ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

15
ERGONOMI (Dengan pendekatan Desain Interior) Ergonomics (Dengan pendekatan ergonomi Ilmu Desain Interior)  by: Rosa Zulfikhar Latar Belakang Masalah 

Transcript of ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

Page 1: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

ERGONOMI (Dengan pendekatan Desain Interior)

Ergonomics

(Dengan pendekatan ergonomi Ilmu Desain Interior)  

by: Rosa Zulfikhar

Latar Belakang Masalah 

Page 2: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

Sekarang ini sering kita dengar kata ergonomi

diperbincangkan di kalangan desainer.

Ternyata ergonominya sebuah karya adalah

tuntutan seorang desainer menciptakan

karyanya. Selain desainer, ergonomi juga

diterapakan dibanyak disiplin ilmu yang lain

seperti yang berhubungan teknologi, biologi,

komunikasi dan masih banyak disiplin ilmu

yang lain. 

Atas dasar pentingnya ergonomi dalam banyak disiplin ilmu di atas maka penulis ingin melakukan

pembahasan ergonomi disertai dengan contoh masalah yang berhubungan dengan ergonomi.

Perumusan Masalah 

Untuk dapat mengetahui dan memahami ergonomi secara utuh maka diperlukan contoh-contoh

masalah yang berhubungan dengan ergonomi. Jadi disini penulis akan mengungkapkan apa yang

dimaksud ergonomi, fungsi/manfaat ergonomi serta masalah apa yang akan timbul seandainya

ergonomi diabaikan dalam kehidupan manusia.

Tujuan 

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka

tujuan dari pembahasan ini adalah :

Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan ergonomi.

Manfaat yang diperoleh bila ergonomi diterapkan dalam kehidupan.

Masalah apa yang akan timbul seandainya ergonomi diabaikan dalam kehidupan manusia.

Page 3: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

 

Analisa 

Pengertian Ergonomi 

Menurut dr Judin Purba Tanjung, ergonomi berasal dari dua kata, yaitu ergos yang berarti

"kerja" dan nomos yang berarti "aturan". Jika dua kata tersebut digabung menjadi ergonomi, berarti

ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitan dengan pekerjaan.

Ergonomi dari bahasa Yunani, ergon berarti kerja & nomos berarti aturan atau hukum. Secara

ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Istilah ergonomi dipakai di

Indonesia, di Skandinavia memakai Bioteknologi, di Amerika Serikat memakai Human

Engineering/Human Factors Engineering.

Ergonomik adalah suatu ilmu terapan yang mengkaji metode atau pola kerja dan bagaimana

meningkatkannya.

Ergonomi adalah suatu keilmuan yang multidisiplin. Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan

mempelajari apa akibat-akibat jasmani, kejiwaan dan sosial dari teknologi dan produk-produknya

terhadap manusia melalui pengetahuan-pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun makro.

Ergonomi ialah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat, cara dan lingkungan kerja

terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk diperolehnya kondisi kerja dan

lingkungan yang sehat, aman, nyaman, dan efisien demi tercapainya produktivitas kerja yang setinggi -

tingginya. Dalam hal - hal tertentu, sering kali manusia yang harus menyesuaikan kemampuan,

kebolehan dan batasannya terhadap alat, cara dan lingkungan kerja demi diperolehnya hasil yang

optimal itu.

Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat

dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental sehingga kualitas hidup

secara keseluruhan menjadi lebih baik

B. Pembahasan 

Page 4: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

Kebiasaan berkomputer memerlukan penyesuaian agar tubuh tetap sehat dan bugar, tetapi

mempertahankan kebiasaan lama bisa menimbulkan masalah yang serius. Bagaimana kebiasaan atau

budaya yang sesuai dengan ilmu pengetahuan tersebut dipelajari dalam bidang yang disebut ergonomi,

yang secara khusus dalam perkantoran disebut ergonomi perkantoran.

Sesuai dengan prinsip ergonomi manusia dalam bekerja akan selalu berinteraksi dengan

peralatan dan lingkungannya. Karena itu, bidang ergonomi mencakup pelbagai disiplin ilmu, seperti

biomekanik, anatomi, antropologi, psikologi, rekayasa, desain, organisasi, juga komunikasi.

Dalam hal komunikasi di kantor misalnya, perlu diperhatikan tidak hanya komunikasi orang

dengan orang, melainkan juga komunikasi orang dengan peralatan kerja. Sudah menjadi suatu

keharusan, setiap pegawai baru diperkenalkan dengan lingkungan sekitarnya baik itu atasan, rekan

kerja, maupun bawahannya.

Di samping itu, jangan lupa pula untuk memberi tahu cara menggunakan peralatan kerja seperti

komputer, telepon, mesin faksimile, dan lain-lain sebagai bentuk perkenalan orang dengan peralatan.

Termasuk denah ruangan kerja dan gedung perkantoran secara keseluruhan.

‘Semua pekerja akan bahagia, jika lingkungan tempat kerjanya aman, sehat dan nyaman. Tidak

ada satupun pekerja yang menginginkan tempat kerjanya penuh dengan bahaya atau risiko. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan adalah penerapan ergonomi di tempat kerja, artinya ergonomi dapat

berperan dalam peningkatan tempat kerja ke arah yang lebih produktif bagi pekerja dalam melakukan

pekerjaannya”. Kalimat diatas adalah kutipan dari sebuah masalah yang ada diera sekarang ini. Jadi

kalimat diatas dapat sebagai input dalam memahami "bagaimana menuju tempat kerja yang aman,

sehat dan nyaman melalui pemahaman dan aplikasi ergonomi di tempat kerja".

Ergonomi ditujukan pada siapa pun yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan

pemeliharaan dan perbaikan kesehatan dan keselamatan serta ditujukan juga pada siapapun yang

menginginkan pemahaman yang mendalam mengenai ergonomi di tempat kerja. Beberapa contoh dari

permasalahan ergonomi dan nasehat-nasehat yang cukup sederhana/efektif yang bisa dilakukan dan

diterapkan sebagai jalan pemecahan permasalahan ergonomi yang dihadapi di tempat kerja.

Ergonomi merupakan ilmu pengetahuan yang terkait dengan kecocokan/kesesuaian antara

manusia dengan pekerjaannya. Ilmu ergonomi menempatkan manusia sebagai titik sentral dan

memperhatikan kemampuan dan keterbatasan manusia dalam pekerjaannya. Ergonomi memastikan

Page 5: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

bahwa tugas-tugas, peralatan, informasi dan lingkungan harus menyesuaikan terhadap pekerja bukan

sebaliknya.

Untuk mengkaji kesesuaian antara seseorang dengan pekerjaannya, maka sudah seharusnya

ahli ergonomi mempertimbangkan beberapa aspek , aspek tersebut adalah :

Pekerjaan yang sedang dilakukan dan tuntutan pekerja.

Peralatan yang digunakan (ukuran, bentuk, dan bagaimana peralatan tersebut cocok dengan tugasnya).

Informasi yang digunakan (bagaimana informasi tersebut dihadirkan, diakses, dan diubah).

Lingkungan fisik (suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, getaran).

Lingkungan sosial (seperti kerjasama tim dan manajemen yang mendukung).

Ahli ergonomi mempertimbangkan semua aspek fisik seseorang, seperti:

Ukuran dan bentuk tubuh.

Kebugaran dan kekuatan.

Postur.

Indera manusia, terutama penglihatan, pendengaran dll.

Ketegangan pada otot-otot, jaringan, kegelisahan dll.

Ahli ergonomi juga mempertimbangkan aspek psikologis seseorang,

seperti: 

Kemampuan mental.

Kepribadian.

Pengetahuan.

Pengalaman.

Penilaian terhadap aspek manusia, pekerjaannya, peralatan, dan lingkungan kerja serta interaksi antara

mereka, merupakan sebuah input bagi ahli ergonomi dalam mendisain sistem kerja aman, produktif dan

efektif.

Ergonomi dapat meningkatkan kesehatan dan keselamatan. 

Menerapkan ergonomi di tempat kerja dapat :

Page 6: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

Mengurangi potensi kecelakaan.

Mengurangi potensi terjadinya luka dan kesakitan.

Meningkatkan kinerja dan produktivitas.

Ergonomi dapat mengurangi kemungkinan sebuah kecelakaan.

Sebagai contoh, di dalam perancangan papan kontrol, seharusnya mempertimbangkan :

Lokasi saklar dan tombol.

Mungkin saja tanpa sengaja terkena alat lain sehingga saklar ataul tombol tersebut bisa hidup mati dan

bisa juga tidak bekerja sesuai dengan urutan atau prosedur. Sehingga atas kejadian ini akan bisa

menjurus kepada sebuah kecelakaan.

Pengharapan terhadap isyarat-isyarat dan kendali.

Kebanyakan orang menginterpretasikan hijau sebagai suatu kondisi yang aman. Jika lampu hijau

digunakan untuk mengindikasikan adanya “sebuah peringatan atau bahaya”, maka mungkin saja hal itu

akan diabaikan atau dilewatkan begitu saja.

Informasi yang berlebih.

Jika pekerja terlalu banyak diberikan informasi, mereka mungkin menjadi pusing, membuat kesalahan,

atau panik. Di industri yang berbahaya, keputusan yang salah atau tindakan yang tidak sesuai prosedur

akan menghasilkan malapetaka.

Ergonomi dapat juga mengurangi kesakitan di tempat kerja, seperti sakit dan nyeri pergelangan tangan,

bahu dan punggung. 

Pertimbangkan tata letak dari kendali-kendali dan peralatan, seharusnya ditempatkan sesuai

dengan keterbatasan manusia/pekerja. Peralatan tersebut harus ditempatkan pada para pekerja yang

Page 7: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

sering menggunakan dan pertimbangkan para pekerja mudah untuk menjangkau tanpa harus

membungkuk, meregangkan dan lain sebagainya.

Kegagalan dalam mengamati prinsip-prinsip ergonomi mungkin punya hambatan yang serius,

tidak hanya individu tapi keseluruhan organisasi. Banyak kecelakaan yang sudah dikenal sebelumnya

dengan baik dapat dicegah jika ergonomi telah dipertimbangkan di dalam merancang pekerjaan yang

dilakukan dan sistem dimana mereka bekerja.

Jenis permasalahan tempat kerja yang bisa diselesaikan ergonomi.

Ergonomi secara umum tidak hanya dikenal untuk pemecahan permasalahan secara fisik akan

tetapi ergonomi juga berhubungan dengan aspek sosial dan psikologis manusia dan pekerjaannya.

Sebagai contoh :

1.  Beban kerja yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

2.  Tugas-tugas yang tidak jelas.

3.  Time pressure. 

4.  Pelatihan yang tidak cukup.

5.  Dan dukungan sosial lemah.

Kesemua itu bisa berdampak negatif terhadap orang dan pekerjaan yang mereka lakukan.

Contoh-contoh berikut menyoroti sebagian permasalahan ergonomi yang khas ditemukan di tempat 

kerja : 

1. Peralatan layar display : 

Penempatan layar yang kurang baik, misalnya terlalu tinggi atau terlalu rendah, menutupi, jauh dari

pekerja dan lain sebagainya.

Mouse ditempatkan terlalu jauh dan memerlukan peregangan untuk menggunakannya.

Kursi yang tidak disesuaikan dengan keterbatasan yang ada pada pekerja, misalnya ketinggian kursi dan kursi

tidak memberikan kenyamanan bagi pekerja.

Layar silau yang berasal dari jendela atau lampu, meningkatkan risiko kelelahan mata.

Perangkat Keras dan perangkat lunak tidak cocok untuk tugas atau orang yang menggunakannya sehingga

menyebabkan frustrasi dan kesusahan.

Page 8: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

Tidak cukup waktu untuk beristirahat atau perubahan-perubahan dari aktivitas.

Permasalahan tersebut di atas mengakibatkan kekeliruan-kekeliruan dan produktivitas rendah, stress,

radang mata, sakit kepala dan sakit atau nyeri lain.

2.Penanganan pekerjaan secara manual (fisik) : 

Beban yang terlalu berat dan atau besar sekali ukurannya.

Beban diangkat dari lantai dan atau di atas bahu-bahu.

Pengangkatan benda yang berulang dan frekuensinya sering.

Pelaksanaan tugas membutuhkan postur yang canggung atau tidak benar, seperti lenturan atau puntiran.

Beban tidak bisa digenggam dengan baik.

Pekerjaan dilakukan pada lantai yang tidak seimbang, basah atau miring.

Tugas atau pekerjaan dilaksanakan di bawah tekanan waktu dan terlalu sedikit waktu untuk beristirahat.

Kemungkinan permasalahan-permasalahan di atas mengakibatkan cidera fisik seperti sakit punggung

(LBP) atau cidera pada lengan, tangan, atau jari tangan. Permasalahan tersebut juga berperan terjadinya

risiko jatuh, tergelincir dan lain sebagainya.

3. Stres yang berkaitan dengan kerja : 

Tuntutan kerja terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Dukungan lemah dari manajemen dan/atau rekan kerja.

Kontrol yang lemah terhadap risiko sehingga menyebabkan stres yang berkaitan dengan kerja dan pada

akhirnya sakit serta mengurangi kinerja dan produktivitas.

Pengaturan hari kerja : 

Waktu pemulihan yang tidak cukup antara shift.

Penjadwalan shift yang kurang sesuai.

Karyawan bekerja melebihi jam kerja normal.

Permasalahan-permasalahan ini menyebabkan kelelahan, dan kemungkinan besar meningkatkan

kecelakaan dan kesakitan.

D. Cara mengidentifikasi permasalahan ergonomi. 

Page 9: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

Ada banyak cara permasalahan ergonomi dapat dikenali atau diidentifikasi, yakni melalui

pengamatan dan daftar periksa yang merupakan sebagai alat untuk melakukan kajian risiko secara

kuantitatif. Idealnya, ada beberapa pendekatan seharusnya digunakan :

Bicara dengan karyawan dan karyawan mengungkapkan pandangannya, antara lain mengenai pengetahuan

penting yang dipunyai oleh karyawan tentang pekerjaan yang mereka lakukan, setiap permasalahan

yang mereka mempunyai, dan dampaknya terhadap kesehatan, keselamatan, dan kinerja mereka.

Penilaian sistem kerja dengan meminta pertanyaan seperti :

Apakah pekerja dalam posisi yang nyaman?

Apakah pekerja mengalami ketidaknyamanan/kegelisahan termasuk nyeri, kelelahan, atau stres?

Apakah peralatan sesuai dengan pekerja, mudah digunakan terpelihara dengan baik?

Apakah pekerja puas dengan pengaturan kerjanya?

Apakah sering mengalami kesalahan kerja?

Apakah ada tanda-tanda rancangan peralatan tidak sesuai atau tidak cukup dengan kenyataan yang ada,

seperti plester di jari tangan pekerja atau ‘pads’ pelindung yang dibuat sendiri yang terbuat dari tisu

atau busa?

Pengujian keadaan melingkupi seringnya terjadi kesalahan dan insiden. Menggunakan laporan kecelakaan

untuk mengidentifikasi rincian peristiwa dan kemungkinan penyebabnya.

Pencatatan dan memperhatikan ketidakhadiran karena sakit dan tingkat perpindahan staf. Angka tinggi ini

mungkin diakibatkan oleh permasalahan yang telah terdaftar sebelumnya dan/atau ketidakpuasan di

tempat kerja.

Yang bisa dilakukan jika sudah mengenali permasalahan ergonomi adalah :

a. Mencari kemungkinan penyebab dan mempertimbangkan kemungkinan pemecahannya. Sebuah perubahan

kecil diperlukan untuk membuat tugas lebih mudah dan lebih aman untuk dilaksanakan. Sebagai contoh:

Menyediakan kursi yang tingginya bisa disesuaikan sehingga individu/operator dapat bekerja dengan

ketinggian kursi yang lebih disukai.

Membuang benda-benda yang berada di bawah meja untuk menciptakan ruang yang cukup untuk kaki.

Menaikkan platform untuk membantu operator menjangkau papan control yang penempatannya kurang

tepat.

Merubah pola kerja bergilir.

Page 10: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

Memperkenalkan rotasi kerja diantara tugas-tugas yang berbeda untuk mengurangi kelelahan secara fisik

dan mental.

Bicara dan bertemu dengan karyawan untuk mendapatkan saran-saran mereka dan membicarakan

kemungkinan pemecahannya. Libatkan karyawan mulai proses awal, ini akan membantu semua pihak

untuk menerima setiap perubahan usulan.

Pastikan bahwa segala perubahan dievaluasi dengan baik oleh para pekerja yang melakukan pekerjaannya.

Berhati-hatilah bahwa sebuah perubahan untuk memecahkan sebuah masalah tidak diciptakan untuk

menimbulkan masalah baru.

Pemahaman yang baik terhadap ergonomi menciptakan pemahaman yang baik secara ekonomik.

Keterlibatan ergonomi tidak memerlukan biaya tinggi, dan dapat menghemat biaya dalam jangka

panjang dengan melalui pengurangan cedera dan absensi kerja.

Pemahaman ergonomi di tempat kerja kemungkinan dapat mengurangi sakit, nyeri, dan stress di

tempat kerja dan meningkatkan kepuasan kerja. Solusi ergonomi dapat dilakukan dengan cara yang

sederhana dan langsung dapat dilihat hasilnya, misalnya saja perubahan yang kecil pada kursi, yakni

mengubah tinggi kursi sesuai dengan keterbatasan yang ada pada pekerja.

E. Resiko karena Kesalahan Ergonomi 

Pekerjaan dan tempat kerja dapat menimbulkan cedera dan luka pada tubuh. Untuk menghindari

cedera, pertama-tama yang dapat kita lakukan adalah mengidentifikasi resiko. Setelah resiko

diidentifikasi, carilah jalan untuk menghilangkan

SEMBILAN LANGKAH DALAM PROSES PENILAIAN

1. Interview: 

Mengikutsertakan para pekerja dengan menanyakan apa permasalahan mereka, apa tanda-tanda dan

gejala-gejala MSD yang pernah mereka alami, berapa lama melakukan perkerjaan mereka, jika sesuatu

telah berubah saat ini, jika mereka melakukan aktifitas yang mirip di luar kerja, dsb.

2. Observasi: 

Page 11: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

Mengamati pekerja ketika mereka melaksanakan tugasnya, mencari faktor-faktor resikonya, yang akan

dibahas dalam training selanjutnya, mencatat bagaimana pekerja menyesuaikan diri dengan lingkungan

pekerjaannya, mengamati teknik-teknik dan postur mereka.

3. Pertanyaan dan feedback : 

Tanyakan mengapa sesuatunya diletakkan pada tempatnya, Mengapa tugas-tugas dikerjakan

sebagaimana mestinya, jika pekerja tahu bagaimana mengatur furniture mereka dan mengapa stasiun

kerja di set up seperti yang ada sekarang. Lalu tunjuk yang mana yang baik dan rekomendasikan untuk

perbaikan.

4. Perbaikan yang mudah: 

Membuat rekomendasi dan biarkan para pekerja mencobanya selama 2-3 hari. Dapatkan perbaikan

yang tercepat dengan pengaturan stasiun kerja, perubahan lay out , perubahan aliran kerja, pendidikan

dan asesoris.

5. Pertanyaan dan feedback : 

Mencatat perbaikan-perbaikan dalam postur dan tanyakan jika gejala-gejala yang lama dikurangi. Awasi

adanya tanda-tanda dan gejala-gejala baru. Tanyakan pada pekerja apakah ada hal lain yang dapat

membantu kerja mereka. Ingat, kembali kepada mereka setelah 2-3 hari untuk  feedback  terhadap

perbaikan.

6. Definisikan kebutuhan tambahan: 

Mengidentifikasi masalah, menarget kondisi atau faktor resiko, memahami beberapa situasi atau kondisi

khusus, mengerti dan menjelaskan beberapa batasan resource dan lawan godaan untuk ‘ pat answers”

atau menggunakan terlalu banyak solusi.

7. Menjelajahi dan memilih perbaikan yang lebih lanjut: 

Mencari sumber-sumber informasi dari vendor-vendor, departemen IT/MIS Anda, fasilitas Anda dan

grup manajemen furniture, pelayanan kesehatan, kompensasi pekerja dan provider-provider dan

konsultan asuransi.

8. Percobaan dan Penerapan Perbaikan: 

Page 12: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

Bersiaplah untuk beberapa jeda dan gunakan perbaikan jangka pendek sebagaimana yang telah

tersedia. Percobaan jenis ini biasanya berjalan 2-3 minggu. Lagi, catat perbaikan-perbaikan dan amati

keberadaan tanda-tanda dan gejala-gejala MSD atau pengembangan dari yang terbaru. Yakinkan untuk

 follow up.

9. Pertanyaan dan feedback : 

Mencari perbaikan postur, teknik bekerja dan menghilangkan faktor-faktor resiko MSD. Tanyakan pada

pekerja apa yang mereka pilih dari hasil percobaan dan mencari persetujuan dengan pekerja. Berpikir

kembali seperlunya dan mendokumentasikan seperti layaknya.

FAKTOR-FAKTOR RESIKO

Para ahli ergonomi dan medis telah mengidentifikasi beberapa faktor resiko fisik yang berhubungan

dengan keluhan atas ketidaknyamanan dalam lingkungan kerja.

Empat kunci faktor adalah:

1. Postur kikuk.

2. Tekanan biomekanik.

3. Pengulangan.

4. Dan paksaan

Anda akan belajar bagaimana mengajar pekerja lain bagaimana mereka mengatur stasiun kerja

mereka sendiri untuk mencocokkan mereka khususnya dan bagaimana mempraktekkan beberapa

latihan dan jangkauan untuk membantu meningkatkan kenyamanan mereka. Beberapa aspek penting

dari postur dan anatomi manusia.

POSTUR/SIKAP DAN ANATOMI

Faktor resiko yang pertama, postur-postur kikuk, berhubungan dengan bagaimana tubuh

manusia diposisikan sepanjang hari. Tanyakan pada pekerja apa yang mereka pikirkan tentang postur

kerja netral atau nyaman. Jika mereka mengerti apa yang menjadi faktor resiko.

Posisi Netral  

Page 13: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

Seringkali, gambaran yang kaku, ketegangan muncul dalam pikiran (menahan buku di atas

kepala, pendidikan fisik atau kelas balet, postur tegak militer, dsb). Coba pikirkan postur tubuh yang

paling efisien untuk bergerak atau digerakkan tergantung permintaan situasi (seorang atlet, penari,

musisi, pekerja terlatih, dsb.). Tubuh manusia merupakan rancangan yang sempurna untuk berbagai

macam gerakan dan postur. Tapi bagaimanapun juga, tiap bagian (seperti lutut) atau sekumpulan dari

bagian-bagian (seperti tulang belakang) mempunyai bentuk posisi netral atau postur. Pada posisi ini,

permukaan bagian dan kulit yang membungkusnya tidak ikut merenggang dan tidak pula tertekan.

Peragakan postur netral seperti yang Anda bicarakan. Contohnya, cara menekuk lutut atau sikut

dan meluruskannya. Untuk kebanyakan aktifitas sehari-hari kita, kita harus berusaha untuk selalu

mendekatkan, atau setidaknya mengembalikan, ke posisi netral ini. Supaya lebih mudah memahami

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi postur Anda, berikan Anda ulasan yang menarik mengenai

beberapa poin tentang anatomi manusia yang didiskusikan di sini.

Posisi duduk harus dijaga sehingga semua bagian dalam posisi netral atau dapat kembali netral.

Kepala Dan Leher  

Kepala merupakan bagian yang beratnya diantara 10 sampai 15 lbs. kepala diseimbangkan oleh

leher yang terdiri dari tulang (tulang dari tulang belakang), otot-otot, ikatan sendi (jaringan ikat),

pembuluh darah, dan syaraf. Syaraf-syaraf tersebut seperti jaringan elektrik yang keluar dari otak Anda

melalui tulang belakang ke berbagai macam tujuan di dalam tubuh sehingga kita dapat merasakan

sesuatu dan bergerak.

POSTUR KEPALA

Bayangkan kepala Anda adalah sebuah bola bowling yang terjaga keseimbangannya pada

sebuah tongkat! Jika sudah lurus, grafitasi akan membantu untuk menahan beratnya. Tetapi jika kepala

miring ke salah satu sisi, ke depan atau ke belakang, maka otot leher dan   bahu harus bekerja untuk

menahannya. Otot-otot tersebut merupakan rancangan yang sempurna untuk pekerjaan ini, dan

berkontraksi tanpa usaha yang sungguh-sungguh dari Anda, tetapi jika Anda menahan posisi kepala

Anda jauh dari pusat untuk beberapa waktu, otot-otot tersebut akan mulai lelah dan dalam waktu dekat

akan membuat rasa sakit.

Page 14: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

Jadi salah satu faktor resiko potensial adalah memposisikan kepala jauh dari posisi netralnya

secara berlebihan. Sementara Anda bekerja pada keyboard, dan suatu saat Anda berada pada sebuah

posisi untuk waktu yang lama (saat telephon, membaca, menulis, nonton TV, mengemudi) Anda harus

menjaga kepala Anda sebiasa mungkin untuk tetap tegak dengan posisi telinga di atas bahu.

Sikap kepala yang buruk 

Sikap kepala yang lebih baik 

Sikap kepala yang terbaik  

Peragakan posisi leher yang tepat dengan membelakangkan dagu Anda, telinga di atas bahu.

Lakukan praktek individu dan kemudian tekankan bahwa hal ini adalah salah satu cara untuk mencegah

ketidaknyamanan leher dan bahu.

BAHU DAN LENGAN 

Bahu

Mintalah kepada pekerja untuk mendemonstrasikan bagaimana mereka seharusnya

memposisikan bahu dan lengan agar dalam posisi netral.

Postur Bahu/Lengan 

Sambungan bahu dan punggung bagian atas Anda   adalah pada posisi diam ketika bahu Anda

segaris dengan tubuh, lengan di sisi Anda. Hirup nafas yang panjang dan hembuskan. Biarkan tubuh

Anda rileks. Posisi ini adalah netral. Jika Anda menahan bahu Anda ke samping atau menurunkan

posisinya, atau jika Anda menahan lengan Anda menjauhi tubuh dalam segala arah untuk beberapa

waktu, otot punggung bagian atas dan bahu Anda akan lelah dan akhirnya akan sakit. Untuk membanu

mencegah ketidaknyamanan, seringlah berganti posisi sepanjang hari, dan kembalikan ke posisi bahu

yang lurus dengan lengan ada di sisi Anda, sesering mungkin, ketika bekerja, mengemudi, dan selama

melakukan aktifitas lain.

Peragakan bahwa Anda tidak ingin menjadi “bungkuk” dengan melingkarkan bahu Anda, atau

“terlalu maju atau miring kesamping” dengan mebentangkan sikut Anda menjauhi tubuh Anda.

Page 15: ERGONOMI (Dengan Pendekatan Desain Interior)

 

Kemudian peragakan posisi bahu yang lurus dengan lengan berada di samping, bahu rileks. Apakah para

pekerja juga melakukan hal ini.

Siku 

Tanyakan: bagaimanakan cara terbaik menahan siku Anda saat bekerja?

Postur Siku 

Penelitian telah menunjukkan bahwa otot-otot di sekitar siku mempunyai fungsi yang terbaik

ketika siku ditekuk sekitar 90 derajat, kemudian gerakkan lengan ke atas dan ke bawah. Apakah para

pekerja juga mempraktekannya?

Penutup

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa peran ergonomi bagi

kehidupan manusia sangat besar karena ergonomi bisa mengoptimalkan segala kegiatan manusia.

Dengan ergonomi maka tujuan akan suatu pekerjaan yang berhubungan dengannya akan dapat

diraih secara maksimal. Sedang mengabaikannya pekerjaan bisa tersendat dan berdampt tidak baik bagi

pengguna peralatan yang memerlukan ergonomitas.

DAFTAR PUSTAKA

Health and Safety Executive, The UK Government, HSE’s webs ite: http://www.hse.gov.uk/ 

The Ergonomis Society, Devonshire House, Devonshire Square, Loughborough, Leicestershire, LE11

3DW, http://www.ergonomis.org.uk/ 

Kroemer K H E and Grandjean E Fitting the task to the human: A textbook of occupational ergonomis

(Fifth edition) Taylor and Francis 1997

Pheasant S Ergonomis, work and health Macmillan 1991

http://www.google.com/