Esai Kritik Seni Rupa

20
Pertemuan pertama (1) Lebih Jauh tentang Esai Apakah Esai itu? Sebuah esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek. Apa yang membedakan esai dan bukan esai? Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan dengan merujuk pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada, tetapi pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada sering kali masih tidak lengkap dan kadang bertolak belakang sehingga masih mengandung kekurangan juga. Misal mengenai ukuran esai, ada yang menyatakan bebas, sedang, dan dapat dibaca sekali duduk; mengenai isi esai, ada yang menyatakan berupa analisis, penafsiran dan uraian (sastra, budaya, filsafat, ilmu); dan demikian juga mengenai gaya dan metode esai ada yang menyatakan bebas dan ada yang menyatakan teratur. Penjelasan mengenai esai dapat lebih "aman dan mudah dimengerti" jika ditempuh dengan cara meminjam pembagian model penalaran ala Edward de Bono. Menurut De Bono, penalaran dapat dibagi menjadi dua model. Pertama, model penalaran vertikal (memusatkan perhatian dan mengesampingkan sesuatu yang tidak relevan) dan kedua model penalaran lateral (membukakan perhatian dan menerima semua kemungkinan dan pengaruh). Dari pembagian model penalaran ini, esai cenderung lebih mengamalkan penalaran lateral karena esai cenderung tidak

Transcript of Esai Kritik Seni Rupa

Page 1: Esai Kritik Seni Rupa

Pertemuan pertama (1)

Lebih Jauh tentang Esai

Apakah Esai itu?

Sebuah esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek.

Apa yang membedakan esai dan bukan esai? Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan dengan merujuk pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada, tetapi pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada sering kali masih tidak lengkap dan kadang bertolak belakang sehingga masih mengandung kekurangan juga. Misal mengenai ukuran esai, ada yang menyatakan bebas, sedang, dan dapat dibaca sekali duduk; mengenai isi esai, ada yang menyatakan berupa analisis, penafsiran dan uraian (sastra, budaya, filsafat, ilmu); dan demikian juga mengenai gaya dan metode esai ada yang menyatakan bebas dan ada yang menyatakan teratur.

Penjelasan mengenai esai dapat lebih "aman dan mudah dimengerti" jika ditempuh dengan cara meminjam pembagian model penalaran ala Edward de Bono. Menurut De Bono, penalaran dapat dibagi menjadi dua model. Pertama, model penalaran vertikal (memusatkan perhatian dan mengesampingkan sesuatu yang tidak relevan) dan kedua model penalaran lateral (membukakan perhatian dan menerima semua kemungkinan dan pengaruh).

Dari pembagian model penalaran ini, esai cenderung lebih mengamalkan penalaran lateral karena esai cenderung tidak analitis dan acak, melainkan dapat melompat-lompat dan provokatif. Sebab, esai menurut makna asal katanya adalah sebuah upaya atau percobaan yang tidak harus menjawab suatu persoalan secara final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut Francis Bacon, esai lebih sebagai butir garam pembangkit selera ketimbang sebuah makanan yang mengenyangkan.

Sejarah Esai

Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne, menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha. Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan Montaigne, bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.

Page 2: Esai Kritik Seni Rupa

Lalu bagaimana pengertian esai menurut Montaigne? Montaigne menuliskan sikap dan pandangannya mengenai esai melalui deskripsi-deskripsinya yang tersirat, sahaja, rendah hati tetapi jernih dalam sebuah kata pengantar bukunya: "Pembaca, ini sebuah buku yang jujur. Anda diperingatkan semenjak awal bahwa dalam buku ini telah saya tetapkan suatu tujuan yang bersifat kekeluargaan dan pribadi. Tidak terpikir oleh saya bahwa buku ini harus bermanfaat untuk anda atau harus memuliakan diri saya. Maksud itu berada di luar kemampuan saya. Buku ini saya persembahkan kepada para kerabat dan handai taulan agar dapat mereka manfaatkan secara pribadi sehingga ketika saya tidak lagi berada di tengah-tengah mereka (suatu hal yang pasti segera mereka alami), dapatlah mereka temukan di dalamnya beberapa sifat dari kebiasaan dan rasa humor saya, dan mudah-mudahan, dengan cara itu, pengetahuan yang telah mereka peroleh tentang diri saya tetap awet dan selalu hidup" (dari "To The Reader").

Kemudian, pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama. Bukunya berjudul Essay. Bentuk, panjang, kejelasan, dan ritme kalimat dari esai ini menjadi standar bagi esais-esais sesudahnya. Ada beberapa esai yang formal, dan ada beberapa esai lain yang bersifat informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis karena lebih bersifat personal, jenaka, dengan bentuk yang bergaya, struktur yang tidak terlalu formal, dan bertutur. Bentuk esai formal lebih sering dipergunakan oleh para pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Formal esai dibedakan dari tujuannya yang lebih serius, berbobot, logis dan lebih panjang.

Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh HB Jassin melalui tinjauan-tinjauannya mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak empat jilid) dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985), tapi Jassin tidak bisa menerangjelaskan rumusan esai.

Tipe Esai

Esai Deskriptif: esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek. Rincian pendukung disajikan dalam urutan tertentu (kiri ke kanan, atas ke bawah, dekat ke jauh, arah jarum jam, dll). Pola pergerakan ini mencerminkan urutan rincian yang dirasakan melalui penginderaan.

Esai ekspositori: esai ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan. Urutan penjelasannya sangat bervariasi, tergantung dari tipe esai ekspositori yang dibuat. Esai proses akan menyajikan urutan yang bersifat kronologis (berdasarkan waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan contoh-contoh; esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan kepentingan (terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya); esai sebab-akibat mungkin mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau sebaliknya, mulai dengan akibat dan mencari sebabnya.

Page 3: Esai Kritik Seni Rupa

Esai naratif: menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya disajikan sesuai urutan waktu.

Esai persuasif berusaha mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional. Rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.

Esai dokumentatif: memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas tertentu..

Esai adalah sebuah tulisan yang menggambarkan opini si penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya. Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut.

Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek. Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali

ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.

Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:

1. Menentukan tema atau topik2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas4. Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas,

kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.

5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut.

6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.

7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.

Page 4: Esai Kritik Seni Rupa

Menulis sebuah esai atau makalah, tanpa mempedulikan topiknya, adalah sebuah proses:

Bangun dan definisikan topikmuTuliskan tema atau topik utama esaimu dalam satu atau dua kalimat paling banyak.

Tentukan pembaca esaimuApakah yang membaca esaimu adalah dosen yang memberi nilai atau asisten dosen?Teman sekelasmu yang akan memberikan kritikan?  Sekelompok profesional untuk review? Sekelompok profesional untuk review? Ingatlah akan pembaca ini selama kamu menulis esai

Rencanakan kurun waktuBuat suatu kurun waktu penulisan esai, dan antisipasi adanya perkembangan topik esaimu dan revisi.  Seringkali suatu esai yang sempurna adalah esai yang direvisi setelah selesai dibuat.

Kumpulkan bahan-bahanOrang: dosen, asisten dosen, pustakawan, ahli dalam bidang, profesionalReferensi:  buku teks, rekomendasi kerja, web site, majalah, buku harian, laporan profesional 

Riset: baca, wanwancara, eksperimen, kumpul data-data, dll. dan catat selengkap mungkin. Gunakan kartu indek atau word processing.

Organisasi catatanmu dengan menulis dahulu di kertas lain:fokus pada bebas menulis, petaan, and/atau garis besarnya.

Buatlah esai pertamamu (rough draft)Tentukan bagaimana kamu mengembangkan argumentasi: Gunakan logika yang baik dalam argumentasi untuk membantu mengembangkan tema dan/atau mendukung tema. Apakah kamu akan membuat perbandingan atau definisi? Apakah kamu akan mengfritik atau menjelaskan? Lihat definisi istilah-istilah esai di situs Pedoman Belajar. 

Paragraf pertama

Kenalkan topikmu! Beritahukan pandanganmu kepada pembaca! Rangsang pembaca menyelesaikan membaca esaimu! Fokuskan pada tiga poin untuk kemudian

Paragraf pertama biasanya paling sulit dikerjakan.  Bila kamu menemui masalah, biarkanlah dan usahakan untuk menulisnya ulang nanti, bahkan setelah kamu selesai mengerjakan paragraf terakhir.  Akan tetapi perlu diingat bahwa paragraf pertamalah yang menarik perhatian pembaca ke topik dan pendapatmu, serta penting untuk membuat mereka membaca esaimu sampai selesai.he first paragraph is often the most difficult to write. 

Page 5: Esai Kritik Seni Rupa

Isi Esai

Bangunlah alur isi esai dari satu paragraf ke paragraf yang lainnya o Kalimat transisi, klausa, atau kata-kata pada awal paragraf

menghubungkan ide pikiran ke ide lainnya.(Lihatlah kata & frasa transisi)

o Kalimat-kalimat pokok, juga terdapat pada awal setiap paragraf, menjelaskan ide yang termuat di dalamnya sesuai dengan konteks esai keseluruhan.

o Hindari satu atau dua paragraf yang mungkin menunjukkan kurang dikembangkannya poinmu.

Tulis dengan kalimat-kalimat aktif o "Panitia Akademis memutuskan ..." bukan "Telah diputuskan oleh ..."o Hindari pemakaian kata kerja "menjadi" untuk presentasi yang jelas,

dinamis dan efektif.(Hindari pemakaian kata kerja "menjadi" dan presentasimu efektif, jelas dan dinamis.)

o Menghindari "menjadi" berarti penggunaan kalimat pasif akan berkurang. Gunakan kutipan untuk mendukung pandanganmu

o Kutiplah dan jelaskan secara tepat setiap ungkapan yang dipakai.o Gunakan kutipan dengan gaya blok atau indented secara terpisah karena

mereka dapat merusak alur isi esaimu. Buktikan setiap poin pendapatmu secara berkesinambungan dari awal

sampai akhir esai o Jangan meninggalkan fokus utama esaimu.o Jangan langsung meringkas pada isi esaimu.  Tunggu sampai pada

paragraf kesimpulan.

Kesimpulan

Baca paragraf pertama dan isi esaimu dulu Ringkas, kemudian simpulkan argumentasimu Tinjau kembali (sekali lagi) pada paragraf pertama sekaligus isi esai.  Apakah

paragraf terakhir: o menyatakan ulang tema utama secara singkat?o merefleksikan keberhasilan dan pentingnya argumentasi yang ada pada isi

esai?o menyimpulkan isi esai secara logika?

Edit/tulis ulang paragraf pertamaHal ini dapat membuat isi dan kesimpulan esaimu lebih baik.

Ambil satu atau dua hari libur!

Baca kembali esaimu dengan pikiran yang segar dan pensil yang runcingEdit, koreksi dan tulis ulang bila diperlukanKumpulkan esaimu

Page 6: Esai Kritik Seni Rupa

Rayakan pekerjaan yang telah kamu selesaikan dengan baik (kamu harus percaya ini!).

Kalimat terakhir di atas ini sangat penting.

Menulis Esai: Dasar Kata & Frasa Transisi◄ Esai Lima Paragraf

 

Menggunakan kata dan frasa transisi menunjukkan hubungan antar ide dan membuat makalah mudah dimengerti.

Makalah yang idenya saling berkaitan memudahkan pembaca mengikuti dari poin pertama sampai terakhir.

Transisi menunjukkan hubungan, baik dari kalimat yang satu ke kalimat yang lain, atau dari paragraf yang satu ke paragraf yang lain.  Hal ini memang tampak seperti daftar "hubungan" yang mungkin dimiliki oleh ide-ide yang ada, diikuti oleh daftar kata dan frasa "transisi" yang mana menghubungkan ide-ide tersebut.

Tambahan:juga, di samping itu, selanjutnya, sebagai tambahan, lagipula, lagi

Akibat:demikian, hasilnya, akibatnya, jadi, kalau tidak, maka, oleh karena itu, demikianlah, setelah itu

Ringkasan:bagaimanapun, bagaimanapun juga, setelah dipertimbangkan semuanya, singkatnya, ringkasnya, sebagai penutup, pada umumnya, akhirnya, jelasnya

Penyamarataan:sesuai peraturan, biasanya, seperti biasanya, umumnya, pada umumnya, kebanyakan

Uraian baru:pada intinya, dengan kata lain, yakni, yaitu, singkatnya, ringkasnya

Perbedaan dan perbandingan:bedanya, begitu pula, sebaliknya, malahan, demikian juga, di satu sisi, pada sisi lainnya, agaknya, sama halnya, tetapi, akan tetapi, bagaimanapun juga, namun

Rangkaian:mula-mula, awalnya, pada awalnya, permulaannya, pada waktu yang sama, mulai sekarang, untuk sementara ini, selanjutnya, saat ini, berikutnya, nantinya, sementara itu, kemudian, segera, sebelumnya, sesudahnya, secara serentak, sebagai penutup

Page 7: Esai Kritik Seni Rupa

Pengalihan:omong-omong, sambil lalu

Ilustrasi:misalnya, contohnya, seperti

Persamaan:demikian juga, sama dengan, lagipula

Arahan:di sini, di sana, melebihi, hampir, berhadapan, di bawah, di atas, ke kiri, ke kanan, di kejauhan sana

Esai yang terdiri dari lima paragraf sering digunakan sebagai tes untuk melihat kemampuan menulis seseorang dalam jangka waktu tertentu.

Memulai berarti mengorganisasi dulu:latihan merupakan faktor yang vital untuk menulis secara efektif.

Analisa Tugasdan tentukan mana yang diperlukan. Dengan spidol warna, tandai kata-kata penting yang mewakili topik esai, kemudian organisasikan rencanamu.

Misalnya kamu diberi tugas esai seperti ini:

Kamu mendapatkan hadiah yang sangat berkesan. Hadiah ini mungkin diberikan untuk memperingati peristiwa khusus atau diberikan tanpa alasan sama sekali. Jelaskan tentang hadiah tersebut dan mengapa sangat berkesan. Berikan alasan-alasannya, deskripsi hadiah, dan bagaimana perasaanmu ketika menerimanya.

Tujuan tugas ini adalah untuk menulis sebuah esai naratif tentang hadiah yang kamu terima.

Subyeknya tentang hadiah yang berkesanTiga subtopik utamanya:

alasan hadiah ini diberikan deskripsi hadiah dan bagaimana perasaanmu ketika menerimanya

Page 8: Esai Kritik Seni Rupa

Kerangka Karangan Lima Paragraf

Esaimu akan terdiri dari elemen-elemen berikut:

Paragraf Pembukan

Kalimat Topik Utama::   hadiah yang berkesan

1. Subtopic Pertama: alasan hadiah diberikan2. Subtopic Two: deskripsi hadiah3. Subtopic Three: perasaanmu ketika menerimanya

(Transisi)

Paragraf Isi Pertama

Tulis ulang Subtopik PertamaDetil-detil yang mendukung/contohTransisi

Paragraf Isi Kedua

Tulis ulang Subtopik KeduaDetil-detil yang mendukung/contohTransisi

Paragraf Isi Ketiga

Tulis ulang Subtopik KetigaDetil-detil yang mendukung/contohTransisi

Paragraf Penutup/Ringkasan

Sintesa dan kesimpulan esai dengan menyebutkan ulang topik serta subtopiknya.

Tulislah esainya!Pikirkan yang kecil dulu, baru kemudian bangunlah esai tersebut setahap demi setahap.Pisahkan esaimu menjadi bagian-bagian dan kembangkan secara terpisah.

Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka menetapkan nada.Paragraf ini tidak hanya mengenalkan topik esai, tapi juga tempat di mana kamu akan mulai (dengan kalimat topik utama).  Bila kamu menulis paragraf pembuka dengan baik, kamu akan mengajak pembaca merasakan "pengalaman"mu.  Berusahalah yang terbaik untuk paragraf ini, maka kamu akan mendapatkan hasil positifnya.

Tuliskan dalam bentuk kalimat aktif.Kalimat aktif terasa lebih kuat pengaruhnya.  Gunakan ini pada setiap kalimat dalam paragraf pembukamu.  Kecuali bila kamu menulis esai naratif pribadi, hindari penggunaan kata ganti orang pertama "Saya".

Variasikan struktur kalimat.Baca ulang paragrafmu dan hindari pola menulis yang menjemukan misalnya dengan selalu memulai dengan subyek kalimat.

Cari ilham untuk ide-ide pendukung yang terbagus.Ide-ide tersebut merupakan hal yang kamu ketahui dengan benar.  Bila kamu

Page 9: Esai Kritik Seni Rupa

tidak memiliki pengetahuan tentang mereka, kamu tidak dapat menulis dengan baik tentang mereka juga.  Hindari penggunaan argumen yang sia-sia karena akan melemahkan argumenmu.

Latihlah dirimu untuk menulis paragraf pembuka dengan topik yang bervariasi.Bahkan bila kamu akan menggunakan mereka, mereka dapat dibandingkan dengan tipe esai yang kamu sedang kerjakan sekarang.  Kamu akan senang/puas melihat adanya kemajuan dalam kemampuan menulismu.

Paragraf Isi

Gunakan transisi untuk mengembangkan subtopik.Setiap paragraf harus berhubungan satu sama lainnya.

Tuliskan kalimat pokok pikiran.Transisi bisa juga diikutkan dalam kalimat tersebut.

Ide-ide pendukung, contoh dan detil haruslah spesifik.Kecenderungan yang terjadi dalam paragraf isi adalah biasanya keinginan untuk memasukkan segalanya.  Hindarilah ini.  Apa yang sudah kamu tulis di atas lengkap dengan contoh dan detil sudah cukup membantumu untuk tetap fokus.

Variasikan struktur kalimat.Hindari pencantuman kata ganti benda dan daftar yang berulang-ulang.Hindari penggunaaan pola kalimat pembuka yang sama (subyek + kata kerja + obyek langsung).

Paragraf Penutup/Ringkasan

Bagian ini merupakan paragraf yang sulit untuk ditulis secara efektif.  Kamu tidak dapat mengasumsikan bahwa pembacamu dapat melihat poinmu.

Tulis ulang secara ringkas paragraf pembuka.  Jangan langsung dikopi begitu saja keseluruhan paragrafnya.

Ringkaslah argumenmu dengan sehingga paragraf penutup ini akan membuat pembacamu tidak akan meragukan logika kesimpulanmu.

Berpengaruhlah karena paragraf ini membawa pendapatmu yang terakhir kepada pembaca.

Bantuan dalam mengorganisasi karangan, lihatlah bibliografi

Edit dan Perbaiki Esaimu

Periksalah struktur tata bahasa dan ejaanmu.Telitilah subyek, kata kerja dan keterangan waktu yang kamu gunakan.

Periksa keseluruhan esaimu dengan logika.Apakah setiap pokok pikiran berkembang dan berhubungan?

Page 10: Esai Kritik Seni Rupa

Hindari jurang dalam logika, atau hindari penggunaan terlalu banyak detil.

Review kalimat per kalimat

Gunakan kata kerja aktif.Hindari penggunaan kalimat pasif dan kata kerja berawalan "di-".

Gunakan frasa dan kata transisi.Hindari kalimat yang diawali dengan kata ganti benda, atau susunan kalimat seperti "Adalah ..."Misalnya: "Adalah perlu untuk memeriksa ulang semua pekerjaan" yang diganti dengan "Memeriksa pekerjaan itu penting."

Langsung pada intinya.Walaupun panjang dan struktur kalimat kamu variasikan.

Tanyalah pada teman yang berpengetahuan banyak untuk mereview dan mengomentari esaimu dan untuk mengungkapkan ulang isi esaimu.   Kamu mungkin akan terkejut.

Editing Paragraphs

What is the editing stage?The editing stage is when you check your paragraph for mistakes and correct them.

Grammar and Spelling

1. Check your spelling.2. Check your grammar.3. Read your essay again.4. Make sure each sentence has a subject.5. See if your subjects and verbs agree with each other.6. Check the verb tenses of each sentence.7. Make sure that each sentence makes sense.

Style and Organization

1. Make sure your paragraph has a topic sentence.2. Make sure your supporting sentences focus on the main idea.3. Make sure you have a closing sentence.4. Check that all your sentences focus on the main idea.5. See if your paragraph is interesting.

Page 11: Esai Kritik Seni Rupa

Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai.

Struktur Sebuah Esai

Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:

1. Paragraf pertama

Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan tesis tersebut dalam beberapa sub topik.

2. Paragraf kedua sampai kelima

Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik.

3.  Paragraf kelima (terakhir)

Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali tesis dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sintesis  untuk meyakinkan pembaca

 

Langkah-langkah membuat Esai

1. Tentukan topik

2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda

3. Tuliskan tesis anda dalam kalimat yang singkat dan jelas

4. Tuliskan tubuh tesis anda:

o  Mulailah dengan poin-poin penting

o  kemudian buatlah beberapa sub topik

o  Kembangkan sub topik yang telah anda buat

5. Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)

Page 12: Esai Kritik Seni Rupa

6. Tuliskan kesimpulan

7. Berikan sentuhan terakhir

 

Memilih Topik

Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.

Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik tentang “Indonesia” adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia. Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.

Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan berkarakter.

Tentukan Tujuan

Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.

Tuliskan Minat Anda

Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek yang anda tulis, akan semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.

Evaluasi Potensial Topik

Jika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya

Page 13: Esai Kritik Seni Rupa

meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.

Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga perlu memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.

Membuat Outline

Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.

1. Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas 2. Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang

cukup lebar diantaranya 3. Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:

o Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik o Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat

dipahami pembaca o Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari

informasi tersebut 4. Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut.

Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama

Menuliskan Tesis

Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan tesis anda terdiri dari dua bagian:

Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang

luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.

 Menuliskan Tubuh Esai

Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis anda.

Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:

Page 14: Esai Kritik Seni Rupa

1. Mulailah dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide anda adalah: “Pemberantasan korupsi di Indonesia”, anda dapat menuliskan: “Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama”

2. Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris.

3. Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi

4. Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf.

Setelah menuliskan tubuh tesis, anda hanya tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan dan kesimpulan. 

 Menulis Paragraf Pertama

1. Mulailah dengan menarik perhatian pembaca. o Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu

benar-benar baru untuk pembaca anda, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang anda buat.

o Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin yang anda maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, anda harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.

o Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk menyampaikan poin anda.

2. Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan tesis anda.

3. Tutup paragraf anda dengan pernyataan tesis anda.

Menuliskan Kesimpulan

Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas) yang menggambarkan pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.

 

Memberikah Sentuhan Akhir

1. Teliti urutan paragraf Mana yang paling kuat? Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama, dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika naskah anda menjelaskan suatu proses, anda harus bertahan pada urutan yang anda buat.

2. Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan sebagainya

Page 15: Esai Kritik Seni Rupa

3. Teliti tulisan. Anda dapat merevisi hasil tulisan anda, memperkuat poin yang lemah. Baca dan baca kembali naskah anda.

4. Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam, kemudian baca kembali. Apakah masih masuk akal?

5. Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak, tambahkan bebearpa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya

6. Teliti kembali penulisan dan tata bahasa anda.