EPIDEMIOLOGI - Tuberkulosis

download EPIDEMIOLOGI - Tuberkulosis

of 13

Transcript of EPIDEMIOLOGI - Tuberkulosis

Mata Kuliah:EpidemiologiOleh Kelompok 3: Bayu Disastra(006) Gayatri Agung(011) Krisma Dyantika(023) Manik Sugianti(028) Pradnyawati(033) Rani Suramayanti(044)

Ringkasan Artikel Penyakit MenularTuberkulosis

A.Sejarah TuberkulosisTuberkulosis adalah penyakit yang diderita manusia sama tuanya dengan sejarah manusia. Penemuan lesi pada tulang-tulang belakang mummi yang sesuai dengan TB ditemukan di Heidelberg, diduga berasal dari tahun 5000 SM. Demikian juga halnya di Italia diduga berasal dari tahun 4000 SM. Keadaan ini juga dijumpai di Denmark dan lembah Jordan. Di Mesir juga ditemukan lukisan-lukisan pada dinding berupa bentuk kelainan tulang belakang yang sesuai dengan penemuan TB spinal pada mummi. Di Indonesia catatan paling tua dari penyakit ini adalah seperti didapatkan pada salah satu relief di candi Borobudur yang tampaknya menggambarkan kasus tuberkulosis. Hipokrates juga mendeskripsikan tentang penyakit ini dan menyebutnya Pthisis. Akhirnya pada tahun 1882 Robert Koch menemukan basil tuberkulosis sebagai penyebabnya dan hasil penemuannya dipresentasikan pada tanggal 24 Maret 1882 di Berlin. Hal ini di peringati sebagai hari TB sedunia (TB Day).

B.Epidemiologi TuberkulosisSetiap tahunnya sekitar 4 juta penderita baru tuberkulosis paru menular di dunia, ditambah lagi dengan penderita yang tidak menular. Artinya setiap tahun di dunia ini akan ada sekitar 8 juta penderita tuberkulosis paru, dan akan ada sekitar 3 juta orang meninggal oleh karena penyakit ini. Ditahun 1990 tercatat ada lebih dari 45 juta kematian di dunia karena berbagai sebab, dimana 3 juta diantaranya (7%) terjadi karena kasus tuberkulosis. Selain itu 25% dari seluruh kematian yang sebenarnya dapat dicegah terjadi akibat tuberkulosis. Tahun 1990 dikawasan Asia Tenggara telah muncul 3.1 juta penderita baru tuberkulosis dan terjadi lebih dari satu juta kematian akibat penyakit ini. Pada tahun 2005 di Asia Tenggara ada lebih dari 8,8 juta penderita baru tuberkulosis dan lebih dari 1,6 juta kematian.Di Indonesia, survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 - 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru. Perkiraan prevalensi, insidensi dan kematian akibat TBC dilakukan berdasarkan analisis dari semua data yang tersedia, seperti pelaporan kasus, prevalensi infeksi dan penyakit, lama waktu sakit, proporsi kasus BTA positif, jumlah pasien yang mendapat pengobatan dan yang tidak mendapat pengobatan, prevalensi dan insidens HIV, angka kematian dan demografi. Saat ini Survei Prevalensi TBC yang didanai GFATM telah dilaksanakan oleh National Institute for Health Research & Development (NIHRD) bekerja sama dengan National Tuberculosis Program (NTP), dan sedang dalam proses penyelesaian. Survei ini mengumpulkan data dan dilakukan pemeriksaan dahak dari 20.000 rumah tangga di 30 propinsi. Studi ini akan memberikan data terbaru yang dapat digunakan untuk memperbarui estimasi insidensi dan prevalensi, sehingga diperoleh perkiraan yang lebih akurat mengenai masalah TBC.Dari data tahun 1997-2004 terlihat adanya peningkatan pelaporan kasus sejak tahun 1996. Yang paling dramatis terjadi pada tahun 2001, yaitu tingkat pelaporan kasus TBC meningkat dari 43 menjadi 81 per 100.000 penduduk, dan pelaporan kasus BTA positif meningkat dari 25 menjadi 42 per 100.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan umur, terlihat angka insidensi TBC secara perlahan bergerak ke arah kelompok umur tua (dengan puncak pada 55-64 tahun), meskipun saat ini sebagian besar kasus masih terjadi pada kelompok umur 15-64 tahun.

C.Etiologi TuberkulosisTuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh infeksi kuman (basil) Mikobakterium tuberkulosis. Sebagian besar basil tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lain.Organisme ini termasuk ordo Actinomycetalis, familia Mycobacteriaceae dan genus Mycobacterium. Genus Mycobacterium memiliki beberapa spesies diantaranya Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan infeksi pada manusia. Basil tuberkulosis berbentuk batang ramping lurus, tapi kadang-kadang agak melengkung, dengan ukuran panjang 2m-4m dan lebar 0,2m0,5m. Organisme ini tidak bergerak, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul, bila diwarnai akan terlihat berbentuk manik-manik atau granuler. Kuman ini bersifat obligat aerob dan pertumbuhannya lambat. Dibutuhkan waktu 18 jam untuk menggseseorang dan pertumbuhan pada media kultur biasa dapat dilihat dalam waktu 6-8 minggu.Suhu optimal untuk untuk tumbuh pada 37oC dan pH 6,47,0. Jika dipanaskan pada suhu 60oC akan mati dalam waktu 15-20 menit. Kuman ini sangat rentan terhadap sinar matahari dan radiasi sinar ultraviolet. Di samping itu organisme ini agak resisten terhadap bahan-bahan kimia dan tahan terhadap pengeringan, sehingga memungkinkan untuk tetap hidup dalam periode yang panjang didalam ruangan-ruangan, selimut dan kain yang ada di kamar tidur, sputum. Dinding selnya 60% terdiri dari kompleks lemak seperti mycolic acid yang menyebabkan kuman bersifat tahan asam, cord factor merupakan mikosida yang berhubungan dengan virulansi. Kuman yang virulen mempunyai bentuk khas yang disebut serpentine cord, Wax D yang berperan dalam immunogenitas dan phospatides yang berperan dalam proses nekrosis kaseosa.Basil tuberkulosis sulit untuk diwarnai tapi sekali diwarnai ia akan mengikat zat warna dengan kuat yang tidak dapat dilepaskan dengan larutan asam alkohol seperti perwarnaan Ziehl Nielsen. Organisme seperti ini di sebut tahan asam. Basil tuberkulosis juga dapat diwarnai dengan pewarnaan fluoresens seperti pewarnaan auramin rhodamin.

D.Gejala Tuberkulosis1.Gejala sistemik/umum Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan berat badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2.Gejala khusus Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak. Jika ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.3.Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

E.Jenis-Jenis Tuberkulosis1.Tuberculosis MeningitisTuberculosis meningitis adalah infeksi TB pada otak dan sumsum tulang belakang. Gejala awal adalah penderita menjadi gampang marah dan gelisah. Gejala lain seperti leher kaku, sakit kepala, muntah, perubahan dalam perilaku mental, kejang, atau koma.2.Tuberculosis GastrointestinalTB Gastrointestinal adalah TB dari saluran pencernaan seperti: mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, dan anus. Gejalanya adalah nyeri perut, demam, penurunan berat badan, mual, muntah, perubahan kebiasaan buang air besar.3.Tuberculosis Lymphadenitis (penyakit kelenjar) Tuberculosis adalah TB pada limfadenitis atau kelenjar getah bening, biasanya di sepanjang leher. Gejalanya adalah pembentukan massa di sepanjang leher, dan jika penyakit ini berkembang bisa membentuk sinus pengeringan.4.Tuberculosis CutaneousAdalah jenis TB kulit atau selaput lendir dari sumber eksternal mikrobakteri. Ada beberapa jenis TBC kulit, yaitu: vulgaris Lupus, TBC verrucosa Cutis dan TBC milar.5.Osteo - artikular TuberkulosisTB osteo-artikular adalah TB sendi lutut, pinggul, pergelangan kaki, pergelangan tangan, bahu, dan siku. Gejala-gejalanya mirip dengan yang dialami oleh individu dengan arthritis dan nyeri atau kekakuan hanya dirasakan di daerah yang terinfeksi .6.Tuberkulosis urogenitalTuberkulosis urogenital adalah TB yang dimulai sebagai infeksi TB paru yang kemudian berjalan melalui aliran darah ke saluran genitourinari. Gejalanya adalah darah dalam urin, nyeri atau tidak nyaman saat buang air kecil, dan mengalami nyeri pada satu sisi tubuh antara perut dan punggung atas.

F.Cara Penularan TuberkulosisJika seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat, maka tidak mudah terserang virus TBC (Tuberkulosis). Bahkan saat seseorang melakukan kontak langsung dengan penderita TBC. Seseorang juga bisa menonaktifkan virus agar tetap terkunci dalam paru-paru, melalui bantuan makrofag jaringan perut di sekitar daerah yang terinfeksi. Tetapi, pada saat sistem kekebalan tubuh seseorang lemah (seperti orang-orang yang memiliki HIV) basil/kuman bisa mengaktifkan dan memanifestasikan dirinya, dan bahkan menginfeksi organ lain.Berikut cara beberapa cara penularan penyakit tuberkulosis.1. Penularan dari ibu ke janinGejala infeksi muncul selama tahun pertama kehidupan. Gejala tersebut antara lain: demam, susah makan, masalah pernapasan, gagal tumbuh dan bahkan pembengkakan hati dan limpa.

2. Penularan lewat udaraOrang sehat bisa terkena infeksi jika tinggal atau bekerja di tempat yang sama dengan orang yang terinfeksi. Dengan batuk, berteriak atau bersin, orang yang terinfeksi menyebar kuman ke udara, dan orang lain menghirupnya. Berjabat tangan atau menyentuh pakaian tidak akan menulari orang lain.3. Melalui susu dan makanan lainnyaBentuk lain dari TBC ditularkan melalui minum susu yang tidak disterilisasi. Bakteri pada susu menyebabkan munculnya infeksi TBC yang disebut Mycobacterium bovis. Bertahun-tahun sebelumnya, bakteri ini adalah penyebab utama penyakit TBC pada anak. Tetapi sekarang karena kebanyakan susu sudah disterilisasi (proses pemanasan untuk membunuh bakteri) bakteri TBC tidak menyebar lagi.

G.Diagnosis TuberkulosisTerdapat beberapa macam pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis, yaitu:1. Pemeriksaan BakteriologiPemeriksaan bakteriologi dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan mikroskopis dan biakan:a. Pemeriksaan MikroskopisPemeriksaan ini adalah pemeriksaan hapusan dahak mikroskopis langsung yang merupakanmetode diagnosis standar dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Pemeriksaan ini untuk mengidentifikasi BTA yang memegang peranan utama dalam diagnosis TB Paru. Selain tidak memerlukan biaya mahal, cepat, mudah dilakukan, akurat, pemeriksaanmikroskopis merupakan teknologi diagnostik yang paling sesuai karena mengindikasikanderajat penularan, risiko kematian serta prioritas pengobatan. Pemeriksaan dahak dilakukan selama 3x yaitu 2 bulan setelah pengobatan, 5 bulan setelah pengobatan dan 6 bulan setelah pengobatan. Pemeriksaan BTA dahak penderita dilakukan oleh petugas laboratorium Puskesmas.b. Pemeriksaan biakan kumanKultur (biakan), Media yang biasa dipakai adalah media padat Lowenstein Jesen.Dapat pula Middlebrook JH11, juga sutu media padat. Untuk perbenihan kaldu dapat dipakaiMiddlebrook JH9 dan JH 12.Melakukan pemeriksaan biakan dimaksudkanuntuk mendapatkan diagnosis pasti dandapat mendeteksi mikobakterium tuberkulosis dan juga Mycobacterium Other Than Tuberculosis(MOTT).c. Uji kepekaan kuman terhadap obat-obatan anti tuberculosis.Tujuan dari pemeriksaanini,mencari obat-obatan yang poten untuk terapi penyakit tuberculosis2. Pemeriksaan DarahHasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukan indikator yang spesifik untuk tubercolosis. LajuEndap Darah (LED) jam pertama dan jam kedua dibutuhkan. Data ini dapat di pakai sebagaiindikator tingkat kestabilan keadaan nilai keseimbangan penderita, sehingga dapat digunakan untuk salah satu respon terhadap pengobatan penderita serta kemungkinan sebagai predeteksi tingkat penyembuhan penderita. Demikian pulakadar limfosit dapatmenggambarkandayatahantubuhpenderita. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi LED yang normal juga tidak menyingkirkan diagnosa TBC.3. Pemeriksaan TuberculinAda beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarangcara mantouxlebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantouxumumnya pada bagian atas lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan(ke dalam kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan4872 jam setelah penyuntikan dan diukur diameterdaripembengkakan (indurasi) yang terjadi. Uji tuberkulin hanyaberguna untuk menentukan adanya infeksi TB,sedangkanpenentuan sakit TB perlu ditinjau dari klinisnya dan ditunjang foto torak. Pasien dengan hasil uji tuberkulin positif belum tentu menderita TB. Adapunjika hasil uji tuberkulin negatif, maka ada tiga kemungkinan, yaitu tidak ada infeksi TB, pasien sedang mengalami masa inkubasi infeksi TB, atau terjadi alergi.

4. Pemeriksaan RadiologisPemeriksaan standar ialahfoto toraks. Pemeriksaan lain atas indikasi: fotolateral, top lordotik, oblik,CT Scan. Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk. Indikasi Pemeriksaan Foto Toraks Pada sebagian besar TB paru, diagnosis terutama ditegakkan dengan pemeriksaan dahak secaramikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks.

5. Pemeriksaan Khususa. BACTECMerupakan pemeriksaan teknik yang lebih terbaru yang dapat mengidentifikasi kuman tuberkulosis secara lebih cepat. Metode yang digunakan adalahmetode radiometrik. M. Tuberkulosis metabolisme asam lemak yang kemudian menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya oleh mesin ini. Sistem ini dapat menjadi salah satu alternative pemeriksaan biakan secara cepat untuk membantu menegakkan diagnosis dan melakukan uji kepekaan.b. PCRPemeriksaan ini adalah teknologi canggih yangdapat mendeteksi DNA, termasuk DNA M. Tuberkulosis. Salah satu masalah dalam pelaksanaan teknik ini adalah kemungkinan kontaminasi. Hasil pemeriksaan PCR dapat membantu untuk menegakkan diagnosis sepanjang pemeriksaan tersebut dikerjakan dengan cara benar dan sesuai dengan standar internasional. Pada tuberkulosis pasca primer, penyebaran kuman terjadi secara bronkogen, sehingga penggunaan sampel darah untuk uji PCR tidak disarankan. Sebaliknya bila sampel yang diperiksa merupakan dahak dari penderita yang dicurigai menderita tuberkulosis paru, masih ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakan PCR sebagai sarana diagnosis tuberkulosis paru.

6. Pemeriksaan Serologia. ELISAb. Immuno Crhomotografi Tuberculosis (ITC)c. PAP (peroksidase anti peroksidase)d. Mycodote. Ig G TBH.Pengobatan TuberkulosisPengobatan TBC adalah pengobatan jangka panjang, biasanya selama 6-9 bulan dengan paling sedikit 3 macam obat. Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter.Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan "keras". Hal ini harus dihindari dengan pengobatan TBC sampai tuntas.Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya akan menimbulkan dampak efek samping bagi pasien. Efek samping yang biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri perut, penglihatan/pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, gatal-gatal dan kemerahan kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas, sampai mata/kulit kuning. Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang timbul pada dokter setiap kali kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau melakukan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan. Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya harus diatur dokter untuk mencegah efek samping yang lebih serius/berbahaya.

I.Pencegahan Tuberkulosisa.Pencegahan oleh orang sehat1. Selalu berusaha mengurangi kontak dengan penderita TBC paru aktif.2. Selalu menjaga standar hidup yang baik, caranya bisa dengan mengkonsumsi nakanan yang bernilai gizi tinggi, menjaga lingkungan selalu sehat baik itu di rumah maupun di tempat kerja (kantor), dan menjaga kebugaran tubuh dengan cara menyempatkan dan meluangkan waktu untuk berolah raga.3. Pemberian vaksin BCG, tujuannya untuk mencegah terjadinya kasus infeksi TBC yang lebih berat. Vaksin BCG secara rutin diberikan kepada semua balita.

b.Pencegahan oleh penderita TB1. Selama beberapa minggu menjalani pengobatan sebaiknya tidak berpergian ke mana pun baik itu sekolah, tidak melakukan aktifitas di tempat kerja (ngantor), dan tidak tidur sekamar dengan orang lain meskipun keluarga sendiri sebagai usaha pencegahan TBC agar tidak menular.2. Sifat dari kuman (bakteri) TBC adalah memiliki kemampuan menyebar lebih mudah di dalam ruangan yang tertutup di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan untuk sirkulasi udara kurang, bukalah jendela dan nyalakan kipas angin untuk meniupkan udalah dari dalam ke luar ruangan.3. Selalu menggunakan masker untuk menutup mulut kapan saja ketika didiagnosis TBC. Hal ini merupakan langkah pencegahan TBC secara efektif dan jangan membuang masker yang sudah tidak dipakai lagi pada tempat yang tepat dan aman dari kemungkinan terjadinya penularan TBC ke lingkungan sekitar.4. Jangan meludah di sembarangan tempat, meludah hendaknya pada wadah atau tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan atau air sabun.5. Menghindari udara dingin dan selalu mengusahakan agar pancaran sinar matahari dan udara segar dapat masuk secukupnya ke ruangan tempat tidur. Usahakan selalu menjemur kasur, bantal, dan tempat tidur terutama di pagi dan di tempat yang tepat.6. Tidak melakukan kebiasaan sharing penggunaan barang atau alat. Semua barang yang digunakan penderita TBC harus terpisah dan tidak boleh digunakan oleh orang lain bai itu teman bahkan anak, istri dan keluarga. Perlu dingat dan diperhatikan bahwa meraka yang sudah mengalami terkena penyakit infeksi TBC dan menjadi penderita kemudian diobati dan sembuh kemungkinan bisa terserang infeksi kembali jika tidak melalukan pencegahan TBC dan menjaga kesehatan tubuh.7. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kadar karbohidrat dan protein tinggi.

Sumber:Rumah Sakit Panti Rapih, 2014. Penyakit TBC. Online. http://www.pantirapih.or.id/index.php/artikel/umum/169-penyakit-tbc. Diakses 3 September 2014.Anonim, 2014. Penyebab dan Gejala Penyakit TBC. Online. http:// artikeltentangkesehatan.com/penyebab-dan-gejala-penyakit-tbc.html. Diakses 3 September 2014.Rizka. 2014. Artikel TBC. Online http://rizkakrisna.wordpress.com/download /materi/artikel-tbc/. Diakses 3 September 2014.Anonim. 2014. Penyebab Penyakit TBC. Online. http://artikeltentangkesehatan.com/penyebab-penyakit-tbc.html, Diakses 3 September 2014.Anonim. 2014. Bagaimana Anda Bisa Tertular Virus TBC. Online. http://www.cara-menyembuhkan.com/bagaimana-anda-bisa-tertular-virus-tbc.htm. Diakses 3 September 2014.Anonim. 2014. Jenis-Jenis Lain Tuberkulosis. Online, http://www.cara-menyembuhkan.com/jenis-jenis-lain-tuberculosis.html. Diakses 3 September 2014.