Etika Profesi Hukum
description
Transcript of Etika Profesi Hukum
ETIKA PROFESI HUKUM
Aidul Fitriciada Azhari Fakultas Hukum & FKI UMS
DESKRIPSI MATERI Mata kuliah ini membahas perbuatan
manusia dari aspek etika yang dilakukan oleh para profesional di bidang hukum. Oleh karena itu pokok bahasannya meliputi manusia dan kaidah sosial, perbuatan manusia dan dasar penilaiannya, profesi dan batas kewenangan profesi, penurunan kepercayaan masyarakat pada aparat penegak hukum, sistem pengawasan profesi hukum, malpraktik dan contempt of court serta analisis kasus pelanggaran kode etik
SILABUS MATERI Hakikat manusia, kaidah sosial, kaidah
agama Perbuatan manusia, dasar penilaian
perbuatan, hati nurani Profesi dan Profesi Hukum Kode Etik Profesi Hukum Sistem Pengawasan Aparat Penegak Hukum Malpraktik dan Contempt of Court
REFERENSI
Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia
Abdul Kadir Muhammad, Etika Profesi Hukum Liliana Tedjo Saputra, Etika Profesi dan
Profesi Hukum
HAKIKAT MANUSIAApakah manusia itu ?
Materi ? Ruh / jiwa / spirit ? Materi dan spirit ? Hewan berakal ?
Diciptakan ? Hasil evolusi ?
Makhluk sosial ? Mahluk individual ?
Menurut Islam ?
MASLOW HIERARCHY OF NEEDS
SELF ACTUALIZATION NEEDS
SELF ESTEEM NEEDS
SOCIAL NEEDS
SAFETY NEEDS
PHYSIOLOGICAL NEEDS
Robert Maslow
KEBUTUHAN ATAS NORMA / ATURANDorongan manusia untuk
memenuhi kebutuhan dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan orang lain
Oleh karena itu, disusun seperangkat norma dan aturan yang disepakati untuk mencegah dan menyelesaikan konflik kepentingan tersebut
ETIKA DAN HUKUMNorma atau aturan tersebut berupa
etika dan hukum ETIKA (ETHIC) merupakan norma
yang membedakan antara baik (atau benar) dan buruk (atau salah)
Sedangkan HUKUM (LAW) adalah norma yang membedakan sah (atau legal) dan tidak sah (ilegal)
BAIK / BENAR
BURUK / SALAH
SAH / LEGAL Tidak melakukan tindakan korupsi
Izin untuk mengkonsumsi minuman keras
TIDAK SAH / ILEGAL
Larangan menutup aurat (berjilbab) bagi muslimah (di beberapa negara Barat)
Melakukan tindakan korupsi
MORAL
HUKUM
REZIM ETIKA & REZIM HUKUM Dalam sistem hukum Indonesia dikenal adanya REZIM
ETIKA dan REZIM HUKUM
REZIM ETIKA berkenaan dengan seperangkat norma yang mengatur perbuatan baik dan burukMisalnya : Seorang hakim tidak boleh bertemu dengan pihak yang berperkara
REZIM HUKUM berkenaan dengan norma yang menentukan suatu perbuatan sah atau tidak sah menurut aturan hukumMisalnya: Seorang hakim dilarang menerima pemberian (gratifikasi) dalam bentuk apapun dengan ancaman pidana
HUBUNGAN ANTARA ETIKA/MORAL & HUKUM Terdapat dua pandangan :1. PANDANGAN ETIS yang memandang hukum dan moral
terintegrasi, sehingga hukum harus mengandung nilai-nilai moral. Misalnya: hukum tentang HAM yang melarang adanya tindakan penyiksaan atas dasar kepentingan negara, KDRT
2. PANDANGAN POSITIVISTIK yang memandang hukum dan moral terpisah, sehingga hukum harus dilepaskan dari pertimbangan moral. Misalnya: UU Subversi zaman Orde Baru yang memungkinkan negara menangkap dan memenjarakan warga tanpa proses peradilan
MORAL DAN ETIKA MORAL atau MORALITAS adalah
pengertian yang membedakan maksud, keputusan dan tindakan antara baik (atau benar) dan buruk (atau salah)
Moralitas dapat berasal dari filsafat, agama, atau kebudayaan.
Filsafat yang membahas tentang moral disebut ETIKA
IMMORAL & AMORALIMMORAL adalah tindakan yang bertentangan dengan moralitas
AMORAL adalah berbagai bentuk ketidaksadaran atau ketidakpercayaan terhadap standar atau prinsip moral
DASAR PENILAIAN PERBUATAN MANUSIA
1. PENGALAMAN (EXPERIENCE)Perbuatan manusia dinilai berdasarkan pengalaman hidup yang terbentuk dalam kebiasaan atau budaya
2. AKAL SEHAT (REASON)Penilaian atas baik buruknya perbuatan manusia didasarkan pada pertimbangan akal sehat . Akal sehat secara sistematis diungkapkan dalam filsafat moral (etika)
DASAR PENILAIAN PERBUATAN MANUSIA
3. HATI NURANI (HUMAN CONSCIENCE)Hati nurani adalah kesadaran etis yang dimiliki secara fitrah (kodrati) oleh setiap manusia untuk menentukan baik buruknya perbuatan manusia.
4. WAHYU (DIVINE REVELATION)Dalam beberapa agama, terutama agama Semit (Abrahamik) wahyu merupakan dasar penilaian untuk menentukan bak buruknya perbuatan manusia
MORALITAS SUBJEKTIF, OBJEKTIF & INTERSUBJEKTIF
MORALITAS SUBJEKTIF (PARTIKULAR) adalah moralitas yang berasal dari penilaian pribadi atau suatu kelompok sosial. Misalnya: makan berdiri tidak baik menurut ajaran Islam, tetapi tradisi Barat mengenal adanya standing party
MORALITAS OBJEKTIF (UNIVERSAL) adalah moralitas yang diakui bersama oleh seluruh manusia atau seluruh kelompok sosial. Misalnya: mengasihi sesama adalah nilai yang diakui oleh seluruh manusia atau agama
MORALITAS INTERSUBJEKTIF adalah moralitas yang muncul dari persetujuan antara individu atau kelompok sosial. Misalnya: persamaan manusia dapat diperoleh dari persetujuan berbagai kelompok sosial