PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA...

85
PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN TERHADAP PENINGKATAN PROFESIONALISME WARTAWAN DI JAMBI (STUDY AJI CABANG JAMBI) SKRIPSI Dianjukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Jurnalistik Islam Fakultas Dakwah OLEH: CLIFA PATRIA MARCO SUTARNO NIM: UJ.140104 JURUSAN JURNALISTIK ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Transcript of PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA...

Page 1: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN

TERHADAP PENINGKATAN PROFESIONALISME

WARTAWAN DI JAMBI (STUDY AJI CABANG JAMBI)

SKRIPSI

Dianjukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Satu (S.1) dalam Jurnalistik Islam

Fakultas Dakwah

OLEH:

CLIFA PATRIA MARCO SUTARNO

NIM: UJ.140104

JURUSAN JURNALISTIK ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Page 2: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

2018

Page 3: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi
Page 4: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi
Page 5: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi
Page 6: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

v

MOTTO

Artinya :

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh

lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan

kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan

kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (An-Nahl : 116)

Page 7: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

wartawan untuk meningkatkan profesionalisme. Tidak hanya itu, penelitian ini

juga membahas mengenai faktor pendukung dan factor penghambat seorang

wartawan untuk mengikuti uji standar kompetensi serta mengetahui tentang

tanggapan AJI Cabang Jambi terhadap uji standar kompetensi wartawan ini.

Pendekatan penelitian penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif

dimana prosedur-prosedur yang digunakan untuk menghasilkan data yang

dihasilkan dari suatu yang di tulis maupun yang diucapkan orang atau melalui

prilaku yang dapat di amati. Sedangkan pengumpulan data penulis menggunakan

penelitian dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam

menganalisis penulis mereduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.

Standar Kompetensi Wartawan ini diperlukan untuk melindungi kepentingan

publik dan hak pribadi masyarakat guna menjaga kehormatan pekerjaan wartawan.J

adi, bukan untuk membatasi hak-hak warga negara menjadi wartawan. Melalui

SKW ini pula wartawan akan diuji kemampuan intelektual dan pengetahuan

umumnya. Sebab, di dalam SKW itu melekat pemahaman tentang pentingnya

kemerdekaan berkomunikasi, berbangsa dan bernegara yang demokratis. Dengan

adanya standar kompetensi wartawan ini, menjadi jelas barometer apa yang

dipakai sebagai ukuran seseorang sudah layak menjalankan profesinya sebagai

wartawan atau belum. Berangkat dari keresahan itu, kalangan pers kemudian

melakukan berbagai upaya untuk membuat suatu standar yang bisa dijadikan

acuan profesi para wartawan. Dari hasil penelitian penulis di lapangan ketika uji

standar kompetensi wartawan ini berlangsung, ternyata tingkat keefektivannya

belum menyentuh angka serratus persen namun dengan adanya uji standar

kompetensi ini bisa menekan kesadaran para wartawan agar senantiasa dalam

menjalankan profesinya sebagai wartawan.

Page 8: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

vi

ABSTRACT

This study aims to determine the effectiveness of the journalist competency

standard test to improve professionalism. Not only that, this study also discusses

the supporting factors and inhibiting factors of a journalist to take the competency

standard test and find out about the AJI Jambi Branch response to the journalist's

competency standard test.

The research approach of the author uses descriptive qualitative methods

where procedures are used to produce data generated from what is written or said

by people or through observable behavior. While the data collection authors use

research by conducting interviews, observation, and documentation. In analyzing

the authors reduce data, display data, and draw conclusions.

This Journalist Competency Standard is needed to protect the public interest

and private rights of the people to maintain the honor of journalists' work. Adi, not

to limit the rights of citizens to become journalists. Through this SKW journalists

will be tested for their intellectual abilities and general knowledge. Because, in the

SKW there was an understanding of the importance of freedom of

communication, democratic nation and state. With the journalist's competency

standards, it becomes clear what barometer is used as a measure of someone who

is worthy of carrying out his profession as a journalist or not. Departing from the

anxiety, the press then made various efforts to create a standard that could be used

as a professional reference for journalists. From the results of the author's research

in the field when the journalist competency standard test took place, it turned out

that the level of effectiveness had not touched the serratus percent number but

with this standardized competency test could reduce journalists' awareness to

always carry out their profession as journalists.

Page 9: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

vii

Lembar Persembahan

Yang Utama Dari Segalanya...

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, taburan cinta dan kasih sayang-

Mu telah memberikan kekuatan, membekali dengan ilmu serta memperkenalkan

seorang hamba-Mu yang hina ini dengan cinta.Atas karunia serta kemudahan

yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam senantiasa selalu dilimpahkan kepada Rasulullah SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan

kusayangi.

Ibunda dan Ayahanda Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga

kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibunda Dwi Handayani dan Ayahanda

Sutarno yang telah memberikan kasih sayang yang tiada tara dan yang tak

mungkin bisa kubalas hanya dengan segepok lembaran skripsi ini.

Adikku Tercinta

Untuk adik-adikku yakni Loadry Apryaldo dan Glenn Dozzerver tiada hal yang

paling indah dan mengharukan saat kumpul bersama kalian walaupun kita sering

bergelut namun tak mengurangi rasa sayang ini kepada kalian berdua.

Sahabatku

Teruntuk Sahabat seperjuanganku Al, Khudi, Evan, Misdianto, Chintya, Tata,

Yadi, Aprizal, Fajar, Said, Angga, Duwi Shofia, Kuswanto, Neng Ayu Saadah dan

sahabat sepiring bertiga di kos yakni Adi dan Agus terima kasih sudah

membantuku dalam menyelesaikan sebuah karya yang sederhanaku ini.

Teruntuk Sahabat Penjaga Masjid dan pengajar PAMI Nurul Hidayah Hudri,

Bayu, serta Yuli Asmarita, terima kasih atas doa kalian, semoga kebaikan kalian

dibalas oleh Allah SWT.

Buat anak-anak murid PAMI Nurul Hidayah, terima kasih sudah mendoakan

abang hingga bisa sampai ke tahap ini.

Dan buat sahabat grup SBMPTN yakni Linda Rahayu dan Nurul Dwi Astari, tak

luput juga kuucapkan terima kasih atas doa kalian serta serangkaian rentetan

ocehan kalian agar bisa terselesaikan karya yang sederhana ini walau kita beda

pulau.

Page 10: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahi rabbil’alamin,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabararokatuh

Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

nikmat sehat dan keselamatan dengan menganugrahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kita, sehingga atas izin-Nya, penulisan dapat menyesuaikan penulisan

skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah

SAW yang telah membawa cahaya Illahi, sehingga kita dapat merasakan nikmat

Islam dan iman dalam kehidupan yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi ini.

Skripsi ini disusun dan dianjurkan sebagai salah satu syarat yang harus

dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana pada Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi, Fakultas Dakwah, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam, Kosentrasi Public Relations, dengan judul “Pengaruh Uji Standar

Kompetensi Wartawan Terhadap Peningkatan Profesionalisme Wartawan

Di Jambi (Study AJI Cabang Jambi)”. Dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak rintangan dan hambatan

yang penulis hadapi. Namun keberhasilan penulis dalam penyusunan skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan, do’a dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu sehingga selesainya penulisan skripsi ini. Kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Moh. Arifullah, M.Fil.I Selaku Pembimbing I dan Bapak Usrial

Husein,S.Ag., MM Selaku Pembimbing II yang telah memberikan nasehat,

ilmu, pengajaran, kesabaran serta meluangkan waktu untuk membimbing

penulisan dan menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada Bapak Edy Kusnadi, S.Ag., M.Phil selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang selalu membimbing dari semester satu hingga akhir.

3. Kepada Bapak Sururuddin, M.Pd Selaku Ketua Jurusan dan Ibu

Mardalena, S.Ag., M.Ud selaku Sekretaris Jurusan Jurnalistik Islam yang

selalu menjadi tempat mengadu dan pemberi solusi bagi setiap mahasiswa

Ilmu Jurnalistik.

4. Kepada Bapak Samsu, M.Pd., P.hD Selaku Dekan dan Bapak Dr. Ruslan

Abdul Gani, M.Hum Selaku Wakil Dekan I Fakultas Dakwah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

5. Kepada Bapak Dr. H. Hadri Hasan,Ma. Selaku Rektor, Bapak Prof. Dr. H.

Su’adi, MA. Ph. D. selaku Wakil Rektor I, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd.

selaku Wakil Rektor II, dan Ibu Dr. Hj. Fadhillah, M.Pd. Selaku Wakil

Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Ketua AJI Cabang Jambi beserta anggota terkait yang telah rela

meluangkan waktu untuk memberikan informasi dan data-data kepada

penulis.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar di Fakultas Dakwah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Page 11: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

ix

8. Bapak Kabag TU dan karyawan/karyawati Fakultas Dakwah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

9. Seluruh Karyawan dan Karyawati Perpustakaan Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulisan

mengucapkan terimakasih yang tak terhingga , semoga skripsi ini bermanfaat

untuk semua pihak yang membaca. Dengan iringan do’a semoga bantuan mereka

menjadi amal sholeh dan mendapat ridho dari Allah SWT atas apa yang telah

diberikan kepada penulis.

Jambi November 2018

Penulis,

Clifa Patria Marco Sutarno

UJ. 140104

Page 12: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi
Page 13: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

NOTA DINAS ......................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ....................................... iii

PENGESAHAN ..................................................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................. v

ABSTRAK .............................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Permasalahan................................................................................ 4

C. Batasan Masalah........................................................................... 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 5

E. Kerangka Teori............................................................................. 5

F. Metode Penelitian......................................................................... 19

G. Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 21

H. Studi Relevan ............................................................................... 22

BAB II PROFIL ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN CABANG JAMBI

A. Profil Aliansi Jurnalis Independen Cabang Jambi ........................ 23

B. Visi dan Misi Aliansi Jurnalis Independen Cabang Jambi ........... 24

C. Struktur Organisasi Aliansi Jurnalis Independen Cabang Jambi .. 27

D. Kode Etik dan Perilaku AJI Cabang Jambi……………….......30

Page 14: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

E. Sarana dan Prasarana Kantor Aliansi Jurnalis Independen Cabang

Jambi……………………………………………………………41

BAB III PROSES STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN

A. Proses Uji Standarisasi Kompetensi Wartawan ........................... 43

B. Pengaruh Standar Kompetensi Wartawan ..................................... 49

C. Elemen Kompetensi ...................................................................... 50

D. Kualifikasi dan Jenjang Kompetensi Wartawan ........................... 51

BAB IV FAKTOR DAN TANGGAPAN STANDAR KOMPETENSI

WARTAWAN

A. Faktor Pendukung Uji Kompetensi Wartawan ............................. 53

B. Faktor Penghambat Uji Kompetensi Wartawan ........................... 54

C. Tanggapan AJI Cabang Jambi Terhadap Uji Standar Kompetensi

Wartawan ...................................................................................... 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 59

B. Rekomendasi ................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 15: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

TRANSLITERASI1

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

{t ط ا

{z ظ b ب

‘ ع T ت

gh غ th ث

F ف j ج

q ق {h ح

k ك kh خ

l ل d د

m م dh ذ

n ن r ر

h ه z ز

w و s س

, ء sh ش

y ي {s ص

}d ض

B. Vokal dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

<i اى <a ا A ا

aw ا و á ا ى U ا

ay ا ى <u ا و I ا

C. Ta>’ Marbu >t }ah

Transliterasi untuk ta>’marbu>t}ah ini ada tiga macam:

1. Ta>’ Marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya

adalah /h/.

Arab Indonesia

S صلاة }ala>h

Mir’a>h مراة

1Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN

STS Jambi (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2014), 136-137.

Page 16: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

2. Ta>’ Marbu>t}ah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah,

maka transliterasinya adalah /t/.

Arab Indonesia

Wiza>rat al-Tarbiyah وزارةالتربية

Mir’a>t al-zaman مراةالزمن

3. Ta>’ Marbu>t}ah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah

/tan/tin/tun/.

Arab Indonesia

فجئة

Page 17: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan dengan rasa ingin tahu.

Adanya rasa ingin tahu tersebut, membuat manusia tersebut berusaha untuk terus

mencari informasi yang ada disekelilingnya. Apalagi jika mendengar suatu kabar

yang masih sangat asing, tentulah ia akan berusaha untuk mencari tahu lebih

lanjut.

Regulasi dalam bentuk Undang-Undang Tentang Pers yang membatasi

ruang gerak pers sejatinya memang tidak ada, namun yang dirisaukan insan pers

adalah terjadinya kriminalisasi yang menjadi ancaman terhadap kebebasan pers.1

Masalah kebebasan pers di Indonesia terdapat pada pertanyaan apakah sudah

sesuai dengan konstitusi serta Undang-Undang yang berkaitan dengan fungsi dan

peranan pers dalam kehidupan demokrasi.

Tugas utama pers yang paling mendasar, yakni sebagai sebuah profesi yang

bertanggung jawab secara langsung kepada masyarakat atas informasi yang

dipublikasikan. Profesionalisme merupakan salah satu kunci untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan mengenai kebebasan pers. Hanya pers yang

profesional lah yang mampu memproduksi jurnalisme yang sehat.

Kemerdekaan pers milik rakyat dan karena itu harus dapat dimanfaatkan

sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Perlu diketahui, pers mempunyai

andil yang sangat besar dan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan

bernegara. Dalam mewujudkan itu semua, wartawan Indonesia perlu menyadari

adanya kepentingan berbangsa dan bernegara dalam keragaman masyarakat. Dan

wartawan Indonesia sudah seharusnya memiliki tanggung jawab sosial serta

pentingnya pemahaman kode etik jurnalistik, dan Undang-undang tentang pers.

Disinilah penting adanya Standar Kompetensi Wartawan (SKW).

1 Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa (Jakarta: PT Grasindo, 2016), 121.

Page 18: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

2

Wartawan dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki standar

kompetensi yang memadai dan disepakati oleh masyarakat pers. Standar

kompetensi itu menjadi alat ukur profesionalitas wartawan.

SKW ini diperlukan untuk melindungi kepentingan publik dan hak pribadi

masyarakat guna menjaga kehormatan pekerjaan wartawan. Jadi, bukan untuk

membatasi hak-hak warga negara menjadi wartawan. Melalui SKW ini pula

wartawan akan diuji kemampuan intelektual dan pengetahuan umumnya. Sebab,

di dalam SKW itu melekat pemahaman tentang pentingnya kemerdekaan

berkomunikasi, berbangsa dan bernegara yang demokratis. Berangkat dari

keresahan itu, kalangan pers kemudian melakukan berbagai upaya untuk membuat

suatu standar yang bisa dijadikan acuan profesi para wartawan.

Tokoh pers seperti Jacob Utama dan Dahlan Iskan ikut serta dalam

kegiatan-kegiatan mempersiapkan standar kompetensi wartawan. Keterlibatan dua

tokoh ini dinilai sangat strategis, karena memiliki banyak perusahaan pers yang

tersebar di seluruh Indonesia. Kalau wartawan yang berada pada perusahaan

miliki dua tokoh tersebut sudah menjalankan kompetensi profesi, maka mayoritas

wartawan di Indonesia bisa dianggap kompeten. Setelah melalui perdebatan

panjang, akhirnya dibuatlah Standar Kompetensi Wartawan (SKW) yang

ditandatangani oleh organisasi profesi wartawan, AJI (Aliansi Jurnnalis

Independen), IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia), dan PWI (Persatuan

Wartawan Indonesia).2

Menjadi wartawan merupakan hak asasi seluruh warga negara, tetapi

penggunaan hak itu haruslah selalu dikaitkan dengan sifat pers yang sangat

berkaitan dengan kepentingan publik, perlindungan hak-hak asasi masyarakat atau

publik dan kemampuan melaksanakan pengawasan dan kritik. Untuk dapat

menjalankan pekerjaaan sebagai wartawan seperti itu, seseorang harus memiliki

dan memenuhi Standar Kompetensi Wartawan yang disepakati oleh masyarakat

pers sendiri. Dengan adanya standar kompetensi wartawan ini, menjadi jelas

barometer apa yang dapat dipakai sebagai ukuran seseorang sudah layak

2 Husnun, “Perlunya Standar Kompetensi Wartawan”, diakses melalui alamat

https://husnun.wordpress.com/2012/04/12/perlunya-standar-kompetensi-wartawan/, tanggal 15

Januari 2018, Pukul 12;47 WIB.

Page 19: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

3

menjalankan profesi wartawan atau belum. Dalam hal ini standar kompetensi

wartawan adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,

keterampilan/keahlian dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas

kewartawanan.

Standar kompetensi wartawan inilah yang menjadi salah satu alat ukur

profesionalitas wartawan. Ini bermakna, Standar Kompetensi Wartawan selain

untuk melindungi kepentingan publik dan hak-hak asasi warga masyarakat, juga

untuk menjaga kehormatan profesi wartawan itu sendiri.3

Setelah lahirnya standar kompetensi wartawan yang dibidani oleh

masyarakat pers sendiri patut kita sambut dengan gembira dikarenakan Dewan

Pers sebagai lembaga Independen yang fungsi utamanya menjaga kemerdekaan

pers jelas sangat berkepentingan dengan terciptanya Standar Kompetensi

Wartawan. Keberhasilan masyarakat pers, yang difasilitasi oleh Dewan Pers,

menghasilkan Standar Kompetensi Wartawan.

“[D]engan adanya uji standar kompetensi wartawan memungkinkan wartawan

menjadi professional dalam menjalankan kewartawanannya. Wartawan yang

professional dalam menjalankan kewartawanannya akan mencerdaskan dan

mencerahkan masyarakat. Profesionalisme wartawan ditentukan melalui etika

wartawan yang ditegakkan. Namun, di tengah kebebasan dan persaingan, kode

etik jurnalistik sering dikesampingkan”.4

Seorang wartawan ketika menjalankan profesinya haruslah sesuai dengan

kesadaran tugas, hak, kewajiban, dan fungsinya sesuai dengan kode etik pers yang

berlaku. Tanpa adanya uji kompetensi, membuat kebebasan pers akan

disalahgunakan. Semua orang di dunia dapat dengan mudah mendirikan media

baru asalkan ditunjang dengan modal yang besar.

“[E]fek samping dari ketiadaan uji kompetensi tersebut dapat menciptakan

wartawan tanpa surat kabar atau wartawan gadungan yang bisa menciderai

profesi kewartawanan. Apalagi jika wartawan enggan mengikuti uji

kompetensi dengan alasan dia sudah bekerja di media ternama di tempat

tinggalnya. Produk berita dari wartawan gadungan akan menimbulkan berita-

3 Wina Armada Sukardi, Standar Komepetensi Wartawan, Cetakan Ke V (Jakarta: Dewan

Pers, 2013), ix. 4 Bekti Nugroho, Profesionalisme, Sejarah, dan Masa Depan Pers Daerah (Jakarta: Dewan

Pers, 2012).

Page 20: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

4

berita yang kurang akurat, berita yang kurang mendidik dan lain sebagainya

yang membuat keresahan bagi masyarakat yang membacanya”.5

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa tertarik untuk

mengadakan suatu kajian di lapangan, di mana penelitian ini mengumpulkan data

yang berkaitan dengan Standar Kompetensi Wartawan dengan judul “Pengaruh

Uji Standar Kompetensi Wartawan Terhadap Peningkatan Profesionalisme

Wartawan di Jambi (Study AJI Cabang Jambi)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, masalah pokok yang diangkat

sebagai kajian utama penelitian adalah: Bagaimana Pengaruh Standar Kompetensi

Kewartawanan Terhadap Peningkatan Profesionalisme Wartawan di Jambi (Study

AJI Cabang Jambi). Pokok masalah ini lebih jauh dapat dirumuskan dalam

beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana proses standarisasi kompetensi bagi wartawan di Jambi?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat uji kompetensi bagi wartawan?

3. Bagaimana tanggapan AJI Cabang Jambi mengenai adanya uji standar

kompetensi wartawan?

C. Batasan Masalah

Penulis menganggap perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini.

Tujuannya agar tidak terjadi simpang siur dalam pembahasan atau pengumpulan

data, serta terarah dan tepat sasaran dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah wartawan yang belum mengikuti

Standar Kompetensi dan wartawan yang sudah mengikuti standar kompetensi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Bertolak dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah

diungkapkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

5 Herri Novealdi, Majelis Etik, Wawancara Pribadi, 17 Januari 2018 Pukul 12:30 WIB.

Page 21: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

5

1. Mengetahui tanggapan AJI Cabang Jambi dalam uji standar kompetensi

wartawan.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat uji kompetensi

bagi wartawan.

3. Untuk mengetahui standarisasi kompetensi wartawan di Jambi.

Adapaun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah khazanah pengetahuan di bidang jurnalistik tentang Standar

Kompetensi Kewartawanan Terhadap Peningkatan Profesionalisme Jurnalis di

Jambi.

2. Memberikan acuan pemikiran atau referensi bacaan bagi mahasiswa

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan landasan teori yang berguna sebagai pendukung

pemecahan masalah. Untuk itu perlu disusun suatu kerangka teori yang memuat

pokok-pokok pikiran, menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan

disoroti.6

Supaya tulisan yang dihasilkan peneliti jelas, tepat sasaran, dan lebih

terarah, penulis menganggap diperlukan adanya kerangka teori sebagai landasan

berfikir agar dapat mendapatkan konsep dasar yang benar, tepat, dan jelas dalam

penyusunan skripsi ini.

1. Pengaruh

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian kata pengaruh. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1999:747), kata pengaruh yakni daya

yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut mmebentuk watak

kepercayaan dan perbuatan seseorang.7

WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada

atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa

atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain.

6 Hadari dan Nawawi, Metode Penelitian Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 2001), 6. 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kedua tahun 1999

Page 22: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

6

Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengaruh adalah sebagai suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang

memiliki akibat atau hasil dan dampak yanga ada.

2. Standar Kompetensi

a. Pengertian Standar Kompetensi

Standar adalah patokan baku yang menjadi pegangan ukuran dan dasar.

Standar juga berarti model bagi karakter unggulan. Sedangkan kompetensi adalah

kemampuan tertentu yang menggambarkan tingkatan khusus menyangkut

kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan.

Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan

jurnalistik berupa mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan

menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan

gambar, serta data dan grafik, maupun dalam bentuk lainnyadengan menggunakan

media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran lainnya.

Kompetensi wartawan adalah kemampuan wartawan untuk memahami,

menguasai, dan menegakkan profesi jurnalistik atau kewartawanan serta

kewenangan untuk menentukan (memutuskan) sesuatu di bidang kewartawanan.

Hal itu menyangkut kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan.

Standar kompetensi wartawan adalah rumusan kemampuan kerja yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan/ keahlian, dan sikap kerja yang

relevan dengan pelaksaaan tugas kewartawanan.8

b. Tujuan Standar Kompetensi Wartawan

1) Meningkatkan kualitas dan profesionalitas wartawan.

2) Menjadi acuan sistem evaluasi kinerja wartawan oleh perusahaan pers.

3) Menegakkan kemerdekaan pers berdasarkan kepentingan public.

4) Menjaga harkat dan martabat kewartawanan sebagai profesi khusus penghasil

karya intelektual.

5) Menghidarkan penyalahgunaan profesi wartawan.

8 Wina Armada Sukardi, Standar Kompetensi Wartawan, Cetakan Ke V (Jakarta: Dewan

Pers, 2013), 6-7.

Page 23: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

7

6) Menempatkan wartawan pada kedudukan strategis dalam industri pers.

c. Model dan Kategori Kompetensi

Dalam rumusan kompetensi wartawan ini digunakan model dan kategori

kompetensi, yaitu:

1) Kesadaran (awareness): mencakup kesadaran tentang etika dan hukum,

kepekaan jurnalistik, serta pentingnya jejaring dan lobi. Garis besar kompetensi

kesadaran wartawan yang diperlukan bagi peningkatan kinerja dan

profesionalisme wartawan.

2) Pengetahuan (knowledge): mencakup teori dan prinsip jurnalistik, pengetahuan

umum, dan pengetahuan khusus. Wartawan juga perlu mengetahui berbagai

perkembangan informasi mutakhir bidangnya.

3) Keterampilan (skills): mencakup kegiatan 6M (mencari, memperoleh memiliki,

menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi), serta melakukan

riset/investigasi, analisis/prediksi, serta menggunakan alat dan teknologi

informasi.

Kompetensi wartawan yang dirumuskan ini merupakan hal-hal mendasar

yang harus dipahami, dimiliki, dan dikuasai oleh seorang wartawan.

3. Wartawan

a. Pengertian Wartawan

Wartawan adalah orang yang melaksanakan kegiatan jurnalistik, baik itu

mencari berita, mengolah berita sampai mempublikasikan berita. Pendapat penulis

merujuk pada teori Masduki dalam buku Kebebasan Pers dan Kode Etik

Jurnalistik mengatakan, “[w]artawan adalah orang-orang yang terlibat daam

pencarian, pengolahan, dan penulisan berita, yang nantinya dimuat dalam media

massa.

Wartawan atau seorang jurnalis sangat berjasa kepada masyarakat, sebab

melalui kerja seorang wartawan inilah maka masyarakat bisa mengetahui atau

mendapat informasi tentang apa yang telah terjadi di seluruh dunia khususnya

Page 24: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

8

Indonesia. Di samping itu jurnalis harus memegang teguh etika pers atau kode etik

jurnalistik dan professional dalam menjalankan tugasnyasebagai seorang jurnalis.

Wartawan bekerja mencari informasi ke segala tempat kejadian yang

nantinya diolah menjadi sebuah berita. Pengertian berita itu sendiri adalah laporan

peristiwa yang dilaporkan melalui media massa.9 Wartawan atau jurnalis adalah

seseorang yang melakukan kegiatan jurnalisme. Wartawan merupakan orang yang

secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisan dikirimkan dimuat di

media massa secara teratur. Laporan ini dipublikasikan dalam media massa,

seperti koran, televisi, radio, film dokumentasi, dan internet.

Wartawan dalam menulis berita diharapkan dapat menulis beritanya secara

objektif dan tidak memihak kepada golongan manapun. Secara singkatnya, tugas

dan kewajiban wartawan adalah menyampaikan serta meneruskan informasi atau

kebenaran kepada publik tentang apa saja yang perlu diketahui publik.

Dalam menjalankan tugas serta kewajibannya melayani publik, wrtawan

memperoleh sejumlah keistimewaan, antara lain:

1) Mereka dilindungi oleh undang-undang kebebasan menyatakan pendapat.

2) Mereka berhak menggunakan bahan/dokumen/pernyataan publik.

3) Mereka dibenarkan memasuki kehidupan pribadi seseorang dan para tokoh

publik (public figure) demi informasi yang lengkap dan akurat.

Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat dalam buku jurnalistik

menyebutkan “[s]edikitnya empat persyaratan dasar yang perlu dimiliki calon

wartawan, yaitu pengalaman, rasa ingin tahu, daya khayal dan pengetahuan”.10

Wartawan memerlukan imajinasi dalam menjalankan profesinya. Hal ini bukan

berarti wartawan hanya mengandalkan imajinasi atau khayalan ketika menulis

berita. Wartawan, jelas tidak sama dengan penulis novel atau cerpen ketika

menjalankan pekerjaannya.

Wartawan pun menggunakan daya khayalnya tetapi dengan cara sendiri. Ia

mengumpulkan serpihan-serpihan fakta hasil liputan yang tampaknya tak

9 Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik (Yogyakarta: UII Pers, 2004), 40.

10Kusumaningrat Hikmat, Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktek

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), 66.

Page 25: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

9

berkaitan, lalu mempertautkannya dalam sebuah konteks sehingga menghasilkan

konstruksi sebuah realitas.

b. Masalah Etis Bagi Wartawan

1) Wartawan harus bebas dari kepentingan. Wartawan atau jurnalis yang hidup

pada zaman sekarang berbeda dengan wartawan yang dulu, bedanya ada pada

etika dan profesionalisme kerja. Wartawan sekarang jarang yang memegang

teguh etika pers atau kode etik jurnalistik dan profesional dalam bekerja,

wartawan yang dulu selalu mengedepankan etika dan profesional dalam

bekerja. Bedanya sangat mencolok di situ, makanya wartawan yang dulu

banyak menjadi wartawan yang hebat karena selalu memegang teguh etika

pers dan profesional dalam bekerja. Sekarang Hadiah, perlakuan istimewa,

biaya perjalanan dapat mempegaruhi kerja wartawan. Maka seorang wartawan

harus berani menolaknya. Tanpa kemampuan tersebut kerja wartawan dan

profesionalismenya akan direndahkan.

2) Keterlibatan dalam politik, melayani organisasi masyarakat tertentu

menjadikan profesi wartawan sebagai pekerjaan sambilan perlu

dihindari.Keterlibatan dalam politik akan memunculkan Conflict of interest

(konflik kepentingan) pada diri wartawan yang bersangkutan. Orang yang

berafiliasi pada politik, tidak akan bisa memberitakan kebobrokan dan

kecurangan partainya.

3) Tidak menyiarkan sumber berita individu jika tidak mempunyai nilai berita

Wartawan harus mempertimbangkan apakah seseorang itu memang

mempunyai nilai berita atau tidak.

4) Wartawan akan mencari berita yang memang benar-benar melayani

kepentingan individu atau kelompok tertentu.

5) Wartawan melaksanakan kode etik kewaratawanan untuk melindungi rahasia

sumber berita. Bila narasumber tidak ingin disebutkan namanya, wartawan

harus melindungi namanya.

6) Plagiarisme harus dihindari karena merupakan aib bagi dunia kewartawanan.

Plagiarisme salah satu bentuk kecurangan yang harus dihindari, misalnya

Page 26: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

10

mengutip sebuah tulisan media lain dengan tidak menyebutkan sumbernya atau

memakai foto media lain tanpa menyebutkan sumber foto tersebut.11

c. Kode Etik Jurnalistik

Dalam pers dikenal kode etik jurnalistik. Berbagai organisasi pers telah

menyusun kode etik sebagai panduan dan standar kerja.12

Etika pers adalah bidang

yang mengenai kewajiban-kewajiban pers dan tentang apa yang merupakan pers

yang baik dan pers yang buruk, pers yang benar dan pers yang salah, pers yang

tepat dan pers yang tidak tepat. Kode etik jurnalistik ialah ikrar yang bersumber

pada hati nurani wartawan dalam melaksanakan kemerdekaan mengeluarkan

pikiran yang dijamin sepenuhnya oleh pasal 28 UUD 1945, yang merupakan

landasan konstitusional wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.13

Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk

memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan

moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan

publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan

Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:14

Pasal 1

Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat,

berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Penafsiran:

a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati

nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk

pemilik perusahaan pers.

b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.

c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.

11

Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa (Jakarta: PT Grasindo, 2016), 113-114. 12

Yosep Adi Prasetyo, Pers di Terik Matahari (Catatan Ombudsman Aceh Kita Pada Masa

Darurat Militer Aceh), (Jakarta: Dewan Pers, 2016), 83. 13

Kusumaningrat Hikmat, Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktek

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), 14

Bekti Nugroho dan Samsuri, Pers Berkualitas Masyarakat Cerdas, (Jakarta: Dewan Pers,

2013), 291.

Page 27: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

11

d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata

untuk menimbulkan kerugian pihak lain.

Pasal 2

Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam

melaksanakan tugas jurnalistik.

Penafsiran:

Cara-cara professional adalah:

a. Menunjukkan identitas diri kepada narasumber.

b. Menghormati hak privasi.

c. Tidak menyuap.

d. Menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya.

e. Rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara

dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara

berimbang.

f. Menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar,

foto, suara.

g. Tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain

sebagai karya sendiri.

h. Penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita

investigasi bagi kepentingan publik.

Pasal 3

Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara

berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta

menerapkan asas praduga tak bersalah.

Penafsiran:

a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran

informasi itu.

b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-

masing pihak secara proporsional.

Page 28: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

12

c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda

dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan

atas fakta.

d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.

Pasal 4

Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Penafsiran:

a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan

sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.

b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat

buruk.

c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.

d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar,

suara, grafis atau tulisan yang sematamata untuk membangkitkan nafsu birahi.

e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu

pengambilan gambar dan suara.

Pasal 5

Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban

kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku

kejahatan.

Penafsiran:

a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang

yang memudahkan orang lain untuk melacak.

b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.

Pasal 6

Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima

suap.

Penafsiran:

a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan

pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut

menjadi pengetahuan umum.

Page 29: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

13

b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari

pihak lain yang mempengaruhi independensi.

Pasal 7

Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang

tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan

embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.

Penafsiran:

a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan

narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.

b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan

permintaan narasumber.

c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber

yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.

d. Off the record adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak

boleh disiarkan atau diberitakan.

Pasal 8

Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan

prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras,

warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat

orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Penafsiran:

a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum

mengetahui secara jelas.

b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.

Pasal 9

Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan

pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Penafsiran:

a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.

b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya

selain yang terkait dengan kepentingan publik.

Page 30: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

14

Pasal 10

Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita

yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca,

pendengar, dan atau pemirsa.

Penafsiran:

a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun

tidak ada teguran dari pihak luar.

b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi

pokok.

Pasal 11

Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara

proporsional.

Penafsiran:

a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan

tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan

nama baiknya.

b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi

yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.

c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.

Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan

Pers. Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh organisasi

wartawan dan atau perusahaan pers.15

4. Profesionalisme

a. Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme (profésionalisme) ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran,

cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat

pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal daripada

profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan

kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme

15

Ibid, 297.

Page 31: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

15

adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional

(Longman, 1987).16

Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong

dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Kualitas profesionalisme

didukung oleh ciri-ciri sebagai berikut:

1) Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai

ideal.

Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha

mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan

mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian

tersebut. Yang dimaksud dengan “piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku

yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.

2) Meningkatkan dan memelihara imej profesional

Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk

selalu meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku

profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya

penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup

harian, hubungan dengan individu lainnya.

3) Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan

professional

Dalam hal ini dapat meningkatkan dan meperbaiki kualitas pengetahuan dan

keterampilannya.

4) Mengejar kualitas dan cita-cita dalam professional

Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan profesion

yang dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa

bangga dan percaya diri akan profesionalnya.

b. Pers Profesional

Sejarah menunjukkan, pers yang dibangun di atas pilar profesionalisme,

lambat atau cepat selalu mendapat tempat di hati masyarakat, melahirkan

16

https://arisandi21.wordpress.com/2012/12/04/pengertian-profesionalisme-ciri-ciri-

profesionalisme/ diakses 23 Januari 2018 Pukul 22:31 WIB.

Page 32: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

16

kebanggaan, kecintaan, dan kehormatan bagi siapapun para pelaku yang terlibat di

dalamnya.17

Tidak ada perbantahan dari dalam atau luar, pers adalah sebuah

profesi. Apapun yang termasuk profesi (dokter, advokat, termasuk pers dan lain-

lain), memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :18

1) Independen

Pekerjaan profesi dilakukan mandiri. Untuk wartawan (jurnalis) ada dilema.

Disatu pihak sebagai profesi wajib mandiri. Di pihak lain, ada redaksi atau

pemilik perusahaan yang menentukan kebijakan dan memilih berita. Dengan

perkataan lain, ada ketergantungan yang lebih nampak sebagai hubungan kerja

yang tidak independen. Demikian pula kemungkinan media partisan sebagai organ

(resmi) kekuatan politik (partai politik atau regim). Tetapi kenyataankenyataan ini

dapat diatasi selama prinsip-prinsip pers merdeka (demokratis) dilaksanakan

sebagaimana mestinya (objektif, berimbang, faktual, benar) dijalankan dengan

baik. Di pihak lain mekanisme perlindungan terhadap subyek yang diberitakan

dapat pula terlaksana dengan baik (hak jawab, hak koreksi, dan kemungkinan

suatu proses hukum). Terlepas dari kemungkinan kenyataan-kenyataan di atas,

prinsip independen sebagai ciri profesi harus selalu menjadi asas, acuan dan

semangat pers.

2) Pekerjaan Bersifat Jasa (service)

Pekerjaan pers adalah pekerjaan jasa (service), bukan pekerjaan atas dasar

upah atau gaji. Pembayaran yang diterima pers (wartawan) semestinya disebut

honorarium (uang kehormatan), atau kompensasi atau sebutan lain yang

membedakannya dari pembayaran atas dasar hubungan kerja atau upah. Pers

melakukan pekerjaan servis publik yang tidak teridentifikasi. Berbeda dengan

servis publik yang diberikan oleh dokter atau advokat yang dapat diidentifikasikan

yaitu orang-orang yang datang atau didatangi untuk dibantu (diobati atau

memperoleh bantuan hukum).

17

Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Panduan Praktis

Jurnalis Profesional (Bandung: Simbioasa Rekatama Media, 2008), 47-49. 18

Bagir Manan, Menjaga Kemerdekaan Pers di Pusaran Hukum (Jakarta: Dewan Pers,

2011), 51.

Page 33: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

17

3) Bekerja atas dasar keahlian atau pengetahuan yang cukup

Sebagai profesi, penyelenggaraan pers harus didasarkan pada pengetahuan

yang cukup atau keahlian. baik dalam arti penguasaan pengetahuan maupun

ketrampilan.

4) Berorientasi Pada Kepentingan Klien (Client Oriented)

Ada beberapa unsur Client Oriented:

a. Bekerja atas (demi) kepentingan klien.

b. Senantiasa memelihara (menjaga) kepercayaan (trust) klien, termasuk hal-hal

yang mestinya dirahasiakan, dan jujur terhadap klien.

c. Tidak mentelantarkan klien. Pelayanan terhadap klien harus tuntas, kecuali

klien yang pergi atau sampai batas maksimum kesanggupan maksimun yang

tidak mungkin dipaksakan lagi.

d. Dilarang memelihara hubungan dengan klien sematamata untuk memperoleh

keuntungan (dari klien).

5) Menjaga Integritas

Pekerjaan profesi tidak dapat dipisahkan dari integritas sebagai pilar untuk

menjaga dan mempertahankan kehormatan dan kemulyaan profesi. Tanpa

integritas, kehormatan dan kemulyaan akan sirna. Pers atau wartawan yang tidak

memiliki integritas, bukan saja akan kehilangan kehormatan dan kemulyaan, juga

akan direndahkan bahkan jadi bahan gurauan. Selain dalam kejujuran dan

keterbukaan, integritas adalah untuk senantiasa menjalankan pekerjaan (tugas

jurnalistik) dengan cara-cara terbaik untuk mencapai hasil yang terbaik. Tidak ada

keisengan dalam profesi.

6) Menjunjung Tinggi Etik

Pers Indonesia memiliki Kode Etik Jurnalistik yang berisi kewajiban-

kewajiban dan tanggung jawab yang harus senantiasa dijalankan dan dijunjung

tinggi. Etik adalah tuntunan moral. Etik tidak boleh hanya diartikan sebagai

pendamping aturan hukum. Etik bagi profesi mempunyai kekuatan mengikat yang

sewaktu-waktu dapat berada di atas hukum. Apabila terjadi pertentangan antara

hukum dan etik, pers (wartawan) harus mendahulukan etik. Mungkin, suatu ketika

Page 34: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

18

ada berita pers yang dianggap melanggar hukum, seperti soal-soal yang berkaitan

dengan keamanan nasional atau hakhak pribadi (privacy).

7) Bukan Pekerjaan Probono (pro Deo)

Pekerjaan profesi bukan pekerjaan probono (free of charge), karena itu,

pekerja profesi berhak atas kompensasi atau imbalan sesuai jasa yang diberikan.

Demikian pula pekerjaan pers (wartawan). Mereka berhak menerima kompensasi

sesuai dengan asas-asas kesejahteraan dan kemanusiaan.19

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan studi kualitatif yang

bersifat deskriptif. Moleong mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu

penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks

sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang

mendalam antara penelitidengan fenomena yang diteliti.20

Yaitu penelitian yang

memberikan gambaran secar objektif, dengan melihat Standar Kompetensi

Kewartawanan Terhadap Peningkatan Wartawan di Jambi (Study AJI Cabang

Jambi). Metode penelitian kualitatif juga dapat diartikan sebuah metode penelitian

yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang ilmiah.21

2. Setting dan Subjek Penelitian

Setting dalam hal ini adalah lokasi tempat penelitian lapangan dilakukan.

Sedangkan subjek merupakan responden dan informan yang akan dimintai

keterangan.22

Setting penelitian adalah kantor AJI Cabang Jambi di jalan A.

Khatib RT. 14 Kelurahan Pematang Sulur Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.

3. Sumber dan Jenis Data

19

Ibid, 53. 20

Elvi Susanti, “Glosarium Kosakata Bahasa Indonesia Dalam Ragam Media Sosial”,

Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikn Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(2), (2016), 235.

21 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2007), 15.

22 Arifullah. Dkk, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa (Jambi: Fakultas

Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2015), 59-60.

Page 35: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

19

Sumber dan jenis data terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Data primer, yakni data yang diperoleh dari AJI Cabang Jambi.

b) Data sekunder, yakni data yang diperoleh dari literature yang mendukung data

primer, seperti internet dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian.

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan valid dalam penelitian ini, penulis

menggunakan instrument pengumpulan data sebagai berikut:

a) Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

unsur-unsur yang tampak dalam suau gejala atau gejala-gejala dalam objek

penelitian.23

Beberapa yang dapat diperoleh dari observasi adalah tempat, pelaku,

kegiatan,kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan. Dilakukannya observasi

ialah berguna untuk menyajikan gambaran yang realitas perilaku atau kejadian

untuk menjawab pertanyaan dan membantu mengerti perilaku informan.

b) Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan

jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape

recorder).24

c) Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain

sebagainya. Jadi dalam penelitian ini penulis mendokumentasikan hasil

wawancara dengan narasumber.

5. Metode/ Teknik Analisis Data

Setelah data primer dan sekunder terkumpul, kemudian diklarifikasikan

sesuai pertanyaan yang terdapat pada masalah. Kemudian, dilakukan analisis data

23

Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka

Setia, 2009), 134.

24 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011),

67.

Page 36: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

20

dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Data kemudian dicek

kembali, secara berulang, dan untuk mencocokkan data yang diperoleh, data

disestimatiskan dan diinterprestasikan secara logis, sehingga diperoleh data yang

absah dan kredibel.25

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis melalui data

kualitatif.

G. Pemeriksaaan Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif terdapat empat

cara yaitu:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan peneliti di kantor AJI Cabang

Jambi secara langsung dan cukup lama. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi dan

memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi ke absahan data.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

secara teliti, rinci dan berkesinambungan terhadap proses uji standar kompetesi

wartawan di AJI Cabang Jambi.

3. Tringulasi

Tringulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuau di luar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas

data melalui pemerksaaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang

diperoleh dari berbagai informan.

Pada hal ini peneliti menggunakan tringulasi dengan teori, yaitu pengecekan

kebasahan data melalui perbandingan dua atau lebih teori yang berbicara tentang

hal yang sama.

4. Diskusi dengan Teman Sejawat

Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan melakukan

diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang diterima benar-

benar real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan.

25

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996),

6.

Page 37: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

21

H. Studi Relevan

Studi relevan memiliki fungsi yang sama dengan tinjauan pustaka dalam

peneitian pustaka, yaitu memuat bahasan tentang penelusuran penulis terhadap

berbagai bahan literature yang berkaitan dengan topik pembahasan atau juga

bahan-bahan literature yang telah memberikan inspirasi dalam mendalam materi

penelitian.

Berdasarkan penelusuran penulis, terdapat beberapa penunjang penelitian

ini, diantaranya adalah karya Syahwal Rustam melakukan penelitian pada tahun

2016 dengan judul “Kesejahteraan Wartawan Untuk Peningkatan

Profesionalisme dan Independensi pada AJI Makassar”. Fokus penelitiannya

adalah kesejahteraan wartawan AJI. Persaaman dengan penulis dalam membahas

AJI, sedangkan penulis sendiri memfokuskan pada Standar Kompetensi

Kewartawanan.26

M. Diaz Bonny S melakukan penelitian pada tahun 2013 dengan judul

“Nilai-nilai Startegis Perjuangan AJI Dalam Kasus Pembunuhan Wartawan Bagi

Kebebasan Pers di Indonesia”. Fokus penelitiannya adalah ke pembunuhan

wartawannya. Persamaan dengan penulis dalam membahas AJI, sedangkan

perbedaannya penulis lebih memfokuskan pada profesionaisme wartawan.27

Ririn Muthia Rislaesa melakukan penelitian dengan judul “Pemahaman

Profesionalisme dalam Wartawan (Studi pada Wartawan di Banten)”. Fokus

penelitiannya adalah profesionalisme pada wartawan yang sama dengan penulis,

akan tetapi perbedaannya pada standar kompetensi wartawan.28

26

Skripsi Syahwal Rustam, Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, UIN Alauddin Makassar 2016.

27 Skripsi M. Diaz Bonny S, Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Jurnalistik, Fakultas Ilmu

Komunikasi, Universitas Padjajaran Jatinangor 2013.

28 Skripsi Ririn Muthia Rislaesa, Mahasiswa S1 Konsentrasi jurnalistik, Program Studi Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Agteng Tirtayasa 2012.

Page 38: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

22

Page 39: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

23

BAB II

GAMBARAN UMUM ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN (AJI)

A. Profil AJI Cabang Jambi

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) adalah organisasi yang didirikan oleh para

jurnalis dan kolumnis yang berkumpul di Sirnagalih, Bogor, 7 Agustus 1994. Pada

hari itulah mereka menandatangani Deklarasi Sirnagalih, serta mengumumkanya

berdiri AJI. AJI lahir sebagai perlawanan komunitas pers Indonesia terhadap

kesewenang-wenangan rezim Orde baru awal mulanya adalah pembredelan Detik,

Editor dan Tempo, 21 Juni 1994. Ketiganya dibredel karena pemberitannya

tergolong kritis oleh penguasa. Tindakan represif inilah yang memicu aksi

solidaritas sekaligus perlawanan dari banyak kalangan secara merata di sejumlah

kota.1

Pada masa Orde Baru, AJI masuk dalam daftar organisasi terlarang. Karena

itu, operasi organisasi ini di bawah tanah. Roda organisasi dijalankan oleh dua

puluhan jurnalis-aktivis. Untuk menghindari tekanan aparat keamanan, sistem

manajemen dan pengorganisasian diselenggarakan secara tertutup. Sistem kerja

organisasi semacam itu memang sangat efektif untuk menjalankan misi

organisasi, apalagi pada saat itu AJI hanya memiliki anggota kurang dari 200

jurnalis. Selain demonstrasi dan mengecam tindakan represif terhadap media,

organisasi yang dibidani oleh individu dan aktivis Forum Wartawan Independen

(FOWI) Bandung, Forum Diskusi Wartawan Yogyakarta (FDWY), Surabaya

Press Club (SPC) dan Solidaritas Jurnalis Independen (SJI) Jakarta ini juga

menerbitkan majalah alternatif Independen, yang kemudian menjadi Suara

Independen.

Selain itu, para aktivis AJI yang bekerja di media dibatasi ruang geraknya.

Pejabat Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia juga tidak segan-

segan menekan para pemimpin redaksi agar tidak memperkerjakan mereka di

medianya.

1Tim Aliansi Jurnalis Independen, Sejarah AJI, Website diakses melalui

http://aji.or.id/read/sejarah.html pada tanggal 19 April 2018 pukul 14:23 WIB.

Page 40: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

24

Keberadaan organisasi AJI di Jambi bermula dari kehendak sejumlah

wartawan muda yang menginginkan adanya sebuah organisasi menjadi wadah

mereka dalam menjalankan profesinya. Pada akhirnya ada kesepakatan dari

wartawan muda tersebut untuk bergabung dengan organisasi AJI yang belum ada

di Jambi. Mereka mengusulkan kepada ketua AJI pusat untuk membentuk

kepengurusan di Jambi. Setelah usulan tersebut disetujui, AJI pusat membentuk

kepengurusan di Jambi. Pada tanggal 15 November 2011 organisasi AJI

dideklarasikan. Dan pada masa pertama kali AJI Jambi berdiri, diketuai oleh

Saiful Bukhori wartawan Tempo.2

Selain itu, organisasi AJI berupaya untuk independen dalam sejumlah hal,

misalkan AJI berupaya menggalang dana yang berhubungan dengan kepentingan

organisasinya dengan tidak mengajukan proposal kepada instansi atau pihak lain.

Upaya ini dilakukan, supaya AJI tetap independen, dan tidak merasa berhutang

budi atau terpaut pada pihak mana pun. Sebab, bila ada keterpautan dengan pihak

lain, bisa ada kemungkinan terpengaruhi oleh pihak yang bersangkutan.

AJI memang mengusung semangat independen. Ia ada karena adanya

wartawan. AJI tidak bergantung pada bantuan pemerintah dengan membuat

proposal dan lain-lain. Ia berdiri semata atas nama wartawan, karenanya AJI tidak

sebesar organisasi wartawan yang lain. Untuk sekretariat sementara waktu AJI

mengontrak tempat sebagai kantor.3

Sejak berdiri hingga saat ini, AJI memiliki kepedulian pada tiga isu utama.

Inilah yang kemudian diwujudkan menjadi program kerja selama ini juga

diintegrasikan dengan isu gender dan perempuan. Karena itulah, AJI secara rutin

melaksanakan sejumlah kegiatan kampanye, advokasi, training, workshop,

diskusi, seminar, penelitian, beasiswa, penerbitan buku, dll.

B. Visi dan Misi

Sejak berdirinya, AJI mempunyai komitmen untuk memperjuangkan hak-

hak publik atas informasi dan kebebasan pers. Untuk yang pertama, AJI

2 Herri Novealdi, Majelis Etik AJI Kota Jambi, Wawancara dengan Penulis 22 April 2018

pukul 20:00 WIB. 3 Herri Novealdi, Majelis Etik AJI Kota Jambi, Wawancara dengan Penulis 22 April 2018

pukul 21:30 WIB.

Page 41: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

25

memposisikan dirinya sebagai bagian dari publik yang berjuang mendapatkan

segala macam informasi yang menyangkut kepentingan publik. Soal visi dan

misi, AJI Cabang Jambi itu sama dengan AJI Pusat. Adapun visi dan misinya

sebagai berikut:

1. Perjuangan Untuk Mempertahankan Kebebasan Pers

Perjuangan untuk mempertahankan kebebasan pers merupakan pekerjaan

rumah utama AJI hingga kini. Ancaman bagi kebebasan pers itu ditandai oleh kian

maraknya kasus gugatan, baik pidana maupun perdata, terhadap pers setelah

reformasi. Ini diperkuat oleh statistik kasus kekerasan terhadap jurnalis masih

relative tinggi, meski statistik jumlah kasus yang dimiliki AJI cukup fluktuatif.

Persoalan impunitas masih mendera berbagai kasus pembunuhan jurnalis.

Seperti kasus pembunuhan Fuad Muhammad Syafruddin wartawan Harian Bernas

Yogyakarta, 1996. AJI memberikan perhatian serius atas perkembangan tiap tahun

kasus ini. Untuk menghargai dedikasinya kepada profesi, AJI menggunakan nama

Udin Award sebagai penghargaan yang diberikan setiap tahun kepada jurnalis

yang menjadi korban saat menjalankan tugas jurnalistiknya.

2. Meningkatkan Profesionalisme

Bagi AJI, pers profesional merupakan prasyarat mutlak untuk membangun

kultur pers yang sehat. Dengan adanya kualifikasi jurnalis semacam itulah pers di

Indonesia bisa diharapkan untuk menjadi salah satu tiang penyangga demokrasi.

Salah satu program penting AJI yang berhubungan dengan etika adalah

melakukan kampanye untuk menolak amplop atau pemberian dari nara sumber.

AJI juga telah menggelar Uji Kompetensi Jurnalis yang pertama secara nasional

pada Februari 2012, dan akan terus bergulir di berbagai AJI Kota.

3. Meningkatkan Kesejahteraan Jurnalis

Tema tentang kesejahteraan ini memang tergolong isu yang sangat ramai di

media. Bagi AJI, kesadaran akan pentingnya isu ini sudah dimulai sejak Kongres

AJI tahun 1997. Dalam kongres tersebut, dicetuskan untuk memberikan porsi

layak kepada isu yang berhubungan dengan aspek ekonomi jurnalis. Salah satu

Page 42: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

26

bentuknya adalah dengan mendorong pembentukan serikat pekerja di masing-

masing media.4

Ketiganya tidak boleh dilepas satu sama lain, kebebasan pers tidak ada

gunanya kalau tidak diimbangi oleh professional, artinya nanti yang terjadi adalah

justru ngawurnya informasi yang beredar di masyarakat, tentu saja itu tidak

diinginkan. Namun profesionalisme juga tidak akan berkembang dengan baik

tanpa kesejahteraan yang memadai.

Sedangkan misinya dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini:

a. Memperjuangkan kebebasan pers dan hak publik untuk mendapatkan

informasi.

b. Meningkatkan kesejahteraan pekerja media.

c. Mengembangkan demokrasi dan keberagaman.

d. Memperjuangkan isu perempuan dan minoritas melalui media.

e. Memperjuangkan hak jurnalis dan pekerja pers perempuan.

f. Meningkatkan profesionalisme jurnalis

g. Terlibat dalam pemberantasan korupsi. Ketidakadilan, dan kemiskinan.

Sementara untuk mewujudkan visi dan misi, AJI melakukan sejumlah

kegiatan berikut:

a. Menggalang solidaritas di kalangan komunitas pers dan masyarakat sipil

lainya, di tingkat nasional dan internasional.

b. Meningkatkan profesionalisme jurnalis dan menegakkan etika profesi.

c. Berperan aktif dalam upaya pengembangan usaha pers yang sehat, demi

tercapainya kesejahteraan pekerja pers.

d. Bekerjasama dengan pihak lain memerangi korupsi, ketidakadilan, dan

kemiskinan, serta menjamin tersedianya akses informasi bagi masyarakat.5

C. Struktur Organisasi Aliansi Jurnalis Independen Cabang Jambi

4 Tim Aliansi Jurnalis Independen, https://aji.or.id/read/program-kerja.html diakses

tanggal 20 Mei 2018 pukul: 14:38 WIB.

5 Tim Aliansi Jurnalis Independen, Anggaran Dasar Aliansi Jurnalis Independen, 1-2.

Page 43: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

27

Pada tahun 2018 AJI Cabang Jambi telah memilih kepengurusan baru, hal

ini bertujuan agar terkelola secara baik dan terarah, sebuah organisasi tentu harus

memiliki struktur yang jelas. Struktur yang jelas menggambarkan kepengurusan

yang jelas, sehingga organisasi dapat berkembang dan bergerak sesuai dengan

tujuannya. Tanpa struktur yang jelas, organisasi sulit untuk menjalan visi dana

misinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Pada berdirinya, AJI Cabang Jambi memiliki struktur organisasi yang jelas.

Dalam strukturnya disebutkan nama-nama kepengurusan AJI serta fungsinya

dalam organisasi secara jelas karena bertujuan untuk mengetahui secara jelas

struktur dan keadaan pengurus di dalam organisasi.

Kekuasaan tertinggi AJI ada di tangan Kongres yang digelar setiap tiga tahun

sekali. AJI dijalankan oleh pengurus harian dibantu Koordinator Wilayah dan Biro-

biro khusus. Dalam menjalankan kepengurusan organisasi, Ketua Umum dan

Sekretaris Jenderal AJI dibantu oleh beberapa koordinator divisi beserta anggotanya,

yang didukung pula oleh manajer kantor serta staf pendukung.

Penulis akan menggambarkan struktur bagian pengurus AJI Kota Jambi

legkap dengan anggota-anggota AJI Kota Jambi lengkap dengan masing-masing

jabatan yang mereka emban masa khidmat 2018-2021, yakni sebagai berikut:6

6 Arsip Pada Tanggal 6 Juni 2018

Page 44: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

28

KETUA

M. Ramond Eka

Putra Usman

SEKRETARIS

Ahmad Rifki Sufian

MAJELIS

PERTIMBANGAN

Syaiful Bukhori

Yoga Julestama

Bakar

MAJELIS ETIK

Herri Novealdi

Jon Afrizal

Bandot Aryono

BIDANG

ORGANISASI

Faizarman

Gresi Plasmanto

Doni Saputra

BIDANG

ADVOKASI

Suang Sitanggang

Syahrial

Bima Pratama

BIDANG

GENDER,

ANAK DAN

KELOMPOK

MARJINAL

Siti Masnidar

Jenifer Agustia

Fathul Mubarak

BIDANG

USAHA DAN

DANA

Edi Junaidi

M. Ridwan

Muawwin

BIDANG

DATA DAN

INFORMASI

Suhatman Pisang

Finarman Wira

Duanto A Sudrajat

BIDANG

KETENAGA

KERJAAN

Anton

Amiruddin

Wisman Wazir

BIDANG

PENDIDIKAN

ETIK DAN

PROFESI

M. Usman

Eso Pamenan

Wawan Novianto

Page 45: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

29

Sejumlah nama tersebut pada struktur di atas adalah wartawan yang bekerja

di perusahaan pers yang berbeda, lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:7

NO NAMA WARTAWAN MEDIA

1 Syaiful Bukhori TEMPO

2 Muhammad Usman Klikjambi.news

3 M Ramond Eka Putra Usman Viva.co.id

4 M Ridwan Jambi Ekspres

5 Syahrial Metro Jambi

6 Bandot Arywono Tribun Jambi

7 Suhatman Pisang Kompas TV

8 Jon Afrizal The Jakarta Post

9 Bangun Santoso Liputan6.com

10 Kesriadi -

11 Duanto Asto Sudrajat Tribun Jambi

12 Wisman Wazir IMCNews.id

13 Suang Sitanggang Tribun Jambi

14 Wawan Novianto Beritajambi.co

15 Amiruddin Jambi Independent

16 Eso Pamenan Tribun Jambi

17 Jenifer Agustia Jambi Independent

18 Bakar Jambi Ekspres

19 Bima Pratama Net TV

20 Gresi Plasmanto LKBN Antara Biro Jambi

21 A Riki Sufrian Kajanglako.com

22 Anton Metro Jambi

23 Yoga Julestama IMCNews.id

24 Faizarman Jambi Ekspres

7 Arsip Pada Tanggal 6 Juni 2018

Page 46: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

30

25 Edzy Junaidi Serujambi.com

26 Doni Saputra Jambi Ekspres

27 Fathul Mubarak Jambi Ekspres

28 Finarman Wira Putra Jambi Independent

29 Siti Masnidar Jamberita.com

30 Herri Novealdi Metro Jambi

31 Muawin Serujambi.com

Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa kepengurusan AJI Jambi

terdiri dari wartawan media cetak, wartawan media media elektronik dan

wartawan televisi, yaitu wartawan SCTV dan NET TV. Dengan demikian, ada

dari mereka yang menjadi wartawan lokal, namun ada pula yang menjadi

wartawan dalam tingkat nasional.

D. Kode Etik dan Perilaku AJI Cabang Jambi

Aliansi Jurnalis Independen percaya bahwa kemerdekaan pers dan hak

publik atas informasi merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia. Dalam

menegakkan kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik atas informasi, anggota

AJI wajib mematuhi Kode Etik sebagai berikut :

1. Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang

benar.

Penafsiran: Informasi yang benar adalah informasi hasil verifikasi sesuai

standar jurnalistik.

2. Jurnalis selalu menguji informasi dan hanya melaporkan fakta dan pendapat

yang jelas sumbernya.

Penafsiran: Cukup jelas.

3. Jurnalis tidak mencampuradukkan fakta dan opini.

Penafsiran: Fakta dan opini merujuk pada definisi di Kamus Besar Bahasa

Indonesia.

4. Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang berkaitan dengan

kepentingan publik.

Page 47: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

31

Penafsiran: Informasi penting yang berkaitan dengan kepentingan publik ialah

segala bentuk informasi yang menyangkut hajat hidup orang banyak sesuai

dengan prinsip hak asasi manusia.

5. Jurnalis memberikan tempat bagi pihak yang tidak memiliki kemampuan dan

kesempatan untuk menyuarakan pendapat mereka.

Penafsiran: Cukup jelas dan tertuang dalam Kode Perilaku.

6. Jurnalis mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan keberimbangan dalam

peliputan, pemberitaan serta kritik dan komentar.

Penafsiran: Cukup jelas.

7. Jurnalis menolak segala bentuk campur tangan pihak manapun yang

menghambat kebebasan pers dan independensi ruang berita.

Penafsiran: Cukup jelas.

8. Jurnalis menghindari konflik kepentingan.

Penafsiran: Konflik kepentingan adalah suatu keadaan yang bisa mengaburkan

sikap jurnalis atau media dari misinya untuk menyampaikan berita yang akurat

dan tanpa bias.

9. Jurnalis menolak segala bentuk suap.

Penafsiran: Suap adalah semua bentuk pemberian berupa uang, barang, dan

fasilitas lainnya.

10.Jurnalis menggunakan cara yang etis dan profesional untuk memperoleh berita,

gambar, dan dokumen.

Penafsiran: Cara-cara etis dan profesional antara lain menunjukkan identitas

kepada narasumber; tidak menyuap; dan tidak merekayasa pengambilan

gambar, foto, dan suara. Penggunaan cara-cara tertentu, seperti teknik

penyamaran, hanya bisa digunakan untuk peliputan berita investigasi bagi

kepentingan publik.

11. Jurnalis segera meralat atau mencabut berita yang diketahuinya keliru atau

tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada publik.

Penafsiran: Keharusan mencabut berita berlaku untuk berita yang secara

substansial salah. Keharusan meralat berlaku untuk berita yang sebagian

faktanya mengandung kekeliruan. Media televisi dan radio mengacu pada

Page 48: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

32

Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) dan media

online mengacu pada Pedoman Pemberitaan Media Siber.

12. Jurnalis melayani Hak Jawab dan Hak Koreksi secara proporsional.

Penafsiran: Proporsional adalah pemuatan Hak Jawab dan Hak Koreksi yang

seimbang pada kesempatan pertama kekeliruan itu diketahui. Untuk media

cetak penempatan ralat diletakkan minimal sesuai regulasi Dewan Pers. Untuk

media elektronik minimal sesuai regulasi Komisi Peyiaran Indonesia (KPI).

Pada media siber dilakukan pada keterkinian berita yang sama.

13. Jurnalis tidak memanfaatkan posisi dan informasi yang dimilikinya untuk

mencari keuntungan pribadi.

Penafsiran: Cukup jelas

14. Jurnalis tidak menjiplak.

Penafsiran: Cukup jelas

15. Jurnalis menolak kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi,

dalam masalah suku, ras, bangsa, gender, orientasi seksual, bahasa, agama,

pandangan politik, orang berkebutuhan khusus atau latar belakang sosial

lainnya.

Penafsiran: Istilah kebencian mengacu pada ungkapan tidak senang (verbal dan

nonverbal) yang bersifat memusuhi, merendahkan, dan menghina yang

ditujukan kepada individu atau kelompok tertentu.

16. Jurnalis menghormati hak narasumber untuk memberikan informasi latar

belakang, off the record, dan embargo.

Penafsiran: Cukup jelas.

17. Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial, identitas korban

kejahatan seksual, dan pelaku serta korban tindak pidana di bawah umur.

Penafsiran: Ketentuan penggunaan narasumber yang meminta dirahasiakan

(anonim):

a. Berupaya mengidentifikasi narasumber, karena publik berhak mengetahui

sebanyak-banyaknya informasi tentang ketepercayaan narasumber.

b. Selalu menguji motif narasumber sebelum menyepakati keanoniman.

c. Menyebutkan alasan keanoniman kepada publik.

Page 49: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

33

d. Memegang teguh kesepakatan keanoniman.

e. Yang dimaksud anak di bawah umur 18 tahun mengacu pada UU

Perlindungan Anak.

Yang dimaksud narasumber konfidensial adalah:

Orang-orang yang terancam keamanannya secara fisik dan psikologis apabila

identitasnya dibuka. Identitas yang harus dirahasiakan adalah segala informasi

yang bisa membuat seseorang dikenali jati dirinya seperti nama, alamat, orang

tua, nama sekolah, dan nama tempat kerja.

18. Jurnalis menghormati privasi, kecuali untuk kepentingan publik.

Penafsiran: Privasi adalah segala segi kehidupan pribadi seseorang dan

keluarganya. Pengabaian atas privasi hanya bisa dibenarkan bila ada

kepentingan publik yang dipertaruhkan, seperti untuk membongkar korupsi

atau mencegah perilaku yang membahayakan kepentingan umum. Jurnalis

mengakui bahwa orang biasa memiliki hak lebih besar untuk merahasiakan

privasinya daripada pejabat atau tokoh publik.

19. Jurnalis tidak menyajikan berita atau karya jurnalistik dengan mengumbar

kecabulan, kekejaman, kekerasan fisik dan psikologis serta kejahatan seksual.

Penafsiran: Kekerasan psikologis adalah sebuah tindakan verbal maupun

nonverbal yang mengakibatkan trauma.

20. Jurnalis menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, tidak beritikad buruk,

menghindari fitnah, pencemaran nama dan pembunuhan karakter.

Penafsiran: Tidak beritikad buruk artinya tidak ada niat secara sengaja dan

semata-mata untuk menimbulkan kerugian pada pihak lain. Dalam proses kerja

jurnalistik, hal itu antara lain berupa kesengajaan tidak melakukan verifikasi

dan konfirmasi.8

Kode Perilaku Anggota AJI ini merupakan pelengkap Kode Etik Anggota

AJI yang berfungsi sebagai pedoman bagi anggota dalam menjalankan profesinya.

Kode Perilaku ini menjabarkan lebih praktis pasal-pasal yang terdapat dalam

Kode Etik Anggota AJI dan menyarikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi,

8 Tim Aliansi Jurnalis Independen, Anggaran Dasar Aliansi Jurnalis Independen

Page 50: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

34

misi, dan prinsip organisasi AJI yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Kode Perilaku Anggota AJI ini merupakan pelengkap Kode Etik Anggota

AJI yang berfungsi sebagai pedoman bagi anggota dalam menjalankan profesinya.

Kode Perilaku ini menjabarkan lebih praktis pasal-pasal yang terdapat dalam

Kode Etik Anggota AJI dan menyarikan nilai-nilai yang terkandung dalam visi,

misi, dan prinsip organisasi AJI yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Adapun Kode Perilaku AJI Cabang Jambi

adalah:

1. independen dan mengutamakan hati nurani.

2. Menghormati kebenaran dan hak publik untuk memperoleh kebenaran.

3. Menjaga kebebasan pers dan melawan setiap upaya untuk

menghalanginya.

4. Menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.

5. Menghormati keberagaman (toleransi).

6. Memberikan perhatian lebih kepada isu ketidakadilan, kemiskinan,

pemberantasan korupsi, kelompok marginal, perempuan dan anak.

Menjaga Independensi

1. Anggota AJI menolak segala bentuk tekanan dan pengaruh apa pun di luar

kepentingan publik saat menjalankan profesinya.

2. Anggota AJI menolak segala bentuk intervensi ruang redaksi oleh pemilik

modal, pejabat bidang bisnis, dan internal redaksi dalam menerapkan prinsip-

prinsip kerja jurnalistik.

3. Anggota AJI tidak menjadi anggota dan pengurus partai politik dan tidak

menjadi tim sukses atau tim pemenangan orang atau lembaga yang terlibat

dalam politik praktis.

4. Anggota AJI tidak menggunakan kostum lembaga, organisasi, partai, atau

identitas lainnya saat menjalankan profesinya. Tindakan ini untuk menghindari

munculnya persepsi bahwa ia bukan jurnalis yang bisa bekerja secara

independen.

Page 51: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

35

5. Anggota AJI tidak boleh menggunakan liputan untuk kepentingan pihak lain

di luar kepentingan jurnalistik tanpa persetujuan dari narasumber atau pihak

yang menjadi subyek liputannya.

6. Anggota AJI menghindari sikap dan perilaku partisan. Sikap ini ditunjukkan

antara lain dengan menghasilkan karya jurnalistik yang faktual, kritis,

menerapkan prinsip-prinsip jurnalistik, dan tidak dimaksudkan semata-mata

hanya untuk kepentingan kelompok tertentu.

7. Anggota AJI tidak memanfaatkan profesinya untuk kepentingan pribadi.

Misalnya, meminta perlakuan istimewa saat penawaran saham perdana (Initial

Public Offering/ IPO), atau berusaha mendapatkan fasilitas gratis uang muka

untuk pembelian rumah karena sering meliput isu properti, dan sebagainya.

8. Anggota AJI tidak menerima pemberian uang dalam bentuk apa pun, termasuk

dalam bentuk saham dan voucher atau kupon khusus yang berkaitan dengan

tugas profesinya.

9. Anggota AJI tidak menerima pemberian barang dari narasumber atau pihak

yang terkait dengan pemberitaan, kecuali cenderamata khusus yang biasa

diberikan oleh perusahaan, lembaga, atau organisasi yang pemberiannya dalam

batas nilai harga yang wajar. *Asas kewajaran harga nilai barang maksimal

Rp100 ribu atau disesuaikan dengan aturan perusahaan medianya.

10. Anggota AJI tidak menerima fasilitas dari narasumber atau pihak yang terkait

dengan pemberitaan, kecuali untuk membantu kelancaran tugas profesi dalam

kondisi khusus atau darurat. Dalam pemberitaannya, harus dinyatakan bahwa

pengundang memfasilitasi liputan ini. *Kondisi khusus atau darurat seperti

acara kepresidenan, bencana, daerah konflik, dan zona dengan akses khusus.

11. Anggota AJI harus menyatakan secara terbuka karya jurnalistiknya untuk

mengikuti lomba atau kompetisi jurnalistik yang diselenggarakan oleh satu

institusi.

12. Anggota AJI menghormati Prinsip Organisasi AJI ketika memanfaatkan media

sosial.

13. Anggota AJI menghormati prinsip “pagar api” dengan tidak menggabungkan

pemberitaan dan iklan. Anggota AJI yang memiliki posisi yang membawahi

Page 52: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

36

redaksi dan bisnis di perusahaan pers, harus meminimalisasi keterlibatannya

dalam kegiatan yang mengaburkan sekat redaksi dan bisnis.

14. Anggota AJI tidak memiliki profesi rangkap yang berpotensi mengganggu

independensinya sebagai jurnalis. Profesi rangkap yang dinilai berpotensi

mengganggu independensi antara lain: Aparatur Sipil Negara (ASN), kecuali

bertanggung jawab dan/atau bekerja dalam bidang redaksi/pemberitaan di

lembaga penyiaran publik TVRI dan RRI serta LKBN Antara; anggota

TNI/Polri dan/atau intelijen; aparat penegak hukum (penyidik, jaksa atau

hakim); advokat kecuali pengacara publik; komisioner, anggota, pejabat atau

staf lembaga negara, kecuali komisioner Komisi Penyiaran Indonesia dan

Komisi Informasi, serta anggota Dewan Pers; komisaris, direksi atau karyawan

BUMN dan BUMD; humas di lembaga, institusi, perusahaan, kampus maupun

sekolah milik negara maupun swasta; pengurus dan/atau anggota partai politik

serta organisasi sayapnya; tim pemenangan dalam pemilu legislatif, pilpres

dan/atau pilkada; pekerjaan dan/atau posisi lain yang berdasar fatwa Majelis

Etik Nasional AJI berpotensi mengganggu independensi sebagai jurnalis.

15. Anggota AJI tidak menjalankan pekerjaan sampingan yang bisa menimbulkan

konflik kepentingan dengan profesinya atau sifat pekerjaannya bertentangan

dengan Prinsip Organisasi AJI. Jika terlibat sebagai peliput dan penulis iklan

pariwara dan sejenisnya yang itu harus dilakukan di luar tugas jurnalistiknya,

diharuskan tidak mencantumkan namanya dalam semua karya non-jurnalistik

tersebut.

Pencarian Kebenaran dan Kepentingan Publik

16. Anggota AJI mengemban tanggung jawab utama profesinya, yaitu bekerja

untuk kepentingan publik. Sikap ini ditunjukkan dengan berusaha mencari dan

menyampaikan informasi yang benar kepada publik.

17. Anggota AJI tidak menyembunyikan informasi penting yang berkaitan dengan

kepentingan publik atau menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi.

Informasi penting yang berkaitan dengan kepentingan publik ialah informasi

Page 53: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

37

yang menyangkut hajat hidup orang banyak sesuai dengan prinsip hak asasi

manusia.

18. Anggota AJI bersikap objektif dalam menjalankan profesinya. Sikap ini antara

lain ditunjukkan dengan berusaha menjalankan tugas jurnalisme dengan

pertimbangan yang rasional, berdasarkan fakta yang terverifikasi.

19. Anggota AJI menerapkan prinsip imparsial, adil (fair), dan berpikiran terbuka.

Prinsip ini didasarkan pada kesadaran bahwa kebenaran bisa datang dari mana

saja, termasuk dari pihak yang tidak disukai. Sikap ini juga ditunjukkan antara

lain dengan melakukan reportase yang berimbang (cover both side).

20. Anggota AJI melakukan verifikasi untuk mendapatkan fakta dan data yang

akurat. Salah satu caranya adalah dengan selalu menguji dan memeriksa ulang

informasi dan data dengan pengecekan di lapangan atau mengkonfirmasi

kepada sumber yang kompeten.

21. Anggota AJI tidak menggunakan nama samaran sebagai penulis dan editor

pada berita, kecuali karena alasan keselamatan atau kebijakan khusus dari

media. Pencantuman nama asli merupakan bentuk akuntabilitas kepada publik.

22. Anggota AJI memisahkan fakta dengan opini dalam menulis berita. Tulisan

opini harus ditempatkan pada ruang terpisah atau pada rubrik editorial yang

diketahui publik sebagai tulisan opini. Sedangkan pendapat interpretatif

(tafsiran) atas data dan fakta diperbolehkan dalam berita sejauh hal itu untuk

menggambarkan atau memperjelas pengertiannya.

23. Anggota AJI tidak membuat opini yang menghakimi, memberikan stigma, atau

menyudutkan pihak tertentu. Opini yang menghakimi adalah pernyataan yang

bernada seperti vonis sebelum diketahui jelas faktanya, atau memvonis

seseorang atau suatu organisasi bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang

berkekuatan hukum tetap.

24. Anggota AJI tidak memberikan imbalan untuk mempengaruhi independensi

narasumber atau subyek berita.

25. Anggota AJI tidak membuat karya jurnalistik yang beriktikad buruk untuk

menyerang atau menyudutkan seseorang atau lembaga. Salah satu bukti tidak

Page 54: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

38

adanya iktikad buruk adalah dengan bersungguh-sungguh memeriksa dan

menguji fakta serta mengkonfirmasikannya, sebelum mempublikasikannya.

26. Anggota AJI tidak berbohong dan tidak membuat berita palsu. Jurnalis dapat

dianggap berbohong jika mempublikasikan fakta atau data yang tidak ada, atau

membuat berita yang sudah diketahui sebelumnya bahwa itu tidak sesuai

dengan fakta. Termasuk dalam kategori ini adalah wawancara fiktif dan

wawancara imajiner.

27. Anggota AJI dapat menolak atau tidak melakukan liputan tentang topik tertentu

karena benturan atau konflik kepentingan yang tidak dapat dihindari.

28. Anggota AJI menghormati (hak) privasi seseorang dalam proses mencari dan

mempublikasikan berita. Kehidupan pribadi seseorang patut diberitakan jika

yang bersangkutan mengizinkan atau tindakan orang tersebut (baik pejabat

negara maupun bukan) berkaitan dengan kepentingan publik, baik terkait

masalah politik, hukum, ekonomi, pendidikan, agama dan berbagai urusan

kenegaraan maupun kepentingan publik lainnya.

29. Anggota AJI tidak membuat dan mempublikasikan karya jurnalistik yang

bersifat cabul atau berpotensi melanggar asas kesusilaan. Sebuah karya

dianggap cabul jika karya itu berisi penggambaran tingkah laku secara erotis

dengan foto, gambar, suara, grafis, atau tulisan yang semata-mata untuk

membangkitkan nafsu birahi. Anggota AJI menghindari karya yang

mengandung unsur sadisme.

30. Sebuah karya jurnalistik dinilai sadis jika penggambarannya memberikan kesan

kejam, buas, menimbulkan kengerian, dan tidak mengenal rasa belas kasihan.

Salah satu contohnya adalah gambar atau penjelasan atas kondisi tubuh atau

fisik korban kecelakaan, ledakan bom, bencana, dan kekejaman fisik yang

hancur secara detail.

31. Anggota AJI menghormati asas praduga tak bersalah. Penerapan asas ini

ditunjukkan dengan cara menyebutkan status hukum seseorang sesuai kondisi

sebenarnya. Misalnya, ia harus diungkapkan secara akurat berstatus

“tersangka” jika sudah dalam proses di kepolisian, “terdakwa” saat sudah di

pengadilan, dan seterusnya. Jika statusnya belum ditetapkan, maka ia harus

Page 55: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

39

disebut dengan istilah “diduga” atau “terduga” untuk setiap kejahatan yang

dialamatkan terhadapnya.

32. Anggota AJI menaati asas perlindungan terhadap anak di bawah umur (di

bawah 18 tahun) yang menjadi pelaku atau korban tindak pidana. Bentuk

perlindungannya dilakukan dengan menyamarkan identitasnya. Identitas anak

itu antara lain: nama lengkap, foto, alamat, sekolah, nama orang tua dan

keluarga terdekat, serta ciri lain yang melekat. Bila mendesak harus

mewawancarai anak harus seizin dan didampingi orang dewasa yang

berkompeten. Semangat dari perlindungan terhadap anak yang terlibat kasus

pidana adalah untuk melindungi masa depannya.

33. Anggota AJI menyamarkan identitas semua korban kejahatan seksual dan

pelaku kejahatan seksual yang memiliki kaitan yang bisa mengarah pada

pengungkapan identitas korban. Korban anak-anak dan dewasa tidak diungkap

nama lengkap, foto, alamat, sekolah, nama orang tua dan keluarga terdekat,

serta ciri lain yang melekat. Khusus untuk anak yang menjadi korban dan/atau

pelaku kejahatan seksual tidak boleh diwawancarai.

34. Anggota AJI menghargai kondisi traumatik korban bencana, korban konflik

sosial, korban kejahatan seksual, atau korban kekerasan. Liputan yang

dilakukan terkait dengan kejadian bencana, konflik sosial, kekerasan, dan

kejahatan seksual, hendaknya tidak terjerumus kepada sikap mengeksploitasi

korban.

35. Anggota AJI meralat informasi atau data yang diketahuinya tidak benar. Ralat

dilakukan oleh jurnalis atau media meskipun belum ada komplain dari publik.

Ralat dilakukan secepatnya pada kesempatan pertama setelah kekeliruan

diketahui. Untuk media cetak, ralat diletakkan pada halaman atau tempat yang

sama dengan informasi yang keliru tersebut dimuat. Untuk media online atau

penyiaran, informasi perihal adanya ralat tersebut didekatkan dengan informasi

yang dianggap keliru atau disampaikan secara jelas kepada publik tentang

informasi atau data yang diralat.

36. Anggota AJI melayani permintaan koreksi terhadap berita, gambar, atau video

yang dinilai salah, keliru atau tidak akurat. Jika kesalahan tersebut fatal atau

Page 56: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

40

tidak dapat diubah/diperbaiki, maka harus disertai permintaan maaf. Koreksi

yang disampaikan pihak lain, baik pihak yang terkait dengan berita maupun

tidak, wajib dilayani. (Catatan: petunjuk detil koreksi merujuk kepada

Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) untuk

media televisi dan Pedoman Pemberitaan Media Siber untuk media siber).

37. Anggota AJI wajib memenuhi hak jawab yang disampaikan seseorang,

sekelompok orang, organisasi, atau badan hukum yang menganggap suatu

pemberitaan merugikan nama baik mereka. Namun Hak Jawab yang dilayani

harus memenuhi unsur kekeliruan atau ketidakakuratan fakta. Hak jawab harus

dimuat pada kesempatan pertama dan diupayakan di tempat yang sama dengan

tempat pemuatan berita tersebut. Hak jawab yang dimuat tidak boleh berbayar.

Penyuntingan boleh dilakukan terhadap materi tanpa menghilangkan substansi.

(Catatan: petunjuk detil Melayani Hak Jawab merujuk kepada Pedoman

Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) untuk media televisi

dan Pedoman Pemberitaan Media Siber untuk media siber).

38. Anggota AJI tidak melakukan plagiarisme yaitu mengklaim karya orang lain

sebagai karya sendiri (baik tulisan, maupun foto, audio, dan video).

39. Anggota AJI menghindari pemakaian foto, ilustrasi dan/atau video yang

membingungkan dalam publikasi karya jurnalistiknya. Penggunaan foto, audio,

atau video untuk mendukung berita harus menyertakan informasi atau

keterangan tentang foto, ilustrasi, dan/atau video tersebut.

40. Anggota AJI berusaha menaati semua prinsip kode etik jurnalistik (Kode Etik

AJI dan Kode Etik Jurnalistik yang sudah ditetapkan Dewan Pers) dalam

menjalankan profesinya. Salah satunya adalah dengan memberitahu sumber

bahwa ia jurnalis, atau dengan menunjukkan kartu identitas persnya.

Pengecualian diberikan terhadap jurnalis yang melakukan liputan investigasi

untuk kepentingan publik.

41. Anggota AJI tidak melakukan perbuatan, membuat karya dan/atau

menyampaikan secara terbuka sikap kebencian, prasangka, merendahkan,

diskriminasi dalam masalah suku, ras, bangsa, gender, orientasi seksual,

Page 57: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

41

bahasa, agama, pandangan politik, orang berkebutuhan khusus, atau latar

belakang sosial lainnya.

Penghormatan Terhadap Narasumber

42. Anggota AJI menghormati hak narasumber yang menolak diwawancarai atau

tidak bersedia memberikan pernyataan saat dikonfirmasi.

43. Anggota AJI menghormati permintaan narasumber yang bersedia

diwawancarai tapi informasinya bersifat off the record.

44. Anggota AJI menghormati narasumber yang ingin memberikan informasi yang

bersifat “latar belakang”. Informasi latar belakang adalah penjelasan yang

berfungsi untuk memberikan pemahaman tentang masalah yang sedang

diberitakan dari versi narasumber yang bersangkutan.

45. Anggota AJI menghormati permintaan embargo yang disampaikan narasumber.

Jika sebuah informasi diberi label embargo, anggota AJI harus

menghormatinya dengan tidak memuat sebelum masa embargonya selesai.

Kesepakatan embargo ini tidak berlaku jika ada kepentingan publik lebih besar

yang dipertaruhkan.

E. Letak dan Keadaan Kantor Aliansi Jurnalis Independen Cabang Jambi

Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa dalam sementara waktu AJI Cabang

Jambi mengontrak tempat untuk dijadikan kantor sekretariat. Secara geografis

kantor AJI Canag Jambi beralamat di jalan A. Khatib RT. 14 Kelurahan

Pematang Sulur Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.Seacara rinci dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Tabel identitas kantor organisasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Cabang

Jambi.9

No KEADAAN KETERANGAN

1 Status Lembaga Kantor

2 Tahun Berdiri 2011

9 Dokumentasi Pada tanggal 6 Juni 2018.

Page 58: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

42

3 Alamat A. Khatib RT. 14 Kelurahan Pematang

Sulur Kecamatan Telanaipura, Kota

Jambi.

4 Status Dikontrakan

5 Waktu Penyelenggara Pagi-malam

Sumber: Dokumentasi Tanggal 6 Juni 2018.

Sedangkan fasilitas yang terdapat pada kantor tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut:

NO NAMA FASILITAS KEADAAN

1 3 kursi Baik

2 2 meja Baik

3 1 kipas angin Baik

4 Karpet berukuran 3x4 M Baik

5 1 mading Baik

6 1 dispenser Baik

7 1 toilet Baik

8 1 buah ember Baik

9 1 tong sampah Baik

10 1 sapu Baik

11 1 alat pel Baik

12 1 printer Baik

13 1 lemari Baik

Sumber: Dokumentasi Tanggal 6 Juni 2018.

Page 59: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

43

BAB III

PROSES STANDARDISASI KOMPETENSI WARTAWAN

A. Proses Uji Standardisasi Kompetensi Wartawan

Sejak ditetapkan oleh Dewan Pers sebagai Lembaga Penguji Kompetensi

Wartawan melalui SK-DP/IX/2011, pengurus AJI Indonesia periode 2011-2014

langsung memberikan respon positif.1

Untuk melaksanakan uji kompetensi, diperlukan proses uji yang mengacu

pada elemen standar kompetensi wartawan ini. Di AJI itu sendiri dinamakan

dengan UKJ (Uji Kompetensi Jurnalis) dan dilaksanakan selama dua hari penuh

dari pagi samapi malam atau dua setengah hari. Setiap pelaksanaan UKJ ini selalu

diawali dengan sosialisasi konsep, metodologi dan pelaksanaan ujian.

Proses uji kompetensi ini disusun berdasarkan tingkatan kompetensi mulai

dari wartawan muda, madya, dan utama yang mencakup aspek kesadaran,

pengetahuan dan keterampilan. Proses uji kompetensi ini bersifat terbuka dan

terukur, serta dapat dilihat peserta, penguji, dan pengamat. Setelah itu lembar uji

kompetensi dilengkapi dengan kolom penilaian yang ditandatangani oleh penguji

dan peserta. Peserta juga akan didajak mendalami semua materi kunci yang akan

diujikan, materi-materi itu mulai yang termasuk dalam rumpun pengetahuan

umum hingga rumpun etika jurnalistik.2

Dalam uji kompetensi ini berlaku hal-hal sebagai berikut:

1. Penilai wajib menjelaskan kepada peserta tentang Kriteria Unjuk Kerja (KUK),

panduan penilaian, dan kompetensi kunci yang terdapat pada masing-masing

unit kompetensi sebelum ujian dilaksanakan.

2. Penilai menjelaskan metode penilaian dan perangkat uji yang digunakan.

3. Penilai dan peserta menandatangani hasil penilaian,

4. Pilihan metode yang digunakan dalam Uji Kompetensi adalah uji lisan,

peragaan, praktik, studi kasus, jawaban tertulis, pilihan berganda, pemeriksan

1 Divisi Etik Pengembangan Profesi dan Biro Pendidikan AJI Indonesia, Modul Kompetensi

Kunci UKJ AJI (Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, 2012), 3. 2 Hasil Observasi Langsung Dalam UKJ AJI Jambi, Pada Tanggal 21-22 April 2018.

Page 60: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

44

produk, referensi, dokumentasi hasil kerja, pengamatan, dan metode lain yang

terkait.

5. Soal ujian kompetensi disiapkan oleh lembaga penguji dengan mengacu ke

perangkat penguji.

6. Wartawan dinilai kompeten jika memperoleh hasil minimal 70 dari skala

penilaian 10-100.

7. Dalam lembar penilaian tercantum identitas peserta dan media, tanggal

pelaksanaan, unit kompetensi, identitas penilai dan lembaga penguji, nilai dan

catatan penilai, hasil uji.

Dalam hal proses uji kompetensi ini penulis melakukan wawancara dengan

salah satu Dewan Penguji UKJ AJI, beliau menjelaskan secara rinci sebagai

berikut:

“[K]alau prosesnya itu sangat panjang, kita memulai dari syarat administratif

apakah mereka memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh AJI seperti masa

kerja, lalu dapat menunjukkan bahwa mereka seorang jurnalis dengan

membuktikan hasil karya jurnalistik, kemudian dapat menunjukkan juga surat

keterangan bahwa mereka seorang jurnalis. Setelah syarat sudah beres semua,

mereka disuruh ngerjain tugas di rumah berbentuk paper yang nantinya mereka

bawa dan akan diklarifikasi dalam tahap-tahap awal UKJ (Uji Kompetensi

Jurnalis). Setelah itu mereka mengikuti tahapan selanjutnya dalam UKJ, mulai

dari pembekalan apa itu UKJ, seputar sejarah AJI, visi misi AJI, dan kode etik

AJI”.3

Ada tiga metode materi yang diujikan mulai dari pengetahuan umum, karya

tulis dan tanya jawab lisan seperti seputar jurnalistik, profesionalisme, sejarah

pers di Indonesia maupun global, hukum dan etika pers. Dalam metode materi

selanjutnya yakni teori tentang jurnalistik. Lalu ada tanya jawab tertulis dan lisan

seperti membahas tentang prinsip-prinsip jurnalisme dan merancang liputan yang

semua diujikan pada hari pertama. Metode yang terakhir yakni praktek dan

simulasi yang dilaksanakan pada hari kedua. Dalam metode materi ini mereka

membuat rapat redaksi, menyunting berita, menyusun berita, merancang materi

desain, dan mengelola manajemen redaksi. Pada hari kedua ini mereka dituntut

harus menghasilkan sebuah karya yang siap tayang dalam bentuk edisi pertama

3 Jajang Jamaluddin, Dewan Penguji UKJ AJI, Wawancara pribadi,, 22 April 2018 Pukul

10:30 WIB.

Page 61: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

45

media, baik itu cetak maupun online. Lalu para peserta saling berdiskusi guna

memperdalam pengetahuan tentang kode etik jurnalistik.

Adapun materi soal uji kompetensi wartawan ini terbagi kepada tiga

jenjang, yakni: wartawan muda, madya, dan utama. Gambaran materi soal uji

standar kompetensi wartawan penulis sajikan dengan keterangan dibawah ini:

Materi uji standar kompetensi wartawan tingkat muda terdiri atas sembilan

mata uji, yakni: merencanakan/mengusulkan liputan/pemberitaan, mencari bahan

liputan acara terjadwal, wawancara tatap muka, wawancara doorstop menulis

berita, menyunting berita sendiri, menyiapkan isi rubik, rapat redaksi, membangun

jejaring.4

“[M]ateri uji standar kompetensi wartawan nomor satu tingkat muda

merencanakan dan mengusulkan liputan, peserta ditugaskan menyusun rencana

liputan dan ujian lisan oleh penguji. Di materi soal nomor dua mencari bahan

liputan terjadwal, para peserta ditugaskan wawancara disertai daftar

pertanyaan, lalu simulasi sambil menyerahkan hasil kerja”.5

Kemudian untuk mata uji ketiga tingkat muda yaitu melaksanakan

wawancara tatap muka. Dalam wawancara tatap muka ini para peserta ditugaskan

simulasi memperagakan wawancara dengan bermain peran. Tahapan cara

kerjanya melakukan pertemuan dengan narasumber, menyampaikan tujuan dan

maksud wawancara, dan mengakhiri wawancara.

Selanjutnya materi uji yang keempat yakni menulis berita, para peserta

dimintai menulis berita dengan materi yang diperoleh bahan yang tersedia. Jadi

tahapan cara kerjanya menentukan berita sesuai dengan rubrik kebijakan suatu

perusahaan, menyusun komposisi berita, memeriksa akurasi isi berita, serta

enerapkan kode etik jurnalistik.

Materi uji yang kelima menyunting berita, para peserta mendapat bahan

berita untuk disunting. Materi uji tingkat muda yang keenam menyiapkan isi

rubrik, para peserta ditugaskan menyiapkan isi rubrik sesuai dengan tugas

4 Wina Armada Sukardi, Standar Kompetensi Wartawan, Cetakan Ke V (Jakarta: Dewan

Pers, 2013), 37-56. 5 Jajang Jamaluddin, Dewan Penguji UKJ AJI, Wawancara Pribadi, 22 April 2018 Pukul

10:30 WIB.

Page 62: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

46

dibidangnya, misalnya bidang olahraga maka peserta yang ditugaskan bidang

tersebut haruslah mencari dan membuat berita olahraga. Selanjutya ada uji

kompetensi rapat redaksi, jadi para peserta disini ditugaskan mengumpulakan

usulan liputan. Tahapan kerjanya adalah mengikuti rapat redaksi dan memberikan

usulan rencana peliputan, menerima tugas dan menerima hasil evaluasi kerja.6

Terakhir, mata uji tingkat muda yang ketujuh adalah membangun jejaring.

Para peserta ditugaskan menyusun alamat kontak dan spesifikasi/kompetensi

kontak. Adapun dalam penilaian mata uji ini adalah memeriksa data base.

Mewawancara untuk membutikan pengenalan peserta terhadap narasumber.7

Sedangkan uji kompetensi wartawan tingkat madya itu ada sembilan mata

uji, yakni: mengidentifikasi/koordinasi liputan/pemberitaan, analisis bahan liputan

acara terjadwal, merencanakan liputan investigasi, menulis berita/feature,

menyunting sejumlah berita, merancang isi rubrik, rapat redaksi analisis

pemberitaan, mengevaluasi hasil liputan/pemberitaan, membangun dan

memelihara jejaring serta lobi.

Dalam mata uji pertama yakni mengidentifikasi/koordinasi liputan, peserta

mulai menentukan petugas/wartawan mana yang ditugaskan untuk mencari topik

liputan. Selain itu juga peserta harus bisa mengindentifikasi nilai berita atau topik

berita yang menjadi kepentingan para pembaca nantinya.

Mata uji kedua dalam tingkat madya adalah analisis bahan liputan acara

terjadwal. Dalam mata uji yang kedua ini adalah penilaiannya mengenai

pengamatan dan mencatat hasil wawancara, memeriksa hasil analisis bahan berita.

Setelah itu para peserta berkoordinasi dengan wartawannya dalam pengumpulan

bahan peliputan untuk menganalisis hasil liputan wartawannya dan melakukan

pengayaan kompilasi atas beberapa bahan berita untuk disusun dalam satu format.

Selanjutnya materi uji yang ketiga adalah merencanakan liputan investigasi.

Maksudnya adalah para peserta diberi tugas membuat satu perencanaan

investigasi dan simulasi koordinasi. Selain itu juga para peserta juga harus

mencari gagasan untuk menentukan topik liputan dan melakukan riset data. Materi

6 Hasil Observasi Langsung Dalam UKJ AJI Jambi, Pada Tanggal 21-22 April 2018

7 Wina Armada Sukardi, Standar Kompetensi Wartawan, Cetakan Ke V (Jakarta: Dewan

Pers, 2013), 56.

Page 63: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

47

uji tingkat madya yang keempat adalah menulis berita/feature. Peserta diminta

menulis berita dengan materi informasi yang diperoleh melalui informasi dan

bahan yang tersedia simulasi.

Kemudian dalam mata uji yang kelima yakni menyunting sejumlah berita,

para peserta mendapat tugas untuk dapat menyunting bahan berita yang masuk

dari wartawan yang ditugaskan, mulai dari menentukan kelayakan berita,

menyesuaikan kaidah jurnalistik atau kode etik jurnalistik, memeriksa akurasi dan

menambahkan informasi fakta dan data baru jika diperlukan. Mata uji yang

keenam merancang isi rubrik. Di mata uji ini para peserta tingkat madya bertugas

memilih berita yang sesuai untuk rubrik mulai dari menyusun prioritas isi

komposisi rubrik sampai dengan mengusulkan foto ilustrasi dan gambar.8

Pada mata uji yang ketujuh dan kedelapan ini membahas tentang rapat

redaksi analisis pemberitaan dan mengevaluasi hasil liputan pemberitaan. Jadi,

tugas dari peserta uji kompetensi tingkat madya mengumpulkan usul liputan dan

melakukan evaluasi perbaikan untuk kedepan mulai dari kritik, saran, dan solusi.

Terakhir, mata uji yang kedelapan adalah membangun dan memelihara

jejaring serta lobi yang maksudnya adalah mempunyai data base kontak dengan

narasumber secara periodik (telepon, kunjungan, pertemuan), melakukan

pendekatan dengan narasumber serta memelihara relasi dengan narasumber.9

Untuk uji kompetensi wartawan tingkat utama terdapat tujuh mata uji,

yakni: mengevaluasi rencana liputan, menentukan bahan liputan layak siar,

mengarahkan liputan investigasi, menulis opini, kebijakan rubrikasi, memimpin

rapat redaksi, dan fasilitas jejaring.

Mata uji yang pertama yakni mengevaluasi rencana liputan. Para peserta

tingkat utama disini diberi tugas mengevaluasi rencana liputan dan didiskusikan.

Mata uji kedua adalah menentukan bahan layak siar. Disini para peserta diuji

dengan lisan, simulasi dan menyerahkan hasil kerjanya.10

8 Hasil Observasi Langsung Dalam UKJ AJI Jambi, Pada Tanggal 21-22 April 2018

9 Wina Armada Sukardi, Standar Kompetensi Wartawan, Cetakan Ke V (Jakarta: Dewan

Pers, 2013), 80. 10

Hasil Observasi Langsung Dalam UKJ AJI Jambi, Pada Tanggal 21-22 April 2018.

Page 64: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

48

Selanjutnya, mata uji yang ketiga yakni mengarahkan liputan investigasi.

Para peserta diminta memperkaya satu perencanaan investigasi dan simulasi

koordinasi. Jadi sebelum mengarahkan, mereka mendiskusikan dan

mengidentifikasi terlebih dahulu rencana liputan investigasi. Mata uji yang

keempat adalah menulis opini. Disini para peserta diminta menulis opini dengan

materi sejumlah informasi yang diperoleh dari bahan yang tersedia oleh panitia

seperti surat kabar ataupun majalah.

Bergerak ke mata uji yang kelima yakni kebijakan rubrikasi. Para peserta

diberi tugas menganalisis sejumlah rubrik dan program serta memutuskan

penugasan kepada wartawan madya dan mengarahkan untuk menyususn

rancangan program baru. Mata uji yang keenam adalah memimpin rapat redaksi.

Para peserta ditugaskan menilai kinerja redaksi dan mengevaluasinya yang

berguna untuk memperkuat organisasi keredaksian.

Mata uji yang terakhir adalah fasilitas jejaring. Para peserta membuktikan

telah memotivasi dan menyediakan fasilitas pendukung untuk membangun alamat

kontak dan spesifikasi/kompetensi kontak. Maksudnya adalah memberikan

motivasi untuk membangun jaringan ke narasumber.11

Berikut wawancara penulis dengan M. Ramond Eka Putra Usman selaku

ketua AJI Cabang Jambi terkait mata uji sebagaimana berikut:

“[D]alam 20 mata uji dalam Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ), peserta harus

mendapatkan nilai minimal 70. Jikah salah satu mata uji yang diikuti peserta

tidak sampai di nilai 70, maka para peserta tidak memenuhi untuk dikatakan

berkompeten”.12

Dikarenakan setiap peserta tidak boleh mendapatkan angka di bawah itu,

sebab sistemnya bukan akumulasi, tetapi masing-masing mata uji. Walaupun

mendapatkan angka 80 untuk mata ujian lainnya, namun tidak bisa menutupi

perolehan angka 65 untuk mata ujian lainnya dan sudah aturannya seperti itu.13

Dari sisi penguji, setiap penyelenggaraan UKJ AJI akan melibatkan satu tim

penguji bernama Tim Penguji AJI Indonesia.

11

Wina Armada Sukardi, Standar Kompetensi Wartawan, Cetakan Ke V (Jakarta: Dewan

Pers, 2013), 99. 12

M. Ramond Eka Putra Usman, Wawancara Pribadi, 17 April 2018, Pukul 17:01 WIB. 13

Hasil Observasi Langsung Dalam UKJ AJI Jambi, Pada Tanggal 21-22 April 2018.

Page 65: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

49

“[P]enguji pada UKJ AJI adalah wartawan senior anggota AJI yang telah

mengikuti pelatihan penguji yang diselenggarakan oleh AJI Indonesia melalui

program Training of Examiner (TOE). Selama UKJ AJI berlangsung seorang

penguji hanya memiliki kemampuan menguji maksimal enam peserta”.14

Adapun perbedaan bagi wartawan yang sudah mengikuti ujian dan yang

belum adalah banyak ditemukan hal-hal oleh penulis di lapangan yang mencolok

seperti, penulisan berita yang teratur, isi berita tidak bertele-tele, lugas, jaringan

luas dan lain sebagainya.

B. Pengaruh Standar Kompetensi Wartawan

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Gresi Plasmanto melalui

Whatsapp, ada banyak hal-hal yang yang berpengaruh bagi beliau, secara rinci

akan dijelaskan sebagai berikut:

[S]etelah saya mengikuti uji standar kompetensi yang diadakan oleh AJI

beberapa waktu yang lalu sangat berpengaruh bagi saya. Khususnya dalam

menjalankan tugas jurnalistik sekarang lebih dituntut untuk menyediakan

informasi yang diperlukan oleh publik, antara lain seperti harus taat verifikasi

terhadapat informasi.15

Jadi penulis merasa apa yang disampaikan oleh Gresi Plasmanto mengenai

hal tersebut adalah sesuatu yang harus menjadi tuntutan ketika dalam menjalankan

tugas, kita sudah mengikuti uji standar kompetensi dan kita sudah dianggap

berkompeten tentunya mempunyai rasa tanggung jawab yang lebih lagi dalam

menyedikan informs ke publik.

Tentunya setelah mengikuti serangkaian uji kompetensi wartawan, para

peserta akan lebih mengerti lagi bahwa kewajiban jurnalis itu adalah pada

kebenaran, loyalitas pertaama jurnalis adalah kepada publik (masyarakat) serta

menjaga independensi terhadap sumber berita.

Senada dengan hal tersebut, Bima Pratama mengatakan setelah mengikuti

uji kompetensi wartawan, beliau tentunya harus lebih mengedepankan lagi kode

etik dan perilaku. “[S]aat menjalankan profesi jurnalis tentunya lebih

14

M. Ramond Eka Putra Usman, Wawancara Pribadi, 17 April 2018, Pukul 17:01 WIB. 15

Gresi Plasmanto, Peserta UKJ AJI Tingkat Muda, Wawancara Whatsapp, 31 Mei 2018

Pukul 00:05 WIB.

Page 66: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

50

mengedepankan kode etik dan perilaku dan disini kita bisa tahu pentingnya kode

etik dan perilaku sebagai jurnalis”.16

Gresi Plasmanto juga menambahkan setelah mengikuti uji kompetensi

wartawan akan lebih berkomitmen memegang teguh kode etik. Secara lengkap

sebagai berikut:

“[S]etelah mengikuti proses ini bahwa saya berkomitmen memgang teguh kode

etik karena kode etik bagi saya adalah acuan moral yang mengatur tanda etik

atau rambu-rambu bagi seoraang jurnalis yang professional, baik saat

berhadapan dengan sejawat atau dengan pihak luar”.17

Jadi penulis merasa intinya apa yang disampaikan Bima Pratama dan Gresi

Plasmanto intinya adalah harus lebih memahami apa itu kode etik jurnalistik yang

menjadi utama dalam lingkup independensi, kebenaran, akuntabel, dan

mengurangi dampak yang bisa merugikan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Wakil Dewan Pers, Ahmad

Djauhar, ketika ditanya apa tujuan Dewan Pers mengadakan uji kompetensi beliau

mengatakan wartawan harus mengikuti uji kompetensi karena ini sangat

berpengaruh bagi mereka. Berikut secara rinci beliau menjelaskan:

“[J]adi uji kompetensi ini program Dewan Pers bersama Komunitas Pers untuk

semua wartawan di Indonesia harus mengikuti uji kompetensi wartawan

supaya seorang wartawan itu harus kompeten, paham dengan aturannya, paham

dengan etikanya, dan bertujuan untuk menjadikan dia professional”.18

Selain itu tentunya setelah mengikuti rentetan uji standar kompetensi

tersebut, mereka selaku wartawan memang benar-benar harus menjalankan dan

mengamalkan seharusnya apa yang mereka kerjakan. Mulai dari kode etik, sikap

netral, keakuratan dalam pemberitaan dan lain sebagainya.

C. Elemen Kompetensi

16

Bima Pratama, Peserta UKJ AJI Tingkat Madya, Wawancara Whatsapp, 2 Juni 2018

Pukul 13:33 WIB. 17

Gresi Plasmanto, Peserta UKJ AJI Tingkat Muda, Wawancara Whatsapp, 31 Mei 2018

Pukul 00:05 WIB. 18

Ahmad Djaufar, Wakil Dewan Pers, Wawancara Pribadi, 31 Mei 2018 Pukul 13:00 WIB.

Page 67: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

51

Elemen Kompetensi adalah bagian kecil unit kompetensi yang harus

dikerjakan untuk mencapai unit kompetensi mencerminkan unsur pencarian,

perolehan, pemilihan, penyimpanan, pengolahan, dan penyampaian. Elemen

kompetensi wartawan terdiri dari:

1. Kompetensi Umum, yakni kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh semua

orang yang bekerja sebagai wartawan.

2. Kompetensi Inti, yakni kompetensi yang dibutuhkan wartawan dalam

melaksanakan tugas-tugas umum jurnalistik.

3. Kompetensi Khusus, yakni, kompetensi yang dibutuhkan wartawan dalam

melaksanakan tugas-tugas khusus jurnalistik.19

D. Kualifikasi dan Jenjang Kompetensi Wartawan

Rincian tingkatan kemampuan pada setiap kategori kemampuan digunakan

sebagai basis perhitungan nilai untuk setiap kategori kompetensi kunci.

Kualifikasi kompetensi kerja wartawan dalam kerangka kualifikasi nasional

Indonesia dikategorikan dalam kualifikasi I, II, III. Dengan demikian, jenjang

kualifikasi kompetensi kerja wartawan dari yang terendah sampai dengan tertinggi

ditetapkan sebagai berikut:

1. Kualifikasi I untuk Sertifikat Wartawan Muda minimal 2 tahun bekerja.

2. Kualifikasi II untuk Sertifikat Wartawan Madya minimal 5 tahun bekerja.

3. Kualifikasi III untuk Sertifikat Wartawan Utama minimal 10 tahun bekerja.

“[P]enerapan untuk melaksanakan uji standar kompetensi wartawan diperlukan

perangkat uji yang mengacu pada elemen kompetensi. Dalam kaitan ini ada

catatan yang perlu memperoleh perhatian, karena para anggota AJI berada dalam

jenjang/tingkatan yang berbeda-beda karena masa kerja dan posisi yang berbeda-

beda pula, maka UKJ AJI diberikan berdasarkan jenjang”.20

19

Wina Armada Sukardi, Standar Kompetensi Wartawan, Cetakan Ke V (Jakarta: Dewan

Pers, 2013), 21.

20 M. Ramond Eka Putra Usman, Wawancara Pribadi, 17 April 2018, Pukul 17:01 WIB.

Page 68: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

52

Adapun jenjang dalam jenjang kompetensi wartawan dibagi menjadi tiga

bagian dan masing-masing dituntut memiliki kompetensi kunci, antara lain

sebagai berikut:

1. Jenjang Kompetensi Wartawan Muda yang dituntut memiliki kompetensi kunci

untuk melakukan kegiatan.

2. Jenjang Kompetensi Wartawan Madya yang dituntut memiliki kompetensi

kunci untuk mengelola kegiatan.

3. Jenjang Kompetensi Wartawan Utama yang dituntut memiliki kompetensi

kunci untuk mengevaluasi dan dan memodifikasi proses kegiatan.21

21

Ibid, 22.

Page 69: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

53

BAB IV

FAKTOR DAN TANGGAPAN UJI STANDAR KOMPETENSI

WARTAWAN

A. Faktor Pendukung Uji Kompetensi Wartawan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Jajang Jamaluddin selaku

Dewan Penguji UKJ (Uji Kompetensi Jurnalis) dan Gresi Plasmanto selaku

peserta UKJ wartawan tingkat muda mengenai faktor pendukung dilaksanakan uji

standar kompetensi wartawan, secara rincinya beliau menjelaskan sebagai berikut:

“[T]entunya faktor pendukung uji standar kompetensi wartawan ini adalah

adanya dorongan hasrat semangat dari kawan-kawan wartawan yang sudah

mengikuti uji kompetensi bahwa pentingnya bagi mereka yang belum untuk

mengikuti uji kompetensi ini”.1

Apa yang dikatakan Jajang Jamaluddin menurut penulis sangat setuju

karena uji kompetensi ini sangatlah penting bagi para wartawan untuk mengetahui

apakah para wartawan tersebut sudah melakukan pekerjaannya secara professional

atau belum begitu juga menurut Gresi Plasmanto dengan adanya UKJ ini beliau

merasa terbantu untuk menjadi wartawan yang berkompeten, berikut beliau

menjelaskan secara rinci:

“[F]aktor pendukung mengikuti UKJ AJI Jambi yang saya ikuti saat itu cukup

membantu saya sebagai seorang yang berprofesi sebagai wartawan. Dengan

bergabung di organisasi profesi khususnya AJI sangat mendukung anggotanya

untuk lebih kompeten dalam menjalankan tugasnya, sehingga anggota AJI

Jambi lebih dapat meningkatkan kapasitasnya. Selain dukungan dari organisasi

profesi, UKJ yang saya ikuti juga mendapat dukungan dari perusahaan tempat

saya bekerja”.2

Jadi penulis merasa apa yang dikatakan Gresi Plasmanto mengenai faktor

pendukung untuk mengikuti uji standar kompetensi wartawan adalah bahwa

dukungan dari organisasi profesi dan perusahaan tempat beliau bekerja sangat

1 Jajang Jamaluddin, Dewan Penguji UKJ AJI, Wawancara Pribadi, 22 April 2018 Pukul

10:30 WIB.

2 Gresi Plasmanto, Peserta UKJ AJI Tingkat Muda, Wawancara Melalui Whatsapp, 31 Mei

2018 Pukul 00:05 WIB.

Page 70: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

54

vital sekali untuk meningkatkan kompetensi wartawan dalam menjalankan

tugasnya.

Selain itu, M. Ramond Eka Putra Usman selaku Ketua AJI mengatakan

faktor-faktor yang mendukung wartawan dalam ikut uji standar kompetensi

wartawan ini ada beberapa hal,salah satunya berikut penjelasan dari beliau:

“[B]eberapa hal yang menjadi faktor pendukung salah satu tentunya mendapat

suntikan semangat dari kawan-kawan jurnalis untuk mengikuti ujian standar

kompetensi tersebut. Selanjutnya setelah kawan-kawan jurnalis sudah tahu betapa

penting ujian standar kompetensi tersebut, mereka pasti akan mencari tahu

informasi mengenai hal tersebut dan akan mengikutinya”.3

Jadi penulis merasa apa yang disampaikan M. Ramond Eka Putra Usman

mengenai faktor pendukung uji standar kompetensi wartawan adalah sesuatu yang

sangat ditunggu-tunggu karena bahwa para wartawan mempunyai rasa keinginan

yang kuat untuk mengikuti uji standar kometensi tersebut. Beliau juga

melanjutkan bahwa anggaran untuk melaksanakan kegiatan ini berasal dari

Pengurus Nasional AJI Indonesia. Berikut penjelasan dari beliau:

“[U]KJ AJI yang digelar AJI dilaksanakan secara mandiri dan tidak dipungut

biaya. Karena semua kebutuhan untuk mendatangkan penguji sudah

ditanggung oleh Pengurus Nasional AJI Indonesia. Sedangkan lokasi

pelaksanaannya biasanya AJI Kota Jambi melakukan peminjaman”.4

Ramond juga menambahkan AJI Kota Jambi sudah melakukan dua kali

UKJ. UKJ pertama AJI Kota Jambi tahun 2014 di Balai Diklat Provinsi Jambi.

Kedua, tahun 2018 di Universitas Jambi Telanaipura. AJI Jambi juga

membolehkan peserta dari luar Jambi asalkan peserta yang bersangkutan masih

dalam naungan organsiasi AJI.

UKJ perdana AJI Jambi di Balai Diklat Provinsi Jambi, 18-19 April 2014.

NO NAMA AJI

KOTA

MEDIA JENIS

MEDIA

JENJANG

1 Herri Novealdi Jambi Metrojambi.com online madya

3 M. Ramond Eka Putra Usman, Wawancara Pribadi, 17 April 2018, Pukul 17:01 WIB.

4 Ibid.

Page 71: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

55

2 M. Ridwan Jambi Jambi Ekspres cetak madya

3 Suan Sitanggang Jambi Tribun Jambi cetak madya

4 Eso Pamenan Jambi Tribun Jambi cetak muda

5 Jennifer Agustia Jambi Jambi Independen cetak muda

6 Bakar Jambi Jambi Ekspres cetak muda

7 Jon Afrizal Jambi The Jakarta Post cetak utama

8 A Riki Sufrian Jambi Kajanglako.com online utama

UKJ ke 2 AJI Jambi di Universitas Jambi Telanaipura, 21-22 April 2018.

NO NAMA AJI KOTA MEDIA Jenis

Media

Jenjang

1 Yoga Julestama Jambi IMCNews.ID Online Utama

2 Sahrial Jambi Metro Jambi Cetak Utama

3 Bakar Jambi Jambi Ekspres Cetak Madya

4 Doni Saputra Jambi Jambi Ekspres Cetak Muda

5 Yuliani Palembang Sriwijaya Post Cetak Muda

6 Herri Novealdi Jambi Metrojambi.com Online Utama

7 Anton Jambi Metro Jambi Cetak Utama

8 Wisman Wazir Jambi IMCNews.ID Online Madya

9 Duanto Asto S Jambi Tribun Jambi Cetak Madya

10 Bubun Kurniadi Palembang Rmol.com Online Muda

11 Suang

Sitanggang

Jambi Tribun Jambi \Cetak Utama

12 Bandot Arywono Jambi Tribun Jambi Cetak Utama

13 Bima Pratama Jambi Net TV TV Madya

14 Gresi Plasmanto Jambi LKBN Antara Online Muda

15 Faizarman Jambi Jambi Ekspres Cetak Muda

Dalam UKJ ke 2 AJI ini jumlah peserta ada 15 orang dan semua peserta

lulus (berkompeten) ini akan mendapatkan sertifikasi dari Dewan Pers. Sertifikasi

ini digunakan sebagai penunjang karir mereka dan jika pada suatu saat mereka

Page 72: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

56

tidak bisa menjaga amanah sebagai wartawan sesuai kode etik yang berlaku maka

mereka akan dilaporkan dan diproses oleh Dewan Pers (sertikasi akan dicabut dan

mereka mengulang kembali).

B. Faktor Penghambat Uji Kompetensi Wartawan

Berdasarkan wawancara penulis dengan Gresi Plasmanto melalui whatsapp

adalah masalah biaya, secara rincinya beliau menjelaskan:

“[U]ntuk faktor penghambat khususnya bagi saya mungkin relatif kepada

biaya. Namun dengan UKJ mandiri yang dilaksanakan oleh AJI memberikan

kemudahan biaya bagi anggotanya untuk mengikuti uji kompetensi tersebut.

Berbeda dengan organisasi lainnya yang lebih mematok pada biaya yang

lumayan tinggi”.5

Jadi penulis merasa apa yang dikatakan beliau mengenai hal di atas adalah

sesuatu hal yang wajar apalagi dalam uji kompetensi wartawan waktu itu ada

peserta yang berasal dari luar provinsi yakni Sumatera Selatan. Peserta yang

berasal dari luar provinsi Jambi, biaya akodomodasi baik itu tempat menginap

maupun transportasi harus mereka tanggung sendiri dan juga dalam mengadakan

uji kompetensi, AJI Kota Jambi harus melakukan peminjaman tempat karena jika

di kantor AJI Kota Jambi tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya karena

kantor AJI Kota Jambi yang kecil.6

Sedangkan menurut Bima Pratama saat diwawancarai melalui whatsapp

mengatakan ada beberapa hal yang membuat menghambar wartawan untuk

mengikuti uji kompetensi wartawan, berikut secara rinci beliau katakan:

“[P]enghambat wartawan untuk mengikuti uji kompetensi wartawan ada

beberapa yakni, banyak wartawan yang tidak memahami pentingnya mengikuti

uji kompetensi, terkait jadwal dan waktu pelaksanaan uji kompetensi, izin dari

kantor tempat sang wartawan bekerja, wartawan itu sendiri tidak berada dalam

organisasi pers padahal uji kompetensi adalah inisiasi dari organisasi pers yang

5 Gresi Plasmanto, Peserta UKJ AJI Tingkat Muda, Wawancara Whatsapp, 31 Mei 2018

Pukul 00:05 WIB.

6 Hasil Observasi Langsung Dalam UKJ AJI Jambi, Pada Tanggal 21-22 April 2018.

Page 73: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

57

terakhir masalah biaya uji kompetensi yang mahal karena sang wartawan salah

pilih organisasi pers”.7

Penulis merasa faktor-faktor penghambat yang dikatakan Bima Pratama di

atas sangat bisa diterima karena pada saat uji kompetesi wartawan ini berlangsung

pada jam kerja dan memakan waktu selama dua hari. Lalu wartawan tidak

tergabung dalam organisasi pers sedangkan di AJI mereka lebih mendahulukan

anggotanya yang belum mengikuti uji kompetensi wartawan.

Selanjutnya masalah wartawan yang belum mengerti pentingnya mereka

mengikuti uji kompetensi dikarenakan mereka juga tidak bergabung ke dalam

salah satu organisasi pers padahal uji kompetensi wartawan ini sendiri adalah hasil

dari inisiasi dari organasiasi pers. Dan yang terakhir masalah wartawan

menganggap perlu biaya yang mahal untuk mengikuti uji kompetensi karena salah

pilih organisasi pers, di AJI sendiri itu gratis karena biaya dari AJI Pusat Nasional

akan tetapi para peserta yang berasal dari luar provinsi jika ingin mengikuti

mereka harus menanggung biaya akamodasi sendiri.8

C. Tanggapan AJI Kota Jambi Terhadap Uji Standar Kompetensi

Wartawan

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan M. Ramond Eka Putra Usman

mengenai dengan adanya uji standar kompetensi wartawan ini adalah sebagai

barometer atau pengukuran seorang wartawan dalam menjalankan tugasnya

sehari-hari sebagai wartawan.

“[B]agus, karena dengan mengikuti uji standar kompetensi wartawan kita bisa

mengetahui bahwa wartawan itu sudah berkompeten atau belum dalam

menjalankan tugasnya sehari-hari sebagai wartawan yang professional”.9

7 Bima Pratama, Peserta UKJ AJI Tingkat Madya, Wawancara Whatsapp, 2 Juni 2018

Pukul 13:33 WIB.

8 Hasil Observasi Langsung Dalam UKJ AJI Jambi, Pada Tanggal 21-22 April 2018.

9 M. Ramond Eka Putra Usman, Wawancara Pribadi, 17 April 2018, Pukul 17:01 WIB.

Page 74: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

58

Jadi penulis merasa dengan mengikuti uji standar kompetensi wartawan

yang dikatakan beliau di atas membuat kita tahu seberapa jauh tingkat

keprofesional kita dalam menjalankan tugas wartawan sehari-harinya di lapangan.

Sedangkan menurut Herri Novealdi selaku Majelis Etik AJI Kota Jambi

setelah penulis wawancarai melalui Whatsapp, beliau mengatakan selain

kompeten yang didapat tentu para peserta wartawan yang mengikuti uji

kompetensi wartawan ini akan mendapatkan lebih banyak lagi keilmuan dan

kecakapan. Berikut perkataan beliau sebagai berikut:

“[S]elain dinyatakan kompeten, tentu keilmuan, pengetahuan, dan kecekapan

dari wartawan itu sendiri bertambah. Selain itu juga bagi yang sudah

berkompeten biasanya dengan sendirinya dipandang berbeda saat bekerja oleh

rekan-rekannya yang lain dan narasumber. Bahkan untuk promosi jabatan,

perusahaan media akan memprioritaskan mereka yang kompeten”.10

Jadi penulis merasa sangat setuju apa yang dikatakan beliau di atas tentang

hal yang didapat selain berkompetennya seorang wartawan itu adalah

bertambahnya ilmu, pengetahuan, kecakapan dan tentunya pengalaman baru yang

didapatkan. Selain itu juga tentang wartawan yang dipandang berbeda saat

menjalankan tugasnya menambah nilai lebih dari calon narasumber bahwasanya

wartawan tersebut berarti sudah menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati dan

bagi yang sudah berkompeten tentu memudahkan mereka untuk promosi jabatan

di tempat media mereka bekerja.

Ditambahkannya ketika disinggung mengenai tanggapan apakah dalam

pelaksanaan uji kompetensi wartawan sudah efektif seratus persen atau belum

dalam menjalankan tugasnya, beliau menjelaskan sebagai berikut:

“[S]eratus persen itu belum tapi UKJ bisa jadi alat kendali untuk memantau

perilaku wartawan. Bagi mereka yang sewaktu-waktu berprilaku tidak baik,

mereka bisa dilaporkan. Standar kompetensi yanag mereka dapatkan bisa

dicabut oleh Dewan pers”.11

10

Herri Novealdi, Wawancara Melalui Whatsapp, 2 Juni 2018, Pukul 10;34 WIB.

11 Ibid.

Page 75: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

59

Jadi penulis merasa walau belum menyentuh angka seratus persen, kita

sebagai orang yang berprofesi sebagai wartawan tentulah harus menjaga atau

jangan sampai menciderai profesi pers itu sendiri.

Untuk saat ini, pemyelenggaraan UKJ AJI diprioritaskan bagi wartawan

anggota AJI. Namun untuk selanjutnya AJI tidak menutup peluang bagi

wartawan non AJI yang ingin mengikuti UKJ AJI dengan syarat bersedia

memenuhi seluruh persyaratan.

Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ), maupun Uji Kompetensi Wartawan

(UKW), sangat penting bagi profesi wartawan guna memiliki Standar

Kompetensi Wartawan (SKW). Dengan kompetensi itu dapat dilihat kemampuan

yang menggambarkan tingktan khusus menyangkut kesadaran, pengetahuan dan

keterampilan seorang wartawan. Terlebih lagi dalam masalah kode etik wartawan,

tentunya wartawan yang sudah mengikuti uji kompetensi dan mendapat sertifikasi

akan lebih memaknai lagi profesinya sebagai wartawan dan lebih mengedepankan

lagi kode etik serta kode perilaku yang berlaku.

Berdasarkan temuan penulis di lapangan, ada beberapa hal mendasar yang

membedakan wartawan yang sudah ikut UKJ sama yang belum mengikuti UKJ.

Demikian beberapa informan yang telah memberikan pandangannya

mengenai tanggapan dari uji standar kompetensi wartawan. Adapun semua

informan memiliki pandangan yang sama terhadap betapa pentingnya uji

kompetensi ini guna mengukur dan meningkatkan wartawan yang berprofesional

di kota Jambi.12

12

Hasil Observasi Langsung Dalam UKJ AJI Jambi, Pada Tanggal 21-22 April 2018.

Page 76: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan data-data di bab-bab sebelumnya,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan uji kompetensi, diperlukan proses uji yang mengacu

pada elemen standar kompetensi wartawan ini. Di AJI itu sendiri dinamakan

dengan UKJ (Uji Kompetensi Jurnalis) dan dilaksanakan selama dua hari

penuh dari pagi samapi malam atau dua setengah hari. Setiap pelaksanaan

UKJ ini selalu diawali dengan sosialisasi konsep, metodologi dan

pelaksanaan ujian. Proses uji kompetensi ini disusun berdasarkan tingkatan

kompetensi mulai dari wartawan muda, madya, dan utama yang mencakup

aspek kesadaran, pengetahuan dan keterampilan. Proses uji kompetensi ini

bersifat terbuka dan terukur, serta dapat dilihat peserta, penguji, dan

pengamat. Dikarenakan setiap peserta tidak boleh mendapatkan angka di

bawah itu, sebab sistemnya bukan akumulasi, tetapi masing-masing mata uji.

Walaupun mendapatkan angka 80 untuk mata ujian lainnya, namun tidak bisa

menutupi perolehan angka 65 untuk mata ujian lainnya dan sudah aturannya

seperti itu

2. Faktor pendukung adalah adanya dorongan hasrat semangat dari kawan-

kawan wartawan yang sudah mengikuti uji kompetensi bahwa pentingnya

bagi mereka yang belum untuk mengikuti uji kompetensi. Faktor penghambat

adalah banyak wartawan yang tidak memahami pentingnya mengikuti uji

kompetensi, terkait jadwal dan waktu pelaksanaan uji kompetensi, izin dari

kantor tempat sang wartawan bekerja, wartawan itu sendiri tidak berada

dalam organisasi pers padahal uji kompetensi adalah inisiasi dari organisasi

pers yang terakhir masalah biaya uji kompetensi yang mahal karena sang

wartawan salah pilih organisasi pers. Untuk saat ini, pemyelenggaraan UKJ

AJI diprioritaskan bagi wartawan anggota AJI. Namun untuk selanjutnya AJI

Page 77: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

61

tidak menutup peluang bagi wartawan non AJI yang ingin mengikuti UKJ

AJI dengan syarat bersedia memenuhi seluruh persyaratan.

3. Tanggapan dari pihak AJI Cabang Jambi terhadap Uji Standar Kompetensi

Wartawan sangat baik dan bagus karena dengan mengikuti uji standar

kompetensi wartawan kita bisa mengetahui bahwa wartawan itu sudah

berkompeten atau belum dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sebagai

wartawan yang professional. selain dinyatakan kompeten, tentu keilmuan,

pengetahuan, dan kecekapan dari wartawan itu sendiri bertambah.

B. Rekomendasi

1. Seharusnya kita sebagai seorang wartawan harus mengikuti uji standar

kompetensi wartawan alasannya adalah agar kita tahu sebatas mana

kompetensi yang kita miliki dalam profesi wartawan.

2. Memang efektivitas uji standar kompetensi wartawan ini belum menyentuh

angka seratus persen, akan tetapi bisa jadi alat kendali untuk memantau

perilaku wartawan dan kesadaran dari diri wartawan iu sendiri.

3. Selain itu tentunya setelah mengikuti rentetan uji standar kompetensi

tersebut, mereka selaku wartawan diharapkan memang benar-benar harus

menjalankan dan mengamalkan seharusnya apa yang mereka kerjakan.

Mulai dari kode etik, sikap netral, keakuratan dalam pemberitaan dan lain

sebagainya.

4. Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ), maupun Uji Kompetensi Wartawan

(UKW), sangat penting bagi profesi wartawan guna memiliki Standar

Kompetensi Wartawan (SKW). Dengan kompetensi itu dapat dilihat

kemampuan yang menggambarkan tingktan khusus menyangkut kesadaran,

pengetahuan dan keterampilan seorang wartawan. Terlebih lagi dalam

masalah kode etik wartawan, tentunya wartawan yang sudah mengikuti uji

kompetensi dan mendapat sertifikasi akan lebih memaknai lagi profesinya

sebagai wartawan dan lebih mengedepankan lagi kode etik serta kode

perilaku yang berlaku.

5. Penulis merasa dalam skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu penulis berharap diberi saran dan kritikan yang membangun.

Page 78: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

61

Page 79: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Wawancara penulis dengan ketua AJI Jambi

Proses UKJ AJI Jambi

Foto bersama setelah wawancara dengan Majelis Etik AJI Jambi (empat dari kanan)

Page 80: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adi Prasetyo, Yosep. Pers di Terik Matahari (Catatan Ombudsman Aceh Kita

Pada Masa Darurat Militer Aceh), Jakarta: Dewan Pers, 2016.

Afifudin dan Beni Ahmad Saebani.Metode Penelitian Kualitatif, Bandung:

Pustaka Setia, 2009.

Arifullah.Dkk. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, Jambi:

FakultasUshuluddin IAIN STS Jambi, 2015.

Hadari dan Nawawi. Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 2001.

Hafiz, Ahmad Al dkk.Uji Kompetensi Jurnalis Televisi, Jakarta: Dewan Pers,

2014.

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. Jurnalistik: Teori dan

Praktek, Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2005.

Manan, Bagir. Menjaga Kemerdekaan Pers di Pusaran Hukum ,Jakarta: Dewan

Pers, 2011.

Masduki. Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, Yogyakarta: UII Pers, 2004.

Nugroho, Bekti. Profesionalisme, Sejarah dan Masa Depan Pers Daerah, Jakarta:

Dewan Pers, 2012.

Nugroho, Bekti dan Samsuri. Pers Berkualitas Masyarakat Cerdas, Jakarta:

Dewan Pers, 2013.

Prasetyo, Yosep Adi. Pers di Terik Matahari Catatan Ombudsman Aceh Kita

Pada Masa Darurat Militer Aceh, Jakarta: Dewan Pers, 2016.

Romli, Khomsahrial. Komunikasi Massa, Jakarta: PT Grasindo, 2016.

Soehartono, Irawan..Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2011.

Sugiono. Memahami penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2013.

Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, Bandung: Alfabeta, 2007.

Page 81: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

Sukardi, Wina Armada. Standar Komepetensi Wartawan, Cetakan Ke V, Jakarta:

Dewan Pers, 2013.

Sumadiria, Haris. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature.Panduan

Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbioasa Rekatama Media, 2008.

B. Internet

Ahmad MuliJunaidi, https://ahmadmuhli.wordpress.com/2011/08/02/efektivitas-

pembelajaran/diakses 21 Maret 2018 Puku 03:30 WIB.

Arisandi,https://arisandi21.wordpress.com/2012/12/04/pengertian-

profesionalisme-ciri-ciri-profesionalisme/diakses 23 Januari 2018 Pukul

22:31 WIB.

Husnun, https://husnun.wordpress.com/2012/04/12/perlunya-standar-kompetensi-

wartawan/diakses tanggal 15 Januari 2018, Pukul 12;47 WIB.

C. Jurnal

ElviSusanti, “GlosariumKosakata Bahasa Indonesia DalamRagam Media Sosial”,

Jurnal Bahasa, Sastra, danPendidikn Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(2),

(2016).

D. Skripsi

M. Diaz Bonny S, Mahasiswa S1 JurusanIlmuJurnalistik, FakultasI lmu

Komunikasi, UniversitasP adjajaran Jatinangor 2013.

Ririn Muthia Rislaesa, Mahasiswa S1 Konsentrasi jurnalistik, Program Studi Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Agteng Tirtayasa 2012.

Syahwal Rustam, Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, UIN Alauddin Makassar 2016.

Page 82: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA SEMENTARA PENGARUH UJI

STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN TERHADAP PENINGKATAN

PROFESIONALISME WARTAWAN DI JAMBI (STUDI AJI JAMBI)

A. Panduan Observasi

No Jenis Data Objek Observasi

1 Letak geografis AJI Jambi Keadaan dan letak geografis AJI Jambi

2 Sarana/fasilitas AJI Jambi Sarana yang tersedia di AJI Jambi

3 Standar kompetensi wartawan

peningkatan profesionalisme

wartawan di Jambi

Tingkatan standar kompetensi wartawan

utama, madya, dan utama

B. Panduan Dokumentasi

No Jenis Data Data Dokumentasi

1 Letak geografis AJI Jambi Data dokumentasi

2 Sejarah AJI Jambi Data Dokumnetasi

3 Visi misi AJI Jambi Data Dokumentasi

4 Struktur AJI Jambi Data Dokumentasi

C. Butir-butir Wawancara

No Jenis Data Sumber Data dan Substansi wawancara

1 Sejarah AJI Jambi Ketua AJI Jambi

- Bagaimana sejarah berdirinya AJI

Jambi?

- Siapa Pendirinya?

2 Pandangan AJI Jambi terhadap

ujin kompetensi wartawan

Ketua AJI Jambi

- Bagaimana cara penerapan?

Page 83: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

- Berapa jumlah orang?

- Berapa nilai standar?

3 Penerapan standar kompetensi

wartawan

Wartawan muda, madya, dan utama

- Apa factor pendukung ikut ujian?

- Apa saja factor penghambat?

- Kenapa watawan banyak yang

tidak ikut?

Page 84: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

Data Pribadi

(Curriculum Vitae)

Nama : Clifa Patria Marco Sutarno

Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 13 Juni 1996

Jenis Kelamin : Laki-laki

AlamatRumah : Jl. Abadi No.101 RT.09 KelurahanKenaliBesar,

KecamatanAlamBarajo, Kota Jambi

No Telepon : 082383214845

Email : [email protected]

RiwayatPendidikan

2014-2018 : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

2011-2014 : SMKS Prasasti Karang Berahi Kota Jambi

2008-2011 : SSN SMP Negeri 5 Kota Jambi

2002-2008 : SD Negeri 205 Kota Jambi

Page 85: PENGARUH UJI STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN ...repository.uinjambi.ac.id/880/1/UJ140104 CLIFA PATRIA...vi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas uji standar kompetensi

RiwayatOrganisasi

2017-2018 : GenBI (Generasi Baru Indonesia) Provinsi Jambi

2017-2018 : Badan Pengurus Dema Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

2016-2017 : Ketua Redaksi Majalah Lokomotif Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama

2016 : Mapala Sutha

2014 : PMII Rayon Ushuluddin dan Studi Agama

2014-2015 : Wakil Ketua Remaja Masjid NurulHidayah RT.09

2012-2014 : Anggota Inter Club Indonesia Regional Jambi

Prestasi

2015 : Penerima Beasiswa Bank SyariahMandiri

2017 : Penerima Beasiswa Bank Indonesia

KeahlianKomputer

Microsoft Office, Corel draw, Corel Video Studio