ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)
-
Upload
robbi-rustam -
Category
Documents
-
view
307 -
download
16
Transcript of ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)
ERGONOMI (Dengan pendekatan Desain Interior)
Ergonomics
(Dengan pendekatan ergonomi Ilmu Desain Interior)
by: Rosa Zulfikhar
Latar Belakang Masalah
Sekarang ini sering kita dengar kata ergonomi
diperbincangkan di kalangan desainer.
Ternyata ergonominya sebuah karya adalah
tuntutan seorang desainer menciptakan
karyanya. Selain desainer, ergonomi juga
diterapakan dibanyak disiplin ilmu yang lain
seperti yang berhubungan teknologi, biologi,
komunikasi dan masih banyak disiplin ilmu
yang lain.
Atas dasar pentingnya ergonomi dalam banyak disiplin ilmu di atas maka penulis ingin melakukan
pembahasan ergonomi disertai dengan contoh masalah yang berhubungan dengan ergonomi.
Perumusan Masalah
Untuk dapat mengetahui dan memahami ergonomi secara utuh maka diperlukan contoh-contoh
masalah yang berhubungan dengan ergonomi. Jadi disini penulis akan mengungkapkan apa yang
dimaksud ergonomi, fungsi/manfaat ergonomi serta masalah apa yang akan timbul seandainya
ergonomi diabaikan dalam kehidupan manusia.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
tujuan dari pembahasan ini adalah :
Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan ergonomi.
Manfaat yang diperoleh bila ergonomi diterapkan dalam kehidupan.
Masalah apa yang akan timbul seandainya ergonomi diabaikan dalam kehidupan manusia.
Analisa
Pengertian Ergonomi
Menurut dr Judin Purba Tanjung, ergonomi berasal dari dua kata, yaitu ergos yang berarti
"kerja" dan nomos yang berarti "aturan". Jika dua kata tersebut digabung menjadi ergonomi, berarti
ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitan dengan pekerjaan.
Ergonomi dari bahasa Yunani, ergon berarti kerja & nomos berarti aturan atau hukum. Secara
ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Istilah ergonomi dipakai di
Indonesia, di Skandinavia memakai Bioteknologi, di Amerika Serikat memakai Human
Engineering/Human Factors Engineering.
Ergonomik adalah suatu ilmu terapan yang mengkaji metode atau pola kerja dan bagaimana
meningkatkannya.
Ergonomi adalah suatu keilmuan yang multidisiplin. Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan
mempelajari apa akibat-akibat jasmani, kejiwaan dan sosial dari teknologi dan produk-produknya
terhadap manusia melalui pengetahuan-pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun makro.
Ergonomi ialah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat, cara dan lingkungan kerja
terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk diperolehnya kondisi kerja dan
lingkungan yang sehat, aman, nyaman, dan efisien demi tercapainya produktivitas kerja yang setinggi -
tingginya. Dalam hal - hal tertentu, sering kali manusia yang harus menyesuaikan kemampuan,
kebolehan dan batasannya terhadap alat, cara dan lingkungan kerja demi diperolehnya hasil yang
optimal itu.
Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat
dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental sehingga kualitas hidup
secara keseluruhan menjadi lebih baik
B. Pembahasan
Kebiasaan berkomputer memerlukan penyesuaian agar tubuh tetap sehat dan bugar, tetapi
mempertahankan kebiasaan lama bisa menimbulkan masalah yang serius. Bagaimana kebiasaan atau
budaya yang sesuai dengan ilmu pengetahuan tersebut dipelajari dalam bidang yang disebut ergonomi,
yang secara khusus dalam perkantoran disebut ergonomi perkantoran.
Sesuai dengan prinsip ergonomi manusia dalam bekerja akan selalu berinteraksi dengan
peralatan dan lingkungannya. Karena itu, bidang ergonomi mencakup pelbagai disiplin ilmu, seperti
biomekanik, anatomi, antropologi, psikologi, rekayasa, desain, organisasi, juga komunikasi.
Dalam hal komunikasi di kantor misalnya, perlu diperhatikan tidak hanya komunikasi orang
dengan orang, melainkan juga komunikasi orang dengan peralatan kerja. Sudah menjadi suatu
keharusan, setiap pegawai baru diperkenalkan dengan lingkungan sekitarnya baik itu atasan, rekan
kerja, maupun bawahannya.
Di samping itu, jangan lupa pula untuk memberi tahu cara menggunakan peralatan kerja seperti
komputer, telepon, mesin faksimile, dan lain-lain sebagai bentuk perkenalan orang dengan peralatan.
Termasuk denah ruangan kerja dan gedung perkantoran secara keseluruhan.
‘Semua pekerja akan bahagia, jika lingkungan tempat kerjanya aman, sehat dan nyaman. Tidak
ada satupun pekerja yang menginginkan tempat kerjanya penuh dengan bahaya atau risiko. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah penerapan ergonomi di tempat kerja, artinya ergonomi dapat
berperan dalam peningkatan tempat kerja ke arah yang lebih produktif bagi pekerja dalam melakukan
pekerjaannya”. Kalimat diatas adalah kutipan dari sebuah masalah yang ada diera sekarang ini. Jadi
kalimat diatas dapat sebagai input dalam memahami "bagaimana menuju tempat kerja yang aman,
sehat dan nyaman melalui pemahaman dan aplikasi ergonomi di tempat kerja".
Ergonomi ditujukan pada siapa pun yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan
pemeliharaan dan perbaikan kesehatan dan keselamatan serta ditujukan juga pada siapapun yang
menginginkan pemahaman yang mendalam mengenai ergonomi di tempat kerja. Beberapa contoh dari
permasalahan ergonomi dan nasehat-nasehat yang cukup sederhana/efektif yang bisa dilakukan dan
diterapkan sebagai jalan pemecahan permasalahan ergonomi yang dihadapi di tempat kerja.
Ergonomi merupakan ilmu pengetahuan yang terkait dengan kecocokan/kesesuaian antara
manusia dengan pekerjaannya. Ilmu ergonomi menempatkan manusia sebagai titik sentral dan
memperhatikan kemampuan dan keterbatasan manusia dalam pekerjaannya. Ergonomi memastikan
bahwa tugas-tugas, peralatan, informasi dan lingkungan harus menyesuaikan terhadap pekerja bukan
sebaliknya.
Untuk mengkaji kesesuaian antara seseorang dengan pekerjaannya, maka sudah seharusnya
ahli ergonomi mempertimbangkan beberapa aspek , aspek tersebut adalah :
Pekerjaan yang sedang dilakukan dan tuntutan pekerja.
Peralatan yang digunakan (ukuran, bentuk, dan bagaimana peralatan tersebut cocok dengan tugasnya).
Informasi yang digunakan (bagaimana informasi tersebut dihadirkan, diakses, dan diubah).
Lingkungan fisik (suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, getaran).
Lingkungan sosial (seperti kerjasama tim dan manajemen yang mendukung).
Ahli ergonomi mempertimbangkan semua aspek fisik seseorang, seperti:
Ukuran dan bentuk tubuh.
Kebugaran dan kekuatan.
Postur.
Indera manusia, terutama penglihatan, pendengaran dll.
Ketegangan pada otot-otot, jaringan, kegelisahan dll.
Ahli ergonomi juga mempertimbangkan aspek psikologis seseorang,
seperti:
Kemampuan mental.
Kepribadian.
Pengetahuan.
Pengalaman.
Penilaian terhadap aspek manusia, pekerjaannya, peralatan, dan lingkungan kerja serta interaksi antara
mereka, merupakan sebuah input bagi ahli ergonomi dalam mendisain sistem kerja aman, produktif dan
efektif.
Ergonomi dapat meningkatkan kesehatan dan keselamatan.
Menerapkan ergonomi di tempat kerja dapat :
Mengurangi potensi kecelakaan.
Mengurangi potensi terjadinya luka dan kesakitan.
Meningkatkan kinerja dan produktivitas.
Ergonomi dapat mengurangi kemungkinan sebuah kecelakaan.
Sebagai contoh, di dalam perancangan papan kontrol, seharusnya mempertimbangkan :
Lokasi saklar dan tombol.
Mungkin saja tanpa sengaja terkena alat lain sehingga saklar ataul tombol tersebut bisa hidup mati dan
bisa juga tidak bekerja sesuai dengan urutan atau prosedur. Sehingga atas kejadian ini akan bisa
menjurus kepada sebuah kecelakaan.
Pengharapan terhadap isyarat-isyarat dan kendali.
Kebanyakan orang menginterpretasikan hijau sebagai suatu kondisi yang aman. Jika lampu hijau
digunakan untuk mengindikasikan adanya “sebuah peringatan atau bahaya”, maka mungkin saja hal itu
akan diabaikan atau dilewatkan begitu saja.
Informasi yang berlebih.
Jika pekerja terlalu banyak diberikan informasi, mereka mungkin menjadi pusing, membuat kesalahan,
atau panik. Di industri yang berbahaya, keputusan yang salah atau tindakan yang tidak sesuai prosedur
akan menghasilkan malapetaka.
Ergonomi dapat juga mengurangi kesakitan di tempat kerja, seperti sakit dan nyeri pergelangan tangan,
bahu dan punggung.
Pertimbangkan tata letak dari kendali-kendali dan peralatan, seharusnya ditempatkan sesuai
dengan keterbatasan manusia/pekerja. Peralatan tersebut harus ditempatkan pada para pekerja yang
sering menggunakan dan pertimbangkan para pekerja mudah untuk menjangkau tanpa harus
membungkuk, meregangkan dan lain sebagainya.
Kegagalan dalam mengamati prinsip-prinsip ergonomi mungkin punya hambatan yang serius,
tidak hanya individu tapi keseluruhan organisasi. Banyak kecelakaan yang sudah dikenal sebelumnya
dengan baik dapat dicegah jika ergonomi telah dipertimbangkan di dalam merancang pekerjaan yang
dilakukan dan sistem dimana mereka bekerja.
Jenis permasalahan tempat kerja yang bisa diselesaikan ergonomi.
Ergonomi secara umum tidak hanya dikenal untuk pemecahan permasalahan secara fisik akan
tetapi ergonomi juga berhubungan dengan aspek sosial dan psikologis manusia dan pekerjaannya.
Sebagai contoh :
1. Beban kerja yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
2. Tugas-tugas yang tidak jelas.
3. Time pressure.
4. Pelatihan yang tidak cukup.
5. Dan dukungan sosial lemah.
Kesemua itu bisa berdampak negatif terhadap orang dan pekerjaan yang mereka lakukan.
Contoh-contoh berikut menyoroti sebagian permasalahan ergonomi yang khas ditemukan di tempat
kerja :
1. Peralatan layar display :
Penempatan layar yang kurang baik, misalnya terlalu tinggi atau terlalu rendah, menutupi, jauh dari
pekerja dan lain sebagainya.
Mouse ditempatkan terlalu jauh dan memerlukan peregangan untuk menggunakannya.
Kursi yang tidak disesuaikan dengan keterbatasan yang ada pada pekerja, misalnya ketinggian kursi dan kursi
tidak memberikan kenyamanan bagi pekerja.
Layar silau yang berasal dari jendela atau lampu, meningkatkan risiko kelelahan mata.
Perangkat Keras dan perangkat lunak tidak cocok untuk tugas atau orang yang menggunakannya sehingga
menyebabkan frustrasi dan kesusahan.
Tidak cukup waktu untuk beristirahat atau perubahan-perubahan dari aktivitas.
Permasalahan tersebut di atas mengakibatkan kekeliruan-kekeliruan dan produktivitas rendah, stress,
radang mata, sakit kepala dan sakit atau nyeri lain.
2.Penanganan pekerjaan secara manual (fisik) :
Beban yang terlalu berat dan atau besar sekali ukurannya.
Beban diangkat dari lantai dan atau di atas bahu-bahu.
Pengangkatan benda yang berulang dan frekuensinya sering.
Pelaksanaan tugas membutuhkan postur yang canggung atau tidak benar, seperti lenturan atau puntiran.
Beban tidak bisa digenggam dengan baik.
Pekerjaan dilakukan pada lantai yang tidak seimbang, basah atau miring.
Tugas atau pekerjaan dilaksanakan di bawah tekanan waktu dan terlalu sedikit waktu untuk beristirahat.
Kemungkinan permasalahan-permasalahan di atas mengakibatkan cidera fisik seperti sakit punggung
(LBP) atau cidera pada lengan, tangan, atau jari tangan. Permasalahan tersebut juga berperan terjadinya
risiko jatuh, tergelincir dan lain sebagainya.
3. Stres yang berkaitan dengan kerja :
Tuntutan kerja terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Dukungan lemah dari manajemen dan/atau rekan kerja.
Kontrol yang lemah terhadap risiko sehingga menyebabkan stres yang berkaitan dengan kerja dan pada
akhirnya sakit serta mengurangi kinerja dan produktivitas.
Pengaturan hari kerja :
Waktu pemulihan yang tidak cukup antara shift.
Penjadwalan shift yang kurang sesuai.
Karyawan bekerja melebihi jam kerja normal.
Permasalahan-permasalahan ini menyebabkan kelelahan, dan kemungkinan besar meningkatkan
kecelakaan dan kesakitan.
D. Cara mengidentifikasi permasalahan ergonomi.
Ada banyak cara permasalahan ergonomi dapat dikenali atau diidentifikasi, yakni melalui
pengamatan dan daftar periksa yang merupakan sebagai alat untuk melakukan kajian risiko secara
kuantitatif. Idealnya, ada beberapa pendekatan seharusnya digunakan :
Bicara dengan karyawan dan karyawan mengungkapkan pandangannya, antara lain mengenai pengetahuan
penting yang dipunyai oleh karyawan tentang pekerjaan yang mereka lakukan, setiap permasalahan
yang mereka mempunyai, dan dampaknya terhadap kesehatan, keselamatan, dan kinerja mereka.
Penilaian sistem kerja dengan meminta pertanyaan seperti :
Apakah pekerja dalam posisi yang nyaman?
Apakah pekerja mengalami ketidaknyamanan/kegelisahan termasuk nyeri, kelelahan, atau stres?
Apakah peralatan sesuai dengan pekerja, mudah digunakan terpelihara dengan baik?
Apakah pekerja puas dengan pengaturan kerjanya?
Apakah sering mengalami kesalahan kerja?
Apakah ada tanda-tanda rancangan peralatan tidak sesuai atau tidak cukup dengan kenyataan yang ada,
seperti plester di jari tangan pekerja atau ‘pads’ pelindung yang dibuat sendiri yang terbuat dari tisu
atau busa?
Pengujian keadaan melingkupi seringnya terjadi kesalahan dan insiden. Menggunakan laporan kecelakaan
untuk mengidentifikasi rincian peristiwa dan kemungkinan penyebabnya.
Pencatatan dan memperhatikan ketidakhadiran karena sakit dan tingkat perpindahan staf. Angka tinggi ini
mungkin diakibatkan oleh permasalahan yang telah terdaftar sebelumnya dan/atau ketidakpuasan di
tempat kerja.
Yang bisa dilakukan jika sudah mengenali permasalahan ergonomi adalah :
a. Mencari kemungkinan penyebab dan mempertimbangkan kemungkinan pemecahannya. Sebuah perubahan
kecil diperlukan untuk membuat tugas lebih mudah dan lebih aman untuk dilaksanakan. Sebagai contoh:
Menyediakan kursi yang tingginya bisa disesuaikan sehingga individu/operator dapat bekerja dengan
ketinggian kursi yang lebih disukai.
Membuang benda-benda yang berada di bawah meja untuk menciptakan ruang yang cukup untuk kaki.
Menaikkan platform untuk membantu operator menjangkau papan control yang penempatannya kurang
tepat.
Merubah pola kerja bergilir.
Memperkenalkan rotasi kerja diantara tugas-tugas yang berbeda untuk mengurangi kelelahan secara fisik
dan mental.
Bicara dan bertemu dengan karyawan untuk mendapatkan saran-saran mereka dan membicarakan
kemungkinan pemecahannya. Libatkan karyawan mulai proses awal, ini akan membantu semua pihak
untuk menerima setiap perubahan usulan.
Pastikan bahwa segala perubahan dievaluasi dengan baik oleh para pekerja yang melakukan pekerjaannya.
Berhati-hatilah bahwa sebuah perubahan untuk memecahkan sebuah masalah tidak diciptakan untuk
menimbulkan masalah baru.
Pemahaman yang baik terhadap ergonomi menciptakan pemahaman yang baik secara ekonomik.
Keterlibatan ergonomi tidak memerlukan biaya tinggi, dan dapat menghemat biaya dalam jangka
panjang dengan melalui pengurangan cedera dan absensi kerja.
Pemahaman ergonomi di tempat kerja kemungkinan dapat mengurangi sakit, nyeri, dan stress di
tempat kerja dan meningkatkan kepuasan kerja. Solusi ergonomi dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana dan langsung dapat dilihat hasilnya, misalnya saja perubahan yang kecil pada kursi, yakni
mengubah tinggi kursi sesuai dengan keterbatasan yang ada pada pekerja.
E. Resiko karena Kesalahan Ergonomi
Pekerjaan dan tempat kerja dapat menimbulkan cedera dan luka pada tubuh. Untuk menghindari
cedera, pertama-tama yang dapat kita lakukan adalah mengidentifikasi resiko. Setelah resiko
diidentifikasi, carilah jalan untuk menghilangkan
SEMBILAN LANGKAH DALAM PROSES PENILAIAN
1. Interview:
Mengikutsertakan para pekerja dengan menanyakan apa permasalahan mereka, apa tanda-tanda dan
gejala-gejala MSD yang pernah mereka alami, berapa lama melakukan perkerjaan mereka, jika sesuatu
telah berubah saat ini, jika mereka melakukan aktifitas yang mirip di luar kerja, dsb.
2. Observasi:
Mengamati pekerja ketika mereka melaksanakan tugasnya, mencari faktor-faktor resikonya, yang akan
dibahas dalam training selanjutnya, mencatat bagaimana pekerja menyesuaikan diri dengan lingkungan
pekerjaannya, mengamati teknik-teknik dan postur mereka.
3. Pertanyaan dan feedback :
Tanyakan mengapa sesuatunya diletakkan pada tempatnya, Mengapa tugas-tugas dikerjakan
sebagaimana mestinya, jika pekerja tahu bagaimana mengatur furniture mereka dan mengapa stasiun
kerja di set up seperti yang ada sekarang. Lalu tunjuk yang mana yang baik dan rekomendasikan untuk
perbaikan.
4. Perbaikan yang mudah:
Membuat rekomendasi dan biarkan para pekerja mencobanya selama 2-3 hari. Dapatkan perbaikan
yang tercepat dengan pengaturan stasiun kerja, perubahan lay out , perubahan aliran kerja, pendidikan
dan asesoris.
5. Pertanyaan dan feedback :
Mencatat perbaikan-perbaikan dalam postur dan tanyakan jika gejala-gejala yang lama dikurangi. Awasi
adanya tanda-tanda dan gejala-gejala baru. Tanyakan pada pekerja apakah ada hal lain yang dapat
membantu kerja mereka. Ingat, kembali kepada mereka setelah 2-3 hari untuk feedback terhadap
perbaikan.
6. Definisikan kebutuhan tambahan:
Mengidentifikasi masalah, menarget kondisi atau faktor resiko, memahami beberapa situasi atau kondisi
khusus, mengerti dan menjelaskan beberapa batasan resource dan lawan godaan untuk ‘ pat answers”
atau menggunakan terlalu banyak solusi.
7. Menjelajahi dan memilih perbaikan yang lebih lanjut:
Mencari sumber-sumber informasi dari vendor-vendor, departemen IT/MIS Anda, fasilitas Anda dan
grup manajemen furniture, pelayanan kesehatan, kompensasi pekerja dan provider-provider dan
konsultan asuransi.
8. Percobaan dan Penerapan Perbaikan:
Bersiaplah untuk beberapa jeda dan gunakan perbaikan jangka pendek sebagaimana yang telah
tersedia. Percobaan jenis ini biasanya berjalan 2-3 minggu. Lagi, catat perbaikan-perbaikan dan amati
keberadaan tanda-tanda dan gejala-gejala MSD atau pengembangan dari yang terbaru. Yakinkan untuk
follow up.
9. Pertanyaan dan feedback :
Mencari perbaikan postur, teknik bekerja dan menghilangkan faktor-faktor resiko MSD. Tanyakan pada
pekerja apa yang mereka pilih dari hasil percobaan dan mencari persetujuan dengan pekerja. Berpikir
kembali seperlunya dan mendokumentasikan seperti layaknya.
FAKTOR-FAKTOR RESIKO
Para ahli ergonomi dan medis telah mengidentifikasi beberapa faktor resiko fisik yang berhubungan
dengan keluhan atas ketidaknyamanan dalam lingkungan kerja.
Empat kunci faktor adalah:
1. Postur kikuk.
2. Tekanan biomekanik.
3. Pengulangan.
4. Dan paksaan
Anda akan belajar bagaimana mengajar pekerja lain bagaimana mereka mengatur stasiun kerja
mereka sendiri untuk mencocokkan mereka khususnya dan bagaimana mempraktekkan beberapa
latihan dan jangkauan untuk membantu meningkatkan kenyamanan mereka. Beberapa aspek penting
dari postur dan anatomi manusia.
POSTUR/SIKAP DAN ANATOMI
Faktor resiko yang pertama, postur-postur kikuk, berhubungan dengan bagaimana tubuh
manusia diposisikan sepanjang hari. Tanyakan pada pekerja apa yang mereka pikirkan tentang postur
kerja netral atau nyaman. Jika mereka mengerti apa yang menjadi faktor resiko.
Posisi Netral
Seringkali, gambaran yang kaku, ketegangan muncul dalam pikiran (menahan buku di atas
kepala, pendidikan fisik atau kelas balet, postur tegak militer, dsb). Coba pikirkan postur tubuh yang
paling efisien untuk bergerak atau digerakkan tergantung permintaan situasi (seorang atlet, penari,
musisi, pekerja terlatih, dsb.). Tubuh manusia merupakan rancangan yang sempurna untuk berbagai
macam gerakan dan postur. Tapi bagaimanapun juga, tiap bagian (seperti lutut) atau sekumpulan dari
bagian-bagian (seperti tulang belakang) mempunyai bentuk posisi netral atau postur. Pada posisi ini,
permukaan bagian dan kulit yang membungkusnya tidak ikut merenggang dan tidak pula tertekan.
Peragakan postur netral seperti yang Anda bicarakan. Contohnya, cara menekuk lutut atau sikut
dan meluruskannya. Untuk kebanyakan aktifitas sehari-hari kita, kita harus berusaha untuk selalu
mendekatkan, atau setidaknya mengembalikan, ke posisi netral ini. Supaya lebih mudah memahami
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi postur Anda, berikan Anda ulasan yang menarik mengenai
beberapa poin tentang anatomi manusia yang didiskusikan di sini.
Posisi duduk harus dijaga sehingga semua bagian dalam posisi netral atau dapat kembali netral.
Kepala Dan Leher
Kepala merupakan bagian yang beratnya diantara 10 sampai 15 lbs. kepala diseimbangkan oleh
leher yang terdiri dari tulang (tulang dari tulang belakang), otot-otot, ikatan sendi (jaringan ikat),
pembuluh darah, dan syaraf. Syaraf-syaraf tersebut seperti jaringan elektrik yang keluar dari otak Anda
melalui tulang belakang ke berbagai macam tujuan di dalam tubuh sehingga kita dapat merasakan
sesuatu dan bergerak.
POSTUR KEPALA
Bayangkan kepala Anda adalah sebuah bola bowling yang terjaga keseimbangannya pada
sebuah tongkat! Jika sudah lurus, grafitasi akan membantu untuk menahan beratnya. Tetapi jika kepala
miring ke salah satu sisi, ke depan atau ke belakang, maka otot leher dan bahu harus bekerja untuk
menahannya. Otot-otot tersebut merupakan rancangan yang sempurna untuk pekerjaan ini, dan
berkontraksi tanpa usaha yang sungguh-sungguh dari Anda, tetapi jika Anda menahan posisi kepala
Anda jauh dari pusat untuk beberapa waktu, otot-otot tersebut akan mulai lelah dan dalam waktu dekat
akan membuat rasa sakit.
Jadi salah satu faktor resiko potensial adalah memposisikan kepala jauh dari posisi netralnya
secara berlebihan. Sementara Anda bekerja pada keyboard, dan suatu saat Anda berada pada sebuah
posisi untuk waktu yang lama (saat telephon, membaca, menulis, nonton TV, mengemudi) Anda harus
menjaga kepala Anda sebiasa mungkin untuk tetap tegak dengan posisi telinga di atas bahu.
Sikap kepala yang buruk
Sikap kepala yang lebih baik
Sikap kepala yang terbaik
Peragakan posisi leher yang tepat dengan membelakangkan dagu Anda, telinga di atas bahu.
Lakukan praktek individu dan kemudian tekankan bahwa hal ini adalah salah satu cara untuk mencegah
ketidaknyamanan leher dan bahu.
BAHU DAN LENGAN
Bahu
Mintalah kepada pekerja untuk mendemonstrasikan bagaimana mereka seharusnya
memposisikan bahu dan lengan agar dalam posisi netral.
Postur Bahu/Lengan
Sambungan bahu dan punggung bagian atas Anda adalah pada posisi diam ketika bahu Anda
segaris dengan tubuh, lengan di sisi Anda. Hirup nafas yang panjang dan hembuskan. Biarkan tubuh
Anda rileks. Posisi ini adalah netral. Jika Anda menahan bahu Anda ke samping atau menurunkan
posisinya, atau jika Anda menahan lengan Anda menjauhi tubuh dalam segala arah untuk beberapa
waktu, otot punggung bagian atas dan bahu Anda akan lelah dan akhirnya akan sakit. Untuk membanu
mencegah ketidaknyamanan, seringlah berganti posisi sepanjang hari, dan kembalikan ke posisi bahu
yang lurus dengan lengan ada di sisi Anda, sesering mungkin, ketika bekerja, mengemudi, dan selama
melakukan aktifitas lain.
Peragakan bahwa Anda tidak ingin menjadi “bungkuk” dengan melingkarkan bahu Anda, atau
“terlalu maju atau miring kesamping” dengan mebentangkan sikut Anda menjauhi tubuh Anda.
Kemudian peragakan posisi bahu yang lurus dengan lengan berada di samping, bahu rileks. Apakah para
pekerja juga melakukan hal ini.
Siku
Tanyakan: bagaimanakan cara terbaik menahan siku Anda saat bekerja?
Postur Siku
Penelitian telah menunjukkan bahwa otot-otot di sekitar siku mempunyai fungsi yang terbaik
ketika siku ditekuk sekitar 90 derajat, kemudian gerakkan lengan ke atas dan ke bawah. Apakah para
pekerja juga mempraktekannya?
Penutup
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa peran ergonomi bagi
kehidupan manusia sangat besar karena ergonomi bisa mengoptimalkan segala kegiatan manusia.
Dengan ergonomi maka tujuan akan suatu pekerjaan yang berhubungan dengannya akan dapat
diraih secara maksimal. Sedang mengabaikannya pekerjaan bisa tersendat dan berdampt tidak baik bagi
pengguna peralatan yang memerlukan ergonomitas.
DAFTAR PUSTAKA
Health and Safety Executive, The UK Government, HSE’s webs ite: http://www.hse.gov.uk/
The Ergonomis Society, Devonshire House, Devonshire Square, Loughborough, Leicestershire, LE11
3DW, http://www.ergonomis.org.uk/
Kroemer K H E and Grandjean E Fitting the task to the human: A textbook of occupational ergonomis
(Fifth edition) Taylor and Francis 1997
Pheasant S Ergonomis, work and health Macmillan 1991
http://www.google.com/