Epi Lepsi
-
Upload
putri-hardyanti -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of Epi Lepsi
EPILEPSIPUTRI HARDYANTI1310211142
DIAGNOSA DAN PENATALAKSANAAN
DIAGNOSIS
1. Anamnesisa. Usia pada saat terjadinya bangkitan pertamab. Gejala sebelum, selama dan pasca bangkitanc. Frekuensi bangkitand. Faktor pencetuse. Riwayat pada saat dalam kandungan, kelahiran dan ferkembangan bayi/anakg. Riwayat terapi epilepsi sebelumnyah. Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga
2. Pemeriksaan fisik umum dan neurologikMelihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi, seperti trauma kepala, infeksi telinga atau sinus, gangguan kongenital. gangguan neurologik fokal atau difus, kecanduan alkohol atau obat terlarang dan kanker.
3. Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan indikasia. Pemeriksaan EEG,b. Pemeriksaan pencitraan otak,c. Magnetic Resonance Imaging.
a. Pemeriksaan Elektroensefalografi• Bila EEG pertama normal sedangkan persangkaan
epilepsi sangat tinggi, maka dapat dilakukan EEG ulangan dalam 24-48 jam setelah bangkitan atau dilakukan dengan persyaratan khusus, misalnya kurangi tidur, atau dengan menghentikan obat anti epilepsi (OAE).
• Indikasi pemeriksaan EEG:1. Membantu menegakkan diagnosis epilepsi2. Menentukan prognosis pada kasus tertentu3. Pertimbangan dalam penghentian OAE4. Membantu dalam menentukan letak fokus5. Bila ada perubahan bentuk bangkitan dari
bangkitan sebelumnya
b. Pemeriksaan pencitraan otak
dengan indikasi:• Semua kasus bangkitan pertama yang diduga ada
kelainan struktural• Adanya perubahan bentuk bangkitan• Terdapat defisit neurologik fokal• Epilepsi dengan bangkitan parsial• Bangkitan pertama di atas usia 25 tahun• Untuk persiapan tindakan pembedahan epilepsi
c. Magnetic Resonance Imaging• Merupakan prosedur pencitraan pilihan untuk
epilepsi dengan sensitivitas tinggi dan lebih spesifik dibanding dengan CT Scan
• Dapat mendeteksi sklerosis hipokampus, disgenesis kortikal, tumor dan hemangioma kavernosa
• Pemeriksaan MRI diindikasikan untuk epilepsi yang sangat mungkin memerlukan terapi pembedahan
Diagnosis Banding1. Sinkope2. Gangguan Jantung 3. Gangguan peredaran darah otak4. Hipoglikemia5. Histeria6. Sleep paralysis
Dampak Epilepsi
Kepribadian :
• Sedikit rasa humor,
• Mudah marah
• Datar
Fungsi Luhur :
• Gangguan Memori
• Anomia• De Javu• Jamaisvu• Parosmia
Perilaku :
• Hiperseksual
• Agresif• Defensif
Komplikasi Saat Serangan
Aspirasi atau muntah
Fraktur
Luka pada lidah, bibir atau pipi karena tergigit
Aritmia
Dehidrasi
Serangan jantung
Trauma kepala
PEDOMAN PENGOBATAN EPILEPSI1. Diagnosis 2. Jenis epilepsi3. Usia4. Keadaan sosial ekonomi5. Faktor kepatuhan
Prinsip pemberian terapi farmakologis pada epilepsi adalah sebagai berikut:Obat Anti Epilepsi (OAE) diberikan bila:1. Diagnosis epilepsi sudah dipastikan (confirmed)2. Terdapat minimal 2 bangkitan dalam satu tahun3. Setelah pasien dan/atau keluarga menerima penjelasan
tujuan pengobatan4. Pasien dan/atau keluarga telah diberitahu tentang
kemungkinan efek samping.
Terapi dimulai dengan monoterapi menggunakan OAE pilihan sesuai dengan jenis bangkitan dan jenis sindrom epilepsi.
Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan bertahan sampai dosis efektif tercapai atau timbul efek samping; kadar obat dalam plasma ditentukan bila bangkitan tidak terkontrol dengan dosis efektif.
Bila dengan penggunaan dosis maksimum OAE bangkitan tidak terkontrol, ditambahkan OAE kedua. Bila OAE kedua telah mencapai kadar terapi, maka OAE pertama diturunkan perlahan dosisnya.
Penambahan OAE ketiga baru dilakukan setelah terbukti bangkitan tidak dapat diatasi dengan penggunaan dosis maksimal kedua OAE pertama.
Golongan Obat Anti Epilepsi
1. Golongan Hidantoin: Fenitoin, Mefenotoin, Etotoin.
2. Golongan Barbiturat seperti Fenobarbital, Primidon.
3. Golongan Oksazolidindion: Trimetadion.4. Golongan Suksimid: Etosuksimid, Karbamazepin,
Ox Carbazepine5. Golongan Benzodiazepin: Diazepam,
Klonazepam, Nitrazepam, Levetiracetam6. Golongan Asam Valproat dan garamnya
(Divalproat Na)7. Golongan Phenyltriazine; Lamotrigine.8. Golongan Gabapentin dan turunannya
(Pregabalin).9. Lainnya: Fenasemid, Topiramate.
Pemilihan OAE pada Pasien Remaja dan dewasa Berdasarkan Bentuk Bangkitan
Tipe Bangkitan OAE Lini I OAE Lini II /
Tambahan
OAE Lini III /
Tambahan
Lena (Petit Mal) Valproat
Lamotrigin
Etosuksimid Levetiracetam
Zonisamid
Mioklonik Valproat Topiramat
Levetiracetam
Zonisamid
Lamotrigin
Clobazam
Clonazam
Fenobarbital
Tonik Klonik
(Grand Mal)
Valproat
Karbamazepin
Fenitoin
Fenobarbital
Lamotrigin
Okskarbazepin
Topiramat
Levetiracetam
Zonisamid
Pirimidon
Pemilihan OAE pada Pasien Remaja dan dewasa Berdasarkan Bentuk Bangkitan
Tipe Bangkitan OAE Lini I OAE Lini II /
Tambahan
OAE Lini III /
Tambahan
Atonik Valproat Lamotrigin
Topiramat
Felbamat
Parsial Carbamazepin
Fenitoin
Fenobarbital
Okskarbazepin
Lamotrigin
Topiramat
Gabapentin
Valproat
Levetiracetam
Zonisamid
Pregabalin
Tlagabine
Vigabatrin
Felbamat
Pirimidon
Tidak terklasifikasikan Valproat Lamotrigin Topiramat
Levetiracetam
Zonisamid
Monitoring Pengobatan Epilepsi• Pemeriksaan neurologik disertai EEG perlu
dilakukan secara berkala. • dilakukan berbagai pemeriksaan lain untuk
mendeteksi timbulnya efek samping sedini mungkin yang dapat merugikan (pemeriksaan darah, kimia darah, maupun kadar obat dalam darah).
• Setelah bangkitan terkontrol dalam jangka waktu tertentu (tiga hingga lima tahun tidak mendapat serangan dan EEG normal atau hanya menunjukkan sedikit kelainan non spesifik), OAE dapat dihentikan.
• Pada anak-anak, penghentian OAE secara bertahap dapat dipertimbangkan setelah 2 tahun bebas bangkitan,
• pada dewasa diperlukan waktu yang lebih lama (5 th).
Syarat umum untuk menghentikan pemberian OAE adalah:
• minimal 2 tahun bebas bangkitan• Gambaran EEG “normal”• Harus dilakukan secara bertahap, pada umumnya
25% dari dosis semula, setiap bulan dalam jangka waktu 3-6 bulan
• Bila digunakan lebih dari 1 OAE, maka penghentian dimulai dari 1 OAE yang bukan utama
Prognosis Epilepsi
• baik, 70 - 80% pasien yang mengalami epilepsi akan sembuh, dan kurang lebih separuh pasien akan bisa lepas obat.
• 20-30% mungkin akan berkembang menjadi epilepsi kronis dan pengobatan semakin sulit.
• Prognosis buruk pada pasien dengan lebih dari satu jenis epilepsi, mengalami retardasi mental, dan gangguan psikiatri dan neurologic.