EKSTRAKSI
-
Upload
muhammad-rizki-ardiansyah -
Category
Documents
-
view
29 -
download
0
Transcript of EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
PENDAHULUANPENDAHULUAN
Ekstraksi cair-cair adalah teknik dimana pelarut Ekstraksi cair-cair adalah teknik dimana pelarut biasanya air akan berinteraksi dengan pelarut kedua biasanya air akan berinteraksi dengan pelarut kedua yang keduanya tidak campur dengan tujuan untuk yang keduanya tidak campur dengan tujuan untuk menarik satu atau dua solute ke pelarut kedua.menarik satu atau dua solute ke pelarut kedua.
Pemisahan akan lebih efektif dengan adanya Pemisahan akan lebih efektif dengan adanya pengocokan (shaking) dengan corong pemisah selama pengocokan (shaking) dengan corong pemisah selama beberapa menit.beberapa menit.
Teknik ini dapat diaplikasikan untuk jumlah kecil Teknik ini dapat diaplikasikan untuk jumlah kecil (trace) dan material dalam jumlah besar. (trace) dan material dalam jumlah besar.
Untuk memahami prinsip dasar ekstraksi, Untuk memahami prinsip dasar ekstraksi, beberapa simbol digunakan untuk beberapa simbol digunakan untuk mengekspresikan efektivitas dr pemisahan.mengekspresikan efektivitas dr pemisahan.
Untuk solute (A), yang terdistribusi diantara 2 Untuk solute (A), yang terdistribusi diantara 2 fase yang tidak campur yaitu fase a dan b.fase yang tidak campur yaitu fase a dan b.
Hukum distribusi (partisi) Nernst mengatakan Hukum distribusi (partisi) Nernst mengatakan bahwa akan terbentuk konsentrasi yang bahwa akan terbentuk konsentrasi yang terdistribusi pada kedua fase.terdistribusi pada kedua fase.
Konsentrasi solute pada pelarut aKonsentrasi solute pada pelarut a = = (A)a(A)a= Kd= Kd
konsentrasi solute pada pelarut b (A)bkonsentrasi solute pada pelarut b (A)b
Dimana Kd adalah konstanta distribusi. Dimana Kd adalah konstanta distribusi. Hukum diatas berlaku hanya jika larutannya Hukum diatas berlaku hanya jika larutannya sangat encer, tidak ada pengaruh spesies lain.sangat encer, tidak ada pengaruh spesies lain.
Hukum diatas juga tidak berlaku jika spesies Hukum diatas juga tidak berlaku jika spesies yang berditribusi akan berdisosiasi atau yang berditribusi akan berdisosiasi atau berasosiasi dg fase lain.berasosiasi dg fase lain.
Oleh karena itu ada bentuk persamaan lain:Oleh karena itu ada bentuk persamaan lain:D = (CD = (CAA)a/(C)a/(CAA)b)b
D adalah rasio distribusi atau koefisien ekstraksi D adalah rasio distribusi atau koefisien ekstraksi (E), dimana CA menunjukkan konsentrasi A (E), dimana CA menunjukkan konsentrasi A dlm berbagai bentuk yang ditentukan secara dlm berbagai bentuk yang ditentukan secara analisis.analisis.
Bila V cmBila V cm33 larutan berair yg mengandung x0 g solute larutan berair yg mengandung x0 g solute yang diekstraksi n kali dengan v cmyang diekstraksi n kali dengan v cm33 pelarut, berat pelarut, berat solute xn pada lapisan air adalah:solute xn pada lapisan air adalah:
xn = x0 xn = x0 DV DV nn DV + v Contoh: kita akan mengocok air sebanyak 50 cm3
mengandung 0,1 g iodine dengan 25 cm3 CCl4. Koefisien distribusi iodine dalam air dan CCl4 adalah 1/85, pada saat kesetimbangan konsentrasi iodine pada lapisan air adalah 1/85 kali dari yang ada di lapisan CCl4.Coba hitung berat iodine pada lapisan air setelah satu kali esktraksi dengan 25 cm3 dan juga tiga kali ekstraksi dengan 8,33 cm3 pelarut.
Berbagai jenis pemisahanBerbagai jenis pemisahan Selain dengan cara ekstraksi memakai pelarut, Selain dengan cara ekstraksi memakai pelarut,
pemisahan juga dapat dilakukan dengan memakai pemisahan juga dapat dilakukan dengan memakai pertukaran ion (ion exchange).pertukaran ion (ion exchange).
Prinsipnya adalah adanya pertukaran ion antara Prinsipnya adalah adanya pertukaran ion antara solvent dan solute, apabila dalam kromatografi, maka solvent dan solute, apabila dalam kromatografi, maka pemisahan didasarkan atas sifat solutenya apakah pemisahan didasarkan atas sifat solutenya apakah suatu anion atau kation.suatu anion atau kation.
Apabila solute adalah anion maka dipakai fase diam Apabila solute adalah anion maka dipakai fase diam berupa kation, dan fase geraknya suatu pelarut kation. berupa kation, dan fase geraknya suatu pelarut kation. Setelah itu baru dielusi dengan pelarut yang Setelah itu baru dielusi dengan pelarut yang mempunyai daya larut lebih kuat terhadap solute mempunyai daya larut lebih kuat terhadap solute dibanding fase diamnya.dibanding fase diamnya.
KLT dan kromatografi kertas juga adalah suatu KLT dan kromatografi kertas juga adalah suatu metode pemisahan dimana prinsip mekanisme untuk metode pemisahan dimana prinsip mekanisme untuk KLT adalah adsorbsi sedangkan kromatografi kertas KLT adalah adsorbsi sedangkan kromatografi kertas adalah partisi.adalah partisi.
Kromatografi gas adalah jenis pemisahan terutama Kromatografi gas adalah jenis pemisahan terutama digunakan untuk senyawa yang bersifat volatil, digunakan untuk senyawa yang bersifat volatil, dimana fase geraknya adalah gas, fase diamnya bisa dimana fase geraknya adalah gas, fase diamnya bisa berupa padatan atau cairan. Untuk senyawa yang berupa padatan atau cairan. Untuk senyawa yang tidak volatil juga dapat dipisahkan hanya harus tidak volatil juga dapat dipisahkan hanya harus dirubah dulu menjadi senyawa yang bersifat volatil dirubah dulu menjadi senyawa yang bersifat volatil yaitu yang dinamakan derivatisasi.yaitu yang dinamakan derivatisasi.
Identifikasi untuk obat dengan struktur Identifikasi untuk obat dengan struktur dibawah ini:dibawah ini:
CH2CH2 C6H5-CH2-CH-N-C6H5C6H5-CH2-CH-N-C6H5 CH3CH3 C6H5-CH-O-(CH2)-N(CH3)2C6H5-CH-O-(CH2)-N(CH3)2
BrBr
ANALISIS TABLET DAN KAPSULANALISIS TABLET DAN KAPSUL
Eksipien: sebagian besar tablet dan kapsul adalah Eksipien: sebagian besar tablet dan kapsul adalah campuran komplek dengan jumlah obat yang kecil campuran komplek dengan jumlah obat yang kecil dalam eksipien yg jumlahnya besar.dalam eksipien yg jumlahnya besar.
Pengikat: akasia, etilselulosa, gelatin, metilselulosa, Pengikat: akasia, etilselulosa, gelatin, metilselulosa, PEG, polivinilpirolidon, sodium alginat, Na-CMC.PEG, polivinilpirolidon, sodium alginat, Na-CMC.
Pembasah: agar, asam alginat, mikrokristalin Pembasah: agar, asam alginat, mikrokristalin selulosa, gelatin, magnesium alumunium silikat, selulosa, gelatin, magnesium alumunium silikat, metilselulosa, Na-lauril sulfat, metilselulosa, Na-lauril sulfat,
Lubricant: asam borat, silika koloidal, Mg-stearat, Lubricant: asam borat, silika koloidal, Mg-stearat, PEG, asam stearat.PEG, asam stearat.
Pengisi: Ca-fosfat, kaolin, laktosa, manitol.Pengisi: Ca-fosfat, kaolin, laktosa, manitol.
Bagan analisa tablet dan kapsulBagan analisa tablet dan kapsulSampel yg telah disaring (pH 3)
ekstraksi dg eter
Lapisan airLainnya uji dg
TLC (obat asam)
Buat basa dg amonia
ekstraksi dg kloroform
Lap air uji Lap kloroform uji
Dg TLC (obat basa)
Uapkan amonia, uji dg spektro
Ektraksi Obat dari Urin dan Saluran CernaEktraksi Obat dari Urin dan Saluran Cerna
Sampel pH 3, ekstraksi dg eter
Eter, ekstraksi dg eter Air, ekstraksi dg CHCl3
Bikarbonat (asam kuat)Fraksi A
Eter, ekstraksi dg NaOH
NaOH, asam lemahFraksi B
Eter, netralFraksi C
Lap air, hidrolisis pH 3Ekstraksi dg eter
CHCl3, basa, fraksi D
Etter, fraksi E
Air (pH 9), ektraksi etil asetatIsopropil alkohol (9:1)
Lap pelarutFraksi F
Fraksi A: salisilat, fenitoinFraksi A: salisilat, fenitoin Fraksi B: barbiturat, clorpropamid, gluthemid, paracetamol, Fraksi B: barbiturat, clorpropamid, gluthemid, paracetamol,
fenilbutazon, fenitoinfenilbutazon, fenitoin Fraksi C: kafein, carbromal (isi perut), klordiazepoksid, Fraksi C: kafein, carbromal (isi perut), klordiazepoksid,
clormetiazole, ethclorvinol, flurazepam, gluthimid, lorazepam, clormetiazole, ethclorvinol, flurazepam, gluthimid, lorazepam, meprobamat, metaqualon, metiprilon, nitrazepam, meprobamat, metaqualon, metiprilon, nitrazepam, paracetamol, fenazon, termazepam, teofilinparacetamol, fenazon, termazepam, teofilin
Fraksi D: amitriptilin, amfetamin, kafein, clordiazepoksid, Fraksi D: amitriptilin, amfetamin, kafein, clordiazepoksid, clormetiazol, cpz, clomipramin, codein, desipramin, clormetiazol, cpz, clomipramin, codein, desipramin, dextropoxypen, diazepam, dihidrocodein, ergot, flurazepam, dextropoxypen, diazepam, dihidrocodein, ergot, flurazepam, imipramin, lorazepam, maprotilin, metadon, metaqualon, imipramin, lorazepam, maprotilin, metadon, metaqualon, mianserin, morfin, nitrazepam, propanolol, quinine, mianserin, morfin, nitrazepam, propanolol, quinine, termazepam, teofilin, tioridazin, trimipramintermazepam, teofilin, tioridazin, trimipramin
Fraksi E: benzodiazepinFraksi E: benzodiazepin Fraksi F: codein, morfinFraksi F: codein, morfin
Ektraksi Obat dari Darah, Serum atau PlasmaEktraksi Obat dari Darah, Serum atau Plasma
Sampel (pH 7,4)Ekstraksi dg CHCl3
CHCl3, jika ada salisilatEkstrak dg NaHCO3Asam kuat fraksi A
Ekstraksi dg 0,5 M H2SO4Endapan sulfat
Ekstraksi dg NaOH
NaOH, asam lemahFraksi B
CHCl3, netral dan basaFraksi C
Buat basa dg amonia, Ekstraksi dg CHCl3
CHCl3, basaFraksi D
Ekstraksi Obat dari campuran dg bahan alamEkstraksi Obat dari campuran dg bahan alam
Bahan alam banyak mengandung senyawa-senyawa metabolit, Bahan alam banyak mengandung senyawa-senyawa metabolit, sehingga diperlukan metode esktraksi misal soxletasisehingga diperlukan metode esktraksi misal soxletasi
Untuk ekstraksi diperlukan pelarut yang dapat melarutkan Untuk ekstraksi diperlukan pelarut yang dapat melarutkan senyawa obat misal alkohol.senyawa obat misal alkohol.
Sampel + etanol
+ KOH etanol 10 %
Dinginkan hingga kental
Ekstrak siap ditotolkan
Sisihkan ke dalam flakon
Tambahan untuk pereaksi warnaTambahan untuk pereaksi warna
1. Benedict: larutkan 1,73 g CuSO4 dalam air, 1. Benedict: larutkan 1,73 g CuSO4 dalam air, larutkan 17,3 g trisodium sitrat dan 10 g Na2CO3 larutkan 17,3 g trisodium sitrat dan 10 g Na2CO3 anhidrat dlm 80 ml air, panaskan campur dg larutn anhidrat dlm 80 ml air, panaskan campur dg larutn pertama. Metodenya tambah 0,5 ml reagen ke sampel pertama. Metodenya tambah 0,5 ml reagen ke sampel panaskan selama 3 menit. Reaksi positif utk senyawa panaskan selama 3 menit. Reaksi positif utk senyawa agen pereduksi kuat.agen pereduksi kuat.
2. CuSO4: larutkan sampel dalam 0,1 M NaOH dan 2. CuSO4: larutkan sampel dalam 0,1 M NaOH dan tambah 1% larutan CuSO4, tetes, demi tetes. Metode tambah 1% larutan CuSO4, tetes, demi tetes. Metode akan positif adanya gugus sulfonamidakan positif adanya gugus sulfonamid
3. Tes Fujiwara: disiapkan segar larutan NaOH. 3. Tes Fujiwara: disiapkan segar larutan NaOH. Campur 2 ml reagen dan 1 ml piridin, tambah sampel Campur 2 ml reagen dan 1 ml piridin, tambah sampel dan panaskan 100dan panaskan 100°C selama 2 menit, dengan °C selama 2 menit, dengan pengocokan. Reaksi positif bila lap piridin berwarna pengocokan. Reaksi positif bila lap piridin berwarna merah yaitu dengan adanya senyawa dg minim 2 merah yaitu dengan adanya senyawa dg minim 2 atom halogen terikat pada 1 atom karbon.atom halogen terikat pada 1 atom karbon.
4. Tes Marquis: campur 1 ml formaldehid dg 9 ml 4. Tes Marquis: campur 1 ml formaldehid dg 9 ml H2SO4. Tambah reagen ke sampel. Reaksi positif H2SO4. Tambah reagen ke sampel. Reaksi positif cincin sulfur (baik tidak atau dengan cincin cincin sulfur (baik tidak atau dengan cincin aromatik), cincin oksigen (dengan cincin aromatik), aromatik), cincin oksigen (dengan cincin aromatik), cincin aromatik dg atom C, H, N.cincin aromatik dg atom C, H, N.
5. Aromatik:5. Aromatik:a.a. Sampel ditambah NaOH padat dan Sampel ditambah NaOH padat dan
dipanaskan, tambah pereaksi marquis, hasil dipanaskan, tambah pereaksi marquis, hasil positif bila terbtk warna merah atau oranye positif bila terbtk warna merah atau oranye untuk senyawa aromatik.untuk senyawa aromatik.
b.b. Tambah 2 atau 3 tetes asam nitrit pd sampel, Tambah 2 atau 3 tetes asam nitrit pd sampel, panaskan selama 1 menit, dinginkan tambah panaskan selama 1 menit, dinginkan tambah air dan buat alkali dg NaOH, terjadi air dan buat alkali dg NaOH, terjadi perubahan warna dr tdk berwarna atau perubahan warna dr tdk berwarna atau kuning menjadi lebih gelap menunjukkan kuning menjadi lebih gelap menunjukkan adanya senyawa aromatik.adanya senyawa aromatik.