EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil...

246
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mrmperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik Disusun Oleh : Fardan Kamil NIM 6661130381 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

Transcript of EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil...

Page 1: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAHDI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MrmperolehGelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Disusun Oleh :

Fardan Kamil

NIM 6661130381

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

Page 2: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan
Page 3: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan
Page 4: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan
Page 5: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

i

MOTTO

“MANJADDA WAJADDA”

Siapa Yang Bersungguh-sungguh, pasti akan Sukses

PERSEMBAHAN

“Sebagai penawar letih dan dahaga, Aku persembahkan karya tulis ini untuk

keluargaku tercinta. Terkhusus untuk Ayah dan Mamah, semoga pencapaian

ini menjadi penyejuk hati atas ribuan doa dan kerja keras selama ini”

Page 6: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

ii

ABSTRAK

Fardan Kamil. 6661130381. 2018. Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibahdi Kabupaten Serang Provinsi Banten. Program Studi Ilmu AdministrasiPublik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pemb imbing I Dr.Gandung Ismanto, MM; Dosen Pembimbing II, Titi Stiawati, S.Sos., M.Si.

Efektivitas dan manfaat dana hibah Provinsi Banten yang disalurkan ke sejumlahpenerima sangat bergantung pada bagaimana para penerima dana hibahmenggunakan anggaran tersebut yang akan tercermin dalam laporan kegiatanyang harus di serahkan bersamaan dengan laporan keuangan penggunaan danahibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan anggaran tersebut,para penerima dana hibah juga harus membuat surat pertanggungjawaban (SPJ)jika anggaran tersebut digunakan bagaimana efektivitasnya, penerima dana hibahharus membuat laporan kegiatan, manfaat, dan untuk apa anggaran itu digunakan.Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya koordinasi, sosialisasi,informasi, dan pungutan liar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui danmenganalisis Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten SerangProvinsi Banten. Penelitian ini menggunakan Teori Organisasi menurut MartaniHuseini & S. B. Hari Lubis (2009) dengan menggunakan metode kualitatifdeskriptif. Hasil penelitian bahwa Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat DaerahProvinsi Banten kurang optimal dalam melakukan hal Koordinasi, Proses,Peraturan, menyesuaikan permasalahan yang ada, sosialisasi, pemanfaatanlingkungan yang sering berbeda, menyesuaikan keadaan dilapangan, maka dari itutidak adanya kesesuain di Lembaga/ Yayasan dan Biro Kesejahteraan RakyatSekretariat Daerah Provinsi Banten. Upayakan Dana Hibah di Provinsi Bantenupayakan lebih memperhatikan hal Koordinasi, Sosialisasi, Proses, Peraturandan menyesuaikan permasalahan yang ada, pemanfaatan lingkungan yang seringberbeda.

Kata Kunci : Efektivitas, Dana Hibah, Teori Organisasi.

Page 7: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

iii

ABSTRACT

Fardan Kamil. 6661130381. 2018. Effectiveness Of Granting Grants InSerang District Banten Province. Study Program of Public AdministrationScience. University of Sultan Ageng Tirtayasa. Supervisor I, Dr. GandungIsmanto, MM; Supervisor II, Titi Stiawati, S.Sos., M.Si.

The effectiveness and benefits of the Banten provincial grant funds distributed toa number of recipients depend heavily on how the grant recipients use the budgetto be reflected in the activity report which should be submitted along with thefinancial statements of the use of the grant, in addition to being able to explain theuse of the budget, the grant recipients also have to create letters of accountabilityif the budget is used how its effectiveness, the grant recipient must report theactivities, benefits, and for what the budget is used. The problems in this researchare lack of coordination, socialization, information, and illegal levies. The purposeof this research is to know and analyze The Effectiveness of the Management ofGrants in the Banten Province Regency. This research uses Organizational Theoryaccording to Martani Huseini & S. B. Hari Lubis (2009) by using descriptivequalitative method. The results of the research that the Bureau of Public Welfareof the Secretariat of the Province of Banten is not optimal in doing theCoordination, Process, Regulation, adjust the existing problems, socialization,environmental utilization which is often different, adjust the situation in the field,therefore the absence of conformity in Institution / Foundation and BureauPeople's Welfare Regional Secretariat of Banten Province. Strive for Grant Fundin Banten Province to pay more attention to the Coordination, Socialization,Process, Regulation and adjust the existing problems, the utilization of theenvironment is often different.

Keywords: Effectiveness, Grant Funds, Organizational Theory.

Page 8: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi

kemudian solawat serta salam semoga terlimpah dan tercurah kepada Nabi besar

Muhammad S.A.W yang telah mengiringi doa dan harapan penulis untuk

mewujudkan terselesaikannya skripsi ini yang berjudul Efektivitas Pengelolaan

Pemberian Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten. Skripsi ini dibuat

sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata satu (S1) Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik pada konsentrasi Manajemen Publik program studi Ilmu

Administrasi Negara. Sekalipun penulis menemukan hambatan dan kesulitan

dalam memperoleh informasi akurasi data dari para narasumber namun disisi lain

penulis juga sangat bersyukur karena banyak mendapat masukan untuk

menambah wawasan dan pengetahuan khususnya pada bidang yang sedang diteliti

oleh penulis. Untuk terwujudnya penulisan penelitian skripsi ini banyak pihak

yang membantu penulis dalam memberikan motifasi baik waktu, tenaga, dan ilmu

pengetahuannya. Maka dengan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih

kepada kedua orang tua tercinta atas curahan perhatian dan kasih sayangnya dan

juga doa yang tak henti serta motivasi dalam pengerjaan skripsi ini.

Page 9: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

v

Pada kesempatan ini juga suatu kebanggaan bagi penulis untuk

mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang

telah membantu dan mendukung, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

6. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

7. Ibu Dr. Arenawati, M.Si Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

Page 10: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

vi

8. Bapak Dr. Gandung Ismanto, MM dosen pembimbing I yang telah

senantiasa memberikan arahan dan bimbingan secara sabar dan juga

dukungan selama proses penyusunan skripsi.

9. Ibu Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., sebagai dosen pembimbing II yang

telah senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang

membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

11. Para staff Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa atas segala bantuan informasi selama perkuliahan;

12. Pihak Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten

yang telah memberikan informasi, data, dan ketersediaan waktu dalam

proses pengambilan data untuk penulis;

13. Bapak Irvan Santoso S,Hut, MM selaku Kepala Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten yang telah berkenan

menjadi informan dan memberikan informasi, data, dan ketersediaan

waktu dalam proses pengambilan data untuk penulis.

14. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu

sebagai informan penelitian dalam membantu peneliti memberikan

informasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 11: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

vii

15. Kepada orang tuaku tercinta dan tersayang Bapak H.Suhardja dan Ibu

HJ. Rt. Qori MR yang telah menjadi motivator terbesar selama

perjalanan hidupku. Terimakasih atas segala doa, bimbingan, kasih

sayang, penyemangat, perhatian, dukungan serta motivasi yang tidak

ada henti-hentinya yang selalu diberikan untukku.

16. Kepada kakak tercinta Farrah Syita yang memberikan warna dalam

hidup dan memberikan semangat serta motivasi.

17. Kepada seluruh saudara-saudaraku yang telah mendoakan, memberi

semangat dan motivasi.

18. Teman-teman kelas A angkatan 2013 Ilmu Administrasi Negara

selama menuntut ilmu. Terimakasih atas semua kenangan selama

empat tahun perkuliahan kalian luar biasa

19. Kepada teman-temanku meka, asep saripudin, luqman, delki, siti

solihat, abharina, winda, hanny, mila, yunita, faizah, jumhari, satrio,

rifki (tile), kartiwa, furkon serta teman-teman lainnya yang telah

memberikan semangat, motivasi dan kebahagiaan yang tidak dapat

peneliti sebutkan satu persatu.

20. Kawan-kawan Administrasi Negara 2013 B,C dan D yang juga saling

menyemangati satu sama lain.

Page 12: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

viii

Dengan ini penelitian skripsi telah selesai disusun. Penulis meminta maaf

apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam pembuatan skripsi ini. Maka dari itu

kritik dan saran saya harapkan guna memperbaiki dan menyempurnakan skripsi

berikutnya. Penulis pun berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi

mahasiswa dan peneliti sendiri.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Serang, Januari 2018

Penulis

Fardan Kamil

Page 13: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................ ii

ABSTRACT ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR....................................................................................... iv

DAFTAR ISI...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah ..........................................................................13

1.3 Rumusan Masalah .............................................................................14

1.4 Tujuan Penelitian ..............................................................................14

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................15

1.5.1 Secara Teoritis..........................................................................15

1.5.2 Secara Praktis ...........................................................................15

1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................16

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI

DASAR

2.1 Deskripsi Teori..................................................................................22

2.1.1 Teori Efektivitas.......................................................................22

Page 14: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

x

2.1.2 Definisi Hibah ..........................................................................29

2.1.3 Definisi Organisasi Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum .32

2.2 Penelitian Terdahulu .........................................................................33

2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................37

2.4 Asumsi Dasar ....................................................................................41

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian..............................................................................42

3.2 Fokus Penelitian ................................................................................45

3.3 Lokasi Penelitian...............................................................................45

3.4 Instrumen Penelitian..........................................................................45

3.5 Informan Penelitian...........................................................................46

3.6 Teknik Pengumpulan Data................................................................47

3.7 Teknik Analisis Data.........................................................................50

3.8 Triangulasi.........................................................................................54

3.9 Jadwal Penelitian...............................................................................55

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian................................................................57

4.1.1 Profil Provinsi Banten ...............................................................57

4.1.2 Visi dan Misi Provinsi Banten...................................................59

4.1.3 Deskripsi Hibah Provinsi Banten ..............................................59

4.1.4 Gambaran Umum Biro Kesra Setda Provinsi Banten ...............64

4.1.4.1 Tugas Pokok dan Fungsi Biro Kesra Setda Provinsi Banten

.......................................................................................64

Page 15: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

xi

4.1.4.2 Visi dan Misi Biro Kesra Setda Provinsi Banten ..........65

4.1.4.3 Struktur Organisasi Biro Kesra Setda Provinsi Banten .65

4.2 Deskripsi Data...................................................................................66

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ..........................................................66

4.2.2 Data Informan............................................................................68

4.3 Penyajian Data ..................................................................................70

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................90

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan .......................................................................................96

5.2 Saran..................................................................................................99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Penerima Dana Hibah Tahun 2015 dan 2016.........................7

Tabel 3.1 Informan Penelitian.............................................................................47

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara..........................................................................49

Tabel 3.3 Jadual Penelitian .................................................................................56

Tabel 4.1 Luas Wilayah Provinsi Banten............................................................58

Tabel 4.2 Data Informan .....................................................................................70

Page 17: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...........................................................................40

Gambar 3.3 Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif .......................................51

Page 18: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah Negara berkembang yang mempunyai tingkat

perkembangan penduduk yang cepat sehingga dapat menimbulkan kerentanan

sosial disemua daerah. Pemerintahan daerah yang baik (good local governance)

merupakan isu publik yang paling mengemukakan dalam pengelolaan

administrasi publik, dewasa ini tuntutan pelaksanaan pemerintahan yang baik

dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah terus dikemukakan melalui tulisan-

tulisan dimedia, demonstrasi dan lain-lain merupakan suatu hal yang sejalan

dengan konsep good governance bahwa peran serta masyarakat dalam mengawasi

jalannya pemerintahan mutlak dilakukan.

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan

mendambakan terciptanya good governance. Namun, keadaan saat ini

menunjukkan bahwa hal tersebut masih sangat jauh dari harapan. Kepentingan

politik, KKN, peradilan yang tidak adil, bekerja di luar kewenangan, dan

kurangnya integritas dan transparansi adalah beberapa masalah yang membuat

pemerintahan yang baik masih belum bisa tercapai. Untuk mencapai good

governance dalam tata pemerintahan di Indonesia, maka prinsip-prinsip good

governance hendaknya ditegakkan dalam berbagai intitusi penting pemerintahan.

Dengan melaksanakan prinsip-prinsip good governance maka tiga pilarnya yaitu

pemerintah, korporasi, dan masyarakat sipil hendaknya saling menjaga, saling

Page 19: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

2

support dan berpatisipasi aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan yang sedang

dilakukan.

Sejalan dengan ini konsep good governance dalam lingkungan

pemerintahan dirasa parsial digunakan atau memang konsep good governance

yang tidak sesuai dalam lingkungan pemerintahan saat ini. sebut saja di tingkat

intitusional banyak bermunculan kebijakan-kebijakan yang mengundang

investasi. Pemerintah local maupun nasional tidak segan-segan membuka lebar

gerbang investasi bahkan Provinsi Banten menjadikannya sebagai motto “Banten

the Gate Investment” yang tentu saja pararel dengan konsep good governance

dengan reinventing government-nya, hal ini tentu harus mendapat kritikan

mengingat konsep demikian cenderung pro pasar yang akan dikhawatirkan

terjadinya pendalaman kapitalisme yang justru akan menjajah masyarakat dengan

munculnya sebuah imperialisme gaya baru karena orientasi masyarakat secara

langsung dalam good governance tidak terasa. Infrastruktur, pendidikan, layanan

kesehatan dan hal lain yang menyentuh masyarakat secara langsung kurang

mampu diakomodir dengan baik oleh pemerintahan dengan semangat good

governance-nya.

Dalam hal ini pemerintah mempunyai APBD, APBD secara umum

merupakan penjabaran anggaran-anggaran alokasi dana kepada masyarakat

(public money) dan kepentingan publik untuk dapat diarahkan semaksimal

mungkin untuk dapat dirasakan oleh masyarakat di daerah, sedangkan

penggunaannya harus dapat menghasilkan daya guna (output) untuk mencapai

Page 20: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

3

target atau tujuan dari pelayanan publik (public service) dalam bentuk anggaran

yang berbasis kepada masyarakat, yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah

sebagai pemangku kepentingan (stakeholder). APBD tersebut mendukung

keberlangsungannya good governance.

Sebagaimana pemerintah pusat atau pemerintah daerah harus bisa

mengelola APBD yang sudah ada, pemerintah pusat atau pemerintah daerah bisa

membantu masyarakat lebih sejahtera dengan adanya kebijakan-kebijakan yang

optimal, pemerintah pusat atau pemerintah daerah mengeluarkan APBD yaitu

adanya program Hibah, Hibah merupakan bentuk bantuan yang tidak harus

dikembalikan dan tidak mengikat pihak yang diberi untuk melakukan komitmen

tertentu, hibah dapat diberikan dalam bentuk barang, uang maupun jasa.

Sedangkan pengelolaan hibah dan bantuan sosial terdiri dari pihak yang

melaksanakan fungsi otorisasi adalah Walikota, Wakil Walikota, Sekretaris

Daerah, Asisten Daerah dan Kepala SKPD dan SKPKD selaku pejabat pengelola

keuangan daerah yang melaksanakan fungsi organisasi.

Belanja hibah tersebut ditetapkan melalui regulasi yaitu Peraturan Daerah

(Perda) tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanjaan Daerah (APBD). Anggaran

yang ditetapkan dalam APBD yang digunakan dalam penyelenggaraan

pemerintahan bertujuan untuk merencanakan kegiatan dan program yang akan

dilaksanakan. Menurut Suharyanto (2005:4) anggaran diperlukan karena alat

ekonomi pemerintahan untuk mengarahkan perkembangan sosial ekonomi,

kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, adanya

Page 21: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

4

keterbatasan sumber daya (scarcity of resources) dan pilihan (choice), menjadi

instrumen akuntabilitas publik yaitu bahwa pemerintah bertanggungjawab kepada

rakyat.

Hibah sebagai salah satu komponen dari keuangan daerah yang setiap

tahunnya dituangkan dalam Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

selayaknya dikelola secara tertib, taat peraturan perundang-undangan, efisien,

ekonomi, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas

keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat. Hal ini ditujukan

agar tercipta tertib administrasi, akuntabilitas, transparansi pengelolaan bantuan

dana hibah serta ketepatan dalam pengunaan dana bantuan oleh penerima dana

bantuan hibah. Bantuan hibah menarik perhatian publik dan seringkali menjadi

tajuk utama pada media massa. Hal tersebut dikarenakan banyak pihak yang

membutuhkan bantuan hibah tersebut dan banyak kepentingan yang dapat

diakomodir, baik untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat maupun

kepentingan politik tertentu.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah

Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja

Daerah. Menimbang bahwa dalam rangka tertib administrasi, dan terciptanya

harmonisasi, stabilisasi, efektifitas, serta menjamin partisipasi masyarakat guna

memperkuat dukungan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Page 22: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

5

Dalam pasal 5 hibah dapat diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah

Daerah lain, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dan

Badan, Lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum

Indonesia. Hibah kepada badan dan lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal

5 diberikan kepada Badan dan Lembaga yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial

yang dibentuk berdasarkan peraturan perundangundangan, yang bersifat nirlaba,

sukarela dan sosial yang telah memiliki Surat Keterangan Terdaftar yang

diterbitkan oleh Menteri Dalam Negeri, Gubernur atau Bupati/Walikota, yang

bersifat nirlaba, sukarela bersifat sosial kemasyarakatan berupa kelompok

masyarakat/ kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup

dan sesuai dengan perkembangan masyarakat, dan keberadaannya diakui oleh

pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah melalui pengesahan atau penetapan

dari pimpinan instansi vertikal atau kepala satuan kerja perangkat daerah terkait

sesuai dengan kewenangannya.

Hibah kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diberikan kepada organisasi

kemasyarakatan yang berbadan hukum yayasan atau organisasi kemasyarakatan

yang berbadan hukum perkumpulan yang telah mendapatkan pengesahan badan

hukum dari kementerian yang membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia

sesuai peraturan perundang-undangan.

Dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 27 Tahun 2011 Tentang

Pedoman Pengelolaan Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial dalam Pasal 18 dan

Page 23: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

6

Pasal 19 tentang Pelaksanaan dan Penatausahaan dijelaskan bahwa penetapan

penerima hibah didasarkan pada APBD/perubahan APBD dan penjabaran

APBD/penjabaran perubahan APBD, daftar penerima hibah ditetapkan oleh

Gubernur disertai besaran uang, barang, dan/atau jasa yang akan dihibahkan

dengan Keputusan Gubernur, daftar penerima hibah sebagaimana dijadikan dasar

penyaluran/penyerahan hibah dan disampaikan kepada penerima hibah melalui

SKPD terkait. Setiap pemberian hibah dituangkan dalam NPHD yang

ditandatangani bersama Gubernur dan penerima hibah. NPHD memuat ketentuan

mengenai:

a. pemberi dan penerima hibah;b. tujuan pemberian hibah;c. besaran/rincian penggunaan hibah yang akan diterima;d. hak dan kewajiban;e. tata cara penyaluran/penyerahan hibah; danf. tata cara pelaporan hibah.

Dalam penandatanganan NPHD Gubernur dapat menunjuk pejabat yang

diberi wewenang untuk menandatangani NPHD, Penunjukan pejabat disiapkan

oleh Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah untuk

ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pejabat yang ditunjuk adalah sebagai

berikut :

a. Asisten Sekretariat Daerah sesuai dengan Biro yang dikoordinasikan;atau

b. Pengguna Anggaran.

Peraturan Gubernur Banten Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Pedoman

Pengelolaan Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Hibah diubah dalam Peraturan

Gubernur Banten Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Standar Operasional Prosedur

Page 24: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

7

Pengendalian Pelaksanaan Hibah Dan Bantuan Sosial Pemerintah Provinsi Banten.

Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari Pemerintah Daerah kepada

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain, BUMD, Badan, Lembaga, dan

organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia, yang secara spesifik

telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta

tidak secara terus menerus kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-

undangan yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan Pemerintah

Daerah.

Dana Hibah di Provinsi Banten yang di kelola oleh salah satu SKPD di

Provinsi Banten yaitu Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi

Banten, dimana dana hibah ini dialokasikan di wilayah yang ada di Provinsi

Banten yaitu 4 (empat) Kabupaten dan 4 (empat) Kota, diantaranya Kabupaten

Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota

Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan. Pada

pelaksanaannya dalam Anggaran Dana Hibah pada tahun 2015 dan 2016 yang di

tetapkan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten

terdapat perbedaan di salah satu wilayah yaitu Kabupaten Serang, dalam hal ini

tercantum dalam tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Penerima Dana Hibah di Kabupaten Serang Tahun 2015 dan2016

Tahun Jumlah Penerima HibahAnggaran Yang

Keluar2015 9 Lembaga/Yayasan 680.000.000

Page 25: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

8

2016 21 Lembaga/Yayasan 2.685.000.000(Sumber: Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten)

Dalam data diatas adanya peningkatan dalam jumlah penerima dana hibah

di Kabupaten Serang, ditahun 2016 sangat besar dibandingkan dengan tahun

2015, selisih dari tahun 2015 dan tahun 2016 sebesar 2.005.000.000 karena

perbedaan pemohon dana hibah menjadi anggaran di tahun 2015 dan tahun 2016

berbeda, jumlah dana hibah tersebut yang di keluarkan oleh Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Penelitian ini peneliti hanya fokus

dalam penerima Dana Hibah pada tahun 2016 karena adanya Peraturan Gubernur

yang merubah persyaratan yang sangat mendukung dan sangat spesifik dalam

pengelolaan Dana Hibah.

Dalam hal ini pemerintah Provinsi Banten menetapkan penerima Bantuan

Dana Hibah salah satunya di Kabupaten Serang yang di tangani oleh Biro Kesra

Sekretariat Daerah Provinsi Banten menetapkan penerima Dana Hibah tahun

anggaran 2016 yang berbadan hukum, Lembaga/Yayasan tersebut mengajukan

permohonan dana hibah sebagai pembangunan fisik.

Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di temukan

permasalah dalam Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten (Studi Kasus di

Kabupaten Serang Provinsi Banten) sebagai berikut :

Pertama, Kurangnya Koordinasi dari Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan pihak Lembaga/Yayasan yaitu bagaimana

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten harus mempunyai

Page 26: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

9

target atau sebuah proses atau kegiatan demi mencapai tujuan bersama Antara

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dengan

Lembaga/Yayasan, maka dari itu akan adanya sinkronisasi atau penyelarasan

Antara Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dengan

Lemabag/Yayasan secara tertib dan teratur dalam batasan waktu. Hasil

wawancara peneliti dengan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten yaitu Bapak Irvan Santoso S,Hut, MM beliau menyatakan bahwa

:

”dana hibah tahun 2016 yang ditotalkan jumlah calon penerima danahibah 75 Lembaga/Yayasan dana hibah tahun 2016 sudah semuanya keluar, bagipihak Lembaga/Yayasan yang sudah mendaftar sebagai calon penerima hibahharus mengajukan proposal pencairan, tetapi kebanyakan Lembaga/Yayasan tidakingin cepat mengajukan proposal pencairan dana hibah tersebut, ingin dana hibahtersebut cepat cair tanpa adanya proses yang sudah di tentukan sesuai StandarOperasional Prosedur (SOP)” (Selasa, 20 Desember 2016, Pukul 19:30).

Penjelasan dari pernyataan hasil wawancara tersebut bahwa Standar

Operasional Prosedur (SOP) yang ada di dalam SKPD harus di selesaikan

terlebih dahulu untuk pencairan dana hibah, tidak halnya Lembaga/Yayasan hanya

menerima dana hibah tersebut dipakai cuma-cuma dan tidak ada kontribusi yang

baik dalam penggunaan anggaran tersebut.

Berdasarkan fakta di lapangan melalui wawancara peneliti terdapat

perbedaan dengan salah satu penerima dana hibah yaitu Bapak H.Iim Kepala

Yayasan Madrasah Diniyah Awaliyah Darul Ihsan beliau menyatakan bahwa :

“saya sudah mengajukan proposal pencairan sejak tim survei dari BiroKesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten memberitahu bahwaLembaga/Yayasan saya akan menerima dana hibah sebesar 150 juta, dan proposal

Page 27: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

10

pencairan tersebut bila ada kesalahan sudah saya perbaiki proposalnya sesuaipermintaan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten.Terdapat Lembaga/Yayasan saya tidak bisa menerima dana hibah, dengan alasannama Lembaga/Yayasan saya itu ada yang salah, bila alasan tersebut kami bisaperbaiki dengan sebaik-baiknya jika perlu, akan tetapi Biro Kesejahteraan RakyatSekretariat Daerah Provinsi Banten tidak memperjelas kelanjutannya bagaimanayang harus saya lakukan” (Jumat, 23 Desember 2016, Pukul 09:30).

Penjelasan dari pernyataan hasil wawancara tersebut bahwa

Lembaga/Yayasan yang menerima dana hibah tidak diberikan alasan yang jelas

dan koordinasi yang jelas mengenai prosedur pencairan yang seharusnya oleh

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten, dan Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten tidak ingin memperjelas

apa saja yang salah dalam proposal pencairan terbsebut, dalam permaslaahan

tersebut membuat Lembaga/Yayasan berfikir negatif terhadap Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten.

Kedua, Kurangnya Sosialisasi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat

Daerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan dimana sosialisasi disini

Lembaga/Yayasan membutuhkan keterbukaan dari Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Provinsi Banten bagaimana proses dana hibah yang sedang berjalan,

contohnya kekurangan harus segera di informasikan kepada Lembaga/Yayasan,

kekurangan disini yaitu seperti SOP yang berubah – ubah dan proses pencairan

dana hibah tidak segera di informasikan kepada pihak Lembaga/Yayasan, karena

banyaknya Lembaga/Yayasan sendiri mengajukan bantuan dana hibah melalui

DPRD Provinsi Banten maka dari itu Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat

Provinsi Banten harus selalu update dalam perubahan proses dana hibah. Dalam

hasil wawancara dengan Staf di Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi

Page 28: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

11

Banten sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yaitu Bapak Iman Sentosa, SE

beliau menyatakan bahwa :

“Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi Banten dan lembaga yangmenerima Dana Hibah melakukan berita acara, sesuai dengan perundang-undangan, penerima Dana Hibah yang sudah menerima Dana Hibah harusmenyerahkan LPJ (laporan pertanggungjawaban) atas penerimaan Dana Hibah,lembaga yang sudah menerima Dana Hibah Tahun Anggaran 2016 yaitu ForumSilaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) sebesar 30 Milliar dan LembagaPengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) sebesar 15 Milliar dan semua AnggaranDana Hibah Tahun 2016 ini sudah turun semua ”. (Jum’at, 2 Desember 2016,Pukul : 14:00).

Penjelaasan pernyatan tersebut diatas bahwa penerima Dana Hibah harus

memenuhi persyaratan untuk menerima Dana Hibah, dan bahwa tahun anggaran

2016 untuk Dana Hibah semua sudah turun dan diterima oleh lembaga yang sudah

di tentukan oleh pihak Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi Banten.

Penjelasan dari pernyataan hasil wawancara tersebut belum tersosialisasi dengan

optimal kepada penerima dana hibah atau oleh pemohon dana hibah. Sehingga

kurangnya sosialisasi terhadap Lembaga/Yayasan membuat pihak

Lembaga/Yayasan tidak tahu adanya pencairan Dana Hibah di tahun 2016 yang

sudah Yayasan ajukan proposal pencairan Dana Hibah kepada Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Provinsi Banten.

Ketiga, Adanya Lembaga/Yayasan yang tidak tahu bahwa nama

Lembaga/Yayasan tersebut tercantum di daftar penerima Dana Hibah, dalam hal

ini bahwa bagaimana banyaknya pihak Lembaga/Yayasan mengajukan

permohonan dana hibah melalui DPRD Provinsi Banten, maka dari itu pihak

DPRD Provinsi Banten dan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Page 29: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

12

Provinsi Banten harus meningkatkan sistem koordinasi dan sosialisasi terhadap

Lembaga/Yayasan, sehingga tidak menimbulkan permasalahan. Peneliti

melakukan wawancara dengan salah satu penerima Dana Hibah yang ada di list

penerima Dana Hibah di Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi

Banten Tahun 2016, salah satu penerima dana hibah tersebut yang tercantum yaitu

Bapak H. Murtado Kepala Lembaga/Yayasan Madarijul Ulum Madrasah Diniyah

Awaliyah Madarijul 'Ulum beliau menyatakan bahwa :

“berdirinya Lembaga/Yayasan ini sudah 8 tahun dengan adanya murid-murid madrasah yang sangat lumayan banyak dari beberapa kampung,pembangunan madrasah ini hampir menghabiskan biaya sudah habis kurang lebih900 juta itu semua dari donatur-donatur keluarga saja, dari pemerintah sepeserpunbelum pernah menerima dana bantuan apapun” (Selasa, 8 November 2016, Pukul14:00).

Penjelasan dari pernyataan hasil wawancara tersebut bahwa

Lembaga/Yayasan tersebut tidak tahu bahwa Lembaga/Yayasan tersebut

tercantum dalam list penerima Dana Hibah tahun 2016. Akan tetapi bila namanya

tercantum dalam list penerima dana hibah berarti Lembaga/Yayasan tersebut

mengajukan proposal Dana Hibah kepada Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat

Provinsi Banten.

Keempat, Adanya Pungutan Liar terhadap Lembaga/Yayasan yang

menerima Dana Hibah dalam hal ini banyaknya pihak ketiga yang selalu ikut serta

dalam proses dana hibah seperti LSM atau pihak Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Provinsi Banten . Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Yayasan

AL-Fathir sebagai penerima dana hibah yaitu Bapak Mustopa Idris beliau

menyatakan bahwa :

Page 30: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

13

“Alhamdulillah adanya bantuan dana hibah tersebut, kelas-kelas yangsudah rapih yang sudah layak dipergunakan untuk ngajar mengajar, tetapi banyakmasalah dalam proses pencairannya itu banyak pihak-pihak yang minta bagianuang tersebut padahal uang tersebut untuk pembangunan yayasan, ya namanyajuga banyak yang tahu dalam prosesnya jadi banyak yang minta ini itu, ya kayadari staf pegawai kesranya juga ada yang minta, dari LSM juga ada. Mau gimanalagi kalau tidak dikasih tidak enak. Ya mungkin saya hanya menerima 80% saja,ya saya sih tidak apa-apa mungkin sudah begitu keadaannya ya saya terima saja.(Sabtu, 28 Januari 2017, Pukul 13:30).

Pernyataan diatas hasil wawancara peneliti bahwa adanya pungutan liar

yang ada dalam pencairan dana hibah. Dalam hal ini Kepala Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten perlu mengontrol langsung

Lembaga/Yayasan yang menerima dana hibah, sehingga tidak adanya pungutan

liar seperti itu.

Berdasarkan permaslahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian secara mendalam yang dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah berupa

skripsi mengenai : Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten

Serang Provinsi Banten.

1.2 Identifikasi Masalah

Melihat dari latar belakang masalah di atas peneliti menyimpulkan

identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Kurangnya Koordinasi dari Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan pihak Lembaga/Yayasan

dalam proses proposal pencairan Dana Hibah.

2. Kurangnya Sosialisasi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat

Daerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan.

Page 31: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

14

3. Adanya Lembaga/Yayasan yang tidak tahu bahwa nama

Lembaga/Yayasan tersebut tercantum di daftar penerima Dana

Hibah.

4. Adanya Pungutan Liar terhadap Lembaga/Yayasan yang menerima

Dana Hibah.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Koordinasi dari Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan pihak Lembaga/Yayasan

dalam proses proposal pencairan Dana Hibah?.

2. Bagaimana Sosialisasi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat

Daerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan?.

3. Bagaimana pihak Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan yang tidak tahu

bahwa nama Lembaga/Yayasan tersebut tercantum di daftar

penerima Dana Hibah?.

4. Bagaimana pihak Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten terhadap adanya Pungutan Liar kepada

Lembaga/Yayasan yang menerima Dana Hibah?.

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis bertujuan untuk mengetahui dan

menganalisis Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang

Provinsi Banten.

Page 32: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

15

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1 Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembang Ilmu

Administrasi Negara dan pemecahan permasalahan administrasi

khususnya Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di

Kabupaten Serang Provinsi Banten.

2. Untuk menambah wawasan peneliti mengenai Efektivitas

Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang Provinsi

Banten.

1.5.2 Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi

pengembang ilmu pengetahuan terutama mengenai Efektivitas

Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang Provinsi

Banten.

1. Bagaimana Penanganan Penerima Dana Hibah dengan baik.

2. Para pembaca yang berminat untuk bahan informasi dasar yang

dapat di kembangkan menjadi bahan penelitian lebih lanjut yang

lebih mendalam.

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pikiran dalam rangka Penanganan Penerima Dana Hibah dengan

baik.

Page 33: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

16

4. Diharapkan dapat menambah perbendaharaan kepustakaan yang

dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi penulis dan pembaca yang

berminat dalam penelitian yang sama.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini menjelaskan :

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menjelaskan mengapa peneliti

mengambil judul penelitian tersebut, juga menggambarkan ruang lingkup

dan kedudukan masalah yang akan diteliti yang tentunya relevan dengan

judul yang diambil. Materi dari uraian ini, dapat bersumber dari hasil

penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar ilmiah, hasil

pengamatan, pengalaman pribadi, dan intuisi logik. Latar belakang

timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas, faktual dan logik.

1.2 Identifikasi Masalah

Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari

judul penelitian atau dengan masalah atau variable yang akan diteliti.

Identifikasi masalah biasanya dilakukan pada studi pendahuluan pada

objek yang diteliti, observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga

semua permasalahan dapat diidentifikasi.

Page 34: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

17

1.3 Rumusan Masalah

Bagian ini, peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit

secara tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam latar

belakang masalah.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin

dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah

dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan

rumusan masalah.

1.5 Manfaat Penelitian

Menggambarkan tentang manfaat penelitian baik secara praktis

maupun teoritis.

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan

variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang

digunakan untuk merumuskan masalah.

Page 35: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

18

2.2 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran penelitian

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca.

2.3 Asumsi Dasar Penelitian

Menyajikan prediksi penelitian yang akan dihasilkan sebagai

hipotesa kerja yang mendasari penulisan sebagai landasan awal penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Bagian ini menguraikan tentang tipe/pendekatan penelitian,

yaitu : survei (deskriptif analistis, eksplanatory, eksperimental atau

teknik kuantitatif dan kualitatif lain).

3.2 Fokus penelitian

Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian

penelitian yang akan dilakukan.

3.3 Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan.

3.4 Instrumen Penelitian

Page 36: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

19

Bagian ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat

pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya

adalah peneliti itu sendiri.

3.5 Informan Penelitian

Bagian ini menjelaskan tentang orang yang dijadikan sumber

untuk mendapatkan data dan sumber yang diperlukan dalam penelitian.

Dapat diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi

penelitian, dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Menguraikan teknik pengumpulan data hasil penelitian dan cara

menganalisis yang telah diolah dengan menggunakan teknik pengolahan

data sesuai dengan sifat data yang diperoleh, melalui pengamatan,

wawancara, dokumentasi dan bahan-bahan visual.

3.7 Teknik Analisis Data

Bagian ini menggambarkan tentang proses penyederhanaan data

ke dalam formula yang sederhana dan mudah dibaca serta mudah

diinterpretasi, maksudnya analisis data di sini tidak saja memberikan

kemudahan interpretasi, tetapi mampu memberikan kejelasan makna dari

setiap fenomena yang diamati, sehingga implikasi yang lebih luas dari

hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan simpulan akhir penelitian.

Analisis data dapat dilakukan melalui pengkodean dan berdasarkan

kategorisasi data.

Page 37: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

20

3.8 Jadwal Penelitian

Menjelaskan tentang tahapan waktu penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi

penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel yang

telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

4.2 Hasil Penelitian

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah

dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif.

4.3 Pembahasan

Merupakan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data

dan wawancara narasumber.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat,

jelas, sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis penelitian.

Page 38: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

21

5.2 Saran

Berisi rekomendasi dari peneliti terhadap tindak lanjut dari

sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis

maupn un praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Memuat daftar referensi (literatur lainnya) yang digunakan dalam

penyusunan skripsi, daftar pustaka hendaknya menggunakan literatur yang

mutakhir.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Memuat tentang hal-hal yang perlu dilampirkan untuk menunjang

penyusunan SKRIPSI, seperti Lampiran tabel-tabel, Lampiran grafik,

Instrumen penelitian, Riwayat hidup peneliti, dll.

Page 39: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

22

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR

2.1. Deskripsi Teori

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, peneliti menggunakan beberapa

istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk itu pada bab ini peneliti

menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah pada penelitian ini. Teori

dalam ilmu administrasi mempunyai peranan yang sama seperti ilmu-ilmu lainnya

yang berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian.

Teori adalah sistem yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena

dengan cara merinci konstruk-konstruk (yang membentuk fenomena tersebut)

beserta hukum atau aturan yang mengatur keterkaitan antara satu konstruk dengan

yang lainnya. Dengan menggunakan teori akan ditemukan cara yang tepat untuk

mengelola sumber daya, waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan,

maka dari itu pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang

berkaitan dengan masalah penelitian.

2.1.1. Teori Efektivitas

Efektivitas harus dibedakan dengan efisiensi. Efisiensi mengandung

pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara

langsung dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan. Efektivitas (hasil guna)

merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus

dicapai. Pengertian efektivitas ini pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian

Page 40: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

23

tujuan atau target kebijakan. Kegiatan oprasional dikatakan efektif apabila proses

kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan menurut Mahsun

(2006:182).

Menurut Siagian (2001 : 24) “Efektivitas adalah pemanfaatan sumberdaya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadarditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasakegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segitercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakinmendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya”

Efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah

organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat menggunakan

konsep-konsep dalam teori manajemen dan organisasi khususnya yang berkaitan

dengan teori efektivitas itu sendiri. Efektivitas tidak dapat disamakan dengan

efesiensi, karena keduanya memiliki arti yang berbeda meskipun dalam berbagai

penggunaan kata efesiensi lekat dengan kata efektivitas. Efesiensi mengandung

pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara

langsung dihubungkan dengan pencapaian tujuan.

Menurut Mahmudi (2013: 86) mengemukakan efektivitas terkaitdengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yangsesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan antara outputdengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan,maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan.

Menurut Agung Kurniawan (2005:109) mendefinisikan efektivitassebagai Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasikegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yangtidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya.

Definisi lain mengenai efektivitas pun dikemukakan oleh Sedarmayanti

(2009:59) yang mengemukakan bahwa Efektivitas merupakan suatu ukuran yang

memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai.

Page 41: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

24

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai efektivitas di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan sejauh mana

tujuan atau target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh

organisasi, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Maka

makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.

Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan dengan

konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah

perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen

organisasi atau tidak. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan

organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efesien,

ditinjau dari sisi masukan (input), proses, maupun keluaran (output). Dalam hal

ini yang dimaksud dengan sumber daya yaitu meliputi ketersediaan personil,

sarana dan prasarana serta metode dan model yang digunakan. Suatu kegiatan

dikatakan efesien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur

sedangkan dikatakan efektif bila kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan

memberikan hasil yang bermanfaat.

Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat

sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan

tergantung pada siapa yang menilai serta mengimplementasikannya. Tingkat

efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah

ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau

hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan

Page 42: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

25

tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal tersebut dapat

dikatakan tidak efektif.

Persoalan efektivitas sebenarnya tidak terbatas pada keadaan yang bersifat

konstitusional saja melainkan terdapat kepada seluruh aspek kehidupan manusia

dengan berbagai atributnya. Salah satu kriteria dari administrasi sebagai suatu

ilmu pengetahuan adalah efektivitas tidak dapat dipisahkan dengan kriteria

lainnya, yaitu rasionalitas dan efesiensi.

Adapun kriteria atau indikator dari pada efektivitas menurut Richard M.

Steers dalam Tangkilisan (2005 : 141) yakni diantaranya sebagai berikut :

1. Pencapaian Target Maksud dari pencapaian target disini diartikan sejauhmana target dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan baik.Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalammencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Kemampuan Adaptasi (Fleksibelitas) Keberhasilan suatu organisasi dilihatdari sejauh mana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi dan luar organisasi.

3. Kepuasan Kerja Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggotaorganisasi yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagipeningkatan kinerja organisasi. Adapun menjadi fokus elemen ini adalahantara pekerjaan dan kesesuaian imbalan atau sistem insentif yangdiberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi dantelah melakukan pekerjaan melebihi beban kerja yang ada.

4. Tanggung Jawab Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telahdiembannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya, danbisa menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi denganpekerjaannya.

Dari segi kriteria efektivitas menurut Makmur (2011: 7-9) terdapat

beberapa unsur-unsur kriteria efektivitas, yang diantaranya:

a. Ketepatan penetuan waktu.Sebagaimana kita maklumi bahwa waktu adalah sesuatu yang dapatmenentukan keberhasilan sesuatu kegiatan yang dilakukan dalam sebuahorganisasi. Demikian pula halnya akan sangat berakibat terhadap

Page 43: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

26

kegagalan suatu aktivitas organisasi, penggunaan waktu yang tepat akanmenciptakan efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditentukansebelumnya.

b. Ketepatan perhitungan biaya.Setiap pelaksanaan suatu kegiatan baik yang melekat pada individu,organisasi, maupun negara yang bersangkutan. Ketepatan dalampemanfaatan biaya terhadap sesuatu kegiatan, dalam arti bahwa tidakmengalami kekurangan sampai kegiatan itu dapat diselesaikan. Demikianpula sebaliknya tidak mengalami kelebihan pembiayaan sampai kegiatantersebut dapat diselesaikan dengan baik dan hasilnya memuaskan semuapihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

c. Ketepatan dalam pengukuran.Kita telah menyadari bahwa setiap kegiatan yang dilakukan senantiasamempunyai ukuran keberhasilan tertentu. Ketepatan ukuran yangdigunakan dalam melaksanakan suatu kegiatan atau tugas yangdipercayakan kepada kita adalah merupakan bagian dari keefektivitasan.

d. Ketepatan dalam menentukan pilihan.Kesalahan dalam memilih suatu pekerjaan, metode, benda, sahabat,pasangan, dan lain sebagainya berarti tindakan yang dilakukan itugambaran ketidakefektivan serta kemungkinan menciptakan penyesalan dikemudian hari.

e. Ketepatan berpikir.Memang kita tidak dapat menyangkal tentang pemikiran Descartes yangmengungkapkan cogito ergo sum (aku ada karena aku berpikir). Dengandemikian bahwa kelebihan manusia yang satu dengan manusia lainnyasangat tergantung ketepatan berpikirnya, karena ketepatan berpikir dariberbagai aspek kehidupan baik yang berkaitan dengan dirinya sendirimaupun pada alam semesta yang senantiasa memberikan pengarugh yangsifatnya positif maupun negatif.

f. Ketepatan dalam melakukan perintah.Keberhasilan aktivitas suatu organisasi sangat banyak dipengaruhi olehkemampuan seorang pemimpin, salah satu tuntutan kemampuanmemberikan perintah yang jelas dan mudah dipahami oleh bawahan.

g. Ketepatan dalam menentukan tujuan.Organisasi apa pun bentuknya akan selalu berusaha untuk mencapai tujuanyang telah mereka sepakati sebelumnya dan biasanya senantiasadituangkan dalam sebuah dokumen secara tertulis yang sifatnya lebihstratejik, sehingga menjadi pedoman atau sebagai rujukan dari pelaksanaankegiatan sebuah organisasi, baik yang dimiliki oleh pemerintah maupunorganisasi yang dimiliki oleh masyarakat tertentu.

h. Ketepatan sasaran.Sejalan dengan apa yang kita sebutkan di atas, bahwa tujuan lebihberorientasi kepada jangka panjang dan sifatnya stratejik, sedangkan

Page 44: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

27

sasaran lebih berorientasi kepada jangka pendek dan lebih bersifatoperasional. Jika sasaran yang ditetapkan kurang tepat, maka akanmenghambat pelaksanaan berbagai kegiatan itu sendiri.

Penjelasan mengenai berbagai pendekatan yang biasa digunakan dalam

pengukuran efektivitas organisasi dalam buku Pengantar Teori Organisasi

menurut Martani Huseini & S. B. Hari Lubis (2009 : 111-118), yaitu :

1. Pendekatan Sasaran (goal approach)Pendekatan Sasaran dimulai dengan mengidentifikasikan sasaranorganisasi, dan mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapaisasaran tersebut. Pemahaman yang mencukupi mengenai tujuan atausasaran organisasi merupakan langkah pertama dalam pembahasanmengenai efektifitas organisasi karena pengukuran efektifitass organisasiseringkali dikaitkan dengan tujuan atau sasaran organisasi. Dengandemikian, pendekatan ini mencoba mengukur yang hendak dicapainya.Sasaran yang penting di perhatikan dalam pengukuran efektivitas melaluipendekatan ini, adalah sasaran yang sebenarnya. Penggunaan sasaransebenarnya sebagai acuan akan memberikan hasil pengukuran efektivitasyang lebih realistik (karena merupakan gambaran dari keinginan organisasiyang sebenarnya) dibandingkan pengukuran efektivitas denganmenggunakan sasaran resmi.

2. Pendekatan Sumber (system resource approach)Pendekatan Sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan organisasidalam mendapatkan berbagai macam sumber (input) yang di butuhkannya,pendekatan ini bertumpu pada pemikiran bahwa organisasi harus dapatmemperoleh berbagai macam sumber yang dibutuhkannya, dan jugamemelihara keandalan sistem organisasi agar bisa tetap atau menjadi lebihefektif. Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan suatuorganisasi terhadap lingkungannya. Organisasi memang seharusnyamempunyai hubungan yang erat dengan lingkungannya, karena darilingkungan diperoleh sumber-sumber yang merupakan input bagiorganisasinya, dan output yang dihasilkan juga dilemparkan olehorganisasi kepada lingkungannya. Sementara itu sumber-sumber yangterdapat pada lingkungan seringkali bersifat langka mahal.

3. Pendakatan Proses (internal process approach)Pendekatan Proses memandang efektivitas sebagai tingkat efesiensi dankondisi organisasi internal. Pendekatan ini berpandangan bahwa padaorganisasi yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar, karyawanbekerja dengan gembira dan merasa puas, kegiatan setiap bagianterkoordinasi secara baik dengan produktivitas yang tinggi.

4. Pendakatan GabunganKetiga pendekatan yang telah di jelaskan ternyata mempunyaikelemahannya sendiri-ssendiri. Karena itu, salah satu cara yang paling

Page 45: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

28

sering digunakan untuk mengukur efektivitas organisasi adalah denganmenggunakan ketiga jenis pendekatan tersebut secara bersamaan, terutamajika informasi yang diperlukan seluruhnya tersedia. Dengan demikiandiharapkan bahwa kelemahan dari suatu pendekatan dapat ditutup olehkelebihan yang dimiliki oleh suatu pendakatan lainnya. Pengukuranefektivitas organisasi dengan pendekatan gabungan ini akan mencangkuppengukuran pada sisi input, efesiensi proses transformasi, dan keberhasilandalam mencapai sasaran output.

Dari pemaparan mengenai efektivitas diatas dapat disimpulkan bahwa

efektivitas adalah tingkat seberapa jauh keseimbangan suatu sistem sosial

terhadap pencapaian tujuan dan pemanfaatan tenaga manusia.

Efektivitas diartikan sebagai suatu ukuran untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan untuk melaksanakan sesuatu agar tepat sasaran. Efektivitas berfokus

pada outcome (hasil) sehingga efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara

hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Sesuatu dikatakan

efektif ketika hasil yang sesungguhnya dicapai sesuai dengan apa yang

diharapkan, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan diawal telah tercapai.

Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan

pemerintahan. Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan

bahwa proses pemerintahan yang efektiv dikatakan berhasil adalah tercapainya

tujuan dalam program yaitu ditunjukkan dengan kemampuan pemerintahan dalam

mencapai tujuan yang telah di tentukan secara maksimal.

Oleh karena itu, dalam mengukur efektivitas suatu organisasi

pemerintahan, akan dilihat sejauh mana atau seberapa besar kemampuan

organisasi pemerintahan dalam melakukan inovasi, kemampuan beradaptasi

dengan perubahan lingkungan, kemampuan organisasi dalam mengambil

Page 46: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

29

pelajaran, baik dari kegagalan maupun keberhasilan, dan kapasitas organisasi itu

untuk mengatur perubahan-perubahan yang terjadi dalam penyelenggaraan

pemerintahan melalui penerapan secara optimal fungsi-fungsi pemerintahan.

2.1.2. Definisi Hibah

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah

Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja

Daerah. Menimbang bahwa dalam rangka tertib administrasi, dan terciptanya

harmonisasi, stabilisasi, efektifitas, serta menjamin partisipasi masyarakat guna

memperkuat dukungan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Dalam pasal 5 hibah dapat diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah

Daerah lain, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dan

Badan, Lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum

Indonesia. Hibah kepada badan dan lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal

5 diberikan kepada Badan dan Lembaga yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial

yang dibentuk berdasarkan peraturan perundangundangan, yang bersifat nirlaba,

sukarela dan sosial yang telah memiliki Surat Keterangan Terdaftar yang

diterbitkan oleh Menteri Dalam Negeri, Gubernur atau Bupati/Walikota, yang

bersifat nirlaba, sukarela bersifat sosial kemasyarakatan berupa kelompok

masyarakat/ kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup

dan sesuai dengan perkembangan masyarakat, dan keberadaannya diakui oleh

pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah melalui pengesahan atau penetapan

Page 47: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

30

dari pimpinan instansi vertikal atau kepala satuan kerja perangkat daerah terkait

sesuai dengan kewenangannya.

Hibah kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diberikan kepada organisasi

kemasyarakatan yang berbadan hukum yayasan atau organisasi kemasyarakatan

yang berbadan hukum perkumpulan yang telah mendapatkan pengesahan badan

hukum dari kementerian yang membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia

sesuai peraturan perundang-undangan.

Dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 27 Tahun 2011 Tentang

Pedoman Pengelolaan Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial dalam Pasal 18 dan

Pasal 19 tentang Pelaksanaan dan Penatausahaan dijelaskan bahwa penetapan

penerima hibah didasarkan pada APBD/perubahan APBD dan penjabaran

APBD/penjabaran perubahan APBD, daftar penerima hibah ditetapkan oleh

Gubernur disertai besaran uang, barang, dan/atau jasa yang akan dihibahkan

dengan Keputusan Gubernur, daftar penerima hibah sebagaimana dijadikan dasar

penyaluran/penyerahan hibah dan disampaikan kepada penerima hibah melalui

SKPD terkait. Setiap pemberian hibah dituangkan dalam NPHD yang

ditandatangani bersama Gubernur dan penerima hibah. NPHD memuat ketentuan

mengenai:

a. pemberi dan penerima hibah;

b. tujuan pemberian hibah;

c. besaran/rincian penggunaan hibah yang akan diterima;

d. hak dan kewajiban;

Page 48: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

31

e. tata cara penyaluran/penyerahan hibah; dan

f. tata cara pelaporan hibah.

Dalam penandatanganan NPHD Gubernur dapat menunjuk pejabat yang

diberi wewenang untuk menandatangani NPHD, Penunjukan pejabat disiapkan

oleh Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah untuk

ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pejabat yang ditunjuk adalah sebagai

berikut :

a. Asisten Sekretariat Daerah sesuai dengan Biro yang dikoordinasikan;

atau

b. Pengguna Anggaran.

Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) adalah Naskah Perjanjian Hibah

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah antara Pemerintah

Daerah dengan penerima hibah. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya

dalam Berita Daerah Provinsi Banten.

SKPD terkait melakukan proses pengadaan barang sesuai dengan

Peraturan Perundang-undangan, penyerahan hibah barang atau jasa dilakukan oleh

kepala SKPD terkait kepada Pemerintah, dilengkapi persyaratan berita acara

serah terima dalam rangkap 4(empat), terdiri dari 2(dua) bermaterai cukup,

ditandatangani dan distempel instansi, Naskah Perjanjian Hibah Daerah,

salinan/Foto Copy KTP atas nama pimpinan lembaga/organisasi, surat pernyataan

tanggung jawab mutlak, pakta integritas.

Page 49: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

32

Dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 27 Tahun 2011 Tentang

Pedoman Pengelolaan Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Hibah diubah dalam

Peraturan Gubernur Banten Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Standar Operasional

Prosedur Pengendalian Pelaksanaan Hibah Dan Bantuan Sosial Pemerintah

Provinsi Banten. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari Pemerintah

Daerah kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain, BUMD, Badan,

Lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia, yang

secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak

mengikat, serta tidak secara terus menerus kecuali ditentukan lain oleh peraturan

perundang-undangan yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan

Pemerintah Daerah.

2.1.3. Definisi Organisasi Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013

Tentang Organisasi Kemasyarakatan. Organisasi Kemasyarakatan yang berbadan

hukum dalam pasal 9 yaitu :

a. badan hukum; atau

b. tidak berbadan hukum.

Organisasi kemasyarakatan Badan hukum sebagaimana didirikan dengan

memenuhi persyaratan:

a. akta pendirian yang dikeluarkan oleh notaris yang memuat AD dan ART;

b. program kerja;

c. sumber pendanaan;

d. surat keterangan domisili;

Page 50: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

33

e. nomor pokok wajib pajak atas nama perkumpulan; dan

f. surat pernyataan tidak sedang dalam sengketa kepengurusan atau dalam

perkara di pengadilan.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang biasa di singkat AD/ART

sebagaimana dimaksud yang tertera di persyaratan Organisasi Kemasyarakatan yang

Badan Hukum merupakan landasan operasional dalam menjalankan suatu usaha atau

organisasi, didalamnya terdapat visi, misi, tujuan, tugas pokok, sampai bidang usahanya

termasuk kualifikasi apa dan siapa saja yang menanam saham serta berapa nominal

saham yang di tanamkan.

AD/ART adalah dasar dan peraturan yang mengikat seseorang atau kelompok

dalam berbagai kegiatan atau program yang mereka lakukan atau yang akan dikerjakan.

AD (Anggaran Dasar) selalu berisikan pasal-pasal umum mengenai yang mengatur roda

sebuah organisasi, sedangkan ART (Anggaran Rumah Tangga) itu berfungsi seperti

petunjuk teknis atau penjelasan lebih rinci tentang pasal-pasal.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang

Organisasi Kemasyarakatan diatas menjelaskan bahwa organisasi masyarakat

yang berbadan hukum harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku

sesuai undang-undang. Sebagaimana SKPD bisa memberikan Dana Hibah sesuai

dengan peraturan yang ada.

2.2. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian “Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di

Kabupaten Serang Provinsi Banten” Peneliti melakukan Peninjauan terhadap

penilitian terdahulu yang telah dilakukan dalam penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya. Penelitian tersebut baik berupa Skripsi, Tesis ataupun Disertasi.

Page 51: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

34

Dalam hal ini peneliti juga melihat kesamaam dari Teori yang digunakan dan

Metedologi apa yang digunakan oleh peneliti sebelumnya. Dengan penelitian

terdahulu peneliti mempunyai pembanding akan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti.

Penelitian terdahulu yang peneliti kutip merupakan Jurnal atau Skripsi

yang berjudul sebagai berikut:

1. Rahmat Firdaus, Skripsi tahun 2016 dengan judul Proses

Pelaksanaan Program Hibah Dinas Peternakan, Perikanan, dan

Kelautan Kabupaten Jember (Studi Kasus Pada Kelompok Tani

Ternak Penerima Bantuan Hibah Dsiperikel Kabupaten Jember

Tahun 2015), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tahun 2016,

Universitas Jember. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

proses pelaksanaan hibah barang yang ada di Dinas Peternakan,

Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Jember. Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 menyebutkan belanja hibah

digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk

uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah

daerah lainnya, dan kelompok masyarakat/perorangan yang secara

spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Belanja hibah bersifat

bantuan yang tidak mengikat/tidak secara terus menerus dan harus

digunakan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam naskah

perjanjian hibah daerah (NPHD). Metode yang di gunakan adalah

metode penelitian kualitatif dan teori yang di gunakan dari Samorda

Page 52: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

35

Wibawa (1994 : 19-21) faktor-faktor yang berpengaruh dalam

proses antara lain : (1) standar dan sasaran, (2) kinerja kebijakan,

(3) sumberdaya baik SDM, SDA, maupun sumber daya modal, (4)

komunikasi antar organisasi dan aktivitas pengukuhan, (5)

karakteristik birokrasi, (6) kondisi sosial, ekonomi dan politik, (7)

sikap pelaksanaan. Dari hasil penelitian dan pengamatan ditemukan

bahwa dalam proses pelaksanaan hibah barang ini dilaksanakan

oleh tim administrasi, tim verifikasi, dan tim monitoring dari

Disperikel Kab. Jember. Adapun tugas dari tim verifikasi adalah

untuk (1) menerima, mengagendakan, mencocokkan antara proposal

dengan draf kelompok calon penerima hibah barang; (2)

melaksanakan identifikasi dan verifikasi proposal; (3) membuat

berita acara verifikasi dan menyerahkan proposal kepada tim

administrasi. Setelah tugas tim verifikasi selesai dan diteruskan ke

tim administrasi maka tugas tim administrasi adalah (1) membuat

usulan persetujuan Bupati terhadap proposal yang telah diverifikasi;

(2) membuat NHPD dan mengajukannya melalui Bagian Hukum

Sekretariat Kab. Jember; (3) membuat berkas pengajuan pencairan

bagi kelompok yang telah lengkap berkas persyaratannya; (4)

menerima rekapitulasi daftar kelompok yang menerima hibah

barang untuk diserah terimakan. Terakhir, tim monitoring melalui

Panitian Penerima Hasil Pekerjaan Dinas (PPHP) melakukan monev

Page 53: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

36

dengan meminta laporan berkala triwulan untuk mengetahui

perkembangan ternak hasil hibah barang Disperikel.

2. Nanang Sutisna, Skripsi tahun 2016, dengan judul Fungsi

Pengawasan DPRD Provinsi Banten Dalam Pelaksanaan Hibah

Bantuan Sosial. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2016. Fokus penelitian ini adalah

fungsi pengawasan DPRD Provinsi Banten dalam pelaksanaan

hibah bantuan sosial tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat

mengetahui serta menggambarkan mekanisme pemberian dana

hibah dan bantuan sosial di Provinsi Banten namun kenyataannya

peneliti temukan dilapangan masih adanya dana hibah yang

diberikan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dana hibah yang

diberikan belum tepat sasaran dan fungsi pengawasan DPRD yang

belum optimal. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sifat dan waktu pengawasan menurut Hasibuan (2001:247). Metode

yang digunakan adalah pendekatan kualitatif informan penelitian di

ambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu berdasarkan informasi

yang di butuhkan, artinya teknik pengambilan informan sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Teknik analisis data dalam penelitian

ini menggunakan analisis model interaktif yang telah dikembangkan

oleh Miles & Huberman yaitu selama proses pengumpulan data

dilakukan tiga kegiatan penting yaitu reduksi data, penyajian data

dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa fungsi

Page 54: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

37

pengawasan DPRD Provinsi Banten terhadap bantuan hibah dan

sosial masih belum optimal, saran dari penelitian : (1) diharapkan

pemerintah daerah lebih berperan aktif dalam proses pengawasan

pelaksanaan hibah bantuan sosial. (2) diharapkan pemerintah

melakukan pengecekan dan servei kepada yang menerima dan

bantuan tidak diberikan kepada lembaga yang tidak memenuhi

syarat-syarat penerima hibah tersebut. (3) diharapkan agar DPRD

Provinsi Banten menjalankan tugas pokok dan fungsi pengawasan

yang optimal dalam pengawana bantuan hibah soisal.

2.3. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur berpikir dalam sebuah penelitian dalam

menjelaskan permasalahan penelitian, permasalahan penelitian ini adalah (1)

Kurangnya Koordinasi dari Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten dan pihak Lembaga/Yayasan dalam proses proposal pencairan

Dana Hibah. (2) Kurangnya Sosialisasi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat

Daerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan. (3) Adanya

Lembaga/Yayasan yang tidak tahu bahwa nama Lembaga/Yayasan tersebut

tercantum di daftar penerima Dana Hibah. (4) Adanya Pungutan Liar terhadap

Lembaga/Yayasan yang menerima Dana Hibah. Maka dibuatlah kerangka berpikir

sebagai berikut:

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, mengenai Efektivitas Pengelolaan

Pemberian Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten, Penjelasan mengenai

berbagai pendekatan yang biasa digunakan dalam pengukuran efektivitas

Page 55: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

38

organisasi dalam buku Pengantar Teori Organisasi menurut Martani Huseini & S.

B. Hari Lubis (2009 : 111-118), yaitu :

1. Pendekatan Sasaran (goal approach)

Pendekatan Sasaran dimulai dengan mengidentifikasikan sasaran

organisasi, dan mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai

sasaran tersebut. Pemahaman yang mencukupi mengenai tujuan atau

sasaran organisasi merupakan langkah pertama dalam pembahasan

mengenai efektifitas organisasi karena pengukuran efektifitass organisasi

seringkali dikaitkan dengan tujuan atau sasaran organisasi. Dengan

demikian, pendekatan ini mencoba mengukur yang hendak dicapainya.

Sasaran yang penting di perhatikan dalam pengukuran efektivitas melalui

pendekatan ini, adalah sasaran yang sebenarnya. Penggunaan sasaran

sebenarnya sebagai acuan akan memberikan hasil pengukuran efektivitas

yang lebih realistik (karena merupakan gambaran dari keinginan organisasi

yang sebenarnya) dibandingkan pengukuran efektivitas dengan

menggunakan sasaran resmi.

2. Pendekatan Sumber (system resource approach)

Pendekatan Sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan organisasi

dalam mendapatkan berbagai macam sumber (input) yang di butuhkannya,

pendekatan ini bertumpu pada pemikiran bahwa organisasi harus dapat

memperoleh berbagai macam sumber yang dibutuhkannya, dan juga

memelihara keandalan sistem organisasi agar bisa tetap atau menjadi lebih

efektif. Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan suatu

Page 56: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

39

organisasi terhadap lingkungannya. Organisasi memang seharusnya

mempunyai hubungan yang erat dengan lingkungannya, karena dari

lingkungan diperoleh sumber-sumber yang merupakan input bagi

organisasinya, dan output yang dihasilkan juga dilemparkan oleh

organisasi kepada lingkungannya. Sementara itu sumber-sumber yang

terdapat pada lingkungan seringkali bersifat langka mahal.

3. Pendakatan Proses (internal process approach)

Pendekatan Proses memandang efektivitas sebagai tingkat efesiensi dan

kondisi organisasi internal. Pendekatan ini berpandangan bahwa pada

organisasi yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar, karyawan

bekerja dengan gembira dan merasa puas, kegiatan setiap bagian

terkoordinasi secara baik dengan produktivitas yang tinggi.

4. Pendakatan Gabungan

Ketiga pendekatan yang telah di jelaskan ternyata mempunyai

kelemahannya sendiri-ssendiri. Karena itu, salah satu cara yang paling

sering digunakan untuk mengukur efektivitas organisasi adalah dengan

menggunakan ketiga jenis pendekatan tersebut secara bersamaan, terutama

jika informasi yang diperlukan seluruhnya tersedia. Dengan demikian

diharapkan bahwa kelemahan dari suatu pendekatan dapat ditutup oleh

kelebihan yang dimiliki oleh suatu pendakatan lainnya. Pengukuran

efektivitas organisasi dengan pendekatan gabungan ini akan mencangkup

pengukuran pada sisi input, efesiensi proses transformasi, dan keberhasilan

dalam mencapai sasaran output.

Page 57: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

40

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Input :

Masalah :

1. Kurangnya Koordinasi dari Kepala Biro Kesejahteraan RakyatSekretariat Daerah Provinsi Banten dan pihak Lembaga/Yayasandalam proses proposal pencairan Dana Hibah.

2. Kurangnya Sosialisasi Biro Kesejahteraan Rakyat SekretariatDaerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan.

3. Adanya Lembaga/Yayasan yang tidak tahu bahwa namaLembaga/Yayasan tersebut tercantum di daftar penerima DanaHibah.

4. Adanya Pungutan Liar terhadap Lembaga/Yayasan yang menerimaDana Hibah.

(sumber: Peneliti,2016)

Proses :

Teori yang digunakan yaitu mengenai Pendekatanefektivitas organisasi Martani Huseini & S. B. Hari Lubis(2009 : 111-118):

1. Pendekatan Sasaran (goal approach)

2. Pendekatan Sumber (system resource approach)

3. Pendakatan Proses (internal process approach)

4. Pendakatan Gabungan

Output :

Pengelolaan Pemberian Hibah di KabupaenSerangn Provinsi Banten dapat Efektif

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten

Page 58: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

41

2.4. Asumsi Dasar

Menurut Arikunto (2002:61) asumsi atau tanggapan dasar adalah suatu hal

yang diyakini kebenarannya oleh penulis yang dirumuskan secara jelas.

Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang peneliti paparkan diatas, peneliti telah

melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. Maka peneliti berasumsi

bahwa Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang Provinsi

Banten masih belum efektif hal ini terdapat masalah-masalah yang mendasar

seperti : (1) Kurangnya Koordinasi dari Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan pihak Lembaga/Yayasan dalam proses

proposal pencairan Dana Hibah. (2) Kurangnya Sosialisasi Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan. (3)

Adanya Lembaga/Yayasan yang tidak tahu bahwa nama Lembaga/Yayasan

tersebut tercantum di daftar penerima Dana Hibah. (4) Adanya Pungutan Liar

terhadap Lembaga/Yayasan yang menerima Dana Hibah.

Page 59: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian yang baik harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, agar

apa yang menjadi hasilnya merupakan hasil yang maksimal. Tujuan penelitian ada

tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan

berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru

yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh

itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau

pengetahuan tertentu dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas

pengetahuan yang telah ada.

Penelitian Kualitatif adalah merupakan metode-metode untuk

mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau

kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting,

seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur,

mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara

induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan

makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka

yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus

menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap

makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (Creswell,

2007 : 4).

Page 60: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

43

Analisis data induktif (inductive data analysis) para peneliti kualitatif

membangun pola-pola, kategori-kategori, dan tema-temanya dari bawah ke atas

(induktif), dengan mengolah data kedalam unit-unit informasi yang lebih abstrak.

Proses induktif ini mengilustrasikan usaha peneliti dalam mengolah secara

berulang-ulang tema-tema dan database penelitian hingga peneliti berhasil

membangun serangkaian tema yang utuh. Proses ini juga melibatkan peneliti

untuk bekerja sama dengan para partisipan secara interaktif sehingga partisipan

memiliki kesempetan untuk membentuk sendiri tema-tema dan abstraksi-abstraksi

yang muncul dari proses ini.

Creswell (2007 : 20) mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan penelitian

kualitatif terdapat lima strategi, yaitu :

1. Entografi merupakan salah satu strategi penelitian kualitatif yang

didalamnya peneliti menyelidiki suatu kelompok kebudayaan di

lingkungan yang alamiah dalam periode waktu yang cukup lama dalam

pengumpulan data utama, data observasi, dan data wawancara. Proses

penelitiannya fleksibel dan biasanya berkembang sesuai kondisi dalam

merespon kenyataan-kenyataan hidup yang dijumpai dilapangan

(LeCompte & Schensul, 1999)

2. Grounded theory merupakan strategi penelitian yang didalamnya

peneliti “memproduksi” teori umum dan abstrak dari suatu proses,

aksi, atau interaksi tertentu yang berasal dari pandangan-pandangan

partisipan. Rancangan ini mengharuskan peneliti untuk menjalani

sejumlah tahap pengumpulan data dan penyaringan kategori-kategori

Page 61: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

44

atas informasi yang diperoleh (Charmaz, 2006; Strauss dan Corbin,

1990, 1998). Rancangan ini memiliki dua karakteristik utama, yaitu :

1) perbandingan yang konstan antara data dan kategori-kategori yang

muncul dan 2) pengambilan contoh secara teoritis (teoretical

sampling) atas kelompok-kelompok yang berbeda untuk

memaksimalkan kesamaan dan perbedaan informasi.

3. Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana didalamnya peneliti

menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses,

atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan

aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan

menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu

yang telah ditentukan (Stake, 1995).

4. Fenomenologi merupakan strategi penelitian dimana didalamnya

peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia tentang suatu

fenomena tertentu. Memahami pengalaman-pengalaman hidup

manusia menjadikan filsafat fenomenologi sebagai suatu metode

penelitian yang prosedur-prosedurnya mengharuskan peneliti untuk

mengkaji sejumlah subjek dengan terlibat secara langsung dan relatif

lama didalamnya untuk mengembangkan pola-pola dan relasi-relasi

makna (Moustakas, 1994). Dalam proses ini, peneliti

mengesampingkan terlebih dahulu pengalaman-pengalaman pribadinya

agar ia dapat memahami pengalaman-pengalaman partisipan yang ia

teliti (Nieswiadomy, 1993).

Page 62: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

45

5. Naratif merupakan strategi penelitian dimana didalamnya peneliti

menyelidiki kehidupan individu-individu dan meminta seseorang atau

sekelompok individu untuk menceritakan kehidupan mereka.

Informasi ini kemudian di ceritakan kembali oleh peneliti dalam

kronologi naratif. Di akhir tahap penelitian, peneliti harus

menggambungkan dengan gaya naratif pandangan-pandangannya

tentang kehidupan peneliti sendiri (Clandinin & Connelly, 2000).

3.2. Fokus Penelitian

Berdasarkan masalah yang peneliti temukan selama di lapangan bahwa

yang menjadi fokus penelitian adalah pada Efektivitas Pengelolaan Pemberian

Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten.

3.3. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten di Jl. Syeh Nawawi Al-Bantani, Palima

Serang. Alasan mengapa peneliti mengambil lokus di Biro kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten dikarenakan banyaknya kendala dalam

pengelolaan Dana Hibah di Provinsi Banten, dari tahun ke tahun permasalahan

Dana Hibah di Provinsi Banten tidak terselesaikan.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti mungkin menggunakan alat-alat

bantu untuk mengumpulkan data seperti rekaman dan kamera. Tetapi alat-alat

tersebut benar-benar tergantung kepada peneliti yang menggunakannya. Seperti

Page 63: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

46

yang diungkapkan oleh Moleong bahwa, pencari tahu alamiah (peneliti) dalam

mengumpulkan data lebih banyak bergantung pada dirinya sendiri sebagai alat

pengumpul data.

3.5. Informan penelitian

Peneliti pada umumnya menelurusi informasi dari berbagai status yang

terlibat dalam Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang

Provinsi Banten, informan yang memiliki kaya informasi dipilih untuk mengkaji

kajian yang lebih dalam. Penentuan informan ini dengan memilih narasumber

yang secara tidak langsung terlibat dalam Efektivitas Pengelolaan Dana Hibah

Provinsi Banten. Berikut informan yang menurut peneliti layak sesuai judul yang

peneliti ambil yaitu Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten

Serang Provinsi Banten, sebagai berikut :

Page 64: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

47

Tabel 3.1

Informan Penelitian

No Informan Kode Informan Keterangan1. Penerima Dana Hibah

(Lembaga/Yayasan)a. Kepala Yayasan Madrasah

Diniyah Awaliyah Madarijul'Ulum

b. Kepala Yayasan MadrasahDiniyah Awaliyah DarulIhsan

c. Kepala Yayasan Islam AL-Fathir

I1

I1.1

I1.2

I1.3

KeyInforman

2. Biro Kesejahteraan RakyatSekretariat Daerah Provinsi Banten

a. Staf Biro KesejahteraanRakyat Sekretariat DaerahProvinsi Banten

b. Staf Biro KesejahteraanRakyat Sekretariat DaerahProvinsi Banten

c. Staf Biro KesejahteraanRakyat Sekretariat DaerahProvinsi Banten

I2

I2.1

I2.2

I2.3

SecondaryInforman

SecondaryInforman

SecondaryInforman

3 LSM I3 SecondaryInforman

(Sumber: Peneliti, 2016)

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian dalam kebanyakan penelitian kualitatif mengumpulkan beragam

jenis data dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk mengumpulkan

informasi dilokasi penelitian. Prosedur-prosedur pengumpulan data dalam

penelitian kualitatif melibatkan empat jenis strategi menurut Creswell (2007 :

267), yaitu :

Page 65: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

48

1. Observasi kualitatif merupakan observasi yang didalamnya

peneliti langsung turun kelapangan untuk mengamati perilaku dan

aktivitas individu-individu dilokasi penelitian. Dalam pengamatan

ini, peneliti merekam / mencatat baik dengan cara terstruktur

maupun semistruktur (misalnya, dengan mengajukan sejumlah

pertanyaan yang memang ingin diketahui oleh peneliti) aktivitas-

aktivitas dalam lokasi penelitian. Para peneliti kualitatif juga

dapat teribat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai

non-partisipan hingga partisipan utuh.

2. Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-

face (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan,

mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus

group interview (interview dalam kelompok tertentu) yang terdiri

dari enam sampai delapan partisipan perkelompok. Wawancara-

wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-

pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructured) dan

bersifat terbuka (openended) yang dirancang untuk memunculkan

pandangan dan opini dari para partisipan.

Page 66: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

49

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara

No Dimensi Indikator Kode Informan

1. PendekatanSasaran (goalapproach)

1. Efesiensi Organisasi2. Lingkungan yang

berbeda3. Pandangan berbeda

mengenai sasaran4. Stabilitas Organisasi5. Menyesuaikan

permasalahan yang ada

I1.1, I1.2, I1.3 danI2.1,

I3

2. PendekatanSumber (systemresourceapproach)

1. Strategi Organisasi2. Hubungan erat

Organisasi3. Keterbukaan Organisasi4. menginterpretasikan

sifat-sifat lingkunganyang tepat

5. Keberhasilan Organisasi

I1.1, I1.3 dan I2.1,

I2.3

I3

3. Pendakatan Proses(internal processapproach)

1. Koordinasi yang terbuka2. Tahapan proses yang

berjalan lancar3. Komunikasi yang

terbuka4. Fokus dalam

keberlangsungan proses5. Kerjasama Organisasi

I1.1, I1.2, I1.3 danI2.1, I2.2

I3

4. PendekatanGabungan

1. Kelemahan Organisasi2. Penyesuaikan keadaan

dilapangan3. Alur proses sesuai

dengan SOP4. Mengikuti proses yang

ada5. Ketepatan pilihan

sumber

I1.1, I1.2, I1.3 danI2.1, I2.2

I3

3. Selama proses penelitian, peneliti juga bisa mengumpulkan

dokumen-dokumen kualitatif. Dokumen ini bisa berupa dokumen

Page 67: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

50

publik (seperti, koran, makalah, laporan kantor) ataupun dokumen

privat (seperti, buku harian, diary, surat, e-mail).

4. Kategori terakhir dari data kualitatif adalah materi audio dan

visual. Data ini bisa berupa foto, objek-objek seni, videotape, atau

segala jenis suara/bunyi.

3.7. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam peneltian kualitatif sebagai suatu proses penerapan

langkah-langkah dari yang spesifik hingga yang umum dengan berbagai level

analisi yang berbeda, sebagaimana yang di tunjukan dalam gambar 3.3,

mengilustrasikan pendekatan linier dan hierarkis yang dibangun dari bawah ke

atas, tetapi dalam praktiknya pendekan ini lebih interaktif beragam tahap saling

berhubungan dan tidak harus selalu sesuai dengan susunan yang telah disajikan

Creswell (2007 : 276-284).

Gambar 3.3

Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif

Menginterpretasi tema-tema/deskripsi-deskripsi

Page 68: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

51

Pendekatan diatas dapat di jabarkan lebih detail dalam langkah-langkah

analisis berikut ini :

1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini

melibatkan transkripsi wawancara, men-scanning materi, mengetik

data lapangan, atau memilah-milih dan menyusun data tersebut

Menvalidasi keakurataninformasi

Deskripsi

Menghubungkan tema-tema/deskripsi-deskripsi (seperti,

grounded theory, studi kasus)

Tema-tema

Men-coding data (tangan ataukomputer

Membaca keseluruhan data

Mengolah dan mempersiapkan datauntuk dianalisis

Data mentah (transkripsi, datalapangan, gambar dan sebagainya)

Page 69: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

52

kedalam jenis-jenis yang berbeda tergantung pada sumber

informasi.

2. Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah membangun

general sense atau informasi yang diperoleh dan mereflesikan

maknanya secara keseluruhan. Gagasan umum apa yang

terkandung dalam perkataan partisipan? Bagaimana nada gagasan-

gagasan tersebut? Bagaimana kesan dari kedalaman, kredibilitas,

dan penuturan informasi itu? Pada tahap ini, para peneliti kualitatif

terkadang menulis catatan-catatan khusus atau gagasan-gagasan

umum tentang data yang diperoleh.

3. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data. Coding

merupakan proses mengolah materi/informasi menjadi segmen-

segmen tulisan sebelum memaknainya (Rossman & Rallis, 1998 :

171). Langkah ini melibatkan berbagai tahap : mengambil data

tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan selama proses

pengumpulan, mensegmentasi kalimat-kalimat (atau paragraf-

paragraf) atau gambar-gambar tersebut kedalam kategori-kategori,

kemudian melabeli kategori-kategori ini dengan istilah khusus,

yang seringkali didasarkan pada istilah/bahasa yang benar-benar

berasal dari partisipan.

4. Terapkan proses coding untuk mendreskripsikan setting, orang-

orang, kategori-kategori, dan tema-tema yang akan di analisis.

Deskripsi ini melibatkan usaha penyampaian informasi secara

Page 70: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

53

detail mengenai orang-orang, lokasi-lokasi, atau peristiwa-

peristiwa dalam setting tertentu. Peneliti dapat membuat kode-kode

untuk mendeskripsikan semua informasi ini, lau menganalisisnya

untuk proyek studi kasus, entografi, atau penelitian naratif. Setelah

itu, terapkanlah proses coding untuk membuat sejumlah kecil tema

atau kategori, bisa lima hingga tujuh kategori. Tema-tema inilah

yang biasanya menjadi hasil utama dalam peniliatn kualitatif dan

seringkali digunakan untuk membuat judul dalam bagian hasil

penelitian. Meski demikian, tema-tema ini sebaiknya diperkuat

dengan berbagai kutipan, seraya menampilkan perspektif-perspektif

yang terbuka untuk di kaji ulang.

5. Tunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan

kembali dalam narasi/laporan kualitatif. Pendekatan yang paling

populer adalah dengan menerapkan pendekatan naratif dalam

menyampaikan hasil analisis. Pendekatan ini bisa meliputi

pembahasan tentang kronologi pristiwa, tema-tema tertentu

(lengkap dengan subtema-subtema, ilustrasi-ilustrasi khusus,

perspektif-perspektif, dan kutipan-kutipan), atau tentang

keterberhubungan antar tema. Para peneliti kualitatif juga dapat

menggunakan visual-visual, gambar-gambar, atau tabel-tabel untuk

membantu menyajikan pembahasan ini. Mereka dapat menyajikan

suatu proses (sebagaimana dalam grounded theory),

menggambarkan secara spesifik lokasi penelitian (sebagaimana

Page 71: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

54

dalam etnografi), atau memberikan informasi deskriptif tentang

partisipan dalam sebuah tabel (sebagaimana dalam studi kasus dan

etnografi).

6. Langkah terakhir dalam analisis data adalah menginterpretasi atau

memaknai data. Mengajukan pertanyaan seperti “pelajaran apa

yang bisa diambil dari semua ini” akan membantu peneliti

mengungkap esensi dari suatu gagsan (Lincoln & Guba, 1985).

Pelajaran ini dapat berupa interpretasi pribadi si peneliti, dengan

berpijak pada kenyataan bahwa peneliti membawa kebudayaan,

sejarah, dan pengalaman pribadinya kedalam penelitian.

Interpretasi juga bisa berupa makna yang berasal dari perbandingan

antara hasil penelitian dengan informasi yang berasal dari literatur

atau teori. Dalam hal ini, peneliti menegaskan apakah hasil

penelitiannya membernarkan atau justru menyangkal informasi

sebelumnya. Interpretasi/pemaknaan ini juga bisa berupa

pertanyaan-pertanyaan baru yang perlu dijawab selanjutnya,

pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari data dan analisis, dan

bukan dari hasil ramalan peneliti.

3.8. Triangulasi

Moleong (2006:330) menjelaskan bahwa triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun

Page 72: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

55

pada penelitian ini menggunakan triangulasi data (sumber) dan triangulasi metode

(teknik) sebagai berikut:

1. Triangulasi data (sumber)

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi, atau juga dengan mewawancarai lebih

dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

2. Triangulasi metode (teknik)

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada

saat wawancara dilakukan.

3.9. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada bulan September 2016 sampai dengan bulan Juli

2018, sebagaimana digambarkan dalam tabel 3.3:

Page 73: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

56

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

No NamaKegiatan

Waktu Penelitian

2016 2017 2018Sept Okt Nov Des Jan

-Apr

Mei Juni Juli Agust–Des

Jan Feb Mar-

Juni

Juli

1. PengajuanJudul

2. ObservasiAwal

3. PenyusunanProposal

BAB I,II &III

4. Bimbingan&

PerbaikanBAB I,II &

III5. Seminar

ProposalSkripsi

6. RevisiProposalSkripsi

7. Wawancara&

ObservasiLapangan

8. PenyusunanHasil

wawancara9. Bimbingan

&Perbaikan

Page 74: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

57

BAB IV &V

10 SidangSkripsi

11 RevisiSkripsi

Page 75: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang

meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum Provinsi

Banten, gambaran umum Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Banten. Hal

tersebut akan dijelaskan di bawah ini:

4.1.1 Profil Provinsi Banten

Provinsi Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan

105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km².

Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan,

262 kelurahan, dan 1.273 desa. Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur

laut potensial, Selat Sunda merupakan salah satu jalur lalu lintas laut yang

strategis karena dapat dilalui kapal besar yang

menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia

Tenggara misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di samping itu Banten

merupakan jalur penghubung antara Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi

geografis, dan pemerintahan maka wilayah Banten terutama daerah Tangerang

raya (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan)

merupakan wilayah penyangga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten

memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki

Page 76: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

58

beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk

menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta, dan ditujukan

untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura. Tabel berikut ini

memberikan gambaran tentang rincian jumlah Kabupaten/Kota dan luas

wilayah serta persentase luas wilayah masing-masing Kabupaten/Kota

dimaksud di atas.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Provinsi Banten

Berdasarkan Kecamatan

Kabupaten/Kota

2016

No

Luas Wilayah MenurutKabupaten/Kota

LuasWilayah(Km2)

Persentase(%)

1 Kab Pandeglang 2746.89 28.432 Kab Lebak 3426.56 35.463 Kab Tangerang 1011.86 10.474 Kab Serang 1734.28 17.955 Kota Tangerang 153.93 1.596 Kota Cilegon 175.5 1.827 Kota Serang 266.71 2.76

8Kota TangerangSelatan

147.19 1.52

jumlah Provinsi Banten 9662.92 100Sumber: BPS Kota Serang

Page 77: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

59

4.1.2 Visi dan Misi Provinsi Banten

Visi :

Banten Yang Maju, Mandiri, Berdaya Saing, Sejahtera Dan

Berakhlakul Karimah

Misi :

1. Menciptakan Tata Kelola Pemerintah Yang Baik (GoodGovernance)

2. Membangun Dan Meningkatkan Kualitas Infrastruktur3. Meningkatkan Akses Dan Pemerataan Pendidikan

Berkualitas4. Meningkatkan Akses Dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan

Berkualitas5. Meningkatkan Kualitas Pertumbuhan Dan Pemerataan

Ekonomi

4.1.3 Deskripsi Hibah Provinsi Banten

Dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 56 Tahun 2014 Tentang

Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Banten bahwa dalam rangka

menciptakan transparansi, akuntabilitas dan integrasi pelayanan dalam

pengelolaan hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Provinsi Banten, perlu dilakukan penyesuaian tata cara

penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan hibah secara komprehensif

berdasarkan azas-azas pengelolaan keuangan negara yang baik dan benar.

Pemberian hibah dari Pemerintah Daerah sesuai kemampuan keuangan

daerah, pemberian hibah dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan Belanja

Urusan Wajib, pemberian hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran

Page 78: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

60

program dan kegiatan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan asas keadilan,

kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republic Indonesia Nomor 14

Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republic Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah

Dan Bantuan Social Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja

Daerah bahwa pemberian hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran

program dan kegiatan pemerintah daerah sesuai urgensi dan kepentingan daerah

dalam mendukung terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas,

dan manfaat untuk masyarakat.

Sama halnya dengan Peraturan Gubernur Banten Nomor 27 Tahun 2011

Tentang Pedoman Pengelolaan Pemberian Hibah Dan Bantuan Social bahwa

pemberian hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan

kegiatan pemerintahan daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan,

rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat.

Dalam Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Pedoman

Pemberian Hibah Dan Bantuan Social Yang Bersumber Dari Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Banten bahwa organisasi tertentu yang

dapat menerima hibah secara terus – menerus sebagaimana dimaksud diberikan

kepada satuan kerja dari kementrian/lembaga pemerintahan non kementrian yang

wilayah kerjanya berada di daerah yaitu :

Page 79: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

61

1. LPTQ Provinsi Banten

2. Pramuka

3. KPAIDS

4. TPUKS

5. BAZNAS

6. P2TP2A

7. KNPI

8. KONI

9. LKKS

10. KORPRI

11. PKK

12. FORUM KOMUNIKASI DAS

13. BKSP

14. KIP

15. PMI

16. KPAI

17. MUI dan

18. Organisasi tertentu lainnya sesuai Perundang - undangan

Kriteria pemberian hibah adalah :

1. Peruntukannya telah ditetapkan yang menjadi urusan Pemerintah Daerah,

atau untuk peningkatan fungsi Pemerintahan, layanan dasar umum, dan

pemberdayaan aparatur;

2. Untuk kegiatan dengan kondisi tertent u yang berkaitan dengan

Page 80: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

62

penyelenggaraan kegiatan Pemerintah Daerah yang berskala

Internasional/Regional/Nasional;

3. Untuk melaksanakan kegiatan sebagai akibat kebijakan Pemerintah yang

mengakibatkan penambahan beban APBD;

4. Tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun

anggaran, kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Perundan- undangan;

5. Peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan; dan

6. Memenuhi persyaratan penerima hibah.

Dalam hal ini bahwa bagaimana Yayasan/Lembaga yang menerima hibah

secara terus – menerus merupakan satuan kerja dari kementrian/lembaga

pemerintahan non kementrian yang wilayah kerjanya berada di daerah beda

halnya dengan Yayasan/Lembaga yang menerima tidak terus – menerus

dikarenakan Yayasan/Lembaga tersebut bukan merupakan satuan kerja dari

kementrian/lembaga pemerintahan non kementrian yang wilayah kerjanya berada

di daerah akan tetapi Yayasan/Lembaga yang mengajukan proposal bantuan

hibah untuk pembangunan sesuai permintaan Yayasan/Lembaga tersebut karena

halnya Yayasan/Lembaga tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa

Yayasan/Lembaga merupakan suatu organisasi yang melakukan kegiatan social

(amal) yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan.

Dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Standar

Operasional Prosedur Pengendalian Pelaksanaan Hibah Dan Bantuan Sosial

Pemerintah Provinsi Banten, dengan SOP yang berubah bahwa Hibah adalah

pemberian uang/barang atau jasa dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah

Page 81: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

63

Pusat, Pemerintah Daerah lain, BUMD, Badan, Lembaga, dan organisasi

kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia, yang secara spesifik telah

ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak

secara terus menerus kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah.

Surat permohonan hibah diregistrasi oleh Biro Umum Sekeretariat

Daerah Provinsi Banten yang selanjutnya diteruskan kepada SKPD/unit kerja

salah satuhnya SKPD/unit kerja yang terkait adalah Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekeretariat Daerah Provinsi Banten dalam bidang keagamaan/peribadatan dan

pendidikan keagamaan terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

berdasarkan bidang penyelenggaraan urusan pemerintahan untuk di evaluasi.

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekeretariat Daerah Provinsi Banten

SKPD/unit kerja yang melakukan verifikasi dalam proses dana hibah Provinsi

Banten bagaimana Lembaga/Yayasan akan menerima dana hibah yaitu di

verifikasi oleh tim dari Biro Kesejahteraan Rakyat Sekeretariat Daerah Provinsi

Banten dan dibantu oleh SKPD yang terkait dengan dana hibah selanjutnya untuk

melanjutkan tahap yang sudah di tentukan. Efektivitas yang ada di Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekeretariat Daerah Provinsi Banten yaitu memverifikasi

data-data Lembaga/Yayasan bagaimana suatu Lembaga/Yayasan berhak untuk

menerima dana hibah.

SKPD/unit kerja terkait menganggarkan belanja hibah berupa barang atau

jasa dianggarkan dalam kelompok belanja langsung, yang diformulasikan dalam

Page 82: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

64

program dan kegiatan, serta diuraikan dalam jenis belanja barang dan jasa, objek

belanja hibah atau jasa, dan rincian objek belanja hibah barang atau jasa yang

diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat.

Rincian objek belanja hibah memuat nama dan alamat lengkap penerima

serta besaran dan jenis belanja hibah, dituangkan dalam Peraturan Gubernur

tentang Penjabaran APBD/P-APBD, nama dan alamat lengkap penerima serta

besaran dan jenis belanja hibah dituangkan dalam Lampiran III Peraturan

Gubernur tentang Penjabaran APBD/P-APBD. Kepala SKPD/unit kerja terkait

dalam melaksanakan evaluasi keabsahan dan kelengkapan persyaratan

permohonan Hibah dibantu oleh Tim evaluasi SKPD/unit kerja terkait. Tim

dengan susunan keanggotaan ditetapkan oleh Kepala SKPD/unit kerja terkait.

4.1.4 Gambaran Umum Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi

Banten

4.1.4.1 Tugas Pokok dan Fungsi Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Provinsi Banten

Tugas Pokok dan Fungsi secara umum merupakan hal-hal yang

harus bahkan wajib dikerjakan oleh seorang anggota organisasi atau

pegawai dalam suatu instasi secara rutin sesuai dengan kemampuan

yang di milikinya untuk menyesuaikan program kerja yang telah dibuat

berdasarkan tujuan, visi dan misi suatu organisasi, Tugas Pokok dan

Fungsi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provisi Banten

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Page 83: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

65

4.1.4.2 Visi dan Misi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi

Banten

Visi :

Banten Yang Maju, Mandiri, Berdaya Saing, Sejahtera Dan

Berakhlakul Karimah

Misi :

1. Menciptakan Tata Kelola Pemerintah Yang Baik (GoodGovernance)

2. Membangun Dan Meningkatkan Kualitas Infrastruktur3. Meningkatkan Akses Dan Pemerataan Pendidikan

Berkualitas4. Meningkatkan Akses Dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan

Berkualitas5. Meningkatkan Kualitas Pertumbuhan Dan Pemerataan

Ekonomi

4.1.4.3 Struktur Organisasi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat

Daerah Provisi Banten

Susunan Organisasi yang terdapat pada setiap organisasi pada

dasarnya merupakan pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab

dari orang-orang untuk melaksanakan pekerjaan didalam organisasi

tersebut dan susunan organisasi dapat memperjelas tugas dari masing-

masing unit kerja organisasi. Berdasarkan unit tugasnya masing-

masing setiap jabatan memiliki fungsi dan wewenang masing-masing

yang berbeda satu samalainnya dalam pelaksanaan kerja organisasi.

Struktur Organisasi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provisi Banten selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Page 84: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

66

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari

hasil penelitian. Data ini didapat dari hasil penelitian dengan menggunakan

teknik analisa data kualitatif. Dalam penelitian ini, mengenai Efektivitas

Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten (Studi Kasus di Kabupaten Serang

Provinsi Banten). Peneliti menggunakan teori mengenai Pendekatan

efektivitas organisasi Martani Huseini & S. B. Hari Lubis (2009 : 111-118)

yaitu:

1. Pendekatan Sasaran (goal approach)

2. Pendekatan Sumber (system resource approach)

3. Pendakatan Proses (internal process approach)

4. Pendakatan Gabungan

Selanjutnya karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka

dalam proses menganalisis datanya pun peneliti melakukan analisa secara

bersamaan. Dalam penelitian ini, kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama dicatat dalam

catatan tertulis atau memalui alat perekam yang peneliti gunakan selama

proses wawancara berlangsung. Adapun dokumentasi yang peneliti ambil saat

melakukan pengamatan berperanserta adalah berupa catatan lapangan

penelitian dan foto aktivitas orang-orang yang pemeliti amati. Alasan peneliti

menggunakan data berupa foto adalah karena foto dapat menghasilkan data

Page 85: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

67

deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah dan

menganalisis obyek yang sedang diteliti melalui segi-segi subyektif.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, berdasarkan teknik

analisis data kualitatif data-data tersebut dianalisis selama penelitian ini

berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui

observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dilakukan reduksi untuk dapat

mencari tema dan pola serta di beri kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan

jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan

penelitian serta dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun jawaban penelitian,

peneliti memberikan kode yaitu :

1. Kode Q1-1 – Q1-20 menandakan daftar urutan pertanyaan untuk penerima dana

hibah atau Lembaga/Yayasan.

2. Kode Q2-1 – Q2-20 menandakan daftar urutan pertanyaan untuk Staf Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretarian Daerah Provinsi Banten.

3. Kode I1.1 – I1.3 menandakan daftar urut informan penerima dana hibah.

4. Kode I2.1 – I2.3 menandakan daftar unit informan Staf Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretarian Daerah Provinsi Banten.

5. I3 menandakan daftar unit informan LSM

6. Kode S1 – S7 menandakan status informan.

Setelah memberikan kode-kode pada aspek tertentu yang berkaitan

dengan masalah penelitian sehingga tema dan polanya ditemukan, maka

dilakukan kategorisasi berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari

penelitian di lapangan dengan membaca dan menelaah jawaban-jawaban

Page 86: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

68

tersebut. Mengingat penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tidak

menggeneralisasikan jawaban penelitian.

4.2.2 Data Informan

Dalam penelitian Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di

Kabupaten Serang Provinsi Banten.pemilihan informan penelitiannya,

peneliti menggunakan teknik Purposive (sampel bertujuan). Adapun

informan-informan yang peneliti tentukan, merupakan orang-orang yang

menurut peneliti memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

karena mereka (informan) dalam kesehariannya senantiasa berurusan dengan

permasalahan yang sedang peneliti teliti.

Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan Efektivitas Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten (Studi

Kasus di Kabupaten Serang Provinsi Banten). Berikut informan yang terlibat

dan menjadi objek dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 87: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

69

Tabel 4.2

Data Informan

No Kode

Informan

Nama

Informan

Status Informan

1. I1.1 H. Murtado Kepala Lembaga/Yayasan

Madrasah Diniyah Awaliyah

Madarijul Ulum

2. I1.2 H. Iim

Muslim

Kepala Lembaga/Yayasan

Madrasah Diniyah Awaliyah

Darul Ihsan

3. I1.3 Mustopa

Idris

Kepala Lembaga/Yayasan

Islam AL-Fathir

4. I2.1 Iman

Sentosa, SE

Staf Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretarian Daerah

Provinsi Banten.

5. I2.2 Slamet

Riyadi

Staf Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretarian Daerah

Provinsi Banten

6. I2.3 Dadan

Romdani,

SE, MM

Staf Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretarian Daerah

Provinsi Banten

Page 88: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

70

7. I3 M. Dadang LSM Laskar Merah Putih

4.3 Penyajian Data

Pembahasan pada penyajian data merupakan hasil analisis dan fakta yang

peneliti temukan dilapangan serta disesuaikan dengan teori yang digunakan.

Peneliti menggunakan teori Pendekatan efektivitas organisasi Martani Huseini &

S. B. Hari Lubis (2009 : 111-118) dalam bukunya Pengantar Teori Organisasi

dimana Teori Organisasi merupakan sebagai suatu proses yang menggambarkan

berdasarkan berbagai pendekatan dalam pengukuran Efektifitas Organisasi yaitu

Pendekatan Sasaran (goal approach), Pendekatan Sumber (system resource

approach), Pendakatan Proses (internal process approach), Pendakatan

Gabungan. Adapun pembahasan yang dapat peneliti paparkan sebagai berikut :

1) Pendekatan Sasaran (goal approach)

Pendekatan Sasaran dimulai dengan mengidentifikasikan sasaran

organisasi, dan mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran

tersebut. Pendekatan ini mencoba mengukur, sejauh mana organisasi berhasil

merealisasikan sasaran yang hendak dicapainya. Dimana pendekatan sasaran ini

adanya berbagai jenis output yang di hasilkan oleh organisasi.

Pertama, Koordinasi yang kurang dari pihak Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan, membuat

Lembaga/Yayasan harus sering ke Biro Kesra untuk komunikasi yang jelas

bagaimana kedepannya tentang dana hibah. Sesuai pernyataan I1.1:

Page 89: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

71

“Paling dari orang-orang yang kenal aja di kesra koordinasi kitadapetnya”. (Wawancara dengan Kepala Lembaga/Yayasan MadrasahDiniyah Awaliyah Madarijul Ulum, 4 Juli 2017, Pukul 14.30 WIB, Bpk.H. Murtado)

Hal yang hampir sama diutarakan oleh I1.2 :

“Koordinasi dari mana suka ga jelas, koordinasi dana hibah tuh adawaktu itu tim survey, eh kelanjutannya mana ga ada”. (Wawancaradengan Kepala Lembaga/Yayasan Madrasah Diniyah Awaliyah DarulIhsan, 4 Juli 2017, Pukul 10.15 WIB, Bpk. H. Iim Muslim)

Dapat terlihat dari pernyataan Lembaga/Yayasan diatas bahwa koordinasi

yang kurang dalam proses dana hibah merupakan hal yang tidak di inginkan oleh

pihak Lembaga/Yayasan sendiri, bahwa bagaimana koordinasi sangat diperlukan

dalam proses dana hibah. Akan tetapi adanya pihak ke 3 atau LSM juga

mengetahui bangaiman koordinasi itu berjalan

Diutarakan oleh I3 :

“Menurut apa yang saya ketahui bagaimana lembaga dan kesra itu salingmembutuhkan, karena apa yang ada dalam proses ini koordinasi yangsangat penting informasi akan selalu ada itu akan menunjang kelancaranprosesnya”. (Wawancara dengan LSM Laskar Merah Putih, 17 Juli 2018,Pukul 21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

Dalam hal ini, dilihat bahwa bagaimana koordinasi akan berjalan bila

pihak Lembaga/Yayasan bisa saling menginformasikan satu sama lain dengan

adanya sinkronisasi dengan baik.

Kedua, bagaimana Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi

Banten bisa koordinasi dengan penerima dana hibah. Sesuai dengan pernyataan

I1.3 :

Page 90: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

72

“Kalau saya sih menerima dengan jelas koordinasi apa-apanya mah,mungkin yang awal tadi saya bilang kita yang harus aktif untukmenanyakan ke kesra”. (Wawancara dengan Kepala Lembaga/YayasanIslam AL-Fathir, 6 Juli 2017, Pukul 13.30 WIB, Bpk. Mustopa Idris).

Hal yang hampir sama diutarakan oleh I3 :

“Sebenernya gini loh. Koordinasi dibilang bisa atau tidak tergantungdengan pihak ke 1 dan ke 2 bagaimana perkembangan yang ada dalamsuatu hal masalah cepat di selesaikan”.(Wawancara dengan LSM LaskarMerah Putih, 17 Juli 2018, Pukul 21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

dalam hal ini bagaimana koordinasi menjadi hal penting dalam proses,

karena adanya kerjasama yang baik anatara Lembaga/ Yayasan dengan Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretarian Daerah Provinsi Banten.

Ketiga, proses permohonan dana hibah Lembaga/Yayasan selalu

mengikuti dengan baik, karena kewajiban untuk melengkapi atau mengikuti SOP

yang ada. Sesuai dengan pernyataan I1.2 :

“Atuh mengikuti proses mah tapi karena ada saja alesan dari kesra tuh”.(Wawancara dengan Kepala Lembaga/Yayasan Madrasah DiniyahAwaliyah Darul Ihsan, 4 Juli 2017, Pukul 10.15 WIB, Bpk. H. IimMuslim).

Hal yang hampir sama diutarakan oleh I3 :

“Lembaga yang saya tahu mereka sangat gesit akan mengikuti prosesatau alur sesuai dengan ketentuan pihak ke 1 atau kesra, karenalembaga/yayasan pasti sangat membutuhkan dana hibahtersebut”.(Wawancara dengan LSM Laskar Merah Putih, 17 Juli 2018,Pukul 21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

Dapat di lihat dalam hal ini bagaimana Lembaga/ Yayasan selalu

mengikuti apa ketentuan dari pihak biro ,maka dari itu perkembangan yang baik

dalam suatu proses adalah keterkaitan yang aktif antara Lembaga/ Yayasan

dengan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretarian Daerah Provinsi Banten.

Page 91: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

73

Keempat, peraturan yang berubah membuat Lembaga/Yayasan menjadi

susah koordinasi, karena dari pihak Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten tidak cepat untuk memberi informasi akan adanya perubahan di

peraturan proses dana hibah. Sesuai dengan pernyataan I1.1 :

“Ah pusing yang namanya persyaratan berubah-berubah itu kan gara-gara peraturan . bikin ribet lah”. (Wawancara dengan KepalaLembaga/Yayasan Madrasah Diniyah Awaliyah Madarijul Ulum, 4 Juli2017, Pukul 14.30 WIB, Bpk. H. Murtado).

Hal di atas bahwa Lembaga/ Yayasan sangat kebingungan atas adanya

perubahan yang sering terjadi dalam proses dana hibah, maka dari itu seharusnya

Lembaga/ Yayasan mengikuti saja apa yang di inginkan oleh pihak Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretarian Daerah Provinsi Banten. sama halnya dengan

apa yang di sampaikan oleh LSM.

Di utarakan oleh I3:

“Nah ini yang sering terjadi masalah kecil menjadi besar, mengapa,karena pihak kesra tidak sering follow up bagaimana perubahan –perubahan yang ada di dalam alur proses tersebut, maka dari itukebanyakan pihak lembaga banyak meminta tolong kepada lsm untukmenanyakan langsung ke kesra”. (Wawancara dengan LSM Laskar MerahPutih, 17 Juli 2018, Pukul 21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

Dalam hal ini keterkaitan LSM dengan Lembaga/ Yayasan adalah hal

penting, menga demikian, karena bagaimanapun LSM adlah jembatan untuk

berjalannya proses dana hibah yang baik.

Kelima, Menyesuaikan permasalahan yang ada Lembaga/Yayasan selalu

konfirmasi kepada Biro Kesra, sehingga apapun masalahnya Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten akan bisa membantu kelanjutannya.

Sesuai dengan pernyataan I1.1 :

Page 92: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

74

“Paling konfirmasi terus apa saja yang harus kita lakukan selanjutnya”.(Wawancara dengan Kepala Lembaga/Yayasan Madrasah DiniyahAwaliyah Madarijul Ulum, 4 Juli 2017, Pukul 14.30 WIB, Bpk. H.Murtado).

Hal yang hamper sama diutarakan oleh I3:

“Yang saya tadi bilang, bagaimana pihak ke 1 dan ke 2 harus bekerjasama dengan baik harus selalu sering untuk berkomunikasi secara baik.Hingga tidak adanya keterlambatan pihak lembaga / yayasan yangmengikuti prosesnya”. (Wawancara dengan LSM Laskar Merah Putih, 17Juli 2018, Pukul 21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

Dalam penerimaan Dana Hibah perlu adanya Koordinasi, Proses,

Peraturan dan menyesuaikan permasalahan yang ada. Jadi bagaimana Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten bisa melakukan apa

yang harusnya dilakukan untuk keberlangsungannya proses dana hibah. Pada

temuan di lapangan Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten

Serang Provinsi Banten.sangat kurang dalam hal Koordinasi, Proses, Peraturan

dan menyesuaikan permasalahan yang ada.

Informasi yang di maksud adalah informasi yang dibutuhkan oleh

Lembaga/Yayasan untuk mengetahui kelanjutan dalam proses dana hibah yang

sedang di kelola oleh Biro Kesejahteraan Sekretariat Daerah Provinsi Banten.

Komunikasi yang seharusnya di bangun dengan baik oleh Biro Kesejahteraan

Sekretariat Daerah Provinsi Banten akan tetapi sangat lemah di lapangan dan

Lembaga/Yayasan sulit untuk koordinasi dengan baik bagaimana kelanjutan yang

harus di lakukan oleh Lembaga/Yayasan.

Efektivitas Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten dalam hal informasi

masih belum maksimal. Karena dari dua pernyataan terebut bisa dilihat bahwa

informasi sangat kurang bagi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Page 93: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

75

Provinsi Banten dengan Lembaga/Yayasan yang menerima dana hibah.

Koordinasi yang kurang adalah bagaimana pihak Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan membuat

Lembaga/Yayasan harus sering ke Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten untuk komunikasi yang jelas bagaimana kedepannya tentang dana

hibah, informasi yang kurang di dapatkan oleh Lembaga/Yayasan adalah

bagaimana persyaratan atau peraturan yang berubah sering terjadi saat

keberlangsungannya proses dana hibah, saat ini peraturan yang di tetapkan adalah

Peraturan Gubernur Banten No. 6 Tahun 2016 tentang Standar Operasional

Prosedur Pengendalian Pelaksanaan Hibah dan Bantuan Sosial Pemerintahan

Provinsi Banten, bagaimana penerima dana hibah harus berbadan hukum.

Bagaimana tertera jelas alur proses yang sudah di tentukan dalam Peraturan

Gubernur untuk dana hibah.

Berbeda dengan pernyataan dari staf Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten bahwa bagaimana koordinasi itu berjalan

dengan baik. Sesuai dengan pernyataan I2.2 :

“Menurut saya kalau koordinasi harus bisa mempunyai karakterkomunikasi yang baik, sehingga atasan dan bawahan bias bantu satusama lain”. (Wawancara dengan Staf Biro Kesejahteraan RakyatSekretariat Daerah Provinsi Banten, 20 Juli 2017, Pukul 15.16 WIB, Bpk.Slamet Riyadi).

Koordinasi dalam Biro Kesejahteraan Sekretariat Daerah Provinsi Banten

sebagaimana staf yang menilai dan menjalankan untuk bagaimana proses

keberlangsungannya dana hibah yang di verifikasi oleh Biro Kesejahteraan

Sekretariat Daerah Provinsi Banten sangat baik dalam prosesnya bahwa untuk

Page 94: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

76

Efektivitas Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten dalam hal koordinasi sangat

baik. Semua koordinasi di Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi

Banten berjalan dengan lancar, bagaimana koordinasi itu berjalan karena satu

sama lain melengkapi. Tidak adanya kesibukan masing-masing dan koordinasi di

bangun untuk menyesuaikan bagaimana kinerja dan kefektifan kinerja di Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten.

Dalam hal ini pendekatan sasaran sangat kurang karena tidak adanya

kesesuain di Lembaga/Yayasan dan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten dan menimbulkan bagaimana koordinasi dan proses yang ada

tidak sesuai dengan keadaan di lapangan, koordinasi yang membuat kurang

maksimalnya dalam dana hibah adalah bagaimana harapan yang

Lembaga/Yayasan terima tidak sesuai dengan apa yang sudah di usahakan untuk

melengkapi persyaratan kedepannya dan membuat dana hibah tidak berjalan

lancar dengan hal itu koordinasi sangat di perlukan untuk membuat semua

berjalan dengan lancar, jangan hanya satu pihak yang merasa mendapatkan

koordinasi dengan baik.

2) Pendekatan Sumber (system resource approach)

Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan suatu

organisasi terhadap lingkungannya. Organisasi memang seharusnya mempunyai

hubungan yang erat dengan lingkungannya, karena dari lingkungan diperoleh

sumber-sumber yang merupakan input bagi organisasi, dan output yang dihasilkan

juga dilemparkan oleh organisasi kepada lingkungannya. Pengukuran efektifitas

dengan pendekatan sumber ini mampu memberikan alat ukur yang sama untuk

Page 95: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

77

mengukur efektifitas berbagai organisasi yang jenisnya berbeda, yang tidak dapat

dilakukan dengan menggunakan pendekatan sasaran.

Pertama, Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten

tidak mempunyai sosialisasi yang jelas di karenakan Lembaga/Yayasan tidak

sering menerima informasi langsung dari pihak Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten, sering di informasikan oleh pihak DPRD

Prov. Banten. Sesuai dengan pernyataan I1.3 :

“Menurut saya sosialisasi kurang, kebanyakan kan dari dewan kitamengajukan dana”. (Wawancara dengan Kepala Lembaga/Yayasan IslamAL-Fathir, 6 Juli 2017, Pukul 13.30 WIB, Bpk. Mustopa Idris).

Dapat terlihat dari pernyataan di atas bahwa sosialisasi yang jelas akan

menghasilkan kinerja proses dana hibah berjalan dengan lancar. Beda dengan

pernyataan I3:

“Menurut saya sosialisasi sih tidak perlu karena apa kesra adalah pihakke 1 yang sangat bisa memperkuat komunikasi akhir – akhir ini, mungkintidak ingin banyak kasus seperti dlu”. (Wawancara dengan LSM LaskarMerah Putih, 17 Juli 2018, Pukul 21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

Dapat terlihat di atas bagaimana pihak Lembaga/ Yayasan tidak ingin

melakukan koordinasi langsung dengan biro , maka dari itu bagaimana pihak

Lembaga/ Yayasan seharusnya bisa menempatkan posisi dengan baik, seperti

yang di utarakan oleh I3.

Kedua, Memanfaatkan peraturan yang sering berbeda Lembaga/Yayasan

bisa menyesuaikan dengan adanya peraturan tersebut sehingga Lembaga/Yayasan

tidak terlalu sulit untuk mengikuti proses yang ada. Sesuai dengan pernyataan I1.3

:

Page 96: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

78

“Memanfaatkannya bisa aja kita sesuaikan dengan keadaan di kesra,mengikuti apa yang harus diikuti”. (Wawancara dengan KepalaLembaga/Yayasan Islam AL-Fathir, 6 Juli 2017, Pukul 13.30 WIB, Bpk.Mustopa Idris).

Dapat terlihat dari pernyataan di atas bagaimana Lembaga/Yayasan selalu

mengikuti apa yang sudah ditentukan di Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat

Daerah Provinsi Banten.

Hal yang hampir sama di utarakan oleh I3 :

“Yayasan harus bisa menempatkan apa yang seharusnya di tata denganrapih, dokumen atau persyaratan, karena apa peraturan itu kita harusbisa mengikuti dengan baik, kalau pihak lembaga tidak bisa mengikutibisa –bisa pergantian penerima hibah, mungkin”. (Wawancara denganLSM Laskar Merah Putih, 17 Juli 2018, Pukul 21.15 WIB, Bpk. M.Dadang)

Dalam hal ini keadaan Lembaga/ Yayasan menjadi factor yang

berpengaruh dalam proses dana hibah, akan tetapi banyaknya Lembaga/ Yayasan

sangat malas untuk mengikuti apa yang sudah di tentukan oleh Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretarian Daerah Provinsi Banten.

Ketiga, Lembaga/Yayasan untuk menyesuaikan dengan Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten adanya konfirmasi atau

koordinasi yang Lembaga/Yayasan perkuat, sehingga adanya keasalahan

Lembaga/Yayasan bisa langsung perbaiki. Sesuai dengan pernyataan I1.1 :

“Konfirmasi terus lah. Kalau ga gitu gimana kita dapatkan informasi”.(Wawancara dengan Kepala Lembaga/Yayasan Madrasah DiniyahAwaliyah Madarijul Ulum, 4 Juli 2017, Pukul 14.30 WIB, Bpk. H.Murtado).

Hal yang hampir sama di utarakan oleh I3 :

“Gampang ko, saya pernah membantu salah satu yayasan di kec.Pabuaran, tapi tidak dengan kesra dana hibahnya, dengan instansi lain.Menurut saya jangan sampai pihak yayasan mengecewakan instansi

Page 97: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

79

tersebut karena kinerja mereka kita yang nilai dan sebaliknya hasil kitaakan mereka yang data. Maka dari itu jangan adanya miss komunikasidengan pihak instansi”. (Wawancara dengan LSM Laskar Merah Putih,17 Juli 2018, Pukul 21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

Dalam hal ini ketentuan yang sudah berlaku dalam proses dana hibah

Lembaga/ Yayasan harus mempunya strategi lain untuk mendapatkann konfirmasi

atau komunikasi dengan baik dengan pihak Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretarian Daerah Provinsi Banten. Maka dari itu adanya penyesuaian antara

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretarian Daerah Provinsi Banten dan Lembaga/

Yayasan.

Keempat, Menyesuaikan peraturan yang ada Lembaga/Yayasan

memperkuat dalam hal persyaratan karena Lembaga/Yayasan hanya bisa fokus di

persyaratan untuk sampai dana hibah di realisasikan. Sesuai dengan pernyataan

I1.1 :

“Untuk kita dapat dana hibah yang kita harus mempunyai orang kesrayang dekat dengan kita, supaya kan kita terus diinformasikan sampaidapat dana hibah”. (Wawancara dengan Kepala Lembaga/YayasanMadrasah Diniyah Awaliyah Madarijul Ulum, 4 Juli 2017, Pukul 14.30WIB, Bpk. H. Murtado)

Hal yang hampir sama di utarakan oleh I3 :

“Yang saya tadi bilang, bagaimanapun juga kalau kita selalu mengelakdengan apa ketentuan di kesra kita akan ketinggalan jauh dengan yayasanlain, maka dari itu teman - teman lsm banyak sering membantu untukprosesnya”. (Wawancara dengan LSM Laskar Merah Putih, 17 Juli 2018,Pukul 21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

Dalam hal ini pernyataan di atas bahwa bagaimana Lembaga/ Yayasan

haru bisa bekerjasama dengan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretarian Daerah

Provinsi Banten lebih baik, karena suksesnya proses dana hibah tergantung dari

pihak Lembaga/ Yayasan untuk mengikuti Proses dengan baik.

Page 98: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

80

Kelima, Tujuan Lembaga/Yayasan adalah bagaimana pihak Biro Kesra

terus memberikan informasi yang jelas, sehingga Lembaga/Yayasan bisa

semaksimal mungkin mengusahakan apa yang seharusnya sudah di tentukan dari

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Sesuai dengan

pernyataan I1.1 :

“Untuk kita dapat dana hibah yang kita harus mempunyai orang kesrayang dekat dengan kita, supaya kan kita terus diinformasikan sampaidapat dana hibah”. (Wawancara dengan Kepala Lembaga/YayasanMadrasah Diniyah Awaliyah Madarijul Ulum, 4 Juli 2017, Pukul 14.30WIB, Bpk. H. Murtado).

Hal yang hampir sama diutaralan oleh I3 :

“Peraturan/ SOP sudah ada, yayasan tinggal melaksanakan tugasyayasan itu sendiri mau bagaimana pun pihak yayasan akan terlibatbanyak dalam prosesnya. Maka dari itu tujuan akan tercapai”.(Wawancara dengan LSM Laskar Merah Putih, 17 Juli 2018, Pukul 21.15WIB, Bpk. M. Dadang)

Kemampuan untuk mendapatkan jenis sumber yang sama – sama

dibutuhkan merupakan alat untuk membandingkan efektifitas organisasi. Seperti

sosialisasi, pemanfaatan lingkungan yang sering berbeda dan keberhasilan yang

menjadi prioritas utama di Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi

Banten yang harus dibangun oleh Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten untuk mendapatkan informasi langsung dalam sumber yang Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten perlukan yaitu

Lembaga/Yayasan yang tepat, sosialisasi yang dimaksud dalam pernyataan di atas

yaitu sosialisasi bagaimana komunikasi, koordinasi dari Biro Kesejahteraan

Sekretariat Daerah Provinsi Banten sangat kurang, dikarnakan Lembaga/Yayasan

yang selalu mengikuti atau menunggu informasi yang selanjutnya akan di terima.

Page 99: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

81

Efektivitas Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten dalam hal sosialisasi,

pemanfaatan lingkungan yang sering berbeda dan keberhasilan yang menjadi

prioritas utama di Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten

disimpulkan bahwa Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi

Banten tidak mempunyai sosialisasi yang jelas di karenakan Lembaga/Yayasan

tidak sering menerima informasi langsung dari pihak Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten, tetapi sering di informasikan oleh pihak

DPRD Provinsi Banten. Lembaga/Yayasan untuk menyesuaikan dengan Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten adanya konfirmasi atau

koordinasi yang Lembaga/Yayasan perkuat, sehingga adanya keasalahan

Lembaga/Yayasan bisa langsung perbaiki.

Berbeda dengan pernyataan dari staf Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten bahwa bagaimana sosialisasi, pemanfaatan

lingkungan yang sering berbeda dan keberhasilan yang menjadi prioritas utama di

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten itu berjalan dengan

baik. Seperti yang di nyatakan oleh I2.3 :

“Mungkin yang bisa kita lakukan saling terbuka apa yang kurang kitacepat untuk memberitahu, Jangan sampai tidak ada komunikasi antarpihak kesra dan lembaga soalnya pasti tiba-tiba membutuhkan apapun ituuntuk lancarnya proses dana hibah”. (Wawancara dengan Staf BiroKesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten, 19 Juli 2017,Pukul 09.15 WIB, Bpk. Dadan Romdani, SE, MM)

Dari penjelasan staf di Biro Kesejahteraan Sekretariat Daerah Provinsi

Banten kekurangan komunikasi itu tidak mungkin karena pihak Biro

Kesejahteraan Sekretariat Daerah Provinsi Banten selalu saling terbuka

bagaimana pemberitahuan yang harus Lembaga/Yayasan itu terima selalu pihak

Page 100: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

82

Biro Kesejahteraan Sekretariat Daerah Provinsi Banten akan cepat

memberitahukan informasi yang cepat.

Hal yang hampir sama dinyatakan oleh I2.1 :

“Saling bantu satu sama lain, lembaga butuh kita, kita juga begitu agarbisa lebih terbuka, Mungkin kita bisa konfirmasi langsunglah, kan beda-beda tuh ya kita harus sabar”. (Wawancara dengan Staf BiroKesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten, 19 Juli 2017,Pukul 09.58 WIB, Bpk. Iman Sentosa, SE)

Dapat terlihat dari kedua pernyataan diatas bahwa untuk Efektivitas

Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten dalam hal sosialisasi, pemanfaatan

lingkungan yang sering berbeda dan keberhasilan yang menjadi prioritas utama di

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten berjalan dengan

lancar dan mempunyai komunikasi dengan baik. Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten berusaha semaksimalmungkin untuk

keterbukaan dalam sosialisasi, karena dengan koordinasi yang baik akan

mempunyai hubungan erat dengan baik.

Komunikasi yang Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi

Banten manfaatkan untuk meningatkan bagaimana ada kesalahan atau kekurangan

dari Lembaga/Yayasan, Biro Kesra bisa menyesuaikan mana yang seharusnya

menerima dana hibah dan tidak, adanya tim survey dari Biro Kesra maka dari itu

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten bisa tepat.

Dalam hal ini pendekatan sumber sangat kurang karena tidak adanya

kesesuain di Lembaga/Yayasan dan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten dan menimbulkan bagaimana sosialisasi, pemanfaatan

lingkungan yang sering berbeda dan keberhasilan yang menjadi prioritas utama di

Page 101: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

83

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten tidak sesuai

dengan keadaan di lapangan. Memperkuat sosialisai dalam proses dana hibah akan

menjadi keberlangsungan proses dana hibah dengan baik dan lancar tidak adanya

kesalahpahaman bagi kedua belah pihak.

3) Pendekatan Proses (internal process approach)

Pendekatan proses memandang efektifitas sebagai tingkat efisiensi dan

kondisi organisasi internal. Pendekatan ini berpandangan bahwa pada organisasi

yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar, karyawan bekerja dengan

gembira dan merasa puas, kegiatan setiap bagian terkoordinasi secara baik dengan

produktifitas yang tinggi.

Pertama, Lembaga/Yayasan mempunyai koordinasi yang terbuka karena

adanya konfirmasi atau komunikasi yang di utamakan. Sesuai dengan pernyataan

I1.2 :

“Komunikasi aja paling yang kita kuatkan”. (Wawancara dengan KepalaLembaga/Yayasan Madrasah Diniyah Awaliyah Darul Ihsan, 4 Juli 2017,Pukul 10.15 WIB, Bpk. H. Iim Muslim).

Hal yang hampir sama diutarakan oleh I3 :

“Koordinasi yang terbuka itu menurut saya banyak hal yang harus difollow up, karena kesra tidak hanya satu untuk menangani yayasan,solusinya yang dari awal saya bilang bagaimana yayasan bisa jemputbola”. (Wawancara dengan LSM Laskar Merah Putih, 17 Juli 2018, Pukul21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

Dalam hal ini bagaimana komunikasi mempunyai kekuatan tersendiri,

komunikasi dengan baik akan timbul dengan apa yang Lembaga/ Yayasan

harapkan sesuai dengan ketentuan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretarian Daerah

Provinsi Banten.

Page 102: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

84

Kedua, Proses dana hibah berjalan lancar karena persyaratan dari

Lembaga/Yayasan yang lengkap dan selalu mengikuti proses yang ada. Sesuai

dengan pernyataan I1.1 :

“Karena kita mengikuti persyaratan yang ada, ya proses pasti berjalanlancer”. (Wawancara dengan Kepala Lembaga/Yayasan MadrasahDiniyah Awaliyah Madarijul Ulum, 4 Juli 2017, Pukul 14.30 WIB, Bpk.H. Murtado).

Hal yang hampir sama diutarakan oleh I3 :

“Yayasan dan kesra saling sinkronisasi atau kerjasama dengan baik,banyak pihak yayasan dan kesra takut akan teman – teman kamimembantu, karena apa banyak yang meminta uang rokok, padahal disitukami menjadi jembatan untuk melancarkan proses dana hibah tersebut”.(Wawancara dengan LSM Laskar Merah Putih, 17 Juli 2018, Pukul 21.15WIB, Bpk. M. Dadang)

Dalam hal ini LSM hanya membantu dalam proses dana hibah supaya

berjalan dengan lancar, dan tidak adanya factor lain dalam hal keterkaitan LSM

dengan proses dana hibah.

Ketiga, Komunikasi Kepala Biro Kesra dengan Lembaga/Yayasan tidak

begitu dekat karena banyaknya Lembaga/Yayasan selalu komunikasi dengan staf-

staf di Biro Kesra. Sesuai dengan pernyataan I1.3 :

“Kalau dengan kepala sih ga pernah ketemu, dengan tim survey atau staf-staf yang ada di kesra saja bisa ketemu”. (Wawancara dengan KepalaLembaga/Yayasan Islam AL-Fathir, 6 Juli 2017, Pukul 13.30 WIB, Bpk.Mustopa Idris).

Hal yang hampir sama dinyatakan oleh I1.1 :

“Susah untuk konmunikasi dengan kepala biro mah, susah dideketinkomunikasih mah paling dari orang yang kenal aja di kesra, paling stafkesra”. (Wawancara dengan Kepala Lembaga/Yayasan MadrasahDiniyah Awaliyah Madarijul Ulum, 4 Juli 2017, Pukul 14.30 WIB, Bpk.H. Murtado).

Page 103: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

85

Keempat, Yang paling di fokuskan di Lembaga/Yayasan untuk

keberlangsungan proses dana hibah yaitu persyaratan dan SOP. Sesuai dengan

pernyataan I1.1 :

“Persyaratan aja yang kita persiapkan ga harus ribet sih padahal mah”.(Wawancara dengan Kepala Lembaga/Yayasan Madrasah DiniyahAwaliyah Madarijul Ulum, 4 Juli 2017, Pukul 14.30 WIB, Bpk. H.Murtado).

Hal yang hampir sama diutarakan oleh I3 :

“Yang tadi saya bilang, Peraturan/ SOP sudah ada, yayasan tinggalmelaksanakan tugas yayasan itu sendiri mau bagaimana pun pihakyayasan akan terlibat banyak dalam prosesnya”. (Wawancara denganLSM Laskar Merah Putih, 17 Juli 2018, Pukul 21.15 WIB, Bpk. M.Dadang).Kelima, Lembaga/Yayasan bekerjasama dengan Biro Kesra dengan factor

kedekatan bagi Lembaga/Yayasan dan Biro Kesra. Sesuai dengan pernyataan I1.1 :

“Karena factor kedekatan dengan orang kesra paling kita bisa lah kalauudah cair mah ngasih dikit-dikit keorang yang kita kenal di kesra”.(Wawancara dengan Kepala Lembaga/Yayasan Madrasah DiniyahAwaliyah Madarijul Ulum, 4 Juli 2017, Pukul 14.30 WIB, Bpk. H.Murtado.

Berbeda dengan yang di utarakan oleh I3:

“Adanya teman – teman dari kami, kami bisa membantu denganmenjembatani yayasan dengan kesra. Tetapi mengapa kebanyakanyayasan tidak ingin di bantu oleh kami, mereka masih berfikir lsm hanyameminta uang hibah tidak membantu dengan baik. Padahal tidakdemikian, emang banyak oknum seperti itu, tetapi lsm yang sudah kenaldengan pihak yayasan dan yayasan menerima kita dengan baik, kita punakan baik ke pihak yayasan, tidak akan adanya negatif didalamnya”.(Wawancara dengan LSM Laskar Merah Putih, 17 Juli 2018, Pukul 21.15WIB, Bpk. M. Dadang)

Page 104: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

86

Dalam hal ini LSM hanya ingin membantu Lembaga/ Yayasan dengan

pelaksanaan dana hibah secara benar. Akan tetapi Lembaga/ Yayasan banyak

yang tidak ingin LSM mengikuti alur proses dana hibah.

Pendekatan proses mengutamakan adanya proses, bekerjasama dengan

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Berbagai

pernyataan tentang proses, bekerjasama dengan Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi, Yayasan/Lembaga selalu mengikuti persyaratan yang

ada karena Lembaga/Yayasan tidak ingin adanya kesulitan atau kendala dalam

proses dana hibah. Efektivitas Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten dalam hal

proses, bekerjasama dengan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten apa yang sering terjadi dapat di simpulkan Lembaga/Yayasan

mempunyai koordinasi yang terbuka karena adanya konfirmasi atau komunikasi

yang di utamakan, proses dana hibah berjalan lancar karena persyaratan dari

Lembaga/Yayasan yang lengkap dan selalu mengikuti proses yang ada, yang

paling di fokuskan di Lembaga/Yayasan untuk keberlangsungan proses dana

hibah yaitu persyaratan dan SOP.

Berbeda dengan pernyataan dari staf Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten bahwa bagaimana proses, bekerjasama dengan

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Seperti yang di

nyatakan oleh I2.1 :

“SOP yang berlaku, dan kita harus mempunyai kedekatan tadi, apapunyang terjadi kita harus bisa bekerjasama dengan baik, terlambatnyapengumpulan persyaratan yang ada paling”. (Wawancara dengan StafBiro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten, 19 Juli2017, Pukul 09.58 WIB, Bpk. Iman Sentosa, SE).

Page 105: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

87

Hal yang hampir sama dinyatakan oleh I2.2 :

“Tahap SOP yang benar, mungkin kita harus sering infokan apasaja yangdibutuhkan dikesra untuk lancarnya pencairan dana hibah, seringnya sihlembaga yang tidak sabar menerima uang, dan persyaratan-persyaratanyang belum memenuhi atau lambat”. (Wawancara dengan Staf BiroKesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten, 20 Juli 2017,Pukul 15.16 WIB, Bpk. Slamet Riyadi)

Dapat terlihat dari kedua pernyataan diatas bahwa untuk Efektivitas

Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten dalam hal proses, bekerjasama dengan

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dapat di simpulkan

yang paling di fokuskan untuk keberlangsungan proses dana hibah hanya SOP

atau persyaratan yang sudah di tentukan, bekerjasama dengan Lembaga/Yayasan

dengan baik yaitu informasi yang terus berjalan dan koordinasi yang selalu di

butuhkan.

Dalam hal ini pendekatan proses , bekerjasama dengan Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan bisa

dibilang ada kekurangan dan kelebihannya, karena Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan Lembaga/Yayasan mempunyai peran

masing-masing dan saling membutuhkan satu sama lain bagaimana kelangsungan

proses dana hibah akan berjalan dengan lancar apabila adanya proses yang baik

dan bekerjasama dengan optimal.

4) Pendekatan Gabungan

Pengukuran efektifitas organisasi dengan pendekatan gabungan ini akan

mencangkup pengukuran pada sisi input, efesiensi proses transformasi, dan

keberhasilan dalam mencapai sasaran output.

Page 106: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

88

Pertama, Kelemahan yang sering terjadi yaitu persyaratan yang kurang,

komunikasi yang kurang, keefektifan yang kurang. Sesuai dengan pernyataan I1.3 :

“Kebanyakan orang-orang kesra ataupun siapa yang berperan di hibahkebanyakan ga suka ngabarin kalau ada apa-apa yang kurang, kalauudah cair mah baru pada ngontek, namamya juga orang”. (Wawancaradengan Kepala Lembaga/Yayasan Islam AL-Fathir, 6 Juli 2017, Pukul13.30 WIB, Bpk. Mustopa Idris).

Hal yang hampir sama diutarakan oleh I3 :

“Yang saya lihat atau alami dengan berbagai macam kelemahan.Yayasan tidak ingin ribet dengan prosesnya, ingin dana hibah turunsecepatnya.1. Kesra tidak sering follow up masalah yang ada2. Yayasan dan kesra tidak selalu komunikasi dengan baik. Seperti,

kekurangan dari pihak yayasan, kesra tidak secepatnyamenginformasikan kepada pihak yayasan”. (Wawancara dengan LSMLaskar Merah Putih, 17 Juli 2018, Pukul 21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

Dalam hal ini komunikasi antara Lembaga/ Yayasan dengan Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretarian Daerah Provinsi Banten tidak selalu berjalan

dengan baik, karena dalam hal ini tidak ada kepercayaan satu sama lain.

Kedua, Lembaga/Yayasan bisa menyesuaikan keadaan dilapangan dengan

Biro Kesra yaitu adanya kebutuhan satu sama lain. Sesuai dengan pernyataan I1.2 :

“Kebanyakan kita yang menyesuaikan sih, kita yang butuh ini”.(Wawancara dengan Kepala Lembaga/Yayasan Madrasah DiniyahAwaliyah Darul Ihsan, 4 Juli 2017, Pukul 10.15 WIB, Bpk. H. IimMuslim).

Hal yang hampir sama diutarakan oleh I3 :

“Gampang ko, yayasan dan kesra bekerjasama dengan baik, tidak selaluyayasan yang jemput bola ke kesra dan sebaliknya kesra harus bisamenyesuaikan perbedaan yayasan”. (Wawancara dengan LSM LaskarMerah Putih, 17 Juli 2018, Pukul 21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

Page 107: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

89

Dalam hal ini bagaimana Lembaga/ Yayasan bisa bekerjasama dengan

baik dengan pihak Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretarian Daerah Provinsi

Banten, hasilnya akan baik jika adanya kerjasama dengan maksimal.

Ketiga, SOP yang menjadi prioritas utama untuk keberlangsungan proses

dana hibah. Sesuai dengan pernyataan I1.1 :

“Iya kan tadinya saya tidak tahu bahwa saya bisa masuk proposal sayakekesra, karena kan saya ngasihnya ke dewan, itu tuh hasan maksudi.Karena ada staf dari kesra ya udah kita konfirmasi terus apa yang kitalakukan”. (Wawancara dengan Kepala Lembaga/Yayasan MadrasahDiniyah Awaliyah Madarijul Ulum, 4 Juli 2017, Pukul 14.30 WIB, Bpk.H. Murtado).

Hal yang hampir sama diutarakan oleh I3 :

“Menurut saya, kebanyakan yayasan mengikuti dengan baik, yang pernahsaya alami membantu yayasan yang ada di kec. Pabuaran yayasanmemang membutuhkan adanya bantuan dana hibah maka dari itu mautidak mau yayasan harus semaksimal mungkin untuk mengikuti alurproses yang ada”. (Wawancara dengan LSM Laskar Merah Putih, 17 Juli2018, Pukul 21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

Dalam hal ini bagaimana pihak Lembaga/ Yayasan bisa semaksimal

mungkin untuk mengikuti proses yang sedang berjalan, karena suksesnya proses

dana hibah bergantung dalam Lembaga/ Yayasan dan Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretarian Daerah Provinsi Banten.

Keempat, Lembaga/Yayasan selalu mengikuti proses yang ada karena

Lembaga/Yayasan memerlukan dana hibah untuk pembangunan. Sesuai dengan

pernyataan I1.2 :

“Saya mah mengikuti proses terus, ga ada yang ga, karena kalau kita gamengikuti proses bisa jadi kita terlambat untuk tahap selanjutnya.Tertinggal oleh yang lain”. (Wawancara dengan KepalaLembaga/Yayasan Madrasah Diniyah Awaliyah Darul Ihsan, 4 Juli 2017,Pukul 10.15 WIB, Bpk. H. Iim Muslim).

Page 108: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

90

Hal yang hampir sama diutarakan oleh I3 :

“Kebanyakan Yayasan sangat komit akan proses yang sudah di tentukan.Karena bagaimanapun proses tersebut yayasan dan kesra berpengaruhsatu sama lain. Yayasan butuh dana hibah, dan kesra butuh penyalurandana hibah dengan baik dan realisasi dengan baik”. (Wawancara denganLSM Laskar Merah Putih, 17 Juli 2018, Pukul 21.15 WIB, Bpk. M.Dadang)

Dalam hal ini bagaimana keterkaitan Lembaga/ Yayasan sangatlah

penting, dana hibah dari biro akan berjalan dengan lancar jika Lembaga/ Yayasan

mengikuti proses yang sudah di tentukan.

Kelima, Lembaga/Yayasan yang menjadi patokan bahwa keberhasilan

Biro Kesra untuk meningkatkan kinerja Biro Kesra. Sesuai dengan pernyataan I1.3

:

“Ya bisa jadi mungkin, karena kita yang membutuhkan pembangunan,bagaimana yayasan ini maju dengan bantuan dana hibah pasti bakal adahasil yang baik kedepannya.”. (Wawancara dengan KepalaLembaga/Yayasan Islam AL-Fathir, 6 Juli 2017, Pukul 13.30 WIB, Bpk.Mustopa Idris).

Berbeda dengan yang di sampaikan oleh I3 :

“Menurut saya ada yang tepat ada juga yang tidak. Mengapa demikian,karena pemerintah umumnya banyak memberikan dana hibah tersebutkepada yayasan yang sudah berkembang atau maju. Tidak inginmembantu yang benar – benar membutuhkan pembangunan yayasan itusendiri”. (Wawancara dengan LSM Laskar Merah Putih, 17 Juli 2018,Pukul 21.15 WIB, Bpk. M. Dadang)

Bagaimana Lembaga/Yayasan bisa menyesuaikan keadaan dilapangan

dengan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan

Lembaga/Yayasan apakah mengikuti alur proses dana hibah sesuai dengan SOP.

Dalam proses pengajuan proposal Lembaga/Yayasan adanya kelangsungan

berkomunikasi dengan DPRD Provinsi Banten yang dilimpahkan kepada Biro

Page 109: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

91

Kesejahteraan Sekretariat Daerah Provinsi Banten yang akan di proses dalam

bentuk dana hibah. Bagaimana Lembag/Yayasan tidak tahu bahwa proposal yang

di ajukan tersebut di proses oleh Biro Kesejahteraan Sekretariat Daerah Provinsi

Banten. SOP yang akan mengantarkan kejenjang yang selanjutnya apabila

Lembaga/Yayasan mengikuti proses dana hibah tersebut.

Efektivitas Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten dalam hal bagaimana

Lembaga/Yayasan bisa menyesuaikan keadaan dilapangan dengan Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan Lembaga/Yayasan

apakah mengikuti alur proses dana hibah sesuai dengan SOP. Dapat disimpulkan

bahwa Lembaga/Yayasan bisa menyesuaikan keadaan dilapangan dengan Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten yaitu adanya kebutuhan

satu sama lain, SOP yang menjadi prioritas utama untuk keberlangsungan proses

dana hibah.

Berbeda dengan pernyataan dari staf Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten bahwa bagaimana Lembaga/Yayasan bisa

menyesuaikan keadaan dilapangan dengan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat

Daerah Provinsi Banten dan Lembaga/Yayasan apakah mengikuti alur proses dana

hibah sesuai dengan SOP. Seperti yang di nyatakan oleh I2.1 :

“Kalo SOP yaitu tuntutan bagi kita dan lembaga, jadi proses yang adakebanyakan sih sesuai dan koordinasi yang harus kuat, kebanyakanlembaga mengikuti proses yang ada, karena mereka juga butuh untukpembangunan lembaganya”. (Wawancara dengan Staf BiroKesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten, 19 Juli 2017,Pukul 09.58 WIB, Bpk. Iman Sentosa, SE).

Hal yang hampir sama dinyatakan oleh I2.2 :

Page 110: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

92

“Ada yang mengikuti dengan benar ada juga yang tidak, suka lamamemberikan persyaratan, kalau kita kira-kira dengan persen sih paling80% lah, sukanya kita yang bantu sisa-sisanya”. (Wawancara dengan StafBiro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten, 20 Juli2017, Pukul 15.16 WIB, Bpk. Slamet Riyadi).

Dapat terlihat dari kedua pernyataan diatas bahwa untuk Efektivitas

Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten dalam hal bagaimana Lembaga/Yayasan

bisa menyesuaikan keadaan dilapangan dengan Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan Lembaga/Yayasan apakah mengikuti alur

proses dana hibah sesuai dengan SOP. Dapat disimpulkan bahwa SOP menjadi

prioritas untuk proses dana hibah, Lembaga/Yayasan yang sering terlambat

memberikan persyaratan atau tidak memenuhi SOP yang ada tim dari Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten memberikan informasi

langsung, Mengikuti proses adalah kewajiban untuk Lembaga/Yayasan. Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten selalu membantu akan

adanya kekurangan dalam proses dana hibah, dan selalu konfirmasi cepat terhadap

Lembaga/Yayasan.

Dalam hal ini pendekatan gabungan bisa di lihat bagaimana dari proses

input sampai output berjalan dengan lancar walaupun ada sedikit hal-hal yang

mengakibatkan keterlambatan dalam pengumpulan persyaratan, dan SOP yang

sering berubah-rubah membuat Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten dan Lembaga/Yayasan menjadi sulit untuk konfirmasi atau

koordinasi dimana perubahan yang sering membuat proses dana hibah terlambat.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Page 111: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

93

Langkah selanjutnya dalam proses analisis data adalah melakukan

kegiatan interpretasi hasil penelitian, interpretasi hasil penelitian merupakan

penafsiran terhadap hasil akhir dalam melakukan pengujian data dengan teori

konsep para ahli sehingga bisa mengembangkan teori atau bahkan menemukan

teori baru serta mendeskripsikan dari hasil data dan fakta dilapangan. Peneliti

dalam hal ini menghubungkan temuan hasil penelitian dilapangan dengan dasar

operasional yang telah di tetapkan sejak awal, dalam hal ini adalah teori

pendekatan efektivitas organisasi oleh Martani Huseini & S. B. Hari Lubis (2009 :

111-118).

Ada empat kriteria yang dapat menjelaskan suatu efektifitas dapat

dikatakan berhasil atau tidak dalam proses efektifitas organisasi yaitu pendekatan

sasaran (goal approach), pendekatan sumber (system resource approach),

pendakatan proses (internal process approach), pendakatan gabungan. Adapun

temuan yang di dapatkan dalam penelitian Efektivitas Pengelolaan Pemberian

Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten adalah sebagai berikut :

Pertama, pada kriteria yang pertama yaitu pendekatan sasaran (goal

approach) yang berkaitan dengan Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di

Kabupaten Serang Provinsi Banten.sangat kurang dalam hal Koordinasi, Proses,

Peraturan dan menyesuaikan permasalahan yang ada. Temuan dilapangan terlihat

bahwa hal ini pendekatan sasaran sangat kurang, karena tidak adanya kesesuain di

Lembaga/Yayasan dan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi

Banten dan menimbulkan bagaimana koordinasi, proses, peraturan dan

menyesuaikan permasalahn yang ada tidak sesuai dengan keadaan di lapangan.

Page 112: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

94

Bagaimana koordinasi yang sangat kurang didalam dana hibah bagaimana Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten tidak selalu

memberikan informasi yang berkelanjutan dengan cepat kepada pihak

Lembaga/Yayasan maka dari itu proses penerimaan dana hibah tidak berjalan

dengan lancer dan beriringan dengan peraturan SOP yang sering berubah – ubah

kesulitan pihak Lembaga/Yayasan untuk mempercepat pengumpulan persyaratan

– persyaratan yang sudah di tentukan.

Kedua, pada kriteria yang kedua yaitu pendekatan sumber (system

resource approach) yang berkaitan dengan sosialisasi, pemanfaatan lingkungan

yang sering berbeda dan keberhasilan yang menjadi prioritas utama di Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten yang harus dibangun

oleh Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten untuk

mendapatkan informasi langsung dalam sumber yang Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten perlukan yaitu Lembaga/Yayasan yang tepat.

Temuan dilapangan terlihat bahwa hal ini pendekatan sumber sangat kurang

karena tidak adanya kesesuain di Lembaga/Yayasan dan Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan menimbulkan bagaimana

sosialisasi, pemanfaatan lingkungan yang sering berbeda dan keberhasilan yang

menjadi prioritas utama di Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi

Banten tidak sesuai dengan keadaan di lapangan, yang sangat diperlukan oleh

pihak Lembaga/Yayasan adalah sosialisasi seperti dengan pendekatan sasaran

yaitu jelas akan infomasi yang akurat supaya pihak Lembaga/Yayasan selalu bias

mengondisikan bagaimana kelanjutan dana hibah.

Page 113: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

95

Ketiga, pada kriteria yang ketiga yaitu pendakatan proses (internal process

approach) yang berkaitan dengan pendekatan proses mengutamakan adanya

proses, bekerjasama dengan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten. Temuan dilapangan terlihat bahwa hal ini pendekatan proses ,

bekerjasama dengan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi

Banten terhadap Lembaga/Yayasan bisa dibilang ada kekurangan dan

kelebihannya, karena Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi

Banten dan Lembaga/Yayasan mempunyai peran masing-masing dan saling

membutuhkan satu sama lain bagaimana kelangsungan proses dana hibah akan

berjalan dengan lancar apabila adanya proses yang baik dan bekerjasama dengan

optimal, seperti pendekatan sasaran yang harus dikuatkan, pendekatan sumber

yang harus dikunakan. Karena, bagaimanapun pihak Lembaga/Yayayasan

membutuhkan kerjasama yang baik dan sebaliknya, dalam hal ini akan

menimbulkan terkoordinasi secara baik dengan produktivitas yang tinggi.

Keempat, pada kriteria yang keempat yaitu bagaimana Lembaga/Yayasan

bisa menyesuaikan keadaan dilapangan dengan Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan Lembaga/Yayasan apakah mengikuti alur

proses dana hibah sesuai dengan SOP. Temuan dilapangan terlihat bahwa hal ini

pendekatan gabungan bisa di lihat bagaimana dari proses input sampai output

berjalan dengan lancar walaupun ada sedikit hal-hal yang mengakibatkan

keterlambatan dalam pengumpulan persyaratan, dan SOP yang sering berubah-

rubah membuat Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten

dan Lembaga/Yayasan menjadi sulit untuk konfirmasi atau koordinasi dimana

Page 114: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

96

perubahan yang sering membuat proses dana hibah terlambat, seperti yang sudah

dibahas di pendeatan sasaran, pendekatana sumber dan perndekatan proses, hal ini

menyatakan bahwa bagaimana mencangkup pada sisi input, efesiensi proses

tranformasi, dan keberhasilan dalam mencapai sasaran output.

Page 115: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

96

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai Efektivitas Pengelolaan Pemberian

Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten, menggunakan teknik analisis

melakukan kegiatan interpretasi hasil penelitian, interpretasi hasil penelitian

merupakan penafsiran terhadap hasil akhir dalam melakukan pengujian data

dengan teori konsep para ahli sehingga bisa mengembangkan teori atau bahkan

menemukan teori baru serta mendeskripsikan dari hasil data dan fakta dilapangan.

Peneliti dalam hal ini menghubungkan temuan hasil penelitian dilapangan dengan

dasar operasional yang telah di tetapkan sejak awal, dalam hal ini adalah teori

pendekatan efektivitas organisasi oleh Martani Huseini & S. B. Hari Lubis (2009 :

111-118).

Ada empat kriteria yang dapat menjelaskan suatu efektifitas dapat

dikatakan berhasil atau tidak dalam proses efektifitas organisasi yaitu pendekatan

sasaran (goal approach), pendekatan sumber (system resource approach),

pendakatan proses (internal process approach), pendakatan gabungan. Adapun

temuan yang di dapatkan dalam penelitian Efektivitas Pengelolaan Pemberian

Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten adalah sebagai berikut :

1. Pada kriteria yang pertama yaitu pendekatan sasaran (goal approach)

yang berkaitan dengan Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di

Kabupaten Serang Provinsi Banten sangat kurang dalam hal

Page 116: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

97

Koordinasi, Proses, Peraturan dan menyesuaikan permasalahan yang

ada. Temuan dilapangan terlihat bahwa hal ini pendekatan sasaran

sangat kurang, karena tidak adanya kesesuain di Lembaga/Yayasan

dan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan

menimbulkan bagaimana koordinasi dan proses yang ada tidak sesuai

dengan keadaan di lapangan.

2. Pada kriteria yang kedua yaitu pendekatan sumber (system resource

approach) yang berkaitan dengan sosialisasi, pemanfaatan lingkungan

yang sering berbeda dan keberhasilan yang menjadi prioritas utama di

Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten yang

harus dibangun oleh Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Provinsi Banten untuk mendapatkan informasi langsung dalam sumber

yang Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten

perlukan yaitu Lembaga/Yayasan yang tepat. Temuan dilapangan

terlihat bahwa hal ini pendekatan sumber sangat kurang karena tidak

adanya kesesuain di Lembaga/Yayasan dan Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan menimbulkan bagaimana

sosialisasi, pemanfaatan lingkungan yang sering berbeda dan

keberhasilan yang menjadi prioritas utama di Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten tidak sesuai dengan

keadaan di lapangan.

3. Pada kriteria yang ketiga yaitu pendakatan proses (internal process

approach) yang berkaitan dengan pendekatan proses mengutamakan

Page 117: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

98

adanya proses, bekerjasama dengan Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Temuan dilapangan terlihat bahwa

hal ini pendekatan proses , bekerjasama dengan Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten terhadap

Lembaga/Yayasan bisa dibilang ada kekurangan dan kelebihannya,

karena Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten

dan Lembaga/Yayasan mempunyai peran masing-masing dan saling

membutuhkan satu sama lain bagaimana kelangsungan proses dana

hibah akan berjalan dengan lancar apabila adanya proses yang baik dan

bekerjasama dengan optimal.

4. Pada kriteria yang keempat yaitu bagaimana Lembaga/Yayasan bisa

menyesuaikan keadaan dilapangan dengan Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan Lembaga/Yayasan apakah

mengikuti alur proses dana hibah sesuai dengan SOP. Temuan

dilapangan terlihat bahwa hal ini pendekatan gabungan bisa di lihat

bagaimana dari proses input sampai output berjalan dengan lancar

walaupun ada sedikit hal-hal yang mengakibatkan keterlambatan

dalam pengumpulan persyaratan, dan SOP yang sering berubah-rubah

membuat Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi

Banten dan Lembaga/Yayasan menjadi sulit untuk konfirmasi atau

koordinasi dimana perubahan yang sering membuat proses dana hibah

terlambat.

Page 118: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

99

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa Biro Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Provinsi Banten kurang optimal dalam melakukan hal

Koordinasi, Proses, Peraturan, menyesuaikan permasalahan yang ada, sosialisasi,

pemanfaatan lingkungan yang sering berbeda, menyesuaikan keadaan dilapangan,

maka dari itu tidak adanya kesesuain di Lembaga/ Yayasan dan Biro

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Efektivitas Pengelolaan Pemberian

Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten, maka peneliti mencoba memberikan

saran atau masukan dari hasil penelitiannya agar dapat membantu dalam

menyelenggarakan Efektivitas Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten sebagai

berikut :

1. Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang

Provinsi Banten diupayakan lebih memperhatikan hal Koordinasi,

Proses, Peraturan dan menyesuaikan permasalahan yang ada.

2. Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang

Provinsi Banten diupayakan lebih memperhatikan hal yang berkaitan

dengan sosialisasi, pemanfaatan lingkungan yang sering berbeda dan

keberhasilan yang menjadi prioritas utama di Biro Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten.

3. Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang

Provinsi Banten diupayakan lebih memperhatikan hal yang berkaitan

dengan pendekatan proses mengutamakan adanya proses, bekerjasama

Page 119: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

100

dengan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten

dan Lembaga/Yayasan.

4. Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang

Provinsi Banten pada hal ini Lembaga/Yayasan bisa menyesuaikan

keadaan dilapangan dengan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat

Daerah Provinsi Banten dalam mengikuti alur proses dana hibah sesuai

dengan SOP.

Page 120: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

LAMPIRAN

Page 121: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 1 -

PERATURAN GUBERNUR BANTENNOMOR 27 TAHUN 2011

TENTANGPEDOMAN PENGELOLAAN

PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BANTEN,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 42Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah danBantuan Sosial Yang Bersumber Dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah, diperlukan acuanyang dibakukan secara menyeluruh gunapenyeragaman dan tertib administrasi dalampengelolaan pemberian hibah dan bantuan sosial;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a, perlu menetapkan PeraturanGubernur tentang Pedoman Pengelolaan PemberianHibah dan Bantuan Sosial;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentangOrganisasi Kemasyarakatan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3298);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dariKorupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentangPembentukan Propinsi Banten (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4010);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

Page 122: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 2 -

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008tentang Perubahan Kedua Atas Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentangSistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4456);

8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentangKesejahteraan Sosial (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 12, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentangHibah Kepada Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 139, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi danPemerintah Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4737);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentangTata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri danPenerimaan Hibah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 23, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5202);

Page 123: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 3 -

13. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 35Tahun 2011 tentang Perubahan Atas PeraturanPresiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang PengadaanBarang/Jasa Pemerintah;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana telah diubah terakhir dengan PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor168/PMK.07/2008 tentang Hibah Daerah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah danBantuan Sosial Yang Bersumber Dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah;

17. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan KeuanganDaerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah ProvinsiBanten Tahun 2006 Nomor 48, Tambahan LembaranDaerah Provinsi Banten Nomor 2 Seri E).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMANPENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUANSOSIAL.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Banten.2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan

oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerahmenurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomiseluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan RepublikIndonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah gubernur dan perangkat daerah sebagaiunsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Page 124: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 4 -

4. Pemerintah daerah lainnya adalah daerah otonom hasil pemekarandaerah yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

5. Gubernur adalah Gubernur Banten.

6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalahLembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggarapemerintahan daerah.

7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Banten.

8. Biro Administrasi Pembangunan adalah Biro AdministrasiPembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Banten.

9. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selanjutnya disingkatBappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ProvinsiBanten.

10. Dinas Sosial adalah Dinas Sosial Provinsi Banten.

11. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalahperangkat daerah pada pemerintah daerah selaku penggunaanggaran/pengguna barang.

12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkatAPBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yangdibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD,dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

13. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selanjutnya disingkatSKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selakupengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakanpengelolaan keuangan daerah.

14. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerahselanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perancanaan danpenganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanjaprogram dan kegiatan serta rencana pembiayaan sebagai dasarpenyusunan APBD.

15. Rencana Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerahselanjutnya disingkat RKA-PPKD adalah rencana kerja dan anggaranbadan/dinas/biro keuangan/bagian keuangan selaku BendaharaUmum Daerah.

16. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerahselanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuatpendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasarpelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.

Page 125: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 5 -

17. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerahselanjutnya disingkat DPA-PPKD adalah dokumen pelaksanaananggaran badan/dinas/biro keuangan/bagian keuangan selakuBendahara Umum Daerah.

18. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja PerangkatDaerah selanjutnya disingkat DPPA-SKPD adalah dokumen yangmemuat perubahan pendapatan, belanja dan pembiayaan yangdigunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran olehpengguna anggaran.

19. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Pejabat PengelolaKeuangan Daerah selanjutnya disingkat DPPA-PPKD adalah dokumenyang memuat perubahan pendapatan, belanja dan pembiayaan yangdigunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran olehpengguna anggaran.

20. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalamrangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilaidengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yangberhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

21. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang,meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

22. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Gubernuryang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakankeseluruhan pengelolaan keuangan daerah.

23. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selanjutnya disingkat PPKDadalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yangselanjutnya disebut dengan kepala Satuan Kerja Pengelola KeuanganDaerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah dan bertindak sebagai BendaharaUmum Daerah.

24. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenanganpenggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsisatuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.

25. Kuasa Pengguna Anggaran selanjutnya disingkat KPA adalah pejabatyang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenanganpengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsisatuan kerja perangkat daerah.

26. Bendahara Umum Daerah selanjutnya disingkat BUD adalah PejabatPengelola Keuangan Daerah yang bertindak dalam kapasitas sebagaibendahara umum daerah.

27. Kuasa Bendahara Umum Daerah selanjutnya disingkat Kuasa BUDadalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugasBendahara Umum Daerah.

Page 126: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 6 -

28. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerahselanjutnya disingkat PPK-SKPD adalah pejabat yang melaksanakanfungsi tata usaha keuangan pada satuan kerja perangkat daerah.

29. Tim Anggaran Pemerintah Daerah selanjutnya disingkat TAPD adalahtim yang dibentuk dengan keputusan gubernur dan dipimpin olehSekretaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan sertamelaksanakan kebijakan gubernur dalam rangka penyusunanAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang anggotanya terdiridari pejabat perencana daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerahdan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.

30. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintahdaerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan,yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidakwajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yangbertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintahdaerah.

31. Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang daripemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/ataumasyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektifyang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resikososial.

32. Belanja Bantuan Sosial adalah jenis belanja yang digunakan untukmenganggarkan pemberian bantuan yang bersifat sosialkemasyarakatan dalam bentuk uang/barang kepadakelompok/anggota masyarakat.

33. Naskah Perjanjian Hibah Daerah selanjutnya disingkat NPHD adalahnaskah perjanjian hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah antara pemerintah daerah dengan penerimahibah.

34. Resiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkanpotensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu,keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisissosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan bencana alamyang jika tidak diberikan belanja bantuan sosial akan semakinterpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.

35. Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk olehanggota masyarakat warga negara Republik Indonesia secara sukarelaatas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dankepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan sertadalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalamwadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkanPancasila termasuk organisasi non pemerintahan yang bersifatnasional dibentuk berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 127: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 7 -

Pasal 2

(1) Pedoman pengelolaan pemberian hibah dan bantuan sosialdimaksudkan sebagai acuan bagi SKPD/PPKD dalam pengelolaanpemberian hibah dan bantuan sosial.

(2) Pedoman pengelolaan pemberian hibah dan bantuan sosial bertujuanuntuk menjamin efektifitas, efisiensi, transparansi dan akuntabilitaspengelolaan pemberian hibah dan bantuan sosial yang dikelolaberdasarkan azas-azas pengelolaan keuangan daerah.

BAB IIRUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup yang disusun dalam Peraturan Gubernur ini, meliputi tatacara sebagai berikut :a. penganggaran;b. pelaksanaan dan penatausahaan;c. pelaporan dan pertanggungjawaban;d. pajak dan bea materai; dane. monitoring dan evaluasi.

BAB IIIHIBAH

Bagian KesatuUmumPasal 4

(1) Pemberian hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaranprogram dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asaskeadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat.

(2) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memenuhikriteria paling sedikit :a. peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;b. tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun

anggaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan; dan

c. memenuhi persyaratan penerima hibah.

Pasal 5(1) Hibah dapat diberikan dalam bentuk, sebagai berikut :a. uang;b. barang; atauc. jasa.

(2) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dapat diberikan kepada :a. Pemerintah;

Page 128: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 8 -

b. Pemerintah Daerah lainnya;c. Perusahaan Daerah;d. Masyarakat; dan/ataue. Organisasi Kemasyarakatan.

Pasal 6

(1) Hibah kepada Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat(2) huruf a, diberikan kepada satuan kerja dari kementerian/lembagapemerintah non kementerian yang wilayah kerjanya berada di ProvinsiBanten.

(2) Hibah kepada Pemerintah Daerah lainnya sebagaimana dimaksuddalam Pasal 5 ayat (2) huruf b, diberikan kepada daerah otonom baruhasil pemekaran daerah sebagaimana diamanatkan peraturanperundang-undangan.

(3) Hibah kepada Perusahaan Daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 5 ayat (2) huruf c, diberikan kepada Badan Usaha Milik Daerahdalam rangka penerusan hibah yang diterima pemerintah daerah dariPemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Hibah kepada Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat(2) huruf d, diberikan kepada kelompok orang yang memiliki kegiatantertentu dalam bidang perekonomian, pendidikan, kesehatan,keagamaan, kesenian, adat istiadat, dan keolahragaan non-profesional.

(5) Hibah kepada Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 5 ayat (2) huruf e, diberikan kepada organisasikemasyarakatan yang dibentuk berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian KeduaPersyaratan

Pasal 7

Hibah kepada Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1),memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Usulan hibah kepada Gubernur;b. Proposal yang memuat sekurang-kurangnya :

1. latar belakang;2. maksud dan tujuan;3. rencana penggunaan hibah;4. sasaran program kegiatan;5. rencana anggaran biaya; dan6. surat pernyataan bahwa kegiatan tidak duplikasi biaya.

Pasal 8

Hibah kepada Pemerintah Daerah lainnya dan Perusahaan Daerahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3),dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 129: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 9 -

Pasal 9

Hibah kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4),memenuhi persyaratan sebagai berikut :a. Usulan hibah kepada Gubernur melalui Biro Umum & Perlengkapan

Sekretariat Daerah Provinsi Banten dengan tembusan kepada SKPDterkait atau kepada Gubernur melalui SKPD terkait;

b. Proposal yang memuat sekurang-kurangnya :1. latar belakang;2. maksud dan tujuan;3. rencana penggunaan hibah;4. sasaran program kegiatan;5. rencana anggaran biaya;6. susunan organisasi/panitia;7. berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Provinsi

Banten;8. surat rekomendasi dari pemerintah setempat.

Pasal 10Hibah kepada organisasi kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalamPasal 6 ayat (5), memenuhi persyaratan paling sedikit:a. Usulan hibah kepada Gubernur melalui Biro Umum & Perlengkapan

Sekretariat Daerah Provinsi Banten dengan tembusan kepada SKPDterkait atau kepada Gubernur melalui SKPD terkait;

b. Proposal yang memuat sekurang-kurangnya :1. latar belakang;2. maksud dan tujuan;3. rencana penggunaan bantuan hibah;4. sasaran program kegiatan;5. rencana anggaran biaya;6. susunan organisasi;7. nomor pokok wajib pajak;8. surat rekomendasi dari pemerintah setempat;9. telah terdaftar pada Pemerintah Daerah setempat sekurang-

kurangnya 3 (tiga) tahun, kecuali ditentukan lain oleh ketentuanperaturan perundang-undangan dan melampirkan peraturanperundang-undangan tentang amanat pembentukan organisasikemasyarakatan dimaksud;

10. berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah ProvinsiBanten;

11. memiliki sekretariat tetap; dan12. akta pendirian atau dokumen pendirian.

Page 130: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 10 -

Bagian KetigaPenganggaran

Pasal 11

(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah lainnya, perusahaan daerah,masyarakat dan organisasi kemasyarakatan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 6 menyampaikan usulan hibah secara tertulis kepadaGubernur.

(2) Setiap usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Gubernurmenunjuk SKPD terkait untuk melakukan evaluasi usulan.

(3) Kepala SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2),bertanggungjawab atas kelengkapan persyaratan pemberian hibah.

(4) Kepala SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2),menyampaikan hasil evaluasi berupa rekomendasi kepada Gubernurmelalui TAPD.

(5) TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi sebagaimanadimaksud pada ayat (4) sesuai dengan prioritas dan kemampuankeuangan daerah.

(6) Hasil pertimbangan TAPD dituangkan dalam Rancangan KUA-PPASdisampaikan kepada Gubernur.

Pasal 12(1) Kepala SKPD terkait yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 11 ayat (3), dalam rangka pelaksanaan evaluasi usulan hibahdapat menetapkan Tim Evaluasi Usulan Hibah.

(2) Tim Evaluasi Usulan Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:a. memverifikasi persyaratan pemberian hibah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 10;b. memberikan kajian kelayakan besaran uang/jenis barang atau jasa

pemberian hibah kepada kepala SKPD sebagai bahan masukanrekomendasi.

(3) Tim evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan denganKeputusan Kepala SKPD.

Pasal 13

(1) Rekomendasi Kepala SKPD dan pertimbangan TAPD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) dan ayat (5), sebagai dasarpencantuman alokasi anggaran hibah dalam rancangan KUA danPPAS.

(2) Pencantuman alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),meliputi anggaran hibah berupa :a. uang;b. barang; dan/atauc. jasa.

Pasal 14

(1) Hibah berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD.

Page 131: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 11 -

(2) Hibah berupa barang atau jasa dicantumkan dalam RKA-SKPD.

(3) RKA-PPKD dan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2), dijadikan dasar penganggaran hibah dalam APBD sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 15

(1) Hibah berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1),dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanjahibah, obyek, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD.

(2) Hibah berupa barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal14 ayat (2), dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yangdiformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikankedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja hibah barangdan jasa berkenaan kepada pihak ketiga/masyarakat, dan rincianobyek belanja hibah barang atau jasa kepada pihak ketiga/masyarakatberkenaan pada SKPD.

(3) Rincian obyek belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2), dicantumkan nama penerima dan besaran hibah.

Pasal 16

(1) RKA-PPKD dan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14disampaikan kepada PPKD untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD.

(2) Pembahasan lebih lanjut RKA-PPKD dan RKA-SKPD oleh TAPD dapatdibantu oleh Tim Verifikasi.

(3) RKA-PPKD dan RKA-SKPD yang telah disempurnakan oleh KepalaSKPKD/SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunanRancangan Peraturan Daerah tentang APBD/Perubahan APBD danRancangan Peraturan Gubernur tentang PenjabaranAPBD/Penjabaran Perubahan APBD.

Bagian keempatPelaksanaan dan Penatausahaan

Pasal 17

(1) Pelaksanaan anggaran hibah berupa uang berdasarkan atasDPA/DPPA-PPKD.

(2) Pelaksanaan anggaran hibah berupa barang atau jasa berdasarkanatas DPA/DPPA-SKPD.

Page 132: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 12 -

Pasal 18

(1) Penetapan penerima hibah didasarkan pada Peraturan Daerah tentangAPBD/Perubahan APBD dan Peraturan Gubernur tentang PenjabaranAPBD/ Penjabaran Perubahan APBD.

(2) Gubernur menetapkan daftar penerima hibah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disertai besaran uang, barang, dan/atau jasa yang akandihibahkan dengan Keputusan Gubernur.

(3) Daftar penerima hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dijadikandasar penyaluran/penyerahan hibah dan disampaikan kepadapenerima hibah melalui SKPD terkait.

Pasal 19

(1) Setiap pemberian hibah dituangkan dalam NPHD yang ditandatanganibersama Gubernur dan penerima hibah.

(2) NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit memuatketentuan mengenai:a. pemberi dan penerima hibah;b. tujuan pemberian hibah;c. besaran/rincian penggunaan hibah yang akan diterima;d. hak dan kewajiban;e. tata cara penyaluran/penyerahan hibah; danf. tata cara pelaporan hibah.

(3) Dalam penandatanganan NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Gubernur dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untukmenandatangani NPHD.

(4) Penunjukan pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), disiapkanoleh Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelolaan KeuanganDaerah untuk ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(5) Pejabat yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (3), adalahsebagai berikut :a. Asisten Sekretariat Daerah sesuai dengan Biro yang

dikoordinasikan; ataub. Pengguna Anggaran.

Pasal 20

(1) Penerima hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, mengajukanpermohonan pencairan dana hibah dengan melampirkan proposalpelaksanaan dan pakta integritas kepada SKPD terkait.

(2) SKPD terkait meneliti kembali proposal pelaksanaan dan mengusulkanNPHD sesuai dengan rencana penggunaan kepada pejabat yangdiberikan kewenangan untuk menandatangani NPHD.

(3) SKPD terkait meneruskan permohonan pencairan kepada DPKADselaku PPKD.

(4) Pencairan hibah dalam bentuk uang dilakukan dengan mekanismepembayaran langsung (LS).

Page 133: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 13 -

Pasal 21

(1) SKPD terkait melaksanakan hibah pengadaan barang/jasa sesuaidengan rencana pemberian.

(2) Pengadaan barang dan jasa dalam rangka hibah sebagaimanadimaksud pada ayat (1), berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Pasal 22

SKPD terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, berkewajibansebagai berikut:a. membuat NPHD barang/jasa; danb. menyerahkan hibah barang/jasa sesuai NPHD dengan bukti

penyerahan berita acara serah terima barang.

Bagian KelimaPelaporan dan Pertanggungjawaban

Pasal 23

(1) Penerima hibah berupa uang menyampaikan laporan penggunaanhibah kepada Gubernur melalui PPKD dengan tembusan SKPDterkait.

(2) Penerima hibah berupa barang atau jasa menyampaikan laporanpenggunaan hibah kepada Gubernur melalui kepala SKPD terkait.

Pasal 24

(1) Hibah berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja hibah padaPPKD dalam tahun anggaran berkenaan.

(2) Hibah berupa barang atau jasa dicatat sebagai realisasi obyek belanjahibah pada jenis belanja barang dan jasa dalam program dan kegiatanpada SKPD terkait.

Pasal 25

Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah atas pemberian hibah meliputi:a. Usulan dari calon penerima hibah kepada Gubernur;b. Keputusan Gubernur tentang penetapan daftar penerima hibah;c. NPHD;d. Pakta integritas dari penerima hibah yang menyatakan bahwa hibah

yang diterima akan digunakan sesuai dengan NPHD; dane. Bukti transfer uang atas pemberian hibah berupa uang atau bukti

serah terima barang/jasa atas pemberian hibah berupa barang/jasa.

Pasal 26

(1) Penerima hibah bertanggungjawab secara formal dan material ataspenggunaan hibah yang diterimanya.

Page 134: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 14 -

(2) Pertanggungjawaban penerima hibah meliputi:a. laporan penggunaan hibah;b. surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa hibah

yang diterima telah digunakan sesuai NPHD; danc. bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan

perundang-undangan bagi penerima hibah berupa uang atausalinan bukti serah terima barang/jasa bagi penerima hibah berupabarang/jasa.

(3) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a danhuruf b, disampaikan kepada Gubernur paling lambat tanggal 10bulan Januari tahun anggaran berikutnya, kecuali ditentukan lainsesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,disimpan dan dipergunakan oleh penerima hibah selaku obyekpemeriksaan.

Pasal 27(1) Realisasi hibah dicantumkan pada laporan keuangan pemerintah

daerah dalam tahun anggaran berkenaan;(2) Hibah berupa barang yang belum diserahkan kepada penerima hibah

sampai dengan akhir tahun anggaran berkenaan dilaporkan sebagaipersediaan dalam neraca.

Pasal 28

(1) Kepala SKPD menyusun konversi realisasi hibah berupa barangdan/atau jasa sesuai standar akuntansi pemerintahan yangdituangkan dalam laporan realisasi anggaran dan diungkapkan padacatatan atas laporan keuangan.

(2) Laporan realisasi anggaran dan catatan atas laporan keuangansebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikonsolidasikan PPKD dalampenyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.

BAB IVBANTUAN SOSIAL

Bagian KesatuUmumPasal 29

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan sosial kepadaanggota/kelompok masyarakat sesuai kemampuan keuangan daerah;

(2) Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajibdengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas danmanfaat untuk masyarakat.

Page 135: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 15 -

Pasal 30(1) Bentuk bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat

(1), dapat berupa uang atau barang yang diterima langsung olehpenerima bantuan sosial.

(2) Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diberikan secara langsung kepada penerima seperti beasiswa bagianak miskin, yayasan pengelola yatim piatu, nelayan miskin,masyarakat lanjut usia, terlantar, cacat berat dan bantuan kesehatanputra putri pahlawan yang tidak mampu.

(3) Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diberikan secara langsung kepada penerima seperti bantuankendaraan operasional untuk sekolah luar biasa swasta danmasyarakat tidak mampu, bantuan perahu untuk nelayan miskin,bantuan makanan/pakaian kepada yatim piatu/tuna sosial, ternakbagi kelompok masyarakat kurang mampu.

Pasal 31(1) Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30

ayat (2) penggunaannya hanya untuk kegiatan operasional bukanuntuk belanja barang modal.

(2) Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30ayat (3) yang bentuknya barang modal dianggarkan pada belanjalangsung SKPD terkait.

(3) Pengadaan barang dalam rangka bantuan sosial melalui SKPDsebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berpedoman pada ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 32Anggota/kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29ayat (1), meliputi:

a. Individu, keluarga, dan/atau masyarakat yang mengalami keadaanyang tidak stabil sebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi, politik,bencana, atau fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidupminimum;

b. Lembaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan, danbidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok,dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

Page 136: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 16 -

Bagian KeduaPersyaratan

Pasal 33

(1) Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29ayat (1) memenuhi kriteria paling sedikit:a. selektif;b. memenuhi persyaratan penerima bantuan;c. bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali dalam

keadaan tertentu dapat berkelanjutan; dand. sesuai tujuan penggunaan.

(2) Kriteria selektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, bahwabantuan sosial hanya diberikan kepada calon penerima yangditujukan untuk melindungi dari kemungkinan resiko sosial.

(3) Kriteria persyaratan penerima bantuan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b, meliputi:a. memiliki identitas yang jelas;b. berdomisili dalam wilayah administratif Pemerintahan Provinsi

Banten.(4) Kriteria bersifat sementara dan tidak terus menerus sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c, diartikan bahwa pemberian bantuansosial tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran.

(5) Keadaan tertentu dapat berkelanjutan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c, diartikan bahwa bantuan sosial dapat diberikansetiap tahun anggaran sampai penerima bantuan telah lepas dariresiko sosial.

(6) Kriteria sesuai tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf d, bahwa tujuan pemberian bantuan sosial meliputi :a. rehabilitasi sosial;b. perlindungan sosial;c. pemberdayaan sosial;d. jaminan sosial;e. penanggulangan kemiskinan; danf. penanggulangan bencana.

Pasal 34(1) Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (6)

huruf a, ditujukan untuk memulihkan dan mengembangkankemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapatmelaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

(2) Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (6)huruf b, ditujukan untuk mencegah dan menangani resiko dariguncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompokmasyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuaidengan kebutuhan dasar minimal.

(3) Pemberdayaan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (6)huruf c, ditujukan untuk menjadikan seseorang atau kelompokmasyarakat yang mengalami masalah sosial mempunyai daya,sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.

Page 137: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 17 -

(4) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (6)huruf d, merupakan skema yang melembaga untuk menjaminpenerima bantuan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnyayang layak.

(5) Penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33ayat (6) huruf e, merupakan kebijakan, program, dan kegiatan yangdilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok masyarakat yang tidakmempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidakdapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.

(6) Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33ayat (6) huruf f, merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untukrehabilitasi.

Bagian KetigaPenganggaran

Pasal 35

(1) Anggota/kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud dalamPasal 31, menyampaikan usulan bantuan sosial secara tertuliskepada Gubernur.

(2) Setiap usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Gubernurmemerintahkan SKPD terkait untuk melakukan evaluasi usulan.

(3) SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sebagai berikut:a. Biro Kesejahteraan Rakyat melakukan evaluasi usulan bantuan

sosial di lingkungan Sekretariat Daerah;b. Dinas Sosial melakukan evaluasi usulan bantuan sosial dari SKPD

lainnya.(4) Kepala SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

bertanggungjawab atas kelengkapan persyaratan pemberian bantuansosial.

(5) Kepala SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2),menyampaikan hasil evaluasi berupa rekomendasi kepada Gubernurmelalui TAPD.

(6) TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi sebagaimanadimaksud pada ayat (5) sesuai dengan prioritas dan kemampuankeuangan daerah.

Pasal 36

(1) Dalam rangka pelaksanaan evaluasi usulan bantuan sosial KepalaSKPD terkait yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam pasal 35ayat (3), dapat membentuk tim evaluasi usulan bantuan sosial.

(2) Tim evaluasi bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1),mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut :a. memverifikasi persyaratan bantuan sosial sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 33;b. memberikan kajian kelayakan besaran uang/jenis barang kepada

Kepala SKPD sebagai bahan masukan rekomendasi.

Page 138: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 18 -

(3) Tim evaluasi bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1),ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD .

Pasal 37

(1) Rekomendasi kepala SKPD dan pertimbangan TAPD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 35 ayat (5) dan ayat (6), sebagai dasarpencantuman alokasi anggaran bantuan sosial dalam rancanganKUA dan PPAS.

(2) Pencantuman alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),meliputi anggaran bantuan sosial berupa:a. uang; ataub. barang.

Pasal 38

(1) Bantuan sosial berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD.(2) Bantuan sosial berupa barang dicantumkan dalam RKA-SKPD Dinas

Sosial.(3) RKA-PPKD dan RKA-SKPD Dinas Sosial sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2), dijadikan dasar penganggaran bantuan sosialdalam APBD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 39

(1) Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37ayat (2) huruf a, dianggarkan dalam kelompok belanja tidaklangsung, jenis belanja bantuan sosial, obyek dan rincian obyekbelanja berkenaan pada PPKD.

(2) Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal37 ayat (2) huruf b, dianggarkan dalam kelompok belanja langsungyang diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikankedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja bantuan sosialbarang berkenaan yang akan diserahkan kepada pihakketiga/masyarakat, dan rincian obyek belanja bantuan sosial barangyang akan diserahkan pihak ketiga/masyarakat berkenaan padaSKPD.

(3) Rincian obyek belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2), dicantumkan nama penerima dan besaran bantuan sosial.

Pasal 40

(1) RKA-PPKD dan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38,disampaikan kepada PPKD untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD.

(2) Pembahasan lebih lanjut RKA-SKPD dan TAPD sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dapat dibantu oleh Tim Verifikasi.

(3) RKA-PPKD dan RKA-SKPD yang telah disempurnakan oleh kepalaSKPD/SKPKD disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunanRancangan Peraturan Daerah tentang APBD/Perubahan APBD danRancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD/Penjabaran Perubahan APBD.

Page 139: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 19 -

Bagian KeempatPelaksanaan dan Penatausahaan

Pasal 41(1) Pelaksanaan anggaran bantuan sosial berupa uang berdasarkan atas

DPA/DPPA-PPKD.

(2) Pelaksanaan anggaran bantuan sosial berupa barang berdasarkanatas DPA/DPPA-SKPD.

Pasal 42(1) Gubernur menetapkan daftar penerima bantuan sosial berupa uang

atau barang bantuan sosial dengan Keputusan Gubernur.

(2) Penetapan penerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud padaayat (1), didasarkan pada Peraturan Daerah tentangAPBD/Perubahan APBD dan Peraturan Gubernur tentang PenjabaranAPBD/Penjabaran Perubahan APBD.

(3) Daftar Penerima Bantuan Sosial sebagaiman dimaksud pada ayat (1),dijadikan dasar penyaluran/penyerahan bantuan sosial dandisampaikan kepada penerima bantuan sosial melalui SKPD terkait.

Pasal 43(1) Penerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42,

mengajukan permohonan pencairan bantuan sosial denganmelampirkan proposal pelaksanaan dan pakta integritas kepadaSKPD terkait.

(2) SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyampaikanpermohonan pencairan kepada DPKAD selaku PPKD.

Pasal 44

(1) Pencairan bantuan sosial berupa uang dilakukan dengan carapembayaran langsung (LS).

(2) Dalam hal bantuan sosial berupa uang dengan nilai sampai denganRp.5.000.000,00 (lima juta rupiah) pencairannya dapat dilakukanmelalui mekanisme tambah uang (TU).

(3) SKPD atau Unit Kerja yang menangani bantuan sosial mengusulkanbendahara pengeluaran pembantu yang ditetapkan dengan KeputusanGubernur

(4) Penyaluran dana bantuan sosial kepada penerima bantuan sosialsebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilengkapi sebagai berikut:a. Kuitansi;b. Berita Acara Pembayaran;c. Surat Permohonan Pencairan dari SKPD terkait; dand. Fotokopi Rekening Bank penerima bantuan sosial.

(5) Penyaluran dana bantuan sosial kepada penerima bantuan sosialsebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilengkapi kuitansi buktipenerimaan uang bantuan sosial.

Page 140: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 20 -

Bagian KelimaPelaporan dan Pertanggungjawaban

Pasal 45(1) Penerima bantuan sosial berupa uang menyampaikan laporan

penggunaan bantuan sosial kepada Gubernur melalui PPKD dengantembusan kepada SKPD terkait.

(2) Penerima bantuan sosial berupa barang menyampaikan laporanpenggunaan bantuan sosial kepada Gubernur melalui kepala SKPDterkait.

Pasal 46(1) Bantuan sosial berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja

bantuan sosial pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan.(2) Bantuan sosial berupa barang dicatat sebagai realisasi obyek belanja

bantuan sosial pada jenis belanja barang dan jasa dalam program dankegiatan pada SKPD terkait.

Pasal 47(1) Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian bantuan

sosial berupa uang meliputi:a. usulan dari calon penerima bantuan sosial kepada Gubernur;b. Keputusan Gubernur tentang penetapan daftar penerima bantuan

sosial;c. Pakta integritas dari penerima bantuan yang menyatakan bahwa

bantuan yang diterima akan digunakan sesuai dengan usulan; dand. bukti transfer, kuitansi dan berita acara pembayaran penyerahan

uang atas pemberian bantuan.(2) Untuk dokumen pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a, disimpan oleh SKPD terkait.(3) Untuk dokumen pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b,c dan d, disimpan oleh PPKD.

Pasal 48(1) Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah atas pemberian bantuan

sosial berupa barang meliputi:a. usulan dari calon penerima bantuan sosial kepada Gubernur;b. Keputusan Gubernur tentang penetapan daftar penerima bantuan

sosial;c. pakta integritas dari penerima bantuan sosial yang menyatakan

bahwa bantuan sosial yang diterima akan digunakan sesuai denganusulan; dan

d. bukti serah terima barang atas pemberian bantuan sosial berupabarang.

(2) Untuk dokumen pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud padaayat (1) disimpan oleh SKPD terkait.

Page 141: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 21 -

Pasal 49

(1) Penerima bantuan sosial bertanggungjawab secara formal danmaterial atas penggunaan bantuan sosial yang diterimanya.

(2) Pertanggungjawaban penerima bantuan sosial meliputi:a. laporan penggunaan bantuan sosial oleh penerima bantuan sosial;b. surat pernyataan tanggungjawab yang menyatakan bahwa

bantuan sosial yang diterima telah digunakan sesuai denganusulan; dan

c. bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturanperundang-undangan bagi penerima bantuan sosial berupa uangatau salinan bukti serah terima barang bagi penerima bantuansosial berupa barang.

(3) Pertanggungjawaban untuk bantuan sosial disampaikan kepadaGubernur paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahun anggaranberikutnya kecuali ditentukan lain sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Pertanggungjawaban untuk bantuan sosial yang diberikan kepadaindividu, keluarga, dan/atau masyarakat sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf a dan b, yang dikarenakan keadaan tertentu tidakdapat membuat pertanggungjawaban dimaksud, Kepala SKPD dapatmembantu menyiapkan format pertanggungjawaban.

(5) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,disimpan dan dipergunakan oleh penerima bantuan sosial selakuobyek pemeriksaan.

Pasal 50

(1) Realisasi bantuan sosial dicantumkan pada laporan keuanganpemerintah daerah dalam tahun anggaran berkenaan.

(2) Bantuan sosial berupa barang yang belum diserahkan kepadapenerima bantuan sosial sampai dengan akhir tahun anggaranberkenaan dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca.

Pasal 51(1) Kepala SKPD menyusun konversi realisasi bantuan sosial berupa

barang dan/atau jasa sesuai standar akuntansi pemerintahan yangdituangkan dalam laporan realisasi anggaran dan diungkapkan padacatatan atas laporan keuangan.

(2) Realisasi bantuan sosial berupa barang dikonversikan sesuai standarakuntansi pemerintahan pada laporan realisasi anggaran dandiungkapkan pada catatan atas laporan keuangan dalam penyusunanlaporan keuangan pemerintah daerah.

Page 142: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 22 -

BAB VPAJAK DAN BEA MATERAI

Pasal 52(1) Setiap transaksi pembelian barang, pembayaran honor dan jasa

dipungut pajak dan pengenaan bea materai.(2) Pemungutan dan penyetoran pajak serta pengenaan bea materai

sesuai ketentuan perundang-undangan.

BAB VIMONITORING DAN EVALUASI

Pasal 53

(1) Monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan hibah dan bantuan sosialdilakukan oleh Biro Administrasi Pembangunan bersama SKPDpengusul.

(2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan disampaikan kepadaInspektur Provinsi Banten.

BAB VIIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 54(1) Apabila penggunaan hibah atau bantuan sosial tidak sesuai dengan

usulan yang telah disetujui, penerima hibah atau bantuan sosialdikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Penerima hibah atau bantuan sosial sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dikenakan sanksi, disebabkan hal-hal sebagai berikut:a. tidak melaporkan dan mempertanggungjawabkan penggunaan

dana;b. pertanggungjawaban penggunaan hibah belum didukung bukti-

bukti yang sah dan lengkap sebagaimana dipersyaratkan dalamNPHD;

c. pertanggungjawaban penggunaan bantuan sosial tidak didukungdengan bukti-bukti yang sah dan lengkap; dan

d. penggunaan hibah dan bantuan sosial tidak sesuai denganketentuan perundang-undangan.

Pasal 55

(1) Pengelolaan pemberian hibah dan bantuan sosial dilaksanakan sesuaidengan mekanisme penganggaran, pelaksanaan, pelaporan danformat-format sebagaimana tercantum dalam Lampiran PeraturanGubernur ini.

(2) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Page 143: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 23 -

BAB VIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 56

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita DaerahProvinsi Banten.

Ditetapkan di Serangpada tanggal : 4 November 2011

GUBERNUR BANTEN,

ttd

RATU ATUT CHOSIYAH

Diundangkan di Serangpada tanggal: 4 November 2011

SEKRETARIS DAERAHPROVINSI BANTEN,

ttd

MUHADI

BERITA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2011 NOMOR 27

Page 144: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 24 -

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BANTENNOMOR : 27 Tahun 2011TANGGAL : 4 November 2011

PEMERINTAH PROVINSI BANTENSKPD……………..

EVALUASI USULAN HIBAHDARI SATUAN KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH

NON KEMENTERIAN

1. Nama Pengusul Hibah :

2. Hibah yang diusulkan : Uang/Barang/Jasa*)a. Besaran Uang :b. Jenis Barang :c. Jasa :

3. Persyaratan Yang Harus Dilampirkan :a. Usulan tertulis hibah kepada Gubernur;b. Proposal yang memuat sekurang-kurangnya :

1) Rencana penggunaan hibah;2) Latar belakang;3) Maksud dan tujuan;4) Rencana anggaran biaya (RAB);5) Sasaran program kegiatan6) Fotocopy Rekening Bank atas nama lembaga/organisasi;

4. Catatan Hasil Evaluasi/Kajiana.b.c. dan seterusnya

Mengetahui : Serang, …………………….

Kepala SKPD,

…………………………..

Tim Kajian/Evaluasi SKPD:1. Ketua …………………………..

2. Anggota …………………………..

3. Anggota …………………………..

4. Anggota …………………………..

Page 145: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 25 -

PEMERINTAH PROVINSI BANTENSKPD……………..

EVALUASI USULAN HIBAHDARI ORGANISASI KEMASYARAKATAN

1. Nama Pengusul Hibah :2. Hibah yang diusulkan : Uang/Barang/Jasa*)

a. Besaran Uang :b. Jenis Barang :c. Jasa :

3. Persyaratan Yang Harus Dilampirkan :a. Usulan tertulis hibah kepada Gubernur;b. Proposal yang memuat sekurang-kurangnya :

1) Rencana penggunaan hibah;2) Latar belakang;3) Maksud dan tujuan;4) Rencana anggaran biaya (RAB);5) Sasaran program kegiatan;6) Susunan organisasi;7) Keterangan terdaftar dari SKPD yang menangani organisasi kemasyarakatan

pada Pemerintah Daerah setempat;8) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);9) Surat Rekomendasi dari Lurah dan Camat ;10) Nama, alamat penanggung jawab dan Sekretariat tetap;11) Akta pendirian atau dokumen pendirian;12) Memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dan13) berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Provinsi Banten.

4. Catatan Hasil Evaluasi/Kajiana.b.c. dan seterusnya

Mengetahui : Serang, …………………….

Kepala SKPD,

…………………………..

Tim Kajian/Evaluasi SKPD:1. Ketua …………………………..

2. Anggota …………………………..

3. Anggota …………………………..

4. Anggota …………………………..

Page 146: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 26 -

PEMERINTAH PROVINSI BANTENSKPD……………..

EVALUASI USULAN HIBAH DARI MASYARAKAT

1. Nama Pengusul Hibah :2. Hibah yang diusulkan : Uang/Barang/Jasa*)

a. Besaran Uang :b. Jenis Barang :c. Jasa :

3. Persyaratan Yang Harus Dilampirkan :a. Usulan tertulis hibah kepada Gubernur;b. Proposal yang memuat sekurang-kurangnya :

1) Rencana penggunaan hibah;2) Latar belakang;3) Maksud dan tujuan;4) Rencana anggaran biaya (RAB);5) Sasaran program kegiatan6) Susunan organisasi/panitia7) Surat Rekomendasi dari Lurah dan Camat;8) Nama dan alamat penanggung jawab9) berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Provinsi Banten.

4. Catatan Hasil Evaluasi/Kajiana.b.c.dan seterusnya

Mengetahui : Serang, …………………….

Kepala SKPD,

…………………………..

Tim Kajian/Evaluasi SKPD:1. Ketua …………………………..

2. Anggota …………………………..

3. Anggota …………………………..

4. Anggota …………………………..

Page 147: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 27 -

PEMERINTAH PROVINSI BANTENSKPD……………..

EVALUASI USULAN BANTUAN SOSIALDARI ANGGOTA MASYARAKAT

1.Nama Pengusul Bantuan Sosial :2.Bantuan Sosial yang diusulkan : Uang/Barang/Jasa*)

a. Besaran Uang :b. Jenis Barang :c. Jasa :

3.Persyaratan Yang Harus Dilampirkan :a. Usulan tertulis Bantuan Sosial kepada Gubernur;b. Proposal yang memuat sekurang-kurangnya :

1) Rencana penggunaan Bantuan Sosial;2) Latar belakang;3) Maksud dan tujuan;4) Rencana anggaran biaya (RAB);5) Sasaran program kegiatan;6) Surat Rekomendasi dari Lurah dan Camat;7) Nama dan alamat pengusul;8) berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Provinsi Banten.

4.Catatan Hasil Evaluasi/Kajiana. …..b. …..c. dan seterusnya

Mengetahui : Serang, …………………….Kepala SKPD,

…………………………..

Tim Kajian/Evaluasi SKPD:1. Ketua …………………………..

2. Anggota …………………………..

3. Anggota …………………………..

4. Anggota …………………………..

Page 148: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 28 -

PEMERINTAH PROVINSI BANTENSKPD……………..

EVALUASI USULAN BANTUAN SOSIALDARI KELOMPOK MASYARAKAT

1.Nama Pengusul Bantuan Sosial :2.Bantuan Sosial yang diusulkan : Uang/Barang/Jasa*)

a. Besaran Uang :b. Jenis Barang :c. Jasa :

3.Persyaratan Yang Harus Dilampirkan :a. Usulan tertulis Bantuan Sosial kepada Gubernur;b. Proposal yang memuat sekurang-kurangnya :

1) Rencana penggunaan Bantuan Sosial;2) Latar belakang;3) Maksud dan tujuan;4) Rencana anggaran biaya (RAB);5) Sasaran program kegiatan;6) Susunan organisasi/panitia;7) Surat Rekomendasi dari Lurah dan Camat;8) Nama, alamat penanggung jawab dan sekretariat tetap;9) berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Provinsi Banten.

4.Catatan Hasil Evaluasi/Kajiana. …..b. …..c. dan seterusnya

Mengetahui : Serang, …………………….Kepala SKPD,

…………………………..

Tim Kajian/Evaluasi SKPD:1. Ketua …………………………..

2. Anggota …………………………..

3. Anggota …………………………..

4. Anggota …………………………..

Page 149: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 29 -

PEMERINTAH PROVINSI BANTENSKPD……….

Serang, ……….

Nomor : … Kepada,Lampiran : …. Yth.Ketua Tim Anggaran PemerintahPerihal : Rekomendasi Usulan Daerah ( TAPD )

Hibah/Bantuan Sosial di-Tempat

Berdasarkan hasil kajian evaluasi atas usulan hibah/bantuan sosial dari Satuan Kerja Kementerian/Lembaga PemerintahNon Kementerian/Pemerintah Daerah Lainnya/PerusahaanDaerah/Masyarakat/Organisasi Kemasyarakatan/Anggota/KelompokMasyarakat*) kami merekomendasikan yang bersangkutan layakuntuk dapat diberikan bantuan hibah/bantuan sosial berupauang/barang/jasa*)

Bantuan Hibah/Bantuan Sosial sebesar Rp……. (bila uang),berupa….. (bila barang/jasa) dengan rincian barang/jasa :

a. …..b. …..c. dan seterusnya

Rekomendasi ini kami sampaikan untuk dapatdipertimbangkan sebagai bahan usulan rencana pemberianhibah/bantuan sosial*) tahun anggaran.........

Demikian untuk menjadi maklum.

Kepala SKPD,

*) sesuaikan dengan kebutuhan

…………………………….Pangkat

NIP………….

Page 150: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 30 -

PEMERINTAH PROVINSI BANTENSEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BANTEN

Serang, ……….

Nomor :Lampiran :

……. Yth.

Kepada,Gubernur Banten

Perihal : Pertimbangan Atas diRekomendasi Usulan TempatHibah/Bantuan Sosial

Berdasarkan rekomendasi atas usulan hibah/bantuan sosial………..dari Kepala SKPD ….., kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pemerintah NonKementerian/Pemerintah Daerah Lainnya/PerusahaanDaerah/Masyarakat/OrganisasiKemasyarakatan/Anggota/Kelompok Masyarakat*) yangbersangkutan layak untuk dapat diberikan bantuanhibah/bantuan sosial berupa uang/barang/jasa*)

2. Bantuan Hibah/Bantuan Sosial sebesar Rp……. (bila uang),berupa….. (bila barang/jasa) dengan rincian barang/jasa :a. …..b. …..c. …..d. Dan seterusnya

Demikian pertimbangan ini kami sampaikan untuk dapatdijadikan rencana pemberian hibah/bantuan sosial*) tahun anggaran............ Atas perhatian ibu Gubernur kami ucapkan terima kasih.

Ketua TAPD,

*) sesuaikan dengan kebutuhan

…………………………….Pangkat

NIP………….

Page 151: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 31 -

FORMAT KONVERSI DAN PENGUNGKAPAN HIBAH BERUPA BARANG DAN/ATAU JASASERTA BANTUAN SOSIAL BERUPA BARANG

I. FORMAT LAPORAN REALISASI ANGGARAN SKPD:

PEMERINTAH PROVINSI BANTENSKPD ………………

LAPORAN REALISASI ANGGARANUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER….

(Dalam Rupiah)

NomorUrut Uraian

AnggaranSetelahPerubahan

Realisasi Lebih(Kurang)

1 Pendapatan1.1 Pendapatan Asli Daerah1.1.1 Pendapatan pajak daerah1.1.2 Pendapatan retribusi

daerah1.1.3 Pendapatan hasil

pengelolaan Kekayaandaerah yang Dipisahkan

1.1.4 Lain-lain Pendapatan AsliDaerah yang SahJumlah

2 Belanja2.1 Belanja Tidak Langsung2.1.1 Belanja Pegawai2.2 Belanja Langsung2.2.1 Belanja Pegawai2.2.2 Belanja Barang dan Jasa

- Hibah barang/jasa yangdiserahkan kepadapihakketiga/masyarakat

- Bantuansosial barangyang diserahkankepada pihakketiga/masyarakat

- Barang/jasa selainhibah dan bantuansosial

2.2.3 Belanja ModalJumlahSurplus / (Defisit)

Page 152: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 32 -

II. FORMAT LAPORAN REALISASI ANGGARAN PPKD:

PEMERINTAH PROVINSI BANTENLAPORAN REALISASI ANGGARAN PPKD

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER….

(Dalam Rupiah)NoUrut Uraian Anggaran

Setelah PerubahanRealisasi Lebih (Kurang)

1 Pendapatan1.2 Dana Perimbangan1.2.1 Dana Bagi Hasil1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/

Sumber Daya Alam1.2.2 Dana Alokasi Umum1.2.3 Dana Alokasi Khusus1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah

yang Sah1.3.1 Pendapatan Hibah1.3.2 Dana Darurat1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak

dariProvinsi danPemerintahDaerah Lainnya

1.3.4 Dana Penyesuaian dan OtonomiKhusus

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsiatau Pemerintah Daerah lainnyaJumlah Pendapatan

2 Belanja2.1 Belanja Tidak Langsung2.1.1 Belanja Pegawai2.1.2 Belanja Bunga2.1.3 Belanja subsidi2.1.4 Belanja Hibah2.1.5 Belanja Bantuan Sosial2.1.6 Belanja Bagi Hasil2.1.7 Belanja BantuanKeuangan2.1.8 Belanja Tidak Terduga2.2.3 Belanja Modal

Jumlah BelanjaSURPLUS/(DEFISIT)

3. Pembiayaan Daerah3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah3.1.1 Penggunaan SiLPA3.1.2 Pencairan Dana Cadangan3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan3.1.4 PenerimaaPinjaman Daerah3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah

Jumlah Penerimaan3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)

Pemerintah Daerah3.2.3 Pembayaran Pokok Utang3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah

Jumlah PengeluaranPembiayaan Neto

3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran(SILPA)

Page 153: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 33 -

III.FORMAT KONSOLIDASI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

A. KONSOLIDASI LAPORAN REALISASI ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAHDAERAH

No Uraian SATKER 1 SATKER 2 PPKD Gabungan

1 Pendapatan2 Pendapatan Asli Daerah3 Pendapatan pajak daerah xxx xxx xxx4 Pendapatan retribusi daerah xxx xxx xxx5 Hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkanxxx xxx xxx

6 Lain-lain PAD yang sah xxx xxx xxx7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah xxx xxx xxx8 Dana perimbangan xxx9 Lain-lain pendapatan yang sah xxx10 Jumlah pendapatan xxx xxx xxx11 Belanja12 Belanja Tidak Langsung xxx xxx xxx12.1 Belanja Pegawai xxx xxx xxx12.3 Bunga xxx12.4 Subsidi xxx12.5 Hibah xxx12.6 Bantuan Sosial xxx13 Belanja Langsung xxx xxx xxx

Belanja pegawai xxx xx xxBelanja Barang dan Jasa1) Hibah barang/jasa yang

diserahkan kepada pihakketiga/masyarakat

2) Bantuan sosial barang yangdiserahkan kepada pihakketiga/masyarakat

3) Barang/jasa selain hibah danbantuan sosial

xxxxx

xx

xx

xxxxx

xx

xx

xxx

xx

xx

Belanja modal xxx xxx xxx14 Jumlah belanja xxx xxx xxx

15 Surplus / defisit xxx xxx xxx

16 Pembiayaan daerah

17 Penerimaan pembiayaan xxx

18 Pengeluaran pembiayaan xxx19 Pembiayaan neto xxx20 Sisa lebih pembiayaan tahun

berkenaan ( SILPA )xxx

Page 154: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 34 -

B. KONVERSI HIBAH BARANG DAN/ATAU JASA SERTA BANTUAN SOSIAL BERUPABARANG DALAM LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

No Uraian Gabungan1 Pendapatan2 Pendapatan Asli Daerah3 Pendapatan pajak daerah

4 Pendapatan retribusidaerah

5 Hasil pengelolaankekayaan daerah yangdipisahkan

6 Lain-lain PAD yang sah

7 Jumlah Pendapatan AsliDaerah

8 Dana perimbangan9 Lain-lain pendapatan yang

sah

10 Jumlah pendapatan11 Belanja12 Belanja Tidak Langsung12.1 Belanja Pegawai12.3 Bunga

12.4 Subsidi12.5 Hibah12.6 Bantuan Sosial13 Belanja Langsung

Belanja pegawaiBelanja Barang dan Jasa1) Hibahbarang / jasa

yang diserahkankepada pihak ketiga /masyarakat

2) Bantuan sosialbarang/jasa yangdiserahkan kepadapihakketiga/masyarakat

3) Barang/jasa selain 1)dan 2)

Belanja modal14 Jumlah belanja15 Surplus / defisit16 Pembiayaan daerah17 Penerimaan pembiayaan18 Pengeluaran pembiayaan19 Pembiayaan neto20 Sisa lebih pembiayaan

tahun berkenaan (SILPA)

Uraian PemdaPendapatanPendapatan AsliPendapatan pajak daerah xxx

Pendapatan retribusidaerah

xxx

Hasil pengelolaankekayaan daerah yangdipisahkan

xxx

Lain-lain PAD yang sah xxx

Jumlah Pendapatan AsliDaerah

xxx

Dana transfer xxLain-lain pendapatan yangsah

xxx

Jumlah pendapatan xxxBelanjaBelanja Operasi xxxBelanja Pegawai xxxBelanja Barang xxx

Bunga xxxSubsidi xxxHibah xxx

xxxBelanja Modal xxx

Jumlah belanja xxxSurplus / defisit xxxPembiayaan daerahPenerimaan pembiayaan xxxPengeluaran pembiayaan xxxPembiayaan neto xxxSisa lebih pembiayaantahun berkenaan (SILPA

xxx

Page 155: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

Melalui SKPD terkait

Evaluasi usulanMemberikan

pertimbangan

Memberikan rekomendasi TAPD(KUA-PPAS)

Hasil pembahasan

BADAN ANGGARANDPRD

USULAN CALONPEMERIMA HIBAH GUBERNUR

SKPD TERKAIT(membentuk tim

verifikasi, membuatkajian dan evaluasi

usulan)

RKA PPKD(Hibah Uang)

BAGAN MEKANISME PENGANGGARAN HIBAH

Melaui Biro Umum dan Perlengkapan atau

RKA SKPD TERKAIT(Hibah Barang/Jasa)

RAPBD

-35

-

Page 156: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

PERGUB TENTANGPENJABARAN APBD

NPHD SKPD TERKAIT

BAGAN MEKANISME PELAKSANAAN PENCAIRAN DAN PENYERAHAN HIBAH

DPA SKPD TERKAIT(Hibah Barang/Jasa)

RKA PPKD(Hibah Uang)

Hibah Barang/Jasa Hibah uang UsulanPencairan

PERDA APBD

DAFTAR PENERIMAdengan KEPGUB

SKPD TERKAIT DPKAD selaku PPKD

B U DPENERIMA HIBAH

BARANG/JASA

PENERIMA HIBAHUANG

-36

-

Page 157: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

PPKD

BIRO ADPEM DANSKDP TERKAIT

Pelaporan

Monev

GUBERNUR

PENERIMA HIBAHUANG

SKPD TERKAIT

BIRO ADPEM DANSKDP TERKAIT

Pelaporan

Monev

PENERIMA HIBAHBARANG/JASA

BAGAN MEKANISME PELAPORAN DAN MONEV HIBAH

Hasil Monev Hasil Monev

-37

-

Page 158: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

Melalui SKPD terkait

Evaluasi usulanMemberikan

pertimbangan

Memberikan rekomendasi TAPD(KUA-PPAS)

Hasil pembahasan

BADAN ANGGARANDPRD

USULAN CALONPEMERIMA BANSOS GUBERNUR

SKPD TERKAIT(membentuk tim

verifikasi, membuatkajian dan evaluasi

usulan)

RKA PPKD(Bansos Uang)

BAGAN MEKANISME PENGANGGARAN BANTUAN SOSIAL

Melaui Biro Umum dan Perlengkapan atau

RKA SKPD TERKAIT(Bansos Barang)

RAPBD

-38

-

Page 159: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

PERGUB TENTANGPENJABARAN APBD

BAGAN MEKANISME PELAKSANAAN PENCAIRAN DAN PENYERAHAN BANTUAN SOSIAL

DPA SKPD TERKAIT(Bansos Barang)

RKA PPKD(Bansos Uang)

Bansos Barang

PERDA APBD

DAFTAR PENERIMAdengan KEPGUB

PENERIMA BANSOSBARANG

PENERIMA BANSOSUANG

BENDAHARAPENGELUARAN PPKD

SKPD TERKAIT

-39

-

B U D

Sampai dengan Rp. 5 juta

Bansos Uang UsulanSKPD TERKAIT Pencairan

DPKAD selaku PPKD

Page 160: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

PPKD

BIRO ADPEM DANSKDP TERKAIT

Pelaporan

Monev

GUBERNUR

PENERIMA BANSOSUANG

SKPD TERKAIT

BIRO ADPEM DANSKDP TERKAIT

Pelaporan

Monev

PENERIMA BANSOSBARANG

BAGAN MEKANISME PELAPORAN DAN MONEV BANTUAN SOSIAL

Hasil Monev Hasil Monev

GUBERNUR BANTEN,

ttd

RATU ATUT CHOSIYAH

-40

-

Page 161: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 1 -

a

PERATURAN GUBERNUR BANTENNOMOR 6 TAHUN 2016

TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGENDALIAN PELAKSANAANHIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BANTEN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi,efektifitas, transparansi, dan akuntabilitaspenyelenggaraan pemerintahan serta pelayananpemberian hibah dan bantuan sosial, maka perludisusun Standar Operasional Prosedurpengendalian pelaksanaan hibah dan bantuansosial Pemerintah Provinsi Banten;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, perlu menetapkanPeraturan Gubernur tentang Standar OperasionalProsedur Pengendalian Hibah dan Bantuan SosialPemerintah Provinsi Banten;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Negara Yang Bersih dariKorupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentangPembentukan Provinsi Banten (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4010);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentangPelayanan Publik (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 75, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor3851);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentangOrganisasi Kemasyarakatan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2013 Nomor 116,

Page 162: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 2 -

Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5430);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor5587), sebagaimana telah diubah beberapa kaliterakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 TntangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 58, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor140, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4578)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005tentang Pedoman Pembinaan dan PengawasanPenyelenggaraan Pemerintah Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor165, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4593);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012tentang Hibah Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2012 Nomor 165,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4593);

9. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahsebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015tentang Perubahan Keempat Atas PeraturanPresiden Nomor 54 Tahun 2010 TentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13Tahun 2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan Daerah sebagaimana telah diubahbeberapa kali dengan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 21 Tahun 2011 tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 TentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52Tahun 2011 tentang Standar Operasional

Page 163: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 3 -

Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsidan Kabupaten/Kota (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 704);

12. Peraturan Menteri Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35Tahun 2012 tentang Pedoman PenyusunanStandar Operasional Prosedur AdministrasiPemerintahan;

13. Peraturan Gubernur Banten Nomor 56 Tahun2014 tentang Pedoman Pemberian Hibah danBantuan Sosial yang Bersumber dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten(Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2014Nomor 56) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Peraturan Gubernur BantenNomor 65 Tahun 2015 tentang PerubahanKedua Atas Peraturan Gubernur Banten Nomor56 Tahun 2014 Tentang Pedoman PemberianHibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dariAnggaran Pendapatan dan Belanja DaerahProvinsi Banten (Berita Daerah Provinsi BantenTahun 2015 Nomor 66);

MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG STANDAR

OPERASIONAL PROSEDUR PENGENDALIAN HIBAHDAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH PROVINSIBANTEN.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Gubenur ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Provinsi Banten.2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusanpemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Gubernur adalah Gubernur Banten.4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Banten.5. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah

Perangkat Daerah pada pemerintah daerah selaku penggunaanggaran/pengguna barang.

6. Standar Operasional Prosedur selanjutnya disingkat SOP adalahserangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagaiproses penyelenggaraan administrasi pemerintah, bagaimana dankapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.

7. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari PemerintahDaerah kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain, BUMD,

Page 164: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 4 -

Badan, Lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadanhukum Indonesia, yang secara spesifik telah ditetapkanperuntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidaksecara terus menerus kecuali ditentukan lain oleh peraturanperundang-undangan yang bertujuan untuk menunjangpenyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah.

8. Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barangdari Pemerintah Daerah kepada individu, keluarga, kelompokdan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus danselektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinanterjadinya resiko sosial.

9. Belanja Bantuan Sosial adalah jenis belanja yang digunakan untukmenganggarkan pemberian bantuan yang bersifat sosialkemasyarakatan dalam bentuk uang/barang kepadakelompok/anggota masyarakat.

10. Naskah Perjanjian Hibah Daerah selanjutnya disingkat NPHDadalah naskah perjanjian hibah yang bersumber dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah antara Pemerintah Daerah denganpenerima hibah.

BAB IIMAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2Maksud

SOP disusun dengan maksud untuk memberikan kepastian bagipenerima layanan dalam setiap proses penyelenggaraan pemberianhibah dan bantuan sosial Pemerintah Provinsi Banten.

Pasal 3Tujuan

SOP disusun dengan tujuan untuk meningkatkan tertib administrasipelaksanaan hibah dan bantuan sosial di lingkungan PemerintahProvinsi Banten.

BAB IIIRUANG LINGKUP

Pasal 4Ruang lingkup pengaturan Standar Operasional Prosedur ini adalahstandar pelayanan pemberian hibah dan bantuan sosial ProvinsiBanten.

Pasal 5(1) Standar Operasional Prosedur sebagai kerangka acuan

penyelenggaraan pelayanan hibah dan bantuan sosial PemerintahProvinsi Banten sebagaimana tercantum dalam Lampiran yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Page 165: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 5 -

(2) SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pelaksanaannyadilakukan evaluasi pada setiap akhir tahun oleh atasan secaraberjenjang sebagai bahan penyempurnaan.

BAB IVKETENTUAN PENUTUP

Pasal 6Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita DaerahProvinsi Banten.

Page 166: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

SALINAN

MENTERI DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERINOMOR 32 TAHUN 2011

TENTANG

PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 129 dan Pasal 130 PeraturanPemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan KeuanganDaerah, Menteri Dalam Negeri berwenang melakukan pembinaanpengelolaan keuangan daerah;

b. bahwa dalam rangka pembinaan terhadap pengelolaan hibah danbantuan sosial agar tercipta tertib administrasi, akuntabilitas dantransparansi pengelolaan hibah dan bantuan sosial yang bersumberdari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, perlu disusunpedoman kepada pemerintah daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri DalamNegeri tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yangbersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang OrganisasiKemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3298);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang PembentukanPeraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua AtasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Page 167: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-2-

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMANPEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARIANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem JaminanSosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4456);

8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang PenanggulanganBencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

9. Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang KesejahteraanSosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah KepadaDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4578);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang OrganisasiPerangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4741);

14.Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang StandarAkuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5165);

15.Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata CaraPengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 23, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5202);

16.Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang PengadaanBarang/Jasa Pemerintah;

17.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telahdiubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310).

Page 168: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-3-

BAB IKETENTUAN UMUM

Bagian PertamaPengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:1. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati dan Walikota, dan perangkat daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.2. Kepala Daerah adalah Gubernur bagi daerah provinsi atau Bupati bagi daerah

kabupaten dan/atau Walikota bagi daerah kota.3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD atau sebutan

lain adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggarapemerintahan daerah.

4. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangkapenyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasukdidalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajibandaerah tersebut.

5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalahrencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujuibersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturandaerah.

6. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepalasatuan kerja pengelola keuangan daerah yang mempunyai tugas melaksanakanpengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.

7. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalahperangkat daerah pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan pengelolaan APBD.

8. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkatdaerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang.

9. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yangdibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah yangmempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalamrangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah,PPKD dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.

10. Rencana Kerja dan Anggaran PPKD yang selanjutnya disingkat RKA-PPKD adalahrencana kerja dan anggaran badan/dinas/biro keuangan/bagian keuangan selakuBendahara Umum Daerah.

11. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalahdokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program, kegiatan dananggaran SKPD.

12. Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD yang selanjutnya disingkat DPA-PPKDmerupakan dokumen pelaksanaan anggaran badan/dinas/biro keuangan/bagiankeuangan selaku Bendahara Umum Daerah.

13. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPDmerupakan dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD yangdigunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran.

14. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepadapemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat danorganisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya,bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yangbertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.

15. Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintahdaerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnyatidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi darikemungkinan terjadinya resiko sosial.

Page 169: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-4-

16. Resiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensiterjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompokdan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik,fenomena alam dan bencana alam yang jika tidak diberikan belanja bantuan sosialakan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.

17. Naskah Perjanjian Hibah Daerah selanjutnya disingkat NPHD adalah naskahperjanjian hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahantara pemerintah daerah dengan penerima hibah.

18. Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggotamasyarakat warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaankegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasionaldalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasilatermasuk organisasi non pemerintahan yang bersifat nasional dibentuk berdasarkanketentuan perundang-undangan.

19. Menteri adalah Menteri Dalam Negeri.

BAB IIRUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi penganggaran, pelaksanaan danpenatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasipemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD.

Pasal 3

(1) Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat berupa uang, barang, atau jasa.

(2) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat berupa uang ataubarang.

BAB IIIHIBAH

Bagian KesatuUmumPasal 4

(1) Pemerintah daerah dapat memberikan hibah sesuai kemampuan keuangan daerah.(2) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah

memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib.(3) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menunjang

pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah denganmemperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untukmasyarakat.

(4) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memenuhi kriteria palingsedikit:a. peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;b. tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali

ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan; danc. memenuhi persyaratan penerima hibah.

Page 170: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-5-

Pasal 5

Hibah dapat diberikan kepada:

a. pemerintah;b. pemerintah daerah lainnya;c. perusahaan daerah;d. masyarakat; dan/ataue. organisasi kemasyarakatan.

Pasal 6

(1) Hibah kepada Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a diberikankepada satuan kerja dari kementerian/lembaga pemerintah non kementerian yangwilayah kerjanya berada dalam daerah yang bersangkutan.

(2) Hibah kepada pemerintah daerah lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5huruf b diberikan kepada daerah otonom baru hasil pemekaran daerah sebagaimanadiamanatkan peraturan perundang-undangan.

(3) Hibah kepada perusahaan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf cdiberikan kepada Badan Usaha Milik Daerah dalam rangka penerusan hibah yangditerima pemerintah daerah dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Hibah kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d diberikankepada kelompok orang yang memiliki kegiatan tertentu dalam bidangperekonomian, pendidikan, kesehatan, keagamaan, kesenian, adat istiadat, dankeolahragaan non-profesional.

(5) Hibah kepada organisasi kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5huruf e diberikan kepada organisasi kemasyarakatan yang dibentuk berdasarkanperaturan perundang-undangan.

Pasal 7

(1) Hibah kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) diberikandengan persyaratan paling sedikit:a. memiliki kepengurusan yang jelas; danb. berkedudukan dalam wilayah administrasi pemerintah daerah yang bersangkutan.

(2) Hibah kepada organisasi kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (5) diberikan dengan persyaratan paling sedikit:a. telah terdaftar pada pemerintah daerah setempat sekurang-kurangnya 3 tahun,

kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;b. berkedudukan dalam wilayah administrasi pemerintah daerah yang bersangkutan;

danc. memiliki sekretariat tetap.

Bagian KeduaPenganggaran

Pasal 8

(1) Pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat danorganisasi kemasyarakatan dapat menyampaikan usulan hibah secara tertuliskepada kepala daerah.

(2) Kepala daerah menunjuk SKPD terkait untuk melakukan evaluasi usulansebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Page 171: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-6-

(3) Kepala SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyampaikan hasilevaluasi berupa rekomendasi kepada kepala daerah melalui TAPD.

(4) TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi sebagaimana dimaksud padaayat (3) sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah.

Pasal 9

(1) Rekomendasi kepala SKPD dan pertimbangan TAPD sebagaimana dimaksud dalamPasal 8 ayat (3) dan ayat (4) menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran hibahdalam rancangan KUA dan PPAS.

(2) Pencantuman alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputianggaran hibah berupa uang, barang, dan/atau jasa.

Pasal 10

(1) Hibah berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD.(2) Hibah berupa barang atau jasa dicantumkan dalam RKA-SKPD.(3) RKA-PPKD dan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi

dasar penganggaran hibah dalam APBD sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 11

(1) Hibah berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanjahibah, obyek, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD.

(2) Hibah berupa barang atau jasa dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yangdiformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis belanjabarang dan jasa, obyek belanja hibah barang dan jasa berkenaan kepada pihakketiga/masyarakat, dan rincian obyek belanja hibah barang atau jasa kepada pihakketiga/masyarakat berkenaan pada SKPD.

(3) Rincian obyek belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dicantumkannama penerima dan besaran hibah.

Bagian KetigaPelaksanaan dan Penatausahaan

Pasal 12

(1) Pelaksanaan anggaran hibah berupa uang berdasarkan atas DPA-PPKD.(2) Pelaksanaan anggaran hibah berupa barang atau jasa berdasarkan atas DPA-SKPD.

Pasal 13

(1) Setiap pemberian hibah dituangkan dalam NPHD yang ditandatangani bersama olehkepala daerah dan penerima hibah.

(2) NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat ketentuanmengenai:a. pemberi dan penerima hibah;b. tujuan pemberian hibah;c. besaran/rincian penggunaan hibah yang akan diterima;d. hak dan kewajiban;e. tata cara penyaluran/penyerahan hibah; danf. tata cara pelaporan hibah.

(3) Kepala daerah dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk menandatanganiNPHD.

Page 172: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-7-

Pasal 14

(1) Kepala daerah menetapkan daftar penerima hibah beserta besaran uang atau jenisbarang atau jasa yang akan dihibahkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkanperaturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaranAPBD.

(2) Daftar penerima hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasarpenyaluran/penyerahan hibah.

(3) Penyaluran/penyerahan hibah dari pemerintah daerah kepada penerima hibahdilakukan setelah penandatanganan NPHD.

(4) Pencairan hibah dalam bentuk uang dilakukan dengan mekanisme pembayaranlangsung (LS).

Pasal 15

Pengadaan barang dan jasa dalam rangka hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Bagian KeempatPelaporan dan Pertanggungjawaban

Pasal 16

(1) Penerima hibah berupa uang menyampaikan laporan penggunaan hibah kepadakepala daerah melalui PPKD dengan tembusan SKPD terkait.

(2) Penerima hibah berupa barang atau jasa menyampaikan laporan penggunaan hibahkepada kepala daerah melalui kepala SKPD terkait.

Pasal 17

(1) Hibah berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja hibah pada PPKD dalamtahun anggaran berkenaan.

(2) Hibah berupa barang atau jasa dicatat sebagai realisasi obyek belanja hibah pada jenisbelanja barang dan jasa dalam program dan kegiatan pada SKPD terkait.

Pasal 18

Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian hibah meliputi:a. usulan dari calon penerima hibah kepada kepala daerah;b. keputusan kepala daerah tentang penetapan daftar penerima hibah;c. NPHD;d. pakta integritas dari penerima hibah yang menyatakan bahwa hibah yang diterima

akan digunakan sesuai dengan NPHD; dane. bukti transfer uang atas pemberian hibah berupa uang atau bukti serah terima

barang/jasa atas pemberian hibah berupa barang/jasa.

Pasal 19

(1) Penerima hibah bertanggungjawab secara formal dan material atas penggunaan hibahyang diterimanya.

(2) Pertanggungjawaban penerima hibah meliputi:a. laporan penggunaan hibah;b. surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa hibah yang diterima

telah digunakan sesuai NPHD; danc. bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundang-

undangan bagi penerima hibah berupa uang atau salinan bukti serah terimabarang/jasa bagi penerima hibah berupa barang/jasa.

Page 173: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-8-

(3) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf bdisampaikan kepada kepala daerah paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahunanggaran berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai peraturan perundang-undangan.

(4) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c disimpan dandipergunakan oleh penerima hibah selaku obyek pemeriksaan.

Pasal 20

(1) Realisasi hibah dicantumkan pada laporan keuangan pemerintah daerah dalam tahunanggaran berkenaan.

(2) Hibah berupa barang yang belum diserahkan kepada penerima hibah sampai denganakhir tahun anggaran berkenaan dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca.

Pasal 21

(1) Realisasi hibah berupa barang dan/atau jasa dikonversikan sesuai standar akuntansipemerintahan pada laporan realisasi anggaran dan diungkapkan pada catatan ataslaporan keuangan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.

(2) Format konversi dan pengungkapan hibah berupa barang dan/atau jasa sebagaimanadimaksud ayat (1) tercantum pada lampiran Peraturan Menteri ini.

BAB IVBANTUAN SOSIAL

Bagian KesatuUmum

Pasal 22

(1) Pemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial kepada anggota/kelompokmasyarakat sesuai kemampuan keuangan daerah.

(2) Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelahmemprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib dengan memperhatikan asaskeadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat.

Pasal 23

Anggota/kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) meliputi:

a. individu, keluarga, dan/atau masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabilsebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi, politik, bencana, atau fenomena alam agardapat memenuhi kebutuhan hidup minimum;

b. lembaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan, dan bidang lain yangberperan untuk melindungi individu, kelompok, dan/atau masyarakat darikemungkinan terjadinya resiko sosial.

Pasal 24

(1) Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1)memenuhi kriteria paling sedikit:

a. selektif;

b. memenuhi persyaratan penerima bantuan;

c. bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali dalam keadaan tertentu dapatberkelanjutan;

d. sesuai tujuan penggunaan.

Page 174: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-9-

(2) Kriteria selektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diartikan bahwabantuan sosial hanya diberikan kepada calon penerima yang ditujukan untukmelindungi dari kemungkinan resiko sosial.

(3) Kriteria persyaratan penerima bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bmeliputi:

a. memiliki identitas yang jelas; dan

b. berdomisili dalam wilayah administratif pemerintahan daerah berkenaan.

(4) Kriteria bersifat sementara dan tidak terus menerus sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c diartikan bahwa pemberian bantuan sosial tidak wajib dan tidak harusdiberikan setiap tahun anggaran.

(5) Keadaan tertentu dapat berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cdiartikan bahwa bantuan sosial dapat diberikan setiap tahun anggaran sampaipenerima bantuan telah lepas dari resiko sosial.

(6) Kriteria sesuai tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf dbahwa tujuan pemberian bantuan sosial meliputi:a. rehabilitasi sosial;b. perlindungan sosial;c. pemberdayaan sosial;d. jaminan sosial;e. penanggulangan kemiskinan; danf. penanggulangan bencana.

Pasal 25

(1) Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (6) huruf a ditujukanuntuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalamidisfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

(2) Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (6) huruf bditujukan untuk mencegah dan menangani resiko dari guncangan dan kerentanansosial seseorang, keluarga, kelompok masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapatdipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal.

(3) Pemberdayaan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (6) huruf cditujukan untuk menjadikan seseorang atau kelompok masyarakat yang mengalamimasalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.

(4) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (6) huruf d merupakanskema yang melembaga untuk menjamin penerima bantuan agar dapat memenuhikebutuhan dasar hidupnya yang layak.

(5) Penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (6) huruf emerupakan kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukan terhadap orang,keluarga, kelompok masyarakat yang tidak mempunyai atau mempunyai sumbermata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagikemanusiaan.

(6) Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (6) huruf fmerupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk rehabilitasi.

Pasal 26

(1) Bantuan sosial dapat berupa uang atau barang yang diterima langsung oleh penerimabantuan sosial.

(2) Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah uang yangdiberikan secara langsung kepada penerima seperti beasiswa bagi anak miskin,yayasan pengelola yatim piatu, nelayan miskin, masyarakat lanjut usia, terlantar,cacat berat dan tunjangan kesehatan putra putri pahlawan yang tidak mampu.

Page 175: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-10-

(3) Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah barangyang diberikan secara langsung kepada penerima seperti bantuan kendaraanoperasional untuk sekolah luar biasa swasta dan masyarakat tidak mampu, bantuanperahu untuk nelayan miskin, bantuan makanan/pakaian kepada yatim piatu/tunasosial, ternak bagi kelompok masyarakat kurang mampu.

Bagian KeduaPenganggaran

Pasal 27

(1) Anggota/kelompok masyarakat menyampaikan usulan tertulis kepada kepala daerah.(2) Kepala daerah menunjuk SKPD terkait untuk melakukan evaluasi usulan tertulis

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).(3) Kepala SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyampaikan hasil

evaluasi berupa rekomendasi kepada kepala daerah melalui TAPD.(4) TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah.

Pasal 28

(1) Rekomendasi kepala SKPD dan pertimbangan TAPD sebagaimana dimaksud dalamPasal 27 ayat (3) dan ayat (4) menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran bantuansosial dalam rancangan KUA dan PPAS.

(2) Pencantuman alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputianggaran bantuan sosial berupa uang dan/atau barang.

Pasal 29

(1) Bantuan sosial berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD.(2) Bantuan sosial berupa barang dicantumkan dalam RKA-SKPD.(3) RKA-PPKD dan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi

dasar penganggaran bantuan sosial dalam APBD sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 30

(1) Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1)dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja bantuan sosial,obyek, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD.

(2) Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2)dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang diformulasikan kedalamprogram dan kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyekbelanja bantuan sosial barang berkenaan yang akan diserahkan kepada pihakketiga/masyarakat, dan rincian obyek belanja bantuan sosial barang yang akandiserahkan pihak ketiga/masyarakat berkenaan pada SKPD.

(3) Dalam rincian obyek belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)dicantumkan nama penerima dan besaran bantuan sosial.

Bagian KetigaPelaksanaan dan Penatausahaan

Pasal 31

(1) Pelaksanaan anggaran bantuan sosial berupa uang berdasarkan atas DPA-PPKD.(2) Pelaksanaan anggaran bantuan sosial berupa barang berdasarkan atas DPA-SKPD.

Page 176: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-11-

Pasal 32

(1) Kepala daerah menetapkan daftar penerima dan besaran bantuan sosial dengankeputusan kepala daerah berdasarkan peraturan daerah tentang APBD dan peraturankepala daerah tentang penjabaran APBD.

(2) Penyaluran/penyerahan bantuan sosial didasarkan pada daftar penerima bantuansosial yang tercantum dalam keputusan kepala daerah sebagaimana dimaksud padaayat (1).

(3) Pencairan bantuan sosial berupa uang dilakukan dengan cara pembayaran langsung(LS).

(4) Dalam hal bantuan sosial berupa uang dengan nilai sampai dengan Rp5.000.000,00(lima juta rupiah) pencairannya dapat dilakukan melalui mekanisme tambah uang(TU).

(5) Penyaluran dana bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial sebagaimanadimaksud pada ayat (4) dilengkapi dengan kuitansi bukti penerimaan uang bantuansosial.

Pasal 33

Pengadaan barang dan jasa dalam rangka bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 ayat (2) berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Bagian KeempatPelaporan dan Pertanggungjawaban

Pasal 34

(1) Penerima bantuan sosial berupa uang menyampaikan laporan penggunaan bantuansosial kepada kepala daerah melalui PPKD dengan tembusan kepada SKPD terkait.

(2) Penerima bantuan sosial berupa barang menyampaikan laporan penggunaan bantuansosial kepada kepala daerah melalui kepala SKPD terkait.

Pasal 35

(1) Bantuan sosial berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja bantuan sosialpada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan.

(2) Bantuan sosial berupa barang dicatat sebagai realisasi obyek belanja bantuan sosialpada jenis belanja barang dan jasa dalam program dan kegiatan pada SKPD terkait.

Pasal 36

Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian bantuan sosial meliputi:

a. usulan dari calon penerima bantuan sosial kepada kepala daerah;

b. keputusan kepala daerah tentang penetapan daftar penerima bantuan sosial;

c. pakta integritas dari penerima bantuan sosial yang menyatakan bahwa bantuan sosialyang diterima akan digunakan sesuai dengan usulan; dan

d. bukti transfer/penyerahan uang atas pemberian bantuan sosial berupa uang ataubukti serah terima barang atas pemberian bantuan sosial berupa barang.

Pasal 37

(1) Penerima bantuan sosial bertanggungjawab secara formal dan material ataspenggunaan bantuan sosial yang diterimanya.

(2) Pertanggungjawaban penerima bantuan sosial meliputi:

a. laporan penggunaan bantuan sosial oleh penerima bantuan sosial;

Page 177: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-12-

b. surat pernyataan tanggungjawab yang menyatakan bahwa bantuan sosial yangditerima telah digunakan sesuai dengan usulan; dan

c. bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundang-undangan bagi penerima bantuan sosial berupa uang atau salinan bukti serahterima barang bagi penerima bantuan sosial berupa barang.

(3) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf bdisampaikan kepada kepala daerah paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahunanggaran berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai peraturan perundang-undangan.

(4) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c disimpan dandipergunakan oleh penerima bantuan sosial selaku obyek pemeriksaan.

Pasal 38

(1) Realisasi bantuan sosial dicantumkan pada laporan keuangan pemerintah daerahdalam tahun anggaran berkenaan.

(2) Bantuan sosial berupa barang yang belum diserahkan kepada penerima bantuansosial sampai dengan akhir tahun anggaran berkenaan dilaporkan sebagai persediaandalam neraca.

Pasal 39

(1) Realisasi bantuan sosial berupa barang dikonversikan sesuai standar akuntansipemerintahan pada laporan realisasi anggaran dan diungkapkan pada catatan ataslaporan keuangan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.

(2) Format konversi dan pengungkapan bantuan sosial berupa barang sebagaimanadimaksud ayat (1) tercantum pada lampiran Peraturan Menteri ini.

BAB VMONITORING DAN EVALUASI

Pasal 40

(1) SKPD terkait melakukan monitoring dan evaluasi atas pemberian hibah dan bantuansosial.

(2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikankepada kepala daerah dengan tembusan kepada SKPD yang mempunyai tugas danfungsi pengawasan.

Pasal 41

Dalam hal hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2)terdapat penggunaan hibah atau bantuan sosial yang tidak sesuai dengan usulan yangtelah disetujui, penerima hibah atau bantuan sosial yang bersangkutan dikenakan sanksisesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VILAIN-LAIN

Pasal 42

(1) Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban danpelaporan serta monitoring dan evaluasi hibah dan bantuan sosial diatur lebih lanjutdengan peraturan kepala daerah.

(2) Pemerintah daerah yang telah menetapkan peraturan kepala daerah yang mengaturpengelolaan pemberian hibah dan bantuan sosial sebelum berlakunya PeraturanMenteri ini harus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 31Desember 2011.

Page 178: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-13-

(3) Pemerintah daerah dapat menganggarkan hibah dan bantuan sosial apabila telahmenetapkan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2).

BAB VIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 43

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini:

a. Pemberian hibah dan bantuan sosial untuk tahun anggaran 2011 tetap dapatdilaksanakan sepanjang telah dianggarkan dalam APBD/Perubahan APBD tahunanggaran 2011.

b. Penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawabanserta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial mulai tahunanggaran 2012 berpedoman pada Peraturan Menteri ini.

BAB VIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 44

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan PeraturanMenteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 27 Juli 2011MENTERI DALAM NEGERI,

ttd

GAMAWAN FAUZI

Diundangkan di Jakartapada tanggal 28 Juli 2011MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

PATRIALIS AKBAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 450

Salinan sesuai dengan aslinyaPlt. KEPALA BIRO HUKUM

ZUDAN ARIF FAKRULLOHPembina (IV/a)

NIP. 19690824 199903 1 001

Page 179: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-14-

FORMAT KONVERSI DAN PENGUNGKAPAN HIBAH BERUPA BARANG DAN/ATAU JASASERTA BANTUAN SOSIAL BERUPA BARANG

I. FORMAT LAPORAN REALISASI ANGGARAN SKPD:

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……SKPD ………………

LAPORAN REALISASI ANGGARANUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER….

(Dalam Rupiah)

NomorUrut Uraian

AnggaranSetelah

PerubahanRealisasi Lebih

(Kurang)

1 Pendapatan1.1 Pendapatan Asli Daerah1.1.1 Pendapatan pajak daerah1.1.2 Pendapatan retribusi daerah1.1.3 Pendapatan hasil pengelolaan

Kekayaan daerah yangDipisahkan

1.1.4 Lain-lain Pendapatan AsliDaerah yang Sah

Jumlah2 Belanja2.1 Belanja Tidak Langsung2.1.1 Belanja Pegawai2.2 Belanja Langsung2.2.1 Belanja Pegawai2.2.2 Belanja Barang dan Jasa

- Hibah barang/jasa yangdiserahkan kepada pihakketiga/masyarakat

- Bantuan sosial barang yangdiserahkan kepada pihakketiga/masyarakat

- Barang/jasa selain hibah danbantuan sosial

2.2.3 Belanja ModalJumlah

Surplus / (Defisit)

Page 180: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-15-

II. FORMAT LAPORAN REALISASI ANGGARAN PPKD:

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……LAPORAN REALISASI ANGGARAN PPKD

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER….

(Dalam Rupiah)No

Urut UraianAnggaranSetelah

PerubahanRealisasi Lebih

(Kurang)

1 Pendapatan1.2 Dana Perimbangan1.2.1 Dana Bagi Hasil1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/

Sumber Daya Alam1.2.2 Dana Alokasi Umum1.2.3 Dana Alokasi Khusus1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah1.3.1 Pendapatan Hibah1.3.2 Dana Darurat1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dariProvinsi

dan Pemerintah Daerah Lainnya1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau

Pemerintah Daerah lainnyaJumlah Pendapatan

2 Belanja2.1 Belanja Tidak Langsung2.1.1 Belanja Pegawai2.1.2 Belanja Bunga2.1.3 Belanja subsidi2.1.4 Belanja Hibah2.1.5 Belanja Bantuan Sosial2.1.6 Belanja Bagi Hasil2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan2.1.8 Belanja Tidak Terduga2.2.3 Belanja Modal

Jumlah BelanjaSURPLUS/(DEFISIT)

3. Pembiayaan Daerah3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah3.1.1 Penggunaan SiLPA3.1.2 Pencairan Dana Cadangan3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah

Jumlah Penerimaan3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)

Pemerintah Daerah3.2.3 Pembayaran Pokok Utang3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah

Jumlah PengeluaranPembiayaan Neto

3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)

Page 181: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-16-

III. FORMAT KONSOLIDASI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

A. KONSOLIDASI LAPORAN REALISASI ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

No Uraian SATKER 1 SATKER2 PPKD Gabungan

1 Pendapatan2 Pendapatan Asli Daerah3 Pendapatan pajak daerah xxx xxx Xxx4 Pendapatan retribusi daerah xxx xxx Xxx5 Hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkanxxx xxx Xxx

6 Lain-lain PAD yang sah xxx xxx Xxx7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah xxx xxx Xxx8 Dana perimbangan xxx Xxx9 Lain-lain pendapatan yang sah xxx Xxx10 Jumlah pendapatan xxx xxx xxx Xxx11 Belanja12 Belanja Tidak Langsung xxx xxx xxx Xxx12.1 Belanja Pegawai xxx xxx xxx Xxx12.3 Bunga xxx Xxx12.4 Subsidi xxx Xxx12.5 Hibah xxx Xxx12.6 Bantuan Sosial xxx Xxx13 Belanja Langsung xxx xxx Xxx

Belanja pegawai xxx xxx XxxBelanja Barang dan Jasa1) Hibah barang/jasa yang

diserahkan kepada pihakketiga/masyarakat

2) Bantuan sosial barang yangdiserahkan kepada pihakketiga/masyarakat

3) Barang/jasa selain hibah danbantuan sosial

xxxxx

xx

xx

xxxxx

xx

xx

Xxx

xx

xx

Belanja modal xxx xxx Xxx14 Jumlah belanja xxx xxx xxx Xxx15 Surplus / defisit xxx xxx xxx Xxx16 Pembiayaan daerah17 Penerimaan pembiayaan xxx Xxx18 Pengeluaran pembiayaan xxx Xxx19 Pembiayaan neto xxx Xxx20 Sisa lebih pembiayaan tahun

berkenaan ( SILPA )xxx Xxx

Page 182: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-17-

B. KONVERSI HIBAH BARANG DAN/ATAU JASA SERTA BANTUAN SOSIAL BERUPABARANG DALAM LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

No Uraian Gabungan Uraian Pemda

1 Pendapatan Pendapatan2 Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah3 Pendapatan pajak daerah xxx Pendapatan pajak daerah xxx4 Pendapatan retribusi daerah xxx Pendapatan retribusi daerah xxx5 Hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan xxx Hasil pengelolaan kekayaandaerah yang dipisahkan xxx

6 Lain-lain PAD yang sah xxx Lain-lain PAD yang sah xxx7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah xxx Jumlah Pendapatan Asli Daerah xxx8 Dana perimbangan xxx Dana transfer xxx9 Lain-lain pendapatan yang sah xxx Lain-lain pendapatan yang sah xxx10 Jumlah pendapatan xxx Jumlah pendapatan xxx11 Belanja Belanja12 Belanja Tidak Langsung xxx Belanja Operasi xxx12.1 Belanja Pegawai xxx Belanja Pegawai xxx12.3 Bunga xxx Belanja Barang xxx12.4 Subsidi xxx12.5 Hibah xxx Bunga xxx12.6 Bantuan Sosial xxx Subsidi xxx13 Belanja Langsung xxx Hibah xxx

Belanja pegawai xxx Bantuan Sosial xxxBelanja Barang dan Jasa1)Hibah barang/jasa yang

diserahkan kepada pihakketiga/masyarakat

2)Bantuan sosial barang/jasayang diserahkan kepada pihakketiga/masyarakat

3)Barang/jasa selain 1) dan 2)

xxxxx

xx

xx

Belanja Modal xxx

Belanja modal xxx14 Jumlah belanja xxx Jumlah belanja xxx15 Surplus / defisit xxx Surplus / defisit xxx16 Pembiayaan daerah Pembiayaan daerah17 Penerimaan pembiayaan xxx Penerimaan pembiayaan xxx18 Pengeluaran pembiayaan xxx Pengeluaran pembiayaan xxx19 Pembiayaan neto xxx Pembiayaan neto xxx20 Sisa lebih pembiayaan tahun

berkenaan (SILPA)xxx Sisa lebih pembiayaan tahun

berkenaan (SILPA)xxx

MENTERI DALAM NEGERI,

ttd

GAMAWAN FAUZI

Salinan sesuai dengan aslinyaPlt. KEPALA BIRO HUKUM

ZUDAN ARIF FAKRULLOHPembina (IV/a)

NIP. 19690824 199903 1 001

Page 183: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

SALINAN

MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 2016

TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 201 1 TENTANG PEDOMAN

PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka tertib administrasi, dan terciptanya

harmonisasi, stabilisasi, efektifitas, serta menjamin partisipasi

masyarakat guna memperkuat dukungan terhadap

penyelenggaraan pemerintahan daerah, berkenaan dengan

berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2OLl tentang

Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

: 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2OO8 Nomor 166, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor a9l6);

Mengingat

Page 184: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

2.

3.

5.

6.

4.

-2-

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2Ol3 tentang

Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 116, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5430);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambaban Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2Ol4 tentang

Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2O 11 Nomor 31O).

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011

tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial

Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

201 1 Nomor 450) sebagaimana telah diubah dengan

7.

Page 185: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-3-

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2Ol2

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 32 Tahun 2OLL tentang Pedoman Pemberian

Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor 5a0);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI DALAM

NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2OLI

TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN

SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN

DAN BELANJA DAERAH.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 32 Tahun 2Oll tentang Pedoman Pemberian Hibah

dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2OLL Nomor 450) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

39 Tahun 2OL2 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2OlL tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor 540), diubah sebagai

berikut:

Page 186: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-4-

1. Ketentuan Pasal I diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi

sebagai berikut:

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Pertama

Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati dan

Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.

2. Kepala Daerah adalah Gubernur bagi daerah provinsi

atau Bupati bagi daerah kabupaten dan/atau Walikota

bagi daerah kota.

3. Dewan Perwakilan Ralryat Daerah yang selanjutnya

disingkat DPRD atau sebutan lain adalah lembaga

perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah.

4. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban

daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk

didalamnya segala bentuk kekayaan yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah

tersebut.

5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang

selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan

tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan

disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD,

dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

6. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya

disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola

keuangan daerah yang mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak

sebagai bendahara umum daerah.

7. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang

selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah

Page 187: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-5-

pada Pemerintah Daerah yang

pengelolaan APBD.

melaksanakan

8. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya

disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada

pemerintah daerah selaku pengguna anggaran lbarang.

9. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya

disingkat TAPD adalah tim yang dibentuk dengan

keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris

daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta

melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka

penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat

perencana daerah, PPKD dan pejabat lainnya sesuai

dengan kebutuhan.

10. Rencana Kerja dan Anggaran PPKD yang selanjutnya

disingkat RKA-PPKD adalah rencana kerja dan

anggaran badan/dinas/biro keuangan lbagian

keuangan selaku Bendahara Umum Daerah.

ll.Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya

disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan

dan penganggaran yang berisi program, kegiatan dan

anggaran SKPD.

12. Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD yang

selanjutnya disingkat DPA-PPKD merupakan dokumen

pelaksanaan anggaran badan/dinas/biro

keuangan lbagian keuangan selaku Bendahara Umum

Daerah.

13. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang

selanjutnya disingkat DPA-SKPD merupakan dokumen

yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD

yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh

pengguna anggaran.

14. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari

pemerintah daerah kepada pemerintah pusat atau

pemerintah daerah lain, Badan Usaha Milik

Negara/Badan Usaha Milik Daerah, Badan, Lembaga

dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum

Indonesia, yang secara spesifik telah ditetapkan

Page 188: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-6-

peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak

mengikat, serta tidak secara terus menerus yang

bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah.

15. Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa

uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu,

keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang

sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang

bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan

terjadinya resiko sosial.

16. Resiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang

dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan

sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga,

kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis

sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam

dan bencana alam yang jika tidak diberikan belanja

bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat

hidup dalam kondisi wajar.

17. Naskah Perjanjian Hibah Daerah selanjutnya disingkat

NPHD adalah naskah perjanjian hibah yang bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah antara

pemerintah daerah dengan penerima hibah.

18. Menteri adalah Menteri Dalam Negeri.

2. Ketentuan Pasal 4 ayat (21, ayat (3), dan ayat (41 diubah,

sehingga Pasal 4 berbunyi sebagai berikut:

BAB III

HIBAH

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 4

Pemerintah daerah dapat memberikan hibah sesuai

kemampuan keuangan daerah.

Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan

belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan.

(1)

(2)

Page 189: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-7-

Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran

program dan kegiatan pemerintah daerah sesuai

urgensi dan kepentingan daerah dalam mendukung

terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan

dan kemasyarakatan dengan memperhatikan asas

keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk

masyarakat.

Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memenuhi kriteria paling sedikit:

a. peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;

b. bersifat tidak wajib, tidak mengikat atau tidak

secara terus menerus setiap tahun anggaran sesuai

dengan kemampuan keuangan daerah kecuali

ditentukan lain oleh peraturan perundang-

undangan.

c. memberikan nilai manfaat bagi pemerintah daerah

dalam mendukung terselenggaranya fungsi

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

d. memenuhi persyaratan penerima hibah.

3. Ketentuan Pasal 5 diubah, sehingga Pasal 5 berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 5

Hibah dapat diberikan kepada:

a. Pemerintah Pusat;

b. Pemerintah Daerah lain;

c. Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik

Daerah; dan/atau

d. Badan, Lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang

berbadan hukum Indonesia.

(3)

(4)

Page 190: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-8-

4. Ketentuan Pasal 6 diubah, sehingga Pasal 6 berbunyi:

Pasal 6

(l) Hibah kepada pemerintah pusat sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 huruf a diberikan kepada

satuan kerja dari kementerian/lembaga pemerintah

non kementerian yang wilayah kerjanya berada dalam

daerah yang bersangkutan.

(2) Hibah kepada pemerintah daerah lainnya sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 huruf b diberikan kepada

daerah otonom baru hasil pemekaran daerah

sebagaimana diamanatkan peraturan perundang-

undangan.

(3) Hibah kepada Badan Usaha Milik Negara sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 huruf c diberikan dalam

rangka untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(4) Hibah kepada Badan Usaha Milik Daerah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 huruf c diberikan dalam

rangka untuk meneruskan hibah yang diterima

pemerintah daerah dari pemerintah pusat sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Hibah kepada badan dan lembaga sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 huruf d diberikan kepada

Badan dan Lembaga:

a. yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang

dibentuk berdasarkan peraturan perundang-

undangan;

b. yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang telah

memiliki Surat Keterangan Terdaftar yang

diterbitkan oleh Menteri Dalam Negeri, Gubernur

atau Bupati/Walikota; atau

c.yang bersifat nirlaba, sukarela bersifat sosial

kemasvarakatan berupa kelompok

Page 191: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-9-

masyarakat/ kesatuan-kesatuan masyarakat hukum

adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan

perkembangan masyarakat, dan keberadaannya

diakui oleh pemerintah pusat dan/atau pemerintah

daerah melalui pengesahan atau penetapan dari

pimpinan instansi vertikal atau kepala satuan kerja

perangkat daerah terkait sesuai dengan

kewenangannya.

(6) Hibah kepada organisasi kemasyarakatan yang

berbadan hukum Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 huruf d diberikan kepada organisasi

kemasyarakatan yang berbadan hukum yayasan atau

organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum

perkumpulan yang telah mendapatkan pengesahan

badan hukum dari kementerian yang membidangi

urusan hukum dan hak asasi manusia sesuai

peraturan perundang-undangan.

5. Ketentuan Pasal 7 diubah, sehingga Pasal 7 berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 7

(1) Hibah kepada badan dan lembaga sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5) diberikan dengan

persyaratan paling sedikit:

a. memiliki kepengurusan yang jelas didaerah yang

bersangkutan;

b. memiliki surat keterangan domisili dari lurah/kepala

desa setempat atau sebutan lainnya; dan

c. berkedudukan dalam wilayah administrasi

pemerintah daerah yang bersangkutan.

(2) Hibah kepada organisasi kemasyarakatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6) diberikan dengan

persyaratan paling sedikit:

a. telah terdaftar pada kementerian yang membidangi

urusan hukum dan hak asasi manusia paling

Page 192: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-10-

singkat 3 tahun, kecuali ditentukan lain oleh

peraturan perundang-undangan ;

b. berkedudukan dalam wilayah administrasi

pemerintah daerah yang bersangkutan; dan

c. memiliki sekretariat tetap didaerah yang

bersangkutan.

6. Ketentuan Pasal 8 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 8

berbunyi sebagai berikut:

Bagian Kedua

Penganggaran

Pasal 8

( 1) Pemerintah pusat, pemerintah daerah lain, Badan

Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,

badan dan lembaga, serta organisasi kemasyarakatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dapat

menyampaikan usulan hibah secara tertulis kepada

kepala daerah.

(2) Kepala daerah menunjuk SKPD terkait untuk

melakukan evaluasi usulan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1).

(3) Kepala SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) menyampaikan hasil evaluasi berupa rekomendasi

kepada kepala daerah melalui TAPD.

(4) TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan

prioritas dan kemampuan keuangan daerah.

7. Ketentuan Pasal 1L ayat (2) diubah, sehingga Pasal 11

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 11

(1) Hibah berupa uang sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 10 ayat (1) dianggarkan dalam kelompok belanja

Page 193: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- Ll,-

tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek belanja

hibah, dan rincian obyek belanja hibah pada PPKD.

(2) Obyek belanja hibah dan rincian obyek belanja hibah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Pemerintah Pusat;

b. Pemerintah Daerah lain;

c. Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik

Daerah; dan/ atau

d. Badan, Lembaga, dan organisasi kemasyarakatan

yang berbadan hukum Indonesia.

(3) Hibah berupa barang atau jasa sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 10 ayat (2) dianggarkan dalam kelompok

belanja langsung yang diformulasikan kedalam

program dan kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis

belanja barang dan jasa, obyek belanja hibah barang

atau jasa dan rincian obyek belanja hibah barang atau

jasa yang diserahkan kepada pihak ketiga/ masyarakat

pada SKPD.

8. Ketentuan Pasal 14 ayat (4) diubah, sehingga Pasal 14

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 14

(1) Kepala daerah menetapkan daftar penerima hibah

beserta besaran uang atau jenis barang atau jasa yang

akan dihibahkan dengan keputusan kepala daerah

berdasarkan peraturan daerah tentang APBD dan

peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.

(21Daltar penerima hibah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) menjadi dasar penyaluran/penyerahan hibah.

(3) Penyaluran/ penyerahan hibah dari pemerintah daerah

kepada penerima hibah dilakukan setelah

penandatanganan NPHD.

(4) Pencairan hibah dalam bentuk uang dilakukan dengan

mekanisme pembayaran langsung (LS) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 194: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-L2-

9. Ketentuan Pasal 22 ayat (21 diubah, sehingga Pasal 22

berbunyi sebagai berikut:

BAB IV

BANTUAN SOSIAL

Bagian Kesatu

Umum

Pasal22

(1) Pemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial

kepada anggota/kelompok masyarakat sesuai

kemampuan keuangan daerah.

(2) Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan

belanja urusan wajib dan urusan pilihan dengan

memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas

dan manfaat untuk masyarakat.

1O. Ketentuan Pasal 43 diubah, sehingga Pasal 43 berbunyi

sebagai berikut:

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 43

(1) Pengesahan badan hukum sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 ayat (6) dikecualikan terhadap:

a. Organisasi Kemasyarakatan yang telah berbadan

hukum sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan,

diakui keberadaannya sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2013;

b. Organisasi Kemasyarakatan yang telah berbadan

hukum berdasarkan Staatsblad 1870 Nomor 64

tentang Perkumpulan-Perkumpulan Berbadan

Hukum (Rechtspersoonlijkheid van Vereenigingen)

Page 195: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-13-

yang berdiri sebelum Proklamasi Kemerdekaan

Republik Indonesia dan konsisten mempertahankan

Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetap diakui

keberadaan dan kesejarahannya sebagai aset

bangsa, tidak perlu melakukan pendaftaran sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2Ol3;

c. Organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki

Surat Keterangan Terdaftar yang sudah diterbitkan

sebelum Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013,

tetap berlaku sampai akhir masa berlakunya; dan

d. Organisasi Kemasyarakatan yang didirikan oleh

Warga Negara Asing, Warga Negara Asing bersama

Warga Negara Indonesia atau Badan Hukum asing

yang telah beroperasi harus menyesuaikan dengan

ketentuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2Ol3

dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun

terhitung sejak Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2Ol3 diundangkan.

(2) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, hibah

dan bantuan sosial Tahun Anggaran 2016 dapat

dilaksanakan sepanjang telah dianggarkan dalam APBD

Tahun Anggaran 2016 dan telah sesuai dengan

ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

(3) Dalam hal penganggaran hibah dan bantuan sosial

Tahun Anggaran 2OL6 belum sesuai dengan Peraturan

Menteri ini, hibah dan bantuan sosial Tahun Anggaran

2016 dapat dianggarkan setelah dilakukan penyesuaian

berdasarkan Peraturan Menteri ini dan ditetapkan

dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016.

Page 196: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

-L4-

Pasal II

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan

menempatkannya dalam Berita Negara Republik

Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta 'pada tanggal 23 Maret 2016.

MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

T:JAHJO KUMOLO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 5 April 2016.

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OL6 NOMOR 541.

i dengan aslinyaM,

198903 1 001.

Page 197: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 1 -

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 17 TAHUN 2013

TENTANG

ORGANISASI KEMASYARAKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat merupakan bagian dari hak asasi

manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

b. bahwa dalam menjalankan hak dan kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat, setiap orang

wajib menghormati hak asasi dan kebebasan orang lain dalam rangka tertib hukum serta menciptakan keadilan

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

c. bahwa sebagai wadah dalam menjalankan kebebasan

berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat, organisasi kemasyarakatan berpartisipasi dalam

pembangunan untuk mewujudkan tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila;

d. bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan dinamika kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu diganti;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Organisasi

Kemasyarakatan;

Mengingat . . .

Page 198: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 2 -

Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28, Pasal 28C ayat (2), Pasal 28E

ayat (3), dan Pasal 28J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh

masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan

untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

2. Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat AD adalah peraturan dasar Ormas.

3. Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat ART

adalah peraturan yang dibentuk sebagai penjabaran AD Ormas.

4. Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

5. Pemerintah . . .

Page 199: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 3 -

5. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota,

dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang dalam negeri.

BAB II

ASAS, CIRI, DAN SIFAT

Pasal 2

Asas Ormas tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pasal 3

Ormas dapat mencantumkan ciri tertentu yang mencerminkan kehendak dan cita-cita Ormas yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Pasal 4

Ormas bersifat sukarela, sosial, mandiri, nirlaba, dan demokratis.

BAB III

TUJUAN, FUNGSI, DAN RUANG LINGKUP

Pasal 5

Ormas bertujuan untuk:

a. meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat;

b. memberikan pelayanan kepada masyarakat;

c. menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa;

d. melestarikan . . .

Page 200: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 4 -

d. melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika, dan

budaya yang hidup dalam masyarakat;

e. melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup;

f. mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong, dan

toleransi dalam kehidupan bermasyarakat;

g. menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan

kesatuan bangsa; dan

h. mewujudkan tujuan negara.

Pasal 6

Ormas berfungsi sebagai sarana:

a. penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota dan/atau tujuan organisasi;

b. pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan

tujuan organisasi;

c. penyalur aspirasi masyarakat;

d. pemberdayaan masyarakat;

e. pemenuhan pelayanan sosial;

f. partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan

memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa; dan/atau

g. pemelihara dan pelestari norma, nilai, dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pasal 7

(1) Ormas memiliki bidang kegiatan sesuai dengan AD/ART masing-masing.

(2) Bidang kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai

dengan sifat, tujuan, dan fungsi Ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6.

Pasal 8

Ormas memiliki lingkup:

a. nasional;

b. provinsi; atau

c. kabupaten/kota.

BAB IV . . .

Page 201: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 5 -

BAB IV

PENDIRIAN

Pasal 9

Ormas didirikan oleh 3 (tiga) orang warga negara Indonesia atau

lebih, kecuali Ormas yang berbadan hukum yayasan.

Pasal 10

(1) Ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dapat berbentuk:

a. badan hukum; atau

b. tidak berbadan hukum.

(2) Ormas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat:

a. berbasis anggota; atau

b. tidak berbasis anggota.

Pasal 11

(1) Ormas berbadan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a dapat berbentuk:

a. perkumpulan; atau

b. yayasan.

(2) Ormas berbadan hukum perkumpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a didirikan dengan berbasis

anggota.

(3) Ormas berbadan hukum yayasan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b didirikan dengan tidak berbasis anggota.

Pasal 12

(1) Badan hukum perkumpulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a didirikan dengan memenuhi persyaratan:

a. akta pendirian yang dikeluarkan oleh notaris yang memuat AD dan ART;

b. program . . .

Page 202: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 6 -

b. program kerja;

c. sumber pendanaan;

d. surat keterangan domisili;

e. nomor pokok wajib pajak atas nama perkumpulan; dan

f. surat pernyataan tidak sedang dalam sengketa

kepengurusan atau dalam perkara di pengadilan.

(2) Pengesahan sebagai badan hukum perkumpulan dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang hukum dan hak asasi manusia.

(3) Pengesahan sebagai badan hukum perkumpulan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setelah meminta pertimbangan dari instansi terkait.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai badan hukum

perkumpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan undang-undang.

Pasal 13

Badan hukum yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

ayat (1) huruf b diatur dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 14

(1) Dalam upaya mengoptimalkan peran dan fungsinya, Ormas dapat membentuk suatu wadah berhimpun.

(2) Wadah berhimpun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak harus tunggal, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang.

BAB V . . .

Page 203: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 7 -

BAB V

PENDAFTARAN

Pasal 15

(1) Ormas berbadan hukum dinyatakan terdaftar setelah

mendapatkan pengesahan badan hukum.

(2) Pendaftaran Ormas berbadan hukum sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Dalam hal telah memperoleh status badan hukum, Ormas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak memerlukan surat keterangan terdaftar.

Pasal 16

(1) Pendaftaran Ormas yang tidak berbadan hukum

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b dilakukan dengan pemberian surat keterangan terdaftar.

(2) Pendaftaran Ormas yang tidak berbadan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memenuhi persyaratan:

a. akta pendirian yang dikeluarkan oleh notaris yang memuat AD atau AD dan ART;

b. program kerja;

c. susunan pengurus;

d. surat keterangan domisili;

e. nomor pokok wajib pajak atas nama Ormas;

f. surat pernyataan tidak dalam sengketa kepengurusan atau tidak dalam perkara di pengadilan; dan

g. surat pernyataan kesanggupan melaporkan kegiatan.

(3) Surat keterangan terdaftar sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diberikan oleh:

a. Menteri bagi Ormas yang memiliki lingkup nasional;

b. gubernur bagi Ormas yang memiliki lingkup provinsi;

atau

c. bupati/walikota bagi Ormas yang memiliki lingkup kabupaten/kota.

Pasal 17 . . .

Page 204: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 8 -

Pasal 17

(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3) wajib melakukan verifikasi dokumen pendaftaran paling lama 15 (lima belas)

hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen pendaftaran.

(2) Dalam hal dokumen permohonan belum lengkap Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meminta Ormas pemohon untuk

melengkapinya dalam waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak tanggal penyampaian

ketidaklengkapan dokumen permohonan.

(3) Dalam hal Ormas lulus verifikasi, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memberikan surat keterangan terdaftar dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja.

Pasal 18

(1) Dalam hal Ormas tidak berbadan hukum yang tidak

memenuhi persyaratan untuk diberi surat keterangan terdaftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan pendataan sesuai dengan alamat dan domisili.

(2) Pendataan Ormas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh camat atau sebutan lain.

(3) Pendataan Ormas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. nama dan alamat organisasi;

b. nama pendiri;

c. tujuan dan kegiatan; dan

d. susunan pengurus.

Pasal 19

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran dan

pendataan Ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18 diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB VI . . .

Page 205: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 9 -

BAB VI

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 20

Ormas berhak:

a. mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri dan terbuka;

b. memperoleh hak atas kekayaan intelektual untuk nama dan lambang Ormas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. memperjuangkan cita-cita dan tujuan organisasi;

d. melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi;

e. mendapatkan perlindungan hukum terhadap keberadaan dan kegiatan organisasi; dan

f. melakukan kerja sama dengan Pemerintah, Pemerintah

Daerah, swasta, Ormas lain, dan pihak lain dalam rangka pengembangan dan keberlanjutan organisasi.

Pasal 21

Ormas berkewajiban:

a. melaksanakan kegiatan sesuai dengan tujuan organisasi;

b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. memelihara nilai agama, budaya, moral, etika, dan norma

kesusilaan serta memberikan manfaat untuk masyarakat;

d. menjaga ketertiban umum dan terciptanya kedamaian dalam masyarakat;

e. melakukan pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel; dan

f. berpartisipasi dalam pencapaian tujuan negara.

BAB VII . . .

Page 206: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 10 -

BAB VII

ORGANISASI, KEDUDUKAN, DAN KEPENGURUSAN

Bagian Kesatu Organisasi

Pasal 22

Ormas memiliki struktur organisasi dan kepengurusan.

Pasal 23

Ormas lingkup nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

huruf a memiliki struktur organisasi dan kepengurusan paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah provinsi di

seluruh Indonesia.

Pasal 24

Ormas lingkup provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

huruf b memiliki struktur organisasi dan kepengurusan paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi.

Pasal 25

Ormas lingkup kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c memiliki struktur organisasi dan kepengurusan paling sedikit dalam 1 (satu) kecamatan.

Pasal 26

Ormas dapat memiliki struktur organisasi dan kepengurusan di luar negeri sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 27

Ormas dapat melakukan kegiatan di seluruh wilayah Negara

Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua . . .

Page 207: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 11 -

Bagian Kedua

Kedudukan

Pasal 28

Ormas berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia

yang ditentukan dalam AD.

Bagian Ketiga Kepengurusan

Pasal 29

(1) Kepengurusan Ormas di setiap tingkatan dipilih secara

musyawarah dan mufakat.

(2) Kepengurusan Ormas di setiap tingkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas:

a. 1 (satu) orang ketua atau sebutan lain;

b. 1 (satu) orang sekretaris atau sebutan lain; dan

c. 1 (satu) orang bendahara atau sebutan lain.

(3) Kepengurusan Ormas di setiap tingkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas dan bertanggung jawab

atas pengelolaan Ormas.

Pasal 30

(1) Struktur kepengurusan, sistem pergantian, hak dan kewajiban pengurus, wewenang, pembagian tugas, dan hal

lainnya yang berkaitan dengan kepengurusan diatur dalam AD dan/atau ART.

(2) Dalam hal terjadi perubahan kepengurusan, susunan

kepengurusan yang baru diberitahukan kepada kementerian, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dalam jangka waktu paling lama

30 (tiga puluh) hari terhitung sejak terjadinya perubahan kepengurusan.

Pasal 31 . . .

Page 208: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 12 -

Pasal 31

(1) Pengurus yang berhenti atau yang diberhentikan dari kepengurusan tidak dapat membentuk kepengurusan dan/atau mendirikan Ormas yang sama.

(2) Dalam hal pengurus yang berhenti atau yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membentuk

kepengurusan dan/atau mendirikan Ormas yang sama, keberadaan kepengurusan dan/atau Ormas yang sama tersebut tidak diakui oleh Undang-Undang ini.

Pasal 32

Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur organisasi, kedudukan, dan kepengurusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 sampai dengan Pasal 31 diatur dalam AD dan/atau

ART.

BAB VIII KEANGGOTAAN

Pasal 33

(1) Setiap warga negara Indonesia berhak menjadi anggota Ormas.

(2) Keanggotaan Ormas bersifat sukarela dan terbuka.

(3) Keanggotaan Ormas diatur dalam AD dan/atau ART.

Pasal 34

(1) Setiap anggota Ormas memiliki hak dan kewajiban yang

sama.

(2) Hak dan kewajiban anggota Ormas diatur dalam AD dan/atau ART.

BAB IX . . .

Page 209: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 13 -

BAB IX

AD DAN ART ORMAS

Bagian Kesatu Umum

Pasal 35

(1) Setiap Ormas yang berbadan hukum dan yang terdaftar

wajib memiliki AD dan ART.

(2) AD dan ART sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat paling sedikit:

a. nama dan lambang;

b. tempat kedudukan;

c. asas, tujuan, dan fungsi;

d. kepengurusan;

e. hak dan kewajiban anggota;

f. pengelolaan keuangan;

g. mekanisme penyelesaian sengketa dan pengawasan internal; dan

h. pembubaran organisasi.

Bagian Kedua

Perubahan AD dan ART Ormas

Pasal 36

(1) Perubahan AD dan ART dilakukan melalui forum tertinggi

pengambilan keputusan Ormas.

(2) Perubahan AD dan ART sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaporkan kepada kementerian, gubernur,

atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak terjadinya perubahan AD dan ART.

BAB X . . .

Page 210: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 14 -

BAB X

KEUANGAN

Pasal 37

(1) Keuangan Ormas dapat bersumber dari:

a. iuran anggota;

b. bantuan/sumbangan masyarakat;

c. hasil usaha Ormas;

d. bantuan/sumbangan dari orang asing atau lembaga asing;

e. kegiatan lain yang sah menurut hukum; dan/atau

f. anggaran pendapatan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan belanja daerah.

(2) Keuangan Ormas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikelola secara transparan dan akuntabel.

(3) Dalam hal melaksanakan pengelolaan keuangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Ormas menggunakan rekening pada bank nasional.

Pasal 38

(1) Dalam hal Ormas menghimpun dan mengelola dana dari

iuran anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) huruf a, Ormas wajib membuat laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan standar

akuntansi secara umum atau sesuai dengan AD dan/atau ART.

(2) Dalam hal Ormas menghimpun dan mengelola bantuan/sumbangan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) huruf b, Ormas wajib

mengumumkan laporan keuangan kepada publik secara berkala.

(3) Sumber keuangan Ormas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 37 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB XI . . .

Page 211: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 15 -

BAB XI

BADAN USAHA ORMAS

Pasal 39

(1) Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keberlangsungan

hidup organisasi, Ormas berbadan hukum dapat mendirikan badan usaha.

(2) Tata kelola badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam AD dan/atau ART.

(3) Pendirian badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XII PEMBERDAYAAN ORMAS

Pasal 40

(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan pemberdayaan Ormas untuk meningkatkan kinerja dan

menjaga keberlangsungan hidup Ormas.

(2) Dalam melakukan pemberdayaan Ormas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menghormati dan mempertimbangkan aspek sejarah, rekam jejak, peran, dan integritas Ormas dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(3) Pemberdayaan Ormas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan melalui:

a. fasilitasi kebijakan;

b. penguatan kapasitas kelembagaan; dan

c. peningkatan kualitas sumber daya manusia.

(4) Fasilitasi kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a berupa peraturan perundang-undangan yang

mendukung pemberdayaan Ormas.

(5) Penguatan . . .

Page 212: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 16 -

(5) Penguatan kapasitas kelembagaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) huruf b dapat berupa:

a. penguatan manajemen organisasi;

b. penyediaan data dan informasi;

c. pengembangan kemitraan;

d. dukungan keahlian, program, dan pendampingan;

e. penguatan kepemimpinan dan kaderisasi;

f. pemberian penghargaan; dan/atau

g. penelitian dan pengembangan.

(6) Peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dapat berupa:

a. pendidikan dan pelatihan;

b. pemagangan; dan/atau

c. kursus.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberdayaan Ormas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 41

(1) Dalam hal pemberdayaan, Ormas dapat bekerja sama atau

mendapat dukungan dari Ormas lainnya, masyarakat, dan/atau swasta.

(2) Kerja sama atau dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pemberian penghargaan, program, bantuan, dan dukungan operasional organisasi.

Pasal 42

(1) Pemerintah membentuk sistem informasi Ormas untuk meningkatkan pelayanan publik dan tertib administrasi.

(2) Sistem informasi Ormas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dikembangkan oleh kementerian atau instansi terkait yang dikoordinasikan dan diintegrasikan oleh

kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri.

(3) Ketentuan . . .

Page 213: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 17 -

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi Ormas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB XIII

ORMAS YANG DIDIRIKAN OLEH WARGA NEGARA ASING

Pasal 43

(1) Ormas yang didirikan oleh warga negara asing dapat

melakukan kegiatan di wilayah Indonesia.

(2) Ormas yang didirikan oleh warga negara asing

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. badan hukum yayasan asing atau sebutan lain;

b. badan hukum yayasan yang didirikan oleh warga negara

asing atau warga negara asing bersama warga negara Indonesia; atau

c. badan hukum yayasan yang didirikan oleh badan hukum asing.

Pasal 44

(1) Ormas badan hukum yayasan asing atau sebutan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a

wajib memiliki izin Pemerintah.

(2) Izin Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berupa:

a. izin prinsip; dan

b. izin operasional.

(3) Izin prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diberikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang luar negeri setelah memperoleh pertimbangan tim perizinan.

(4) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b diberikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 45 . . .

Page 214: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 18 -

Pasal 45

(1) Untuk memperoleh izin prinsip, ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a harus memenuhi persyaratan paling sedikit:

a. ormas badan hukum yayasan asing atau sebutan lain dari negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan

Indonesia;

b. memiliki asas, tujuan, dan kegiatan organisasi yang bersifat nirlaba.

(2) Izin prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat

diperpanjang.

(3) Perpanjangan izin prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum izin

prinsip berakhir.

Pasal 46

(1) Izin operasional bagi ormas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 43 ayat (2) huruf a hanya dapat diberikan setelah ormas mendapatkan izin prinsip.

(2) Untuk memperoleh izin operasional, ormas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a harus memiliki perjanjian tertulis dengan Pemerintah sesuai dengan

bidang kegiatannya.

(3) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan tidak melebihi jangka waktu izin prinsip dan

dapat diperpanjang.

(4) Perpanjangan izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan

sebelum izin operasional tersebut berakhir.

Pasal 47

(1) Badan hukum ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf b dan huruf c disahkan oleh

menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia setelah

mendapatkan pertimbangan tim perizinan.

(2) Selain . . .

Page 215: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 19 -

(2) Selain harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang yayasan, pengesahan badan hukum yayasan yang didirikan oleh warga negara asing atau warga negara asing bersama warga negara Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf b wajib memenuhi persyaratan paling sedikit:

a. warga negara asing yang mendirikan ormas tersebut telah tinggal di Indonesia selama 5 (lima) tahun berturut-turut;

b. pemegang izin tinggal tetap;

c. jumlah kekayaan awal yayasan yang didirikan oleh

warga negara asing atau warga negara asing bersama warga negara Indonesia, yang berasal dari pemisahan harta kekayaan pribadi pendiri paling sedikit senilai

Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) yang dibuktikan dengan surat pernyataan pengurus badan hukum pendiri mengenai keabsahan harta kekayaan

tersebut;

d. salah satu jabatan ketua, sekretaris, atau bendahara

dijabat oleh warga negara Indonesia; dan

e. surat pernyataan pendiri bahwa kegiatan ormas berbadan hukum yayasan yang didirikan tidak

merugikan masyarakat, bangsa, dan/atau negara Indonesia.

(3) Selain harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang yayasan, pengesahan badan hukum yayasan yang didirikan oleh badan hukum asing

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf c, wajib memenuhi persyaratan paling sedikit:

a. badan hukum asing yang mendirikan yayasan tersebut

telah beroperasi di Indonesia selama 5 (lima) tahun berturut-turut;

b. jumlah kekayaan awal yayasan yang didirikan badan hukum asing yang berasal dari pemisahan sebagian harta kekayaan pendiri yang dijadikan kekayaan awal

yayasan paling sedikit senilai Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) yang dibuktikan dengan surat pernyataan pengurus badan hukum pendiri mengenai

keabsahan harta kekayaan tersebut;

c. salah . . .

Page 216: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 20 -

c. salah satu jabatan ketua, sekretaris, atau bendahara

dijabat oleh warga negara Indonesia; dan

d. surat pernyataan pendiri bahwa kegiatan ormas berbadan hukum yayasan yang didirikan tidak

merugikan masyarakat, bangsa, dan/atau negara Indonesia.

Pasal 48

Dalam melaksanakan kegiatannya, ormas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) wajib bermitra dengan Pemerintah dan Ormas yang didirikan oleh warga negara

Indonesia atas izin Pemerintah.

Pasal 49

Pembentukan tim perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (3) dan Pasal 47 ayat (1) dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

luar negeri.

Pasal 50

Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan, tim perizinan, dan pengesahan ormas yang didirikan oleh warga negara asing

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 sampai dengan Pasal 49 diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 51

Ormas yang didirikan oleh warga negara asing sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) berkewajiban:

a. menghormati kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. tunduk dan patuh pada ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. menghormati . . .

Page 217: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 21 -

c. menghormati dan menghargai nilai-nilai agama dan adat

budaya yang berlaku dalam masyarakat Indonesia;

d. memberikan manfaat kepada masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia;

e. mengumumkan seluruh sumber, jumlah, dan penggunaan dana; dan

f. membuat laporan kegiatan berkala kepada Pemerintah atau Pemerintah Daerah dan dipublikasikan kepada masyarakat melalui media massa berbahasa Indonesia.

Pasal 52

Ormas yang didirikan oleh warga negara asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) dilarang:

a. melakukan kegiatan yang bertentangan dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

b. mengganggu kestabilan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. melakukan kegiatan intelijen;

d. melakukan kegiatan politik;

e. melakukan kegiatan yang mengganggu hubungan diplomatik;

f. melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan

organisasi;

g. menggalang dana dari masyarakat Indonesia; dan

h. menggunakan sarana dan prasarana instansi atau lembaga pemerintahan.

BAB XIV PENGAWASAN

Pasal 53

(1) Untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas Ormas atau ormas yang didirikan oleh warga negara asing sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) dilakukan pengawasan internal dan eksternal.

(2) Pengawasan . . .

Page 218: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 22 -

(2) Pengawasan internal terhadap Ormas atau ormas yang

didirikan oleh warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan mekanisme organisasi yang diatur dalam AD/ART.

(3) Pengawasan eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh masyarakat, Pemerintah, dan/atau

Pemerintah Daerah.

Pasal 54

(1) Untuk menjamin terlaksananya fungsi dan tujuan Ormas, setiap Ormas atau ormas yang didirikan oleh warga negara

asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) memiliki pengawas internal.

(2) Pengawas internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berfungsi untuk menegakkan kode etik organisasi dan memutuskan pemberian sanksi dalam internal organisasi.

(3) Tugas dan kewenangan pengawas internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam AD dan ART atau peraturan organisasi.

Pasal 55

(1) Bentuk pengawasan oleh masyarakat sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 53 ayat (3) dapat berupa pengaduan.

(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

Pasal 56

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan oleh masyarakat, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah terhadap Ormas atau

ormas yang didirikan oleh warga negara asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 sampai dengan Pasal 55 diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB XV . . .

Page 219: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 23 -

BAB XV

PENYELESAIAN SENGKETA ORGANISASI

Pasal 57

(1) Dalam hal terjadi sengketa internal Ormas, Ormas

berwenang menyelesaikan sengketa melalui mekanisme yang diatur dalam AD dan ART.

(2) Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, pemerintah dapat memfasilitasi mediasi atas permintaan para pihak yang bersengketa.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara mediasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan

Pemerintah.

Pasal 58

(1) Dalam hal mediasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57

ayat (2) tidak tercapai, penyelesaian sengketa Ormas dapat ditempuh melalui pengadilan negeri.

(2) Terhadap putusan pengadilan negeri hanya dapat diajukan

upaya hukum kasasi.

(3) Sengketa Ormas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib

diputus oleh pengadilan negeri dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan perkara dicatat di pengadilan negeri.

(4) Dalam hal putusan pengadilan negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diajukan upaya hukum kasasi, Mahkamah Agung wajib memutus dalam jangka waktu

paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan kasasi dicatat oleh panitera Mahkamah Agung.

BAB XVI LARANGAN

Pasal 59

(1) Ormas dilarang:

a. menggunakan bendera atau lambang yang sama dengan

bendera atau lambang negara Republik Indonesia menjadi bendera atau lambang Ormas;

b. menggunakan . . .

Page 220: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 24 -

b. menggunakan nama, lambang, bendera, atau atribut

yang sama dengan nama, lambang, bendera, atau atribut lembaga pemerintahan;

c. menggunakan dengan tanpa izin nama, lambang,

bendera negara lain atau lembaga/badan internasional menjadi nama, lambang, atau bendera Ormas;

d. menggunakan nama, lambang, bendera, atau simbol organisasi yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, bendera,

atau simbol organisasi gerakan separatis atau organisasi terlarang; atau

e. menggunakan nama, lambang, bendera, atau tanda gambar yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, bendera, atau

tanda gambar Ormas lain atau partai politik.

(2) Ormas dilarang:

a. melakukan tindakan permusuhan terhadap suku, agama,

ras, atau golongan;

b. melakukan penyalahgunaan, penistaan, atau penodaan

terhadap agama yang dianut di Indonesia;

c. melakukan kegiatan separatis yang mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. melakukan tindakan kekerasan, mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum, atau merusak

fasilitas umum dan fasilitas sosial; atau

e. melakukan kegiatan yang menjadi tugas dan wewenang penegak hukum sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(3) Ormas dilarang:

a. menerima dari atau memberikan kepada pihak mana pun

sumbangan dalam bentuk apa pun yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau

b. mengumpulkan dana untuk partai politik.

(4) Ormas dilarang menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan

Pancasila.

BAB XVII . . .

Page 221: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 25 -

BAB XVII

SANKSI

Pasal 60

(1) Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan lingkup

tugas dan kewenangannya menjatuhkan sanksi administratif kepada Ormas yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 59.

(2) Pemerintah atau Pemerintah Daerah melakukan upaya persuasif sebelum menjatuhkan sanksi administratif kepada

Ormas yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 61

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60

ayat (1) terdiri atas:

a. peringatan tertulis;

b. penghentian bantuan dan/atau hibah;

c. penghentian sementara kegiatan; dan/atau

d. pencabutan surat keterangan terdaftar atau pencabutan

status badan hukum.

Pasal 62

(1) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf a terdiri atas:

a. peringatan tertulis kesatu;

b. peringatan tertulis kedua; dan

c. peringatan tertulis ketiga.

(2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan secara berjenjang dan setiap peringatan tertulis

tersebut berlaku dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.

(3) Dalam hal Ormas telah mematuhi peringatan tertulis

sebelum berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat

mencabut peringatan tertulis dimaksud.

(4) Dalam . . .

Page 222: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 26 -

(4) Dalam hal Ormas tidak mematuhi peringatan tertulis kesatu

dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat menjatuhkan peringatan tertulis kedua.

(5) Dalam hal Ormas tidak mematuhi peringatan tertulis kedua dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat menjatuhkan peringatan tertulis ketiga.

Pasal 63

(1) Dalam hal Ormas pernah dijatuhi peringatan tertulis kesatu

sebanyak 2 (dua) kali, Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat menjatuhkan peringatan tertulis kedua.

(2) Dalam hal Ormas pernah dijatuhi peringatan tertulis kedua

sebanyak 2 (dua) kali, Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat menjatuhkan peringatan tertulis ketiga.

Pasal 64

(1) Dalam hal Ormas tidak mematuhi peringatan tertulis ketiga

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (5) dan Pasal 63 ayat (2), Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat

menjatuhkan sanksi berupa:

a. penghentian bantuan dan/atau hibah; dan/atau

b. penghentian sementara kegiatan.

(2) Dalam hal Ormas tidak memperoleh bantuan dan/atau hibah, Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat menjatuhkan sanksi penghentian sementara kegiatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.

Pasal 65

(1) Dalam hal penjatuhan sanksi penghentian sementara kegiatan terhadap Ormas lingkup nasional, Pemerintah wajib

meminta pertimbangan hukum dari Mahkamah Agung.

(2) Apabila dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas)

hari Mahkamah Agung tidak memberikan pertimbangan hukum, Pemerintah berwenang menjatuhkan sanksi penghentian sementara kegiatan.

(3) Dalam . . .

Page 223: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 27 -

(3) Dalam hal penjatuhan sanksi penghentian sementara

kegiatan terhadap Ormas lingkup provinsi atau kabupaten/kota, kepala daerah wajib meminta pertimbangan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

kepala kejaksaan, dan kepala kepolisian sesuai dengan tingkatannya.

Pasal 66

(1) Sanksi penghentian sementara kegiatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1) huruf b dijatuhkan untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan.

(2) Dalam hal jangka waktu penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir, Ormas dapat melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan Ormas.

(3) Dalam hal Ormas telah mematuhi sanksi penghentian sementara kegiatan sebelum berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah atau

Pemerintah Daerah dapat mencabut sanksi penghentian sementara kegiatan.

Pasal 67

(1) Dalam hal Ormas tidak berbadan hukum tidak mematuhi

sanksi penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1) huruf b, Pemerintah atau

Pemerintah Daerah dapat menjatuhkan sanksi pencabutan surat keterangan terdaftar.

(2) Pemerintah atau Pemerintah Daerah wajib meminta

pertimbangan hukum Mahkamah Agung sebelum menjatuhkan sanksi pencabutan surat keterangan terdaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Mahkamah Agung wajib memberikan pertimbangan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam jangka waktu

paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak diterimanya permintaan pertimbangan hukum.

Pasal 68 . . .

Page 224: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 28 -

Pasal 68

(1) Dalam hal Ormas berbadan hukum tidak mematuhi sanksi penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1) huruf b, Pemerintah menjatuhkan

sanksi pencabutan status badan hukum.

(2) Sanksi pencabutan status badan hukum sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dijatuhkan setelah adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap mengenai pembubaran Ormas berbadan hukum.

(3) Sanksi pencabutan status badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.

Pasal 69

(1) Pencabutan status badan hukum Ormas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 68 ayat (3) dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diterimanya salinan putusan pembubaran

Ormas yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Pencabutan status badan hukum Ormas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

Pasal 70

(1) Permohonan pembubaran Ormas berbadan hukum

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1) diajukan ke pengadilan negeri oleh kejaksaan hanya atas permintaan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.

(2) Permohonan pembubaran Ormas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diajukan kepada ketua pengadilan negeri sesuai dengan tempat domisili hukum Ormas dan panitera mencatat pendaftaran permohonan pembubaran sesuai

dengan tanggal pengajuan.

(3) Permohonan . . .

Page 225: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 29 -

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus

disertai bukti penjatuhan sanksi administratif oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

(4) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

tidak disertai bukti penjatuhan sanksi administratif oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah, permohonan

pembubaran Ormas berbadan hukum tidak dapat diterima.

(5) Pengadilan negeri menetapkan hari sidang dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal

pendaftaran permohonan pembubaran Ormas.

(6) Surat pemanggilan sidang pemeriksaan pertama harus

sudah diterima secara patut oleh para pihak paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan sidang.

(7) Dalam sidang pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada

ayat (6), Ormas sebagai pihak termohon diberi hak untuk membela diri dengan memberikan keterangan dan bukti di persidangan.

Pasal 71

(1) Permohonan pembubaran Ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) harus diputus oleh pengadilan negeri

dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan dicatat.

(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

diperpanjang paling lama 20 (dua puluh) hari atas persetujuan Ketua Mahkamah Agung.

(3) Putusan pembubaran Ormas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.

Pasal 72

Pengadilan negeri menyampaikan salinan putusan pembubaran Ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 kepada

pemohon, termohon, dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak

tanggal putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.

Pasal 73 . . .

Page 226: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 30 -

Pasal 73

(1) Putusan pengadilan negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 hanya dapat diajukan upaya hukum kasasi.

(2) Dalam hal putusan pengadilan negeri tidak diajukan upaya

hukum kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), salinan putusan pengadilan negeri disampaikan kepada

pemohon, termohon, dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia paling lama 21 (dua puluh satu) hari terhitung

sejak putusan diucapkan.

Pasal 74

(1) Permohonan kasasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) diajukan dalam jangka waktu paling lama

14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal putusan pengadilan negeri diucapkan dan dihadiri oleh para pihak.

(2) Dalam hal pengucapan putusan pengadilan negeri

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dihadiri oleh para pihak, permohonan kasasi diajukan dalam jangka

waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak salinan putusan diterima secara patut oleh para pihak.

(3) Permohonan kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

didaftarkan pada pengadilan negeri yang telah memutus pembubaran Ormas.

(4) Panitera mencatat permohonan kasasi pada tanggal diterimanya permohonan dan kepada pemohon diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani panitera.

(5) Pemohon kasasi wajib menyampaikan memori kasasi kepada panitera pengadilan dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal permohonan

dicatat.

Pasal 75 . . .

Page 227: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 31 -

Pasal 75

(1) Panitera wajib mengirimkan permohonan kasasi dan memori kasasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 kepada

termohon kasasi dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan kasasi

didaftarkan.

(2) Termohon kasasi dapat mengajukan kontra memori kasasi

kepada panitera pengadilan paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal memori kasasi diterima.

(3) Panitera pengadilan wajib menyampaikan kontra memori kasasi termohon kepada pemohon kasasi dalam jangka

waktu paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak tanggal kontra memori kasasi diterima.

(4) Panitera wajib menyampaikan permohonan kasasi, memori kasasi, dan kontra memori kasasi beserta berkas perkara yang bersangkutan kepada Mahkamah Agung dalam jangka

waktu paling lama 40 (empat puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan kasasi didaftarkan atau paling lama

7 (tujuh) hari sejak kontra memori kasasi diterima.

Pasal 76

(1) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74

ayat (5) tidak terpenuhi, ketua pengadilan negeri menyampaikan surat keterangan kepada Mahkamah Agung yang menyatakan bahwa pemohon kasasi tidak mengajukan

memori kasasi.

(2) Penyampaian surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja sejak berakhirnya batas waktu penyampaian

memori kasasi.

Pasal 77

(1) Mahkamah Agung wajib mempelajari permohonan kasasi dan menetapkan hari sidang dalam jangka waktu paling

lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan kasasi dicatat oleh panitera Mahkamah Agung.

(2) Permohonan kasasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 harus diputus dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan

kasasi dicatat oleh panitera Mahkamah Agung.

Pasal 78 . . .

Page 228: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 32 -

Pasal 78

(1) Panitera Mahkamah Agung wajib menyampaikan salinan putusan kasasi kepada panitera pengadilan negeri dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) hari terhitung

sejak tanggal permohonan kasasi diputus.

(2) Pengadilan negeri wajib menyampaikan salinan putusan

kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada pemohon kasasi, termohon kasasi, dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum

dan hak asasi manusia dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak putusan kasasi diterima.

Pasal 79

Dalam hal ormas berbadan hukum yayasan asing atau sebutan

lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 atau Pasal 52, Pemerintah atau Pemerintah Daerah

sesuai dengan kewenangannya menjatuhkan sanksi:

a. peringatan tertulis;

b. penghentian kegiatan;

c. pembekuan izin operasional;

d. pencabutan izin operasional;

e. pembekuan izin prinsip;

f. pencabutan izin prinsip; dan/atau

g. sanksi keimigrasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 80

Ketentuan mengenai penjatuhan sanksi terhadap Ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 sampai dengan Pasal 78

berlaku secara mutatis mutandis terhadap penjatuhan sanksi untuk ormas berbadan hukum yayasan yang didirikan oleh

warga negara asing atau warga negara asing bersama warga negara Indonesia, atau yayasan yang didirikan oleh badan hukum asing.

Pasal 81 . . .

Page 229: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 33 -

Pasal 81

(1) Setiap orang yang merupakan anggota atau pengurus Ormas, atau anggota atau pengurus ormas yang didirikan oleh warga negara asing, baik sendiri-sendiri maupun

bersama-sama melakukan tindak pidana, dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Setiap orang yang merupakan anggota atau pengurus Ormas, atau anggota atau pengurus ormas yang didirikan oleh warga negara asing, baik sendiri-sendiri maupun

bersama-sama melakukan tindakan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain, pihak yang dirugikan berhak

mengajukan gugatan perdata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 82

Ketentuan lebih lanjut mengenai penjatuhan sanksi Ormas, ormas badan hukum yayasan asing atau sebutan lainnya, dan

Ormas badan hukum yayasan yang didirikan warga negara asing atau warga negara asing bersama warga negara Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 sampai dengan Pasal 80 diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB XVIII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 83

Pada saat Undang Undang ini mulai berlaku:

a. Ormas yang telah berbadan hukum sebelum berlakunya Undang-Undang ini tetap diakui keberadaannya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini;

b. Ormas yang telah berbadan hukum berdasarkan Staatsblad 1870 Nomor 64 tentang Perkumpulan-Perkumpulan

Berbadan Hukum (Rechtspersoonlijkheid van Vereenigingen) yang berdiri sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia dan konsisten mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetap diakui keberadaan dan kesejarahannya sebagai aset bangsa, tidak perlu melakukan

pendaftaran sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini;

c. surat . . .

Page 230: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 34 -

c. Surat keterangan terdaftar yang sudah diterbitkan sebelum

Undang-Undang ini berlaku, tetap berlaku sampai akhir masa berlakunya; dan

d. ormas yang didirikan oleh warga negara asing, warga negara

asing bersama warga negara Indonesia, atau badan hukum asing yang telah beroperasi harus menyesuaikan dengan

ketentuan Undang-Undang ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

BAB XIX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 84

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan Ormas, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dalam Undang Undang ini.

Pasal 85

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 3298) dicabut

dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 86

Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 87

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar . . .

Page 231: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 35 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 22 Juli 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 22 Juli 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 116

Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,

Wisnu Setiawan

Page 232: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 17 TAHUN 2013

TENTANG

ORGANISASI KEMASYARAKATAN

I. UMUM

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjamin

kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat serta memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara individu ataupun kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagai perwujudan hak asasi manusia. Pasal 28J ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 menyebutkan bahwa dalam menjalankan hak asasi dan kebebasannya secara individu maupun kolektif, setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia lainnya dan wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan

undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk

memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam masyarakat yang demokratis.

Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas dengan segala bentuknya hadir, tumbuh dan berkembang sejalan dengan sejarah perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam

sejarah perjuangan kemerdekaan negara Republik Indonesia, Ormas merupakan wadah utama dalam pergerakan kemerdekaan di antaranya

Boedi Oetomo, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Ormas lain yang didirikan sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Peran dan rekam jejak Ormas yang telah berjuang secara ikhlas dan sukarela tersebut

mengandung nilai sejarah dan merupakan aset bangsa yang sangat penting bagi perjalanan bangsa dan negara.

Dinamika . . .

Page 233: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 2 -

Dinamika perkembangan Ormas dan perubahan sistem pemerintahan

membawa paradigma baru dalam tata kelola organisasi kemasyarakatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pertumbuhan jumlah Ormas, sebaran dan jenis kegiatan Ormas dalam kehidupan

demokrasi makin menuntut peran, fungsi dan tanggung jawab Ormas untuk berpartisipasi dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional bangsa

Indonesia, serta menjaga dan memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peningkatan peran dan fungsi Ormas dalam pembangunan memberi konsekuensi pentingnya membangun sistem

pengelolaan Ormas yang memenuhi kaidah Ormas yang sehat sebagai organisasi nirlaba yang demokratis, profesional, mandiri, transparan, dan

akuntabel.

Pancasila merupakan dasar dan falsafah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, setiap warga Negara, baik

secara individu maupun kolektif, termasuk Ormas wajib menjadikan Pancasila sebagai napas, jiwa, dan semangat dalam mengelola Ormas. Pengakuan dan penghormatan terhadap Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai dasar dan falsafah berbangsa dan bernegara, tetap menghargai dan menghormati

kebhinnekaan Ormas yang memiliki asas perjuangan organisasi yang tidak bertentangan dengan Pancasila, dan begitu pula Ormas yang menjadikan Pancasila sebagai asas organisasinya.

Pergaulan internasional membawa konsekuensi terjadinya interaksi antara Ormas di suatu negara dan negara lain. Kehadiran Ormas dari negara lain

di Indonesia harus tetap menghormati kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, memberi manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara, serta tetap menghormati nilai sosial budaya masyarakat, patuh dan tunduk

pada hukum yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, Undang-Undang mengatur Ormas yang didirikan warga negara asing dan badan hukum asing yang beroperasi di Indonesia.

Dinamika Ormas dengan segala kompleksitasnya menuntut pengelolaan dan pengaturan hukum yang lebih komprehensif. Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44) yang ada saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan dinamika kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, diperlukan penggantian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

Undang-Undang . . .

Page 234: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 3 -

Undang-Undang tentang Organisasi Kemasyarakatan terdiri atas 19 Bab

dan 87 Pasal. Undang-undang ini mengatur mengenai: pengertian; asas, ciri, dan sifat; tujuan, fungsi, dan ruang lingkup; pendirian; pendaftaran; hak dan kewajiban; organisasi, kedudukan, dan kepengurusan;

keanggotaan; AD dan ART; keuangan; badan usaha; dan pemberdayaan Ormas. Selain itu, Undang-Undang ini mengatur mengenai ormas yang

didirikan oleh warga negara asing ataupun ormas asing yang beraktivitas di Indonesia; pengawasan; penyelesaian sengketa organisasi; larangan; dan sanksi. Pengaturan tersebut diharapkan dapat menjadi aturan yang lebih

baik dan memberikan manfaat kepada sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas.

Pasal 2 Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas. Pasal 5

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas. Huruf c

Cukup jelas. Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g . . .

Page 235: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 4 -

Huruf g

Cukup jelas. Huruf h

Yang dimaksud dengan “mewujudkan tujuan negara” adalah

sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu “melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas. Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10 Cukup jelas.

Pasal 11 Cukup jelas.

Pasal 12 Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15 . . .

Page 236: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 5 -

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17 Cukup jelas.

Pasal 18 Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23 Cukup jelas.

Pasal 24 Cukup jelas.

Pasal 25 Cukup jelas.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29 . . .

Page 237: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 6 -

Pasal 29 Cukup jelas.

Pasal 30 Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35 Cukup jelas.

Pasal 36 Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas.

Pasal 42 . . .

Page 238: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 7 -

Pasal 42 Cukup jelas.

Pasal 43 Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48 Cukup jelas.

Pasal 49 Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas. Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d Yang dimaksud dengan “kegiatan politik” adalah kegiatan yang

mengganggu stabilitas politik dalam negeri, penggalangan dana untuk jabatan politik, atau propaganda politik.

Huruf e . . .

Page 239: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 8 -

Huruf e

Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas.

Huruf g Cukup jelas.

Huruf h Yang dimaksud dengan “sarana dan prasarana pada instansi atau lembaga Pemerintahan”, antara lain kantor, kendaraan

dinas, pegawai, dan peralatan dinas.

Pasal 53 Cukup jelas.

Pasal 54 Cukup jelas.

Pasal 55 Cukup jelas.

Pasal 56

Cukup jelas.

Pasal 57

Cukup jelas.

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59

Ayat (1) Huruf a

Cukup jelas. Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c Yang dimaksud dengan “tanpa izin” adalah tanpa izin dari pemilik nama, pemilik lambang, atau bendera negara,

lembaga/badan internasional. Huruf d

Cukup jelas. Huruf e

Cukup jelas.

Ayat 2 . . .

Page 240: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 9 -

Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4) Yang dimaksud dengan „‟ajaran atau paham yang bertentangan

dengan Pancasila‟‟ adalah ajaran ateisme, komunisme/marxisme-leninisme.

Pasal 60 Cukup jelas.

Pasal 61

Huruf a

Cukup jelas. Huruf b

Yang dimaksud dengan “penghentian bantuan dan/atau hibah”

adalah penghentian oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah atas bantuan dan/atau hibah yang bersumber dari

anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Huruf c

Penghentian sementara kegiatan dalam ketentuan ini tidak termasuk kegiatan internal, seperti rapat internal Ormas.

Huruf d Cukup jelas.

Pasal 62

Cukup jelas.

Pasal 63 Cukup jelas.

Pasal 64

Cukup jelas.

Pasal 65

Cukup jelas.

Pasal 66

Cukup jelas.

Pasal 67 . . .

Page 241: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 10 -

Pasal 67

Cukup jelas. Pasal 68

Cukup jelas.

Pasal 69 Cukup jelas.

Pasal 70 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “permohonan” tidak dapat diartikan sebagai perkara voluntair yang diperiksa secara ex parte, tetapi harus diperiksa secara contentiusa, yaitu pihak yang

berkepentingan harus ditarik sebagai termohon untuk memenuhi asas audi et alteram partem.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas. Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6) Cukup jelas.

Ayat (7) Cukup jelas.

Pasal 71 Cukup jelas.

Pasal 72 Cukup jelas.

Pasal 73

Cukup jelas.

Pasal 74

Cukup jelas.

Pasal 75 . . .

Page 242: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

- 11 -

Pasal 75

Cukup jelas. Pasal 76

Cukup jelas.

Pasal 77 Cukup jelas.

Pasal 78 Cukup jelas.

Pasal 79

Cukup jelas.

Pasal 80

Cukup jelas.

Pasal 81

Cukup jelas. Pasal 82

Cukup jelas.

Pasal 83 Cukup jelas.

Pasal 84 Cukup jelas.

Pasal 85 Cukup jelas.

Pasal 86

Cukup jelas.

Pasal 87

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5430

Page 243: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

DOKUMENTASI

Ket : Wawancara Dengan Bapak H.Iim Sebagai Kepala Yayasan MadrasahDiniyah Awaliyah Darul Ihsan. (Selasa, 4 Juli 2017, Pukul 10.15 WIB)

Ket : Wawancara Dengan Bapak H. Murtado Sebagai Kepala Madrasah DiniyahMadarijul Ulum. (Selasa, 4 Juli 2017, Pukul 14.30 WIB).

Page 244: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

Ket : Wawancara Dengan Bapak Mustopa Idris Sebagai Kepala Yayasan AL-Fathir. (Kamis, 6 Juli 2017, Pukul 13.30 WIB).

Ket : Wawancara Dengan Bapak Iman Sentosa, SE Sebagai Pejabat PelaksanaTeknis Kegiatan (PPTK) Di Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat DaerahProvinsi Banten. (Rabu, 19 Juli 2017, Pukul 09.58 WIB).

Page 245: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

Ket : Wawancara Dengan Bapak Bapak Dadan Romdani, SE, MM Sebagai StafBiro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten, (Rabu, 19 Juli2017, Pukul 09.15 WIB)

Ket : Wawancara Dengan Bapak Slamet Riyadi sebagai Staf Biro KesejahteraanRakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten, (Kamis, 20 Juli 2017, Pukul 15.16WIB).

Page 246: EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/1033/1/Fardan Kamil 6661130381 - Copy.pdf · hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan

Nama

Tempat, Tanggal Lahir

Jenis Kelamin

Golongan Darah

Alamat

Rt/Rw

Kelurahan/Desa

Kecamatan

Kota/Kabupaten

Provinsi

Agama

Status Perkawinan

Pekerjaan

Kewarganegaraan

Riwayat Pendidikan

TK

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

Riwayat Organisasi

: FARDAN KAMIL

: Serang, 03 Juli 1995

: Laki - Laki

: O

: Jl. Raya Pasar Ciomas

: 006/003

: Sukabares

: Ciomas

: Serang

: Banten

: Islam

: Belum Kawin

: Mahasiswa

: Indonesia

:

: Anwarul Hasan

: SDN 1 Ciomas

: SMPN 1 Ciomas

: SMAN 2 Kota Serang

: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

: Ketua BM PAN Kabupaten Serang