Epidemiologi penyakit-menular

14
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR (PES) KELOMPOK 5 Astin O. Dida Febbyandiniati M. Wadoe Helda M. Tanodi

Transcript of Epidemiologi penyakit-menular

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

(PES)

KELOMPOK 5

Astin O. Dida

Febbyandiniati M. Wadoe

Helda M. Tanodi

PENGANTARPes/

Pasteurellosis atau Yersiniosis/

Plague

Pes pada manusia yang didapat secara

alamiah terjadi karena masuknya

manusia ke dalam siklus zoonotik

(sylvatic) selama atau setelah terjadi

penyebaran epizootik, atau masuknya

binatang pengerat sylvatic atau pinjal

yang terinfeksi ke dalam habitat

manusia dengan menulari tikus

domestik dan pinjalnya.

Siklus Penularan

Penyakit zoonosa terutama pada tikus atau rodent lain dan dapat ditularkan pada manusia serta merupakan penyakit bersifat akut yang disebabkan oleh kuman/ bakteri

SEJARAHPada Abad ke-14, pedagang dari kota-kota pelabuhan Laut Tengah dan Laut Hitam mengadakan perjalanan ke Cina dan kembali membawa sutera serta kulit binatang yang berharga. Ketika kembali pada tahun 1343, sekelompok pedagang dari Genoa menurut laporan lari ketakutan karena adanya pasukan orang Tartar, dan berlindung di balik tembok kota perdagangan Caffa di Semenanjung Krim. Orang Tartar segera mengepung kota tersebut. Selama tiga tahun tak ada pihak yang mendapatkan kemajuan, sampai pada suatu hari orang Tartar berhenti melemparkan batu ke dalam kota Caffa dan mulai melemparkan mayat-mayat tentara mereka sendiri yang meninggal karena pes.

KOMPONEN PENULARAN PES

¤ Penyebab pes (Agent): Bakteri Yersinia pestis (Pasteurella pestis)

¤ Vektor : pinjal (Xenopsylla cheopsis, Culex irritans, Neopsylla sondaica dan Stivalius cognatus)

¤ Reservoir: Rodensia (tikus rumah, tikus kebun dan tikus got), Anjing, Kucing (potensial)

CARA PENULARAN1. Penularan secara eksidental. Orang-orang (pekerja hutan, perekreasi, camping) yang digigit pinjal tikus hutan 2. Penularan pada orang yang berhubungan erat dengan tikus hutan (peneliti di hutan) terkena darah atau organ tikus terinfeksi (luka gigitan yang terinfeksi)3. Penularan dari gigitan pinjal terinfeksi karena mengigit tikus domestik/komersial yang mengandung kuman pes4. Penularan dari gigitan pinjal terinfeksi karena mengigit tikus hutan komersial yang mengandung kuman pes5. Penularan dari manusia ke manusia melalui pinjal manusia6. Penularan pes paru-paru manusia ke manusia melalui droplet

Ada tiga bentuk pes pada manusia, yakni :

Bubonik; Pes bubonik terjadi karena gigitan serangga yang mengandung basil pes. Bakteri ini masuk melalui sistem limfatik ke nodus limfatikus terdekat. Peradangan terjadi di nodus limfatikus, kemudian diikuti pembentukan bubo, yakni reaksi tubuh akibat masuknya basil pes Yersinia pestis melalui kulit ke dalam nodus limfatikus

Septikemik; Septikemik adalah bentuk pes yang terjadi ketika infeksi menyebar secara langsung melalui aliran darah. Bentuk ini biasanya mematikan jika tidak diberikan terapi antibiotik.

Pneumonik; Pes pneumonik adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh basil pes. Pes jenis ini rasio kematiannya juga sangat tinggi.

TRIAL EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini tidak spesifik menyerang golongan umur tertentu ataupun jenis kelamin tertentu tetapi penyakit ini dapat menyerang semua kalangan masyarakat yang tinggal di lingkungan yang kotor (tempat hidup tikus).

Bakteri Yersinia pestis (Pasteurella pestis), berbentuk batang, ukuran 1,5-2 x 0,5-0,7 mikron, bersifat bipolar, non motil/tidak bergerak, non sporing/tidak berspora dan bersifat anaerob fakultatif, gram negatif. dapat tumbuh pada kisaran suhu 25-37°C. Pada suhu 37°C merupakan suhu terbaik bagi pertumbuhan bakteri tersebut.

DISTRIBUSI•

Persebaran• penyakit

ini tidak dipengaruhi oleh waktu, namun dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang mendukung sebagai tempat hidup reservoir. Oleh karena itu penyakit ini dapat terjadi kapan saja

Tidak spesifik menyerang golongan umur ataupun jenis kelamin tertentu , tetapi dapat terinfeksi pd jenis pekerjaan & gaya hidup tertentu (berburu, memasang perangkap tikus & memelihara kucing)

Tidak terlalu spesifik untuk daerah tertentu karena dari kasus yang pernah ada, ditemukan pada daerah pedesaan dan juga perkotaan, tetapi reservoir ini biasanya hidup di lingkungan yg kotor

FREKUENSIPes merupakan penyakit endemik di banyak negara di Afrika, Amerika, dan Asia. Pada 1999, 14 negara melaporkan kepada WHO 2.603 kasus pes yang meliputi 212 kematian.

Gambaran ini sesuai dengan perkiraan tahunan sejak 10 tahun lalu (1988-1997), yakni sejumlah 2.547 kasus dengan 181 kematian. Lebih dari satu dekade, 76,2% kasus yang terjadi dan 81,8% kasus kematian yang dilaporkan berasal dari Afrika

PES DI INDONESIA Pes masuk pertama kali pada tahun 1910

melalui Tanjung Perak di Jawa Timur dan selanjutnya menyebar ke beberapa tempat lain di Indonesia.

Angka kematian korban yang diakibatkan karena penyakit pes dari tahun 1910 sampai dengan tahun 1960 tercatat 245.375 orang dengan angka kematian tertinggi yaitu 23.275 orang yang terjadi pada tahun 1934.

Tahun 1968: di Boyolali (Jawa Tengah) sebanyak 101 kasus dengan angka kematian sebanyak 42 orang & tahun 1970 terjadi 11 kasus (angka kematian 3 orang).

Sejak tahun 2007 di Indonesia tidak pernah ditemukan lagi kasus Pes pada manusia. Akan tetapi hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan masih

ditemukan serologis positif Pes pada hewan pengerat (tikus) beserta pinjalnya di daerah fokus.

DETERMINANFaktor budaya/ adat istiadatFaktor lingkunganTranmisiKebersihan hewan peliharaan

PENCEGAHAN Pengendalian pinjal: predator pinjal (semut, kumbang)

Penyuluhan tentang pentingnya kebersihan lingkungan

Sosialisasi perbaikan rumah agar tidak menjadi sarang tikus

Memperbaiki kondisi lingkungan agar tetap bersih & sehat

Bagi pecinta alam/ yg suka berburu untuk menggunakan peralatan seadanya agar terhindar dari gigitan tikus. Bagi petugas gudang/pelabuhan untuk menggunakan APD

Para petani diharapkan menggunakan insektisida untuk membasmi hama tikus

Membuka beberapa buah genting pada siang hari atau memasang genting kaca sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah sebanyak-banyaknya.

Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi di tempat yang tidak mungkin dicapai atau mengundang tikus.

Melaporkan kepada ptugas puskesmas bilamana menjumpai adanya tikus mati tanpa sebab yang jelas.

Tinggi tempat tidur lebih dari 20cm dari tanah.

SEKIAN &

TERIMA KASIHSumber :

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1142/486, yang diakses tanggal 16 Februari 2015.

http://dinkes.kulonprogokab.go.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=251, yang diakses tanggal 16 Februari 2015.

Manual pemberantasan penyakit menular, Edisi 17 Tahun 2000