Ergonomi by Hamdi

6

Click here to load reader

Transcript of Ergonomi by Hamdi

Page 1: Ergonomi by Hamdi

Model Implementasi Integrasi Ergonomi Makro dan Mikro Pada Industri (Suatu Kajian Literatur) (Luciana Triani Dewi)

269

Model Implementasi Integrasi Ergonomi Makro dan Mikro pada Industri (Suatu Kajian Literatur) Luciana Triani Dewi Program Studi Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No.43 Yogyakarta 55281 Telp. 0274-487711 ext. 2046; Fax. 0274-485223 E-mail: [email protected] Abstract

Macro-ergonomics is a top-down socio technical systems approach to the design of work systems and the application of the overall work system design to the design of human-job, human-machine and human-software interfaces. Macro-ergonomics provide certain guiding principles to aid system harmonization. Frequently, in implementation process in industries, macro-ergonomics approach is integrated with micro-ergonomics programs. There are some models of integration of them. The problem is: which model is suitable for a certain industry. This paper introduces the macro-ergonomics and micro-ergonomics integrated models that can be implemented to industry, both service and manufacture industry. Based on literature review about macro ergonomics implementation, it can be introduced 3 (three) models. Model 1: model begins by making micro-ergonomics improvements and then macro-ergonomics approach after that. Model 2: macro-ergonomics and micro-ergonomics are simultaneously in a program. Model 3: macro-ergonomics approach is applied first, and then followed by micro-ergonomics approach. Each model has advantages and disadvantages in implementation process to industry. Keywords: macro-ergonomics, micro-ergonomics, integration, implementation

1. Pendahuluan Ergonomi makro didefinisikan sebagai pendekatan top-down dari sistem sosioteknikal

yang diterapkan dalam perancangan sistem kerja dan memanfaatkan hasilnya dalam perancangan manusia-job, perancangan manusia-mesin dan perancangan manusia-software interface (Hendrick & Kleiner, 2001). Pendekatan ergonomi makro berusaha menciptakan harmonisasi atau keseimbangan dalam sistem kerja secaa keseluruhan (Davis & Moro, 2004).

Secara konseptual, implementasi program-program ergonomi makro diintegrasikan dengan pendekatan ergonomi pada level mikro atau ergonomi tradisional. Desain ergonomi makro yang efektif akan menggerakkan aspek-aspek desain ergonomi mikro dari sistem kerja sehingga diperoleh kesesuaian komponen-komponen sistem kerja dengan struktur sistem kerja keseluruhan (Robertson, 2001 ; Hendrick & Kleiner, 2001). Hal ini berarti secara teoritis pendekatan ergonomi makro diterapkan terlebih dahulu dalam organisasi. Jika desain sistem kerja telah kompatibel dan efektif, selanjutnya dilakukan pendekatan ergonomi mikro pada perancangan job, perancangan manusia-mesin dan perancangan manusia-software interface sehingga desain sistem kerja keseluruhan menjadi harmonis.

Dalam praktek implementasinya, industri tidak selalu menerapkan model implementasi konseptual seperti dikemukakan Robertson serta Hendrick & Kleiner tersebut. Terdapat berbagai bentuk model integrasi ergonomi makro dan ergonomi mikro pada industri. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana menentukan model integrasi ergonomi makro dan mikro yang sesuai untuk suatu industri. Tulisan ini membahas mengenai model-model integrasi

Page 2: Ergonomi by Hamdi

Jurnal Teknologi Industri Vol. XI No.4 Oktober 2007: 269-274

270

ergonomi makro dan mikro yang telah diterapkan dalam industri, baik industri manufaktur maupun jasa berdasarkan kajian literatur. Analisis dilakukan terhadap mekanisme integrasi, hasil implementasi yang diperoleh serta kelebihan dan kekurangan dari tiap model. 2. Landasan Teori a. Konsep Implementasi Ergonomi Makro

Ergonomi makro merupakan studi tentang desain job, desain organisasional, struktur organisasional, sistem insentif dan program pelatihan dalam hubungannya dengan penerapan teknologi. Ergonomi makro dikembangkan dari teori sistem sosioteknik dan fokus pada perancangan aspek-aspek organisasi sehingga kemampuan manusia dapat secara efektif digunakan dalam pencapaian tujuan organisasi (Sanda, 2003).

Berdasarkan pengertian ini serta berdasarkan definisi menurut Hendrick & Kleiner (2001), pendekatan ergonomi makro merupakan pendekatan top-down. Yang dimaksud dengan pendekatan top-down yaitu pendekatan yang dilakukan berdasarkan analisis dan desain yang dimulai dari struktur dan proses sistem kerja keseluruhan, dan selanjutnya turun ke subsistem dan komponen-komponen sistem. Meskipun demikian, secara nyata disadari bahwa dalam aplikasi aktual, pendekatan dapat dilakukan dari semua level organisasi (Sanda, 2003). Proses perancangan ergonomi makro dapat dilakukan secara top-down, bottom-up dan middle-out. Lebih sering terjadi digunakan kombinasi dari ketiga strategi dan seringkali proses melibatkan partisipasi karyawan pada semua level organisasi (Hendrick & Kleiner, 2001).

Proses perancangan dalam ergonomi makro bersifat iteratif, non linier dan stokastik. Iteratif berarti bahwa tahap-tahap yang dilalui adalah desain, evaluasi, pemurnian, re-evaluasi, pemurnian lanjut dan seterusnya. Non linier bararti bahwa perancangan tidak berjalan pada pola berurutan yang sederhana. Sedangkan maksud sifat stokastik adalah membutuhkan penarikan kesimpulan atau keputusan berdasarkan data-data yang tidak lengkap. b. Hubungan Ergonomi Makro dan Mikro

Berdasarkan fokus kajian, terdapat 5(lima) fokus ergonomi, yaitu: (1) manusia-mesin: hardware ergonomics, (2) manusia-lingkungan: environmental ergonomics, (3) manusia-software: cognitive ergonomics, (4) manusia-job: work design ergonomics, (5) manusia-organisasi: macroergonomics (Hendrick, 1997). Fokus utama dari empat hal pertama yaitu pada individu atau level subsistem, atau ergonomi mikro (Aprianto & Siswanto, 2000). Sedangkan pada fokus kelima, fokus pada level sistem kerja keseluruhan, atau ergonomi makro.

Jika pendekatan ergonomi makro secara sistematik telah digunakan untuk menentukan karakteristik desain sistem kerja keseluruhan, tahap selanjutnya adalah membawa desain tersebut dalam level ergonomi mikro. Pendefinisian karakteristik desain sistem kerja keseluruhan akan menentukan karakteristik dari desain job serta hubungan manusia-mesin dan manusia-software interface yang merupakan kajian dalam ergonomi mikro. Desain ergonomi makro yang efektif akan menggerakkan aspek-aspek rancangan ergonomi mikro, sehingga menjamin kesesuaian secara ergonomi dari komponen-komponen sistem dengan struktur sistem kerja keseluruhan (Hendrick & Kleiner, 2001).

Seringkali suatu perubahan ergonomi makro dalam sistem kerja tidak mungkin dilakukan pada tahap awal. Ahli ergonomi dapat memulai dengan membuat perbaikan-perbaikan ergonomi mikro lebih dahulu yang akan memberikan hasil-hasil positif dalam waktu relatif singkat. Jika manajemen telah melihat hasil-hasil yang positif, maka akan timbul ketertarikan dan kemauan untuk mendukung program-program ergonomi lebih lanjut. Pada proses ini ahli ergonomi telah membangun hubungan yang baik dengan pembuat keputusan kunci sehingga meningkatkan kesadaran tentang lingkup menyeluruh dari ergonomi dan nilai-nilai potensial pada organisasi (Hendrick & Kleiner, 2001).

Page 3: Ergonomi by Hamdi

Model Implementasi Integrasi Ergonomi Makro dan Mikro Pada Industri (Suatu Kajian Literatur) (Luciana Triani Dewi)

271

3. Model Integrasi Ergonomi Makro dan Mikro Model integrasi ergonomi makro dan mikro yang dijabarkan lebih lanjut disarikan dari

berbagai sumber pustaka tentang implementasi ergonomi makro pada industri. Model disebut dengan nomor, dimana nomor ini tidak menggambarkan tingkat kepentingan atau urutan prioritas model. a. Model 1

Pada model ini, pendekatan ergonomi mikro dijalankan lebih dahulu baru kemudian diikuti pendekatan ergonomi makro seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendekatan ergonomi mikro dapat dijalankan lebih dahulu untuk memberi kesadaran pada pihak manajemen setelah melihat hasil perbaikan desain ergonomi mikro. Baru kemudian dilakukan pendekatan ergonomi makro.

Gambar 1. Skema Model 1

Salah satu contoh kasus implementasi model ini adalah program ergonomi yang terjadi di sebuah perusahaan manufaktur mainframe computer AT&T Global Information Solution, San Diego AS (Hendrick & Kleiner, 2001). Perusahaan memulai dengan serangkaian perbaikan-perbaikan ergonomi mikro yang memberi hasil positif dalam waktu relatif singkat. Hasil positif yang dicapai mendorong manajemen dan karyawan untuk menjalankan proyek ergonomi yang lebih luas, yang juga menjanjikan hasil-hasil positif. Akhirnya perubahan ergonomi makro memberi efek pada sistem kerja dan hal ini memberi hasil terbaik. Hasil yang dicapai antara lain reduksi biaya kompensasi pekerja dalam kurun waktu empat tahun mencapai 1,48 juta US $, jumlah hari hilang akibat cedera turun dari 298 menjadi 231 pada implementasi ergonomi mikro dan turun lagi menjadi nol setelah implementasi ergonomi makro. b. Model 2

Pada model ini, pendekatan ergonomi makro dan ergonomi mikro dijalankan bersamaan dalam satu program. Salah satu metode pelaksanaan model ini adalah balance theory of job design (Davis & Moro, 2004). Dalam teori ini perbaikan performansi dilakukan dengan menyeimbangkan elemen-elemen dalam sistem kerja untuk memberikan aspek-aspek positif yang dapat mengatasi aspek-aspek negatif. Oleh karena itu seluruh aspek perlu dipertimbangkan dalam pengembangan desain yang optimal. Gambar 2. menunjukkan skema model ini, dimana sistem kerja terdiri dari 5 (lima) elemen, yaitu: individu, lingkungan, tugas/aktivitas, teknologi dan faktor-faktor organisasional. Semua elemen saling berinteraksi dan menghasilkan beban stress. Stressor dapat bersifat fisik maupun psikososial.

PENDEKATAN ERGONOMI MIKRO

HASIL PERBAIKAN DESAIN MIKRO

KESADARAN PIHAK MANAJEMEN

PENDEKATAN ERGONOMI MAKRO

Page 4: Ergonomi by Hamdi

Jurnal Teknologi Industri Vol. XI No.4 Oktober 2007: 269-274

272

Gambar 2. Skema Model 2

Davis & Moro (2004) menjelaskan penerapan metode ini pada salah satu industri jasa yaitu costumer interaction centers atau lebih dikenal dengan call center. Program ergonomi diterapkan untuk memperbaiki performansi costumer interaction centers yang oleh para ahli ergonomi dinilai sebagai ‘medium to high risk workplaces’. Perbaikan dilakukan dengan menerapkan balance theory dalam perancangan sistem kerja. Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap performansi dilakukan pada seluruh elemen sistem kerja, baik faktor fisik maupun psikososial. Pertimbangan-pertimbangan ergonomi mikro dilakukan pada kemampuan personal, antropometri, kapabilitas fisik dan mental, serta aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Pendekatan ergonomi makro dilakukan dalam pengembangan desain job dan organisasi kerja secara sistematis, empiris dan normatif. Hasil yang dicapai dari perbaikan ini adalah meningkatnya performansi layanan secara signifikan.

Penerapan pada industri manufaktur dilakukan di Red wing Shoe Company, Minnesota AS (Hendrick & Kleiner, 2001). Program ergonomi diterapkan dalam rangka pelaksanaan program keselamatan kerja. Perubahan-perubahan ergonomi makro diimplementasikan bersamaan dengan perubahan ergonomi mikro yang terkait seperti pemilihan mesin, desain stasiun kerja untuk fleksibilitas proses, eliminasi postur buruk dan mempermudah proses operasi. Hasil yang dicapai dari program ini antara lain penurunan biaya kompensasi premi asuransi sampai 70% dari tahun 1989-1995.

c. Model 3

Berbeda dari model-model sebelumnya, pada model ini pendekatan ergonomi makro dilakukan terlebih dahulu, kemudian baru pendekatan ergonomi mikro dijalankan. Gambar 3. menunjukkan skema implementasi model ini. Model ini sesuai dengan proses implementasi konseptual seperti dirumuskan dalam Robertson (2001) dan Hendrick & Kleiner (2001). Model ini paling banyak diterapkan dalam industri, baik manufaktur maupun jasa.

Contoh penggunaan model ini yaitu penerapan pada sebuah pembangkit tenaga (power plant) (Azadeh et al, 2005). Program ergonomi dilakukan dalam rangka perancangan proses dan pencegahan kecelakaan. Implementasi ergonomi makro diterapkan pada fase awal perancangan dengan pendekatan pada faktor-faktor total system design (TSD) dalam konteks performansi manusia. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi performansi sistem keseluruhan, antara lain aturan-aturan, prosedur dan informasi antar personel/departemen. Berdasarkan faktor TSD tersebut, dilakukan pengukuran pengaruhnya terhadap performansi manusia. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner, selanjutnya dilakukan pengolahan secara statistik. Diperoleh hasil 9 faktor TSD yang mempengaruhi performansi manusia. Berdasarkan hasil ini dilakukan tahap perancangan selanjutnya, termasuk pendekatan ergonomi mikro.

TASK

Perbaikan performansi (ergonomi mikro & makro)

HUMAN

ENVIRONMENT

TECHNOLOGY ORGANIZATION

Page 5: Ergonomi by Hamdi

Model Implementasi Integrasi Ergonomi Makro dan Mikro Pada Industri (Suatu Kajian Literatur) (Luciana Triani Dewi)

273

Gambar 3. Model Konseptual (Robertson, 2001 ; Hendrick & Kleiner, 2001). 4. Pembahasan

Hasil implementasi integrasi ergonomi makro dan ergonomi mikro dengan ketiga model ternyata semua memberikan hasil yang baik pada industri seperti yang telah dijelaskan diatas. Meskipun demikian masing-masing model mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kekurangan dari model 1 dan 3 adalah pada aspek waktu merasakan hasilnya. Karena implementasi program ergonomi dilakukan secara bertahap, maka hasil perbaikan juga bertahap sehingga secara signifikan hasil keseluruhan akan dirasakan dalam waktu relatif lebih lama dibandingkan model 2. Pada model 2 pendekatan ergonomi makro dan mikro dilakukan serentak sehingga hasil perbaikan keseluruhan secara signifikan akan dicapai relatif lebih cepat dibandingkan model 1 dan 3. Akan tetapi implementasi model 2 membutuhkan pemikiran yang lebih kompleks dibandingkan model 1 dan 3, karena berbagai pertimbangan harus dilakukan secara serentak.

Secara konseptual model 3 merupakan pendekatan yang ideal sesuai dengan model konseptual pakar ergonomi makro. Pada model ini karakteristik desain sistem kerja telah didefinisikan pada tahap awal dengan pendekatan ergonomi makro sehingga menentukan karakteristik desain untuk pendekatan ergonomi mikro.

Meskipun demikian, bukan berarti bahwa implementasi model 1 dan 2 tidak membawa keberhasilan. Seperti telah ditunjukkan dari berbagai kasus implementasi, ternyata ditemui pula perusahaan yang mencapai keberhasilan cukup signifikan dengan implementasi model 1 dan 2. Model mana yang tepat untuk suatu industri tergantung pada karakteristik proses dan manajemen industri tersebut. 5. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dalam makalah ini adalah: a. Terdapat 3 (tiga) model integrasi ergonomi makro dan ergonomi mikro, yaitu:

1) Pendekatan ergonomi mikro dijalankan lebih dahulu baru kemudian diikuti pendekatan ergonomi makro

2) Pendekatan ergonomi makro dan ergonomi mikro dijalankan bersamaan dalam satu program

3) Pendekatan ergonomi makro dilakukan terlebih dahulu, kemudian baru pendekatan ergonomi mikro

b. Berdasarkan kasus-kasus yang dikaji dari berbagai literatur, setiap model memberi hasil yang baik dalam implementasinya pada industri.

c. Setiap model mempunyai kelebihan dan kekurangan maing-masing, model mana yang tepat untuk suatu industri tergantung pada karakteristik proses dan manajemennya.

PPEENNDDEEKKAATTAANN EERRGGOONNOOMMII MMAAKKRROO

SSIISSTTEEMM KKEERRJJAA KKOOMMPPAATTIIBBEELL DDAANN EEFFEEKKTTIIFF

PPEENNDDEEKKAATTAANN EERRGGOONNOOMMII MMIIKKRROO

HHAARRMMOONNIISSAASSII DDEESSAAIINN SSIISSTTEEMM KKEERRJJAA KKEESSEELLUURRUUHHAANN

Page 6: Ergonomi by Hamdi

Jurnal Teknologi Industri Vol. XI No.4 Oktober 2007: 269-274

274

Daftar Pustaka Aprianto, D., & Siswanto, J., 2000, Ergonomi Makro dalam Perancangan Sistem Kerja: Suatu

Kajian Literatur, Jurnal Ergonomika, November 2000, pp 33-40 Azadeh, A., Nouri, J., dan Fam, I.M., 2005, The Impacts of Macroergonomics on

Environmental Protection and Human Performance in Power Plants, Iranian Journal Environment Health Science Engineering, Vol. 2 No. 1, pp 60-66

Davis, C.H., Moro, F.B., 2004, A Macroergonomics Perspective On Costumer Interaction Centers, The 13th Annual Conference of The International Association for Management of Technology (IAMOT), Washington DC

Hendrick, H.W., 1997, Organizational Design and Macroergonomics, dalam Salvendy, G., Handbook of Human Factors and Ergonomics. New York: Wiley

Hendrick, H.W., Kleiner, B.M. , 2001, Macroergonomics: An Introduction to Work System Design. Santa Monica: Human Factors and Ergonomics Society

Robertson, M.M. , 2001, Macroergonomics: A Work System Design Perspective, Proceedings of the SELF-ACE 2001 Conference

Sanda, M.A., 2003, Combined Micro-Ergonomics, Macro-ergonomics and System Study of The Application and Internalization of Waitro-Developed Best Management Practices by Research and Technology Organizations, Master’s Thesis Lulea University of Technology