EFEKTIVITAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM …repository.uinjambi.ac.id/1921/1/SKRIPSI...
Transcript of EFEKTIVITAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM …repository.uinjambi.ac.id/1921/1/SKRIPSI...
-
EFEKTIVITAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM
KEBAKARAN JAMBI BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA
JAMBI NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN
ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
dalam Hukum Tata Negara
pada Fakultas Syariah
Oleh:
GUSRIZAL BUANTARA
NIM. SPI 152207
PEMBIMBING.
ZULQARNAIN, S.Ag., M.Hum., Ph.D
MASBURIYAH,S.Ag., M.Fil.I
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
1440 H / 2019 M
-
i
-
ii
-
iii
-
iv
MOTTO
ٍِْه َوَسلَْم قَاَل مَ أَبُو َسلََمتَ ْبُه َعْبِد ًَ هللاُ َعْىهُ اَنَّ َرُسوَل اِلِل َصلَّى هللاُ َعْل ٌَْزةَ َرِص ْه الزَّ ْحَمِه اَوَّهُ َسِمَع اَبُا هَُز
ي فَقَْد ٍْزِ اَطاَعىًِ َفقَْذ اََطاَع هللاَ َوَمْه َعَصاوًِ فَقَْد َعَصى هللاَ َوَمْه أََطاَع أَِمٍِزي َفقَْد أََطاَعىًِ َوَمْه َعَصى اَمِ
َعَصاوًِ .متفق علٍه
Dari Abu HUrairah ra. Ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw : “ orang yang
taat kepadaku maka sesungguhnya dia taat kepada Allah dan siapa yang ingkar
kepadaku maka sesungguhnya dia engkar kepada Allah, orang yang patuh kepada
pemimpin, maka sesungguhnya dia patuh kepadaku, dan orang yang engkar
kepada pemimpinnya, sesungguhnya dia engkar kepadaku
(HR. Mutaffakum‟alaih)
-
v
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Kota Jambi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang sesuai dengan
objek penelitian yang dikaji melalui pendekatan kualitatif. Kemudian disajikan
dalam bentuk deskriptif. Oleh karena itu Pengumpulan data ini, Penulis
menggunakan metode yang sifatnya deskriptif-analisis. Teknik pengumpulan
datanya dilakukan dengan wawancara, pengamatan, dan juga dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Unit Pelaksana
Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Kota Jambi sejauh ini belum berjalan
dengan baik dan lancar, Karena hanya 3 pasal yang mengatur substansi dari unit
unit pelaksana teknis dan tidak secara detail. Keseluruhan 3 pasal tersebut lebih
normatif, kemudian pelimpahan kewenangannya yang selanjutnya dilimpahkan
kepada herarki peraturan pelaksana yaitu peraturan walikota. Faktor pendukung:
tersedianya landasan hukum penyelenggaraan penanganan bencana dengan
terbitnya Perda No. 4 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Pemadam Kebakaran dari uraian pasal 7 ayat 3 yang mengatur
mengenai jabatan dan kewenangan yaitu untuk unit pelaksana teknis dipimpin
oleh kepala Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas. Pasal 9 ayat 2 mengatur tentang Ketentuan mengenai tugas
pokok dan fungsi Bagian, Pada pasal 10 mengatur mengenai kewajiban dalam
menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi
secara vertikal dan horizontal baik dilingkungan masing-masing maupun antar
suatu organisasi sesuai dengan tugas masing-masing.
Upaya dan solusi dalam mengatasi hambatan pelaksana teknis dinas
pemadam kebakaran Kota Jambi dibentuknya Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan Kota Jambi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016
terbaru berikut kewenangan yang dimilikinya
Kata Kunci : Efektifitas, UPTD Pemadam Kebakaran dan Perda
-
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamiin dengan rahmat Allah SWT Skripsi ini saya
persembahkan kepada orang-orang yang telah memberikan Do’anya, cinta,
kasih, perhatian serta motivasi kepada saya dalam menuntut ilmu.
Kedua orang tua tercinta :
Terimakasih untuk semua yang ayah dan ibu berikan selama ini, harapan
besarku semoga skripsi ini mejadi hadiah indah bagi Ayah dan Ibu hingga saya
dapat membahagiakan kalian berdua dunia dan akhirat
Saudara-saudariku Serta Kakek dan Nenek tersyang :
Sahabat Seperjuangan Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah UIN
STS Jambi :
Serta yang selama ini selalu menemani saya yakni saudari juga selalu
mendoakan serta memberikan semangat kepada saya.
Dosen pembimbing I : Zulqarnain, S.Ag., M.Hum., Ph.D
Pembimbing II : Masburiyah,S.Ag., M.Fil.I
Kajur HTN Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah UIN STS Jambi :
Abdul Razah, S. HI., M.IS
dan
sekjur HTN Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah UIN STS Jambi :
Ulya Fuhaida, S. Hum, M.SI
Almamaterku tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.
-
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan. Skripsi ini berjudul “Efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi
Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Pemadam Kebakaran” dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari
masih banyak terdapat kekurangan dan kehilafan.
Sholawat beserta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan
nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari kebodohan
menuju alam yang terang benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
yang dirasakan sekarang ini, sehingga manusia bisa merasakan kenikmatan hidup
dengan ilmu.
Pembuatan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana (S1) Hukum Tata Negara pada Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam kesempatan ini
tak lupa pula penulis menghaturkan terimakasih kepada para Dosen khususnya
Dosen Fakultas Syariah, dan berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan
dan pengajaran selama penulis menjadi mahasiswa terutama :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph.D, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A Mifta, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
-
viii
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. ii
PENGESAHAN ...................................................................................... iii
MOTTO................................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................. v
PERSEMBAHAN ................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... . 5
C. Batasan Masalah.............................................................. 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................... 6
E. Kerangka Teori................................................................ 8
F. Tinjauan Pustaka ............................................................. 18
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 22
B. Pendekatan Penelitian ..................................................... 22
C. Jenis dan Sumber Data .................................................... 23
D. Unit Analisa Data ............................................................ 25
E. Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 26
F. Teknik Analisa Data ........................................................ 27
G. Sistematika Penulisan ...................................................... 29
-
x
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Selayang Pandang Pemadam Kebakaran Kota Jambi ..... 31
B. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pemadam
Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi ..................... 34
C. Visi dan Misi ................................................................... 68
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi
No. 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran................... 75
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Teknis
Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pemadam Kebakaran ....................................................... 81
C. Upaya dan solusi dalam mengatasi hambatan Pelaksana
teknis dinas pemadam kebakaran Kota Jambi ........... 84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 87
B. Saran ................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemadam kebakaran yang di berbagai kota di Indonesia, pada dasarnya
memiliki kesamaan perogram-program yang telah mapan dari berbagai kota
yang ada di Eropa dan Amerika Serikat. Dinas Pemadam Kebakaran yang ada
di setiap kota menempatkan pemadam kebakaran pada Dinas Pekerjaan
Umum Tata Ruang Kota dan ada yang berdiri sendiri tanpa menggabungkan
diri dengan badan lainnya. Penanganan kebakaran masih menghadapi
berbagai kendala, baik yang bersifat kebijakan instruksi, peraturan perundang-
undangan, mekanisme operasional dan kelengkapan peralatanya, sebagaimana
dimaksud dalam peraturan menteri Dalam Negeri No. 62 Tahun 2008 tentang
standar pelayanan minimal bidang pemerintahan Dalam Negeri di
Kabupaten/kota1.
Kinerja dan kewenangan Institusi pemadam kebakaran (IPK) masih
belum optimal menyangkut sumber daya manusia (SDM), peralatan dan
fasilitas pendukungnya. Termasuk kurangnya jumlah pos-pos pemadam
kebakaran yang mempengaruhi waktu tanggap dan bobot serangan guna
memberikan pelayanan yang yang baik terhadap publik. Sementara itu
tuntutan akan tindakan penyelamat (rescue) terhadap kebakaran semakin
1 Agung Rizky Ariyo Putro, Peran dan Fungsi Pemadam Kebakaran Berdasarkan Pasal
21 Ayat 2 Peraturan Bupati No.20 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan
Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sanngau. Universitas
Tanjung Pura, Tahun 2012, hlm.14
-
2
meningkat seiring dengan meningkatnya kejadian kebakaran. Partisipasi
masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran masih relatif
rendah atau kurang diberdayakan. Upaya penanganan kebakaran selama ini
lebih banyak ditekankan kepada aspek penanggulangan, sedangkan aspek
pencegahan kurang mendapat perhatian.
Berdasarkan fungsi dan peran dari subbidag pegendalian kebakaran
yang telah disebutkan diatas adalah melakukan pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran khususnya di kota jambi. Hingga saat ini
kinerja dari pemadam kebakaran tersebut belum memberikan pelayanan yang
efektif dan memuaskan masyarakat. Karena, melihat dari fakta di lapangan,
aspek penanggulangan lebih ditekankan daripada pencegahan. Walaupun
demikian, penanggulangan akan bahaya kebakaran masih kurang dari harapan.
Berbagai hal yang kurang mendukung dan perlu diperbaiki, dikaitkan
dengan efektivitas penanganan terhadap bahaya kebakaran, hal tersebut
seperti sistem proteksi kebakaran masih bertumpu pada sistem aktif yang
hanya mengandalkan dari kemampuan pihak pemadam kebakaran, sedangkan
sistem pasif seperti pemakaian bahan dan konstruksi tahan api kurang
diperhatikan, infrastruktur kota seperti sumber air untuk pemadaman, hidrant,
jalan lingkungan dan sistem komunikasi belum sepenuhnya mendukung
terhadap operasi pemadam kebakaran yang efektif. Dengan keterbatasan itu,
pemadam kebakaran dituntut mampu untuk mencakupi dan menjangkau
wilayah disekitar Jambi yang luas bahkan menempuh medan yang sulit
dijangkau serta upaya preventif dalam pencagahan kebakaran masih minim
-
3
dilakukan oleh pihak intansi terkait seperti halnya adanya program
penyuluhan akan bahaya kebakaran ditiap-tiap kecamatan dan daerah rawan
bencana kebakaran seperti dipasar atau kawasan padat penduduk dengan
maksud supaya tanggap akan adanya bencana kebakaran. Dalam hal tersebut,
fungsi dari pemadam kebakaran sendiri belumlah berjalan efektif, karena
masih cendrung mengedepankan aspek penanggulangan daripada pencegahan.
Dalam kaitannya dengan hal itu, haruslah kedua aspek tersebut berjalan
seiringan.
Bila terjadi kebakaran, terkadang masyarakat setempat terlampau
lambat untuk menginformasikan kepada petugas pemadam kebakaaran
sehingga ketika petugas pemadam kebakaran tiba dilokasi kebakaran, api
justru sudah membesar dan bahkan hampir memusnahkan rumah. Dalam hal
inilah peran serta masyarakat dirasa kurang mendukung dalam upaya
penanggulangan bencana kebakaran karena akan sulit untuk mendeteksi
bencana kebakaran bila tidak ada laporan dari warga masyarakat setempat.
Mengkaji persoalan efektivitas unit pelaksana teknis dinas pemadam
kebakaran Jambi yang diatur berdasarkan Peraturan Daerah No. 04 Tahun
2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam
kebakaran. Dalam peraturan daerah ini yang mengatur tentang unit pelaksana
teksnis dinas pemadam kebakaran terdapat pada pasal 7 ayat (3), pasal 9 ayat (2)
dan pasal 10:
Pasal 7 ayat (3) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh kepala Unit
Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas.2
2 Pasal 7 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran
-
4
Pasal 9 ayat (2) Ketentuan mengenai tugas pokok dan fungsi Bagian,
Bidang, serta uraian tugas Sub Bagian dan seksi-seksi serta Unit Pelaksana
Teknis diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.3
Pasal 10 dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas, Kepala Bagian,
Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala UPT wajib
menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
simplikasi secara vertikal dan horizontal baik dilingkungan masing-masing
maupun antar suatu organisasi sesuai dengan tugas masing-masing.4
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Operasional Pemadam
Kebakaran Kota Jambi :
Menurut saya pasal yang mengatur tentang Unit pelaksana teknis ada pada
pasal 7 ayat (3), pasal 9 ayat (2) dan pasal 10. Mengenai pasal tersebut
sudah kita laksanakan dengan cukup baik, tetapi ada beberapa kekurangan
dalam hal koordinasi antara kepala dinas dan Kepala Seksi dan Kepala
Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala
UPT yang kurang dilaksanakan yaitu prinsip-prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan simplikasi secara vertikal dan horizontal baik
dilingkungan masing-masing maupun antar suatu organisasi sesuai dengan
tugas masing-masing. Sehingga materi yang mengatur dalam pasal 10
peraturan daerah ini seharusnya perlu dipertegas dengan memberikan
sanksi ketika tidak melaksanakan koordinasi 5
Pada RENSTRA 2014 – 2018 juga sejalan dengan kinerja pelayanan Dinas
Pemadam Kebakaran Kota Jambi yaitu mengatur mengenai kinerja unit pelaksana
teknis 3 poin sebagai berikut: Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) (1) Pada
dinas dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas (UPTD); (2) UPTD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibentuk untuk melaksanakan tugas teknis operasional
dan/atau teknis penunjang; (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan dan
rincian tugas UPTD diatur dengan Peraturan Walikota.6
3 Pasal 9 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran 4 Pasal 10 Peraturan Daerah No. 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran 5 Wawancara dengan Jafrizal Selaku Kasi Operasional Pemadam Kebakaran Kota Jambi,
Pada 28 Januari 2019. 6 RENSTRA 2014-2018 Disdamkar dan Penyelamatan Kota Jambi, hal. 26
-
5
Hasil wawancara dari Kasi Rencana Operasi Yuli Sapari, SE,
mengatakan bahwa seharusnya perda No. 04 tahun 2007 mengatur tentang
perubahan yakni lembaga yang berdiri sendiri dengan perubahan menjadi
badan penanggulangan bencana daerah (BPD) Damkar Kota Jambi
menjadi satu bidang dengan BPBD.7
Jadi terdapat kekurangan dari Perda No. 04 Tahun 2007 tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam kebakaran. Serta
kejadian unit pelaksana teknis pemadam kebakaran, dari hasil wawancara
diatas perda tersebut masih perlu dilakukan revisi untuk melakukan
pembaharuan hukum, oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian lebih dalam
mengenai penelitian ini.
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk menyusun skripsi tentang institusi pemadam kebakaran dengan judul
“Efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Kota Jambi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan
sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Efektivitas Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran
Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007
7 Wawancara dengan Yuli Sapari, SE Selaku Kasi Rencana Operasi dan penyelamat
Pemadam Kebakaran Kota Jambi, Pada 28 Januari 2019.
-
6
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam
Kebakaran ?
2. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat Kinerja Pelaksanaan Teknis
Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Pemadam Kebakaran ?
3. Bagaimana upaya dan solusi dalam mengatasi hambatan pelaksana
teknis dinas pemadam kebakaran Kota Jambi ?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan
pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah
penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya
membahas mengenai pelaksana teknis dinas pemadam kebakaran Jambi
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam kebakaran.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya suatu
kejelasan yang dapat dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang
ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui bagaimana pelaksana teknis tentang Dinas Pemadam
Kebakaran Jambi berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 4
Tahun 2007
-
7
b. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembentukan
organisasi dan tata kerja Dinas Pemadam Kebakaran di dalam Peraturan
Daerah Kota Jambi No. 4 Tahun 2007
c. Mengetahui upaya dan solusi dalam mengatasi hambatan pelaksana
teknis dinas pemadam kebakaran Jambi
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
a) Hasil Penelitian ini diharapkan dapat di gunakan sebagai salah satu
referensi bagi pengembangan Ilmu Hukum Tata Negara.
b) Bagi pihak yang terkait dengan penelitian ini dapat mengembangkan
cara merumuskan peraturan daerah agar lebih efektif dalam pelaksanaan
pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam kebakaran di
Jambi.
c) Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu
pengalaman efektivitas unit pelaksana teknis Dinas Pemadam
Kebakaran Jambi berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No 04
Tahun 2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas
pemadam kebakaran
b. Kegunaan Praktis
a) Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata
Satu (S1) di di Fakultas Syari‟ah, Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Siafuddin Jambi.
-
8
b) Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi
dan praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya
yang akan bermamfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian
yang lain.
E. Kerangka Teori
1. Teori Validitas dan Efektivitas Hukum
Hans Kelsen mempersyaratkan hubungan timbal balik antara unsur
validitas dan keefektifan dari suatu kaidah hukum. Menurutnya, sebelum berlaku
secara efektif, suatu norma hukum harus terlebih dahulu valid, karena jika suatu
kaidah hukum tidak valid, maka hakim misalnya tidak akan menerapkan hukum
tersebut, sehingga kaidah hukum tersebut tidak pernah efektif berlaku. Tetapi
sebaliknya adlah benar juga bahwa keefektifan merupakan syarat mutlak bagi
sebuah kaidah hukum yang valid. Karenanya, jika suatu masa karena perubahan
masyarakat, suatu kaidah hukum yang semulanya valid dan efektif berlaku,
kemudian menjadi tidak efektif lagi, maka kaidah hukum tersebut juga kemudian
menjadi tidak lagi valid.8
Meskipun negara berdiri sesungguhnya adalah untuk kepentingan
masyarakat yang mendirikannya. Artinya birokrat sesungguhnya haruslah
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Pelayanan adalah setiap
kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu peroduk secara
8 Munir Fuady, Teori-Teori Besar (Grand Theory: Teori Validitas dan Efektivitas Hukum,
Jakarta; Kencana, 2014 hlm. 116
-
9
fisik9. Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi lansung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
menyediakan kepuasan pelanggan10
. Sementara dalam kamus Bahasa Indonesia
dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara, atau hasil pekerjaan melayani. sedangkan
melayani adalah menyuguhi (orang) dengan makanan atau minuman menyediakan
keperluan orang, mengiyakan, menerima, menggunakan11
.
Sementara itu kata publik berasal dari Bahasa Inggris public yang berarti
umum, masyarakat negara. Kata publik sebenarnya sudah diterima menjadi bahasa
Indonesia baku, pengrtiannya adalah orang banyak12
. Sementara itu Ilmu kencana
mendifinisikan publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan
berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik nilai-nilai
norma yang ada. Oleh karena itu pelayanan publik diartikan sebagai setiap
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang
memiliki kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara
fisik13
.
Pengertian pelayanan publik secara tegas dirumuskan dalam pasal 1 angka
(1) UU No 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah
kegiatan atau rengkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
9 Sampara Lukman, Manajemen Kualitas Pelayanan, Jakarta : STIA LAN Press, 2000,
hlm. 8 10
Ibid, hlm.6 11
J. Sbadodo dan Sultan Muhammad Zain , Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2001, hlm. 781-782 12
Ibid, hlm. 1095 13
Lijian Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan Implementasi,
Bandung: Bumi Akiara, 2006, hlm. 5
-
10
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Dengan demlikian, pelayanan publik adalah
pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara,
dalam hal ini negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan
agar dapat meningkatkan kesejahteraan serta kepuasan masyarakat. Pada
hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Kebutuhan ini harus dipahami bukanlah kebutuhan secara
individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhya diharapkan oleh
masyarakat.
Secara teoritis, tujuan dari pelayanan publik pada dasarnya adalah
memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu di tuntut kualitas
pelayanan prima yang tercermin dari:
a. Transparansi, yakni pelayanan yaang bersifat terbuka, mudah, dan dapat
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan serta disediakan secara
memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima dengan tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan
efektivitas.
-
11
d. Partisipasif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan hak, yakni pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat
dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golonga, status dan lain-lain.
f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan
aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik14
.
2. Pemadam Kebakaran
Pemadam kebakaran juga merupakan bagian dari penyelenggaraan
pelayanan publik dimana dalam setiap tugasnya selalu berhubungan dengan
masyarakat maupun intansi pemerintah lainnya. Sebagai bagian dari pelayanan
publik, pemadam kebakaran mengacu pada UU nomor 25 tahun 2009 tentang
pelayanan publik.
Dalam menjalankan fungsinya hukum memerlukan berbagai perangkat
agar memiliki kinerja yang baik. Salah satu kinerja hukum yang membedakan
dengan kaidah lainnya adalah bahwa hukum memiliki kaidah yang bersifat
memaksa. Artinya apabila azas kaidah hukum dituangkan kedalam sebuah
peraturan perundang-undangan, maka setiap orang diharuskan untuk
melaksanakannya.
3. Peran dan Fungsi Sub Bidang Pemadam Kebakaran
Dalam negara hukum modern, tugas kewenangan pemerintah tidak hanya
menjaga ketertiban dan keamanan, tetapi juga mengupayakan kesejahteraan
14
Ahmad Sudrik Sudrajat dan Juniarso Sudrajat, Hukum Administrasi negara dan
Kebijakan Pelayanan Publik, Bandung: Nuansa 2010, hlm. 20
-
12
umum. Munculnya konsep itu membawa konsekuensi terhadap peranan dalam
pelaksanaan terhadap masyarakatnya lebih dominan.
Untuk melaksanakan fungsi pemerintah, kekuasaan dan kewenangan
sangatlah penting. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata
„wewenang‟ memiliki arti;
a. Hak dan kekuasaan untuk bertindak, kewenangan
b. Kekuasaan membuat keputusan, memerintah dan melimpahkan tanggung
jawab kepada orang lain
c. Fungsi yang boleh dilaksanakan15.
Sedangkan „kewenangan‟ memiliki arti;
a. Hak berwenang
b. Hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu16.
Selain itu, „kekuasaan dalam KBBI memiliki arti‟;
a. Kuasa (untuk mengurus, memerintah dan sebagainya)
b. Kemampuan kesanggupan Daerah (tempat dan sebagainya) yang dikuasai
c. Kemampuan orang atau golongan, untuk menguasai orang atau golongan lain
berdasarkan kewibawaan, wewenang, kharisma atau kekuasaan fisik
d. Fungsi menciptakan dan memantapkan kedamaian, keadilan serta mencegah
dan menindak ketidak damaian atau ketidakadilan17
.
Sedangkan Soerjono menguraikan beda antara kekuasaan dan wewenang
bahwa “setiap kemampuan untuk memengaruhi pihak lain dapat disamakan
kekuasaan, sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau
15
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet I edisi III, Jakarta: Balai Pustaka, hlm. 1272 16
Ibid,. 17
Ibid, hlm. 809
-
13
sekelompok orang, yang mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari
masyarakat”18
.
Kewenangan atau wewenang adalah suatu istilah yang biasa digunakan
dalam lapangan hukum publik. Namun sesungguhnya terdapat perbedaan diantara
keduanya. Kewenangan adalah yang disebut “kekuasaan normal”, kekuasaan yang
berasal dari kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang legislatif dari
kekuasaan eklusif atau administratif. Karena, merupakan kekuasaan dari
segolongan orang tertentu atau kekuasaan terhadap suatu bidang pemerintahan
atau urusan pemerintah yang tertentu yang bulat. Sedangkan wewenang hanya
mengenai suatu bagian tertentu saja dari kewenangan. Kewenangan (autohorith)
adalah hak untuk memberi pemerintah, dan kekuasaan meminta dipatuhi. Adapun
tugas pokok pemadam kebakaran terdiri dari;
1) Pencegahan Kebakaran
Fungsi manajemen dalam pencegahan kebakaran adalah pada pemberian
pelayanan untuk mengantisipasi ancaman bahaya kebakaran dalam bentuk :
a. Pencegahan dalam arti penyiagaan keadaan bangunan dan lingkungan
terhadap bahaya kebakaran
b. Pencegahan dalam arti penyiagaan unit kerja penanggulangan kebakaran
pemadam kebakaran
2) Pemadam Kebakaran
18
Seorjono Soekanto, Pokok-Pokok Psikologi Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003, hlm. 91-92
-
14
Fungsi manajemen dalam pemadam kebakaran adalah pemberian
pelayanan secara tepat, akurat dan efesien mulai dari informasi kebakaran
diterima sampai api padam.
1. Perlindungan Jiwa, harta benda dari kebakaran dari bencana lain
Fungsi manajemen dalam penyelamatan adalah pemberian pelayanan
adalah untuk memperkecil korban dan kerugian harta benda akibat kebakaran dan
bencana lainnya
2. Pembinaan Masyarakat
Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat dalam ragka
meningkatkan partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam mengatasi ancaman
bahaya kebakaran.
3) Penilaian Kinerja
Kinerja (performance) pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak
dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan menurut Mathis dan Jackson (2006)
yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen kuantitas dari hasil,
kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran (disiplin kerja),
kemampuan bekerja-sama19
.
Sedangkan menurut The Dictionary of Human Resourcesand Personnel
Management (2006) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah suatu
pengukuran kualitas pekerjaan seseorang karyawan dalam menyelesaikan
tugasnya. Mathis dan Jackson (2006) secara komprehensif menjelaskan sistem
19
Tulus Pinta Raja Situmeang dkk, Strategi Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara
Pada Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Tengah, Jurnal Ilmiah, research sains vol.-3 No. I Februari 2017, hlm. 3-4
-
15
manajemen kinerja adalah usaha untuk mengidentifikasi, mengukur, mendorong,
meningkatkan, mengevaluasi, dan memberi penghargaan terhadap karyawan20
.
Sementara, pengertian kinerja khusus untuk Aparatur Sipil Negara
dirumuskan oleh Silalahi (2011) bahwa kinerja PNS adalah prestasi kerja atau
hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh orang yang telah
diserahi tugas dalam suatu jabatan dalam negeri dalam rangka mencapai tujuan
organisasi dan memberikan kontribusi pada rakyat.
4) Mempengaruhi Penilaian Kinerja
Mangkunegara (dalam Silalahi, 2011) mengemukakan faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi
(motivation).
a. Faktor Kemampuan (Ability)
b. Faktor Motivasi (Motivation)
Lebih lanjut Mangkunegara (dalam Silalahi, 2011) mengemukakan faktor
penentu prestasi kerja adalah faktor individu yakni secara psikologis, individu
yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi
psikis (rohani) dan juga fisiknya (jasmani). Dengan adanya integritas tinggi antara
fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang
baik.
Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk
mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam
20
Ibid,.
-
16
melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan
organisasi.
Selanjutnya adalah Faktor Lingkungan Organisasi adalah uraian jabatan
yang jelas, otoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi
kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis,
peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai. Sekalipun, jika faktor
lingkungan organisasi kurang menunjang, maka bagi individu yang memiliki
tingkat kecerdasan pikiran memadai dengan tingkat kecerdasan emosi yang baik,
sebenarnya ia tetap dapat berprestasi dalam bekerja. Hal ini bagi individu tersebut,
lingkungan organisasi itu dapat diubah bahkan dapat diciptakan oleh dirinya serta
merupakan pemacu (motivator), tantangan bagi dirinya dalam berprestasi di
organisasi.
5) Keterampilan
Keterampilan Kerja menurut Hasibuan (dalam Yanuardi, 2013) merupakan
kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas yang ditugaskan kepadanya.
Keterampilan disini mencakup keterampilan teknikal, keterampilan personal dan
keterampilan konseptual, seperti kecakapan untuk memanfaatkan kesempatan,
kecermatan, menggunakan sumberdaya yang dimiliki perusahaan dalam mencapai
tujuan. Dalam aplikasinya, keterampilan terbagi2 (dua), yakni keterampilan lunak
dan keterampilan nyata.
6) Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja adalah sarana pendukung dalam aktivitas perusahaan
berbentuk fisik, dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, memiliki
-
17
jangka waktu kegunaan yang relatif permanen dan memberikan manfaat untuk
masa yang akan datang. Fasilitas kerja sangatlah penting bagi perusahaan, karena
dapat menunjang kinerja karyawan, seperti dalam penyelesaian pekerjaan.
Berdasarkan definisi Fasilitas Kerja di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
fasilitas kerja adalah salah satu sarana pendukung untuk menciptakan motivasi
kerja terhadap kinerja pegawai.
Fasilitas kerja merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan
efektivitas di perusahaan. Fungsi peralatan memberikan kemudahan dalam
melakukan suatu pekerjaan, agar tercapai efektivitas kerja. Tidak dapat disangkal
lagi, bahwa fasilitas berupa peralatan kerja sangat diperlukan dalam membina
prosedur dan tata kerja Perusahaan, mempermudah pekerjaan, menghemat waktu,
tenaga dan pikiran manusia dalam melaksanakan tugas–tugas rutin dan insidentil
yang harus dihadapi dalam menyelesaikan berbagai macam tugas kantor.
Menurut Hartanto (dalam Jamil, 2013) karakteristik dari sarana pendukung
dalam proses aktivitas perusahaan adalah :
a. Mempunyai bentuk fisik
b. Dipakai atau digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan
c. Mempunyai jangka waktu kegunaan relatif permanen lebih dari satu periode
akuntansi atau lebih dari satu bulan.
d. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang
Fasilitas kerja merupakan salah satu pendorong untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan efisien. Perkembangan teknologi yang semakin maju menuntut
manusia untuk bertindak cepat dalam melakukan sebuah pekerjaan, oleh sebab itu
-
18
setiap fasilitas kantor yang disediakan harus dapat dikuasai oleh pegawai.Peranan
fasilitas sangat dibutuhkan untuk memperlancar proses pekerjaan pegawai dalam
mengerjakan seluruh pekerjaan kantor21
.
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu;
Pertama, penelitian ini dilakukan oleh Tulus Raja Situmeang, Harmein
Nasution, & Suwito dari jurnalnya yang berjudul “Strategi Peningkatan Kinerja
Aparatur Sipil Negara Pada Dinas Kebersihan Pertamanan & Pemadam
Kebakaran Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah”. Penelitian ini mengkaji
kinerja PNS khususnya dalam menyelenggarakan pelayanan publik di Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara di Pematangsiantar
serta untuk melihat fenomena seperti apa yang terjadi ditengah-tengah lingkungan
kerja PNS. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif.22
Kesimpulan yang diperoleh bahwa PNS yang berada di Unit Pelaksana
Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara di Pematang siantar telah
melakukan kerjanya dengan baik sehingga menghasilkan kinerja yang maksimal
pula. Mayoritas masyarakat yang pernah mempergunakan layanan jasa di Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara di Pematang siantar
mengaku telah mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Responsivitas,
responbilitas, akuntabilitas, kualitas layanan, ketepatan waktu dalam melakukan
21
Ibid, hlm. 8 22
Ibid.,
-
19
pekerjaan, kebenaran hasil pekerjaan dan produktivitas PNS dinilai telah
maksimal dilakukan PNS dalam melakukan tugasnya. 23
Kedua, dari penelitian ini dilakukan oleh Agung Rizky Ariyo Putro dari
skripsinya yang berjudul “Peran dan Fungsi Pemadam Kebakaran Berdasarkan
Pasal 21 Ayat 2 Peraturan Bupati No.20 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran
Kabupaten Sanngau”. Universitas Tanjung Pura, Tahun 2012. Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan metode penelitian hukum sosiologis (sosio legal-
research) dengan pendekatan deskriptif analitis yaitu dengan menggambarkan
keadaan yang sebenarnya terjadi pada saat penelitian dilakukan. Kemudian
menganalisis fakta dan data tersebut untuk memperoleh kesimpulan terakhir24
.
Kesimpulan Penelitian ini bahwa dalam kenyataannya, tugas dan subbidang
pengendalian kebakaran Kabupaten Sanggau dirasa begitu berat jika melihat dari
substansinya yang hanya diletakkan dalam subbidang pada bagian Badan
Lingkungan hidup, kebersihan dan pemadam kebakaran. Sehingga menyulitkan
pemadam kebakaran dalam kelangsungan kelancaran operasi atau kinerjanya.25
Ketiga, dari penelitian Yayan Rudianto dari jurnalnya yang berjudul
“Implementasi Kebijakan Penyusuanan Penetapan Standar Pelayanan Minimal
Pada dinas Kebersihan, Pertamanan, & Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi.”
Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Data yang ada yang
berkaitan dengan penetapan dan penyusunan standar pelayanan minimal, terutama
23
Ibid, hal. 8-9. 24
Agung Rizky Ariyo Putro, Peran dan Fungsi Pemadam Kebakaran Berdasarkan Pasal
21 Ayat 2 Peraturan Bupati No.20 Tahun 2008..., hlm. 22 25
Ibid, hal. 74.
-
20
data sekunder yang terdapat di lingkungan Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan
Pemadam Kebakaran penulis survei. Kegiatan survei ini dilakukan setelah
masalah penelitian dipilih.26
Terdapat dua fungsi Penyelenggaraan pemerintahan yakni fungsi
pengaturan (regulation) dan fungsi pelayanan (services). Kedua fungsi ini masih
belum konsisten dijalankan pemerintah daerah. Peraturan yang dibuat berbeda
dengan peraturan di atasnya, padahal pemerintah daerah bisa langsung
mengimplentasikan dalam bentuk program, atau melalui formulasi kebijakan
derivat atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan
Standar Pelayanan Minimal, Bab VI Pelaporan, Pasal 16, (1) Bupati/Walikota
menyusun dan menyampaikan laporan umum tahunan kinerja penerapan dan
pencapaian SPM kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur. Namun dalam
pelaksanaan masih terdapat perbedaan bidang tugas dan SKPD yang harus
mempersiapkan penyusunan laporan tersebut, salah satunya adalah antara Dinas
Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran dengan Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bekasi.27
Penyelenggaraan pelayanan publik yang seharusnya berkualitas, oleh
sebab kesalahan memaknai kebijakan publik juga terpengaruh. Kinerja pelayanan
publik Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran tidak bisa
digambarkan secara utuh karena sebagian pekerjaan yang harus dilaporkan telah
menjadi tugas Dinas Pekerjaan Umum. Keterkaitan dua fungsi ini sangat kuat.
26
Yayan Rudianto, Implementasi Kebijakan Penyusuanan Penetapan Standar Pelayanan..
hal. 54 27
Ibid, hal. 78
-
21
Tugas pemerintah daerah adalah menjalankannya secara konsisten agar formulasi
kebijakan publik sesuai dengan kehendak publik dan penyelenggaraan pelayanan
publik yang berkualitas dapat tercapai.28
Adapun yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh penelitian
terdahulu yaitu penelitian terdahulu lebih terfokus: Pertama oleh Tulus Raja
Situmeang, Harmein Nasution, & Suwito, penelitian ini mengkaji kinerja PNS
khususnya dalam menyelenggarakan pelayanan publik di Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pendapatan Provinsi SumateraUtara di Pematangsiantar serta untuk melihat
fenomena seperti apa yang terjadi ditengah-tengah lingkungan kerja PNS. Kedua
oleh Agung Rizky Ariyo Putro, fokus kepada efektivitas peran dan fungsi
pemadam kebakaran berdasarkan Pasal 21 Ayat 2 Peraturan Bupati Nomor 20
Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan
Hidup, Kebersihan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sanggau. Ketiga,
penelitian oleh Yayan Rudianto, dengan fokus pada Implementasi Kebijakan
Penyusuanan Penetapan Standar Pelayanan Minimal Pada dinas Kebersihan,
Pertamanan, & Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi.
28
Ibid, hal. 79
-
22
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Jambi.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian 01 Februari s.d 01 Agustus 2019.
B. Pendekatan Penelitian
Penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan yang
bersifat yuridis normatif dari tataran dogmatik dan teori hukum. Hal ini
dimaksudkan untuk mempelajari kaidah atau asas-asas hukum yang
berhubungan langsung dengan efektivitas unit pelaksana teknis dinas pemadam
kebakaran Jambi berdasarkan peraturan daerah Kota Jambi Nomor 04 tahun
2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam kebakaran.
Untuk memperoleh gambaran tentang objek yang diteliti, serta dalam
usaha untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang telah dijabarkan
sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan di sajikan dalam bentuk deskriptif
analitis. Secara deskriptif akan dibahas mengenai objek yang akan diteliti,
dalam hal ini mengenai efektivitas unit pelaksana teknis dinas pemadam
kebakaran Jambi berdasarkan peraturan daerah Kota Jambi Nomor 04 tahun
2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam kebakaran.
Maka kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini
-
23
adalah dengan mempergunakan asas-asas hukum yang ada dan melakukan
sinkronisasi terhadap peraturan perundangan-undangan yang terkait terhadap
permasalahan peneliti.
C. Jenis dan Sumber Data
Penelitian yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah Jenis
penelitian lapangan ( field research) studi lapangan adalah pengamatan secara
langsung dilapangan yang dilandasi pengalaman dan pengetahuan teoritis
untuk menggali dan mengumpulkan data di Unit Pelaksana Teknis Inas
Pemadam Kebakaran Kota Jambi. Menggunakan juga penelitian hukum
normatif yang bersandar pada ketentuan peraturan perundang-undangan.29
Jenis penelitian ini, diambil sesuai dengan objek penelitian yang dikaji
melalui pendekatan kualitatif. Kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif.
Oleh karena itu Pengumpulan data ini, Penulis menggunakan metode yang
sifatnya deskriptif-analisis. Yang dimaksud dengan deskriptif adalah
menggambarkan karakteristik dan fenomena yang terdapat dalam Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran. Dengan kata lain karakter dan
fenomena yang diuji ialah Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran
Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran,
mengenai Efektivitasnya. Adapun analisis disini adalah analisis dalam
pengertian Fundamentalis, yakni meneliti Landasan yang melatar belakangi
Efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tersebut.
29
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986, hlm. 43
-
24
1. Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis akan memperoleh data dari tiga sumber
yaitu :
a. Data Primer
Data Primer merupakan bahan hukum yang bersifat otoratif, artinya
mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-
undangan (PERDA), catatan resmi atau risalah dalam pembuatan peraturan
daerah. Bahan hukum primer yang digunakan adalah Peraturan Daerah No. 04
Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam
Kebakaran”. Data yang berkaitan dengan fokus penelitian dan merupakan hasil
dari pengumpulan peneliti sendiri selama berada dilokasi penelitian. Data-data
tersebut merupakan bahan analisis utama yang digunakan dalam penelitian ini
yang berupa hasil wawancara dan pengamatan pada Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi
Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pemadam Kebakaran”.
b. Sekunder dan Tertier
Data Sekunder merupakan bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis
dan digunakan sebagai informasi pendukung dalam analisis data primer. Data
Sekunder juga adalah data penunjang yang diperoleh melalui pengumpulan data
dari hasil observasi dari penulis, serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data
sekunder karena dalam penelitian ini diperoleh dari teknik data ini terhadap
berbagai literatur kepustakaan, publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks,
kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum tentang permasalahan penelitian yaitu:
Efektivitas unit pelaksana teknis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran. Studi pustaka ini
-
25
dimaksudkan dapat menjadi dasar penyusunan desain penelitian, kerangka
pemikiran atau proses penulisan.
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun
jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan melalui
observasi dan wawancara dilokasi penelitian, data primer yang dimaksud 7
orang dari pihak Dinas Damkar Kota Jambi yang terkait dengan Penelitian
Ini.
b. Data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data30
. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala
data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan
melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik
yang berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang
berhubungan dengan objek penelitian.
D. Unit Analisis Data
Unit analisis dalam penulisan skripsi ini perlu dicantumkan apabila
penelitian tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi
dan sampel. Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah
maupun organisasi swasta atau sekelompok orang.31
Unit analisis data dalam penulisan skripsi ini adalah organisasi di dinas
pemadam kebakaran Jambi yaitu unit pelaksana teknis dinas pemadam kebakaran
Jambi. Penetapan unit analisis ini didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Jambi
30
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18. 31
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS Jambi,
2012), hlm. 62.
-
26
No. 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pemadam Kebakaran.
Penelitian yang dilakukan tidak menggunakan populasi dan sampel,
namun hanya menggunakan dokumen-dokumen dari masyarakat dan pihak terkait
dan informasi-informasi yang berasal dari masyarakat atau pihak pelaksana
teknis dinas pemadam kebakaran Kota Jambi Informasi yang didapat melalui
wawancara dari narasumber jadi keseluruhan informannya berjumlah 3 orang
E. Instrumen Pengumpulan Data
Pada tahap ini tiga macam metode yang digunakan dalam
mengumpulkan data, yaitu:
a. Observasi Partisipan
Observasi Partisipan yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan langsung dilapangan dengan objek yang diteliti.
Observasi yang digunakan adalah Observasi Partisipan karena pengamatan
dilakukan langsung, ikut terlibat dan mencatat langsung terhadap objek
penelitian. Observasi yang peneliti lakukan yaitu dengan mengamati
kegiatan-kegiatan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Jambi.
b. Wawancara (interview).
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data atau
wawancara mendalam (indept interview) untuk mendapatkan informasi
mengenai Efektivitas unit pelaksana teknis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tentang
-
27
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran, peneliti
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dalam
penelitian ini, informan yang diwawancarai adalah:
1) Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Jambi
2) Kasi Rencana Operasi dan penyelamat Pemadam Kebakaran Jambi
3) Kasi Operasional dan penyelamat Pemadam Kebakaran Jambi
c. Studi dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk menghimpun berbagai data sekunder yang
memuat informasi tertentu yang bersumber dari dokumen-dokumen yaitu :
berupa data foto dan laporan Tahunan kejadian kebakaran di Kota Jambi dan
Dokumen lainya yang tertulis yang berkaitan dengan kinerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Pemadam Kebakaran”.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan analisis kualitatif, pendekatan isi
(Content Analisis), yang menekankan pada pengambilan kesimpulan dan analisa
yang bersifat deskriptif-deduktif. Seluruh data diperoleh akan diklasifikasikan dari
bentuk yang bersifat umum, kemudian dikaji dan diteliti selanjutnya ditarik
-
28
kesimpulan yang mampu memberikan gambaran spesifik dan relevan mengenai
data tersebut.32
Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain.33
Sehingga mudah dipahami
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil
kesimpulan lalu diverifikasi.
a. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan.
b. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau
menyajikan data Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang
paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini
peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan
mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang
telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber
pustaka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.
32
Bambang Sunggono, metodologi penelitian hukum, jakarta: Raja Grafido Persada, 2005,
hal. 125 33
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.
-
29
c. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.34
Kesimpulan dalam
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan
penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan
lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik
kesimpulan dari Efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran
Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran, serta Faktor
Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Teknis Dinas Pemadam Kebakaran
Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
34
Ibid, hlm. 252.
-
30
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan, mencakup Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan
Penelitian, Kerangka Teori dan Tinjauan Pustaka.
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup: Tempat dan
Waktu Peneltian, pendekatan Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Instrumen
Pengumpulan Data, Teknik Analisi Data, dan Sistematika Penulisan
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum mengenai lokasi penelitian:
Demografi Uumum dan Historis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi, Visi dan
Misi, Sarana dan Prasarana Dinas Pemadam Kebakaran Jambi.
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian yaitu Efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04
Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam
Kebakaran, serta Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Teknis Dinas
Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04
Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam
Kebakaran.
BAB V penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, serta
dilengkapi dengan Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae
-
31
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Selayang Pandang Pemadam Kebakaran Kota Jambi
Dasar Pembentukkan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam
Kebakaran Kota Jambi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana. Selanjutnya diatur dengan Permendagri
No. 46 tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD. Tujuan di
bentuknya Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Kota Jambi
adalah :
1. Memberikan perlindungan kepada masayarakat dari ancaman bencana
2. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada.
3. Menjamin terselenggaranya penanggulang bencana secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.
4. Menghargai budaya lokal.
5. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan kedermawanan
6. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Kota Jambi merupakan daerah yang sangat rentan terhadap bencana
diantaranya Kebakaran, Banjir dan Angin Puting Beliung. Dari berbagai macam
bencana yang pernah terjadi dan pengalaman penanggulangan bencana masih
terkesan kurang optimal aparat pemerintah dilihat dari segi fasilitas maupun
personil yang tersedia serta kurang pemahaman masyarakat terhadap bencana.
-
32
Oleh karena itu perlu disusun pemahaman dan langkah yang sama secara
terencana, terpadu, terkoordinir, cepat dan tepat dalam penanggulangan bencana.35
1. Visi dan Misi
1) Visi
“Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Kota Jambi
yang Siaga, Tanggap dan Berdaya terhadap Bencana”
Makna pernyataan Visi BPB dan Damkar Kota Jambi di atas adalah :
a. BPB dan Damkar Kota Jambi adalah Institusi pemangku kepentingan
Penyelenggaraan atas Penanggulangan Bencana di wilayah Kota Jambi.
b. Siaga adalah BPB dan Damkar Kota Jambi selalu mempersiapkan diri
pra bencana baik personil maupun sarana dan prasarananya.
c. Tanggap artinya BPB dan Damkar Kota Jambi yang memiliki kecepatan
dan ketepatan dalam memberikan pelayanan penanggulangan bencana.
d. Berdaya artinya BPB dan Damkar Kota Jambi mempunyai kekuatan,
kemampuan, kecepatan, dan ketangguhan dalam menanggulangi
bencana.
e. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
35
Sambutan Kepala BPB dan DAMKAR Kota di akses Rabu, 10 Juli 2019 di
Jambihttps://bpb-damkar.jambikota.go.id/index.php/sambutan-kepala-badan
-
33
2) Misi
a. Memberikan pelayanan prima dalam bidang pencegahan,
penanggulangan dan penyelamatan korban bencana.
b. Meningkatkan kwalitas dan kuantitas SDM aparatur dan personil
satuan tugas.
c. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat, swasta dan Instansi
Pemerintah dalam bidang pencegahan, penanggulangan,
penyelamatan dan Rekondisi korban bencana.
Meningkatkan penyediaan bahan logistik, sarana dan prasarana
kebencanaan.
Membangun Sistem Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang
terencana, terkoordinasi, menyeluruh dan berkelanjutan.36
36
Visi dan misi BPB dan Damkar Kota Jambi di akses Rabu, 10 Juli 2019 di
Jambihttps://bpb-damkar.jambikota.go.id/index.php/sambutan-kepala-badan
-
34
B. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan Kota Jambi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukkan dan Susunan Perangkat Daerah. Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan Kota Jambi merupakan perangkat daerah sebagai unsur pendukung
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Susunan organisasi
badan, terdiri dari: Susunan Organisasi terdiri atas37
:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahi :
1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan ;
2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ;
c. Bidan Pencegahan dan Peran Serta Masyarakat terdiri atas :
1) Seksi Pencegahan ;
2) Seksi Pendidikan dan Pelatihan ;
3) Seksi Peran Serta Masyarakat.
d. Bidang Sarana, terdiri atas :
1) Seksi Pengadaan;
2) Seksi Pergudangan dan Pendistribusian ;
3) Seksi Pengendalian Sarana.
e. Bidang Operasi dan Penyelamatan, terdiri atas :
1) Seksi Rencana Operasional ;
37
Renstra 2014-2018 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi, hal. 7
-
35
2) Seksi Operasional dan Penyelamatan ;
3) Seksi Investigasi dan Sistem Proteksi Kebakaran Kota.
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Secara lengkap Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
Kota Jambi, disajikan pada Gambar 2.1. berikut ini :38
Gambar II.1 Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan Kota Jambi
Sumber : Dokumen RENSTRA 2014-2018 Disdamkar dan Penyelamatan Kota Jambi
38
Ibid, hal.8
Kepala
Kelompok
Jabatan
Fungsional
Bidang pencegahan
dan peran serta
masyarakat
Sekretariat
Seksi Kepegawaian
Seksi Peran Serta
Masyarakat
Seksi Pendidikan
dan Latihan
Sub Bag
perencanan
Sub bagian umum
dan kepegawaian
Bidang Sarana
Bidang operasi
kebakaran dan
penyelamatan
Seksi Pengadaan
Seksi pergudangan
dan distribusi
Seksi pengendalian
sarana
UPTB
Seksi rencana
operasi
Seksi operasional
dan penyelamatan
Seksi Investigasi
dan sistem proteksi
kebakaran kota
-
36
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang penanggulangan
bencana dan pemadam kebakaran serta tugas pembantuan. Dalam melaksanakan
tugas tersebut di atas, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi
mempunyai fungsi 39
:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pencegahan, penanggulangan dan
penyelamatan pemadam kebakaran dan bencana lainnya;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pencegahan, penanggulangan dan penyelamatan pemadam kebakaran dan
bencana lainnya;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup bidang
pencegahan, penanggulangan dan penyelamatan pemadam kebakaran dan
bencana lainnya;
d. penyelenggaraan pendataan, pemetaan, pencegahan, pengawasan,
pengendalian, penanggulangan dan penyelamatan di bidang pemadam
kebakaran dan bencana lainnya;
e. pemberian rekomendasi kelaikan bangunan terhadap antisipasi ancaman
bencana kebakaran dan bencana lainnya;
f. pengkoordinasian hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta
dan masyarakat untuk kepentingan pelaksanaan tugas;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
39
Ibid,.
-
37
fungsinya.40
Berdasarkan penjelasan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016, Dinas
Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi mempunyai fungsi
koordinasi, komando dan pelaksana dalam penanggulangan bencana. Dalam
fungsi koordinasi, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan melakukan
koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal yang
ada di daerah, lembaga usaha, dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra
bencana dan pasca bencana. Pada fungsi komando, Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penyelamatan Kota Jambi melaksanakan penanggulangan bencana dengan
pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lain
yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. Sedangkan pada
fungsi pelaksana, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi
melaksanakan penanggulangan bencana secara terkoordinasi dan terintegrasi
dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya di daerah, instansi vertikal yang
ada di daerah dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan
bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain fungsi dimaksud,
secara khusus di Kota Jambi penanganan pemadaman kebakaran menjadi salah
satu fungsi yang ada di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi
yang semula fungsi ini berada pada SKPD Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Jambi.41
40
Ibid, hal. 9 41
Ibid, hal. 9-10
-
38
Adapun tugas pokok dan fungsi dari organisasi Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan Kota Jambi adalah sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Walikota dalam memimpin,
mengkoordinasikan dan mengendalikan kebijakan Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penyelamatan Kota Jambi. Terintegrasi yang meliputi prabencana, saat
tanggap darurat dan pasca bencana. Dalam melaksanakan tugasnya mempunyai
fungsi :
a. Pengkoordinasian penyelenggaraan penanggulangan bencana dan Pemadam
Kebakaran;
b. Pengkomandoan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan Pemadam
Kebakaran;
c. Pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dan Pemadam
Kebakaran.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas dibantu oleh :
1) Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas membantu dan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas kesektretariatan yang meliputi ;
a. Urusan umum dan kepegawaian, keuangan dan perencanaan; dan
b. Tugas lain yang duberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai
fungsi :
-
39
a. Penyusunan rencana kegiatan dan standar operasional prosedur dinas
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. penyelenggaraan, pembinaan ketatausahaan dan kepegawaian;
c. penyelenggaraan dan pengelolaan Inventarisasi barang;
d. penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi keuangan;
e. penghimpunan bahan pelaksanaan program rencana kerja dari bidang-
bidang guna penyusunan laporan tahunan;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, sekretariat
dipimpin oleh seorang sekretaris dan dibantu oleh :
a) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
Mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan
program dibidang pemadam kebakaran dan penyelamatan, dengan rincian tugas
sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja dan standar operasional prosedur sub bagian
perencanaan dan keuangan.
b. menghimpun bahan dan menyusun rencana strategis dinas;
c. menghimpun bahan dan menyusun rencana kerja dan anggaran (RKA) dan
dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dinas oleh unit kerja dinas pemadam
kebakaran dan penyelamatan ;
d. melakukan pengawasan melekat, budaya kerja dan laporan kinerja baik
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) dan laporan akuntabilitas
-
40
kinerja instansi pemerintah (LAKIP) sebagai bahan pertanggungjawaban dan
masukan bagi pemerintah daerah;
e. melakukan konsultasi pelaksanaan kegiatan dengan unit/instansi atau lembaga
terkait untuk mendapatkan masukan dalam kelancaran pelaksanaan tugas;
f. merencanakan dan melaksanakan pengelolaan pusat komando operasi
penanggulangan dan penyelamatan bencana kebakaran;
g. mengoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan
dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) sekretariat;
h. melaksanakan ketatausahaan dan laporan keuangan;
i. menyelenggarakan pembukuan, perbendaharaan dan kas baik APBN, APBD
provinsi dan APBD kota jambi;
j. menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan dan melaporkan
penerimaan retribusi edinas pemadam kebakaran dan penyelamatan;
k. merencanakan kebutuhan biaya penyelenggaraan operasional dinas;
l. menerima dan meneliti kelengkapan serta memproses surat permintaan
pembayaran (SPP) yang diajukan oleh bendahara;
m. menerima dan meneliti/menguji kelengkapan persyaratan tagihan pengeluaran
belanja;
n. menghimpun bahan dan menyusun bahan pertanggungjawaban keuangan
dinas;
o. merencanakan kebutuhan biaya penyenggaraan, konsultasi, perjalanan dinas
dalam dan luar negeri;
-
41
p. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan serta pelaksanaan
tugas kedinasan lainnya sesuai dengan tupoksi untuk dipergunakan sebagai
bahan masukan pemerintah daerah;
q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugasnya.
b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan kepegawaian mempunyai tugas membantu
Sekretaris dalam melaksanakan urusan umum dan kepegawaian, dengan rincian
tugas sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja dan standar operasional prosedur sub bagian umum
dan kepegawaian;
b. melaksanakan ketatausahaan, kepegawaian, kearsipan, perlengkapan kantor
dan kerumahtanggaan dinas untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
c. menyusun, meneliti dan meregistrasi keputusan kepala dinas;
d. menyiapkan dan menyusun rancangan keputusan Walikota Jambi;
e. menyusun analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan dan uraian tugas
terhadap seluruh jabatan pada dinas pemadam kebakaran dan penyelamatan;
f. menyusun standar operasional prosedur pada dinas pemadam kebakaran dan
penyelamatan;
g. melaksanakan adiministrasi dan surat menyurat kedinasan serta operasional
kendaraan dinas;
h. menyelenggarakan pembukuan dan pelaporan barang-barang inventaris baik
aset milik daerah/pusat;
-
42
i. menyiapkan rencana kebutuhan, pengembangan aparatur dan mutasi pegawai
di lingkungan dinas pemadam kebakaran dan penyelamatan;
j. memberikan layanan informasi/humas dan protokol kepada masyarakat/pihak
terkait secara transparan atau akurat;
k. menempatkan satuan tugas, pengemudi, teknisi/mekanik untuk operasional
pencegahan dan penanggulangan serta penyelamatan bencana kebakaran dan
bencana lainnya;
l. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan. melaksanakan
tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
2) Bidan Pencegahan dan Peran Serta Masyarakat
a. Bidang pencegahan dan peran serta masyarakat berkedudukan sebagai
unsur pembantu kepala dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi
sesuai dengan bidangnya;
b. Bidang pencegahan dan pean serta masyarakat dipimpin oleh kepala
bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala
dinas melaui sekretaris;
c. Kepala bidang pencegahan dan peran serta masyarakat mempunyai tugas
membantu kepala dinas dalam melaksanakan tugas dibidang pencegahan
dan peran serta masyarakat yang meliputi :
d. Pendataan, pemetaan, pemeriksaan, pencegahan, pengawasan, diklat,
penyuluhan dan peragaan; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
-
43
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidan Pencegahan dan Peran
Serta Masyarakat mempunyai tugas antara lain :
a. penyusunan rencana kerja dan standar opersional prosedur bidang
pencegahan dan peran serta masyarakat;
b. pembagian tugas, memberi petunjuk teknis, memeriksa hasil kerja
bawahan agar tercapai efektivitas pelaksanaan tugas;
c. pengkoordinasian dan melaksanakan kebijakan bidang pencegahan dan
peran serta masyarakat meliputi pendataan, pemetaan, pemeriksaan,
pengawasan dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman
bahaya untuk mengurangi dan menghilangkan resiko bahaya kebakaran
dan bencana lainnya;
d. pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencegahan pada tahap
kebakaran dan bencana lainnya;
e. pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi dan lembaga terkait dalam
rangka pencegahan pada kebakaran dan bencana lainnya;
f. penyusunan standar teknis pencegahan, penanggulangan dan penyelamatan
dari bencana kebakaran dan bencana lainnya;
g. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran,
kepedulian, kemampuan dan peran serta masyarakat dalam menghadapi
bencana kebakaran dan bencana lainnya;
h. pemantauan, mengevaluasi dan analisis laporan tentang pelaksanaan
kebijakan di bidang pencegahan dan peran serta masyarakat pada pra
kebakaran dan prabencana lainnya;
-
44
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, Bidang
Pencegahan, Kesiapsiagaan Kebakaran dibantu oleh :
(1) Seksi Pencegahan
Seksi Pencegahan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Pencegahan dan peran serta masyarakat dalam urusan pencegahan, dengan rincian
tugas sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan dan standar operasional prosedur seksi
pencegahan;
b. menyusun bahan kebijakan teknis upaya pencegahan kebakaran dan
bencana lainnya;
c. melaksanakan kegiatan pencegahan kebakaran dan bencana lainnya
meliputi pendataan, pemetaan, pengawasan dan pengenalan terhadap
sumber bahaya atau ancaman bencana kebakaran dan bencana lainnya
untuk mengurangi dan menghilangkan resiko bahaya kebakaran dan resiko
bahaya bencana lainnya;
d. menyiapkan bahan pertimbangan terhadap perancangan keselamatan
kebakaran bangunan gedung serta pengangkutan dan pergudangan bahan
berbahaya;
e. memberikan peringatan dini kepada masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana kebakaran dan bencana lainnya pada suatu tempat
secara langsung atau melalui media cetak maupun elektronik;
-
45
f. melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencegahan dan
mitigasi pada tahap prakebakaran dan prabencana lainnya;
g. Melaksanakan hubungan kerja dengan instansi dan lembaga terkait di
bidang pencegahan dan mitigasi pada prakebakaran dan prabencana
lainnya;
h. menyusun standar teknis pencegahan dan mitigasi kebakaran dan bencana
lainnya berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan untuk pedoman
pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran dan bencana lainnya;
i. memantau, mengevaluasi dan analisis laporan tentang pelaksanaan
pencegahan dan mitigasi kebakaran pada prakebakaran dan prabencana
lainnya;
j. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan;
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik sesuai
dengan bidang tugasnya.
(2) Seksi Pendidikan dan Pelatihan
Mempunyai tugas membantu Kepala Bidan Pencegahan dan Peran Serta
Masyarakat dalam melaksanakan urusan pendidikan dan pelatihan, dengan rincian
tugas sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan dan standar operasional prosedur Seksi
Pendidikan dan Pelatihan;
b. melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan serta pembinaan personil
pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya dilingkungan
dinas;
-
46
c. melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan pencegahan,
penanggulangan dan penyelamatan pemadam kebakaran dan bencana lainnya
untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, kemampuan, dan kesiapsiagaan
personil, masyarakat, instansi pemerintah/swasta serta kalangan dunia usaha
dalam menghadapi bencana kebakaran dan bencana lainnya;
d. menyusun standar teknis kediklatan berdasarkan pedoman yang telah
ditetapkan untuk diklat pencegahan dan penanggulangan pemadam kebakaran
dan bencana lainnya;
e. memantau, mengevaluasi dan analisis laporan tentang pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan;
f. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan,
g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya.
(3) Seksi Peran Serta Masyarakat (PERTAMAS)
Mempunyai tugas membantu kepala bidang pencegahan dan peran serta
Masyarakat dalam melaksanakan urusan pembinaan dan pengembangan peran
serta masyarakat dalam pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana
lainnya, dengan rincian tugas sebagai berikut;
a. menyusun rencana kegiatan dan standar operasional prosedur seksi peran
serta masyarakat;
b. menyusun bahan kebijakan teknis pengelolaan informasi dan publikasi
pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya;
-
47
c. melaksanakan kegiatan pelayanan dan pelaksanaan tindak lanjut
pengaduan masyarakat;
d. melaksanakan publikasi kegiatan dinas dan mengelola website dinas;
e. melaksanakan kegiatan peningkatan ketahanan masyarakat lingkungan
terhadap bahaya kebakaran dan bencana lainnya;
f. memfasilitasi pembentukan, pembinaan dan pengembangan sitem
keselamatan kebakaran dan bencana lainnya yang berbasis lingkungan
(SKKL);
g. melaksanakan kegiatan penyuluhan pencegahan dan pemadaman
kebakaran serta penanggulangan bencana lainnya;
h. melaksanakan kegiatan penyediaan, pembinaan dan pendayagunaan serta
pendokumentasian kegiatan korps music;
i. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan,
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya.
3) Bidang Sarana42
1) Bidang sarana berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala dinas dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya;
2) Bidang sarana dipimpin oleh kepala bidang yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada kepala dinas melalui sekretaris;
3) Kepala bidang sarana mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam
melaksanakan tugas dibidang sarana yang meliputi :
42
Ibid, hal. 18
-
48
a. koordinasi perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan ditribusi;
b. pengendalian sarana pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana;
dan
c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Sarana mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana dan program kerja serta standar opersional prosedur
di bidang sarana;
b. penyusunan bahan standarisasi sarana pemadaman kebakaran dan
penanggulangan bencana lainnya;
b. penyusunan rencana kebutuhan dan pengadaan sarana pemadaman
kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya;
c. pengkoordinasi hubungan kerja dengan instansi dan lembaga terkait serta
pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik;
d. penyimpanan, pencatatan/pembukuan dan penyaluran sarana pemadaman
kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya;
e. pelaksanaan kegiatan pengendalian penggunaan sarana pemadaman
kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya;
f. pemberian data dan informasi mengenai ketersedian dan kondisi sarana
pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
-
49
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, Bidang
Sarana dibantu oleh :
1) Seksi Pengadaan
Seksi Pengadaan mempunyai tugas membantu kepala bidang sarana dalam
urusan kegiatan proses pengadaan sarana pemadaman kebakaran dan
penanggulangan bencana, dengan rincian tugas sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan dan standar operasional prosedur seksi
pengadaan;
b. merencanakan kebutuhan sarana pemadaman kebakaran dan penanggulangan
bencana lainnya antara lain bahan pemadam, bahan bakar minyak, pelumas,
suku cadang kendaraan operasional dan peralatan teknis operasional;
c. melaksanakan kegiatan pengadaan dan/atau proses pengadaan kebutuhan
sarana pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya antara
lain bahan pemadam, bahan bakar minyak, pelumas, suku cadang kendaraan
operasional dan peralatan teknis operasional;
d. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan;
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugasnya..
2) Seksi Pergudangan dan Distribusi
Seksi Pergudangan dan Pendistribusian mempunyai tugas membantu
kepala bidang sarana dalam urusan penyimpanan dan penyaluran sarana
pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana, dengan rincian tugas
sebagai berikut:
-
50
a. menyusun rencana kegiatan dan standar operasional prosedur seksi
pergudangan dan distribusi;
b. menyusun pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan kegiatan
penyimpanan dan penyaluran sarana pemadaman kebakaran dan
penanggulangan bencana lainnya;
c. melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran sarana
pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana lainnya antara lain
bahan pemadam, bahan bakar minyak, pelumas, suku cadang kendaraan
operasional dan peralatan teknis operasional;
d. melaksanakan kegiatan pencatatan, penataan dan pemeliharaan terhadap
persediaan barang-barang dalam gudang;
e. menginformasikan ketersediaan dan kondisi bahan pemadam, peralatan
teknis operasional kepada atasan pada saat operasi pemadaman kebakaran
dan penanggulangan bencana lainnya dalam gudang;
f. menyiapkan bantuan logistik untuk operasi pemadaman kebakaran dan
penanggulangan bencana lainnya;
b. membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan;
c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan seuai dengan bidang
tugasnya.
3) Seksi Pengendalian Sarana
Seksi pengendalian sarana mempunyai tugas membantu kepala bidang
sarana dalam urusan pengendalian sarana pemadaman kebakaran dan
penanggulangan bencana lainnya, dengan rincian tugas sebagai berikut:
-
51
a. menyusun rencana kegiatan dan standar operasional prosedur seksi
pengendalian sarana;
b. menyusun pedoman/petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan kegiatan
pengendalian sarana pemadaman kebakaran dan penanggulangan bencana
lainnya;
c. menginventaris sarana peralatan dan kendaraan operasional pemadaman
kebakaran dan bencana lainnya yang rusak atau tidak layak pakai/jalan;
d. melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan sarana peralatan dan
kendaraan dinas operasional pemadaman kebakaran dan penanggulangan
bencana lainnya;
e. menghimpun, mencatat dan mengusulkan mutasi dan penghapusan sarana
pemadaman kebakaran