Ekstremitas Inferior Tubuh Manusia Dan Pergerakan Kontraksi Dan Relaksasi
-
Upload
andre-a-pause -
Category
Documents
-
view
276 -
download
25
Transcript of Ekstremitas Inferior Tubuh Manusia Dan Pergerakan Kontraksi Dan Relaksasi
Ekstremitas Inferior Tubuh Manusia dan Pergerakan
Kontraksi dan Relaksasi
Andreino Adythia Puse
Kelompol: A4
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna utara No. 6 Jakarta Barat
Email: [email protected]
Pendahuluan
Beberapa tahun terakhir ini, bisa di katakan bahwa, kasus nyeri sendi ataupun segala
penyakit yang berhubungan dengan daerah persendian di daerah ekstremitas bawah, di
kalangan usia tua makin banyak di temukan. Lebih dari pada itu, kadang penyakit ini hanya
di anggap sebuah penyakit biasa yang mungkin hanya dengan di diamkan begitu saja akan
sembuh dengan sendirinya ataupun hanya dengan digosokkan dengan minyak urut. Tetapi
jika kita hanya membiarkannya begitu saja, kita tidak akan tahu, apakah penyakit ini akan
bisa sembuh dengan sendirinya, atau kah bagaimana? Penting bagi kita mahasiswa
kedokteran, untuk menanggulangi masalah tersebut.
Untuk lebih jelasnya lagi, lewat jurnal ini, saya akan memberikan beberapa
penjelasan yang menyangkut hal yang kita bahas kali ini yaitu tentang Ekstremitas Inferior.
Seperti yang kita tahu, bagian ektremitas inferior mempunyai peran sangat penting bagi
1 | P a g e
tubuh manusia. Karena bagian ekstremitas inferior merupakan penyokong berat badan, dan
juga menjadi tumpuan yang stabil, baik pada saat kita berdiri, berjalan dan berlari.
Pertama akan dibahas tentang anatomi tulang dan otot sebagai berikut.
Os Coxae
Illium, ischium, dan pubis membentuk os coxae. Tulang- tulang ini bertemu satu
dengan yang lain di acetabulum. Os coxae bersendi dengan sacrumpada articulatio
sacroiliaca dan membentuk dinding anterolateral pelvis; Os coxae juga saling bersendi di
depan pada symphisis pubis.
Femur
Disebelah atas, femur bersendi dengan acetabulum untuk membentuk articulatio
coxae dan dibawah dengan tibia dan pattela untuk membentuk articulatio genus.1
Ujung atas femur memiliki caput, collum, trochanter major, dan trochanter minor.
Caput membentuk kira- kira dua pertiga dari bulatan dan bersendi dengan acetabulum os
coxae untuk membentuk articulatio coxae. Collum yang menghubungkan caput dengan
corpus, berjalan kebawah, belakang dan lateral, serta membentuk sudut kira- kira 1250
dengan sumbu panjang corpus femoris. Trochanter major dan minor merupakan tonjolan
besar pada taut antara corpus dan collum. Corpus femoris permukaan anteriornya licin dan
bulat. Ujung bawah femur mempunyai condyli medialis dan lateralis, yang dibagian
pasterior dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Di atas condyli terdapat epycondylus
lateralis dan medialis.1
Ossa pada tungkai bawah
Merupakan bagian membrum inferius yang terletak antara articulatio genus dan
articulatio talocruralis.
Patella
Adalah tulang sesamoid yang terbesar (yaitu sebuah tulang yang berkembang
didalam tendo dari m. Quadriceps femoris didepan articulatio genus). Berbentuk segitiga
dengan apex terletak di inferior. Apex dihubungkan dengan tuberositas tibiae oleh
2 | P a g e
ligamentum patellae. Facies posterior berssendi dengan condylus femoris. Patella terletak
dalam posisi terbuka didepan articulatio genus dan dapat diraba dengan mudah melalui
kulit.
Tibia
Merupakan tulang medial tungkai bawah yang besar dan berfungsi menyangga
berat badan. Tibia bersendi diatas dengan condylus femoris dan caput fibulae, dibawah
dengan talus dan ujung distal fibula. Pada ujung atas terdapat condyli lateralis dan medialis
yang bersendi dengan condyli lateralis dan medialis femoris. Corpus tibia berbentuk segitiga
pada potongan melintangnya, dan mempunyai tiga margines dan tiga facies. Ujung bawah
tibia sedikit melebar dan pada aspek inferiornya terdapat permukaan sendi berbentuk
pelana untuk os talus. Ujung bawah memenjang ke bawah dan medial untuk membentuk
malleolus medialis. Facies latelaris dari malleolus medialis bersendi dengan talus. Pada
facies lateral ujung bawah tibia terdapat lekukan yang lebar dan kasar untuk bersendi
dengan fibula.1
Fibula
Adalah tulang lateral tungkai bawah yang langsing. Tulang ini tidak ikut berartikulasi
pada articulatio genus, tetapi dibawah, tulang ini membentuk malleolus lateralis dari
articulatio talocruralis. Tulang ini tidak berperan dalam menyalurkan berat badan, tetapi
merupakan tempat melekat otot- otot.1
Ossa pada Kaki
Ossa pada kaki adalah ossa tarsalia, ossa metatarsalia,dan phalanges.
Ossa tarsalia
Terdiri atas os calcaneus yaitu tulang terbesar dari kaki dan membentuk tumit yang
menonjol. Tulang ini keatas bersendi dengan talus dan didepan dengan os cuboideum. Yang
kedua yaitu os talus bersendi diatas dengan tibia dan fibula, dibawah dengan os calcaneus,
didepan dengan os naviculare. Lalu Os naviculare dapat dilihat dan dipalpasi pada pinggir
medial kaki lebih kurang 1 inci didepan dan bawah malleolus medialis; serta memberikan
tempat pelekatan untuk bagian utama tendo m. tibialis posterior. Kemudian os cuboideum,
3 | P a g e
terdapat alur yang dalam pada aspek inferiornya sebagai tempat untuk tendo m. peroneus
longus, dan tiga buah os cuneiforme, ketiga tulang kecil berbentuk baji ini bersendi di
proximal dengan os naviculare dan di distal dengan ke tiga ossa metatarsalia yang pertama.
Bentuk bajinya berperan penting dalam membentuk dan mempertahankan lengkung
tranversal kaki.1
Ossa metatarsalia dan Phalanges
Menyerupai ossa metacarpalia dan phalanges pada tangan, dan masing- masing
mempunyai caput di distal, corpus dan basis di proximal. Os metatarsalia pertama besar dan
kuat dan berperan penting dalam menyokong berat badan. Pada aspek inferiorcaput
terdapat pada alur dari ossa sesamoidea medial dan lateralyang terdapat di dalam tendo
dari m. fleksor hallucis brevis. Ossa metatarsalia ke lima mempunyai tuberculum yang
menonjol pada basisnya,yang dengan mudah dapat diraba sepanjang pinggir lateral kaki.
Tuberculum ini merupakan tempat pelekatan m. peroneus brevis. Masing- masing jari kaki
mempunyai tiga phalanges, kecuali ibu jari kaki yang hanya mempunyai dua phalanges.1
Musculi di Regio Glutea
Berikut ini adalah otot- otot yang terdapat diregio glutea, yaitu m. gluteus maximus
Adalah otot terbesar didalam tubuh. Otot ini terletak di superficial di regio glutea dan
berperan penting dalam bentuk menonjol bokong. Tiga bursae biasanya berhubungan
dengan m. gluteus maximus (1) diantara tendo insertio dan trochanter major, (2) diantara
tendo insertio dan m. vastus lateralis, dan (3) menutupi tuber ischiadicum; m. gluteus
medius adalah otot tebal berbentuk kipas dan bagian posteriornya ditutupi oleh m. gluteus
maximus; m. gluteus minimus berbentuk kipas dan terletak di bawah m. gluteus medius;
selanjutnya m. tensor fasciae latae; m. piriformis; m. gemellus superior; m. gemellus
inferior; m. obturatorius internus; dan m. quadratus femoris.
Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan dalam bentuk tabel
Tabel 1. Musculi di regio Glutea.1
Nama Otot Origo Insertio Fungsi
M. gluteus
maximus
Permukaan
luar illium, sacrum,
Tractus
iliotibialis dan
Ekstensi dan
rotasi lateral
4 | P a g e
coccygis, ligamentum
sacrotuberosum
tuberositas glutae
femoris
articulatio coxae,
melalui traktus
iliotibialis otot ini
mengekstensikan
articulatio genus.
M. gluteus
medius
Permukaan
luar illium
Permukaa
n lateral trochanter
major femoris
Abduksi
paha pada articulatio
coxae, mengangkat
pelvis waktu berjalan
sehingga
memungkinkan kaki
yang lainnya
terangkat dari tanah.
M. gluteus
minimus
Permukaan
luar illium
Permukaa
n anterior
trochanter major
femoris
Abduksi
paha pada articulatio
coxae, mengangkat
pelvis waktu berjalan
sehingga
memungkinkan kaki
yang lainnya
terangkat dari tanah.
M. tensor
fasciae latae
Crista iliaca Tractus
iliotibialis
Membantu
m. gluteus maximus
mengekstensikan
articulatio genus
M.
piriformis
Permukaan
anterior sacrum
Pinggir
atas trochanter
major femoris
Rotasi
lateral tungkai atas
pada articulatio
coxae.
M. Permukaan Pinggir Rotasi
5 | P a g e
obturatorius internus dalam membrana
obturatoria
atas trochanter
major femoris
lateral tungkai atas
pada articulatio
coxae.
M.
gemmelus superior
Spina
ischiadica
Pinggir
atas trochanter
major femoris
Rotasi
lateral tungkai atas
pada articulatio
coxae.
M.
gemmelus inferior
Tuber
ischiadicum
Pinggir
atas trochanter
major femoris
Rotasi
lateral tungkai atas
pada articulatio
coxae.
M.
quadratus femoris
Pinggir lateral
tuber isciadicum
Tuberculu
m quadratum
femoris
Rotasi
lateral tungkai atas
pada articulatio
coxae.
Otot – otot Ruang Fascia Anterior Tungkai Atas
M. sartorius
Adalah otot berbentuk pita sempit yang menutupi a. Femoralis pada sepertiga
tengah tungkai atas. Origonya dari spina iliaca anterior superior, sedangkan insertionya
serabut- serabut otot berjalan ke bawah dan medial serta melekat pada bagian atas
permukaan medial corpus tibiae. Fungsinya yaitu fleksi, abduksi, dan rotasi lateral tungkai
atas pada articulatio coxae. Fleksi dan rotasi medial tungkai bawah pada articulatio genus.
M. iliacus
Origo otot berbentuk kipas ini berasal dari fossa illiaca didalam abdomen,
insertionya yaitu serabut- serabut berkonvergensi dan bergabung dengan tendo dari m.
6 | P a g e
psoas untuk membentuk iliopsoas. Fungsinya m. iliopsoas melakukan fleksi tungkai atas
terhadap batang badan pada articulatio coxae; atau tungkai atas difiksasi,otot ini melakukan
fleksi batang badan terhadap tungkai atas; otot ini juga melakukan rotasi medial tungkai
atas.
M. psoas
Merupakan otot panjang fusiformis yang berasal dari dalam abdomen dan turun ke
tungkai atas.
M. pectineus
Origonya dari ramus superior ossis pubis sedangkan insertionya yaitu serabut-
serabut otot berjalan ke bawah,belakang dan lateral dan melekat pada ujung atas linea
aspera tepat dibawah trochanter minor. Fungsinya fleksi dan abduksi tungkai atas pada
articulatio coxae.
M. quadriceps femoris
Terdiri atas empat bagian yaitu m. rektus femoris, m. vaktus lateralis, m. vaktus
medialis, dan m. vaktus intermedius. Otot-otot ini mempunyai tendo insertio bersama pada
pinggir atas, lateral, dan medialpatella dan kemudian melalui ligamentum patellae, otot-
otot ini berinsertio pada tuberositas tibiae.1
Otot- otot Ruang Fascial Medial Tungkai Atas
Berikut adalah otot- otot ruang fascial medial tungkai atas yaitu m. gracilis
merupakan otot panjang seperti sabuk,dan terletak pada sisi medial tungkai atas dan lutut.
Lalu m. adductor longus yang berbentuk segitiga dan terletak paling anterior dari ketiga
musculi adductores. Kemudian m. adductor brevis yang terletak posterior terhadap m.
pectineus dan m. adductor longus, lalu m. adductor longus magnus merupakan otot
berbentuk setiga yang besar dan terdiri atas bagian adductor dan hamstring, dan m.
obturatorius externus yang berbentuk segitiga dan terletak dibagian dalam.1
Otot- otot Ruang Fascia Anterior Tungkai Bawah
Berikut macam- macam otot- otot ruang fascia anterior tungkai bawah yang di
sajikan dalam bentuk tabel dibawah ini
7 | P a g e
Tabel 2. Otot- otot Ruang Fascia Anterior Tungkai Bawah1
Nama otot Origo Insertio Fungsi
m. tibialis
anterior
Facies
lateralis corpus tibia
dan membrana
interossea
Cuneiforme
mediale dan basis os
metatarsale
Ekstensi kaki
pada sendi
pergelangan kaki;
inversi kaki pada
articulatio subtalaris
dan articulatio
tarsotranversus;
mempertahankan
arcus longitudinalis
medialis kaki
M. extensor
digitorum longus
Facies
anterior corpus
fibula
Ekspansi
extensor ke empat
jari kaki yang lateral
Ekstensi jari-
jari kaki; ekstensi
kaki pada sendi
pergelangan kaki
M. peroneus
tertius
Facies
anterior corpus
fibula
Basis os
metatarsale V
ekstensi jari
kaki pada sendi
pergelangan kaki;
eversi kaki pada
articulatio subtalaris
dan articulatio
tarsotranversus
M. extensor
hallucis longus
Facies
anterior corpus
fibula
Basis
phalanges distal ibu
jari kaki.
ekstensi jari
kaki pada sendi
pergelangan kaki;
eversi kaki pada
articulatio subtalaris
dan articulatio
tarsotranversus
8 | P a g e
M. extensor
digitorum brevis
Calcaneum Oleh empat
tendo ke phalanx
dan proximal ibu jari
dan tendo- tendo
ekstensor panjang
jari kaki II, III, dan IV.
Ekstensi jari
Otot – otot Ruang Fascial Lateral Tungkai bawah
M. peroneus longus
Origonya adalah dua pertiga bagian atas facies lateralis fibula. Insertionya tendo
berjalan ke bawah di belakang malleolus lateralis dan difiksasi pada tempatnya oleh
retinaculum musculorum peroneorum superius. Kemudian tendo berjalan ke depan pada
permukaan lateral calcaneus dibawah tuberculum peroneorum. Disini tendo difiksasi pada
tempatnya oleh retinaculum muscolorum peroneorum inferius. Setelah mencapai aspek
lateral cuboideum, tendo ini melengkung di sepanjang margo lateralis dan masuk ke sebuah
alur pada aspek inferiornya. Tendo ini berinsertio pada os cunieforme mediale dan basis os
metatarsale I. Fungsinya plantar fleksi kaki pada articulatio talocrularis dan enversi kaki pada
articulatio subtalaris dan articulatio tarso transversus. Otot ini berperan penting dalam
merpertahankan arcus longitudinalis lateralis kaki dan berfungsi sebagai pengikat arcus
tranversalis pedis.1
M. peroneus brevis
Origonya dua pertiga bagian bawah facies lateralis fibula. Insertionya tendo
berjalan ke bawah di belakang malleolus lateralis dan difiksasi pada tempatnya oleh
retinaculum musculorum peroneorum superius. Kemudian tendo berjalan ke depan pada
permukaan lateral calcaneus dibawah tuberculum peroneorum. Disini tendo difiksasi pada
tempatnya oleh retinaculum muscolorum peroneorum inferius. Setelah mencapai aspek
lateral cuboideum, tendo ini melengkung di sepanjang margo lateralis dan masuk ke sebuah
alur pada aspek inferiornya. Tendo ini berinsertio pada os cunieforme mediale dan basis os
metatarsale V. Fungsinya plantar fleksi kaki pada articulatio talocrularis dan enversi kaki
9 | P a g e
pada articulatio subtalaris dan articulatio tarso transversus. Otot ini berperan penting dalam
merpertahankan arcus longitudinalis lateralis kaki.1
Otot- otot Ruang Fascia Posterior
Fascia transversa profunda tungkai bawah adalah septum yang membagi otot
ruang posterior menjadi kelompok superficial dan kelompok profunda. Kelompok otot- otot
superficial terbagi atas m. gastrocnemius, m. plantaris, dan m. soleus; sedangkan kelompok
otot- otot profunda terbagi atas m. popliteus, m. fleksor digitorum longus, m. hallucis
longus, dan m. tibialis posterior.1
Otot- otot Telapak Kaki
Otot- otot telapak kaki lebih mudah dijelaskan dalam empat lapis dari lapisan paling
inferior ke superior.1
Lapisan pertama Lapisan keempat
M. abductor hallucis Mm. interossei
M. fleksor digitorum brevis Tendo m. peroneus longus
M. abductor digiti minimi Tendo m. tibialis posterior
Lapisan kedua
M. quadratus plantae
Mm.lumbricales
Tendo m. fleksor digitorium longus
Tendo m. fleksor hallucis longus
Lapisan ketiga
M. fleksor hallucis brevis
M. adductor hallucis
M. flexor digiti minimi brevis
10 | P a g e
Selanjutnya kita akan membahas tulang dan otot dari sudut pandang histologi dan juga
bagaimana mekanisme terjadinya relaksasi dan kontraksi otot.
Jaringan Tulang
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, tulang merupakan unsur pokok
kerangka orang dewasa dan juga mempunyai jaringan yang menyangga struktur berdaging
yang melindungi organ-organ vital seperti yang terdapat dalam tulang tengkorang dan
rongga dada, dan menampung sumsum tulang, tempat sel darah di bentuk.2 Tulang juga
mempunyai fungsi sebagai cadangan kalsium, fosfat, dan ion lain yang dapat dilepaskan
atau disimpan dengan cara terkendali untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion penting
ini di dalam cairan tubuh. Selain itu, tulang membentuk suatu sistem pengungkit yang
melipatgandakan kekuatan yang dibangkitkan selama otot rangka berkontraksi dan
mengubahnya menjadi gerakan tubuh, yang mana jaringan bermineral ini memberi fungsi
mekanik dan metabolik kepada kerangka.
Tulang adalah jaringan ikat khusus yang terdiri atas materi antatsel berkapur, yaitu
matriks tulang, dan 3 jenis sel: osteosit (Yun. Osteon tulang,+kytos, sel), yang terdapat di
rongga-rongga (lakuna) di dalam matriks; osteoblas(osteon+Yun. Blastos, benih), yang
menyintesis unsur organik matriks, dan osteoklas (osteon + Yun klastos, pecah), yang
merupakan sel raksasa multi nuklear yang terlibat dalam resorpsi dan remodelling jaringan
tulang. Permukaan dalam dan luar semua tulang dilapisi lapisa-lapisan jaringan yang
mengandung sel-sel osteogenik─enndosteum pada permukaan dalam dan periosteum pada
permukaan luar. Karena keras, tulang sukar di potong dengan mikrotom, dan diperlukan
teknik khusus untuk mempelajarinya. Salah satu tehnik umum yang memungkinkan
pengamatan terhadap sel-sel dan matriks organiknya di dasarkan pada dekalsifikasi tulang
yang di awetkan dengan bahan fiksasi standar.
11 | P a g e
Sel Tulang
Gambar 1 Sel tulang5
Osteoblas
Osteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen organik matriks tulang.
Deposisi komponen anorganik dari tulang juga bergantung pada adanya osteoblas aktif.
Osteoblas hanya terdapat pada permukaan tulang, dan letaknya bersebelahan, mirip epitel
selapis. Bila osteoblas akif menyintesis matriks, osteoblas memiliki bentuk kuboid samapi
silindris dengan sitoplasma basofilik, dan kalau aktivitas sintesisnya menurun, sel tersebut
menjadi gepeng dan sifat basofilik pada sitoplasmanya akan berkurang.
Selama dalam masa sintesis matriks berlangsung, osteoblas memiliki struktur ultra
sel yang secara aktif menyintesis protein untuk dkeluarkan. Komponen matriks disekresi
pada permukaan sel, yang berkontak dengan matriks tulang yang lebih “tua”, dan
menghasilkan matriks yang baru(namun belum berkapur), yang di sebut osteosid, di antara
lapisan osteoblas dan tulang yang baru dibentuk, dan proses ini di sebut aposisi tulang.
Proses ini di akhiri dengan pengendapan garam-garam kalsium ke dalam matriks yang baru
di bentuk.
Osteosit
12 | P a g e
Osteosit yang berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna yang terletak di
antara lamela-lamela matriks. Hanya ada satu osteosit di dalam lakuna. Kanalikuli matriks
silindris yang tipis, mengandung tonjolan-tonjolan sitoplasma osteosit. Tonjolan dari sel-sel
yang berdekatan saling berkontak melalui taut rekah (gap junction) dan molekul-molekul
berjalan melalui struktur ini dari sel ke sel. Bila di bandingkan dengan osteoblas, osteosit
yang gepeng dan berbentuk-kenari tersebut memiliki sedikit retikulum endoplsma kasar dan
kompleks Golgi serta kromatin inti yang lebih padat. Sel-sel ini secara aktif terlibat untuk
mempertahankan matriks tulang, dan kematiannya di ikuti resorpsi matriks tersebut.
Osteoklas
Osteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar. Bagian badan sel yang
melebar mengandung 5 samapi 50 inti. Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas
tedapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang di kenal
sebagai lakuna Howship. Pada osteoklas yang aktif, matriks tulang yang menghadap-
permukaan terlipat secara tak teratur, seringkali berupa tonjolan yang terbagi lagi, dan
membentuk batas “bergelombang”. Batas bergelombang ini dikelilingi oleh zona
sitoplasma yang tidak mengandung organel, namun kaya akan filamen aktin, yang
merupakan tempat adhesi osteoklas matriks tulang yang akan menciptakan lingkungan
mikro tempat terjadinya rsorpsi tulang.
Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas sel-sel yang telah berdiferensisi dan mengandung protein
kontraktil. Struktur biologis protein ini membangkitkan tenaga yang di perlukan untuk
kontraksi sel yang menghasilkan gerakan di organ tertentu dan tubuh secara keseluruhan.
Kebanyakan sel otot berasal dari mesoderm, dan sel-sel ini terutama mengalami proses
diferensiasi melalui proses pemanjangan secara berangsur, sekaligus sintesis protein
miofibril. Ada tiga jenis jaringan otot pada manusia, dapat di bedakan melalui ciri morfologi
dan fungsional, dan setiap jenis setiap jenis jaringan otot memilikistruktur yang di sesuaikan
dengan fungsi fisiologisnya.
13 | P a g e
Otot rangka terdiri atas berkas-berkas sel multinuklear dan silindris yang sangat
panjang, yang memiliki garis-gari melintang. Kontraksi yang di hasilkan cepat, kuat, dan
biasanya di pengaruhi kehendak. Kontraksi ini di sebabkan oleh interaksi antara filamen
aktin tipis dan filamen miosin tebal, dengan konfigurasi molekul yang memungkinkan kedua
filamen tersebut saling tumpang tindih. Tenaga yang diperlukan untuk menggeser
dibangkitkan oleh interaksi lemah di jembatan-jembatan yang mengikat aktin dan miosin.
Gambar 2. Otot Rangka/Otot Lurik5
Otot jantung juga memiliki gari-garis melintang dan terdiri atas sel-sel panjang
yang bercabang, dan terlatak pararel satu sama lain. Pada tempat kontak dari ujung ke
ujung, terdapat diskus interkalaris, yakni suatu struktur yang hanya terdapat pada otot
jantung. Kontraksi otot jantung bersifat, involunter, giat dan ritmik.
14 | P a g e
Gambar 3. Otot Jantung5
Otot polos terdiri atas kumpulan sel- sel fusiform yang tidak bergaris bila diamati
dengan mikroskop cahaya. Kontraksinya lambat dan tidak di bawah kendali volunter.
Kemudian terdiri atas sel panjang tanpa garis melintang dan setiap sel di bungkus oleh
lamina basal dan jaringan serat retikulin. Kedua komponen terakhir berfungsi
menggabungkan kekuatan yang dibangkitkan oleh masing- masing serabut otot polos
menjadi aksi bersama, misalnya gerakan peristaltik usus.2
15 | P a g e
Gambar 4. Otot Polos5
Masa otot terbentuk 75% dari air dan lebih dari 20% protein. Dua protein utama
adalah aktin dan myosin. Monomer G-aktin membentuk 25% protein otot berdasarkan
berat. Pada kekuatan ionik fisiologis dan dengan keberadaan Mg2+, G-aktin mengalami
polimerisasi secara nonkovalen membentuk filamen heliks-ganda tak-larut yang di sebut F-
aktin. Miosin adalah family protein, dengan paling sedikit 12 kelas yang telah berhasil di
identifikasi dalam tubuh manusia. Miosin membentuk 55% protein otot berdasarkan berat
dan membentuk filamen tebal. Miosin memeliki sebuah ekor fibrosa yang terdiri dari dua
heliks yang saling menggulung dan masing-masing memeliki sebuah bagian kepala globular
yang merekat pada satu sisi.3
Mekanisme Kerja Otot
Kontraksi otot pada hakikatnya terdiri dari perlekatan dan pembebasan siklik
kepala S-1 miosin ke filamen F-aktin. Proses ini juga dapat di sebut juga sebagai siklus
penyusunan dan perombakan jembatan silang. Pelekatan aktin pada myosin di ikuti oleh
perubahan konformasi yang sangat penting di kepala S-1 dan bergantung pada nukleotida
mana yang tersedia. Perubahan ini menghasilkan power stroke (kayuhan bertenaga), yang
mendorong pergerakan filamen aktin melewati filamen miosin. Energi untuk power stroke
pada akhirnya di pasok oleh ATP yang dihdrolisis menjadi ADP dan P i. Namun, kayuhan
bertenaga itu sendiri terjadi karena perubahan konformasi di kepala myosin saat ADP
meninggalkannya.3
Proses- proses biokimia utama selama satu siklus kontraksi dan relaksasi otot dapat
disajikan dalam lima tahap berikut ini:
Siklus lain kemudian dimulai dengan hidrolisis ATP, yang membentuk kembali
konformasi berenergi tinggi.
Bagian engsel (hinge region) myosin memungkinkan S1 bergerak leluasa dan juga
menemukan filamen aktin. Jika kadar ATP intrasel turun, ATP tidak tersedia untuk mengikat
kepala S-1, aktin tidak terlepas, dan relaksasi tidak terjadi. Hal ini merupakan penjelasan dari
timbulnya kaku mayat (rigo mortis), yakni mengerasnya tubuh yang terjadi setelah
kematian.
16 | P a g e
Selain itu, ada beberapa enzim yang berpengaruh pada mekanisme kerja otot
rangka. Di otot lurik, terdapat dua protein lain yang jumlahnya sedikit, tetapi memiliki fungsi
yang penting. Tropomiosin adalah suatu molekul fibrosa yang terdiri dari dua rantai, alfa dan
beta, yang melekat pada F-aktin di alur antara filamen-filamennya. Tropomiosin terdapat di
semua semua otot dan struktur mirip-otot. Kompleks tropomin bersifat unik bagi otot lurik
dan terdiri dari 3 polipeptida. Tropomin T (TpT) mengikat tropomiosin dan dua komponen
troponin lainnya.
Perlu kita tahu, kontraksi semua otot terjadi melalui mekanisme umum yang di
jelaskan sebelumnya. Otot dari organisme yang berbeda dan dari sel dan jaringan yang
berbeda dalam organisme yang sama dan memiki mekanisme molecular yang berbeda
dalam mengatur kontraksi dan relaksasinya. Pada semua system, Ca+ berperan kunci dalam
regulasinya. Dalam keadaan istirahat, Ca+ di pompa kedalam retikulum sarkoplasma melalui
suatu transport aktif yang di sebut Ca2+ ATPase, yang memicu relaksasi. Reticulum
sarkoplasma sendiri adalah suatu jalinan kantung-kantung bermembran yang halus, yang di
dalamnya, Ca2+ terikat pada pengkiat-Ca2+ spesifik yang di sebut kalsekuestrin.n sarkomer di
kelilingi oleh suatu membran yang dapat tereksitasi dan terdiri dari kanal-kanal melintang
yang berkaitan erat dengan retikulum sarkoplasma.
Seperti yang telah kita bicarakan sebelumnya, otot merupakan hal yang sangat
penting bagi manusia, karena dengan adanya otot, segala pergerakan bisa terjadi, dan itu
semua berjalan dengan adanya beberapa enzim yang bekerja dalam kontraksi dan
relaksasinya dengan di bantu juga dengan persyarafan. Tetapi perlu di perhatikan, apabila
otot tidak di gunakan ataupun jarang di gunakan, kandungan aktin dan miosinnya akan
berkurang, serat-seratnya menjadi lebih kecil, dan dengan demikian otot tersebut berkurang
massanya (atrofi) dan menjadi lebih lemah. Atrofi terjadi melalui dua cara. Disuse atrophy
terjadi ketika suatu otot tidak digunakan dalam waktu lama walaupun persyarafannya utuh,
seperti ketika seseorang harus menggunakan gips atau berbaring dalam jangka waktu lama.
Atrofi denervasi terjadi setelah pasokan syaraf ke suatu otot terputus. 4
Apabila otot di rangsang secara listrik sampai persyarafan dapat di pulihkan, seperti
pada regenerasi saraf perifer yang terputus, atrofi dapat di hilangkan tetapi tidak dapat di
cegah seluruhnya. Aktivitas kontraktil itu sendiri jelas berperan penting dalam mencegah
17 | P a g e
atrofi;namun faktor-faktor yang belum sepenuhnya dipahami yang di keluarkan melalui
ujung-ujung saraf yang aktif, yang mungkin terkemas bersama dengan Ach, tampaknya
berperan dalam integritas dan pertumbuhan jaringan otot.
Apabila suatu otot mengalami suatu kerusakan, dapat terjadi perbaikan secara
terbatas, walaupun sel-sel otot tidak dapat membelah diri secara mitosis untuk
menggantikan sel-sel yang hilang. Di dekat permukaan otot terdapat populasi kecil sel- sel
yang tidak berdiferensiasi yaitu mioblas. Sewaktu sebuah serat otot rusak, sekelompok
mioblas melakukan fusi untuk mengganti otot tersebut dengan membentuk sebuah sel
besar berinti banyak yang segera mulai mensintesis dan menyusun perangkat intrasel khas
untuk otot. Pada cedera luas, mekanisme yang terbatas ini tidak cukup untuk mengganti
semua serat yang hilang. Dalam hal ini, serat- serat yang tersisa sering mengalami hipertrofi
sebagai kompensasinya.4
Seiring dengan pertambahan usia individu, terjadi penurunan massa otot rangka
secara lambat tetapi kontinu disertai penurunan kekuatan otot. Penurunan ini disebabkan
oleh perubahan- perubahan yang berkaitan dengan penuaan.
Kesimpulan
Setiap gerakan di dalam setiap tubuh manusia, terjadi karena adanya otot dan
tulang, dan setiap pergerakannya, baik itu relaksasi dan kontraksi, semua di pengaruhi
enzim-enzim yang ada. Tetapi apabila sebuah otot jarang di gunakan, maka akan terjadi
sebuah atrofi otot, yang mana otot akan hilang massanya dan akan mengecil, dan juga
kehilangan fungsi geraknya.
Daftar Pustaka
1. Snell R S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta. EGC. 2006;
hal 553-618.
2. Junqueira Luis Carlos. Histologi dasar: teks dan atlas. Alih bahasa , Jan Tambayong;
editor edisi bahasa Indonesia, Frans Dany. Edisi 10. Jakarta. EGC. 2007, hal 135-200.
3. Murray R K, Granner D K, Rodwell V W. Biokimia harper. Editor bahasa Indonesia,
Nanda W. Edisi 27. Jakarta: EGC. 2009; hal 582-603.
18 | P a g e
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Editor edisi bahasa Indonesia,
Santoso Beatricia I. Edisi 2. Jakarta. EGC; 2001, hal 237.
5. Atlas Histologi. Jakarta. Ukrida.2011; hal 21;23-25.
19 | P a g e