Endoskopi

7
Endoskopi Endoskopi ialah suatu tindakan yang memungkinan dokter untuk melihat kedalam saluran atau bagian dalam tubuh, melakukan proses pemeriksaan terhadap struktur internal dengan menggunakan suatu alat yang fleksibel. Secara harfiah Endoscopi artinya adalah melihat kedalam, yang dalam hal ini berarti melihat kedalam tubuh manusia untuk suatu alasan medis. Endoscopi adalah suatu alat yang menggunakan sistem fiberoptik dengan sistem pencahayaan yang memungkinkan visualisasi kedalam bagian tubuh tertentu. Endoscopi modern dimulai dengan dikembangkannya Endoscop Fiberoptic dan pada perkembangan selanjutnya dengan munculnya Video Chip Endoscope. Prinsip dasar secara umum Endoscope Flexible ialah meliputi: a) Control Head b) Flexible Shaft yang dilengkapi denngan manoeverable tip. Head sendiri yang dihubungkan dengan sumber cahaya via umbilical cord dan melalui saluran yang lain akan mengalirkan udara / air, Suction dan sebagainya Saluran suction juga bisa dipakai untuk memasukkan alat diagnostic seperti forsep biopsy dan alat- alat perlengkapan terapeutic yang lain.

description

hcdzh,

Transcript of Endoskopi

Endoskopi

Endoskopi ialah suatu tindakan yang memungkinan dokter untuk melihat kedalam saluran atau bagian dalam tubuh, melakukan proses pemeriksaan terhadap struktur internal dengan menggunakan suatu alat yang fleksibel. Secara harfiah Endoscopi artinya adalah melihat kedalam, yang dalam hal ini berarti melihat kedalam tubuh manusia untuk suatu alasan medis. Endoscopi adalah suatu alat yang menggunakan sistem fiberoptik dengan sistem pencahayaan yang memungkinkan visualisasi kedalam bagian tubuh tertentu.

Endoscopi modern dimulai dengan dikembangkannya Endoscop Fiberoptic dan pada perkembangan selanjutnya dengan munculnya Video Chip Endoscope. Prinsip dasar secara umum Endoscope Flexible ialah meliputi:a) Control Headb) Flexible Shaft yang dilengkapi denngan manoeverable tip.

Head sendiri yang dihubungkan dengan sumber cahaya via umbilical cord dan melalui saluran yang lain akan mengalirkan udara / air, Suction dan sebagainya Saluran suction juga bisa dipakai untuk memasukkan alat diagnostic seperti forsep biopsy dan alat- alat perlengkapan terapeutic yang lain. Prinsip dasar dari Endoscop fibre-optic ialah merupakan kumpulan serat fibre-opticyang berdiameter 2-3 mm dan berisi sekitar 20.000 - 40.000 fibre-glass yanghalus dengan diameter 10 micro meter. Sinar yang berasal dari sumber cahaya ditransmisikan melalui refleksi internal secara sempurna sampai kebagian distal sampai ke obyek yang akan dilihat. Masing-masing fibre-optic masih diliputi lapisan glass dengan optical density yang lebih rendah sehingga dapat menghindari kerusakan akibat sinar yang melewati bagian dalam fibre tapi lapisan ini tidak menghantarkan sinar disamping itu masih ada ruang antar fibre yang memberikan bayangan gelap yang menyerupai jala kecil-kecil yang biasa muncul pada gambar. Hal ini agak berbeda dengan bayangan dari lensa yang rigid. Suatu keuntungan fibreoptic ini adalah sangat fleksible walaupun alat dalam keadaan membelok maksimal tanpa mengurangi kualitas gambar. Pada instrumen modern lensa bagian distal yang terfokus pada obyek betul-betul terfixasi. Kedalaman fokus obyek yang dapat diamati ialah 3mm sampai dengan 10-15cm. Bayangan gambar ini direkonstruksi pada ujung distal alat dan diteruskan kemata melalui suatu lensa yang dapat diatur menyesuaikan individu masing-masing.Sejarah Perkembangan Endoscopi.Sejarah perkembangan Endoscopi Gastrointestinal dibagi menjadi 2 bagianbesar yaitu:1. Sejarah perkembangan Endoscopi diluar negeri2. Sejarah perkembangan Endoscopi di IndonesiaSejarah Perkembangan Endoscopi di Luar NegeriBidang Endoscopi meliputi: Esofagoscopi, Gastroscopi, Duosenoscopi, Panendoscopi (Gastrointestinal Endoscopi), Rektosigmoidoscopi, Colonoscopi, Laparoscopi atau Peritoneoscopi dan Coledokoscopi.Khusus sejarah Gastrointestinal Endoscopi dibagi 3 periode:a. Periode Endoscop kaku yang diperkenalkan oleh Bozzini (tahun 1795) untuk melihat rektum dan uterus dengan penyinaran dari lilin. Pada tahun 1868 Kussmaul memperkenalkan pertama dari bahan logam yang pada tahun 1881 disempurnakan oleh Mikulicz. Pada tahun 1868 Bevan memperkenalkan Esofagoscop. Pada tahun 1902 Tuttle memperkenalkan Rektosigmoidoscop pertama. Pada tahun 1901 Ott memperkenalkan Peritoneoscop pertama kali.b. Periode Endoscop Semi Fleksibel(1932-1958) Pada tahun 1932 Schindler W,memperkenalkan Gastroskop semi fleksibel yang pertama kali. Pada tahun 1939 di sempurnakan oleh Henning, selanjutnya tahun 1941 Eder Palmer membuat Gastrop dengan diameter 9mm dan tahun 1948 Benedick membuat Gastrop yang dilengkapi alat biopsi.Tahun 1950 Uji membuat gastrokamera dengan microfilm.c. Periode Endoscop Lentur(Fleksibel Endoscope) Pada tahun 1958 Hirschowitz mendemonstrasikan Gastroduodenal Fiberscope buatan ACMI. Pada tahun 1962 Olympus Co dari Jepang membuat gastrokamera dikombinir dalam fiberscope yang disebut GTF. Pada tahun 1970 di Jepang dilakukan pemeriksaan Endoscopi di TV(Television-Endoscopy). Pada tahun 1963 dibuat Rectosigmoidoscopi serat optik oleh ACMI sepanjang 50-60cm. Pada tahun 1968 Olympus Co membuat Colonoscop serat optik 105cm dan 185cm. Perkembangan selanjutnya pada tahun 1984 diperkenalkan Video Endoscop Yang tidak lagi menggunakan serat optic tapi menggunakan microelectronic yang maju sehingga dapat diperoleh image dengan resolusi tinggi. Perkembangan selanjutnyaEndoscop Gastrointestinal tidak hanya digunakan sebagai sarana terapeutik Misalnya : Pengambilanbenda asing, skleroterapi, menghentikan perdarahan, polipektomi dll.Sejarah Perkembangan Endoscopi di IndonesiaPerkembangan Endoscopi di Indonesia juga diawali dengan penggunaan Endoscop kaku yang kemungkinan sudah dimulai sejak sebelum Perang Dunia II yaitu dengan alat Rektosigmoidoskopi, sedangkan Gastroskop kaku belum pernah dilaporkan penggunaannya di Indonesia. Padatahun 1958 Pang mempelopori penggunaan Laparoscopi tanpa kamera. Pada tahun 1967 gastroscop setengah lentur pertama kali digunakan di Indonesia oleh Sumadibrata, baru selanjutnya gastroskop lentur (Olympus GTFA) dipakai oleh Supardiman diRSUD Dr.Hasan Sadikin Bandung(1971) dan oleh Simadibrata di RS.Cipto Mangunkusumo Jakarta. Selanjutnya berdirilah Perhimpunan Endoscopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) pada tahun 1974 yang diketuai oleh Pang.Kolonoskop lentur pertama kali dipakai di Indonesia oleh Hilmy dkk (1973) dan selanjutnya dilaporkan polipektomi endoscopik pada polip kolon. Skleroterapi endoscopik dilaporkan pertama kali oleh di Indonesia oleh Hilmy dkk (1984) dengan penyuntikan ethoxy sclerol.Pada tahun 1984 Rani dkk melakukan kauterisasi Endoscopik terhadap 3 pederita striktur Esofagus. Bila kitaikuti sejarah perkembangan Endoscopi di Indonesia maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan pemakaian Endoscop di Indnesia menyerupai penggunaan Endoscop di Luar Negeri.

Indikasi Endoskopi Saluran Cerna1. Untuk menerangkan perubahan radiologis yang tidak jelas atau untuk menentukan dengan tepat kelainan radiologis yang didapatkan pada esophagus lambung atau duodenum2. Pasien dengan gejala menetap (dysfagia, nyeri epigastrium, muntah muntah) yang pada pemeriksaan radiologis tidak ditemukan kelainan3. Bila teradapat atau dicurigai kelainan tungkak, keganasan atau obstruksi esophagus4. Perdarahan akut SCBA memerlukan endoskopi secepatnya dalam 24 jam untuk mendapatkan sumber perdarahan yang tepat.5. Endoskopi yang berulang untuk memantau penyembuhan tukak jinak yang dicurigai akan menjadi keganasan6. Pasien pasca gastrektomi dengan gejala atau keluhan SCBA 7. Kasus sindrom dyspepsia >45 th dengan alarm symtomps, pemakaian NSAID, dan riwayat kanker pada keluargaAlarm symtomp: ,muntah hebat, demam, hematemesis, anemia, ikterus, penurunan berat badan8. Dilatasi pada stenosis esophagus atau akalasia9. Perdarahan SCBA atau SCBB akibat kelainan usus halus10. Diare kronik yang disebabkan kelainan usus halusKontra Indikasi Absolut:1. Tidak kooperatif2. Psikopat3. Alergi obat premedikasi4. Syok5. Infark miokard akut6. Respiratori distress7. Perdarahan masifKontra indikasi Relatif1. Kelainan kolumna vertebralis2. Gagal jantung3. Sesak nafas4. Gangguan kesadaran5. Infeksi akut6. Aneurisma aorta torakalis7. Tumor Mediastinum8. Stenosis esophagus9. Gastritis korosif akut10. Gastritis flegmonosis