Pemadam Api Tradisional

22
Pemadam Api Bahan Tradisional BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebakaran merupakan suatu ancaman bagi keselamatan manusia, harta benda maupun lingkungan. Seiring dengan adanya perkembangan dan kemajuan pembangunan yang semakin pesat, resiko terjadinya kebakaran semakin meningkat. Penduduk yang semakin padat, pembangunan gedung-gedung perkantoran, kawasan perumahan, serta industri yang semakin berkembang menyebabkan terjadinya kerawanan kebakaran. “Berdasarkan data yang diperoleh, mulai tahun 2005 hingga tahun 2009 terjadi ribuan kali kebakaran di kota Surabaya dengan rincian, Tahun 2005 terjadi 250 kasus kebakaran, Tahun 2006, 318 kasus, Tahun 2007 terjadi 259 kasus kebakaran,Tahun 2008, jumlah kasus kebakaran terjadi 302 kebakaran, dan Tahun 2009 tercatat sebanyak 301 kasus kebakaran. Dan pada Tahun 2012 kasus kebakaran di Surabaya jumlahnya semakin meningkat yakni pada Januari 17 kasus, Februari 11 kasus, Maret 13 kasus, April 27 kasus, Mei 28 kasus, Juni 29 kasus, Juli 2012 ini mencapai 77 kasus dan selama liburan Lebaran yakni pada bulan Agustus ini ada sekitar 111 kasus kebakaran.” ( http://www.antarajatim.com/lihat/berita/94243/mencari-format-baru- penanganan-kebakaran-di-surabaya ). Banyak sekali kerugian yang diderita masyarakat akibat kebakaran, baik kerugian secara materi maupun psikologi. Kebanyakan dari jumlah kerugian tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pengalaman Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 1

description

SPK

Transcript of Pemadam Api Tradisional

Pemadam Api Bahan Tradisional

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebakaran merupakan suatu ancaman bagi keselamatan manusia, harta

benda maupun lingkungan. Seiring dengan adanya perkembangan dan kemajuan

pembangunan yang semakin pesat, resiko terjadinya kebakaran semakin meningkat.

Penduduk yang semakin padat, pembangunan gedung-gedung perkantoran,

kawasan perumahan, serta industri yang semakin berkembang menyebabkan

terjadinya kerawanan kebakaran.

“Berdasarkan data yang diperoleh, mulai tahun 2005 hingga tahun 2009

terjadi ribuan kali kebakaran di kota Surabaya dengan rincian, Tahun 2005 terjadi

250 kasus kebakaran, Tahun 2006, 318 kasus, Tahun 2007 terjadi 259 kasus

kebakaran,Tahun 2008, jumlah kasus kebakaran terjadi 302 kebakaran, dan Tahun

2009 tercatat sebanyak 301 kasus kebakaran. Dan pada Tahun 2012 kasus

kebakaran di Surabaya jumlahnya semakin meningkat yakni pada Januari 17

kasus, Februari 11 kasus, Maret 13 kasus, April 27 kasus, Mei 28 kasus, Juni 29

kasus, Juli 2012 ini mencapai 77 kasus dan selama liburan Lebaran yakni pada

bulan Agustus ini ada sekitar 111 kasus kebakaran.”

(http://www.antarajatim.com/lihat/berita/94243/mencari-format-baru-

penanganan-kebakaran-di-surabaya).

Banyak sekali kerugian yang diderita masyarakat akibat kebakaran, baik

kerugian secara materi maupun psikologi. Kebanyakan dari jumlah kerugian

tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pengalaman masyarakat

dalam menanggulangi kebakaran. Oleh karena itu, dalam praktikum ini kita akan

mempelajari bagaimana menangulangi serta memadamkan kebakaran skala kecil

dengan menggunakan alat tradisional agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari.

Alat pemadam api Portable.

merupakan alat pemadam api yang mudah / dapat dibawa (dipindah), mudah dibawa maksudnya adalah mudah dijinjing ataupun mudah didorong bagi yang menggunakan roda, Daya pemadaman sangat terbatas sehingga fungsinya hanya sebagai pemadaman api awal saja. Penggunaan alat pemadam portabel ini haruslah disesuaikan dengan

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 1

Pemadam Api Bahan Tradisional

klasifikasi kebakaran yang terjadi. Serta penempatannya haruslah mudah dijangkau dan ditemukan.

Untuk posisi penempatan alat pemadam portabel ini haruslah pada setiap 200m² atau pada setiap ruang dengan kapasitas yang disesuaikan, mudah terjangkau, jarak antara lantai dan alat 1 s.d 1,25 meter, mudah terlihat, jarak maksimum pemepatan peralatan pemadam api portable di suatu lokasi dalam suatu bangunandari satu fire point ke fire point lainnya kurang lebih 15 meter, alat pemadam api portable jenis CO2 atau jenis busa hanya dipasang pada ruangan atau bangunan yang mempunyai tingkat bahaya tertentu, ditempatkan sesuai kondisi lokasi yang membahayakan.

Jenis alat pemadam api portabel.

Alat pemadam api tradisional / sederhana; merupakan alat pemadam api bukan buatan pabrik, biasanya memanfaatkan benda/barang yang dapat digunakan sebagai alat pemadam yang mudah dibawa, seperti selimut api (fire blanket), pemukul, cambukapi, ember yang diisi oleh air, dll.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah :

1. Bagaimana mahasiswa dapat mengaplikasikan teori pemadaman

kebakaran ?

2. Bagaimana mahasiswa dapat memahami prosedur tentang

pemakaian bahan tradisional dan dapat memadamkan kebakaran

dengan media tradisional ?

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 2

Pemadam Api Bahan Tradisional

1.3. Tujuan

Tujuan dari diadakannya praktikum ini antara lain sebagai berikut :

1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadaman

kebakaran.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemakaian bahan

tradisional dan dapat memadamkan kebakaran dengan media

tradisional.

1.4. Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah :

1. Manfaat Subyektif

Sebagai salah satu syarat untuk melakukan Praktikum Sistem

Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran dengan judul

“Pemadam Api Tradisional” di Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya (PPNS).

2. Manfaat Objektif

Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan khususnya dalam

usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran dengan

menggunakan bahan dan media tradisional.

1.5. Ruang Lingkup

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran dengan

judul “Pemadam Api Bahan Tradisional” ini akan membahas tata cara serta hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam memadamkan api dengan menggunakan bahan

tradisional yaitu karung goni basah.

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 3

Pemadam Api Bahan Tradisional

BAB IIDASAR TEORI

2.1. Definisi Api

Api adalah suatu reaksi berantai yang berjalan sangat cepat, seimbang, dan kontinyu antara tiga bahan pembentuk api, yaitu Bahan Bakar, Energi Panas, dan Oksigen. Api dan tiga elemen pembentuknya itu sering digambarkan berupa Segitiga Api ( Fire Triangle ). Fire Triangle adalah suatu Segitiga Sama Sisi, di mana sisi-sisinya diberi nama masing-masing elemen pembentuk api : Bahan Bakar ( Fuel ), Energi Panas ( Heat ), dan Oksigen ( Oxygen ). Reaksi antara ke tiga elemen tersebut hanya akan menghasilkan suatu nyala api apabila kadar elemen-elemennya seimbang. Bila salah satu elemen kadarnya berkurang, maka nyala api akan padam dengan sendirinya.

2.2. Definisi Kebakaran

Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang

tidak kita kehendaki, merugikan pada umumnya sukar dikendalikan (Perda DKI,

1992).

Kebakaran merupakan suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan

mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen sehingga

dapat menghasilkan panas, nyala api, asap, karbon monoksida dan produk lain.

1. Klasifikasi Kebakaran

Yang dimaksud dengan klasifikasi kebakaran adalah

penggolongan atau pembagian atas kebakaran berdasarkan pada jenis

benda/bahan yang terbakar. Dengan adanya klasifikasi kebakaran

tersebut diharapkan akan lebih mudah atau lebih cepat dan lebih tepat

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 4

Pemadam Api Bahan Tradisional

mengadakan pemilihan media pemadaman yang akan dipergunakan

untuk melaksanakan pemadaman (Perda DKI, 1992).

Menurut Perda DKI (1992), klasifikasi kebakaran sesuai dengan

bahan bakar yang terbakar dan bahan pemadaman untuk masing-

masing kelas adalah :

a. Kelas A

Termasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan

yang mudah terbakar biasa, misalnya : kertas, kayu, maupun

plastik. Cara mengatasinya yaitu bisa dengan menggunakan air

untuk menurunkan suhunya sampai dibawah titik penyulutan,

serbuk kering untuk mematikan proses pembakaran atau

menggunakan halogen utnuk memutuskan reaksi berantai

kebakaran.

b. Kelas B

Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan

seperti cairan combustible dengan cairan flammable, seperti

bensin, minyak tanah, dan bahan serupa lainnya. Cara

mengatasinya dengan menggunakan foam.

c. Kelas C

Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang

bertegangan untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan

bahan pemadaman kebakaran non kondusif agar terhindar dari

sengatan listrik.

d. Kelas D

Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar

seperti titanium, alumunium, magnesium, dan kalium. Cara

mengatasinya yaitu dengan mengunakan powder khusus kelas

ini.

2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan mudah terbakar

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bahan mudah terbakar

adalah sebagai berikut :

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 5

Pemadam Api Bahan Tradisional

1. Titik nyala (flash point)

Titik nyala (flash point) adalah temperatur terendah dari suatu

bahan untuk dapat diubah bentuk menjadi uap dan akan menyala bila

tersentuh api (menyala sekejap). Makin rendah titik nyala suatu bahan

maka akan semakin mudah terbakar.

2. Titik bakar (fire point)

Titik bakar (fire point) adalah temperatur terendah dimana suatu

zat cukup mengeluarkan uap dan terbakar bila diberi sumber panas

(menyala terus menerus). Contoh :

Bensin : 50oC

Kerosin : 40oC – 70oC

Parafin : 30oC

3. Suhu Penyalaan Sendiri (Auto Ignition Temperature)

Suhu Penyalaan Sendiri (Auto Ignition Temperature) adalah

temperatur dari suatu zat yang dapat menyala dengan sendirinya tanpa

adanya sumber panas dari luar. Contoh :

Kerosin : 228,9oC

Bensin : 257,2oC

Parafin : 316oC

4. Batas Daerah Terbakar (flammable range)

Batas Daerah Terbakar (flammable range) adalah batas

konsentrasi campuran antara uap bahan bakar dengan udara yang dapat

terbakar bila diberi sumber panas. Batas daerah bisa terbakar dibatasi

oleh :

Batas bisa terakar atas (upper flammable limit)

Batas bisa terbakar bawah (lower flammable limit)

2.4. Proses Terjadinya Kebakaran

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 6

Pemadam Api Bahan Tradisional

Proses terjadinya kebakaran dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut :

Gambar 2.1. Proses Terjadinya KebakaranSumber : PPT Materi SPPK, 2012

Keterangan Gambar 2.1. Proses Terjadinya Kebakaran, yaitu :

1. Source of energy : Tidak diketahui kapan dan dimana awal terjadinya

api/kebakaran tetapi yang pasti ada potensi energy yang tidak terkendali.

2. Initiation : Apabila energi tersebut kontak dengan zat yang dapat terbakar,

maka akan menyebabkan tahap awal bermula dari sumber nyala/api.

3. Growth : Apabila periode awal kebakaran tidak terdeteksi, maka nyala api

berkembang lebih besar sehingga menjalar ke media sekelilingnya.

4. Flashover : Terjadi ketika nyala api meningkat dan akan menyebarkan

panas. Biasanya setelah 3 – 10 menit atau ketika suhu mencapai 300oC.

5. Full development fire : Temperatur mencapai 600 – 1000oC. Bangunan

konstruksi baja akan runtuh pada 700oC. Bangunan dengan konstruksi beton

bertulang setelah terbakar 7 jam dianggap tidak layak lagi digunakan.

6. Decay : Setelah melampaui puncak pembakaran, intensitas nyala akan

berkurang dan berangsur-angsur padam.

2.5. Pemadam Api Tradisional

Pemadam api tradisional meliputi :

A. Proses pemadaman api atau menanggulangi bahaya kebakaran

secara tradisional yaitu proses pemadaman api dengan mengunakan

alat pemadam yang bersifat tradisional atau sederhana yang biasa

digunakan oleh masyarakat.

B. Alat pemadam api tradisional merupakan alat pemadam api bukan

buatan pabrik, biasanya memanfaatkan benda/barang yang dapat

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 7

Pemadam Api Bahan Tradisional

digunakan sebagai alat pemadam yang mudah dibawa, seperti

karung goni sebagai selimut api (fire blanket), handuk, pasir,

lumpur dan sejenisnya pemukul, cambuk api, ember yang diisi oleh

air.

2.6. Teknik Pemadaman Kebakaran

Prinsip teknik pemadaman adalah dengan merusak keseimbangan

percampuran ketiga unsur penyebab kebakaran (bahan bakar, oksigen, panas) atau

merusak/menghentikan proses pembakaran (memutus rantai reaksinya). Berikut

adalah cara memadamkan kebakaran :

1. Menghentikan/mengambil bahan yang terbakar (starvasion)

2. Penyelimutan (smothering) atau mengurangi/menipiskan kadar oksigen

(dilution) di udara.

3. Pendinginan (cooling) sampai dibawah titik nyala dari bahan yang

terbakar atau mengurangi penguraian (dekomposisi) bahan bakar padat.

4. Memutuskan rantai reaksi (breaking chain reaction inhibiting) dari proses

pembakaran.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dan selama pemadaman

kebakaran adalah sebagai berikut :

1. Arah angin (faktor keselamatan dan keberhasilan pemadaman).

2. Jenis bahan yang terbakar (klasifikasi kebakaran).

3. Volume dan potensi bahan yang terbakar (fire load).

4. Letak dan situasi lingkungan kebakaran (lay out).

5. Lamanya telah terbakar.

6. Alat pemadam yang tersedia atau yang harus diadakan berdasarkan

kebutuhan.

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 8

Pemadam Api Bahan Tradisional

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Sistematika Praktikum

Sistematika praktikum dapat dilihat pada Gambar 3.1.

berikut :

Latar Belakang

Kebakaran skala kecil yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang menimbulkan kerugian yang beragam (materi, traumatis

serta nyawa).

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 9

Perumusan Masalah

1. Bagaimana mahasiswa dapat mengaplikasikan teori pemadaman kebakaran ?

2. Bagaimana mahasiswa dapat memahami prosedur tentang pemakaian bahan tradisional dan dapat memadamkan kebakaran dengan media tradisional ?

Metodologi Penelitian

DATA PRIMER

Prosedur pemadaman kebakaran dengan bahan tradisional.

DATA SEKUNDER

Foto selama praktium berlangsung.

Analisa dan Pembahasan

Menganalisa hal-hal yang harus diperhatikan selama proses pemadaman.

Menganalisa kelebihan dan kekurangan dari aktifitas saat pemadaman.

Kesimpulan dan saran

Pemadam Api Bahan Tradisional

Gambar 3.1. Sistematika PraktikumSumber : Data Penulis, 2013

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam prakikum “Pemadam Api

Tradisional” antara lain sebagai berikut :

1. Tong tempat pembakaran.

2. Karung goni.

3. Solar.

4. Kayu.

5. Korek api.

3.2. Prosedur Kerja Pemadaman Kebakaran

Adapun prosedur kerja dalam pemadaman kebakaran menggunakan bahan

tradisional adalah sebagai berikut :

1. Ambil karung dari tempatnya (karung sudah dalam keadaan basah).

2. Pegang karung pada ujungnya.

3. Berlari kea rah api atau terjadinya kebakaran.

4. Hempaskan karung ke arah api dengan posisi membungkuk sambil

memperhatikan arah angin dan lidah api.

5. Biarkan sampai api padam.

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 10

Pemadam Api Bahan Tradisional

BAB IVANALISA dan PEMBAHASAN

3.3. Data Hasil Praktikum

Dari kegiatan praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulangan

Kebakaran dengan judul Pemadam Api Bahan Tradisional yang telah dilakukan

pada tanggal 06 Maret 2013 yang lalu diperoleh data berupa foto dokumentasi saat

praktikum, diantaranya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1.

Proses

Pemadaman

3.4. Analisa dan Pembahasan

Dalam praktikum ini, kami menganalisa dua hal penting. Pertama adalah

menganalisa mengenai hal-hal yang harus diperhatikan selama proses pemadaman

dan yang kedua adalah menganalisa kelebihan dan kekurangan dari aktifitas

pemadaman.

Penjelasan lebih lanjut mengenai analisis yang telah kami buat adalah

sebagai berikut :

A. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Selama Proses Pemadaman

Dalam usaha memadamkan api, tentunya kita harus memperhatikan

beberapa hal yang mempunyai pengaruh terhadap proses pemadamannya

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 11

Pemadam Api Bahan Tradisional

sendiri. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan selama proses

pemadaman berlangsung :

Alat pelindung diri

Walaupun tujuannya memadamkan api, keselamatan

pemadamnya juga harus diperhatikan. Oleh karena itu, alat pelindung

diri merupakan peralatan wajib pakai saat memadamkan api. Adapun

alat pelindung diri yang dipakai selama pemadaman berlangsung

adalah helm, masker, cattlepack (baju praktek) dan safety shoes.

Arah angin

Dalam memadamkan api, usahakan memadamkannya searah

dengan arah angin. Hal ini dilakukan agar saat pemadaman, api tidak

mengenai kita.

Jenis bahan yang tebakar

Sebelum kita memadamkan api, kita harus tahu termasuk dalam

kelas apa jenis bahan yang terbakar. Dengan begitu kita dapat

menentukan media apa yang cocok digunakan untuk memadamkannya.

Seperti pada praktikum ini, bahan yang terbakar adalah kayu (kelas A).

Oleh karenanya, media pemadaman yang digunakan adalah air.

Volume dan potensi bahan yang terbakar

Dengan mengetahui volume dan potensi bahan yang terbakar,

kita dapat menentukan sebesar apa karung goni yang dipakai untuk

memadamkannya. Karena dalam pemadaman, akan lebih baik apabila

seluruh permukaan yang terbakar tertutup oleh karung.

Letak dan situasi lingkungan

Mengetahui letak dan situasi lingkungan dimaksudkan apabila

disekitar api terdapat bahan mudah terbakar, kita dapat dengan segera

memindahkannya agar api tidak membakar bahan tersebut dan semakin

besar.

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 12

Pemadam Api Bahan Tradisional

B. Analisa Kelebihan dan Kekurangan dari Aktifitas saat Pemadaman

Untuk menganalisa kelebihan dan kekurangan dari aktifitas saat

pemadaman kami membandingkan aktifitas saat pretest dengan aktifitas saat

test yang lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 4.2. berikut ini :

Gambar 4.2. (a) saat pretest (b) saat test

1. Kelebihan dan Kekurangan saat Pretest

Dari gambar (a) dapat dilihat bahwa karung goni tidak menutupi

seluruh permukaan tong yang terbakar. Selain itu, dari sikap juga kurang

sempurna, masih ada ketakutan disana. Dan alat pelindung diri yang dipakai

tidak lengkap (tidak memakai helm).

Namun, secara teknik sudah benar. Dalam memadamkannya,

pemadam sudah memperhatikan arah angin serta cara memegang karung

goninya juga sempurna.

2. Keleihan dan Kekurangan saat Test

Gambar (b) menunjukkan bahwa pemadam semakin percaya diri,

tidak ada ketakutan yang tergambar dari ekspresi tubuhnya. Karung goni

juga sudah menutupi seluruh permukaan tong yang terbakar. Cara

memegang goni pun juga benar dan pemadam tetap memperhatikan arah

angin. Secara keseluruhan sudah bagus. Namun, masih ada kekurangan

disana, pemadam tidak memakai helm.

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 13

(a) (b)

Pemadam Api Bahan Tradisional

BAB VKESIMPULAN dan SARAN

5.1. Kesimpulan

Proses pemadaman api atau menanggulangi bahaya kebakaran secara

tradisional yaitu proses pemadaman api dengan mengunakan alat pemadam yang

bersifat tradisional atau sederhana yang biasa digunakan oleh masyarakat. Alat

pemadam api tradisional merupakan alat pemadam api bukan buatan pabrik,

biasanya memanfaatkan benda/barang yang dapat digunakan sebagai alat pemadam

yang mudah dibawa, seperti karung goni sebagai selimut api (fire blanket), handuk,

pasir, lumpur dan sejenisnya pemukul, cambuk api, ember yang diisi oleh air.

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dan selama proses pemadaman api

:

1. Alat pelindung diri (faktor keselamatan).

2. Arah angin (faktor keselamatan dan keberhasilan pemadaman).

3. Jenis bahan yang terbakar (klasifikasi kebakaran).

4. Volume dan potensi bahan yang terbakar (fire load).

5. Letak dan situasi lingkungan kebakaran (lay out).

6. Lamanya telah terbakar.

7. Alat pemadam yang tersedia atau yang harus diadakan berdasarkan

kebutuhan.

5.2. Saran

Untuk menjamin keselamatan pemadam dalam memadamkan kebakaran,

ada baiknya menambahkan goggle dalam daftar alat pelindung diri. Karena selama

proses pemadaman, asap terus menerus keluar dan mengakibatkan mata perih.

Selain itu, pemadam harus benar-benar memerhatikan arah angin serta

mengusahakan agar seluruh permukaan benda yang terbakar tertutupi oleh karung

goni.

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 14

Pemadam Api Bahan Tradisional

DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi, S.1998.Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran.Gresik :

Petrokimia

Wahyudi, S.1998.Alat Pemadam Api Ringan.Gresik : Petrokimia

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1kesmas/206313004/bab2.pdf

Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulanan Kebakaran Page 15