EKOLOGI

45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya ekologi masih dianggap sebagai cabang dari biologi, namun seiring dengan makin merebaknya isu mengenai lingkungan hidup ekologi mulai dilihat sebagai ilmu tersendiri yang interdisiplin, serta berdasarkan disiplin yang integratif yang mengkaitkan berbagai proses fisik dan hayati. Ekologi bahkan digunakan untuk menjelaskan seluk beluk kota dengan apa yang disebut ekologi kota, seluk beluk administrasi dalam ekologi administrasi dan sebagainya. Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu, telaah. Oleh karena itu Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungnya. Odum (1993) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut. Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu 1

Transcript of EKOLOGI

Page 1: EKOLOGI

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awalnya ekologi masih dianggap sebagai cabang dari biologi, namun seiring

dengan makin merebaknya isu mengenai lingkungan hidup ekologi mulai dilihat sebagai ilmu

tersendiri yang interdisiplin, serta berdasarkan disiplin yang integratif yang mengkaitkan

berbagai proses fisik dan hayati. Ekologi bahkan digunakan untuk menjelaskan seluk beluk kota

dengan apa yang disebut ekologi kota, seluk beluk administrasi dalam ekologi administrasi dan

sebagainya.

Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal dari bahasa Yunani,

yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu, telaah. Oleh karena itu Ekologi adalah

ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan

dengan lingkungnya. Odum (1993) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang

struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem

menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk

keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-

faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.

Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara

keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan

cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang

satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen

penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban,

cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,

hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan

organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi

dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan

botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi

yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

1

Page 2: EKOLOGI

Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan,

binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan; dimana

mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana. Hubungan-

hubungan tersebut demikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa

ekologi adalah “Environmental Biology“.

B.  Rumusan Masalah

1.   Terdiri dari jenis apa sajakah ekologi itu?

2.   Apakah perbedaan diantara jenis-jenis ekologi tersebut?

C. Tujuan

1.   Untuk mengetahui jenis-jenis ekologi

2.   Untuk mengetahui perbedaan diantara jenis-jenis ekologi tersebut

D. Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah :

1.      Manfaat teoritis, Untuk mengembangkan pengetahuan tentang ekologi

2.      Memberikan pengertian kepada masyarakat umum tentang pentingnya menjaga semua

jenis-jenis ekologi demi mencapai kehidupan yang lebih baik.

2

Page 3: EKOLOGI

BAB II

PEMBAHASAN

Awalnya, ekologi dapat dibagi dalam dua cabang yaitu Ekologi tumbuhan (plant

ecology) dan ekologi hewan (animal ecology). Namun pembagian ini dirasa kurang tepat karena

dalam konsep komunitas(masyarakat makhlik hidup) tumbuhan dan hewan sulit untuk

dipisahkan. Untuk itu selanjutnya diperkenalkan pembagian ekologi yang lain yaitu menjadi :

autoekologi, yang memusatkan perhatian pada satu makhluk hidup dan sinekologi, yang

membahas atau mempelajari lebih dari satu jenis makhluk hidup.

Dalam autoekologi, misalnya ekologi manusia, meskipun perhatian dipusatkan pada

permasalahan manusia bukan berarti sama sekali tidak membahas makhluk hidup lain yang

tentunya memiliki hubungan atau keterkaitan dengan kehidupan manusia. Hanya saja

permasalahan lebih dititik beratkan atau difokuskan pada manusia.

Dalam sinekologi, yang dibahas adalah lebih dari satu jenis makhluk hidup sehingga tidak

ada yang menjadi fokus utama, misalnya pada ekologi hutan tropika, semua makhluk hidup yang

berada dalam hutan tropika menjadi bahan kajian berikut hubungan satu dengan yang lain.

Demikian pula dalam ekologi laut (marine ecology) dan lain lain.     

A.Ekologi Hutan

Ekologi Hutan adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk hidup dengan

lingkungan. Hubungan ini sangat erat dan komplek sehingga menyatakan bahwa ekologi adalah

biologi lingkungan (Eviromental biology).

3

Page 4: EKOLOGI

Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan mempunyai

keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan. Hubungan antara masyarakat

tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat

dipandang sebagai suatu system ekologi atau ekosistem.

Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau

ekosistem hutan. Hutan dapat dipelajaridari segi autekologi dan synekologi. Autekologi

mempelajari ekologi suatu jenis pohon atau pengaruh sesuatu faktor lingkungan terhadap hidup

atau tumuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon. Sifat penyelidikanya mendekati fisiologi

tumbuh-tumbuhan. Synekologi mempelajari hutan sebagai masyarakat atau ekositem misalnya

penelitian tentang pengaruh keadaan tempat tmbuh terhadap komposisi dan produksi hutan.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen

penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan,

cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,

hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan

organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi

dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan

botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi

yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Ekowilayah bumi

dan riset perubahan iklim ialah dua wilayah di mana ekolog (orang yang mempelajari ekologi)

kini berfokus.

Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-

an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi

mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan

mengadakan hubungan atarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat

hidupnya atau lingkungannya.

Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:

Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain

ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.

4

Page 5: EKOLOGI

Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang

menyebabkannya

Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan

antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:

• Komponen hidup (biotik)

• Komponen tak hidup (abiotik)

Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan

yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan

air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen

abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut.

B.Ekologi Laut

Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Ekosistem air

laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang, dan padang lamun. Berikut

penjelasan tentang ekologi laut.

Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas tinggi dengna ion Cl - mencapai 55%

terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik,

suhu laut sekitar 25oC. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air

yang panas di bagian atas dengan bagian air yang dingin di bagian bawah disebut daerah

thermocline.

5

Page 6: EKOLOGI

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah

permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah

menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan

terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan

kedalamannya dan wilayah permukaan secara horizontal.

Dikenal juga dengan terminologi:

Integrated Coastal Zone Management (ICZM) (pengelolaan terpadu wilayah pesisir)

Integrated Coastal Zona Planning and Management (pengelolaan dan perencanaan

terpadu wilayah pesisir, dalam artian pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam dan

jasa-jasa lingkungan yang terdapat di kawasan pesisir dengan cara melakukan penilaian

secara menyeluruh (Comprehensive assessment).  Sorensen & Mc Creary dalam Dahuri

200)

Integrated Coastal Management (pengelolaan wilayah pesisir)

Integrated Coastal Resources Management (pengelolaan terpadu sumber daya wilayah

pesisir)

Coastal Zone Resources Management (pengelolaan sumber daya wilayah pesisir)

Coastal Resources Management (pengelolaan sumber daya pesisir)

Coastal Zone Management (pengelolaan wilayah pesisir)

ekosistem air laut dibagi sebagai berikut:

a. Litoral : merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.

b. Neretik : merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampaibagian

dasar dalamnya ± 300 meter.

c. Batial : merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m

d. Abisal : merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (2.500-

10.000m).Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut

semakinke tengah, laut dibedakan sebagai berikut :

- Epipelagik  merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar

200m.

- Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-

1000m. Hewannya misalnya ikan hiu.

6

Page 7: EKOLOGI

- Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500

m.Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.

e. Abisal pelagik  merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m, tidakterdapat

tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampumenembus daerah ini.

f. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalamanlebih dari 6.000 m. Di

bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yangdapat mengeluarkan cahaya.

Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yangbersimbiosis dengan karang tertentu.Di

laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yanghampir sama

dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengancara banyak

minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan caraosmosis melalui

insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secaraaktif.

Perlindungan dan bertelur

1. Mangrove : feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground banyak

spesiesikan dan udang dan memberikan perlindungan terhadap gelombang

2. Lamun/seagrass : nursery ground, daerah pencarian makan bagi mamalia laut

3. Rumput laut/seaweed : pangan dan obat-obatan

Ekosistem terumbu karang

Luas terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 60.000 km2, namun hanya 6,2%

saja yang kondisinya baik

Tekanan terhadap keberadaan terumbu karang sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan

manusia

Kerusakan terumbu karang banyak ditentukan oleh aktivitas di daratan

Manfaat terumbu karang

Berperan penting bagi pertumbuhan sumberdaya perikanan (sebagai feeding ground,

fishing ground, spawning ground dan nursery ground)

Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)

Sebagai daya tarik wisata bahari

7

Page 8: EKOLOGI

Secara global terumbu karang berfungsi sebagai pengendap kalsium yang mengalir dari

sungai ke laut

Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya

C.Ekosistem padang lamun

Lamun umumnya membentuk padang lamun yang luas di dasar laut yang masihdapat

dijangkau oleh cahaya matahari yangmemadai bagi pertumbuhannya. Lamunhidup di perairan

dangkal dan jernih padakedalaman antara 2 – 12 m, dengan sirkulasiair yang baik. Air yang

bersirkulasi diperlukanuntuk menghantarkan zat-zat hara danoksigen, serta mengangkut hasil

metabolisme lamun ke luar dari daerah padang lamun.Hampir semua tipe substrat dapat

ditumbuhi lamun, mulai dari substrat berlumpursampai berbatu. Namun padang lamun yang luas

lebih sering ditemukan di substratlumpur berpasir yang tebal antara hutan rawa mangrove dan

terumbu karang.Selain ekosistem terumbu karang, sebagian ekosistem yang sangat eratkaitannya

dengan terumbu karang terdapat ekosistem padang lamun. Biasanyaekosistem ini berada

bersebelahan dengan terumbu karang dan merupakan penyanggaekosistem terumbu karang serta

sebagai tempat asuhan, tempat mencari makan, dantempat pemijahan bagi beberapa jenis ikan

dan biota laut lainnya.

Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus danberbeda dengan

ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-ciri ekologis padanglamun antara lain adalah :

1. Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir

2. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataranterumbu karang

3. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung

8

Page 9: EKOLOGI

4. Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan

5. Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnyaterbenam air

termasuk daur generatif 

6. Mampu hidup di media air asin

7 .Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.

Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidupnya terbenam di dalam laut

Padang lamun ini merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik yang 

tinggi

Fungsi ekologi yang penting yaitu sebagai feeding ground, fishing ground, spawning

ground dan nursery ground beberapa jenis hewan yaitu udang dan ikan baranong, sebagai

peredam arus sehingga perairan dan sekitarnya menjadi tenang

Ekosistem mangrove

Hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara

sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut

Luas hutan mangrove di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5-3,5 juta Ha,18-

23 % luas mangrove di dunia dan lebih luas dari Brasil)

Fungsi ekologis:

Sebagai peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin dan badai

Melindungi daerah pantai dari bahaya abrasi

Sebagai penyerap nutrien organik, penahan lumpur dan perangkap sedimen

Penghasil a yang merupakan hasil dekomposisi dari serasah mangrove

Sebagai daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiak ikan, udang dan hewan liar

lainnya

D.Ekologi Tanaman

Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman

dengan lingkungannya. Tanaman membutuhkan sumberdaya kehidupan dari lingkungannya,

danmempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya lingkungan mempengaruhi pertumbuhan

9

Page 10: EKOLOGI

dan perkembangan tanaman. Ekologi dibagi atas dua bagian yaitu Sinekologi dan Autekologi.

Pembagian ekologi, tingkatan organisasi makhluk hidup, tujuan dan perkembangan ekologi

tanaman, pembagian ilmu ekologi.

Pada prinsipnya ditinjau dari biologi, makhluk hidup dapat dibagi atas dua bagian besar

yaitu, hewan dan tumbuhan. Kedua kelompok ini sangat tergantung kepada faktor-faktor yang

ada diluar dirinya baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain tidak ada

satu makhluk hidup pun di dunia ini yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan faktor

lainnya. Faktor luar yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup ini disebut dengan

lingkungan.

Manusia sebagai makhluk hidup telah terlibat dan tertarik dengan masalah- masalah

lingkungan sejak dahulu kala walaupun mereka tidak mengerti perkataan ekologi itu sendiri.

Dalam masyarakat primitif setiap individu untuk dapat bertahan hidup memerlukan pengetahuan

terhadap alam lingkungannya. Alam lingkungan (environment) ialah alam diluar organisma yang

efektif  mempengaruhi kehidupan organisma tersebut. Setiap tanaman menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Penyesuaian ini berguna untuk mempertahankan hidupnya.

Ekologi merupakan gabungan dari dua kata dalam Bahasa Yunani yaitu oikos berarti

rumah dan logos berarti ilmu atau pelajaran. Secara etimologis ekologi berarti ilmu tentang

makhluk hidup dan rumah tangganya. Dengan kata lain defenisi dari ekologi ialah ilmu yang

mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Berdasarkan

defenisi di atas maka yang dimaksud dengan Ekologi Tanaman adalah ilmu yang mempelajari

hubungan timbale balik antara tanaman (tumbuhan yang dibudidayakan) dengan

lingkungannya. Lingkungan hidup tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik

dan abiotik. Dari lingkungan inilah tanaman memperoleh sumberdaya cahaya, hara mineral, dan

sebagainya. Kekurangan, kelebihan atau ketidakcocokkan akan menyebabkan terjadinya

cekaman (stress) pada tanaman.

Berdasarkan makna ekologi di atas maka jelaslah bahwa ekologi merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari ilmu biologi. Oleh karenanya Ilmu Biologi sering disebut dengan biologi

lingkungan. Ekologi merupakan bagian kecil dari Biologi. Yang termasuk dalam ruang lingkup

biologi ialah organisma, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfir. Jika kita perhatikan

bahasanbahasan dalam mempelajari ekologi ternyata masing-masing ilmu yang membahas suatu

10

Page 11: EKOLOGI

individu/grup tidak terlepas dari membahas masalah ekologi. Dari penjelasan ini dapat dilihat

ternyata ekologi merupakan ilmu yang cakupannya amat luas.

Pelajaran mengenai lingkungan hidup organisma sudah dipelajari sebelum kata ekologi

itu sendiri diperkenalkan oleh ahlinya. Nenek moyang kita pada jaman dahulu telah berupaya

untuk memelihara lingkungan, yang terbukti dari mitos mitos yang muncul seperti ”jangan

menebang pohon yang rindang karena ada penghuninya”. Ini adalah salah satu upaya mereka

untuk memelihara ketersediaan air. Mitos-mitos mengenai pemeliharaan lingkungan ini relatif

cukup banyak, karena masing-masing suku yang ada di Indonesia memilikinya. Gambaran ini

memperlihatkan bahwa manusia merupakan organisma yang memiliki kekekuatan penuh yang

mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya. Pengetahuan Ekologi berkembang sejalan dengan

perkembangan peradaban manusia itu sendiri.

Tujuan utama mempelajari ekologi tanaman adalah memperoleh hasil yang optimal dari

teknik budidaya yang dilakukan dan menjaga lingkungan agar terhindar dari kerusakan sebagai

warisan untuk anak cucu kita

Lingkungan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tanaman dan organisme lain

yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu pengetahuan tentang lingkungan tumbuh tanaman

sangat dibutuhkan agar budidaya tanaman yang dilakukan dapat menghasilkan produksi yang

optimum. Dalam agroekosistem lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan

dalam rancang bangun aktivitas budidaya yang akan dilakukan. Desain lanskap dari budidaya

tanaman juga sangat tergantung pada lingkungan. Lingkungan akan mempengaruhi jenis

tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada kawasan, penjadwalan dan teknik budidaya yang

digunakan. Oleh karenanya pengetahuan tentang lingkungan sangat penting artinya bagi sektor

pertanian.

E.Ekologi Serangga

Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan

kelimpahan serangga. Pengetahuan tentang ekologi serangga hama pascapanen merupakan dasar

penerapan pengendalian hama terpadu (PHT).  Saat ini, pemodelan dengan komputer untuk

pengendalian hama pascapanen telah banyak dikembangkan.  Kesemuanya berbasis pada

pengetahuan ekologi serangga.

11

Page 12: EKOLOGI

Sifat struktur penyimpanan secara umum adalah kondisinya yang stabil dibandingkan

lingkungan alami dan ketersediaan pangan yang melimpah.  Karakter penyimpanan ini

menguntungkan hama gudang, walaupun adakalanya terjadi kelangkaan sumber makanan. 

Serangga hama di penyimpanan, terutama hama-hama penting adalah serangga yang telah

teradaptasi pada lingkungan penyimpanan dengan baik, karena:

· Habitat penyimpanan merupakan reservoir alaminya

· Toleransinya yang tinggi terhadap faktor fisik di penyimpanan

· Keragaman perilaku makan pada berbagai bahan simpan

· Laju reproduksi yang tinggi

· Kemampuan yang tinggi dalam menemukan lokasi sumber makanan

· Kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tanpa pangan

·Adaptasi morfologi (ukuran kecil, bentuk pipih, gerakan cepat dll.)

Studi ekologi yang dilakukan pada kondisi yang mirip dengan tempat penyimpanan lebih

berguna untuk mengembangkan program pengendalian.  Dengan demikian dapat diperoleh lebih

banyak gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan hama

pada kondisi nyata.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBARAN DAN KELIMPAHAN

HAMA GUDANG

1.      Suhu, Kadar air biji dan sumber makanan

2.      Masa perkembangan

3.      Ketahanan hidup/survival

4.      Produksi telur

INTERAKSI ANTARINDIVIDU DAN ANTARSPESIES

1.      Intraspesifik (antarindividu)

Interaksi antarindividu dalam satu spesies menentukan distribusi dan kelimpahan

serangga.  Pada kepadatan populasi rendah, laju pertumbuhan biasanya kecil karena kesulitan

untuk menemukan pasangan seksual misalnya.  Ketika populasi bertambah, laju pertumbuhan

meningkat secara eksponensial karena kelimpahan sumber makanan dan kesesuaian lingkungan. 

Sejalan dengan pertambahan populasi yang tinggi, terjadi kompetisi/persaingan untuk makan dan

12

Page 13: EKOLOGI

perkawinan sehingga menimbulkan efek negatif bagi populasi.  Pada spesies tertentu bahkan

terjadi kanibalisme terhadap serangga dalam stadium inaktif (telur dan pupa).  Walaupun

demikian, tekanan populasi seperti ini jarang terjadi karena kecenderungan migrasi bila populasi

meningkat.  Kompetisi umumnya terjadi pada populasi di penyimpanan yang kosong, sarana

transportasi maupun peralatan pengolahan di mana jumlah makanan relatif sedikit.

2.      Interspesifik (antarspesies)

Interaksi antarspesies juga mempengaruhi laju pertumbuhan suatu spesies serangga. 

Berbagai pola interaksi ditemukan di penyimpanan, yaitu:

· Suksesi, yaitu pergantian dominansi spesies pada pernyimpanan kerena perubahan lingkungan

dan sumber makanan.  Pada saat awal yang dominan adalah hama primer, kemudian digantikan

hama sekunder, selanjutnya mungkin serangga pemakan cendawan atau sisa-sisa.

·  Kompetisi, terjadi bila dua spesies hama memiliki relung ekologis yang sama (bandingkan

dengan suksesi dimana masing-masing spesies memiliki peran berbeda.)

·  Predasi, bisa oleh spesies predator (misal kepik Xylocoris sp.) atau spesies hama yang menjadi

karnivor fakultatif pada kondisi ekstrim.

· Parasitisme, kebanyakan Hymenoptera famili Trichogrammatidae, Bethylidae, dan

Pteromalidae menjadi parasitoid hama gudang.  Termasuk parasitisme adalah serangan

mikroorganisme seperti protozoa, bakteri dan cendawan entomophaga penyakit terhadap hama

pascapanen.

F. Ekologi Air Tawar

13

Page 14: EKOLOGI

Ekologi air tawar sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Air tawar sendiri

penting karena  ia adalah sumber air rumah tangga dan industri yang murah, komponen air tawar

merupakan merupakan daur hidrologis, dan  ekosistem air tawar merupakan sistem disporsal /

pembuangan yang mudah dan murah

Habitat air tawar menempati daerahyang relatif kecil pada permukaan bumidibandingkan

dengan habitat lautan dandaratan, tetapi bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti

dibandingkan dengan luas daerahnya.

Karena alasan-alasan sebagai berikut :

1. Habitat air tawar merupakan sumber air yang paling praktis dan murah untukkepentingan

domestik maupun industri (air mungkin dapat diperoleh dalam jumlahlebih banyak dari laut,

tetapi dengan biaya yang lebih tinggi yaitu lebih banyak energiyang diperlukan dan adanya

popusi garam).

2. Komponen air tawar adalah “leher botol” (daerah kritis) pada daur hidrologi .

3. Ekosistem air tawar menawarkan sistem pembuangan yang memadai dan palingmurah.

Karena manusia menyalahgunakan sumber daya ini maka jelas bahwa usahauntuk

mengurangi tekanan tersebut harus dilakukan secepatnya, bila tidak, air akanmenjadi faktor

pembatas bagi manusia.

Habitat air tawar dapat dibagi menjadi 2 seri, yaitu :

1. Air tergenang, atau habitat lentik (berasal dari kata

lenis

berarti tenang) : danau,kolam, rawa atau pasir terapung

2. Air mengalir, atau habitat lotik (berasal dari lotus berarti tercuci) : mata air, aliran air(brook-

creek) atau sungai.

Faktor-faktor pembatas yang cukup penting pada air tawar, dan yang akandibicarakan

mendalam pada tiap pembahasan dari sistem akuatik adalah :

a. Suhu

Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yangsecara bersama-

sama mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal, sehinaperbedaan suhu dalam air

lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dari padaudara. Sifat yang terpenting

adalah :

14

Page 15: EKOLOGI

Panas fusi yang tinggi. 80 kalori dibutuh kan untuk mengubah 1 gram es menjadi airtanpa

mengubah suhunya (dan sebaliknya).

Panas evaporasi yang tingi. 536 kalori diserap sewaktu evaporasi yang dapatdikatakan

berlangsun terus menerus dari permukaan vegetasi , air dan es, sebagianbesar sinar matahari

digunakan untuk evaporasi air dari ekosistem didunia, dan alurenergi ini mengubah iklim

dan memungkinkan perkembangan kehidupan dalamsemua keanekaragaman yang

menakjubkan.

Panas jenis yang tinggi, relatif sejumlah besar panas dinutuhkan untuk merubah suhuair. 1

gram kalori (gkal) panas dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 ml (=1 gram) air 10C lebih

tinggi (antara 15-160) hanya amonia dan beberapa senyawa lainmempunyai nilai lebih dari

satu.

Kerapatan air tertinggi terjadi pada suhu 40C ; diatas dan dibawah titik tersebut airakan

berkembang dan menjadi lebih ringan. Sifat unik ini menyebabkan aira danautidak

membeku seluruhnya pada musim dingin.

b. Kejernihan

Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasizona

fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutamabila disebabkan

oleh lumpur dan partikel yangdapat mengendap, seringkali pentingsebagai faktor pembatas.

Sebaliknya, bila kekeruhan disebabkan oleh organisme,ukuran kekeruhan merupakan indikasi

produktivitas. Kejernihan dapat diukur denganalat yang amat sederhana yang disebut cakram

secchi (dinamakan menurutpenemuannya, A.Secchi, seorang Itali yang memperkenalkannya

pada tahun 1865)berupa cakram putih dengan garis tengah kira-kira 20 cm dan dimasukkan

kedalam airsampai tidak terlihat dari permukaan. Kedalaman itu disebut kejernihan cakram

secchi, yang dapat mencapai 40 m pada air yang amat keruh dan berkisar antara beberapa cm

pada air yang amat jernih, tidak produktif didanau yang tinggi letaknya seperti DanauCrater di

Taman Nasional Crater Lake, Oregon. Danau-danau di Wiesconsin yang telahdipelajari dengan

intensif menggunakan cakram secchi sampai kedalaman dimanapenetrasi cahaya kira-kira 5%

dari radiasi yang mencapai permukaan. Sementarafotosintesa masih terjadi pada intensitas

rendah, tingkatan 5% menandai batas bawahkebanyakan zona fotosintesa. Walaupun elas bahwa

alat-alat sintesa modern akanmemberikan data yang akurat tentang penetrasi cahaya, cakram

15

Page 16: EKOLOGI

secchi masih dianggapalat yang berguna oleh ahli limnologi yangseringkali mengunakan teknik

ini untukmengatur tingkat fertilisasi untuk menghasilkan pertumbuhan fitoplankton yang

baiktapi tidak terlalu tinggi.

c. Arus

Air cukup “padat”, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatas, terutama pada

aliran air. Disamping itu, arus air sering kali amat menentukan distribusigas yang vital,

garam dan organisme kecil.

d. Konsentrasi gas pernapasan

Berbeda dengan lingkungan laut konsentrasi oksigen dan karbon dioksida seringkali

terbatas pada lingkungan air tawar. Pada ”zaman polusi” ini konsentrasi oksigen terlarut dan

kebutuhan oksigen biologis sering kali diukur dan merupakan faktor fisik yang paling intensif

dipelajari. Sebagai suatu gambaran dari ”kantong oksigen” yang disebabkan polusi dan

konsekuensinya dalam hal biota biasanya berlaku berlawanan,ahli ekologi tentang populasi

makin lama makin memperhatikan penyuburandibandingkan dengan pengaruh yang membatasi

dari karbon dioksida dalam air tawar.

e. Konsentrasi garam biogenik

Nitrat dan pospat sampai batas tertentu tampaknya terbatas jumlahnya hampirpada semua

ekosistem air awar. Dalam air danau dan aliran air dengan kesadahanrendah, kalsium dan garam-

garam lain uga tampaknya terbatas. Kecuali pada beberapa mata air mineral, bahkan pada air

dengan kesadahan tertinggi hanya mempunyai kadargaram atau salinitas kurang dari 0,5%,

dibandingkan dengan 30-37% dalam air laut.

Dua ciri lain dari air tawar dapat mempengaruhi umlah dan distribusi dari jenisyan ada

(atau kekayaan kualitas biota). Karena habitat air tawar seringkali terisolasi satudari yang lain

oleh daratan dan lautan, organisme dengan penyebaran rendah melewatihalangan ini mungkin

telah gagal untuk mapan ditempat-tempatyang tidak sesuai. Ikanterutama menadi subek dari

pembatasan ini ; aliran air, misalnya walaupun hanyabeberapa kilometer jaraknya didaratan

tetapi karena terisolasi oleh air, mungkindaerahnya (niche) ditempati oleh jenis yang berbeda.

Sebaliknya, kebanyakanorganisme kecil seperti panggang, udang, protozoa dan bakteri

mempunyaikemampuan penyebaran yang tinggi. Maka seseorang mungkin akan

menemukanDaphnia dalam kolam di Amerika Serikat dan di Inggris. Buku pegangan

untukinvertebrata air tawar yang ditulis untuk pulau-pulau di Inggris, misalnya dapatdigunakan

16

Page 17: EKOLOGI

di Amerika Serikat paling tidak sampai tingkat family atau genus, tanamanrendah dan

invertebrata air tawar menunjukkan tingkat kosmopolitan yang tinggi.Oranisme air tawar

mempunyai persoalan tertentu untuk dipecahkan dalam hubungandengan pengaturan tekanan

osmose ( osmoregulasi ). Karena konsentrasi garam dalamcairan tubuh atau sel lebih besar

daripada lingkungan air tawar ( yaitu disebut cairanhipertonik ), maka air cenderung masuk ke

dalam tubuh secara osmosis bila selaputnya( membran ) dapat ditembus air ( permeabel ), atau

kadar aram akan menjadi tinggi bilamembran relatif tidak permeabel. Binatang air tawar, seperti

protozoa dengan selaputsel yang tipis dan ikan dengan insangnya harus mempunyai cara efisien

untukmengeluarkan air ( terlaksana dengan vakuola kontraktil pada protozoa dan ginjal

padaikan) atau badannya akan membesar dan meletus. Kesukaran dalam osmoregulasidapat

diterangkan ,paling tidak sebagian, mengapa sejumlah besar hewan laut dariseluruh Phyllum,

kenyataanya belum pernah berhasil memasuki lingkungan air tawar.Sebaliknya ikan bertulang

(juga burung laut dan mamalia) yang cairan tubuhnyaberkadar garam lebih rendah dari air laut

(yaitu hipotonik) berhasil masuk kembali kelaut dengan merubah osmoregulasi metabolis secara

perlahan-lahan yang meliputipembuangan garam dan penanganan air.

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya

kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis

ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air

tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air

tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.

1. Air tergenang/ lentik (asal kata lenis = tenang) contoh : danau, kolam, dan rawa dan

mangrove.

2. Air mengalir / lotik (asal kata lotus = tercuci) contohnya: mata air, aliran air/sungai dan

selokan.

F. Perbedaan Jenis-jenis Ekologi

Setiap jenis ekologi memiliki ruang lingkup tersendiri. Oleh karena itu antara satu jenis

ekologi dengan ekologi yang lain memiliki perbedaan. Dalam makalah ini hanya dibahas 5 jenis

ekologi saja yaitu ekologi hutan, ekologi laut, ekologi tanaman, ekologi serangga, dan ekologi air

tawar. Perbedaan jenis-jenis ekologi tersebut antara lain :

17

Page 18: EKOLOGI

Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau

ekosistem hutan

Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air laut.

Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman

dengan lingkungannya.

Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan

kelimpahan serangga.

Ekologi air tawar merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air tawar.

18

Page 19: EKOLOGI

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1.      Ekologi terdiri dari beberapa jenis. Contohnya yaitu ekologi hutan, ekologi laut, ekologi

tanaman, ekologi serangga, dan ekologi air tawar.

2.      Setiap jenis ekologi memiliki cakupan yang berbeda-beda

19

Page 20: EKOLOGI

GEN

            Gen adalah bagian kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA) dalam kromosom,

yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri genetis suatu makhluk hidup. Gen diwariskan oleh

satu individu kepada keturunannya melalui suatu proses reproduksi. Dengan demikian, informasi

yang menjaga keutuhan bentuk dan fungsi kehidupan suatu organisme dapat terjaga. Gen

terdapat berpasangan dalam satu lokus pada kromosom homolog. masing-masing gen dalam

pasangan itu disebut alel. Kedua alel dapat membawa ciri sifat yang sama atau berbeda, misalnya

sifat tangkai panjang dan tangkai

pendek (Desrizal, 2012). Pengertian Gen (gene) itu sendiri adalah unit dasar dari hereditas, yang

terletak pada kromosom (chromosome), yaitu suatu struktur yang bentuknya seperti tongkat dan

terletak ditengah-tengah (nucleus) setiap sel tubuh. GEN merupakan “substansi hereditas” yang

terletak di dalam kromosom, yang memilik sifat-sifat: Sebagai materi tersendiri yang terdapat

dalam kromosom, Mengandung informasi genetika dan Dapat menduplikasikan diri pada

peristiwa pembelahan sel (Arti, 2011).

KROMOSOM

            Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi

genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan

soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang

merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung

kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang)(Godam, 2008).  Kromosom adalah pembawa

gen yang terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom terdiri dari DNA, RNA (asam ribo

nukleat) dan protein. Kromosom homolog (2n) adalah kromosom yang terdapat berpasangan dan

memiliki struktur dan komposisi yang sama. sel yang memiliki 2n kromosom (kromosom

homolog) disebut sel diploid. Bila tidak berpasangan kromosom diberi simbol n kromosom. Sel

dengan n kromosom adalah sel haploid, misalnya sel kelamin jantan saja atau sel kelamin betina

saja (Desrizal, 2012).

DNA

20

Page 21: EKOLOGI

            Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA merupakan sejenis asam nukleat

yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA

umumnya terletak di dalam inti sel.

DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama

1. gugus fosfat

2. gula deoksiribosa

3. basa nitrogen, yang terdiri dari:

o Adenina (A)

o Guanina (G)

o Sitosina (C)

o Timina (T)

Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada

DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung

dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan

atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula

penyusunnya; gula RNA adalah ribosa (Desrizal, 2012).

HUBUNGAN GEN DENGAN DNA

       Menurut Bowo (2010), secara substansi sesungguhnya gen merupakan sepenggal DNA yang

diseliputi dan diikat oleh protein, serta berfungsi sebagai zarah penentu sifat organisme. Selain

itu gen bersifat antara lain :

1) Sebagai suatu materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.

2) Mengandung informasi genetika./ sifat herediter.

3) Mengatur perkembangan dan proses metabolism individu.

4) Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel

HUBUNGAN GEN DENGAN KROMOSOM 

21

Page 22: EKOLOGI

          Kromosom mengandung DNA. Total keseluruhan informasi genetik yang disimpan

didalam kromosom disebut genom. Genom DNA tersusun atas gen-gen. satu gen mengandung

satu unit informasi mengenai suatu sifat yang dapat diamati. Gen juga dianggap sebagai fragmen

DNA didalam kromosom (Bio, 2012).

HUBUNGAN GEN, KROMOSOM DAN DNA

            Bagian utama sebuah sel adalah nukleus, di dalam nukleus terdapat benang-benang halus

yang disebut kromatin. Pada saat sel akan mulai membelah diri, benang-benang halus tersebut

menebal, memendek dan mudah menyerab warna membentuk kromosom. Kromosom adalah

struktur padat yang terdiri dari dua komponen molekul, yaitu DNA dan protein. Secara struktural

perubahan DNA dan protein menjadi kromosom di awali pada saat profase. Molekul DNA akan

berikatan dengan protein histon dan nonhiston membentuk sejumlah nukleosom. Unit-unit

nukleosom bergabung memadat membentuk benang yang lebih padat dan terpilin menjadi

lipatan-lipatan solenoid. Lipatan solenoid tersusun padat menjadi benang-benang kromatin.

Benang-benang kromatin akan tersusun memadat membentuk lengan kromatin. Selanjutnya

kromatin akan mengganda membentuk kromosom.

22

Page 23: EKOLOGI

.::HUTAN HUJAN TROPIS ::.

Secara geografis daerah tropis mencakup wilayah yang terletak di antara titik balik rasi

bintang Cancer dan rasi bintang Capricornus, yaitu antara 23°27’ Lintang Utara dan 23°27’

Lintang Selatan. Meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara,

sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah

Amerika Selatan. Menurut Koeppen (1930) daerah tropis adalah wilayah yang terletak di antara

garis isoterm 180 C bulan terdingin. Daerah tropis secara keseluruhan mencakup 30 % dari luas

permukaan bumi. Hutan Tropis merupakan hutan yang berada di daerah tropis.

Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi

banyak lahan. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan

curah hujan 2.000 -11.000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25°C dengan perbedaan

temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80 %.

Tipe ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki tipe iklim A dan B (menurut

klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan bahwa tipe ekosistem tersebut berada

pada daerah yang selalu basah, pada daerah yang memiliki jenis tanah Podsol, Latosol, Aluvial, dan

Regosol dengan drainase yang baik, dan terletak jauh dari pantai.

Tegakan hutan hujan tropis didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau.

Keanekaragaman spesies tumbuhan dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi.

23

Page 24: EKOLOGI

Jumlah spesies pohon yang ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih banyak dibandingkan

dengan yang ditemukan pada ekosistem yang lainnya. Misalnya, hutan hujan tropis di Amazonia

mengandung spesies pohon dan semak sebanyak 240 spesies.

Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat

banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan

hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat

lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Di

dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang

berukuran garis te ngah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia

telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek hutan,

dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan.

Tajuk pohon hutan hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan

yang memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon, misalnya rotan,

anggrek, dan paku-pakuan. Hal ini menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus tajuk

hutan hingga ke lantai hutan, sehingga tidak memungkinkan bagi semak untuk berkembang di

bawah naungan tajuk pohon kecuali spesies tumbuhan yang telah beradaptasi dengan baik untuk

tumbuh di bawah naungan.

Itu semua merupakan ciri umum bagi ekosistem hutan hujan tropis. Selain ciri umum

yang telah dikemukakan di atas, masih ada ciri yang dimiliki ekosistem hutan hujan tropis, yaitu

kecepatan daur ulang sangat tinggi, sehingga semua komponen vegetasi hutan tidak mungkin

kekurangan unsur hara. Jadi, faktor pembatas di hutan hujan tropis adalah cahaya, dan itu pun

hanya berlaku bagi tumbuh-tumbuhan yang terletak di lapisan bawah. Dengan demikian, herba

dan semak yang ada dalam hutan adalah spesies-spesies yang telah beradaptasi secara baik untuk

tumbuh di bawah naungan pohon.

24

Page 25: EKOLOGI

A. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat

Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, hutan hujan tropis dibedakan menjadi

tiga zona atau wilayah sebagai berikut.

1. Zona 1 dinamakan hutan hujan bawah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 0

-1.000 m dari permukaan laut.

2. Zona 2 dinamakan hutan hujan tengah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat

1.000 - 3.300 m dari permukaan laut.

3. Zona 3 dinamakan hutan hujan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat

3.300 - 4.100 m dari permukaan laut.

1. Zona Hutan Hujan Bawah

Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulaupulau Sumatra, Kalimantan,

Jawa, Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku misalnya di pulau Taliabu,

Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah banyak terdapat spesies pohon

anggota famili Dipterocarpaceae terutama anggota genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea,

Vatiea, Dryobalanops, dan Cotylelobium. Dengan demikian, hutan hujan bawah disebut juga

hutan Dipterocarps. Selain spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae tersebut juga

terdapat spesies pohon lain dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae, dan

Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota genus Agathis, Koompasia, dan Dyera.

Pada ekosistem hutan hujan bawah di Jawa dan Nusa Tenggara terdapat spesies pohon

anggota genus Altingia, Bischofia, Castanopsis, Ficus, dan Gossampinus, serta spesies-spesies

25

Page 26: EKOLOGI

pohon dari famili Leguminosae. Adapun eksosistem hutan hujan bawah di Sulawesi, Maluku,

dan Irian, merupakan hutan campuran yang didominasi oleh spesies pohon Palaquium spp.,

Pometia pinnata, Intsia spp., Diospyros spp., Koordersiodendron pinnatum, dan Canarium spp.

Spesies-spesies tumbuhan merambat yang banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah anggota

famili Apocynaceae, Araceae, dan berbagai spesies rotan (Calamus spp.).

2. Zona Hutan Hujan Tengah

Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur,

Sulawesi, sebagian daerah Indonesia Timor, di Aceh dan Sumatra Utara. Secara umum,

ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis, Nothofagus, dan

spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.

Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas. Misalnya di Aceh dan Sumatra

Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah terdapat spesies pohon Albizzia

montana dan Anaphalis javanica, di beberapa daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon

Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat kelompok spesies pohon anggota genus Agathis dan

Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia Timur terdapat spesies pohon anggota genus Trema,

Vaccinium, dan pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan spesies pohon anggota famili

Dipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki ketinggian tempat 1.200 m

dpl.

3. Zona Hutan Hujan Atas

26

Page 27: EKOLOGI

Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan di sebagian daerah

Indonesia Barat. Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya berupa kelompok hutan yang

terpisah-pisah oleh padang rumput dan belukar. Pada ekosistem hutan hujan atas di Irian Jaya

banyak mengandung spesies pohon Conifer (pohon berdaun jarum) genus Dacrydium,

Libecedrus, Phyllocladus, dan Podocarpus. Di samping itu, mengandung juga spesies pohon

Eugenia spp. dan Calophyllum, sedangkan di sebagian daerah Indonesia Barat dijumpai juga

kelompokkelompok tegakan Leptospermum, Tristania, dan Phyllocladus yang tumbuh dalam

ekosistem hutan hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 3.300 m dpl.

B. Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia

1. Hutan Tropis Basah

Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi, sering juga kita

kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu:

Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi

(Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp).

2. Hutan Muson Basah

Hutan muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur,

periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam satu tahun 1.250 mm-2.000

mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara lain jati, mahoni, sonokeling, pilang dan

kelampis.

3. Hutan Muson Kering

Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Tipe hutan ini

berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan. Curah hujan dalam

setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini yaitu Jati dan

Eukaliptus.

27

Page 28: EKOLOGI

4. Hutan Savana

Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi

padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan dengan curah

hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di hutan ini umumnya dari

Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba dan

Timor.

C. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Physiognomi

Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah dikenali

dan dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti

menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat pula diterapkan.

Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :

- Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh mata biasa

- Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E), dan penutupan tajuk

(Coverage).

- Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan individu-individu penyusun

komunitas tumbuh-tumbuhan.

Contoh :

a. Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :

Kanopi : 25 – 45 m

Tinggi pohon (emergent) : Khas, 60 – 80 m

Daun penumpu : Sering dijumpai

Elemen daun dominan : Mesophyl

Akar papan : Sering dijumpai dan sangat besar

Kauliflori : Sering dijumpai

28

Page 29: EKOLOGI

Liana berkayu : Sering dijumpai

Liana pada batang : Sering dijumpai

Ephyphit : Sering dijumpai

b. Ciri physiognomy hutan tropis dataran tinggi/ pegunungan :

Kanopi : 15 – 33 m

Tinggi pohon (emergent) : Sering tidak ada

Daun penumpu : Jarang dijumpai

Elemen daun dominan : Mesophyl

Akar papan : Jarang dijumpai dan kecil

Kauliflori : Jarang dijumpai

Liana berkayu : Jarang dijumpai

Liana pada batang : Sering dijumpai

Ephyphit : Sangat sering dijumpai

c. Ciri physiognomi hutan tropis pegunungan tinggi :

Kanopi : 2 - 18 m

Tinggi pohon (emergent) : Pada umumnya tidak ada

Daun penumpu : Sangat jarang dijumpai

Elemen daun dominan : Microphyl

Akar papan : Pada umumnya tidak ada

Kauliflori : Tidak ada

Liana berkayu : Tidak ada

Liana pada batang : Jarang dijumpai

Ephyphit : Sering dijumpai

Di Indonesia berdasarkan ciri physiognomi tedapat dua tipe hutan yaitu : Hutan Hujan Tropis,

hutan yang selalu hijau dan hutan musim atau hutan yang menggugurkan daun. Hutan hujan

tropis umumnya dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bagian Utara dan Papua

29

Page 30: EKOLOGI

sedangkan hutan musim yang menggugurkan daun dijumpai di Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan

Maluku bagian Selatan.

D. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Sosiologi Vegetasi

Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan berdasarkan jenis

yang dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di daerah itu. Contoh :

- Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai dan

Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.

- Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea albida.

- Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh Ebony

atau kayu hitam.

- Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau Jawa.

E. Tipe-tipe Hutan Hujan Tropis pada Kondisi Khusus (Azonal)

Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta kondisi tempat

tumbuh yang miskin hara.

1. Hutan Mangrove

Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari genus

Rhizophora, Languncularia, Avicennia dan lain-lain.

2. Hutan Gambut (Peak Forest)

Hutan yang tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut yang memiliki ketebalan 50

cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A atau B menurut

klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson.

30

Page 31: EKOLOGI

3. Hutan Rawa (Swamp Forest)

Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak dipengaruhi iklim.

Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial. Tegakan hutan selalu

hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk.

DAFTAR PUSTAKA :

1. Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi.

Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

2. Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

3. Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

4. Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego. California.

5. Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor

Indonesia Jakarta.

6. Weidelt, H. J, 1995, Silvikultur Hutan Alam Tropika (Diterjemahkan oleh : Nunuk

Supriyanto), Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.

7. Whitmore, T. C, 1984, Tropical Rain Forest of The Far East (Second Edition), Oxford

University Press, Oxford.

31