, (Jakarta: Deputi Bidang

Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga Republik Indonesia, 2006), h-13

Page 14: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

4

diperbaharui, environmental service, dan lagi temuan benda-benda berharga asal

muatan kapal yang tenggelam dibawah permukaan laut yang memiliki nilai

ekonomi dan sejarah yang tinggi.5

Mereka yang menghuni wilayah pesisir disebut sebagai masyarakat pesisir.

Masyarakat pesisir diartikan sebagai kelompok orang yang bermukin di wilayah

pesisir, mempunyai mata pencaharian dari sumber daya alam dan jasa-jasa

lingkungan pesisir dan laut, misalnya nelayan, penbudidaya ikan atau udang,

pedagang, pengelola ikan, pemilik atau pekerja perusahaan perhubungan laut,

pemilik galangan kapal dan coastal dan engineering.6

Walaupun wilayah pesisir dihuni oleh banyak orang serta memiliki potensi

yang sangat besar, namun tidak sedikit orang gagal memanfaatkannya. Sebagai

contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat miskin dengan

tingkat pendapatan rendah, posisi tawar mereka sangat rendah dan permasalahan

hidup lainnya.7

Oleh karena banyak orang yang gagal memanfaatkan wilayah pesisir maka

wilayah pesisir sering dikatakan sebagai kantong-kantong kemiskinan struktural

yang pontesial. Pada dasarnya pengelolaan sosial dalam masyarakat nelayan dapat

ditinjau dari tiga sudut pandang. Pertama, dari segi penguasaan alat-alat produksi

atau peralatan tangkap, struktur masyarakat nelayan terbagi dalam katagori

nelayan pemilik (alat produksi) dan nelayan buruh. Dalam kegiatan produksi

nelayan buruh hanya menyumbangkan jasa tenaganya dan memperoleh hak-hak

5Moh. Ali Azis, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi

Aksara, 2005),h-133 6 Burhanudin Safari, dkk, h-14

7Ibid., h-14

Page 15: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

5

yang sangat terbatas. Kedua, ditinjau dari tingkat skala investasi modal usahanya,

struktur masyarakat nelayan terbagi dalam katagori nelayan besar dan nelayan

kecil. Disebut nelayan besar karena jumlah modal yang diinvestasikan dalam

usaha perikanan relatif banyak, sedangkan pada nelayan kecil justru sebaliknya.

Ketiga dipandang dari tingkat teknologi peralatan tangkap yang digunakan,

masyarakat nalayan modern reltif kecil dibandingkan nelayan tradisional.8

Dalam masa-masa sepi penghasilan, biasanya para istri dan anak-anak

nelayan, harus berjuang keras ikut mencari nafkah dengan melakukan segala

pekerjaan yang mendatangkan penghasilan. Demikan juga ketika sedang tidak

melaut, nelayan buruh dapat berkerja apa saja di daratan untuk memperoleh

penghasilan sehingga kelangsungan hidup rumah tangganya dapat dijamin. Seperti

bekerja di tambak udang atau ikan, itu salah satu artenatif jalan keluar jika

datangnya musin para pelaut anjelok. Akan tetapi, sejauh mana peluang-peluang

kerja tersebut bisa di peroleh anggota-anggota rumah tangga nelayan buruh sangat

ditentukan juga oleh karakteristik struktur sumber ekonomi desa setempat.9

Oleh sebab itu keadaan seperti ini akan mengakibatkan keadaan mereka

manjadi terpuruk. Sebagi mana yang dikatakan oleh Yusuf Solichien

Martadiningrat ketua Umum DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI)

di Medan, Sumatera Utara, belum lama ini, data yang ia miliki menyatakan bahwa

sedikitnya 14,58 juta atau sekitar 92% dari 16,2 juta nelayan di Indonesia hidup di

bawah garis kemiskinan.10

8 Kusnadi, Komflik Sosial Nelayan, (Yogyakarta : LKIS, 2006), h-9

9Ibid., h-7

10 http://www.menkokesra.go.id/content/view/9794/39/

Page 16: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

6

Begitu pula dengan yang terjadi pada masyarakat pantai pesisir di desa

simpang tiga jaya yang mayoritas di desa ini adalah nelayan, setelah peneliti

mengamati adanya kesenjangan sosial yang terjadi pada masyarakat tersebut.

Maka dari itu penulis ingin mengetahui lebih dalam faktor yang menjadikan desa

ini mengalami kesenjangan sosial khususnya dalam hal kesejahteraan dalam

bidang ekonomi sehari-hari.

Atas dasar hal-hal yang telah dibahas maka sepertinya menjadi penting bagi

kita untuk mengetahui atau mempelajari sudahkah etos kerja diterapkan oleh

masyarakat dalam meningkatkan taraf kesejahteraannya, yang khususnya dalam

hal ini adalah masyarakat pantai pesisir di desa Simpang Tiga Jaya.

Hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti lebih jauh bagaimana

etos kerja yang diterapkan oleh masyarakat pesisir desa Simpang Tiga Jaya serta

bagaimana kaitannya dengan peningkatan taraf kesejahteraannya. Untuk penulis

memilih judul ”Etos Kerja Masyarakat Pesisir di Desa Simpang Tiga Jaya,

Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komring Ilir Provinsi

Sumatera selatan”.

B. Batasan Masalah

Agar masalah penelitian ini tidak terlalu luas maka peneliti memberikan

batasan masalah:

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Etos kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebiasaan kerja

atau cara kerja yang dilakukan oleh masyarakat pesisir di desa simpang

tiga jaya.

Page 17: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

7

2. Kesejahteraan ekonomi yaitu terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang

mendasar pada setiap masyarakat yang tinggal di desa simpang tiga

jaya. Kebutuhan-kebutuhan yang dapat menunjang kehidupan

masyarakat menjadi lebih mudah seperti pendidikan dan lembaga

swadaya masyarakat yang turut menunjang dan andil untuk mencapai

kesejahteraan suatu daerah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang dijelaskan, maka rumusan masalah

pada penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana etos kerja masyarakat Desa Simpang Tiga Jaya?

2. Apakah etos kerja yang dimiliki masyarakat Desa Simpang Tiga Jaya

dapat memperbaiki kesenjangan sosial yang terjadi di desa tersebut?

3. Apa faktor penyebab yang mempengaruhi etos kerja masyarakat Desa

Simpang Tiga Jaya?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui etos kerja yang dimiliki masyarakat desa simpang

tiga jaya.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana etos kerja yang dimiliki

oleh masyarakat Desa Simpang Tiga Jaya.

3. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi etos kerja

masyarakat Desa Simpang Tiga Jaya

Page 18: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

8

E. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan bagi universitas

yang membidangin ilmu sosial, khususnya jurusan pengembang masyarakat,

dalam rangka menciptakan program pendidikan, kurikulum, serta network

untuk pendidikan.

2. Penelitian ini agar diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan dan

pengaruh, baik bagi para pembacanya maupun bagi para praktisi

pengembangan masyarakat, khususnya yang membidangi ilmu sosial.

3. Penelitian ini ddiharapkan dalap memberikan informasi dan bahan masukan

bagi lembaga-lembaga khususnya yang berada di desa simpang jaya agar

lebih meningkatkan lagi sumber daya masyarakat untuk tercapainya

perekonomian yang lebih baik.

F. Metodologi Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis yaitu menganalisa data yang diperoleh dari hasil penelitian

berupa data dan informasi yang berkaitan dengan tema yang diteliti.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui etos kerja yang dimiliki

masyarakat Desa Simpang Tiga Jaya. Maka untuk mengetahui lebih dalam etos

kerja yang dimiliki masyarakat Desa Simpang Tiga Jaya peneliti mempersiapkan

angket yang akan disebarkan kepada sampel yang telah dipilih secara random atau

acak dari banyaknya populasi yang ada di Desa Simpang Tiga Jaya. Adapun

jumlah sampel yang diambil 10-15% dari jumlah populasi. Dengan cara

Page 19: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

9

pengamatan dan menggunakan data dokumentasi, wawancara kepada beberapa

pihak yang terpilih untuk memperkuat analisa peneliti dan upaya melengkapi

data-data akurat yang terkait dengan penelitian ini.

Page 20: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Etos Kerja

1. Pengertian Etos kerja

1.1. Pengertian Etos

Etos bersal dari bahasa yunani (ethos) yang memberikan arti sikap,

kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu.Etos dibentuk oleh

berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta system nilai yang diyakini.11

Menurut Nurcholis Madjid, etos berasal dari bahasa yunani (ethos), artinya

watak atau karakter. Secara etos adalah karakter dan sikap, kebiasaan serta

kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus tentang seorang individu atau

sekelompok manusia.12

Sedangkan menurut Geertz, etos suatu bangsa adalah sifat, watak, kualitas

kehidupan mereka, moral, gaya, estetis, dan suasana-suasana hati mereka. Etos

adalah sikap mendasar terhadap dari mereka dan terhadap dunia mereka yang

direfleksikan dalam kehidupan.13

Berdasarkan defenisi etos diatas maka peneliti mendefinisikan etos sebagai

sikap atau pola prilaku seseorang terhadap sesuatu.

11 K. H. Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerji, (Jakarta: Gema Insani, 2002), h. 15

12 Ibid., h.26

13 Kusnadi, JaminaSosial Nelayan, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara,2007), h.102

10

Page 21: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

11

Teori Weber tertarik untuk membahas masalah manusia yang dibentuk oleh

budaya di sekitarnya, khususnya agama. Weber tertarik untuk mengkaji pengaruh

agama, pada saat itu adalah protestanisme yang mempengaruhi munculnya

kapitalisme modern di Eropa. Pertanyaan yang diajukan oleh Weber adalah

mengapa beberapa negara di Eropa dan Eropa mengalami kemajuan yang pesat di

bawah system kapitalisme. Setelah itu, Weber melakukan analisis dan mencapai

kesimpulan bahwa salah satu penyebabnya adalah Etika Protestan.

Kepercayaan atau etika protestan menyatakan bahwa hal yang menentukan

apakah mereka masuk surge atau masuki neraka adalah keberhasilan kerjanya

selama di dunia. Apabila dia melakukan karya yang bermanfaat luas maka dapat

dipastikan bahwa dia akan mendapatkan surga setelah mati. Semangat inilah yang

membuat orang protestan melakukan kerja dengan sepenuh hati dan etos kerja

yang tinggi. Dengan demikian, seluruh pekerjaan yang dilakukan akan serta-merta

menghasilkan surga dan agregat semangat individual inilah yang memunculkan

kapitalisme di Eropa dan Amerika.

Hasil penelitian Weber ini merupakan penelitian pertama yang

menghubungkan antara agama dan pertumbuhan ekonomi. Dan jika diperluas,

maka agama bisa menjadi sebuah kebudayaan dan hal ini kemudian merangsang

penelitian mengenai bagaimana hubungan antara kebudayaan dan pertumbuhan

ekonomi. Selanjutnya, istilah Etika Protestan ini menginspirasi Robert Bellah

yang menulis tentang agma Tokugawa yang ada di Jepang dan pengaruhnya

terhadap pertumbuhan ekonomi di Jepang, hal itu bisa dilihat bagaimana tingginya

pertumbuhan ekonomi di Jepang. Hal ini tentu saja relevan jika diterapkan

Page 22: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

12

diIndonesia, bahwa semangat agama di Indonesia dapat mendukung, mendorong

pertumbuhan ekonomi di Indonesia.14

1.2. Pengertian Kerja

Ada pun kerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB) kegiatan

melakukan sesuatu yang dilakukan (diperbuat) yang dilakukan untuk mencari

nafkah atau mata pencaharian.15

Dalam buku Membudayakan Etos Kerja Islami, makna bekerja bagi seorang

muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh

aset, pikir, dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakan arti dirinya

sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya

sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dengan kata lain dapat juga kita

katakana bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.16

Berdasarkan definisi kerja diatas, maka peneliti mendefinisikan kerja

sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan mengarahkan tenaga, pikiran, dan

kemampuannya untuk mencapai suatu tujuan.

1.3. Pengertian Etos Kerja

Etos kerja, menurut Mochtar Buchori dapat diartikan sebagai sikap dan

pandangan terhadapat kerja, kebiasaan kerja, ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai

cara kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa.

Sedangkan dalam buku Dakwah Penberdayaan Masyarakat, etos kerja pada

hakikatnya dibentuk dan dipengaruhi oleh sistem nilai-nilai yang dianut oleh

14

http://febasfi.blogspot.com/2013/05/teori-modernisasi-max-weber-etika. 15

Hoetomo, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), h.266 16

K. H. Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, Jakarta : Gema Insan,2002. ,h.25

Page 23: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

13

seseorang dalam bekerja kemudian membentuk semangat yang membedakanya,

antara yang satu dan yang lain.17

Dengan demikian etos kerja Islam merupakan refleksi pribadi seorang

khalifah yang berkerja dengan bertumpu pada kemampuan konseptual yang

dimilikinya, bersifat kreatif dan inovatif.18

2. Terbentuknya Etos Kerja Islami

Manusia bukan entitas homogeny, melainkan suatu realitas heterogen yang

tidak jarang merupakan carut-marut yang tak teratur. Menurut Hanna Djumhana

Bastaman (seorang psikolog yang serius mengkaji keterkaitan psikologi dengan

Islam) ciri manusia antara lain: ia merupakan kesatuan dari empat dimensi, yakni:

fisik-biologis, mental-psikis, sosio-kultural, dan spiritual. Sehingga untuk

memahami tingkah laku seseorang perlu dipertimbangkan perasaan, keinginan,

harapan dan aspirasinya.

Sehingga penelitian dan pembahasan cara terbentuknya etos kerja manusia

tidak boleh mengabaikan kenyataan-kenyataan seperti yang diungakap di atas.

Salah satu karakteristik yang melekat pada etos kerja manusia, ia merupakan

pancaran dari sikap hidup mendasar pemiliknya terhadap kerja. Dikarenakan latar

belakang keyakinan dan motivasi berlainan, maka cara terbentuknya etos kerja

yang tidak bersangkut paut agama (non agama) dengan sendirinya mengandung

perbedaan dengan cara terbentuknya etos kerja yang berbasis ajaran agama, dalam

hal ini etos kerja islami. Tentang bagaimana etos kerja dapat diaktualisasiakan

17

Moh. Ali Azis, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi

Aksara, 2005), h.35 18

Ibid., h.35

Page 24: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

14

dalam kehidupan manusia yang bersifat dinamis, majemuk, berubah-ubah, dan

antara satu dengan lainya mempunyai latar belakang, kondisi sosial dan

lingkungan yang berbeda. Perubahan sosial ekonomi seseorang dalam hal ini juga

dapat mempengaruhi etos kerjanya. Disamping terpengaruh oleh faktor eksternal

yang amat beraneka ragam, meliputi faktor fisik, lingkungan, pendidikan dan

latihan, ekonomi dan imbalan, Ternyata etos kerja juga sangat dipengaruhi oleh

faktor internal bersifat psikis yang begitu dinamis dan bagian diantaranya

merupakan dorongan alamiah seperti basic need dengan berbagai habatannya.

Ringkasnya, etos kerja seseorang tidak teruntuk oleh hanya satu dua variabel.

Proses terbentuknya etos kerja (termasuk etos kerja Islami) seiring dengan

kompleksitas manusia yang besifat kodrati, melibatkan kondisi, prakondisi dan

faktor-faktor yang banyak: fisik bilogis, mental psikis, sosio-kultural dan mungkin

spiritual transcendental. Jadi, etos kerja bersifat kompleks serta dinamis.19

Kemajuan Islam tidak terlepas dari peran serta ilmuan Islam, termasuk para

ekonom muslim. Peran para ilmuwan muslim tersebut terinspirasi oleh pesan

wahyu Al-Quran untuk pendayagunaan akal. Inilah mutiara yang hilang dewasa

ini dan sebagai akibatnya Dunia Islam tertinggal dan kehilangan daya saing.

Motivasi keilmuwan lebih banyak diisi oleh keinginan memiliki materi sebanyak

mungkin (materialisme).

Materialisme mengajarkan bahwa kesejahteraan diukur dari pemilikan

barang-barang mewah. Semakin banyak barang mewah yang dimiliki maka

tingkat kesejahteraannya semakin tinggi pula, begitu pun sebaliknya logika

19

Ibid., h.30-31

Page 25: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

15

masyarakat sekarang tentang kesejahteraan terkontruksi dengan pemikiran

materialisme. Dimana sangat tidak masuk akal dalam arti lain sangat susah untuk

diterima oleh akal jika mengatakan bahwa orang yang tinggal di gubuk sederhana

jauh lebih sejahtera dibanding dengan orang yang tinggal di apartemen mewah,

atau menganggap gila jika ada yang mengatakan bahwa orang yang hanya

memiliki sepeda butut jauh lebih sejahtera dibanding dengan orang yang memiliki

BMW limitted edition. Adanya perubahan struktur sosial masyarakat saat ini tidak

dapat dipisahkan dari sistem ekonomi yang dianut. Sistem ekonomi kapitalis yang

memuja materi sebagai indikator kesejahteraan (economisentris). Atas dasar

kalkulasi-kalkulasi ekonomi yang ada dalam benak dan pikiran yang kemudian

membangun relasi-relasi sosial ekonomi masyarakat. Inilah yang membentuk

penerimaan individu terhadap masyarakat. Orang akan lebih dihargai jika

memiliki ekonomi yang bagus.

Sisi-sisi buruk pembangunan ekonomi, secara sosial yang diakibatkan oleh

ketimpangan distribusi pendapatan, dimana golongan kaya semakin kaya dan

golongan miskin semakin memiriskan. Relasi-relasi sosial semakin menurun,

lebih menghargai individu yang memiliki atau bagus secara ekonomi dibanding

individu yang memiliki kualitas sosial dan moral yang bagus. Hal ini terbukti

ketika saat ini masyarakat ternyata lebih menghargai individu yang punya banyak

uang walau seorang koruptor dibanding orang alim atau baik hati tapi miskin.

Lebih dari itu perlu dijadikan catatan penting bahwa manusia adalah mahluk

biologis, sosial, intelektual, spiritual dan pencarian Tuhan. Ia berjiwa dinamis.

Oleh karena itu, manusia dalam kehidupanya termasuk dalam kehidupan kerjanya

Page 26: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

16

sering mengalami kesukaran untuk membebaskan diri dari pengaruh faktor-faktor

tertentu, baik yang bersifat internal maupun eksternal.Yang bersifat internal

timbul dari faktor psikis misalnya dari dorongan kebutuhan, frustasi, suka atau

tidak suka, persepsi, emosi, kemalasan, dan sebagianya. Sedangkan yang bersifat

eksternal, datangnya dari luar seperti faktor fisik, lingkungan alam sekitar,

pergaulan, budaya, pendidikan pengalaman dan latihan, keadaan politik, ekonomi,

imbalan kerja, seperti janji dan ancaman yang bersumber dari ajaran agama. Serta

kesehatan pun memainkan peranan amat penting20

3. Indikasi-Indikasi Orang Beretos Kerja Tinggi

Indikasi-indikasi etos kerja yang terefleksi dari pendapat-pendapat para

ahli yang dikemukakan berdasarkan konteks daerah, isme atau Negara-negara

tertentu, namun secara universal kiranya cukup menggambarkan etos kerja yang

baik pada manusia, bersumber dari kualitas diri, diwujudkan berdasarkan tata nilai

sebagai etos kerja yang diaktualisasikan dalam aktivitas kerja. Adapun indikasi-

indikasi orang beretos kerja tinggi pada umumnya meliputi sifat-sifat:21

1. Aktif dan suka bekerja keras

2. Bersemangat dan hemat

3. Sederhana, tabah dan ulet

4. Mandiri

5. Tekun dan professional

6. Jujur, disiplin, dan bertanggung jawab

20

Ibid., h.32-33 21

Ibid., h.35-38

Page 27: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

17

7. Rasional serta mempunyai visi yang jauh kedepan

8. Efisien dan kreatif

9. Percaya diri namun mampu bekerja sama dengan orang lain

10. Sehat jasmani dan rohani.22

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja

Faktor-faktor yang pontensial mempengaruhi proses terbentuknya etos kerja

selain banyak, dan tidak banyak di latar belakangi oleh kauslitas plural yang

kompleks hingga memunculkan berbagai kemungkinan. Maka, tidak aneh kalu

sejumlah pakar lalu menampilkan teori bertolak dari tinjauan tertentu yang

berbeda antara satu dengan lainnya.Dapat ditambahkan kiranya teori iklim yang

dikemukakan oleh sejumlah pakar ilmu sosial. Mereka berpendapat iklim

berpengaruh terhadap etos kerja penduduk. Negara yang berlokasi didaerah

subtropik mempunyai iklim yang merangsang warganya untuk bekerja lebih giat.

Sebaliknya Negara-negara yang terletak di sekitar khatulistiwa, karena iklimnya

panas, meyebabkan warga negaranya kurang giat bekerja dan lebih cepat lelah.

David C. McCelland menyatakan terori ini mengandung banyak kelemahan.

Teori ini tidak mampu menjelaskan mengapa Negara-negara yang iklimnya

relative tidak berdeda jauh, ternyata pertumbuhan ekonominya berbeda. Kalau

dianalisis lebih cermat, pendapat Miller dan Form, mungkin mengandung

kebenaran meskipun tidak seluruhnya. Apa yang dikemukakan McCellend juga

serupa itu. Karena faktor-faktor yang melatar belakangi manusia giat bekerja atau

sebaliknya, hakikatnya tidak terbatas pada hanya satu, dua atau tiga faktor saja.

22

Ibid., h.39-40

Page 28: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

18

Demikian pula berkenaan dengan teori-teori lainya yang menonjolkan faktor ras,

penyebaran budaya, dan sebagainya. Masing-masing tidak ada yang menjadi

faktor satu-satunya penyebab, tetapi sangat mungkin masing-masing ikut

memberikan pengaruh dan ikut berperan dalam rangka terbentuknya etos kerja.23

Manusia memang makhluk yang sangat kompleks.Ia memiliki rasa suka,

benci, marah gembira, sedih, berani, takut, dan lain-lain.Ia juga mempunyai

kebutuhan, kemauan, cita-cita, dan angan-angan. Manusia mempunyai dorongan

hidup tertentu, pikiran dan pertimbangan-pertimbangan dalam mentukan sikap

dan pendirian. Selain itu, ia juga mempunyai lingkungan pergaulan dirumah atau

ditempat kerjanya. Realitas sebagaimana tersebut diatas tentu mempengaruhi

dinamika kerjanya secara langsung atau tidak. Sebagi misal ras benci yang

terdapat pada seorang pekerja, ketidak cocokan terhadap atasan atau teman satu

tim, keadaan seperti itu sangat potensial untuk menimbulkan dampak negative

pada semangat, konzentrasi, dan stabilitas kerja orang yang bersngkutan.

Sebaliknya rasa suka pada pekerjaan, kehidupan keluarga yang harmonis, keadaan

sosio cultural, sosial ekonomi dan kesehatan yang baik, akan sangat mendukung

kegairahan dan kativitas kerja. Orang yang bekerja sesuai dengan bidangnya dan

cita-cita dibandingkan dengan orang yang bekerja diluar bidang dan kehendak

mereka, niscaya tidak sama dalam antusias dan ketekunan kerja masing-masing.24

Disamping itu faktor lingkungan alam berperan bila keadaan alam, iklim

dan sebagainya berpengaruh terhadap sikap kerja orang itu, sedangkan dimensi

transcendental adalah dimensi yang melampui batas-batas nilai materi yang

23

Ibid., h.39-40 24

Ibid., h. 41-42

Page 29: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

19

mendasari etos kerja manusia hingga pada demensi ini kerja dipandang sebagai

ibadah.Jalaludin secara lebih tegas mengemukakan agama dapat menjadi sumber

motivasi kerja, karena didorong oleh rasa ketaatan dan kesadaran ibadah.Etos

kerja terpencar dari sikap hidup mendasar manusia tehadap kerja. Konsekuesinya

pandangan hidup yang bernilai transenden juga dapat menjadi sumber motivasi

yang berpengaruh serta ikut berperan dalam proses terbentuknya sikap itu. Nilai-

nilai transenden akan menjadi landasan bagi berkembangnya spiritualitas sebagai

salah satu faktor yang efektif membentuk kepribadian. Etos kerja tidak terbentuk

oleh kualitas pendidikan dan kemampuan semata.Faktor-faktor yang berhubungan

dengan inner life, suasana batin dan semangat hidup yang terpancar dari

keyakinan dan keimanan ikut menentukan pula. Oleh karena itu agama (islam)

jelas dapat menjadi sumber nilai dan sumber mitivasi yang mendasari aktivitas

hidup, termasuk etos kerja pemeluknya.25

5. Karakteristik Etos Kerja dalam Islam

5.1. Kerja merupakan Penjabaran Aqidah

Ajaran agama merupakan salah satu faktor yang dapat menjadikan sebab

timbulnya keyakinan, pandangan serta sikap hidup mendasar yang menyebabkan

etos kerja tinggi manusia terwujud. Maka etos kerja dalam islam merupakan

pancaran keyakinan orang muslim dan muslimah bahwa kerja berkaitan dengan

tujuan mencari ridhaa Allah, yakni dalam rangka ibadah. Dan bahwasanya untuk

mendekatkan diri serta memperoleh ridha Allah, seorang hamba harus melakukan

amal saleh yang dikerjakan dengan ikhlas hanya karena dia semata, yakni dengan

25

Ibid., h.42-43

Page 30: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

20

memurnikan tauhid. Definisi ibadah mencakup perkataan dan perbuatan apa saja

yang disukai dan di ridhai oleh Allah SWT baik yang bersifat lahir dan batin.

Yang bersifat lahir atau Nampak misalnya pengamalan rukun Islam, berbicsrs

benar, menunaikan amanah, dan silaturahmi. Adapun yang bersifat batin seperti

ikhlas, sabar, bersyukur tawakal berusaha mencintai keadilan dan kebenaran, dan

kegiatan-kegiatan batin lain yang disukai dan mendapat ridha Allah. Maka kerja

dan perbuatan posistif yang (pada mulanya) bernilai sukuler dan bersifat duniawi

belaka dapat beubah menjadi bernilai ibadah seperti kegiatan dibidang pertanian,

bisnis, pekerjaan rumah tangga, dan olah raga yang dilakukan secara baik-baik,

dengan syarat didasri niat, motivasi, atau komitmen ibadah.26

5.2. Kerja Dilandasi Ilmu

Tanpa iman kerja hanya dapat berorientasi pada pengejaran materi.

Kemungkinan besar hal itu akan melahirkan keserakahan, sikap terlalu

mementingkan diri sendiri, merugikan diri sendiri dan orang lain. Kerja tanpa

iman dapat mendorong prilaku manusia tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan

dan melahirkan alienated man. Oleh karena itu, tanpa ilmu iman mudah menjadi

salah satu arah yang dapat mengoyakan keimanan kita atau mengelincirkan kita,

karena dilandasi pemahaman yang tidak proposional. Keadaan demikian akan

mengakibatkan keyakinan dan sikap keliru pada orang yang bersangkutan. Jadi

iman, ilmu dan kerja dalam rangka mewujudkan amal ibadah, ternyata masing-

masing memegang atau memaikan peranan urgen bagi yang lain. Keistimewaan

sekaligus kelebihan manusia terutama bertolak dari akal yang dianugrahkan tuhan

26

Ibid., h. 104-109

Page 31: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

21

kepadanya. Dan karena mempunyai akallah, manusia berhasil menguasi ilmu

pengetahuan dan teknologi, mencapai kebudayaan dan peradaban tinggi.

Karenanya, manusia juga dapat mangatur dan memanfaatkan alam sekitar bagi

kesejahteraannya baik untuk mas kini maupun mendatang.27

5.3. Kerja Dengan Meneladani Sifat-sifat Ilahi Serta Mengikuti

Petunjuk-petunjuknya

Kalau dikaji lebih jauh, memang banyak sifat-sifat manusia yang

mempunyai nama, sebutan, bahkan indikasi yang serupa dengan Al-Asma’ Ul-

Husna dan sifat-sifat Allah. Namun demikian, tentu saja dalam bentuk sarta

kualitas yang sangat jauh berbeda karena tidak ada satupun yang bisa

menyerupainya. Namun dari meneladani sifat-sifat ilahi dapat di gali sikap kerja

aktif, kreatif, tekun, konsekuen, adil, kerja didukung ilmu pengetahuan dan

teknologi, visioner, berusaha efektif dan efisien, percaya diri, dan mandiri. Allah

menunjuk betapa Dia memiliki sifat maha sempurna dalam bekerja. Maka

manusia juga dapat mengembangkan aktivitas dan prestasinya sampai tingkat

tinggi menurut ukuran manusiawi, kalau dia berusaha sesungguh-sungguhnya.

Manusia punya pontensi untuk mengembangkan karakteristik etos kerja tinggi

seperti aktif, berencana, efisien, efektif, disiplin, professional, ilmiah, kritis

konstruktif, dan indikasi-indikasi etos kerja tinggi lainya.Allah Maka Kuasa (Al-

Malik) dengan kekuasan yang tak terbatas dan maha pengatur (Al-Mudabbir),

manusia juga punya potensi untuk menguasai memimpin, dan mngembangkan

manajemen di bidang usaha, plitik, sosial, dan lain-lain.28

27

Ibid., h. 112-113 28

Ibid., h. 119-129

Page 32: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

22

B. Masyarakat Pesisir

1. Pengertian Masyarakat Pesisir

Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama,

yang kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpulbersama,

hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya

mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat (Indonesia).29

Menurut Abdul Syani bahwa masyarakat merupakan kelompok-kelompok

makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-

hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri.

Masyarakat dapat membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga

tanpa adanya kelompok, manusia tidak akan mampu untuk dapat berbuat banyak

dalam kehidupan.

Supaya dapat menjelaskan pengertian masyarakat secara umum, maka

perlu ditelaah tentang ciri-ciri dari masyarakat itu sendiri. Menurut Soerjono

Soekanto, menyatakan bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk

kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok

yaitu:

1) Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran yang

mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah

manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minimumnya

ada dua orang yang hidup barsama.

29

Abdul Syani, Sosiologi Skematika, Teori, Dan Terapan (Bandung: PT Bumi Aksara,

2007), h.30.

Page 33: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

23

2) Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia

tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya

kursi, meja dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia,

maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat

bercakap-cakap, merasa dan mengerti, mereka juga mempunyai keinginan-

keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya.

Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan

timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia

dalam kelompok tersebut.

3) Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.

4) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan

bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok

merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya.30

Nelayan di dalam Ensiklopedia Indonesia digolongkan sebagai pekerja,

yaitu orang-orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik

secara langsung maupun tidak lansung sebagai mata pencahariannya.31

Dalam

kamus besar Indonesia pengertian nelayan adalah orang yang mata pencaharian

utama dan usaha menangkap ikan di laut.32

Masyarakat nelayan sendiri secara geografis adalah masyarakat yang hidup,

tumbuh, dan berkembang dikawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara

30 Ibid., h. 32

31

Ensklopidia Indonesia 1983, Ichtiar Baru-Van Heave dan Elsevier Publishing Projects,

Jakarta, h. 133

32 Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Kamus Besar Indonesia”, (Jakarta: PT.

Balai Pustaka,1989), h. 612

Page 34: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

24

wilayah darat dan laut.33

Sedangkan menurut M. Khalil Mansyur mengatakan

bahwa masyarakat nelayan dalam hal ini bukan berarti mereka yang dalam

mengatur hidupnya hanya mencari ikan di laut untuk menghidupi keluarganya

akan tetapi juga orang-orang yang integral dalam lingkungan itu.34

Dari beberapa definisi masyarakat nelayan dan definisi nelayan yang telah

disebutkan diatas dapat ditarik suatu pengertian bahwa:

1) Masyarakat nelayan adalah kelompok manusia yang mempunyai mata

pencaharian menangkap ikan laut.

2) Masyarakat nelayan bukan hanya mereka yang mengatur kehidupannya

hanya bekerja dan mencari ikan di laut, melainkan mereka yang juga

tinggal disekitar pantai walaupun mata pencaharian mereka adalah

bercocok tanam dan berdagang.

Jadi pengertian nelayan secara luas adalah sekelompok manusia yang

mempunyai mata pencaharian pokok mencari ikan di laut dan hidup di daerah

pantai, bukan mereka yang bertempat tinggal di pedalaman, walaupun tidak

menutup kemungkinan mereka juga mencari ikan di laut karena mereka bukan

termasuk komunitas orang yang memiliki ikatan budaya masyarakat pantai.

Sebagai suatu sistem, masyarakat nelayan terdiri atas kategori-kategori

sosial yang membentuk kesatuan sosial. Mereka juga memiliki sistem nilai dan

simbol-simbol kebudayaan sebagai refrensi prilaku mereka sehari-hari.

33 Kusnadi, Keberadaan Nelayan Dan Dinamika Ekonomi Pesisir, (Yogyakarta: Ar-

RuzzMedia, 2009), h. 27 34

M. Khalil Mansyur, Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa, (Surabaya: Usaha Nasional

Indonesia, ), h. 148

Page 35: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

25

Faktor kebudayaan ini menjadi pembeda masyarakat nelayan dari

kelompok sosial lainnya. Sebagian besar masyarakat pesisir, baik langsung

maupun tidak langsung, menggantungkan kalangsungan hidupnya dari

mengelolah potensi sumber daya perikanan. Mereka menjadi komponen utama

konstruksi masyarakat maritim Indonesia.

Seperti juga masyarakat yang lain, masyarakat menghadapi sejumlah

masalah politik, sosial, dan ekonomi yang kompleks. Masalah-masalah tersebut

diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Kemiskinan, kesenjangan sosial, dan tekanan-tekanan ekonomi yang

datang setiap saat.

2) Keterbatasan akses modal, teknologi, dan pasar, sehingga mempengaruhi

dinamika usaha.

3) Kelemahan fungsi kelembagaan sosial ekonomi yang ada.

4) Kualitas SDM yang rendah sebagai akibat keterbatasan akses pendidikan,

kesehatan, dan pelayanan publik.

5) Degradasi sumber daya lingkungan baik dikawasan pesisir, laut, maupun

pulau-pulau kecil.

6) Belum kuatnya kebijakan yang berorientasi pada kemaritiman sebagai

pilar utama pembangunan nasional.

Masalah-masalah di atas saling terkait satu sama lain misalnya, masalah

kemiskinan. Ini disebabkan oleh hubungan-hubungan korelatif antara keterbatasan

akses, lembaga ekonomi belum berfungsi, kualitas SDM rendah, degradasi

sumber daya lingkungan, dan belum adanya ketegasan kebijakan pembangunan

Page 36: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

26

nasional yang berorientasi kesektor maritim. Atau sebaliknya, kemiskinan

menjadi penyebab timbulnya kualitas SDM dan degradasi sumberdaya

lingkungan. Karena itu, penyelesaian persoalan kemiskinan dalam masyarakat

pesisir harus bersifat integralistik.

1) Masalah aktual lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa potensi untuk

berkembangnya jumlah penduduk miskin dikawasan pesisir cukup

terbuka. Hal ini disebabkan dua hal penting sebagai berikut: Meningkatnya

degradasi kualitas dan kuantitas lingkungan pesisir laut. Degradasi

lingkungan ini terjadi karena pembuangan limbah dari wilayah darat atau

perubahan tata guna lahan di kawasan pesisir untuk kepentingan

pembangunan fisik. Disamping itu, ancaman terhadap kelangsungan hidup

sumber daya perikanan berasal dari praktik-praktik penangkapan yang

merusak ekosistem laut.

2) Membengkaknya biaya operasi penangkapan karena meningkatnya bahan

bakar minyak (bensin dan solar). Sehingga nelayan menyiasati kenaikan

harga bahan bakar dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah

dicampur dengan oli bekas atau solar. Hal ini berdampak negatif terhadap

kerusakan mesin perahu, sehingga dapat membebani biaya investasi

nelayan.35

Persoalan lain yang menjadi akar kemiskinan nelayan adalah

ketergantungan yang tinggi terhadap kegiatan penangkapan. Faktor-faktor

ketergantungan ini sangat beragam. Akan tetapi, jika ketergantungan itu terjadi di

35 Kusnadi. Konflik Sosial Nelayan, Yogyakarta LKIS, 2006., h. 27-28

Page 37: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

27

tengah-tengah masih tersedia pekerjaan lain di luar sektor perikanan, tentu saja hal

ini sangat mengurangi daya tahan nelayan dalam menghadapi tekanan-tekanan

ekonomi. Keragaman sumber pendapatan sangat membantu kemampuan nelayan

dalam beradaptasi terhadap kemiskinan. Nelayan juga kurang menyadari bahwa

kondisi ekosistem perairan mudah berubah setiap saat, sehingga bisa berpengaruh

terhadap pendapatan nelayan.36

Pada musim ikan, aktivitas ekonomi sangat tinggi, pada musim lain,

aktivitas para nelayan nyaris tidak ada, mereka menunggu musim panen. Sebagian

nelayan melakukan aktivitas perikanan tangkap lain misalnya memancing.

Sebagian lain berprofesi menjadi tukang atau kuli bangunan, melakukan aktivitas

produksi dan penjualan ikan asap.37

Di samping hal-hal diatas, rendahnya ketrampilan nelayan untuk melakukan

diversifikasi kegiatan penangkapan dan keterikatan yang kuat terhadap

pengoperasian satu jenis alat tangkap telah memberikan kontribusi terhadap

timbulnya kemiskinan nelayan. Karena terikat pada satu jenis alat tangkap dan

untuk menangkap ikan tertentu maka ketika sedang tidak musim jenis ikan

tersebut, nelayan tidak dapat berbuat banyak. Dengan demikian,diversifikasi

penangkapan sangat diperlukan untuk membantu nelayan dalam mengatasi

masalah kemiskinan.38

Dalam kamus bahasa Indonesia, masyarakat diartikan: pergaulan hidup

manusia; sehimpunan manusia yang hidup besama dalam suatu tempat dengan

ikatan-ikatan aturan tertentu, orang banyak; khalayak ramai.39

36 Akar Kemiskinan Nelayan, (Yogyakarta: LKIS, 2003), h. 7-8

37 Budi Siswanto, Kemiskinan Dan Perlawanan Kaum Nelayan, (Malang: Laksbang

Mediatama, 2008), h. 96-97 38

Kusnadi., h. 8 39

Hoetomo, Kamus Umun Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), h. 336

Page 38: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

28

Sedangkan pesisir diartikan sebagai tanah dasar berpasir dipantai ditepi

laut.40

Masyarakat pesisir adalah kelompok orang yang bermukim di wilayah

pesisir, mempunyai mata pencarian dari sumber daya alam dan jasa-jasa

lingkungan pesisir dan laut, misalnya nelayan, penbudidaya ikan, pedagang,

pengelola ikan, pemilik atau pekerja perusahaan perhubungan laut, pemilik atau

pekerja pertambangan dan energi di wilayah pesisir, pemilik atau pekerja industri

maritime misalnya galagan kapal, dan coastal and engineering.41

Berdasarkan definisi masyarakat pesisir diatas, maka peneliti

mendefinisikan masyarakat pesisir sebagai sekumpulan orang yang bertempat

tinggal di tepi pantai dan bermata pencaharian dari sumber daya laut dan pantai

tersebut.

2. Karakteristik Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir adalah kelompok orang yang bermukim di wilayah

pesisir, mempunyai mata pencaharian dari sumber daya alam atau jasa-jasa

lingkungan pesisir laut itu sendiri, misalnya nelayan, pembudidaya ikan,

pedagang, pegelola ikan, pemilik atau pekerja perusahaan perhubungan laut. Sifat

dan karakteristik masyarakat pesisir sangat dipengaruhi oleh jenis kegiatan

mereka. Menurut Fachrudin (1997) bahwa masyarakat pesisir bebeda dengan

masyarakat lainnya. Perbedaan tersebut terletk pada karakteristik aktivitas

ekonomi masyarakat pesisir dari latar belakang budaya meraka.Sifat dan

40

Ibid, h.384 41

Burhanudin Safari, dkk, Kewirausahaan Pemuda Bahari, Jakarta: Deputi Bidang

Kewirausahaan Pemuda dan Industri olaraga Republik Indonesia, 2006, h. 55

Page 39: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

29

karakteristik nelayan berbedah dengan pedagang. Nelayan memiliki dinamika

kehidupan yang dipengaruhi oleh lingkungan, musim dan pasar, sehingga

kehidupannya tidak menentu.42

Pada dasarnya pegelola sosial Burhanudin Safari, dalam masyarakat nelayan

dapat ditinjau dari tiga sudut pandang.Pertama dari segi penguasaan alat-alat

produksi atau peralatan tangkap (perahu, jaring, dan perlengkapan yang lainya).

Struktur masyarakat nelayan terbagi dalam kategori nelayan pemilik (alat-alat

produksi) dan nelayan buruh. Nelayan buruh tidak memiliki alat-alat produksi.

Dalam kegiatan produksi sebuah unit perahu, nelayan buruh hanya

menyumbangkan jasa tenaganya dengan memperoleh hak-hak yang sangat

terbatas. Kedua, ditinjau dari tingkat skala investasi modal usahanya, struktur

masyarakat nelayan terbagi dalam katagori nelayan besar dan nelayan kecil.

Disebut nelayan besar karena jumlah modal yang diinvestasikan dalam usaha

perikanan relative banyak, sedangkan pada nelayan kecil justru sebaliknya.

Ketiga, dipandang darri tingkat teknologi peralatan tangkap yang digunakan,

masyarakat nelayan terbagi dalam katagori nelayan modern dan nelayan

tradisional.43

Yang dimaksud nelayan tradisional adalah nelayan memanfaatkan sumber

daya perikanan dengan peralatan tangkap tradisional, modal usaha yang kecil, dan

organisasi penangkapan yang relative sederhana.44

42

Ibid, h. 14-16 43

Kusnadi, Komflik Sosial Nelayan, (Yogyakarta: LKIS, 2006), h.1-4 44

Rr. Suhartini, A. Halim, Model-model Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka

Pesantren,2005), h.31

Page 40: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

30

Jumlah nelayan modern relative lebih kecil dibandingkan nelayan

tradisional. Perbedaan tersebut membawa implikasi pada tingkat pendapatan dan

kemampuan atau kesejahteraan sosial ekonomi. Baik nelayan besar atau nelayan

modern maupun nelayan kecil atau nelayan tradisional, biasanya masing-masing

merupakan katagori sosial ekonomi yang relatif sama, dengan orientasi usaha dan

prilaku yang berbeda-beda.

3. Sistem Kekerabatan Masyarakat Nelayan

Dalam masyarakat nelayan, keluarga dikenal sebagai satuan kehidupan

sosial yang terpenting. Menurut pola kehidupan masyarakatnya, keluarga

merupakan unit dasa, sementara rumah tangga merupakan tempat tinggal. Di

dalam keluarga, anggota rumah tangga dibesarkan dan dijadikan sebagai manusia,

dengan suatu identitas masyarakat. Karena di dalamnya, mereka memperoleh

proteksi atau perlindungan serta pertolongan dari anggota-anggota keluarga atas

segala kesulitan atau bahaya yang mengancam baik pada masa anak-anak,

dewasa, maupun ketika menjadi tua jompo.

Keluarga merupakan segala-galanya dalam kehidupan masyarakat Fungsi

pokoknya adalah menjamin kebutuhan hidup keturunannya dan melestarikan

ikatan kekeluargaan. Sebab, hubungan diantara anggota keluarga merupakan

hubungan perorangan yang mendalam dan belangsung lama. Jadi, bukan semata

dalam batas dilahirkan oleh sepasang orang tua yang sama atau satu keturunan,

tetapi juga terdapat hubungan persahabatan mendalam yang terwujudkan dalam

bentuk saling berkorban, saling tolong menolong, dan saling melindungi sehingga

menjadi hubungan erat diantara kerabat. Model hubungan demikian sering disebut

Page 41: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

31

dengan hubungan pengabdian, karena ada keterkaitan dan jaringan yang tidak

terpisahkan dengan penguasaan maupun fungsi lahan, terutama dari subsistem

secara keseluruhan.

Sistem hubungan yang berlaku di atas sangat dipengaruhi oleh pola

perkawinan suami dan istri. Masyarakat adat melalui kekuatan ikatan sosialnya

menetapkan bahwa hubungan dalam keluarga seperti diatas telah mendasari suatu

keluarga atau rumah tangga yang dibentuk dengan system perkawinan, yaitu istri

masuk dan menjadi bagian dari keluarga suami. Prinsip ini menetapkan garis

kekerabatannya yang hanya menghubungkannya dengan keluarga suami. Tradisi

ini menggaris bawahi peran suami istri, di mana suami adalah kepala dan

pemimpin keluarga yang berkewajiban memberikan proteksi terhadap anak-anak,

istri, dan seluruh anggota keluarganya, baik menyangkut kenyamanan psikologis

maupun kesejahteraan jasmani.

Sedangkan istri sebagai kepala rumah tangga bertanggung jawab dengan

aktivitas domistiknya, seperti menyediakan makan untuk suami dan anaknya,

mengasuh anak, memerhatikan pendidikan anak, maupun sosialisasi anak.

Sebagaimana dalam suatu masyarakat pedesaan umumnya, perkawinan

merupakan asas pembentukan keluarga dalam ikatan kekerabatan. Sistem

kekeluargaan terbentuk melalui jaringan rumah tangga, darah dan perkawinan.

Oleh karena itu, menurut tradisi masyarakat nelayan, perkawinan harus dilakukan

dengan sangat sakral dan penting dalam setiap perjalanan anggota keluarga,

dengan cara tersebut, ia baru dianggap sebagai warga penuh dan memperoleh hak-

hak serta kewajiban-kewajibannya sebagai seorang warga komunitas dan warga

Page 42: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

32

kelompok kerabat. Menurut Koentjaraningrat, mengatakan bahwa garis kekerabat

kekerabatan dapat dibedakan menjadi dua jalur, yaitu: pertama, menurut jalinan

hubungan kerabat yang didasarkan pada keturunan atau hubungan darah, dan

kedua, menurut jalinan hubungan kekerabatan yang didasarkan pada kerabatan

sosiologis.

Sistem kekerabatan merupakan suatu cara tertentu untuk mengatur

hubungan kekeluargaan dalam kehidupan masyarakatnya. Sistem kekerabatan

demikikian menurut Husain menganut tiga kelompok keluarga yaitu: pertama,

keluarga inti, dimana terdapat satu keluarga beranggotakan seorang suami, istri,

dan anak-anaknya yang belum menikah serta tinggal bersama dalam satu rumah

tangga. Suami adalah kepala keluarga dan istri kepala rumah tangga dibawah

pengawasan suami. Kedua, kelompok keluarga luas, yaitu suatu keluarga yang

beranggotakan suami, istri, dan anak-anaknya yang sudah menikah dan

mempunyai anak.

Keluarga demikian, dalam tradisi masyarakat nelayan, berperan sebagai lalu

lintas hubungan di antara keluarga dalam satu kerabatnya serta menjadi pusat

perlindungan baik dalam hal keamanan maupun sebagai sumber pertimbangan dan

petuah dan nasihat-nasihat untuk menentukan sebuah keputusan langkah hidup

yang akan ditempuh. Keputusan mana dalam kehidupan mereka sekarang tidak

selalu mengikat. Namun, sanksi-sanksi moral atas hubungan-hubungan mereka

akan terganggu dan cacat manakala terjadi pengabaian terhadap peran keluarga

luas itu. Ketiga, kelompok keluarga campuran yang biasanya berasal dari

Page 43: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

33

kelompok keluarga campuran yang biasanya beasal dari kelompok kekerabatan

yang berpusat

pada nenek moyang.45

4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh pemberdayaan masyarakat

nelayan dalam mewujudkan pendekatan sosial budaya ini adalah dengan

mengedepankan pikiran, tindakan, dan sikap sebagai berikut:

1) Mewujudkan rasa simpati, empati, dan kepekaan sosial terhadap

kehidupan masyarakat, khususnya peduli pada kesulitan-kesulitan sosial

ekonomi yang mereka hadapi setiap hari.

2) Menempatkan masyarakat sebagai subjek pemberdayaan sosial ekonomi.

3) Mudah beradaptasi secara sosial budaya dan dapat menghargai nilai-nilai

budaya dalam masyarakat.

4) Memperluas interaksi dan pergaulan sosial dengan berbagai pihak agar

memperoleh informasi luas tentang masyarakat.

5) Menjalin komunikasi yang intensif dan terstruktur dengan tokoh-tokoh

masyarakat lokal.

6) Membangun rapor diri yang baik, dengan menghindarkan diri dari konflik

sosial atau personal dan dengan menunjukkan sikap untuk membantu

masyarakat.

45

Ibid., h. 83-84

Page 44: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

34

Upaya untuk mengidentifikasi aspek-aspek sosial, ekonomi, dan budaya

masyarakat nelayan dalam rangka memahami kehidupan mereka dapat dilakukan

dengan strategi sebagai berikut:

1) Melaksanakan identifikasi secara umum tentang kondisi lingkungan desa

dan kehidupan masyarakat, dengan jalan menyerap informsi sebanyak

mungkin dari berbagai pihak.

2) Mengidentifikasi modal sosial, menguraikannya, dan mengidentifikasikan

fungsinya dalam kehidupan masyarakat nelayan. Modal sosial adalah

segala sesuatu berposisi sebagai pilar atau tumpuan kehidupan dan

kelangsungan hidup masyarakat. Modal sosial masyarakat terdiri atas

unsur-unsur sebagai berikut:

a) Kelembagaan sosial ekonomi, seperti kelompok pengajian, arisan,

simpan-pinjam, paguyuban sosial, sistem perdagangan, dan

sebagainya.

b) Organisasi perahu dan pranata sistem bagi hasil.

c) Jaringan sosial budaya, termasuk relasi patron-klien.

d) Adat istiadat, sistem etika dan sopan santun upacara-upacara

tradisional, dan nilai-nilai budaya lokal.

e) Sistem pembagian kerja secara seksual (the devision of labor by sex)

yang berlaku.

f) Tokoh-tokoh masyarakat dan bentuk-bentuk pengaruhnya.

Page 45: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

35

3) Mengidentifikasi model-model penguasa dan pengelolaan sumber daya

sosial ekonomi lokal oleh kelompok-kelompok sosial yang ada, relasirelasi

ekonomi, sistem produksi, dan pemasaran.

4) Mengidentifikasi pihak-pihak atau kelompok sosial yang berpengaruh dan

menjadi referensi sosial budaya masyarakat pesisir beserta perananperanan

yang dimainkan mereka. Yang termasuk dalam katagori sosial ini adalah:

a) orang-orang yang sukses secara ekonomi seperti pemilik perahu,

pedagang ikan berskala besar, dan nahkoda perahu (juragan), dan b)

tokoh-tokoh masyarakat lainnya, seperti ulama lokal, pemimpin informal,

dan pemimpin formal lokal.

5) Mengidentifikasi jenis-jenis konflik sosial yang terjadi dan perekat

integrasi sosial pada masyarakat pesisir. Identifikasi ini dilengkapi dengan

latar belakang, pelaku yang terlibat, akibat yang terjadi, dan

penyelesaiannya.

6) Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pembangunan pemerintah,

khususnya program-program pemberdayaan yang pernah ada pada

masyarakat setempat, disertai dengan inventarisasi data-data tentang

respons masyarakat pada program-program tersebut dan dampak positif

dan negatifnya terhadap kehidupan masyarakat.

7) Menarik relasi fungsioanal antar unsur sosial budaya dan kebijakan

pembangunan yang ada atau yang pernah ada untuk memperoleh

gambaran yang utuh tentang konstruksi masyarakat.

Page 46: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

36

8) Berdasarkan hasil kajian pemberdaya dan masukan dari berbagai pihak di

dalam masyarakat pesisir, mulai menentukan jenis-jenis modal sosial dan

pihak-pihak yang berpengaruh, yang diharapkan peranannya dapat

membantu kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan program

pemberdayaan masyarakat pesisir.

Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan para pemberdaya masyarakat

nelayan memiliki pemahaman yang baik tehadap aspek-aspek kehidupan sosial,

ekonomi, dan budaya masyarakat yang akan diberdayakan.46

Dari segi geografis permasalahan yang dihadapi masyarakat nelayan yaitu,

desa-desa di daerah pantai pada umumnya relatif lebih rendah keadaan lingkungan

hidupnya, baik dilihat dari kondisi prasarana perumahan, kesehatan lingkungan

dan pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan teknologi yang

dimilikinya, telah menimbulkan gejala-gejala yang membahayakan kelestarian

lingkungan hidup di daerah itu.

Cara mengatasi suatu masalah yang terjadi dikalangan para nelayan yaitu

dengan cara sebagai berikut:

1) Mengajukan kepemerintah kabupaten/ kota agar merancang skim kredit

khusus berbunga rendah untuk pengusaha pemindangan.

2) Membangun kerja sama dengan lembaga perbankan yang terdekat untuk

memudahkan akses modal usaha.

3) Membentuk unit simpan-pinjam (USP) berbasis masyarakat berbudaya

lokal.47

46

Kusnadi, Komflik Sosial Nelayan, (Yogyakarta: LKIS, 2006),h. 40-42 47

Ibid., h. 43-44

Page 47: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

37

5. Gaya Hidup Nelayan

Dalam konteks ini, ada tiga jenis capital yang berpengaruh besar terhadap

penentuan kualitas status sosial seorang nelayan, yaitu:

1) Kapital Politik berkaitan dengan pemilikan akses kekuasaan oleh

seseorang terhadap pusat-pusat kebijakan lokal, seperti ditingkat desa dan

kecamatan. Misalnya, eksistensi seseorang senantiasa dipertimbangkan

aspirasi dan pemikiran dalam penentuan kebijakan politik local atau bisa

mempengaruhi perubahan kebijakan pembagunan setempat.

2) Kapital Ekonomi berhubungan dengan pemikiran usaha ekonomi yang

berkala besar dan beragam, misalnya memiliki beberapa perahu, usaha

pengelola hasil tangkap, rumah yang bagus, mobil, ternak yang banyak,

dan memiliki tanah persawahan-tegal yang luas.48

3) Kapital Budaya berkaitan dengan pemilikan symbol-simbol kesalehaan

beragama, misalnya sudah menuaikan haji, suka beramal atau dermawan,

memiliki kepedulian besar terhadap berbagai persoalan yang terjadi di

lingkungan masyarakat, dan bergaya hidup yang lebih dari kebiasaan

local.

6. Strategi Pemberdayaan Nelayan

Dalam rangka memperbaiki taraf hidup dan memberikan peluang kepada

nelayan tradisional agar dapat melakukakan mobilitas vartikal, paling tidak ada

dua yang bisa ditempuh, yaitu:49

1) Adalah dengan cara mendorong pergeseran status nelayan tradisional

menjadi nelayan modern.

48

Ibid, h. 107 49

Rr. Suhartini, A. Halim, Model-model Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka

Pesantren,2005), h.72

Page 48: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

38

2) Dengan cara tetap membiarkan nelayan tradisional dalam status

tradisional, tetapi mempasilitasi meraka agar lebih berdaya dan memiliki

kemampuan penyengga ekonomi keluarga yang kenyal terhadap tekanan

krisis.

Pilihan manapun yang diambil yang jelas, pertimbangan utama yang

semestinya dijadikan dasar pengambilan keputusan adalah kepentingan dan nasib

nelayan tradisional itu sendiri sebagai subjek pembangunan.Berikut ini, beberapa

hal yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan program pemberantasan

kemiskinan stuktural nelayan tradisional adalah.50

1) Pemberdayaan nelayan tradisional seyogyanya mempertimbangkan, dan

bahkan lurus bertumpuh pada keberadaan pranata sosial budaya di

masing-masing komunitas local nelayan tradisio nal.51

2) Apapun bantuan yang diberikan kepada kelompok nelayan tradisional

tidak beroriantasi pada kepentingan jangka pendek, sekedar menekankan

pada kepentingan efisiensi pengambilan dana. Padahal semestinya, harus

lebih berorientasi pada pemumpukan investasi sosial yang berjangka

panjang dan bersifat strategis.52

3) Berusaha mengurangi kadar kerentanan keluarga nelayan tradisional

dengan cara meningkatkan daya tahan dan nilai tawar dari produk yang

mera hasilkan.

4) Pemberdayaan perempuan dan lansia untuk mendukung proses penguatan

penyangga ekonomi keluarga nelayan tradisional.

50

Ibid., h.72 51

Ibid., h.73 52

Ibid., h.74

Page 49: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

39

5) Bagai mana memutus mata rantai eksploitasi yang selama ini merugikan

posisi nelayan tradisional. Caranya tidak semata-mata mengandalkan

kebijakan regulative dan pemerintahan atau pemberdayaan komunitas

nelayan tradisional itu sendiri sebagai sebuah kelompok sosial.53

6) Perlu disadari bahwa yang namanya nelayan atau komunitas desa pantai

sebetulnya bukanlah kelompok yang homogeny. Buruh nelayan dan

nelayan tradisional umumnya adalah golongan masyarakat pesisir yang

pada lapisan sosial paling bawah, yang dalam banyak hal memiliki

kadarkerentanan, ketidak berdayaan, kelemahan jasmani, kemisinan, dan

keterisolasian yang lebih parah dibandingkan nelayan modern. Oleh

karena itu yang dibutuhkan adalah spesifikasi program, terutama program

yang bertujuan untuk memberdayakan nelayan tradisional.

7) Sebagai tindak lanjut dari program pelindung dan pemberdayaan

keluarga nelayan tradisional melalui program pengembangan

diversifikasi usaha, tahap berikutnya yang tak kalah penting untuk

dikembangkan di lingkungan komunitas pesisir adalah bagaimana

mendorong nelayan tradisional agar dapat lebih produktif, efisien, dan

lebih mampu berkompetisi di sector perikanan atau sctor non perikanan

yang ditekuninnya.

7. Perspektif Nelayan Terhadap Pendidikan Anak

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya

manusia. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan

53

Ibid., h.77

Page 50: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

40

pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja.

Pendidikan diharapkan dapat mengatasi keterbelakangan ekonomi lewat efeknya

pada peningkatan kemampuan manusia dan motivasi manusia untuk berprestasi.

Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses produksi, yaitu

tenaga kerja. Hal ini selanjutnya akan mendorong peningkatan output yang

diharapkan bermuara pada kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi mutu

pendidikan, semakin tinggi pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu

masyarakat.54

Persoalan pendidikan anak nelayan di wilayah pesisir Indonesia tergolong

masih memprihatinkan. Data Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) tahun

2005 menunjukkan, hanya sekitar 1-1,3 persen anak nelayan yang lulus

pendidikan sarjana sisanya hanya sekitar 3 persen yang lulus SLTA, 6 persen

lulus SMP, dan 85 persen sisanya hanya mengenyam pendidikan SD. Di sisi lain,

persoalan pendidikan anak nelayan ini tidak terlepas dari kemiskinan yang

melingkupi masyarakat pesisir. "Perlu digagas pemberdayaan masyarakat pesisir,

khususnya pendidikan nonformal yang cocok bagi anak nelayan untuk

mengeluarkan mereka dari kondisi sebagai pekerja anak. Diperkirakan, dari total

pekerja anak di Indonesia yang rata-rata berusia 8-15 tahun, sekitar 50 persennya

merupakan anak nelayan," Menurut Ketua Umum HNSI, Sumyaryo Sumiskum

dalam diskusi terbatas di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah

(PLS) Departemen Pendidikan Nasional. Pemberdayaan bagi anak nelayan ini,

menurut dia, tidak bisa diseragamkan, tetapi harus disesuaikan dengan kondisi

54 Mulyadi, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2003), h. 41

Page 51: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

41

aktual masyarakat setempat. Misalnya saja pendidikan manajemen keuangan yang

diharapkan memungkinkan mereka terbebas dari jeratan tengkulak, harus

diberikan dengan memperhatikan budaya dan kondisi psikologis mereka. Jika ini

tidak diperhatikan, dipastikan program pemberdayaan pendidikan akan gagal

seperti sejumlah bantuan pemerintah yang pernah diberikan kepada masyarakat

pesisir. M Ikhsan dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mentari

menyatakan, pemberdayaan pendidikan anak nelayan tidak terlepas dari

pemberdayaan masyarakat pesisir. Persoalan yang dihadapi adalah, sebagian

masyarakat pesisir masih beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting. Yang

perlu dilakukan memotong pragmatisme nelayan dan membalik paradigma bahwa

pendidikan itu penting.55

Dalam kamus bahasa Indonesia perspektif adalah sudut pandang atau

pandangan.56

Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan

tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal

berdasarkan cara-cara tertentu, dan cara-cara tersebut berhubungan dengan asumsi

dasar yang menjadi dasarinya, unsur-unsur pembentuknya dan ruang lingkup apa

yang dipandangnya.

Perspektif membimbing setiap orang untuk menentukan bagian yang

relevan dengan fenomena yang terpilih dari konsep-konsep tertentu untuk

dipandang secara rasional. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa Dalam

konteks sosiologi juga memiliki perspektif yang memandang proses sosial

55 Pendidikan anak nelayan ( http://groups.yahoo.com/group/pendidikan/message/3136,

diakses 22 juni 2010). 56 Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1987)

Page 52: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

42

didasarkan pada sekumpulan asumsi, nilai, gagasan yang melingkupi proses sosial

yang terjadi.57

Pada perspektif nelayan pendidikan tetap merupakan kebutuhan dasar yang

penting karena memiliki implikasi kuat terhadap pembangunan yang kuat dan

aspek kehidupan lainnya. Orang tua yang berpendidikan (educated) menunjukkan

minat yang tinggi untuk menyekolahkan anaknya. Harapan yang mendasarinya

tentu agar kelak anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik, setidaknya tidak

lebih rendah kualitas hidup sang anak dibanding dengan kehidupannya sendiri.

Proses pendidikan anak sangat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi orang

tua, apalagi biaya sekolah merupakan beban yang terus meningkat dan hampir

tidak terpikul di pundak orang tua dari golongan paling miskin. Penghasilan orang

tua sebagi determinan yang sangat mempengaruhi bahkan menentukan

kelangsungan pendidikan anak. Dapat disimpulakan rendahnya pendapatan orang

tua berpengaruh terhadap rendahnya pendidikan seorang anak.

57 Perspektif Sosologi (Agussetiaman.wordpress.com/2008/11/…/perspektif-sosiologi/,

diakses 22 juni 2010).

Page 53: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Penelitian ini digunakan dengan menggunakan metode Deskriptif.

Menurut Muhammad Nazir, metode deskriptif adalah suatu metode yang

digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa sekarang.58

Sedangkan menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan

interpretasi yang tepat. Dua pendapat tersebut mengandung makna bahwa metode

deskriptif merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan mendeskripsikan

berbagai fenomena, baik social, maupun pendidikan , kemudian diinterpretasikan

secara tepat.

Penelitian deskriptif (descriptive research) yang biasa disebut juga

penelitian taksonomik (taksonomic research), seperti telah disebutkan

sebelumnya, dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu

fenomena atua kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel

yang berkenaan dengan masalah dan uinit yang diteliti.

Adapun format yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan,

meringkaskan berbagai kondisi dan situasi, atau berbagai variable yang timbul

dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.

58

Muhammad Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalio Indonesia, 1998), cet. 3, h. 62

43

Page 54: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

44

Kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi,

situasi ataupun variabel tersebut.59

B. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan di pesisir pantai timur Sumatera Selatan. Dan yang

menjadi subjek penelitian disini adalah penduduk sekitar pantai timur Simpang

Tiga Jaya Sumsel. Adapun alasan memilih lokasi tersebut didasari atas

pertimbangan-pertimbangan yaitu:

1. Lokasi tersebut cukup strategis, mudah di jangkau oleh peneliti.

2. Peneliti mudah dalam memperoleh data-data dan izin dari pihak yang

terkait.

Adapun waktu penelitian kurang lebih 3 bulan yaitu terhitung mulai bulan

Oktober sampai dengan Desember tahun 2013.

C. Populasi dan Sample

1) Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.60

Dalam penelitian ini

populasi targetnya adalah seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di

desa simpang tiga jaya yang berjumlah kurang lebih 850 kepala keluarga.

2) Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi sebagai contoh yang diambil

dengan menggunakan cara-cara tertentu.61

Sample yang digunakan dalam

59

H. M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: kencana, 2005),

cetakan ke 4, h.36.

60

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 102.

61

Ibid., h. 132.

Page 55: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

45

penelitian ini yaitu probability sampling, dengan tehnik pengambilan

sample yaitu simple random sampling yaitu pengambilan secara acak yang

dilakukan dengan mengundi nomor daftar kepala keluarga. Penulis

menggunakan teknik sample dengan mengacu kepada pendapat Suharsimi

Arikunto,62

yaitu apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil

semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya

jika jumlah subyeknya lebih besar dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-

25%, atau lebih. Dalam penelitian ini penulis mengambil 10%-15% dari

jumlah populasi yang ada yaitu kurang lebih 100 kepala keluarga.

D. Variabel

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian.63

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel yang digunakan

yaitu Etos Kerja Masyarakat Pesisir di Desa Simpang Tiga Jaya, Kecamatan

Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komring Ilir Provinsi Sumatera selatan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengetahui etos kerja yang dimiliki masyarakat desa simpang tiga

jaya, maka diperlukan data atau sumber data, dan metode pengumpulan data, serta

alat yang digunakan dalam pengumpulan data. Adapun tekhnik yang digunakan

dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menyebarkan angket,

dokumentasi, pengamatan (observation), dan wawancara (interview).

62

Ibid., h. 134. 63

Ibid., h. 91.

Page 56: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

46

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah penelitian.

Adapun dalam pengumpulan data tersebut diperlukan teknik-teknik tertentu

sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan

permasalahan yang hendak dipecahkan.

Teknik yang digunakan dalam penelitian lapangan yang secara khusus

penulis lakukan dalam upaya melengkapi data-data akurat yang terkait dengan

pembahasan dalam bab-bab selanjutnya. Adapun teknik pengumpulan data

tersebut adalah:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang di selidiki.64

Seperti yang di kutip oleh

Drs. Jalaludin Rakhmat, M.SC mendefinisikan observasi sebagai

“pemilihan, perubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkai prilaku dan

suasana yang berkenan dengan organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan

empiris”. Dari definisi itu kita melihat tujuh karakteristik observasi:

pemilihan (selection), pengubahan (provocation), pencatan (recording)

pengkodean (encoding) rangkaian prilaku dan suasana (test of behaviors

and settings), dan tujuan empiris.65

Adapun hal yang diobservasi dalam hal ini adalah:

a) Etos kerja masyarakat pesisir

b) Tempat pelaksanaan penelitian

64

Sutrisno hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Ardi Offset, 1992), h. 136. 65

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi,(Bandung: remaja rosdakarya,1991),,

h.83

Page 57: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

47

c) Penghitungan jumlah kepala keluarga

2. Dokumentasi

Bersangkutan dengan obyek penelitian seperti tempat, sosial

cultural, jumlah penduduk, serta hal-hal yang terkait dengan penelitian ini.

3. Wawancara

Metode wawancara yang penulis ambil adalah sebuah penelitian

face to face dengan tanpa adanya jawaban rekayasa dari kedua pihak.

Wawancara ini, penulis lakukan dengan masyarakat atau pihak-pihak yang

dipilih dan telah menyetujui untuk diwawancarai.

Wawancara merupakan tekhnik pengumpulan data yang sesuai

berdasarkan laporan verbal, di mana pada wawancara ini terdapat dialog

yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang

yang di wawancarai.66

Wawancara ini juga untuk mengetahui dan menggali informasi

secara lebih detail dan mendalam dari subyek penelitian sehubungan

dengan fokus masalah yang diteliti. Yaitu mengenai etos kerja yang

dimiliki masyarakat desa simang tiga jaya.

Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara langsung

dengan ketua dusun di desa simpang tiga jaya dan beberapa penduduk

yang bersedia untuk diwawancari.

66

Ibid., h. 113.

Page 58: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

48

4. Angket

Angket adalah alat pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan

dengan cara menyerahkan atau mengirim daftar pertanyaan untuk diisi

sendiri oleh responden.67

Metode angket yang penulis lakukan adalah dengan mengajukan

beberapa point pertanyaan kesejumlah responden penelitian yang terkait

dengan indicator etos kerja, Adapun kisi-kisi instrumen pada penelitian ini

yaitu:

Kisi- kisi Instrument Penelitian Etos Kerja Masyarakat Pesisir

Dimensi

Indicator

No

Item

Jumlah

Item

Kemampuan

masyarakat dalam

bekerja

Mengerjakan pekerjaan dengan

sekuat tenaga.

Senang dan semangat untuk

berangkat ketempat kerja.

Menyelesaikan pekerjaan sesuai

dengan yang ditargetkan.

1

2

3

3

Bekerja dengan baik

dipekerjaan yang anda tekuni

saat ini.

4

67

Irwan Soehartono. Metode Penelitian,sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), h.65

Page 59: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

49

Kepercayaan diri

masyarakat dalam

Selama ini telah bekerja dengan

baik.

Yakin bisa mencapai harapan-

harapan yang anda miliki

selama ini.

Yakin bahwa sesungguhnya

setiap orang memiliki potensi

dan keahlian.

5

6

7

4

Kedisiplinan bekerja

masyarakat

Berangkat dan pulang kerja

rutin dilakukan pada jam yang

sama.

Selalu menyelesaikan pekerjaan

yang lain dirumah.

Memanfaatkan waktu senggang

untuk mencari penghasilan

tambahan.

Selalu ada aktivitas atau

pekerjaan yang dikerjakan,

hingga tak ada waktu luang.

8

9

10

11

4

Mengisi waktu senggang

dengan kegiatan-kegiatan yang

kreatif.

12

Page 60: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

50

Kreativitas masyarakat Punya cara untuk

menghilangkan rasa januh saat

bekerja.

Punya keterampilan khusus

yang bisa menghasilkan uang

atau menambah penghasilan

anda.

Punya cara sendiri untuk

menambah penghasilan.

13

14

15

4

Kejujuran masyarakat

Selalu berkata jujur kepada

orang lain.

Anda tidak pernah mencurigai

teman kerja anda.

Anda selalu jujur dalam hal

pembagian uang (hasil kerja).

Teman-teman anda selalu

mempercayai anda untuk

menjadi rekan kerjanya.

Anda selalu jujur dalam hal

penghasilan kepada keluarga.

16

17

18

19

20

5

Memiliki penyakit serius.

Merasa stress.

21

22

Page 61: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

51

Kondisi kesehatan

masyarakat

Memiliki keluhan rasa sakit

pada badan anda.

23 3

Visi kedepan yang

dimiliki masyarakat

Bercita-cita untuk naik haji.

Bercita-cita untuk membeli

cetek/kapal laut.

Keinginan untuk menggali

potensi atau belajar lebih

banyak lagi.

Keinginan membeli sepit bud

dalam waktu dekat.

Bercita-cita untuk

menyekolahkan anak hingga

keperguruan tinggi.

Membangun rumah dalam

waktu dekat.

24

25

26

27

28

29

6

Kemampuan

masyarakat dalam

bekerja dengan orang

lain

Berusaha menjaga perasaan

teman-teman dalam pergaulan

atau dunia kerja.

Menjalin hubungan dengan baik

dengan teman-teman anda.

30

31

3

Page 62: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

52

Bekerjasama dengan orang lain.

Senang bekerja dalam 1 team.

32

Professionalitas yang

dimiliki masyarakat

Memilki keinginan untuk

belajar lebih banyak lagi.

Cocok dengan pekerjaan yang

ditekuni saat ini.

Memiliki kehalian dibidang

pekerjaan yang ditekuni saat ini.

Minat dengan pekerjaan yang

ditekuni saat ini.

34

35

36

37

4

Jumlah anggota

keluarga yang menjadi

tanggungan masing-

masing masyarakat.

Jumlah anak yang dimiliki.

Jumlah anggota keluarga yang

menjadi tanggungan.

38

39

2

Kemampuan ekonomi

yang dimiliki

masyarakat

Penghasilan cukup untuk biaya

hidup sehari-hari.

Memiliki tanah/rumah.

Memiliki kendaraan laut.

40

41

42

3

Page 63: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

53

Kondisi kesehatan

masyarakat

Memiliki penyakit serius.

Pergi kedokter/puskesmas bila

sedang sakit.

Memiliki keluhan rasa sakit pada

badan.

43

44

45

4

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data-data yang telah dikumpulkan diolah

melalui berapa tahap, yaitu dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka langkah

berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan

membuat abstraksi, abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman inti, proses

dan peryataan-peryataan yang perlu dijaga, sehingga tetap berada didalamnya,

maksudnya untuk melihat porsi setiap pendapat atau alternative jawaban yang

dihitung dengan prosentase.68

Tekhnik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan

keterangan-keterangan atau data-data tersebut dapat dipahami tidak hanya oleh

peneliti, akan tetapi dapat dipahami oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil

penelitian. Dalam menganalis data penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau

kuesioner yang berhasil dikumpulkan.

2. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket.

3. Tabulasi data, kegiatan ini dilaksanakan dengan memasukan data-data

kedalam tabel presentasi sesuai dengan jumlah item-item pertanyaan

68

Muhammad Nazir,Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999, h-64.

Page 64: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

54

yang diajukan. Data yang dikumpulkan dari hasil angket yang telah

disebarkan pada masyaratat. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai kemudian

diolah dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi prosentase,

yang diletakan dalam tabel dengan menggunakan rumus :

P = _F_ X 100%

N

Ket : P : Prosentase untuk setiap alternative jawaban

F : frekuensi (jumlah Jawaban Responden)

N : Number of Cases (Jumlah Responden)

100% : bilangan tetap

4 Display Data (penyajian data), yaitu peneliti akan menyajikan data

hasil penelitian dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Maksud dari

penyajian data ini adalah akan memudahkan untuk memahami apa

yang telah terjadi dan merencankan kerja selanjutnya berdasarkan

pada apa yang telah dipahami tersebut.

Conclusion Drawing/Verification (Penarikan

kesimpulan/Pemeriksaan) Penarikan kesimpulan dan pemeriksaan

dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan

teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari lapanga

Page 65: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Simpang Tiga Jaya

1. Nama Desa : Desa Simpang Tiga Jaya

2. Kecamatan : Tulung Selapan

3. Kabupaten : Ogan Komring Ilir (OKI)

4. Kota : Palembang

5. Luas Wilayah (Km2): 266,6169

6. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Kelompok umur:

Tabel 4.1

Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Kelompok umur

Usia Jumlah

0-4 57

5-9 76

10-14 80

15-19 115

20-24 112

25-29 107

30-34 81

69

://mirror.unpad.ac.id/orari/library/library-non

ict/statistics/depdagri/Data_Wilayah_Pemekaran.pdf

55

Page 66: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

56

35-39 53

40-44 59

45-49 43

50-54 48

55-59 18

60-64 21

65-69 23

Jumlah 893

Sumber: Diolah berdasarkan data kependudukan keluruhan Desa Simpang Tiga

Jaya tahun 2013 636

Dari tabel klasifikasi penduduk berdasarkan kelompok umur ini terlihat

bahwa mayoritas penduduk ada pada usia produktif yang mana usai produktif

adalah usai ketika seseorang maupun bekerja dan menghasilkan sesuatu yaitu usia

15-60 tahun.70

Sehingga dapat diketahui bahwa 71,2% penduduk desa Simpang

Tiga Jaya ada pada usia produktif.

7. Klasifikasi Penduduk Berdasarkan agama

Tabel 4.2

Klasifikasi Penduduk Berdasarkan agama

No Agama Jumlah

1 Islam 893

2 Kristen -

3 Katolik -

70

http//www.datastatistik-indonesia.com

Page 67: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

57

4 Budha -

5 Hindu -

Sumber: Diolah berdasarkan data kependudukan Kelurahan Desa Simpang Tiga

Jaya tahun 2013

Dari tabel klasifikasi penduduk berdasarkan agama ini dapat diketahui

bahwa 100% penduduk Simpang Tiga Jaya beragama Islam. Dan dalam konteks

ini agama Islam menjadi sangat penting, terutama dalam kaitannya membentuk

suatu etos kerja produktif dan mandiri.

8. Lapangan Kerja Penduduk

Tabel 4.3

Lapangan Kerja Penduduk

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1. Petani 13

2. Petani

Pengarap/Penyekap

55

3. Buruh Tani 34

4. Nelayan 284

5. Petambak 156

6. Pertukangan 20

7. Pegawai Negeri Sipil

(PNS)

4

8. Perangakat Desa 18

9. Pengangguran 52

Sumber: Diolah berdasarkan data kependudukan Kelurahan Desa Simpang Tiga

Jaya tahun 2013

Page 68: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

58

Mayoritas pneduduk di Desa Simpang Tiga Jaya bekerja di sector non

formal yaitu sebagai nelayan, yang artinya perekonomian di Desa Simpang Tiga

Jaya ditepong oleh sector perikanan.

B. Deskripsi Data Responden Penelitian

Tabel 4.4

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

No Jenjangn

Pendidikan

Frekuensi

1 >SD 5 orang

2 SD 36 orang

3 SMP 59 orang

Sumber: Berdasarkan data hasil penelitian

Dari tabel karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat diketahui

bahwa 95% berada pada pendidikan yang terbilang rendah yang hanya menempuh

hingga jenjeng pendidikan dasar di tambah dengan tidak adanya SMA yang

terletak di kecamatan,untuk mencapai dikecatan perluh biaya kurang lebih

Rp250.000,-. Hal ini yang memungkinkan penduduk mayoritas bekerja di sector

non formal.

Page 69: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

59

Karakteristik responden berdasarkan penghasilan

Table 4.5

Karakteristik responden berdasarkan penghasilan

No Skala Penghasilan Frekuensi

1. 10.000-50000 25 orang

2. 60.000-100.000 24 orang

3. 110.000-150.00 8 orang

4. 160.000-200.000 19 orang

5. 250.000-315.000 9 orang

6. 290.000-325.000 15 orang

Sumber: Berdasarkan data hasil penelitian

Dari tabel karakteristik responden berdasarkan penghasilan dapat diketahui

bahwa rata-rata penghasilan perhari responden terbilang cukup besar, hanya saja

penghasilannya ini tidak cukup tergantung pada musim dan cuaca.

C. Deskripsi Data

Dalam pengumpulan data, tentang Etos Kerja Masyarakat Pesisir di Desa

Simpang Tiga Jaya, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komring Ilir

Provinsi Sumatera selatan didapatkan memalui penyebaran angket. Angket yang

penulis gunakan berbentuk skala sikap. Skala sikap ini berisi pernyataan-

pernyataan mengenai etos kerja yang disebarkan kepada sampel sebanyak 100

(seratus) orang responden dari seluruh populasi yang berjumlah kurang lebih 893

(Delapan ratus Sembilan puluh tiga) penduduk. Jumlah pernyataan yang diberikan

keresponden sebanyak 25 (dua puluh lima) item. Pilihan tersebut harus dijawab

Page 70: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

60

oleh responden dengan memberikan tanda silang (X). Kemudian data tersebut

dihitung sehingga dapat diperoleh kesimpulan. Selain itu juga, peneliti

memperoleh data memalui observasi, wawancara dan observasi penelitian

dilakukan untuk memperoleh data mengenai keadaan masyarakat di desa Simpang

Tiga Jaya baik keadaan fiksi maupun non fiksi, data masyarakat. Sedangkan

wawancara kepada beberapa pihak yang terpilih untuk memperkuat analisa

peneliti dan upaya melengkapi data-data akurat yang terkait dengan penelitian ini.

D. Hasil Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana Etos Kerja Masyarakat Pesisir di Desa

Simpang Tiga Jaya, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komring Ilir

Provinsi Sumatera selatan Maka tabel dibawah ini merupakan perolehan nilai

hasil angket.

1. Etos Kerja Masyarakat Pesisir Pantai Simpang Tiga Jaya

1) Bekerja Keras

Mereka yang memiliki jiwa pekerja keras akan senantiasa bekerja

dengan memaksimalkan kemampuan dan tenaga yang mereka

memiliki. Tabel no 4.6,4.7 dan 4.8 menyajikan skor mengenai

kemampuan masyarakat dalam bekerja.

Tabel 4.6

Saya mengerjakan pekerjaan sekuat dengan sekuat tenaga

No Alternatif Jawaban F P (%)

Sangat setuju 97 97%

Page 71: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

61

1

Setuju 3 3%

Tidak setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 100 100%

Sumber diambil dari hasil wawan cara

Tabel 4.6 menjelaskan bahwa masyarakat desa mengerjakan pekerjaan

dengan sekuat tenaga, dapat dilihat dari hasil skor 97% menyatakan sangat setuju

untuk mengerjakan pekerjaan dengan sekuat tenaga begitu pula bila ditinjau dari

segi mata pencaharian yang lebih dari 70% dari masyarakat di desa ini adalah

nelayan. Hal ini didukung dengan mata pencaharian mereka di dapat dari laut.

Maka harus memilii tekad dan keinginan yang besar untuk memperoleh hasil yang

mereka butuhkan untuk emenuhi kebutuhan keseharian mereka.

Tabel 4.7

Saya senang dan semangat untuk berangkat ke tempat kerja

No Alternatif Jawaban F P (%)

2

Sangat setuju 70 70%

Setuju 25 25%

Tidak setuju 3 3%

Sangat tidak setuju 2 2%

Jumlah 100 100%

Sumber diambil dari masyaraakat Desa Simpang Tiga Jaya

Pada tabel 4.7 menyatakan bahwa masyarakat desa senang dan semangat

untuk berangkat ketempat kerja, 70% dari jawaban responden menyatakan sangat

setuju dan 25% menyatakan setuju. Maka 95% masyarakat memiliki semangat

Page 72: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

62

yang tinggi untuk bekerja. Karena masyarakat pesisir memiliki musim dan cuaca

yang dapat menentukan kegiatan keseharian masyarakat sehingga kehidupannya

tidak menentu.

Tabel 4.8

Terkadang saya males pergi bekerja

No Alternatif Jawaban F P (%)

3

Sangat setuju 5 5%

Setuju - -

Tidak setuju 89 89%

Sangat tidak setuju 6 6%

Jumlah 100 100%

Sumber : diambil dari masyarakat setempat

Tabel 4.8 menjelaskan responden mengatakan tidak setuju dengan sifat

malas, hal ini membuktikan bahwasannya masyarakat selalu bekerja keras untuk

mencukupi kebutuhan keluarganya. Sedangkan pernyataan dengan skor terendah

karena tidak menentunya hasil karena disebabkan factor cuaca dan musim.

2) Percaya diri

Sikap percaya diri akan melahirkan kekuatan, keberanian, dan tegas dalam

besikap dalam bekerja. Mengenai kepercayaan diri masyarakat dalam

bekarja akan digambarkan dalam tabel 4.9 dan 4.10.

Page 73: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

63

Tabel 4.9

Saya yakin bisa mencapai harapan-harapan yang saya miliki selama ini

No Alternatif Jawaban F P (%)

4

Sangat setuju 84 84%

Setuju 6 6%

Tidak setuju 5 5%

Sangat tidak setuju 5 5%

Jumlah 100 100%

Sumber : juga diambil dari masyarakat setempat

Keyakinan yang kuat dapat terlihat dari tingginya pernyataan masyarakat

yaitu 84% masyarakat mempunyai keyakinan bisa mencapai harapan-harapan

yang dimilikinya. Begitu pula bila dilihat dari factor usia yang sebagian besar

masih dalam masa produktif, sehingga kesehatan jasmani masih cukup kuat untuk

bekerja sekuat tenaga hal inilah yang membuat mereka yakin bisa mencapai

harapan-harapan yang dimiliki selama ini.

Tabel: 4.10

Saya yakin bahwa sesungguhnya setiap orang memiliki potensi dan keahlian

No Alternatif Jawaban F P (%)

5

Sangat setuju 85 85%

Setuju 3 3%

Tidak setuju - -

Sangat tidak setuju 12 12%

Jumlah 100 100%

Sumber : di ambil melalu penyebaran keosoner

Page 74: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

64

Potensi yang dimiliki setiap individu berbeda-beda, bila kita dapat menggali

potensi tersebut maka kita dapat menguasai keahlian yang orang lain belum tentu

memiliki potensi yang sama. Dengan potensi yang dimiliki setiap individu dapat

menggunakannya untuk memperoleh penghasilan yang lebih. 85% menyatakan

mereka sangat setuju dengan pernyataan bahwa sesungguhnya setiap orang

memiliki potensi dan keahlian masing-masing. Adapun pernyataan sangat tidak

setuju karena mayoritas dari mereka memiliki jenjang pendidikan yang rendah,

sehingga mempengaruhi rasa percaya diri mereka.

1. Disiplin

Pribadi yang disiplin akan hati-hati dalam mengelola pekerjaan serta penuh

tanggung jawab memenuhi kewajibannya. Tabel 4.11,4.12 dan 4.13 akan

mengambarkan kedisiplinan bekerja masyarakat pesisir simpang tiga jaya.

Tabel 4.11

Saya berangkat dan pulang kerja rutin dilakukan pada jam yang sama

No Alternatif Jawaban F P (%)

6

Sangat setuju 53 53%

Setuju 33 33%

Tidak setuju 10 10%

Sangat tidak setuju 4 4%

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Karena sebagian besar masyarakat disini adalah nelayan yang pola kerjanya

bergantung pada iklim dan cuaca, waktu berangkat dan pulang merekapun

Page 75: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

65

bergantung pada angina, ini yang menjadi alasan mereka setuju untuk berangkat

dan pulang kerja rutin dilakukan pada jam yang sama.

Tabel 4.12

Saya tidak mensia-siakan waktu kerja

No Alternatif Jawaban F P (%)

7

Sangat setuju 66 66%

Setuju 29 29%

Tidak setuju 5 5%

Sangat tidak setuju -

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Waktu adalah uang, mungkin itu motto yang pas untuk mereka,dengan

cuaca yang tidak tentu dan arah angin yang terkadang berubah-rubah membuat

masyarakat harus bias menggunakan waktu dengan pintar. Sebagian pemuda di

desa ini juga harus pintar krna sebagian dri mereka mencari pencaharian ke pulau

Bangka yang dapat diempuh dengan menggunakan perahu sekitar 3 sampai 4 jam.

Maka pernyataan sangat setuju memiliki prosetase yang cukup hingga 66%.

walaupun sebagian dari mereka memilih untuk mencari ikan dengan

menggunakan perahu di wilayahnya. Hal ini difaktori karena bahaya yang cukup

tinggi pula. Banyaknya pembajakan perahu yang terjadi di perjalanan selagi

mereka berada ditengah laut, belum juga arah mata angina yang tib-tiba berubah

karena kondiisi cuaca.

Page 76: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

66

2. Kreatif

Seorang yang kreatif akan bekerja dengan informasi, data, serta keahliannya

sedemikian rupa sehingga memberikan hasil atau manfaat yang besar.

Mengenai kreativitas masyarakat pesisir akan digambarkan dalam tabel

4.13, 4.14 dan 4.15

Tabel 4.13

Saya sering terlambat ketempat kerja

No Alternatif Jawaban F P (%)

8

Sangat setuju 24 24%

Setuju - -

Tidak setuju 76 76%

Sangat tidak setuju -

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Jika dilihat dari perrnyataan responden 76% mengatakan bahwa mereka

tidak setuju hal ini masih bersangkutan dengan pertanyaan table no 4.6 dan 4.7.

Karena mereka pekerjaan mereka bergantung dengan keadaan cuaca, bila cuaca

bagus maka mereka akan bersama-sama pergi ke laut untuk mencari nafkah.

Tabel 14

Saya punya cara untuk menghilangkan rasa jenuh saat bekerja

No Alternatif Jawaban F P (%)

9

Sangat setuju 25 25%

Setuju 5 5%

Tidak setuju 50 50%

Sangat tidak setuju 20 20%

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Page 77: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

67

Tidak semua orang memiliki cara untuk menghilangkan rasa jenuh saat

bekerja, hal ini dapat terlihat pada jawaban yang cukup tinggi yaitu tidak setuju

dengan nilai prosentase 50% dan sangat tidak setuju dengan skore 20%. Bila

ditinjau kembali hal ini disebabkan karena factor minimnya lapangan pekerjaan

pada daerah tersebut. Dan selain menjadi nelayan sebagian besar dari mereka

bekerja menjadi buruh di pabrik.

Tabel 4.15

Saya punya cara sendiri utnuk menambah penghasilan

No Alternatif Jawaban F P (%)

10

Sangat setuju 67 67%

Setuju 25 25%

Tidak setuju 8 8%

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Karena pada musim ikan, aktivitas ekonomi sangat tinggi, pada musim lain,

aktivitas para nelayan nyaris tidak ada, mereka menunggu musim panen. Sebagian

nelayan melakukan aktivitas perikanan tangkap lain misalnya memancing.

Sebagian lain berprofesi menjadi tukang atau kuli bangunan, melakukan aktivitas

produksi dan penjualan ikan asap.71

Begitu pula dengan masyarakat di desa

simpang tiga jaya ini. Selain dari menangkap ikan mereka melakukan pekerjaan

lain, seperti bertani dan menjadi kuli bangunan.

71 Budi Siswanto, Kemiskinan Dan Perlawanan Kaum Nelayan, (Malang: Laksbang Mediatama,

2008), h. 96-97

Page 78: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

68

Tabel 4.16

Jika ada waktu senggang saya mengisinya dengan tidut

No Alternatif Jawaban F P (%)

11

Sangat setuju 20 20%

Setuju 9 9%

Tidak setuju 12 12%

Sangat tidak setuju 59 59%

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Dengan kegiatan yang cukup padat sebagian warga memanfaatkan jam

kosong dengan istirahat, hal ini dilakukan agar mereka dapat bekerja tepat waktu

dan dalam keadaan yang fit, sehingga tidak mengganggu konsentrasi mereka saat

bekerja.

3. Jujur

Mengenai kejujuran masyarakat pesisir pantai simpang tiga jaya akan

digambarkan dalam tabel 4.17, 4.18 dan 4.19:

Tabel 4.17

Saya selalu bekerja jujur kepada orang lain

No Alternatif Jawaban F P (%)

12

Sangat setuju 91 91%

Setuju 9 9%

Tidak setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Page 79: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

69

Dari table 4.17 ini kita dapat menilai bahwa mereka berkata jujur kepada orang

lain.

Tabel 4.18

Teman-teman saya selalu mempercayai saya untuk menjadi rekan kerjanya

No Alternatif Jawaban F P (%)

13

Sangat setuju 84 84%

Setuju 16 16%

Tidak setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Karena kehidupan di desa lebih erat dan tidak seperti kehidupan yang ada di

kota, hubungan persaudaraan mereka sangat erat. Hal inilah dapat mempengaruhi

penilaian seseorang terhadap orang lain. Karena mereka memiliki hubungan yang

cukup erat. Terlihat dari jawaban responden 84% menyatakan bahwa mereka

sangat setuju dengan pertanyaan Teman-teman saya selalu mempercayai anda

untuk menjadi rekan kerjanya.

Tabel 4.19

Saya berbohong jika dalam keadaan terpepet

No Alternatif Jawaban F P (%)

14

Sangat setuju 11 11%

Setuju 8 8%

Tidak setuju 60 60%

Sangat tidak setuju 21 21%

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Page 80: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

70

Bila ditinjau kembali dari hasil pernyataan responden bahwa ada sekitar

11% dari mereka menyataan sangat setuju dan 8% setuju untuk berbohong jika

dalam keadaan terpepet.

6. Sehat jasmani dan rohani

Mengenai kondisi keshatan masyarakat pesisir pantai pesisir pantai simpang

tiga jaya akan digambarkan dalam tabel 4.20 dan 4.21:

Tabel: 4.20

Saya memiliki penyakit serius.

No Alternatif Jawaban F P (%)

15

Sangat setuju 56 56%

Setuju 4 4%

Tidak setuju 40 40%

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Sebagian besar responden memiliki penyakit yang serius, hal ini diduga

karena responden tidak menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan sehingga

memiliki penyakit serius. Dengan skore 56% ini maka dapat dinilai cukup

tingginya masyarakat yang kurang menjaga pola hidup sehat.

Tabel 4.21

Saya memiliki keluhan rasasakit pada badan saya

No Alternatif Jawaban F P (%)

16

Sangat setuju 76 76%

Setuju 18 18%

Tidak setuju - -

Sangat tidak setuju 6 6%

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Page 81: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

71

Dengan skore 76% yamg menyatakan bahwa mereka memiliki keluhan rasa

sakit pada badan, hal ini wajar terjadi karena mayoritas masyarakat adalah

nelayan yang pola bekerjanya berbeda dengan pekerjaan lain.

4. Memiliki visi

Visi atau orientasi kemasa depan akan mempengaruhi kualitas etos kerja

seseorang. Mengenai visi kedepan yang dimiliki masyarakat pesisir pantai

simpang tiga jaya akan digambarkan dalam tabel 4.22 dan 23:

Tabel 4.22

Saya bercita-cita untuk membeli cetek/kapal laut

No Alternatif Jawaban F P (%)

17

Sangat setuju 84 84%

Setuju 7 7%

Tidak setuju 3 3%

Sangat tidak setuju 6 6%

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Karena sebagian besar masyarakat adalah nelayan maka sangatlah wajar

apabila mereka memiliki cita-cita untuk memiliki kapal laut, karena mereka

menggunakan kapal dari hasil sewaan kepada saudagar yang memiliki kapal

banyak, dan hasil tangkapan mereka digunakan untuk membayar biaya sewa

kapal.

Page 82: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

72

Tabel 4.23

Saya ingin membangun rumah dalam waktu dekat

No Alternatif Jawaban F P (%)

18

Sangat setuju 82 82%

Setuju 18 18%

Tidak setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Keinginan untuk memiliki rumah yang cukup besar bagi mereka terlihat

dengan hasil pernyataan mereka dengan skore 82% sangat setuju, namun dengan

keadaan sebagai masyarakat pesisir yang bermukim diwilayah pesisir mempunyai

mata pencaharian dari sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan pesisir dan laut,

misalnya nelayan, pembudi daya ikan, pemilik atau pekerja perusahaan

perhubungan laut. Yang tinggal diwilayah pesisir yang yidak memungkinkan

mereka untuk membangun rumah seperti apa yang dibangun oleh masyarakat

umum diwilayah yang berbeda.

5. Bekerja Sama

Mampu bekerja sama dengan orang lain atau rekan kerja juga menjadi hal

penting pada orang yang beretos tinggi. Mengenai kemampuan masyarakat

dalam bekerja dengan orang lain akan digambarkan pada tabel 24, 25 dan

26:

Page 83: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

73

Tabel 4.24

Saya menjalin hubungan baik dengan teman-teman kerja

No Alternatif Jawaban F P (%)

19

Sangat setuju 85 85%

Setuju 15 15%

Tidak setuju - -

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Mampu bekerja sama dengan orang lain atau rekan juga menjadi hal penting

pada orang yang beretos kerja tinggi, mengenai kemampuan masyarakat dalam

bekerja sama dengan orang lain tergambar pada table diatas yang menyatakan

85% mengatakan setuju dan 15% mengatakan setuju, hasil ini cukup tinggi yang

menunjukan masyarakat memiliki hubungan baik antar sesame rekan kerja.

Tabel 4. 25

Saya senang berkerja dengan satu team

No Alternatif Jawaban F P (%)

20

Sangat setuju 74 74%

Setuju 11 11%

Tidak setuju 15 15%

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Page 84: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

74

Dari tabel 4.24 dapat terlihat masyarakat pesisir senang bekerja sama

dengan orang lain, maka bila di tabel 4.25 terdapat 74% menyatakan sangat setuju

dan 11% setuju bila mereka senang dalam 1 team. Dan walaupun sebagian dari

mereka ada ketidak cocokan dalam sikap dan sifat salah satu teman teamnya.

Namun mereka bersaha untuk menjaga perasaan teman 1 team, karena manusia

adalah makhluk yang komplek yang memiliki rasa benci, marah, tidak suka, dll.

Manun mereka juga mempnyai kebutuhan, kemauan, cita-cita dan angan-angan.

Tabel 4.26

Saya lebih senang berkerja sendiri

No Alternatif Jawaban F P (%)

21

Sangat setuju 8 8%

Setuju 2 2%

Tidak setuju 2 2%

Sangat tidak setuju 88 88%

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Dari 88% yang menjawab sangat tidak setuju dapat disimpulkan bahwa

masyarakat tidak senang bekerja sendiri, dari tabel 4.24 dan 4.25 sudah dapat

disimpulkan pula masyarakat lebih senang bekerja dengan satu team.

6. Professional

Professional bisa dilihat pada pekerjaan yang ditekuni sesuai atau tidak

dengan kemampuan dan minat yang dimiliki. Yang tentu hal ini akan

mempengaruhi orang dalam pembentukan etos kerjanya. Mengenai

Page 85: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

75

professionalitas yang dimiliki masyarakat pesisir panti simpang tiga jaya

akan digambarkan dalam tabel 27 dan 28:

Tabel 4.27

Saya memiliki keinginan untuk belajar lebih banyak lagi

No Alternatif Jawaban F P (%)

22

Sangat setuju 65 65%

Setuju 25 25%

Tidak setuju 10 10%

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

65% menyatakan sangat setuju untuk belajar lebih banyak lagi,dan 25%

menyatakan setuju. Hal ini dipicu karena di desa simpang tiga jaya ini memiliki

keterbatasan sekolah. Di desa ini hanya ada jenjang pendidikan sekolah sampai

SMP saja, apabila mereka ingin melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya harus

keluar dari desa tersebut, misalnya pergi ke perkotaan atau merantau ke ibu kota.

Hal ini pula yang menjadi alasan bagi masyarakat tidak memiliki keinginan untuk

belajar lebih banyak lagi. Karena selain factor fasilitas yang tidak memadai, faktor

ekonomi yang rendah menjadi halangan mereka untuk melanjutkan pendidikan

kepada jenjang yg lebih tinggi.

Page 86: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

76

Tabel 4.28

Saya minat dengan pekerjaan yang di tekunin saat ini

No Alternatif Jawaban F P (%)

23

Sangat setuju 87 87%

Setuju 8 8%

Tidak setuju 5 5%

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Dari pernyataan mereka 87% menyatakan minat dengan pekerjaan mereka,

hal ini didasari karena sulitnya mencari pekerjaan di desa simpang tiga jaya, dan

factor pendidikan mereka yang rata-rata lulusan sekolah dasar (SD) sehingga

kurangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka kuasai. Maka mereka

melakukan apa saja yang mampu dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan pokok

sehari-hari dan tetap bekerja keras untuk mencapai harapan-harapan mereka.

7. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab adalah salah satu ciri seseorang yang beretos kerja

tinggi, dengan bertanggung jawab ia menjalani apa yang dikerjakan dengan

penuh kesungguhan. Tabel 29 dan 30 ini menjelaskan sikap tanggung jawab

masyarakan di desa simpang tiga jaya.

Tabel 4.29

Saya selalu menyelesaikan pekerjaan lain dirumah

No Alternatif Jawaban F P (%)

24

Sangat setuju 2 2%

Setuju 8 8%

Tidak setuju 56 56%

Sangat tidak setuju 34 34%

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Page 87: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

77

Bagi mereka setelah berada di rumah adalah waktu untuk beristirahat dan

berkumpul bersama keluarga. Karena mayoritas masyarakat pesisir menjadi

nelayan dan memerlukan keadaan tubuh yang fit dalam melaksanakan

pekerjaannya. Maka sangat wajar apabila mereka banyak yang tidak setuju untuk

melaksanakan pekerjaan dirumah. Bagi mereka laut adalah tempat mereka bekerja

dan rumah adalah tempeh mereka beristirahat dan berkumpul bersama anak dan

istri mereka.

Tabel 4.30

Saya memanfaatkan waktu untuk mencari penghasilan tambahan

No Alternatif Jawaban F P (%)

25

Sangat setuju 56 56%

Setuju 24 24%

Tidak setuju 13 13%

Sangat tidak setuju 7 7%

Jumlah 100 100%

Sumber :di ambil dari masyarakat setempat

Sebagian dari masyarakat di desa ini memilih untuk mencari penghasilan di

luar rumah untuk memenuhi kebutuhan mereka, karena tidak setiap hari mereka

mendapatkan hasil tangkapan ikan yang banyak, sebagian dari mereka juga ada

yang menjadi kuli bangunan atau beternak wallet untuk menutip kekurangan

kebutuhan keluarga.

Page 88: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Adapun Etos Kerja Masyarakat Desa Simpang Tiga Jaya cukup baik, dapat

dilihat dari hasil khususnya dari segi financial yang cukup baik. Walaupun

hasil yang mereka dapatkan tidak selalu sesuai dengan yang mereka

butuhkan. kebiasaan keseharian masyarakat desa simpang tiga jaya yang

memiliki pekerjaan sebagai nelayan yang mendominasi kebanyakan dari

kepala keluarga. Hal ini dikarenakan mata pencaharian merekadan

keadaan tempat tinggal yang berada di pesisir pantai.

2. Kesenjangan social pun masih ada, tidak mudah untuk memper baiki

kesenjangan social pada masyarakat ini khususnya di desa tiga simpang

jaya karena membutuhkan waktu,biaya dan keikutsertaan pemerintah

dalam menangani kesenjangan ini. Bila dianalisa dari keadaan social

masyarakat di desa ini, mereka dapat mengatasi konflik khususnya dalam

hal perekonomian walaupun masih dalam hal perindividu, untuk

meningkatkan kesejahteraan mereka memanfaatan sumber daya laut dan

alam yang ada di desa ini, selain menjadi nelayan mereka juga membudi

daya wallet memanfaatkanya untuk mata pencaharian tambahan. Hal ini

dikarenakan iklim dan cuaca dapat mempengaruhi penghasilan mereka.

78

Page 89: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

79

3. adapun factor yang mempengaruhi etos krja masyarakat adalah:

a. keadaan masyarakat yang berada di pesisir

b. tidak adanya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang membantu

desa untuk berkembang.

c. Masih tinggi nya tingkat kriminal di laut seperti menggunakan bom

ikan saat menangkap ikan, pembajakan kapal-kapal dan lain-lain.

B. Saran

1. Diperlukan dukungan dan penelitian yang lebih besar dari berbagai pihak

di desa simpang tiga jaya agar dapat memenuhi kebutuhan pokok

masyarakat pesisir sehari-hari.

2. Pemkot Palembang harus bekerja lebih keras lagi dalam mengembangkan

kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat yang bedara di wilayah

pesisir. Pemerintah seharusnya membuat kebijakan yang dapat

memperbaiki/meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin agar bisa

hidup sejahtera dan paling tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya.

3. Pemerintah harus ikut ikut andil dalam proses pendidikan,karena

kurangnya pendidikan di desa simpang iga jaya yang wilayahnya berada

pada pesisir dapat mempengauhi etos kerja dan perkembangan pola fikir

anak-anak.

4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pola konsumsi terutama

melihat variabel-variabel lain yang lebih spesifik yang bisa mempengaruhi

pola konsumsi rumah tangga seperti jenis pekerjaan, jumlah tanggungan

keluarga,dan pendidikan.

Page 90: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

80

DAFTAR PUSTAKA

Ali Azis, Moh, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: PT LKiS Pelangi

Aksara, 2005.

Arikunto,Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka

Cipta, 2006.

Budi, Wahyu Setiawan, Interaksi Daratan dan Lautan, Jakarta: LIPI, 2004.

Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Kamus Besar Indonesia”, Jakarta: PT.

Balai Pustaka,1989. diakses 22 juni 2010).

Ensklopidia Indonesia 1983, Ichtiar Baru-Van Heave dan Elsevier Publishing

Projects, Jakarta 2007.

Hoetomo, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Surabaya: Mitra Pelajar, 2005.

Rakhmat Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi,Bandung: remaja

rosdakarya,1991.

Mansyur K, M, Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa, Surabaya: Usaha Nasional

Indonesia.

Kusnadi, Konflik Sosial Nelayan, Yogyakarta: LKIS, 2006.

----------------------, Jaminan Sosial Nelayan, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara,

2007

----------------------, Keberadaan Nelayan Dan Dinamika Ekonomi Pesisir,

Yogyakarta: Ar- RuzzMedia, 2009

M. H,Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: kencana, 2005.

Nazir Muhammad, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalio Indonesia, 1998

Mulyadi, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan Jakarta:

Perspektif Sosologi (Agussetiaman.wordpress.com/2008/11/…/perspektif-sosiologi/,

Rajagrafindo Persada, 2003.

Page 91: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

81

Safari, Burhanudin, dkk, Kewirausahaan Pemuda Bahari, Jakarta: Deputi Bidang

Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga Republik Indonesia, 2006.

Siswanto, Budi, Kemiskinan Dan Perlawanan Kaum Nelayan, Malang: Laksbang

Mediatama, 2008

Soehartono, Irwan, Metode Penelitian,sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004.

Suhartini, r.r, A. Halim, Model-model Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta:

Pustaka Pesantren,2005

Syani, Abdul, Sosiologi Skematika, Teori, Dan Terapan Bandung: PT Bumi Aksara,

Toto Tasmara, K. H. Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: Gema Insani, 2002.

://mirror.unpad.ac.id/orari/library/library-non

ict/statistics/depdagri/Data_Wilayah_Pemekaran.pdf

http://www.menkokesra.go.id/content/view/9794/39/

http//www.datastatistik-indonesia.com

http://groups.yahoo.com/group/pendidikan/message/3136

Page 92: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

Kisi- kisi Instrument Penelitian Etos Kerja Masyarakat Pesisir

Indikator-indikator etos kerja

1. Bekerja keras

2. Percaya diri

3. Disiplin

4. Kreatif

5. Jujur

6. Sehat jasmani dan rohani

7. Memiliki visi kedepan

8. Bekerja sama

9. Professional

10. Bertanggung jawab

ET

OS

KE

RJA

ET

OS

KE

RJA

Indikator

Pertanyaan

No Item

Jumlah

1. Bekerja keras

1. Mengerjakan pekerjaan

dengan sekuat tenaga

2. Senang dan semangat

untuk berangkat

ketempat kerja.

3. Terkadang saya malas

pergi bekerja

4,6,25

3

2. Percaya diri

1. Yakin bisa mencapai

harapan-harapan yang

anda miliki selama ini.

2. Yakin bahwa

sesungguhnya setiap

orang memiliki potensi

1,9

2

Page 93: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

dan keahlian

3. Disiplin

1. Berangkat dan pulang

kerja rutin dilakukan

pada jam yang sama.

2. Tidak mensia-siakan

waktu.

3. Saya sering terlambat

pergi ke tempat kerja.

2,7,15

3

ET

OS

KE

RJA

4. Kreatif

1. Punya cara untuk

menghilangkan rasa

jenuh saat bekerja.

2. Punya cara sendiri

untuk menambah

penghasilan.

3. Jika ada waktu

senggang saya

mengisinya dengan

tidur

13,5,18

3

5. Jujur

1. Selalu berkata jujur

kepada orang lain.

2. Teman-teman anda

selalu mempercayai

anda untuk menjadi

rekan kerjanya.

3. Saya berbohong jika

dalam keadaan terpepet

11,12,3

3

6. Sehat jasmani

dan rohani

1. Memiliki penyakit

serius.

2. Memiliki keluhan rasa

sakit pada badan anda.

8,14

2

1. Bercita-cita untuk

Page 94: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

7. Memiliki visi

membeli cetek/kapal

laut.

2. Membangun rumah

dalam waktu dekat.

16,19

2

8. Bekerja sama

1. Menjalin hubungan

baik dengan teman-

teman anda.

2. Senang bekerja dalam 1

team.

3. Saya lebih senang

bekerja sendiri

17,22,10

3

9. Professional

1. Memiliki keinginan

untuk belajar lebih

banyak lagi.

2. Minat dengan pekerjaan

yang ditekuni saat ini.

24,20

2

E

TO

S K

ER

JA

10. Bertanggung

jawab

1. Selalu menyelesaikan

pekerjaan yang lain di

rumah.

2. Memanfaatkan waktu

senggang untuk

mencari penghasilan

tambahan.

23,21

2

Page 95: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

Rekapitulasi Variabel X (Etos Kerja Masyarakat Pesisir di Desa Simpang Tiga Jaya)

Responden Butir-bitur Kuisioner Jumlah1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 4 4 4 2 4 4 4 2 1 2 1 4 3 4 2 4 4 3 4 4 1 2 4 3 3 77

2 4 3 2 4 4 3 4 2 2 4 1 4 3 1 4 4 4 3 4 4 1 4 4 2 4 79

3 4 4 1 4 4 3 3 2 4 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 82

4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 2 4 2 3 82

5 4 3 2 4 4 2 3 2 4 4 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 1 4 4 2 4 80

6 4 4 2 2 4 4 4 4 1 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3 3 83

7 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 3 88

8 4 3 2 1 4 3 4 4 2 3 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 3 78

9 4 4 1 4 4 3 4 2 1 3 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 2 4 2 3 77

10 4 4 2 4 4 3 4 2 1 3 1 4 3 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 79

11 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 89

12 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 1 4 3 2 3 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 82

13 3 4 2 4 4 2 4 2 2 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 82

14 4 4 4 4 1 4 3 2 1 3 1 4 4 1 2 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 76

15 4 3 2 4 4 3 3 2 4 3 1 4 4 2 4 4 4 3 4 4 1 2 4 2 4 79

16 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 1 4 4 2 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 82

17 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 1 2 4 2 3 81

18 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 4 1 4 4 1 3 81

19 4 3 2 4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 3 83

20 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 1 4 4 2 3 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 83

21 4 4 2 4 4 3 4 2 1 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 3 4 1 4 82

22 3 4 2 4 1 3 3 2 2 4 1 4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 76

23 4 3 2 4 4 3 3 2 1 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 80

24 4 4 2 4 4 1 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 3 82

25 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 2 4 3 2 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 85

26 4 3 1 4 4 2 3 2 2 4 1 4 3 1 3 4 4 4 4 4 1 2 4 2 4 74

27 4 4 2 3 1 4 4 2 1 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 79

28 4 4 2 4 1 3 3 2 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 82

29 3 4 2 4 4 4 4 2 1 4 1 4 4 2 2 4 1 4 4 4 2 2 4 4 3 77

30 4 4 2 4 4 2 4 4 4 3 1 3 4 2 2 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 81

31 4 4 1 4 4 4 4 2 4 3 1 4 4 2 4 4 4 3 4 4 1 4 4 2 4 83

32 4 3 2 4 4 3 4 4 4 2 1 4 4 1 4 4 1 4 3 4 1 4 4 3 3 79

33 4 4 2 2 1 4 3 2 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 79

34 4 4 2 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 4 2 4 84

35 4 4 2 4 4 3 4 2 1 4 1 4 4 2 4 4 1 3 4 4 1 3 4 3 3 77

36 4 4 2 4 1 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 3 4 1 3 82

37 4 4 2 4 4 1 4 2 2 3 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 3 4 2 3 78

38 4 3 2 4 4 4 2 2 1 3 1 4 4 2 4 3 4 3 4 4 1 4 4 3 4 78

39 4 4 2 4 1 3 4 2 4 3 1 4 4 1 4 4 4 4 4 2 1 4 4 1 3 76

40 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 1 4 4 2 4 81

Page 96: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

41 4 3 2 4 4 4 4 2 4 2 1 4 3 1 4 3 4 4 4 4 1 3 2 1 4 76

42 4 4 2 4 4 2 3 2 2 4 1 3 3 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 81

43 4 4 2 4 1 3 3 2 2 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 1 4 4 1 3 75

44 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 1 4 4 2 2 4 2 3 4 4 4 4 2 2 4 82

45 4 3 2 3 4 2 4 2 1 2 4 4 4 2 4 1 4 4 3 4 4 3 4 2 1 75

46 4 3 1 4 4 3 4 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 82

47 4 4 2 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 1 4 4 2 3 83

48 4 3 2 4 1 4 4 2 2 4 1 4 4 2 4 4 4 3 4 2 1 3 4 2 4 76

49 4 4 2 4 4 3 4 2 3 2 1 3 4 2 4 1 1 3 3 2 1 4 4 1 4 70

50 4 4 2 1 4 2 4 2 4 4 1 4 3 2 2 4 4 3 4 4 4 2 4 2 1 75

51 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4 1 3 2 2 3 81

52 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 2 1 4 4 4 4 1 4 4 1 1 80

53 4 4 2 4 4 3 4 4 1 2 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 1 4 4 1 3 79

54 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 1 4 4 1 4 4 4 4 3 4 1 4 4 2 4 83

55 4 1 2 4 4 2 3 2 2 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 2 2 75

56 4 4 2 4 1 3 3 2 2 2 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 77

57 4 4 2 3 4 4 4 2 1 4 1 4 4 2 4 4 4 4 3 4 1 3 4 2 4 80

58 4 4 2 4 4 3 4 2 1 4 1 4 3 2 4 4 4 4 4 4 1 2 4 2 3 78

59 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 90

60 4 4 2 4 4 4 4 2 1 3 3 4 4 2 2 1 3 4 4 4 1 4 4 2 2 76

61 4 4 2 4 3 3 4 2 2 4 1 4 4 2 4 4 4 4 3 3 1 4 3 2 3 78

62 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 1 4 3 2 4 84

63 4 4 2 4 4 4 4 2 1 4 1 4 4 1 2 3 4 4 4 4 1 4 4 2 3 78

64 4 2 2 2 4 3 3 2 2 4 1 4 3 2 4 3 4 4 4 2 1 4 4 1 2 71

65 4 4 2 4 4 4 3 2 1 3 2 4 4 2 2 3 3 4 4 4 1 4 4 1 4 77

66 4 4 2 4 1 4 4 2 2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 1 1 78

67 4 1 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 1 4 4 1 4 81

68 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 1 4 4 1 2 84

69 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 3 1 4 3 2 1 3 4 2 3 80

70 4 4 2 1 4 4 2 2 4 3 1 3 4 2 4 3 4 4 4 4 1 3 2 2 4 75

71 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 1 3 4 2 4 82

72 4 4 2 4 4 4 4 2 1 3 4 4 3 3 2 1 4 4 3 3 3 3 4 2 2 77

73 4 4 2 4 4 3 4 2 2 4 1 4 4 2 4 4 2 4 4 3 1 4 4 2 4 80

74 4 4 2 2 4 4 4 4 1 3 1 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 83

75 4 4 2 4 4 3 2 2 2 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 3 4 1 2 76

76 4 2 2 4 1 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 82

77 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 2 1 4 83

78 4 4 2 4 4 3 3 2 2 4 1 4 4 1 2 4 4 4 4 4 1 4 4 2 1 84

79 4 4 2 1 3 4 3 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 1 3 3 2 2 77

80 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 1 4 4 2 4 3 3 4 3 4 1 4 3 1 4 79

81 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 3 4 3 3 4 4 2 1 4 3 2 4 82

82 4 3 2 4 4 3 4 2 2 4 1 3 4 2 2 3 3 4 3 4 1 4 4 2 2 74

83 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 2 2 3 4 4 4 3 1 4 3 2 4 81

Page 97: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

84 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 1 4 4 2 2 3 4 4 4 4 1 4 4 1 4 80

85 4 3 2 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 1 4 4 2 1 79

86 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 2 85

87 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 1 3 4 2 4 84

88 4 3 2 4 4 4 3 2 2 4 1 4 3 2 2 4 4 4 4 4 1 3 3 2 4 77

89 4 4 2 4 4 4 3 2 2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 2 1 3 4 2 2 79

90 4 3 2 3 4 3 3 2 2 4 2 4 4 1 2 3 4 4 4 4 1 4 4 2 1 74

91 4 4 2 4 3 3 4 2 2 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 3 1 3 4 1 4 79

92 4 3 2 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 82

93 4 4 2 4 4 4 4 2 2 3 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 81

94 4 3 2 4 4 3 3 2 2 4 1 4 4 2 2 3 4 4 3 4 1 3 3 2 4 75

95 4 2 2 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 1 4 4 2 2 80

96 4 3 2 4 4 4 3 4 2 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 2 1 4 4 1 4 79

97 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 1 3 4 2 2 82

98 4 4 2 3 4 3 3 2 2 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 3 1 4 4 2 4 78

99 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 83

100 4 3 2 1 4 4 3 4 2 4 1 4 4 1 4 3 4 4 3 2 1 4 4 2 4 76

Jumlah 397 363 204 369 361 335 361 248 235 359 190 391 384 209 322 364 369 382 385 359 133 355 382 178 328 7971

Page 98: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

A. Etos Kerja Masyarakat Pesisir

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya yakin bisa mencapai harapan-harapan miliki

selama ini.

2. Saya berangkat dan pulang kerja rutin dilakukan

pada jam yang sama.

3. Saya berbohong jika dalam keadaan terpepet

4. Saya mengerjakan pekerjan dengan sekuat tenaga.

5. Saya punya cara sendiri untuk menambah

penghasilan.

6. Saya senang dan semangat untuk berangakat

ketempat kerja

7. Saya tidak mensia-siakan waktu

8. Saya memiliki penyakit serius.

9. Saya yakin bahwa sesungguhnya setiap orang

memiliki potensi dan keahlian.

10. Saya lebih senang bekerja sendiri.

11. Saya selalu berkata jujur kepada orang lain

12. Teman-teman selalu mempercayai saya untuk

menjadi rekan kerjanya.

13. Saya memiliki cara menghilangkan rasa jenuh saat

bekerja.

14. Saya memiliki keluhan rasa sakit pada badan.

15. Saya sering terlambat pergi ke tempat kerja.

16. Bercita-cita untuk membeli cetek/kapal laut.

17. Menjalin hubungan dengan baik dengan teman-

teman saya.

18. Jika ada waktu senggang saya mengisinya dengan

tidur.

19. Saya ingin membangun rumah dalam waktu dekat

Page 99: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

20. Saya berminat dengan pekerjaan yang ditekuni saat

ini.

21. Saya memanfaatkan waktu senggang untuk mencari

penghasilan tambahan.

22. Saya senang bekerja dalam 1 team.

23. Terkadang saya malas pergi bekerja.

24. Saya selalu menyelesaikan pekerjaan yang lain di

rumah.

25. Saya memilki keinginan untuk belajar lebih banyak

lagi.

Page 100: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

Statistics

VAR00001

N Valid 100

Missing 25

Mean 73,0400

Median 73,5000

Mode 74,00

Std. Deviation 6,12483

Variance 37,514

Range 27,00

Minimum 60,00

Maximum 87,00

Sum 7304,00

Percentiles

10 65,0000

20 67,0000

25 68,2500

30 69,0000

40 71,0000

50 73,5000

60 74,6000

70 77,0000

75 77,7500

80 79,0000

90 81,0000

100 87,0000

Page 101: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

60,00 1 ,8 1,0 1,0

61,00 2 1,6 2,0 3,0

62,00 1 ,8 1,0 4,0

64,00 3 2,4 3,0 7,0

65,00 6 4,8 6,0 13,0

66,00 3 2,4 3,0 16,0

67,00 5 4,0 5,0 21,0

68,00 4 3,2 4,0 25,0

69,00 9 7,2 9,0 34,0

70,00 4 3,2 4,0 38,0

71,00 3 2,4 3,0 41,0

72,00 5 4,0 5,0 46,0

73,00 4 3,2 4,0 50,0

74,00 10 8,0 10,0 60,0

75,00 4 3,2 4,0 64,0

76,00 4 3,2 4,0 68,0

77,00 7 5,6 7,0 75,0

78,00 2 1,6 2,0 77,0

79,00 7 5,6 7,0 84,0

80,00 3 2,4 3,0 87,0

81,00 4 3,2 4,0 91,0

82,00 4 3,2 4,0 95,0

83,00 1 ,8 1,0 96,0

84,00 2 1,6 2,0 98,0

85,00 1 ,8 1,0 99,0

87,00 1 ,8 1,0 100,0

Total 100 80,0 100,0

Missing System 25 20,0

Total 125 100,0

Page 102: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

Rekapitulasi Variabel X (Etos Kerja Masyarakat Pesisir di Desa Simpang Tiga Jaya)

Butir-butir Kuisioner

1 2,00 2,00 3,00 2,00 3,00 4,00 4,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,00

3,00 2,00

2 3,00 3,00 4,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 1,00 2,00

3,00 2,00

3 3,00 3,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 3,00 3,00

3,00 2,00

4 4,00 4,00 3,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 2,00 3,00

3,00 2,00

5 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 2,00 3,00

3,00 2,00

6 3,00 3,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 3,00 4,00 2,00 4,00 3,00

3,00 3,00

7 3,00 3,00 2,00 1,00 3,00 3,00 4,00 2,00 4,00 2,00 3,00 3,00

3,00 2,00

8 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 4,00 2,00 4,00 3,00 3,00 3,00

2,00 2,00

9 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 3,00 3,00

3,00 2,00

10 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 4,00 2,00 2,00 4,00

4,00 2,00

11 4,00 3,00 3,00 2,00 4,00 3,00 4,00 2,00 4,00 2,00 2,00 4,00

3,00 1,00

12 4,00 4,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 4,00 2,00 3,00 3,00

3,00 2,00

13 4,00 4,00 3,00 1,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 2,00 3,00

3,00 2,00

14 3,00 2,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 4,00 2,00 3,00 3,00

3,00 2,00

Page 103: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

15 2,00 2,00 3,00 2,00 4,00 3,00 3,00 3,00 4,00 2,00 2,00 3,00

3,00 3,00

16 3,00 4,00 3,00 1,00 4,00 2,00 3,00 2,00 4,00 2,00 2,00 3,00

3,00 2,00

17 3,00 4,00 3,00 2,00 3,00 3,00 4,00 2,00 4,00 2,00 2,00 4,00

4,00 2,00

18 3,00 4,00 3,00 1,00 3,00 4,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 4,00

4,00 2,00

19 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00 3,00 4,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00

3,00 2,00

20 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

2,00 2,00

21 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 2,00

2,00 2,00

22 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 1,00 2,00 3,00

2,00 2,00

23 3,00 2,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 1,00 4,00 2,00 2,00 4,00

4,00 2,00

24 3,00 3,00 2,00 2,00 33,00 3,00 4,00 2,00 4,00 2,00 3,00 3,00

3,00 2,00

25 3,00 4,00 2,00 1,00 3,00 3,00 4,00 1,00 3,00 2,00 3,00 3,00

4,00 2,00

26 3,00 2,00 3,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 2,00 3,00

3,00 2,00

27 3,00 2,00 3,00 1,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 1,00 2,00 3,00

3,00 3,00

28 4,00 4,00 2,00 1,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 3,00 3,00

3,00 1,00

29 4,00 4,00 2,00 1,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 3,00 3,00

3,00 2,00

30 4,00 3,00 2,00 1,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00

3,00 2,00

Page 104: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

31 3,00 2,00 3,00 1,00 3,00 3,00 3,00 1,00 4,00 1,00 2,00 3,00

4,00 1,00

32 3,00 3,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00

3,00 1,00

33 3,00 2,00 2,00 2,00 3,00 3,00 4,00 1,00 3,00 1,00 3,00 3,00

3,00 1,00

34 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00 2,00

3,00 2,00

35 2,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 2,00 2,00

3,00 2,00

36 3,00 2,00 3,00 1,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 1,00 2,00 3,00

3,00 1,00

37 3,00 2,00 2,00 1,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 1,00 3,00 3,00

3,00 1,00

38 3,00 2,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 3,00 3,00

3,00 1,00

39 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00

4,00 1,00

40 4,00 4,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00

3,00 2,00

41 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 4,00 1,00 3,00 2,00 3,00 3,00

3,00 1,00

42 4,00 4,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00

3,00 2,00

43 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 2,00 3,00

3,00 1,00

44 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 2,00 3,00 3,00 2,00

3,00 3,00

45 3,00 3,00 2,00 1,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00

3,00 3,00

46 4,00 4,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 2,00 3,00 3,00 2,00 3,00

2,00 2,00

Page 105: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

47 4,00 3,00 3,00 1,00 3,00 3,00 4,00 1,00 4,00 2,00 2,00 3,00

3,00 1,00

48 3,00 2,00 2,00 1,00 4,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 3,00 3,00

3,00 1,00

49 4,00 2,00 3,00 1,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 1,00 2,00 3,00

3,00 1,00

50 3,00 4,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 1,00 3,00 1,00 3,00 3,00

3,00 1,00

51 3,00 4,00 2,00 1,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 1,00 2,00 3,00

3,00 3,00

52 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00

2,00 2,00

53 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 2,00 3,00

3,00 2,00

54 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 1,00 3,00 3,00

3,00 2,00

55 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00

3,00 2,00

56 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 4,00 2,00 4,00 3,00 2,00 3,00

3,00 2,00

57 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 3,00 4,00 1,00 3,00 1,00 3,00 3,00

3,00 3,00

58 3,00 2,00 3,00 2,00 4,00 4,00 4,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00

3,00 3,00

59 4,00 2,00 2,00 3,00 3,00 4,00 4,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00

3,00 2,00

60 3,00 2,00 3,00 2,00 4,00 3,00 4,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00

3,00 3,00

61 3,00 2,00 3,00 3,00 4,00 4,00 3,00 2,00 4,00 1,00 2,00 2,00

3,00 3,00

62 3,00 3,00 3,00 2,00 4,00 4,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 4,00

3,00 2,00

Page 106: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

63 4,00 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00 3,00 1,00 3,00 2,00 3,00 3,00

4,00 3,00

64 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00

3,00 2,00

65 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00

3,00 2,00

66 3,00 3,00 2,00 2,00 4,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 2,00 3,00

3,00 2,00

67 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 2,00 2,00

2,00 1,00

68 3,00 2,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 2,00 2,00

3,00 1,00

69 4,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 2,00 3,00

3,00 2,00

70 3,00 2,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 3,00 3,00

3,00 2,00

71 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 4,00 3,00

3,00 2,00

72 3,00 4,00 2,00 1,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 3,00 3,00

4,00 2,00

73 3,00 3,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 1,00 4,00 1,00 3,00 4,00

4,00 1,00

74 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 4,00 4,00

4,00 2,00

75 4,00 4,00 2,00 1,00 4,00 4,00 3,00 1,00 4,00 2,00 3,00 3,00

4,00 1,00

76 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 4,00 3,00 2,00 4,00 2,00 4,00 4,00

3,00 2,00

77 3,00 4,00 2,00 2,00 4,00 4,00 3,00 1,00 4,00 2,00 4,00 3,00

3,00 2,00

78 3,00 4,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 3,00 3,00

4,00 1,00

Page 107: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

79 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 4,00 3,00

3,00 1,00

80 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 3,00 4,00 2,00 4,00 1,00 3,00 3,00

3,00 1,00

81 4,00 4,00 2,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 1,00 4,00

4,00 3,00

82 4,00 3,00 2,00 4,00 4,00 3,00 4,00 2,00 2,00 4,00 1,00 3,00

4,00 2,00

83 4,00 4,00 2,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 1,00 4,00

4,00 2,00

84 4,00 4,00 2,00 4,00 4,00 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 1,00 4,00

4,00 2,00

85 4,00 3,00 2,00 3,00 4,00 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00

4,00 1,00

86 4,00 4,00 2,00 4,00 4,00 4,00 4,00 3,00 2,00 4,00 4,00 4,00

4,00 2,00

87 4,00 4,00 2,00 4,00 4,00 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00

4,00 2,00

88 4,00 3,00 2,00 4,00 4,00 4,00 3,00 2,00 2,00 4,00 1,00 4,00

3,00 2,00

89 4,00 3,00 2,00 4,00 4,00 4,00 3,00 2,00 2,00 4,00 1,00 4,00

4,00 3,00

90 4,00 3,00 2,00 3,00 4,00 3,00 3,00 2,00 2,00 4,00 2,00 4,00

4,00 1,00

91 4,00 4,00 2,00 4,00 3,00 3,00 4,00 2,00 2,00 4,00 1,00 4,00

4,00 2,00

92 4,00 3,00 2,00 4,00 4,00 3,00 2,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00

4,00 2,00

93 4,00 4,00 2,00 4,00 4,00 4,00 4,00 2,00 2,00 3,00 1,00 4,00

4,00 1,00

94 4,00 3,00 2,00 4,00 4,00 3,00 3,00 2,00 2,00 4,00 1,00 4,00

4,00 2,00

Page 108: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

95 4,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 4,00 3,00

4,00 2,00

96 4,00 3,00 2,00 4,00 4,00 4,00 3,00 4,00 2,00 4,00 1,00 4,00

4,00 2,00

97 4,00 3,00 2,00 4,00 4,00 4,00 3,00 4,00 4,00 3,00 4,00 4,00

4,00 1,00

98 4,00 4,00 2,00 3,00 4,00 3,00 3,00 2,00 2,00 4,00 1,00 4,00

4,00 2,00

99 4,00 4,00 2,00 4,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 4,00 1,00 4,00

4,00 2,00

100 4,00 3,00 2,00 1,00 4,00 4,00 3,00 4,00 2,00 4,00 1,00 4,00

4,00 1,00

Page 109: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

Posyandu simpang tiga jaya (Sungai Pedada)

Ini gerbang SDN 1 simpang tiga jaya (sungai pedada)

Page 110: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

Permukinan masyarakat simpang tiga jaya (Sungai Pedada)

Nampak dari hulu desa dimpang tiga jaya (Sungai Pedada) terlihat kira dan kanan kapal-kapal nelayan,

dan ditengah aliran sungai terlihat sepit bud,alat transportasi penghubung antar desa

Page 111: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

SDN 1 simpang tiga jaya (sungai pedada)

Nampak lapangan SDN 1 disaat pasang air laut naik, dijadikan tempat permainan anak-anak desa, jauh

sebelum mereka, kami pada masa itu sudah sangat sering bermain di lapang sekolah sama persisi yang

dilakukan mereka sekarang ini.

Page 112: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat
Page 113: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

Jembatan penguhubungan desa simpang tiga jaya (sungai pedada),sebelum ada jembatan penghubung

yang ada digambar, masyarakat menggunakan sampan sebagai alat pembantu untuk menyebrang

Salah satu nelayan Desa Simpang Tiga Jaya (Sungai Pedada) baru pulang dari laut, terlihat istri dan anak

setia menunggu suaminya yang menaruh kan harapan penuh pada sang suami

Page 114: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

Acara 17 agustus yang di adakan oleh karang taruna desa,di balai serba guna,adapun permainan yang

dimainkan desa Simpang Tiga Jaya (Sungai Pedada) masih permainan tradisional semua

Page 115: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat
Page 116: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

Ini salah satu mata pencarian tambak udang dan ikan Masyarakat Desa Simpang Tiga Jaya (Sungai

Pedada) diambil dari tambak penulis sendiri, pada saat panen, kurang lebih 60 % masyarakat memiliki

tambak

Salah satu anak UIN Fakultas Usulludin orang medan yang pernah penulis ajak ke desa penulis untuk

melihat panen tambak

Page 117: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat

Gamabar ini juga salah satu mata pecarian masyarakat Simpang Tiga Jaya (Sungai Pedada), terlihat

gedung hitam itu adalah gedung wallet kurang lebih 15 % masyarakat memiliki gedung walet

Fotoh ini diambil penulis saat nelayan pulang dari laut untuk menjual hasilnya ke pegepul, kurang lebih

25 % masyarakat mengeluti dibidang nelayan

Page 118: ETOS KERJA MASYARAKAT PESISIR DI DESA SIMPANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26488/1/RODI... · contoh masyarakat pesisir nelayan kecil, umumnya masih sangat