EP 2

32
MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN LANJUTAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN HIDUP H O L E H ROBI EKA PUTRA 2005/67883 EKONOMI PEMBANGUNAN

description

ekonomi

Transcript of EP 2

KATA PENGANTAR

MAKALAH

EKONOMI PEMBANGUNAN LANJUTAN

PEMBANGUNAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN HIDUP

H

O

L

E

H

ROBI EKA PUTRA

2005/67883

EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2009BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Beberapa permasalahan dalam bidang lingkungan hidup menjadi dimensi tambahan yang semakin menonjol pada transformasi dan perubahan struktural. Dalam perkembangan dimasa depan, pembangunan negara-negaraberkembang akan semakin tergantung dari kemampuannya untuk memanfaatkan sumber daya alamnya dalam jangka pendek sekaligus untuk memeliharanya dan mengamankannya secara berkelanjutan dalam jangka panjang. Hal itu menyangkut upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang disertai oleh pembinaan dan penerapan tegnologi yang tepat guna. Sehubungan dengan pemeliharaan dan pengamana sumber daya alam dalam proses pembangunan yang berkelanjutan, kini muncul arti dan relevansi peranan tegnologi yang bersifat protektif.Peranan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan tegnologi serta sumber daya alam masing- masingnya adalah faktor dinamika yang mempengaruhi ekonomi masyarakat dalam perkembangan jangka panjang. Faktor-faktor tersebut adalah suatu dinamika yang saling berintekrasi satu terhadap lainnya.

Akhir-akhir ini sudah ada kesadaran yang meluas dikalangan masyarakat Negara-negara industri maupun Negara-negara berkembang bahwa pembangunan ekonomi dan pengelolaan lingkungan hidup tidak boleh dianggap sebagai suatu dikotomi antara dua sisi kegiatan yang seolah-olah saling bertentangan; melainkan sebaliknya, pembangunan ekonomi dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan dua segi yang harus saling melengkapi dalam pola kebijaksanaan yang menyangkut kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Tanpa adanya pembangunan ekonomi, mustahil dipelihara dan diamankan sumber daya alam dalam perkembangan masa depan sehingga akan terjadi kemerosotan pada kualitas lingkungan hidup. Sebaliknya pembangunan yang tidak memperhatikan pengamanan lingkungan hidup membawa akibat bahwa pembangunan itu sendiri cepat atau lambat akan mengalami stagnasi, bahkan kemunduran.

Seiring dengan berkembangnya waktu dan semakin meningkatnya pembangunan demi meningkatkan kesejahteraan manusia, ternyata fungsi/peranan lingkungan telah menurun dari waktu ke waktu; artinya jumlah bahan mentah yang dapat disediakan lingkungan alami telah semakin berkurang dan menjadi langka, kemampuan alam untuk mengolah limbah juga semakin berkurang karena terlalu banyaknya limbah yang harus ditampung melebihi daya tampung lingkungan, dan kemampuan alam menyediakan kebutuhan hidup manusia menjadi semakin berkurang karena banyaknya sumber daya alam dan lingkungan yang telah diubah fungsinya atau karena meningkatnya pencemaran oleh industri industri besar di Indonesia seiring dengan kemajuan ilmu dan tegnologu.Tertarik dengan permasalahan diatas, maka penulis mencoba mengkaji permasalahan tersebut yang dituangkan dalam bentuk makalah yang berjudul Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :1. Fungsi dan peranan lingkungan hidup terhadap masyarakat2. Dampak Pembangunan, Industri terhadap lingkungan hidup

3. Beberapa masalah pokok di bidang lingkungan hidup dan pembangunan dan kebijaksanaannya.4. Kebijakan Pemerintah dalam mengatasi pembangunan dan lingkungan hidup.1.3. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah agar masyarakat, perusahaan-perusahaan swasta dan pemerintah lebih memperhatikan aspek Lingkungan Hidup dalam melaksanakan berbagai kegiatan dalam proses pembangunan ekonomi.BAB IIKAJIAN TEORI

Adapun yang dimaksud dengan lingkungan hidup seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23/1997 adalah :

Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Paham dan istilah lingkungan hidup sesungguhnya tidak terlepas dari pengertian tentang ekologi. Ekologi dalam arti biologi lingkungan (environmental biologi) menyangkut hubungan yang kaiy mengait organisme atau sekelompok organisme dengan lingkungan hidup di sekitarnya. Dalam hubungan ini ilmu ekologi merupakan pelajaran tentang struktur dan proses kelangsungan dunia alam dimana makhluk manusia juga dianggap sebagai bagian dari alam itu sendiri. Di pihak lain, lingkungan mencakup sejumlah kondisi eksternal di sekitar organisme itu. Kondisi eksternal mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme yang bersangkutan. Segala segi lingkungan beserta pengaruhnya terhadap organisme hidup haruslah dipandang sebagai suatu kesatuan. Sebaliknya tidak ada organisme yang dapat melangsungkan kehidupannya atas kekuatan sendiri tanpa mempunyai hubungan yang berkaitan dengan lingkungan disekitarnya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita lazim dapat melihat masyarakat organisme beserta lingkungannya sebagai kompleks kesatuan yang disebut ekosistem. Paham ekosistem pada hakikatnya dapat digunakan berkenaan dengan tiap jenjang atau luas lingkungan yang sedang dijadikan mata pembahasan. Ekosistem memiliki beberapa fungsi penting yaitu :

Keterkaitan, mengaitkan komponen ekosistem satu dengan lainnya Keanekaragaman, semakin beraneka ragam komponen ekosistem, semakin padat jaringannya, semakin stabil ekosistem tersebut. Keserasian antar komponen satu dengan lainnya, saling mengisi dan menghubungi antara komponen ekosistem dalam kesatuan harmonis. Efisien, tidak ada yang tidak berguna, setiap komponen ekosistem punya peranan dan makna dalam keseluruhan sistem ini Berkelanjutan, fungsi ekosistem berjalan tanpa henti dan hidup secara berlanjut terus menerus sepanjang masa.Dalam proses pembangunan ekonomi yang berkelanjutan tentu saja akan menghadapi masalah yaitu jumlah penduduk yang bertambah dengan begitu pesat akan dihadapkan kepada keadaan dimana sumber daya alam (SDA) menjadi semakin langka (Robert Malthus dan David Ricardo). Anggapan tersebut didasarkan atas pangkal dalil bahwa kegiatan untuk memenuhi kebutuhan penduduk dunia dengan sendirinya akan mengurangi persediaan kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui lagi, yang kemudian juga mempengaruhi persediaan sumber daya alam yang bersifat lestari, terutama dari sudut mutunya.

Menurut Jhingan (1996) pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh beberapa factor, yang salah satu faktornya adalah sumber daya alam (SDA). Tersedianya sumber daya alam merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan ekonomi, karena Negara yang kekurangan sumber daya alam tidak akan dapat melakukan pembangunannya dengan cepat. Oleh karena itu pengelolaan lingkungan diperlukan dalam proses pembangunan yang berkelanjutan.Lingkungan dalam perspektif ekonomi adalah ilmu yang mempelajari kegiata manusia dalam memanfaatkan lingkungan sedemikian rupa sehingga fungsi/peranan lingkungan dapat dipertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan dalam penggunaannya untuk jangka panjang.

Todaro mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi itu ditunjukkan oleh beberapa nilai pokok yaitu : Berkembangnya kemampuan masyarakat dalam mengolah sumber daya alam (SDA) untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (basic beeds)

Meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai manusia

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom from servitude) yang merupakan bagian dari HAM

Pembangunan Ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang berkelanjutan dan terus menerus yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Paham tentang pembangunan (sustainable development) bersumber pada sebuah laporan yang berjudul Our Common Future, disusun di tahun 1987 oleh Komisi Dunia tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan (World Commission on Environment and Development). Komisi tersebut juga dikenal sebagai Brundtland Commission karena diketuai oleh Nyonya Bo Brundtland yang pada saat itu menjabat sebagai perdana menteri Norwegia.Menurut Komisi tersebut penafsiran tentang pembangunan yang berkelanjutan diartikan sebagai Daya dan upaya untuk memenuhi kebutuhan generasi kini tanpa mengorbankan kebutuhan-kebutuhan generasi mendatang. Dengan kata lain proses pembangunan harus bisa berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Hal itu didasarkan atas usaha meningkatkan kemampuan generasi sekarang untuk memenuhi kebutuhannya (terutama kebutuhan dasar bagi golongan miskin dalam masyarakat), tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhannya pada waktu tahap yang bersangkutan. Dalam haluan pandangan komisi Brundtland menegaskan bahwa seharusnya tidak ada pertentangan antara tujuan dan sasaran dalam kebijaksanaan pembangunan ekonomi dan kebijaksanaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kedua sisi kebijaksanaan tersebut harus direncanakan dan dibina sedemikian rupa sehingga kedua-duanya dapat meningkatkan kesejahteraan manusia dalam lingkungan hidup dengan memadai secara wajar.BAB IIIPEMBAHASAN

Dalam perkembangan di masa depan, pembangunan Negara-negara berkembang akan semakin tergantung dari kemampuannya untuk memenfaatkan sumber daya alamnya dalam jangka pendek dan sekaligus untuk memeliharanya dan mengamankannya dalam jangka panjang.

Dengan berkembangnya waktu dan semakin meningkatnya pembangunan demi meningkatkan kesejahteraan manusia peranan lingkunganpun semakin menurun dari waktu ke waktu ; artinya jumlah bahan mentah yang dapat disediakan lingkungan menjadi semakin berkurang dan menjadi langka. Apalagi dibarengi dengan banyaknya industri-industri yang berdiri tentu saja akan membuat kemampuan alam untu mengolah limbah juga semakin berkurang karena terlalu banyaknya limbah yang harus ditampung melebihi daya tampung lingkungan, dan tentu saja lama kelamaan akan mengurangi tingkat kesejahteraan manusia sebagai akibat dari pencemaran tersebut.3.1 FUNGSI DAN PERANAN LINGKUNGAN

Beberapa fungsi dan peranan lingkungan yang utama yaitu :3.1.1 Lingkungan Sebagai Sumber Daya Alam dan Bahan Mentah

Sumber daya alam dan bahan mentah disini ada yang dimanfaatkan untuk Industri sebagai penghasil modal,maupun bahan mentah/sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.Di Negara Indonesia, sumber daya alam yang sangat besar penurunan jumlah persediaannya pada tahun 1997 adalah sumber daya hutan, yang terbukti sejak tahun 1992 selalu terbakar dalam junlah yang sangat luas. Demikian pula secara terus menerus setiap tahun sumber daya minyak bumi dan gas alam serta batubara selalu diambil dari dalam bumi, sehingga dapat dikatakan persediaannya merosot pula, kecuali bila diperoleh sumur-sumur minyak baru, sumber gas alam baru maupun cadangan tambang batubara baru sebagai hasil dari usaha-usaha eksplorasi.

Sumber daya air minum, khususnya untuk kota-kotabesar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Ujungpandang dan Banjarmasin,volumenya semakin menurun bahkan terjadi instrusiair laut dengan jarak semakin jauh kedalam daratan. Untuk kota Jakarta misalnya dimana kebutuhan air miniu dipasok oleh PDAM yang mengolah air kali Ciliwung menjadi air minum tampak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan oleh volume dan debit air kali Ciliwung telah banyak menurun. Disamping itu telah terjadi pendangkalan didasar sungai serta peningkatan volume limbah industiri baik limbah rumah tangga yang terbuang di sungai atau kali tersebut.

Selanjutnya sumberdaya tanah perlu diperhatikan juga; tidak hanya sebagai sumber daya vitaluntuk sector pertanian, tetapi juga sangat vital untuk sector sektor lain seperti perkotaan,industir,perdagangan dan lain sebagainya. Untuk sektor pertanian tidak hanya luas areal pertanian yang dirasakan menurun sebagai akibat dari perkembangan sector industri, perumahan, jalan dan pariwisata tetapi juga mengenai kualitasnya karena penggunaannya sudah begitu lama tetapi tidak diiringi pemeliharaan kesuburan yang baik. Tidak kalah penting lagi adalah sumberdaya ikan dan kelautan. Walaupun tampak produksi ikan dalam statistic perikanan laut meningkat dari tahun ke tahun, tetapi usaha penangkapannya telah menjadi semakin sulit. Para pelaut menempuh jarak yang semakin jauh dari pantai. Salah satu alasannya adalah karena rusaknya terumbu karang sebagai akibat dari cara penangkapan ikan yang keliru. Sampai dengan tahun 1999 masih banyak penangkapan ikan karang dengan menggunakan bahan peledak (bom), racun (sianida), maupun jaring dan pancing. Dua cara pertama itulah yang telah merusak banyak terumbu karang di Indonesia. Cara mengukur kelangkaan sumberdaya alam sebagai hasil dari fungsi lingkungan bila tidak dapat dilaksanakan secara fisik, dapat pula dengan cara melihat apakah biaya produksinya meningkat dan semakin mahal. Bila ya, dapat diartikan bahwa sumber daya alam itu semakin langka adanya. Namun sebaliknya bila ternyata biaya pengambilannya menjadi semakin murah, maka dapat diartikan bahwa sumberdaya alam itu semakin berlimpah adanya.

3.1.2 Lingkungan Sebagai Asimilator

Lingkungan sebagai Asimilator maksudnya adalah lingkungan mampu mengolah limbah secara alami, sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Adapun yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ketitik tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Kemudian yang dimaksud dengan limbah adalah segala macam sisa dari adanya suatu kegiatan yang tidak dimanfaatkan lagi baik untuk kegiatan produksi lebih lanjut, untuk konsumsi maupun untuk distribusi, dan sisa tersebut kemudian dibuang ke badan air, udara ataupun tanah.

Pada saat kegiatan manusia masih terbatas baik karena jumlah penduduk yang masih relative kecil ataupun karena teknologi yang belum begitu berkembang, kegiatan eksploitasi atau pengambilan barang sumberdaya alam belum begitu banyak dan limbah yang terbuang ke dalam alam (lingkungan) juga masih terbatas, maka lingkungan masih dapat menampung dan mengasimilasi limbah itu sehingga tidak atau belum terjadi pencemaran. Dengan kata lain daya tamppung lingkungan masih memadai.

Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk dan peningkatan jumlah dan macam kebutuhan manusia serta meningkatnya teknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut, maka volume limbah yang terbuang ke dalam lingkungan meningkat terus menerus. Dilain pihak kemampuan lingkungan untuk mengasimilasi limbah terbatas dan tidak pernah meningkat, maka mau tidak mau sampai suatu batas tertentu pasti kemampuan atau daya tampung lingkungan akan terlampaui, maka akan terjadilah pencemaran.

3.1.3 Lingkungan Sebagai Sumber Hiburan Atau Kesenangan

Tidak perlu diragukan lagi bahwa lingkungan alami merupakan sumber kehidupan dan sumber kesenangandan hiburan yang paling utama. Setiap makhluk hidup yang bangun pagi menikmati kesegaran dari udara yang bersih, dengan sinarmatahari yang cerah dan hangat. Tentunya mereka mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Indah itu. Banyak kesenangan yang dapat diperoleh dari alam secara langsung dan ini sangat terasa bila dikaitkan dengan kegiatan rekreasi dan pariwisata dimana objek alam seperti lokasi pegunumgan yang indah dan sejuk, pantai yang indah dengan pasir dan lautnya yang bersih akan mendatangkan banyak kesenangan dan hiburan kepada orang yang dating dan memanfaatkannya.

Keindahan alam tersebut juga telah terpengaruh oleh adanya kegiatan manusia dan proses pembangunan yang semakin meningkat; sehingga kalau tidak hati-hati alam yang indah itu akan berubah bentuk dan bersama dengan itu fungsi lingkungan sebagai sumber kesenangan akan berkurang. Misalnya keindahan alam dalam bentuk tanah lembah yang subur yang semula digunakan sebagai tempat tinggal penduduk dengan kegiatan pertanian dan pemandangan pegunungan yang indah diubah menjadi waduk dengan digenangi air untuk keperluan pembangunan pertanian. Pantai alami yang indah yang semula didatangi oleh para pelancong, kemudian dikembangkan dan disitu didirikan bangunan hotel dan perumahan sehingga mengubah pemandangan alami menjadi pemandangan kota. Yang lebih parah lagi adalah bila kondisi lingkungan alami itu terkena pencemaran sehingga alam yang semula dapat mendatangkan kesenangan dan hiburan telah hilang fungsinya sama sekali karena tercemar dan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Misalnya saja sungai dan danau yang semula dapat diambil airnya sebagai air minum dan digunakan sebagai tempat rekreasi telah hilang fungsinya karena banyak sampah dan limbah industri yang dibuang kesitu. Pencemaran udara yang terjadi di banyak kota telah membuat cuaca tidak pernah tampak cerah karena terkontaminasi dengan emisi udara yang berlebihan, sehingga sinar matahari juga tidak pernah dengan leluasa sampai ke bumi.3.2 DAMPAK PEMBANGUNAN, INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP

Seiring dengan berkembangnya waktu dan semakin meningkatnya pembangunan demi meningkatkan kesejahteraan manusia, maka dengan sendirinya akan membuat funsi dan peranan lingkungan menurun dari waktu ke waktu; maksudnya jumlah bahan mentah yang dapat disediakan lingkungan alami telah semakin berkurang dan menjadi langka, disamping itupun kemampuan alam menyediakan kesenangan dan kegembiraan juga semakin berkurang karena banyaknya sumber daya alam dan lingkungan yang telah diubah fungsinya baik itu terkena pencemaran maupun akibat dari proses pembangunan.

Masalah yang utama adalah menyangkut peranan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui lagi. Jumlah penduduk yang bertambah dengan begitu pesat akan dihadapkan kepada keadaan dimana sumber daya alam menjadi semakin langka.Dilihat dari pembangunan industri yang mana setiap proses produksii menghasilkan keluaran (output) positif, tetapi juga keluaran (output) negative. Keluaran positif berupa barang dan jasa yang dijual karena punya muatan kegunaan (utility).. Karena itu keluaran positif memiliki nilai dan memperoleh harga di pasar.Sebaliknya keluaran negative berupa limbah gas, cairan, dan padat tidak punya kegunaan sehingga tidak bisa dijual karena tidak punya harga di pasar.

Karena limbah tidak mempunyai kegunaan, maka limbah dibuang ke lingkungan, dengan harapan lingkungan dapat mengolah limbah tersebut secara alami. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk maka beberapa industri tentulah meningkatkan produktivitasnya untuk mendapatkan keuntungan dan dalam rangka penyediaan barang terhadap masyarakat, tetapi di lain hal maka volume limbah yang terbuang ke dalam lingkungan pun terus meningkat, sedangkan kemampuan lingkungan untuk mengasimilasi limbah terbatas dan tidak pernah meningkat, maka mau tidak mau sampai suatu batas tertentu maka kemampuan lingkungan tersebut akan terlampaui maka akan terjadilah pencemaran terhadap lingkungan, khususnya lingkungan alam milik bersama, seperti udara, air (sungi, danau, laut), dan tanah milik umum.

Pencemaran lingkungan akan sangat terasa dampaknya pada ketidaknyamanan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Memburuknya kualitas air yitu bila air itu tercemar oleh zat-zat yang tidak cocok untuk peruntukannya tentu akan menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Misalnya sumberdaya tanah dan air dapat tercemar karena adanya limbah minyak atau oli bekas maupun merkuri yang terkandung dalam baterai bekas yang dibuang ke dalam tanah atau ditimbun. Hal ini akan mengurangi fungsi tanah sebagai sumberdaya utama di sector pertanian dan kesuburan tanah akan menurun. Demikian pula pestisida yang digunakan sebagai obat pemberantas hama akan terlarut bersama-sama dengan air permukaan dan pula meresap menjadi satu dengan air tanah yang akhirnya tidak menguntungkan bahkan berbahaya kesehatan manusia ataupun hewan yang mengkonsumsinya. Lebih jelas lagi bila limbah itu dibuang langsung ke badan air atau udara ambient yang sumberdaya air ataupun untuk bernafas dalam kasus sumber daya udara; hal ini akan sangat mengganggu kenyamanan hidup, mengurangi tingkat kesehatan, dan meningkatkan biaya pemeliharaan dan biaya kesehatan bagi manusia yang bersangkutan. Selain itu pencemaran tersebut akan berdampak terhadap menurunnya produktivitas dan etos kerja bagi manusia dalam nenjalankan pekerjaannya.

Berikut ini contoh dari berbagai komponen limbah industri yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia.

Macam, Pengaruh dan Sumber Zat-zat Kimia Berbahaya dari Limbah Air Buangan IndustriNo PencemarPengaruhSumber Pencemar

123

45

6

7

BOD5Zat-zat racun primerAsam dan Alkali

Desinfektan; C 12, formalin, phenol

Bentuk-bentuk ion; Fe, Ca, Mg, Mn, C1, SO4

Oksidator dan reduktor: NH3, NO2, NO3, S dan SO3

Organisme pathogen Bacillus anthracis, lep-tospira, cendawan bera-cun virus

-Dioksigenasi, keadaan an- aerobic mematikan ikan, bau busuk.-Mematikan ikan, mera- cuni ternak, mematikan plankton, terakumulasi dalam daging ikan dan kerang.-Mengganggu PH penya- ngga system perairan.-Mematikan mikroorga- nisme tertentu, mengu- bah rasa dan bau.-Mengubah kekhasan air, warna, kesadahan, salinitas.

-Mengubah keseimbangan

-Infeksi pada manusia, rein-feksi pada hewan, penyakit tanaman dari air irigasi yang terkontaminasi cendawan.-Karbohidrat terlarut dalam jumlah tinggi, penggilingan gula, ,pengalengan, ,penyulingan pabrik minuman, proses susu, pembuatan pulp dan kertas.

-Pencucian logam plating dan picling, penggilingan fosfat dan bauksit, pembuatan gas CO2, pembuatan baterai, penyamaan kulit.-Penyaringan pabrik batubara, sell picling, pabrik bahan kimia, pen- cucian wol, binatu kimia.

-Pengelantangan kertas, tekstil, resin sintetis, pembuatan peni- cillin, pembuatan gas, cokes, pabrik zat warna dan bahan kimia.

-Pembuatan barang-barang logam, pembuatan semen, keramik, pemompaan sumur bor.

-Pertumbuhan gas dan cokes, pabrik pupuk, bahan peledak, pem- buatan zat warna dan serat sintetis, pembuatan pulp dari kayu, pengelantangan.

-Sampah-sampah dai perusahaan pemotongan hewan, proses wol, pertumbuhan cendawan dalam bak penampungan limbah, limbah buangan peternakan.

Sumber: Sutamirja, RTM, Pertumbuhan Industri dan Masalah LingkunganModifikasi Tabel Input Output Indonesia Tahun 2004Dengan Memperhatikan Faktor Lingkungan(Unit Fisik)

PertanianPertam-banganManufakturLainnyaLingkunganPermintaan AkhirOutput Total

PertanianPertambangan

Manufaktur

Lainnya

Lingkungan

723.571.05

193.17

219.11

0.000.32160.05

38.95

187.39

0.002,803.601,584.98

1.022.39

814.31

0.00396.02207.00

1,276.16

2,106.16

0.00

0.000.00

634.09

0.00

0.003,419.752,520.47

3,387.50

9,374,01

2,000.0007,343.264,473.56

6,552.26

12,701.40

2,000.00

Polusi3,671.00224.00665.0013.000.004,563.00

Tenaga Kerja37,903.341,481.313,978.1423,318.58100.0026,781.19

Modal1,3692,645.875,460.936,803.88982.0517,262.54

Koefisien Input Output Dari Modifikasi Tabel Tahun 2004Dengan Memperhatikan Faktor LingkunganPertanianPertambanganManufakturLainnyaLingkungan

PertanianPertambangan

Manufaktur

Lainnya

Lingkungan0.098540.00014

0.02631

0.02984

0.000000.000070.03575

0.00871

0.04189

0.00000

0.427880.24190

0.15604

0.12428

0.000000.031180.01630

0.10047

0.16585

0.000000.000000.00000

0.31704

0.00000

0.00000

Polusi0.499910.050070.099970.001020.00000

Tabel di atas dapat digunakan untuk mengkaji keterkaitan masalah lingkungan (pencemaran) dengan kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Dari data diatas dapat kita lihat bahwa proses-proses Pertanian, Pertambangan, Manufaktur dan kegiatan lainnya memberi dampak terhadap lingkungan seiring dengan dampak yang mereka hasilkan dalam menghasilkan output, baik itu output positif maupun output negatif..3.3 MASALAH-MASALAH POKOK DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNANSumber Air dan Sanitasi

Penyediaan air bersih dan pemeliharaan sanitasi merupakan dua masalah yang sangat akut di Negara-negara sedang berkembang. Sekitar 1.000 juta jiwa penduduk Negara-negara berkembang tidak mendapat manfaat adanya air bersih. Bagi sejumlah 1.700 juta jiwa penduduk Negara-negara sedang berkembang tidak tersedia pelayanan sanitasi yang memadai. Dampaknya terhadap kesehatan sangat mengejutkan. Sebagai akibat tidak adanya air bersih dan sanitasi yang tidak terpelihara, maka sejumlah 100 juta jiwa penduduk dunia menderita penyakit diare. Hal ini menjadi penyebab kematian sejumlah 3 juta anak-anak tiap tahun. Padahal kematian dapat dihindarkan bagi 2 juta diantaranya, jika andaikata tersedia cukup air bersih dan sanitasi yang memadai.

Investasi dalam hal penyediaan air bersih dan sanitasi sebenarnya mengandung faedah yang amat berarti dari sudut ekonomi dan lingkungan maupun dari sudut kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Di Negara-negara berkembang diperkirakan bahwa pemasokan sumber air bersih harus ditingkatkan dengan 6 kali lipat dalam masa waktu empat dasawarsa mendatang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat itu. Namun pada kenyataannya Investasi di bidang sanitasi sampai sekarang ini masih sangat rendah; sama sekali tidak memadai kebutuhan masyarakat sehat. Kebanyakan investasi hanya ditujukan pada pengumpulan atau pembuangan sampah dan limbah, tanpa memperhatikan pengolahannya atau pembersihannya melalui proses daur ulang.Pencemaran Sumber Energi dan Pembangkitan Listrik, Industri dan Transportasi

Pencemaran yang disebabkan oleh pengembangan sumber energi, pembangkitan listrik, pengembangan industri dan transportasi dampak negatifnya sudah meluas dan sangat terasa. Kecendrungan itu akan bertambah secara eksponensial jika masalah pencemaran yang dimaksud tidak ditanggulangi secara serius. Penghematan energi tentu membantu sebagai langkah pertama. Namun, hal itu belum menyelesaikan masalahnya. Bertambahnya jumlah penduduk, perkembangan industri dengan meningkatnya pendapatan, semua itu juga akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya energi.

Pembangkitan tenaga listrik menggunakan 30% dari konsumsi dunia dengan bahan baker fosil, bahkan 50% dari konsumsi tentang batubara. Dalam kenyataan seperti itu, kini menjadi sangat penting untuk mengambil langkah-langkah dari awalnya yang dapat mengurangi emisi (keluaran) yang mengandung unsur-unsur beracun dari pembangkit listrik, perkembangan industri, dan transportasi. Hal itu memerlukan investasi berupa peralatan yang baru dengan penerapan teknologi yang dapat menanggulangi masalah pencemaran yang dimaksud. Sebenarnya dalam banyak hak dan di berbagai kegiatan, sudah tersedia teknologi (protektif) yang diperlukan itu, tinggal penerapannya secara konsisten.Masalah dan Tantangan di Masyarakat Pedesaan: Mutu Lahan, Sumber Air, Produktivitas Pertanian, Lelestarian Hutan

Di banyak Negara berkembang, kemerosotan mutu lahan menjadi salah satu penyebab bagi berkurangnya hasil produksi pertanian. Padahal sehubungan dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia kebutuhan akan bahan pangan semakin meningkat. Diperkirakan bahwa konsumsi dunia tentang pangan di tahun 2030 akan meningkat dengan 2 kali lipat.

Peningkatan produksi pangan tersebut dapat dicapai dengan intensifikasi, yaitu meningkatkan produksi per satuan tanah karena kemungkinan proses ekstensifikasi sudah semakin terbatas. Intensifikasi yang dimaksud berarti lebih banyak sarana produksi yang digunakan seperti insektisida dan pestisida, pupuk, dan tersedianya sumber air. Hal itu satu sama lain tentu membawa permasalahan dalam lingkungan hidup dan menambah resiko kemerosotan mutu lahan. Tidak jarang terjadi penggunaan pestisida dan insektisida berlebihan, juga pemborosan dalam pengelolaan sumber air. Dalam hal itu, golongan petani yang miskin semakin terdesak untuk mencari nafkahnya di tanah marginal (mutu lahannya amat rendah), sering di lereng bukit dan pegunungan. Erosi yang terjadi di permukaan merupakan gejala yang paling menonjol dalam hal kemerosotan mutu lahan. Dampak erosi juga sangat negative terhadap sarana dan prasarana seperti bendungan dan waduk maupun terhadap keadaan umum di daerah- daerah aliran sungai.Sehubungan dengan itu semua diperlukan kebijakan terpadu mengenai penggunaan pestisida, pemupukan, pengelolaan sumber air, rotasi tanaman, dan lain-lain yang berkaitan dengan pertanian pangan maupun tanaman perdagangan.

Kebijakan reboisasi juga mempunyai peranan yang strategis dan mencakup penghijauan tanaman dan pepohonan, pembinaan hutan tanaman untuk industri, dan pada umumnya pengawetan yang ketat terhadap perusakan hutan kayu komersial.

Kemudian masalah kerusakan hutan tropic telah menjadi masalah yang amat memprihatinkan oleh karena dampaknya meluas dan sangat negative terhadap seluruh ekosistem dan terhadap pembangunan secara berkelanjutan.

Berkurangnya kawasan hutan tropika juga sangat merugikan keanekaragaman hayati (biodiversity). Dalam dasawarsa 80-an deforestasi (kerusakan hutan) di daerah tropis secara menyeluruh berlangsung dengan 0,9% per tahun. Persentase tersebut lebih tinggi di Asia dan berkisar pada 1,2% rata-rata setahun.3.4 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI MASALAH PEM- BANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Kebijakan yang perlu diambil dan sudah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dalam kaitannya dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan agar fungsinya tetap lestari adalah :

a. Memperbaiki hak penguasaan atas sumberdaya alam dan lingkungan (property right) dari common property menjadi private property. Dengan adanya private property, barang public dapat diubah sifatnya menjadi barang privat, sehingga akan cenderung dipelihara dengan lebih baik.

b. Memperbaiki manajemen sumberdaya alam dan lingkungan. Sehingga biaya eksternal dapat diinternalkan dengan cara menerapkan command and control system; dan atau dengan economic incentive system termasuk polluter pays principle. Untuk itu perlu disiapkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (rpl) untuk setiap proyek atau kegiatan.c. Menggunakan tekanan social untuk mengurangi pencemaran seperti dengan system ecolabelling. Dalam hal ini pemerintah menggunakan kekuatan para konsumen untuk menekan produsen agar mau berproduksi dan bersahabat dengan lingkungan sejak dari awal pengambilan masukan (input) untuk produksi sampai dengan konsumsi akhir (from gravel to grave).

d. Semua perusahaan atau industri dihimbau untuk melaksanakan audit lingkungan. Audit lingkungan ini dilaksanakan secara sukarela oleh pemrakarsa kegiatan dan merupakan alat pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang sifatnya internal. Audit lingkungan ini mempunyai manfaat diantaranya : Untuk mengidentifikasi resiko lingkungan

Sebagai dasar bagi pelaksanaan pengelolaan lingkungan atau penyempurnaan rencana yang ada

Meningkatkan kepedulian pimpinan lembaga atau kegiatan tentang pelaksanaan kegiatan terhadap kebijakan dan tanggung jawab lingkungan.e. Memberikan insentif untuk pengelolaan lingkungan yang baik melalui system penghargaan atau perlombaan seperti Program Kalpataru, Adipura dan sebagainya.

Berkenaan dengan pengelolaan sumberdaya air pemerintah telah menggalakkan Prokasih (program kali bersih) yang pada mula-mula dilaksanakan di 8 propinsi pada tahun 1989/90 yaitu : DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatra Utara, Sumatra Selatan dan Kaltim. Pada tahun kedua jumlah propinsi meningkat m,enjadi 11 propinsi yaitu DI Aceh, Riau dan Kalbar. Kemudian pada tahun 1994/95 jumlah propinsi yang terlibat prokasih menjadi 13 propinsi dengan tambahan propinsi DI Yogyakarta dan Kalsel. Prokasih merupakan program pengelolaan lingkungan yang bertujuan meningkatkan kuialitas air sungai sesuai dengan baku mutu peruntukannya dan menurunkan beban pencemaran dari industri dan sumber pencemaran lainnya.

Selanjutnya dalam perkembangan industri dan perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya terhadap lingkungan pemerintah telah memberikan peringkat-peringkat yaitu:

a. Peringkat hitam, diberikan kepada perusahaan yang tidak melakukan sama sekali upaya pengendalian dampak lingkungan, sehingga menimbulkan dampak negatif pada masyarakat sekitarnya.

b. Peringkat merah diberikan kepada perusahaan yang telah melakukan upaya pengendalian dampak lingkungan, namun belum dapat mencapai mutu yang ditentukan dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 1991.

c. Peringkat biru, diberikan kepada perusahaan yang telah melakukan upaya pengendalian dampak lingkungan dan telah memenuhi persyaratan minimum baku mutu yang ditentukan dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 1991.d. Peringkat hijau diberikan kepada perusahaan yang telah memenuhi mutu baku limbah dan telah melakukan upaya lain dalam pengelolaan lingkungan, seperti pengelolaan limbah Lumpur, pengelolaan unit-unit pengolah limbah pabrik yang bersangkutan dengan baik.

e. Peringkat emas diberikan kepada perusahaan yang telah memenuhi semua kriteri dari peringkat hijau, tetapi dengan kelebihan telah melakukan upaya serius terhadap pengendalian pencemaran udara, mendaur ulang limbah sehingga mengarah pada zero discharge serta menerapkan cleaner production dalam kegiatan usahanya.

Berkaitan dengan industri dan perusahaan-perusahaan dalam melakukan produksinya pemerintah telah melakukan pungutan pajak pencemaran. Dalam system insentif dengan mekanisme pasar seperti pengenaan pungutan atau pajak lingkungan akan mendorong para pencemar lingkungan untuk memilih cara bagaimana mencapai baku mutu lingkungan yang ditentukan. Pencemar yang harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk menanggulangi pencemaran akan lebih senang membayar pungutan atau pajak lingkungan; dan pencemar yang dapat mengeluarkan biaya rendah dalam menanggulangi lingkungan akan lebih senang memasang alat pengolah limbah daripada harus membayar pungutan atau pajak lingkungan. Bagi pengusaha tersebut memasang alat pengolah limbah lebih menarik dari pada harus membayar pungutan atau pajak lingkungan, sehingga system pungutan akan cenderung dapat mengurangi pencemaran.BAB IVPENUTUP4.1 Kesimpulan

Dari penulisan mini paper yang berjudul Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup ini penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu :

Fungsi dan peranan lingkungan yang utama adalah : sebagai sumber bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi atau untuk langsung dikonsumsi, sebagai assimilator yaitu sebagai pengolah limbah secara alami, dan sebagai sumber kesenangan.

Proses pembangunan dapat menyebabkan peranan dan fungsi lingkungan menurun dari waktu ke waktu; artinya jumlah bahan mentah yang dapat disediakan lingkungan alami telah semakin berkurang dan menjadi langka, dan kemampuan lingkungan dalam mengolah limbah serta sebagai sumber kesenangan pun berkurang. Proses pembangunan memiliki masalah utama yaitu berkaitan dengan pengolahan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui lagi, seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya akan kebutuhan terhadap sumberdaya tersebut.

Dalam industri dan perusahaan yang menjadi masalah utama yaitu mengenai masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah-limbah pabrik.

4.2 Saran Sesuai dengan perkembangan dimasa depan, khususnya kita sebagai masyarakat Indonesia harus dapat memanfaatkan sumberdaya alamnya secara efisien dalam jangka pendek dan sekaligus untuk memeliharanya dan mengamankannya secara berkelanjutan dalam jangka panjang. Industri-industri serta perusahaan-perusahan dalam melaksanakan aktivitas produksi hendaknya lebih memperhatikan lingkungannya.

Pemerintah hendaknya lebih berperan aktif lagi dalam mengatasi masalah lingkungan hidup, dan hendaknya dalam menjalankan dan melaksanakan kebijakannya dilakukan secara konsisten dan sungguh-sungguh dan menindak tegas perusahaan-perusahaan yang tidak memperhatikan aspek lingkungan dalam menjalankan aktivitasnya.

Menurut saya beberapa kebijakan mengenai sumberdaya alam yang memperhatikan aspek lingkungan dapat juga dilakukan dengan cara : Meningkatkan efisiensi pada penggunaan sarana produksi yang dapat mengurangi sumberdaya alam yang langka, mendorong dan memberi insentif terhadap penerapan tegnologi yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,melakukan investasi dalam hal pemeliharaan dan pengamanan sumberdaya alam secara berkelanjutan.DAFTAR PUSTAKADjojohadikusumo, Sumitro; Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan; LP3es, Jakarta; 1994Suparmoko, M; Ekonomika Lingkungan; BPFE,Yogyakarta; 2000Anwar, Arsjad; Pemikiran, Pelaksanaan, dan Perintisan Pembangunan Ekonomi; PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta; 1992

Suparmoko,M; Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Suatu Pendekatan Teoritis); BPFE, Yogyakarta; 1997PAGE