Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada...

164
Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik di Kota Depok SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh Rahmi Nurmadinisia 108101000040 Peminatan Gizi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta Tahun 2012

Transcript of Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada...

Page 1: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu

Hamil Kekurangan Energi Kronik di Kota Depok

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat

Disusun Oleh

Rahmi Nurmadinisia

108101000040

Peminatan Gizi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta

Tahun 2012

Page 2: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi saya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta , Januari 2013

Rahmi Nurmadinisia

Page 3: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN GIZI MASYARAKAT

Skripsi, Januari 2013

Rahmi Nurmadinisia, NIM: 108101000040

Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan Pada Ibu hamil

Kekurangan Energi Kronis di Kota Depok

xviii + 108 halaman, 9 tabel, 2 bagan, 13 lampiran.

ABSTRAK

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah Kekurangan Energi Kronis (KEK)

pada ibu hamil adalah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Program

tersebut bertujuan untuk menanggulangi masalah KEK ibu hamil serta tercapainya

peningkatan status gizi yang baik pada ibu hamil dan mengurangi prevalensi Berat

Bayi Lahir Rendah (BBLR). Program PMT untuk ibu hamil KEK merupakan salah

satu program rutin di bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Seksi Kesehatan

Keluarga dan Gizi yang terdapat di Dinas Kesehatan Kota Depok. Program PMT

untuk Ibu Hamil KEK ini sudah berjalan sejak tahun 2009. Namun, hingga saat ini

belum diketahui seberapa besar dampak yang dihasilkan dari program PMT terhadap

ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga perlu dilakukan

penelitian untuk mengetahui apakah program PMT yang dilakukan sudah efektif

dilakukan dalam mencegah terjadinya BBLR yang dilihat berdasarkan input, proses

maupun output dari program PMT.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang diperkaya dengan

penelitian kuantitatif. Untuk penelitian kualitatif instrumen yang digunakan adalah alat

perekam, pedoman wawancara dan lembar observasi. Sedangkan untuk penelitian

kuantitatif instrumen yang digunakan berupa laporan monitoring PMT Ibu Hamil KEK

serta data kohort Ibu Hamil. Informan utama dalam penelitian ini adalah staf gizi

penanggung jawab program PMT di Kota Depok dan Ibu hamil KEK yang didapatkan

dari laporan monitoring program. Sedangkan informan pendukung dalam penelitian ini

adalah staf gizi yang bekerja di wilayah Puskesmas Kota Depok.

Page 4: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

iii

Hasil penelitian menunjukkan dari segi input, semua komponen yang

dibutuhkan untuk program ini sudah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Komponen yang berpengaruh terhadap efektifitas program PMT ibu hamil KEK di

Kota Depok adalah data, sumber daya dan sasaran. Sedangkan dari segi proses,

seluruh komponen baik dari pelaksanaan maupun pengawasan telah sesuai dengan apa

yang direncanakan. Namun, konsep perencanaan masih belum memasukkan

komponen-komponen penting untuk dapat melihat keefektifan program secara

spesifik. Prosentase efektifitas program PMT ibu hamil KEK penambahan berat badan

yang sesuai dengan usia kehamilan adalah sebesar 65 % hamil KEK yang

mendapatkan PMT berat badannya bertambah sesuai dengan usia kehamilan bayi yang

dikandungnya, 32% pertambahan berat badan kurang dari usia kehamilan.

Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan bagi Dinas Kesehatan Kota

Depok mencantumkan penambahan karakteristik ibu yang dicantumkan dalam laporan

program PMT ibu hamil KEK yang terkait dengan penambahan berat badan ibu hamil

maupun berat bayi ketika lahir selain itu juga diperlukan pengawasan dan penilaian

output secara rutin setiap program PMT telah selesai dilaksanakan. Untuk puskesmas

yang ada di Kota Depok format laporan yang digunakan sebaiknya selalu mengacu

pada format yang telah ditetapkan. Serta untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar

penelitian lebih lanjut dapat melihat kaitan antara program PMT dengan berat bayi

yang dilahirkan oleh ibu hamil KEK yang mendapatkan PMT tersebut dan juga

penelitian sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan sehingga dapat

tergambar secara lebih aktual program PMT ibu hamil KEK yang terjadi di lapangan.

Kata kunci: Efektifitas, Program, PMT

Daftar bacaan : 36 (1988-2012)

Page 5: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

SPECIALISATION NUTRITION SOCIETY

Thesis, January 2013

Rahmi Nurmadinisia, NIM: 108101000040

Effectiveness of Supplementary Feeding Programme In Chronic Energy

Deficiency Pregnant in Depok

xix, 108 pages, 9 tables, 2 scetch, 13 appendices

ABSTRACT

One effort to exceed the problem of chronic energy deficiency (CED) in

pregnant women is a supplementary feeding activities. These activities aim to address

the problem of cronically malnourished and to achieve of improvements in maternal

nutritional status in both pregnant women and reduce the prevalence of low birth

weight (LBW). Supplementary feeding activities for pregnant women CED is one

routine Programme in the Chapter of Community Health Services Family Health and

Nutrition Section located in Depok City Health Department. Supplementary feeding

programme for pregnant CED has been running since 2009. However, until now

unknown how much impact resulting from the activities of supplementary feeding to

pregnant women who suffer from malnutrition. So we need to investigate whether the

activities undertaken supplementary feeding has been effectively done in preventing

LBW are seen by the input, process and output of supplementary feeding Programme.

This research is a qualitative study are enriched with quantitative research. For

qualitative research instrument used was a tape recorder, interview and observation

sheet. As for the quantitative research instruments used in the form of monitoring

reports supplementary feeding for pregnancy and maternity cohort data. Key

informants in this study is the staff nutritionist in charge of activities PMT in Depok

and Pregnant cronically malnourished derived from programme monitoring reports.

While supporters of informants in this study is nutrition staff who work in the area of

Depok City Health Center.

The results showed in terms of input, all of the components needed for this

Programme is in accordance with a predetermined plan. Components that influence the

effectiveness of supplementary feeding Programme for cronically malnourished

Page 6: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

v

maternal in Depok is data, resources and goals. In terms of supplementary feeding

Programme for cronically malnourished process, all components of both the

implementation and supervision in accordance with what is planned. However, the

concept is still planning to enter the critical components to be able to see the

effectiveness of specific activities. Percentage effectiveness of Programme for

pregnant CED to weight gain according to the gestational age is 65% women who get

supplementary feeding for cronically malnourished maternal gaining weight

according to gestational age fetuses, 32% less than the weight gain of pregnancy.

Based on these results it is advisable for Depok City Health Department

include the addition of maternal characteristics listed in the report of activities

supplementary feeding for pregnant croncally malnourished associated with maternal

weight gain and birth weight of the baby when it is also necessary monitoring and

regular assessment of the output of each programme supplementary feeding has

completed. For health centers in the city of Depok report format used should always

refer to the pre-defined format. And to further research it is expected that further

research could look at the link between the activities of programme for weight infants

born to pregnant women who get that supplementary feeding and also research should

be conducted in conjunction with the implementation so that it can be better reflected

actual events supplementary feeding for pregnant cronically malnourished happened

field.

Keywords: Effectiveness, Programme, Supplementary Feeding

Reference : 36 (1988-2012)

Page 7: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

EFEKTIFITAS PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN

PADA IBU HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIS DI KOTA DEPOK

Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi Program

Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, Januari 2013

Mengetahui,

Page 8: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

vii

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, Januari 2013

Page 9: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama lengkap : Rahmi Nurmadinisia

Tempat Tanggal Lahir : Depok, 06 April 1989

Alamat :Jl. H. Usman, Rt. 05/003 No. 66. Kelurahan

Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok

16431

Telepon : 0857-15709760

0821-10098848

Email : [email protected]

[email protected]

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Status pernikahan : Belum menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Riwayat Pendidikan :

a. 1995 – 2001 : SDN Depok IV

b. 2001 – 2004 : SMPN 2 Depok

c. 2004 – 2008 : SMAKBo ( Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor )

d. 2008 - 2012 : Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Semester 9,

Page 10: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

ix

Pengalaman Organisasi :

a. Intra :

- Dokter Kecil SDN Depok IV Depok

- Pengurus PMR SMPN 2 Depok

- Koordinator Acara dalam Seminar Profesi Gizi Kesehatan Masyarakat

b. Ekstra :

- Pengurus MZS Nur Assyabaab Kampung Sawah Depok

Pengalaman Bekerja:

a. Praktek Kerja Lapangan di Perusahaan Kalbe Farma, Tbk. Cikarang

b. Guru privat dan Pengajar di Bimbingan Belajar GAMA 88 Nusantara Depok

c. Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL I) menentukan masalah dan akar

masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pondok Jagung, Tangerang

Selatan, Banten pada tahun 2010.

d. Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II) menentukan solusi masalah yaitu

berupa “Kehamilan Sehat untuk Generasi Masa Depan” di Kelurahan Pondok

Jagung, Kecamatan Pondok Jagung, Tangerang Selatan, Banten pada tahun

2011.

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Saya yang Bersangkutan

Rahmi Nurmadinisia

Page 11: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-

Nya yang telah diberikan kepada penulis, berupa nikmat kesehatan dan kemudahan

dalam menjalankan segala urusan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

penelitian ini. Shalawat beserta salam tak lupa senantiasa tercurah kepada Nabi Besar

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan pengikut mereka

dalam kebajikan hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga tercinta, Bapak Riswandi dan Mama Nurlis. Orang tua penulis atas

cinta kasih yang tidak terhingga yang telah mendidik dan membesarkan penulis

hingga saat ini serta Kakakku Rahmadia Mirza dan Adikku tersayang Riyandi

Rahmat Kurnia yang senantiasa membantu dan memberikan semangat dalam

pelaksanaan magang ini.

2. Prof.Dr.dr.H.M.K.Tadjudin,Sp.And. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS selaku kepala Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 12: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

xi

4. Ibu Raihana Nadra Alkaff, SKM. MMA. selaku pembimbing pertama skripsi

yang telah memberikan tuntunan dan bimbingan ilmu pengetahuan dengan

penuh kesabaran selama pembuatan laporan hasil penelitian ini.

5. Ibu Ir. Febrianti M.Si selaku pembimbing kedua skripsi sekaligus dosen

penanggung jawab peminatan gizi yang telah memberikan tuntunan dan

bimbingan ilmu pengetahuan dengan penuh kesabaran selama pembuatan

laporan hasil penelitian ini.

6. dr. Hj. Dewi Damayanti, selaku pembimbing lapangan dan juga Kepala Bidang

Yankesmas di Dinkes Kota Depok, atas arahan dan bimbingannya selama

penulis melakukan penelitian di lapangan.

7. Ibu Aisyah sebagai staf gizi penanggung jawab program PMT ibu hamil KEK

di Dinkes Kota Depok.

8. Seluruh staf gizi yang ada di Puskesmas Kota Depok yang telah bekerjasama

dengan baik dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini, khususnya

Ibu Zahro dan Ibu Lastri.

9. Niswah Afifah, selaku teman terbaik seperjuangan kuliah, terima kasih karena

dengan penuh kesabaran mendengar dan memahami semua keluh-kesah yang

dialami selama masa perkuliahan.

10. Hendra Darmansyah, terima kasih karena tak pernah jenuh menemani,

memberikan motivasi dan menanamkan banyaknya nilai-nilai perjuangan yang

harus dipenuhi dalam mencapai hidup yang bermanfaat. You are my spirit.

Page 13: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

xii

11. Sahabat Civitas Kesehatan Masyarakat 2008 baik Gizi maupun K3, khususnya

Aresh, Dhea, Rini, Farha, Titi, Via, Nadya, Astri dan Linda semoga

keberkahan selalu menyertai langkah kita.

12. Serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini masih banyak

kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan hasil laporan penelitian ini. Semoga laporan ini

memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu

pengetahuan bagi kita semua. Fastabikhul khairat.

Jakarta, November 2012

PENULIS

Page 14: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................ i

ABSTRAK ....................................................................................................................... ii

ABSTRACT ..................................................................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI......................................................................... vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL............................................................................................................ xvii

DAFTAR BAGAN ........................................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 7

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian.......................................................................................................... 8

1. Tujuan Umum .......................................................................................................... 8

2. Tujuan Khusus ......................................................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 9

1. Bagi Instansi (Dinas Kesehatan Kota Depok) .......................................................... 9

2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta ........................................ 9

3. Bagi Peneliti ............................................................................................................. 10

4. Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................................................... 10

F. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................................. 10

Page 15: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 12

A. Efektifitas Program ...................................................................................................... 12

B. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ....................................................................... 15

1. Tujuan Pemberian Makanan Tambahan.................................................................... 15

2. Persyaratan Pemberian Makanan Tambahan ............................................................ 16

3. Pengelolaan PMT Ibu Hamil ..................................................................................... 18

C. KEK (Kekurangan Energi Kronis) ............................................................................... 22

1. Pengertian KEK ........................................................................................................ 22

2. Indikator KEK ........................................................................................................... 22

3. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan KEK Ibu Hamil ...................................... 23

4. Pengumpulan Data Bumil KEK ................................................................................ 24

5. Pencatatan, Pengolahan dan Pelaporan Data Bumil KEK ........................................ 24

6. Analisis dan Penyajian Data Bumil KEK ................................................................. 25

7. Penentuan Status Prevalensi Bumil KEK ................................................................. 26

8. Tindak Lanjut ............................................................................................................ 27

9. Dampak KEK ............................................................................................................ 27

10. Pencegahan dan Penanganan Bumil KEK 27

D. BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) ............................................................................... 28

E. Kaitan antara Ibu hamil yang mengalami KEK dengan BBLR .................................... 29

F. Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan .............................................................. 30

G. Kerangka Teori ............................................................................................................. 33

BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH .......................................... 34

A. Kerangka Pikir.............................................................................................................. 34

B. Definisi Istilah .............................................................................................................. 39

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 41

A. Desain Penelitian .......................................................................................................... 41

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................................ 41

1. Lokasi Penelitian ....................................................................................................... 41

Page 16: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

xv

2. Waktu Peneltian ........................................................................................................ 42

C. Informan Penelitian (Pendekatan Kualitatif) ................................................................ 48

1. Informan Utama ........................................................................................................ 42

2. Informan Pendukung ................................................................................................. 42

D. Populasi dan Sampel Penelitian (Pendekatan Kuantitatif) ........................................... 43

E. Instrumen Penelitian ..................................................................................................... 44

F. Pengumpulan Data ........................................................................................................ 44

1. Pendekatan Kualitatif ................................................................................................ 44

2. Pendekatan Kuantitatif .............................................................................................. 46

G. Validasi Data ................................................................................................................ 47

H. Pengolahan Data ........................................................................................................... 48

1. Pendekatan Kualitatif ................................................................................................ 48

2. Pendekatan Kuantitatif .............................................................................................. 49

I. Analisis Data .................................................................................................................. 50

BAB V HASIL ................................................................................................................. 52

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian.......................................................................... 52

1. Batas-Batas Wilayah ................................................................................................. 52

2. Demografi Dinkes Kota Depok ................................................................................. 53

B. Gambaran Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok .......................................... 57

1. Input .......................................................................................................................... 58

a. Data ....................................................................................................................... 58

b. Sumber Daya Manusia .......................................................................................... 60

c. Sarana dan Prasarana ............................................................................................. 62

d. Dana ...................................................................................................................... 62

e. Materi .................................................................................................................... 64

f. Sasaran ................................................................................................................... 67

2. Proses ........................................................................................................................ 70

a. Perencanaan Program PMT ................................................................................... 70

b. Pelaksanaan Program PMT ................................................................................... 77

Page 17: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

xvi

c. Pengawasan dan Penilaian Program PMT............................................................. 77

3. Output ........................................................................................................................ 80

C. Gambaran Prosentase Efektifitas Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok....... 82

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................................ 83

A. Gambaran Input Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok ................................. 83

1. Data ........................................................................................................................... 83

2. Sumber Daya ............................................................................................................. 85

3. Sasaran ...................................................................................................................... 85

B. Gambaran Proses Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok ............................... 87

1. Perencanaan Program ................................................................................................ 88

2. Pelaksanaan Program ................................................................................................ 90

3. Pengawasan dan Penilaian Program.......................................................................... 91

C. Gambaran Efektifitas Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok ......................... 93

D. Gambaran Alur Pendekatan Sistem agar Program PMT Dapat Efektif ....................... 97

E. Keterbatasan Penelitian ................................................................................................ 99

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 101

A. Kesimpulan................................................................................................................... 101

B. Saran ............................................................................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 105

LAMPIRAN ..................................................................................................................... 108

Page 18: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

xvii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1

3.1

Pengumpulan Data KEK pada Ibu Hamil tiap Tingkatan

Administrasi

Definisi Istilah

24

39

5.1 Persebaran Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja di Kota Depok 55

5.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan 56

5.3 Spesifikasi Produk Susu Untuk Ibu Hamil 64

5.4 Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan usia di

Kota Depok

68

5.5 Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan paritas

di Kota Depok

68

5.6 Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan jarak

kelahiran di Kota Depok

69

5.7

5.9

Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan usia

kehamilan di Kota Depok

Contoh Format Laporan Monitoring Program PMT pada Ibu Hamil

KEK di Kota Depok

69

81

5.8 Prosentase Efektifitas Program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok 82

Page 19: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

xviii

DAFTAR BAGAN

Nomor Halaman

2.1 Kerangka Teori 33

3.1 Kerangka Pikir 38

Page 20: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

xix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin Dinas Kesehatan Kota Depok

2. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Depok

3. Puskesmas di Kota Depok Tahun 2011

4. Rencana Program Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2011

5. Contoh Laporan PMT Ibu Hamil KEK Gakin di Puskesmas

6. Monitoring PMT untuk Ibu Hamil KEK Gakin Kota Depok

7. Daftar Distribusi PMT Ibu Hamil Kota Depok Tahun 2011

8. Dokumen KAK Pengadaan PMT Ibu Hamil KEK Gakin di Kota Depok

9. Foto Produk PMT Pabrikan

10. Hasil Analisis Deskriptif Pengumpulan Data Program PMT Ibu Hamil KEK di

Kota Depok Menggunakan Program SPSS

11. Pedoman Wawancara dengan Staf Gizi di Dinas Kesehatan dan di Puskesmas

Kota Depok

12. Lembar Observasi

13. Contoh Format Laporan Monitoring Program Kegiatan PMT Ibu Hamil KEK

Page 21: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu program yang dicanangkan pemerintah dalam dunia kesehatan di

bidang gizi adalah “Gizi 1000 Hari”. Program ini bertujuan untuk menyadarkan

masyarakat akan pentingnya penerapan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan anak

dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (Kemenkes, 2012).

Program ini dimulai dengan memperhatikan status gizi pada ibu hamil,

karena kehidupan anak dimulai sejak dalam kandungan seorang ibu. Asupan gizi

yang tidak kuat pada ibu hamil selain membahayakan kesehatan ibu, juga akan

berdampak pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan janin. Kekurangan

gizi dalam waktu yang lama pada ibu hamil akan menyebabkan ibu hamil

mengalami kondisi yang dinamakan Kekurangan Energi Kronis (KEK).

Kondisi KEK pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu

dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir

rendah, keguguran, kelahiran prematur dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir.

Tidak jarang kondisi KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya

perdarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama

ibu (Sirojudin, 2007).

Manifestasi dari masalah KEK pada ibu hamil dapat terjadi karena

kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia

Page 22: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

2

kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi

kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika

zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan

mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah yang mempunyai

konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya seperti

memperlambat pertumbuhan dan perkembangan mental anak, serta berpengaruh

pada penurunan kecerdasan.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan KEK menurut hasil penelitian

Albugis (2008) yaitu jumlah konsumsi energi dan jarak kehamilan. Angka

prevalensi risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS, Riset Kesehatan Dasar,

2007) di Indonesia sebesar 13,6%. Sedangkan berdasarkan peta kesehatan

Indonesia, prevalensi ibu hamil KEK adalah sebesar 16,8%.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, salah satu dampak dari KEK

adalah BBLR. Menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2010

menunjukkan angka kematian bayi yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab

utama angka kematian bayi karena BBLR. Data BBLR menurut Riskesdas tahun

2010 yaitu sebesar 11,1 %. Persentase tersebut masih belum memenuhi target

pemerintah dalam program Indonesia sehat 2010 yaitu hanya sebesar 7%.

Pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2010-2014 yang berkaitan dengan masalah KEK pada ibu hamil yaitu

penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup.

Target ini juga sangat terkait dengan status kesehatan dan gizi ibu hamil serta

Page 23: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

3

penurunan angka balita pendek menjadi 32% yang merupakan manifestasi dari ibu

hamil KEK (Depkes, 2010).

BBLR adalah salah satu dampak dari ibu hamil yang menderita KEK dan

akan mempunyai status gizi yang buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka

kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius terhadap kualitas generasi

mendatang yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan mental anak

serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (Intellegence Question (IQ)).

Menurut WHO dan BPN (2007), setiap anak yang berstatus gizi buruk mempunyai

resiko kehilangan IQ 10-15 poin (Albulgis, 2008).

BBLR berpengaruh terhadap pertumbuhan masa balita maupun pertumbuhan

selanjutnya pada masa remaja. Remaja dengan berat dan tinggi yang kurang

berakibat pada calon ibu dengan tubuh kecil. Remaja dengan keadaan tersebut juga

menikah pada usia muda. Dengan keadaan tubuh yang belum siap maupun ibu

dengan tubuh kecil akan mempunyai resiko terhadap BBLR. Peningkatan status gizi

perlu dilakukan pada setiap titik sehingga mampu memberikan dampak pada

periode selanjutnya (Mason, dalam Ichwanuddin 1997).

Penelitian Naeye di Amerika Serikat mengungkapkan status gizi diukur

berdasarkan pertambahan berat badan selama hamil, didapatkan bahwa berat badan

lahir mempunyai korelasi positif dengan kenaikan berat badan ibu selama hamil.

Makin besar kenaikan berat badan ibu, makin besar berat badan bayi yang

dilahirkan, tetapi korelasi ini tampaknya pada ibu yang berbadan kurus “under

weight”, korelasi menjadi kurang nyata pada ibu yang lebih gemuk (Marsianto,

1997).

Page 24: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

4

Ountsted bersama Scott juga meneliti di Inggris bahwa status gizi di ukur

berdasarkan tinggi badan, berat badan, indeks berat badan dan tinggi badan serta

penambahan berat badan selama hamil. Didapatkan bahwa ibu-ibu yang pendek dan

ringan melahirkan bayi-bayi yang lebih kecil dibandingkan dengan ibu-ibu yang

tinggi dan berat ibu-ibu yang tergolong tidak gemuk dengan pertambahan berat

badan selama hamil rendah, atau tidak naik atau turun, melahirkan bayi-bayi dengan

berat badan lahir paling rendah (Marsianto, 1997).

Perbaikan gizi di semua point dapat menurunkan kejadian BBLR, termasuk

peningkatan gizi pada ibu hamil, ibu hamil dengan gizi yang baik, proses persalinan

pun akan lancar dan BBLR akan kemungkinan kecil terjadi. Selain itu, ibu yang

sehat akan dapat merawat serta memberikan makan bayinya dengan lebih baik.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan

status gizi ibu hamil yaitu dengan memberikan makanan tambahan. Program PMT

bagi ibu hamil bertujuan untuk menambah asupan gizi ibu hamil sehingga

kebutuhan gizi ibu hamil dapat terpenuhi.

Berdasarkan studi yang dilaporkan di Gambia pada tahun 1983 ibu hamil

kurang gizi yang mendapatkan PMT berat lahir bayinya meningkat 224 gram, dan

menurunkan prevalensi BBLR dari 19,7-6,4%. Begitu juga dengan studi yang

dilakukan di Pakistan pada tahun 1991 ibu hamil dengan status gizi kurang yang

mendapatkan PMT mengalami kenaikan berat badan sebanyak 0,44 kg/minggu,

dibanding dengan kontrol, hanya sebanyak 0,27 gram per minggu serta berat bayi

yang dilahirkan ibu yang mendapatkan PMT yaitu 3566 gram lebih besar dibanding

dengan kontrol yaitu hanya sebesar 2506 gram (WHO, 1997).

Page 25: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

5

Berdasarkan studi pendahuluan sebelumnya yang dilakukan peneliti di Kota

Depok pada tahun 2012, KEK pada ibu hamil merupakan salah satu masalah

kesehatan yang menjadi perhatian utama di Kota Depok. Prevalensi ibu hamil KEK

berjumlah sekitar 15,89% dan masih menjadi masalah untuk Kesehatan Masyarakat

yang mempunyai ambang batas diatas 10%. Prevalensi ibu hamil yang masih

melebihi ambang batas tersebut menjadi latar belakang dilakukannya program

penanganan Ibu Hamil KEK di Kota Depok.

Upaya untuk meningkatkan status gizi ibu selama hamil dalam menangani

masalah KEK adalah PMT. Bentuk PMT dapat berupa PMT pabrikan maupun PMT

berbasis pangan lokal. Pada tahun 2010 Kementrian Kesehatan RI mendistribusikan

program PMT dalam bentuk PMT pabrikan. Program ini diprioritaskan pada ibu

hamil KEK dari terutama di wilayah kabupaten/kota yang mengalami rawan gizi

(Kemenkes, 2010).

Berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab di Dinas Kesehatan

Kota Depok, program PMT untuk ibu hamil sudah dilakukan sejak tahun 2009.

Dana dari program PMT ini berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) Kota Depok. Program PMT dilaksanakan di semua Puskesmas yang berada

di wilayah kerja Dinkes Kota Depok dan dilakukan selama 90 hari secara terus

menerus dan tidak terputus dengan prioritas sasaran ibu hamil KEK dengan

indikator Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm.

Suatu program dapat dikatakan efektif apabila telah tercapai dan sesuai

dengan yang direncanakan. Efektivitas sering disebut sebagai evaluasi dari outcome

dalam hubungannya dengan tujuan. Evaluasi program gizi dilakukan untuk menilai

Page 26: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

6

kemajuan program dan hasil yang dicapai dalam upaya peningkatan gizi masyarakat

yang dilakukan oleh masing-masing wilayah/daerah (Depkes RI, 2008). Tujuan

evaluasi secara umum untuk mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil,

kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan program/program dapat

dinilai. Dalam hal ini, dikatakan sebagai efektivitas dan untuk mempelajari guna

perbaikan pelaksanaan program/program di masa yang akan datang.

Program PMT untuk ibu hamil di Dinkes Kota Depok belum dapat dilihat

efektivitas program PMT apakah sudah sesuai dengan kriteria agar dapat mencegah

resiko terjadinya BBLR hal ini diakibatkan belum adanya data berat bayi lahir yang

dicantumkan pada laporan program PMT. Pada saat ini Dinkes Kota Depok hanya

sebatas melihat proses pendistribusian dari PMT. Sehingga diperlukan penelitian

lebih lanjut dengan menggunakan data sekunder yang telah dilaporkan di Dinkes

Kota Depok. Dalam hal ini efektivitas program PMT diukur berdasarkan

pendekatan sistem berupa input, proses, dan output. Output dari program PMT

dilihat berdasarkan pertambahan kenaikan berat badan ibu selama diberikan PMT.

Oleh karena latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai Efektivitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu

Hamil Kekurangan Energi Kronis di Kota Depok.

B. Rumusan Masalah

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah KEK pada ibu hamil adalah

program PMT yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kasus KEK ibu hamil

serta tercapainya peningkatan status gizi yang baik pada ibu hamil dan mengurangi

Page 27: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

7

prevalensi BBLR. Program PMT untuk ibu hamil KEK merupakan salah satu

program rutin di bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Seksi Kesehatan

Keluarga dan Gizi yang terdapat di Dinas Kesehatan Kota Depok. Program PMT

untuk Ibu Hamil KEK ini sudah berjalan sejak tahun 2009. Prevalensi KEK di Kota

Depok pada tahun 2010 meningkat menjadi 15,89% dibanding tahun 2009 yaitu

sebesar 14,85%. Hingga saat ini, Dinkes belum melakukan evaluasi dampak untuk

dapat diketahui apakah program PMT yang dilakukan telah memberikan perubahan

pada prevalensi BBLR dan juga bayi kurang gizi.

Untuk memperkirakan apakah bayi mengalami BBLR atau tidak dapat

dilihat berdasarkan pertambahan berat badan selama hamil. Berdasarkan penelitian

didapatkan bahwa berat badan bayi lahir mempunyai korelasi positif dengan

kenaikan berat badan ibu selama hamil. Data pertambahan berat badan yang

digunakan diambil dari laporan monitoring program PMT pada tahun 2011. Hal ini

dikarenakan format laporan yang berbeda pada dua tahun sebelumnya dan format

yang cukup lengkap untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang terkait dengan

pertambahan berat badan yang berkorelasi positif dengan BBLR.

Oleh karena itu, perlu diketahui apakah program PMT yang dilakukan sudah

efektif dilakukan dalam mencegah terjadinya BBLR yang dilihat berdasarkan input,

proses maupun output dari program PMT, maka penulis tertarik melakukan

penelitian mengenai “Efektivitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu

Hamil Kekurangan Energi Kronis di Kota Depok”.

Page 28: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

8

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran program PMT untuk ibu hamil KEK di Kota Depok ?

2. Bagaimanakah gambaran input yang dibutuhkan dari program PMT untuk ibu

hamil KEK di Kota Depok?

3. Bagaimanakah gambaran proses yang terjadi dari program PMT untuk ibu hamil

KEK di Kota Depok?

4. Bagaimanakah gambaran output dari program PMT untuk ibu hamil KEK di

Kota Depok?

5. Berapakah prosentase efektivitas program PMT pada ibu hamil KEK di Kota

Depok?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya Efektivitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada

Ibu Hamil Kekurangan Energi di Kota Depok.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran program PMT untuk ibu hamil KEK di Kota

Depok.

b. Untuk mengetahui gambaran input yang dibutuhkan dari program PMT untuk

ibu hamil KEK di Kota Depok.

c. Untuk mengetahui gambaran proses yang yang terjadi program PMT untuk

ibu hamil KEK di Kota Depok.

Page 29: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

9

d. Untuk mengetahui gambaran output dari program PMT untuk ibu hamil

KEK di Kota Depok.

e. Untuk mengetahui gambaran prosentase efektivitas program PMT pada ibu

hamil KEK di Kota Depok.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mengatasi masalah

KEK dan juga BBLR bagi pihak yang terkait antara lain:

1. Bagi Instansi (Dinas Kesehatan Kota Depok)

a. Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai efektivitas program PMT

pada ibu hamil KEK di Kota Depok.

b. Diharapkan dapat menjadi bahan perencanaan untuk pembinaan kesehatan

sebagai upaya untuk mengatasi KEK pada ibu hamil dan BBLR di Kota

Depok.

2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

a. Sebagai referensi keilmuan mengenai gizi, khususnya gambaran program

PMT pada Ibu Hamil KEK.

b. Sebagai informasi dan dokumentasi data penelitian serta dapat menjadi

referensi tambahan bagi penelitian serupa.

c. Sebagai wujud peran akademisi dalam penerapan keilmuan di bidang gizi.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi peneliti sendiri dalam memahami kaitan serta gambaran

Page 30: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

10

efektivitas program pemberian makanan tambahan pada ibu hamil kekurangan

energi kronis dan juga dapat menerapkan dan mengimplementasikan ilmu yang

didapat selama kuliah.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data pembanding bagi

penelitian pada ibu hamil KEK yang berhubungan dengan status BBLR di masa

mendatang sehingga dapat menjadi pusat informasi bagi penelitian selanjutnya.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa peminatan gizi program studi

Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pemilihan lokasi

penelitian memiliki beberapa pertimbangan bahwa belum pernah dilakukan

penelitian sebelumnya di tempat tersebut mengenai program PMT pada ibu hamil

KEK dengan status BBLR yang dilihat dari kenaikan BB ibu hamil.

Sasaran penelitian adalah Penanggung Jawab Program PMT Ibu Hamil KEK

di dinkes Kota Depok, Petugas Puskesmas yang berperan dalam program PMT ibu

Hamil, yaitu Petugas Gizi dan Bidan KIA. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar peran program PMT untuk ibu hamil KEK terhadap

prevalensi status BBLR di Kota Depok yang dilihat berdasarkan kenaikan berat

badan ibu selama kehamilan. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yang

bertujuan untuk mengetahui secara lebih dalam mengenai efektivitas program

pemberian makanan tambahan pada ibu hamil kekurangan energi kronis di kota

Depok yang dilihat menggunakan pendekatan sistem komponen input, proses dan

Page 31: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

11

output. Selain itu, dalam pengumpulan dan pengolahan salah satu datanya juga

digunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui

output dari program PMT tersebut. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari

hingga September 2012. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara

wawancara mendalam dengan staf gizi di Dinkes yang bertanggung jawab pada

program PMT ibu hamil KEK serta telaah dokumen dan pengumpulan data

sekunder. Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah laporan

program PMT Ibu hamil KEK di Dinkes Kota Depok dan data sekunder dari

kohort Ibu serta lembar status pemeriksaan ibu hamil dari Puskesmas yang ada di

Kota Depok.

Page 32: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Program

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil

atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Menurut Harbani Pasolong

(2007:4), efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini

sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab

dari variabel lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan

sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses

program.

Program pada dasarnya merupakan kumpulan program yang dihimpun

dalam satu kelompok yang sama secara sendiri-sendiri atau bersama-sama untuk

mencapai tujuan dan sasaran. Program yang baik akan menuntun pada hasil-hasil

yang diinginkan. Oleh karena itu, penetapan program dilakukan dengan melihat

kebijakan yang telah ditetapkan, tujuan dan sasaran serta visi dan misi.

Efektivitas program adalah penyelesaian dalam kaitannya dengan kebutuhan

dalam kasus manapun penting untuk membedakan penyelesaian program dari yang

dapat dicapai tanpa program.

Efektivitas harus diukur menurut salah satu di antara tiga cara, yaitu :

1. Efektivitas mungkin hanya merupakan perbedaan tingkat pencapaian hasil

program yang ada program dengan yang tidak ada program.

Page 33: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

13

2. Dengan membandingkan tambahan yang ingin dicapai dari yang ditargetkan

(yang dilayani program dengan pelayanan biasa).

3. Perbandingan tambahan pencapaian hasil dengan tambahan hasil yang diinginkan

untuk dicapai (Ningrum, 2006).

Apabila suatu program telah tercapai dan telah sesuai dengan yang

direncanakan bisa dikatakan efektif. Efektivitas sering disebut sebagai evaluasi dari

outcome dalam hubungannya dengan tujuan dan objektif.

Penilaian efektivitas ditujukan untuk memperbaiki perumusan program atau

fungsi dan struktur dinas-dinas dan lembaga-lembaga kesehatan melalui analisis

terhadap sampai berapa jauh mereka dapat mencapai tujuan-tujuannya. Kalau

mungkin, tujuan yang telah dicapai harus diukur. Kalau tidak mungkin, harus

dilakukan analisis kualitatif mengenai relevansi dan kegunaan hasil-hasil tersebut,

betapapun subjektif dan impresionistik analisis itu, sampai suatu cara pengukuran

yang lebih tepat dapat dibuat. Penilaian efektivitas seharusnya juga harus mencakup

penilaian terhadap kepuasan atau kekecewaan yang dinyatakan oleh masyarakat

yang bersangkutan mengenai efek dari program, dinas atau lembaga (Ningrum,

2006).

Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana atau

target yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, maka usaha atau hasil

pekerjaan tersebut itulah yang dikatakan efektif, namun jika usaha atau hasil

pekerjaan yang dilakukan tidak tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan, maka

hal itu dikatakan tidak efektif.

Page 34: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

14

Lebih lanjut, Hari Lubis dan Martani Huseini (1987:55), menyebutkan 3

(tiga) pendekatan utama dalam pengukuran efektivitas organisasi atau program,

yaitu :

1. Pendekatan sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input.

Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh

sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan

organisasi. Dimensi input adalah terdiri dari 6 M yaitu: Men, Money, Material,

Machine, Methode, Market. Dalam bidang administrasi publik, market disini

adalah masyarakat (Azwar, 1996).

2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana

efektivitas pelaksanaan program dari semua program proses internal atau

mekanisme organisasi. Dimensi proses adalah berkenaan dengan

penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen kesehatan. Fungsi-fungsi manajemen

kesehatan menurut Reinke (manajemen operasional kesehatan) dikenal dengan

singkatan PIE, yaitu: Perencanaan/Planning, Pelaksanaan/Implementing, dan

Evaluasi/Evaluation (Reinke, 1994).

3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output,

mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai

dengan rencana.

Dari ketiga pendekatan tersebut dapat dikemukakan bahwa efektivitas

organisasi merupakan suatu konsep yang mampu memberikan gambaran tentang

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya.

Page 35: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

15

B. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Salah satu program perbaikan gizi masyarakat yang dilakukan adalah

program penanganan KEK pada ibu hamil yang bertujuan untuk meningkatkan

status gizi pada ibu hamil. Salah satu upaya yang dilakukan berdasarkan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) yang dilakukan dinas kesehatan di tingkat kabupaten /

kota untuk penanggulangan ibu hamil KEK adalah PMT pada ibu hamil. Tambahan

energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama hamil adalah 300 kkal dan 17 g

protein setiap harinya (Kemenkes, 2010).

1. Tujuan PMT

Tujuan PMT pada ibu hamil adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi

selama kehamilan sehingga dapat mencegah kekurangan gizi dan akibat yang

ditimbulkan.

Strategi pemberian makanan bagi ibu hamil adalah :

a. Cukup kandungan gizi

b. Gizi seimbang dan (aneka ragam makanan)

c. Porsi kecil namun sering

d. Cukup asupan lemak esensial

e. Cukup kandungan serat

f. Pilih makanan sesuai dengan selera dan daya beli

g. Cukup cairan

h. Cegah lambung kosong

Page 36: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

16

2. Persyaratan PMT

a. Dapat diterima

Makanan tambahan untuk ibu hamil sebaiknya dapat diterima dalam

hal bentuk, rasa, dan biasa dikonsumsi sehari-hari. Salah satu sifat ibu hamil

adalah cepat bosan dengan makanan yang sama bila disajikan berulangkali.

Ibu hamil mempunyai kecendrungan mencoba sesuatu yang baru. Oleh karena

itu, bentuk dan rasa makanan hendaknya dibuat bervariasi dan disesuaikan

dengan selera ibu hamil, sehingga tidak menimbulkan kebosanan.

b. Mudah dibuat

Makanan tambahan untuk ibu hamil hendaknya mudah

dibuat/dikerjakan dengan menggunakan peralatan masak yang tersedia di

rumah tangga atau yang tersedia di masyarakat dan pembuatannya tidak

memerlukan waktu lama.

c. Memenuhi kebutuhan zat gizi

Makanan tambahan ibu hamil seyogyanya memenuhi kebutuhan zat

gizi ibu hamil. Kebutuhan zat gizi ibu hamil lebih besar dibandingkan dengan

kelompok sasaran lainnya. Disamping jumlah zat gizi yang cukup, makanan

tambahan ibu hamil juga harus memiliki daya cerna yang baik. Daya cerna

yang baik dapat dicapai dengan teknik pengolahan makanan yang benar.

d. Terjangkau

Hendaknya makanan tambahan untuk ibu hamil dapat diolah dari

bahan-bahan yang terjangkau oleh masyarakat berkemampuan ekonomi

rendah dengan tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi, keamanan pangan, dan

Page 37: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

17

selera. Untuk itu, sebaiknya bahan baku yang digunakan dapat dan mudah

dibeli didaerah setempat agar harganya tidak terlalu mahal.

e. Mudah didapat

Bahan makanan yang digunakan sebagai makanan tambahan untuk ibu

hamil hendaknya mudah didapat, dengan demikian tentu menu disesuaikan

dengan bahan makanan yang tersedia di lokasi ibu hamil berada. Dengan

menggunakan bahan baku setempat diharapkan akan mendorong

perekonomian di pedesaan melalui pengembangan dan pendayagunaan

potensi pertanian. Bahan baku hasil pertanian setempat lebih murah harganya

dan relatif lebih mudah untuk diperoleh sehingga dengan biaya yang terbatas

dapat memenuhi kandungan gizi yang dibutuhkan.

f. Aman

Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan masih adanya

cemaran mikroorganisme pada makanan olahan sehingga terdapat kasus

keracunan makanan yang masih tinggi di masyarakat. Oleh karena itu, perlu

penyuluhan dan penjelasan kepada masyarakat dalam hal kebersihan cara

memasak bahan makanan dan cara penyajian. Selain harus bergizi lengkap

dan seimbang makanan juga harus layak dikonsumsi sehingga aman bagi

kesehatan. Makanan aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan

kimia yang berbahaya serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat

(halal).

Page 38: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

18

3. Pengelolaan PMT Ibu Hamil

Pengadaan makanan tambahan ibu hamil dilakukan oleh pusat atau

provinsi/kabupaten/kota atau sumber dana lain yang memungkinkan.

Pengelolaan PMT ibu hamil meliputi persiapan, pelaksanaan, mekanisme

distribusi, spesifikasi, cara pemberian, cara pengangkutan dan cara penyimpanan.

Langkah pelaksanaan yang dilakukan di Dinkes kabupaten/kota adalah:

1. Persiapan

a. Menyiapkan gudang penyimpanan makanan tambahan.

b. Menyiapkan data ibu hamil (Gakin dan non Gakin) berdasarkan data dari

Puskesmas kecamatan.

2. Pelaksanaan

a. Mensosialisasikan dan memantau program PMT ibu hamil kepada lintas

program dan sektor.

b. Menerima dan menyimpan makanan tambahan ibu hamil.

c. Mendistribusikan makanan tambahan ibu hamil Gakin ke Puskesmas.

3. Mekanisme Distribusi

a. Produsen mengirimkan makanan tambahan ke gudang yang telah disiapkan

oleh Dinkes kabupaten/kota. Frekuensi pengiriman dilakukan sesuai jadwal

yang disepakati antara Dinkes provinsi, Dinkes kabupaten/kota dan

produsen dengan memperhatikan berbagai hal antara lain: kondisi

lapangan, transportasi dan jarak antara provinsi dan kabupaten/kota.

b. Dinkes kabupaten/kota menginformasikan alokasi makanan tambahan

untuk masing-masing Puskesmas kepada pengelola program gizi dan

Page 39: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

19

penanggung jawab gudang sesuai dengan rencana distribusi yang telah

dibuat Puskesmas.

c. Dinkes kabupaten/kota berkoordinasi dengan tim koordinasi

kabupaten/kota untuk menentukan rencana distribusi ke masing-masing

Puskesmas berdasarkan usulan yang disampaikan oleh Puskesmas Dinkes

kabupaten/kota melalui gudang kabupaten/kota harus segera

mendistribusikan makanan tambahan tersebut ke Puskesmas dengan segera

sesuai kebutuhan masing-masing.

d. Petugas gudang melakukan pencatatan dan pelaporan administrasi gudang

dengan membuat Surat Bukti Barang Masuk (SBBM), Surat Bukti Barang

Keluar (SBBK), Kartu Persediaan Barang (KPB), dan Buku Agenda

Ekspedisi (BAE).

e. Puskesmas menyiapkan tempat penyimpanan sesuai petunjuk yang terdapat

pada kemasan kardus.

f. Makanan tambahan dikirim oleh Puskesmas ke Poskesdes atau Pustu sesuai

dengan kebutuhan yang diajukan oleh bidan desa/kelurahan atau petugas

kesehatan yang ditunjuk.

g. Di Puskesmas/Poskesdes/Pustu, bidan atau petugas yang ditunjuk bersama

kader memberikan biskuit lapis kepada sasaran berdasarkan rujukan dari

Posyandu dengan kriteria :

1) Ibu hamil dari keluarga miskin dan ibu hamil yang beresiko KEK

dengan LILA <23,5 cm.

Page 40: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

20

2) Apabila persediaan makanan tambahan tidak mencukupi, sasaran PMT

diprioritaskan pada Ibu hamil KEK dari keluarga miskin dan ibu hamil

KEK.

h. Biaya distribusi makanan tambahan dari Puskesmas sampai dengan sasaran

akan dibebankan antara lain pada dana Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK) dan dana operasional Puskesmas dan dana Bansos.

4. Cara Pengangkutan

a. Mengangkut makanan tambahan tidak bersamaan dengan barang-barang

non pangan yang berbau tajam dan bahan berbahaya (pestisida, bahan

kimia, minyak tanah dan bahan jenis lainnya).

b. Makanan tambahan harus terhindar dari kerusakan dan kotoran yang

menyebabkan kontaminasi.

5. Cara Penyimpanan

a. Gudang penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu, dan bebas dari

tikus, kecoa dan binatang pengerat lainnya.

b. Ruang gudang tidak bocor dan lembab, ruangan mempunyai ventilasi dan

pencahayaan yang baik.

c. Bangunan dan pekarangan sekitar gudang harus selalu bersih, bebas

kotoran dan sampah.

d. Pintu gudang dapat dibuka dan ditutup dengan rapat pada saat keluar

masuk makanan tambahan.

e. Makanan tambahan diletakkan di alas/rak/palet/ yang kuat berjarak

minimal 10-20 cm dari lantai dan minimal 30 cm dari dinding.

Page 41: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

21

f. Penyusunan/peletakan/penumpukan makanan tambahan sedemikian rupa

sehingga barang tetap dalam kondisi baik. Susunan maksimum tumpukan

adalah 12 karton.

g. Menyusun karton makanan tambahan dalam gudang harus menggunakan

alas/rak/palet dan dilarang menginjak tumpukan karton lainnya.

h. Makanan tambahan yang masuk ke gudang yang lebih awal dikeluarkan

terlebih dahulu (First In First Out = FIFO).

i. Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampurkan dengan bahan lain

dan bahan bukan pangan.

j. Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan di gudang, diambil,

dipisahkan dari makanan tambahan yang masih baik.

k. Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan berita

acara penghapusan oleh tim yang ditunjuk oleh kepala Dinkes

kabupaten/kota setempat.

l. Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila kemasan berlubang, robek,

pecah, kempes dan teksturnya berubah.

m. Pada waktu melakukan bongkar muat makanan tambahan dilarang

menggunakan ganco atau dibanting.

6. Pemantauan dan evaluasi meliputi aspek-aspek:

a. Pendistribusian makanan tambahan.

b. Penyimpanan makanan tambahan.

c. Pemberian makanan tambahan sampai ke sasaran.

d. Pembinaan pelaksanaan distribusi makanan tambahan.

Page 42: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

22

e. Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan Dinkes kabupaten/kota:

1) Memantau penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pemberian

makanan tambahan kepada ibu hamil dengan menggunakan formulir 7.

2) Merekapitulasi laporan pendistribusian makanan tambahan dengan

menggunakan formulir 5 yang dibuat rangkap 3 (masing-masing 1

lembar untuk arsip, provinsi, dan pusat). Masalah yang ditemui dan

alternatif pemecahan dicatat dalam formulir 8.

3) Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Sub. Direktorat

Bina Gizi Masyarakat.

C. Kekurangan Energi Kronis (KEK)

1. Pengertian

Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro

menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu

penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang

mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan.

2. Indikator

Bumil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran (LILA) < 23.5 cm

(Depkes, 1982). Bumil KEK merupakan faktor resiko terjadinya BBLR.

Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan dengan menggunakan pita LILA.

Parameter yang digunakan adalah jumlah bumil KEK dan prevelensi bumil KEK.

Page 43: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

23

Jumlah bumil KEK di hitung setiap bulan untuk intervensi, sedangkan prevelensi

dihitung setiap tahun.

Cara menghitung :

Bumil KEK dianggap sebagai masalah kesehatan bila prevelensi ≥ 10%

(Depkes, 2008).

3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan KEK pada Ibu hamil

Secara umum, kurang gizi pada ibu dikaitkan dengan kemiskinan,

ketidakadilan gender, serta hambatan terhadap akses berbagai kesempatan

pendidikan. KEK juga dikaitkan dengan kurangnya akses terhadap pelayanan

kesehatan yang adekuat, tingginya fertilitas dan beban kerja yang tinggi.

Secara spesifik, penyebab KEK adalah akibat ketidakseimbangan antara

asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi. Yang sering terjadi

adalah adanya ketidaktersediaan pangan secara musiman atau secara kronis di

tingkat rumah tangga, distribusi didalam rumah tangga yang tidak proporsional

dan beratnya beban kerja ibu hamil.

Beberapa hal yang berkaitan dengan status gizi seorang ibu :

a. Kehamilan yang terlalu muda (dibawah 20 tahun).

b. Kehamilan yang terlalu tua (dibatas 35 tahun).

c. Kehamilan yang terlalu dekat jarak dengan jarak kehamilan sebelumnya

(kurang dari 2 tahun), kehamilan yang terlalu sering.

Page 44: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

24

d. Kehamilan yang terlalu jauh jarak dengan jarak kehamilan sebelumnya (lebih

dari 5 tahun), kehamilan yang terlalu jarang.

4. Pengumpulan Data Bumil KEK

Pengumpulan data bumil KEK pada tiap tingkatan administrasi, dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1

Pengumpulan Data KEK

pada Ibu Hamil ditiap Tingkatan Administrasi

Indikator Tingkat Sumber Data Lokasi Pengumpul

Data

Waktu

Bumil

KEK

Desa/Kelurahan Buku bantu,

SIP, Kohort

Ibu

Posyandu,

Polindes,

Poskesdes

Bidan Setiap

bulan

Kecamatan LB3

gizi/KIA,

PWS KIA

Pusk

Puskesmas,

Pustu, RB,

bidan

swasta

Bidan,

TPG Pusk

Setiap

bulan

Kabupaten PWS KIA

Kabupaten

Dinkes

Kabupaten

Bidan

Koordinator

TPG,

Petugas

gizi/KIA

kab/kota

Setiap

bulan

Sumber : Depkes RI, Dirjen Bina Kesmas, Dit. Bina Gizi Masyarakat. Pedoman

PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) – Gizi. 2008.

5. Pencatatan, Pengolahan, dan Pelaporan Data Bumil KEK

Pencatatan dilakukan setiap bulan sebagai berikut:

a. Data bumil KEK di desa dan Puskesmas dicatat setiap bulan oleh bidan di

desa atau bidan di puskesmas pada kohort ibu dan buku KIA.

b. Setiap kasus bumil KEK yang ditemukan, dilaporkan oleh bidan di desa ke

Puskesmas.

Page 45: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

25

c. Bidan desa dan di puskesmas menjumlah kasus bumil KEK setiap bulan pada

formulir FIII-Gizi/LB3 Gizi/LB-3 KIA.

d. Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan bidan Puskesmas membuat distribusi kasus

bumil KEK berdasarkan wilayah kerja untuk mengetahui sebaran kasus.

e. Menghitung prevelensi bumil KEK berdasarkan wilayah kerja.

f. TPG Puskesmas dan bidan petugas KIA membuat grafik PWS GIZI bumil

KEK, melakukan interpretasi data kemudian ditetapkan prioritas wilayah

binaan.

g. Data direkap setiap bulan oleh TPG Puskesmas dan bidan petugas KIA untuk

dilaporkan ke tingkat kabupaten dengan menggunakan formulir PWS,

Selanjutnya kabupaten/kota merekap kemudian membuat grafik PWS-Gizi

Bumil KEK dan mengintrepetasikannya serta memberikan umpan balik ke

puskesmas untuk setiap laporan yang disampaikan.

h. Selanjutnya laporan disampaikan ke tingkat proprinsi dan pusat.

i. Laporan direkap ulang dan dianalisa untuk melihat kondisi setiap wilayah

(kabupaten/provinsi) kemudian ditetapkan upaya tindak lanjut berupa

intervensi langsung, bimbingan teknis maupun pendampingan.

6. Analisis dan Penyajian Data Bumil KEK

Data yang sudah diolah dianalisis secara sederhana dan disajikan dalam

bentuk tabel, grafik, dan peta menurut wilayah dan waktu atau berdasarkan faktor

resiko tertentu sesuai kebutuhan program. Analisis sederhana sudah mulai

dilakukan di tingkat kecamatan (Depkes, 2008).

7. Penentuan Status Prevalensi Bumil KEK

Page 46: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

26

Analisis dalam bentuk peta dapat dilakukan setiap bulan maupun setiap

tahun untuk mengetahui wilayah prioritas, analisis dapat menggunakan warna

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Status Baik (hijau)

Desa dengan prevalensi dibawah ambang batas dan mempunyai

kecendrungan prevalensi tahunan menurun atau tetap jika dibandingkan

dengan prevalensi tahun lalu.

b. Status Cukup (kuning)

Desa dengan prevalensi dibawah ambang batas, namun mempunyai

kecendrungan prevalensi yang meningkat jika dibandingkan dengan

prevalensi tahun lalu.

c. Status Kurang (merah)

Desa dengan prevalensi diatas ambang batas, namun mempunyai

kecendrungan prevalensi yang menurun jika dibandingkan dengan prevalensi

tahun lalu.

d. Status Buruk (hitam)

Desa dengan prevalensi diatas ambang batas dan mempunyai

kecendrungan prevalensi yang meningkat jika dibandingkan dengan

prevalensi tahun lalu (Depkes, 2008).

8. Tindak Lanjut

Program tindak lanjut hendaknya tertulis agar jelas pelaksanaannya di

lapangan mengacu pada besaran dan penyebab masalah yang terjadi untuk

Page 47: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

27

perencanaan program perbaikan gizi bumil KEK pada wilayah tersebut (Depkes,

2008).

9. Dampak KEK

Wanita Usia Subur (WUS) yang berumur 19 tahun berisiko untuk

mengalami KEK. WUS yang KEK berisiko untuk melahirkan bayi BBLR dan

akan menyebabkan anak tersebut dikemudian hari akan terkena malnutrisi atau

stunting. Diperkirakan disejumlah negara berkembang, mengalami malnutrisi

dengan indikator TB menurut umur yang rendah atau stunting sehingga

menyebabkan meningkatnya resiko gangguan kesehatan anak . Akibat dari

kapasitas mental anak menurun dan tampilan fisik yang buruk adalah

meningkatnya prevalensi infeksi pada dewasa. Sehingga dewasa yang terinfeksi

akan berdampak pada kehamilannya bahkan risiko kematian ibu atau janin yang

dilahirkan akan cacat dan BBLR.

10. Pencegahan dan Penanganan Bumil KEK

Peningkatan variasi dan jumlah makanan juga menjadi salah satu upaya

pencegahan KEK. Kandungan zat gizi pada setiap jenis makanan berbeda-beda

dan tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung zat gizi secara lengkap,

maka untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar zat gizi diperlukan konsumsi

makanan yang beragam. Selain itu, karena kebutuhan energi dan zat gizi lainnya

pada ibu hamil dan ibu menyusui meningkat maka jumlah konsumsi makanan

mereka harus ditambah. Mengurangi beban kerja pada ibu hamil. Berbagai

penelitian menunjukkan bahwa beban kerja yang berat pada wanita hamil akan

memberikan dampak kurang baik pada outcome kehamilannya.

Page 48: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

28

D. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

BBLR adalah bayi yang baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang

dari 2500 gr (sampai dengan 2499 gr). Keadaan bayi BBLR ditentukan oleh BB ibu,

masa usia kehamilan (gestation), gejala primaturitas (Syofianti, 2007).

Menurut Baker dan Tower berkaitan dengan penanganan dan harapan

hidupnya, BBLR dibedakan menjadi :

1. BBLR berat lahir 1500-2500 g.

2. BBLSR (Berat Bayi Lahir Sangat Rendah) < 1500 g.

3. BBLER (Berat Bayi Lahir Ekstrim Rendah) < 1000 g.

Baker dan Tower (2005) memodifikasi beberapa faktor risiko dan

determinan kejadian BBLR, dari hasil modifikasi tersebut dihasilkan klasifikasi

yang dibedakan menurut faktor dari bayi ( jenis kelamin, genetik, ras, dan keadaan

plasenta), dan faktor dari ibu (umur ibu, paritas, jarak kelahiran, tinggi badan, berat

badan sebelum hamil, dan penambahan berat badan selama hamil), serta faktor

lingkungan (status sosial ekonomi, nutrisi/IMT, infeksi/penyakit ibu, ANC

(antenatal care), pemanfaatan pelayanan, merokok/alkohol, dan tingkat

pengetahuan ibu) (Syofianti, 2007).

Faktor predisposisi terjadinya BBLR juga dibedakan atas faktor ibu, yaitu

umur, paritas, penyakit kehamilan,gizi kurang atau malnutrisi, trauma, kelelahan,

merokok dan kehamilan yang tidak diinginkan, yang lain faktor plasenta seperti

penyakit vaskuler dan kehamilan ganda serta faktor janin yang meliputi kelainan

bawaan dan infeksi (Depkes, RI 2005).

Page 49: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

29

E. Kaitan antara Ibu Hamil yang Mengalami KEK dengan BBLR

Perubahan fisiologis pada kehamilan menyebabkan meningkatnya

metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat

selama kehamilan. Peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi tersebut diperlukan

untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pembesaran organ kandugan (uterus

dan payudara), perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. KEK merupakan

masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil di Indonesia selain terjadi pada ibu

hamil di Indonesia selain defisiensi kalsium dan zat besi (Depkes RI, 2005, Brown,

2005).

Kebutuhan energi pada ibu hamil meningkat, diperkirakan kebutuhan energi

untuk kehamilan yang normal perlu tambahan 80000 kalori selama masa kehamilan

(280 hari). Hal ini berarti perlu tambahan energi sebanyak kurang lebih 300 kkal

setiap hari selama hamil. Karbohidrat merupakan sumber energi utama (50-65%)

dari total energi yang dibutuhkan tubuh, sisanya dari konsumsi lemak (20-25%) dan

protein (15-20%). Bila konsumsi energi berlebih maka akan disimpan dalam bentuk

jaringan dibawah kulit dalam bentuk glikogen yang disimpan di hati, ketika asupan

energi kurang maka cadangan energi yang disimpan tidak mencukupi yang terlihat

berkurangnya ukuran LILA ibu hamil (Gibson 1990, Worthington dan William,

1993, Brown 2005).Peningkatan kebutuhan energi pada trimester pertama lebih

sedikit, kemudian pada trimester kedua dan ketiga kebutuhan energi lebih tinggi dan

selalu meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester kedua

diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, seperti penambahan volume darah,

Page 50: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

30

pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester

ketiga energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Untuk

menentukan kebutuhan tersebut, WHO merekomendasikan tambahan sebesar 150

kkal sehari, 350 kkal pada trimester kedua dan ketiga (Geissler, 2005). Kebutuhan

nutrisi atau kalori yang tidak terpenuhi berpengaruh pada kesehatan ibu hamil dan

gangguan pertumbuhan / perkembangan janin.

F. Penambahan Berat Badan selama Kehamilan

Berat lahir merupakan penggabungan antara durasi kehamilan dengan laju

pertumbuhan janin. Penambahan berat badan selama kehamilan adalah sebuah

fenomena biologis yang unik dan kompleks yang mendukung fungsi pertumbuhan

dan perkembangan janin. Penambahan berat badan tidak hanya dipengaruhi oleh

perubahan fisiologi ibu dan metabolisme, tetapi juga oleh metabolisme plasenta.

Fungsi plasenta sebagai organ endokrin, penghalang dan pengangkut zat antara

sirkulasi ibu dan janin. Perubahan dalam homeostasis ibu dapat memodifikasi

strukutur dan fungsi plasenta dan dengan demikian berdampak pada laju

pertumbuhan janin. Sebaliknya fungsi plasenta dapat mempengaruhi metabolisme

ibu melalui perubahan sensitivitas insulin, inflamasi sistemik, dan demikian

pengaruh penambahan berat badan.

Pola penambahan BB pada umumnya lebih tinggi pada trimester kedua dan

berhubungan dengan IMT ibu. IOM (Institute Of Medicine) menetapkan kenaikan

berat badan berdasarkan IMT. Pedoman IOM terbaru dari yang diterbitkan pada

tahun 1990. Pada pedoman 2009, kategori IMT didasarkan pada cut off point WHO

Page 51: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

31

selain itu pedoman baru lebih spesifik dan rekomendasi penambahan berat badan

relatif menguntungkan bagi ibu yang obesitas. Dari beberapa penelitian menemukan

bahwa untuk setiap kenaikan 1 kg BB ibu, berat lahir akan bertambah 16,7-22,6

gram.

Berdasarkan hasil dari 2 penelitian di Inggris (>3800 ibu hamil), Hytten dan

Leicth (1971) mencoba menetapkan batasan total dan rata-rata pertambahan BB ibu

hamil primigravida adalah 0-10 minggu (0,065 kg/minggu), 10-20 minggu (0,335

kg/minggu), 20-30 minggu (0,45 kg/minggu), dan 30-4- minggu (0,335 kg/minggu)

(Rasmussen dan Yaktine, 2009). Proporsi pertambahan BB untuk janin 25-27%,

plasenta 5%, cairan amnion 6%, ekspansi volume darah 6%, pertumbuhan uterus

dan payudara 11%, peningkatan cairan ekstra seluler 13 % dan peningkatan lemak

tubuh 25-27%.

Kenaikan berat badan adakalanya sulit diamati sampai akhir kehamilan,

sehingga Achadi et al (1995) merumuskan estimasi kenaikan BB selama hamil

dengan menggunakaen dan pola kenaikan BB ibu hamil dari Hytten dan Leicht yang

menganggap pola kenaikan setiap ibu hamil dianggap sama yaitu 0-10 minggu

(0,065 kg/minggu), 10-20 minggu (0,335 kg/minggu), 20-30 minggu (0,45

kg/minggu), dan 30-4- minggu (0,335 kg/minggu) sehingga total kenaikan BB

selama hamil adalah 11,85 kg. Estimasi ini memerlukan 2 kali pengukuran BB ibu

hamil selang waktu minimal 11 minggu.

Kenaikan bb selama kehamilan merupakan indikator menentukan status gizi

ibu. Bila bb ibu pada kunjungan antenatal pertama <47 kg maka kemungkinan akan

melahirkan BBLR adalah 1,73 kali lebih besar dibanding ibu yang bb nya> sama

Page 52: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

32

dengan 47 kg/minggu dan penambahan BB < 21 gr/minggu akan memberikan

resiko melahirkan bayi BBLR 1,85 kali lebih besar bila dibandingkan dengan ibu

yang penambahan BB > dengan 21 gram/minggu.

Kenaikan BB untuk ibu sehat berusia 25-35 tahun adalah 11-15 kg.

Kenaikan pada 10 minggu pertama kehamilan adalah sedikit ini disebabkan karena

pertumbuhan uterus dan ekspansi darah ibu. Pada saat ini berat janin hanya 0,17 ons

tetapi pada saat akhir kehamilan pertumbuhan janin mempunyai porsi yang lebih

besar.

Page 53: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

33

G. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

INPUT

1. SDM

a. Pelaksana Program

2. Dana

3. Materi

4. Waktu

5. Sarana dan Prasarana

6. Metode

PROSES

1. Perencanaan Program PMT

2. Pelaksanaan Program PMT

3. Pengawasan Program PMT

OUTPUT

Laporan Program PMT

Pertambahan Berat Badan

Efektivitas Program

PMT

7. Sasaran Program

i. Umur Ibu

ii. Usia Kandungan

iii. Jarak Kelahiran

iv. Paritas

v. Pertambahan Berat

Badan

Sumber : Modifikasi Teori Baker, Tower, Terry dan Siagian

Page 54: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

34

BAB III

KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Pikir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai

efektivitas program PMT Ibu Hamil KEK terhadap status BBLR di Kota Depok.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka disusunlah kerangka berpikir dalam

penelitian ini dengan mengadopsi teori dari Terry dan Siagian tentang analisis

keberhasilan program PMT serta Baker dan Tower untuk melihat risiko BBLR

berdasarkan prediksi pertambahan berat badan ibu.

Efektivitas program PMT dinilai berdasarkan pendekatan sistem kesehatan

baik dari input yang dibutuhkan pada program PMT, proses yang terjadi pada

program PMT serta output yang dinilai berdasarkan pertambahan berat badan ibu

yang didapat dari Laporan Monitoring Program PMT Ibu Hamil KEK. Karakteristik

Ibu yang didapat dari laporan output dari program PMT ibu hamil KEK yang

mendapatkan PMT adalah usia ibu, umur kehamilan, paritas, jarak kelahiran, dan

berat badan selama kehamilan. Untuk melihat efektivitas dari pendekatan sasaran

(goals approach) dilakukan dengan analisis deskriptif data sekunder dengan

pendekatan kuantitatif.

Penambahan berat badan selama kehamilan merupakan sebuah fenomena

biologis yang unik dan kompleks yang mendukung fungsi pertumbuhan dan

perkembangan janin. Bertambahnya berat badan ibu sangat berarti sekali bagi

Page 55: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

35

kesehatan ibu dan janin. Pada ibu yang menderita kekurangan energi dan protein

(status gizi kurang) maka akan menyebabkan ukuran plasenta lebih kecil dan suplai

nutrisi dari ibu ke janin berkurang, sehingga terjadi retardasi perkembangan janin

intera utera dan bayi dengan berat bayi lahir rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2011) mengenai

hubungan antara kenaikan berat badan pada ibu hamil terhadap berat bayi lahir,

didapatkan hubungan yang signifikan dengan nilai p value (0,000) dengan derajat

kepercayaan 95%. Selain itu, Pudjiadi (2002) juga mengungkapkan terdapat asosiasi

yang positif antara berat badan lahir bayi dengan berat badan ibu. Mengacu pada

penelitian sebelumnya, variabel penambahan berat badan dapat menjadi salah satu

prediktor untuk mengetahui apakah bayi tersebut mengalami BBLR atau tidak.

Sehingga dalam penelitian ini, untuk mengukur keefektifan program PMT ibu hamil

KEK yang dilihat berdasarkan pendekatan sasaran, dilakukan dengan melihat

penambahan berat badan ibu hamil KEK yang mendapat PMT apakah sudah sesuai

dengan usia kehamilan atau tidak.

Variabel lain yang menunjang dalam pengukuran efektivitas program PMT

ibu hamil ini adalah :

1. Umur Ibu

Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah

umur 20 tahun merupakan kehamilan beresiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan kehamilan pada wanita usia reproduksi (20-35 tahun). Pada

umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi

Page 56: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

36

fisiologinya belum optimal. Semakin muda umur ibu hamil, maka anak yang

akan dilahirkan akan semakin ringan.

Meski kehamilan di bawah umur sangat beresiko tetapi kehamilan diatas

umur 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini

sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan atau penyakit

degeneratif pada persendian tulang belakang dan panggul. Dalam proses

persalinan, kehamilan diatas usia 35 tahun akan timbul menghadapi kesulitan

akibat lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada tulang

panggul tengah. Faktor umur memegang peranan penting terhadap kesejahteraan

ibu hamil serta bayi (Syofianti, 2007).

2. Usia Kehamilan

Pertumbuhan janin dalam kandungan sesuai dengan perjalanan waktu

yang dibutuhkan janin untuk tumbuh dan berkembang secara normal yaitu 37-40

minggu. Pertumbuhan dan perkembangan janin dari waktu ke waktu diperkirakan

mengakibatkan pertumbuhan berat janin sebesar 5 gram sehari pada minggu ke

14-15 dan menjadi 10 gram pada minggu ke 20. Kecepatan tumbuh sebesar 30-

35 gram sehari berlangsung pada minggu ke 32-34, dan berubah menjadi 230

gram seminggu pada minggu ke 33-36. Memasuki minggu 41-42 pertambahan

berat badan tidak terjadi lagi (Arisman, 2004).

3. Paritas

Paritas secara luas mencakup gravida (jumlah kehamilan), prematur

(jumlah kelahiran) dan abortus (jumlah keguguran). Sedang dalam arti khusus

yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila

Page 57: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

37

seorang ibu melahirkan anak ke empat atau lebih. Tingkat pertumbuhan janin

meningkat dengan meningkatnya paritas. Hal ini terkait dengan perubahan

jaringan epitel pada arteri spiral sehingga memudahkan gizi dapat ditransfer

melalui pembuluh darah uterus pada kehamilan berikutnya (Syofianti, 2007).

4. Jarak Kelahiran

Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga

Berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, karena

jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk

memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Ini merupakan

salah satu faktor penyebab kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang

dilahirkan (Syofianti, 2007).

Page 58: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

38

Bagan 3.1 Kerangka Pikir

Efektivitas Program Pemberian Makanan Tambahan

Pada Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis

Di Kota Depok

INPUT

1. SDM

2. Dana

3. Materi

4. Sarana dan Prasarana

PROSES

1. Perencanaan Program PMT

2. Pelaksanaan Program PMT

3. Pengawasan dan Penilaian

Program PMT Ibu Hamil

KEK

OUTPUT

Laporan Program PMT Ibu Hamil

KEK

Efektivitas Program

PMT Ibu Hamil KEK

5. Sasaran (Market) i. Umur Ibu

ii. Usia Kandungan

iii. Jarak Kelahiran

iv. Paritas

v. Pertambahan Berat

Badan

Pertambahan Berat Badan

sesuai umur kehamilan

Page 59: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

39

No Domain

Penelitian

Definisi Istilah Cara Pengambilan

Data

Hasil Ukur Sumber

1. INPUT

(Masukan)

Atribut yang dibutuhkan agar program PMT

untuk Ibu Hamil KEK Gakin dapat berjalan

sesuai Perencanaan

Wawancara Mendalam

dan Telaah Dokumen

dan observasi

Informasi mengenai

ketersediaan

adanya berbagai item

yang dibutuhkan

Penanggung Jawab

Program PMT Ibu Hamil

KEK GAKIN Dinkes

Kota, Kerangka Acuan

Kerja PMT Ibu Hamil

KEK Gakin

2. Perencanaan

Program

Penetapan pengarahan yang resmi dan

penetapan berbagai hambatan yang

diperkirakan ada dalam menjalankan program

PMT guna dipakai sebagai

pedoman dalam program

PMT

Wawancara Mendalam

dan Telaah Dokumen

Informasi mengenai

ketersediaan pembuatan

perencanaan dan

adanya dokumen

perencanaan

program

Penanggung Jawab

Program PMT Ibu Hamil

KEK GAKIN Dinkes

Kota, Kerangka Acuan

Kerja PMT Ibu Hamil

KEK Gakin

3. Pelaksanaan

Program

Bentuk implementasi dari perencanaan

program PMT untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan

Wawancara Mendalam

dan Telaah Dokumen

Informasi mengenai

kesesuaian antara

Perencanaan program

yang telah dibuat dengan

pelaksanaan program di

lapangan

Penanggung Jawab

Program PMT Ibu Hamil

KEK GAKIN Dinkes

Kota, Petugas gizi

Puskesmas, Kerangka

Acuan Kerja PMT Ibu

Hamil KEK Gakin

4. Penilaian

Program

Bentuk program untuk menemukan, menilai

hasil yang dicapai dari perencanaan program

PMT

Wawancara Mendalam Informasi mengenai hasil

yang dicapai dari program

yang telah dilaksanakan di

lapangan

Penanggung Jawab

Program PMT Ibu Hamil

KEK GAKIN Dinkes

Kota, Petugas gizi

Puskesmas

5. Pengawasan

Program

Upaya memelihara program agar sesuai

dengan tujuan program dan rencana yang

telah ditetapkan

Wawancara Mendalam Informasi mengenai

kesesuaian antara yang

dicapai dengan yang

direncanakan

Penanggung Jawab

Program PMT Ibu Hamil

KEK GAKIN Dinkes

Kota, Petugas gizi

Puskesmas

6. Output Hasil program PMT Wawancara Informasi mengenai Penanggung Jawab

B. Definisi Istilah

Page 60: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

40

bumil KEK Gakin

yang dilaporkan telah

dilaksanakan

Mendalam dan

Telaah Dokumen

program yang telah

dilaksanakan

lapangan

Program PMT Ibu

Hamil KEK GAKIN

Dinkes Kota, Petugas

gizi Puskesmas

7. Efektifitas Program

PMT

Bentuk program

penilaian output untuk

melihat ukuran

keberhasilan dari

program PMT Ibu

Hamil KEK dari target

yang telah ditetapkan

Wawancara Mendalam

dan Telaah Dokumen

Informasi mengenai

ukuran keberhasilan

program PMT Ibu

Hamil KEK dari target

yang telah ditetapkan

Penanggung Jawab

Program PMT Ibu

Hamil KEK GAKIN

Dinkes Kota, Hasil

analisis data sekunder

pertambahan berat

badan dari Laporan

Monitoring Program

PMT Ibu Hamil KEK

di Kota Depok

B. Definisi Istilah (Lanjutan)

Page 61: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

41

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Disain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk dapat

menggambarkan secara lebih dalam mengenai program PMT. Dalam hal ini juga

digambarkan dengan menggunakan pendekatan sistem yaitu input, proses, maupun

output dari program PMT Ibu Hamil KEK yang ada di Kota Depok.

Untuk mendapatkan gambaran dari data output digunakan penelitian

deskriptif data sekunder yang bersifat kuantitatif dengan pendekatan potong-lintang

(cross sectional), dimana seluruh variabel diukur sekaligus pada saat yang sama.

Pengertian saat yang sama di sini bukan berarti pada satu saat observasi dilakukan

pada semua subyek atau semua variabel, tetapi tiap subyek hanya

diobservasi satu kali saja menurut keadaan atau status waktu diobservasi

(Notoatmodjo, 1997).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang ada di

Puskesmas di Kota Depok.

Page 62: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

42

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga September pada

tahun 2012.

C. Informan Penelitian (Pendekatan Kualitatif)

Didalam penelitian ini, informan penelitian terbagi menjadi dua kelompok

informan, yaitu informan utama dan informan pendukung. Berikut ini penjelasan dari

masing-masing kelompok informan:

1. Informan Utama

Informan utama dalam penelitian ini merupakan staf gizi di Dinkes yang

berjumlah satu orang dengan latar belakang S1 Epidemiologi Gizi. Beliau

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program PMT pada Ibu Hamil KEK di

Kota Depok. Informasi yang didapatkan oleh staf gizi tersebut bertujuan untuk

mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai program PMT pada ibu hamil

KEK di Kota Depok baik dari sisi input, proses, maupun output.

2. Informan Pendukung

Informan pendukung merupakan informan yang berhubungan dengan

informan utama dalam hal ini yaitu petugas gizi ada di Puskesmas yang memang

berkaitan langsung secara teknis dengan program PMT ibu hamil KEK yang ada

di Kota Depok. Jumlah informan pendukung pada penelitian ini adalah dua orang,

yaitu petugas gizi Puskesmas Pancoran Mas yang berlatar belakang D3 gizi dan

petugas gizi Puskesmas Pengasinan yang berlatar belakang D3 kebidanan.

Page 63: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

43

D. Populasi dan Sampel Data Sekunder (Pendekatan Kuantitatif)

Selain informan penelitian, peneliti juga menggunakan data sasaran yang

berasal dari laporan program PMT ibu hamil KEK. Pengolahan data sasaran

menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar prosentase ibu hamil KEK yang bertambah berat

badannya sesuai umur kehamilan setelah mendapatkan PMT.

Menurut Notoatmodjo (1997) : “populasi adalah keseluruhan objek penelitian

atau objek yang diteliti”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil

yang mendapatkan PMT di Kota Depok.

Dalam pengambilan sampelnya digunakan teknik purposive sampling yaitu

pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat

oleh peneliti (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 88). Sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu hamil yang pernah mendapatkan PMT dengan ditetapkan beberapa

kriteria inklusi (karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan

populasi terjangkau). Yang menjadi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Ukuran LILA Ibu hamil yang mendapatkan PMT kurang dari sama dengan 23,5

cm.

2) Umur kehamilan Ibu tidak kurang dari 12 minggu.

Jumlah data ibu hamil memenuhi kriteria pada penelitian ini adalah 145 data

ibu hamil dari 20 puskesmas di Kota Depok.

Page 64: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

44

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2002). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu alat perekam, pedoman wawancara dan lembar observasi.

Sedangkan untuk penelitian data sekunder yang menunjang penelitian ini,

instrumen penelitian berupa laporan monitoring PMT Ibu Hamil KEK serta data

kohort Ibu Hamil.

F. Pengumpulan Data

1. Pendekatan Kualitatif

Salah satu data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini adalah

data primer yang didapat langsung dari hasil wawancara mendalam, observasi

peneliti dan studi dokumen mengenai proses manajemen yang terdiri dari input,

proses dan output dalam program PMT dari staf gizi yang ada di Dinas Kesehatan

Kota Depok.

a. Wawancara Mendalam

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respondennya lebih mendalam dan

jumlah respondennya kecil atau sedikit. Wawancara ini dapat dilakukan secara

terstruktur, semi terstruktur ataupun tidak terstruktur. Ketiga cara tersebut

dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) atau melalui telepon

(Sugiyono, 2011). Pada penelitian ini, dilakukan wawancara semi terstruktur

Page 65: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

45

dimana teknik ini digunakan untuk menggali lebih dalam gambaran program

PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok. Wawancara dilakukan kepada tiga orang

informan. Satu orang informan utama, yaitu staf gizi di Dinkes Kota Depok

yang bertanggung jawab terhadap program PMT ibu hamil KEK di Kota

Depok.

b. Observasi Peneliti (Participant Observation)

Menurut Sugiyono (2011), participant observation adalah suatu teknik

dimana peneliti terlibat dalam program sehari-hari orang yang sedang diamati

atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan

pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data,

dan ikut merasakan suka dukanya. Dalam penelitian ini, participant

observation dilakukan untuk gambaran input dari program PMT Ibu hamil

KEK di Kota Depok.

c. Studi Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbetuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya adalah: peraturan, kebijakan,

biografi dan sebagainya. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara, akan

lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung dengan adanya studi

dokumen ini (Sugiyono, 2011). Pada penelitian ini, peneliti akan

mengumpulkan data mengenai peraturan PMT pada ibu Hamil KEK dalam

bentuk kerangka acuan kerja serta format laporan program PMT Ibu Hamil

KEK.

Page 66: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

46

2. Pendekatan Kuantitatif

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

yang digunakan berupa laporan program PMT Ibu Hamil KEK serta buku data

kohort Ibu hamil.

Pengumpulan data dilakukan di Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang ada

di Kota Depok adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan surat ijin permohonan penelitian dari Universitas UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Kesehatan Masyarakat, lalu meminta ijin kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota

Depok.

b. Kepala Dinas memberikan rujukan ke Kantor Kesbangpol (Kesatuan Bangsa

dan Politik) dan Linmas (Perlindungan Masyarakat) Kota Depok, untuk

mendokumentasikan biodata peneliti dan kemudian diserahkan kembali ke

institusi terkait yaitu Dinas Kesehatan Kota Depok.

c. Dinas Kesehatan Kota Depok memberikan surat pengantar ke puskesmas-

puskesmas yang ada di Kota Depok

d. Data-data Ibu Hamil yang sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan

sebelumnya.

e. Data variabel umur ibu, usia kehamilan, paritas dan penambahan berat badan

ketika diberikan PMT didapat dari laporan monitoring program PMT ibu hamil

KEK yang mengacu pada buku kohort ibu hamil yang ada di Puskesmas

Page 67: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

47

f. Data variabel jarak kelahiran didapat dari buku kohort ibu hamil yang ada di

Puskesmas

G. Validasi Data

Pengujian keabsahan data (kredibilitas) pada penelitian kali ini adalah

menggunakan triangulasi. Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah

Triangulasi Sumber dan Triangulasi teknik atau metode. Triangulasi sumber

digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dari beberapa sumber tersebut,

tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskriptifkan,

dikategorisasikan, mana pandangan yang sama dan yang berbeda. Sedangkan

triangulasi teknik atau metode digunakan untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama namun teknik yang

berbeda. Bila dengan beberapa teknik pengujian kredibilitas data tersebut,

menghasilkan data yang berbeda-beda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut

kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana

yang dianggap benar.

Dalam penelitian ini, triangulasi sumber dilakukan kepada petugas gizi yang

ada di Puskesmas Kota Depok. Pemilihan petugas gizi dikarenakan petugas gizi

berkaitan langsung secara teknis terhadap pelaksanaan program PMT ibu hamil KEK

di Kota Depok. Sedangkan untuk triangulasi metode, menggunakan laporan

monitoring program PMT Ibu hamil KEK serta Kerangka Acuan Kerja PMT Ibu

Hamil KEK di Kota Depok.

Page 68: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

48

H. Pengolahan Data

1. Pendekatan Kualitatif

Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011), analisis

data pada penelitian kualitatif terdiri dari tiga tahapan, tiga tahapan tersebut dalam

penelitian ini diantaranya adalah :

a. Tahap Reduksi Data

Pada tahap ini peneliti mereduksi segala data yang dirasa tidak

dibutuhkan dan memilih mana data yang menarik, penting, berguna dan baru

dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini didapatkan dari staf gizi di

Dinas Kesehatan mengenai program PMT pada ibu hamil KEK di Kota Depok.

Data diperoleh dengan cara wawacara, observasi dan studi dokumen.

b. Tahap Penyajian Data

Pada tahap ini, setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Tujuan penyajian data ini adalah untuk memudahkan,

memahami apa yang terjadi serta merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami. Dalam penelitian ini, penyajian data digunakan dalam

bentuk teks yang bersifat naratif dan matriks.

Berdasarkan data yang terkumpul dan setelah dianalisis, diharapkan

pada tahap ini peneliti dapat memberikan gambaran secara lebih dalam

mengenai program PMT Ibu hamil KEK dimulai dari perencanaan hingga

evaluasi program PMT tersebut.

Page 69: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

49

c. Tahap Penarikan Kesimpulan

Setelah mendapatkan data dari kedua tahapan sebelumnya, pada tahap

ini akan dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah untuk mendukung dalam menjawab pertanyaan penelitian.

2. Pendekatan Kuantitatif

a. Editing, program yang dilakukan dalam editing adalah pengecekan data

laporan monitoring program PMT dari sisi kelengkapan data, kejelasan data,

relevansi data dan konsistensi data.

b. Koding, merupakan program merubah bentuk data dari huruf menjadi bentuk

bilangan (angka) dengan maksud untuk mempermudah analisis dan mengentry

data. Pengkodean data ini didasarkan pada kategori :

1) Variabel usia ibu kode 0 “beresiko” jika usia ibu < 20 tahun atau > 35 tahun

dan kode 1 “tidak beresiko” jika usia ibu 20-35 tahun (usia reproduksi).

2) Variabel paritas kode 0 “beresiko” jika multipara (jumlah anak lebih dari 4)

dan kode 1 “tidak beresiko” jika primipara (jumlah anak kurang dari 4)

3) Variabel jarak kelahiran kode 0 “beresiko” jika kurang dari 2 tahun atau

lebih dari 5 tahun dan kode 1 “tidak beresiko” jika jarak kelahiran antara 2-5

tahun.

4) Variabel penambahan berat badan selama kehamilan kode 0 “beresiko” jika

penambahan berat badan kurang jika disesuaikan dengan umur kehamilan

dan kode 1 “Tidak beresiko ” jika penambahan berat badan sesuai dengan

umur kehamilan.

Page 70: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

50

5) Variabel efektifitas program PMT ibu hamil KEK dengan kode 0 ”Kurang

Efektif (prosentase penambahan BB ibu hamil sesuai kehamilan < 50% )”

dan kode 1 ”Efektif ( prosentase penambahan BB ibu hamil sesuai

kehamilan lebih dari sama dengan 50%)”.

c. Entry data, setelah pengecekan dan pengkodean dataselesai, langkah

selanjutnya adalah memproses data dengan cara mengentry data dari laporan

monitoring program PMT ke program statistik komputer (software) yang

digunakan.

d. Cleaning, pembersihan data adalah pengecekan kembali data yang sudah

dientry, apakah terdapat kesalahan dalam entry, koding atau kesalahan

membaca kode, dengan demikian diharapkan data tersebut benar-benar siap

untuk dianalisis.

I. Analisis Data

1. Pendekatan Kualitatif

Analisis data yang digunakan adalah content analysis atau analisis isi yaitu

suatu teknik mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

wawancara, catatan lapangan hasil telaah dokumen dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat lebih mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain. Analisis data ini dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan

yang dapat diceriterakan kepada orang lain (Sugiyono, 2008).

Page 71: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

51

Analisis dalam penelitian ini diorganisasikan dan dijabarkan ke dalam

unit-unit sesuai dengan kerangka berfikir penelitian yaitu data mengenai input

(data, SDM, dana, sarana dan prasarana, materi, dan sasaran) , proses

(perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian) dan permasalahan-

permasalahan yang menyertai program tersebut, output serta penjabaran

mengenai efektifitas program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok. Data-data

tersebut selanjutnya disintesa dan disusun kedalam pola serta dibuat kesimpulan

dari solusi permasalahan-permasalahan yang ada.

2. Pendekatan Kuantitatif

Analisa data dilakukan untuk mengetahui seberapa besar ukuran

keberhasilan program PMT Ibu hamil KEK berdasarkan pendekatan sasaran

(output). Analisa data yang telah diolah dilakukan dengan menggunakan analisis

prosentase, yaitu suatu cara analisis yang sederhana yang dapat dilakukan pada

penyajian data dalam bentuk tabel. Dalam penelitian ini analisis dilakukan

terhadap tiap variabel dari hasil penelitian ini berupa distribusi dan prosentase

pada setiap variabel ibu hamil yang mengalami KEK yang meliputi, usia ibu,

umur kehamilan, paritas, jarak kelahiran, penambahan berat badan selama

kehamilan serta efektifitas program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok.

Page 72: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

52

BAB V

HASIL

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kota Depok terletak di bagian Utara Provinsi Jawa Barat, yang secara

geografis terletak pada koordinat : 6 derajat 19’ 00” – 6 derajat 28’ 00” Lintang

Selatan dan 106 derajat 43’ 00” – 106 derajat 55’ 30” Bujur timur. Bentang alam

Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah perbukitan

bergelombang lemah, dengan elevansi antara 50 – 140 meter di atas permukaan laut

dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok memiliki luas sekitar

200.29 Km2 atau 0,58% dari luas provinsi Jawa Barat.

1. Batas-batas wilayah

Berdasarkan Perda No. 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Wilayah

Kecamatan di Kota Depok, Kota Depok dimekarkan menjadi 11 Kecamatan.

Kota seluas 200.29 Km2 ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : berbatas dengan wilayah administrasi Provinsi DKI Jakarta

dan wilayah Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede kota Bekasi dan

Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.

c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah Kecamatan Bojong Gede dan

wilayah Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor.

Page 73: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

53

d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan

Gunung Sindur Kabupaten Bogor.

Sebagian besar lahan di wilayah Kota Depok merupakan areal

pemukiman penduduk, pendidikan, perdagangan dan jasa yang terbagi kedalam

11 wilayah kecamatan dan 63 kelurahan. Kecamatan yang terdapat di kota

Depok memiliki 11 kecamatan yaitu Pancoran Mas, Beji, Sukmajaya,

Cimanggis, Sawangan, Limo, Cipayung, Cilodong, Tapos, Cinere, Bojong sari.

Dari 11 Kecamatan, Tapos memiliki wilayah terluas yaitu 32,24 km2.

2. Demografi Dinkes Kota Depok

a. Sumber Daya Kesehatan

Dinkes Kota Depok dipimpin oleh seorang Dokter gigi. Pimpinan

dibantu sekretaris beserta 3 Kepala Sub Bagian. Terdapat 4 kepala bidang

dan 9 Kepala Seksi.

1) Tenaga Kesehatan

Sesuai Peraturan Pemerintah RI No 32 Tahun 1996 yang

termasuk tenaga kesehatan adalah tenaga medis meliputi dokter dan

dokter gigi. Tenaga keperawatan meliputi tenaga perawat dan bidan.

Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analisis farmasi, asisten apoteker.

Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiologi kesehatan,

entomologi kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluhan kesehatan,

administrasi kesehatan serta tenaga sanitasi. Tenaga gizi meliputi

nutrisionis dan dietisien. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterafis,

Page 74: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

54

radioterafis, teknis gigi, teknis elektromedis, analisis kesehatan,

refraksionis optisien, otorik prostetik, teknis transfusi dan perekam medis

serta tenaga non kesehatan.

Diagram 5.1

Proporsi Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga

Di Kota Depok Tahun 2010

Sumber : Profil Kesehatan kota Depok Tahun 2010

Urutan proporsi jenis tenaga kesehatan dari yang terbesar

sampai terkecil adalah sebagai berikut: tenaga keperawatan dan

kebidanan 49 %, kemudian tenaga medis 34%, tenaga teknis medis 6%,

tenaga kefarmasian 6%, tenaga gizi 2,06%, tenaga kesmas 1,45%, tenaga

sanitasi 1,21%, dan tenaga keteknisan fisik 0,81%.

6% 1% 1% 2%

1% 6%

49%

34%

Proporsi Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga Di Kota Depok Tahun 2010

kefarmasian

kesmas

sanitasi

gizi

keteknisan fisik

keteknisan medis

Bidan & Perawat

Tenaga Medis

Page 75: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

55

Tabel 5.1

Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit kerja

Di Kota Depok Tahun 2010

Sumber: Sub bag Umum (Dinkes kota Depok)tahun 2010

2) Sarana Kesehatan

Jumlah puskesmas yang ada di Kota Depok sampai dengan tahun

2010 berjumlah 32 puskesmas dengan rincian 31 puskesmas non

perawatan, 1 puskesmas perawatan. Sarana pelayanan kesehatan yang ada

di Kota Depok sampai dengan tahun 2010 yang tercatat di Dinkes Kota

Depok adalah sebagai berikut:

No Jenis

Tenaga

Unit kerja

Puskesmas

(Termasuk

Pustu dan

Polindes)

Rumah

Sakit

Institusi

Diklat /

Diknakes

Sarana

Kesehatan

Lain

Dinkes

Kota

1 Medis 123 692 0 4 14

2 Perawat &

Bidan

249 942 0 4 20

3 Kefarmasian 11 127 0 0 12

4 Kesehatan

Masyarakat

3 21 0 0 12

5 Sanitarian 17 5 0 8

6 Ahli Gizi 26 17 0 0 8

7 Keteknisan

Medis

8 146 0 0 1

TOTAL 437 1950 0 8 75

Page 76: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

56

Tabel 5.2

Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan

Di Kota Depok Tahun 2010

No Fasilitas Kesehatan

PEMILIKAN/PENGELOLAAN

PEM.KAB/KOTA Swasta JUMLAH

1 Rumah sakit umum 1 11 12

2 Rumah sakit bersalin

4 4

3 Puskesmas perawatan 1

1

4 Puskesmas non

Perawatan 31

31

5 Puskesmas keliling 25/80

25/80

6 Puskesmas pembantu

4 4

7 Rumah bersalin

24 24

8 Balai pengobatan /

Klinik

162 162

9 Praktik dokter bersama

3066 3066

10 Posyandu

968

11 Apotek

221 221

12 Toko obat

74 74

13 Gfk

1 1

14 Industri obat

Tradisional

14 14

15 Industri kecil obat

Tradisional

13 13

Page 77: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

57

B. Gambaran program PMT untuk Ibu hamil KEK di Kota Depok

Program perbaikan gizi pada ibu hamil ini ditujukan supaya kebutuhan gizi

bagi ibu hamil tercukupi. Sehingga resiko terjadinya KEK (Kekurangan Energi

Kronis) pada ibu hamil dapat tertangani. Salah satu program yang dijalankan oleh

Dinkes Kota Depok adalah pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang Gakin

yang mengalami KEK karena mengacu pada Pedoman Gizi Ibu Hamil dan

Pengembangan Makanan Tambahan Ibu Hamil Berbasis Pangan, Kementrian

Kesehatan RI yang memang diprioritaskan pada ibu hamil KEK dari keluarga

miskin.

Produk PMT didistribusikan ke seluruh Puskesmas yang ada di Kota Depok

yang sebelumnya sudah didata oleh petugas gizi yang ada di Puskesmas. Ibu hamil

yang mendapatkan PMT adalah ibu hamil yang memeriksakan kandungannya ke

Puskesmas dan terdeteksi berisiko KEK. Selain itu, data sasaran juga didapat dari

laporan kader posyandu jika di wilayahnya terdapat ibu hamil berisiko KEK

meskipun tidak memeriksakan kandungannya ke Puskesmas.

Secara umum, gambaran program PMT pada ibu hamil KEK dijelaskan

dengan menggunakan pendekatan sistem dimana dilakukan pada komponen input,

proses, dan output.

Page 78: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

58

Bagan 5.1

Alur Pendekatan Sistem dalam Program PMT Ibu Hamil KEK

1. Input

Unsur-unsur yang diperhatikan dalam komponen input program PMT

untuk ibu hamil KEK Gakin yang sudah dijalankan oleh program gizi seksi kesga

dan gizi Dinkes Kota Depok serta Petugas Gizi yang ada di Puskesmas Kota

Depok meliputi:

a. Data

Berdasarkan Pedoman PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) yang

dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI, Dirjen Bina Kesmas, Direktorat

Bina Gizi Masyarakat tahun 2008 sumber data untuk Ibu hamil KEK Gakin

adalah LB3 gizi / KIA, PWS KIA berdasarkan pencatatan dari Puskesmas yang

akan dikirim ke Dinkes Kota Depok. Selain data LB3 dan PWS KIA untuk

program pemberian PMT Ibu Hamil KEK Gakin, juga terdapat laporan PMT

Bumil yang dilaporkan paling lambat 90 hari setelah proses distribusi

pemberian PMT Bumil KEK Gakin. Jumlah ibu hamil hanya merupakan data

•Data (LB3 prevalensi Bumil KEK, laporan PMT Bumil KEK, Pedoman KAK)

•SDM

•Materi

•Dana

•Sarana dan Prasarana

•Sasaran Input

•Perencanaan Kegiatan

•Pelaksanaan kegiatan

•Pengawasan dan Penilaian Kegiatan

Proses • Laporan

Kegiatan PMT Bumil KEK --> penambahan berat badan ibu hamil

Output

Page 79: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

59

proyeksi dari Dinkes. Data didapat dari Puskesmas, BPS (Bidan Praktek

Swasta), institusi Pelayanan Kesehatan lain, seperti dari RS Besar yang berada

di kota Depok baik swasta maupun Pemerintah. Sedangkan untuk pedoman

program PMT Ibu hamil KEK di Kota Depok dibuat pedoman Kerangka

Acuan Kerja (KAK) program PMT ibu hamil KEK Gakin yang bertujuan

untuk meningkatkan status gizi ibu hamil.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, pada laporan PMT ibu

hamil yang diberikan PMT adalah ibu hamil yang beresiko KEK, namun pada

pelaksanaan di Puskesmas Ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin tetap

diberikan PMT meskipun tidak mengalami KEK. Hal ini dengan pertimbangan

bahwa ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin sulit untuk membeli

makanan tambahan dengan kondisi ekonomi yang terbatas. Keluarga miskin

yang mendapatkan PMT dari Dinkes adalah yang mempunyai Jamkesda dan

Jamkesmas.

Berikut kutipan hasil wawancara dengan informan utama:

“Seharusnya yang mendapatkan PMT memang dari ibu hamil KEK

mba, namun ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin juga tetap

diberikan PMT, karena kami mempertimbangkan kondisi ekonomi

keluarga ibu hamil tersebut. Jadi, ibu hamil yang berasal dari keluarga

miskin walaupun dia tidak mengalami KEK akan tetap mendapatkan

PMT ” (Informan Utama).

Hal ini juga diperkuat oleh ucapan petugas gizi Puskesmas Pengasinan

sebagai informan pendukung. Berdasarkan hasil wawancara dengan Petugas

gizi di Puskesmas Pengasinan, data sasaran memang tidak hanya berasal dari

Page 80: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

60

kondisi kekurangan energi kronis, namun ibu hamil yang berasal dari keluarga

miskin tetap diberikan PMT.

Berikut hasil kutipan wawancara dengan informan pendukung yaitu

petugas gizi Puskesmas Pengasinan:

“Iya mba, kalo ibu hamil itu dari keluarga miskin saya kasih PMT juga.

Karena, disana yang KEK juga ga begitu banyak,banyakan gakin jadi

ibu hamil Gakin kalo dia periksa ke Puskesmas juga kita kasih susu. ”

(Informan Pendukung).

Sedangkan, berdasarkan uraian dari petugas gizi dari Puskesmas

Pancoran Mas, sasaran yang terdapat dari laporan program PMT ibu hamil

KEK merupakan ibu hamil KEK dan benar-benar berasal dari keluarga miskin.

Berikut hasil wawancara dengan petugas gizi Puskesmas Pancoran

Mas:

“Jadi kita kan nyarinya kan yang kriterianya yang Gakin, trus KEK

juga, trus nanti kita cek juga yang Hb nya rendah. Soalnya kan kriteria

yang diminta dinkes gtu neng.”(Informan Pendukung).

b. Sumber Daya

Staf gizi yang bertanggung jawab dalam program PMT Ibu hamil KEK

di Kota Depok, memiliki latar belakang sarjana kesehatan masyarakat dalam

peminatan epidemiologi gizi. Beliau menjadi penanggung jawab program PMT

di Kota Depok selama 3 tahun. Tidak hanya program PMT ibu hamil, beliau

bertanggung jawab terhadap beberapa program yang berkaitan dengan

peningkatan gizi masyarakat, Hal ini dikarenakan beliau menjadi koordinator

dalam program perbaikan gizi di Dinkes Kota Depok. Hal ini juga terlihat

dalam dokumen rencana program program gizi Dinkes Kota Depok Tahun

Page 81: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

61

2011. Dalam dokumen tersebut dicantumkan rencana program program

perbaikan gizi selama satu tahun, berikut dengan penanggung jawab program

masing-masing.

Untuk program PMT ibu hamil KEK beliau juga berkoordinasi dengan

staf gizi yang lain serta Kepala Seksi (KaSie) Kesehatan Keluarga dan Gizi

serta Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan Masyarakat terkait dengan

perencanaan program serta pengawasan program PMT. Jika terdapat kendala di

lapangan yang dilaporkan oleh staf gizi di Puskesmas, umumnya petugas gizi

akan berkonsultasi dengan Kepala Seksi maupun Kepala Bidang agar dapat

dicari solusi bersama.

Berikut hasil wawancara dengan informan utama:

“Iya mba. Biasanya kalau ada kendala di lapangan, kami bicarakan

dengan Kasie atau Kabid, nanti baru dicari penyelesaian bagaimana

baiknya”.

Sedangkan untuk Puskesmas sendiri, latar belakang pendidikan petugas

gizi bervariasi di Puskesmas yang ada di Kota Depok. Namun, umumnya

berasal dari D3 Kebidanan, D3 Gizi dan S1 Gizi Kesmas. Dalam pelaksanaan

program PMT di Puskesmas, seluruh petugas gizi beserta bidan KIA saling

berkoordinasi untuk memberikan makanan tambahan untuk Ibu hamil KEK.

Petugas gizi mendata ibu hamil yang mendapatkan PMT, dan Bidan KIA yang

memberikan secara langsung kepada ibu hamil yang mengalami KEK.

Page 82: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

62

c. Sarana dan Prasarana

Jumlah sarana yang terdapat pada program gizi di Dinkes yaitu 2 unit

laptop dan 1 buah komputer. Untuk menunjang program PMT pada bumil KEK

GAKIN, setiap staf gizi masing-masing memiliki handphone pribadi untuk

melakukan konfirmasi kepada petugas gizi di Puskesmas jika terdapat data-

data yang masih belum jelas, serta memudahkan untuk memantau pelaksanaan

PMT Bumil KEK.

Tidak ada sarana maupun prasarana yang disiapkan secara spesifik

untuk menunjang program PMT ibu hamil KEK di Puskesmas. Dalam

pelaksanaannya, petugas gizi hanya bertugas untuk memberikan produk PMT

ke bagian KIA, dan nantinya akan diberikan langsung ke sasaran oleh bagian

KIA.

d. Dana

Dana merupakan komponen yang penting dalam pelaksanaan suatu

program. Program Pemberian Makanan Tambahan ini dibiayai dari APBD

Kota Depok dalam Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) Program

Peningkatan Gizi Masyarakat Tahun Anggaran 2011. Tidak ada pendanaan

yang dialokasikan secara khusus untuk mengevaluasi program PMT di Kota

Depok. Pada tahun ini, dana yang diturunkan juga sudah sesuai dengan waktu

pelaksanaan program tersebut. Anggaran yang disiapkan oleh Dinkes tiap

tahunnya mengalami peningkatan, hal ini didasarkan pada hukum ekonomi dan

juga terkait dengan inflasi harga. Tiap tahunnya anggaran program PMT ibu

Page 83: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

63

hamil KEK di Kota Depok meningkat 10% dari anggaran program tahun

sebelumnya.

Proses penyediaan anggaran yaitu sebelumnya pada saat bulan Juni /

Juli (pertengahan tahun) dibuat rencana anggaran tahun depan, untuk program

program peningkatan gizi, dan kemudian dikeluarkan dalam bentuk Rencana

Keuangan Anggaran (RKA). Anggaran dana dikirim ke Badan Pembangunan

Daerah (Bappeda), kemudian Tim Anggaran Bappeda yang akan mengevaluasi

jumlah anggaran yang diajukan setelah itu dikembalikan ke bagian PEP

sebagai koordinator bagian anggaran di Dinkes. Jumlah anggaran yang

dikeluarkan Pemda untuk program PMT Bumil adalah Rp. 630.000.000,-

dengan rincian untuk 500 Ibu hamil KEK Gakin dikalikan lama waktu

pemberian dan harga PMT pabrikan yang disiapkan.

Berikut hasil kutipan dengan informan utama:

“Anggaran diperkirakan per tahunnya selalu naik, selain karena inflasi,

kalau menurut teori orang ekonomi, setiap penganggaran itu dinaikkan

10% dari target yang ditentukan. Anggaran yang buat tim perbaikan

gizi, setelah dari program, nanti diajukan ke kepala seksi nanti direkap

oleh bagian perencanaan dan evaluasi program, nanti kalau udah jadi

dibentuk satu anggarannya dinas, rencana programnya dinas, nah

nanti total anggaran dananya itu akan dikirim ke Bappeda dan di

evaluasi oleh Bappeda atau tim anggaran, nanti setelah itu dikoreksi

apakah ada anggaran yang harus ditambah atau dikurangi nanti

dikembalikan lagi ke seksi dibalikin lagi ke program. Nanti dari

program kalau memang sudah sesuai balik lagi mba alurmya, jadi

kalau di dinas itu yang menjadi koordinator anggarannya itu ya bagian

PEP. Nanti setelah dari PEP diajukan lagi ke Pemda. Biasanya pada

saat bulan juni/juli dibuat rencana program, nanti kalau sudah ada

rencana program, nah untuk program ini berapa besar dana yang

dbutuhkan, nah setelah itu dibuatlah perinciannya apa aja nah setelah

itu dibuat rencana program anggaran atau RKA, RKA itulah yang

menjadi desk, anggota DPR ketika rapat nanti. Untuk biaya

pembeliannya, kita melalui pihak ketiga, karena mengikuti

Page 84: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

64

PP.54,tentang pengelolaan barang dan jasa setiap dana diatas 100 juta

lewat lelang umum atau pihak ketiga”. (Informan Utama).

Hasil wawancara ini juga diperkuat dengan adanya dokumen KAK

(Kerangka Acuan Kerja) Program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok.

Dimana dicantumkan rincian biaya program dan juga melalui proses

pelelangan.

e. Materi

Produk PMT yang diberikan berupa PMT pabrikan, yaitu susu.

Spesifikasi persyaratan yang ditetapkan Dinkes dibuat dalam bentuk tabel.

Tabel. 5.3

Spesifikasi Produk Susu Untuk Ibu Hamil

BAHAN MAKANAN SPESIFIKASI

Susu Ibu hamil Kemasan minimal 400 gr

Kemasan Alumunium Foil dan Karton

Kemasan Menunjukkan :

- Label Halal dari MUI

- MD dari BPOM

- Berat Bersih

- Saran Penyajian

- Saran Penyimpanan

- Kode Produksi dan tanggal kadaluarsa

- Layanan Konsumen yang bisa dihubungi

- Jaminan Kualitas (ISO)

Produksi baru

Kandungan Zat Gizi (per saji ): 40-46 gr/saji

Energi : Minimal 150 kkal

Protein : Minimal 8.5 gr

Page 85: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

65

Tabel. 5.3 (Lanjutan)

Spesifikasi Produk Susu Untuk Ibu Hamil

Sumber : Kajian Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) Pekerjaan Pengadaan

Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil Keluarga Miskin Program

Peningkatan Gizi Masyarakat. Dinkes Kota Depok, Tahun Anggaran 2011

Berdasarkan Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan Makanan

Tambahan Ibu Hamil Berbasis Pangan yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI.

Jumlah energi minimal dari makanan tambahan yang diberikan Ibu Hamil KEK

per hari adalah 300 kkal dan 17 gram untuk kandungan protein. Jumlah produk

makanan tambahan yang diberikan juga disediakan untuk konsumsi selama 90

hari, yaitu sekitar 16 dus. Spesifikasi tersebut juga sudah sesuai dengan

kandungan gizi yang tercantum pada produk susu merk “x” yang bekerjasama

dengan Dinkes Kota Depok.

Vitamin :

Vitamin A : Minimal 30% AKG

Vitamin D : Minimal 40% AKG

Vitamin E : Minimal 15% AKG

Vitamin K : Minimal 30% AKG

Vitamin C : Minimal 50% AKG

Vitamin B1 : Minimal 30% AKG

Vitamin B2 : Minimal 35% AKG

Vitamin B3 : Minimal 30% AKG

Vitamin B6 : Minimal 30% AKG

Asam Folat : Minimal 50% AKG

Vitamin B12 : Minimal 20% AKG

Mineral :

Calcium : Minimal 20 % AKG

Magnesium : Minimal 20 % AKG

Phospor : Minimal 10% AKG

Zat Besi : Minimal 10% AKG

Zinc : Minimal 10% AKG

Iodium : Minimal 20% AKG

Selenium : Minimal 10% AKG

Page 86: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

66

Staf gizi di Dinkes juga memberikan persyaratan mengenai produk susu

yang akan diberikan untuk ibu hamil. Hal ini dilakukan untuk melihat kualitas

dan higienitas makanan tambahan yang akan didistribusikan ke sasaran. Pada

tahun ini, produk makanan tambahan yang diberikan untuk ibu hamil telah

memenuhi spesifikasi yang disyaratkan oleh staf gizi Dinkes Kota Depok.

Jumlah produk makanan tambahan yang diberikan juga disediakan untuk

konsumsi selama 90 hari, yaitu sekitar 16 dus.

Namun, jumlah makanan tambahan yang disediakan untuk ibu hamil

masih belum memenuhi jumlah energi selama 90 hari. Jumlah makanan

tambahan minimal yang harus dikonsumsi per hari untuk memenuhi kebutuhan

gizi adalah 80 gram atau sekitar 4 sendok makan, yang diminum 2 kali dalam

sehari. Jadi, dalam satu gelas susu yang diminum minimal jumlah bubuk susu

yang dituang kedalam gelas 40 gram. Netto setiap dus produk makanan

tambahan yang berupa susu adalah 400 gram, berarti dalam waktu 5 hari

maksimal satu dus terpakai. Dalam satu bulan, jumlah dus susu yang minimal

dikonsumsi seharusnya 6 dus yang terpakai dan dalam 3 bulan atau 90 hari

seharusnya jumlah minimal produk susu yang diberikan adalah 18 dus.

Sehingga jumlah jumlah gram yang dikonsumsi per hari adalah 60 gram.

Kekurangan 20 gram per hari diharapkan ibu juga mengkonsumsi makanan

tambahan yang biasa dikonsumsi sehari-hari selain yang diberikan oleh Dinkes.

Hal ini dibutuhkan peranan bidan KIA di Puskesmas yang langsung

memberikan makanan tambahan ke sasaran mengenai aturan konsumsi

Page 87: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

67

makanan tambahan serta efek yang ditimbulkan apabila ibu hamil mengalami

KEK.

f. Sasaran

Karakteristik sasaran dari ibu hamil KEK didapat dari pengumpulan

laporan program monitoring PMT ibu hamil KEK Gakin dan data kohort ibu

hamil yang ada di Puskesmas. Variabel yang ditetapkan dari laporan program

PMT yaitu usia ibu hamil, usia kandungan ibu hamil, jumlah anak (paritas),

jarak kelahiran dan penambahan berat badan selama diberikan PMT.

Berikut format laporan monitoring yang didalamnya dicantumkan

karakterisitik dari sasaran.

Tabel 5.4

Contoh Format Laporan Monitoring Program PMT Ibu Hamil KEK

di Kota Depok

Karakteristik sasaran yang dicantumkan di Puskesmas bervariasi,

meskipun sudah ditetapkan oleh staf gizi di Dinkes Kota Depok. Sehingga tidak

semua data dapat diolah, karena format laporan yang beragam antar Puskesmas.

Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

dengan menggunakan program SPSS.

Berikut gambaran proporsi karakteristik ibu hamil yang mendapatkan

PMT yang dapat diolah di Puskesmas Kota Depok:

Nama Alamat Umur Hamil

ke

Umur

hamil

LILA BBI BBII BBIII LILA

Page 88: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

68

1) Gambaran proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan usia

di Kota Depok.

Tabel. 5.5

Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan usia di

Kota Depok

B

B

Berdasarkan hasil analisis prosentase ibu hamil KEK beresiko yang

mendapatkan PMT berdasarkan usia sebesar 29 %. Dengan rata-rata usia

ibu hamil yang mendapatkan PMT adalah berusia 26 tahun.

2) Gambaran proporsi ibu hamil KEK yang beresiko dalam program PMT

berdasarkan paritas di Kota Depok.

Tabel. 5.6

Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan paritas

di Kota Depok

B

e

Berdasarkan hasil analisis prosentase ibu hamil KEK beresiko yang

mendapatkan PMT berdasarkan paritas sebesar 9 %.

Usia Ibu n % Mean Standar Deviasi

Beresiko 42 29

Tidak Beresiko 103 71 26 0,455

Total 145 100

Paritas N % Std. Deviasi

Beresiko 13 9

Tidak Beresiko 132 91 0,498

Total 145 100

Page 89: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

69

3) Gambaran proporsi ibu hamil KEK yang beresiko dalam program PMT

berdasarkan jarak kelahiran di Kota Depok.

Tabel. 5.7

Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan jarak

kelahiran di Kota Depok

B

e

Berdasarkan hasil analisis prosentase ibu hamil KEK beresiko

yang mendapatkan PMT berdasarkan jarak kelahiran sebesar 6,2 %.

4) Gambaran proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan usia

kehamilan di Kota Depok

Tabel. 5.8

Proporsi ibu hamil KEK dalam program PMT berdasarkan usia

kehamilan di Kota Depok

B

Berdasarkan hasil analisis prosentase ibu hamil KEK yang

mendapatkan PMT umumnya pada usia kehamilan trimester kedua dengan

prosentase sebesar 87,6 %.

Jarak Kelahiran N % Std. Deviasi

Beresiko 9 6,2

Tidak Beresiko 136 93,8 0, 242

Total 145 100

Usia Kehamilan N % Std. Deviasi

Trimester 2 127 87,6

Trimester 3 18 12,4 0,331

Total 145 100

Page 90: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

70

2. Proses

Proses merupakan berbagai program yang dilakukan untuk mencapai

tujuan, yang berkaitan dengan penyediaan dan penerimaan pelayanan. Adapun

hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses yaitu menilai

perencanaan program untuk mengetahui target dari program PMT, pelaksanaan

program serta pengawasan program apakah telah mencapai target yang

ditetapkan, mengidentifikasi kendala dan masalah yang dihadapi serta

pemecahannya.

a. Perencanaan

Perencanaan program gizi Dinkes Kota Depok dibuat berdasarkan,

1) Besaran masalah yang ditemui

Berdasarkan hasil wawancara dengan staf gizi penanggung jawab

program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok, prevalensi ibu hamil KEK di

Kota Depok adalah sebesar 14,85%. Hal ini juga sesuai dengan paparan

Perencanaan dan Evaluasi Program Upaya Perbaikan Gizi Perencanaan

dan Evaluasi Program Upaya Perbaikan Gizi Dinkes Kota Depok yang

dipresentasikan Kepala Bidang Yankesmas pada program kunjungan

mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Bengkulu,

prevalensi ibu hamil KEK di Kota Depok adalah 14,85%.

Sedangkan ambang batas yang dikatakan masalah kesehatan

masyarakat apabila prevalensi KEK lebih dari 10%. Oleh karena itu, masih

Page 91: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

71

tingginya prevalensi ibu hamil KEK menjadi salah satu dasar diadakannya

program PMT untuk ibu hamil KEK di Kota Depok. Dinkes Kota Depok

juga memfokuskan pada ibu hamil KEK yang berasal dari keluarga miskin.

2) Ketersediaan dana

Proses Penganggaran APBD Kota Depok dalam penyediaan dana

untuk program PMT ibu hamil KEK Gakin yang ada di Kota Depok yaitu:

a) Dibuat Rencana Program Anggaran (RKA) oleh tenaga pelaksana gizi

yang kemudian disetujui oleh kepala seksi Kesga dan Gizi dan diketahui

oleh Kepala Bidang Yankesmas.

b) Rencana Alokasi Program tersebut diajukan ke Bagian Perencanaan dan

Evaluasi Program (PEP).

c) Diajukan kepada bagian Administrasi Setda Kota Depok dan Bagian

Keuangan.

d) Beberapa tahap pengajuan kepada DPRD.

e) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) disahkan dan dapat

dilaksanakan.

Pada program penanganan KEK, anggaran yang Pemda Kota Depok

untuk program PMT Ibu Hamil KEK adalah sebesar Rp 630.000.000,-.

Dimana dengan jumlah dana tersebut setiap ibu hamil mendapatkan 16 dus

selama 3 bulan. Pada tahun ini jumlah ibu hamil KEK yang diberikan PMT

sekitar 400 orang. Dana yang dianggarkan hanya sebatas sampai

pendistribusian produk ke Puskesmas.

Page 92: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

72

3) Ketersediaan sumber daya

Selain berkoordinasi dengan staf gizi, dalam perencanaannya tim

gizi di Dinkes juga berkoordinasi dengan bagian sarana dan prasarana di

Dinkes Kota Depok dalam hal pengadaan produk, kemudian dengan staf

gizi di Puskesmas yang terdapat di kota Depok terkait penetapan sasaran

serta bagian KIA yang secara langsung memiliki keterkaitan sasaran dengan

laporan program PMT.

Berikut hasil wawancara dengan staf gizi penanggung jawab

program PMT :

“Dalam perencanaan program PMT ini kita ada kerjasama dengan

berbagai pihak. Dengan bagian sarana dan pra sarana untuk

pengadaan barang. Sama Puskesmas untuk penetapan jumlah

sasarannya. Sama KIA yang memang terkait langsung dengan

sasarannya.”

Sedangkan terkait dengan penetapan sasaran di Puskesmas, biasanya

petugas gizi di Puskesmas mengumumkan pada rapat kader di kelurahan

akan diadakannya PMT untuk Ibu hamil KEK Gakin. Setelah itu kader

posyandu di masing-masing wilayah kerja Puskesmas akan mendata ibu

hamil yang KEK yang terdapat di wilayah tersebut. Kemudian Ibu hamil

tersebut dirujuk ke Puskesmas untuk dilihat kadar Hb nya juga dan di data

untuk mendapatkan PMT Ibu Hamil KEK tersebut.

Berikut kutipan wawancara dengan petugas Puskesmas Pancoran

Mas:

“Jadi kalo sasarannya juga kita kan diumumin di rapat-rapat

kelurahan sama kader. Nanti kader data nih bumil yang ada disana,

nah nanti diliat kan bumil nya itu LILA nya berapa trus d krosscek

Page 93: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

73

dulu nih di Posyandu bener ga LILAnya kurang dari 23,5, nah nanti

kalau setelah itu baru di rujuk ke Puskesmas untuk di data biar

dikasih PMTnya nanti disini di cek Hbnya karena kan kurang gizi

juga ngaruh sama anemi juga kan neng.”

Hal ini juga diungkapkan ketika wawancara dengan petugas

Puskesmas Pengasinan:

“Nanti kan ada edarannya dari dinas mau akan dapet PMT, setelah

itu baru kita data, nah sasaranya itu kita kerjasama sama bagian

KIA minta data ibu hamil yang KEK sama dari LB3. LB3 itu isinya

termasuk sama yang laporan kader. Jadi laporan kader yang

dilaporin ke Puskesmas udah dicantumin didalam LB3.”

Perencanaan dibuat dalam bentuk dokumen KAK (Kerangka Acuan

Kerja). Dalam KAK komponen-komponen yang dimasukkan dilihat dari

segi sasaran, waktu pelaksaaan, mekanisme distribusi produk, spesifikasi

produk, pemantauan dan pelaksanaan.

Selain menetapkan besaran masalah yang ditemui, ketersediaan dana

dan sumber daya serta kebutuhan masyarakat. Dilakukan juga perencanaan

pelaporan dan pengawasan program PMT Ibu hamil KEK.

Untuk pelaporan status ibu hamil KEK sendiri dilakukan setiap

bulan dengan format LB3 yang dilaporkan setiap bulannya oleh seluruh

Puskesmas. Meskipun pelaporan jumlah ibu hamil KEK dilakukan setiap

bulan, data besaran masalah KEK pada ibu hamil yang akan mendapatkan

PMT diperoleh dari jumlah kunjungan ibu hamil ke seluruh Puskesmas yang

mengalami KEK setiap bulannya yang dilakukan pada bulan Agustus. Hal

ini dilakukan karena bersamaan dengan diberikannya PMT untuk balita.

Page 94: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

74

Format laporan lain yang dibuat adalah laporan program monitoring

PMT di setiap Puskesmas. Dalam perencanaan pembuatan laporan program

tersebut item yang dicantumkan yaitu, nama ibu, alamat ibu, usia ibu,

paritas, usia kehamilan, LILA serta pertambahan berat badan selama

diberikan PMT (BB I, BB II, dan BB III). Target keberhasilan program

PMT Ibu hamil KEK di Kota Depok dilihat dari prosentase pertambahan

berat badan sesuai umur kehamilan. Sedangkan di Puskesmas sendiri hanya

mengikuti format pelaporan yang ada di Dinkes, meskipun tidak semua

Puskesmas mengikuti format yang telah ditentukan oleh Dinkes.

Dalam merencanakan proses pengawasan dan penilaian program

PMT ibu hamil KEK Gakin staf gizi penanggung jawab program PMT

belum menetapkannya secara spesifik. Untuk rencana pengawasan petugas

hanya membuat format laporan program monitoring pertambahan berat

badan PMT Ibu Hamil KEK yang nantinya akan langsung diawasi oleh

petugas gizi di Puskesmas wilayah kerja masing-masing. Untuk penilaian

dilakukan dengan melihat hasil dari laporan program monitoring yang

dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Depok.

Selain itu, staf gizi juga mendaftar hambatan-hambatan yang terjadi

di Puskesmas Kota Depok yang dilaporkan di Dinkes diantaranya:

1) Pengadaan barang yang hanya terjadi pada periode tertentu, sedangkan

daftar sasaran ibu hamil yang mendapatkan PMT sudah dibuat satu atau

dua bulan sebelum pelaksanaan sehingga ketika barang tersebut tiba di

Puskesmas, sehingga terkadang ibu hamil yang mendapatkan PMT

Page 95: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

75

tersebut tidak menghabiskan produk makanan tambahannya dikarenakan

ibu hamil tersebut telah melahirkan.

2) Format laporan dari Kemenkes hanya sebatas pada pelaksanaan

pendistribusian PMT.

3) Sasaran belum dapat dipantau secara rutin, salah satunya dikarenakan ibu

hamil malas datang ke Dinkes untuk mengambil PMT dan memeriksakan

kandungannya ke Puskesmas, dikarenakan jarak atau ongkos yang harus

dikeluarkan.

Berdasarkan wawancara dengan informan utama, diketahui cara

untuk mengatasi kendala tersebut adalah ibu hamil yang namanya sudah

tercantum sebagai penerima PMT akan tetap diberikan makanan tambahan,

meskipun sudah melahirkan. Hal ini juga bertujuan untuk memperbaiki

status gizi ibu dan bayinya dalam proses menyusui. Untuk format pelaporan

petugas gizi membuat standar baku pelaporan sendiri, agar format pelaporan

seragam dari seluruh puskesmas meskipun hingga saat ini juga belum dilihat

dari output dari program tersebut. Ibu hamil yang malas datang ke

Puskesmas biasanya dibutuhkan peranan kader yang sudah dilatih untuk

membantu membantu mengukur berat badan ibu hamil dan membawakan

produk PMT ke tempat sasaran. Sedangkan pemantauan sasaran secara rutin

belum dilakukan, sehingga belum dapat dilihat secara langsung apakah ibu

hamil tersebut benar-benar mengkonsumsi makanan tambahan tersebut atau

tidak. Berikut hasil wawancara dengan staf gizi yang ada di Dinkes Kota

Depok,

Page 96: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

76

“Pada saat PMT nya ada mungkin ibu hamil, kan sebelum

barangnya ada kita sudah minta data pengajuan dari Puskesmas,

misal di Puskesmas A, ada lima belas orang ibu hamil. Misalnya

perencanaannya kan bulan Agustus, nah pengadaannya bulan

September. Ibu hamil yang awalnya tujuh bulan, pas pengadaan itu

jadi delapan bulan. Jadi sebelum habis dia sudah melahirkan. Terus

format dari Kemenkes kan cuma sebatas pendistribusian, jadi kita

buat format sendiri untuk laporan monitoringnya mba, sama

sasarannya belum terpantau secara rutin.

Hal ini juga diungkapkan oleh petugas gizi di Puskesmas Pancoran

Mas sebagai informan pendukung.

Berikut hasil wawancara dengan petugas gizi di Puskesmas Pancoran

Mas:

“Waktu dateng susu nya yang enggak pas sama usia bumilnya, jadi

kadang pas kita kasih belum habis susunya eh udah melahirkan

dianya, terus juga paling bumilnya pada males dateng, apalagi yang

rumahnya jauh yah. Udah gitu alesannya ga punya ongkos, karena

itu tadi yang gakin yah, jadi untuk ongkos aja mereka ga punya, jadi

minta tolong sama kadernya. Tapi paling enggak dia pernah sekali

kontak sama kita, kan ngambil PMT nya di Puskesmas yah, jadi bisa

ditimbang BB nyah. Kalau nggak kita minta tolong ditimbang sama

kadernyah.

Hal ini juga diungkapkan oleh Petugas gizi Puskesmas Pengasinan:

“ya kendalanya gitu, kita udah dapet sasarannya. Tapi pas dateng

sasarannya udah beda lagi orangnya,nyari lagi sasarannya. karena

ada yang udah melahirkan atau ibu hamilnya udah ga kek lagi. Jadi

pelaporannya juga agak lama mba. Terus gini, kondisi kita ni, lokasi

kita ya, mungkin kalo yang didepan jalan raya sih ga masalah, kalo

qt kan masuk ke perumahan yaa.. harus ngojek. Apalagi ibu-ibu

yang daerah bedahan, kan jauh tu dari sini. Berat diongkos. Jadi

kita yang kesana. Mereka jarang ada yang mau kesini untuk ngambil

PMT nya” (Informan Pendukung)

Page 97: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

77

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan program PMT di Kota Depok mengacu pada

dokumen KAK (Kerangka Acuan Kerja) yang telah dibuat pada ketika proses

perencanaan. Pemberian Makanan tambahan bagi ibu hamil keluarga miskin

diberikan dalam bentuk Susu ibu hamil kemasan minimal 400 gr.

Proses pelaksanaan meliputi :

1) Melakukan pengawasan proses pelaksanaan distribusi barang

2) Sebelum barang didistribusi dilakukan pemeriksaan barang oleh panitia

pemeriksa barang, setelah barang diterima sesuai dengan spesifikasi

baru dilakukan distribusi barang ke Puskesmas.

3) Distribusi dilaksanakan oleh rekanan kepada 32 puskesmas dalam satu

kali pengiriman dengan menggunakan Surat Bukti Barang Keluar (SBBK)

didampingi oleh bendahara barang Dinkes.

4) Selanjutnya distribusi barang kepada sasaran dilakukan oleh puskesmas

dalam tiga kali pemberian (tiga bulan) dengan menggunakan tanda terima

dari masing-masing sasaran.

Hal ini juga dicantumkan dalam dokumen KAK PMT Ibu Hamil

KEK Gakin di Kota Depok.

c. Pengawasan dan Penilaian PMT

Dalam pengawasan program PMT, staf gizi di Dinkes hanya sebatas

menanyakan apakah makanan tambahan tersebut telah terdistribusi dengan

lancar atau tidak. Program pengawasan biasanya hanya berupa by phone

dengan petugas puskesmas atau berkunjung langsung ke Puskesmas ketika

Page 98: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

78

sedang ada program di Puskesmas tersebut. Biasanya petugas gizi di

Puskesmas akan ke Dinkes baik untuk memberikan laporan program PMT ibu

hamil KEK maupun masalah-masalah yang dihadapi selama proses

pendistribusian PMT. Yang mengawasi secara langsung program PMT petugas

gizi di Puskesmas.

Berikut hasil wawancara langsung dengan staf gizi penanggung jawab

program PMT ibu hamil KEK :

“Puskesmas yang mengawasi PMT secara langsung. Kalau kita

biasanya pengawasannya hanya sebatas by phone, atau kalau memang

saat lagi ada program di Puskesmas, disitu paling kita tanyakan

bagaimana pelaksanaan PMT di Puskesmas. Apakah susu nya sudah

terdistribusi atau belum atau misalnya ada kendala di lapangan,

biasanya petugas puskesmas akan langsung melaporkan ke Dinkes”

Untuk menilai seluruh program di Dinkes Kota Depok, terdapat

institusi yang bernama Inspektorat Pengawas Daerah, yang bertugas untuk

menilai seluruh program yang ada di Kota Depok termasuk program PMT ibu

hamil KEK. Komponen yang dinilai dalam program ini terkait dengan

perencanaan program, keuangan, laporan hasil program dan juga penetapan

sasaran.

Dalam pelaksanaannya, Petugas gizi tidak melakukan pengawasan

secara khusus. Pengawasan dan pemantauan dilakukan hanya ketika ibu hamil

mengambil kembali produk PMT ke Puskesmas. Saat itulah petugas memantau

pertambahan berat badan ibu tersebut. Namun, belum dilakukan pemantauan

apakah ibu hamil tersebut benar-benar dipastikan meminum susu yang telah

diberikan tersebut. Selain itu, apabila ibu hamil tersebut tidak mengambil

kembali produk yang diberikan, maka petugas gizi berkoordinasi dengan kader

Page 99: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

79

agar susu tetap dapat diberikan dan pertambahan berat badan ibu tetap dapat

dipantau.

Namun, dalam penelitian ini tidak dilakukan wawancara dengan kader.

Sehingga belum dapat dikonfirmasi apakah kader benar-benar ikut membantu

mendistribusikan PMT ke sasaran dan juga membantu dalam hal pemantauan

pertambahan berat badan ibu hamil yang mendapatkan PMT tersebut.

Berikut hasil wawancara dengan Petugas Puskesmas Pancoran Mas:

“Kita si paling pengawasannya ya pertambahan berat badan itu neng.

Nanti kan kita tanya ke KIA kalau misalnya ibu hamilnya periksa

kehamilan ke KIA. Kalau misalnya ibu ga periksa ke Puskesmas, paling

kita minta kader untuk mantau atau kita yang dateng ke lokasi ibu

hamil tersebut neng.”

Hal ini, juga diungkapkan Petugas gizi Puskesmas Pengasinan:

“Untuk monitoringnya juga saya bingung. Paling hanya

pendistribusian sama pemantauan berat badan ibu hamil mba.

Biasanya saya minta tolong sama bagian KIA, ini berat badan ibu A

yang dapetin PMT tolong dicatetin pertambahan berat badannya

berapa. Atau kalau dia ga meriksa kehamilannya ke Puskesmas saya

minta tolong pembina kelurahan (bidan kelurahan) yang saya percaya

untuk dipantau berat badannya per bulan si ibu ini.”

Dalam pelaksanaan program PMT Ibu hamil KEK, petugas gizi di

Puskesmas tidak mendapatkan dokumen KAK tersebut. Informasi mengenai

substansi dari dokumen KAK hanya didapatkan berdasarkan sosialisasi ketika

rapat bulanan dengan staf gizi Dinkes. PMT didistribusikan pada periode

selama tiga bulan per tahunnya di setiap Puskesmas yang ada di kota Depok.

PMT yang diberikan berupa PMT pabrikan, yaitu beberapa dus susu khusus ibu

hamil setiap dus nya berisi 400 gram. PMT diberikan melalui bidan yang

Page 100: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

80

bertugas di Bagian KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di setiap Puskesmas yang

ada di Kota Depok.

Dalam hal ini, petugas gizi di Puskesmas melakukan pendataan jumlah

ibu hamil yang beresiko KEK serta menerima produk PMT dari Dinkes yang

gudangnya terletak di Gedung Pemerintah Daerah Kota Depok. Namun, yang

memberikan tetap di bagian KIA, hal ini dikarenakan ibu hamil memeriksakan

kandungannya langsung di bagian KIA. Sesuai prosedur yang telah ditetapkan,

pemberian PMT hanya diberikan di Puskesmas, untuk memudahkan petugas

melakukan pendataan bumil KEK Gakin. Selain itu, agar ibu hamil yang

mendapat PMT dapat mendapatkan penjelasan minimal mengenai aturan

mengkonsumsi PMT tersebut serta penjelasan mengenai KEK dan dampak

KEK pada Ibu hamil. Namun, karena keterbatasan waktu terkadang petugas

hanya memberikan aturan mengkonsumsi PMT saja.

3. Output Program PMT (Hasil Wawancara dengan Informan Utama)

Hasil program PMT bumil KEK Gakin dilaporkan dalam bentuk Laporan

PMT Ibu Hamil KEK Gakin di Kota Depok. Sedangkan berdasarkan Juknis PMT

Ibu Hamil KEK yang dikeluarkan oleh Kemenkes, laporan yang dibuat di Dinkes

Kabupaten/Kota adalah laporan pendistribusian makanan tambahan dengan

menggunakan formulir 5 yang dibuat rangkap 3 (masing-masing 1 lembar untuk

arsip, provinsi, dan pusat).

Masalah yang ditemui dan alternatif pemecahan dicatat dalam formulir 8.

Namun, Dinkes Kota Depok tidak melaporkan hasil program PMT ibu hamil KEK

Gakin ke Dinkes Propinsi. Dinkes Kota Depok hanya bertanggung jawab terhadap

Page 101: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

81

Pemerintah Kota Depok khususnya Pemberi Tugas adalah Pejabat Pembuat

Komitmen / Kuasa Pengguna Anggaran Program Peningkatan Gizi Masyarakat

pada Dinkes Kota Depok , dikarenakan dana program PMT bukan berasal dari

Dinkes Propinsi, melainkan APBD dari Pemerintah Kota Depok. Staf gizi di

Dinkes hanya melaporkan secara rutin program PMT ibu hamil ke Pemerintah

Daerah Kota Depok. Namun, itupun hanya sebatas laporan akhir pendistribusian

PMT Ibu Hamil.

Berikut hasil kutipan wawancara dengan staf gizi di Dinkes Kota Depok,

sebagai informan utama:

“Program PMT Bumil ini, dinkes tidak berkewajiban mengirimkan

laporan ke Propinsi, karena anggaran program berasal dari APBD kota

Depok. Kami punya kewajiban melaporkan laporan anggaran proses

program PMT ke Pemda Kota Depok. Kalau untuk output sendiri saat ini

kami hanya melihat sebatas pendistribusian PMT. Belum dilihat dari segi

sasaran sendiri, baik dari proses kelahiran ibu hamil yang mendapatkan

PMT dan berat bayi lahirnya”. (Informan Utama)

Pada tahun 2011 ini, program PMT belum dapat dilihat keberhasilan jika

dilihat dari pendekatan output atau sasaran. Berikut kutipan dari informan utama

mengenai evaluasi program PMT pada tahun ini:

“Karena dampak dari KEK ini belum bisa di evaluasi, jadi yang kita lihat

dalam program ini hanya sebatas pelaksanaan programnya mba, jadi gini,

Ibu hamil mendapatkan PMT iya, mereka minum iya, tapi untuk melihat

apakah ada perbaikan kesananya dari program PMT itu belum bisa”

(Informan Utama)

Page 102: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

82

C. Gambaran Prosentase Efektifitas Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota

Depok

Prosentase efektifitas didapat berdasarkan hasil analisis data sekunder dari

laporan program monitoring PMT serta buku kohort yang didapat dari 20 Puskesmas

yang ada di Kota Depok.

Tabel. 5.9

Prosentase Efektifitas Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok

Berdasarkan hasil analisis prosentase efektifitas program PMT pada ibu

hamil KEK di Kota Depok sebesar 65%. Terdapat data yang missing, dikarenakan

setelah diberikan PMT berat badan ibu tersebut justru berkurang dari sebelum

diberikan PMT.

Pertambahan BB ibu

hamil

n % Std. Deviasi

Sesuai usia kehamilan 94 65%

Tidak sesuai usia kehamilan 47 32%

Data missing (<bb

berkurang

4 3%

Total 145 100

Page 103: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

83

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Gambaran Input Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok

Input merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam menjalankan sebuah

program. Dalam program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok, seluruh unsur sudah

berjalan dan terintegrasi dengan cukup baik. Namun, terdapat beberapa komponen

dalam input yang harus diperbaiki dan sangat mempengaruhi efektivitas program

PMT Ibu hamil KEK di Kota Depok ini. Komponen input yang masih belum

memenuhi untuk mengukur efektivitas program PMT yaitu:

1. Data

Data merupakan komponen yang penting untuk sebagai penunjang untuk

melihat efektivitas dari suatu program. Sehingga dibutuhkan proses pengumpulan

data yang baik agar dapat mengetahui kondisi real yang terjadi di lapangan.

Dalam hal ini DinKes tidak melakukan program monev (monitoring dan evaluasi)

dari proses pengumpulan data ibu hamil KEK tersebut. Proses evaluasi yang

dilakukan hanya melalui laporan Pemberian Makanan Tambahan yang diberikan

ke Puskesmas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program PMT

Bumil KEK selama tahun 2011, belum semua Makanan Tambahan diberikan

pada sasaran yang sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan Dinas Kesehatan.

Page 104: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

84

Sehingga belum dapat dilihat seberapa besar sebenarnya pengaruh program PMT

terhadap ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi.

Selain itu, format laporan yang belum seragam antara setiap Puskesmas

yang ada di Kota Depok dan belum adanya pemisahan laporan antara ibu hamil

KEK dan ibu hamil yang memang berasal dari keluarga miskin. Sehingga data

yang didapat masih bersifat global dan belum memasukkan seluruh karakteristik

ibu hamil KEK yang berkaitan dengan penambahan berat badan dan proses

kelahiran dari ibu hamil KEK tersebut. Dengan format yang belum seragam antar

Dinkes, prosentase efektivitas yang dihasilkan dalam analisis data sekunder juga

belum dapat menggambarkan secara keseluruhan gambaran dan dampak yang

dihasilkan dari program tersebut. Laporan program yang dimasukkan dan dan

diolah hanyalah data yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan dari penelitian

ini. Sehingga tidak semua laporan Puskesmas yang ada di Kota Depok masuk

dalam hasil penilaian efektivitas program PMT ibu hamil.

Oleh karena itu, diperlukan penambahan karakteristik ibu yang

dicantumkan dalam laporan program PMT ibu hamil KEK yang terkait dengan

penambahan berat badan ibu hamil maupun berat bayi ketika lahir. Sehingga

dapat diketahui faktor penyebab apabila ibu hamil tidak bertambah berat

badannya.

Selain itu, data berat bayi lahir pada ibu hamil KEK yang mendapatkan

PMT juga perlu dicantumkan untuk melihat kaitan antara perubahan status gizi

ibu hamil setelah diberikan PMT dengan berat bayi lahir pada ibu tersebut.

Page 105: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

85

2. Sumber daya

Banyaknya program terkait program gizi yang dikoordinir oleh informan

utama menjadi salah satu komponen yang mempengaruhi efektivitas program

PMT pada ibu hamil KEK di Kota Depok ini. Hal ini, diakibatkan sulitnya

pengawasan dan penilaian terhadap program PMT dan menjadi salah satu alasan

mengapa PMT hanya dinilai sebatas pendistribusian hingga ke Puskesmas.

Beban ganda yang dialami petugas gizi yang ada di Puskesmas pun

menjadi faktor penunjang dan mempengaruhi keefektifan program PMT.

Terbatasnya sumber daya yang terdapat di Puskesmas mengakibatkan program

PMT untuk Ibu hamil KEK kurang berjalan dengan optimal dan juga akan

mempengaruhi pengawasan pelaksanaan program PMT hingga ke sasaran. Hal

inilah yang juga menjadi salah satu faktor efektivitas program PMT ibu hamil

hanya sebesar 65%, meskipun angka tersebut telah memenuhi harapan dari staf

sendiri.

3. Sasaran

Variabel karakteristik ibu yang dicantumkan dalam laporan monitoring

program PMT dan data kohort ibu hamil belum seluruhnya dicantumkan agar

dapat menggambarkan karakteristik ibu hamil KEK secara jelas yang terkait

dengan penambahan berat badan sebagai prediktor dari BBLR yang merupakan

salah satu dampak dari kondisi KEK tersebut. Perlu ditambahkan variabel lain

yang terkait agar dapat menggambarkan secara jelas ibu hamil KEK yang

mendapatkan PMT. Variabel karakteristik sasaran yang perlu ditambahkan

berupa, jarak kehamilan, tinggi badan, berat badan pra kehamilan serta berat bayi

Page 106: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

86

ketika lahir. Penambahan variabel ini juga dapat menjadikan salah satu alasan

ketika penambahan berat badan ibu hamil KEK tidak sesuai dengan usia

kehamilan. Selain itu juga, diperlukan keaktifan petugas gizi di Puskesmas untuk

mencari dan menemukan ibu hamil dengan risiko KEK meskipun tidak

memeriksakan kandungannya ke Puskesmas.

Pada analisis data sekunder ini, pertambahan berat badan ibu hamil

umumnya terjadi pada ibu yang usia kehamilannya kurang dari 20 minggu.

Meskipun nilainya hanya 30 % dari empat kriteria yang diolah. Sedangkan

karakteristik lain seperti usia ibu hamil, jarak kelahiran, dan paritas tidak begitu

berpengaruh terhadap pertambahan berat badan ibu hamil. Staf gizi di Dinkes

tidak menetapkan secara spesifik pada usia kehamilan berapa bulan idealnya

diberikan PMT, ibu hamil yang mendapatkan PMT hanya yang usia kehamilannya

tidak boleh kurang dari dua bulan atau tepat pada usia tujuh bulan. Usia dua bulan

dipertimbangkan karena adanya morning sickness, sedangkan pada usia tujuh

bulan dikhawatirkan ibu mengalami hemodilusi (pengenceran konsentrasi darah).

Pada penelitian ini, ibu hamil dengan usia trimester pertama tidak

dimasukkan untuk perhitungan sampel, dikarenakan pada usia trimester pertama

ibu hamil tidak perlu makan lebih banyak, karena bayi sangat kecil beratnya

hanya sekitar satu ons pada akhir pertumbuhan dan janin trimester pertama,

meskipun cepat namun belum membutuhkan energi tambahan. Selain itu, faktor

morning sickness pada kehamilan trimester awal juga akan mempengaruhi

sedikitnya berat badan ibu yang bertambah. Waktu yang paling tepat untuk

pemberian PMT pada usia kehamilan trimester dua, hal ini dikarenakan ibu

Page 107: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

87

biasanya akan merasa lebih baik pada trimester kedua (14-26 minggu), saat itulah

energi ibu hamil biasanya kembali. Banyak efek dari awal kehamilan berkurang

pada trimester kedua, termasuk mual, muntah, dan kelelahan, meskipun tidak

semua hilang begitu saja setelah minggu ke 14 dimulai. Pertambahan berat badan

yang paling optimal terjadi pada usia kehamilan 20 minggu dan menurut Baker

dan Tower akan mulai menurun pada usia kehamilan 32 minggu. Oleh karena itu,

pemberian PMT pada ibu hamil KEK sangat efektif apabila diberikan pada usia

kehamilan 20 minggu atau pada trimester kedua.

B. Gambaran Proses Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok

Selain input komponen lain yang dibutuhkan untuk mengukur efektivitas

program adalah dengan mengeveluasi proses. Evaluasi proses merupakan evaluasi

yang dilakukan terhadap berbagai program yang dilakukan untuk mencapai tujuan,

yang berkaitan dengan penyediaan dan penerimaan pelayanan. Adapun hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam mengevaluasi proses program PMT ibu hamil KEK apakah

telah berjalan dengan baik atau tidak yaitu melihat perencanaan yang ditetapkan

untuk program PMT ibu hamil serta mengidentifikasi kendala dan masalah yang

dihadapi serta pemecahannya, menilai pelaksanaan program apakah telah mencapai

target yang ditetapkan pada proses perencanaan dan melihat penilaian yang

dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan program PMT ibu hamil

KEK ini.

Page 108: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

88

1. Perencanaan Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok

Perencanaan program PMT untuk ibu hamil KEK merupakan suatu proses

yang dimulai dengan merumuskan tujuan hingga menetapkan alternatif program

untuk mencapainya. Menurut Depkes (1997) perencanaan program dianggap baik

apabila terdapat komponen-komponen seperti persiapan petugas yang meliputi

penentuan lokasi, mengkoordinasi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi program,

melakukan bimbingan dan supervisi, menyiapkan sarana peralatan serta

menyiapkan pencatatan dan pelaporan. Komponen lainnya yaitu adanya

penyelenggaraan orientasi bagi tenaga pelaksana dari pemegang program.

Hasil dari wawancara mendalam kepada informan utama menyebutkan

bahwa informan telah melakukan proses perencanaan dengan cukup baik karena

penentuan jumlah sasaran mengikuti jumlah pendanaan yang tersedia. Selain itu,

dalam perencanaan kali ini juga telah mengidentifikasi hambatan-hambatan yang

kemungkinan terjadi berdasarkan pertimbangan program PMT tahun sebelumnya.

Meskipun belum semua hambatan dapat tertangani dengan baik. Adapun

hambatan yang terjadi pada program PMT tahun ini adalah program PMT belum

sepenuhnya menyentuh seluruhnya sasaran dari penanganan KEK, format laporan

yang belum seragam di seluruh Puskesmas yang ada di Kota Depok, serta belum

seluruhnya karakteristik ibu hamil yang dicantumkan dalam laporan program

monitoring Ibu hamil KEK. Pada tahun ini, perencanaan bertujuan untuk

memperbaiki sasaran PMT Bumil dari tahun sebelumnya yang belum seluruhnya

menyentuh sasaran dari penanganan KEK itu sendiri. Untuk menangani

permasalahan tersebut, staf gizi di Dinas Kesehatan pada tahun ini selain

Page 109: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

89

melakukan pengumpulan data terkait pelaksanaan program PMT diminta juga

agar dicantumkan proses kelahiran bayi pada Ibu yang mendapatkan PMT

tersebut. Sehingga dibuat form yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini

bertujuan agar dapat menilai keefektifan program PMT Bumil KEK tersebut. Oleh

karena itu, seluruh Puskesmas Kota Depok hendaknya selalu mengacu pada

format yang telah ditetapkan dan disosialisasikan oleh penanggung jawab program

PMT ibu hamil KEK di Kota Depok.

Namun, berdasarkan hasil wawancara belum ada ketentuan khusus atau

pedoman secara tertulis mengenai perencanaan program PMT, perencanaan hanya

dibuat dalam bentuk (Kerangka Acuan Kerja) sehingga masing-masing institusi

pelaksana dalam hal ini puskesmas menjalankan arahan mengenai perencanaan

program PMT secara berbeda. Sehingga diperlukan format baku mengenai

program PMT ibu hamil KEK dimulai dari pedoman tertulis mengenai

perencanaan, pendistribusian PMT serta format laporan hasil program PMT ibu

hamil KEK di Kota Depok.

Dalam rencana penilaian program PMT Ibu hamil KEK di Kota Depok,

staf gizi hanya merancang penilaian sebatas pendistribusian tidak dilakukan untuk

menilai dampak yang terjadi dari program PMT tersebut. Hal inilah yang menjadi

dasar mengapa pertambahan berat badan tidak dilihat apakah sudah naik dan

sesuai dengan usia kehamilan serta tidak dicantumkannya beberapa variabel yang

terkait dengan status gizi ibu dan dampak dari kondisi KEK tersebut. Sehingga

efektivitas dari program PMT tersebut belum dapat dinilai seberapa besar

keberhasilan dari program tersebut.

Page 110: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

90

2. Pelaksanaan Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok

Pelaksanaan program PMT merupakan bentuk implementasi dari

perencanaan program PMT agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Seperti yang sudah dipaparkan pada hasil pelaksanaan, bahwa pendistribusian

dilaksanakan oleh rekanan kepada 30 puskesmas dalam satu kali pengiriman

dengan menggunakan Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) didampingi oleh

bendahara barang di Dinas Kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama dilakukan

pemantauan dalam pelaksanaan program PMT Bumil KEK. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui apakah program berjalan dengan lancar atau terdapat kendala di

lapangan dan menjadi perbaikan bagi pelaksanaan untuk tahun selanjutnya.

Meskipun yang melakukan pendistribusian adalah rekanan yang menyediakan

produk PMT, tetap dilakukan pengawasan berdasarkan SBBK yang dikeluarkan

oleh Gudang yang terletak di Kantor Pemerintahan Kota Depok.

Dalam pelaksanaannya petugas gizi di Puskesmas tidak mendapatkan

dokumen KAK yang dibuat oleh Dinkes. Informasi yang didapat hanya

berdasarkan sosialisasi ketika rapat bulanan dengan staf gizi Dinkes. Meskipun

ketika sudah mendekati waktu pelaksanaan diberikan satu map yang berisi form

laporan program, jumlah sasaran yang menerima, namun belum dicantumkan

tujuan yang ingin dicapai dari program PMT tersebut.

Hal ini yang mungkin menyebabkan kurangnya informasi yang didapat

petugas gizi yang ada di Puskesmas dan mengakibatkan perbedaan persepsi

mengenai tujuan yang dicapai antara staf gizi di Dinkes dengan petugas gizi di

Page 111: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

91

Puskesmas. Sehingga format laporan dan hasil yang diberikan bervariasi antara

Puskesmas satu dengan Puskesmas lainnya.

Selain itu, dalam pelaksanaannya ibu hamil yang terdeteksi berisiko KEK

ketika memeriksakan kandungannya ke bagian KIA sebaiknya langsung diberikan

konsultasi gizi di klinik gizi untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai

pentingnya menjaga kesehatan dan mengkonsumsi makanan pokok serta makanan

tambahan yang bergizi agar persalinan lancar dan bayi yang dilahirkan pun sehat

sehingga mengurangi resiko terjadinya BBLR.

3. Pengawasan dan Penilaian Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok

Dalam menilai program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok, dilakukan

beberapa tahapan, yaitu:

Menentukan apa yang akan dievaluasi. Dalam program ini yang dievaluasi

hanya berupa input atau pengadaan dan pendistribusian PMT Ibu hamil KEK .

Dinkes Kota Depok tidak melakukan evaluasi sumber daya, keluaran, efek atau

bahkan dampak dari program PMT ini. Padahal untuk mengetahui apakah

program tersebut sudah berjalan efektif atau tidak, perlu dievaluasi efek dari

program PMT ibu hamil KEK ini.

Melakukan pengamatan, pengukuran, dan analisis. Dinkes melakukan

pengamatan, pengukuran, dan analisis dalam program PMT ibu hamil KEK

ini. Pengamatan dan pengukuran dilakukan dari awal persiapan pengadaan

PMT ibu hamil, hingga pelaksanaan pendisribusian PMT ibu hamil KEK

hingga ke sasaran. Data juga dianalisis, seperti yang diuraikan sebelumnya

Page 112: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

92

laporan yang dianalisis hanya berdasarkan permasalahan pendistribusian

produk makanan tambahan.

Membuat kesimpulan dan pelaporan. Informasi yang dihasilkan dari proses

evaluasi oleh staf gizi di Dinkes Kota Depok disajikan dalam bentuk laporan

sesuai dengan permintaan dari instansi yang berwenang. Dalam hal ini, Dinkes

Kota Depok hanya membuat pelaporan ke pemerintah daerah Kota Depok

sebagai pemberi anggaran dalam program PMT Ibu hamil KEK .

Berdasarkan wawancara dengan informan utama, alasan dilakukannya

penilaian program PMT Ibu hamil KEK yang dilakukan di Kota Depok adalah,

mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan dari program PMT Ibu hamil KEK

tersebut. Agar dapat memperkuat program itu sendiri. Namun, evaluasi belum

bertujuan untuk melihat apakah program PMT ibu hamil ini sudah dilakukan

secara efektif atau belum. Sehingga diperlukan penambahan data proses

persalinan Ibu hamil yang mendapatkan PMT selain laporan pendistribusian PMT.

Data proses persalinan itulah yang nantinya dapat dilihat seberapa besar

keefektifan program yang telah dilaksanakan dengan dampak yang diharapkan

dari program tersebut.

Diperlukan pengawasan dan penilaian output secara rutin setiap program

PMT telah selesai dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk melihat dan mengukur

keberhasilan program PMT ibu hamil KEK. Sehingga dapat dilihat apakah

program PMT memang memberikan perubahan bagi status gizi ibu hamil dan juga

bayi yang dikandungnya serta diperlukan koordinasi dengan kader dalam hal

Page 113: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

93

pengawasan apakah ibu hamil yang mendapatkan PMT tersebut benar-benar

mengkonsumsi sesuai dengan anjuran yang diberikan.

C. Gambaran Efektivitas Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok

Program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok bertujuan sebagai upaya

peningkatan status gizi dan mencegah resiko dan dampak KEK ibu hamil serta

menyediakan dan mendistribusikan makanan tambahan pemulihan bagi ibu hamil

keluarga miskin. Hal ini sejalan dengan salah satu ketetapan Kemenkes mengenai

acuan strategi penanggulangan masalah gizi makro, khususnya pada Ibu hamil

dengan melakukan subsidi langsung berupa PMT.

Berdasarkan ketetapan Kemenkes, subsidi dalam diberikan dalam bentuk

paket dana untuk pembelian makanan tambahan dan penyuluhan kepada wanita usia

subur kurang energi kronis. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam program

PMT Ibu hamil KEK ini berupa:

1. Identifikasi sasaran yang perlu disubsidi (target sasaran).

Target sasaran ditentukan berdasarkan hasil antropometri yang

dilaksanakan langsung di lapangan dengan beberapa tambahan kriteria antara lain

ibu hamil tergolong miskin, jumlah anggota keluarga lebih dari 3, kondisi rumah

dan sarana air bersih kurang memadai.

2. Distribusi dana subsidi secara langsung ke keluarga melalui bidan di desa. Bidan

di desa menjelaskan cara penggunaan dana dan mekanisme PMT

3. Evaluasi PMT : penggunaan dana, proses PMT dan perubahan status gizi

Page 114: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

94

Dalam posisi ini, Dinkes Kota Depok berfungsi sebagai perumusan

kebijakan teknis dinas di bidang perencanaan dan pelaksanaan program PMT Ibu

hamil KEK. Dinkes juga berperan sebagai bahan perumusan kebijakan program PMT

dan penyelenggara program PMT di wilayah Kota Depok.

Untuk melihat efektivitas program PMT, dalam hal ini di lihat dengan 3

pendekatan, yaitu:

1) Pendekatan sumber dengan melihat efektivitas dari input yang terdiri dari data,

sumber daya manusia, dana, sarana dan pra sarana, materi, dan sasaran dari

program PMT ibu hamil KEK.

2) Pendekatan proses dengan melihat efektivitas dari pelaksanaan program dari

semua program proses internal dengan dimensi yang dilihat berupa proses

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program PMT Ibu hamil

KEK.

3) Pendekatan sasaran dengan melihat efektivitas yang dipusatkan pada output

dengan mengukur keberhasilan program untuk mencapai hasil (output) yang

diharapkan dari program PMT Ibu hamil KEK.

Efektivitas program PMT dilihat dari tiga pendekatan, baik dari

pendekatan sumber, proses maupun sasaran. Efektivitas program PMT yang

dilihat berdasarkan pendekatan sasaran, dilihat dari output dari program PMT ibu

hamil KEK ini. Efektivitas diukur berdasarkan pendekatan sasaran (goals

approach) agar dapat mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil

(output) yang sesuai dengan rencana. Untuk mengetahui nilai output yang

Page 115: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

95

dihasilkan pada program PMT ini dilakukan analisis data sekunder dengan

pendekatan kuantitatif. Hal ini, dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

prosentase ibu hamil KEK yang bertambah berat badannya yang sesuai dengan

usia kehamilan. Pertambahan berat badan yang sesuai dengan umur kehamilan

memiliki korelasi positif dengan berat bayi lahir. Setidaknya dengan melihat

pertambahan berat badan yang sesuai dengan umur kehamilan dapat dijadikan

sebagai prediksi berat bayi lahir ibu yang memang pada saat ini belum

dicantumkan data berat bayi lahir pada ibu hamil KEK yang mendapatkan PMT.

Dengan melihat hasil yang dicapai dapat ditentukan apakah program PMT

untuk penanganan kondisi KEK pada ibu hamil dapat dikatakan efektif atau tidak.

Penentuan efektif atau tidaknya juga dilihat berdasarkan ketetapan dari Dinkes

untuk mengukur seberapa besar prosentase berat badan ibu yang bertambah sesuai

dengan usia kehamilan. Target Dinkes untuk pertambahan berat badan ibu hamil

ini adalah 50%. Berdasarkan hasil analisis data sekunder prosentase kenaikan

berat badan ibu hamil yang sesuai dengan umur kehamilan sebesar 65%. Program

PMT ibu hamil KEK dapat dikatakan efektif karena telah melebihi 50% kenaikan

berat badan sesuai usia kehamilan. 3% diantaranya berat badannya justru

berkurang setelah diberikan PMT, hal ini kemungkinan dikarenakan usia

kehamilan yang masih 16 minggu sehingga ibu masih mengalami mual.

Sedangkan 32% dari ibu hamil yang mendapatkan PMT pertambahan berat

badannya kurang dari berat badan yang seharusnya pada usia kehamilan tertentu.

Meskipun prosentase yang dihasilkan telah melebihi standar yang ditetapkan oleh

Dinkes, namun masih sekitar 32% ibu hamil berat badannya kurang dari usia

Page 116: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

96

kehamilan. Hal ini kemungkinan diakibatkan ibu yang tidak rutin mengkonsumsi

makanan tambahan, ataupun asupan gizi pokok baik kuantitas maupun kualitas

masih belum memenuhi asupan gizi seimbang ataupun faktor karakteristik ibu

yang dilihat berdasarkan usia, jarak kehamilan dan paritas serta gaya hidup ibu

yang tidak sehat.

Berdasarkan paparan hasil yang didapat, efektivitas program PMT ibu

hamil KEK di Kota Depok dipengaruhi oleh input dan proses dari program

tersebut. Dalam input, komponen yang berpengaruh secara signifikan terhadap

program PMT yaitu, data, sumber daya dan sasaran. Untuk data, diperlukan

penambahan karakteristik ibu hamil pada laporan program PMT ibu hamil KEK

seperti tinggi badan, jarak kelahiran, berat badan pra hamil serta proses persalinan

pada ibu hamil yang mendapatkan PMT tersebut. Selain itu, diperlukan

penyeragaman format laporan dari seluruh Puskesmas yang ada di kota Depok.

Sehingga data dapat diolah dengan baik. Terkait sumber daya, diperlukan tinjauan

ulang untuk pembagian job desk antara petugas gizi dengan bidan KIA yang

berkaitan langsung dengan sasaran. Sehingga ibu hamil yang berisiko KEK dapat

langsung ditangani oleh petugas gizi terkait. Sehingga sasaran dapat dipantau

secara langsung serta dapat juga disisipkan konseling mengenai gizi ibu hamil

yang baik agar persalinan dapat berjalan lancar dan risiko berat bayi lahir rendah

dapat dikurangi.

Pada proses program PMT, seluruh komponen mempengaruhi

keberhasilan efektivitas program. Proses program PMT dimulai dari perencanaan

hingga penilaian. Pada perencanaan, diperlukan penetapan target yang spesifik

Page 117: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

97

serta tujuan yang ingin dicapai. Sehingga akan terbentuk format pelaksanaan

program, cara pengawasan hingga metode penilaian dari program tersebut.

Pelaksanaan, pengawasan dan penilaian PMT akan terkait dengan rencana yang

telah ditetapkan oleh Dinkes Kota Depok. Apabila perencanaan dapat dirancang

dan ditetapkan dengan baik, maka untuk penilaian dan pengawasan pun akan

lebih mudah, karena mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan pada proses

perencanaan sebelumnya.

D. Gambaran Alur Efektifitas Kegiatan PMT Ibu Hamil KEK

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Dinkes Kota Depok mengenai

“Efektifitas Program PMT pada Ibu Hamil KEK di Kota Depok”, ditemukan

kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaan program PMT ibu hamil KEK. Oleh

karena itu, peneliti membuat alur pelaksanaan kegiatan PMT ibu hamil KEK yang

efektif yang memuat komponen dari tahapan sistem (input-proses-output).

Seyogyanya kegiatan tersebut mengikuti alur pada halaman berikut ini :

Page 118: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

98

Alur Pelaksanaan Program Kegiatan PMT pada Ibu Hamil KEK

Laporan kegiatan PMT ibu hamil KEK yang berkaitan dengan prevalensi ibu hamil KEK, jumlah

ibu hamil yang mendapatkan PMT yang dihasilkan dari kegiatan PMT untuk dilaporkan ke dinas

propinsi.

Laporan program PMT sebelumnya

meliputi data tentang karakteristik

ibu hamil KEK dan riwayat

persalinannya.

Waktu pelaksanaan yang rutin tiap

bulan.

Sasaran yang akan ditetapkan

mendapat PMT adalah bumil dengan

usia kehamilan trimester2 atau awal

trimester3.

SDM yang dibutuhkan adalah yang

memahami tentang KEK dan pernah

mengikuti pelatihan mengenai PMT

Ibu hamil KEK.

.

Ketersediaan dana dari awal proses

perencanaan hingga evaluasi

program PMT ibu hamil KEK.

.

Membuat perencanaan dengan

memperhatikan prevalensi KEK, jumlah

SDM dan dana.

Menentukan target dan indikator

keberhasilan program PMT ibu hamil

KEK

Memperkirakan hambatan yang terjadi

selama pelaksanaan dan strategi untuk

mengatasi hambatan tersebut.

Membuat perencanaan pengawasan yang

tercantum dalam format monitoring

pelaksanaan PMT ibu hamil KEK.

Pada pelaksanaan PMT sasaran diberi

edukasi mengenai KEK, dampak KEK dan

pentingnya memenuhi gizi selama proses

kehamilan dan menyusui.

Melakukan pengawasan

dimulai dari pendistribusian

produk PMT ke Puskesmas

sampai pada saat sasaran

mengkonsumsi produk PMT

tersebut.

Melakukan penilaian program

PMT yang telah dilakukan

pada setiap tahap pelaksanaan

kegiatan serta efek dari

program kegiatan ini. I

N

P

U

T

P R O S E S

O U T P U T

Page 119: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

99

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti masih memiliki keterbatasan. Adapun

keterbatasannya adalah:

1. Penelitian Kualitatif

a. Belum dilakukannya wawancara dengan ibu hamil KEK yang berasal dari

keluarga miskin sebagai sasaran dari kegiatan PMT tersebut untuk melengkapi

hasil dari kegiatan PMT ini.

b. Waktu penelitian ini tidak dilakukan pada pelaksanaan kegiatan PMT,

sehingga untuk proses pelaksanaan PMT hanya didapat dari wawancara

mendalam dengan staf gizi maupun petugas yang ada di Puskesmas dan telaah

dokumen yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan PMT.

2. Penelitian Kuantitatif

a. Penelitian ini diperkaya dengan penelitian deskriptif data sekunder dengan

pendekatan kuantitatif dari laporan kegiatan monitoring PMT ibu hamil KEK,

serta data kohort ibu hamil yang terdapat di Puskesmas yang ada di Kota

Depok. Data yang dianalisis hanya terbatas pada variabel-variabel tertentu

yang tersedia dalam data laporan kegiatan tersebut. Sehingga tidak semua

variabel yang berhubungan dengan dampak dari risiko KEK yang diteliti.

Selain itu, karena penelitian ini hanya bersifat deskriptif sehingga belum dapat

menggambarkan hubungan yang jelas antara kegiatan PMT dengan dampak

risiko KEK tersebut.

Page 120: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

100

b. Hanya 20 Puskesmas dari 32 Puskesmas yang ada di Kota Depok yang dapat

diambil datanya untuk menunjang penelitian ini. Hal ini dikarenakan terdapat

beberapa Puskesmas yang format laporannya belum memenuhi variabel yang

ingin diteliti dalam penelitian ini, tidak ditemukannya ibu hamil KEK, serta

keterbatasan jangkauan dari peneliti.

Page 121: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

101

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Dinas Kesehatan dan

Puskesmas yang ada di Kota Depok, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Program PMT pada Ibu Hamil KEK adalah program yang rutin dilakukan

setiap tahunnya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok. Produk

makanan tambahan yang diberikan berupa PMT pabrikan, yaitu susu untuk

Ibu hamil sesuai dengan jumlah kebutuhan zat gizi tambahan ibu hamil

khususnya kalori dan protein. Ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin

juga mendapatkan PMT. Hal ini berdasarkan ketetapan Pemerintah daerah

Kota Depok sebagai pemberi anggaran dalam program PMT ibu hamil KEK

ini. Hambatan yang terjadi pada program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok,

diantaranya,

a. Pengadaan barang yang hanya terjadi pada periode tertentu

b. Format laporan dari Kemenkes hanya sebatas pada pelaksanaan

pendistribusian PMT

c. Sasaran belum dapat dipantau secara rutin

d. Format pelaporan yang belum seragam antara setiap Puskesmas

2. Dari segi input, semua komponen yang dibutuhkan untuk program ini sudah

sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Komponen yang

Page 122: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

102

berpengaruh terhadap efektifitas program PMT ibu hamil Kek di Kota Depok

adalah data, sumber daya dan sasaran.

3. Dari segi proses, seluruh komponen baik dari pelaksanaan maupun

pengawasan telah sesuai dengan apa yang direncanakan. Namun, konsep

perencanaan masih belum memasukkan komponen-komponen penting untuk

dapat melihat keefektifan program secara spesifik, seperti perencanaan format

pelaporan, dan perencanaan pengawasan serta penilaian dari program PMT

ibu hamil KEK.

4. Dari segi output, 65 % hamil KEK yang mendapatkan PMT berat badannya

bertambah sesuai dengan usia kehamilan bayi yang dikandungnya, 32%

pertambahan berat badan tidak sesuai dengan usia kehamilan.

5. Gambaran distribusi karakteristik ibu hamil yang mendapatkan PMT yaitu,

a. Prosentase ibu hamil berisiko yang mendapatkan PMT berdasarkan usia,

hanya 29 % yang berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

b. Prosentase ibu hamil berisiko yang mendapatkan PMT berdasarkan paritas,

hanya 9 % yang jumlah anaknya lebih dari 3

c. Prosentase ibu hamil berisiko yang mendapatkan PMT berdasarkan jarak

kelahiran, hanya 6,2 % yang jarak kelahirannya kurang dari 2 tahun atau

lebih dari 5 tahun

d. Prosentase ibu hamil yang mendapatkan PMT berdasarkan usia kehamilan

yaitu 87,6% berada pada usia kehamilan trimester kedua.

e. Prosentase efektifitas program PMT ibu hamil KEK di Kota Depok sebesar

65% dan telah melebihi standar yang ditetapkan oleh Dinkes Kota Depok

Page 123: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

103

B. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Depok

a. Diperlukan penambahan karakteristik ibu yang dicantumkan dalam laporan

program PMT ibu hamil KEK yang terkait dengan penambahan berat badan

ibu hamil maupun berat bayi ketika lahir. (Sesuai dengan lampiran 13)

b. Data berat bayi lahir juga perlu dicantumkan pada laporan monitoring

program PMT pada ibu hamil KEK di Kota Depok untuk melihat kaitan antara

perubahan status gizi ibu hamil setelah diberikan PMT dengan berat bayi lahir

pada ibu tersebut.

c. Diperlukan pengawasan program PMT yang terkait dengan pertambahan berat

badan ibu hamil setiap bulannya serta pada saat ibu hamil mengkonsumsi

produk PMT.

d. Diperlukan penilaian output secara rutin setiap program PMT telah selesai

dilaksanakan.

2. Bagi Puskesmas yang ada di Kota Depok

a. Format laporan yang digunakan sebaiknya selalu mengacu pada format yang

telah ditetapkan dan disosialisasikan oleh penanggung jawab program PMT

ibu hamil KEK di Kota Depok.

b. Diperlukan koordinasi dengan kader dalam hal pengawasan apakah ibu hamil

yang mendapatkan PMT tersebut benar-benar mengkonsumsi sesuai dengan

anjuran yang diberikan.

Page 124: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

104

c. Diperlukan keaktifan petugas gizi di Puskesmas untuk mencari dan

menemukan ibu hamil dengan risiko KEK meskipun tidak memeriksakan

kandungannya ke Puskesmas.

d. Ibu hamil yang terdeteksi berisiko KEK ketika memeriksakan kandungannya

ke bagian KIA sebaiknya langsung diberikan konsultasi gizi di klinik gizi.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Diperlukan wawancara langsung dengan ibu hamil KEK yang mendapatkan

PMT sebagai sasaran dari program. Sehingga dapat diketahui apakah ibu

hamil tersebut benar-benar mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi yang

disertai dengan alasan sasaran tersebut.

b. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat kaitan antara program PMT

dengan berat bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil KEK yang mendapatkan

PMT tersebut.

c. Waktu penelitian sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

sehingga dapat tergambar secara lebih aktual program PMT ibu hamil KEK

yang terjadi di lapangan.

Page 125: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

105

DAFTAR PUSTAKA

Albulgis, Djamilah. 2008. Skripsi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan KEK pada

ibu hamil di wilayah Puskesmas Jembatan Serong, Kecamatan Pancoran Mas

Depok Jawa Barat. FKM UI.

Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC Kedokteran. Jakarta.

Azwar, Azrul. 1988. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga. Binarupa

Aksara. Jakarta.

Badriah, Dewi Lailatul. 2011. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Refika Aditama.

Bandung.

BPS. Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan.2008.

Brown J.E. 2005. Nutrition During Pregnancy. Nutrition Trough The Life Cycle, USA.

Thomson Wadsworth.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, FKM U.I. 2010. Gizi dan Kesehatan

Masyarakat. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1999. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penuntun Latihan

Metode Penelitian. BaLitBangKes. Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular.

Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Depok. 2011. Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR) Pekerjaan

Pengadaan Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil Keluarga Miskin. Depok.

http://eprints.uns.ac.id/130/1/167080309201010381.pdf. Diakses 8 Maret 2012.

http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/05/anemia-dan-kek/. Diakses 8 Maret

2012.

http://digilib.unsri.ac.id/download/BBLR.pdf. Diakses 09 April 2012.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1598/BAB%20II.pdf?sequenc

e=2. Diakses tanggal 14 September 2012.

Hussaini, Jajah K, dkk. 2005. Keterbatasan penggunaan LILA dalam memonitor status

gizi wanita hamil berisiko tinggi melahirkan BBLR. Diakses

www.litbang.depkes.go.id.

Page 126: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

106

Ichwanuddin, 1997. Skripsi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko KEK

kaitannya dengan BBLR di kotamadya dati II. Bandung. FKM UI.

Kementrian Kesehatan, RI. 2010. Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan

Makanan Tambahan Ibu Hamil Berbasis Pangan. Kementrian Kesehatan Jakarta.

. 2010. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil.

Kementrian Kesehatan Jakarta.

. 2008. Pedoman PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) Gizi.

Kementrian Kesehatan Jakarta.

. Kebijakan Gizi. Program Perbaikan Gizi Makro. Kementrian

Kesehatan Jakarta.

. 2012. 1000 Hari Gizi. Kementrian Kesehatan Jakarta.

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Muwakhidah dan Zulaekah, Siti. Jurnal. Hubungan kenaikan berat badan ibu hamil

dengan berat bayi lahir di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Fakultas Ilmu

Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ningrum, Fatma Setya. 2006. Tesis. Analisis hubungan fungsi manajemen oleh tenaga

pelaksana gizi dengan tingkat keberhasilan Program Pemberian Makanan

Tambahan pada balita gizi buruk di Puskesmas Kabupaten Tegal. Universitas

Diponegoro. Semarang.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Asdi

Mahasatya.

RENSTRA Kementrian Kesehatan tahun 2010-2014.

Riset Kesehatan Dasar. 2007. Kemenkes RI. Jakarta.

Riset Kesehatan Dasar. 2010. Kemenkes RI. Jakarta.

Siagian, Albiner. 2010. Epidemiologi Gizi. Erlangga Medical Series. Jakarta.

Sukarsih. 2004. Karakteristik Ibu Hamil dam Keluarga serta Hubungannya dengan

Pertambahan Berat Badan Ibu selama Kehamilan di Kecamatan Sukaraja.

Kabupaten Bogor. Tahun 2001-2003. FKM UI.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta : Bandung.

Page 127: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

107

Survey Demografi Kesehatan Indonesia. 2010. Kemenkes RI. Jakarta.

Syofianti, Haflina. 2007. Tesis. Pengaruh Risiko Kekurangan energi Kronis pada ibu

hamil terhadap Berat Bayi Lahir Rendah : Analisis Data Kohort Ibu di Kabupaten

Sawahlunto – Sijunjung. FKM UI

UI. Modul Biostatistik. Ilmu-Ilmu Kesehatan. FKM UI.

WHO. 1997. Protecting and Promoting the health and nutrition of mother and children

through supplementary feeding. WHO.

Yusuf, Joni. 2008. Pemikiran Muhammad Yunus tentang Pengentasan Kemiskinan

dalam Perspektif Hukum Islam.Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 128: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

108

Lampiran 1

Surat Izin Dinas Kesehatan Kota Depok

Page 129: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

108

Lampiran 2

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Depok

Page 130: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

108

Lampiran 3

Daftar Nama Puskesmas Kota Depok

Page 131: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

109

Lampiran 3

Daftar Nama Puskesmas Kota Depok (Lanjutan)

Page 132: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

108

Lampiran 4

Rencana Program Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2011

Page 133: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

109

Lampiran 4

Rencana Program Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2011 (Lanjutan)

Page 134: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

110

Lampiran 4

Rencana Program Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2011 (Lanjutan)

Page 135: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

111

Lampiran 4

Rencana Program Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2011 (Lanjutan)

Page 136: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

112

Lampiran 4

Rencana Program Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2011 (Lanjutan)

Page 137: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

113

Lampiran 5

Contoh Laporan PMT Ibu Hamil KEK Gakin di Puskesmas

Page 138: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

114

Lampiran 6

Monitoring PMT untuk Ibu Hamil KEK Gakin Kota Depok

Page 139: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

115

Lampiran 7

Daftar Distribusi PMT Ibu Hamil Kota Depok Tahun 2011

Page 140: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

116

Lampiran 8

Dokumen KAK Pengadaan PMT Ibu Hamil KEK Gakin di Kota Depok

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK / TOR )

PEKERJAAN PENGADAAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN

IBU HAMIL KELUARGA MISKIN

KEGIATAN PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Status gizi masyarakat yang baik merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan pembangunan kesehatan dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional

secara keseluruhan. Hal ini tercermin pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang

terdiri dari umur harapan hidup, tingkat melek huruf dan pendapatan per kapita. IPM

yang rendah antara lain dipengaruhi oleh status gizi dan kesehatan yang berdampak pada

tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu.

Menurut data profil Dinas kesehatan Kota Depok Tahun 2010 Angka kematian

Ibu adalah 14 orang (40 per kelahiran hidup). Masalah gizi pada ibu hamil juga

berdampak kepada angka kematian bayi. Data profil Dinas kesehatan Kota Depok

Tahun 2010 menunjukkan 116 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup.

Ibu hamil yang menderita kurang gizi, terutama Kurang Energi Kronis (KEK)

beresiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan berdampak pada pertumbuhan

dan perkembangan anak, perkembangan intelektual serta produktivitas dikemudian hari.

Gambaran kejadian yang memprihatinkan tersebut merupakan dampak rendahnya status

gizi pada ibu hamil yang ditunjukkan oleh prevalensi anemia di Kota Depok yang cukup

tinggi yaitu sebesar 33,56 % dan prevalensi risiko KEK sebesar 15,89 % Survey Anemia

Kota Depok Tahun 2010).

Mengingat dampaknya di kemudian hari pada tumbuh kembang janin, oleh

karena itu kurang gizi pada ibu hamil harus dihindari, sehingga ibu hamil merupakan

kelompok sasaran yang perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu upaya yang

Page 141: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

117

dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan status gizi ibu hamil yaitu dengan

memberikan makanan tambahan. Kegiatan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil

bertujuan untuk menambahan asupan gizi ibu hamil sehingga kebutuhan gizi selama

hamil dapat dipenuhi.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka diperlukan kerangka acuan kerja

pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil keluarga miskin.

Page 142: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

118

2. Maksud dan Tujuan

Maksud :

- Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Pemberian Makanan Tambahan bagi ibu hamil

keluarga miskin ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan Pemberian

Makanan Tambahan bagi ibu hamil keluarga miskin di Dinas Kesehatan Kota Depok

Tahun Anggaran 2011.

- Sebagai Pedoman bagi pengelola program gizi dan sektor terkait dalam upaya perbaikan

gizi ibu hamil.

Tujuan :

Umum : Sebagai acuan dalam rangka peningkatan pemahaman dan keterampilan dalam

penyediaan Pemberian Makanan Tambahan ibu hamil keluarga miskin.

Khusus :

- Tersedianya informasi tentang syarat-syarat serta cara pengolahan makanan tambahan

ibu hamil.

3. Pemberi Tugas

Pemberi Tugas adalah Pejabat Pembuat Komitmen / Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan

Peningkatan Gizi Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Depok ,Tahun Anggaran

20011

4. Biaya dan Sumber Dana

Sumber Dana APBD Kota Depok T.A. 2011, biaya Pekerjaan Pengadaan Makanan

Tambahan bagi ibu hamil keluarga miskin ini dibebankan kepada (DPA) Kegiatan

Peningkatan Gizi Masyarakat yang diperhitungkan sesuai dengan ketentuan dan peraturan

yang berlaku antara lain :

Page 143: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

119

1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya

Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3828);

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran

Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4286);

4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

5. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 1 Tahun 2011 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Depok Tahun Anggaran

2011;

6. Keputusan Walikota Depok Nomor : 903/20/Kpts/DPPK/Huk/2011, tentang

Penetapan Pejabat Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran pada

Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun Anggaran 2011;

7. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kesehatan Kota Depok

Tahun Anggaran 2011;

8. UU No.36 tahun 2009 Bab VIII, tentang Gizi ( pasal 141/ 1 ) : Upaya

perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi

perseorangan dan masyarakat

9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2010-2014) Sasaran

Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat Tahun 2010 – 2014

10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (2008-2013) :

Meningkatkan angka harapan hidup dan menurunkan angka kematian bayi

dan angka kematian ibu.

Page 144: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

120

11. Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2011-2015

5. Rincian Biaya Pekerjaan Pengadaan Pemberian Makanan Tambahan

Pemulihan Bagi Ibu Hamil keluarga miskin Yaitu :

PMT Ibu Hamil Keluarga Miskin : 500 or x 90 hari x Rp. 14.000,-

= Rp. 630.000.000,-

RINCIAN DANA

PEKERJAAN PENGADAAN PMT IBU HAMIL KELUARGA MISKIN

KEGIATAN PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT

DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2011

NO URAIAN JUMLAH

1 2 3

1

BELANJA MAKANAN DAN MINUMAN EXTRA

PUDING

- PMT Ibu Hmail Keluarga Miskin

500 orang x 90 hari x Rp. 14.000,- Rp 630.000.000,-

TOTAL (Sudah termasuk PPN) Rp 630.000.000,-

Terbilang : /// Enam Ratus Tiga Puluh Juta Rupiah///

Page 145: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

121

B. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan / kegiatan meliputi antara lain:

Persiapan :

- Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan

- Membuat TOR

- Melakukan Survey Harga

- Membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

Pelelangan :

- Panitia menyiapkan dokumen untuk pelelangan serta melakukan proses pelelangan.

Pelaksanaan :

Pemberian Makanan tambahan bagi ibu hamil keluarga miskin diberikan dalam bentuk

Susu ibu hamil kemasan minimal 400 gr

Proses pelaksanaan meliputi :

5) Melakukan pengawasan proses pelaksanaan distribusi barang

6) Sebelum barang didistribusi dilakukan pemeriksaan barang oleh panitia pemeriksa

barang, setelah barang diterima sesuai dengan spesifikasi baru

dilakukandistribusi barang ke puskesmas.

7) Distribusi dilaksanakan oleh rekanan kepada 32 puskesmas dalam satu kali

pengiriman dengan menggunakan Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) didampingi

oleh bendahara barang Dinas Kesehatan.

8) Selanjutnya distribusi barang kepada sasaran dilakukan oleh puskesmas dalam

tiga kali pemberian (tiga bulan) dengan menggunakan tanda terima dari masing-

masing sasaran.

Page 146: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

122

3. PELAPORAN

Dalam kegiatan Pemberian Makanan Tambahan bagi ibu hamil keluarga miskin laporan

yang diminta adalah :

a. Laporan Hasil Survey Harga

b. Laporan HPS

c. Laporan bulanan dan laporan akhir hasil distribusi PMT ibu hamil keluarga

miskin dari masing-masing puskesmas

d. Laporan Kegiatan pengadaan PMT-P ibu hamil kurang gizi.

C. SPESIIKASI

NO BAHAN MAKAN SPESIFIKASI

1 Susu Ibu hamil Kemasan minimal 400 gr

Kemasan Alumunium Foil dan Karton

Kemasan Menunjukkan :

- Label Halal dari MUI

- MD dari BPOM

- Berat Bersih

- Saran Penyajian

- Saran Penyimpanan

- Kode Produksi dan tanggal kadaluarsa

- Layanan Konsumen yang bisa dihubungi

- Jaminan Kualitas (ISO)

Produksi baru

Kandungan Zat Gizi (per saji ): 40-46 gr/saji

Energi : Minimal 150 kkal

Protein : Minimal 8.5 gr

Vitamin :

Vitamin A : Minimal 30% AKG

Vitamin D : Minimal 40% AKG

Vitamin E : Minimal 15% AKG

Vitamin K : Minimal 30% AKG

Vitamin C : Minimal 50% AKG

Page 147: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

123

Vitamin B1 : Minimal 30% AKG

Vitamin B2 : Minimal 35% AKG

Vitamin B3 : Minimal 30% AKG

Vitamin B6 : Minimal 30% AKG

Asam Folat : Minimal 50% AKG

Vitamin B12 : Minimal 20% AKG

Mineral :

Calcium : Minimal 20 % AkG

Magnesium : Minimal 20 % AKG

Phospor : Minimal 10% AKG

Zat Besi : Minimal 10% AKG

Zinc : Minimal 10% AKG

Iodium : Minimal 20% AKG

Selenium : Minimal 10% AKG

D. PROSES PERENCANAAN

a. Dalam proses pengadaan untuk menghasilkan produk yang diminta, Rekanan harus

menyusun jadwal pekerjaan

b. Rekanan harus selalu memperhitungkan batas waktu pelaksanaan tugas adalah singkat

dan mengikat.

c. Hasil kerja dalam bentuk pengadaan dan distribusi PMT bagi ibu hamil keluarga

miskin yang diselesaikan dalam waktu : 45 ( empat puluh lima ) hari kalender, sejak

diterimanya SPK

Page 148: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

108

Lampiran 9

Foto Produk PMT Pabrikan

Page 149: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

109

Page 150: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

110

Page 151: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

108

Lampiran 10

Hasil Analisis Deskriptif Pengumpulan Data Program PMT Ibu Hamil KEK di Kota

Depok Menggunakan Program SPSS

Output Pengolahan Data Sekunder Laporan Monitoring Kegiatan

Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu Hamil KekuranganEnergi

Kronis di Kota Depok Menggunakan SPSS

1. Output Analisis Deskriptif Prosentase Usia Ibu Hamil KEK yang mendapatkan PMT

di Kota Depok

usia_kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid berisiko 31 21.4 21.4 21.4

tidak berisiko 114 78.6 78.6 100.0

Total 145 100.0 100.0

Statistics

usia_kat usiakand_kat hamilke_kat jarhamil_kat

N Valid 145 145 145 145

Missing 0 0 0 0

Std. Deviation .411 .346 .242 .498

Variance .169 .120 .059 .248

Page 152: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

109

3. Output Analisis Deskriptif Prosentase Paritas Ibu Hamil KEK yang mendapatkan

PMT di Kota Depok

4. Output Analisis Deskriptif Prosentase Jarak Kehamilan pada Ibu KEK yang

mendapatkan PMT di Kota Depok

2. Output Analisis Deskriptif Prosentase Usia Kandungan Ibu Hamil KEK yang

mendapatkan PMT di Kota Depok

usiakand_kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid trimester 2 125 86.2 86.2 86.2

trimester 3 20 13.8 13.8 100.0

Total 145 100.0 100.0

hamilke_kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid berisiko 9 6.2 6.2 6.2

tidak berisiko 136 93.8 93.8 100.0

Total 145 100.0 100.0

jarhamil_kat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid berisiko 81 55.9 55.9 55.9

tidak berisiko 64 44.1 44.1 100.0

Total 145 100.0 100.0

Page 153: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

110

5. Output Efektifitas kegiatan PMT pada Ibu Hamil KEK berdasarkan pertambahan

berat badan sesuai dengan usia kehamilan

bb_efekt

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 0 47 32.4 32.4 32.4

1 95 65.5 65.5 97.9

missing 3 2.1 2.1 100.0

Total 145 100.0 100.0

Page 154: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

111

Lampiran 11

Pedoman Wawancara dengan Staf Gizi di Dinas Kesehatan dan di Puskesmas Kota

Depok

Efektifitas Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu

Hamil Kekurangan Energi Kronis di Kota Depok

Tahun 2011

Pedoman Wawancara Mendalam

Disusun Oleh:

Rahmi Nurmadinisia

NIM : 108101000040

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012 M

Page 155: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

112

Pedoman Wawancara Mendalam Untuk Staf Gizi Penanggung Jawab Kegiatan

PMT Ibu Hamil KEK di Dinas Kesehatan Kota Depok

Efektifitas Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil Kekurangan Energi

Kronis di Kota Depok

Tanggal :

Nama Pewawancara :

Karakteristik Informan

1. Nama Informan :

2. Tempat, Tanggal lahir :

3. Pendidikan terakhir :

4. Lama bekerja sebagai pelaksana kegiatan PMT Ibu Hamil KEK :

5. No Handphone :

A. INPUT

1. Data apa saja yang digunakan untuk menunjang kegiatan PMT Ibu hamil KEK di

Kota Depok?

2. Bagaimana karakteristik Ibu hamil yang mendapatkan PMT di Kota Depok?

3. Penetapan kriteria ibu hamil yang berasal dari keluarga miskin mendapatkan PMT

berdasarkan ketetapan dari siapa? Dinkes atau Pemda Kota Depok?

4. Berapa jumlah sasaran pada kegiatan PMT ibu hamil KEK di Kota Depok?

5. Siapa saja yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan PMT di Kota

Depok?

Page 156: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

113

6. Apa saja peranan staf yang terkait kegiatan PMT ibu hamil di Kota Depok

tersebut?

7. Berapa jumlah dana yang dianggarkan untuk kegiatan PMT di Kota Depok?

8. Apakah dana yang dianggarkan per tahunnya mengalami peningkatan? Apa

justifikasinya?

9. Apakah dana tersebut telah mengcover seluruh kegiatan dari perencanaan hingga

evaluasi pelaksanaan?

10. Apa bentuk PMT yang diberikan dalam kegiatan PMT ibu hamil ini?

11. Bagaimana spesifikasi produk tersebut?

12. Apakah produk PMT tersebut telah memenuhi standar gizi tambahan yang

dibutuhkan oleh Ibu hamil KEK di Kota Depok?

B. PROSES (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Penilaian)

1. Bagaimana cara Ibu untuk merencanakan kegiatan PMT Ibu Hamil KEK di Kota

Depok?

2. Apakah perencanaan kegiatan PMT dibuat secara tertulis? Jika iya, dalam bentuk

apa dan jika tidak mengapa?

3. Item apa saja yang dicantumkan pada proses perencanaan tersebut?

4. Bagaimana proses pelaporan untuk penentuan jumlah sasaran dalam kegiatan

PMT Ibu Hamil KEK di Kota Depok?

5. Seperti apa format pelaporan untuk kegiatan PMT ibu hamil KEK di Kota Depok?

6. Apakah format pelaporan tersebut telah disosialisasikan kepada seluruh petugas

gizi di Puskesmas Kota Depok?

Page 157: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

114

7. Bagaimana proses penganggaran kegiatan PMT ibu hamil KEK di Kota Depok?

8. Dengan pihak mana saja Ibu berkoordinasi dalam penyusunan rencana

pelaksanaan kegiatan PMTP ini, koordinasi apa saja?

9. Bagaimana proses pendistribusian kegiatan PMT ibu hamil KEK di Kota Depok?

10. Berapa prosentase ukuran keberhasilan kenaikan berat badan sesuai umur

kehamilan pada kegiatan PMT ibu hamil KEK ini dan alasannya apa?

11. Apakah dalam penyusunan rencana kegiatan juga dicantumkan rencana

pengawasan dan penilaian?

12. Jika ya, dalam bentuk apa rencana pengawasan dan penilaian tersebut?

13. Komponen apa saja yang dicantumkan dalam proses pengawasan dan penilaian

kegiatan PMT tersebut?

14. Siapa yang menjadi pengawas dan penilai dalam kegiatan PMT ibu hamil KEK

ini?

15. Bagaimana proses pengawasan dan penilaian terhadap kegiatan PMT ibu hamil

KEK di Kota Depok?

16. Apakah ada waktu khusus yang dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan PMT ibu

hamil KEK di Kota Depok ini?

17. Kendala apa sajakah yang biasanya muncul dalam kegiatan PMT Ibu hamil KEK

di Kota Depok? Baik yang terjadi di tingkat Dinkes maupun dalam

pelaksanaannya yang dilaporkan oleh petugas gizi di Puskesmas?

18. Bagaimana cara mengatasi kendala yang terjadi dalam kegiatan PMT ibu hamil

KEK di Kota Depok?

Page 158: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

115

C. OUTPUT

1. Apakah Dinkes Kota Depok juga memberikan hasil pelaporan ke Dinkes Propinsi

sesuai dengan Juknis PMT yang distandarkan oleh Kemenkes? Jika ya, bisa

dilihat formatnya seperti apa? Jika tidak, mengapa?

2. Apakah hasil dari kegiatan PMT ibu hamil KEK di Kota Depok sudah dapat

diukur tingkat keberhasilannya? Jika ya, bagaimana hasil yang didapatkan? Jika

belum, mengapa?

Pedoman Wawancara Mendalam Untuk Petugas Gizi di Puskesmas Kota Depok

Efektifitas Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil Kekurangan Energi

Kronis di Kota Depok

Tanggal :

Nama Pewawancara :

Karakteristik Informan

1. Nama Informan : Lastri Harputi

2. Tempat, Tanggal lahir :

3. Pendidikan terakhir :

4. Lama bekerja sebagai pelaksana kegiatan PMT Ibu Hamil KEK :

5. No Handphone

Page 159: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

116

A. INPUT

1. Data apa saja yang digunakan untuk menunjang kegiatan PMT Ibu hamil KEK di

wilayah Puskesmas tempat Ibu bekerja?

2. Bagaimana karakteristik Ibu hamil yang mendapatkan PMT di wilayah Puskesmas

tempat Ibu bekerja?

3. Berapa jumlah sasaran pada kegiatan PMT ibu hamil KEK di wilayah Puskesmas

tempat Ibu bekerja?

4. Apa saja peranan ibu terkait kegiatan PMT ibu hamil di wilayah Puskesmas

tempat Ibu bekerja?

5. Apa bentuk PMT yang diberikan dalam kegiatan PMT ibu hamil ini?

6. Bagaimana spesifikasi produk tersebut?

B. PROSES (Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan)

1. Bagaimana cara Ibu untuk merencanakan kegiatan PMT Ibu Hamil KEK di

wilayah Puskesmas tempat Ibu bekerja?

2. Bagaimana proses pelaporan untuk penentuan jumlah sasaran dalam kegiatan

PMT Ibu Hamil KEK ke Dinkes Kota Depok?

3. Seperti apa format pelaporan untuk kegiatan PMT ibu hamil KEK ke Kota

Depok?

4. Apakah staf gizi di Dinkes telah mensosialisasikan format pelaporan tersebut

kepada seluruh petugas gizi di Puskesmas Kota Depok?

5. Dengan pihak mana saja Ibu berkoordinasi dalam penyusunan rencana penentuan

sasaran di wilayah Puskesmas tempat Ibu bekerja, koordinasi apa saja?

Page 160: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

117

6. Bagaimana proses pendistribusian kegiatan PMT ibu hamil KEK di wilayah

Puskesmas tempat Ibu bekerja?

7. Bagaimana proses pengawasan terhadap kegiatan PMT ibu hamil KEK di di

wilayah Puskesmas tempat Ibu bekerja?

8. Kendala apa sajakah yang biasanya muncul dalam kegiatan PMT Ibu hamil KEK

di di wilayah Puskesmas tempat Ibu bekerja?

9. Bagaimana cara mengatasi kendala yang terjadi dalam kegiatan PMT ibu hamil

KEK di di wilayah Puskesmas tempat Ibu bekerja?

Page 161: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

118

Lampiran 12

Lembar Observasi

Efektifitas Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu

Hamil Kekurangan Energi Kronis di Kota Depok

Tahun 2011

Lembar Observasi

Disusun Oleh:

Rahmi Nurmadinisia

NIM : 108101000040

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012 M

Page 162: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

119

LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN

Berilah Tanda () Pada Lembar Observasi dibawah ini :

No Materi Keterangan

Ya Tidak

1. Staf gizi penanggung jawab berkoordinasi dengan staf gizi

lain untuk mengatasi kendala yang dialami selama

pelaksanaan kegiatan PMT Ibu Hamil di Kota Depok

2. Jumlah laptop yang digunakan untuk mengolah data dalam

program perbaikan gizi berjumlah dua dan satu unit PC

(Personal Computer)

3. Staf gizi penanggung jawab kegiatan PMT menghubungi staf

gizi di Puskesmas terkait pelaksanaan kegiatan PMT dan

kendala serta hasil yang dicapai di Lapangan

4. Staf gizi penanggung jawab kegiatan PMT menanyakan

secara langsung terkait pelaksanaan kegiatan PMT dan

kendala serta hasil yang dicapai di Lapangan dalam

pertemuan bulanan dengan seluruh staf di Puskesmas

Page 163: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

120

Lampiran 13

Contoh Format Laporan Monitoring Program Kegiatan PMT Ibu Hamil KEK

No Nama Alamat Umur Hamil

ke

Jarak

Lahir

Umur

hamil

LILA

Awal

BB

Pra

Hamil

BB

0 BBI BBII BBIII

LILA

Akhir

Berat

Bayi

Lahir

Riwayat

Partus

CONTOH FORMAT MONITORING LAPORAN KEGIATAN PMT IBU HAMIL

KEK

Page 164: Efektifitas Program Pemberian Makanan Tambahan pada …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25958/1/Rahmi... · ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Sehingga

121