ETIKA KEKRISTENAN

27
BAB I PENGANTAR KEDALAM ETIKA KRISTEN 1. Tentang Nama Etika Kata Etika berasal dari kata Yunani yang hamper sama bunyinya, yaitu ethos dan e‘thos atau ta ethika atau ta e’thika.Kata etho artinya kebiasaan, adat.Kata ethos dan e.thikoslebih berarti kesusilaan,perasaan batin atau kecendrungan hati dengan mana seseorang melakukan suatu perbuatan.Dalam bahasa Latin istilah-istilah e’thos dan e’thikos itu disebutkan dengan kata “mos ” dan “moralitas” Oleh karena itu kata “etika” sering pula di terangkan dengan kata ”moral”. Hingga dapat berarti juga : sikap Keadaan ,siasayt batin dan perikelakuan .Dan kata su berarti baik atau bagus. 2. Pengertian Etika Teologi Etika bergerak padakesusilaan, lapangan artan norma- norinya ia bertalian dengan norma-norma itu. Jadi,etika itu termasuk golongan ilmu pengetahuan normative. Ada beberapa lapangan hidup,di mana berlaku hokum-hukum alam,misalnya lapangan ilmu pasti,ilmu gaya dan ilmu tumbuh- tumbuhan.Hukum-hukum yang berlai situ tidak meminta suatu pemilihan atau suatu keputusan dari kita.Hukum-hukum itu berlaku,dan ama sekali tidak tergantung dri pemilihan kita,dengan perkataan lain hokum-hukum itu tidak normatif.Pada lapangan hidup tidak berlaku hukum-hukum alam, melainkan hokum-hukum normatif, yang meminta kita untuk memilih suatu keputusan.Eiika bukan hanya sebagai pengetahuan tetapi juga merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif.Akan tetapi Etika juga merupakan suatu ilmu yang normatif dan membahas tentang masalah yang baik. 1

description

roy tahapary

Transcript of ETIKA KEKRISTENAN

Page 1: ETIKA KEKRISTENAN

BAB IPENGANTAR KEDALAM ETIKA KRISTEN

1. Tentang Nama EtikaKata Etika berasal dari kata Yunani yang hamper sama bunyinya, yaitu ethos dan

e‘thos atau ta ethika atau ta e’thika.Kata etho artinya kebiasaan, adat.Kata ethos dan e.thikoslebih berarti kesusilaan,perasaan batin atau kecendrungan hati dengan mana seseorang melakukan suatu perbuatan.Dalam bahasa Latin istilah-istilah e’thos dan e’thikos itu disebutkan dengan kata “mos ” dan “moralitas” Oleh karena itu kata “etika” sering pula di terangkan dengan kata ”moral”. Hingga dapat berarti juga : sikap Keadaan ,siasayt batin dan perikelakuan .Dan kata su berarti baik atau bagus.

2. Pengertian Etika TeologiEtika bergerak padakesusilaan, lapangan artan norma-norinya ia bertalian dengan

norma-norma itu. Jadi,etika itu termasuk golongan ilmu pengetahuan normative. Ada beberapa lapangan hidup,di mana berlaku hokum-hukum alam,misalnya lapangan ilmu pasti,ilmu gaya dan ilmu tumbuh-tumbuhan.Hukum-hukum yang berlai situ tidak meminta suatu pemilihan atau suatu keputusan dari kita.Hukum-hukum itu berlaku,dan ama sekali tidak tergantung dri pemilihan kita,dengan perkataan lain hokum-hukum itu tidak normatif.Pada lapangan hidup tidak berlaku hukum-hukum alam, melainkan hokum-hukum normatif, yang meminta kita untuk memilih suatu keputusan.Eiika bukan hanya sebagai pengetahuan tetapi juga merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif.Akan tetapi Etika juga merupakan suatu ilmu yang normatif dan membahas tentang masalah yang baik.

3. Kedudukan Etika Dalam Ilmu TeologiPada Abad Pertengahan hal-hal yang berhubungan dengan diterangkan di dalam apa

yang disebut “Libri Poenitentiales” kitab-kitab mengenai pengakuan dosa.Ahli-ahli Ilmu Teologi yang terkenal dalam abad pertengahan seperti Lombardus dan Thomas Aquino memasukkan bahan-bahan Etika itu dalam Dogmatika (Summa Theologiae).Oleh karena pengaruh filsafat Kant,maka dalam abad-abad kemudian kecenderungan untuk melepaskan etika sama sekali dari Dogmatika dan lebih banyak mengambil bahan-bahan filsafat dari pada Alkitab.Dogmatika merupakan suatu teologi yang memikirkan tentang isi Iman: Kasih Allah Bapa, Anugerah Allah Anak , dan Persekutuan dengan Roh Kudus.

4. Dapatkah Etika Teologia Yang Dipelajari Sebagai Mata Pelajaran Khusus ?Beberapa alassan praktis, mengapa Etika lebih baik dipelajari sebagai ilmu yang

kuhsus. Di dalam Abad-abad terakhir ini susunan masyarakat makin lama makin suksees,

1

Page 2: ETIKA KEKRISTENAN

rumit dan sulit. Jika meninjau berbagai lapangan hidup, misalnya: perkawinan, keluarga, lapangan pekerjaan, lapangan kebudayaan, masyarakat, Negara, dunia internasional.Maka di dalam lapangan-lapangan ini kita menemukan suatu timbunan masalah-masalah yang sulit, yang perlu kita sadari secara etis.

5. Sumber Pengetahuan Tentang Etika Teologis“Mata” Etika teologis haurs terbuka untuk memperhatikan kenyamanan hidup,

memperhatikan masalah-masalah Etika, keadaan-keadaan sejarah dan kemasyarakatan, di mana umat Kristen hidup dalam Negara tertentu.”Telinga” Etika Teologis harus terbuka untuk mendengar firman Allah, yang tertulis dalam Alkitab.Syarat mutlak untuk mempelajari Etika Teologis, ialah Doa-doa yang sudah lama atau tua.Alkitab adalah satu-satunya sumber yang mutlak untuk Etika. Tetapi ia juga tidak berarti bahwa Etika Teologis tidak mempunyai alat-alat pertolongan lainnya atau tidak mempunyai sumber-sumber yang relatif.

6. Hubungan Antara Etika Kristen Dan Etika Di Dalam Agama-Agama LainnyaPelajaran tentang Etika Kristen yang di tulis di dunia Barat, Etika Kristen memang

diperhadapkan pada Etika falsafi, tetapi tidak diperhadapkan kepada Etika di dalam Agama-agama lainnya.Etika Kristen itu tentu ada kalanya akan menghadapi Etika di dalam Agama agama lainnya. Di dalam masyarakat Indonesia, dimana Gereja Kristen hidup dan bekerja, adanya pengaruh-pengaruh moral dengan agama-agama yang ada di Indonesia.

2

Page 3: ETIKA KEKRISTENAN

BAB IIDASAR-DASAR ATAU TITIK PANGKAL

1 Catatan Sebagai PengantarSebagai mana telah di uraikan dalam pendahuluan bahwa etika Kristen ntidak terleas

dari dogmatika.oleh karena itu etika Kristen perlu dijelaskan tenjtang titik pangkal dogmatisnya.tiitk pangkal etika dapat di baca pada buku-buku pegangan dogmatika.

2. Pernyataan Allah Bapa Yesus Kristus Tentang Diri PribadiEtika Kristen berpangkalan pada pernyataan Allah yang menytakan dirnya pada

Yesus Kristus.Allah diakui sebagai allah yang sejati dan maha esa.dalam buku ini dijelaskan bahwa kita mengenal Allah karena Yesus Kristus.Allah yang berdaulat dan kekekal dan keesahan di dalam kerohanian dan kehadiran-Nya di segala tempatdan kita mengenal Allah Tritunggal yakni Allah Bapa,Allah Anak,dan Allah Roh Kudus.Allah menyatakan diri di dalam Yesus Kristus yaitu sebagai pencipta langit dan bumi serta segala isinya.Dan Allah menciptakqan manusia sesuai dengan gambar dan rupa-Nya. Yang melaksanakan rencanaNya mengenai manusia dan dunia.Allah bapa pencipta dunia dan segala isinya dan kita adalah milk kepunjyaan-Nya.Oleh karena itu Allah membuat undang-undang yang harus dipatuhi oleh setiap umat manusia.

3. Pentingnya Antropologi (Pandangan Tentang Manusia) Bagi EtikaArti pandanngan tentang manusibarulah jelas bagi seseorang apabila manusia dapat

membedakan perbedaan yang khas antara pandangan manusia tantang alkitab pandangan manusia tentang pandangan-pandangan yang lain.

Dapat kita lihat dari beberapa macam pandangan;a) Pandangan manusia menurut agama-agama suku.

Agama suku yaitu “primitif”persekutuan antara manusia(suku),dan aqlam sekelilingny(“dunia atas”dan”dunia bawah”dipandang sebagai “dewa yang total”

b) Pandangan manusia tentang agama hindu Dalam agama hindu Brahman dianggap se bagai satu-satunya

kenyataan.Brahman itu dipandang sebagai “sat”(“ada”yang mutlak)dan “cit”(kesempurnaan yang mutlak)

c) Pandangan manusia tentang agama budha Pandangan agama budha berlainan dengan agma hindu mengenai

kenyataan.’Brahman” artinya ”ada” ada yang kekal dan tidak berpribadi.Bhava artinya”menjadi”bahwa segala perbuatan manusia akan menjadi binasa.

d) Pandangan manusia menurut agama islam

3

Page 4: ETIKA KEKRISTENAN

Manusia disebut “adb”yang artinya “hamba” yaitu hamba di dalam Tuhan Allah sebagai pencipta alam semesta serta segala isinya

e) Pandangan manusia secara evolusi biologis Pandangan ini berangngapan bahwa manusia berasal dari binatang menyusui

yang cerdas yang pertumbuhannya berlangsung menuru proses evolusi dari tingkat yang rendah ketingkat yang lebih tinggi.

f) Pandangan tentang manusia menurut komunisme Materialisme dialektis menolak kepercayaan kepada Allah sebagai

pencipta,dank karena itu menolak juga kepercayaan akan penciptaan manusia menurut gambar dan rupa Allah.

4. Beberapa Catatan Tentang Asal, Hakikat Dan Perkembangan Dosaa. Asalnya Dosa

1) Jawaban yang bukan menurut alkitab atas asalnya dosa. Menurut agama hindu dan berbagai aliran mistis paanteistis,sumber

kejahatan itu harus dicari pada avidya-ketidaktahuan.bahwa kejahatan itu hanya semu.

Menurut agama budha mencari asalnya kejahatan di dalam ‘tanha’-proses keinginan yang menggerakkanproses Bhava-menjadi.

Menurut pandangan evolusi biologis,asalnya kejahatan itu dicari pada berasalnya kita dari binatang.

2) Jawaban alkitab Dari semua jawaba n yang tidak berdasarkan Alkitab ada persamaan yangn

besar.persamaan itu ialah bahwa dari dalam semua jawaban yang tidak berdasarkan alkitab itu manusia tidak dinyatakan dalam tertuduh,tetapi di dalam alkitab makluk sendiri itulah yang di tuduh bersalah.

b. Hakikat dosa.Apakah hakikat dosa itu?kata yang terbanyak digunakan adalah kata dalam

bahasa yunani “amartia” berarti;luncas (luput,tidak mengenai sasaran,menyeleweng dari tujuan)dan amartia diterjemahkan dalam arti “dosa”.Daripada menjadi gambar Allah,manusia ingin menjadi sama dengan Allahmanusia memutuskan sendiri tentang yang baik dan yang jahat dan manusia tidak mau mematuhi hukum Allah.

c. Perbedaan antara dosa-dosa.1) Guna membedakan antara dosa-dosa

Alkitab mengadakan perbedaan-perbedaan dalam bentuk penyataan dosa.Tuhan Yesus berfirman tentang dosa yang dapat di ampuni da n tentang sat u dosa yakni menghujat Roh Kudus yang tidak dapat diampuni(markus 3;29 dan Lukas 12;10)Jadi, manusia tidak dapat mengatakan bahwa perbedaan antara dosa-dosa tidak ada artinya.Barangsiapa mengnatakan demikian ia hendak lebih pintar darib firman Allah.

4

Page 5: ETIKA KEKRISTENAN

2) Dosa terhadap Allah dan sesame manusia;pembedaan yang sangat penting ialah pembedaan dosa terhadap Allah dan dosa terhadap sesama manusia.Akan twetapi dengan pendapat itu ternyatalah bahwa itu terdapat garis lurus dalam hubungan manusia dengan Allah.

3) Dosa didalam pikiran,perkataan dan perbutan.4) Dosa karena perbuatan dan dosa karena kelalaian.

BAB IIIMANUSIA DALAM KEBESARAN DAN KESENGSARAANNYA

5

Page 6: ETIKA KEKRISTENAN

1. Rasa MaluKetika Adam dan Hawa jatuh kedalamm dosa timbullah rasa malu merka terhadap

Tuhan(kejadian 3;7)Rasa malu adalah suatu perasaan badani yang telah memperingatkan kepada kita yang

telah terkoyah-koyah.Manusia menghindarkan diri dari kesalahannya,ia mencoba mengunkiri

dosanya,menyembunyikan dosanya dan mau membenarkan dosanya.Oleh se baqb itu manusia ingin mengenyampingkan atu menghilangkan rasa malu itu.Akan tetapi rasa mau itu tidak dapat di kesampingkan sama sekali.Apabila Tuhan melihat manusiqa di dalam rasa malunya,sebagaimana ia memandang adam dann hawa di taman firdaus.maka kesimpulannya adalah ialah “rasas malumu itu menunjuk kepada-Ku bahwa engkau telah menghianati Aku.

2. Suara HatiCatatan tentang etimologi kata yang dalam berbagai bahasa biasa dipakai untuk

suara hati;

a. Etimologi istilagh suara hati;Istilah yang bias dipakai dalam perjanjian baru bahwa suara hati ialah

suneidesis (roma 2;12)dalam bahasa latin”conscientia” dan inipun menjadi kata asal dari kata suara hati dalam bahasa inggris dan perancis.

b. Gejalah suara hati.Suara hati adalah desakan yang terdapat dalam batin tiap-tiap manusia

untuk menimbang-nimbang kelakuannya,suara hati adalah pula suatu instansi manusia yang berada antara perbuatan si “aku” manusia myang mengadili kita tanpa menghiraukan apakah kita setujuh atau tidak.

c. Bagaimanakah suara hati itu diterangkan?Suara hati itu takkan ada,bila Allah tidak ada. Dan suara hati itu tiadak akan

berbicara bila Allah tidak berfirman.Allah berfirman sebagai pencipta dan membuat undang-undang kepada segala bangsa. Ia mengingatkan kita, bahwa kita di jadikan menurut gambar-Nya dan Ia mengingatkan kita, bahwa kehendak-Nya seharusnya menjadi hukum (perintah) bagi hidup kita.

d. Nilai suara hati di dalam masyarakatTelah kita ketahui, bahwa apabila manusia dengan rela tunduk pada hukum

Allah dan Injil, maka hilanglah arti atau nilai mutlak suara hati itu. Walaupun demikian, nilai suara hati di dalam hidup perseorangan dan masyarakat tak dapat diabaikan.

6

Page 7: ETIKA KEKRISTENAN

Oleh karena di dalam hidup manusia berdosa, suara hati itu bedirilah sebagai suatu instansi antara manusia dan perbuatannya, maka besarlah arti dan nilainya. Andaikata tidak ada reaksi-reaksi suara hati, maka kehidupan di dunia ini akan menyerupai neraka. Andaikata suara hati ini tidak mengingatkan kita akan kejadian kita menurut gambar Allah, maka kita akan menyerupai binatang.

BAB IV

7

Page 8: ETIKA KEKRISTENAN

DI MANAKAH SUMBER PENGETAHUAN TENTANG NORMA-NORMA SUSILA?

1. Dapatkah Norma-Norma Susila Diambil Dari Adat-IstiadatKata adat berasal dari kata Arab:”ada’’,artinya kesbiasaan,cara yang lazim,kelakuan

yang biasa.atura-aturan yang lazim.Dan yang disebut adat- istiadat ialah,kumpulan peraturan dan norma-norm hidup yang berlaku di dalam suatu persekutuan tertentu.

Latar belakang pada adapt-istiadat itu terletak pada peraan hidup yang naturnalistis-panteitis.Hal ini telah di uraikan dan di pikirkan dalam-dalam,dan paling jelas dapat kita lihat dalam susunan agama –agama kuno seperti:agama Kong Fu Cu,agama Hindu,agama Buddha.

Dalam agama-agama itu yang menjadi pikian inti adalah bahwa ada suatu tata tertip kosmos,yang mengatur segala sesuatu di dalam kosmos(alam semesta)dan yang menggatur sifat dan kelakuan tumbuh-tumbuhan dan binatang,sungai-sungai dan suku-suku dan lain-lain.Pada masing-masing persekutuan suku,adat-istiadat itu berlainan betuknya.Tetapi corak dasarnya dimanna saja tetap sama saja.

Apakah sebabnya adat-istiadat itu menjadi sumber penggetahuan,penggetahuan yang sesungguhnya tentang yang baik dan yang jahat Pertama;

Keana dalam kompeks adat-istiadat kuno itu tidak tampak batas-batas antara Tuhan dengan kosmos.Segalah agama suku adalah naturnalistis.Didalam agama-agama itu yang di kenal dan di muliakan bukanlah Tuhan yang hidup tetapi makluklah,yang dimuliakan:alam,bapa suku,kepala-kepala suku,tradisi suku dan roh-roh yang mendirikan kampong itu dan sebagainya.

Kedua;Adat-istiadat itu tidak dapat menjadi sumber pengetahuan tentang yang baik dan

yang jahat,karena adat-istiadat itu penuh takhayuldan gunu-gung.Penyembahan terhadap Dewa dan berhala senantiasa gunu-guna,ilmu nujum,dan takhayul.Dan di dalam adat-istiadat terdapat bekas-bekas semua itu.

2. Sumber Pengetahuan Tentang Norma-Norma Susilaa. Ajaran tentang hukum kodrat bentuk Yunani

Pada zaman ini mulailah dirasakan orang keperluan akan norma hidup yang dapat diterima oleh setiap orang dan dapat dilaksanakan atau dikenakan kepada persekyutuan kosmopolitis. Pada waktu itu Seneca dan penganut-penganutnya mencari dasar-dasar untuk “yang baik” dalam Phusis, alam, tata tertib kosmos (perhatikanlah hubungannya dengan pengertian Rta, Tao dan Damma!). Segala sesuatu yang cocok dengan alam, itulah yang baik.

8

Page 9: ETIKA KEKRISTENAN

b. hukum kodrat dan hukum-susila kodrati pada thomas aquino dan di dalneo-thomismeFilsafat Thomas Aquino ini membedakan di dalam manusia suatu “kodrat” (alam)

dan “kodrat atas” (alam atas). Oleh sebab dosa, maka manusia telah kehilangan “kodarat atas” itu. Hanya dengan sakramen-sakramen gerejani saja manusia dapat menerima kembali “kodrat atas” itu. Tetapi menurut ajaran Thomas, “kodrat” manusia itu tidak rusak sama sekali (radikal) oleh dosa itu.

Thomas Aquino berkata, bahwa kodrat manusia memanglah sudah”rusak” dan “bercacat”, namun tidaklah rusak secara radikal oleh sebab dosa (bnd. Apakah beda Gereja Roma Katolik dan Reformasi, cet, ke-4, hal 36). Terutama akal manusia masih dapat dan masih mau berfungsi demikian menurut Thomas.

Berdasarkan ajaran ini, maka Thomisme dan Neo-Thomisme telah menyusun suatu ajaran tentang:1. “Hukum kodrat dalam arti yang sempit”2. “Hukum kodrat dalam arti yang luas”3. “Hukum positif”

Hukum kodrat dalam arti yang luas “meliputi segala peraturan yang menurut ajaran Thomisme, dibebankan kepada manusia oleh “Hukum susila kodrati”. “Hukum kodrat dalam arti yang luas” ini sama dengan “hukum susila kodrati”, dan di dalam Thomisme hukum itu tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia tetapi juga hubungan antara manusia dengan Tuhan dan antara manusia dengan dirinya sendiri.

c. Hukum kodrat dengan bentuk-bentuknya yang sekular dan humanistis Perumusan norma-norma kesusilaan dan juridis, lepas dari pengaruh pernyataan

Allah dan Agama. Maksudnya ialah:untuk menyusun suatu system norma-norma yang di akui oleh setiap orang, “etsi non darektur Deus”, artinya walaupun seandainya Tuhan itu tidak ada. Hugo de Groot sendiri adalah orang yang beriman, tetapi Ia berpendapat, bahwa manusia dapat mengenal yang baik dan yang jahat tanpa Allah.

d. Bagaimanakah manusia dapat mengetahi kehendak Tuhan di dalam keadaan semula,ketika ia ditempatkan oleh Tuhan di dalam Firdaus?

Ketika itu manusia belum mempunyai pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat,pengetahuan yang memalukan dan yang didapatnya secara eksperimen. Itu tidak berarti bahwa manusia tidak mempunyai kesadaran tentang norma-norma.

BAB V

9

Page 10: ETIKA KEKRISTENAN

KEDUDUKAN DAN FUNGSI HUKUM TAURAT DIDALAM PERNYATAAN ALLAH

1. Pernyataan Allah Terdiri Dari Hukum Taurat Dan InjilInjil adalah berita tentang Anugerah Allah.Hukum Taurat adalah pemberitaan tentang

suruh-suruhan(perintah-perintah,titah-titah)Allah.Injil adalah pemberitaan tantang janji-janji Allah dan juga kenyataan janji-janji Allah

didalam Kristus.Hukum Taurat adalah pengumuman tuntutan-tuntutan Allah.Injil mengatakan kepada kita,Siapa Allah itu bagi kita.Hukum Taurat kepada kita,apa yang dikehendaki Allah dari kita.

Seluruh pernyataan Allah adalah selalu rangkap dua.Dalam Perjanjian Lama dan Baru,Tuhan selalu berfirman dua perkataan,yakni Hukum Taurat dan Injil,Injil dan Hukum Taurat,Anugerah dan Perintah,Keselamatan dan Suruhan,Memberi dan Menugaskan.

2. Hubungan Antara Hukum Taurat Dan Injila) Dalam sejarah Gereja dan Teologi,

hubungan antara Hukum Taurat dan Injil kerap kali digambarkan sebagai anti-tesis yang Mutlak. Akan tetapi pandangan ini melupakan suatu hal,yakni jika kita hidup dari Anugerah Allah,maka kita tidak dapat terlepas dari Hukum Taurat jadi Hukum Taurat memang tidak merupakan syarat lagi untuk keselamatan kita,namun menjadi norma untuk kehidupan syukur kita.

b) Dalam Teologi Karl Barth, tampak pandangan yang bertentangan sama sekali.Barth memandang Hukum

Taurat dan Injil itu bukanlah sebagai suatu anti-tesis,sebagaimana halnya dalam Teologi Luthheran yang lama,tetapi ia memandang Hukum Taurat sebagai bentuk Injil,yang berisikan Anugerah.

Hukum Taurat berkata,”Terkutuklah setiap orang yang tiada tekun melakukan segalah sesuatu yang tersurat di dalam kitab Taurat”. Injil berkata,”Kristus telah menebus kita dari kutuk Hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita,sebab ada tertulis:Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”(Gal.3:13).

Oleh sebab itu berserulah Injil:”Janganlah menolak Yesus Kristus”.Apabila kita menolak Dia,maka kembalilah kutuk itu kepada kita.Lalu Allah Hukum Taurat dan Injil serta Injil dan Hukum Taurat adalah”Api yang Menghangguskan”(Ibr.12:29).

3. Dua Macam Cara Mempergunakan Hukum Taurat

10

Page 11: ETIKA KEKRISTENAN

a) ”Usus elenchticus”atau “Usus paedagogicus”(fungsi Hukum Taurat yang menginsafkan kita akan keslahan kita).

Kata”elenchticus”berasal dari kata Yunani:elenchein,yang berarti menginsafkan,yakni menginsafkan akan kesalahan dan dosa (bnd.Yoh.16:8). Kata”paedagogicus”,berasal dari kata Yunani:paedagogos,artinya pengawa atau penuntun.Kata itu terdapat dalam Surat Gal.3:24 dan 25.

Dalam masyarakat yunani,Paedagogos adalah seorang Budak yang bekerja sebagai pengantar,pengasuh dan pendidik orang muda atau anak-anak.”Paedagogos”itu memegang tangan anak-anak itu dan memimpinnya ke tempat yang dikehendakinya.

Dalam kedua istilah ini di jelaskan kepada kita,bahwa Tuhan menggunakan Hukun Taurat menurut suatu cara tertentu.Ia berbuat sesuatu terhadap kita di dalam suatu situasi tertentu dengan Hukum Taurat.

b) ”Usus normativus” atau “Usus didacticus”Hukum Taurat(fungsi normatif atau fungsi hokum Taurat sebagai pengajar)

Fungsi normatif Hukum Taurat,menurut para reformator,ialah bahwa Tuhan memberikan lagi Hukum Taurat kepada kita sebagai Anugerah Kasih Setia-Nya di jalan kita mengikuti Tuhan Yesus,apabila Yesus Kristus kita kenal sebagai pembebas dan pendamai kita.

4. Sifat Hukum TauratYang dianggap sifat-sifat hokum taturat adalah : bonitas (kebaikan), perfectio

(kesempurnaan),immutabilitas (tak dapat berubah)dan spiritualitas (kerohanian). Sifat-sifat ini bukanlah hasil pikiran otak manusia belaka.

Yang disebut kebaikan hukum taurat yang dipuja-puja didalam mazmur-mazmur (mzm.1,19,119) dan yang dipercaya pula oleh paulus (Rm.7), ialah bahwa hukum taurat berasal dari zat (hakikat) Allah. Allah adalah baik, tidak putus-putus kebaikkan-Nya. Kehendak-Nya pun baik. Maksud Tuhan dengan kita di dalam taurat-Nya adalah baik.

Yang disebut kesempurnaan hokum taurat adalah, bahwa hokum taurat mencerminkan tuntutan Tuhan yang penuh kasih dan hak-hak-Nya yang kudus.

Sesungguhnya hukum taurat tidak dapat berubah. Itu berarti bahwa hukum taurat pada hakekatnya tetap tidak berubah.. Hukum taurat ialah undang-undang dasar kerajaan Allah yang kekal dan yang akan datang. Dari hokum taurat, sepatah katapun tidak ada yang akan lenyap. Injil memanggil kita kepada ketaatan yang baru. Tetapi dengan adanya ketaatan yang baru itu tidak berarti bahwa harus ada hukum taurat yang baru.

BAB VI

11

Page 12: ETIKA KEKRISTENAN

HUKUM TAURAT DALAM BENTUK-BENTUK HISTORISNYA

1. Hukum Taurat Mempunyai Sifat HistoriesTuhan adalah Allah yang hidup, yang mengadakan hubungan yang nyata dengan

manusia. Tuhan bukanlah suatu “perinsip susila” yang tidak berpribadi. Tuhan bukanlah suatu “tata tertip dunia kesusilaan” yang tidak berpribadi. Tuhan, yang menciptakan langit dan bumi, Tuhan,yang didalam sejarah melakukan perbuatan yang maha besar untuk keselamatan manusia, Tuhan, yang memanggil bangsa Israel menjadi pembawa wahyunya dan yang menyatakan diri kepada segala bangsa di dalam Yesus Kristus, Tuhan itulah Tuhan yang berbicara, berfirman dengan nyata dan jelas.juga pernyataan kehendak-Nya bersifat konkrit, nyata, histories. Ia berfirman pada waktu-waktu tertentu, pada tempat-tempat tertentu.

2. Tora Didalam kitap perjanjian lama,hokum taurat itu biasanya disebut “Tora”. Kata ibrani

ini asalnya dari kata kerja “Hora” artinya mengajar,menunjukan. Didalam Alkitab, Tora itu dipandang sebagai suatu anugerah kasih setia Tuhan. Sebagai tanda bukti bahwa ia memelihara umat-Nya. Dengan kitab-kitab tafsir yang baru Tora itu dibagi dengan berbagai cara, sesuai dengan bentuk kesusastraannya.I) Dekalog atau dasatitah, yakni kesepuluh tita Tuhan; yang didalam bahasa ibrani

disebut “aseret had-d barim”,kesepuluh firman (dabar berarti perkataan, titah atau firman, yaitu di dalam arti norma) dasatitah itu harus dipandang sebagai ringkasan seluruh hokum taurat.

II) Misypatim, yakni undang-undang hokum sipil, yang mengatur kehidupan umat Tuhan sebagai “warga negara” (peraturan-peraturan tentang janda dan yatim piatu, orang-orang miskin, budak belian, orang-orang asing,orang sakit dan lain-lain)

III) Khuqqim, yakni undang-undang yang berisi ketetapan-ketetapan tentang kebaktian (ketetapan-ketetapan tentang bait suci,kurban-kurban,hari-hari raya,dll).

3. Kesepuluh Titah Tuhan Atau Dasatitah Atau Aseret Hadd BarimTitah-titah yang disebudkan pada loh pertama adalah mengenai hubungan kita dengan

Tuhan. Titah-titah yang disebudkan pada loh kedua adalah mengenai hubungan manusia dan manusia. Namun loh pertama dan loh kedua hokum taurat itu merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Agama tanpa etika adalah sama dengan kemunafikan. Etika tanpa agama adalah sama dengan kefasikan. Ketiga, baiklah kami berikan beberapa catatan tentang pembagian dan isi dasatitah itu. Ketika yerobeam memulai”penyembahan anak lembu”, maka yang dimaksudkannya bukakanlah untuk menyembah Allah lain, tetapi Yahweh. Tetapi Yahweh itu hendak disembahnnya dengan

12

Page 13: ETIKA KEKRISTENAN

cara menyembah patung anak lembuh tadi. Jadi, dosa yerobeam bukanlah penyembahan kepada ilah atau Tuhan lain, melainkan penyembahan kepada Yahweh “menurut cara sendiri”, tidak menurut cara atau peraturan yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Keenam titah brikutnya memberi penerangan tentang hubungan antara para anggota perjanjian itu. Didalam titah yang pertama, Tuhan melarang umat-Nya, untuk keselamatan hidup mereka sendiri – mengadakan hubungan dengan kekuasaan-kekuasaan dan Allah lain. 4. Arti Dasatitah Untuk Segala Bangsa Dan Zaman.

Menurut marcion, orang-orang zaman perjanjian babru tidak lagi ada sangkut pautnya dengan dasatitah. Maka sudah sewajarnyalah bahwa pada abad kedua gereja Kristen menolak ajaran sesat ini. Sebagaimana telah kita ketahui didalam bab tentang hokum taurat dan injil, tak ada pertentangan antara hokum taurat dan injil. Tuhan yang memberikan hokum taurat itu adalah Tuhan yang kasih-setiawan juga.Tuhan yang kudus itu adalah Tuhan yang penuh kasih juga. Juga didalam perjanjian lama, Tuhan menyatakan diri-Nya dalam kasih setia-Nya dan kesucian-Nya. Dalam janji dan tuntunan-Nya. Oleh sebab itu, tak ada pertentangan antara dasatitah dengan khotbah di bukit. Didalam “khotbah dibukit” Tuhan Yesus membangun terus atas dasar kesepuluh titah Tuhan. Seorang ahli tafsir yang terkenal pernah menamakan khotbah di bukit itu:Ulangan dasatitah di dalam perjanjian baru. Dasatitah itu oleh Martin Luther dipandang khususnya sebagai alat yang dipergunakan oleh Tuhan untuk membuat kita rendah hati. Dari permulaan sejarah gereja sampai sekarang, pengajaran kesepuluh titah Tuhan senantiasa dimasukan dalam kate kasasi gereja.

5. Undang-Undang Sipil Atau Undang-Undang Perdata (MISYPATIM)

Pengertian-pengertian inti kitab undang-undang itu ialah : hukum atau undang-undang(misypat), kebenaran atau keadilan (sedaqa), setia khesed dan belas kasihan. Pengertian-pengertian inti ini terwujud di dalam pemeliharaan budak-budak belian yang tak boleh lagi di pandang sebagai barang dagangan, tetapi harus diperlakukan sebagai anggota batih (keluarga), sebagai peserta perjanjian Allah. Apakah maksud undang-undang sipil ini? Adapun tujuan misypati itu ialah memberi batas-batas yang melingkungi isi Israel. Jadi, seperti yang dikatakan oleh paulus efesus 2:14 dengan tepat, undang-undang sipil itu merupakan tembok pemisah yang memisahkan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lainnya. Pembangunan tembok pemisah itu hanya bersifat sebagai peraturan sementara saja. Karena tembok pemisah itu kehidupan bangsa Israel dengan sengaja diasingkan. Namun maksud Tuhan ialah,bahwa tembok pemmisah itu kemudian harus di rubuhkan,jika kristus telah dating yang didalamnya segala bangsa di dunia ini akan beroleh berkat.

6. Undang-Undang Mengenai Ibadat (CHUQQIM)

13

Page 14: ETIKA KEKRISTENAN

Disamping dasatitah dan undang-undang sipil, tora pun memuat chuqqim, yaitu undang-undang yang berisi ketetapan-ktetapan mengenai ibadat Israel (terutama didalam kitab imamat).inti kebaktian Israel itu ialah kesadaran akan pertentangan antara Tuhan yang kudus dengan manusia yang berdosa. Murka Tuhan telah berkobar atas dosa-dosa manusia. Tetapi didalam kesetiaan dan kasih-Nya, Tuhan telah membuat jalan yang menuju kepada perdamaian. Imam-imam boleh bertindak sebagai perantara, dan sebagai pengganti orang berdosa itu dikorbankannya binatang-binatang yang dicurahkan darahnya sebagai syarat untuk perdamaian. Didalam undang-undang kitab bangsa Israel sudah jelas, bahwa “korban-korban binatang” hanya mempunyai arti sebagai lambing saja. Korban-korban itu melambangkan pekerjaan perdamaian yang akan dilaksanakan oleh Tuhan sendiri.

7. Hukum Taurat Di Dalam Agama Yahudi Rabinik (RABI=GURU)Berikut ini adalah pikiran-pikiran dasar tafsiran Hukum Taurat, menurut para Rabi:1. Menurut ahli-ahli Taurat ini, Tuhan menyatakan diri hanya di dalam Tora.2. Hukum Taurat itu mereka pandang sebagai pengantara antara Tuhan dan

manusia.3. Di dalam membemberikan tafsiran Hukum Taurat itu, mereka sangat

mementingkan hal-hal yang kelihatan, yang lahiriah, misalnya sunat, merayakan hari Sabat, peraturan-peraturan tentang makanan, menguduskan diri ddl, dan mengabaikan inti Hukum Taurat, yakni Kasih. Kepada Hukum Taurat itu mereka tambahkan beratus-ratus peraturan (lebih dari 600)

4. Mengenai pengharapan pada hal yang akan dating, mereka memberitakan tentang akan kedatangan Mesias. Tetapi mereka tidak memberitakan bahwa kedatangan Mesias itu untuk mendamaikan kita dengan Tuhan dan untuk menyatakan kKasih setia Tuhan. Menurut mereka, kedatangan Mesias adalah untuk mengajarkan kepatuhan kepada Tora dengan tertib.

5. Para rabi menerangkan bahwa tuntutan-tuntutan Hukum Taurat itu dapat dipenuhi dengan kekuatan manusia.

8. Hukum Taurat Di Dalam Keempat InjilDi dalam keempat Injil (yakni Kitab-kitab Injil Sinoptis dan Injil Yohanes) diminta

perhatian kita, Istimewa kepada sikap Yesus Kristus terhadap Hukum Taurat.Berikut ini adalah bahan-bahan dari keempat Injil yang berkenaan dengan Hukum Taurat:1) Yesus, Mesias yang menjadi penggenapan segala janji mesianis di dalam “Kitab

Taurat dan Nabi-nabi”, dengan tegas menjawab “Tidak” terhadap pemberitaan Taurat menurut para Rabi itu .Manusia berdosa, seperti kita ini, tidak dapat mengusahakan keselamatannya dengan kesalehan di dalam arti memenuhi Hukum Taurat itu semata-mata.

2) Yesus, Sang Mesias, memenuhi tuntutan-tuntutan Hukum Taurat. Kalimat ini berarti, bahwa Yesus dengan segenap hati-Nya tunduk kepada tuntutan-tuntutan Hukum

14

Page 15: ETIKA KEKRISTENAN

Taurat. Tiada kehendak dianggap-Nya berlaku kecuali kehendak Bapa yang dinyatakan di dalam Hukum Taurat. Di dalam Hukum Taurat, Ia mendengar suara Bapa-Nya.

Kunci untuk mengetahui sikap Yesus terhadap Hukum Taurat, pelaksanaan Hukum Taurat oleh orang Yahudi dan interpretasi Hukum Taurat oleh ahli-ahli kitab Taurat terletak pada rahasia Yesus sebagai Mesias.

BAB VIIPOKOK HUKUM TAURAT

15

Page 16: ETIKA KEKRISTENAN

Isi injil dapat disimpulkan dalam satu kalimat : Allah adalah kasih, dan Hukum taurat dapat disimpulkan juga dalam satu kalimat : didalam hokum taurat-Nya, Allah menuntut kasih. Kasih itu adalah kegenapan hokum taurat, Allah menuntut yang Ia berikan-Nya, yakni kasih. Buka yang lainnya , tidak lebih dan tidak kurang dari itu. Allah memberikan semuanya dirinya sendiri, itulah injil. Mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Dua buah perintah yang bersama-sama menjadi dwi-tunggal.

1. Hubungan Antara Kedua Bagian Perintah Kasih Yang Dwi-Tunggal. Dari kedua perintah itu, jika mengatakan bahwa kita mengasihi Allah, tetapi tidak

mengasihi sesama manusia, maka pada hakekatnya kita tidak mengasihi Allah, sebab Allah mengasihi manusia, Allah berkenan kepada manusia. Siapa mengasihi Allah haruslah pula mengasihi manusia yang telah dijadikan menurut Gambar-Nya. Kesatuan inti perintah kasih yang dwi-tunggal ini penting sekali bagi etika Kristen. Didalam mistik (ilmu tasawuf), selain terdapat kecendeerungan akan memupuk kasih kepada Allah yang bersifat mistik, yang tidak memperhatikan kebutuhan sesama manusia. Kasih yang mistis semacam ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kasih yang sejati kepada Allah yang hidup. Jadi kesatuan inti didalam perintah kasih yang dwi-tunggal itu, harus senantiasa diakui oleh etika Kristen. Tetapi sebaliknya, tidak boleh diabaikaan juga bahwa kedua bagian dari pokok hykum taurat itu merupakan hal yang berdiri sendiri. Kasih kepada Allah tidak sama dengan kasih kepada sesame manusia, garis tegak lurus (vertikal) yakni hubungan dengan Allah,tidak lama dengan garis datar (horizontal), yakni hubungan dengan sesama manusia.

2. Kasih Kepada AllahMengasihi Allah Alkitab artinya adalah membalas kasihAllah kepada kita dan kita

mengasihi karena Allah terlebih dahulu telah mengasihi kita. Dan yang telah mengutus anaknya sebagai pendamai bagi dosa-dosa kita (I Yohanis 4:19 dan I yohanis 4:10). Mengasihi Allah berarti hidup dari kasihnya yakni di kuasai oleh anugrah Allah. Mengasihi Allah menerima dan memberi di sayangi daan menyayangi. Tuhan yang mau menjadi Allah kita dengan sebulat-bulatnya( Akulah Tuhan Allah-Mu), menghendaki supaya kita dengan sebulat-bulatnya kita hidup untuk dia .

3. Kasih Kepada Sesama ManusiaAllah berkenan atas manusia ia telah dinyatakan didalam yesus kristus. Allah

mengasihi manusia bukan karena kebajikannya dan kesalahannya atau pun kebangsaannya. Tetapi kasih Allah ialah kasih kepada orang yang jatuh kedalam dosa, orang jahat dan orang pasif. Didalam kasih itulah terletak sumber kasih kita kepada sesama manusia.

16

Page 17: ETIKA KEKRISTENAN

4. Kasih Kepada Diri SendiriKasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri.

5. Hubungan Pokok Hukum Taurat Dan Penerapan Hukum Taurat dalam Hidup.Sebagaimana jari-jari roda berputar pada satu sumbu, demikianlah pula perintah-

perintah adalah bagaikan jari-jari yang berputar pda satu pusat, yaitu perintah pusat. Sebagaimana tiap titik pada lingkaran mempunyai hubungan yang tetap pada titik pusat, demikianlah pula semua perintah khusus mempunyai hubungan yang tetap dengan pusat perintah Allah.

BAB IIXPELAKSANAAN DAN PENGENAAN HUKUM TAURAT

DALAM HIDUP ORANG BERIMAN

17

Page 18: ETIKA KEKRISTENAN

1. Kasuistik, Suatu PemecahanKata “Kasuistik” berasal dari kata latin casus, artinya hal (peristiwa pekara).

Kasuistik ialah usaha mempergunakan hukum, amal atau dalil-dalil agama pada berbagai macam hal dengan alasan dan cara yang berdalil. Didalam berbagai agama, kasuistik ialah bagian etika yamg mempergunakan atau mengenakan kaidah-kaidah umum para perkara yang khusus.

Akibatnya adalah bahwa tiap-tiap kejadian soal atau perkara selalu dapat dicari seorang ahli yang berpengaru, yang membenarkan perbuatan yang bersangkutan. Dengan demikian, suara hati orang beriman katolik roma itu dapat disadarkan para pendapat berbagai ahli agar ia bebas dari segala sesuatu yang memberatkan hatinya.

2. Jalan Yang Ditujukan Oleh Alkitaba. pimpinan roh kudusb. mencari kehendak Allahc. bantuan dari pihak “persekutuan segala orang yang kudus”d. mengambil keputusan menurut keinsafan batin di hadirat Allah

3. Perlukah Diadakan Adat Istiadat Kristen ?Adat istiadat Kristen memberitahukan kepada kita bagaimana orang lain telah

mengambil keputusan didalam keadaan yang sama. Adapt istiadat Kristen juga memberitahukan kepada kita, bahwa kita bukanlah seperti orang musafir yang sendirian menempuh jalan kerajaan Allah. Kita berjalan bersama-sama, tak perlu kita pada setiap keadaan merintis jalan yang baru seperti didalam rimba raya. Telah ada jalan yang sudah dibuka oleh ribuan orang sebelum kita dan oleh nubuat orang yang seperjalanan dengan kita. Tetapi hendaklah kita waspada jangan sampai adat itu menjadi norma kita.

Dalam istiadat Kristen mungkin juga terdapat unsure-unsur yang bukan Kristen, yang harus di uji dengan kehendak tuhan dan kita dapat pula dipanggil untuk mengganti adapt istiadat. Akan tetapi, adapt-istiadat Kristen tidak dapat menjadi pengganti kehendak tuhan dan tak dapat membebaskan kita dari panggilan tuhan, supaya kita sendiri mencari kehendak tuhan itu.

18