EFEKTIVITAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM …repository.uinjambi.ac.id/1921/1/SKRIPSI...

105
EFEKTIVITAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN JAMBI BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Hukum Tata Negara pada Fakultas Syariah Oleh: GUSRIZAL BUANTARA NIM. SPI 152207 PEMBIMBING. ZULQARNAIN, S.Ag., M.Hum., Ph.D MASBURIYAH,S.Ag., M.Fil.I PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1440 H / 2019 M

Transcript of EFEKTIVITAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM …repository.uinjambi.ac.id/1921/1/SKRIPSI...

  • EFEKTIVITAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM

    KEBAKARAN JAMBI BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA

    JAMBI NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN

    ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

    Skripsi

    Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

    dalam Hukum Tata Negara

    pada Fakultas Syariah

    Oleh:

    GUSRIZAL BUANTARA

    NIM. SPI 152207

    PEMBIMBING.

    ZULQARNAIN, S.Ag., M.Hum., Ph.D

    MASBURIYAH,S.Ag., M.Fil.I

    PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

    FAKULTAS SYARIAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    1440 H / 2019 M

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

    MOTTO

    ٍِْه َوَسلَْم قَاَل مَ أَبُو َسلََمتَ ْبُه َعْبِد ًَ هللاُ َعْىهُ اَنَّ َرُسوَل اِلِل َصلَّى هللاُ َعْل ٌَْزةَ َرِص ْه الزَّ ْحَمِه اَوَّهُ َسِمَع اَبُا هَُز

    ي فَقَْد ٍْزِ اَطاَعىًِ َفقَْذ اََطاَع هللاَ َوَمْه َعَصاوًِ فَقَْد َعَصى هللاَ َوَمْه أََطاَع أَِمٍِزي َفقَْد أََطاَعىًِ َوَمْه َعَصى اَمِ

    َعَصاوًِ .متفق علٍه

    Dari Abu HUrairah ra. Ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw : “ orang yang

    taat kepadaku maka sesungguhnya dia taat kepada Allah dan siapa yang ingkar

    kepadaku maka sesungguhnya dia engkar kepada Allah, orang yang patuh kepada

    pemimpin, maka sesungguhnya dia patuh kepadaku, dan orang yang engkar

    kepada pemimpinnya, sesungguhnya dia engkar kepadaku

    (HR. Mutaffakum‟alaih)

  • v

    Abstrak

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

    efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Kota Jambi.

    Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang sesuai dengan

    objek penelitian yang dikaji melalui pendekatan kualitatif. Kemudian disajikan

    dalam bentuk deskriptif. Oleh karena itu Pengumpulan data ini, Penulis

    menggunakan metode yang sifatnya deskriptif-analisis. Teknik pengumpulan

    datanya dilakukan dengan wawancara, pengamatan, dan juga dokumentasi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Unit Pelaksana

    Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Kota Jambi sejauh ini belum berjalan

    dengan baik dan lancar, Karena hanya 3 pasal yang mengatur substansi dari unit

    unit pelaksana teknis dan tidak secara detail. Keseluruhan 3 pasal tersebut lebih

    normatif, kemudian pelimpahan kewenangannya yang selanjutnya dilimpahkan

    kepada herarki peraturan pelaksana yaitu peraturan walikota. Faktor pendukung:

    tersedianya landasan hukum penyelenggaraan penanganan bencana dengan

    terbitnya Perda No. 4 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

    Kerja Dinas Pemadam Kebakaran dari uraian pasal 7 ayat 3 yang mengatur

    mengenai jabatan dan kewenangan yaitu untuk unit pelaksana teknis dipimpin

    oleh kepala Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggungjawab

    kepada Kepala Dinas. Pasal 9 ayat 2 mengatur tentang Ketentuan mengenai tugas

    pokok dan fungsi Bagian, Pada pasal 10 mengatur mengenai kewajiban dalam

    menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi

    secara vertikal dan horizontal baik dilingkungan masing-masing maupun antar

    suatu organisasi sesuai dengan tugas masing-masing.

    Upaya dan solusi dalam mengatasi hambatan pelaksana teknis dinas

    pemadam kebakaran Kota Jambi dibentuknya Dinas Pemadam Kebakaran dan

    Penyelamatan Kota Jambi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016

    terbaru berikut kewenangan yang dimilikinya

    Kata Kunci : Efektifitas, UPTD Pemadam Kebakaran dan Perda

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirobbil’alamiin dengan rahmat Allah SWT Skripsi ini saya

    persembahkan kepada orang-orang yang telah memberikan Do’anya, cinta,

    kasih, perhatian serta motivasi kepada saya dalam menuntut ilmu.

    Kedua orang tua tercinta :

    Terimakasih untuk semua yang ayah dan ibu berikan selama ini, harapan

    besarku semoga skripsi ini mejadi hadiah indah bagi Ayah dan Ibu hingga saya

    dapat membahagiakan kalian berdua dunia dan akhirat

    Saudara-saudariku Serta Kakek dan Nenek tersyang :

    Sahabat Seperjuangan Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah UIN

    STS Jambi :

    Serta yang selama ini selalu menemani saya yakni saudari juga selalu

    mendoakan serta memberikan semangat kepada saya.

    Dosen pembimbing I : Zulqarnain, S.Ag., M.Hum., Ph.D

    Pembimbing II : Masburiyah,S.Ag., M.Fil.I

    Kajur HTN Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah UIN STS Jambi :

    Abdul Razah, S. HI., M.IS

    dan

    sekjur HTN Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah UIN STS Jambi :

    Ulya Fuhaida, S. Hum, M.SI

    Almamaterku tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis

    selesaikan. Skripsi ini berjudul “Efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas

    Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi

    Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

    Dinas Pemadam Kebakaran” dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari

    masih banyak terdapat kekurangan dan kehilafan.

    Sholawat beserta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan

    nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari kebodohan

    menuju alam yang terang benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti

    yang dirasakan sekarang ini, sehingga manusia bisa merasakan kenikmatan hidup

    dengan ilmu.

    Pembuatan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan untuk

    memperoleh gelar Sarjana (S1) Hukum Tata Negara pada Fakultas Syariah

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam kesempatan ini

    tak lupa pula penulis menghaturkan terimakasih kepada para Dosen khususnya

    Dosen Fakultas Syariah, dan berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan

    dan pengajaran selama penulis menjadi mahasiswa terutama :

    1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph.D, selaku Rektor UIN STS Jambi.

    2. Bapak Dr. A. A Mifta, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

    Jambi.

  • viii

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... i

    PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. ii

    PENGESAHAN ...................................................................................... iii

    MOTTO................................................................................................... iv

    ABSTRAK .............................................................................................. v

    PERSEMBAHAN ................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

    DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

    B. Rumusan Masalah .......................................................... . 5

    C. Batasan Masalah.............................................................. 6

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................... 6

    E. Kerangka Teori................................................................ 8

    F. Tinjauan Pustaka ............................................................. 18

    BAB II METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 22

    B. Pendekatan Penelitian ..................................................... 22

    C. Jenis dan Sumber Data .................................................... 23

    D. Unit Analisa Data ............................................................ 25

    E. Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 26

    F. Teknik Analisa Data ........................................................ 27

    G. Sistematika Penulisan ...................................................... 29

  • x

    BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Selayang Pandang Pemadam Kebakaran Kota Jambi ..... 31

    B. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pemadam

    Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi ..................... 34

    C. Visi dan Misi ................................................................... 68

    BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Kota

    Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi

    No. 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi

    dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran................... 75

    B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Teknis

    Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan

    Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tentang

    Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

    Pemadam Kebakaran ....................................................... 81

    C. Upaya dan solusi dalam mengatasi hambatan Pelaksana

    teknis dinas pemadam kebakaran Kota Jambi ........... 84

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ..................................................................... 87

    B. Saran ................................................................................ 89

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    CURRICULUM VITAE

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pemadam kebakaran yang di berbagai kota di Indonesia, pada dasarnya

    memiliki kesamaan perogram-program yang telah mapan dari berbagai kota

    yang ada di Eropa dan Amerika Serikat. Dinas Pemadam Kebakaran yang ada

    di setiap kota menempatkan pemadam kebakaran pada Dinas Pekerjaan

    Umum Tata Ruang Kota dan ada yang berdiri sendiri tanpa menggabungkan

    diri dengan badan lainnya. Penanganan kebakaran masih menghadapi

    berbagai kendala, baik yang bersifat kebijakan instruksi, peraturan perundang-

    undangan, mekanisme operasional dan kelengkapan peralatanya, sebagaimana

    dimaksud dalam peraturan menteri Dalam Negeri No. 62 Tahun 2008 tentang

    standar pelayanan minimal bidang pemerintahan Dalam Negeri di

    Kabupaten/kota1.

    Kinerja dan kewenangan Institusi pemadam kebakaran (IPK) masih

    belum optimal menyangkut sumber daya manusia (SDM), peralatan dan

    fasilitas pendukungnya. Termasuk kurangnya jumlah pos-pos pemadam

    kebakaran yang mempengaruhi waktu tanggap dan bobot serangan guna

    memberikan pelayanan yang yang baik terhadap publik. Sementara itu

    tuntutan akan tindakan penyelamat (rescue) terhadap kebakaran semakin

    1 Agung Rizky Ariyo Putro, Peran dan Fungsi Pemadam Kebakaran Berdasarkan Pasal

    21 Ayat 2 Peraturan Bupati No.20 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan

    Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sanngau. Universitas

    Tanjung Pura, Tahun 2012, hlm.14

  • 2

    meningkat seiring dengan meningkatnya kejadian kebakaran. Partisipasi

    masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran masih relatif

    rendah atau kurang diberdayakan. Upaya penanganan kebakaran selama ini

    lebih banyak ditekankan kepada aspek penanggulangan, sedangkan aspek

    pencegahan kurang mendapat perhatian.

    Berdasarkan fungsi dan peran dari subbidag pegendalian kebakaran

    yang telah disebutkan diatas adalah melakukan pencegahan dan

    penanggulangan bahaya kebakaran khususnya di kota jambi. Hingga saat ini

    kinerja dari pemadam kebakaran tersebut belum memberikan pelayanan yang

    efektif dan memuaskan masyarakat. Karena, melihat dari fakta di lapangan,

    aspek penanggulangan lebih ditekankan daripada pencegahan. Walaupun

    demikian, penanggulangan akan bahaya kebakaran masih kurang dari harapan.

    Berbagai hal yang kurang mendukung dan perlu diperbaiki, dikaitkan

    dengan efektivitas penanganan terhadap bahaya kebakaran, hal tersebut

    seperti sistem proteksi kebakaran masih bertumpu pada sistem aktif yang

    hanya mengandalkan dari kemampuan pihak pemadam kebakaran, sedangkan

    sistem pasif seperti pemakaian bahan dan konstruksi tahan api kurang

    diperhatikan, infrastruktur kota seperti sumber air untuk pemadaman, hidrant,

    jalan lingkungan dan sistem komunikasi belum sepenuhnya mendukung

    terhadap operasi pemadam kebakaran yang efektif. Dengan keterbatasan itu,

    pemadam kebakaran dituntut mampu untuk mencakupi dan menjangkau

    wilayah disekitar Jambi yang luas bahkan menempuh medan yang sulit

    dijangkau serta upaya preventif dalam pencagahan kebakaran masih minim

  • 3

    dilakukan oleh pihak intansi terkait seperti halnya adanya program

    penyuluhan akan bahaya kebakaran ditiap-tiap kecamatan dan daerah rawan

    bencana kebakaran seperti dipasar atau kawasan padat penduduk dengan

    maksud supaya tanggap akan adanya bencana kebakaran. Dalam hal tersebut,

    fungsi dari pemadam kebakaran sendiri belumlah berjalan efektif, karena

    masih cendrung mengedepankan aspek penanggulangan daripada pencegahan.

    Dalam kaitannya dengan hal itu, haruslah kedua aspek tersebut berjalan

    seiringan.

    Bila terjadi kebakaran, terkadang masyarakat setempat terlampau

    lambat untuk menginformasikan kepada petugas pemadam kebakaaran

    sehingga ketika petugas pemadam kebakaran tiba dilokasi kebakaran, api

    justru sudah membesar dan bahkan hampir memusnahkan rumah. Dalam hal

    inilah peran serta masyarakat dirasa kurang mendukung dalam upaya

    penanggulangan bencana kebakaran karena akan sulit untuk mendeteksi

    bencana kebakaran bila tidak ada laporan dari warga masyarakat setempat.

    Mengkaji persoalan efektivitas unit pelaksana teknis dinas pemadam

    kebakaran Jambi yang diatur berdasarkan Peraturan Daerah No. 04 Tahun

    2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam

    kebakaran. Dalam peraturan daerah ini yang mengatur tentang unit pelaksana

    teksnis dinas pemadam kebakaran terdapat pada pasal 7 ayat (3), pasal 9 ayat (2)

    dan pasal 10:

    Pasal 7 ayat (3) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh kepala Unit

    Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada

    Kepala Dinas.2

    2 Pasal 7 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang

    Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran

  • 4

    Pasal 9 ayat (2) Ketentuan mengenai tugas pokok dan fungsi Bagian,

    Bidang, serta uraian tugas Sub Bagian dan seksi-seksi serta Unit Pelaksana

    Teknis diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.3

    Pasal 10 dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas, Kepala Bagian,

    Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala UPT wajib

    menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan

    simplikasi secara vertikal dan horizontal baik dilingkungan masing-masing

    maupun antar suatu organisasi sesuai dengan tugas masing-masing.4

    Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Operasional Pemadam

    Kebakaran Kota Jambi :

    Menurut saya pasal yang mengatur tentang Unit pelaksana teknis ada pada

    pasal 7 ayat (3), pasal 9 ayat (2) dan pasal 10. Mengenai pasal tersebut

    sudah kita laksanakan dengan cukup baik, tetapi ada beberapa kekurangan

    dalam hal koordinasi antara kepala dinas dan Kepala Seksi dan Kepala

    Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala

    UPT yang kurang dilaksanakan yaitu prinsip-prinsip koordinasi, integrasi,

    sinkronisasi dan simplikasi secara vertikal dan horizontal baik

    dilingkungan masing-masing maupun antar suatu organisasi sesuai dengan

    tugas masing-masing. Sehingga materi yang mengatur dalam pasal 10

    peraturan daerah ini seharusnya perlu dipertegas dengan memberikan

    sanksi ketika tidak melaksanakan koordinasi 5

    Pada RENSTRA 2014 – 2018 juga sejalan dengan kinerja pelayanan Dinas

    Pemadam Kebakaran Kota Jambi yaitu mengatur mengenai kinerja unit pelaksana

    teknis 3 poin sebagai berikut: Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) (1) Pada

    dinas dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas (UPTD); (2) UPTD sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dibentuk untuk melaksanakan tugas teknis operasional

    dan/atau teknis penunjang; (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan dan

    rincian tugas UPTD diatur dengan Peraturan Walikota.6

    3 Pasal 9 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang

    Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran 4 Pasal 10 Peraturan Daerah No. 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan

    Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran 5 Wawancara dengan Jafrizal Selaku Kasi Operasional Pemadam Kebakaran Kota Jambi,

    Pada 28 Januari 2019. 6 RENSTRA 2014-2018 Disdamkar dan Penyelamatan Kota Jambi, hal. 26

  • 5

    Hasil wawancara dari Kasi Rencana Operasi Yuli Sapari, SE,

    mengatakan bahwa seharusnya perda No. 04 tahun 2007 mengatur tentang

    perubahan yakni lembaga yang berdiri sendiri dengan perubahan menjadi

    badan penanggulangan bencana daerah (BPD) Damkar Kota Jambi

    menjadi satu bidang dengan BPBD.7

    Jadi terdapat kekurangan dari Perda No. 04 Tahun 2007 tentang

    pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam kebakaran. Serta

    kejadian unit pelaksana teknis pemadam kebakaran, dari hasil wawancara

    diatas perda tersebut masih perlu dilakukan revisi untuk melakukan

    pembaharuan hukum, oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian lebih dalam

    mengenai penelitian ini.

    Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik

    untuk menyusun skripsi tentang institusi pemadam kebakaran dengan judul

    “Efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Kota Jambi

    Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang

    Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan

    sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana Efektivitas Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran

    Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007

    7 Wawancara dengan Yuli Sapari, SE Selaku Kasi Rencana Operasi dan penyelamat

    Pemadam Kebakaran Kota Jambi, Pada 28 Januari 2019.

  • 6

    tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam

    Kebakaran ?

    2. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat Kinerja Pelaksanaan Teknis

    Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota

    Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

    Kerja Dinas Pemadam Kebakaran ?

    3. Bagaimana upaya dan solusi dalam mengatasi hambatan pelaksana

    teknis dinas pemadam kebakaran Kota Jambi ?

    C. Batasan Masalah

    Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan

    pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah

    penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya

    membahas mengenai pelaksana teknis dinas pemadam kebakaran Jambi

    berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tentang

    pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam kebakaran.

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

    1. Tujuan Penelitian

    Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya suatu

    kejelasan yang dapat dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang

    ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

    a. Mengetahui bagaimana pelaksana teknis tentang Dinas Pemadam

    Kebakaran Jambi berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 4

    Tahun 2007

  • 7

    b. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembentukan

    organisasi dan tata kerja Dinas Pemadam Kebakaran di dalam Peraturan

    Daerah Kota Jambi No. 4 Tahun 2007

    c. Mengetahui upaya dan solusi dalam mengatasi hambatan pelaksana

    teknis dinas pemadam kebakaran Jambi

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Kegunaan Teoritis

    a) Hasil Penelitian ini diharapkan dapat di gunakan sebagai salah satu

    referensi bagi pengembangan Ilmu Hukum Tata Negara.

    b) Bagi pihak yang terkait dengan penelitian ini dapat mengembangkan

    cara merumuskan peraturan daerah agar lebih efektif dalam pelaksanaan

    pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam kebakaran di

    Jambi.

    c) Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu

    pengalaman efektivitas unit pelaksana teknis Dinas Pemadam

    Kebakaran Jambi berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No 04

    Tahun 2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas

    pemadam kebakaran

    b. Kegunaan Praktis

    a) Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata

    Satu (S1) di di Fakultas Syari‟ah, Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Siafuddin Jambi.

  • 8

    b) Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi

    dan praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya

    yang akan bermamfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian

    yang lain.

    E. Kerangka Teori

    1. Teori Validitas dan Efektivitas Hukum

    Hans Kelsen mempersyaratkan hubungan timbal balik antara unsur

    validitas dan keefektifan dari suatu kaidah hukum. Menurutnya, sebelum berlaku

    secara efektif, suatu norma hukum harus terlebih dahulu valid, karena jika suatu

    kaidah hukum tidak valid, maka hakim misalnya tidak akan menerapkan hukum

    tersebut, sehingga kaidah hukum tersebut tidak pernah efektif berlaku. Tetapi

    sebaliknya adlah benar juga bahwa keefektifan merupakan syarat mutlak bagi

    sebuah kaidah hukum yang valid. Karenanya, jika suatu masa karena perubahan

    masyarakat, suatu kaidah hukum yang semulanya valid dan efektif berlaku,

    kemudian menjadi tidak efektif lagi, maka kaidah hukum tersebut juga kemudian

    menjadi tidak lagi valid.8

    Meskipun negara berdiri sesungguhnya adalah untuk kepentingan

    masyarakat yang mendirikannya. Artinya birokrat sesungguhnya haruslah

    memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Pelayanan adalah setiap

    kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan

    menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu peroduk secara

    8 Munir Fuady, Teori-Teori Besar (Grand Theory: Teori Validitas dan Efektivitas Hukum,

    Jakarta; Kencana, 2014 hlm. 116

  • 9

    fisik9. Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

    interaksi lansung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

    menyediakan kepuasan pelanggan10

    . Sementara dalam kamus Bahasa Indonesia

    dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara, atau hasil pekerjaan melayani. sedangkan

    melayani adalah menyuguhi (orang) dengan makanan atau minuman menyediakan

    keperluan orang, mengiyakan, menerima, menggunakan11

    .

    Sementara itu kata publik berasal dari Bahasa Inggris public yang berarti

    umum, masyarakat negara. Kata publik sebenarnya sudah diterima menjadi bahasa

    Indonesia baku, pengrtiannya adalah orang banyak12

    . Sementara itu Ilmu kencana

    mendifinisikan publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan

    berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik nilai-nilai

    norma yang ada. Oleh karena itu pelayanan publik diartikan sebagai setiap

    kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang

    memiliki kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan

    menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara

    fisik13

    .

    Pengertian pelayanan publik secara tegas dirumuskan dalam pasal 1 angka

    (1) UU No 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah

    kegiatan atau rengkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

    9 Sampara Lukman, Manajemen Kualitas Pelayanan, Jakarta : STIA LAN Press, 2000,

    hlm. 8 10

    Ibid, hlm.6 11

    J. Sbadodo dan Sultan Muhammad Zain , Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka

    Sinar Harapan, 2001, hlm. 781-782 12

    Ibid, hlm. 1095 13

    Lijian Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan Implementasi,

    Bandung: Bumi Akiara, 2006, hlm. 5

  • 10

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

    penduduk atas barang, jasa dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh

    penyelenggara pelayanan publik. Dengan demlikian, pelayanan publik adalah

    pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara,

    dalam hal ini negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan

    agar dapat meningkatkan kesejahteraan serta kepuasan masyarakat. Pada

    hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi

    kebutuhan masyarakat. Kebutuhan ini harus dipahami bukanlah kebutuhan secara

    individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhya diharapkan oleh

    masyarakat.

    Secara teoritis, tujuan dari pelayanan publik pada dasarnya adalah

    memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu di tuntut kualitas

    pelayanan prima yang tercermin dari:

    a. Transparansi, yakni pelayanan yaang bersifat terbuka, mudah, dan dapat

    diakses oleh semua pihak yang membutuhkan serta disediakan secara

    memadai serta mudah dimengerti.

    b. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    c. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan

    pemberi dan penerima dengan tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan

    efektivitas.

  • 11

    d. Partisipasif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat

    dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

    kebutuhan dan harapan masyarakat.

    e. Kesamaan hak, yakni pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat

    dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golonga, status dan lain-lain.

    f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan

    aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik14

    .

    2. Pemadam Kebakaran

    Pemadam kebakaran juga merupakan bagian dari penyelenggaraan

    pelayanan publik dimana dalam setiap tugasnya selalu berhubungan dengan

    masyarakat maupun intansi pemerintah lainnya. Sebagai bagian dari pelayanan

    publik, pemadam kebakaran mengacu pada UU nomor 25 tahun 2009 tentang

    pelayanan publik.

    Dalam menjalankan fungsinya hukum memerlukan berbagai perangkat

    agar memiliki kinerja yang baik. Salah satu kinerja hukum yang membedakan

    dengan kaidah lainnya adalah bahwa hukum memiliki kaidah yang bersifat

    memaksa. Artinya apabila azas kaidah hukum dituangkan kedalam sebuah

    peraturan perundang-undangan, maka setiap orang diharuskan untuk

    melaksanakannya.

    3. Peran dan Fungsi Sub Bidang Pemadam Kebakaran

    Dalam negara hukum modern, tugas kewenangan pemerintah tidak hanya

    menjaga ketertiban dan keamanan, tetapi juga mengupayakan kesejahteraan

    14

    Ahmad Sudrik Sudrajat dan Juniarso Sudrajat, Hukum Administrasi negara dan

    Kebijakan Pelayanan Publik, Bandung: Nuansa 2010, hlm. 20

  • 12

    umum. Munculnya konsep itu membawa konsekuensi terhadap peranan dalam

    pelaksanaan terhadap masyarakatnya lebih dominan.

    Untuk melaksanakan fungsi pemerintah, kekuasaan dan kewenangan

    sangatlah penting. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata

    „wewenang‟ memiliki arti;

    a. Hak dan kekuasaan untuk bertindak, kewenangan

    b. Kekuasaan membuat keputusan, memerintah dan melimpahkan tanggung

    jawab kepada orang lain

    c. Fungsi yang boleh dilaksanakan15.

    Sedangkan „kewenangan‟ memiliki arti;

    a. Hak berwenang

    b. Hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu16.

    Selain itu, „kekuasaan dalam KBBI memiliki arti‟;

    a. Kuasa (untuk mengurus, memerintah dan sebagainya)

    b. Kemampuan kesanggupan Daerah (tempat dan sebagainya) yang dikuasai

    c. Kemampuan orang atau golongan, untuk menguasai orang atau golongan lain

    berdasarkan kewibawaan, wewenang, kharisma atau kekuasaan fisik

    d. Fungsi menciptakan dan memantapkan kedamaian, keadilan serta mencegah

    dan menindak ketidak damaian atau ketidakadilan17

    .

    Sedangkan Soerjono menguraikan beda antara kekuasaan dan wewenang

    bahwa “setiap kemampuan untuk memengaruhi pihak lain dapat disamakan

    kekuasaan, sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau

    15

    Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet I edisi III, Jakarta: Balai Pustaka, hlm. 1272 16

    Ibid,. 17

    Ibid, hlm. 809

  • 13

    sekelompok orang, yang mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari

    masyarakat”18

    .

    Kewenangan atau wewenang adalah suatu istilah yang biasa digunakan

    dalam lapangan hukum publik. Namun sesungguhnya terdapat perbedaan diantara

    keduanya. Kewenangan adalah yang disebut “kekuasaan normal”, kekuasaan yang

    berasal dari kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang legislatif dari

    kekuasaan eklusif atau administratif. Karena, merupakan kekuasaan dari

    segolongan orang tertentu atau kekuasaan terhadap suatu bidang pemerintahan

    atau urusan pemerintah yang tertentu yang bulat. Sedangkan wewenang hanya

    mengenai suatu bagian tertentu saja dari kewenangan. Kewenangan (autohorith)

    adalah hak untuk memberi pemerintah, dan kekuasaan meminta dipatuhi. Adapun

    tugas pokok pemadam kebakaran terdiri dari;

    1) Pencegahan Kebakaran

    Fungsi manajemen dalam pencegahan kebakaran adalah pada pemberian

    pelayanan untuk mengantisipasi ancaman bahaya kebakaran dalam bentuk :

    a. Pencegahan dalam arti penyiagaan keadaan bangunan dan lingkungan

    terhadap bahaya kebakaran

    b. Pencegahan dalam arti penyiagaan unit kerja penanggulangan kebakaran

    pemadam kebakaran

    2) Pemadam Kebakaran

    18

    Seorjono Soekanto, Pokok-Pokok Psikologi Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

    2003, hlm. 91-92

  • 14

    Fungsi manajemen dalam pemadam kebakaran adalah pemberian

    pelayanan secara tepat, akurat dan efesien mulai dari informasi kebakaran

    diterima sampai api padam.

    1. Perlindungan Jiwa, harta benda dari kebakaran dari bencana lain

    Fungsi manajemen dalam penyelamatan adalah pemberian pelayanan

    adalah untuk memperkecil korban dan kerugian harta benda akibat kebakaran dan

    bencana lainnya

    2. Pembinaan Masyarakat

    Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat dalam ragka

    meningkatkan partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam mengatasi ancaman

    bahaya kebakaran.

    3) Penilaian Kinerja

    Kinerja (performance) pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

    dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan menurut Mathis dan Jackson (2006)

    yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen kuantitas dari hasil,

    kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran (disiplin kerja),

    kemampuan bekerja-sama19

    .

    Sedangkan menurut The Dictionary of Human Resourcesand Personnel

    Management (2006) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah suatu

    pengukuran kualitas pekerjaan seseorang karyawan dalam menyelesaikan

    tugasnya. Mathis dan Jackson (2006) secara komprehensif menjelaskan sistem

    19

    Tulus Pinta Raja Situmeang dkk, Strategi Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara

    Pada Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Pemerintah Kabupaten Tapanuli

    Tengah, Jurnal Ilmiah, research sains vol.-3 No. I Februari 2017, hlm. 3-4

  • 15

    manajemen kinerja adalah usaha untuk mengidentifikasi, mengukur, mendorong,

    meningkatkan, mengevaluasi, dan memberi penghargaan terhadap karyawan20

    .

    Sementara, pengertian kinerja khusus untuk Aparatur Sipil Negara

    dirumuskan oleh Silalahi (2011) bahwa kinerja PNS adalah prestasi kerja atau

    hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh orang yang telah

    diserahi tugas dalam suatu jabatan dalam negeri dalam rangka mencapai tujuan

    organisasi dan memberikan kontribusi pada rakyat.

    4) Mempengaruhi Penilaian Kinerja

    Mangkunegara (dalam Silalahi, 2011) mengemukakan faktor yang

    mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi

    (motivation).

    a. Faktor Kemampuan (Ability)

    b. Faktor Motivasi (Motivation)

    Lebih lanjut Mangkunegara (dalam Silalahi, 2011) mengemukakan faktor

    penentu prestasi kerja adalah faktor individu yakni secara psikologis, individu

    yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi

    psikis (rohani) dan juga fisiknya (jasmani). Dengan adanya integritas tinggi antara

    fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang

    baik.

    Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk

    mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam

    20

    Ibid,.

  • 16

    melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan

    organisasi.

    Selanjutnya adalah Faktor Lingkungan Organisasi adalah uraian jabatan

    yang jelas, otoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi

    kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis,

    peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai. Sekalipun, jika faktor

    lingkungan organisasi kurang menunjang, maka bagi individu yang memiliki

    tingkat kecerdasan pikiran memadai dengan tingkat kecerdasan emosi yang baik,

    sebenarnya ia tetap dapat berprestasi dalam bekerja. Hal ini bagi individu tersebut,

    lingkungan organisasi itu dapat diubah bahkan dapat diciptakan oleh dirinya serta

    merupakan pemacu (motivator), tantangan bagi dirinya dalam berprestasi di

    organisasi.

    5) Keterampilan

    Keterampilan Kerja menurut Hasibuan (dalam Yanuardi, 2013) merupakan

    kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas yang ditugaskan kepadanya.

    Keterampilan disini mencakup keterampilan teknikal, keterampilan personal dan

    keterampilan konseptual, seperti kecakapan untuk memanfaatkan kesempatan,

    kecermatan, menggunakan sumberdaya yang dimiliki perusahaan dalam mencapai

    tujuan. Dalam aplikasinya, keterampilan terbagi2 (dua), yakni keterampilan lunak

    dan keterampilan nyata.

    6) Fasilitas Kerja

    Fasilitas kerja adalah sarana pendukung dalam aktivitas perusahaan

    berbentuk fisik, dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, memiliki

  • 17

    jangka waktu kegunaan yang relatif permanen dan memberikan manfaat untuk

    masa yang akan datang. Fasilitas kerja sangatlah penting bagi perusahaan, karena

    dapat menunjang kinerja karyawan, seperti dalam penyelesaian pekerjaan.

    Berdasarkan definisi Fasilitas Kerja di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

    fasilitas kerja adalah salah satu sarana pendukung untuk menciptakan motivasi

    kerja terhadap kinerja pegawai.

    Fasilitas kerja merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan

    efektivitas di perusahaan. Fungsi peralatan memberikan kemudahan dalam

    melakukan suatu pekerjaan, agar tercapai efektivitas kerja. Tidak dapat disangkal

    lagi, bahwa fasilitas berupa peralatan kerja sangat diperlukan dalam membina

    prosedur dan tata kerja Perusahaan, mempermudah pekerjaan, menghemat waktu,

    tenaga dan pikiran manusia dalam melaksanakan tugas–tugas rutin dan insidentil

    yang harus dihadapi dalam menyelesaikan berbagai macam tugas kantor.

    Menurut Hartanto (dalam Jamil, 2013) karakteristik dari sarana pendukung

    dalam proses aktivitas perusahaan adalah :

    a. Mempunyai bentuk fisik

    b. Dipakai atau digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan

    c. Mempunyai jangka waktu kegunaan relatif permanen lebih dari satu periode

    akuntansi atau lebih dari satu bulan.

    d. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang

    Fasilitas kerja merupakan salah satu pendorong untuk menyelesaikan suatu

    pekerjaan dengan efisien. Perkembangan teknologi yang semakin maju menuntut

    manusia untuk bertindak cepat dalam melakukan sebuah pekerjaan, oleh sebab itu

  • 18

    setiap fasilitas kantor yang disediakan harus dapat dikuasai oleh pegawai.Peranan

    fasilitas sangat dibutuhkan untuk memperlancar proses pekerjaan pegawai dalam

    mengerjakan seluruh pekerjaan kantor21

    .

    F. Tinjauan Pustaka

    Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang

    peneliti lakukan, yaitu;

    Pertama, penelitian ini dilakukan oleh Tulus Raja Situmeang, Harmein

    Nasution, & Suwito dari jurnalnya yang berjudul “Strategi Peningkatan Kinerja

    Aparatur Sipil Negara Pada Dinas Kebersihan Pertamanan & Pemadam

    Kebakaran Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah”. Penelitian ini mengkaji

    kinerja PNS khususnya dalam menyelenggarakan pelayanan publik di Unit

    Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara di Pematangsiantar

    serta untuk melihat fenomena seperti apa yang terjadi ditengah-tengah lingkungan

    kerja PNS. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

    deskriptif kualitatif.22

    Kesimpulan yang diperoleh bahwa PNS yang berada di Unit Pelaksana

    Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara di Pematang siantar telah

    melakukan kerjanya dengan baik sehingga menghasilkan kinerja yang maksimal

    pula. Mayoritas masyarakat yang pernah mempergunakan layanan jasa di Unit

    Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara di Pematang siantar

    mengaku telah mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Responsivitas,

    responbilitas, akuntabilitas, kualitas layanan, ketepatan waktu dalam melakukan

    21

    Ibid, hlm. 8 22

    Ibid.,

  • 19

    pekerjaan, kebenaran hasil pekerjaan dan produktivitas PNS dinilai telah

    maksimal dilakukan PNS dalam melakukan tugasnya. 23

    Kedua, dari penelitian ini dilakukan oleh Agung Rizky Ariyo Putro dari

    skripsinya yang berjudul “Peran dan Fungsi Pemadam Kebakaran Berdasarkan

    Pasal 21 Ayat 2 Peraturan Bupati No.20 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi

    dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran

    Kabupaten Sanngau”. Universitas Tanjung Pura, Tahun 2012. Dalam penelitian

    ini, penulis menggunakan metode penelitian hukum sosiologis (sosio legal-

    research) dengan pendekatan deskriptif analitis yaitu dengan menggambarkan

    keadaan yang sebenarnya terjadi pada saat penelitian dilakukan. Kemudian

    menganalisis fakta dan data tersebut untuk memperoleh kesimpulan terakhir24

    .

    Kesimpulan Penelitian ini bahwa dalam kenyataannya, tugas dan subbidang

    pengendalian kebakaran Kabupaten Sanggau dirasa begitu berat jika melihat dari

    substansinya yang hanya diletakkan dalam subbidang pada bagian Badan

    Lingkungan hidup, kebersihan dan pemadam kebakaran. Sehingga menyulitkan

    pemadam kebakaran dalam kelangsungan kelancaran operasi atau kinerjanya.25

    Ketiga, dari penelitian Yayan Rudianto dari jurnalnya yang berjudul

    “Implementasi Kebijakan Penyusuanan Penetapan Standar Pelayanan Minimal

    Pada dinas Kebersihan, Pertamanan, & Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi.”

    Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Data yang ada yang

    berkaitan dengan penetapan dan penyusunan standar pelayanan minimal, terutama

    23

    Ibid, hal. 8-9. 24

    Agung Rizky Ariyo Putro, Peran dan Fungsi Pemadam Kebakaran Berdasarkan Pasal

    21 Ayat 2 Peraturan Bupati No.20 Tahun 2008..., hlm. 22 25

    Ibid, hal. 74.

  • 20

    data sekunder yang terdapat di lingkungan Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan

    Pemadam Kebakaran penulis survei. Kegiatan survei ini dilakukan setelah

    masalah penelitian dipilih.26

    Terdapat dua fungsi Penyelenggaraan pemerintahan yakni fungsi

    pengaturan (regulation) dan fungsi pelayanan (services). Kedua fungsi ini masih

    belum konsisten dijalankan pemerintah daerah. Peraturan yang dibuat berbeda

    dengan peraturan di atasnya, padahal pemerintah daerah bisa langsung

    mengimplentasikan dalam bentuk program, atau melalui formulasi kebijakan

    derivat atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Peraturan Menteri Dalam

    Negeri Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan

    Standar Pelayanan Minimal, Bab VI Pelaporan, Pasal 16, (1) Bupati/Walikota

    menyusun dan menyampaikan laporan umum tahunan kinerja penerapan dan

    pencapaian SPM kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur. Namun dalam

    pelaksanaan masih terdapat perbedaan bidang tugas dan SKPD yang harus

    mempersiapkan penyusunan laporan tersebut, salah satunya adalah antara Dinas

    Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran dengan Dinas Pekerjaan

    Umum Kabupaten Bekasi.27

    Penyelenggaraan pelayanan publik yang seharusnya berkualitas, oleh

    sebab kesalahan memaknai kebijakan publik juga terpengaruh. Kinerja pelayanan

    publik Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran tidak bisa

    digambarkan secara utuh karena sebagian pekerjaan yang harus dilaporkan telah

    menjadi tugas Dinas Pekerjaan Umum. Keterkaitan dua fungsi ini sangat kuat.

    26

    Yayan Rudianto, Implementasi Kebijakan Penyusuanan Penetapan Standar Pelayanan..

    hal. 54 27

    Ibid, hal. 78

  • 21

    Tugas pemerintah daerah adalah menjalankannya secara konsisten agar formulasi

    kebijakan publik sesuai dengan kehendak publik dan penyelenggaraan pelayanan

    publik yang berkualitas dapat tercapai.28

    Adapun yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh penelitian

    terdahulu yaitu penelitian terdahulu lebih terfokus: Pertama oleh Tulus Raja

    Situmeang, Harmein Nasution, & Suwito, penelitian ini mengkaji kinerja PNS

    khususnya dalam menyelenggarakan pelayanan publik di Unit Pelaksana Teknis

    Dinas Pendapatan Provinsi SumateraUtara di Pematangsiantar serta untuk melihat

    fenomena seperti apa yang terjadi ditengah-tengah lingkungan kerja PNS. Kedua

    oleh Agung Rizky Ariyo Putro, fokus kepada efektivitas peran dan fungsi

    pemadam kebakaran berdasarkan Pasal 21 Ayat 2 Peraturan Bupati Nomor 20

    Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan

    Hidup, Kebersihan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sanggau. Ketiga,

    penelitian oleh Yayan Rudianto, dengan fokus pada Implementasi Kebijakan

    Penyusuanan Penetapan Standar Pelayanan Minimal Pada dinas Kebersihan,

    Pertamanan, & Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi.

    28

    Ibid, hal. 79

  • 22

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian ini bertempat di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Jambi.

    2. Waktu Penelitian

    Waktu penelitian 01 Februari s.d 01 Agustus 2019.

    B. Pendekatan Penelitian

    Penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan yang

    bersifat yuridis normatif dari tataran dogmatik dan teori hukum. Hal ini

    dimaksudkan untuk mempelajari kaidah atau asas-asas hukum yang

    berhubungan langsung dengan efektivitas unit pelaksana teknis dinas pemadam

    kebakaran Jambi berdasarkan peraturan daerah Kota Jambi Nomor 04 tahun

    2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam kebakaran.

    Untuk memperoleh gambaran tentang objek yang diteliti, serta dalam

    usaha untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang telah dijabarkan

    sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan di sajikan dalam bentuk deskriptif

    analitis. Secara deskriptif akan dibahas mengenai objek yang akan diteliti,

    dalam hal ini mengenai efektivitas unit pelaksana teknis dinas pemadam

    kebakaran Jambi berdasarkan peraturan daerah Kota Jambi Nomor 04 tahun

    2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam kebakaran.

    Maka kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini

  • 23

    adalah dengan mempergunakan asas-asas hukum yang ada dan melakukan

    sinkronisasi terhadap peraturan perundangan-undangan yang terkait terhadap

    permasalahan peneliti.

    C. Jenis dan Sumber Data

    Penelitian yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah Jenis

    penelitian lapangan ( field research) studi lapangan adalah pengamatan secara

    langsung dilapangan yang dilandasi pengalaman dan pengetahuan teoritis

    untuk menggali dan mengumpulkan data di Unit Pelaksana Teknis Inas

    Pemadam Kebakaran Kota Jambi. Menggunakan juga penelitian hukum

    normatif yang bersandar pada ketentuan peraturan perundang-undangan.29

    Jenis penelitian ini, diambil sesuai dengan objek penelitian yang dikaji

    melalui pendekatan kualitatif. Kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif.

    Oleh karena itu Pengumpulan data ini, Penulis menggunakan metode yang

    sifatnya deskriptif-analisis. Yang dimaksud dengan deskriptif adalah

    menggambarkan karakteristik dan fenomena yang terdapat dalam Unit

    Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan

    Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan

    Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran. Dengan kata lain karakter dan

    fenomena yang diuji ialah Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran

    Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007

    tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran,

    mengenai Efektivitasnya. Adapun analisis disini adalah analisis dalam

    pengertian Fundamentalis, yakni meneliti Landasan yang melatar belakangi

    Efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi

    Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tersebut.

    29

    Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986, hlm. 43

  • 24

    1. Sumber Data

    Dalam penelitian ini, penulis akan memperoleh data dari tiga sumber

    yaitu :

    a. Data Primer

    Data Primer merupakan bahan hukum yang bersifat otoratif, artinya

    mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-

    undangan (PERDA), catatan resmi atau risalah dalam pembuatan peraturan

    daerah. Bahan hukum primer yang digunakan adalah Peraturan Daerah No. 04

    Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam

    Kebakaran”. Data yang berkaitan dengan fokus penelitian dan merupakan hasil

    dari pengumpulan peneliti sendiri selama berada dilokasi penelitian. Data-data

    tersebut merupakan bahan analisis utama yang digunakan dalam penelitian ini

    yang berupa hasil wawancara dan pengamatan pada Unit Pelaksana Teknis

    Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi

    Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

    Pemadam Kebakaran”.

    b. Sekunder dan Tertier

    Data Sekunder merupakan bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis

    dan digunakan sebagai informasi pendukung dalam analisis data primer. Data

    Sekunder juga adalah data penunjang yang diperoleh melalui pengumpulan data

    dari hasil observasi dari penulis, serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data

    sekunder karena dalam penelitian ini diperoleh dari teknik data ini terhadap

    berbagai literatur kepustakaan, publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks,

    kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum tentang permasalahan penelitian yaitu:

    Efektivitas unit pelaksana teknis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan

    Peraturan Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan

    Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran. Studi pustaka ini

  • 25

    dimaksudkan dapat menjadi dasar penyusunan desain penelitian, kerangka

    pemikiran atau proses penulisan.

    Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun

    jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Data Primer Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan melalui

    observasi dan wawancara dilokasi penelitian, data primer yang dimaksud 7

    orang dari pihak Dinas Damkar Kota Jambi yang terkait dengan Penelitian

    Ini.

    b. Data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

    pengumpul data30

    . Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala

    data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan

    melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik

    yang berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang

    berhubungan dengan objek penelitian.

    D. Unit Analisis Data

    Unit analisis dalam penulisan skripsi ini perlu dicantumkan apabila

    penelitian tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi

    dan sampel. Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah

    maupun organisasi swasta atau sekelompok orang.31

    Unit analisis data dalam penulisan skripsi ini adalah organisasi di dinas

    pemadam kebakaran Jambi yaitu unit pelaksana teknis dinas pemadam kebakaran

    Jambi. Penetapan unit analisis ini didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Jambi

    30

    Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18. 31

    Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS Jambi,

    2012), hlm. 62.

  • 26

    No. 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

    Pemadam Kebakaran.

    Penelitian yang dilakukan tidak menggunakan populasi dan sampel,

    namun hanya menggunakan dokumen-dokumen dari masyarakat dan pihak terkait

    dan informasi-informasi yang berasal dari masyarakat atau pihak pelaksana

    teknis dinas pemadam kebakaran Kota Jambi Informasi yang didapat melalui

    wawancara dari narasumber jadi keseluruhan informannya berjumlah 3 orang

    E. Instrumen Pengumpulan Data

    Pada tahap ini tiga macam metode yang digunakan dalam

    mengumpulkan data, yaitu:

    a. Observasi Partisipan

    Observasi Partisipan yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

    melakukan pengamatan langsung dilapangan dengan objek yang diteliti.

    Observasi yang digunakan adalah Observasi Partisipan karena pengamatan

    dilakukan langsung, ikut terlibat dan mencatat langsung terhadap objek

    penelitian. Observasi yang peneliti lakukan yaitu dengan mengamati

    kegiatan-kegiatan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Kota

    Jambi.

    b. Wawancara (interview).

    Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data atau

    wawancara mendalam (indept interview) untuk mendapatkan informasi

    mengenai Efektivitas unit pelaksana teknis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi

    Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tentang

  • 27

    Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran, peneliti

    melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

    diteliti, dan mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dalam

    penelitian ini, informan yang diwawancarai adalah:

    1) Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Jambi

    2) Kasi Rencana Operasi dan penyelamat Pemadam Kebakaran Jambi

    3) Kasi Operasional dan penyelamat Pemadam Kebakaran Jambi

    c. Studi dokumentasi

    Teknik ini digunakan untuk menghimpun berbagai data sekunder yang

    memuat informasi tertentu yang bersumber dari dokumen-dokumen yaitu :

    berupa data foto dan laporan Tahunan kejadian kebakaran di Kota Jambi dan

    Dokumen lainya yang tertulis yang berkaitan dengan kinerja Unit Pelaksana

    Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota

    Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

    Dinas Pemadam Kebakaran”.

    F. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang penulis gunakan analisis kualitatif, pendekatan isi

    (Content Analisis), yang menekankan pada pengambilan kesimpulan dan analisa

    yang bersifat deskriptif-deduktif. Seluruh data diperoleh akan diklasifikasikan dari

    bentuk yang bersifat umum, kemudian dikaji dan diteliti selanjutnya ditarik

  • 28

    kesimpulan yang mampu memberikan gambaran spesifik dan relevan mengenai

    data tersebut.32

    Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis data adalah

    proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

    wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain.33

    Sehingga mudah dipahami

    dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

    Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil

    kesimpulan lalu diverifikasi.

    a. Reduksi Data

    Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

    penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

    tertulis di lapangan.

    b. Penyajian Data

    Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau

    menyajikan data Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan

    bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang

    paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini

    peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan

    mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang

    telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber

    pustaka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.

    32

    Bambang Sunggono, metodologi penelitian hukum, jakarta: Raja Grafido Persada, 2005,

    hal. 125 33

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.

  • 29

    c. Kesimpulan/Verifikasi

    Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah

    penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

    bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat

    yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.34

    Kesimpulan dalam

    penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

    Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

    kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.

    Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,

    ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan

    penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan

    lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik

    kesimpulan dari Efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran

    Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang

    Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran, serta Faktor

    Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Teknis Dinas Pemadam Kebakaran

    Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang

    Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran.

    G. Sistematika Penulisan

    Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam

    penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:

    34

    Ibid, hlm. 252.

  • 30

    Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan, mencakup Latar

    Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan

    Penelitian, Kerangka Teori dan Tinjauan Pustaka.

    BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup: Tempat dan

    Waktu Peneltian, pendekatan Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Instrumen

    Pengumpulan Data, Teknik Analisi Data, dan Sistematika Penulisan

    BAB III dipaparkan tentang gambaran umum mengenai lokasi penelitian:

    Demografi Uumum dan Historis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi, Visi dan

    Misi, Sarana dan Prasarana Dinas Pemadam Kebakaran Jambi.

    BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang

    pembahasan dan hasil penelitian yaitu Efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas

    Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04

    Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam

    Kebakaran, serta Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Teknis Dinas

    Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04

    Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam

    Kebakaran.

    BAB V penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, serta

    dilengkapi dengan Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae

  • 31

    BAB III

    GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

    A. Selayang Pandang Pemadam Kebakaran Kota Jambi

    Dasar Pembentukkan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam

    Kebakaran Kota Jambi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

    2007 tentang Penanggulangan Bencana. Selanjutnya diatur dengan Permendagri

    No. 46 tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD. Tujuan di

    bentuknya Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Kota Jambi

    adalah :

    1. Memberikan perlindungan kepada masayarakat dari ancaman bencana

    2. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada.

    3. Menjamin terselenggaranya penanggulang bencana secara terencana,

    terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.

    4. Menghargai budaya lokal.

    5. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan kedermawanan

    6. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

    bernegara.

    Kota Jambi merupakan daerah yang sangat rentan terhadap bencana

    diantaranya Kebakaran, Banjir dan Angin Puting Beliung. Dari berbagai macam

    bencana yang pernah terjadi dan pengalaman penanggulangan bencana masih

    terkesan kurang optimal aparat pemerintah dilihat dari segi fasilitas maupun

    personil yang tersedia serta kurang pemahaman masyarakat terhadap bencana.

  • 32

    Oleh karena itu perlu disusun pemahaman dan langkah yang sama secara

    terencana, terpadu, terkoordinir, cepat dan tepat dalam penanggulangan bencana.35

    1. Visi dan Misi

    1) Visi

    “Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Kota Jambi

    yang Siaga, Tanggap dan Berdaya terhadap Bencana”

    Makna pernyataan Visi BPB dan Damkar Kota Jambi di atas adalah :

    a. BPB dan Damkar Kota Jambi adalah Institusi pemangku kepentingan

    Penyelenggaraan atas Penanggulangan Bencana di wilayah Kota Jambi.

    b. Siaga adalah BPB dan Damkar Kota Jambi selalu mempersiapkan diri

    pra bencana baik personil maupun sarana dan prasarananya.

    c. Tanggap artinya BPB dan Damkar Kota Jambi yang memiliki kecepatan

    dan ketepatan dalam memberikan pelayanan penanggulangan bencana.

    d. Berdaya artinya BPB dan Damkar Kota Jambi mempunyai kekuatan,

    kemampuan, kecepatan, dan ketangguhan dalam menanggulangi

    bencana.

    e. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

    mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,

    baik oleh faktor alam dan faktor non alam maupun faktor manusia

    sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

    lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

    35

    Sambutan Kepala BPB dan DAMKAR Kota di akses Rabu, 10 Juli 2019 di

    Jambihttps://bpb-damkar.jambikota.go.id/index.php/sambutan-kepala-badan

  • 33

    2) Misi

    a. Memberikan pelayanan prima dalam bidang pencegahan,

    penanggulangan dan penyelamatan korban bencana.

    b. Meningkatkan kwalitas dan kuantitas SDM aparatur dan personil

    satuan tugas.

    c. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat, swasta dan Instansi

    Pemerintah dalam bidang pencegahan, penanggulangan,

    penyelamatan dan Rekondisi korban bencana.

    Meningkatkan penyediaan bahan logistik, sarana dan prasarana

    kebencanaan.

    Membangun Sistem Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang

    terencana, terkoordinasi, menyeluruh dan berkelanjutan.36

    36

    Visi dan misi BPB dan Damkar Kota Jambi di akses Rabu, 10 Juli 2019 di

    Jambihttps://bpb-damkar.jambikota.go.id/index.php/sambutan-kepala-badan

  • 34

    B. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran dan

    Penyelamatan Kota Jambi

    Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 tentang

    Pembentukkan dan Susunan Perangkat Daerah. Dinas Pemadam Kebakaran dan

    Penyelamatan Kota Jambi merupakan perangkat daerah sebagai unsur pendukung

    penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang

    berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Susunan organisasi

    badan, terdiri dari: Susunan Organisasi terdiri atas37

    :

    a. Kepala Dinas;

    b. Sekretariat, membawahi :

    1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan ;

    2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ;

    c. Bidan Pencegahan dan Peran Serta Masyarakat terdiri atas :

    1) Seksi Pencegahan ;

    2) Seksi Pendidikan dan Pelatihan ;

    3) Seksi Peran Serta Masyarakat.

    d. Bidang Sarana, terdiri atas :

    1) Seksi Pengadaan;

    2) Seksi Pergudangan dan Pendistribusian ;

    3) Seksi Pengendalian Sarana.

    e. Bidang Operasi dan Penyelamatan, terdiri atas :

    1) Seksi Rencana Operasional ;

    37

    Renstra 2014-2018 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi, hal. 7

  • 35

    2) Seksi Operasional dan Penyelamatan ;

    3) Seksi Investigasi dan Sistem Proteksi Kebakaran Kota.

    f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

    g. Kelompok Jabatan Fungsional.

    Secara lengkap Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan

    Kota Jambi, disajikan pada Gambar 2.1. berikut ini :38

    Gambar II.1 Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran dan

    Penyelamatan Kota Jambi

    Sumber : Dokumen RENSTRA 2014-2018 Disdamkar dan Penyelamatan Kota Jambi

    38

    Ibid, hal.8

    Kepala

    Kelompok

    Jabatan

    Fungsional

    Bidang pencegahan

    dan peran serta

    masyarakat

    Sekretariat

    Seksi Kepegawaian

    Seksi Peran Serta

    Masyarakat

    Seksi Pendidikan

    dan Latihan

    Sub Bag

    perencanan

    Sub bagian umum

    dan kepegawaian

    Bidang Sarana

    Bidang operasi

    kebakaran dan

    penyelamatan

    Seksi Pengadaan

    Seksi pergudangan

    dan distribusi

    Seksi pengendalian

    sarana

    UPTB

    Seksi rencana

    operasi

    Seksi operasional

    dan penyelamatan

    Seksi Investigasi

    dan sistem proteksi

    kebakaran kota

  • 36

    Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi mempunyai tugas

    pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang penanggulangan

    bencana dan pemadam kebakaran serta tugas pembantuan. Dalam melaksanakan

    tugas tersebut di atas, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi

    mempunyai fungsi 39

    :

    a. perumusan kebijakan teknis di bidang pencegahan, penanggulangan dan

    penyelamatan pemadam kebakaran dan bencana lainnya;

    b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

    pencegahan, penanggulangan dan penyelamatan pemadam kebakaran dan

    bencana lainnya;

    c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup bidang

    pencegahan, penanggulangan dan penyelamatan pemadam kebakaran dan

    bencana lainnya;

    d. penyelenggaraan pendataan, pemetaan, pencegahan, pengawasan,

    pengendalian, penanggulangan dan penyelamatan di bidang pemadam

    kebakaran dan bencana lainnya;

    e. pemberian rekomendasi kelaikan bangunan terhadap antisipasi ancaman

    bencana kebakaran dan bencana lainnya;

    f. pengkoordinasian hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta

    dan masyarakat untuk kepentingan pelaksanaan tugas;

    g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

    39

    Ibid,.

  • 37

    fungsinya.40

    Berdasarkan penjelasan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016, Dinas

    Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi mempunyai fungsi

    koordinasi, komando dan pelaksana dalam penanggulangan bencana. Dalam

    fungsi koordinasi, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan melakukan

    koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal yang

    ada di daerah, lembaga usaha, dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra

    bencana dan pasca bencana. Pada fungsi komando, Dinas Pemadam Kebakaran

    dan Penyelamatan Kota Jambi melaksanakan penanggulangan bencana dengan

    pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari Satuan Kerja Perangkat

    Daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lain

    yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. Sedangkan pada

    fungsi pelaksana, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi

    melaksanakan penanggulangan bencana secara terkoordinasi dan terintegrasi

    dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya di daerah, instansi vertikal yang

    ada di daerah dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan

    bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain fungsi dimaksud,

    secara khusus di Kota Jambi penanganan pemadaman kebakaran menjadi salah

    satu fungsi yang ada di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi

    yang semula fungsi ini berada pada SKPD Dinas Pemadam Kebakaran Kota

    Jambi.41

    40

    Ibid, hal. 9 41

    Ibid, hal. 9-10

  • 38

    Adapun tugas pokok dan fungsi dari organisasi Dinas Pemadam Kebakaran dan

    Penyelamatan Kota Jambi adalah sebagai berikut:

    1. Kepala Dinas

    Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Walikota dalam memimpin,

    mengkoordinasikan dan mengendalikan kebijakan Dinas Pemadam Kebakaran

    dan Penyelamatan Kota Jambi. Terintegrasi yang meliputi prabencana, saat

    tanggap darurat dan pasca bencana. Dalam melaksanakan tugasnya mempunyai

    fungsi :

    a. Pengkoordinasian penyelenggaraan penanggulangan bencana dan Pemadam

    Kebakaran;

    b. Pengkomandoan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan Pemadam

    Kebakaran;

    c. Pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dan Pemadam

    Kebakaran.

    Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas dibantu oleh :

    1) Sekretariat

    Sekretariat mempunyai tugas membantu dan bertanggungjawab kepada

    Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas kesektretariatan yang meliputi ;

    a. Urusan umum dan kepegawaian, keuangan dan perencanaan; dan

    b. Tugas lain yang duberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

    Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai

    fungsi :

  • 39

    a. Penyusunan rencana kegiatan dan standar operasional prosedur dinas

    sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

    b. penyelenggaraan, pembinaan ketatausahaan dan kepegawaian;

    c. penyelenggaraan dan pengelolaan Inventarisasi barang;

    d. penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi keuangan;

    e. penghimpunan bahan pelaksanaan program rencana kerja dari bidang-

    bidang guna penyusunan laporan tahunan;

    f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

    bidang tugasnya.

    Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, sekretariat

    dipimpin oleh seorang sekretaris dan dibantu oleh :

    a) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

    Mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan

    program dibidang pemadam kebakaran dan penyelamatan, dengan rincian tugas

    sebagai berikut :

    a. menyusun rencana kerja dan standar operasional prosedur sub bagian

    perencanaan dan keuangan.

    b. menghimpun bahan dan menyusun rencana strategis dinas;

    c. menghimpun bahan dan menyusun rencana kerja dan anggaran (RKA) dan

    dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dinas oleh unit kerja dinas pemadam

    kebakaran dan penyelamatan ;

    d. melakukan pengawasan melekat, budaya kerja dan laporan kinerja baik

    akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) dan laporan akuntabilitas

  • 40

    kinerja instansi pemerintah (LAKIP) sebagai bahan pertanggungjawaban dan

    masukan bagi pemerintah daerah;

    e. melakukan konsultasi pelaksanaan kegiatan dengan unit/instansi atau lembaga

    terkait untuk mendapatkan masukan dalam kelancaran pelaksanaan tugas;

    f. merencanakan dan melaksanakan pengelolaan pusat komando operasi

    penanggulangan dan penyelamatan bencana kebakaran;

    g. mengoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan

    dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) sekretariat;

    h. melaksanakan ketatausahaan dan laporan keuangan;

    i. menyelenggarakan pembukuan, perbendaharaan dan kas baik APBN, APBD

    provinsi dan APBD kota jambi;

    j. menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan dan melaporkan

    penerimaan retribusi edinas pemadam kebakaran dan penyelamatan;

    k. merencanakan kebutuhan biaya penyelenggaraan operasional dinas;

    l. menerima dan meneliti kelengkapan serta memproses surat permintaan

    pembayaran (SPP) yang diajukan oleh bendahara;

    m. menerima dan meneliti/menguji kelengkapan persyaratan tagihan pengeluaran

    belanja;

    n. menghimpun bahan dan menyusun bahan pertanggungjawaban keuangan

    dinas;

    o. merencanakan kebutuhan biaya penyenggaraan, konsultasi, perjalanan dinas

    dalam dan luar negeri;

  • 41

    p. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan serta pelaksanaan

    tugas kedinasan lainnya sesuai dengan tupoksi untuk dipergunakan sebagai

    bahan masukan pemerintah daerah;

    q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang

    tugasnya.

    b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

    Sub Bagian Umum dan kepegawaian mempunyai tugas membantu

    Sekretaris dalam melaksanakan urusan umum dan kepegawaian, dengan rincian

    tugas sebagai berikut :

    a. menyusun rencana kerja dan standar operasional prosedur sub bagian umum

    dan kepegawaian;

    b. melaksanakan ketatausahaan, kepegawaian, kearsipan, perlengkapan kantor

    dan kerumahtanggaan dinas untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;

    c. menyusun, meneliti dan meregistrasi keputusan kepala dinas;

    d. menyiapkan dan menyusun rancangan keputusan Walikota Jambi;

    e. menyusun analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan dan uraian tugas

    terhadap seluruh jabatan pada dinas pemadam kebakaran dan penyelamatan;

    f. menyusun standar operasional prosedur pada dinas pemadam kebakaran dan

    penyelamatan;

    g. melaksanakan adiministrasi dan surat menyurat kedinasan serta operasional

    kendaraan dinas;

    h. menyelenggarakan pembukuan dan pelaporan barang-barang inventaris baik

    aset milik daerah/pusat;

  • 42

    i. menyiapkan rencana kebutuhan, pengembangan aparatur dan mutasi pegawai

    di lingkungan dinas pemadam kebakaran dan penyelamatan;

    j. memberikan layanan informasi/humas dan protokol kepada masyarakat/pihak

    terkait secara transparan atau akurat;

    k. menempatkan satuan tugas, pengemudi, teknisi/mekanik untuk operasional

    pencegahan dan penanggulangan serta penyelamatan bencana kebakaran dan

    bencana lainnya;

    l. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan. melaksanakan

    tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

    2) Bidan Pencegahan dan Peran Serta Masyarakat

    a. Bidang pencegahan dan peran serta masyarakat berkedudukan sebagai

    unsur pembantu kepala dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi

    sesuai dengan bidangnya;

    b. Bidang pencegahan dan pean serta masyarakat dipimpin oleh kepala

    bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala

    dinas melaui sekretaris;

    c. Kepala bidang pencegahan dan peran serta masyarakat mempunyai tugas

    membantu kepala dinas dalam melaksanakan tugas dibidang pencegahan

    dan peran serta masyarakat yang meliputi :

    d. Pendataan, pemetaan, pemeriksaan, pencegahan, pengawasan, diklat,

    penyuluhan dan peragaan; dan

    e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

    bidang tugasnya.

  • 43

    Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidan Pencegahan dan Peran

    Serta Masyarakat mempunyai tugas antara lain :

    a. penyusunan rencana kerja dan standar opersional prosedur bidang

    pencegahan dan peran serta masyarakat;

    b. pembagian tugas, memberi petunjuk teknis, memeriksa hasil kerja

    bawahan agar tercapai efektivitas pelaksanaan tugas;

    c. pengkoordinasian dan melaksanakan kebijakan bidang pencegahan dan

    peran serta masyarakat meliputi pendataan, pemetaan, pemeriksaan,

    pengawasan dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman

    bahaya untuk mengurangi dan menghilangkan resiko bahaya kebakaran

    dan bencana lainnya;

    d. pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencegahan pada tahap

    kebakaran dan bencana lainnya;

    e. pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi dan lembaga terkait dalam

    rangka pencegahan pada kebakaran dan bencana lainnya;

    f. penyusunan standar teknis pencegahan, penanggulangan dan penyelamatan

    dari bencana kebakaran dan bencana lainnya;

    g. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran,

    kepedulian, kemampuan dan peran serta masyarakat dalam menghadapi

    bencana kebakaran dan bencana lainnya;

    h. pemantauan, mengevaluasi dan analisis laporan tentang pelaksanaan

    kebijakan di bidang pencegahan dan peran serta masyarakat pada pra

    kebakaran dan prabencana lainnya;

  • 44

    i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

    bidang tugasnya.

    Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, Bidang

    Pencegahan, Kesiapsiagaan Kebakaran dibantu oleh :

    (1) Seksi Pencegahan

    Seksi Pencegahan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang

    Pencegahan dan peran serta masyarakat dalam urusan pencegahan, dengan rincian

    tugas sebagai berikut :

    a. menyusun rencana kegiatan dan standar operasional prosedur seksi

    pencegahan;

    b. menyusun bahan kebijakan teknis upaya pencegahan kebakaran dan

    bencana lainnya;

    c. melaksanakan kegiatan pencegahan kebakaran dan bencana lainnya

    meliputi pendataan, pemetaan, pengawasan dan pengenalan terhadap

    sumber bahaya atau ancaman bencana kebakaran dan bencana lainnya

    untuk mengurangi dan menghilangkan resiko bahaya kebakaran dan resiko

    bahaya bencana lainnya;

    d. menyiapkan bahan pertimbangan terhadap perancangan keselamatan

    kebakaran bangunan gedung serta pengangkutan dan pergudangan bahan

    berbahaya;

    e. memberikan peringatan dini kepada masyarakat tentang kemungkinan

    terjadinya bencana kebakaran dan bencana lainnya pada suatu tempat

    secara langsung atau melalui media cetak maupun elektronik;

  • 45

    f. melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencegahan dan

    mitigasi pada tahap prakebakaran dan prabencana lainnya;

    g. Melaksanakan hubungan kerja dengan instansi dan lembaga terkait di

    bidang pencegahan dan mitigasi pada prakebakaran dan prabencana

    lainnya;

    h. menyusun standar teknis pencegahan dan mitigasi kebakaran dan bencana

    lainnya berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan untuk pedoman

    pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran dan bencana lainnya;

    i. memantau, mengevaluasi dan analisis laporan tentang pelaksanaan

    pencegahan dan mitigasi kebakaran pada prakebakaran dan prabencana

    lainnya;

    j. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan;

    k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik sesuai

    dengan bidang tugasnya.

    (2) Seksi Pendidikan dan Pelatihan

    Mempunyai tugas membantu Kepala Bidan Pencegahan dan Peran Serta

    Masyarakat dalam melaksanakan urusan pendidikan dan pelatihan, dengan rincian

    tugas sebagai berikut :

    a. menyusun rencana kegiatan dan standar operasional prosedur Seksi

    Pendidikan dan Pelatihan;

    b. melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan serta pembinaan personil

    pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya dilingkungan

    dinas;

  • 46

    c. melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan pencegahan,

    penanggulangan dan penyelamatan pemadam kebakaran dan bencana lainnya

    untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, kemampuan, dan kesiapsiagaan

    personil, masyarakat, instansi pemerintah/swasta serta kalangan dunia usaha

    dalam menghadapi bencana kebakaran dan bencana lainnya;

    d. menyusun standar teknis kediklatan berdasarkan pedoman yang telah

    ditetapkan untuk diklat pencegahan dan penanggulangan pemadam kebakaran

    dan bencana lainnya;

    e. memantau, mengevaluasi dan analisis laporan tentang pelaksanaan

    pendidikan dan pelatihan;

    f. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan,

    g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang

    tugasnya.

    (3) Seksi Peran Serta Masyarakat (PERTAMAS)

    Mempunyai tugas membantu kepala bidang pencegahan dan peran serta

    Masyarakat dalam melaksanakan urusan pembinaan dan pengembangan peran

    serta masyarakat dalam pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana

    lainnya, dengan rincian tugas sebagai berikut;

    a. menyusun rencana kegiatan dan standar operasional prosedur seksi peran

    serta masyarakat;

    b. menyusun bahan kebijakan teknis pengelolaan informasi dan publikasi

    pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya;

  • 47

    c. melaksanakan kegiatan pelayanan dan pelaksanaan tindak lanjut

    pengaduan masyarakat;

    d. melaksanakan publikasi kegiatan dinas dan mengelola website dinas;

    e. melaksanakan kegiatan peningkatan ketahanan masyarakat lingkungan

    terhadap bahaya kebakaran dan bencana lainnya;

    f. memfasilitasi pembentukan, pembinaan dan pengembangan sitem

    keselamatan kebakaran dan bencana lainnya yang berbasis lingkungan

    (SKKL);

    g. melaksanakan kegiatan penyuluhan pencegahan dan pemadaman

    kebakaran serta penanggulangan bencana lainnya;

    h. melaksanakan kegiatan penyediaan, pembinaan dan pendayagunaan serta

    pendokumentasian kegiatan korps music;

    i. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan,

    j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai

    bidang tugasnya.

    3) Bidang Sarana42

    1) Bidang sarana berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala dinas dalam

    penyelenggaraan tugas dan fungsinya;

    2) Bidang sarana dipimpin oleh kepala bidang yang berada dibawah dan

    bertanggungjawab kepada kepala dinas melalui sekretaris;

    3) Kepala bidang sarana mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam

    melaksanakan tugas dibidang sarana yang meliputi :

    42

    Ibid, hal. 18

  • 48

    a. koordinasi perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan ditribusi;

    b. pengendalian sarana pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana;

    dan

    c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

    bidang tugasnya.

    Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Sarana mempunyai fungsi :

    a. penyusunan rencana dan program kerja serta standar opersional prosedur

    di bidang sarana;

    b. penyusunan bahan standarisasi sarana pemadaman kebakaran dan

    penanggulangan bencana lainnya;

    b. penyusunan rencana kebutuhan dan pengadaan sarana pemadaman

    kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya;

    c. pengkoordinasi hubungan kerja dengan instansi dan lembaga terkait serta

    pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik;

    d. penyimpanan, pencatatan/pembukuan dan penyaluran sarana pemadaman

    kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya;

    e. pelaksanaan kegiatan pengendalian penggunaan sarana pemadaman

    kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya;

    f. pemberian data dan informasi mengenai ketersedian dan kondisi sarana

    pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya;

    g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

    bidang tugasnya.

  • 49

    Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, Bidang

    Sarana dibantu oleh :

    1) Seksi Pengadaan

    Seksi Pengadaan mempunyai tugas membantu kepala bidang sarana dalam

    urusan kegiatan proses pengadaan sarana pemadaman kebakaran dan

    penanggulangan bencana, dengan rincian tugas sebagai berikut :

    a. menyusun rencana kegiatan dan standar operasional prosedur seksi

    pengadaan;

    b. merencanakan kebutuhan sarana pemadaman kebakaran dan penanggulangan

    bencana lainnya antara lain bahan pemadam, bahan bakar minyak, pelumas,

    suku cadang kendaraan operasional dan peralatan teknis operasional;

    c. melaksanakan kegiatan pengadaan dan/atau proses pengadaan kebutuhan

    sarana pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya antara

    lain bahan pemadam, bahan bakar minyak, pelumas, suku cadang kendaraan

    operasional dan peralatan teknis operasional;

    d. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan;

    e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang

    tugasnya..

    2) Seksi Pergudangan dan Distribusi

    Seksi Pergudangan dan Pendistribusian mempunyai tugas membantu

    kepala bidang sarana dalam urusan penyimpanan dan penyaluran sarana

    pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana, dengan rincian tugas

    sebagai berikut:

  • 50

    a. menyusun rencana kegiatan dan standar operasional prosedur seksi

    pergudangan dan distribusi;

    b. menyusun pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan kegiatan

    penyimpanan dan penyaluran sarana pemadaman kebakaran dan

    penanggulangan bencana lainnya;

    c. melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran sarana

    pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya antara lain

    bahan pemadam, bahan bakar minyak, pelumas, suku cadang kendaraan

    operasional dan peralatan teknis operasional;

    d. melaksanakan kegiatan pencatatan, penataan dan pemeliharaan terhadap

    persediaan barang-barang dalam gudang;

    e. menginformasikan ketersediaan dan kondisi bahan pemadam, peralatan

    teknis operasional kepada atasan pada saat operasi pemadaman kebakaran

    dan penanggulangan bencana lainnya dalam gudang;

    f. menyiapkan bantuan logistik untuk operasi pemadaman kebakaran dan

    penanggulangan bencana lainnya;

    b. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan;

    c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan seuai dengan bidang

    tugasnya.

    3) Seksi Pengendalian Sarana

    Seksi pengendalian sarana mempunyai tugas membantu kepala bidang

    sarana dalam urusan pengendalian sarana pemadaman kebakaran dan

    penanggulangan bencana lainnya, dengan rincian tugas sebagai berikut:

  • 51

    a. menyusun rencana kegiatan dan standar operasional prosedur seksi

    pengendalian sarana;

    b. menyusun pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan kegiatan

    pengendalian sarana pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana

    lainnya;

    c. menginventaris sarana peralatan dan kendaraan operasional pemadaman

    kebakaran dan bencana lainnya yang rusak atau tidak layak pakai/jalan;

    d. melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan sarana peralatan dan

    kendaraan dinas operasional pemadaman kebakaran dan penanggulangan

    bencana lainnya;

    e. menghimpun, mencatat dan mengusulkan mutasi dan penghapusan sarana

    pemadaman kebakaran