Erupsi Gigi

10
Pengertian Erupsi Gigi Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut (Stewart, 1982; Koch, 1991). Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi (Proffit dan Fields, 1993), yaitu erupsi aktif dan pasif. Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut,sedangkan erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan epitel di daerah apikal. Menurut Lew, gigi dinyatakan erupsi jika tonjol gigi atau tepi insisal dari gigi muncul menembus gingival dan tidak melebihi 3 mm di atas gingival level yang dihitung dari tepi insisal gigi. Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi yang dimulai dari tempat pembentukan gigi dalam tulang alveolar kemudian gigi menembus gingiva sampai akhirnya gigi mencapai dataran oklusal. Gerakan dalam proses erupsi gigi adalah ke arah vertikal tetapi selama proses erupsi gigi berlangsung, gigi juga mengalami pergerakan miring, rotasi dan pergerakan ke arah mesial. Proses erupsi gigi dimulai sebelum tanda pertama mineralisasi dimana proses erupsi gigi ini terus- menerus berlangsung tidak hanya sampai terjadi kontak dengan gigi

Transcript of Erupsi Gigi

Page 1: Erupsi Gigi

Pengertian Erupsi Gigi

Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut (Stewart, 1982; Koch, 1991). Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi (Proffit dan Fields, 1993), yaitu erupsi aktif dan pasif. Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut,sedangkan erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan epitel di daerah apikal. Menurut Lew, gigi dinyatakan erupsi jika tonjol gigi atau tepi insisal dari gigi muncul menembus gingival dan tidak melebihi 3 mm di atas gingival level yang dihitung dari tepi insisal gigi.

Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi yang dimulai dari tempat pembentukan gigi dalam tulang alveolar kemudian gigi menembus gingiva sampai akhirnya gigi mencapai dataran oklusal. Gerakan dalam proses erupsi gigi adalah ke arah vertikal tetapi selama proses erupsi gigi berlangsung, gigi juga mengalami pergerakan miring, rotasi dan pergerakan ke arah mesial. Proses erupsi gigi dimulai sebelum tanda pertama mineralisasi dimana proses erupsi gigi ini terus-menerus berlangsung tidak hanya sampai terjadi kontak dengan gigi antagonisnya, tetapi juga sesudahnya, meskipun gigi telah difungsikan. Proses erupsi gigi berakhir bila gigi telah tanggal.

Adanya pergerakan pada proses erupsi gigi akan menstimulasi pertumbuhan tulang rahang dalam arah panjang dan lebar. Hal ini terbukti bila gigi tanggal pada masa pertumbuhan dan perkembangan tulang rahang maka tulang rahang di sekitar gigi yang tanggal tersebut mengalami ketertinggalan dalam pertumbuhannya dibandingkan dengan tulang rahang di sekitar gigi yang tidak tanggal. Benih-benih gigi desidui dan gigi-gigi permanen mula-mula terhadap oklusal keduanya sejajar. Dengan pertumbuhan rahang, gigi desidui akan lebih terdorong ke arah oklusal, makin tertinggal benih gigi permanen dan akhirnya benih gigi permanen ini menempati lingual akar atau antara akar-akar gigi desidui.

Page 2: Erupsi Gigi

Tahap Erupsi Gigi

Proses erupsi gigi dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu tahap praerupsi, prafungsional, dan fungsional :

Tahap Pra-erupsi

Tahap praerupsi dimulai saat pembentukan benih gigi sampai mahkota selesai dibentuk. Pada tahap praerupsi, rahang mengalami pertumbuhan pesat di bagian posterior dan permukaan lateral yang mengakibatkan rahang mengalami peningkatan panjang dan lebar ke arah anterior-posterior. Untuk menjaga hubungan yang konstan dengan tulang rahang yang mengalami pertumbuhan pesat ini maka benih gigi bergerak ke arah oklusal.

Pergerakan benih gigi ke arah oklusal pada tahap praerupsi berhubungan dengan pertumbuhan tulang rahang pada sisi apikal dan jaringan ikat di sekitar kantung gigi.Pertumbuhan tulang rahang pada sisi apikal pada tahap praerupsi ini berlangsung lebih cepat daripada sisi yang lain dari tulang rahang yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan pada sisi apikal tulang rahang sehingga benih gigi terdorong ke arah oklusal. Selain proliferasi aktif dari tulang rahang, bergeraknya benih gigi ke arah oklusal pada tahap praerupsi ini juga dipicu oleh pertumbuhan dari jaringan ikat di sekitar kantung gigi. Proliferasi jaringan ikat ini berjalan dengan cepat sehingga menghasilkan kekuatan untuk mendorang gigi ke arah oklusal.

Tahap Pra-fungsional / Pra-oklusal (Tahap Erupsi)

Tahap prafungsional dimulai dari pembentukan akar sampai gigi mencapai dataran oklusal.Pada tahap prafungsional gigi bergerak lebih cepat ke arah vertikal. Selain bergerak ke arah vertikal, pada tahap prafungsional gigi juga bergerak miring dan rotasi. Gerakan miring dan rotasi dari gigi ini bertujuan untuk memperbaiki posisi gigi berjejal di dalam tulang rahang yang masih mengalami pertumbuhan.

Teori mekanisme erupsi gigi dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :

Page 3: Erupsi Gigi

Gigi didorong atau didesak keluar sebagai hasil dari kekuatan yang dihasilkan dari bawah dan disekitarnya, seperti pertumbuhan tulang alveolar, akar, tekanan darah atau tekanan cairan dalam jaringan (proliferasi).

Gigi mungkin keluar sebagai hasil dari tarikan jaringan penghubung di sekitar ligamen periodontal.

Pergerakan gigi ke arah oklusal pada tahap prafungsional berhubungan dengan pertumbuhan jaringan ikat di sekitar kantung gigi.Proliferasi aktif dari jaringan ligamen periodontal ini menghasilkan suatu tekanan di sekitar kantung gigi yang akan mendorong gigi ke arah oklusal. Tekanan erupsi pada tahap prafungsional semakin bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di sekitar ligamen periodontal. Meningkatnya permeabilitas vaskular ini memicu keluarnya cairan secara difus dari dinding vaskular sehingga terjadi penumpukan cairan di sekitar ligamen periodontal yang kemudian menghasilkan tekanan erupsi. Keadaan ini sama dengan kondisi inflamasi dimana jaringan ligamen periodontal yang membengkak akan mendorong gigi ke luar dari soketnya, tetapi proses patologis ini tidaklah sama sepenuhnya dengan proses erupsi fisiologis.Faktor lain yang juga berperan dalam menggerakkan gigi ke arah oklusal pada tahap prafungsional ini adalah perpanjangan dari pulpa, dimana pulpa yang sedang berkembang pesat ke arah apikal juga dapat menghasilkan kekuatan untuk mendorong mahkota ke arah oklusal.Peran pertumbuhan akar dalam proses erupsi gigi pada tahap prafungsional masih belum diketahui karena gigi yang sudah dirusak akarnya masih bisa bererupsi, bahkan ada gigi yang masih mengadakan erupsi tanpa terbentuknya akar sama sekali. Proliferasi jaringan ikat, peningkatan permeabilitas vaskular di sekitar ligamen periodontal dan pertumbuhan pulpa merupakan tiga faktor yang menyebabkan bergeraknya gigi ke arah oklusal pada tahap prafungsional.

Tahap Fungsional / Oklusal

Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi telah tanggal. Selama tahap fungsional gigi bergerak ke arah oklusal, mesial, dan proksimal.Pergerakan gigi pada tahap fungsional ini bertujuan sehingga oklusi dan titik kontak proksimal dari gigi dapat dipertahankan.

Pada tahap fungsional tulang alveolar masih mengalami pertumbuhan terutama pada bagian soket gigi sebelah distal demikian halnya dengan sementum pada akar gigi. Terjadinya pertumbuhan pada sementum dan tulang di sekitar soket gigi sebelah distal pada tahap

Page 4: Erupsi Gigi

fungsional menimbulkan interpretasi bahwa bergeraknya gigi ke arah oklusal dan proksimal pada tahap ini berhubungan dengan pertumbuhan tulang alveolar dan pertumbuhan sementum. Interpretasi ini tidaklah benar.Pertumbuhan tulang alveolar dan sementum bukanlah penyebab bergeraknya gigi pada tahap fungsional tetapi pertumbuhan tulang alveolar dan pertambahan sementum yang terjadi pada tahap fungsional ini merupakan hasil dari pergerakan gigi selama tahap prafungsional. Adapun penggerak gigi selam tahap fungsional sama dengan tahap prafungsional yaitu proliferasi ligamen periodontal, tetapi berjalan lebih lambat.

Waktu Erupsi Gigi

Waktu erupsi gigi diartikan sebagai waktu munculnya tonjol gigi atau tepi insisal dari gigi menembus gingiva.

Gigi yang bererupsi pertama kalinya adalah gigi susu atau gigi desidui atau gigi primer. Untuk beberapa lama gigi susu akan berada dalam rongga mulut untuk melaksanakan aktivitas fungsionalnya, sampai akhirnya gigi permanen erupsi untuk menggantikan gigi susu tersebut.

Gigi susu berjumlah 20 di rongga mulut, yaitu 10 pada maksila dan 10 pada mandibula. Gigi susu terdiri dari insisivus pertama, insisivus kedua, kaninus, molar pertama dan molar kedua di mana terdapat sepasang pada rahang untuk tiap jenisnya. Erupsi gigi desidui dimulai saat bayi berusia 6 bulan yang ditandai dengan munculnya gigi insisivus rahang bawah dan berakhir dengan erupsi gigi molar dua pada usia 2 tahun.

Gigi permanen berjumlah 32 yang terdiri dari 4 insisivus, 2 kaninus, 4 premolar, dan 6 molar pada masing-masing rahang. Waktu erupsi gigi permanen ditandai dengan erupsinya gigi molar pertama permanen rahang bawah pada usia 6 tahun. Pada masa ini gigi insisivus pertama rahang bawah juga sudah bererupsi di rongga mulut. Gigi insisivus pertama rahang atas dan gigi insisivus kedua rahang bawah mulai erupsi pada usia 7-8 tahun, serta gigi insisivus kedua rahang atas erupsi pada usia 8-9 tahun. Pada usia 10-12 tahun, periode gigi bercampur akan mendekati penyempurnaan ke periode gigi permanen.Gigi kaninus rahang bawah erupsi lebih dahulu daripada gigi premolar pertama dan gigi premolar kedua rahang bawah. Pada srahang ata, gigi premolar pertama bererupsi lebih dahulu dari gigi kaninus dan gigi premolar kedua bererupsi hampir bersamaan dengan gigi kaninus. Erupsi gigi molar kedua berdekatan dengan erupsi gigi premolar kedua, tetapi ada kemungkinan gigi molar kedua bererupsi lebih dahulu daripada gigi premolar kedua. Erupsi gigi yang paling akhir adalah molar ketiga rahang atas dan rahang bawah.

Page 5: Erupsi Gigi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Erupsi Gigi

Erupsi gigi merupakan proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini bisa terjadi dalam setiap periode dalam proses pertumbuhan dan perkembangan gigi, terutama pada periode transisi pertama dan kedua. Variasi ini masih dianggap sebagai suatu keadaaan yang normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi gigi masih berkisar antara 2 tahun.

Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu:

Faktor Keturunan (Genetik)

Faktor keturunan dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi.Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi.Pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi adalah sekitar 78 %.

Faktor Ras

Perbedaan Ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi permanen.Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian. Orang Amerika, Swiss, Perancis,

Page 6: Erupsi Gigi

Inggris, dan Swedia termasuk dalam Ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar.

Jenis Kelamin

Waktu erupsi gigi permanen rahang atas dan bawah terjadi bervariasi pada setiap individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan

Faktor Lingkungan

Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor keturunan. Pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar 20 %.

Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan antara lain:

Sosial Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan seseorang dan faktor lainnya yang berhubungan.Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi lebih lambat dibanding anak tingkat ekonomi menengah. Penelitian yang dilakukan oleh Clements dan Thomas, menyatakan bahwa anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi tinggi memperlihatkan erupsi gigi lebih cepat dibandingkan anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah (Andreasen, 1998). Hal ini berhubungan dengan nutrisi yang diperoleh anak-anak dengan tingkat sosial ekonomi tinggi lebih baik.

Nutrisi

Faktor pemenuhan gizi dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi dan perkembangan rahang.Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi, tetapi hal ini terjadi pada malnutrisi yang hebat.Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan keterlambatan erupsi gigi.Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu

Page 7: Erupsi Gigi

erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin. Pengaruh faktor nutrisi terhadap perkembangan gigi adalah sekitar 1 %.

Faktor Penyakit

Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan beberapa sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis, Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan

Hemifacial atrophy.

Faktor Lokal

Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke tempat erupsi, malformasi gigi, adanya gigi berlebih, trauma dari benih gigi, mukosa gingiva yang menebal, dan gigi desidui yang tanggal sebelum waktunya

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19134/4/Chapter%20II.pdf ( diakes pada tanggal 4 April 2014)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29979/3/Chapter%20II.pdf (diakses pada tanggal 4 April 2014)