ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH DAN BUMN

10
“ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH & BUMNOLEH: DANNA ZAKIA SHOFARONA 08.05.311.00057 ROSE DIAN J 08.05.311.00053 NUR IFA FAUZIAH 08.05.311.00030 MUKMIROH NURANI 08.05.311.00049 S. CHOIRUL JANNAH 08.05.311.00045 AGUNG AKHMAD SETYA HADI 08.05.311.00034 DESI PURWATI 08.05.311.000 ZIYA IBRIZAH 09.08.311.00054 ACHMAD SUBAIRI 08.05.311.00017 MASLAHATUN NIKMAH 09.08.311.00032

description

TUGAS KULIAH KITA_

Transcript of ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH DAN BUMN

Page 1: ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH DAN BUMN

“ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH & BUMN”

OLEH:

DANNA ZAKIA SHOFARONA 08.05.311.00057

ROSE DIAN J 08.05.311.00053

NUR IFA FAUZIAH 08.05.311.00030

MUKMIROH NURANI 08.05.311.00049

S. CHOIRUL JANNAH 08.05.311.00045

AGUNG AKHMAD SETYA HADI 08.05.311.00034

DESI PURWATI 08.05.311.000

ZIYA IBRIZAH 09.08.311.00054

ACHMAD SUBAIRI 08.05.311.00017

MASLAHATUN NIKMAH 09.08.311.00032

Page 2: ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH DAN BUMN

KEHUMASAN PEMERINTAH

1.Kode Etik Kehumasan PemerintahPengelola/anggota KehumasanPemerintah adalah setiap pejabat yang mempunyai tugas dan fungsi kehumasandi instansi pemerintah, departemen, lembaga-lembaga negara serta unit-unit usaha lainnya seperti BUMN/BUMD baik di pusat maupun di daerah.

2.Hubungan Kerja

a. Kewajiban

1) Ke Dalam Organisasi2) Ke Luar Organisasi

b. Larangan

3. Tanggung Jawab Pengelola/anggotaKehumasan PemerintahPengelola/anggota Kehumasan Pemerintahdalam batas kewenangannya mempunyaitanggung jawab untuk menyajikan informasiberdasarkan data dan fakta yang telah diolahuntuk disebarluaskan kepada masyarakat.

4. Hak Jawab dan Hak KoreksiApabila ada informasi yang tidak benar ataumenyesatkan, setiap Pengelola/anggotaKehumasan Pemerintah dapatmemanfaatkan hak jawab dan hak koreksiguna meralat dan meluruskan informasitersebut, sebagaimana diatur dalam undang-undang.

Page 3: ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH DAN BUMN

KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKANOMOR : 371/KEP/M.KOMINFO/8/2007

TentangKODE ETIK HUMAS PEMERINTAHAN

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

Menimbang

1. Bahwa memperhatikan perkembangan dan tuntutanmasyarakat dalam era transparansi, globalisasi, demokratisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi, maka praktisi Hubungan Masyarakat, khususnya Hubungan Masyarakat di lingkunganpemerintahan dalam pelayanan informasi publik, perlumelakukan reposisi dan peningkatan peran danfungsinya;

2. Bahwa untuk melakukan reposisi dan meningkatkanperan dan fungsi tersebut, praktisi HubunganMasyarakat di lingkungan pemerintahan, disampingmemiliki dan berkemampuan dalam pengelolaan bidangkehumasan, dituntut juga adanya kepekaan dalampelaksanaan tugasnya berdasarkan prinsip-prinsipbatasan moral, budaya dan norma-norma yang berlakudi dalam masyarakat;

3. Bahwa Kode Etik Insan Kehumasan Pemerintah yang disepakatioleh peserta Pertemuan Tahunan Bakohumas 2003/KonvensiKehumasan Pemerintah Tingkat Nasional, tertanggal 18 September 2003 dinilai perlu dilengkapi sehingga dapatmenampung berbagai perkembangan yang terjadi, khususnyadi bidang kehumasan pemerintah;

4. Bahwa sebagaimana dimaksud pada butir 1 dan 2 di atas perluditetapkan Kode Etik Humas Pemerintahan sebagai landasanmoral atau etika profesi dan menjad pedoman operasionaldalam menegakkan integritas dan profesionalitas praktisHumas Pemerintahan.

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang KemerdekaanMenyampaiakan Pendapat di Muka Umum;

2. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak AzasiManusia;

3. Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tengan Pers;

4. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2002 tentang Penyiaran;

Page 4: ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH DAN BUMN

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASIREPUBLIK INDONESIA

• Memperhatikan :

1. Keputusan Menteri Komunikasi danInformatika Nomor:100/KEP/M.KOMINFO/11/2005 tentang BadanKoordinasi Kehumasan Pemerintah;

2.Keputusan Menteri KomunikasidanInformatika Nomor: 103/KEP/M.KOMINFO/11/2005 tentangPengurus Badan Koordinasi KehumasanPemerintah;

3. Hasil Loka karya Regional Bakohumas tentangPedoman Umum Humas Pemerintah, StandarKompetensi dan Kode Etik Humas Pemerintah diMedan untuk wilayah Indonesia Bagian Barat, Banjarmasin untuk wilayah Indonesia BagianTengah dan Manado untuk wilayah Indonesia Bagian Timur pada bulan Mei s/d Juli 2007.

MEMUTUSKANMenetapkan:

• Pertama : Kode Etik Humas Pemerintahsebagaimana terlampir.

• Kedua : Kode Etik Insan KehumasanPemerintah yang ditandatangani olehpeserta Pertemuan Tahunan Bakohumas2003/Konvensi Kehumasan PemerintahTingkat Nasional, tertanggal 18 September 2003 dinyatakan tidak berlaku lagi.

• Ketiga : Keputusan Menteri Komunikasi danInformatika ini mulai berlaku pada tanggalditetapkan.

Ditetapkan di : Jakartapada tanggal : 28 Agustus 2007.

Page 5: ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH DAN BUMN

KODE ETIK HUMAS PEMERINTAHAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1, terdapat 13 ayat yang salah satunya adalah:

Etika adalah nilai-nilai moral yang mengikat dalam berucap, bersikap dan berperilaku dalam pelaksanaan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggungjawab.

BAB II

KOMITMEN PRIBADI

Pasal 2:

Anggota Humas Pemerintahan menjunjung tinggiKehormatan sebagai Pegawai Instansi Pemerintah, baikDepatemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Lembaga-Lembaga Negara, BUMN, maupun BUMD.

Pasal 3 :

Anggota Humas Pemerintahan mengutamakan kompetensi, obyektivitas, kejujuran, serta menjunjung tinggi integritas dannorma-norma keahlian serta menyadari konsekuensitindakannya.

Pasal 4:

Anggota Humas Pemerintahan memegang teguh rahasianegara, sumpah jabatan, serta wajib mempertimbangkan danmengindahkan etika yang berlaku agar sikap dan perilakunyadapat memberikan citra yang positip bagi pemerintahan danmenjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 5:

Anggota Humas Pemerintahan menyampaikan informasipublik yang benar dan akurat serta membentuk citra HumasPemerintahan yang positip di masyarakat.

Pasal 6:

Anggota Humas Pemerintahan menghargai, menghormati, dan membina solidaritas serta nama baik rekan seprofesi.

Pasal 7:

Anggota Humas Pemerintahan akan berusaha meningkatkanpengetahuan dan keterampilan untuk mewujudkan efisiensidan efektivitas kerja serta memajukan profesi HumasPemerintahan di Indonesia.

Page 6: ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH DAN BUMN

BAB IIIHUBUNGAN KE DALAM

Pasal 8

Anggota Humas Pemerintahan loyal terhadap kepentingan organisasi/ instansinya, bukan kepada kepentingan perorangan/golongan.

Pasal 9

Anggota Humas Pemerintahan wajib:

1. menjalin komunikasi kepada semua pegawai di organisasi/instansinyaagar tercapai iklim organisasi yang mendukung peningkatan kompetensi

organisasi.

2. mengingatkan rekan seprofesinya yang melakukan tindakan di luar bataskompetensi dan kewenangannya dalam mencegah terjadinya pelanggaran

Kode Etik Humas Pemerintahan.

Pasal 10

Anggota Humas Pemerintahan tunduk, mematuhi dan menghormati KodeEtik Humas Pemerintahan sesuai perundangan yang berlaku.

Page 7: ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH DAN BUMN

BAB IVHUBUNGAN KE LUAR

• Pasal 11

Anggota Humas Pemerintahan wajib menyediakan dan memberikan informasi publik yang benar dan akurat kepada masyarakat, media massa, dan insan pers sesuai dengan tugas danfungsí organisasi/institusinya sesuai dengan perundangan yang berlaku.

• Pasal 12

Anggota Humas Pemerintahan tidak diperkenankan melakukan penekanan terhadap media massa dan insan pers serta mencegah pemberian barang dan jasa kepada media massa daninsan pers dengan dalih kepentingan publikasi(publisitas) pribadi/ golongan/ organisasi/ instansinya.

• Pasal 13

Anggota Humas Pemerintahan menghargai, menghormati, dan membinahubungan baikdengan profesi lainnya.

Page 8: ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH DAN BUMN

BAB VHUBUNGAN SESAMA PROFESI

• Pasal 14

Anggota Humas Pemerintahan wajib bertukar informasi dan membantumemperlancar arusinformasi dengan sesama anggota.

• Pasal 15

Anggota Humas Pemerintahan bersedia mendukung pelaksanaan tugas sesamaanggota.

• Pasal 16

Anggota Humas Pemerintahan tidak dibenarkan mendiskreditkan sesamaanggota

Page 9: ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH DAN BUMN

BAB VIBADAN KEHORMATAN

Pasal 17

Badan Kehormatan di bentuk dan dipilih oleh Badan Koordinasi Humas Pemerintahan (Bakohumas Pusat/Bakohumasda) sebanyak 9 orang dengan masa bakti selama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali.

Pasal 18

Bakohumas Pusat membentuk Formatur Pengurus Badan Kehormatan dalam pertemuan tahunan dan meminta persetujuananggota untuk ditetapkan sebagai anggota Badan Kehormatan Bakohumas.

Pasal 19

Formatur Badan Kehormatan yang diusulkan Bakohumas Pusat terdiri dari Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Lembaga- Lembaga Negara, BUMN, dan Perguruan Tinggi.

Pasal 20

Bakohumas Daerah membentuk Formatur Pengurus Badan Kehormatan dalam Pertemuan Tahunan dan memintapersetujuan anggota untuk ditetapkan sebagai anggota Badan Kehormatan Bakohumasda.

Pasal 21

Formatur Badan Kehormatan yang diusulkan Bakohumasda terdiri dari Provinsi/Kabupaten/ Kota, BUMD, dan PerguruanTinggi

Pasal 22

Badan Kehormatan Bakohumas Pusat dan Badan Kehormatan Bakohumasda terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Anggota. Ketua dan Wakil Ketua dipilih oleh anggota Badan Kehormatan.

Pasal 23

Badan Kehormatan melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan penilaian terhadap kinerja anggota sesuai dengan laporansatuan kerja induknya berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) profesi Humas Pemerintahan.

Pasal 24

Badan Kehormatan melalui musyawarah berwenang memberikan penghargaan kepada anggota yang berprestasi dalammenjalankan profesinya dan mematuhi Kode Etik Humas Pemerintahan.

Page 10: ETIKA KEHUMASAN PEMERINTAH DAN BUMN

BAB VIIS A N K S I

Pasal 25Badan Kehormatan Pusat melalui musyawarah berwenang mengusulkan kepada Ketua Bakohumas untukmengusulkan sanksi administratif bagi anggota yang melanggar Kode Etik Humas Pemerintahan.

Pasal 26Badan Kehormatan Daerah melalui musyawarah berwenang mengusulkan kepada Ketua Bakohumasda untukpemberian sanksi administratif bagi anggota yang melanggar Kode Etik Humas Pemerintahan. Selanjutnya KetuaBakohumasda meneruskan kepada Ketua Bakohumas Pusat.

Pasal 27Ketua Bakohumas Pusat menyampaikan hasil keputusan Ketua Badan Kehormatan Pusat dan Ketua Bakohumasdaberupa sanksi administratif kepada atasan pelaku pelanggaran.

Pasal 28Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pasal 27 terdiri dari:1. Teguran lisan2. Teguran tertulis

Pasal 29Anggota Bakohumas yang didakwa melanggar Kode Etik Humas Pemerintahan:1. Memiliki hak jawab dalam proses penyelesaian perkaranya.2. Berhak mendapatkan pemulihan nama baik dan hak-haknya seperti semula bila terbukti tidak bersalah.