~$enario 3 EMN

download ~$enario 3 EMN

of 6

description

jvj

Transcript of ~$enario 3 EMN

JURNAL I N D O N E S I AMASYARAKAT EPIDEMIOLOGI

PENGARUHKOMBINASI CAPTOPRIL DAN SELEDRI (Apiumgraveolens)TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PRIMER

Irawati1, A. Zulkifli Abdullah2, Indar3

1Akademi Perawat Kabupaten Bone,2Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin3Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

ABSTRACT

High blood pressure or hypertension is a common condition in which the blood fluid in the body suppress the arterial wall is strong enough to eventually cause health problems, such as heart disease. This study aimed to determine the effect of the intervention (provision) celery to decrease blood pressure in hypertensive patients in the Work Area Bajoe of Bone Health Centerin 2013. The study design was arandomized non Quasi-experimental preposttest control group design. Populationis Visitors who came for treatment at the health center Bajoe and hypertension as well as a new patient. Sample is partially treated hypertensive patients in Puskesmas Bajoe. Sample of 72 people, divided into three groups were given celery, catopriland celery+catorpil combination of each 24 people. Analysis of the data used were paired t test and ANOVA. The results showed that administration of celery, and acombination catoprilcatopril+celeryeffecton blood pressure of hypertensive patients. Highest percent age dropin the combination catopril+celery. Difference in systolic blood pressure in all three groups occurred in the first measurement, the third and fourth, while the difference in diastolic blood pressure in the first and fourth measurement.

Key words: hypertension, celery, catopril

PENDAHULUANHipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian 7,1 juta orang di seluruh dunia, yaitu sekitar 13% total kematian. Hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering ditemukan penderita yang telah mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal (Sani,2008).Data Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007 menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberculosis, jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia. Prevalensi hipertensi penduduk umur >18 tahun sebesar 31%. Hasil survey secara umum prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 1520%. Data Puskesmas Bajoe Kabupaten Bone menunjukkan jumlah kasus hipertensi pada tahun 2011 sebanyak 437 kasus dan tahun 2012 sebanyak 524.Masyarakat di daerah ini diduga memiliki risiko tinggi akan hipertensi, karena kebiasaan masyarakat mengkonsumsi natrium, lemak seperti ikan asin, makanan bersantan dan jeroan didaerah ini cukup tinggi serta cenderung memiiki pola hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.(Puskesmas Bajoe,2012).Pengobatanhipertensimembutuhkanbiaya yang tidak sedikit, sehingga menjadi beban yang besar baik untuk keluarga, masyarakat maupun Negara (Madina, 2007). Selain obat-obatan kimia, penggunaan obat tradisional juga termasuk penatalaksanaan farmakologi dalam mengatasi hipertensi. Pengobatan tradisional terus berkembang walaupun perlahan. Perkembangan ini disebabkan obat-obat kimia memiliki beberapa kelemahan, misalnya sering menimbulkan efek samping baik secara langsung maupun terakumulasi. Sebaliknya, tanaman yang berkhasiat obat atau jamu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh obat kimia. Diantaranya efek samping tanaman obat tidak ada, jika penggunaannya sesuai dengan petunjuk (Sukmono, 2009).Tingginya biaya pengobatan obat-obat kimia juga mendorong masyarakat untuk mencari alternatif pengobatan dengan pengobatan tradisional. Salah satunya adalah pengobatan dengan tanaman obat (Mahendra, 2005). Salah satu yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah seledri kesabaran (Apium graveolens), bawang putih atau garlic (alium satvium), bawang merah atau onion (alium cepa), tomat (lycopersicum), semangka (citrullus vulgaris) (Mahendra, 2005). Seledri telah lama digunakan oleh manusia sebagai penyedap masakan. Selain itu seledri dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan sebagai sampo yang dapat menghitamkan rambut (Mahaputra 2009). Keuntungan obat antihipertensi antara lain: (1) tanaman seledri mudah didapat, (2) proses meramunya lebih mudah dan cepat, (3) hanya membutuhkan sedikit ketelitian dan kesabaran. Seledri megandung apigenin yang sangat bermanfaat untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhintervensi (pemberian) seledri terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Wilayah KerjaPuskesmas Bajoe Kabupaten Bone tahun 2013.

BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di Wilayah KerjaPuskesmas Bajoe Kabupaten Bone dengan jumlah kasus hipertensi selalu meningkat tiap tahunnya. Waktu penelitian selama 2 bulan yaitu bulan April-Juni 2013. Desain PenelitianJenis penelitian ini adalah Quasi eksperimen non randomized pre post test control group design karena dalam intervensi tidak melakukan randomisasi. Penelitian ini menggunakan tiga kelompok yaitu kelompok yang diberi captopril, seledri dan kombinasi captopril +seledri.Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi baru sesuai dengan kriteria JNC 7. Sampel adalah sebagian penderita baru hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas Bajoe. Penarikan sampel untuk kelompok intervensi dilakukan secara non randomya itu dengan metode purposive sampling.Pengumpulan DataData primer diperoleh langsung dari pasien hipertensi berupa tekanan darah yang diukur menggunakan spygnomanometer air raksa dan stateskop. Pasien yang menjadi responden dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok pengobatan dengan rebusan seledri, captopril dan captopril+seledri. Sebelum dilakukan pemberian obat pada pasien hipertensi, pasien terlebih dahulu diukur tekanan darahnya untuk mengetahui hasil tekanan darah pasien dan keluarga mengisi checklist yang sudah diberikan (pre-test) yang dilakukan satu hari sebelum pemberian rebusan seledri. Post-test pengukuran tekanan darah pada pasien hipertensi dilakukan setelah tiga hari diberi rebusan seledri untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan keluarga menyerahkan checklist yang sudah diisi. Data sekunder diperoleh dari keluarga, hasil pengukuran tekanan darah dan sumber-sumber lain yang menunjang penelitian tersebut.Analisis DataPengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS 18 untuk melakukan analisis data dengan uji univariat dan bivariat menggunakan uji T-testdan Anova test.

HASIL Perubahan Tekanan Darah Saat post tets I persentase penurunan tekanan darah paling tinggi pada kelompok seledri 3 orang (12,5%), dan paling rendah pada kelompok captopril (4,2%). Saat post test 2, tekanan darah normal paling banyak di kelompok seledri dan kombinasi captopril+seledri (37,5%). Saat post test 3, jumlah responden yang mempunyai tekanan darah normal paling tinggi pada kombinasi catopril+seledri (66,7%) dan paling sedikit pada kelompok catopril (33,3%). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan seledri dapat menurunkan tekanan darah penderita hipertensi, dan akan maksimal hasilnya jika dikombinasikan dengan obat dokter yaitu catopril. Tabel 1 menunjukkan bahwa penurunan rata rata tekanan darah sistole saat post test I paling tinggi pada kelompok yang menggunakan catopril+seledri yaitu 6,8%, dan paling sedikit yang minum seledri yaitu 2,5%. Demikian juga penurunan tekanan darah diastole paling tinggi pada penggunaan catopril+seledri yaitu 8,3% dan paling rendah pada pengguna seledri yaitu 0,5%. Hasil uji statistik dengan dengan uji t berpasangan menunjukkan bahwa pemberian obat anti hipertensi (seledri maupun catopril dan kombinasi catopril+seledri berpengaruh pada penurunan tekanan darah sistole semua kelompok yaitu p=0,000 (p