Etiologi luka

7
  Etiologi luka 1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi). 2,3 2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. 2,3 3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. 2,3 4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil. 2,3 5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat. 2,3 6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. 2,3 7. Luka Bakar (Combustio) 2,3 8. Luka gigitan hewan, disebabkan karena adanya gigitan dari hewan liar atau hewan piaraan. Hewan liar yang biasanya mengigit adalah hewan yang ganas dan pemakan daging, yaitu dalam usaha untuk membela diri. 2,3 Luka gigitan dapat hanya berupa luka tusuk kecil atau luka compang camping luas yang berat. 2,3 Macam-macam jenis luka Menurut tingkat kontaminasi terhadap luka 1. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson   Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1%    5%.2,3 2. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3%   11%.2,3 3. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10%  17%.2,3 4. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka. 2,3 Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka • Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan

Transcript of Etiologi luka

5/15/2018 Etiologi luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/etiologi-luka 1/7

 

Etiologi luka 

1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang

terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruhpembuluh darah yang luka diikat (Ligasi). 2,3

2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan

dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. 2,33. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya

dengan benda yang tidak tajam. 2,3

4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yangmasuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil. 2,3

5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh

kawat. 2,3

6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada

bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akanmelebar. 2,3

7. Luka Bakar (Combustio) 2,38. Luka gigitan hewan, disebabkan karena adanya gigitan dari hewan liar atau hewan piaraan.

Hewan liar yang biasanya mengigit adalah hewan yang ganas dan pemakan daging, yaitu dalam

usaha untuk membela diri. 2,3Luka gigitan dapat hanya berupa luka tusuk kecil atau luka compang camping luas yang berat.

2,3

Macam-macam jenis luka

Menurut tingkat kontaminasi terhadap luka1. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses

peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan

drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% –  

5%.2,32. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan

dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol,

kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% – 11%.2,33. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat

kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari

saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinaninfeksi luka 10% – 17%.2,34. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada

luka. 2,3

Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka 

• Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan

5/15/2018 Etiologi luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/etiologi-luka 2/7

epidermis kulit. 2,3

• Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis danbagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister

atau lubang yang dangkal. 2,3

• Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan

atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringanyang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak 

mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa

merusak jaringan sekitarnya. 2,3

• Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulangdengan adanya destruksi/kerusakan yang luas. 2,3

Proses Penyembuhan 

Penyembuhan luka berlangsung secara berturutan melalui beberapa fase seperti berikut: • Induksi inflamasi oleh jejas inisial 

• Pembentukan jaringan granulasi dan reepitelialisasi. • Pengendapan dan remodeling matriks ekstrasel dengan kontraksi luka.

Stadium penyembuhan luka.4,5 

Fase peradangan/inflamatori 

• Segera setelah luka dan berakhir 3-4 hari

• Dua proses utama ialah hemostasis dan fagositosis 

• Hemostasis (penghentian perdarahan) akibat konstriksi pembuluh darah besar di daerah luka,retraksi pembuluh darah, endapan fibrin (menghubungkan jaringan) dan pembentukan bekuan

darah di daerah luka• Bekuan darah dibentuk oleh platelet yang menyaipkan matriks fibrin yang menjadi kerangka

bagi pengambilan sel.

• Scab (keropeng) juga dibentuk di permukaan luka.

• Di bawah scab, sel epitel berpindah dari luka ke tepi. Sel epitel sebagai barier antara tubuh

dengan lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme.

• Memerlukan pembuluh darah dan respon seluler untuk mengangkat benda asing dan jaringan

mati.

• Suplai darah yang meningkat ke jaringan membawa bahan-bahan dan nutrisi yang diperlukanpada proses penyembuhan. Daerah luka tampak merah dan bengkak.

• Leukosit terutamanya neutrofil berpindah ke daerah interstitial yang ditempati makrofag yang

keluar lebih kurang 24 jam setelah luka.• Makrofag menelan mikroorganisme dan sel debris melalui fagositosis. 

• Makrofag juga mengeluarkan faktor angiogenesis (AGF) yang merangsang pembentukan ujungepitel diakhir pembuluh darah.

Fase Proliferatif  

• Dimulai selama stadium peradangan dan berlanjut selama sekitar 21 hari. 

5/15/2018 Etiologi luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/etiologi-luka 3/7

• Tepi luka tampak merah muda cerah dan ridge penyembuhan terbentuk 5 sampai 7 hari setelah

insisi.

• Terjadi tiga kejadian utama yaitu epitelisasi, neovaskularisasi dan sintesis kolagen.

• Epitelisasi dimulai dalam 24 jam setelah insisi. Mitosis sel basal dan migrasi sel basal marginal

bekerja sama untuk memjembatani celah yang tercipta oleh insisi.

• Dalam 48 jam, keseluruhan daerah telah dire-epitelisasi.• Neovaskularisasi terjadi akibat angiogenesis. Proses ini dimulai 2 hari setelah operasi danmencapai aktivitas puncak dalam 7 hari.

• Sel-sel endotel pembuluh yang ada berproliferasi untuk membentuk kapiler baru yangmenyebabkan tepi luka tampak berwarna merah muda terang.

• Fibroblast dengan cepat mensintesis kolagen dan bahan dasar (ground substance) dan puncak 

produksi berlangsung dari hari ke-5 sampai ke-7.

• Kolagen jaringan nonluka cukup kuat tetapi kolagen yang baru terbentuk terdiri atas seratberukuran kecil dan kurang teratur serta lemah.

• Kekuatan peregangan kolagen ini meningkat dengan cepat setelah hari ke-5.

Fase pematangan 

• Dimulai sekitar 21 hari setelah insisi dan dapat berlangsung setahun atau lebih. 

• Kolagen yang dihasilkan lebih tebal dan kompak. Serat-seratnya mulai membentuk ikatan

silang. Kedua ini meningkatkan kekuatan peregangan luka.

• Remodeling kolagen yang bermakna terjadi selama stadium ini, disertai pembentukan danpenyerapan jaringan parut.

• Reabsorpsi kelebihan kolagen akan menimbulkan remodeling jaringan parut, meningkatkan

kelenturannya dan menyebabkan kontraksi luka.

• Mekanisme kontraksi lebih disebabkan oleh kontraksi miofibroblas yang terdapat di seluruhtubuh terutama terpusat di sekitar luka terbuka.

• Remodeling berlangsung lebih lama pada orang muda

Penyembuhan luka pada kulit menunjukkan prinsip-prinsip perbaikan untuk sebagian besar jaringan tubuh. Epitel akan dibangun kembali dan hanya sedikit pembentukan parut pada luka

yang sangat superficial. Pada jejas yang lebih luas, mungkin tidak sempurna hasilnya secara

fungsional. 4,5

Luka kulit sembuh melalui proses penyembuhan primer atau penyembuhan sekunder. Proses

penyembuhan tersebut pada dasarnya merupakan proses yang sama namun perbedaannya lebihkarena sifat luka itu sendiri yaitu dari segi keluasannya. 4,5

Penyembuhan Primer (luka dengan kedua tepi yang bertemu) 4,5

Penutupan dengan primary intention digunakan untuk luka bersih yang tepi-tepinya dapat dengan

tepat didekatkan satu sama lain. Penyembuhan berlangsung secara sisi-ke-sisi. Luka insisi bedah

yang bersih dengan kedua tepi yang dirapatkan akan mengurangi kematian sel dan menyebabkangangguan membrane basalis yang minimal.

5/15/2018 Etiologi luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/etiologi-luka 4/7

Proses penyembuhannya merangkumi beberapa tahap yaitu:

• 0 jam: Luka insisi terisi oleh bekuan darah.

• 3 hingga 24 jam: Sel-sel neutrofil menginfiltrasi bekuan.

• 24 hingga 48 jam: sel-sel epitel bermigrasi dari bagian tepi luka dengan menumpuk membrane

basalis; proliferasi terjadi minimal.

• Hari ke-3: Sel-sel neutrofil digantikan oleh makrofag. Jaringan granulasi mulai muncul.• Hari ke-5: Ruang bekas insisi terisi oleh jaringan granulasi; neovaskularisasi dan proliferasi

epitel terjadi maksimal; fibril kolagen mulai terlihat.

• Minggu ke-2: Inflamasi, edema dan peningkatan vaskularitas telah mereda; proliferasifibroblast menyertai pengendapan kolagen yang terus terjadi.

• Bulan ke-2: Jaringan parut kini terdiri atas jaringan ikat tanpa inflamasi yang tertutup oleh

epidermis yang utuh. Kekuatan pada luka untuk menghadapi regangan akan terus bertambah.

Penyembuhan sekunder (luka dengan kedua tepi yang terpisah) 4,5

Penutupan dengan secondary intention digunakan untuk luka yang menyebabkan kehilangan

 jaringan misalnya ulkus kulit dan pembersihan luka bakar jika aproksimasi tepi-tepi luka tidak 

memungkinkan.Keadaan ini terjadi ketika kehilangan jaringannya lebih luas. Respons inflamasi yang terjadi

tampak lebih besar, dan jaringan granulasinya jauh lebih banyak; pada keadaan ini terdapat

pengendapan jaringan parut yang sangat besar dan epidermis yang menutupinya tampak tipis.

Penyembuhan terjadi melalui pembentukan jaringan granulasi yang berjalan dari bawah ke atas.Yang paling signifikan, penyembuhan sekunder ditandai oleh kontraksi luka yaitu ukuran defek 

akan berkurang secara nyata dibandingkan ukuran semula dan keadaan ini terutamanya terjadi

melalui aktivitas kontraktil sel-sel miofibroblas. 4,5

Faktor yang mempengaruhi penyembahan luka. 

1. Usia, Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan. 2,32. Infeksi, Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga

menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka

itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka. 2,33. Hipovolemia, Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya

ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka. 2,3

4. Hematoma, Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahapdiabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal

tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses

penyembuhan luka. 2,3

5. Benda asing, Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknyasuatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel

mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut

dengan nanah (“Pus”). 2,3 

6. Iskemia, Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah padabagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada

luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh

darah itu sendiri. 2,37. Diabetes, Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah,

5/15/2018 Etiologi luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/etiologi-luka 5/7

nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-

kalori tubuh. 2,38. Pengobatan, Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap

cedera,• Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan, Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum

pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka

pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular. 2,3

Penanganan Luka 

Penatalaksanaan/Perawatan Luka (Medikamentosa dan Nonmedikamentosa) 

Dalam manajemen perawatan luka ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu evaluasi luka,tindakan antiseptik, pembersihan luka, penjahitan luka, penutupan luka, pembalutan, pemberian

antiboitik dan pengangkatan jahitan. 2,3

a. Evaluasi luka meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik (lokasi dan eksplorasi).

b. Tindakan antiseptik, prinsipnya untuk mensucihamakan kulit. Untuk melakukan

pencucian/pembersihan luka biasanya digunakan cairan atau larutan antiseptik seperti:• Alkohol, sifatnya bakterisida kuat dan cepat (efektif dalam 2 menit). 

• Halogen dan senyawanya o Yodium, merupakan antiseptik yang sangat kuat, berspektrum luas dan dalam konsentrasi 2%

membunuh spora dalam 2-3 jam

o Povidon Yodium (Betadine, septadine dan isodine), merupakan kompleks yodium denganpolyvinylpirrolidone yang tidak merangsang, mudah dicuci karena larut dalam air dan stabil

karena tidak menguap.

o Yodoform, sudah jarang digunakan. Penggunaan biasanya untuk antiseptik borok.

o Klorhesidin (Hibiscrub, savlon, hibitane), merupakan senyawa biguanid dengan sifat bakterisiddan fungisid, tidak berwarna, mudah larut dalam air, tidak merangsang kulit dam mukosa, dan

baunya tidak menusuk hidung.• Oksidansia 

o Kalium permanganat, bersifat bakterisid dan fungisida agak lemah berdasarkan sifat oksidator.o Perhidrol (Peroksida air, H2O2), berkhasiat untuk mengeluarkan kotoran dari dalam luka dan

membunuh kuman anaerob.

• Logam berat dan garamnyao Merkuri klorida (sublimat), berkhasiat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.

o Merkurokrom (obat merah) dalam larutan 5-10%. Sifatnya bakteriostatik lemah, mempercepat

keringnya luka dengan cara merangsang timbulnya kerak (korts)

• Asam borat, sebagai bakteriostatik lemah (konsentrasi 3%).

• Basa ammonium kuartener, disebut juga etakridin (rivanol), merupakan turunan aridin dan

berupa serbuk berwarna kuning dam konsentrasi 0,1%. Kegunaannya sebagai antiseptik borok bernanah, kompres dan irigasi luka terinfeksi.

Dalam proses pencucian/pembersihan luka yang perlu diperhatikan adalah pemilihan cairan

pencuci dan teknik pencucian luka. Penggunaan cairan pencuci yang tidak tepat akanmenghambat pertumbuhan jaringan sehingga memperlama waktu rawat dan meningkatkan biaya

perawatan. Pemilihan cairan dalam pencucian luka harus cairan yang efektif dan aman terhadap

luka. Selain larutan antiseptik yang telah dijelaskan diatas ada cairan pencuci luka lain yang saat

5/15/2018 Etiologi luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/etiologi-luka 6/7

ini sering digunakan yaitu Normal Saline. Normal saline atau disebut juga NaCl 0,9%. Cairan ini

merupakan cairan yang bersifat fisiologis, non toksik dan tidak mahal..

Non Medika Mentosa 

Pembersihan Luka Tujuan dilakukannya pembersihan luka adalah meningkatkan, memperbaiki dan mempercepat

proses penyembuhan luka; menghindari terjadinya infeksi; membuang jaringan nekrosis dan

debris. Pencucian luka yang seksama 2 hingga 3 kali sehari akan membuang sekret yangtercemar bakteri. 2,3

Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pembersihan luka yaitu:

• Irigasi dengan sebanyak -banyaknya dengan tujuan untuk membuang jaringan mati dan bendaasing.

• Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati. 

• Berikan antiseptik  

• Bila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan dengan pemberian anastesi lokal

• Bila perlu lakukan penutupan luka 

Penjahitan luka Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang dari 8 jam boleh dijahit

primer, sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan atau tidak berbatas tegas sebaiknya

dibiarkan sembuh per sekundam atau per tertiam. Benang dapat dibedakan menjadi dapat diserapdan tidak dapat diserap. Benang yang dapat diserap merupakan material sintetis seperti asam

 poliglikolat atau material biologis seperti “catgut” biasa. Benang yang dapat diserap biasanya

dibenamkan. Benang yang tidak dapat diserap digunakan untuk kulit , dan dapat digunakan pada

 jaringan subkutan, fasia dan memperbaiki orgain lain. 2,3

Penutupan Luka Adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka sehingga proses penyembuhanberlangsung optimal. Hindari penutupan primer pada luka terinfeksi dan meradang, luka kotor,

gigitan hewan dan manusia, luka remuk yang berat dan terabakan. Penutupan plester

menurunkan risiko terinfeksi dibanding penjahitan dan dapat dipertimbangkan untuk lukaberisiko tinggi. 2,3

Pembalutan Pertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat tergantung pada penilaian kondisi luka.

Pembalutan berfungsi sebagai pelindung terhadap penguapan, infeksi, mengupayakan

lingkungan yang baik bagi luka dalam proses penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek penekanan

yang mencegah berkumpulnya rembesan darah yang menyebabkan hematom. 2,3

Pemberian Antibiotik Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan pada luka terkontaminasi ataukotor maka perlu diberikan antibiotik.

Pengangkatan Jahitan Jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi. Waktu pengangkatan jahitan

5/15/2018 Etiologi luka - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/etiologi-luka 7/7

tergantung dari berbagai faktor seperti, lokasi, jenis pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap

penderita dan adanya infeksi.