Efektivitas Clozapin Pada Pasien Dengan Skizofrenia Kronik

download Efektivitas Clozapin Pada Pasien Dengan Skizofrenia Kronik

of 3

description

jurnal

Transcript of Efektivitas Clozapin Pada Pasien Dengan Skizofrenia Kronik

Efektivitas Clozapin Pada Pasien dengan Skizofrenia KronikLatar BelakangClozapin merupakan pengobatan paling efektif untuk skizofrenia. Clozapin mampu meningkatkan fungsi sosial dan peran dalam kualitas hidup pasien.TujuanMengevaluasi psikopatologi dan kualitas hidup pada kelompok pasien yang menjalankan pengobatan dengan ClozapinMetodeTujuh puluh tujuh pasien terdaftar untuk pengobatan clozapin selama 2 bulan. Dilakukan pencatatan mengenai karakterisrik demografi sosial, waktu dan dosis pengobatan. Untuk mengetahui derajat psikopatogi pasien, digunakan Psycho Social Functioning Scale.Hasil Dari total sampel, didapatkan 53.7% berjenis kelamin laki-laki. Mayoritas berusia 20-39 tahun. 7.4% dari total sampel, melakukan pengobatan dengan clozapin selama 2 tahun , 38.8% selama 3-4 tahun dan 40.3% selama 6-10 tahun. Dari total sampel 43.3% diantaranya menggunakan dosis 225- 400mg/hari.Dari hasil skala perawatan diri, 61 pasien (95.3%) memiliki nilai 13-15 dari nilai maksimumnya yaitu 15. Pada skala fungsi sehari-hari, 42 pasien memiliki nilai lebih dari 10 dengan nilai maksimumnya yaitu 15. Terdapat 30 laki-laki (36.1%) dan 8 perempuan (25.8%) menggunakan waktunya dengan bekerja. 3 laki-laki dan 2 perempun sebagai pelajar, 6 perempuan lainnya menggunakan waktunya dengan melakukan pekerjaan rumah.KesimpulanPasien yang melakukan pengobatan dengan clozapin dalam jagka panjang menujukkan penurunan level psikopatologi. Skala perawatan diri dan fungsi sehari-harinya digunakan denga baik. Banyak pasien dengan pengobatan clozapin menggunakan waktu sehari-harinya dengan bekerja.

PendahuluanClozapin merupakan pengobatan paling efektif pada pasien dengan skizofrenia. Clozapin mampu meningkatkan fungsi peran dan sosial dalam kualitas hidup pasien, menurunkan angka perawatan di rumah sakit, mengurangi gejala gangguan afek, gejala negative dan tardive dyskinesia. Tidak ada perbedaan yang bermakna pasien dengan antipsikosis golongan pertama dan clozapin yang menibulkan kematian. Penelitian lain menunjukkan bahwa clozapin merupakan obat pilihan pertama pada pasien dengan gejala akut dan gejala negatif dari pada antipsikosis golongan pertama. Berdasarkan The National Institute of Mental Helath (NIMH), clozapin merupakan obat antipsikosis golongan kedua yang paling efektif. Penelitian dengan metode randomized control trial, pada pasien dengan skizofrenia dan gangguan skizoafektif yang resisten atau gagal dengan antipsikosis lainnya, kemudian diberikan dosis tinggi olanzapine ( 25-45mg/hari) dan clozapin (300-900mg/hari)menunjukkan penurunan gejala psikopatologi dan peningkatan fungsi kognitif. Tujuan utama dari pengobatan skizofrenia adalah meningkatkan kualitas hidup pasien dengan peningkatan fungsi kognitif dan sosialnya agar menjadi seseorag yang produktif.Penelitian lain pada pasien dengan pengobatan jangka panjang clozapin, menunjukkan 85% dari total sampel 96 pasien lepas rawat inap di rumah sakit setelah satu tahun perawatan. 62 pasien dengan pengobatan clozapin selama 2 tahun, 18% diantaraya menggunakan waktu luang sehari-harinya dengan bekerja dan 21% diataranya menggunakan waktu luangnya untuk bekerja hanya separuh waktu.Karena masih sedikitnya data nyang menunjukkan efektifitas clozapin pada pasien dengan skizofrenia di beberapa negara, penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional pada pasien dengan skizofrenia di University Psychiatry Unit, Colombo.MetodeTujuan penelitian ini adalah mengeavluasi efektivitas dan peningkatan kualitas hidup pasien dengan skizofrenia yang melakukan pengobatan clozapin.Didapatkan 77 pasien yang melakukan pengobatan dengan clozapin selama 2 bulan di University Psychiatry Unit, Colombo dimasukkan dalam penelitian. Dilakukan pencatatan mengenai karakterisrik demografi sosial, waktu dan dosis pengobatan. Untuk penilaian gejala psikopatologi, digunakan Psycopathology Measurement Scale yang hampir sama dengan Positive and Negative Syndrome Scale (PANSS). Pengukuran dilakukan setelah wawancara pada pasien, dilakukan oleh seorang yang sebelumnya sudah dilatih. Penilaian terdiri dari 7 gejala positif, 7 gejala negative, dan 16 gejala psikopatologi lainnya, termasuk gangguan mood dan anxietas. Gejal positif dan ngatif diberikan nilai 0-42, dan gejala psikopatologi lainnya diberikan bilai 0-96 dengan total nilai 0-180. Derajat keparhan setiap item dinilai 0-6.Secara garis besar, terdapat skala fungsi perawatan diri dan fungsi peran sehari-hari. Yang termasuk perawata diri adalah mandi, makan, berpakaian, buang air kecil, buan air besar dan kebersihan mulut. Sedangkan fungsi peran terdiri dari pekerjaan rumah, belanja, sopir, pengelolaan keuangan dan pengobatan. Setiap perilaku diberikan nilai, 3 diamana dia mampu melakukannya sendiri, 2 membutuhkan panduan dalam melakukannya, 1 membutuhkan bantuan orang lain dan 0 apabila dia tidak melakukannya sama sekali. Penilaian dilakukan setelah wawancara pada pasien.Ethical Clearance penelitian didapatkan dari National Hospital of Sri Lanka Ethics Commite.Hasil