Epidemiologi Penyakit Tumbuhan

5
Universitas Gadjah Mada BAB III. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang penyebaran penyakit tumbuhan, serta tipe siklus (daur) hidup patogen. Selanjutnya juga akan disampaikan mengenai beberapa teknik peramalan epidemi penyakit tumbuhan sehingga terjadinya epidemi dapat diantisipasi agar kerugian yang ditimbulkan dapat diperkecil. Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa akan dapat memahami tentang cara-cara penyebaran patogen. Materi ini akan disampaikan dalam satu kali pertemuan (2 jam tatap muka). PENYAJIAN Epidemi (epidemic) merupakan suatu kejadian meningkatnya penyakit dengan hebat pada waktu dan wilayah tertentu dalam suatu populasi tumbuhan. Epidemi terjadi dalam jangka waktu dan ruang tertentu, sehingga tidak terjadi setiap saat dan tidak merata. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit dalam tingkat populasi, karena wabah penyakit akan terjadi apabila ada interaksi antara populasi patogen dalam populasi tanaman inang, dalam kurun waktu dan ruang tertentu. Penyebaran patogen Perkembangan patogen ditentukan oleh jumlah inokulum yang dibentuk, pembebasan inokulum dari substratnya, ketahanan inokulum terhadap faktor yang tidak baik, luas dan lamanya penyebaran, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan inokulum dan infeksi. Inokulum patogen mempunyai ketahanan yang berbeda-beda. Bakteri patogen tumbuhan tidak membentuk spora, namun beberapa di antaranya dapat bertahan cukup lama di dalam bagian tumbuhan, sisa-sisa tumbuhandan dalam tanah. Miselium jamur dapat bertahan pada bahan perbanyakan seperti biji, umbi maupun alat pembiak lainnya, kompos, sisa tanaman, dan pada umumnya tidak mampu bertahan dalam waktu yang relatif lama di dalam tanah bila kelembapan terlalu tinggi.

description

huhuguiggig

Transcript of Epidemiologi Penyakit Tumbuhan

  • Universitas Gadjah Mada

    BAB III. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN

    PENDAHULUAN

    Dalam bab ini akan diuraikan tentang penyebaran penyakit tumbuhan, serta

    tipe siklus (daur) hidup patogen. Selanjutnya juga akan disampaikan mengenai

    beberapa teknik peramalan epidemi penyakit tumbuhan sehingga terjadinya epidemi

    dapat diantisipasi agar kerugian yang ditimbulkan dapat diperkecil. Setelah mengikuti

    kuliah ini diharapkan mahasiswa akan dapat memahami tentang cara-cara

    penyebaran patogen. Materi ini akan disampaikan dalam satu kali pertemuan (2 jam

    tatap muka).

    PENYAJIAN

    Epidemi (epidemic) merupakan suatu kejadian meningkatnya penyakit dengan

    hebat pada waktu dan wilayah tertentu dalam suatu populasi tumbuhan. Epidemi

    terjadi dalam jangka waktu dan ruang tertentu, sehingga tidak terjadi setiap saat dan

    tidak merata. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit dalam

    tingkat populasi, karena wabah penyakit akan terjadi apabila ada interaksi antara

    populasi patogen dalam populasi tanaman inang, dalam kurun waktu dan ruang

    tertentu.

    Penyebaran patogen

    Perkembangan patogen ditentukan oleh jumlah inokulum yang dibentuk,

    pembebasan inokulum dari substratnya, ketahanan inokulum terhadap faktor yang

    tidak baik, luas dan lamanya penyebaran, serta faktor-faktor yang berpengaruh

    terhadap perkecambahan inokulum dan infeksi.

    Inokulum patogen mempunyai ketahanan yang berbeda-beda. Bakteri patogen

    tumbuhan tidak membentuk spora, namun beberapa di antaranya dapat bertahan

    cukup lama di dalam bagian tumbuhan, sisa-sisa tumbuhandan dalam tanah. Miselium

    jamur dapat bertahan pada bahan perbanyakan seperti biji, umbi maupun alat pembiak

    lainnya, kompos, sisa tanaman, dan pada umumnya tidak mampu bertahan dalam

    waktu yang relatif lama di dalam tanah bila kelembapan terlalu tinggi.

  • Universitas Gadjah Mada

    Pada umumnya penyebaran patogen terjadis secara pasif, meskipun beberapa

    bakteri, zoospora, nematoda mampu bergerak secara aktif, namun patogen tersebut

    hanya dapat bergerak dalam jarak yang sangat pendek. Penyebaran patogen dapat

    terjadi dengan perantaraan angin, air, serangga, hewan lain, dan manusia. Angin

    merupakan salah satu agensia penyebaran patogen yang paling efektif. Angin dapat

    membawa spora jamur, bakteri mapun partikel virus, baik berupa propagul patogen itu

    sendiri maupun terangkut bersama dengan jaringan tanamannya. Angin merupakan

    agensia penyebar yang efektif dalam jarak pendek, namun tidak efektif untuk

    penyebaran jarak jauh, karena pada umumnya spora jamur akan mati karena

    kekeringan dan sinar matahari pada waktu menempuh perjalanan yang jauh tersebut.

    Selain itu adanya barier alam yang berupa gunung dan laut, akan menghambat

    penyebaran jarak jauh dari patogen, karena apabila isokulum jatuh pada tempat yang

    tidak sesuai maka penyakit tidak akan terjadi.

    Penyebaran patogen dengan bantuan air hanya bersifat lokal. Percikan air

    hujan maupun air irigasi yang dilakukan dengan cara penyiraman dapat memercikkan

    spora jamur maupun bakteri. Aliran air irigasi maupun air hujan dapat mengangkut

    spora jamur maupun bakteri, miselium jamur, nematoda, menuju ke areal-areal yang

    lebih rendah letaknya.

    Serangga selain berperan sebagai agensia penyebar juga mampu berperan

    sebagai agensia pembiak karena beberapa patogen mampu membiak dan bertahan di

    dalam tubuh serangga. Serangga yang pergerakannya lambat merupakan agen

    penular yang efektif namun bukan penyebar yang efektif. Penyebaran yang efektif

    hanya dapat dilakukan oleh serangga yang bersayap sehingga dapat terbang atau

    tertiup angin. Jadi dalam hal ini serangga dapat berperan sebagai penyebar, penular,

    pembiak dan tempat bertahan patogen.

    Penyebaran oleh manusia merupakan penyebaran yang paling efektif. Manusia

    dapat menyebarkan patogen dalam jarak yang cukup jauh dan dalam jangka waktu

    yang relatif singkat, apalagi seiring dengan kemajuan sistem transportasi pada saat ini

    yang memungkinkan manusia untuk pergi dalam jarak yang jauh dalam waktu yang

    relatif singkat, serta kemungkinan untuk dapat menjangkau daerah-daerah yang

    terpencil. Manusia dapat menyebarkan patogen bersama dengan bahan tanaman,

    tanah, bahan organik, kompos, atau produk pertanian yang dibawanya, bahkan spora

    jamur atau bakteri dapat menempel pada baju atau badan manusia dan akan terbawa

    mengikuti ke mana perginya.

  • Universitas Gadjah Mada

    Tipe penyebaran penyakit

    Penyakit dapat menular dan meluas dari satu daerah ke daerah yang lain,

    namun kecepatan meluasnya penyakit-penyakit tersebut tidak sama, ada yang lambat

    dan ada yang cepat. Dalam epidemiologi penyakit relatif cepat berkembang

    digolongkan dalam penyakit bunga majemuk (polisiklik) sedangkan penyakit relatif

    lambat perkembangannya digolongkan dalam penyakit bunga tunggal (monosiklik).

    Penyakit bunga majemuk memiliki ciri sebagai berikut : (a) inokulum

    berkembang dengan cepat; (b) perkembangannya bersifat logaritmik (eksponensial);

    (c) bagian tanaman atau tanaman yang mula-mula terinfeksi maupun yang baru saja

    terinfeksi akan menjadi sumber infeksi bagi tanaman di sekitarnya; (d) laju infeksinya

    mula-mula kecil, namun akan meningkat dengan cepat. Pada umumnya penyakit yang

    termasuk dalam golongan ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh patogen yang

    penyebarannya dengan perantaraan angin.

    Penyakit bunga tunggal mempunyai ciri sebagai berikut: (a) jumlah inokulum

    relatif tidak bertambah; (b) perkembangan penyakitnya bersifat lamban; (c) tanaman

    yang menjadi sumber infeksi bagi tanaman berikutnya hanya tanaman yang barn saja

    terinfeksi sedangkan tanaman yang telah terinfeksi sebelumnya tidak menjadi sumber

    infeksi; (d) laju infeksinya relaif rendah. Pada umumnya penyakit yang termasuk dalam

    golongan ini adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen terbawa tanah (soil borne

    pathogen).

    Peramalan epidemi penyakit

    Peramalan akan terjadinya epidemi penyakit tumbuhan sangat berguna untuk

    melakukan tindakan pencegahan, sehingga kerugian yang besar dapat dihindari.

    Untuk dapat dilakukan peramalan, faktor-faktor yang membantu perkembangan

    penyakit perlu diketahui. Gabungan dari faktor patogen, tumbuhan inang, lingkungan,

    dan waktu merupakan kombinasi yang sangat menentukan terjadinya epidemi.

    Agar dapat dilakukan peramalan terhadap akan terjadinya epidemi, diperlukan

    beberapa persyaratan, antara lain :

    a. Tumbuhan inang tersebut merupakan tanaman yang penting, atau yang

    mempunyai nilai ekonomi tinggi

  • Universitas Gadjah Mada

    b. Penyakit dapat menimbulkan kerugian yang besar, tetapi hanya pada

    keadaan tertentu. Apabila pengendalian dilakukan secara terus menerus

    akan membuang biaya namun jika dilalaikan akan menimbulkan bahaya.

    c. Perlu terdapat cukup keterangan, baik basil pengamatan maupun

    penelitian, tentang pengaruh berbagai faktor lingkungan terhadap

    perkembangan penyakit.

    d. Para penanam/petani cukup siap dan mengerti.

    e. Untuk penyakit yang bersangkutan telah tersedia cara pengendalian yang

    tepat.

    f. Terdapat jarak (tenggang waktu) yang cukup panjang antara

    diumumkannya hasil peramalan dengan timbulnya epidemi penyakit.

    Peramalan penyakit tumbuhan yang telah disusun antara lain adalah untuk

    penyakit cacar teh yang telah dilakukan oleh Huysmans dengan berdasarkan pada

    kelembapan udara di slang hari, namun karena kesulitan pengukuran kelembapan

    udara pada perkebunan yang topografinya tidak rata, maka Homburg, van der Knapp

    dan de Weille menyusun cara peramalan dengan berdasarkan pada lamanya

    penyinaran matahari, sedangkan Wolthuis menyusun cara peramalan berdasarkan

    pengamatan pada perkecambahan spora di lapangan.

    Peramalan epidemi penyakit hawar daun kentang dilakukan berdasarkan atas

    pengamatan cuaca dan intensitas penyakit di banyak petak pengamatan yang

    letaknya tersebar luas, dengan mengamati jumlah bercak aktif.

    Dengan diketahui akan adanya epidemi penyakit dengan sistem peramalan

    tersebut maka pekebun dapat segera melakukan tindakan pencegahan, sehingga

    kerugian yang akan ditimbulkan akibat adanya epidemi penyakit dapat diantisipasi.

    PENUTUP

    Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa akan dapat

    memahami tentang sistem penyebaran patogen yang efektif, dan bagaimana

    terjadinya epidemi penyakit tumbuhan.

  • Universitas Gadjah Mada

    REFERENSI

    Agrios, G.N. 1988. Plant Pathology. 3d Ed. Academic Press, New York. 803p.

    Nagarajan, N., 1983. Plant Diseases Epidemiology, Oxford & 1BH Publ, New Delhi,

    267p. Oka, 1.N.1993. Pengantar Epidemiologi Penyakit Tanaman. Gadjah Mada

    University Press. Yogyakarta, 92p.

    Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University

    Press. 754p.