Ekskresi
Click here to load reader
-
Upload
deika-tri-oktavia -
Category
Documents
-
view
149 -
download
1
Transcript of Ekskresi
EKSKRESI
(URINE)
Disusun Oleh :
Dely Citra (06091009002)
Amelia Anggita (06091009008)
Rani Pranita (06091009021)
Juwilda (06091009027)
Deika Trioktavia (06091009036)
PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNSRI 09
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010/2011
EkskresiA. Tujuan
1.Uji Sifat Kimiawi Urin
-Untuk menentukan kandungan kimiawi urin
2. Glukosa Dalam Urin
-Untuk memeriksa asa tidaknya glukosa dalam urine
3. Amonia Dalam Urine
- Untuk mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urin.
B. Landasan Teori
1. Urin
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga
beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin
disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra.
2. Komposisi
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti
urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal
dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke
dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam
kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang
akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui
melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen
yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan
kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin
seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam
urin orang yang sehat.
Urine itu kan dinamai seperti itu karena komposisi utamanya adalah urea,
CO(NH2)2. Pemanasan larutan urea tujuannya untuk mempercepat hidrolisis urea.
Pada suhu kamar, urea juga dapat terhidrolisis tapi lambat. Jadi kamar mandi
butuh beberapa waktu tidak disiram dulu baru berbau amonia.
CO(NH2)2(aq) + H2O(l) -> CO2(g) + 2NH3(g)
Hidrolisis artinya penguraian oleh air. Pada kebanyakan reaksi, air juga ikut
bereaksi. Pemanasan hanya mempercepat reaksi di atas. Urin yang tidak dipanaskan
juga urea bisa terurai sendiri menjadi amonia yang berbau pesing.
3. Fungsi
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-
obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang
"kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau
saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri.
Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin
sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga
bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan
urin berwarna kuning pekat atau cokelat.
Terapi urin Amaroli adalah salah satu usaha pengobatan tradisional India, Ayurveda.
4. Kegunaan lain
Dukun Aztec menggunakan urin untuk membasuh luka luar sebagai pencegah
infeksi dan diminum untuk meredakan sakit lambung dan usus. Bangsa Romawi
Kuno menggunakan urin sebagai pemutih pakaian. Di Siberia, orang Kroyak
meminum urin orang yang telah mengkonsumsi fly agaric (sejenis jamur beracun
yang menyebabkan halusinasi bahkan kematian) atau sejenisnya untuk berkomunikasi
dengan roh halus. Dahulu di Jepang, urin dijual untuk dibuat menjadi pupuk.
Penggunaan urin sebagai obat telah dilakukan oleh banyak orang, diantara mereka
adalah Mohandas Gandhi, Jim Morrison, dan Steve McQueen.
5. Sejarah
Warna kuning keemasan dalam urin pernah dianggap berasal dari emas. Para
ahli kimia menghabiskan banyak waktu untuk mengekstrak emas dari urin yang
akhirnya justru menghasilkan white phosporous, yang ditemukan oleh ahli kimia
Jerman, Hennig Brand di tahun 1669 ketika ia sedang mendistilasi urin yang
difermentasikan. Pada tahun 1773, ahli kimia Perancis, Hilaire Rouelle, menemukan
urea ketika ia mendidihkan urin hingga kering.
C. Alat Dan Bahan
1. Lima buah tabung reaksi dan
rak tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Lampu Spritus
4. Pegangan tabung reaksi
5. Kertas saring
6. Reagen Benedict
7. Air mendidih
8. Larutan gula konsentrasi 10%
9. Asam asetat 6%
10. Putih Telur
11. Gelas Ukur
D. Prosedur Kerja
1. Kegiatan 1 Uji Sifat Kimiawi Urin
a. Siapkan 5 tabung reaksi beri nomor 1 sampai dengan 5
b. Isi tabung 1 dengan larutan glukosa 10% setetes, tabung 3 dengan putih
telur, tabung 2 isi dengan 1 ml, tabung 4 dengan 2/3 urine dari volume
tabung dan tabung 5 dengan 5ml urine.
c. Pada tabung 1 dan 2 selanjutnya diberi masing-masing 5 tetes reagen
benedict. Selanjutnya kedua tabung dimasukan ke dalam air mendidih
selama sekita 5 menit, bersama tabung 3.
d. Amatilah perubahan yang terjadi mengennai warnanya, bandingkan warna
tabung 1 dan 2.
2. Kegiatan 2 Uji Sifat Kimiawi Urin
a. Panasi permukaan tabung 4 selama 30 detik di atas lampu spritus melalui
bantuan pemegang tabung reaksi
b. Amatilah perubahan warna yang terjadi. Jika keruh kemungkinan ada 3
penyebab yaitu adanya protein, kalsium fosfat atau kalsium karbonat.
c. Selanjtnya tetskan sebanyak 3-5 tetes asam asteat 6%. Amatilah perubahan
yang terjadi mengenai kekeruhannya.
3. Kegiatan 3 Glukosa Dalam Urin
a. Didihkan 5 ml larutan Benedict dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 8 tetes ke dalam larutan tadi dan panaskan lagi selama 1-2
menit, kemudian biarkan dingin.
c. Amatilah adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi, bila :
1. Hijau : Kadar glukosa 1 %
2. Merah : Kadar glukosa 1,5%
3. Oranye : Kadar glukosa 2%
4. Kuning : kadar glukosa 5%
4. Kegiatan 4 Amonia Dalam Urine
a. Masukan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi
b. Panaskan dengan lampu spritus
c. Ciumlah bagaiman baunya.
E. Hasil Pengamtan
1. Kegiatan 1 Uji Sifat Kimiawi Urin
No
.
Tabung Sebelum ditetesi
Benedict
Setelah
Ditetesi
Setelah Dipanaskan
1 Glukosa 10% Bening Biru Merah Bata
2 Urine 1 ml Kuning Pucat Biru Coklat tua
3 Putih Telus Bening Tidak ditetesi Putih susu dan menggumpal
2. Kegiatan 2 Uji Sifat Kimiawi Urin
No Tabung Sebelum
Dipanaskan
Setelah Dipanaskan Setelah Ditetesi
Benedict
1 Tabung 4 (urine
sebanayak 2/3 dari
volume tabung)
Warna Kuning
Pucat
Ada butiran-butiran
halus yang
terkandug dalam
urine dan agak
keruh
Keadaan sama
seperti dpanak an.
Terdapat butiran
halus dalam urine.
3. Kegiatan 3 Glukosa Dalam Urin
No
.
Tabung Sebelum
Dipanaskan
Setelah
Dipanaskan
Keterangan
1 5 ml benedict yang
ditetesi 8 tetes urine
Biru muda Biru Tua Kadar glukosa
kurang dari 1%
(0,3%)
4. Kegiatan 4 Amonia Dalam Urine
No Tabung Sebelum Dipanaskan Setelah Dipanaskan
1 1 ml urine Tidak terlalu bau dan
berwarna kuning pucat
Berbau pesing
F. Gambar Hasil Penelitian
1. Gambar Kegiatan 1 Uji sifat kimiawi urine 2. Kegiatan 2
Setelah direbus atau Urine yangdipanaskan selama 5 menit Dipanaskan
3. Gambar Kegiatan 3 Uji Glukosa Pada Urine
Ketika dipanaskan Setelah dipanaskan
4. Gambar Kegiatan 4 Uji Amonia Pada Urine
Glukosa 10%
Urine
Putih Telur
Urine yang dipanaskan untuk mempercepat hidrolisa sehingga tercium bau amonia
5. Pembahasan
Praktikum ekskresi ini menggunakan bahan yaitu urin. Pada praktikum ini
dilakukan pengujian berbagai macam zat yang terkandung pada urine seperti
kandungan glukosa, protein dan ammonia. Pada kegiatan 1 yaitu uji sifat kimiawi
terdapat tiga tabung yang dibandingkan dan direbus bersamaan selama 5 menit.
Masing-masing tabung berisi putih telur, urine yang telah ditetesi benedict dan
glukosa 10% yang telah ditetesi benedict. Tabung yang berisi telur sebelum direbus
berwarna bening dan sesudah direbu menjadi menggumpal serta berwarna putih susu.
Hal ini menjelaskan, jika pada urine terdapat kandungan protein maka tabung yang
berisi urin yang direbus atau dipanaskan akan memiliki kumpalan putih susu seperti
telur rebus. Pada glukosa 10% warna yang berubah dari biru menjadi merah bata dan
urine yang ditetesi benedict juga berubah dari biru menjadi coklat
Untuk kegiatan 2, urine dipanaskan dan diberikan tetesan larutan asam asetat
6% untuk melihat kandungan yang terdapat pada urin apakah terdapat protein,
kalsium fosfat, dan kalsium karbonat. Ketika dipanaskan, tampak terlihat butiran-
butiran halus sehingga membuat urin terlihat sedikit keruh dan begitu juga setelah
diteteskan benedict.
Sedangkan untuk kegiatan 3 merupakan uji kandung glukosa yang terdapat
pada urine. Hasil yang didapat pada kegiatan 3, setelah larutan benedict dengan 8
tetesen urine ini menghasilkan warna biru yang tetap tetapi agak lebih tua. Dari uji
coba ini kandungan glukosa kurang dari 1% yaitu glukosanya hanya 0,3%. Bila urine
terlalu banyak mengandung glukosa maka akan terkena diabetes.
Pada kegiatan 4 yaitu uji ammonia, urine 1 ml dipanaskan. Tujuan dari
pemanasan ini adalah mempercepat proses hidrolisis sehingga urine tersebut akan
mengeluarkan bau pesing atau bau ammonia.
6. Kesimpulan
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Urine pada percobaan di atas memiliki kandungan glukosa kurang dari 1%
yaitu 0,3% (Warna Biru Tua) dan ketika urin dipanaskan terdapat butiran halus dan
sedikit mengkeruh. Serta terjadi hidrolisis pada urine yang dapat menyebabkan bau
pesing atau bau ammonia.
7. Daftar Pustaka
Anonim. 2009. Kenapa Urine Harus Dipansakan (Akses : http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090217014843AAFDMoz 9/12/2010))
Anonim. 2010. Urin (Akses : http://id.wikipedia.org/wiki/Urin 9/12/2010))
Slamet, Adeng dan M.Tibrani. 2010. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Indralaya ; UNSRI,