Eksistensi Allah

download Eksistensi Allah

of 36

Transcript of Eksistensi Allah

Pembimbing M. Kes

: Dra. Nyimas Nur Khotimah,

Disusun oleh : 1. Citra Verucha 2. Eka Puspitasari 3. Firda Irliani Sakti 4. Fitriah Imasari 5. Mentari Puspita Tema : EKSISTENSI ALLAH

Wajib bagi setiap muslim mukallaf yaitu yang memiliki akal yang sehat dan sudah masuk dewasa mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Sifat sifat Allah itu banyak sekali dan tidak terhitung. Seandainya air laut dijadikan tinta untuk untuk menulis sifat sifat Allah tentu kita tidak akan mampu mencatatnya. Maka dari itu seorang ulama pintar bernama Abu Manshur Al-Maturidi membatasi 20 sifat yang wajib (artinya harus ada) pada Allah. Jika tidak memiliki sifat itu, berarti dia bukan Allah. Jadi, minimal kita harus memahami dan meyakini 20 sifat tersebut agar tidak tersesat. Setelah itu kita bisa mempelajari sifat Allah lainnya yang banyak.

Sebagaimana wajib dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh maka perlu juga diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan dari sifat wajib. 20 Sifat- sifat Allah yang wajib diketahui oleh seorang muslim mukallaf (akil baligh) yang terkandung di dalam al- Quran termasuk juga sifat-sifat Mustahil yang wajib diketahui.

1- Sifat Wajib: Wujud Artinya: Ada Sifat Mustahil: Adam Aritnya : Tidak Ada Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada. 2- Sifat Wajib: Qidam Artinya: Sedia/terdahulu/tidak ada permulaanya Sifat Mustahil: Huduts Artinya: Baru Allah Taala itu sedia/terdahulu, tidak ada permulaanya. Mustahil Allah itu didahului oleh Adam (ada permulaanya). 3- Sifat Wajib: Baqa Artinya: Kekal Sifat Mustahil: Fana Artinya: Binasa Allah itu bersifat kekal. Mustahil Ia dikatakan fana (binasa)

4- Sifat Wajib: Mukhalafah Lilhawaditsi Artinya: Tidak sama dengan yang baru Sifat Mustahil: Mumatsalah Lilhawaditsi Artinya: Sama dengan yang baru Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baru yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil Allah bersamaan dengan yang baru. 5- Sifat Wajib: Qiyam Binafsihi Artinya: Berdiri dengan diri-Nya sendiri Sifat Mustahil: Ihtiyaj Ila Mahal Wa Mukhashshash Allah Taala itu berdiri sendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya dan berdirinya tidak memerlukan tempat tertentu 6- Sifat Wajib: Wahdaniyah Artinya: Esa Sifat Mustahil: Taaddud Allah itu Maha Esa Dzat- Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangaiNya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilangbilang.

7- Sifat Wajib: Qudrah Artinya: Kuasa Sifat Mustahil: Ajez Artinya: Lemah Alah Taala itu Maha Berkuasa, apapun bisa dilakukannya. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa. 8- Sifat Wajib: Iradah Artinya: Menentukan Sifat Mustahil: Karahah Artinya: Terpaksa Allah itu Menentukan segala- galanya, semua terjadi dengan ketentuan Allah, Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa menentukan segala galanya. 9- Sifat Wajib: Ilim Artinya: Mengetahui Sifat Mustahil: Jahil Artinya: Bodoh Allah Taala itu amat mengetahui segala- galanya. Mustahil Allah tidak mengetahui atau bodoh.

10- Sifat Wajib: Hayah Artinya: Hidup Sifat Mustahil: Maut Artinya: Mati Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah itu bisa mati, dianiyaya atau dibunuh. 11- Sifat Wajib: Sama Artinya: Mendengar Sifat Mustahil: Shamam Artinya: Tuli Allah Taala itu mendengar. Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar. 12- Sifat Wajib: Bashar Artinya: Melihat Sifat Mustahil: Ama Artinya: Buta Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta.

13- Sifat Wajib: Kalam Artinya: Berkata-kata Sifat Mustahil: Bakam Artinya: Bisu Allah Taala itu berkata- kata atau berbicara. Mustahil Allah Taala itu tidak berbicara atau bisu. 14- Sifat Wajib: Kaunuhu Qodiran Artinya: Keberadaan Allah Maha Kuasa Sifat Mustahil: Kaunuhu Ajizan Artinya: Keberadaan Allah lemah (tidak berkuasa) Allah Taala keberadaanya amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa. 15- Sifat Wajib: Kaunuhu Muridan Artinya: Menentukan Sifat Mustahil: Kaunuhu Mukrahan Artinya: Terpaksa Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa

16- Sifat Wajib: Kaunuhu Aliman Artinya: Maha Mengetahui Sifat Mustahil:Kaunuhu Jahilan Artinya: Bodoh Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil/bodoh atau tidak mengetahui. 17- Sifat Wajib: Kaunuhu Hayyan Artinya: Hidup Sifat Mustahil: Kaunuhu Mayyitan Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil Allah itu bisa mati atau dibunuh. 18- Sifat Wajib: Kaunuhu Sami an Artinya: Mendengar Sifat Mustahil: Kaunuhu Ashamma Artinya: Tuli Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli.

19- Sifat Wajib: Kaunuhu Bashiran Artinya: Melihat Sifat Mustahil: Kaunuhu Ama Artinya: Buta Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta. 20- Sifat Wajib: Kaunuhu Mutakalliman Artinya: Maha Berkata-kata Sifat Mustahil: Kaunuhu Abkama Artinya: Bisu Allah Taala itu berkata- kata. Mustahil jika Allah Taala bisu atau tidak bisa berkata- kata.

1. Dalil fitrah Q.S 10:22 Perasaan alami yang tajam dari manusia bahwa ada Zat yang maujud, yang tidak terbatas dan tidak berkesudahan, yang mengawasi segala sesuatu, mengurus dan mengatur segala, yang ada di alam semesta, yang diharapkan kasih sayang-Nya dan ditakuti kemurkaan-Nya. 2. Dalil akal QS 5:20-21 Dengan tafakkur dan renungan terhadap alam semesta yang menurunkan manifestasi dari eksistensi-Nya. Orang yang memikirkan dan merenungkan alam semesta akan menemukan, empat unsur ialah semesta:

Ciptaan-Nya. QS 96:1-2; QS 36:36Bahwa tiada yang dapat mencipta alam ini kecuali Allah, yang Maha Tinggi dan Maha Hidup. Kesempurnaan. QS 67:3; 32:7 Alam ini diciptakan dalam kondisi yang sangat sempurna tanpa cacat. Perbandingan ukuran yang tepat dan akurat. QS 25:2. Alam ini diciptakan dengan perbandingan ukuran, susunan, timbangan, dan perhitungan yang tepat dan sangat akurat. Hidayah (tuntunan dan bimbingan). QS 20:49-50 Alam ini menunjukkan dan menuntun manusia bahwa Allah, Sang Pencipta Alam semesta, benar-benar ada. Allah memberikan hidayah (tuntunan dan petunjuk) kepada makhluk-Nyau untuk dapat menjalankan hidupnya dengan mudah, sesuai dengan karakteristik dirinya masing-masing. Kepada manusia sering disebut dengan ilham, kepada hewan sering disebut insting.

3. Dalil akhlaq Secara fitrah manusia memiliki moral (akhlaq). Dengan adanya moral (akhlaq) inilah, ia secara naluriah mau tunduk dan menerima kebenaran agar hidupnya lurus dan urusannya berjalan teratur dan baik. Zat yang dapat menanamkan akhlaq dalam jiwa manusia adalah Allah, sumber dnri segala sumber kebaikan, cinta dan keindahan. Keberadaan 'moral' yang mendominasi jiwa manusia merupakan bukti eksistensi Allah. QS. 91:7-8 4. Dalil Wahyu Para rasul diutus ke berbagai umat yang berbeda puda zaman yang berbeda. Semua rasul menjalankan misi dari langit dengan perantaraan wahyu. Dengan membawa bukti yang nyata (Kitab/wahyu & mukjizat) mengajak umatnya agar beriman kepada Allah, mengesakan-Nya dan menjalin hubungan baik dengan-Nya, serta mengingatkan akan akibat buruk syirik/berpaling dariNya (QS 6:91

Siapa yang mengutus mereka dengan tugas yang persis sama ? Siapa yang memberikan kekuatan, mendukung dan mempersenjatai mereka dengan mu'jizat? Tentu suatu Zat yang eksis (maujud), Yang Maha Kuat & Perkasa, yaitu Allah. Keberadaan para rasul ini merupakan bukti eksistensi Allah. 5. Dalil sejarah Semua umat manusia di berbagai budaya, suku, bangsa dan zaman, percaya akan adanya Tuhan yang patut disembah dan diagungkun. Semuanya telah mengenal iman kepada Allah, menurut cara masingmasing. Konsensus sejarah ini merupakan bukti yang memperkuat eksistensi Allah. (QS 47:10; perkataan ahli sejarah Yunani kuno bemama Plutarch)

Tentang eksistensi Allah ini banyak dibicarakan dalam teologi Islam, hanya saja terbatas pada asumsi definitif belaka, sehingga lebih mengaburkan makna aslinya. Abu al-Hasan bin Ismail al-Asyari (873-935), pada awalnya tergelincir dalam rasionailisme, dan menyebabkan pendapatnya lebih bersifat interpretatif, mengindikasikan Allah sebagai kumpulan sifat sifat bias dari sebuah keberadaan yang serba maha, tanpa menyertakan dzat-Nya. Al-Asyari mulanya sebagai salah satu tokoh Mutazilah, namun pada tahun 912 menghindar dari lingkaran pemikiran mutazilah, tetapi kemudian justru masuk pada ruang lingkup teologi Asyariyah yang menuai damba kalangan tokoh seperti Iman Ghazali.

Dalam sejarah Asyariyah yang berkembang itulah terdapat dogma tentang wajah Allah yang diganti dengan makna rahmat-Nya. Sejalan dengan ide Asyari yang menuangkan Ilmu Kalam, ilmu tawhid dan Ushuluddin, muncul juga seorang Abu Manshur AlMaturidi, memperpanjang perdebatan tentang Allah dengan merumuskan keberadaan Allah pada sifat duapuluh (20). Kini rumusan tersebut menjadi materi doktrin pendidikan Tawhid, dan merata di pesantren NU di Indonesia. Berbeda dengan kalangan theology modern dalam hal ini Abu al-Hasan dan al-Maturidi, sebenarnya metode perumusan keduanya itu berangkat dari kekhawatiran akan terjadinya penyelewengan dan gambaran gambaran negative tentang Allah. Tetapi justru dengan sikap skeptis kedua Imam itu membuka peluang baru pada definisi rasionalisme yang lebih membahayakan.

Karena akan lahir gambaran baru bahwa Allah itu hanya wujud yang tidak berbentuk dan hanya merupakan kandungan sifat sifat belaka, bukan dzat. Padahal Al-Quran dan Hadist menetapkan wujudnya Dzat Allah dan sifat-Nya dengan bahasa transparan yang dapat mengundang kerinduan kita umat Islam untuk bertatap muka denganNya. Sedangkan kedua teori tokoh ilmu kalam tersebut mengiyakan pentingnya membahasakan kata kata Wajah, Tangan, dengan kekuasaan atau rahmat. Tujuan keduanya jelas melebihi kekhawatiran orang orang sebelumnya dari kalangan shahabat Nabi dan Tabiin yang tetap pada arti arti glamblang, menerima teks teks wahyu tanpa memperdebatkan. Berbeda tentunya dengan para pemuja Asyariyah dan Maturidiyah yang dianut oleh sebagian besar besar muslim Asia Tenggara, merekapun terperosok kedalam skeptisisme

Wajah AllahEksistensi Allah, tentang wajah-Nya dijelaskan Allah dalam Al-Quran berulang ulang. Firman-Nya Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari wajah Allah. (QS. Al-Baqarah: 272) Dan orang-orang yang sabar karena mencari wajah Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik) (QS. Ar-Rad: 22) Maka berikanlah kepada Kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orangorang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari wajah Allah; dan mereka Itulah orang-orang beruntung. (QS. Ar-Ruum: 38)

ala Mawaadliihi (memalingkan kalimat tidak pada tempatDan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mengharapkan wajah Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (QS. Ar-Ruum: 39) Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Ar-Rahman: 27) Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari wajah Tuhannya yang Maha tinggi. (QS. Al-Lail: 20). Persepsi Wajah dalam kata ini adalah bersifat khas, bahwa kelak Allah akan memperlihatkan wajah-Nya pada hambanya. Kalau misal-nya Allah wujud-Nya tanpa Wajah, itu justru menempatkan Allah pada tidak tempatnya : Yaharrifuna al-kalimat nya).

Dalil dari As-SunnahKalau kita membuka hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam maka niscaya akan kita dapatkan sekian banyak hadits yang menyebutkan tentang keberadaan wajah Allah, diantaranya adalah: HR. Bukhari : 54, 407, 431, 113, 1197, 1213, 2917, 3153, 3608, 3623, 3643, 3741, 3773, 3990, 3991, 4057, 4982, 5236, 5599, 5635, 5817, 5861, 5896, 5943, 5967, 6236, 6425, HR. Muslim : 828, 1052, 1562, 1759, 1760, 3076, 5297 (karena hadits yang berbicara tentang hal ini terlalu banyak maka kami mencukupkan diri untuk menyebutkan nomor haditsnya saja, itupun yang ada dalam Shahih Bukhari dan Muslim saja belum ditambah dengan referensi dari kitab-kitab yang lainnya). Meskipun pengertian Wajah Allah itu adalah Wajah-Nya ada yang menolak, bagaimana dengan lafadz hadist ini:

Nabi shallallahu alaihi wa sallam berdoa, Wa asaluka ladzdzatan nazhari ila wajhika wasy syauqa ila liqaaika. Artinya: Dan aku memohon kenikmatan memandang wajah-Mu serta kerinduan untuk menemui-Mu. (HR. AnNasaI dalam Ash-Shughra (1305), disahihkan Al-Albani dalam Takhrij As-Sunnah: 424, lihat Fathu Robbil Bariyah, hal. 57) Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menafsirkan ayat lilladziina ahsanul husna wa ziyaadah (orang-orang yang berbuat baik maka mereka akan mendapatkan tambahan) Beliau menjelaskan bahwa makna tambahan dalam ayat tersebut adalah memandang wajah Allah (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, 8/223 Maktabah Syamilah) . Apakah kata wajah pada hadist tersebut bisa dimaknai pahala, atau dzat atau yang lainnya ?!!

Allah TertawaDari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, Allah tertawa melihat dua orang yang telah bunuh membunuh dan keduanya masuk surga. Seorang pejuang berjuang di jalan Allah (Fisabilillah) lalu terbunuh kemudian yang membunuh masuk Islam dan ikut berjihad Fisabilillah sehingga mati syahid terbunuh pula. (dishahihkan Bukhari - Muslim). Subhanallah, kerinduan pasti akan lebih bersenandung indah, saat mendengar Allah TERTAWA, suatu sifat gambaran Allah menurut sifat-Nya, melahirkan hakikat pendalam terhadap ajaran Tawhid , mengungkap kegembiraan Allah.

Jari Jemari AllahTidak ada satu buah hati kecuali ia berada di antara jari-jari Allah Ar-Rahman. (Musnad Al-Imam Ahmad bin Hanbal IV/182. Sunan Ibn Majah I/72, Mustadrak Al-Hakim I/525. Al-Ajiri, Asy-Syariah hal. 317, Ibn Mandah, Ar-Rad.

Tangan Kanan dan Kiri AllahImam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar radiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Allah akan menggulung seluruh lapisan langit pada hari kiamat, lalu diambil dengan tangan kananNya, dan berfirman: Akulah penguasa, mana orang-orang yang berlaku lalim? mana orang orang yang sombong?, kemudian Allah menggulung ketujuh lapis bumi, lalu diambil dengan tangan kiriNya dan berfirman: Aku lah Penguasa, mana orang-orang yang berlaku lalim?, mana orang-orang yang sombong?. Ini menunjukkan keberadaan Allah Yang Maha Sempurna, Berdiri sebaga Robb Pencipta, lepas dari aib dan cacat, bukan seperti klangan Asyariyah yang meniadakan tangan tangan Allah dan diganti dengan kekuasaan Allah. Justru pendapat Asyariyah itu rancu dan membingungkan, karena melepaskan suatu keyakinan mendasar.

Kaki AllahBagaimana dengan kaki Allah? Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi Shallahu alaihi wasallam: Artinya ; Sehingga Allah meletakkan telapak kakiNya di Jahannam. (Shahih Bukhari, Kitab At-Tafsir VII/594, Shahih Muslim Kitab Al-Jannah IV/2187).

Kekaguman kita makin bertambah, tatkala keagungan Allah itu dihayati lewat nama nama-Nya yang di ajarkan pada hamba-Nya melalui Rasul-Nya . Sebutlah Asma AlHusna, 99 nama nama Allah dengan kandungan sifatn-Nya mencerminkan suatu kepastian tentang keberadaan Allah, bahwa wujud Allah adalah Maha Sempurna, lepas dari tuduhan hamba-Nya yang merendahkan kedudukan-Nya dengan sifat sifat Tamtsil, yang meniadakan Wajah, Kaki, Tangan dan Jari Jemari-Nya. Namun demikian Islam tidak memperkenankan sikap; 1. tathil (meniadakan/menolak) 2. tamtsil (membuat permisalan), 3. tahrif (mengubah maknanya) 4. dan takyif (mempertanyakan dengan bagaimananya). Sebab Allah tidak sama dan serupa dengan makhluq-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Asy-Syuura: 11).

Bukti-bukti nyata yang lain yang menunjukkkan kebesaran Allah yang berada di sekitar kita adalah obatobatan alami yang berkhasiat bagi tubuh manusia. Contoh-contohnya adalah sebagai berikut.

1. MADU Allah Ta'ala berfirman: "*Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan"* (QS. An Nahl : 69)

Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah mengatakan, "Madu memiliki banyak khasiat. Madu dapat membersihkan kotoran yang terdapat pada usus, pembuluh darah, dapat menetralisir kelembaban tubuh, baik dengan cara dikonsumsi atau dioleskan, sangat bermanfaat untuk lanjut usia dan mereka memiliki keluhan pada dahak atau yang metabolismenya cenderung lembab dan dingin" (Metode Pengobatan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, hal. 42-43)

2. MINYAK ZAITUN Allah Ta'ala berfirman: *".. yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah Timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah Barat*" (QS. An Nur : 35) Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "*Makanlah oleh kalian minyak (zaitun) dan poleskan dengannya, karena sesungguhnya minyak (zaitun) itu dari pohon yang diberkahi*" (HR. Ahmad III/497, at Tirmidzi no. 1851 dan Ibnu Majah no. 3319, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahiih at Tirmidzi II/166)

3. HABBATUSSAUDA (JINTEN HITAM) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "*Sesungguhnya di dalam habbatus sauda (jinten hitam) terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit kecuali kematian*" (HR. al Bukhari no. 5688 dan Muslim no. 2215, ini lafazhnya Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu) Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah berkata : 'Jinten hitam memiliki banyak sekali khasiat. Arti sabda Nabi, "*obat dari segala jenis penyakit*", seperti firman Allah, "*Menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabbnya*", yakni segala sesuatu yang bisa hancur. Banyak lagi ungkapan-ungkapan sejenis. Jinten hitam memang berkkhasiat mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit panas karena faktor temporal' (Metode Pengobatan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, hal. 365)

Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah berkata : 'Jinten hitam memiliki banyak sekali khasiat. Arti sabda Nabi, "*obat dari segala jenis penyakit*", seperti firman Allah: "*Menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabbnya*", yakni segala sesuatu yang bisa hancur. Banyak lagi ungkapan-ungkapan sejenis. Jinten hitam memang berkkhasiat mengobati segala jenis penyakitbdingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit panas karena faktor temporal' (Metode Pengobatan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, hal. 365)

4. AIR ZAM-ZAM Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "*Air zam-zam itu penuh berkah. **Ia makanan yang mengeyangkan (dan obat bagi penyakit)"* (HR. Muslim IV/1922, yang terdapat di dalam kurung adalah menurut riwayat al Bazzar, al Baihaqi dan ath Thabari dan sanadnya shahih, lihat Majma'uz Zawaa-id III/286) Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menceritakan pengalamannya berkaitan dengan cara menyembuhkan penyakitnya dengan air zam-zam yang dikombinasikan dengan metode ruqyah dari al Qur'an ini,

'Pada suatu ketika aku pernah jatuh sakit, tetapi aku tidak menemukan seorang dokter atau obat penyembuh. Lalu aku berusaha mengobati dan menyembuhkan diriku dengan surat al Fatihah, maka aku melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku ambil segelas air zamzam dan membacakan padanya surat al Faatihah berkali-kali, lalu aku meminumnya hingga aku mendapatkan kesembuhan. Selanjutnya aku bersandar dengan cara tersebut dalam mengobati berbagai penyakit dan aku merasakan manfaat yang sangat besar. Kemudian aku beritahu kepada orang banyak yang mengeluhkan suatu penyakitn dan banyak dari mereka yang sembuh dengan cepat' (Zaadul Ma'aad IV/178 dan al Jawaabul Kaafi hal. 23)

SEKIAN DAN TERIMA KASIH