Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

77
MAKALAH EKSISTENSI MANUSIA DAN KEBUTUHAN FISIOLOGI BESERTA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN INDUSTRI BAHAN PEWARNA DAN PENCELUP INDUSTRI KARET DAN KULIT INDUSTRI PLASTIK Penyusun : Rahmaningrum – 41614310003 Ina Yuniarti – 41614310005 Dimas Fadhlul Ramadhan – 41614310006 1

description

agama islam

Transcript of Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Page 1: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

MAKALAH EKSISTENSI MANUSIA DAN KEBUTUHAN FISIOLOGIBESERTA

INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMANINDUSTRI BAHAN PEWARNA DAN PENCELUP

INDUSTRI KARET DAN KULITINDUSTRI PLASTIK

Penyusun :Rahmaningrum – 41614310003

Ina Yuniarti – 41614310005Dimas Fadhlul Ramadhan – 41614310006

Sischa Cahya Putri – 41614310012Adrianus - 416143100047

1

Page 2: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Daftar isi

Daftar isi_____________________________________________________________________________2

Kebutuhan Dasar Manusia_______________________________________________________________5

(Eksistensi Manusia)____________________________________________________________________5

A. PENDAHULUAN__________________________________________________________________5

1. Eksistensi Manusia_____________________________________________________________5

B. Eksistensi Manusia menurut para tokoh_____________________________________________7

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dasar adalah sebagai berikut :____11

Industri Makanan, dan Minuman_________________________________________________________13

Pengertian_________________________________________________________________________13

A. Bahan Baku____________________________________________________________________13

B. Proses pengolahannya bermacam-macam seperti :____________________________________13

C. Contoh Proses Produksi pada Industri Makanan dan Minuman__________________________14

1. Industri Mie Instan____________________________________________________________14

2. Industry minuman____________________________________________________________15

D. Pengolahan Limbah___________________________________________________________16

E. Nutrisi dalam Makanan dan Minuman____________________________________________21

F. Komposisi___________________________________________________________________22

INDUSTRI BAHAN PEWARNA DAN PENCELUP_______________________________________________23

A. Latar Belakang_________________________________________________________________23

PEMBAHASAN______________________________________________________________________23

Pengenalan bahan pewarna dan pencelup_____________________________________________23

i. Bahan pewarna___________________________________________________________________23

ii. Pewarna Alami___________________________________________________________________24

iii. Pewarna Sintetis__________________________________________________________________24

Proses Pewarnaan_________________________________________________________________25

a. Bahan pencelup________________________________________________________________26

Gaya – gaya ikat pada pencelupan____________________________________________________26

Metode Pencelupan_______________________________________________________________27

Proses-Proses Pencelupan__________________________________________________________28

2

Page 3: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Proses Pencelupan dengan Zat Warna Reaktif___________________________________________28

Hal – hal yang Mempengaruhi Proses Pencelupan_______________________________________29

Klasifikasi Bahan Pewarna dan Pencelup_______________________________________________30

Bahan Baku Dari Bahan Pewarna dan Pencelup__________________________________________34

Pembuatan Bahan Pewarna Alami dan Buatan__________________________________________35

Dampak Penggunaan Bahan Pewarna Alami dan Buatan__________________________________36

Perbedaan antara Pewarna Alami dan Pewarna Buatan___________________________________37

B. PENUTUP_____________________________________________________________________38

INDUSTRI KARET DAN KULIT_____________________________________________________________39

A. Pengertian Karet dan Kulit________________________________________________________39

B. Sifat Karet dan Kulit_____________________________________________________________40

C. Klasifikasi Karet dan Kulit________________________________________________________41

D. Pengolahan Limbah Karet dan Kulit_________________________________________________46

INDUSTRI PLASTIK DAN LIMBAH INDUSTRI_________________________________________________50

A. Pengertian_____________________________________________________________________50

B. Pembahasan___________________________________________________________________50

1. Sejarah Plastik________________________________________________________________50

2. Penjelasan Plastik_____________________________________________________________51

3. Jenis Plastik__________________________________________________________________52

4. Proses Pembuatan Plastik_______________________________________________________53

C. Pengolahan Limbah Plastik________________________________________________________54

BAGIAN – BAGIAN SCREW__________________________________________________________56

Daftar pustaka________________________________________________________________________57

3

Page 4: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Kebutuhan Dasar Manusia

(Eksistensi Manusia)

A. PENDAHULUAN

1. Eksistensi Manusia

Eksistensi manusia di Planet Bumi sudah bertahan selama ratusan ribu tahun, yaitu sejak Nabi Adam AS dan Siti Hawa diturunkan. Menurut situs Wkipedia, Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Gaya hidup asli manusia adalah pemburu dan pengumpul. Gaya hidup manusia lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat; terkadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang.

Perkampungan manusia menetap bergantung pada kedekatannya dengan sumber air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya seperti lahan subur untuk menanam hasil panen dan menggembalakan ternak atau, sesuai dengan musim tersedianya mangsa/makanan.

Dalam kurun waktu 200 tahun dari 1800 sampai 2000, populasi dunia telah bertambah pesat dari satu hingga enam milyar. Diperkirakan mencapai puncaknya kira-kira sepuluh milyar selama abad ke-21. Sampai 2004, sebuah minoritas yang cukup besar — sekitar 2.5 dari jumlah 6.3 milyar jiwa — tinggal di sekeliling daerah perkotaan. Urbanisasi diperkirakan akan melonjak drastis selama abad ke-21. Polusi,

4

Page 5: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

kriminal dan kemiskinan hanyalah beberapa contoh dari masalah yang dihadapi oleh manusia yang tinggal di kota dan pemukiman pinggiran kota.

Tekanan populasi manusia terhadap lingkungan semakin menguat, padahal disisi lainnya kapasitas sumberdaya alam dan lingkungan dalam mendukung kehidupan manusia terus menyusut. Sebagaimana diungkapkan oleh Maslow (1970) manusia adalah makhluk hidup yang cukup unik dalam kehidupan dasar hidupnya. Kalau pada makhluk hidup di luar manusia kebutuhan dasar mereka lebih utama pada kebutuhan fisiologis untuk bertahan hidup, walaupun sebagai pelengkap kebutuhan mereka juga memiliki naluri fisik bagi keamanan eksintesinya. Demikian pula manusia juga membutuhkan keamanan fisik, ketentraman dan perlindungan fisik lainnya. Lebih dari itu menurut Maslow manusia juga membutuhkan rasa kebanggaan atau kehormatan diri dan kehormatan antarsesama. Kebutuhan yang terakhir ini termasuk dalam kebutuhan psikologis atau kebutuhan kejiwaan.

Jadi kebutuhan manusia yang paling hakiki dapat dikelompokan sebagai kebutuhan fisiologis, fisik dan pisikologi, dan pemenuhan akan kebutuhannya ini merupakan kewajiban dan hak azasi setiap orang. Dengan demikian, pangan bagi penduduk harus tersedia setiap saat dimana saja mereka membutuhkannya. Kondisi fisiologis adalah terpenuhinya pangan bagi masyarakat yang dikenal dengan istilah ketahanan pangan (food security), disamping kebutuhan fisiologis akan air dan udara, khususnya oksigen (O2). Dalam undang-undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan didefinisikan Ketahanan Pangan (food resistance). Ketahanan pangan itu merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan fisiologi bagi rumah tangga yang tercemin dari tersedianya pangan, air dan udara yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau (Soerjani, dkk, 2006).

5

Page 6: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

B. Eksistensi Manusia menurut para tokoh

Dalam mazhab humanistik ini terdapat beberapa tokoh antara lain :1. Abraham Maslow2. Viktor Frankl3. Erich Fromm

1. Abraham MaslowTeori Maslow

Menurut Maslow pemenuhan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan (motivasi) yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi pertumbuhan atau perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada. Misalnya, lapar akan mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi; haus untuk memenuhi kekurangan cairan dan elektrolit tubuh; sesak nafas untuk memenuhi kekurangan memenuhi oksigen di tubuh; takut dan cemas merupakan kebutuhan untuk memenuhi kekurangan rasa aman; dan sebagainya. (Asmadi, 2008).

Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Dalam teorinya Maslow mengasumsikan bahwa manusia memiliki suatu usaha positif untuk mengembangkan dirinya serta manusia memiliki kekuatan untuk

6

Page 7: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

menolak perkembangan itu. Maslow juga membagi kebutuhan dasar dari manusia menjadi 5 bagian, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan harga diri serta aktualisasi diri.1. Kebutuhan Fisiologi (Phisiological Needs)

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan primer dan mutlak harus dipenuhi untuk memelihara homeostatis biologis dan kelangsungan kehidupan bagi tiap manusia. Kebutuhan ini merupakan syarat dasar apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi kebutuhan lainnya.

Pemenuhan kebutuhan fisiologis bersifat lebih mendesak untuk didahulukan daripada kebutuhan-kebutuhan lain yang ada pada tingkat yang lebih tinggi.

Kebutuhan fisiologis meliputi : oksigen, cairan, nutrisi, eliminasi, istirahat, tidur, terbebas dari rasa nyeri, pengaturan suhu tubuh, seksual, dan lain sebagainya.

Apabila kebutuhan fisiologis ini sudah terpenuhi, maka seseorang akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih tinggi dan begitu seterusnya. Dominasi kebutuhan fisiologi ini relatif lebih tinggi dibanding dengan kebutuhan lain dan dengan demikian muncul kebutuhan-kebutuhan lain.

2. Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan (Self Security Needs)Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan adalah kebutuhan untuk

melindungi diri dari berbagai bahaya yang mengancam, baik terhadap fisik maupun psikososial. Ancaman terhadap keselamatan dan keamanan fisik seseorang dapat dikategorikan ke dalam ancaman mekanik, kimia, termal dan bakteri.

Kebutuhan keselamatan dan keamanaan berkenaan dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keselamatan dan keamanan dalam konteks secara fisiologis berhubungan dengan sesuatu yang mengancam tubuh seseorang dan kehidupannya. Ancaman bisa nyata atau hanya imajinasi, misalnya penyakit, nyeri, cemas, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Mencintai dan Dicintai (Love ad Belongingness Needs)Kebutuhan cinta adalah kebutuhan dasar yang menggambarkan emosi

seseorang. Kebutuhan ini merupakan suatu dorongan dimana seseorang berkeinginan untuk menjalin hubungan yang bermakna secara efektif atau hubungan emosional dengan orang lain. Dorongan ini akan makin menekan seseorang sedemikian rupa, sehingga ia akan berupaya semaksimal mungkin untuk mendorongkan pemenuhan kebutuhan akan cinta kasih dan perasaan memiliki

7

Page 8: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

4. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)Harga diri adalah penilaian individu mengenai nilai personal yang diperoleh

dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri (Stuart & Sundeen, 1998). Menurut hierarki kebutuhan dasar manusia, seseorang dapat mencapai kebutuhan harga diri bila kebutuhan terhadap mencinta dan dicintai telah terpenuhi. Terpenuhinya kebutuhan harga diri seseorang tampak dari sikap penghargaan diri.

5. Kebutuhan Aktualisasi diri (Self Actualization Needs)Kebutuhan aktualisasi diri adalah tingkatan kebutuhan yang paling tinggi

menurut Maslow dan Kalish. Oleh karenanya untuk mencapai tingkat kebutuhan aktualisasi diri ini banyak hambatan yang menghalanginya. Secara umum hambatan tersebut terbagi dua yakni internal dan eksternal. Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri seseorang. Seperti ketidaktahuan akan potensi diri serta perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensial diri, sehingga potensinya terus terpendam. Berdasarkan teori maslow mengenai aktualisasi diri, terdapat asumsi dasar bahwa manusia pada hakikatnya memiliki nilai intrinstik berupa kebaikan. Dari sinilah manusia memiliki peluang untuk mengembangkan dirinya.

Jika dalam pemenuhan kebutuhan dasar diatas salah satu kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka individu akan terus berusaha memenuhinya terlebih dahulu berdasarkan urutan kebutuhan yang telah ditentukan. Contohnya seperti, jika kebutuhan fisiologisnya (makan, minum) tidak terpenuhi, maka individu tidak akan memunculkan kebutuhan akan rasa aman sampai kebutuhan fisiologisnya terpenuhi.

2. Viktor FranklTeori Viktor Frankl ini muncul ketika dia sedang dalam camp nazi, yang merupakan

tempat semua orang-orang yahudi dihukum. Pada saat itu bangsa Jerman ingin memusnahkan bangsa Yahudi. Banyak hal-hal yang didapatkannya dari camp tersebut, namun pada intinya, teori Frankl ini menekankan pada pemaknaan hidup.

Pada saat dipenjara tersebut, Frankl mulai belajar tentang kehidupan, dan dia tidak mau untuk terjebak dalam ketidakbebasannya dalam pemenuhan perilakunya ketika di camp tersebut. Menurut Frankl pada diri manusia itu terdapat suatu kebebasan dalam menentukan apa yang harus dilakukannya, dan perilaku yang dilakukan oleh manusia saat ini bukanlah merupakan hasil dari pengalaman masa lalunya. Lagi, menurutnya manusia memiliki kebutuhan terhadap keinginan tentang makna dari sesuatu yang telah

8

Page 9: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

dilakukannya, pada diri manusia pasti terdapat keinginan seperti hal tersebut dalam dirinya.

Makna hidup, menurut Frankl akan menuntun individu untuk memiliki apa tujuan hidupnya, serta memunculkan usaha untuk mencapai tujuan hidup tersebut. Dalam setiap perilaku yang dilakukan oleh individu pasti ada makna hidup yang terkandung didalamnya, namun tergantung dari individu tersebut apakah dapat menemukannya atau tidak. Jika individu dapat menemukannya, menurut Frankl akan terdapat kebahagiaan yang dimilikinya (happiness).

Manusia dapat menemukan makna hidupnya melalui transcendensi diri, ada beberapa sumber makna hidup yaitu nilai kreatif, nilai pengalaman, dan nilai sikap. Frankl berpendapat bahwa eksistensi manusia terdiri akan 3 hal, yaitu spiritualitas, kebebasan, dan tanggung jawab.

3. Erich Fromm Teorinya ini sangat dipengaruhi oleh Freud dan juga Karl Marx. Dia mencoba

untuk menggabungkan dua teori tersebut, yaitu tentang bagaimana manusia mencari kebebasan diri. Teorinya ini juga berdasarkan pada individu yang terisolasi dari lingkungan sekitar, hal ini tak lain juga karena pengaruh dari pengalaman hidupnya. Fromm juga mengatakan tentang manusia sebagai binatang dan manusia sebagai manusia semestinya, dalam arti manusia sebagai binatang adalah manusia memiliki kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi, seperti kebutuhan makan, minum, seks, dll. Manusia sebagai manusia tak lain memiliki pengertian bahwa manusia memiliki kesadaran diri, pikiran yang dapat membuat manusia mengetahui bagaimana cara berperilaku yang tepat.

Fromm juga mandasari teorinya berdasarkan filsafat dualistik. Menurutnya eksistensi manusia ini terjadi antara pertentangan dari satu hal terhadap hal lainnya. Dari pertentangan tersebut Fromm menyebutnya sebagai dilema eksistensi dan membaginya menjadi 4 dualisme eksistensi manusia yaitu, manusia sebagai binatang dan manusia sebagai manusia, hidup dan mati, sempurna dan ketidaksempurnaan, serta kesendirian dan kebersamaan. Dari 4 hal tersebut merupakan konflik yang tak pernah terselesaikan pada diri manusia, dan manusia itu sendiri harus berusaha untuk menjembatani antara dualisme tersebut.

Fromm tahu bahwa manusia merupakan makhluk yang mandiri, dan kehidupannya dijalani dengan dirinya sendiri, namun manusia juga tidak dapat terlepas dari kesendirian itu mengingat manusia merupakan makhluk sosial. Meskipun manusia merupakan makhluk yang mandiri dan sendiri manusia juga membutuhkan rasa keterikatan antara satu individu dengan individu lainnya, selain itu manusia juga butuh akan kebebasan.

9

Page 10: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Fromm membagi kebutuhan manusia menjadi dua hal yaitu kebutuhan akan kebebasan serta keterikatan dan kebutuhan akan memahami serta berkreativitas. Kebutuhan kebebasan dan keterikatan antara lain, relatedness, rootedness, transcendency, unity, dan identity. Kebutuhan mmemahami dan kreativitas meliputi Frame of orientation, Frame of devotion, Excitation – stimulation, Effectivity. Fromm juga mengatakan tentang mekanisme manusia dalam melarikan diri dari kebebasan yang ada pada dirinya. Kebebasan menurut Fromm dapat menimbulkan keterasingan terhadap individu yang bersangkutan, karena dengan kebebasan tersebut manusia akan merasakan ketidakberdayaannya akan kebebasan itu sendiri.

Pada intinya semua tokoh yang ada pada aliran humanistik ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang meng-aktualisasi-kan dirinya dengan potensi yang telah ada serta tertanam pada individu tersebut.

Pada hakikatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan tersebut bersifat manusiawi dan menjadi syarat untuk keberlangsungan hidup manusia. Siapapun orangnya pasti memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena terdapat perbedaan budaya, maka kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkannya.

Dalam pemenuhan kebutuhan dasar, dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terjadi pada seseorang sehingga kebutuhan dasarnya terpenuhi atau tidak terpenuhi.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dasar adalah sebagai berikut :Penyakit. adanya penyakit didalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan, baik secra fisiologis maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.Hubungan Keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain- lain.Konsep diri. Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan(wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif terhadap diri. Orang yang merasa positif terhadap dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.

10

Page 11: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Tahap Perkembangan. Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual mengingat berbagai fungsi organ tubuh juga mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda.

Manusia mempunyai kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu mempunyai karakteristik yang unik, kebutuhan dasarnya sama. Perbedaannya hanya dalam pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankkan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori hierarki kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter & Patricia, 1997).

11

Page 12: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Industri Makanan, dan Minuman

Pengertian

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Industri makanan dan minuman adalah industri yang mengolah bahan mentah atau barang menjadi barang jadi yang berupa makanan, minuman, dan produk olahan susu untuk konsumsi manusia atau hewan.

Industri makanan, dan minuman sendiri biasanya memproduksi bahan baku dari bahan pangan yang diolah menjadi bahan pangan lainnya.

A. Bahan Baku

Bahan Baku dalam industri makanan dan minuman umumnya bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan), dan Pemanis, Zat tambahan bahan pangan (Pengawet, Pewarna, Nutrisi Tambahan dan lainnya) yang sering digunakan dalam industri minuman.

B. Proses pengolahannya bermacam-macam seperti :- Memotong atau mengupas- Pelunakan- Pemerasan, seperti untuk membuat jus buah- Fermentasi contohnya di pembuatan bir dan keju- Emulsifikasi contohnya pembuatan santan instan- Pemasakan, seperti perebusan, pendidihan, penggorengan, pengukusan atau

pemanggangan.- Pencampuran- Menambah gas seperti pengembang untuk roti atau gasifikasi minuman ringan- Peragian- Pengeringan semprot- Pasteurisasi

12

Page 13: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

- Ekstraksi- Pengepakan

C. Contoh Proses Produksi pada Industri Makanan dan Minuman

Banyak industri makanan dan minuman yang berkembang di Indonesia diantaranya, industri mie instan, industri makan ringan (keripik dan snack), industri minyak goreng, industri olahan susu dan olahan hewani (keju,penyedap rasa dan sosis), indistri minuman berperisa, minuman soda, sirup, industri minuman berenergi, industry minuman kesehatan dan masih banyak lagi.

Insutri makanan dan Industri minuman yang sangat popular di Indonesia salah satunya adalah industri mie instan dan Industri minuman berkarbonasi, berikut pembahasan mengenai proses produksi dari masing-masing industri.

1. Industri Mie Instan

Bahan bakunya terdiri dari Tepung terigu, Air, Garam, sodium bikarbonat, sodium poliphospat, tartrazine, pengental (putih telur)

Diagram alir proses

13

Page 14: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Secara umum proses pembuatan mie kering/ mie instan adalah Pencampuran, Pengepresan, Pengirisan dan Pembentukan gelombang, Pengukusan, Pemotongan, Pengeringan, Pendinginan dan Pengemasan. Dalam prose pembuatan mie instan ini menghasilkan limbah yang apabila tidak diolah terlebih dahulu akan berdampak negatif yaitu pencemaran bagi lingkungan.

2. Industry minuman

Kategori jenis minuman pada industri terbagi menjadi beberapa jenis:

1) AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) adalah air yang telah di proses, dikemas dan aman untuk diminum atau dikonsumsi secara langsung mencakup air mineral dan demineral. Semua hal tentang minuman dalam kemasan pada SNI 01-3553-2006. Standar ini meliputi syarat mutu, cara uji, syarat lulus uji, dan syarat lainnya untuk air minum dalam kemasan.

2) Karbonasi merupakan minuman yang dibuat dengan mengabsorpsikan karbondioksida ke dalam air minum. Bahan makanan dan tambahan lainnya yang ditambahkan dalam minuman ringan terdiri dari: Bahan makanan alami meliputi buah-buahan dan/atau produk dari buah-

buahan, daun-daunan dan/atau produk dari daun, akar-akaran, batang/kayu tumbuhan, rumput laut, susu dan/atau produk dari susu.

Bahan makanan sintetik meliputi sari kelapa, vitamin, stimulan. Tambahan lainnya meliputi: pemberi rasa, pemberi asam, pemberi aroma,

pewarna dan pengawet, garam.

3) Saribuah cairan yang dihasilkan dari pemerasan atau penghancuran buah segar yang telah masak. Pada prinsipnya dikenal 2 (dua) macam sari buah, yaitu :

Sari buah encer (dapat langsung diminum), yaitu cairan buah yang diperoleh dari pengepresan daging buah, dilanjutkan dengan penambahan air dan gula pasir.

Sari buah pekat/Sirup, yaitu cairan yang dihasilkan dari pengepresan daging buah dan dilanjutkan dengan proses pemekatan, baik dengan cara pendidihan biasa maupun dengan cara lain seperti penguapan dengan hampa udara, dan lain-lain. Sirup ini tidak dapat langsung diminum, tetapi harus diencerkan dulu dengan air (1 : 5).

14

Page 15: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

4) Isotonik merupakan minuman yang konsentrasinya sama dengan cairan tubuh. Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air.

5) Teh merupakan minuman yang mengandung kafein yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

6) Kopi dan Susu merupakan minuman yang dikonsumsi karena manfaatnya untuk tubuh. Banyak sekali manfaat hal dari minuman ini.

Bahan baku yang digunakan dalam dalam pembuatan minuman Isotonik adalah air artesis (air yang berada 120m dibawah permukaan tanah), garam/natrium (sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh), gula.

Diagram alir pembuatan minuman Isotonik

D. Pengolahan LimbahMenurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.

02/MENKLH/I/1998 yang dimaksud dengan Pencemaran adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air, udara/tanah dan atau berubahnya tatanannya (komposisi) oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air, udara/tanah menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

15

Page 16: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Limbah yang dihasilkan dari proses produksi industri makanan dan minuman adalah limbah gas, limbah cair serta limbah padat.

1. Limbah Gas

Limbah gas berasal dari asap pabrik yang ditimbulkan oleh proses produksi yang ada di dalam ruangan (ruang produksi) dan di luar ruangan (cerobong boiler). Limbah gas ini sangat berbahaya apabila sampai terhirup oleh manusia dan mencemari udara. Jika terhirup oleh manuasia akan mengganggu kesehatan pada peredaran darah dan saluran pernafasan.Limbah udara dapat diminimalkan dengan selalu mengecek emisi buangan dari pabrik dengan perawatan secara berkala dan pengecekan uji emisi gas buang, agar gas buang dari pabrik tidak melewati baku mutu yang berlaku.

2. Limbah cair

Limbah cair industri mie instan dihasilkan oleh mesin proses produksi yaitu boiler dan cleaning, dan limbah yang dihasilkan dari penggorengan berupa minyak goreng kotor/bekas. Hasil buangan ini tidak beracun, namun kadar BOD dan COD yang terkandung dalam air menjadi berkurang dan menebabkan penurunan kualitas air.Limbah cair mie instant terdiri dari limbah cair organic berbasis bahan baku olahan dari pertanian, seperti tepung terigu(mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral) dan minyak kelapa (mengandung asam lemak diantaranya laurat, palmitat, dan oleat) yang terlarut dalam air limbah.Dalam rangka mengatasi permasalahan limbah cair di industri mie instant, salah satu perusahaan di Indonesia menerapkan sistem IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Sistem IPAL belum sepenuhnya dapat mengatasi pencemaran air, karena air dari IPAL hanya digunakan untuk menyiram tanaman disekitar pabrik.

Tabel 1. effluent sesuai dengan baku mutu Kepmen LH no 51 Tahun 1995

Parameter Satuan Kadar Baku MutuPh - 5 – 5,8 6 – 9BOD Mg/L 5700 – 7300 75COD Mg/L 7000 – 10000 200Padatan Teruspensi Mg/L 9440 – 10280 100Minyak/Lemak Mg/L 2 20

16

Page 17: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Berdarkan table diatas, sangat jelas bahwa Limbah Cair yang dihasilkan jauh dari batasan Baku Mutu, maka dari itu pengolahan Limbah Cair harus memperhatikan beberapa Karakteristik Limbah Cair.

Secara umum karakteristik air buangan dapat digolongkan atas sifat fisika, kimia dan biologi. Akan tetapi, air buangan industri biasanya hanya terdiri dari karakteristik kimia dan fisika. Parameter yag digunakan untuk menunjukkan karakter air buangan industri pangan adalah:1) Parameter fisika, seperti kekeruhan, suhu, zat padat, bau,dan lain-lain.2) Parameter Kimia

Parameter kimia dibedakan atas :a. Kimia Organik : kandungan organik (BOD, COD, TOC), oksigen terlarut (DO),

minyak/lemak, Nitrogen-Total (N-Total), dan lain-lain.b. Kimia anorganik: pH, Ca, Pb, Fe, Cu, Na, sulfur, H2S , dan lain-lain.

i. Beberapa karakteristik limbah cair :

1) Padatan tersuspensi, yaitu bahan-bahan yang melayang dan tidak larut dalam air. Padatan tersuspensi sangat berhubungan erat dengan tingkat kekeruhan air, semakin tinggi kandungan bahan tersuspensi tersebut, maka air akan semakin keruh.

2) Biochemical Oxygen Demand (BOD), merupakan parameter untuk menilai jumlah zat organik yang terlarut serta menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroba dalam menguraikan zat organik secara biologis di dalam limbah cair. Limbah cair industri mie instan mengandung bahan-bahan organik terlarut yang tinggi.

3) Chemical Oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimiawi merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh oksidator (misal kalium dikhormat) untuk mengoksidasi seluruh material baik organik maupun anorganik yang terdapat dalam air. Jika kandungan senawa organik dan anorganik cukup besar, maka oksigen terlarut di dalam air dapat mencapai nol sehingga tumbuhan, air, ikan-ikan dan hewan air lainnya yang membutuhkan oksigen tidak memungkinkan hidup.

4) Nitrogen-Total (N-Total) yaitu fraksi bahan-bahan organaik campuran senyawa kompleks antara lain asam-asam amino, dan protein (polimer asam amino). Dalam analisis limbah cair, N-Total terdiri dari campuran N-organik, N-amonia, nitrat dan nitrit. Nitrogen organik dan nitrogen amonia dapat ditentukan secara analitik menggunakan metode Kjeldahl, sehingga lebih lanjut konsentrasi total keduanya dapat dinyatakan sebagai Total Kjeldahl Nitrogen (TKN). Senyawan-senyawa N-Total adalah senyawa-senyawa yang mudah terkonversi menjadi amonium (NH4

+) melalui aksi mikroorganisme dalam lingkungan air atau tanah. Menurut Kuswardani (1985) limbah cair industri tahu mengandung N-Total sebesar 434,78 mg/l.

17

Page 18: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

5) Derajat Keasaman (pH). Air limbah industri mie instan sifatnya cenderung asam, dikarenakan banyaknya asam lemak bebas yang telarut yang berasal dari minyak pada proses penggorengan, pada keadaan asam ini akan terlepas zat-zat yang mudah menguap. Hal ini mengakibatkan limbah cair industri tahu mengeluarkan bau busuk.

ii. Pengolahan Limbah Cair Industri Makanan dan Minuman

Berbagai upaya untuk mengolah limbah cair industri tahu dicoba dan dikembangkan. Secara umum, metode pengolahan yang dikembangkan tersebut dapat digolongkan atas 3 jenis metode pengolahan, yaitu secara fisika, kimia maupun biologis.

1) Cara Fisika

Merupakan metode pemisahan sebagian dari beban pencemaran khususnya padatan tersuspensi atau koloid dari limbah cair dengan memanfaatkan gaya-gaya fisika. Dalam pengolahan limbah cair secara fisika, proses yang dapat digunakan antara lain adalah filtrasi dan pengendapan (sedimentasi). Filtrasi (penyaringan) menggunakan media penyaring terutama untuk menjernihkan dan memisahkan partikel-partikel kasar dan padatan tersuspensi dari limbah cair. Dalam sedimentasi, flok-flok padatan dipisahkan dari aliran dengan memanfaatkan gaya graviatasi.

2) Cara KimiaMerupakan metode penghilangan atau konsevari senyawa-senyawa polutan

dalam limbah cair dengan penambahan bahan-bahan kimia atau reaksi kimia lainnya. Beberapa proses yang dapat diterapkan dalam pengolahan limbah cair industri diantaranya termasuk koagulasi-flokulasi dan netralisasi.

Proses netralisasi biasanya diterapkan dengan cara penambahan asam atau basa guna menetralisir ion-ion terlarut dalam limbah cair sehingga memudahkan proses pengolahan selanjutnya.

Dalam proses koagulasi-flokulasi, partikel-partikel koloid hidrofobik cenderung menyerap ion-ion bermuatan negatif dalam limbah cair melalui sifat adsorpsi koloid tersebut, sehingga partikel tersebut menjadi bermuatan negatif. Koloid bermuatan negatif ini menarik ion-ion bermuatan berlawanan dan membentuk lapisan kokoh (lapisan stern) mengelilingi partikel inti. Selanjutnya lapisan kokoh stern yang bermuatan positif menarik ion-ion negatif lainnya dari

18

Page 19: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

dalam larutan membentuk lapisan kedua (lapisan difus). Kedua lapisan tersebut bersama-sama menyelimuti partikel-partikel koloid dan membuatnya menjadi stabil. Partikel-partikel koloid dalam keadaan stabil cenderung tidak mau bergabung satu sama lainnya membentuk flok-flok berukuran lebih besar, sehingga tidak dapat dihilangkan degan proses sedimentasi ataupun filtrasi.

Kogulan yang bisa digunakan antara lain polielektrolit, alumunium, kapur dan garam-garam besi. Masalah dalam pengolahan limbah secara kimiawi adalah banyaknya endapan lumpur yang dihasilkan, sehingga menimbulkan penanganan yang lebih lanjut.

3) Cara BiologiCara biologi ini dapat menurunkan kadar zat organik terlarut dengan

memanfaatkan mikroorganisme atau penumbuh air. Pada dasarnya cara biologi adalah pemusatan molekul kompleks menjadi molekul sederhana. Proses ini sangant peka terhadap faktor suhu, pH, oksigen terlarut (DO) dan zat-zat inhibitor terutama zat-zat beracun. Mikroorganisme yang digunakan untuk pengolahan limbah adalah bakteri, algae atau protozoa. Sedangakan tumbuhan air yang dapat digunakan termasuk gulma air (aquatic weeds).

Metode biologis lainnya yang juga telah dicoba diterapkan dalam penanganan limbah cair industri yaitu menggunakan proses lumpur aktif (activated sludge)untuk mendegradasi kandungan organik dalam bahan limbah cair .

iii. Pemanfaatan hasil pengolahan Limbah CairPemanfaatan hasil pengolahan limbah cair selain dimanfaatkan untuk menyiram

tanaman di area industri, Limbah Cair yang dihasilkan dapat pula dijadikan sebagai bahan baku pengolahan sabun, karena karakteristik limbah cair mie yang mengandung 55% minyak. Pembuatan sabun dari limbah cair ini sama dengan pembuatan sabun dari minyak-minyak lainnya, dengan penambahan kaustik soda dengan perbandingan 1;5 maka akan terbentuk sabun dengan dua bentuk fisik yang berbeda warna.

19

Page 20: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

3. Limbah padat

Limbah padat dari mie instan dan minuman isotonic tidak berbahaya, namun banyak bahan yang sulit terurai dilingkungan terutama plastik yang dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar seperti kemasan bahan baku dan bahan penolong, akhir kemasan produk dan limbah domestik, selain plastik limbah padat yang dihasilkan juga seperti potongan adonan, mie yang kadaluarsa.

Limbah padat dari industri mie instan dan minuma isotonik seperti plastik dapat dimanfaatkan untuk diolah kembali menjadi plastik, dan dibuat kerajinan tangan dan botol plastic yang tidak memenuhi standar dapat dipanaskan kembali dan diolah menjadi botol kemasan. Sedangkan potongan mie serta mie kadaluarsa dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Limbah potongan-potongan mie ini memiliki kandungan sama dengan pakan ikan yaitu banyak mengandung karbohidrat, maka dari itu limbah indusrti mie instan perlu dimanfaatkan untuk pembuatan pakan ikan. Selain itu, Nilai nutrisi yang terkandung dalam limbah industr ini adalah kandungan lemaknya.Lemak dalam limbah mie instan biasanya berasal dari minyak kelapa sawit, yang diduga memiliki FFA rendah, karena untuk konsumsi manusia.Keunggulan limbah industri mie dibandingkan dedak padi adalah kandungan serat kasarnya.Kandungan asam amino limbah industri mie instan juga tidak jauh berbeda dengan asam amino dalam terigu, sehingga diharapkan dapat digunakan dalam pakan ikan sebanyak 10 -15%, atau menggantikan tepung terigu. Selain pakan ikan, limbah padat mie instant ini juga disarankan untuk pakan ternak. Serta dari floc-floc sendimentasi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembakaran untuk proses atau untuk pembakaran Limbah padatan yang sudah tidak bisa didaur ulang kembali secara insenerasi.

E. Nutrisi dalam Makanan dan MinumanNutrisi atau zat Gizi merupakan zat yang terkandung didalam makanan seperti

Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin, Mineral, Air sebagai sumber energy dan menjaga metabolism tubuh yang dibutuhkan oleh tumbuh untuk tumbuh dan berkemban, menjaga keseimbangan tubuh, memperbaiki kerusakan sel, mempertahankan fungsi organ tubuh dan lain sebaginya.Contoh informasi nilai gizi

20

Page 21: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Nutrisi biasanya didasarkan pada jumlah makanan sehari-hari (biasanya berdasarkan diet 2.000 atau 2.500 kalori). Kebanyakan di Indonesia menerapkan 2.000 kalori. Untuk memahami berapa besar pemenuhan kebutuhan nutrisi Anda berdasarkan makanan yang dikonsumsi, kita anggap sesuai dengan 2.000 kalori. Jika Anda membeli sesuatu yang berbeda dari diet 2.000 kalori, membagi jumlah sebesar 2.000 dan Anda akan menemukan nilai harian% gizi Anda. Anda menemukannya dalam Informasi Nilai Gizi pada makanan kemasan.

Merupakan hal penting bagi sebuah industri makanan, minuman, dan susu dalam memberikan informasi nutrisi pada kemasan sehingga tidak menimbulkan rasa cemas pada konsumen, hal ini dimaksudkan supaya konsumen dapat memperhitungkan kebutuhan gizi mereka sehari-hari.

F. KomposisiKomposisi adalah bahan bahan yang dipakai dan digunakan dalam suatu pembuatan

produk pada industri makanan, minuman, dan susu. Mencantumkan komposisi pada kemasan merupakan kewajiban setiap industri makanan, minuman, dan susu. Semua bahan harus dicantumkan, tak terkecuali bahan-bahan tambahan adiktif seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan. Dan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab produsen makanan dan minuman bagi konsumennya.

21

Page 22: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

INDUSTRI BAHAN PEWARNA DAN PENCELUP

A. Latar Belakang Kimia industri adalah salah satu cabang dari ilmu kimia yang mempelajari proses

pengolahan zat kimia dalam skala industri. Produk dalam kimia industri sangat mudah sekali kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah mengenai zat pewarna dan pencelup. Semua orang pasti pernah memanfaatkannya karena kedua teknik ini diaplikasikan pada kain yang sering digunakan manusia untuk menutup auratnya. Lebih jauh lagi, zat pewarna tidak hanya digunakan pada proses pencelupan kain agar menghasilkan warna tetapi sudah merambah ke dunia makanan. Kekhawatiran juga semakin membesar ketika penyalahgunaan dilakukan oleh sebagian orang yaitu dengan cara menggunakan zat pewarna kain untuk zat pewarna makanan. Dengan dalih efisiensi produksi, para produsen makanan mencoba meraup untuk sebanyak mungkin dengan mengganti zat pewarna makanan dengan zat pewarna pakaian yang lebih murah dan lebih berbahaya bagi kesehatan. Perlunya kesadaran akan pentingnya penyalahgunaan zat pewarna khususnya bagi produsen dan umumnya bagi konsumen mendorong keinginan penulis untuk membahas masalah zat pewarna dan pencelup lebih mendalam lagi.

PEMBAHASAN

Pengenalan bahan pewarna dan pencelup

i. Bahan pewarnaMenurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang

bahan tambahan makanan, bahan pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan.Atau dengan kata lain, Secara teknis, bahan pewarna adalah zat pewarna,pigmen atau senyawa yang dapat menampilkan warna tertentu jika ditambahkanatau digunakan dalam makanan, obat, kosmetik atau tubuh manusia. Umumnya makanan atau minuman dapat memiliki warna karena lima hal,yaitu:a. Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan, sebagai contoh klorofil yang

memberi warna hijau, karoten yang memberi warna jingga sampai merah, dan mioglobin yang memberi warna merah padadaging.

b. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan. Reaksi ini akanmemberikan warna cokelat sampai kehitaman, contohnya pada kembanggula karamel, atau pada roti bakar.

22

Page 23: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

c. Reaksi Maillard, yaitu reaksi antara gugus amino protein dengan guguskarbonil gula pereduksi, reaksi ini memberikan warna gelap misalnya padasusu bubuk yang disimpan lama.

d. Reaksi senyawa organik dengan udara (oksidasi) yang menghasilkan warnahitam, misalnya warna gelap atau hitam pada permukaan buah-buahan yangtelah dipotong dan dibiarkan di udara terbuka beberapa waktu. Reaksi inidipercepat oleh adanya kontak dengan oksigen.

e. Penambahan zat warna, baik alami maupun sintetik. Zat warna sintetik termasuk ke dalam zat adiktif atau bahan tambahan makanan (BTM) yang penggunaannya tidak bisa sembarangan.

ii. Pewarna AlamiPewarna alami adalah zat warna alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,

hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah digunakan sejak dulu dan umumnya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis. Dalam daftar FDA pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong dalam ”uncertified color additives” karena tidak memerlukan sertifikat kemurnian kimiawi.

Keterbatasan pewarna alami adalah seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan (pada makanan), konsentrasi pigmen rendah, stabilitas pigmen rendah, keseragaman warna kurang baik dan spektrum warna tidak seluas pewarna sintetik. Pewarna sintetik mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil dan biasanya lebih murah. Contoh pewarna alami yaitu: karoten, biksin, karamel, klorofil, antosianin, daun jambu biji, kulit manggis, dll.

iii. Pewarna SintetisPewarna organik pertama yang dibuat oleh manusia adalah mauveine. Pewarna

sintetik ini ditemukan oleh William Henry Perkin pada tahun 1856. Sejak itu, berbagai jenis pewarna sintetik berhasil disintesis.

Pewarna sintetik secara cepat menggantikan peran dari pewarna alami sebagai bahan pewarna. Hal ini disebabkan karena biaya produksinya yang lebih murah, jenis warna yang lebih banyak, lebih stabil, dan kemampuan pewarnaan yang lebih baik. Pewarna sintetik diklasifikasikan berdasarkan cara penggunaan di proses pewarnaan.

Secara umum, pewarna sintetik digolongkan sebagai :· Pewarna asam· Pewarna basa· Pewarna direct

23

Page 24: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

· Pewarna mordant· Pewarna vat· Pewarna reaktif· Pewarna disperse· Pewarna azo· Pewarna sulfur

Pewarna alami ini aman dikonsumsi namun mempunyai kelemahan, yakni ketersediaannya terbatas, dan warnanya tidak homogen sehingga tidak cocok digunakan untuk industri makanan dan minuman. Penggunaan bahan alami untuk produk massal akan meningkatkan biaya produksi menjadi lebih mahal dan lebih sulit karena sifat pewarna alami tidak homogen sehingga sulit menghasilkan warna yang stabil. Kemajuan teknologi pangan pangan memungkinkan zat pewarna dibuat secara sintetis. Dalam jumlah yang sedikit, suatu zat kimia bisa memberi warna yang stabil pada produk pangan. Dengan demikian produsen bisa menggunakan lebih banyak pilihan warna untuk menarik perhatian konsumen.

Proses Pewarnaan

b. Proses Pewarnaan Pada Industri TekstilProses pewarnaan pada tekstil umumnya meliputi proses berikut ini : Proses pewarnaan (proses mordanting) untuk meningkatkan daya tarik zat warna

terhadap bahan tekstil dan meningkatkan kerataan dan ketajaman zat warna. Mordanting dilakukan dengan cara merendam kain dalam air sabun netral atau larutan tawas dan soda abu.

Proses selanjutnya adalah pencelupan kain dalam pewarna yang diinginkan. Pencelupan yaitu pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dengan warna yang sama pada seluruh bahan tekstil dengan 3 komponen bahan utama yaitu zat warna, air dan obat bantu.

proses fiksasi/penguncian dengan larutan FeSO4, tawas dan kapur tohor agar warna tidak mudah luntur. Selain pewarnaan, bisa juga dilakukan bleaching untuk menghilangkan warna sehingga kain jadi putih bersih dan cemerlang. Agen bleaching yang umum dipakai adalah hidrogen peroksida.

Pencapan adalah pemberian warna pada bahan tekstil secara setempat pada permukaan bahan tekstil sehingga menimbulkan komposisi warna dan motif tertentu.

24

Page 25: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Proses pewarnaan diatas umumnya dilakukan di Industri tekstil. Untuk produk tekstil yang digunakan untuk kepentingan terbatas (biasanya menyangkut karya seni )ada juga cara pewarnaan lain seperti menggunakan teknik lukis, colet, air brush dsb.

a. Bahan pencelup

Bahan pencelup ialah semua zat berwarna yang mempunyai kemampuan untuk dicelupkan pada serat tekstil dan memiliki sifat ketahanan luntur warna(permanent). Jadi sesuatu zat dapat berlaku sebagai zat warna atau bahan pencelup, apabila :Zat warna tersebut mempunyai gugus yang dapat menimbulkan warna(chromofor), misalnya : nitro, nitroso, dan sebagainya. Zat warna tersebut mempunyai gugus yang dapat mempunyai afinitasterhadap serat tekstil auxsochrom misalnya amino, hidroksil dan sebagainya. Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zatwarna dalam air atau medium lain, kemudian memasukkan bahan tekstil ke dalam larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna ke dalam serat. Penyerapan zat warna ke dalam serat merupakan suatu reaksi eksotermik dan reaksi keseimbangan.

Beberapa zat pembantu misalnya garam, asam, alkali atau lainnya ditambahkan ke dalam larutan celup dan kemudian pencelupan diteruskan hingga diperoleh warna yang dikehendaki.Vickerstaf menyimpulkan bahwa dalam pencelupan terjadi tiga tahap :1. Tahap pertama

Merupakan molekul zat warna dalam larutan yang selalu bergerak, pada suhu tinggi gerakan molekul lebih cepat kemudian bahan tekstil dimasukkan ke dalam larutan celup. Serat tekstil dalam larutanbersifat negatif pada permukaannya sehingga dalam tahap ini terdapat duakemungkinan yakni molekul zat warna akan tertarik oleh serat atau tertolak menjauhi serat. Oleh karena itu perlu penambahan zat-zat pembantu untuk mendorong zat warna lebih mudah mendekati permukaan serat. Peristiwatahap pertama tersebut sering disebut zat warna dalam larutan.

2. tahap keduaMolekul zat warna yang mempunyai tenaga yang cukup besar dapat mengatasi gaya-

gaya tolak dari permukaan serat, sehinggamolekul zat warna tersebut dapat terserap menempel pada permukaan serat.Peristiwa ini disebut adsorpsi.

3. Tahap ketigayang merupakan bagian yang terpenting dalam pencelupanadalah penetrasi atau difusi

zat warna dari permukaan serat ke pusat. Tahap ketiga merupakan proses yang paling lambat sehingga dipergunakan sebagaiukuran untuk menentukan kecepatan celup.

Gaya – gaya ikat pada pencelupanAgar supaya pencelupan dan hasil celupan baik dan tahan cuci, maka gaya ikatan

antara zat warna dengan serat harus lebih besar daripada gaya – gaya yang bekerja

25

Page 26: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

antara zat warna dengan air. Pada dasarnya dalam pencelupan terdapat empat jenis gaya ikatan yang menyebabkan adanya daya serap yaitu ; 1. Ikatan Hidrogen

Merupakan ikatan sekunder yang terbentuk karena atom hidrogen pada gugus hidroksil atau amina mengadakan ikatan yang lemah dengan atom lainnya. Contoh : zat warna direk, naftol, dispersi.

2. Ikatan Elektrovalen Ikatan antara zat warna dengan serat yang kedua merupakan ikatan yang timbul karena gaya tarik menarik antara muatan yang berlawanan. Contoh : Zat warna asam, zat warna basa.

3. Ikatan non polar/ Van der WaalsPada proses pencelupan daya tarik antara zat warna dan serat akan bekerja lebih sempurna bila molekul – molekul zat warna tersebut berbentuk memanjang dan datar. Contoh : zat warna direk, zat warna bejana, belerang, dispersi, dan sebagainya.

4. Ikatan kovalenZat warna reaktif terikat pada serat dengan ikatan kovalen yang sifatnyalebih kuat dari pada ikatan-ikatan lainnya sehingga sukar dilunturkan. Meskipundemikian dengan pengerjaan larutan asam atau alkali yang kuat beberapa celupanzat warna reaktif akan meluntur.

Metode PencelupanMetode pencelupan bermacam-macam tergantung efektifitas dan efisiensi yang

akan diharapkan. Metode pencelupan bahan tekstil diantaranya adalah : Metode pencelupan, Mc Winch, Jet/ over flow, package, dan beam. Metode normal proses, penambahan garam secara bertahap. Metode all – in proses. Metode migrasi proses. Metode isotermal proses. Metode pencelupan cara jigger Metode pencelupan cara pad – batch.

26

Page 27: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Proses-Proses PencelupanProses-proses pencelupan dbagi menjadi beberapa bagian, yaitu : Singieng : Menghilangkan bulu yang timbul pada benang atau kain akibat gesekan

yang terjadi pada proses pertenunan, proses ini dimaksudkan supaya permukaan kain akan menjadi rata, sehingga pada proses pencelupan akan didapatkan warna yang rata dan cemerlang.

Dezising : Menghilangkan zat kanji yang melapisi permukaan kain atau benang, sehingga dengan hilangnya kanji tersebut penyerapan obat kimia kedalam kain tidak terhalang.

Scouring : Menghilangkan pectin, lilin, lemak dan kotoran atau debu yang ada pada serat kapas. Zat ini akan menolak pembasah air sehingga kapas yang belum dimasak susah dibasahi yang menyebabkan proses penyerapan larutan obat kimia dalam proses berikutnya tidak terjadi dengan sempurna.

Bleaching : Menghilangkan zat pigmen warna dalam serat yang tidak bisa hilang pada saat proses scouring, sehingga warna bahan menjadi lebih putih bersih dan tidak mempengaruhi hasil warna pada saat proses pencelupan dan pemutihan optical.

Mercerizing : Memberikan penampang serat yang lebih bulat dengan melepaskan putaran serat atau reorientasi dari rantai molekul selulosa menyebabkan deretan kristalin yang lebih sejajar dan teratur. Proses ini akan menambah kilap, daya serap terhadap zat warna bertambah, memperbaiki kestabilan dimensi, kekuatan tarik bertambah, memperbaiki dan menghilangkan efek negative kapas yang belum matang/kapas mati.

Setelah selesai pengerjaan tersebut pencelupan dapat dilakukan misalnya pencelupan dengan sistem exhoution/ perendaman dan sistem kontinyu. Dalam proses ini yang pertama dilakukan adalah persiapkan air dengan perbandingan 1/10 lalu masukkan zat pembantu terdiri dari cileting, sabun, cuka, Dispersing Leveling dengan temperatur panas sebesar 30oC selama 30 menit, lalu masukkan zat warna, naikkan menjadi 60oC selama 10 menit, lalu untuk warna muda naikkan suhu sampai 130oC selama 30 menit dan 60 menit untuk warna tua dengan suhu konstan. Setelah itu proses pendinginan (cooling) sampai 80oC dan mencapai suhu tersebut butuh 15 menit. Setelah itu air dibuang dari dalam tabung lalu dilakukan pembilasan kembali dengan air biasa.

27

Page 28: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Proses Pencelupan dengan Zat Warna ReaktifPada prinsipnya proses pencelupan dengan zat warna reaktif adalah dengan

mensirkulasikan bahan dengan larutan zat warna dan beberapa obat pembantu, dengan konsentasi tertentu selama waktu dan temperatur tertentu menggunakan mesin pencelupan.a. Metode Penambahan Garam Secara Bertahap

b. Metode Penambahan Garam diawal Proses

Metoda ini lebih cocok digunakan untuk warna-warna celupan sedang sampai tua dan untuk mesin dengan sirkulasi larutan celup dan bahan tekstilnya ,contohnya mesin Jet Dyeing , Jet Flow.

Hal – hal yang Mempengaruhi Proses Pencelupan Pengaruh elektrolit

Pada intinya penambahan elektrolit kedalam larutan celup adalah memperbesar jumlah zat warna yang terserap oleh serat, meskipun beraneka zat warna akan mempunyai kesepakatan yang berbeda.

Pengaruh Suhu Pada umumnya peristiwa pencelupan adalah eksotermis. Maka dalam keadaan setimbang penyerapan zat warna pada suhu yang tinggi akan lebih sedikit bila dibandingkan penyerapan pada suhu yang rendah. Akan tetapi dalam praktek keadaan setimbang tersebut sukar dapat dicapai hingga pada umumnya dalam pencelupan memerlukan pemanasan untuk mempercepat reaksi

Pengaruh perbandingan larutan Perbandingan larutan celup artinya perbandingan antara besarnya larutan terhadap berat bahan tekstil yang diproses. Dalam kurva isotherm terlihat bahwa kenaikan konsentrasi zat warna dalam larutan akan menambah besarnya penyerapan. Maka untuk mencelup warna-warna tua diusahakan untuk memakai perbandingan larutan celup yang kecil, sehingga zat warna yang terbuang atau hilang hanya sedikit. Untuk mengurangi pemborosan dalam pemakian zat warna dapat mempergunakan larutan simpan bekas (standing bath) celupan. Dengan menambahkan zat warna baru pada larutan bekas tadi maka dapat diperoleh larutan celup dengan konsentrasi seperti semula.

28

Page 29: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Pengaruh pH Penambahan alkali mempunyai pengaruh menambah penyerapan. Meskipun demikian kerap kali dipergunakan soda abu untuk mengurangi kesadahan air yang dipakai atau untuk memperbaiki ke larutan zat warna.

Klasifikasi Bahan Pewarna dan PencelupZat warna atau pewarna makanan secara umumdapat dibagi menjadi tiga golongan,

yaitu: zat warnaalami, zat warna yang identik dengan zat warna alami,dan zat warna sintetis.a. Bahan pewarna alami Zat warna alami adalah zat warna (pigmen) yang diperoleh

dari tumbuhan,hewan atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah sejak dahulu digunakan untuk pewarna makanan dan sampai sekarang umumnya penggunaannya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis. Selain itu penelitian toksikologi zat warna alami masih agak sulit karena zat warna iniumumnya terdiri dari campuran dengan senyawa-senyawa alami lainnya.Misalnya, untuk zat warna alami asal tumbuhan, bentuk dan kadarnya berbeda-beda dipengaruhi faktor jenis tumbuhan, iklim, tanah, umur dan faktor-faktorlainnya.Bila dibandingkan dengan pewarna-pewarna sintetis, penggunaan pewarnaalami mempunyai keterbatasan-keterbatasan, antara lain: Seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkanKonsentrasi pigmen rendahStabilitas pigmen rendah. Keseragaman warna kurang baik Spektrum warna tidak seluas seperti pada pewarna sintetis. Jenis zat warna alami yang sering digunakanuntuk pewarna makanan antara lain Karotenoid,Antosianin Kurkum, Biksin, Karamel, Titanium oksida,Cochineal, karmin dan asam karminat.

b. Zat warna yang identik dengan zat warna alami Zat warna ini masih satu golongan dengan kelompok zat warna alami, hanya zat warna ini dihasilkan dengan cara sintesis kimia, bukan dengan cara ekstraksi atau isolasi. Jadi pewarna identik alami adalah pigmen-pigmen yang dibuat secarasintetis yang struktur kimianya identik dengan pewarna-pewarna alami.Yang termasuk golongan ini adalah karotenoidmurni antara lain :

c. xanthaxanthine(merah), bahan pewarna yang memberikan warna merah ini diekstrak dari sejenis tanaman. Untuk membuat pewarna tersebut stabil maka digunakan gelatin sebagai bahan pelapis (coating) melalui sistem mikroenkapsulasi. Pewarna ini sering digunakan pada industri daging dan ikan kaleng (ikan sardin). , apo-karoten (merah-oranye),beta-karoten (oranye-kuning). Semua pewarna-pewarna ini memiliki batas-bataskonsentrasi maksimum penggunaan, terkecuali beta-karoten yang bolehdigunakan dalam jumlah tidak terbatas.

d. Bahan pewarna sintetis Pewarna sintetis pada umumnya terbuat daribahan-bahan kimia. Misalnya tartrazin untuk warnakuning, allura red untuk warna merah dsb.

29

Page 30: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Kadang-kadang pengusaha yang nakal juga menggunakanpewarna bukan makanan (non food grade) untuk memberikan warna pada makanan. Misalnya saja penggunaan rhodamin B yang sering digunakan untuk mewarnai terasi, kerupuk dan minuman sirup. Penggunaan pewarna jenis ini tentusaja dilarang keras, karena bisa menimbulkan kanker dan penyakit-penyakitlainnya.Mengapa pewarna sintetis masih sangat diminati. Pertama adalah masalah harga. Pewarna kimia tersebut dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan pewarna alami. Masalah ini tentu saja sangat diperhatikan oleh produsen, mengingat daya beli masyarakat Indonesia yang masih cukuprendah. Faktor kedua adalah stabilitas pewarna sintetis memiliki tingkat stabilitas yang lebih baik, sehingga warnanya tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan. Sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan. Misalnya kerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka warna tersebut akan segera pudar manakala mengalami proses penggorengan. Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetisdalam makanan menurut “Joint FAO/WHO ExpertCommittee on Food Additives (JECFA)” dapat digolongkan dalam beberapa kelas, yaitu : azo, triarilmetana, quinolin, xanten dan indigoid. Kelas azomerupakan zat warna sintetis yang paling banyak jenisnya dan mencakup warna kuning, oranye, merah, ungu, dan coklat, setelah itu kelas triaril metana yang mencakup warna biru dan hijau.Seperti halnya bahan pewarna makanan, zat pewarna tekstil (pencelup)dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan, diantaranya:1. Menurut cara diperolehnya, yaitu zat warna alam dan zat warna sintetik.2. Berdasarkan sifat pencelupannya, zat warna dapat digolongkan sebagai zatwarna

substantif, yaitu zat warna yang langsung dapat mewarnai serat dan zatwarna ajektif, yaitu zat warna yang memerlukan zat pembantu pokok untuk dapat mewarnai serat.

3. Berdasarkan warna yang ditimbulkan zat warna digongkan menjadi zat warnamonogenetik yaitu zat warna yang hanya memberikan arah satu warna dan zatwarna poligenetik yaitu zat warna yang memberikan beberapa arah warna.

4. Di dalam praktik zat warna tekstil tidak digolongkan berdasarkan strukturkimianya, melainkan berdasarkan sifat-sifat pencelupan maupun carapenggunaannya. Zat-zat warna tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :- Zat warna asam

Zat warna ini merupakan garam natrium dari asam-asam organik misalnyaasam sulfonat atau asam karboksilat. Zat warna ini dipergunakan dalam suasanaasam dan memiliki daya tembus langsung terhadap serat-serat protein ataupoliamida.

30

Page 31: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

- Zat warna basa Zat warna ini umumnya merupakan garam-garam khlorida atau oksalat daribasa-basa organik, misalnya basa amonium, oksonium dan sering pula merupakan garam rangkap dengan seng khlorida. Oleh karena khromofor dari zat warna ini terdapat pada kationnya maka zat warna ini kadang-kadang juga disebut zat warnakation. Warna-warnanya cerah tetapi tahan luntur warnanya kurang baik. Zat warna ini mempunyai daya tembus langsung terhadap serat-serat protein.Beberapa zat warna basa yang telah dikembangkan dapat juga dipergunakan untuk mewarnai serat poliakrilat. Pada serat tersebut zat warna basa memiliki tahanluntur dan tahan sinar yang lebih baik.

- Zat warna direk Zat warna ini menyerupai zat warna asam, yakni merupakan garam natriumdari asam sulfonat dan hampir seluruhnya merupakan senyawa-senyawa azo. Zat warna ini mempunyai daya tembus langsung terhadap serat-serat selulosa, maka kadang-kadang juga disebut zat warna substanstif. Meskipun zat warna ini dapatdipergunakan untuk mewarnai serat-serat protein tetapi jarang dipergunakan untuk maksud tersebut. Golongan zat warna ini memiliki macam warna yang cukup banyak, tetapi tahan luntur warnanya kurang baik.

- Zat warna mordan dan kompleks logamZat warna ini tidak mempunyai daya tembus terhadap serat-serat tekstil,tetapi dapat bersenyawa dengan oksida-oksida logam yang dipergunakan sebagaimordan, membentuk senyawa yang tidak larut dalam air. Zat warna mordan asam dipergunakan untuk mewarnai serat-serat wol atau poliamida seperti halnya zatwarna asam tetapi memiliki tahan luntur yang baik. Zat warna kompleks logam merupakan perkembangan terakhir dari zat warna mordan. Dalam pencelupan dengan zat warna mordan timbul kesukaran karena terjadinya perubahan warnayang diakibatkan oleh senyawa-senyawa logam. Untuk mengatasi kesulitantersebut zat warna kompleks logam dibuat dengan mereaksikan krom denganmolekul-molekul zat warna.

31

Page 32: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

- Zat warna belerangZat warna ini merupakan senyawa organik kompleks yang mengandung belerang pada sistim khromofornya dan gugusan sampingnya yang berguna dalam pencelupan. Zat warna ini terutama digunakan untuk serat-serat selulosa untuk mendapatkan tahan luntur warna terhadap pencucian dengan nilai yang baik tetapi dengan biaya yang rendah. Warna-warna yang dihasilkan oleh zat warna ini biasanya suram. Zat warna bejana Zat warna ini tidak larut dalam air tetapi dapat dirubah menjadi senyawaleuco yang larut dengan penambahan senyawa reduktor natrium hidrosulfit dannatrium hiroksida. Serat-serat selulosa mempunyai daya serap terhadap senyawaleuko tersebut, yang setelah diserap oleh serat dapat dirubah menjadi bentuk pigmen yang tidak larut lagi dalam air dengan menggunakan senyawa oksidator.Untuk mempermudah cara pemakaiannya zat warna ini telah dikembangkanmenjadi zat warna bejana yang larut dengan cara mengubah strukturnya menjadigaram natrium dari ester asam sulfat. Zat warna yang larut ini dapat dikembalikan ke dalam struktur aslinya di dalam serat dengan cara oksidasi dalam suasana asam.

- Zat warna dispersiZat warna ini tidak larut dalam air tetapi mudah didispersikan atau disuspensikan dalam air. Dalam perdagangan dijual sebagai bubuk. Zat warna ini digunakan untuk mewarnai serat-srat yang bersifat hidrofob.Zat warna reaktif Zat warna ini dapat bereaksi dengan selulosa atau protein sehinggamemberikan tahan luntur warna yang baik. Reaktifitas zat warna ini bermacam-macam, sehingga sebagian dapat digunakan pada suhu rendah sedangkan yanglain harus digunakan pada suhu tinggi.

- Zat warna naftolZat warna ini merupakan zat warna yang tidak larut dan terbentuk di dalamserat dari dua komponen pembentuknya. Golongan zat warna ini terutama untuk mewarnai serat selulosa dengan warna-warna cerah terutama warna merah.Ketahanannya baik kecuali tahan gosoknya.

- Zat warna pigmen Zat warna ini tidak larut dalam air dan tidak mempunyai daya tembus terhadap serat tekstil. Dalam pemakaiannya zat warna ini dicampur dengan resin sebagai pengikat. Oleh karena zat warna tersebut menempel pada serat denganadanya resin sebagai pengikat, hal ini mengakibatkan pegangan kainnya menjadikaku dan tahan gosoknya kurang baik.

32

Page 33: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

- Zat warna oksidasiPada prinsipnya zat warna ini merupakan suatu senyawa antara dengan beratmolekul rendah, yang dicelupkan dan kemudian dioksidasikan dalam serat dalamsuasana asam untuk membentuk molekul berwarna yang lebih besar dan tidak larut.

Bahan Baku Dari Bahan Pewarna dan PencelupBahan baku untuk pewarna alami yang banyak digunakan antara lain:Daun suji

mengandung zat warna klorofil untuk memberi warna hijau menawan, misalnya pada dadar gulung, kue bika, atau kue pisang. Buah kakao merupakan penghasil cokelat dan memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya es krim, susu cokelat, atau kue kering.Kunyit (Curcuma domestica) mengandung zat warna kurkumin untuk memberi warna kuning pada makanan, misalnya tahu, bumbu Bali, atau nasi kuning. Selain itu, kunyit dapat mengawetkan makanan. Cabai merah, selain memberi rasa pedas, juga menghasilkan zat warna kapxantin yang menjadikan warna merah pada makanan, misalnya rendang daging atau sambal goreng. Wortel, beta-karoten (provitamin-A) pada wortel menghasilkan warna kuning. Karamel, warna cokelat karamel pada kembang gula karena proses karamelisasi, yaitu pemanasan gula tebu sampai pada suhu sekitar 170°C. Gula merah, selain sebagai pemanis juga memberikan warna cokelat pada makanan, misalnya pada bubur dan dodol.

Selain contoh di atas, beberapa buah-buahan juga dapat menjadi bahan pewarna alami, misalnya anggur menghasilkan warna ungu, stroberi warna merah,dan tomat warna oranye. Pada pewarna buatan, Jenis pertama adalah pewarna buatan yang disintesa dengan struktur kimia persis seperti bahan alami, misalnya beta-karoten (warnaoranye sampai kuning), santoxantin (warna merah), dan apokaroten (warnaoranye). Jenis kedua adalah bahan pewarna yang disintesa khusus untuk menggantikan pewarna alami. Tabel berikut menunjukkan contoh bahan pewarnabuatan pada makanan.

Pada bahan pencelup, digunakan pula zat warna alami. Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga. Pengrajin-pengrajin batik telah banyak mengenal tumbuhan-tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil.

33

Page 34: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Beberapa diantaranya adalah : daun pohon nila (indofera), kulit pohon soga tingi(Ceriops candolleana arn), kayu tegeran (Cudraina javanensis), kunyit (Curcuma),teh (The), akar mengkudu (Morinda citrifelia), kulit soga jambal (Pelthophorumferruginum), kesumba (Bixa orelana), daun jambu biji (Psidium guajava).

Pembuatan Bahan Pewarna Alami dan Buatan

Pembuatan bahan warna alami sebenarnya sangatlah mudah. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pewarna alami ditumbuk, dapat pula menggunakan blender atau penumbuk biasa dengan sedikit ditambah air, lalu diperas dan saring dengan alat penyaring. Agar warnanya cerah dapat ditambahkan sedikit air kapur atau air jeruk nipis. Setelah diperoleh air perasan pewarna, lalu disimpan di dalam lemari es atau freezer jika menginginkan disimpan lebih lama. Jika pewarna yang digunakan berasal dari gula kelapa yang digunakan pula sebagai pewarna pemanis, maka pilih gula kelapa yang kualitasnya bagus sehingga tidak perlu menyaring, lalu larutkan dengan air dingin atau air panas bilaingin cepat. Sedangkan untuk membuat pewarna hijau sekaligus pengharum dapat digunakan kombinasi daun suji dan pandan. Keduanya sekaligus ditumbuk bersama sedikit air, peras, lalu saring. Beberapa contoh zat pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai makanan (Dikutip dari buku membuat pewarna alami karya nur hidayat dan elfianis saati terbitan Trubus Agrisarana 2006. dapat diperoleh di toko-toko

34

Page 35: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

buku seIndonesia) adalah: KAROTEN, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakanuntuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng danmargarin. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya. Karotenoidmerupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah oranyeyang terlarut dalam lipida (minyak), berasal dari hewan maupun tanaman,misalnya fukoxanthin yang terdapat didalam lumut, lutein, violaxanthin, dan neoxanthin terdapat pada dedaunan, likopen pada tomat, kapsanthin pada cabemerah, biksin pada annatto, caroten pada wortel, dan astazanthin pada lobster.

BIKSIN, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing. KARAMEL, berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis(pemecahan) karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiridari 3 jenis, yaitu karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minumanberkarbonat, karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula kelapa yang selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan warna merah kecoklatan pada minuman es kelapa ataupun es cendol KLOROFIL, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagaiproduk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daunsuji, pandan, katuk dan sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau yang cantik, juga memiliki harum yang khas. ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu,bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel, chery,anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur menghasilkan warna merah. Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmenantosianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman (sari buah, juice dan susu). KURKUMIN, berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur sekaliguspemberi warna kuning pada masakan yang kita buat. Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara dulu yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hal akhir atau berbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya.

35

Page 36: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Dampak Penggunaan Bahan Pewarna Alami dan BuatanPembahasan ini, lebih terfokus pada bahan pewarna sintesis atau buatanuntuk

makanan. Pemakaian zat pewarna, khususnya zat pewarna sintetis mempunyai dampak bagi produsen dan konsumen, diantaranya dapat membuat suatu makanan lebih menarik, meratakan warna makanan, mengembalikan warna bahan dasar yang telah hilang selama pengolahan ternyata dapat pulamenimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan bahkan memberikan dampak yang negatif bagi kesehatan konsumen. Seiring dengan meluasnya pemakaian pewarna sintetik, sering terjadi penyalahgunaan pewarna pada makanan. Sebagai contoh digunakannya pewarna tekstil untuk makanan sehingga membahayakan konsumen. Zat pewarna tekstil dan pewarna cat biasanya mengandung logam berat, seperti: arsen, timbal, dan raksa sehingga bersifat racun.Beberapa bahan pewarna yang harus dibatasi penggunannya diantaranyaadalah amaran, allura merah, citrus merah, caramel, erithrosin, indigotine, karbonhitam dan karkumin. Amaran dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan tumor, reaksi alergi pada pernafasan dan dapat mengakibatkan hiperarki pada anak-anak. Alluramerah dapat memicu kanker limpa, sedangkan caramel dapat menimbulkan efek pada system saraf dan dapat menyebabkan gangguan kekebalan. Penggunaan tatrazine maupun sunset yellow yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi,khususnya bagi orang yang sensitive pada asam asetilsiklik dan asam benzoate,selain dapat mengakibatkan asma dapat pula menyebabkan hiperarki pada anak.Fast green FCF yang berlebihan akan menyebabkan reaksi alergi dan produksi tumor, sedangkan sunset yellow dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan radang selaput lender pada hidung, sakit pinggang, muntah-muntah dan gangguan pencernaan. Indigotine dalam dosis tertentu mengakibatkan hiperaktif pada anak-anak. Pemakaian eritrosin akan mengakibatkan reaksi alergi pada pernafasan,hiperaktif pada anak dan efek yang kurang baik pada otak dan perilaku, sedangkanponcean SX dapat mengakibatkan kerusakan system urin, kemudian dapatmemicu timbulnya tumor.

Begitu juga dengan zat pewarna yang berbahaya seperti rhodamin B,pemakaian zat warna ini tidak diizinkan karena dapat menimbulkan bahaya bagikonsumen. Bahan ini apabila dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan pada fungsi hati bahkan kanker hati.

36

Page 37: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Perbedaan antara Pewarna Alami dan Pewarna Buatan Tabel berikut ini menunjukkan perbedaan kedua jenis pewarna tersebut :

37

Page 38: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

B. PENUTUP

SimpulanZat pewarna telah lama digunakan sebagai bumbu daya tarik terhadap suata barang. Zat

pewarna paling umum digunakan pada makanan. Tetapi pada perkembangannya, zat pewarna diaplikasikan untuk pakaian. Pemanfaatan teknologi yang tidak dibarengi pengetahuan menyanyebabkan terjadi penyelewengan dalam penggunaan zat pewarna. Zat pewarna pakaian sering digunakan untuk mewarnai makanan. Alasan utama adalah keuntungan yang sebesar-besarnya yang menyebabkan produsen makanan melakukannya. Padahal sangat jelas jika pewarna pakaian berdampak buruk bagi kesehatan. Pencelupan pakaian ternyata tidak semudah yang dipikirkan. Tinggal memilih warna lalu memasakukan pakaian ke dalam zat pewarna. Dalam pencelupan pakaian diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai kurva isotermis, kurva waktu, kurva suhu, kurva adsorpsi, daerah pencelupan kritis dan diagram proses pencelupan.

38

Page 39: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

INDUSTRI KARET DAN KULIT

A. Pengertian Karet dan Kulit

1. Karet

Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah penemuan proses vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam minyak, maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah seperti solsepatu dan bahkan sepatu yang semuanya terbuat dari bahan karet.Sebelum itu usaha-usaha menggunakan karet untuk sepatu selalu gagal karena karet manjadi kaku di musim hujan dan lengket serta berbau dimusim panas seperti yang pernah dilakukan oleh Roxbury Indian Rubber Company pada tahun 1833 dengan cara melarutkan karet alam terpentingdan mencampurnya dengan hitam karbon untuk menghasilkan karet keras yang tahan air. Sebelum perang dunia kedua, karet alam tersedia dalam jumlah besardi pasaran dunia. Dengan berkembangnya kebutuhan manusia seiiring dengan berkembangnya pengetahuan, sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara lain tidak tahan pada suhu tinggi. Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua lebih banyak ditujukan untuk memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet alam,antara lain karet tahan minyak, karet tahan panas, dll. Oleh karena itulah ilmu pengetahuan didorong agar mampu membuat terobosan baru agar kelemahan yang ada dapat ditutupi.Sehingga pada perang dunia kedua pengembangan industri karetdilakukan.Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8)yang berat molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000. Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan.

2. Kulit

Pada masa prasejarah, penggunaan kuli sangat familiar sebagai sarana penutup organ vital tubuh dan melindungi tubuh dari ancaman cuaca luar yang dingin. Kulit segar (kulit baru ditanggalkan dari hewannya) yang disimpan dan dikeringkan tanpa proses pengawetanakan cepat mengalami kerusakan. Kulit segar memiliki sifat mudah busuk karena merupakan media yang baik untuk tumbuh dan berkembang biaknya mikroorganisme. Kerusakan karena mikroorganismeini akan berpengaruh terhadap kualitas kulit jadi (leather), sehingga perlu adanya pengolahan atau pengawetan (penyamakan) agar tidak mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.

39

Page 40: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Bagaimana sifat dari karet dan kulit?

Bagamana klasifikasi dari karet dan kulit?

Bagaimana proses pengolahan industri karet dan kulit?

Bagaimana cara pengolahan limbah karet dan kulit?

B. Sifat Karet dan Kulit

1. Karet

Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000. Karet alam mengandung beberapa bahan antara lain: karet hidrokarbon, protein, lipid netral, lipid polar, karbohidrat, garam anorganik, dll. Protein dalam karet alam dapat mempercepat vulkanisasi atau menarikair dalam vulkanisat. Beberapa lipid ada yang merupakan bahan pencepatatau antioksidan. Protein juga dapat meningkatkan heat build up tetapi dapat juga meningkatkan ketahanan sobek. Karet alam lama kelamaan dapat meningkat viskositasnya atau menjadi keras. Ada jenis karet alam yang sudah ditambah bahan garam hidroksilamin sehingga tidak bisa mengeras dan disebut karet CV (contant viscosity). Karet alam bisamengkristal pada suhu rendah (misalkan -26°C).

2. Kulit

Kulit merupakan organ terbesar dari tubuh yang menutupi seluruh permukaan tubuh dan mempunyai beberapa fungsi yang penting besarnya± 10-12% dari tubuh. Kulit adalah lapisan luar tubuh hewan ( kerangka luar ) tempat bulu hewan tumbuh (Sunarto, 2000 disitasi oleh Aidilrahmat et al ) senada dengan pernyataan Suardana et al (2008) bahwa kulit adalah lapisan luar tubuh binatang yang merupakan suatu kerangka luar, tempat bulu binatang itu tumbuh. Kulit mamalia terbagi menjadi beberapa bagian dari segi histology menurut Judoamidjojo (1981) yaitu : Epidermis adalah lapisan luar kulit, Corium (derma) adalah bagian pokok tenunan kulit yang akan diubahmenjadi kulit samak. dan, Hypodermis (subcutis), yang dikenal sebagai lapisan daging atau tenunan lemak, yang dihilangkan pada saat proses flesing pada proses penyamakan. Bagian bagian kulit dapat dilihat dalam Irisan penampang kulit dan keterangannya Franson 1981disitasi oleh Hoeruman (2000) :

40

Page 41: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Tidak semua bagian kulit sama kualitasnya dalam satu lembar kulit, dijelaskan oleh Suardana et al, (2008). jenis kulit berdasarkan kualitasnya sebagai berikut :1. Bagian punggung adalah bagian kulit yang letaknya ada padapunggung dan mempunyai jaringan struktur yang paling kompakluasnya 40 % dari seluruh luas kulit.2. Bagian leher mempunyai kriteria kulitnya agak tebal, sangatkompak tetapi ada beberapa kerutan.3. Bagian bahu kulitnya lebih tipis, kualitasnya bagus, hanyaterkadang ada kerutan yang dapat mengurangi kualitas.4. Bagian perut dan paha struktur jaringan kurang kompak, kulittipis dan mulur.

Dalam dunia industri kulit ada dua istilah yang menonjol yaitu hide dan skin. Hide adalah istilah kulit mentah yang berasal dari hewan berukuran besar dan berumur dewasa, misalnya : sapi, kerbau, unta, badak dan paus. Skin adalah kulit mentah yang berasal dari hewan yang berukuran kecil, misalnya domba, kambing, babi, dan reptil atau hewan besar yang belum dewasa misalnya : anak sapi dan anak kuda (Sharpouse, 1957 disitasi oleh Hoeruman, 2000).

C. Klasifikasi Karet dan Kulit

1. Klasifikasi Karet

Untuk mendapatkan barang karet dengan mutu yang baik, perlu dilakukan analisis karet beserta bahan kimia yang digunakan sebagai adiktif dalam pembuatan kompon karet, baik terhadap barang karet yang belum divulkanisasi maupun yang sudah divulkanisasi. Analisis barang karet dapat dilakukan berupa pengujian sifat fisika dan

41

Page 42: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

analisis kimia, analisis kimia yang dilkukan meliputi analisis jenis bahan dan analisis jumlah setiap bahan yang terdapat dalam barang karet. Sedangkan analisis fisika meliputi uji ketebalan, kuat tarik, kekerasan, perpanjangan putus, ketahanan sobek, bobot jenis, ketahanan kikis, ketahanan retak lentur dan organoleptis. Analisis jenis bahan yang digunakan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai jenis karet, bahan pelunak, bahan pengisi, bahan pencepat, antioksidan dan bahan kimia karet lainnya. Analisis jumlah memberikan informasi tentang komposisi bahan utama penyusun barang karet yaitu karet, serta bahan pelunak, karbonblack, abu dan ekstrak acetone. Hasil analisis dapat digunakan sebagaidasar perkiraan dalam pembuatan barang karet atau yang lebih baik.

2. Pengujian Fisis

Sifat-sifat fisis yang diuji dalam praktikum ini meliputi; uji tarik, uji kemuluran, dan uji ketahanan sobek. Pengujian kuat tarik; pada vulkanisat sol luar sepatu adalah langkah pertama menyiapkan vulkanisat sol luar sepatu dengan menipiskannya terlebih dahulu dengan mesin grading setelah itu sol dipotong menurut mal uji kuat tarik. Setelah contoh uji siap dilakukan pengukuran ketebalan contoh uji pada 3 titik yang berbeda dan dirata-ratakan hasilnya sebagai tebal contoh uji kemudian diukur luasnya dan kemudian contoh uji dijepit pada mesin tes tensil streght setelah semua terjepit atur satuan pada mesin tes tensil streght dalam satuan kg, kemudian dilakukan penarikan dengan kecepatan 500 mm/menit sampai contoh uji terputus. Untuk menentukan jarak antara dua tanda dapat diketahui dengan cara mengukur jarak tersebut dengan penggaris. Kemudian dilakukan perhitungan dengan persamaan ;

42

Page 43: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

tensil streg h t=beban yangdicapai padasaat uji (kg)luas penampang awalcontoh(cm 2)

Uji ketahanan sobek langkah pertama yaitu memotong karet vulkanisat sol luar sepatu sesuai dengan mal contoh uji ketahanan sobek.Setelah siap contoh uji dibelah sampai garis tengah dan kemudian kedua belahan dijepitkan pada pada mesin tes tensil streght dan dilakukan penarikan dengan kecepatan 500 mm/menit sampai contoh uji terputus. Kemudian dilakukan perhitungan dengan persamaan;

keta hanansobek=tenaga untukmenyobek (kg)

lebar contoh uji x tebal contoh uji

3. Pengujian dengan TG/DTA

Deferensial thermonalyse ialah suatu metoda analisa yang menggunakan perubahan suhu (panas) dari pada zat yang akan dianalisakan. Kromatografi gas biasanya dipakai untuk analisa sampel yang berbentuk gas atau cairan dan padatan yang mudah menguap, sampel atau campuran yang hendak diperiksa disuntikan sedikit kedalam arusgas inert seperti N2, H2, He, Ar atau CO2 yang mengalir melalui kolom yang berisi suatu medium. Sampel ini terbawa oleh gas inert mengalir melalui medium tadi, yang mempunyai sifat dapat berinteraksi dengan kompone-komponen dalam campuran, dan akan menghambat aliran masing-masing komponen. Besarnya hambatan ini bagi masing-masing komponen berbeda-beda, sehingga komponen-komponen keluar dari kolom tidak bersama-sama akan tetapi satu persatu. Selanjutnya gas yang keluar dari kolom ini dilewetkan melalui suatu detektor, hambatan tadi disebabkan karena adanya absorpsi atau partisi oleh medium terhadap masing-masing komponen. Besarnya gaya adsorpsi atau partisi tersebut, khas bagi masing-masing komponen. Perbedaan absorpsi atau partisiinilah yang memungkinkan pemisahan dalam kolom tadi.TG/DTA adalah alat analisis yang digunakan untuk menganlisis bahan yang berbentuk padatan dengan menggunakan perubahan suhu untuk mengetahui jenis dan sifat-sifat bahan yang dianalisa.

43

Page 44: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

4. Pengujian Kimia

Salah satu analisis dari barang karet adalah analisis jenis dan analisis jumlah. Sebelum melakukan analisis jenis dan analisis jumlah terhadap contoh barang karet dilakukan persiapan (sampling). Contoh dibersihkan dan jika mengandung bahan serat atau logam, bagian karetnya dipisahkandari bahan – bahan tersebut. Jika terdiri dari beberapa lapisan karet yang jelas, karet tersebut dipisahkan dan bagian bertemunya lapisan dibuang.Bagian yang akan diuji digunting menjadi potongan – potongan kecil dengan ukuran sisi ± 2 mm. Sistematika analisis jenis dan analisis jumlah di Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor, dimulai dengan melakukan uji pendahuluan terhadap contoh barang karet, yaitu uji bakar dan uji Lassaigne. Dari uji tersebut akan diketahui jenis atau golongan polimernya, sehingga dapat ditentukan pelarut yang sesuai untuk mengekstraksi contoh. Asetonbiasanya digunakan sebagai pelarut untuk mengeksraksi hampir semua polimer kecuali beberapa polimer tertentu seperti karet kloropren, karetnitril dan poliuretan manggunakan metanol sebagai pelarut.Dari ekstraksi didapatkan 2 bagian, yaitu bagian ekstrak yangbiasanya disebut ekstrak aseton dan bagian karet. Ekstrak aseton dipisahkan dengan kolom kromatografi menjadi dua bagian, yaitu fraksiheksan yang mengandung bahan pelunak, serta fraksi aseton yangmengandung bahan pencepat dan antioksidan. Jenis bahan pelunakditentukan dengan alat TLC. Biasanya cukup diketahui golongan bahanpencepat dan antioksidan yang dapat diketahui dengan melakukan spottest.Bagian karet setelah dipirolisis dipakai sebagai contoh uji analisis jenis polimer.

Bagian karet juga digunakan sebagai contoh uji analisis barang karet guna mengetahui komposisi beberapa bahan dalam barangkaret, yaitu polimer, carbon black, abu dan bahan pelunak. Jenis polimer ditentukan dengan alat IR, sedangkan analisis jumlah dilakukan dengan menggunakan alat TGA. Bagian karet yang dipirolisis akan meninggalkan sisa berupa residu pirolisat. Residu ini diabukan dengan memanaskannya lebih lanjut. Abu yang didapat ditentukan dengan alat IR. IR untuk menentukan jenis bahan pengisinya. Analisis kemurnian dilakukan untuk mengetahui apakah suatu bahan kimia karet masih dalam bentuk aslinya, serta masih memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan pencampur pengolahan karet. Yang dimaksud dengan bahan kimia karet adalah bahan pencepat, bahan pelunak, antioksi dan, penyetabil dan bahan – bahan lain yang diperlukan dalam jumlah sedikit sebagai bahan penbantu dalam pengolahan karet.Analisis dilakukan dengan menggunakan TLC atau IR.Identifikasi blooming dilakukan untuk mengetahui apakah noda yangtimbul pada permukaan barang karet berasal dari bahan kimia dari barang karet tersebut yang muncul ke permukaan dan mengetahui jenis bahan penyebab blooming tersebut. Identifikasi staining dilakukan untukmengetahui apakah timbul perubahan warna pada permukaan karet apabila bersentuhan dengan bahan – bahan tertentu, misalnya logam besidan tembaga, serta untuk mengetahui jenis bahan kimia penyebab staining tersebut. Analisis jenis bahan – bahan tersebut dilakukan dengan alat TLC atau spot test.

44

Page 45: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

5. Klasifikasi Kulit

Usaha dibidang pengolahan kulit mempunyai prospek jangka panjang yang cukup bagus, sehingga banyak bermunculan perusahaan –perusahaan pengolahan kulit baik skala nasional maupun internasional dalam pemasarannya, untuk menyeragamkan mutu/kualitas produk kulit di indonesia. Maka berdasarkan hal tersebut pemerintah indonesia menerbitkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk standar seleksikulit mentah standar industri, antara lain sebagai berikut :

Kulit Domba Mentah Basah Standar ini meliputi Diskripsi, klasifikasi, persyaratan, penandaan dan pengemasan serta pengambilan contoh. yaitu sebagai berikut :

DiskripsiKulit Domba Mentah Basah adalah kulit yang diperoleh dari hasil pemotongan ternak domba, dimana kulit tersebut telah dipisahkan dari seluruh bagian dagingnya, baik yang segar maupun yang digarami.

Persyaratan Kriteria dan spesifikasia. Bau, berbau khas kulit dombab. Warna dan kebersihan, merata, segar/cerah, bersih dan tidak ada warna

yang mencurigakanc. Bulu, tidak rontokd. Ukuran kulit, dasar penentuan ukuran kulit dipergunakan lembar kulit atau

panjang kulit dalam cm/feet squaree. Elastisitas, cukup elastisf. Kandungan air

• Kulit mentah segar, maksimum 66 %• Kulit mentah garaman, maksimum 25 %

6. Teknik

Kulit setelah dipisahkan dari karkas kemudian dibersihkan dari sisa-sisa daging/lemak yang menempel pada kulit. Kemudian kulit diawetkan dengan penggaraman dengan 2 cara yaitu:

a. Sistem pencelupan dalam larutan garam yaitu setelah kulit dibersihkan kemudian dicelupkan kedalam larutan garam jenuh selama ± 24 jam, lalu ditiriskan kemudian ditaburi kristal garam secukupnya untuk kemudian ditumpuk pada tempatnya.

b. Sistem penaburan garam kristal yaitu setelah kulitdibersihkan lalu ditaburi kristal garam secukupnya untuk kemudian ditumpuk pada tempatnya

Catatan : penumpukan kedua cara ini diperhatikan agar tumpukan kulit paling bawa diberi alas papan dan jangan mencuci kulit dengan air sebelum kulit digarami. Kulit siapuntuk di proses lebih lanjut di industri penyamakan kulit.

45

Page 46: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

D. Pengolahan Limbah Karet dan Kulit

Karetb.pengolahan secara Kimia

46

Page 47: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

1. Kulit

Limbah cair industri penyamakan kulit nampak paling menonjol dibandingkan limbah padat maupun gasnya karena volumenya yang cukup banyak yaitu 30-70 L/Kg bahan baku yang diolah dari awal. Disamping volume yang banyak, zat- zat pencemaran yang terkandung dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan dampak yang paling cepat berpengaruh adalah berbau busuk dan kadang- kadang secara visual nampak berbuih banyak. Secara umum air limbah penyamakan kulit mengandung bagian-bagian dari kulit seperti bulu, sisa daging,potongan kulit dan bahan kimia sisa dari yang ditambahkan dalam proses penyamakan kulit. Secara garis besar proses pengolahan limbah cair penyamakan kulit adalah sebagai berikut:

Pemisahan Padatan Kasar Segresi Ekualisasi Koagulasia.

Pemisahan Padatan Kasar Sebelum diolah air limbah perlu disaring terlebih dahulu

untuk menghilangkan padatan kasar yang dapat menutup pipa, pompa-pompa dan saluran- saluran. Pada proses ini lebih dari 30% padatan tersuspensi total dalam cairan air limbah dapat dihilangkan dengan saringan.

SegresiPada tahap ini dilakukan pemisahan cairan-cairanlimbah yang mempunyai sifat khas dan memerlukanperlakuan tertentu untuk menangani zat pencemar agarnanti setelah dicampur dengan cairan limbah yang laintidak menimbulkan kontradiksi yang merugikan. Adapuncairan-cairan limbah dari proses penyamakan kulit yangperlu dipisahkan adalah:

Cairan limbah pengapuran (buang bulu) Cairan limbah ini banyak mengandung Sulfida dari Na2S atau NaHS sisa dari proses buang bulu sebagai agensia perontok bulu/ rambut. Sebelum prosespengolahan segresi air limbah pada proses buang bulu berwarna putih kehijauan dan kotor, dengan konsntrasi pH10-12,5 dengan total solid 16.000- 45.000 mg/l. Namun setelah proses pengolahan dapat menetralisir asam, serta kandungan slfida yang terkandung didalamnya dapat teratasi. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara:

o Oksidasi Katalitik Sulfida,Yaitu dengan aerasi dan pemberian mangansebagai katalisator. Seharusnya hal ini dilakukan setiaphari untuk menghindari bau busuk (H2S) dari air limbah tampungan. Aerasi dapat dilakukan pada tangki yang memanjang keatas (tinggi) dan udara dihembuskan daribagian dasar melalaui difusir atau dapat juga memakai aerator.

o Pengendapan LangsungFero sulfat dan feri klorida dapat digunakan untuk menghilangkan sulfida dari larutandenganpengendapan. Pengolahan ini akan menurunkan pH karena hidroksidanya mengendap.

47

Page 48: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

o Cairan limbah Krom. Pengendapan krom relatif mudah dilakukan, pengendapan limbah krom dapat mempengaruhi biaya produksi / pengolahan limbahnya. Pada pengolahan ini menghasilkan cairan supernatan yang hampir bebaskrom dan juga dapat menurunkan BOD.

EkualisasiProses pengolahan pada bak ekualisasi bertujuan untuk penghilangan sulfida dan krom agar dapat menghemat air yang dapat mengencerkan limbah kapran dan cairan limbah krom sebelum diolah lebih lanjut. Pada tahapan ini juga meningkatkan efisiensi pengolahan dan untuk menghindari rancangan baik yang diantisipasi untuk aliran puncak (PeakFlow) maka dilakukan sistem pengaturan laju aliran dan pencampuran seluruh air limbah.Praktek pencampuran ini meberi kesempatan terjadinya proses netralisasi dan pengendapan. Oleh karena itu sebaiknya air limbah dicampur dengan baik dan intensif,misalnya dengan mixer atau blower mengingat dalam bakini padatan tersuspensinya dijaga jangan samapai mengendap dan kondisi air limbahnya harus aerobik, hal inidapat dicapai dengan menghembuskan udara dari dasar bak melaluai beberapa difuser untuk memasok O2 yang intensif.Tenaga yang diperlukana untuk mengaduk kira- kira 30watt/m2 air limbah. Jika dilakukan injeksi udara pada baksedalam 2-4 m, aliran udara optimalnya 3-4 m3 /jam per m2 permukaan bak. Dalam bak ekualisasi dapat dilakukan pergantian garam- garam aluminium maka penghilangan Nitrogen melalui proses nitrifikasi/denitrifikasi perlu dilakukan. Pada tahapan ini untuk meningkatkan efisiensi pengolahan dan untuk menghindari rancangan baik yang diantisipasi untuk aliran puncak (Peak Flow) maka dilakukan sistem pengaturan laju aliran dan pencampuran seluruh air limbah.

Koagulasi

Pada tahapan ini dilakukan perlakuan fisiko kimiawi untuk menghilangkan BOD dan padatan. Dengan perlakuan fisiko kimiawi yang relatif mudah dan sederhana dapat menghilangkan >95% padatan tersuspensi dan BOD sekitar 70%. Untuk menghilangkan BODsepenuhnya dapat dilakukan dalam pengolahan proses biologis selanjutnya.Perlakuan fisiko kimia terhadap air limbah penyamakan kulit terdiri dari perlakuan awal dengan pemberian penggumpal yang dilanjutkan dengan pemberian pengendap sampai dengan pemisahan lumpurannya untuk dibuang. Efesiensi penggumpalan dapat diperoleh dengan penambahan larutan pengendap yang berupa larutan poly elektrolit anionik rantai panjang dengan konsentrasi 1-10 mg/l.

- Pengolahan Limbah Cair dengan Proses Biologis

Dalam persyaratan baku mutu air limbah, maka perlu adanya pegolahan sekunder. Pilihan cara pengolahansekunder untuk air limbah penyamakan kulit sebagaiberikut:

48

Page 49: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

1. Filter biologis.Filter biologis dalam pengolahan limbah penyamakan kulit sering tidak dipertimbangkan. Lumpur aktif (kolam oksidasi).

Pengolahan lumpur aktif pada prinsipnya adalah mempertemukan antara air limbah yang mengandung bahan pengencer organik dengan sejumlah besar bakteri aerob dan mokroorganisme lain yang terkandung dalam lumpur biologis (lumpur aktif). Pengolahan dengan lumpur aktif berbeban ringan sangat sesuai untuk air limbah penyamakan kulit. Caraini dikenal deng oksidasi kolam pasveer.

Lumpur aktif konvensional.Jika dibandingkan dengan cara konvensional yang berbeban berat, maka waktu yang diperlukan adalah 2-4 hari dan beban organik yang ringan lebih mudah menahan variasi keadaan air limbah dan beban mendadak yang menjadi proses penyamakan kulit, dengan demikian lumpur yang dihasilkan berkurang. Kolam oksidasi pasveer relatif lebih murah, dan pemeliharaannya mudah, jika dioprasikan sebagaimana mestinya dapat menghasilkan air limbah terolah dengan BOD , 20 mg/l. Pengolah dengan lumpur aktif konvensional (beban berat) dapat dipilih dengan cara pegolahan sekundernya jika lahan yang ada sangat tebatas. Oksidasi berlangsung terus menerus dalam bkaerasi karena itu kebutuhan aerasinya juga agakintensif ( sampai kra- kira 1 Kw/ kg BOD). Waktu tingga l yang diperlukan hanya 6-12 jamsudah cukup.

2. Lagun (kolam)Ada pendekatan lain bagi daerah pedesaan atau yang memiliki lahan luas, yaitu kolam dapat dibuat dengan biaya rendah dan perawatan pengolahan juga sangatmudah. Ada beberapa pilihannya :

Kolam aerob Dapat mengurangi sampai >85% BOD dalam waktu 10 hari, namun biasanya kolam tersebut mengeluarkan pencemaran udara dan memungkinkan terbentuknya kembali sulfida bersamaan dengan terlepasnya gas H2S. Hal inisesuai bila hanya untuk pemanfaatan ruang/ahandan biaya kolam-kolam tersebut rendah, sedangkan yang diperlukan hanya membuat kedalaman 3meter.

Kolam Fakultatif.Dengan 2 lapisan (zone) pengolahan yaitu lapisan aerob (yang ada di atas, berhubungan denganudara) dal lapisan anaerob (zone di bawahnya).Biasanya berukuran lebih besar dari an aerob dankurang efektif. Kolam ini lebih mengandalkan kekuatn fotosintetik dengan demikian tergantung pada perubahan musim dan tidak dapat diperiksa/dipantau dengan baik.

Kolam AerasiKolam ini sudah banyak dioperasikan di banyak perusahaan dan membutuhkan tenaga 10 – 30 w/m3 yang biasanya digunakan adalah aerator permukaan mekanik.

49

Page 50: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

INDUSTRI PLASTIK DAN LIMBAH INDUSTRI

A. Pengertian

Plastik mencakup semua bahan yang mampu dibentuk, mencakup semua bahan sintetik organic yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan, dan mampu dibentuk dibawah pengaruh tekanan. Senyawa kimia organik yang di dibentuk sebagian besar dari elemen karbon ( C ) dan Hidrogen ( H ) dan elemen-elemen lain seperti oksigen dan Nitrogen. Sehingga plastik merupakan material organis yang merupakan :

- Terbentuk dari molekul - Diolah melalui proses kimia dan nature produk - Melalui proses sintesa dan material-material lainnya.

Sifat plastik dipengaruhi oleh cara atom bersenyawa membentuk molekul dan tergantung dari molekul-molekul yang menyusunnya serta cara molekul itu bersatu.Molekul dalam plastik menyatu menjadi sebuah rangkaian panjang yang disebut polimer.

B. Pembahasan

1. Sejarah Plastik

Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun.[1]

2. Penjelasan Plastik

50

Page 51: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari plastik "malleable", memiliki sifat keplastikan.

Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri. Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi atau gagal karena shear stress, lihat keplastikan (fisika) dan ductile.

Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan melihat tulang-belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum.

Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.

Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).

3. Jenis Plastik

51

Page 52: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Plastik dapat digolongkan berdasarkan:

a) Sifat fisikanya

◾Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)

◾Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida

b) Kinerja dan penggunaanya

◾Plastik komoditas : sifat mekanik tidak terlalu bagus, tidak tahan panas, Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN. Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman

◾Plastik teknik : Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C, Sifat mekanik bagus, Contohnya: PA, POM, PC, PBT. Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik

◾Plastik teknik khusus : Temperatur operasi di atas 150 °C, Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²), Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR. Aplikasi: komponen pesawat

c) Berdasarkan jumlah rantai karbonnya:

◾1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)

◾5 ~ 11 Cair (bensin)

◾9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah

◾16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)

◾25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)

52

Page 53: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

◾1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)

d) Berdasarkan sumbernya :

◾Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut

◾Polimer sintetis: (Tidak terdapat secara alami) : nylon, poliester, polipropilen, polistiren

◾Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis

◾Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya.

4. Proses Pembuatan Plastik

◾Injection molding : Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan.

◾Ekstrusi : Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinyu.

◾Thermoforming : Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.

◾Blow molding : Biji plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup di dalam cetakan.

Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, yaitu Piloetilena, Polipropilena, Polivinil klorida, Polietilena, Tereftalat, Polistirena dan Polikarbonat.

Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan

53

Page 54: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan polimer alami seperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa abad. Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan asam nukleat memainkan peranan penting dalam proses biologi.

C. Pengolahan Limbah Plastik

Dibawah ini disajikan skema sederhana proses pengolahan plastik dari bentuk sampah plastik sampai plastik dapat dipasarkan.

1. PemilihanKegiatan ini meliputi kegiatan pemilahan plastik berdasarkan jenis-jenis yang dapat

didaur ulang seperti HDPE bening, HDPE warna, HDPE lembaran, HDPE padat atau sering kali disebut plastik mainan, PP bening, PP warna, dan lain-lain. Hal ini dilakukan karena tidak semua jenis plastik telah dapat didaur ulang.

2. PencucianKegiatan pencucian plastik yang akan didaur ulang ini biasanya juga dibarengi

dengan pencacahan plastik. Plastik yang telah di pilah kemudian dimasukkan kedalam mesin pencacah plastik (proses pencacahan dan pencucian ini tetap dilakukan terpisah terhadap masing-masing jenis plastik). Dari mesin pencacah, plastik yang telah menjadi lembaran-lembaran kecil dengan ukuran ±1cm2 tersebut akan dicampur dengan air dan

54

Page 55: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

sabun pencuci yang kemudian akan ditampung dalam suatu bak penampung tertentu. Setelah beberapa saat direndam dalam bak pencuci ± 5-10 menit, plastik diangkat dengan saringan kemudian ditempatkan dalam karung plastik untuk dikeringkan/diangin-anginkan. Dalam waktu 4-7 hari plastik dari tiap-tiap karung tersebut sudah kering dan siap diolah.

3. PenggilinganPenggilingan plastik dilakukan mengunakan proses thermal dimana plastik dilebur

dan dimurnikan menurut titik lebur dari masing-masing jenis plastik Proses penggilingan ini tidak memakan waktu yang lama. Plastik yang dihasilkan dari proses peleburan ini adalah plastik-plastik yang telah mencair dan berhasil melewati saringan yang pori-porinya sebesar kasa. Pada setiap proses peleburan akan dihasilkan residu alias plastik yang tidak berhasil termurnikan dengan sempurna sehingga tidak dapat melewati saringan. Akan tetapi residu ini dapat diproses ulang dengan melewati tahapan proses yang sama.

4. PencetakanProses ini merupakan proses pencetakan plastik yang telah berhasil dilebur dengan

sempurna. Plastik yang telah dilebur akan berwujud cairan yang sangat kental, setelah cairan plastik keluar dari saringan, cairan plastik ini akan masuk ke sebuah plat yang bentuknya menyerupai saringan dengan diameter ± 1 cm. Plastik yang tercetak akan membentuk seperti tali plastik yang panjang. Tali plastik yang masih lembek dimasukan kedalam suatu bak dengan ukuran 0,5m x 3 m untuk didinginkan sambil ditarik oleh suatu alat penarik yang terdiri dari jalur-jalur untuk menempatkan setiap tali plastiknya. Akibat tarikan tersebut maka diameter plastik akan mengecil sampai ± 0,2-0,3 cm. Tali plastik yang sudah mengeras dan mengecil tersebut kemudian dimasukan ke alat pemotong untuk dipotong menjadi pellet plastik dengan panjang ± 0,3-0,5 cm.

BAGIAN – BAGIAN SCREW Bagian umpan berlekuk saluran terdalam. Bagian kompresi berfungsi untuk melelehkan, mencampur, dan mengempa resin,

serta mendorong balik udara yang terikut ke bagian umpan.

55

Page 56: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

Bagian metering memberi tekanan balik dan mengukur penyaluran lewat die sehingga output seragam dan terkontrol.

Daftar pustaka

http://jaenudin-jaja-fti21.blogspot.com/2013/03/kebutuhan-dasar-manusia-eksistensi.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengolahan_makanan

56

Page 57: Eksistensi Manusia Dan Kebutuhan Fisiologi Serta Industri

http://ellachamelia-memories.blogspot.com/2009/11/ipal-industri-minuman-ringan.htmlhttp://idhe-blok.blogspot.com/2011/10/laporan-kunjungan-lapangan-mahasiswa.htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26486/4/Chapter%20II.pdfhttp://habibahsoraya.blogspot.com/2012/08/artikel-pengelolaan-limbah-mie-instant.html http://neniuswatun.blogspot.com/2012/04/pencemaran-dan-penanganan-limbah.htmlwww.kamusq.com/2013/11/nutrisi-adalah-pengertian-dan -definisi.htmlhttp://id.m.wikipedia.org/wiki/Plastik

57