EKOLOGI
-
Upload
desfaur-natalia -
Category
Documents
-
view
43 -
download
1
Transcript of EKOLOGI
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya ekologi masih dianggap sebagai cabang dari biologi, namun seiring
dengan makin merebaknya isu mengenai lingkungan hidup ekologi mulai dilihat sebagai ilmu
tersendiri yang interdisiplin, serta berdasarkan disiplin yang integratif yang mengkaitkan
berbagai proses fisik dan hayati. Ekologi bahkan digunakan untuk menjelaskan seluk beluk kota
dengan apa yang disebut ekologi kota, seluk beluk administrasi dalam ekologi administrasi dan
sebagainya.
Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal dari bahasa Yunani,
yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu, telaah. Oleh karena itu Ekologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan
dengan lingkungnya. Odum (1993) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang
struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem
menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk
keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-
faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.
Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara
keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan
cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang
satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan
botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi
yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
1
Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan,
binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan; dimana
mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana. Hubungan-
hubungan tersebut demikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa
ekologi adalah “Environmental Biology“.
B. Rumusan Masalah
1. Terdiri dari jenis apa sajakah ekologi itu?
2. Apakah perbedaan diantara jenis-jenis ekologi tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis ekologi
2. Untuk mengetahui perbedaan diantara jenis-jenis ekologi tersebut
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Manfaat teoritis, Untuk mengembangkan pengetahuan tentang ekologi
2. Memberikan pengertian kepada masyarakat umum tentang pentingnya menjaga semua
jenis-jenis ekologi demi mencapai kehidupan yang lebih baik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Awalnya, ekologi dapat dibagi dalam dua cabang yaitu Ekologi tumbuhan (plant
ecology) dan ekologi hewan (animal ecology). Namun pembagian ini dirasa kurang tepat karena
dalam konsep komunitas(masyarakat makhlik hidup) tumbuhan dan hewan sulit untuk
dipisahkan. Untuk itu selanjutnya diperkenalkan pembagian ekologi yang lain yaitu menjadi :
autoekologi, yang memusatkan perhatian pada satu makhluk hidup dan sinekologi, yang
membahas atau mempelajari lebih dari satu jenis makhluk hidup.
Dalam autoekologi, misalnya ekologi manusia, meskipun perhatian dipusatkan pada
permasalahan manusia bukan berarti sama sekali tidak membahas makhluk hidup lain yang
tentunya memiliki hubungan atau keterkaitan dengan kehidupan manusia. Hanya saja
permasalahan lebih dititik beratkan atau difokuskan pada manusia.
Dalam sinekologi, yang dibahas adalah lebih dari satu jenis makhluk hidup sehingga tidak
ada yang menjadi fokus utama, misalnya pada ekologi hutan tropika, semua makhluk hidup yang
berada dalam hutan tropika menjadi bahan kajian berikut hubungan satu dengan yang lain.
Demikian pula dalam ekologi laut (marine ecology) dan lain lain.
A.Ekologi Hutan
Ekologi Hutan adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk hidup dengan
lingkungan. Hubungan ini sangat erat dan komplek sehingga menyatakan bahwa ekologi adalah
biologi lingkungan (Eviromental biology).
3
Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan mempunyai
keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan. Hubungan antara masyarakat
tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat
dipandang sebagai suatu system ekologi atau ekosistem.
Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau
ekosistem hutan. Hutan dapat dipelajaridari segi autekologi dan synekologi. Autekologi
mempelajari ekologi suatu jenis pohon atau pengaruh sesuatu faktor lingkungan terhadap hidup
atau tumuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon. Sifat penyelidikanya mendekati fisiologi
tumbuh-tumbuhan. Synekologi mempelajari hutan sebagai masyarakat atau ekositem misalnya
penelitian tentang pengaruh keadaan tempat tmbuh terhadap komposisi dan produksi hutan.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan
botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi
yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Ekowilayah bumi
dan riset perubahan iklim ialah dua wilayah di mana ekolog (orang yang mempelajari ekologi)
kini berfokus.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-
an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi
mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan
mengadakan hubungan atarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat
hidupnya atau lingkungannya.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain
ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
4
Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang
menyebabkannya
Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
• Komponen hidup (biotik)
• Komponen tak hidup (abiotik)
Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan
air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen
abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut.
B.Ekologi Laut
Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Ekosistem air
laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang, dan padang lamun. Berikut
penjelasan tentang ekologi laut.
Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas tinggi dengna ion Cl - mencapai 55%
terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik,
suhu laut sekitar 25oC. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air
yang panas di bagian atas dengan bagian air yang dingin di bagian bawah disebut daerah
thermocline.
5
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah
menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan
terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan
kedalamannya dan wilayah permukaan secara horizontal.
Dikenal juga dengan terminologi:
Integrated Coastal Zone Management (ICZM) (pengelolaan terpadu wilayah pesisir)
Integrated Coastal Zona Planning and Management (pengelolaan dan perencanaan
terpadu wilayah pesisir, dalam artian pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam dan
jasa-jasa lingkungan yang terdapat di kawasan pesisir dengan cara melakukan penilaian
secara menyeluruh (Comprehensive assessment). Sorensen & Mc Creary dalam Dahuri
200)
Integrated Coastal Management (pengelolaan wilayah pesisir)
Integrated Coastal Resources Management (pengelolaan terpadu sumber daya wilayah
pesisir)
Coastal Zone Resources Management (pengelolaan sumber daya wilayah pesisir)
Coastal Resources Management (pengelolaan sumber daya pesisir)
Coastal Zone Management (pengelolaan wilayah pesisir)
ekosistem air laut dibagi sebagai berikut:
a. Litoral : merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik : merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampaibagian
dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial : merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal : merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (2.500-
10.000m).Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut
semakinke tengah, laut dibedakan sebagai berikut :
- Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar
200m.
- Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-
1000m. Hewannya misalnya ikan hiu.
6
- Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500
m.Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
e. Abisal pelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m, tidakterdapat
tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampumenembus daerah ini.
f. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalamanlebih dari 6.000 m. Di
bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yangdapat mengeluarkan cahaya.
Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yangbersimbiosis dengan karang tertentu.Di
laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yanghampir sama
dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengancara banyak
minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan caraosmosis melalui
insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secaraaktif.
Perlindungan dan bertelur
1. Mangrove : feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground banyak
spesiesikan dan udang dan memberikan perlindungan terhadap gelombang
2. Lamun/seagrass : nursery ground, daerah pencarian makan bagi mamalia laut
3. Rumput laut/seaweed : pangan dan obat-obatan
Ekosistem terumbu karang
Luas terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 60.000 km2, namun hanya 6,2%
saja yang kondisinya baik
Tekanan terhadap keberadaan terumbu karang sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan
manusia
Kerusakan terumbu karang banyak ditentukan oleh aktivitas di daratan
Manfaat terumbu karang
Berperan penting bagi pertumbuhan sumberdaya perikanan (sebagai feeding ground,
fishing ground, spawning ground dan nursery ground)
Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
Sebagai daya tarik wisata bahari
7
Secara global terumbu karang berfungsi sebagai pengendap kalsium yang mengalir dari
sungai ke laut
Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya
C.Ekosistem padang lamun
Lamun umumnya membentuk padang lamun yang luas di dasar laut yang masihdapat
dijangkau oleh cahaya matahari yangmemadai bagi pertumbuhannya. Lamunhidup di perairan
dangkal dan jernih padakedalaman antara 2 – 12 m, dengan sirkulasiair yang baik. Air yang
bersirkulasi diperlukanuntuk menghantarkan zat-zat hara danoksigen, serta mengangkut hasil
metabolisme lamun ke luar dari daerah padang lamun.Hampir semua tipe substrat dapat
ditumbuhi lamun, mulai dari substrat berlumpursampai berbatu. Namun padang lamun yang luas
lebih sering ditemukan di substratlumpur berpasir yang tebal antara hutan rawa mangrove dan
terumbu karang.Selain ekosistem terumbu karang, sebagian ekosistem yang sangat eratkaitannya
dengan terumbu karang terdapat ekosistem padang lamun. Biasanyaekosistem ini berada
bersebelahan dengan terumbu karang dan merupakan penyanggaekosistem terumbu karang serta
sebagai tempat asuhan, tempat mencari makan, dantempat pemijahan bagi beberapa jenis ikan
dan biota laut lainnya.
Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus danberbeda dengan
ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-ciri ekologis padanglamun antara lain adalah :
1. Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir
2. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataranterumbu karang
3. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung
8
4. Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan
5. Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnyaterbenam air
termasuk daur generatif
6. Mampu hidup di media air asin
7 .Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.
Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidupnya terbenam di dalam laut
Padang lamun ini merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik yang
tinggi
Fungsi ekologi yang penting yaitu sebagai feeding ground, fishing ground, spawning
ground dan nursery ground beberapa jenis hewan yaitu udang dan ikan baranong, sebagai
peredam arus sehingga perairan dan sekitarnya menjadi tenang
Ekosistem mangrove
Hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara
sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut
Luas hutan mangrove di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5-3,5 juta Ha,18-
23 % luas mangrove di dunia dan lebih luas dari Brasil)
Fungsi ekologis:
Sebagai peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin dan badai
Melindungi daerah pantai dari bahaya abrasi
Sebagai penyerap nutrien organik, penahan lumpur dan perangkap sedimen
Penghasil a yang merupakan hasil dekomposisi dari serasah mangrove
Sebagai daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiak ikan, udang dan hewan liar
lainnya
D.Ekologi Tanaman
Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman
dengan lingkungannya. Tanaman membutuhkan sumberdaya kehidupan dari lingkungannya,
danmempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya lingkungan mempengaruhi pertumbuhan
9
dan perkembangan tanaman. Ekologi dibagi atas dua bagian yaitu Sinekologi dan Autekologi.
Pembagian ekologi, tingkatan organisasi makhluk hidup, tujuan dan perkembangan ekologi
tanaman, pembagian ilmu ekologi.
Pada prinsipnya ditinjau dari biologi, makhluk hidup dapat dibagi atas dua bagian besar
yaitu, hewan dan tumbuhan. Kedua kelompok ini sangat tergantung kepada faktor-faktor yang
ada diluar dirinya baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain tidak ada
satu makhluk hidup pun di dunia ini yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan faktor
lainnya. Faktor luar yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup ini disebut dengan
lingkungan.
Manusia sebagai makhluk hidup telah terlibat dan tertarik dengan masalah- masalah
lingkungan sejak dahulu kala walaupun mereka tidak mengerti perkataan ekologi itu sendiri.
Dalam masyarakat primitif setiap individu untuk dapat bertahan hidup memerlukan pengetahuan
terhadap alam lingkungannya. Alam lingkungan (environment) ialah alam diluar organisma yang
efektif mempengaruhi kehidupan organisma tersebut. Setiap tanaman menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Penyesuaian ini berguna untuk mempertahankan hidupnya.
Ekologi merupakan gabungan dari dua kata dalam Bahasa Yunani yaitu oikos berarti
rumah dan logos berarti ilmu atau pelajaran. Secara etimologis ekologi berarti ilmu tentang
makhluk hidup dan rumah tangganya. Dengan kata lain defenisi dari ekologi ialah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Berdasarkan
defenisi di atas maka yang dimaksud dengan Ekologi Tanaman adalah ilmu yang mempelajari
hubungan timbale balik antara tanaman (tumbuhan yang dibudidayakan) dengan
lingkungannya. Lingkungan hidup tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik
dan abiotik. Dari lingkungan inilah tanaman memperoleh sumberdaya cahaya, hara mineral, dan
sebagainya. Kekurangan, kelebihan atau ketidakcocokkan akan menyebabkan terjadinya
cekaman (stress) pada tanaman.
Berdasarkan makna ekologi di atas maka jelaslah bahwa ekologi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari ilmu biologi. Oleh karenanya Ilmu Biologi sering disebut dengan biologi
lingkungan. Ekologi merupakan bagian kecil dari Biologi. Yang termasuk dalam ruang lingkup
biologi ialah organisma, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfir. Jika kita perhatikan
bahasanbahasan dalam mempelajari ekologi ternyata masing-masing ilmu yang membahas suatu
10
individu/grup tidak terlepas dari membahas masalah ekologi. Dari penjelasan ini dapat dilihat
ternyata ekologi merupakan ilmu yang cakupannya amat luas.
Pelajaran mengenai lingkungan hidup organisma sudah dipelajari sebelum kata ekologi
itu sendiri diperkenalkan oleh ahlinya. Nenek moyang kita pada jaman dahulu telah berupaya
untuk memelihara lingkungan, yang terbukti dari mitos mitos yang muncul seperti ”jangan
menebang pohon yang rindang karena ada penghuninya”. Ini adalah salah satu upaya mereka
untuk memelihara ketersediaan air. Mitos-mitos mengenai pemeliharaan lingkungan ini relatif
cukup banyak, karena masing-masing suku yang ada di Indonesia memilikinya. Gambaran ini
memperlihatkan bahwa manusia merupakan organisma yang memiliki kekekuatan penuh yang
mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya. Pengetahuan Ekologi berkembang sejalan dengan
perkembangan peradaban manusia itu sendiri.
Tujuan utama mempelajari ekologi tanaman adalah memperoleh hasil yang optimal dari
teknik budidaya yang dilakukan dan menjaga lingkungan agar terhindar dari kerusakan sebagai
warisan untuk anak cucu kita
Lingkungan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tanaman dan organisme lain
yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu pengetahuan tentang lingkungan tumbuh tanaman
sangat dibutuhkan agar budidaya tanaman yang dilakukan dapat menghasilkan produksi yang
optimum. Dalam agroekosistem lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan
dalam rancang bangun aktivitas budidaya yang akan dilakukan. Desain lanskap dari budidaya
tanaman juga sangat tergantung pada lingkungan. Lingkungan akan mempengaruhi jenis
tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada kawasan, penjadwalan dan teknik budidaya yang
digunakan. Oleh karenanya pengetahuan tentang lingkungan sangat penting artinya bagi sektor
pertanian.
E.Ekologi Serangga
Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan
kelimpahan serangga. Pengetahuan tentang ekologi serangga hama pascapanen merupakan dasar
penerapan pengendalian hama terpadu (PHT). Saat ini, pemodelan dengan komputer untuk
pengendalian hama pascapanen telah banyak dikembangkan. Kesemuanya berbasis pada
pengetahuan ekologi serangga.
11
Sifat struktur penyimpanan secara umum adalah kondisinya yang stabil dibandingkan
lingkungan alami dan ketersediaan pangan yang melimpah. Karakter penyimpanan ini
menguntungkan hama gudang, walaupun adakalanya terjadi kelangkaan sumber makanan.
Serangga hama di penyimpanan, terutama hama-hama penting adalah serangga yang telah
teradaptasi pada lingkungan penyimpanan dengan baik, karena:
· Habitat penyimpanan merupakan reservoir alaminya
· Toleransinya yang tinggi terhadap faktor fisik di penyimpanan
· Keragaman perilaku makan pada berbagai bahan simpan
· Laju reproduksi yang tinggi
· Kemampuan yang tinggi dalam menemukan lokasi sumber makanan
· Kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tanpa pangan
·Adaptasi morfologi (ukuran kecil, bentuk pipih, gerakan cepat dll.)
Studi ekologi yang dilakukan pada kondisi yang mirip dengan tempat penyimpanan lebih
berguna untuk mengembangkan program pengendalian. Dengan demikian dapat diperoleh lebih
banyak gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan hama
pada kondisi nyata.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBARAN DAN KELIMPAHAN
HAMA GUDANG
1. Suhu, Kadar air biji dan sumber makanan
2. Masa perkembangan
3. Ketahanan hidup/survival
4. Produksi telur
INTERAKSI ANTARINDIVIDU DAN ANTARSPESIES
1. Intraspesifik (antarindividu)
Interaksi antarindividu dalam satu spesies menentukan distribusi dan kelimpahan
serangga. Pada kepadatan populasi rendah, laju pertumbuhan biasanya kecil karena kesulitan
untuk menemukan pasangan seksual misalnya. Ketika populasi bertambah, laju pertumbuhan
meningkat secara eksponensial karena kelimpahan sumber makanan dan kesesuaian lingkungan.
Sejalan dengan pertambahan populasi yang tinggi, terjadi kompetisi/persaingan untuk makan dan
12
perkawinan sehingga menimbulkan efek negatif bagi populasi. Pada spesies tertentu bahkan
terjadi kanibalisme terhadap serangga dalam stadium inaktif (telur dan pupa). Walaupun
demikian, tekanan populasi seperti ini jarang terjadi karena kecenderungan migrasi bila populasi
meningkat. Kompetisi umumnya terjadi pada populasi di penyimpanan yang kosong, sarana
transportasi maupun peralatan pengolahan di mana jumlah makanan relatif sedikit.
2. Interspesifik (antarspesies)
Interaksi antarspesies juga mempengaruhi laju pertumbuhan suatu spesies serangga.
Berbagai pola interaksi ditemukan di penyimpanan, yaitu:
· Suksesi, yaitu pergantian dominansi spesies pada pernyimpanan kerena perubahan lingkungan
dan sumber makanan. Pada saat awal yang dominan adalah hama primer, kemudian digantikan
hama sekunder, selanjutnya mungkin serangga pemakan cendawan atau sisa-sisa.
· Kompetisi, terjadi bila dua spesies hama memiliki relung ekologis yang sama (bandingkan
dengan suksesi dimana masing-masing spesies memiliki peran berbeda.)
· Predasi, bisa oleh spesies predator (misal kepik Xylocoris sp.) atau spesies hama yang menjadi
karnivor fakultatif pada kondisi ekstrim.
· Parasitisme, kebanyakan Hymenoptera famili Trichogrammatidae, Bethylidae, dan
Pteromalidae menjadi parasitoid hama gudang. Termasuk parasitisme adalah serangan
mikroorganisme seperti protozoa, bakteri dan cendawan entomophaga penyakit terhadap hama
pascapanen.
F. Ekologi Air Tawar
13
Ekologi air tawar sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Air tawar sendiri
penting karena ia adalah sumber air rumah tangga dan industri yang murah, komponen air tawar
merupakan merupakan daur hidrologis, dan ekosistem air tawar merupakan sistem disporsal /
pembuangan yang mudah dan murah
Habitat air tawar menempati daerahyang relatif kecil pada permukaan bumidibandingkan
dengan habitat lautan dandaratan, tetapi bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti
dibandingkan dengan luas daerahnya.
Karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Habitat air tawar merupakan sumber air yang paling praktis dan murah untukkepentingan
domestik maupun industri (air mungkin dapat diperoleh dalam jumlahlebih banyak dari laut,
tetapi dengan biaya yang lebih tinggi yaitu lebih banyak energiyang diperlukan dan adanya
popusi garam).
2. Komponen air tawar adalah “leher botol” (daerah kritis) pada daur hidrologi .
3. Ekosistem air tawar menawarkan sistem pembuangan yang memadai dan palingmurah.
Karena manusia menyalahgunakan sumber daya ini maka jelas bahwa usahauntuk
mengurangi tekanan tersebut harus dilakukan secepatnya, bila tidak, air akanmenjadi faktor
pembatas bagi manusia.
Habitat air tawar dapat dibagi menjadi 2 seri, yaitu :
1. Air tergenang, atau habitat lentik (berasal dari kata
lenis
berarti tenang) : danau,kolam, rawa atau pasir terapung
2. Air mengalir, atau habitat lotik (berasal dari lotus berarti tercuci) : mata air, aliran air(brook-
creek) atau sungai.
Faktor-faktor pembatas yang cukup penting pada air tawar, dan yang akandibicarakan
mendalam pada tiap pembahasan dari sistem akuatik adalah :
a. Suhu
Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yangsecara bersama-
sama mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal, sehinaperbedaan suhu dalam air
lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dari padaudara. Sifat yang terpenting
adalah :
14
Panas fusi yang tinggi. 80 kalori dibutuh kan untuk mengubah 1 gram es menjadi airtanpa
mengubah suhunya (dan sebaliknya).
Panas evaporasi yang tingi. 536 kalori diserap sewaktu evaporasi yang dapatdikatakan
berlangsun terus menerus dari permukaan vegetasi , air dan es, sebagianbesar sinar matahari
digunakan untuk evaporasi air dari ekosistem didunia, dan alurenergi ini mengubah iklim
dan memungkinkan perkembangan kehidupan dalamsemua keanekaragaman yang
menakjubkan.
Panas jenis yang tinggi, relatif sejumlah besar panas dinutuhkan untuk merubah suhuair. 1
gram kalori (gkal) panas dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 ml (=1 gram) air 10C lebih
tinggi (antara 15-160) hanya amonia dan beberapa senyawa lainmempunyai nilai lebih dari
satu.
Kerapatan air tertinggi terjadi pada suhu 40C ; diatas dan dibawah titik tersebut airakan
berkembang dan menjadi lebih ringan. Sifat unik ini menyebabkan aira danautidak
membeku seluruhnya pada musim dingin.
b. Kejernihan
Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasizona
fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutamabila disebabkan
oleh lumpur dan partikel yangdapat mengendap, seringkali pentingsebagai faktor pembatas.
Sebaliknya, bila kekeruhan disebabkan oleh organisme,ukuran kekeruhan merupakan indikasi
produktivitas. Kejernihan dapat diukur denganalat yang amat sederhana yang disebut cakram
secchi (dinamakan menurutpenemuannya, A.Secchi, seorang Itali yang memperkenalkannya
pada tahun 1865)berupa cakram putih dengan garis tengah kira-kira 20 cm dan dimasukkan
kedalam airsampai tidak terlihat dari permukaan. Kedalaman itu disebut kejernihan cakram
secchi, yang dapat mencapai 40 m pada air yang amat keruh dan berkisar antara beberapa cm
pada air yang amat jernih, tidak produktif didanau yang tinggi letaknya seperti DanauCrater di
Taman Nasional Crater Lake, Oregon. Danau-danau di Wiesconsin yang telahdipelajari dengan
intensif menggunakan cakram secchi sampai kedalaman dimanapenetrasi cahaya kira-kira 5%
dari radiasi yang mencapai permukaan. Sementarafotosintesa masih terjadi pada intensitas
rendah, tingkatan 5% menandai batas bawahkebanyakan zona fotosintesa. Walaupun elas bahwa
alat-alat sintesa modern akanmemberikan data yang akurat tentang penetrasi cahaya, cakram
15
secchi masih dianggapalat yang berguna oleh ahli limnologi yangseringkali mengunakan teknik
ini untukmengatur tingkat fertilisasi untuk menghasilkan pertumbuhan fitoplankton yang
baiktapi tidak terlalu tinggi.
c. Arus
Air cukup “padat”, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatas, terutama pada
aliran air. Disamping itu, arus air sering kali amat menentukan distribusigas yang vital,
garam dan organisme kecil.
d. Konsentrasi gas pernapasan
Berbeda dengan lingkungan laut konsentrasi oksigen dan karbon dioksida seringkali
terbatas pada lingkungan air tawar. Pada ”zaman polusi” ini konsentrasi oksigen terlarut dan
kebutuhan oksigen biologis sering kali diukur dan merupakan faktor fisik yang paling intensif
dipelajari. Sebagai suatu gambaran dari ”kantong oksigen” yang disebabkan polusi dan
konsekuensinya dalam hal biota biasanya berlaku berlawanan,ahli ekologi tentang populasi
makin lama makin memperhatikan penyuburandibandingkan dengan pengaruh yang membatasi
dari karbon dioksida dalam air tawar.
e. Konsentrasi garam biogenik
Nitrat dan pospat sampai batas tertentu tampaknya terbatas jumlahnya hampirpada semua
ekosistem air awar. Dalam air danau dan aliran air dengan kesadahanrendah, kalsium dan garam-
garam lain uga tampaknya terbatas. Kecuali pada beberapa mata air mineral, bahkan pada air
dengan kesadahan tertinggi hanya mempunyai kadargaram atau salinitas kurang dari 0,5%,
dibandingkan dengan 30-37% dalam air laut.
Dua ciri lain dari air tawar dapat mempengaruhi umlah dan distribusi dari jenisyan ada
(atau kekayaan kualitas biota). Karena habitat air tawar seringkali terisolasi satudari yang lain
oleh daratan dan lautan, organisme dengan penyebaran rendah melewatihalangan ini mungkin
telah gagal untuk mapan ditempat-tempatyang tidak sesuai. Ikanterutama menadi subek dari
pembatasan ini ; aliran air, misalnya walaupun hanyabeberapa kilometer jaraknya didaratan
tetapi karena terisolasi oleh air, mungkindaerahnya (niche) ditempati oleh jenis yang berbeda.
Sebaliknya, kebanyakanorganisme kecil seperti panggang, udang, protozoa dan bakteri
mempunyaikemampuan penyebaran yang tinggi. Maka seseorang mungkin akan
menemukanDaphnia dalam kolam di Amerika Serikat dan di Inggris. Buku pegangan
untukinvertebrata air tawar yang ditulis untuk pulau-pulau di Inggris, misalnya dapatdigunakan
16
di Amerika Serikat paling tidak sampai tingkat family atau genus, tanamanrendah dan
invertebrata air tawar menunjukkan tingkat kosmopolitan yang tinggi.Oranisme air tawar
mempunyai persoalan tertentu untuk dipecahkan dalam hubungandengan pengaturan tekanan
osmose ( osmoregulasi ). Karena konsentrasi garam dalamcairan tubuh atau sel lebih besar
daripada lingkungan air tawar ( yaitu disebut cairanhipertonik ), maka air cenderung masuk ke
dalam tubuh secara osmosis bila selaputnya( membran ) dapat ditembus air ( permeabel ), atau
kadar aram akan menjadi tinggi bilamembran relatif tidak permeabel. Binatang air tawar, seperti
protozoa dengan selaputsel yang tipis dan ikan dengan insangnya harus mempunyai cara efisien
untukmengeluarkan air ( terlaksana dengan vakuola kontraktil pada protozoa dan ginjal
padaikan) atau badannya akan membesar dan meletus. Kesukaran dalam osmoregulasidapat
diterangkan ,paling tidak sebagian, mengapa sejumlah besar hewan laut dariseluruh Phyllum,
kenyataanya belum pernah berhasil memasuki lingkungan air tawar.Sebaliknya ikan bertulang
(juga burung laut dan mamalia) yang cairan tubuhnyaberkadar garam lebih rendah dari air laut
(yaitu hipotonik) berhasil masuk kembali kelaut dengan merubah osmoregulasi metabolis secara
perlahan-lahan yang meliputipembuangan garam dan penanganan air.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air
tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1. Air tergenang/ lentik (asal kata lenis = tenang) contoh : danau, kolam, dan rawa dan
mangrove.
2. Air mengalir / lotik (asal kata lotus = tercuci) contohnya: mata air, aliran air/sungai dan
selokan.
F. Perbedaan Jenis-jenis Ekologi
Setiap jenis ekologi memiliki ruang lingkup tersendiri. Oleh karena itu antara satu jenis
ekologi dengan ekologi yang lain memiliki perbedaan. Dalam makalah ini hanya dibahas 5 jenis
ekologi saja yaitu ekologi hutan, ekologi laut, ekologi tanaman, ekologi serangga, dan ekologi air
tawar. Perbedaan jenis-jenis ekologi tersebut antara lain :
17
Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau
ekosistem hutan
Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air laut.
Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman
dengan lingkungannya.
Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan
kelimpahan serangga.
Ekologi air tawar merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air tawar.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Ekologi terdiri dari beberapa jenis. Contohnya yaitu ekologi hutan, ekologi laut, ekologi
tanaman, ekologi serangga, dan ekologi air tawar.
2. Setiap jenis ekologi memiliki cakupan yang berbeda-beda
19
GEN
Gen adalah bagian kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA) dalam kromosom,
yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri genetis suatu makhluk hidup. Gen diwariskan oleh
satu individu kepada keturunannya melalui suatu proses reproduksi. Dengan demikian, informasi
yang menjaga keutuhan bentuk dan fungsi kehidupan suatu organisme dapat terjaga. Gen
terdapat berpasangan dalam satu lokus pada kromosom homolog. masing-masing gen dalam
pasangan itu disebut alel. Kedua alel dapat membawa ciri sifat yang sama atau berbeda, misalnya
sifat tangkai panjang dan tangkai
pendek (Desrizal, 2012). Pengertian Gen (gene) itu sendiri adalah unit dasar dari hereditas, yang
terletak pada kromosom (chromosome), yaitu suatu struktur yang bentuknya seperti tongkat dan
terletak ditengah-tengah (nucleus) setiap sel tubuh. GEN merupakan “substansi hereditas” yang
terletak di dalam kromosom, yang memilik sifat-sifat: Sebagai materi tersendiri yang terdapat
dalam kromosom, Mengandung informasi genetika dan Dapat menduplikasikan diri pada
peristiwa pembelahan sel (Arti, 2011).
KROMOSOM
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi
genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan
soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang
merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung
kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang)(Godam, 2008). Kromosom adalah pembawa
gen yang terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom terdiri dari DNA, RNA (asam ribo
nukleat) dan protein. Kromosom homolog (2n) adalah kromosom yang terdapat berpasangan dan
memiliki struktur dan komposisi yang sama. sel yang memiliki 2n kromosom (kromosom
homolog) disebut sel diploid. Bila tidak berpasangan kromosom diberi simbol n kromosom. Sel
dengan n kromosom adalah sel haploid, misalnya sel kelamin jantan saja atau sel kelamin betina
saja (Desrizal, 2012).
DNA
20
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA merupakan sejenis asam nukleat
yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA
umumnya terletak di dalam inti sel.
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama
1. gugus fosfat
2. gula deoksiribosa
3. basa nitrogen, yang terdiri dari:
o Adenina (A)
o Guanina (G)
o Sitosina (C)
o Timina (T)
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada
DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung
dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan
atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula
penyusunnya; gula RNA adalah ribosa (Desrizal, 2012).
HUBUNGAN GEN DENGAN DNA
Menurut Bowo (2010), secara substansi sesungguhnya gen merupakan sepenggal DNA yang
diseliputi dan diikat oleh protein, serta berfungsi sebagai zarah penentu sifat organisme. Selain
itu gen bersifat antara lain :
1) Sebagai suatu materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
2) Mengandung informasi genetika./ sifat herediter.
3) Mengatur perkembangan dan proses metabolism individu.
4) Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel
HUBUNGAN GEN DENGAN KROMOSOM
21
Kromosom mengandung DNA. Total keseluruhan informasi genetik yang disimpan
didalam kromosom disebut genom. Genom DNA tersusun atas gen-gen. satu gen mengandung
satu unit informasi mengenai suatu sifat yang dapat diamati. Gen juga dianggap sebagai fragmen
DNA didalam kromosom (Bio, 2012).
HUBUNGAN GEN, KROMOSOM DAN DNA
Bagian utama sebuah sel adalah nukleus, di dalam nukleus terdapat benang-benang halus
yang disebut kromatin. Pada saat sel akan mulai membelah diri, benang-benang halus tersebut
menebal, memendek dan mudah menyerab warna membentuk kromosom. Kromosom adalah
struktur padat yang terdiri dari dua komponen molekul, yaitu DNA dan protein. Secara struktural
perubahan DNA dan protein menjadi kromosom di awali pada saat profase. Molekul DNA akan
berikatan dengan protein histon dan nonhiston membentuk sejumlah nukleosom. Unit-unit
nukleosom bergabung memadat membentuk benang yang lebih padat dan terpilin menjadi
lipatan-lipatan solenoid. Lipatan solenoid tersusun padat menjadi benang-benang kromatin.
Benang-benang kromatin akan tersusun memadat membentuk lengan kromatin. Selanjutnya
kromatin akan mengganda membentuk kromosom.
22
.::HUTAN HUJAN TROPIS ::.
Secara geografis daerah tropis mencakup wilayah yang terletak di antara titik balik rasi
bintang Cancer dan rasi bintang Capricornus, yaitu antara 23°27’ Lintang Utara dan 23°27’
Lintang Selatan. Meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara,
sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah
Amerika Selatan. Menurut Koeppen (1930) daerah tropis adalah wilayah yang terletak di antara
garis isoterm 180 C bulan terdingin. Daerah tropis secara keseluruhan mencakup 30 % dari luas
permukaan bumi. Hutan Tropis merupakan hutan yang berada di daerah tropis.
Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi
banyak lahan. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan
curah hujan 2.000 -11.000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25°C dengan perbedaan
temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80 %.
Tipe ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki tipe iklim A dan B (menurut
klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan bahwa tipe ekosistem tersebut berada
pada daerah yang selalu basah, pada daerah yang memiliki jenis tanah Podsol, Latosol, Aluvial, dan
Regosol dengan drainase yang baik, dan terletak jauh dari pantai.
Tegakan hutan hujan tropis didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau.
Keanekaragaman spesies tumbuhan dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi.
23
Jumlah spesies pohon yang ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih banyak dibandingkan
dengan yang ditemukan pada ekosistem yang lainnya. Misalnya, hutan hujan tropis di Amazonia
mengandung spesies pohon dan semak sebanyak 240 spesies.
Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat
banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan
hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat
lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Di
dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang
berukuran garis te ngah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia
telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek hutan,
dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan.
Tajuk pohon hutan hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan
yang memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon, misalnya rotan,
anggrek, dan paku-pakuan. Hal ini menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus tajuk
hutan hingga ke lantai hutan, sehingga tidak memungkinkan bagi semak untuk berkembang di
bawah naungan tajuk pohon kecuali spesies tumbuhan yang telah beradaptasi dengan baik untuk
tumbuh di bawah naungan.
Itu semua merupakan ciri umum bagi ekosistem hutan hujan tropis. Selain ciri umum
yang telah dikemukakan di atas, masih ada ciri yang dimiliki ekosistem hutan hujan tropis, yaitu
kecepatan daur ulang sangat tinggi, sehingga semua komponen vegetasi hutan tidak mungkin
kekurangan unsur hara. Jadi, faktor pembatas di hutan hujan tropis adalah cahaya, dan itu pun
hanya berlaku bagi tumbuh-tumbuhan yang terletak di lapisan bawah. Dengan demikian, herba
dan semak yang ada dalam hutan adalah spesies-spesies yang telah beradaptasi secara baik untuk
tumbuh di bawah naungan pohon.
24
A. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat
Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, hutan hujan tropis dibedakan menjadi
tiga zona atau wilayah sebagai berikut.
1. Zona 1 dinamakan hutan hujan bawah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 0
-1.000 m dari permukaan laut.
2. Zona 2 dinamakan hutan hujan tengah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat
1.000 - 3.300 m dari permukaan laut.
3. Zona 3 dinamakan hutan hujan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat
3.300 - 4.100 m dari permukaan laut.
1. Zona Hutan Hujan Bawah
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulaupulau Sumatra, Kalimantan,
Jawa, Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku misalnya di pulau Taliabu,
Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah banyak terdapat spesies pohon
anggota famili Dipterocarpaceae terutama anggota genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea,
Vatiea, Dryobalanops, dan Cotylelobium. Dengan demikian, hutan hujan bawah disebut juga
hutan Dipterocarps. Selain spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae tersebut juga
terdapat spesies pohon lain dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae, dan
Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota genus Agathis, Koompasia, dan Dyera.
Pada ekosistem hutan hujan bawah di Jawa dan Nusa Tenggara terdapat spesies pohon
anggota genus Altingia, Bischofia, Castanopsis, Ficus, dan Gossampinus, serta spesies-spesies
25
pohon dari famili Leguminosae. Adapun eksosistem hutan hujan bawah di Sulawesi, Maluku,
dan Irian, merupakan hutan campuran yang didominasi oleh spesies pohon Palaquium spp.,
Pometia pinnata, Intsia spp., Diospyros spp., Koordersiodendron pinnatum, dan Canarium spp.
Spesies-spesies tumbuhan merambat yang banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah anggota
famili Apocynaceae, Araceae, dan berbagai spesies rotan (Calamus spp.).
2. Zona Hutan Hujan Tengah
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi, sebagian daerah Indonesia Timor, di Aceh dan Sumatra Utara. Secara umum,
ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis, Nothofagus, dan
spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.
Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas. Misalnya di Aceh dan Sumatra
Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah terdapat spesies pohon Albizzia
montana dan Anaphalis javanica, di beberapa daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon
Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat kelompok spesies pohon anggota genus Agathis dan
Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia Timur terdapat spesies pohon anggota genus Trema,
Vaccinium, dan pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan spesies pohon anggota famili
Dipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki ketinggian tempat 1.200 m
dpl.
3. Zona Hutan Hujan Atas
26
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan di sebagian daerah
Indonesia Barat. Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya berupa kelompok hutan yang
terpisah-pisah oleh padang rumput dan belukar. Pada ekosistem hutan hujan atas di Irian Jaya
banyak mengandung spesies pohon Conifer (pohon berdaun jarum) genus Dacrydium,
Libecedrus, Phyllocladus, dan Podocarpus. Di samping itu, mengandung juga spesies pohon
Eugenia spp. dan Calophyllum, sedangkan di sebagian daerah Indonesia Barat dijumpai juga
kelompokkelompok tegakan Leptospermum, Tristania, dan Phyllocladus yang tumbuh dalam
ekosistem hutan hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 3.300 m dpl.
B. Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia
1. Hutan Tropis Basah
Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi, sering juga kita
kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu:
Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi
(Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp).
2. Hutan Muson Basah
Hutan muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur,
periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam satu tahun 1.250 mm-2.000
mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara lain jati, mahoni, sonokeling, pilang dan
kelampis.
3. Hutan Muson Kering
Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Tipe hutan ini
berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan. Curah hujan dalam
setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini yaitu Jati dan
Eukaliptus.
27
4. Hutan Savana
Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi
padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan dengan curah
hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di hutan ini umumnya dari
Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba dan
Timor.
C. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Physiognomi
Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah dikenali
dan dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti
menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat pula diterapkan.
Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :
- Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh mata biasa
- Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E), dan penutupan tajuk
(Coverage).
- Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan individu-individu penyusun
komunitas tumbuh-tumbuhan.
Contoh :
a. Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :
Kanopi : 25 – 45 m
Tinggi pohon (emergent) : Khas, 60 – 80 m
Daun penumpu : Sering dijumpai
Elemen daun dominan : Mesophyl
Akar papan : Sering dijumpai dan sangat besar
Kauliflori : Sering dijumpai
28
Liana berkayu : Sering dijumpai
Liana pada batang : Sering dijumpai
Ephyphit : Sering dijumpai
b. Ciri physiognomy hutan tropis dataran tinggi/ pegunungan :
Kanopi : 15 – 33 m
Tinggi pohon (emergent) : Sering tidak ada
Daun penumpu : Jarang dijumpai
Elemen daun dominan : Mesophyl
Akar papan : Jarang dijumpai dan kecil
Kauliflori : Jarang dijumpai
Liana berkayu : Jarang dijumpai
Liana pada batang : Sering dijumpai
Ephyphit : Sangat sering dijumpai
c. Ciri physiognomi hutan tropis pegunungan tinggi :
Kanopi : 2 - 18 m
Tinggi pohon (emergent) : Pada umumnya tidak ada
Daun penumpu : Sangat jarang dijumpai
Elemen daun dominan : Microphyl
Akar papan : Pada umumnya tidak ada
Kauliflori : Tidak ada
Liana berkayu : Tidak ada
Liana pada batang : Jarang dijumpai
Ephyphit : Sering dijumpai
Di Indonesia berdasarkan ciri physiognomi tedapat dua tipe hutan yaitu : Hutan Hujan Tropis,
hutan yang selalu hijau dan hutan musim atau hutan yang menggugurkan daun. Hutan hujan
tropis umumnya dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bagian Utara dan Papua
29
sedangkan hutan musim yang menggugurkan daun dijumpai di Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan
Maluku bagian Selatan.
D. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Sosiologi Vegetasi
Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan berdasarkan jenis
yang dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di daerah itu. Contoh :
- Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai dan
Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.
- Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea albida.
- Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh Ebony
atau kayu hitam.
- Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau Jawa.
E. Tipe-tipe Hutan Hujan Tropis pada Kondisi Khusus (Azonal)
Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta kondisi tempat
tumbuh yang miskin hara.
1. Hutan Mangrove
Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari genus
Rhizophora, Languncularia, Avicennia dan lain-lain.
2. Hutan Gambut (Peak Forest)
Hutan yang tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut yang memiliki ketebalan 50
cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A atau B menurut
klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson.
30
3. Hutan Rawa (Swamp Forest)
Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak dipengaruhi iklim.
Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial. Tegakan hutan selalu
hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
2. Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
3. Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
4. Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego. California.
5. Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor
Indonesia Jakarta.
6. Weidelt, H. J, 1995, Silvikultur Hutan Alam Tropika (Diterjemahkan oleh : Nunuk
Supriyanto), Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.
7. Whitmore, T. C, 1984, Tropical Rain Forest of The Far East (Second Edition), Oxford
University Press, Oxford.
31