EFEKTIVITAS PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN …repository.uinjambi.ac.id/3116/1/SIP162398...
Transcript of EFEKTIVITAS PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN …repository.uinjambi.ac.id/3116/1/SIP162398...
EFEKTIVITAS PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI
BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS)
(STUDI DESA SEI TOMAN, KEC. MENDAHARA ULU)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Oleh
MUTTOFI’AH
SIP162398
PEMBIMBING
Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.H.I
Sigit Hartono, MA
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARI’AH
UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
iii
Pembimbing I : Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,M.HI
Pembimbing II : Sigit Hartono, MA
Alamat : Fakultas Syariah
Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren
Jaluko Kab Muara Jambi 31346 Telp. (0741) 582021
Jambi, Maret 2020
KepadaYth
Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di -
Jambi
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamu‟alaikum, wr,wb
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
skripsi saudari Muttofi’ah SIP. 162398 yang Berjudul “Efektivitas
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS) (Studi Desa Sei Toman, Kec. Mendahara Ulu)”. Telah
dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Strata Satu (SI) pada
Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Maka dengan ini
kami ajukan skripsi tersebut agar dapat diterima dengan baik.
Demikianlah, kami ucapkan terimakasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan Agama, Nusa, dan Bangsa.
Wassalamu‟alaikumWr.Wb
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Rahmi HidayatiS.Ag., M.HI Sigit Hartono, MA
NIP.1971120 199203 2 001
iv
v
MOTTO
ه إن دوا ٱلل ن تؤههمركم أ
ت يهأ نه مه
همتم ٱل كه ا وإذها حه هلهه
ه أ إله
ٱلناس بهيه كموا بن ته
هدل أ ه إن ٱلعه ا يهعظكم به ٱلل إن ۦ نعم
ه ا بهصيرا ٱلل ميعه نه سه (٥٨)كه
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruhkamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah member pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat” (Qs. An-nissa : 58 )
vi
ABSTRAK
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)
telah dimulai sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang. Dimana masing-masing
terdiri dari tiga periode program PAMSIMAS. Program PAMSIMAS I di mulai
pada tahun 2008-2013, Program PAMSIMAS II pada tahun 2013-2015, dan
Program PAMSIMAS III pada tahun 2016-2019. Desa Sei Toman sendiri
merupakan desa yang mendapatkan Program PAMSIMAS pada tahun 2017 yakni
Program PAMSIMAS III. Program ini bertujuan untuk memenuhi sarana air
bersih terhadap masyarakat. Dengan menggunakan teori efektivitas maka dapat
melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dari Program PAMSIMAS di Desa Sei
Toman. Kemudian melihat factor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
program PAMSIMAS diSeiToman. Pada penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis empiris dengan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Sedangkan pada pengumpulan data dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi. Pada temuan hasil penelitian bahwa berdasarkan
Peraturan Menteri PUPR No 27/PRT/M/2016 tentang Penyeleggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum pada Program PAMSIMAS diDesa Sei Toman telah
efektif dalam segi infrastruktur dengan factor pendukung institusi kelembagaan
dari Program PAMSIMAS. Sedangkan untuk factor penghambat ialah kualitas air
yang masih kurang baik, kemudian kebijakan penganggaran yang masih
diperdebatkan.
Kata Kunci: PAMSIMAS, Efektivitas
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil„alamin
Dengan rahmat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
maka terselesaikanlah karya kecil saya ini. Dengan ini saya persembahkan karya
kecil saya ini kepada Kedua orang tua saya tercinta, bapak Tukijo dan Ibu
Sumarni, dan adik saya tersayang Rodiati. Terimakasih atas segala support dan
Do‟a yang tak pernah henti-hentinya kalian panjatkan untuk-ku. Yang selalu
bersedia mendengarkan keluh kesahku selama ini. Love You My Family
Keluargaku tersayang, mbah, bibik, bukde dan yang tak bisa kusebutkan
satu persatu. Terimakasih untuk dukungan yang selalu kalian berikan, dan do‟a
yang selalu kalian panjatkan untuk kesuksesanku.
Teruntuk kamu laki-laki yang special dihatiku, terimakasih atas segala
bantuan yang telah engkau berikan untukku. Terimakasih karena telah
membantuku dalam segala hal selama masa perkuliahanku sampai dengan
saatini. Terimakasih karena telah bersedia kurepotkan hanya untuk urusanku,
dan yang selalu mau mengantarku kemana pun aku pergi. Terimakasih banyak.
Dan untuk semua teman-teman dan sahabatku yang tak bisa aku sebutkan
satu persatu, terimakasih karena sudi menjadi temanku dan selalu berada
disekitarku dalam suka dan dukaku. Teruntuk teman-teman seangkatan dan
seperjuangan (Ilmu Pemerintahan 2016) semoga kita bisa menjadi teman untuk
selama-lamanya. Dan semoga tetap terjaga silaturrahmi diantara kita,
walaunantinyakitaterpisah oleh jarak.
Semoga Allah SWT membalas semua jasa budi kalian dikemudian dan diberikan
kemudahan dalam segala hal.
Aamiiin...
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT,
yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya. Shalawat beriring salam kepadajunjugan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing umat-Nya kejalan Islam dan ilmu pengetahuan. Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Strata Satu (S1) dalam Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Syariah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi dengan judul “Efektivitas Program Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) (Studi Desa Sei
Toman, Kec. Mendahara Ulu).”
Dalam rangka proses tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan bimbingan, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asya’ari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN
STS Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., MH selaku Dekan Fakultas Syariah UIN
STS Jambi.
3. Bapak Agus Salim, S. Th.I., MA., M.IR selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
ix
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan di lingkungan
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
5. Bapak Dr. H. Ishaq, SH., M..Hum Selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama di Lingkungan Fakultas Syariah UIN
STS Jambi
6. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP.,M.SI dan Bapak YudiArmansyah,
S.Th.I., M.Hum selaku ketua jurusan dan sekretaris jurusan Ilmu
Pemerintahan di fakultas Syariah UIN STS Jambi
7. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.H.I selaku pembimbing I skripsi ini.
8. Bapak Sigit Hartono, M.A selaku pembimbing II pada skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen dan seluruh karyawan/I Fakultas
Syariah UIN STS Jambi.
10. Semua pihak yang terlibat dalam skripsi ini baik langsung maupun
tidak langsung yang telah terlibat banyak membantu sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan.
Disamping itu, disadari juga bahwa masih banyak terdapat kekuranngan
dalam skripsi ini, oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
member kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini.
Jambi, Maret 2020
Penulis
Muttofi’ah
SIP 162398
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................ iv
MOTTO ...................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 8
D. Batasan Masalah ............................................................................. 10
E. Kerangka Teori ............................................................................... 10
F. Kerangka Konseptual ..................................................................... 17
G. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 24
BAB II METODE PENELITIAN ............................................................. 27
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 27
B. Pendekatan Penelitian .................................................................... 27
C. Jenis Dan Sumber Data .................................................................. 28
D. Istrumen Pengumpulan Data ......................................................... 30
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 32
F. Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................... 34
G. Sistematika Penulisan .................................................................... 35
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ..................... 37
A. Aspek Geografis .............................................................................. 37
B. Aspek Demografi ............................................................................. 40
C. Program PAMSIMAS ..................................................................... 43
D. Implementasi Program PAMSIMAS ............................................ 47
xi
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 57
A. Efektivitas Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) diDesa Sei Toman, Kec.
Mendahara Ulu................................................................................ 57
B. Faktor-faktor yang Menjadi Pendukung dan Penghambat
dari Efektivitas Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Sei Toman, Kec.
Mendahara Ulu................................................................................ 63
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 73
A. Kesimpulan ...................................................................................... 73
B. Saran................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 76
LAMPIRAN ................................................................................................ 79
xii
DAFTAR TABEL
Tabel1 : Jumlah KK/RT ................................................................................ 36
Tabel2 : Potensi SDM .................................................................................... 37
Tabel3 : Pendidikan ....................................................................................... 38
Tabel4 : Pekerjaan Masyarakat ................................................................... 39
Tabel5 : KKM Pamsimas .............................................................................. 44
Tabel6 : Satlak Pamsimas ............................................................................. 45
Tabel7 : BP-SPAMS ...................................................................................... 45
Tabel8 : Daftar SR yang Telah Teraliri dan Belum Teraliri Air .............. 49
Tabel9 : Daftar Informan .............................................................................. 70
xiii
DAFTAR SINGKATAN
PAMSIMAS : Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
SPAM : Sistem Penyelenggaraan Air Minum
SPAMS : Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
KKM : Kelompok Keswadayaan Masyarakat
Satlak : Satuan Pelaksana
BPSPAMS : Badan Pengelola Sarara Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara
APBDes : Anggaran Pendapatan Belanja Desa
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
BLM : Bantuan Langsung Masyarakat
RKM : Rencana Kerja Masyarakat
KP-SPAMS : Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
SR : Saluran Rumah
KM : Kilo Meter
Ha : Hektar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau dan
memiliki luas lautan yang lebih besar dibandingkan dengan luas daratannya.
Namun air laut tidaklah bisa menjadi bahan baku untuk kehidupan sehari-
hari, dimana air tersebut tidak bisa digunakan untuk masak dan minum. Air
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia
dimana air ini banyak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari
kebutuhan untuk mandi, mencuci dan bahkan sampai untuk memasak dan
minum, namun disini air yang digunakan bukanlah air asin seperti air laut.
Air sangat berpengaruh besar dalam kehidupan masyarakat, jika air yang
digunakan bersih dan aman maka masyarakatpun akan dapat hidup secara
sehat.
Demi memenuhi kebutuhan pelayan air minum dan sanitasi maka
pemerintah berkomitmen untuk mencapai target millennium development
goals sector air minum dan sanitasi (WSS-MDG), yaitu menurunkan separuh
dari proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi
dasar pada tahun 2015. Sejalan dengan itu pemerintahan Indonesia
melaksanakan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis
masyarakat (Pamsimas), yaitu salah satu program nasional (pemerintah pusat
dan pemerintah daerah) untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan dan
priurban terdapat fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan
2
pendekatan berbasis masyarakat. Program Pamsimas dimulai pada tahun
2008, dimana sampai dengan tahun 2012 telah berhasil meningkatkan jumlah
warga miskin perdesaan dan pinggiran kota yang dapat mengakses pelayanan
air minum dan sanitasi, serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih
dan sehat di sekitar 6800 desa/kelurahan yang tersebar di 110
kabupaten/kota1.
Untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan dan pinggiran kota
terhadap fasilitas air minum dan sanitasi dalam rangka pencapaian target
MDG’s, program Pamsimas dilanjutkan pada tahun 2013 sampai dengan
tahun 2016.2 Program Pamsimas II dilaksanakan untuk mendukung dua
agenda nasional untuk meningkatkan cakupan penduduk terhadap pelayanan
air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan, yaitu (1) air bersih
untuk rakyat, dan (2) sanitasi total berbasis masyarakat.
Setelah Program Pamsimas I pada tahun 2008-2013 dan Pamsimas II
dari tahun 2013-2015 telah dilaksanakan dan untuk terus meningkatkan akses
penduduk perdesaan dan pinggiran kota terhadap fasilitas air minum dan
sanitasi dalam rangka pencapaian target Akses Universal Air Minum dan
Sanitasi tahun 2019, program Pamsimas dilanjutkan pada Tahun 2016 sampai
dengan tahun 2019 khusus untuk desa-desa di Kabupaten. Program Pamsimas
III dilaksanakan untuk mendukung dua agenda Nasional untuk meningkatkan
cakupan penduduk terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang layak dan
1Rahmawati Dwi Maharani, Skripsi:Implementasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Di Kabupaten Lebak, (Serang: Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, 2014), hlm. 1-2. 2Pedoman Umum Pengelolaan Program Pamsimas 2013, hlm. 1.
3
berkelanjutan yaitu (1) 100-100 yaitu 100% akses air minum dan 100% akses
sanitasi dan (2) sanitasi total berbasis masyarakat3.
Berdasarkan UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
penyediaan air minum dan sanitasi telah menjadi urusan wajib Pemerintah
Daerah. Untuk mendukung kapasitas pemerintah daerah dalam menyediakan
air minum dan sanitasi yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM),
program Pamsimas berperan dalam menyediakan dukungan financial baik
untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana, maupun investasi
non-fisik dalam bentuk manajemen, dukungan teknik, dan pengembangan
kapasitas.
Terdapat lima (5) komponen program dalam program PAMSIMAS yaitu:
1) Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah dan
desa
2) Peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi
3) Penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum
4) Hibah insentif, dan
5) Dukungan teknis dan manajemen pelaksanaan program
Program Pamsimas ini juga melibatkan kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang mana dijelaskan dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No 27/PRT/M/2016
tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Dimana
Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman Pemerintah Pusat,
3Pedoman Umum Pengelolaan Program Pamsimas 2016, hlm. 1.
4
Pemerintah Daerah, dan penyelenggara dalam menyediakan air minum
melalui SPAM. Peraturan ini bertujuan untuk menyediakan pelayanan air
minum dalam rangka menjamin hak rakyat atas air minum, dan pembangunan
infrastruktur sanitasi yang diharapkan agar masyarakat nantinya bisa untuk
hidup lebih bersih dan sehat. 4
Peraturan Menteri PUPR No. 27/PRT/M/2016 tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang terdapat pada
Pasal 1 ayat 33 yang mengatakan bahwa “Rencana Induk Sisitem Penyediaan
Air Minum yang selanjutnya disebut Rencana Induk SPAM adalah dokumen
perencanaan Air Minum jaringan perpipaan dan perencanaan air minum bukan
jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan Air Minum pada satu
periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama
system beserta dimensi-dimensinya”. Hal ini menegaskan bahwa didalam
program PAMSIMAS ini jaringan perpipaan atau bukan jaringan perpipaan
merupakan salah satu bentuk sarana dan prasarana yang harus dipenuhi dalam
program tersebut.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur khususnya menargetkan 16 titik
program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS) di setiap perdesaan dan pinggiran kabupaten tersebut. Dimana
dalam hal ini Kecamatan Mendahara telah menerapkan program ini sejak
tahun 2017 dan berjalan secara efektif sejak tahun 2018 dengan menggunakan
program Sisitem Penyediaan Air Minum JaringanPerpipaan (SPAM JP) atau
4Peraturan Menteri No 27/PRT/M/2016 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
5
Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan sebagai sarana dan
prasarana dari program tersebut, dan tingkat kefektivitasan dari Program
PAMSIMAS di kecamatan Mendahara tersebut bisa dinyatakan 100%
berhasil. Kecamatan Mendahara Ulu juga menjadi salah satu lokasi yang
terpilih dalam pembangunan program PAMSIMAS ini, khususnya diDesa Sei
Toman yang telah melaksanakan Program Pamsimas ini mulai dari tahun
2017.5 Namun pada kenyataannya Program ini terhambat dan berhenti
ditengah jalan pelaksanaannya.
Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Bapak Sudirhamzah (selaku
Kepala Desa Sungai Toman) bahwasanya:
“Program PAMSIMAS ini telah berjalan dari tahun 2017, yang mana
sebenarnya untuk pendanaan telah ditanggung oleh pemerintah melalui
APBN dan APBD. Namun pada kenyataannya anggaran ini tidak
sepenuhnya dapat menanggung seluruh pembiayaan dalam program
ini, sehingga ada kisaran 20% untuk program PAMSIMAS ini sendiri
menggunakan Anggaran Dana Desa (ADD). Pembangunan ini
terhambat ataupun tidak berjalan sampai saat ini dikarenakan dana
yang tidak mencukupi, sehingga air yang telah ada tidak bisa dialirkan
langsung kerumah warga. Seharusnya dalam hal ini masyarakat juga
harus ikut berpartisipasi dengan ikut iuran, agar pembangunan ini dapat
bermanfaat dan berjalan seperti mana mestinya.”6
Pembangunan Program PAMSIMAS ini sendiri sebenarnya telah
mencapai target sekitar 70%. Seperti mana yang telah dijelaskan oleh kepala
desa Sei Toman sendiri bahwasanya yang menjadi penghambat untuk
pembangunan ini ialah dari anggaran yang sampai sekarang belum bisa
memenuhi untuk program Pamsimas ini sendiri. Namun, jika memang
5 Pak Sudirhamzah (Kepala Desa Sei Toman). Wawancara. Sabtu 19 Oktober 2019 Pukul 14:30
WIB 6Ibid,
6
program ini telah mencapai target 70% seharusnya air dari program ini sudah
bisa dipakai oleh masyarakat sekitar, meskipun aliran pipa untuk kerumah-
rumah belum terpasang sepenuhnya setidaknya masyarakat bisa mengambil air
dari tower Pamsimas yang telah tersedia. Tetapi hal ini tidak terjadi, dimana
dituturkan oleh salah seorang masyarakat yang berada disekitar program
Pamsimas tersebut yang mengatakan bahwa:
“selama pamsimas ini berdiri yang mana dimulai pada tahun 2017 lalu,
kami masyarakat sekitar hanya bisa merasakan air dari program
pamsimas ini hanya di awal pembangunan baru selesai. Yang mana
pada saat itu kondisi air belum stabil atau masih berminyak dan itu pun
hanya beberapa saat. Setelah itu masyarakat tidak lagi dapat
menggunakan air dari Program pamsimas tersebut. Tower dari
Pamsimas itu sendiri terkunci dan dipegang oleh salah satu aparat desa
sehingga masyarakat tidak bisa menggunakan air yang ada.”7
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dikatakan bahwa pada
kenyataannya masyarakat tidak bisa menggunakan air sebagaimana tujuan
awal dari program tersebut. Hal ini dikarenakan pintu tower yang digunakan
sebagai tempat penampungan air yang telah disterilkan terkunci. Sehingga
masyarakat tidak bisa masuk untuk mengambil air bersih yang disediakan dari
program PAMSIMAS itu sendiri.
Melihat dari pemaparan diatas, maka dapat dikatakan bahwa didesa
Sei Toman belum menerapkan aturan yang di paparkan didalam Peraturan
Menteri PUPR No 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum yang terdapat dalam Pasal 1 ayat 34 dan 358. Didalam
7Masrufah (Warga). Wawancara. Sabtu, 19 Oktober 2019 Pukul 15:10 WIB
8Pasal 1 ayat 34 mengatakan bahwa “SPAM JAringan Perpipaan yang selanjutnya disingkat
SPAM JP adalah satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan air minum yang disalurkan
kepada pelanggan melalui system perpipaan”.
7
ayat tersebut mengandung kata bahwa SPAM ini memiliki dua tipe baik itu
menggunakan jaringan perpipaan atau bukan jaringan perpipaan sebagai
sarana dan prasarana untuk masyarakat dalam menggunakan air dari program
PAMSIMAS tersebut. Serta melihat kualitas dan kuantitas air dan
penganggaran yang terdapat didalam Program ini, dimana masih terdapat
beberapa permasalahan. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan atas program
Pamsimas yang telah dijalankan tersebut maka dengan ini peneliti akan
melakukan penelitian terhadap Efektivitas Program Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) (Studi Desa Sei. Toman
Kec. Mendahara Ulu ) berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No
27/PRT/M/2016 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari
system pelaksanaan dan pembangunan Pamsimas yang dilakukan di desa Sei
Toman tersebut. Dan juga untuk mengetahui apa sebenarnya factor pendukung
dan penghambat dari pelaksanaan pembangunan Pamsimas yang merupakan
Program Nasional tersebut. Sehingga pembangunan ini bisa dikatakan efektif
atau tidak didesa Sei Toman, Kec. Mendahara Ulu.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah adalah suatu pernyataan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data.9 Berdasarkan latar belakang masalah
Pasal 1 ayat 35 mengatakan bahwa “SPAM Bukan Jaringan Perpipaan yang selanjutnya disingkat
SPAM BJP merupakan satu kesatuan sarana prasarana penyediaan air minum yang disalurkan atau
diakses pelanggan tanpasistem perpipaan” 9Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.
35
8
diatas, peneliti mencoba merumuskan beberapa masalah yang akan diteliti
sebagai berikut:
1. Bagaimana Efektivitas Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) diDesa Sei Toman, Kecamatan
Mendahara Ulu?
2. Factor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dari Efektivitas
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS) di Desa Sei Toman, Kecamatan Mendahara Ulu?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan disiplin ilmu peneliti, maka penelitian yang akan
dilaksanakan berdasarkan atas bidang ilmu pemerintahan dan untuk
membahas mengenai Efektivitas Program Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Sei Toman Kecamatan
Mendahara Ulu berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) No 27/PRT/M/2016 dan atas dasar rumusan
masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui Efektivitas Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Sei Toman, Kecamatan
Mendahara Ulu
2. Mengetahui factor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dari
Efektivitas Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas) di Desa Sei Toman, Kecamatan Mendahara Ulu
9
Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian yang penulis
lakukan adalah sebagaiberikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
atau masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan menambah
kajian ilmu pengetahuan khususnya ilmu pemerintahan tentang tanggung
jawab atas tugas yang diemban, berbudi pekerti dan berakhlak mulia
dalam menjalankan tugas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Anggota Desa pelaksana Program Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)
Diharapkan menjadi bahan masukan bagi semua pihak khususnya
anggota pelaksana Pamsimas Desa Sei Toman untuk meningkatkan
kinerja anggota dalam Efektivitas Program Pamsimas berdasarkan
kejadian ataupun fenomena yang telah dihadapi.
b. Bagi Masyarakat
Diharapkan menjadi sumber pengetahuan bahwasanya sangat
penting bagi masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dan
mengawasi jalannya kinerja anggota pelaksana program PAMSIMAS
agar Program ini dapat berjalan dengan semestinya.
c. Bagi Penulis
10
Diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mengembangkan diri dan pengalaman serta pengetahuan tentang
Pelaksanaan Program PAMSIMAS di Desa Sei Toman
D. Batasan Masalah
Agar lebih terarah, terkonsep dan tidak menyimpang darialur, oleh
sebab itu penulis member batasan masalah pembahasan dalam skripsi ini
hanya terfokus pada pembangunan infrastruktur atau sarana dan prasarana,
system anggaran berbayar serta kualitas dan kuantitas air dari Program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di
Desa Sei Toman Kecamatan Mendahara Ulu pada Peraturan Menteri PUPR
No 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
sebagaimana mestinya.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori sebagai pedoman bagi penulis dalam melakukan
penelitian guna untuk mengetahui maksud yang terkandung dalam judul
skripsi dan menghin dari penafsiran yang berbeda sehingga penulisan ini
terarah dan lebih baik maka sangat perlu untuk diperhatikan pengertian
beberapa konsep dibawah ini:
1. Kebijakan Publik
Kebijakan berbeda dengan kebijaksanaan, karena kebijakan
adalah apa yang harus diputuskan oleh pemerintah pusat. Sedangkan
kebijaksanaan adalah bagaimana penyelenggaraan oleh berbagai pejabat
11
daerah.10
Kebijakan (policy) juga merupakan suatu kumpulan keputusan
yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik, dalam usaha
memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu. Pada prinsipnya, pihak
yang membuat kebijkan-kebijakan itu mempunyai kekuasaan untuk
melaksanakannya.11
Menurut Henz Eulau dan Kenneth Prewitt kebijakan adalah
keputusan tetap yang dicirikan oleh konsistensi dan pengulangan
(repetitiveness) tingkah-laku dari mereka yang membuat dan dari mereka
yang mematuhi keputusan tersebut.12
Kebijakan public menurut Dye
adalah whatever governments choose to do or not to do. Maknanya hendak
menyatakan bahwa apapun kegiatan pemerintah baik yang eksplisit
maupun implisit. Maknanya ialah kebijakan public dibuat oleh badan
pemerintah bukan organisasi swasta.13
Hogwood dan Gunn menyatakan bahwa terdapat 10 istilah
kebijakan dalam pengertian modern, yaitu14
:
a) Sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas
b) Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang
diharapkan
c) Sebagai proposal spesifik
10
Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan (Bandung: PT.Refika Aditama, 2001), hlm.
145. 11
Mirriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Poliik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2008),
hlm.20. 12
Charles O. Jones, Pengantar Kebijakan Publik (Publik Policy), (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 1996), hlm. 47 13
Dwi Yanto Indiahono, Kebijakan Public Berbasis Dynamic Policy Analysis, (Yogyakarta: Gava
Media, 2017), hlm. 17 14
Ibid….18
12
d) Sebagai keputusan pemerintah
e) Sebagai otorisasi formal
f) Sebagai sebuah program
g) Sebagai output
h) Sebagai hasil (out come)
i) Sebagai teori dan model
j) Sebagai sebuah proses
Menurut Keban member pengertian dari sisi kebijakan public
(public policy) dapat dilihat dari konsep filosofis, sebagai suatu produk,
sebagai suatu proses dan sebagai suatu kerangka kerja. Sebagai suatu
konsep filosofis, kebijakan merupakan serangkaian prinsip, atau kondisi
yang diinginkan, sebagai suatu produk, kebijakan dipandang sebagai
serangkaian kesimpulan atau rekomendasi, dan sebagai suatu proses,
kebijakan dipandang sebagai suatu cara dimana melalui cara tersebut
suatu organisasi dapat mengetahui apa yang diharapkan dirinya, yaitu
program dan mekanisme dalam mencapai produknya, dan sebagai suatu
kerangka kerja, kebijakan merupakan suatu proses tawar menawar dan
negosiasi untuk merumus isu-isu dan metode implementasinya.15
Menurut Carl I. Friedrick mendefinisikan kebijakan public
sebagai serangkai-an tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok, atau
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan
15
Arifin Tahir, Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 20-21
13
peluang yang ada. Kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan untuk
memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi hambatan yang ada dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.16
Maka kebijakan public adalah sebuah kebijakan yang dibuat
oleh pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat.
Kebijakan public merupakan suatu keputusan atau suatu pilihan
keputusan untuk mengambil atau tidak mengambil keputusan yang
terdapat ditengah-tengah masyarakat.
2. Efektivitas Program
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung makna
dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan
dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektif mengandung arti
“keefektif-an” (efektiveness) pengeruh/efek keberhasilan, atau
kemanjuran/kemujaraban. Dengan kata lain efektivitas menunjukkan
sampai seberapa jauh pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.17
16
Dwiyanto Indiahono, Kebijakan Public Berbasis Dynamic Policy Analysis, (Yogyakarta: Gava
Media, 2017), hlm. 18 17
Lysa Angrayni & Yusliati, Efektivitas Rehabilitas Pecandu Narkotika Serta Pengaruhnya
Terhadap Tingkat Kejahatan Di Indonesia, ( Sidoharjo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018), hlm.
13.
14
Sondang P. Siagian mengatakan bahwa suatu program atau
kebijakan dapat dikatakan efektif dengan menggunakan ukuran sebagai
berikut.18
a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
Proses pencapaian tujuan kebijakan akan lebih lancar, tertib
dan efektif apabila dalam diri para pelaksanaan kebijakan telah
tertanam kesadaran dan keyakinan bahwa tercapainya tujuan
kebijakan pada dasarnya tercapai juga tujuan tujuan pribadi dari
pelaksanaan tersebut. Kesadaran dan keyakinan itu penting bukan
hanya dalam rangka meningkatkan partisipasi dan kegairahan kerja
tetapi juga dalam peningkatan sense of achievement yang tinggi.
b. Penyusunan program yang tepat
Suatu rencana yang baik masih perlu dijabarkan dalam
program program pelaksanaan yang tepat pula, sebab apabila tidak
maka para pelaksana akan tidak atau kurang memiliki pedoman
bertindak dan bekerja.
c. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik,
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
- Pengawasan dan pengendalian seharusnya lebih menekankan
pada usahausaha yang bersifat preventif ketimbang yang
bersifat represif;
18
Moh. Azhar Anas, Studi Deskriptif Tentang Efektivitas Program Lamongan Green And Clean
(LGC) Di Kabupaten Lamongan, Jurnal, hlm. 5
15
- Pengawasan dan pengendalian tidak mencari “siapa yang
salah” tetapi hal-hal yang perlu disempurnkan dalam system
kerja organisasi;
- Jika memang terja dipenyimpangan, tindakan korektif yang
hendak dilakukan seharusnya bersifat edukatif dan sepanjang
dapat dipertanggungjawabkan;
- Objektifitas dalam melakukan setiap pengawasan dan
pengendalian hanya dapat dipertahankan apabila standar,
prosedur kerja, dan criteria prestasi jelas diketahui baik oleh
yang diawasi atau yang mengawasi;dan
- Pengawasan dan pengendalian yang bersifat edukatif dan
obyektif tidak berarti bahwa tindakan tindakan indsipliner
tidak diambil tindakan.
d. Pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien
Jelas tujuan, tepatnya strategi, efektifnya proses kebijakan,
matangnya rencana, tepatnya penjabaran rencana dalam program
dan kemampuan memanfaatkan sarana dan prasarana yang
terbatas masih harus dicerminkan oleh kegiatan operasional yang
efektif dan efisien. Alasan mengatakan demikian adalah karena
dengan pelaksanaan suatu kebijakan maka kebijakan yang ada
akan semakin didekatkan pada tujuan.
e. Tersedianya sarana dan prasarana
16
Sarana dan sarana penunjang merupakan salah satu factor
terpenting guna mewujudkan keberhasilan suatu program dan
tujuan yang telah ditetapkan.
f. Kejelasan strategi pencapaian tujuan
Strategi penerapan program yang digunakan atau dipilih oleh
suatu organisasi yang dapat menentukan tercapai atau tidaknya
tujuan organisasi.
g. Proses analisa dan perumusan kebijakan yang tepat
Analisis terkait bagaimana jalannya suatu program,
hambatan dan tantangan apa yang dihadapi serta ada atau
tidaknya keikutsertaan instansi terkait yang dapat menentukan
keberhasilan suatu program.
h. Kemampuan untuk merumuskan perencanaan yang matang,
merupakan kemampuan suatu organisasi merencanakan program
terkait struktural, objek dari program ,sarana dan prasarana
penunjang serta anggaran yang ditentukan, dimana efektivitas
dilihat dari sejauh mana organisasi itu mampu untuk:
- Memperhatikan keadaan yang dihadapi;
- Mengambil keputusan dalam menghadapi masa depan
yang tidak pasti;
- Meningkatkan unsure orientasi masa depan;
- Memperhitungkan factor-faktor pembatas yang diduga
akan dihadapi dalam berbagai sendi kehidupan organisasi;
17
- Memperhitungkan situasi lingkungan yang akan timbu
F. Kerangka Konseptual
1. Efektivitas
Menurut Mahmudi, efektivitas merupakan hubungan antara
output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi (sumbangan) output
terhadap pencapaian tujuan maka semakin efektif organisasi, program
atau kegiatan. Efektivitas berfokus pada outcame (hasil) dari program
atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat
memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely.
Sehubung dengan hal tersebut maka efektivitas adalah seluruh siklus
input, proses dan output yang mengacu pada hasil guna daripada
organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan sejauh mana
tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telahdicapai. 19
Adapun definisi efektivitas menurut para ahli, sebagai berikut20
:
a. Menurut Hidayat disebutkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran
yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan
waktu) telah tercapai. Dimana semakin besar presentase target yang
dicapai, makin tinggi efektivitasnya.
b. Menurut Prasetyo Budi Saksono (1984), efektivitas adalah seberapa
besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang
diharapkan dari sejumlah input.
19
Mahmudi, Manajemen Kinerja SektorPublik, (Yogyakarta: UPP AMP YPKN, 2005) 20
Lysa Angrayni & Yusliati, Efektivitas Rehabilitas Pecandu Narkotika Serta Pengaruhnya
Terhadap Tingkat Kejahatan Di Indonesia, ( Sidoharjo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018), hlm. 14
18
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
indicator efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana
suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Selain itu, konsep efektivitas merupakan suatu konsep yang bersifat
multidimensional yang artinya dalam mendefinisikan efektivitas
berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki walaupun tujuan
akhir dari efektivitas adalah selalu sama yaitu pencapaian tujuan.
2. Pengertian Program
Program merupakan salah satu unsure penting dalam
merencanakan suatu kegiatan. Melalui program maka segala bentuk
rencana akan lebih teroganisir dan lebih mudah untuk
dioperasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program yakni: “A
programme is collection of interellated project design to harmonize
and integrated various action an activities for achieving averral policy
objectives” yaitu suatu program adalah kumpulan proyek-proyek yang
berhubungan yang telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang harmonis dan secara integraft untuk mencapai sasaran
kebijaksanaan secara keseluruhan.21
Menurut Charles O. Jones pengertian program adalah cara yang
dilakukan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik yang dapat
21
Arikunto & Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Aneka Cipta, 2009), hlm.
78.
19
membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai
program atau tidak yaitu:22
a) Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk
melaksanakan atau sebagai pelaku program.
b) Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang
biasanya juga dapat diidentifikasi melalui anggaran.
c) Program memiliki identitas sendiri yang apabila berjalan secara
efektif dapat diakui oleh publik.
d) Program yang baik menurut Jones adalah program yang didasarkan
pada model teoritis yang jelas yakni, sebelum menentukan masalah
sosial yang akan diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka
sebelumnya harus ada pemikiran yang serius mengenai bagaimana
dan mengapa hal tersebut terjadi dan solusi terbaik apa yang
nantinya akan diambil.
3. Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS)
Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk melanjutkan
keberhasilan capaian target Millennium Development Goals sektor
Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG), yang telah berhasil
menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang belum mempunyai
akses air minum dan sanitasi dasar pada Tahun 2015. Sejalan dengan
itu, di Tahun 2014, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
22
Arikunto & Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Aneka Cipta, 2009), hlm.
78.
20
Menengah Nasional [RPJMN] 2015-2019, Pemerintah Indonesia telah
mengambil inisiatif untuk melanjutkan komitmennya dengan
meluncurkan program nasional Akses Universal Air Minum dan
Sanitasi Tahun 2019 dengan capaian target 100% akses air minum dan
sanitasi bagi seluruh penduduk Indonesia. Program Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) telah menjadi
salah satu program andalan nasional (Pemerintah dan Pemerintah
Daerah) untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap
fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan
berbasis masyarakat. Program Pamsimas I yang dimulai pada Tahun
2008 sampai dengan Tahun 2012 dan Pamsimas II dari Tahun 2013
sampai dengan Tahun 2015 telah berhasil meningkatkan jumlah warga
miskin perdesaan dan pinggiran kota yang dapat mengakses pelayanan
air minum dan sanitasi, serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup
bersih dan sehat di sekitar 12.000 desa yang tersebar di 233
kabupaten/kota23
.
Untuk terus meningkatkan akses penduduk perdesaan dan
pinggiran kota terhadap fasilitas air minum dan sanitasi dalam rangka
pencapaian target Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun
2019, Program Pamsimas dilanjutkan pada Tahun 2016 sampai
dengan Tahun 2019 khusus untuk desa-desa di Kabupaten. Program
Pamsimas III dilaksanakan untuk mendukung dua agenda nasional
23
Pedoman Umum Pengelolaan Program Pamsimas 2016, hlm. 1.
21
untuk meningkatkan cakupan penduduk terhadap pelayanan air
minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan, yaitu (1) 100-100,
yaitu 100% akses air minum dan 100% akses sanitasi, dan (2) Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat.
Sebagai pelayanan publik yang mendasar, berdasarkan Undang-
Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pelayanan
air minum dan sanitasi telah menjadi urusan wajib Pemerintah Daerah.
Untuk mendukung kapasitas Pemerintah Daerah dalam menyediakan
layanan air minum dan sanitasi yang memenuhi Standar Pelayanan
Minimal (SPM), Program Pamsimas berperan dalam menyediakan
dukungan financial baik untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan
prasarana, maupun investasi non-fisik dalam bentuk manajemen,
dukungan teknis, dan pengembangan kapasitas.
Program Pamsimas dilaksanakan dengan pendekatan berbasis
masyarakat melalui keterlibatan masyarakat (perempuan dan laki-laki,
kaya dan miskin, dan lain-lain) dan pendekatan yang tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat (demand responsive approach). Kedua
pendekatan tersebut dilakukan melalui proses pemberdayaan
masyarakat untuk menumbuhkan prakarsa, inisiatif, dan partisipasi
aktif masyarakat dalam memutuskan, merencanakan, menyiapkan,
melaksanakan, mengoperasikan dan memelihara sarana yang telah
dibangun, serta melanjutkan kegiatan peningkatan derajat kesehatan di
masyarakat termasuk di lingkungan sekolah.
22
Ruang lingkup Program Pamsimas mencakup lima komponen
program:
1) Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah
dan desa;
2) Peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi;
3) Penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum;
4) Hibah Insentif; dan,
5) Dukungan teknis dan manajemen pelaksanaan program.
Percepatan pencapaian akses universal air minum dan sanitasi
tahun 2019 membutuhkan upaya bersama dari pemerintah pusat sampai
dengan pemerintah desa dan masyarakat, termasuk donor dan swasta
(CSR). Pamsimas menjadi program air minum dan sanitasi yang dapat
digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan untuk menjadi
program bersama dalam rangka pencapaian akses universal air minum
dan sanitasi di perdesaan pada tahun 2019.
4. Peraturan Menteri
Peraturan Menteri adalah materi yang diperintahkan peraturan
pemerintah untuk melaksanakan Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden. RUU tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan pada dasarnya melaksanakan amanat Ketetapan
MPR-RI No I/MPR/2003 tentang peninjauan terhadap Materi dan
Status Hukum Ketetapan Majeis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia tahun 1960-2002 (Tap MPR). Pasal 4 angka 4 Tap MPR
23
tersebut menentukan bahwa Tap MPR No III/MPR/2000 tentang
Sumber Hukum dan Tata Urutan PeraturanPerundang-undangan Tetap
Berlaku Sampai Dengan Terbentuknya Undang-Undang. Secara
tersirat Tap MPR tersebut mengamanatkan dibentuknya suatu Undang-
undang untuk menentukan tata urutan Peraturan Perundang-undangan,
termasuk pula pengaturan mengenai tata cara pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
5. Pembangunan Masyarakat
Menurut PBB, pembangunan masyarakat atau pembangunan
komunitas adalah satu proses melalui usaha dan prakarsa masyarakat
sendiri maupun kegiatan pemerintah dalam rangka memperbaiki
kondisi ekonomi, social, budaya. Menurut Sanders, pembangunan
masyarakat dapat di pandang pada:
1) Proses
2) Program
3) Gerakan
4) Metode
Maka pembangunan masyarakat adalah berorientasi kepada
perubahan aktivitas manusia yang tidak baik menjadi aktivitas yang
lebih baik, seperti merubah kebiasaan masyarakat yang tidak baik
seperti membuang sampah sembarangan, Buang Air Besar
sembarangan dan hal-hal lainnya aktivitas ataupun kebiasaan
24
masyarakat yang buruk ataupun tidak baik, sehingga dapat merubah
kehidupan masyarakat kearah yang lebih baik.
G. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Program Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) telah banyak
yang melakukan penelitian yang serupa, diantaranya:
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati Dwi Maharani (2014),
dengan judul “Implementasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Kabupaten Lebak. Penelitian ini
membahas tentang bagaimana program tersebut dijalankan dan mengapa
program tersebut bisa terhambat. Dari penelitian yang dilakukan tersebut,
peneliti membandingkan antara dua Kecamatan yang ada di kabupaten Lebak
tersebut. Dengan menggunakan Metode Penelitian Kualitatif, peneliti dapat
menemukan factor yang menjadi penghambat di dalam implementasi program
tersebut. Salah satunya ialah kurang profesionalitasnya para pekerja
pembangunan program pamsimas itu sendiri.
Penelitian lain dilakukan oleh Selin Nur Riski dengan judul “Analisis
Implementasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS) II Kabupaten Semarang (Studi Kasus Desa Timpik
Kecamatan Susukan)” .Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan
bagaimana implementasi PAMSIMAS, bentuk dari program PAMSIMAS,
bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan, serta solusi untuk
mengatasi masalah yang muncul di Desa Timpik. Pendekatan teori yang
25
digunakan dalam penelitian ini adalah model pendekatan implementasi
kebijakan Bottom-Up yang menekankan pentingnya memperhatikan dua
aspek penting dalam implementasi suatu kebijakan, yaitu birokrat pada level
bawah dan kelompok sasaran kebijakan. Dalam penelitian ini digunakan
pendekatan kualitatif sebagai pendekatan utama. Adapun Proses pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu observasi,
wawancara dan juga dokumentasi. Dalam pengujian validitas dan reliabilitas
data menggunakan teknik triangulasi sumber data. Dengan demikian hasil dari
penelitian ini ialah tidak berjalannya implementasi dari program PAMSIMAS
ini dikarenakan para pelaksana program yang tidak bekerja sebagaimana
mestinya, serta tidak adanya partisipasi dari masyarakat.
Penelitian selanjutnya dengan judul “Evaluasi Implementasi Program
Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Di
Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan” yang dilakukan oleh Bagus
Danar Andito, Ari Subowo, Dewi Rostyaningsih. Dari hasil penelitian yang
dilakukan maka peneliti mengatakan bahwa Implemenetasi program
penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas), memiliki
sasaran-sasaran yang hendak dicapai yaitu mengenai cakupan perubahan
perilaku dimana didalamnya mencakup akses air bersih, akses jamban sehat,
stop buang air besar sembarangan dan kebiasaan Cuci Tangan Pakai
Sabun(CTPS), kemudian penguatan kelembagaan khususnya ditingkat desa.
Selanjutnya juga terdapat beberapa aspek pendukung dan penghambat dari
Implemantasi Program Pamsimas itu sendiri. Yakni yang menjadi factor
26
pendukungnya ialah kelembagaan yang bekerja sebagaimana mestinya. Serta
factor penghambatnya ialah ketidak pedulian masyarakat terhadap program ini
sendiri.
Saya sendiri mengambil judul yaitu Efektivitas Program Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Tinjau Dari
Peraturan Menteri PUPR No 27/PRT/M/2016 Tentang Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum (Studi Desa Sei. Toman Kec. Mendahara Ulu)
yang merumuskan dua masalah yaitu bagaimana keefektivitasan dari program
tersebut dan factor apa yang dapat menjadi pendukung dan penghambat
program tersebut. Sehingga nanti dapat menjadi masukkan kepada seluruh
masyarakat desa Sei Toman agar program tersebut nantinya dapat dirasakan
manfaatnya oleh seluruh warga. Perbedaan yang terjadi antara penelitian saya
dan peneliti terdahulu ialah terletak pada acuan dari Program ini sendiri karena
saya menggunakan Peraturan Menteri PUPR No 27/PRT/M/2016 tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum sebagai acuan untuk melihat
efektivitas dari Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS) didesa Sei Toman Kec. Mendahara Ulu.
27
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang
bersifat mendalam, mengikuti proses, dilakukan oleh peneliti sendiri, tidak
boleh diwakilkan atau meyuruh orang lain untuk mengumpulkan data.24
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif dikarenakan penelitian
bersifat social dengan tujuan menggambarkan, meringkas berbagai kondisi,
berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas social yang ada
dimasyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas
itu kepermukaan sebagai ciri, atau gambaran tentang kondisi situasi atau
fenomena tertentu. Desain deskriptif kualitatif ini juga bersifat mendalam dan
menusuk sasaran, dengan sumber data pada observasi partisipasi, wawancara
dan memusatkan perhatian pada orang, kelompok, lembaga, dalam hal ini
perilaku yang diamati.25
B. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah yuridis empiris yang dengan
kata lain adalah jenis penelitian hokum sosiologis dan dapat disebut pula
dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku
serta apa yang terjadi dalam kenyataannya di masyarakat.26
Atau dengan kata
24
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi, cet ke-1 (Jambi: Syari’ah Press FakultasSyari’ah,
2010), hlm. 19 25
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Penada Media Group, 2011), hlm. 68. 26
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), hlm 15.
28
lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau
keadaan nyata yang terjadi di masyarakat dengan maksud untuk mengetahui
dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang
dibutuhkan terkumpul kemudian menuju kepada identifikasi masalah yang
pada akhirnya menuju pada penyelesaian masalah.27
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis sumber data
yaitu data Primer dan data Sekunder.
a) Data Primer
Dalam penelitian ini digunakan data primer yaitu data yang di
peroleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh yang
melakukan penelitian atau yang bersangkutan memerlukannya.
Data primer ini disebut juga sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.28
Data primer yang
peneliti maksud adalah informasi-informasi yang diperoleh secara
langsung yang dilakukan dengan observasi dan wawancara
kepada:
1) Kepala Desa Sungai Toman
2) Anggota KKM dan Satlak
3) Anggota BPSPAMS
4) Bidan Puskesmas Desa Sei Toman
27
Ibid, hlm 16. 28
Djaman Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta 2011), hlm. 42.
29
5) Masyarakat Desa Sungai Toman
Data primer ini digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai Efektivitas Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Tinjau Dari Peraturan
Menteri PUPR No 27/PRT/M/2016 Tentang Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum (Studi Desa Sei. Toman Kec.
Mendahara Ulu ).
b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui
pengumpulan atau pengelolaan data yang bersifat studi
wawancara, observasi dan dokumentasi, atau data yang berbentuk
sudah jadi.29
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh
darisumber berupa literatur-literatur berupa buku-buku, skripsi,
jurnal, laporan atau data-data yang terkait dengan Program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Mayarakat
(PAMSIMAS).
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah
dari subjek darimana data diperoleh.30
Adapun yang menjadi sumber data
dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Sungai Toman, Anggota KKM
29
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif Dan Kualitatif, (Jakarta: GP
Press, 2008), hlm. 253. 30
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, PT Gramedia Indonesia,
2002), hlm 207.
30
dan Satlak, Anggota BPSPAMS, Bidan Puskesmas Desa Sei Toman, serta
Masyarakat Desa Sei Toman.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan
berbagai teknik, namun dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah:
1. Observasi
Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan serangkaian
perilaku dan sesuai yang berkenaan dengan organisme yang sesuai
dengan tujuan empiris.31
Akan tetapi, observasi disini diartikan lebih
sempit, yaitu pengamatan dengan cara menggunakan indera penglihatan
yang berarti tidak mengajukan pertanyaaan/Kuesioner. Maka peneliti
mengamati secara langsung dilapangan. Objek penelitian ini
menggunakan observasi partisipasi, dimana peneliti melakukan interaksi
secara langsung dalam situasi social dengan subjek penelitian, teknik ini
digunakan untuk mengamati dan memahami peristiwa yang terjadi
dilapangan. Dalam hal ini peneliti melibatkan diri sendiri secara langsung
mengenai bagaimana tingkat keefektifan pada Program Pamsimas itu
sendiri.
2. Wawancara
Wawancara adalah cara mengumpulkan bahan-bahan keterangan
yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data
31
Ibid…..hlm. 118.
31
yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Melaksanakan teknik
wawancara berarti melakukan interaksi komunikasi atau percakapan
antara pewawancara (Interviewer) dan terwawancara (Interviewee)
dengan maksud menghimpun informasi dari Interviewee. Interviewee
pada penelitian kualitatif adalah informan yang daripadanya pengetahuan
dan pemahaman diperoleh.32
Metode wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode
ini di dasarkan pada dua alasan, Pertama dengan wawancara peneliti
dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subyek yang
diteliti, akan tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek
penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup
hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau,
masa sekarang, dan juga masa mendatang.33
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur (struktured interview). Dengan wawancara
terstruktur ini peneliti lakukan untuk memperoleh dan mengambil data,
dengan mengadakan tanyajawab secara langsung dengan responden dan
mendengar langsung serta mencatat dengan teliti apa yang diterangkan
oleh responden, metode ini digunakan untuk memperoleh data atau
informasi dari beberapa sumber data yang bersangkutan diantaranya
32
Djamaan Satori & Aan K. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2009),hlm. 65. 33
Patilima. Metode Penelitian Kualitatif, (Semarang: Alfabeta, 2007),hlm.65.
32
yaitu, Kepala Desa Sungai Toman, Anggota KKM dan Satlak, Anggota
BPSPAMS, Bidan Puskesmas, dan Masyarakat Desa Sungai Toman.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.34
Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan
berupa foto lapangan dalam kegiatan pengumpulan informasi atau data
dari kegiatan program PAMSIMAS.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif merupakan bentuk
penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan
dalam keadaan yang sewajarnya dan sebagaimana adanya.35
Ada beberapa langkah dalam proses analisis data kualitatif, yaitu:36
1. Penyusunan data
2. Klasifikasi data
3. Pengolahan data
4. Penyimpulan data.
34
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm.329. 35
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Jakarta: Gajah Mada University Press, 1993),
hlm. 174. 36
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1985), hlm. 151.
33
Berdasarkan pendapat tersebut, dalam kaitannya menganalisis data
kualitatif maka langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Penyusunan Data
Penyusunan data ini dimaksud untuk mempermudah dalam menilai
apakah data yang dikumpulkan itu sudah memadai atau belum dan data
yang didapat berguna atau tidak dalam penelitian sehingga dilakukan
seleksi penyusunan.
2. Klasifikasi Data
Klasifikasi data dimaksudkan sebagai usaha untuk menggolongkan
data yang didasarkan pada kategori yang diteliti. Penggolongan ini
disesuaikan dengan sub-sub permasalahan yang telah dibuat sebelumnya
berdasarkan analisa yang terkandung dalam masalah itu sendiri.
3. Pengolahan Data
Setelah semua data dan fakta terkumpul, selanjutnya data tersebut
diseleksi, kemudian diolah sehingga sistematis, jelas dan mudah untuk
dipahami menggunakan teknik analisis data kualitatif.
4. Penyimpulan Data
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghubungkan data atau fakta
yang satu dengan yang lain sehingga dapat ditarik kesimpulan dan jelas
kegunaannya. Langkah ini dilakukan dalam analisis data kualitatif yaitu
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak
34
ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya.37
Dari keempat metode analisis data diatas maka penulis menyimpulkan
bahwa, terealisasinya keempat metode ini setelah semua data-data yang
diperlukan dan dibutuhkan sudah di peroleh, kemudian akan di filter
mana data yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini dan mana
yang tidak.
F. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sei Toman, Kecamatan Mendahara Ulu,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Peneliti mengambil lokasi ini karena
peneliti merupakan warga asli dari Desa tempat penelitian dilakukan,
sehingga dapat memudahkan peneliti dalamm encari dan mendapatkan
informasi yang diperlukan.
Kegiatan penelitian ini dilakukan sejak disahkannya penelitian ini yaitu 04
February 2020. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai
berikut:
1. Untuk melihat keberhasilan dari program PAMSIMAS yang telah
dilaksanakan di Desa Sei Toman.
2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi serta berbagai
keterangan yang diperlukan untuk pembuatan skripsi.
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2009),hlm.252.
35
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, batasan masalah, kerangka
teori.
BAB II : METODE PENELITIAN
Pada bab ini meliputi pendekatan penelitian, jenis dan
sumber data, teknik analisis data.
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang situasi dan kondisi di lapangan,
keadaan monografi lapangan, serta tentang peran
pemerintah desa dan pelaksana program PAMSIMAS dan
juga masyarakat di desa sungai toman dalam Efektivitas
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS) di Tinjau Dari Peraturan
Menteri PUPR No 27/PRT/M/2016 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (Studi
Desa Sei. Toman Kec. Mendahara Ulu ).
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai data yang digunakan,
pengolahan data tersebut dengan alat analisis yang
diperlukan dan hasil analisis data. Yang isinya nanti
36
berkaitan dengan Bagaimana Efektivitas Program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS) di Desa Sei Toman, serta factor-faktor apa
saja yang menjadi penghambat dan pendukung dari
Efektivitas Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Sei Toman.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis
data yang telah dilakukan dan saran-saran yang diajukan
untuk penelitian selanjutnya.
37
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Aspek Geografis
1. Sejarah Desa Sei Toman
Menurut cerita turun-temurun Sei Toman dahulunya merupakan
hutan belantara yang sekitar tahun 1970 datanglah sekelompok
masyarakat yang berasal dari Duluan atau yang biasa disebut sebagai
dusunilir. Diantara masyarakat tersebut ada yang bernama Pak Tuan
dan Mak Tuan yang menemukan ruas sungai di pematang berlubang
yang bagian hulunya sampai kesimpang Mencolok yang sekarang
dikenal dengan nama Sungai Toman (Sei. Toman), dan pada saat itu Sei
Toman belum di buka sama sekali.
Kemudian Pak Tuan melihat banyaknya ikan toman di sungai
tersebut lebih banyak dari sungai-sungai lainnya, dan menjadi tempat
pencarian bila masyarakat tersebut ingin mendapatkan ikan toman.
Sehingga Pak Tuan terinspirasi untuk member nama sungai tersebut
menjadi Sungai Toman, dan saat ini menjadi sungai udang namun nama
desanya tetap Desa Sungai Toman yang dulu pernah diduduki oleh
beberapa masyarakat.
Desa Sungai Toman desa baru yang merupakan hasil pemekaran
wilayah Kecamatan Mendahara Ulu, dan dulunya Sungai Toman masih
berupa dusun dan masuk dalam wilayah desa Mendahara Ulu.
Kemudian pada tahun 2006 desa yang ada di kecamatan Mendahara
38
Ulu di mekarkan kembali sehingga wilayah Dusun Sungai Toman di
angkat menjadi Desa Sungai Toman, yang sekarang lebih sering di tulis
Sei Toman.
2. Letak Geografis
Secara geografis Desa Sei Toman ini berada pada posisi strategis
yang dilalui jalan Nasional. Desa Sei Toman memiliki luas wilayah
sekitar 11.158 Ha. Adapun jarak tempuh antara Desa ke Kecamatan dan
Kabupaten yaitu:
- Jarak Tempuh dari Desa Sungai Toman ke Kecamatan Mendahara
Ulu sekitar 15 KM dengan waktu tempuh 20 Menit
- Jarak tempuh dariDesa Sungai Toman ke Kabupaten Tanjung
Jabung Timur sekitar 74 KM dengan waktu tempuh 1 jam
Secara Administratif Desa Sungai Toman terdiri dari 4 Dusun dan 9
RT yaitu:
Tabel 1 Jumlah KK/RT38
Nama Dusun RT Jumlah KK
Mekar Jaya - RT 01
- RT 02
- 53 KK
- 98 KK
Harapan Jaya - RT 03
- RT 04
- 113 KK
- 48 KK
Abadi Jaya - RT 05
- RT 06
- 115 KK
- 83 KK
Sawit Indah - RT 07
- RT 08
- RT 09
- 50 KK
- 58 KK
- 90 KK
Jumlah 708 KK
Sumber : Data penduduk Desa Sei Toman Tahun 2019
38
Data Penduduk Desa Sei Toman Tahun 2019
39
Berdasarkan table di atas, Desa Sei Toman terdiri dari 4 Dusun
dan 9 RT yang masing-masing memiliki jumlah KK yang berbeda,
yaitu Dusun Mekar Jaya terdiri dari RT 01 berjumlah 53 KK dan RT 2
berjumlah 98 KK, Harapan Jaya terdiri dari RT 03 berjumlah 113 KK
dan RT 04 berjumlah 48 KK, Abadi Jaya terdiri dari RT 05 berjumlah
115 KK dan RT 06 berjumlah 83 KK sedangkan Sawit Indah terdiri
dari RT 07 berjumlah 50 KK, RT 08 berjumlah 58 KK dan RT 09
berjumlah 90 KK. Dengan melihat data yang telah di paparkan, maka
keseluruhan jumlah KK di desa Sei Toman ialah sekitar 708 KK.
a. Batas-batas Wilayah Desa Sei Toman
Desa Sungai Toman merupakan salah satu dari 6 desa dan
1 kelurahan yang ada di Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi, yang memiliki luas
wilayah 7.556,41 KM2 dengan kondisi topografi dataran dan
perbukitan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut.
o Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Mencolok
o Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Simpang
Tuan
o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro
Jambi
o Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kabupaten Tanjung
Jabung Barat
b. Visi dan Misi Desa Sei Toman
40
o Visi
Menjadikan Desa Sei Toman menjadi desa yang maju,
aman dan berdaya saing dengan mengutamakan berbasis
masyarakat.
o Misi
Terbagi oleh ledding sector organisasi desa
B. Aspek Demografi
1. Keadaan Penduduk Desa Sei Toman
Tabel 2 Potensi Sumber Daya Manusia39
Di Desa Sungai Toman
Jumlah Laki-laki 1.132 orang
Jumlah Perempuan 1.129 orang
Jumlah Total 2.261 orang
Jumlah KK 708 KK
Sumber: Data Penduduk Desa Sei TomanTahun 2019
Berdasarkan table diatas, maka dapat di jelaskan bahwa jumlah
laki-laki di Desa Sei Toman sebesar 1.132 orang dan untuk jumlah
perempuan sebesar 1.129 orang. Dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa
jumlah laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan jumlah perempuan.
a) Tingkat Pendidikan Masyarakat
Pendidikan merupakan satu hal penting dalam mewujudkan
tingkat kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian
39
Data Penduduk Desa Sei Toman Tahun 2019
41
pada khususnya. Dengan tingkat Pendidikan yang tinggi maka akan
mendongkrak tingkat kecakapan. Dengan taraf Pendidikan tinggi
yang ditempuh, diharapkan dapat membuat suatu perubahan bagi
kehidupan masyarakat terkhusus pada pemerintah desa itu sendiri.
Berikut ini akan dipaparkan tingkat Pendidikan di Desa Sei Toman.
Tabel 3 Pendidikan40
Lulusan Pendidikan Umum Tidak Lulus dan TidakSekolah
Tingkat Pendidikan Jumlah Tidak Lulus TidakSekolah
1. SD
2. SMP/Sederajat
3. SMA/Sederajat
4. Akademi D1/D3
5. S1
6. S2
7. S3
528
org
412
org
270
org
24 org
45 org
-
-
380 org -
Sumber : Data Penduduk Desa Sei TomanTahun 2019
Melihat data yang tertera diatas, dapat dikatakan bahwa kesadaran
masyarakat Desa Sei Toman terhadap Pendidikan masih rendah. Hal
40
Data Penduduk Desa Sei Toman Tahun 2019
42
ini terjadi karena salah satu factornya ialah masalah ekonomi. Karena
masih kebanyakan orang tua yang mengatakan bahwa biaya
Pendidikan untuk saat ini terlalu mahal, sehingga banyak anak-anak di
Desa Sei Toman ini tidak melanjutkan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi. Selain itu terdapat factor lain yang mempengaruhi
rendahnya tingkat pendidikan di desa tersebut, yaitu ketidak inginan
dari para anak-anaknya sendiri untuk melanjutkan pendidikan
kejenjang yang jauh lebih tinggi. Itu dikarenakan mereka berfikir
bekerja lebih menguntungkan ketimbang menempuh pendidikan di
bangku sekolah.
Hal ini seharusnya menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah
Desa, agar melakukan sosialisasi kemasyarakat Desa Sei Toman
bahwasanya pendidikan itu amat sangat penting. Sehingga nantinya
dapat membuka fikiran baik untuk orangtua ataupun anak-anak muda
yang akan melanjutkan studi bahwa betapa pentingnya pendidikan
untuk kehidupan.
b) Pekerjaan/Mata Pencaharian
Tabel 4 Pekerjaan Masyarakat
Nama Pekerjaan Jumlah
1. Karyawan
- PNS
- TNI/Polri
2. Wiraswasta
- 7 org
- 2 org
- 32 org
43
3. Petani
4. BuruhTani
5. Nelayan
6. Peternak
7. Jasa
8. Pengrajin
9. PekerjaSeni
10. Pensiunan
- 833 org
- 200 0rg
- -
- 19 org
- 16 org
- -
- -
- 1 org
Sumber : Data Penduduk Desa Sei Toman Tahun 2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas
penghasilan dari masyarakat Desa Sei Toman ialah Petani. Untuk
tanamannya ialah Karet dan Sawit. Daerah Tanjung Jabung Timur
Sendiri terkenal dengan perairan yang sangat luas sehingga
kebanyakan masyarakat yang mecari nafkah atau bermata pencaharian
nelayan itu sangat banyak. Tetapi lain halnya dengan Desa Sei Toman.
Karena Desa ini jauh dari daerah perairan Tanjung Jabung Timur,
sehingga masyarakatnya tidak ada yang menjadi nelayan, melainkan
petani.
C. Program PAMSIMAS
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS) merupakan program andalan nasional (Pemerintah dan
Pemerintah Daerah) untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap
fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis
masyarakat. Program ini telah dilaksanakan mulai dari tahun 2008 sampai
dengan sekarang. Dimana dalam pembangunannya ini terbagi kedalam tiga
44
periode. Periode I yaitu dimulai pada tahun 2008-2012, Periode II dimulai
pada tahun 2013-2015 dan telah berhasil meningkatkan jumlah warga miskin
perdesaan dan pinggiran kota yang dapat mengakses pelayanan air minum dan
sanitasi serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat41
.
Demi untuk terus meningkatkan akses penduduk perdesaan dan pinggiran
kota terhadap fasilitas air minum dan sanitasi maka program Pamsimas ini
dilanjutkan pada tahun 2016 sampai dengan 2019.
1. Tujuan Program
Program PAMSIMAS ini sendiri ialah bertujuan untuk meningkatkan
akses masyarakat terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang
berkelanjutan di wilayah perdesaan dan peri urban42
.
2. Infrastruktur
Infrastruktur dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik
pengorganisasian system struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi
sector public dan sector privat sebagai layanan dan fasilitas yang
diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Hal ini lebih
merujuk kepada infrastruktur fisik. Dimana dalam hal ini salah satunya
ialah penyediaan air bersih sesuai dengan nama program nya yaitu
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).
Infrastruktur yang terdapat dalam Program PAMSIMAS ini yaitu;
- Tower Reservoar yang berfungsi untuk menampung air bersih
41
Pedoman Umum Program Pamsimas 2016, hlm. 1 42
Pedoman Umum Program Pamsimas 2016, hlm. 5
45
- Keran umum dan wastafle sebagai pembangunan Sanitasi, yang
diharapkan agar masyarakat dapat hidup lebih bersih dan sehat.
- Saluran Perpipaan atau yang disebut sebagai Saluran Rumah (SR),
yang nantinya dapat mengalirkan air dari tower program
PAMSIMAS ini secara langsung kerumah-rumah warga yang akan
disalurkan. Dimana berdsarkan PerMen PUPR No 27/PRT/M/2016
Tentang Sistem Penyediaan Air Minum Pasal 1 ayat 3443
dan 3544
.
3. Kelembagaan
Salah satu factor yang mempengaruhi keberlanjutan penyediaan
layanan dan keberfungsian sarana Sistem Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi (SPAMS) adalah factor kelembagaan. Kelembagaan dalam hal ini
diartikan sebagai aturan dalam organisasi atau kelompok masyarakat untuk
membantu anggotanya agar dapat berinteraksi satu dengan yang lain untuk
mencapai tujuan yang di inginkan, yaitu ketersediaan layanan air minum
yang berkelanjutan45
.
Pada desa-desa penerima Pamsimas, KP-SPAMS menjadi wadah
kelembagaan yang mengatur partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sarana SPAMS terbangun dan seluruh warga masyarakat (Perempuan-
lelaki, kaya-miskin, masyarakat dengan disabilitas) mempunyai hak dan
kewajiban yang sama untuk terlibat didalamnya.
43
SPAM Jaringan Perpipaan yang selanjutnya disingkat SPAM JP adalah satu kesatuan sarana dan
prasarana penyediaan air minum yang disalurkan kepada pelanggan melalui system perpipaan. 44
SPAM Bukan Jaringan Perpiaan yang selanjutnya disingkat SPAM BJP merupakan satu
kesatuan sarana dan prasarana penyediaan air minum yang disalurkan atau diakses pelanggan
tanpa system perpipaan. 45
Modul atau Materi Pelatihan Pamsimas III Kabupaten Tanjung Jabung Timur, hlm. 12
46
KP-SPAMS juga harus bisa menjadi lembaga yang dipercaya oleh
masyarakat dan juga diakui oleh lembaga lainnya (Pemerintah Desa,
Pemerintah Daerah, Swasta) untuk penyediaan layanan air minum yang
berkelanjutan di desa. Dalam meningkatkan kualitas layanan air minum
KP-SPAMS dapat bekerjasama dengan Puskesmas untuk memantau
kualitas air yang didistribusikan. Jika hal-hal tersebut bisa diwujudkan
oleh KP-SPAMS maka dukungan dari masyarakat dan pihak lainnya akan
terbangun dengan baik.
Menjadi pengurus KP-SPAMS adalah bersifat kesukarelaan maka
untuk dapat melakukan perannya dalam operasional dan pemeliharaan
SPAMS terbangun pengurus harus memiliki komitmen kuat dalam
melayani masyarakat, memiliki pengetahuan yang baik dan relevan dalam
pengelolaan sarana dan prasaran SPAMS.
Dalam hal pengembangan layanan air minum dan sanitasi, KP-
SPAMS bersama dengan KKM dan Pemerintah Desa dapat menyusun
Program Kerja Pengembangan/Perluasan. Sumber pendanaan program
tersebut dapat berasal dari dalam desa atau luar desa. Oleh karena itu,
kapasitas KP-SPAMS juga perlu ditingkatkan terutama dalam membangun
kerjasama. Khususnya dalam lingkup Desa, KP-SPAMS bersama KKM
harus mampu mengadvokasi Pemerintah Desa untuk mendukung
pembangunan air minum dan sanitasi. Pemerintah Desa memegang peran
strategis dalam mendukung pembangunan air minum dan sanitasi di
wilayah desanya.
47
4. Output
Output sendiri merupakan hasil dari suatu program yang telah
dilaksanakan, yaitu program PAMSIMAS. Dalam hal ini yang di nilai
sebagai output ataupun hasilnya ialah adanya Tower sebagai penampungan
air yang telah menjadi salah satu infrastruktur yang harus ada. Selanjutnya
air bersih, karena tujuan utama dari pembangunan ini ialah air bersih, jadi
air yang dikeluarkan untuk masyarakat harus dinyatakan sehat dan bersih.
5. Pengaggaran
Penganggaran untuk program PAMSIMAS ini didapat dari tiga
komponen, APBN, APBDes, dan Kontribusi Masyarakat. Yang mana
masing-masing memiliki presentasenya sendiri, yaitu46
:
- APBN kisaran 70% yang diturunkan langsung melalui Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM)
- APBDes kisaran 10%
- Kontribusi Masyarakat kisaran 20%, dalam bentuk tunai (in-cash)
minimal 4% dan dalam bentuk tenaga kerja/materil (in-kind)
minimal 16% yang merupakan dana pendukung bagi pembiayaan
kegiatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
D. Implementasi Program Pamsimas Desa Sei Toman
1. Struktur Kelembagaan Program Pamsimas Desa sei Toman
Dalam pelaksanaan Program Pamsimas ditingkat Desa,
Pemerintah Desa berperan dalam penyelenggaraan kebijakan program
46
Pedoman Umum Program Pamsimas 2016, hlm. 73
48
dan anggaran untuk mendukung pencapaian akses universal air minum
dan sanitasi tingkat desa.
Salah satu peran Pemerintah desa dan masyarakat dalam
Program PAMSIMAS:
1) Memimpin kegiatan sosialisasi Program PAMSIMAS dan
dukungan pemerintah desa (Termasuk APBDes) di tingkat desa
dan dusun.
2) Memfasilitasi penyusunan proposal desa untuk mendapatkan
program bantuan air minum dan sanitasi.
3) Memastikan akuntabilitas dan integritas penyusunan proposal.
Kelompok pengelolaan program PAMSIMAS ini dipilih melalui
demokrasi. Yang artinya pemilihan ini dilakukan oleh pemerintah
desa bersama masyarakat serta kelompok pengelola dari kabupaten.
Sehingga terbentuklah Tim pengelola program PAMSIMAS seperti
berikut:
49
Table 5 KKM47
Kelompok Keswadayaan Masyarakat
Nama Jabatan
Sutriono Ketua
Sri Hasyuni
Suhaimi
Mujiono
Ahmad Husni
Hermansyah
Anggota
Sumber: Data Program Pamsimas Desa Sei TomanTahun 2017
Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) adalah organisasi
masyarakat yang terdiri dari anggota masyarakat yang dipilih secara
demokratis, partisipatif, transparan, akuntabel, berbasis nilai, kesetaraan
gender, keberpihakan kepada kelompok rentan, disabilitas, serta kelompok
miskin. 48
Peran KKM dalam program PAMSIMAS adalah sebagai pengelola
program tingkat masyarakat.
47
Data Program Pamsimas Desa Sei Toman Tahun 2017 48
Pedoman Umum Program Pamsimas 2016, hlm. 53
50
Table 6 Satlak Pamsimas49
Satuan Pelaksana
Nama Jabatan
Zulkarnain
Siti Aisyah
Ahmad
Nur Aisyah
Padli
Ketua
Sekretaris
Unit Keuangan
Unit Kesehatan
Unit Pengaduan Masyarakat
Sumber: Data Pamsimas Desa Sei TomanTahun 2017
Satuan Pelaksana Program Pamsimas (Satlak PAMSIMAS) di bentuk
oleh KKM. Satlak ini sendiri bertugas sebagai unit pelaksanaan program.
Adapun tugas dari KKM dan Satlak, yaitu;
- Memimpin pencapaian target air minum aman dan sanitasi layak tingkat
desa, baik untuk pembangunan, peningkatan maupun pengembangan,
dengan memastikan cakupan pelayanan ke 100%, wilayah prioritas
layanan, jumlah target pemanfaatan dan sinkron dengan prioritas
pembangunan desa untuk air minum dan sanitasi.
- Bertanggung jawab dalam penyusunan dan pelaksanaan. Diantaranya
adalah memfasilitasi pertemuan masyarakat desa serta memastikan
bahwa seluruh warga dapat berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
49
Data Pamsimas Desa Sei Toman Tahun 2017
51
- Bersama pemerintah desa menjamin tersedianya alokasi APBDes dalam
RKM untuk kegiatan perbaikan kinerja dan pengembangan.
- Memastikan Sanitasi tersedia bersama agar masyarakat dapat hidup lebih
sehat bersama bidan setempat.
- Pemantauan dan pembinaan terhadap kinerja BPSPAMS dalam
pengelolaan infrastruktur air minum dan sanitasi
- Pengawalan terhadap masukan program peningkatan dan pengembangan
SPAM menuju kepelayanan 100%
Table 7 BP-SPAM50
Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum
Nama Jabatan
Zulkarnai
Siti Aisyah
Ahmad
Nur Aisyah
Padli
Ketua
Sekretaris
Unit Keuangan
Unit Kesehatan
Unit Pengaduan Masyarakat
Sumber: Data Pamsimas Desa Sei Toman Tahun 2017
BPSPAMS sendiri merupakan Badan Pengelola Sarana Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi yaitu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk
mengelola pembengunan SPAMS di tingkat desa. Peran dari BPSPAMS
dalam program ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
50
Data Pamsimas Desa Sei Toman Tahun 2017
52
pengoperasian dan pemeliharaan serta dukungan keberlanjutan kegiatan
program51
.
Adapun Tugas utama dari BPSPAMS yaitu;
- Menyusun rancangan teknis dan pelayanan SPAM dalam RKM
diantaranya adalah menentukan cakupam dan jumlah target penerima
manfaat, mengusulkan sumber air baku yang dapat mencukupi
kebutuhan jumlah target, menyusun rancangan teknis dan skema jaringan
SPAM, menghitung perkiraan kebutuhan biaya dan tenaga kerja (iuran
bulanan masyarakat).
- Mendiskusikan dengan masyarakat hasil-hasil perencanaan SPAM
- Bersama Satlak menyusun rencana pengadaan barang dan jasa
- Melaksanakan pengawasan
- Mempersiapkan kegiatan operasional dan pemeliharaan
- Mengelola SPAM secara akuntabel dan transparan
- Menyusun rancangan teknis dan pelayanan SPAM dalam rangka
perbaikan kinerja dan pengembangan
- Mengkonsultasikan kemajuan dan permasalahan terkait pengelolaan
dengan KKM
- Melaporkan hasil-hasil kegiatan perencanaa, pelaksanaan dan
pengelolaan SPAM.
51
Pedoman Umum Program Pamsimas 2016, hlm. 54
53
2. Program atau RencanaKegiatan
Program Pamsimas di desa sei Toman termasuk Program pada
Periode III yang di mulai tahun 2017, program ini sendiri terletak di salah
satu RT yang ada di Desa Sei Toman yaitu tepatnya di RT 03. Mulai dari
pembangunan tower reservoir sebagai tempat penampungan air, sumur
bor, perpipaan atau saluran rumah, dan kran semua terletak pada RT 03,
yang mana masyarakatnya dikatakan lebih membutuhkan air bersih
ketimbang masyarakat-masyarakat yang tinggal di RT lain. 52
Rencana dari Kegiatan Program Pamsimas Desa Sei Toman ini
menargetkan untuk pemasangan Saluran Rumah (SR) itu sekitar 50 titik
rumah atau 50 KK di RT 03 Desa Sei Toman.
Berikut daftar nama penerima SR Pamsimas Di Desa Sei Toman
dan nama warga yang tidak atau belum teralirin air.
Table 8 Daftar SR yang telah teraliri dan belum teraliri air53
No Nama Pengaliran Air Kerumah-rumah
Teraliri Belum Teraliri
1
2
3
4
5
6
Sudirhamzah
Padi
Nurbani
Nuriah
Ardi
Eti
52
Sudirhamzah (Kepala Desa Sei Toman), Wawancara, Sabtu 19 Oktober 2019 Pukul 14:30 WIB 53
Data Program Pamsimas Desa Sei TomanTahun 2019
54
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Samsik
Junaidi
Ayu
Jayadi
Rojak
Aan
Johani
Basit
Armizi
Yusniar
Dul Rahman
Suryadi
Maimunah
Simbolon
Sahroni
Agus
Jajang
Ilik
Suhaimi
Narahapadi
Palupe
Udin
Yunus
Sani
Iswandi
Andi
Firdaus
Roena
Miun
Basiran
m. nurung
55
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Wana
Mujiono
Andi
Idris
Parman
Farhan
Herman
Mulyadi
Geri
Adam
Wanda
Masjid tawakal
BUMDes
Sumber : Data Program Pamsimas Desa Sei Toman 2019
Berdasarkan Tabel diatas, terdapat 50 titik yang telah tersalurkan
oleh jaringan perpipaan. Namun dari 50 titik itu hanya sekitar 39 titik yang
telah di aliri oleh air, dan 11 titik lainnya belum teraliri oleh air. Hal ini
disebabkan karena posisi rumah yang lebih tinggi, sehingga sulit untuk air
dapat mengalir.
3. Pendanaan Program Pamsimas di Desa Sei Toman
Dana ataupun anggaran dalam program Pamsimas ini di dapat atau
di peroleh sesuai dengan pendanaan yang terdapat pada Pedoman Umum
Program Pamsimas. Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Ahmad selaku
Bendahara BPSPAMS yang mengatakan:
56
“Dana untuk Pamsimas ini di dapat dari dana APBN, APDes dan
iuran masyarakat. Untuk pembagiannya sendiri itu APBN 70%,
APBDes 10% dan iuran Masyarakat 20%. Jadi itulah dana yang di
pakek untuk program Pamsimas ini”.54
Berdasarkan penuturan diatas, maka dapat dikatakan bahwa dana
untuk program Pamsimas ini di dapat dari tiga sumber, yang diantaranya
ialah;
- Dana APBN kisaran 70% yang diturunkan melalui Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM)
- Dana APBDes kisaran 10 %. Dianggarkan melalui Dana Desa
- Dana Kontribusi Masyarakat kisaran 20% (4% dalam bentukuang
in-cash, dan 16% dalam bentuk tenaga in-kind).
54
Ahmad (Bendahara BPSPAMS), Wawancara, Senin 17 Februari 2020 Pukul 09:30 WIB
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Efektivitas Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Sei Toman, Kec. Mendahara Ulu
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)
di Desa Sei Toman telah dibangun sejak tahun 2017. Program PAMSIMAS ini
termasuk kedalam Periode PAMSIMAS yang ketiga yaitu 2016-2019.
Sebagaimana di jelaskan dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor
27/PRT/M/2016 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
Pada Pasal 1 ayat 1 air yang dimaksud ialah air baku, dimana air baku
merupakan air untuk minum rumah tangga air yang berasal dari sumber air
permukiman, air tanah, air hujan dan air laut yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.
Demi melihat tingkat keberhasilan atau efektivitas dari program
PAMSIMAS ini, maka peneliti menggunakan beberapa ukuran, diantaranya
yaitu;
1. Kejelasan Tujuan Yang di Capai
Proses pencapaian tujuan kebijakan akan lebih lancar, tertib dan
efektif apabila dalam diri para pelaksana kebijakan telah tertanam
kesadaran dan keyakinan bahwa tercapainya tujuan kebijakan pada
dasarnya tercapai juga tujuan-tujuan peribadi dari pelaksana tersebut.
58
Tujuan dari program ini ialah dalam hal penyediaan air minum
dan sanitasi terutama pada penyediaan Air Minum yang dijelaskan
pada Pasal 1 ayat 6.55
Hal ini juga dituturkan pada wawancara yang dilakukan oleh
peneliti bersama Kepala Desa Sei Toman yang mengatakan:
“PAMSIMAS pada desa Sei Toman inimerupakan program
pemerintah pusat periode ketiga yang dimulai pada tahun 2017.
Tujuan dari program ini ialah untuk memakmurkan masyarakat
terutama dalam hal air. Dikarenakan desa ini merupakan desa
dengan dataran tinggi jadi termasuk susah dengan kebutuhan air,
terutama pada saat kemarau. Setelah berjalannya PAMSIMAS ini
jadi masyarakat enak dengan air jadi jika kemarau dating
masyarakat tidak kebingungan mau mencari air kemana. Dan
masyarakat juga lebih dapat hidup secara bersih dan sehat”56
Berdasarkan penjelasan dari Kepala Desa Sei Toman diatas
maka dapat dikatakan bahwa program ini dimulai sejak tahun 2017,
sejauh dengan adanya program PAMSIMAS ini maka masyarakat bisa
tercukupi akan kebutuhan air, terutama pada saat kemarau tiba,
masyarakat akan sulit mendapatkan air. Dengan adanya program ini
maka masyarakat akan terbantu untuk kebutuhan air bersih dan agar
dapat hidup secara bersih dan sehat. Sebelum adanya program ini
masyarakat di Desa Sei Toman sedikit mengalami kesulitan untuk
mendapatkan air bersih, tapi setelah adanya program ini masyarakat
telah mendapatkan air yang bersih dan sehat selayaknya.
55
Pasal 1 ayat 6 “penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat agar mendapat kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif” 56
Sudirhamzah (Kepala Desa Sei Toman), Wawancara, Senin 17 Februari 2020 Pukul 08:30 WIB
59
Peneliti juga melakukan wawancara kepada bagian Teknis, yang
mengatakan:
“PAMSIMAS ini yang jelas ialah program yang berkaitan dengan
air bersih serta pemenuhan sarana air bersih untuk masyarakat
yang bersifat bisa digunakan oleh masyarakat walaupun belum bisa
diminum secara langsung, jadi penggunaannya harus dimasak
terlebih dahulu baru dapat diminum tidak seperti air depot. Karena
pada program ini hanya menggunakan filter biasa. Serta tujuan dari
program ini sendiri untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk
kehidupan masyarakat”57
Dari penuturan tersebut dapat dikatakan bahwa program ini
berkaitan dengan air bersih dan sarana untuk masyarakat agar dapat
mendapatkan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun air
tersebut tidak bisa diminum secara langsung di karenakan filter yang
digunakan hanyalah filter biasa bukan seperti filter yang biasa
digunakan pada depot air lainnya, tetapi setidaknya masyarakat telah
mendapatkan pelayanan air bersih secara baik untuk sehari-hari.
2. Penyusunan Program yang Tepat
Suatu rencana yang baik masih perlu dijabarkan dalam program-
program pelaksanaan yang tepat pula, sebab apabila tidak, maka para
pelaksana akan tidak atau kurang memiliki pedoman bertindak dalam
bekerja.
Program PAMSIMAS ini sendiri telah dijelaskan secara rinci
melalui Pedoman Umum Program Pamsimas 2016 serta Peraturan
Menteri PUPR Nomor 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan
57
Jasirin (Teknisi Program Pamsimas Desa Sei Toman), Wawancara, Senin 17 Februari 2020
Pukul 10:15 WIB
60
Sistem Penyediaan Air Minum sebagai acuan para pelaksana kegiatan
dalam melaksanakan Program tersebut.
Sebelum program Pamsimas ini dilaksanakan, telebih dahulu pihak
yang bersangkutan seperti KKM, Satlak dan BPSPAMS melakukan
perembukan atau musyawarah bersama perwakilan warga dari semua
RT. Hal ini dijelaskan dalam wawancara peneliti bersama Kepala
Desa Sei Toman, yang mengatakan;
“Sebenarnya sebelum program ini dilakukan kita pihak desa
melakukan musyawarah terlebih dahulu bersama perwakilan dari
semua RT yang ada di Sei Toman ini dek. Guna dari musyawarah
ini yo itu, untuk bahas dimana baiknya program ini dibangun dan
nanti siapa saja yang mendapatkan saluran air langsung kerumah.
Jadi setelah rapat itu dilakukan, maka semua warga yang datang
pada rapat itu setujunya kalo pembangunan itu ya di bangun di RT
03 dek. Jadi ini memang murni keputusan dari masyarakat, bukan
dari keputusan sepihak pemerintah Desa saja, bukan.”58
Berdasarkan penuturan diatas, Pemerintah Desa telah mengadakan
musyawarah terlebih dahulu bersama Tim Pengelola Program dan
perwakilan dari masyarakat untuk menentukan dimana program ini
akan di implementasikan, dan keputusan ini bukan keputusan dari
sebelah pihak saja melainkan memang keputusan dari masyarakat
Desa juga. Hal yang sama juga dikatakan oleh Ketua Dari BPSPAMS
Desa Sei Toman, iya mengatakan bahwa;
58
Sudirhamzah (Kepala Desa Sei Toman), Wawancara, Senin 17 Februari 2020 Pukul 08:30 WIB
61
“program ini dibangun memang sejak tahun 2017 dek, nah untuk
pemilihan lokasi dan lain sebagainya itu ya memang murni dari
suara masyarakat dalam musyawarah yang sudah dilakukan
kemaren sebelum program ini bener-bener dibangun. Ngapo kami
milih musyawarah, yo kalo kami dewek yang ngambek keputusan
tuh nanti takutnyo kedepannyo yang dak enak dek, takut agek ado
complain atau kayak mano lah nantinya, takut timbul masalah gitu.
Nah pas rapat itu lah dipilih lokasi yang bakal di bangun, dan
semua setuju kalo pembangunan itu di RT 03 dek.”59
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa tempat yang dipilih untuk pembangunan
Program Pamsimas tersebut memang keputusan dari masyarakat,
bukan hanya keputusan dari sebelah pihak. Dan dalam pelaksanaan
program tersebut dapat dikatakan bahwa pihak-pihak yang telah
ditunjuk sebagai pengemban amanah dalam pelaksanaan program ini
telah melakukan perencanaan dengan baik, yaitu dengan dilakukannya
musyawarah antara pihak desa, lembaga Program Pamsimas, dan juga
masyarakat.
3. Sistem Pengawasan dan Pengendalian
System pengawasan dan pengendalian dari program Pamsimas
ini sendiri ialah melibatkan anggota kelembagaan Program Pamsimas
(KKM, Satlak Pamsimas, dan BPSPAMS) dan juga masyarakat, hal
ini telah di jelaskan didalam Pedoman Umum Program Pamsimas
2016.
Penuturan disampaikan oleh teknisi program Pamsimas kepada
peneliti dalam wawancara yang dilakukan, iya mengatakan bahwa:
59
Zulkarnain (Ketua BPSPAMS Desa Sei Toman), Wawancara, Selasa 18 Februari 2020 Pukul
09:00 WIB
62
“waktu proses pembangunan program ini sampe dengan
sekaranglah jadi ini, nah yang mengawasinya yo dari kelembagaan
program pamsimas itu sendiri. Biak dibilang kami supaya kami nih
terbuka jadi yo bagi masyarakat desa sei toman yang memang
benar-benar ingin tahu kayak mana proses pembangunan ini dan
sampe sekarang sudah berjalan jadi kami mempersilahkan untuk
masyarakat terlibat dalam pengawasan program ini dek, ya
walaupun mereka hanya sekedar melihat saja tapi ya setidaknya
adalah masyarakat yang ikut mengawasi gitu.”60
Jadi dalam proses pembangunan sampai dengan selesai maka
dapat dikatakan bahwa pihak dari lembaga program Pamsimas juga
melibatkan masyarakat. Hal ini dilakukan karena sesuai dengan
pedoman yang ada dan juga untuk memberitahu kepada masyarakat
bagaimana program ini berjalan. Meskipun pada kenyataannya
masyarakat disini hanya sekedar melihat proses pembangunan
program Pamsimas dan hanya sekedar berpura-pura dalam melakukan
pengawasan.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dikatakan bahwa
berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No 27/PRT/M/2016 tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum yang terdapat pada Pasal 1
ayat 1 air yang dimaksud ialah air baku, dimana air baku merupakan air untuk
minum rumah tangga air yang berasal dari sumber air permukiman, air tanah,
air hujan dan air laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku
untuk air minum serta Pasal 1 ayat 6 “penyediaan air minum adalah kegiatan
menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapat
kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif ”dimana pasal-pasal tersebut
60
Jasirin (Teknisi Program Pamsimas Desa Sei Toman), Wawancara, Senin 17 Februari 2020
Pukul 10:15 WIB
63
tercantum sebagai acuan terhadap Program Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) khusunya di desa Sei Toman
Kec. Mendahara Ulu yang telah melaksanakan program tersebut. Dan dapat
dilihat bahwa program ini telah berhasil dilaksanakan, karena dengan adanya
program ini masyarakat setempat khususnya Desa Sei Toman ini telah amat
sangat terbantu dalam hal kebutuhan air bersih.
B. Faktor-faktor yang menjadi Pendukung dan Penghambat dari
Efektivitas Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Sei Toman, Kec. Mendahara Ulu
1. Faktor Pendukung
Salah satu factor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari
sebuah program ialah factor pendukung. Baik itu dari infrastruktur,
penganggaran atau bahkan keikutsertaan masyarakat.
Peneliti melakukan wawancara terhadap ketua KKM Desa Sei
Toman yang mengatakan;
“infrastruktur yang sekarang sudah ada saat ini itu ada tower
resevoar untuk nampung air, terus ada sumur bor dek makanya
kmaren dari pada sumur ini nganggur dak tepakek pihak program
Pamsimas bersama pihak Desa dan masyarakat ngelakui
musyawarah tuh, jadi karena usulan masyarakat juga di RT 03
tulah di bangun Pamsimas ini jadi ya pas, karena apo.. yo karena
disano juga sudah ada sumur bor, dari pada dak berfungsi dak, jadi
ya kami memanfaatkan sumur tersebut sebagai sumber utama
untuk mengalirkan air ketempat penampungan, biak dak
teranggurin gitu. Nah selanjutnya kalo untuk pemipaan itu
sekarang sudah dialirkan kerumah warga yang telah terdaftar
sebagai penerima Saluran Rumah sesuai target 50 titik, amper jugo
sudah ada, kran juga ada, untuk sanitasinya sendiri itu dibangun di
SD, ada kran umum dan ada juga wastafle agar siswa disitu dapat
64
belajar hidup secara bersih mulai dari kecil gitu. Kalo untuk
infrastrukturnya sendiri sih udah mencapai 100%.”61
Berdasarkan penuturan dari ketua KKM desa Sei Toman bahwa
untuk Infrastruktur fisik dari Program Pamsimas ini telah mencapai
target 100%. Yang mana ternyata untuk Saluran Rumah (SR) untuk
saat ini hanya di targetkan untuk 50 titik. Dan untuk pembangunan
Sanitasinya sendiri itu telah dibuat tempat untuk mencuci tangan di
Sekolah Dasar (SD) untuk mengajarkan hidup bersih kepada anak-
anak.
Mengingat dataran tempat dibangunnya program tersebut di
dataran rendah, jadi bagi rumah warga yang telah tersambung SR
tersebut masih ada yang belum bisa menikmati air dari Program
Pamsimas tersebut. Karena menurut Teknisi dari Program Pamsimas
tersebut mengatakan bahwa;
“untuk bangunan fisik sih sudah 100% dek, tapi yaitu..untuk
dikatakan efektif sebenarnya belum efektif, karena apa..karena dari
50 titik yang di targetkan tadi masih ada kisaran 11 rumah yang
belum dialirin air, kalo untuk pipa sudah sampe di rumahnya
masing-masing, tapi kalo untuk ngalir belom, karena tuh rumahnya
berada di dataran tinggi, jadi butuh mesin lagi untuk mengangkat
air tuh biak airnya mau naik gitu. Jadi kalo untuk efektif yo belum
bisa dikatakan 100% dek.”62
Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti mengatakan bahwa
yang menjadi factor pendukung dari keefektifan atau keberhasilan
pelaksanaan program ini sendiri hanya dapat dilihat pada
pembangunan infrastruktur yang telah mencapai 100%. Tetapi dapat
61
Sutriono (Ketua KKM Desa Sei Toman), Wawancara, Selasa 18 Februari 2020 Pukul 10:00 WIB 62
Jasirin (Teknisi Program Pamsimas Desa Sei toman), Wawancara, Senin 17 Februari 2020 Pukul
10:15
65
dilihat juga bahwa ternyata air yang ada tidak sepenuhnya dapat
dirasakan oleh masyarakat yang telah menjadi target dalam program
ini yaitu 50 KK. Jika dinilai untuk efektivitas atau keberhasilan maka
hanya bisa dipresentasekan sekitar 80% saja.
2. Faktor Penghambat
Factor penghambat menjadi salah satu penyebab sebuah
program tidak dapat berjalan dengan baik, atau bisa dibilang
penghambat untuk program tersebut bisa dikatakan efektif ataupun
berhasil. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa indicator, salah
satunya dari hal penganggaran, dan terkhusus untuk program
Pamsimas ini sendiri bisa dari indicator airnya atau bahkan kurangnya
partisipasi dari masyarakat.
Adapun wawancara peneliti bersama pihak kesehatan dari
Puskesmas Desa Sei Toman berkaitan dengan Kualitas air, iya
mengatakan bahwa:
“jika dikatakan kualitas air tidak sehat tidak juga, karenakan telah
dilakukan penyaringan terlebih dahulu sebelum air itu sampai
kerumah warga. Namun yang menjadi sedikit penghambat yaitu
karena air yang masih agak sedikit berkarat sehingga nantinya akan
timbul complain dari masyarakat. Tapi sejauh ini kalo untuk
kesehatan airnya itu sendiri ya bisa dibilang sehat hanya saja
berkarat, seperti itu.”63
Berdasarkan pemaparan diatas, air yang dihasilkan dari program
PAMSIMAS ini masih tampak berkarat. Namun, air tersebut telah
63
Nur Aisyah (Bidan Puskesmas Desa Sei Toman), Wawancara, Senin 17 Februari 2020 Pukul
14:00 WIB
66
terbukti tidak berbahaya dan dinyatakan sehat jika di pakai untuk
sehari-hari karena telah menggunakan filter untuk penyaringannya.
Hal ini juga dikatakan oleh beberapa warga, salah satunya ialah ibuk
Nuriah;
“kualitas airnya tidak bagus dek, masih ado kayak karat-karatnya
gitu. Jadi kalo untuk masak masih ragu kami makeknya. Tapi mau
kayak mano lagikan, nak ngangkat air dari sumur yang ada didekat
mushola tuh malas pulak. Jadi yo mau dak mau tetap makek air itu
gitu.”64
Berdasarkan pemaparan diatas, dikatakan bahwa kualitas air tidak
bagus karena masih berkarat, dan warga masih ragu jika digunakan
untuk memasak walaupun air tersebut sudah dikatakan baik dan sehat.
Begitupun menurut bapak Ardi, yang mengatakan kepada peneliti
bahwa:
“kualitasnya airnya belum stabil dek masih karatan gitu, padahal
kan itu udah lamo dibangunnyo tapi ntah ngapo sampe sekarang
airnyo belom stabil. Ooo mungkin karena sumur bor nya pendek
kali dek, maksudnya gak terlalu dalam gitu..jadi yo hasil air kayak
gini.”65
Menurut beberapa paparan diatas, dapat dilihat bahwa dari
kualitas air yang ada masih kurang memuaskan masyarakat
dikarenakan air yang masih berkarat. Untuk kuantitas dari air yang
telah dialirkan itu sendiri masih tidak dapat memenuhi kebutuhan
kehidupan untu sehari-hari. Karena ternyata air hanya dialirkan ketika
pagi hari sekitar pukul 07:00 WIB dan dimatikan setelah sore hari
Pukul 17:00.
64
Nuriah (Warga Desa Sei Toman), Wawancara, Selasa 18 Februari 2020 Pukul 14:30 WIB 65
Ardi (Warga Desa Sei Toman), Wawancara, Senin 17 Februari 2020 Pukul 15:15 WIB
67
Hal ini juga disampaikan oleh warga kepada peniliti pada saat
wawancara.
Menurut Ibu Eti;
“kalo untuk dibilang terpenuhi ya belumlah dek, kayak mano mau
dibilang terpenuhi di hidupi bae Cuma pagi jam 07 sampe sore jam
17:00 WIB ,sedangkan kebutuhan kami kan banyak, belom lagi
untuk mandi anak-anak, sayo, terus suami sayo. Untuk masak lagi
belom, terus mandi sore kan. Pokoknyo kalo menurut sayo belum
lah dek.”66
Menurut penuturan diatas dikatakan bahwa air hanya dihidupkan
mulai dari pukul 07:00 WIB sampai dengan pukul 17:00 WIB jadi
tidak dapat mencukupi untuk kebutuhan air sehari-hari. Penuturan
yang sama juga dijelaskan oleh Bapak Samsik;
“kalo di bilang belum terpenuhi tuh ntah jugo lah dak dek, soalnyo
kan saya cowok, yang saya tau ya untuk mandi samo sholat bae.
Kalo untuk kato orang rumah kurang. Kalo untuk pagi sampe sore
okelah aman, nah kalo untuk malam tu nah dek, ntah yang nnti
untuk keperluan lain, contok BAB bae dak. Soalnyo kami dak
punyo tempat penampungan air yang besar gitu dek, jadi istri saya
ya ngeluh. Kadang kalo mandi sore diok selalu bilang gini, pak aek
jangan boros-boros, nanti kalo udah mandi tampung lagi yo. Kayak
gitu lah dek.” 67
Berdasarkan pemaparan diatas jika kebutuhan air untuk
masyarakat di batasi jam nya, maka untuk kebutuhan air sangat
kurang. Karena air hanya dihidupan sampai sore, dan untuk kebutuhan
air di malam hari maka masyarakat tidak bisa menggunakan air dari
program PAMSIMAS tersebut. Menurut Bapak Junaidi;
“belomlah, kalo saya bilang belom terpenuhi dek. Kayak mano yo
nak bilangnyo, kan diok hidup Cuma sampe sore dak, nah kalo
66
Eti (Warga Desa Sei Toman), Wawancara, Selasa 18 Februari 2020 Pukul 16:00 WIB 67
Samsik (Warga Desa Sei Toman), Wawancara, Rabu 19 Februari 2020 Pukul 14:00 WIB
68
tiba-tiba nanti malamnya kita ada keperluan khusus atau mendadak
gitu kayak mano kan… kalo sekarang bae kayak gini, terus nanti
kalo missal kami lah bayar kayak mano hasil rapat kemaren tuh yo
rugilah kami. Air nya gak hidup terus, bayar mahal kan.”68
Adapun indicator lain yang menjadi salah satu penghambat ketidak
efektifan program Pamsimas ini yaitu masalah penganggaran. Telah
dikatakan oleh bapak Ahmad selaku Bendahara Program Pamsimas
dalam wawancara bersama peneliti bahwa;
“penganggaran ataupun dana untuk program ini sebenarnya
bersumber dari beberapa sumber, yaitu dari APBN itu 70% dari
APBDes itu 10% dan untuk masyarakat itu 20%. Namun dari awal
program ini mau dilaksanakan masyarakat gak mau tuh ikut iuran,
karena kata mereka belum ada bukti nyatanya jadi dak mau mereka
ikut iuran. Nah dari pada dana bantuan dari APBN ini hilang, kan
dia gak bisa cair dek kalo belum ada in-cash (bantuan uang
masyarakat). Jadi ada salah satu perangkat desa yang bersedia
meminjamkan uangnya terlebih dahulu agar anggaran untuk
program ini turun gitu, makanya sekarang bisa dibangun Tower,
pemipaan dan segala macamnya, dan sekarang udah Nampak
buktinya. Memang masyarakat desa ini untuk pemikirannya masih
pendek gtu, apalagi kalo menyangkut duit susah nian lah emang.
Nah kan dari awal program ini aja mereka tidak mau untuk ikut
iuran. Sampainya program ini jadi dan Saluran Rumah sudah
terpasang sesuai target yang telah ditentukan oleh Desa yaitu
kisaran 50 titik atau 50 Rumah, masih jugo malas untuk iuran. Jadi
dari kmaren telah dilakukan musyawarah lagi bersama masyarakat
yang terkait bagaimana untuk kedepannya. Karena kan tidak
mungkin dek untuk uang amper itu pakek duit desa teruskan, jadi
kepala desa mengusulkan untuk musyawarah. Dari hasil
musyawarah itu dapatlah keputusan bahwa untuk iuran
perbulannya itu masyarakat membayar Rp. 50.000,-. Kalo sesuai
musyawarah kemaren ya semua setuju dek, tapi dak tau lah kayak
mana nanti kedepannya kan.”69
Berdasarkan pemaparan di atas dikatakan bahwa anggaran
yang di gunakan untuk program PAMSIMAS ini ialah menggunakan
68
Junaidi (Warga Desa Sei Toman), Wawancara, Rabu 19 Februari 2020 Pukul 15:15 WIB 69
Ahmad (Bendahara BPSPAMS), Wawancara, Senin 17 Februari 2020 Pukul 09:30 WIB
69
70% dana APBN, 10% dana APBDes yang didapat dari Dana Desa
dan 10% nya lagi di menggunakan dana Masyarakat. Hal yang sama
juga dituturkan oleh KepalaDesa, bahwa;
“kemarenkan kami sudah rapat atau musyawarah lah gitu sama
warga yang kiranya rumahnya telah mendapatkan Saluran Rumah
untuk mengalirkan air, dan disitu saya memutuskan untuk
pembayarannya sebesar Rp. 50.000,-/bulan. Pada saat dalam forum
semua menyetujui, tapi kalo untuk selanjutnya saya tidak tahu.
Karena pembayaran ini akan mulai diadakan apabila nanti telah
ditetapkannya Peraturan Desa mengenai hal ini gitu. Kalo untuk
sekarang masih di gratiskan untuk warga. Duit yang mereka
bayarkan itu nantinya juga untuk bayar amper sama bayar orang
yang dipercaya untuk menghidupkan dan mematikan air gitu dek.
Jadi memang larinya nanti untuk mereka seperti itu bukan lari
kedesa bukan. Terkadangkan masyarakat sering tuh berfikir kayak
gitu yakan.”70
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat dikatakan bahwa,
penganggaran yang dikenakan kepada masyarakat nantinya akan di
rasakan kembali oleh masyarakat. Dan berdasarkan penuturan di atas
saya selaku peneliti menyayangkan bagi warga-warga yang ketika
dimintakan untuk iuran yang nantinya program tersebut untuk mereka
sendiri tetapi tidak mau ikut serta berpartisipasi. Hal ini membuktikan
bahwa memang pemikiran warga di desa Sei Toman ini masih di
bilang sedikit kurang maju, karena sedikitnya pengetahuan dari warga
tersebut. Iuran yang nantinya di kenakan kepada masyarakat yaitu
Rp.50.000,-/bulan, ini sudah termasuk untuk pembayaran amper listrik
serta pembayaran untuk salah satu warga yang bertugas untuk
mengurus segala kebutuhan dari masyarakat berkaitan dengan
70
Sudirhamzah (Kepala Desa Sei Toman), Wawancara, Senin 17 Februari 2020 Pukul 08:30 WIB
70
Program dari Pamsimas tersebut, mulai dari menghidupkan dan
mematikan air, melihat apakah terjadi kebocoran pada pipa saluran air
atau kerusakan serta memperbaikinya. Pembayaran ini juga dilakukan
ketika Pemerintah Desa nantinya telah mengeluarkan Peraturan Desa,
selagi peraturan itu belum di sahkan maka air yang sekarang di
nikmati oleh masyarakat itu diberikan secara cuma-Cuma atau masih
di gratiskan dan bebaskan.
Namun dalam wawancara peneliti kepada beberapa warga yang
telah mengikuti musyawarah dan rumahnya telah terdapat saluran
rumah untuk mengalirkan air, tenyata masih ada yang merasa
terbebani akan pembayaran ini.
Salah satunya di sampaikan oleh Ibu Eti yang mengatakan bahwa;
“nah jadi gini, kalo kato saya nih iuran yang telah ditetapkan oleh
kepala desa dan aparat desa yang lain jujur saya keberatan. Karno
saya nih orang biaso, uang Rp. 50.000,-tuh banyak dek, jadi kalo
perbulan segituya dak sesuai. Kalo menurut saya setidaknya Rp.
25.000,-sampai dengan Rp. 30.000,-lah perbulannya. Itu bae lah
raso agak berat kami nak bayarnya. Karena masih sedikit mahal.”71
Berdasarkan penuturan diatas, dikatakan bahwa untuk iuran
perbulan yang mana telah di tetapkan oleh Kepala Desa Sei Toman
untuk masyarakat jumlah sebesar Rp. 50.000,-masih sangat terasa
besar bagi kalangan masyarakat yang memiliki penghasilan rendah.
Hal yang sama juga di katakan oleh Ibu Nuriah, yang mengatakan
bahwa;
71
Eti (warga Desa Sei Toman), Wawancara, Selasa 18 Februari 2020 Pukul 16:00 WIB
71
“dibilang setuju sih idak dek, tapi dibilang dak setuju jugo kayak
mano dak, soalnya lah ditetapi segitu perbulannya. Kemaren
maulah protes tapi malas kagek takutnya berantem pulak. Uang
segitu kalo orang kayak kami nih besar dek. Maklumlah orang dak
punyo kan dek.”72
Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa ternyata
musyawarah yang telah dilaksanakan tersebut tidak semuanya
menyetujui akan keputusan yang disepakati pada forum musyawarah.
Karena setelah musyawarah ini pun masih terdapat masyarakat yang
tidak puas akan keputusan mengenai pembayaran untuk perbulan pada
saat musyawarah itu terlaksana. Dan setelah dilakukannya penelitian
ini barulah terlihat bahwa tidak semuanya puas atau setuju akan
keputusan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai factor pendukung dan
penghambat dari keefektivitasan program Pamsimas di Deesa Sei Toman, Kec.
Mendahara Ulu terdapat beberapa poin yang menjadi factor pendukung dan
penghambatnya. Sebagai salah satu dari factor pendukung dari program
PAMSIMAS ini yang terdapat didalam Peraturan Menteri PUPR No
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum pada
pasal 1 ayat 34 yang mengatakan “SPAM Jaringan Perpipaan yang selanjutnya
disingkat SPAM JP adalah satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan air
minum yang disalurkan kepada pelanggan melalui system perpipaan” seta pada
pasal 1 ayat 35 yang mengatakan “SPAM Bukan Jaringan Perpipaan yang
selanjutnya disingkat SPAM BJP merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana
72
Nuriah (Warga Desa Sei Toman), Wawancara, Selasa 18 Februari 2020 Pukul 14:30 WIB
72
penyediaan air minum yang disalurkan atau diakses pelanggan tanpa system
perpipaan”. Dimana berdasarkan beberapa pasal diatas maka diDesa Sei Toman
Kec. Mendahara Ulu telah menjalankan program ini sebagaimana mana
mestinya, karena dengan mengalirkan air melalui Saluran Rumah (SR)
menggunakan jaringan perpipaan kepada masyarakat yang telah terdaftar
sebagai penerima saluran air dari Program PAMSIMAS tersebut.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwasanya dari program
PAMSIMAS ini masih terdapat beberapa factor penghambat yakni menyangkut
dari kualitas serta kuantitas airnya sendiri. Dimana pada kenyataannya kualitas
air masih diragukan, melihat air yang dihasilkan dari program ini masih dilihat
berkarat meskipun dinyatakan aman dan sehat. Serta salah satu yang menjadi
factor penghambatnya ialah anggaran yang menjadi keputusan dari pemerintah
desa itu sendiri, karena masih dinilai terlalu besar bagi masyarakat yang menjadi
penerima dari program PAMSIMAS ini sendiri.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan
Peraturan Menteri PUPR No 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum yang terdapat pada Pasal 1 ayat 1 air yang
dimaksud ialah air baku, dimana air baku merupakan air untuk minum
rumah tangga air yang berasal dari sumber air permukiman, air tanah, air
hujan dan air laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku
untuk air minum serta Pasal 1 ayat 6 “penyediaan air minum adalah
kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
agar mendapat kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif” dimana pasal-
pasal tersebut tercantum sebagai acuan terhadap Program Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) khususnya
didesa Sei Toman Kec. Mendahara Ulu yang telah melaksanakan program
tersebut. Dan dapat dilihat bahwa program ini telah berhasil dilaksanakan,
karena dengan adanya program ini masyarakat setempat khususnya Desa
Sei Toman ini telah amat sangat terbantu dalam hal kebutuhan air bersih.
2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai factor pendukung dan penghambat
dari keefektivitasan program Pamsimas diDeesa Sei Toman, Kec.
Mendahara Ulu terdapat beberapa poin yang menjadi factor pendukung
dan penghambatnya. Sebagai salah satu dari factor pendukung dari
program PAMSIMAS ini yang terdapat didalamPeraturan Menteri PUPR
74
No 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum pada pasal 1 ayat 34 yang mengatakan “SPAM Jaringan Perpipaan
yang selanjutnya disingkat SPAM JP adalah satu kesatuan sarana dan
prasarana penyediaan air minum yang disalurkan kepada pelanggan
melalui system perpipaan” seta pada pasal 1 ayat 35 yang mengatakan
“SPAM Bukan Jaringan Perpipaan yang selanjutnya disingkat SPAM BJP
merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan air minum yang
disalurkan atau diakses pelanggan tanpa system perpipaan”. Dimana
berdasarkan beberapa pasal diatas maka di Desa Sei TomanKec.
Mendahara Ulu telah menjalankan program ini sebagaimana mestinya,
karena dengan mengalirkan air melalui Saluran Rumah (SR) menggunakan
jaringan perpipaan kepada masyarakat yang telah terdaftar sebagai
penerima saluran air dari Program PAMSIMAS tersebut.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwasanya dari program
PAMSIMAS ini masih terdapat beberapa factor penghambat yakni
menyangkut dari kualitas serta kuantitas airnya sendiri. Dimana pada
kenyataannya kualitas air masih diragukan, melihat air yang dihasilkan
dari program ini masih dilihat berkarat meskipun dinyatakan aman dan
sehat. Serta salah satu yang menjadi factor penghambatnya ialah anggaran
yang menjadi keputusan dari pemerintah desa itu sendiri, karena masih
dinilai terlalu besar bagi masyarakat yang menjadi penerima dari program
PAMSIMAS ini sendiri.
75
B. Saran
1. Sesuai dengan target untuk Saluran Rumah (SR) yang telah ditetapkan,
namun masih ada sekitar 11 titik yang belum teraliri oleh air, maka di
sarankan untuk pemerintah desa dan pengelola program PAMSIMAS
segera melakukan tindakan agar air dapat teraliri dengan baik dan tidak
mengakibatkan komplain dari warga yang rumahnya belum teraliri oleh
air.
2. Demi menghindari kegagalan untuk tingkat pencapaian sebuah
keberhasilan suatu program, maka untuk setiap pengelola khususnya
pengelola program Pamsimas untuk terlebih dahulu melakukan suatu
rencana yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat. Seperti Program
pamsimas ini, ternyata masih banyak masyarakat yang mengeluh atas
penarikan dana yang dilakukan untuk pemakaian selama satu bulan
karena masih dianggap mahal.
76
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Arifin Tahir, Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Bandung: Alfabeta, 2015.
Arikunto, Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik, Jakarta: PT.
Gramedia Indonesia, 2007.
Arikunto&Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Aneka
Cipta, 2009.
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Penada Media
Group, 2011.
Charles O. Jones, Pengantar Kebijakan Publik (Publik Policy), Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada, 1996.
Djamaan Satori &Aan K, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Dwi Yanto Indiahono, Kebijakan Public Berbasis Dynamic Policy
Analysis, Yogyakarta: Gava Media, 2017.
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Jakarta: Gajah Mada
University Press, 1993.
Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Bandung: PT.Refika
Aditama, 2001.
Lysa Angrayni & Yusliati, Efektivitas Rehabilitas Pecandu Narkotika
Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kejahatan Di Indonesia,
Sidoharjo: Uwais Inspirasi Indonesia,2018 .
Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta: UPP AMP
YPKN, 2005.
Mirriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Poliik, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Umum, 2008.
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa,
1985.
Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, Semarang: Alfabeta, 2007
77
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, cet ke-1 Jambi: Syari’ah Press
Fakultas Syari’ah, 2010.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D,Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2013.
B. Undang-Undang dan PeraturanTerkait
UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Menteri No 27/PRT/M/2016 Tentang Sistem Penyediaan Air
Minum
C. Karya Ilmiah Terkait
Moh. Azhar Anas, Studi Deskriptif Tentang Efektivitas Program
Lamongan Green And Clean (LGC) Di Kabupaten Lamongan,
Jurnal
Rahmawati Dwi Maharani, Implementasi Program Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Di
Kabupaten Lebak, Ilmu Administrasi Negara, Skripsi 2014
Selin Nur Risky, Analisis Implementasi Program Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) II Kabupaten
Semarang (Studi Kasus Desa Timpik Kecamatan Susukan. :
http://www.fisip.undip.ac.id email: [email protected]
Bagus Danar Andito, Ari Subowo, Dewi Rostyaningsih, Evaluasi
Implementasi Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Di Kecamatan Karangrayung
Kabupaten Grobogan, http://www.fisip.undip.ac.id email:
Hardiles Nofiandi, Peran Masyarakat Dalam Melaksanakan Program
Pamsimas Di Desa Banjari Kecamatan Gajah Kabupaten Demak,
Ilmu Pemerintahan, 2014
78
D. Lain-lain
Pedoman Umum Pengelolaan Program Pamsimas 2013
Pedoman Umum Pengelolaan Program Pamsimas 2016
Modul/MateriPelatihan Pamsimas III Kabupaten Tanjung Jabung Timur
79
Lampiran I
Tabel 9 Daftar Informan
No Nama Jabatan
1 Sudirhamzah KepalaDesa Sei Toman
2 Sutriono Ketua KKM PamsimasDesa Sei
Toman
3 Zulkarnain Ketua BPSPAMS Desa Sei Toman
4 Ahmad Bendahara BPSPAMS Desa Sei
Toman
5 Jasirin Teknisi Pamsimas Desa Sei Toman
6 Nur Aisyah Bidan Puskesmas Desa Sei Toman
7 Nuriah Warga Desa Sei Toman
8 Ardi Warga Desa Sei Toman
9 Eti Warga Desa Sei Toman
10 Samsik Warga Desa Sei Toman
11 Junaidi Warga Desa Sei Toman
80
Lampiran II
Instrument Wawancara
Dalam melaksanakan wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya
memperoleh informasi dan data obyektif, peneliti melakukan wawancara dengan
beberapa informan di Desa Sei Toman.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan dalam wawancara
sebagai berikut:
1. Apa Pengertian PAMSIMAS?
2. Sebenarnya apa tujuan dari PAMSIMAS?
3. Apa manfaat Pamsimas?
4. Sejak kapan program Pamsimas ini dilaksanakan?
5. Apa alasan di pilihnya tempat program Pamsimas ini dilaksanakan ?
6. Bagaimana pelaksananaan dari Program Pamsimas ini?
7. Bagaimana penganggaran untuk program Pamsimas ini?
8. Seberapa efektifnya program Pamsimas ini di Desa Sei Toman?
9. Berapa target titik untuk pemasangan Saluran Rumah Pamsimas di Desa Sei
Toman?
10. Berapa presentase untuk pembangunan infrastruktur Pamsimas ini?
11. Bagaimana proses untuk pembayaran dalam penggunaan air Pamsimas?
12. Bagaimana respon masyarakat untuk keputusan penarikan tariff pamsimas?
13. Bagaimana Kualitas dan Kuantitas air ini sendiri?
81
Lampiran III
Bersama Kepala Desa Sei Toman Bersama Teknisi Program Pamsimas
Bersama Ketua BPSPAMS Bersama Bendahara BPSPAMS
82
Bersama Masyarakat
Daftar Riwayat Hidup
IdentitasPribadi
1. Nama : Muttofi’ah
2. Tempat Tanggal Lahir : Penerokan, 27 Agustus 1998
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Golongan Darah : B
5. Agama : Islam
6. Bangsa : Indonesia
7. Status Perkawinan : Belum Kawin
8. Alamat : Jln. Jambi-Tungkal, RT 07 Desa Sei Toman, Kec.
Mendahara Ulu, Kab. Tanjung Jabung Timur
Riwayat Pendidikan
1. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Angkatan 2016 s/d
Sekarang
2. SMKS Islam Al-Arief Angkatan 2016
3. SMP Swasta Islam Al-Arief Angkatan 2013
4. SDN 215/X Sei Toman Angkatan 2010