EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

86
EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA JAMIYYAH ISLAMIYYAH JURANG MANGU TIMURSkripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Disusun Oleh SARTIKA DEWI 106011000021 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2013 M

Transcript of EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

Page 1: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

“EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA JAM’IYYAH

ISLAMIYYAH JURANG MANGU TIMUR”

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh

SARTIKA DEWI

106011000021

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2013 M

Page 2: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …
Page 3: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …
Page 4: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …
Page 5: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

iv

ABSTRAK

Sartika Dewi, 106011000021, Efektifitas Perencanaan Pembelajaran PAI Di

MA Jam’iyyah Islamiyyah Jurang Mangu Timur

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan usaha-usaha guru PAI dalam

membuat RPP, menganalisa kendala-kendala yang mereka temui dalam

pembuatan RPP, serta menganalisa efektifitas RPP dalam menunjang

pembelajaran PAI. Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kualitatif

yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk

kata-kata dan gambar yang disusun dalam kalimat. Sedangkan metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Sedangkan responden

dalam penelitian ini adalah Guru-Guru PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah Jurang

Mangu Timur Kec. Pondok Aren dengan teknik pengumpulan data berupa analisis

dokumen, observasi dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MA Jam’iyyah Islamiyyah secara

umum sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh peraturan Kementerian Agama

dalam buku pedoman penyusunan dan penulisan RPP, hanya saja bentuk RPP

tidak menggunakan RPP berkarakter. Selanjutnya, kendala-kendala yang

ditemukan dalam pembuatan RPP antara lain kurang tersedianya fasilitas untuk

menerapkan metode pembelajaran, kesulitan dalam menentukan dan menemukan

metode yang tepat serta up-to-date dalam menyampaikan suatu topik PAI,

mengingat minat anak-anak di era modern in seperti game dan lain sebagainya

sangat meningkat. Sehingga guru agak sedikit mengalami kesuliatan untuk

mendapatkan metode yang akurat dan menarik. Di samping itu, guru terkadang

lupa membawa RPP pada waktu pembelajaran dengan alasan tertinggal dan

adanya beberapa kekeliruan dalam menulis pengorganisasian huruf atau angka

dikarenakan system Copy-Paste. Hasil terakhir menunjukkan bahwa dengan

adanya penyusunan perencanaan pembelajaran, guru mendapatkan beberapa

keuntungan seperti lebih percaya diri dalam menyampaikan metode dan mudah

dalam menentukan durasi kegiatan belajar mengajar.

Kata Kunci: Effectifitas, Pembelajaran, Rencana Rancangan Pembelajaran

Page 6: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

v

ABSTRACT

Sartika Dewi, 106011000021, The Effectiveness of Islamic Religious Teaching

Lesson Plan at Jam’iyyah Islamiyyah Islamic School, Jurang Mangu Timur

This research aims to describe the efforts which Islamic Religious Teaching (PAI)

teachers made in designing Lesson Plan, to analyze their difficulties in designing

the lesson plan, and to analyze the effectiveness of the lesson plan on supporting

Islamic Religious Teaching (PAI) teaching and learning activities. The research is

considered as qualitative-descriptive research which collects the research data and

turns them into words and pictures which are eventually arranged into sentences.

In this research, the researcher uses descriptive-analysis as the research method

and the subjects of the research are teachers at Jam’iyyah Islamiyyah Islamic

School, Jurang Mangu Timur.

The research shows that the implementation of Islamic Religious Teaching (PAI)

lesson plan design is generally based on the Ministry of Religious Affairs

regulations written on Lesson Plan Format and Design Guidelines. However, the

teachers do not apply Characterized Lesson Plan (RPP berkarakter). In addition,

the research results in there are some difficulties which the teachers met in

designing the lesson plan such as the availability of teaching and learning facility

and media, the difficulty of finding exact and up-to-date methods in teaching PAI

topics while recognizing the interests of the students’ in this era are centered into

games and so on. Furthermore, in few occasions, the teachers forget bringing the

lesson plan into the classroom and make mistakes in typing letters and numbers

due to copy-paste system. Lastly, the research results in the implementation of

lesson plan gives some advantages such as the emerging of the teachers’

confidence in delivering PAI topics and the easiness in defining the teaching and

learning duration.

Key Words: Effectiveness, Teaching and Learning Activities, Lesson Plan

Page 7: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan petunjuk dan pertolongan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Efektivitas Perencanaan Pembelajaran PAI di MA

Jami’iyyah Islamiyyah Jurang Manggu Timur”. Shalawat dan salam semoga

tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para

sahabatnya yang telah menuntun manusia ke jalan yang diridhai Allah SWT.

Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mengalami berbagai

kesulitan, akan tetapi dengan adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak,

terutama kepada Ayahanda (Cik Aman), dan Ibunda (Rusni) tercinta yang telah

membiayai kuliah, memberikan do’a, limpahan kasih sayang, motivasi dan saran baik

secara moril maupun materil sehingga Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan

kuliah ini.

Selanjutnya penulis perlu menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

yang sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yakni Dra. Nurlena, MA., Ph.D.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, yakni Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Sekretaris Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yakni Ibu

Marhamah Saleh, M.A.

3. Dosen Pembimbing skripsi, yakni Ibu Dra. Manerah.

4. Dosen Pembimbing Akademik, yakni Bapak Drs. Sapiuddin Shidiq, M.A.

5. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan pengetahuan, pemahaman dan pelayanan selama

melaksanakan studi.

6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FITK UIN Syarif

Page 8: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

vii

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan baik selama studi

maupun dalam penulisan skripsi.

7. Kepala sekolah Madrsah Aliyah Jami’iyyah Islamiyyah Jurang Manggu Timur

yakni Bapak H. Baharuddin, S. Ag wakil kepala sekolah Bidang Kurikulum

Masriki,S.Pd, dan para guru serta staf yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu dan Tidak lupa kepada siswa-siswi Madrsah Aliyah Jami’iyyah

Islamiyyah Jurang Manggu Timur yang telah bersedia menjadi responden.

8. Kakak dan adikku (Hendra Ikawati, Ali Damsir, Sanusi, Elly Dahniar, Darmawati

dan Susiherwati), serta keponakan-keponakanku, saudara dan saudariku yang

tidak dapat disebutkan satu persatu syukron jaza kumullah khairan katsiran.

9. Suamiku tercinta Syarif Qomaruddin yang selalu menemani dan mendukung

dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Teman terbaik yang selalu membantu dan memberikan dukungan, tempat berbagi

cerita, tawa dan tangis (Junaidi, S.Pd.I, Wewen, S.Pd.I, Uchal, Imas, Devi,

Shopie dan Ella).

11. Rekan-rekan mahasiswa di Jurusan PAI angkatan 2006 terutama kelas “A”

terimakasih atas kebersamaan dan kecerian yang terjalin selama ini semoga

Allah melanggengkan persahabatan kita, amin.

Penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

memanjatkan do’a kepada Allah SWT. Semoga apa yang mereka telah berikan

mendapat balasan yang berlipat ganda dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua orang. Amiin Ya Robbal Allamin.

Jakarta, 25 Maret 2014

Sartika Dewi

Page 9: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5

C. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

BAB II : KAJIAN TEORI .................................................................................... 7

A. Kegiatan Belajar Mengajar ....................................................................... 7

1. Pengertian Belajar Mengajar ............................................................. 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Pembelajaran ............. 10

3. Unsur-unsur Kegiatan Belajar Mengajar ........................................... 21

B. Efektifitas Perencanaan Pembelajaran PAI .............................................. 22

1. Pengertian Efektifitas Perencanaan Pembelajaran PAI ........................ 22

2. Pentingnya Sebuah Perencanaan Pembelajran ..................................... 24

3. Komponen-komponen Pembelajaran yang Efektif ............................... 26

4. Perencanaan Pembelajaran PAI yang Efektif ....................................... 26

5. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 28

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 30

A. Tempat dan Waktu penelitian ................................................................... 30

Page 10: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

ix

B. Latar Penelitian .......................................................................................... 30

1. Sejarah Berdirinya MA Jam’iyyah Islamiyyah Jurang Mangu Timur 30

2. Visi dan Misi dan Tujuan Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah

Jurang Mangu Timur ........................................................................... 31

3. Kondisi dan Sarana Prasarana .............................................................. 32

4. Fisilitas Pendidikan .............................................................................. 33

5. Tenaga Pendidikan dan Tata Usaha ..................................................... 34

6. Data Siswa ........................................................................................... 34

7. Kurikulum ............................................................................................ 34

8. Kegiatan Belajar Mengajar .................................................................. 35

9. Data Guru dan Karyawan .................................................................... 36

10. Pembinanaan Imtaq ........................................................................... 37

C. Jenis dan Metode Penelitian ...................................................................... 37

D. Subjek Penelitian ...................................................................................... 38

E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 38

1. Observasi ............................................................................................. 49

2. Wawancara ........................................................................................... 49

3. Dokumentasi ........................................................................................ 40

F. Analisis Data ............................................................................................ 40

BAB IV: HASIL PENELITIAN .......................................................................... 42

A. Pelaksana Penyusunan Rencana Pembelajaran PAI di MA Jam’iyyah

Islamiyyah ................................................................................................ 42

B. Aspek-aspek Penyususnan Rencana Pembelajran PAI di MA Jam’iyyah

Islamiyyah ................................................................................................ 43

1. Metode Ceramah .................................................................................. 43

2. Metode Diskusi .................................................................................... 44

3. Metode Kerja Kelompok ..................................................................... 46

4. Metode Pemberian Tugas .................................................................... 46

C. Perumusan Indikator Pembelajarn PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah .... 47

D. Pengembangan model Pembelajarn PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah .. 48

Page 11: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

x

E. Langkah-langkah Pembelajarn PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah .......... 48

F. Evaluasi Pembelajarn PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah ........................ 52

G. Kendala-kendala Penyusunan Pembelajarn PAI di MA Jam’iyyah

Islamiyyah ................................................................................................ 53

H. Keuntungan-keuntungan penyusunan Pembelajarn PAI di MA

Jam’iyyah Islamiyyah ............................................................................... 54

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 55

A. Kesimpulan ............................................................................................... 55

B. Implikasi .................................................................................................. 56

C. Saran ......................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Instrumen Wawancara

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Page 12: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU

20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan

mengamanatkan bahwa kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan Dasar dan Menengah disusun oleh

satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun

oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Standar isi menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

22 Tahun 2006 mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk

mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Termasuk dalam SI adalah kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar

Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada

setiap semester dari setiap jenis serta jenjang pendidikan dasar dan

menengah. Standar Kompetensi Lulusan menurut Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 merupakan kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(BNSP, 2006: 4).1

1Badan Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22, 23, dan

24 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan dasar dan

menengah. (Jakarta: Depdiknas, 2006), h. 4.

Page 13: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

2

Berdasarkan UU20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP

19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di atas, setiap

sekolah/madrasah harus dapat mengembangkan kurikulumnya (KTSP)

berdasarkan SI dan SKL dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan

oleh BSNP. Sementara itu, isi atau muatan KTSP secara teknis terbagi dalam

dua dokumen yaitu dokumen I dan dokumen II. Dokumen I terdiri dari: (1)

pendahuluan (Bab I); (2) tujuan pendidikan (Bab II); (3) struktur dan muatan

kurikulum (Bab III); serta (4) kalender pendidikan (Bab IV). Sedangkan,

Dokumen II terdiri atas silabus dari SK/KD yang dikembangkan pusat dan

silabus dari SK/KD yang dikembangkan sekolah (yaitu muatan lokal, maple

tambahan). Tampak bahwa silabus merupakan salah satu kelengkapan dari

KTSP. Silabus ini merupakan tanggung jawab guru di sekolah dan

pengembangannya dapat dilakukan sendiri oleh guru secara mandiri atau

berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, atau pada

Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Dinas Pendidikan.

Sementara itu, menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20,

diantaranya menyebutkan perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Oleh karena itu, para guru yang

bertugas mengelola pembelajaran di sekolah di samping perlu memahami

tentang pengembangan silabus, guru juga perlu memahami tentang

pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Guru merupakan salah satu pihak dalam dunia pendidikan yang

memegang peran penting untuk mengarahkan siswa agar berhasil dalam

kegiatan proses belajarnya. Berkenaan dengan hal ini, pemerintah

menetapkan anggaran 20% dari APBN untuk kemajuan pendidikan. Sehingga

negara berharap guru sebagai salah satu unsur penentu keberhasilan belajar

siswa bisa menjadi seorang profesional.

Dikaitkan dengan isi UU Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata profesional di atas

menuntut guru untuk melakukan perencanaan pembelajaran agar dapat

Page 14: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

3

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara sistematis dan tepat,

sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Meminjam kata-kata singkat tapi sangat esensial dari buku

Perencanaan Pembelajaran karya Abdul Majid bahwa inti proses pendidikan

adalah pembelajaran. Inilah aktivitas rutin yang dilakukan guru sehari-hari.

Agar program yang mereka lakukan lebih terarah, mereka harus mengetahui

kurikulum yang dirilis pemerintah. Informasi dari kurikulum itulah sebagai

bahan mereka untuk menyusun silabus dan rencana pembelajaran. Guru

selayaknya dapat memahami tentang semua aktivitas teknik menyangkut

pembelajaran secara baik. Tidak hanya itu, penting juga informasi tentang

standar kompetensi yang seharusnya dimiliki guru sendiri.2

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka sudah pasti dibutuhkan

perencanaan pembelajaran yang baik. M. Sobry Sutikno dalam bukunya

Pengelolaan Pendidikan Tinjauan Umum dan Konsep Islami menegaskan

bahwa perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan

pengelolaan. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan

mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang

diinginkan.3

Rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran sangat menunjang dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan. Perencanaan teramat dibutuhkan

sebelum pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan, hal ini

diperuntukkan agar proses pembelajaran tersusun dan terarah sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam sebuah satuan pendidikan.

Adapun defenisi dari perencanaan pembelajaran atau biasa disebut

rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran

mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran

dikelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu

sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran

2Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru,cet. Ke-4, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.62. 3M. Sobry Sutikno, Pengelolaan Pendidikan: Tinjauan Umum dan Konsep Islami

(Bandung: Prospect, 2009), h. 47.

Page 15: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

4

secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (aplicable)

yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran

bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat

diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.

Efektif atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan ditentukan

oleh seberapa besar perencanaan yang telah kita susun dan disempurnakan

dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan komponen satuan pelajaran

yang akan disampaikan, agar pada prosesnya pencapaian tujuan tersebut lebih

terarah.

Maka dari itu secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup

komponen-komponen sebagai berikut:

1. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian

hasil belajar.

2. Tujuan pembelajaran.

3. Materi pembelajaran.

4. Pendekatan dan metode pembelajaran.

5. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

6. Alat dan sumber belajar.

7. Evaluasi pembelajran.4

Namun, perencanaan pembelajaran ini kadang-kadang membuat guru

malas, mereka menganggap silabus dan RPP terlalu konseptual, tidak terlalu

relevan dengan kenyataan dalam mengajar. Hal inilah yang sempat peneliti

temukan di MA Jam’iyyah Islamiyyah, khususnya di bidang PAI yang

menyebabkan pembelajaran kelas seperti tidak mempunyai arah dan tujuan,

oleh karena itu peneliti tertarik untuk menulis sebuah penelitian ilmiah

dengan judul “EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI

DI MA JAM’IYYAH ISLAMIYYAH JURANG MANGU TIMUR”.

4 Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2007), h. 53

Page 16: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

5

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah

sebagai berikut:

1. Kurangnya perencanaan yang baik yang tidak dibarengi dengan kegiatan

pembelajaran yang kreatif, efektif dan inovatif akan mengakibatkan

pencapaian tujuan pembelajaran yang tidak maksimal.

2. Minimnya akses informasi dan pengetahuan guru tentang penerapan

kurikulum yang terbaru saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang menyebabkan kesulitan bagi guru untuk lebih

kreatif dalam mendesain pembelajaran guna mencapai tujuan yang

diharapkan.

3. Aktifitas guru di luar sekolah yang mempengaruhi proses penyusunan

dan pembuatan rencana pembelajaran tidak efektif.

4. Keseriusan yang kurang dan tidak didasari oleh dorongan kesadaran

pribadi, sehingga proses pembuatan perencaaan tersebut kurang maksimal

dan terkesan apa adanya. Sehingga pencapaian tujuan pembelajaran tidak

menjadi perhatian serius.

5. Kemampuan guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran masih kurang.

C. Rumusan Masalah

Selanjutnya berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah,

peneliti dapat menformulasi rumusan masalah sebagai berikut:

1. Usaha apa saja yang dilakukan oleh guru PAI dalam rangka membuat

RPP?

2. Kendala apa saja yang ditemui oleh Guru PAI dalam membuat RPP?

3. Bagaimana efektifitas RPP tersebut dalam menunjang pembelajaran, yang

dalam hal ini pelajaran PAI?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, dapat digambarkan tujuan-tujuan dari

penelitian ini, yaitu:

Page 17: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

6

1. Mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh guru PAI dalam membuat

RPP.

2. Mengetahui kendala-kendala yang ditemui oleh guru PAI dalam

membuat RPP.

3. Mengetahui efektifitas RPP dalam menunjang pembelajaran PAI.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain:

1. Secara Teoritis hasil penelitian ini diharapkan membantu memperkaya

khazanah keilmuan dalam bidang perencanaan pembelajaran di Sekolah.

2. Secara Praktis hasil penelitian ini menjadi rekomendasi-rekomendasi

berdasarkan kendala dan potensi yang ada diharapkan bermanfaat dan

dapat menjadi bahan masukan bagi para praktisi pendidikan, dalam

memahai permasalahan kegiatan pembelajaran dalam satuan pendidikan

tertentu.

Page 18: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Pengertian Belajar Mengajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen

dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman

atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi

antara stimulus dan respon. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan

pada diri orang yang belajar apakah itu mengarah kepada yang lebih

baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Belajar berarti aktifitas

manusia di mana semua potensi manusia dikerahkan. Kegiatan ini

tidak terbatas hanya kepada tingkatan mental intelektual, tetapi juga

melihatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat emosional bahkan

tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Rasa senang atau tidak

senang, tertarik atau tidak tertarik, simpati atau antisipasi, adalah

dimensi-dimensi emosional yang turut terlibat dalam propesi belajar

tersebut.2

1Nana Saodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikaa, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2009), h. 155. 2Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

PT. Balai Pustaka, 1990), h. 219.

Page 19: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

8

Belajar dalam pandangan Aliran Behaviourisme adalah

mengubah perilaku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak

mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol

stimulus dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang

diinginkan, dan guru pemberi hadiah atau hukuman pada siswa, yakni

hadiah diberikan kepada siswa yang telah mampu memperlihatkan

perubahan bermakna. Oleh Karen itu aliran Behaviourisme meletakkan

proses reinforcement dalam posisi amat penting bagi siswa untuk

mencapai perubahan yang diinginkan.3

Adapun aliran psikologi kognitif memandang bahwa belajar

adalah mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan

memperoleh berbagai informasi, siswa harus aktif untuk menemukan

berbagai informasi, dan guru hanya menjadi partner siswa dalam

penemuan berbagai informasi dan makna-makna informasi yang

diperolehnya dalam pelajaran yang mereka bahas dan kaji bersama.

Aliran psikologi kogtif atau yang disebut dengan aliran

Constructivisme menekankan teorinya bahwa siswa amat berperan

dalam menemukan ilmu dan pengetahuan baru.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan

belajar merupakan kegiatan yang utama. Ini berarti berhasi tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada bagaimana proses

belajar yang dialami siswa sebagai peserta didik. Baik ketika berada di

sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga.

b. Pengertian Mengajar

Mengajar secara umum adalah menyampaikan informasi dan

pemindahan pengetahuan dari pengajar (guru) kepada pelajar (siswa).

di dalamnya ada sebuah proses agar siswa yang tadinya tidak mengerti

menjadi mengerti, dan yang tidak paham menjadi paham.

3Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis; Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 94.

Page 20: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

9

Di awal abad ke-20 mengajar masih diartikan sebagai sebuah

proses pemberian bimbingan dan memajukan kemampuan pembelajar

siswa yang semuanya dilakukan dengan berpusat pada siswa. mengajar

harus bertitik tolak dari kondisi siswa untuk diberi berbagai

pengalaman baru.4

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan manusia yang

berintikan perubahan tingkah laku yang cenderung menetap dan dapat

diamati melalui tingkah laku atau reaksinya bila menghadapi stimulus,

kondisi,stimulus dan keadaan yang berbeda yang dalam prinsipnya

mengandung persamaan.5

Mengajar ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada

peserta didik/siswa di sekolah.6 Kemampuan mengajar serta

kompetensi keilmuan seorang guru sangatlah mendukung dalam

menjalankan tugasnya yaitu sebagai seorang pendidik, oleh karena itu

seorang guru harus dapat menciptakan situasi dan kondisi yang

kondusif sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

c. Belajar Mengajar sebagai Sebuah Sistem

Kegiatan pembelajaran sebagai suatu sistem mengacu kepada

pengertian seperangkat komponen yang saling bergantung antara satu

dengan lainnya untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu system, belajar

mengajar meliputi sejumlah komponen antara lain: tujuan, bahan,

siswa, guru, metode dan avaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua

komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antara sikap

komponen itu terjadi proses kerjasama.

Melihat kondisi pendidikan Nasional dewasa ini, perubahan

dan implementasi kurikulum baru menjadi tantangan baru,

4Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis; Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan…, h. 9. 5Aminuddin Rosyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2006),

Cet. V, h. 39. 6 Slameto, Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,

2003), h. 30.

Page 21: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

10

ketersesuaian tujuan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan

pembangunan.

Di era demokrasi, belajar mengajar menjadi sebuah kesatuan

sistem yang disebut dengan kegiatan pembelajaran. Kesatuan sistem

tersebut terwujud dalam penyusunan dan penerapan kurikulum

pendidikan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Pembelajaran

Secara umum factor-faktor yag mempengaruhi proses hasil belajar

dibedakan atas dua kategori, yaitu factor internal dan factor eksternal .

kedua factor tersebut saling memengaruhi dalam proses individu sehingga

menentukan kualitas hasil belajar.

a. Faktor internal

Factor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor

internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-factor yang

berhubungan dengan kondisi fisik individu. Factor-faktor ini

dibedakan menjadi dua macam.

Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani

pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang .

kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh

positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik

yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar

yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat

memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga

kesehatan jasmani.

Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses

belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia

Page 22: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

11

sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca

indra yang berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas

belajar dengan baik pula . dalam proses belajar , merupakan pintu

masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh

manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca

indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah

mata dan telinga. Oleh lkarena itu, baik guru maupun siswwa perlu

menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun

secara yang bersifat kuratif. Dengan menyediakan sarana belajar

yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata

dan telinga secara periodic, mengonsumsi makanan yang bergizi ,

dan lain sebagainya.

2) Faktor psikologis

Faktor–faktor psikologis adalah keadaan psikologis

seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa factor

psikologis yang utama memngaruhi proses belajar adalah

kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.

a) kecerdasan /intelegensia siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemempuan psiko-

fisik dalam mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan dmikian,

kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja,

tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan

dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang

penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu

sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari

hamper seluruh aktivitas manusia.

Kecerdasan merupakan factor psikologis yang paling penting

dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas

belajar siswa. Semakin tinggi iteligensi seorang individu,

semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam

Page 23: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

12

belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu,

semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh

karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru,

orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai factor psikologis yang

penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan

dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap

calon guru professional, sehingga mereka dapat memahami

tingakat kecerdasannya.

Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah

satunya adalah penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes

Stanford-Biner yang telah direvisi oleh Terman dan Merill

sebagai berikut ((Fudyartanto 2002).

Distribusi Kecerdasan IQ menurut Stanford Revision

Tingkat kecerdasan (IQ) Klasifikasi

140 – 169 Amat superior

120 – 139 Superior

110 – 119 Rata-rata tinggi

90 – 109 Rata-rata

80 – 89 Rata-rata rendah

70 – 79 Batas lemah mental

20 — 69 Lemah mental

Dari table tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat

kecerdasan manusia, yaitu:

(1) Kelompok kecerdasan amat superior (very superior)

merentang antara IQ 140—IQ 169;

(2) Kelompok kecerdasan superior merenytang anatara IQ 120—

IQ 139;

(3) Kelompok rata-rata tinggi (high average) menrentang anatara

IQ 110—IQ 119;

Page 24: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

13

(4) Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ 90—IQ

109;

(5) Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang antara

IQ 80—IQ 89;

(6) Kelompok batas lemah mental (borderline defective) berada

pada IQ 70—IQ 79;

(7) Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective)

berada pada IQ 20—IQ 69, yang termasuk dalam kecerdasan

tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot.

Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh

oleh orang tua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan

melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga

dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang

mana, amat superior, superior, rata-rata, atau mungkin malah

lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang

merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi

kamampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat

kecerdasan peserta didik akan membantu megarahkan dan

merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.

b) Kecerdasan Emosional (EQ)

Kecerdasan emosional adalah suatu cara baru untuk

membesarkan anak. Mempelajari perkembangan kepribadian

anak Intelligence quotient (IQ) merupakan salah satu alat yang

banyak digunakan untuk mengetahuinya. Namun belakangan

berkembang suatu alat yang disebut emotional quotient (EQ)

yang oleh para pakar dianggap sebagai salah satu alat yang baik

untuk mengukur kecerdasan emosional anak. Menurut Lawrence

Shapiro (1997) kecerdasan emosional anak dapat dilihat pada (a)

keuletan. (b) optimisme. (c) motivasi diri. (d) antusiasme. Lebih

lanjut .lawrence shapori mengemukakan kecerdasan emosional

(EQ) pengukuranya bukan di dasarkan pada kepintaran seorang

Page 25: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

14

anak, tetapi melalui suatuyang disebut dengan krakteristik

pribadi atau ―karakter‖.

Berbagai penelitian menemukan keterampilan sosial dan

emosional akan semakin penting peranannya dalam kehidupan

dari pada kemampuan intelektual. Atau dengan kata lain

memiliki EQ tinggi mungkin lebih penting dalam pencapaian

keberhasilan ketimbang IQ tinggi yang diukur berdasarkan uji

standar terhadap kecerdasan kognitif verbal dan nonverbal.

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada

tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University

dan John Mayer dari university of New Hampshire untuk

menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya

penting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas ini antara lain (1)

empati, (2) mengungkapkan dan memahami perasaan, (3)

mengendalikan amarah, (4) kemandirian, (5) kemampuan

menyesuaikan diri, (6) diskusi, (7) kemampuan memecahkan

masalah antar pribadi, (8) ketekunan, (9) kesetiakawanan, (10)

keramahan, dan (11) sikap hormat. Berbagai penelitian telah

menunjukan bahwa keterampilan EQ yang sama dapat membuat

anak atau siswa bersemangat tinggi dalam belajar.7

Aspek-aspek kecerdasan emosional menurut Air Ginanjar

mengemukakan aspek-aspek yang berhubungan dengan

kecerdasan emosional dan spiritual, seperti:

(1) Konsistensi (istiqamah)

(2) Kerendahan hati (tawadhu)

(3) Berusaha dan berserah diri (tawakkal)

(4) Ketulusan (ikhlas), dan totalitas (kaffah)

(5) Keseimbangan (tawazun)

(6) Integritas dan penyempurnaan (ihsan)

7 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 67-68.

Page 26: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

15

Sedangkan Jalaluddin Rahmat mengemukakan bahwa untuk

memperoleh kecerdasan emosional yang tinggi (matang), harus

dilakukan hal-hal sebagai berikut:

(1) Musyarathah, berjanji pada diri sendiri untuk

membiasakan perbuatan baik dan membuang perbuatan

buruk.

(2) Muraqabah, memonitor reaksi dan prilaku sehari-hari.

(3) Mushasabah, melakukan perhitungan baik dan buruk

yang perlu dilakukan.

(4) Mu‘atabah dan mu‘aqabah, mengecam keburukan yang

dikerjakan dan menghukum diri sendiri (sebagai hakim

sekaligus sebagai terdakwa)

Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosional pada

dasarnya memiliki 5 aspek kehidupan, yaitu:

(1) Kemampuan mengenali emosi diri.

(2) Kemampuan menguasai emosi diri.

(3) Kemampuan memotivasi diri.

(4) Kemampuan mengenali emosi orang lain.

(5) Kemampuan mengembangkan hubungan dengan orang

lain.8

c) Motivasi

Motivasi adalah salah satu factor yang memengaruhi keefektifan

kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin

melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan

motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif,

mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat

(Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh

kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah

perilaku seseorang.

8 Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2007), h. 91-92.

Page 27: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

16

Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu

motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Motaivasi intrinsic

adalah semua factor yang berasal dari dalam diri individu dan

memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti

seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu

disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya

menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi

kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsic memiliki

pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsic relaatif lebih

lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).

Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk

dalam motivasi intrinsic untuk belajar anatara lain adalah:

(1) Dorongan ingin tahu dan ingin menyelisiki dunia yang lebih

luas;

(2) Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan

keinginan untuk maju;

(3) Adanaya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga

mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan

orang tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain

sebaginya.

(4) Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan

yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.

Motivasi ekstrinsik adalah factor yang dating dari luar diri

individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untauk

belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru,

orangtua, danlain sebagainya. Kurangnya respons dari

lingkungansecara positif akan memengaruhi semangat belajar

seseorang menjadi lemah.

d) Minat

Secara sederhana,minaat (interest) nerrti kecemnderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

Page 28: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

17

sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah

yang popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya

terhadap berbagai factor internal lainnya, seperti pemusatan

perhatian, keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan.

Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan

kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap

aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak

mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas,

seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat

siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan

dihadapainya atau dipelajaranya.

Untuk membagkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang

bisa digunakan. Anatara lain, pertama, dengan mebuat materi

yang akan dipelajarai semenarik mingkin dan tidak

membosankan, baik dari bentuk buku materi, desai

pembelajaran yang membebaskan siswa mengeksplor apa yang

dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif,

afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun

performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua,

pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah

baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa

sesuai dengan minatnya.

e) Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi

keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal

yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi

atau merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek,

orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara positif maupun

negative (Syah, 2003).

Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan

senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau

Page 29: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

18

lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya

sikap yang negative dalam belajar, guru sebaiknya berusaha

untuk menjadi guru yang professional dan bertanggungjawab

terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,

seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi

siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian sebagai

seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya;

berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan

baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti

pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan

siswa bahwa bidang studi yang dipelajara bermanfaat bagi diri

siswa.

f) Bakat

Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah

bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai

kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan dating (Syah, 2003).

Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat

sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untauk

belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang

menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses

belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan

bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan

mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia

akan berhasil.

Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk

mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya

masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai

kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu

tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang

telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap

Page 30: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

19

informasiyang berhungan dengan bakat yang dimilkinya.

Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih

mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya

sendiri.

Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap

individu,maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu

memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki oleh anaknya

atau peserta didiknya, anatara lain dengan mendukung,ikut

mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih

jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

b. Faktor-faktor eksogen/eksternal

Selain karakteristik siswa atau factor-faktor endogen, factor-

faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal

ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktaor-faktor eksternal yang

memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu

factor lingkungan social dan factor lingkungan nonsosial.

1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan social sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-

teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa.

Hubungan harmonis antra ketiganya dapat menjadi motivasi bagi

siswa untuk belajar lebih baikdisekolah. Perilaku yang simpatik

dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat

menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

b) Lingkungan social masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat

tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa.

Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak

terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling

tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi,

atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.

Page 31: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

20

c) Lingkungan social keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi

kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua,

demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga,

semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar

siswa. Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua, anak,

kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan

aktivitas belajar dengan baik.

2) Lingkungan non sosial.

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah;

a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak

panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau

tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang.

Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan factor-faktor yang

dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila

kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa

akan terlambat.

b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat

digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung

sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan

lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,

peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi dan lain

sebagainya.

c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Factor ini

hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu

juga denganmetode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi

perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan

kontribusi yang postif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru

harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar

yang dapat diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa.

Page 32: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

21

3. Unsur-unsur Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan pembelajaran yang diprogramkan guru merupakan

kegiatan integralistik antara guru dan peserta didik. Kegiatan pembelajaran

secara metodologis berakar pada guru, dan kegiatan pembelajaran secara

pedagogis terjadi pada diri peserta didik.

Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar

yang optimal apabila guru mampu menciptakan situasi belajar (Learning

situation) sehingga peserta didik dapat berinteraksi dengan guru secara

intensif, berdasarkan agenda yang telah diprogramkan guru. Situasi belajar

mengajar akan lebih hidup atau harmonis apabila ditunjang oleh

penggunaan metode pembelajaran yang tepat.

Untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif, ada beberapa

unsur yang harus terwujud sebelum proses pembelajaran tersebut

dilaksanakan, yaitu:9

a. Peserta didik

Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang yang

bertindak sebagai pelaku pencari penenrima dan penyimpan isi

pelajaran yang dibutuhkannya untukmencapai tujuan.

b. Guru

Guru adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi

mengelola kegiatan pembelajaran dan seperangkat peranan lainnya

yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang

efektif melalui transformasi.

c. Tujuan

Tujuan adalah penyataan tentang perubahan perilaku dan

tingkah laku (the modification of overt behavior) yang diinginkan

terjadi pada peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Maka dari itu tujuan pembelajaran harus jelas meliputi aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik.

d. Isi Pelajaran

9Aminuddin Rosyad, Teori Belajar dan Pembelajaran…, h. 118.

Page 33: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

22

Isi pelajaran adalah segala informasi berupa fakta, prinsip

konsep dan pesan-pesan pendidikan yang diperlukan untuk mencapai

tujuan. Muatan atau isi pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan

pengetahuan siswa dan tingkat perkembangannya.

e. Metode

Metode adalah berbagai cara yang teratur dan sistematis yang

dilakukan dan ditempuh guru dalam memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mendapatkan isi pelajaran yang mereka butuhkan.

f. Media

Media adalah seperangkat peralatan pendidikan dan pengajaran

yang digunakan untuk membantu penyajian isi dan materi pembelajaran

kepada peserta didik agar tujuan pendidikan tercapai.

g. Evaluasi

Evaluasi adalah seperangkat alat penilaian yang digunakan

untuk menilai proses pembelajaran dan hasilnya. Evaluasi akan

memberi umpan balik (fed back) kepada usaha yang telah dilakukan

guru dalam jangka waktu tertentu.

B. Efektifitas Perencanaan Pembelajaran PAI

1. Pengertian Efektifitas Perencanaan Pembelajaran PAI

a. Pengertian Efektifitas

Dalam ilmu ekonomi, konsep-konsep seperti efektifitas dan

efisiensi dihubungkan dengan proses produksi dari suatu organisasi.

Katakanlah dalam bentuk yang agak disesuaikan dengan cara produksi,

suatu proses produksi dapat disimpulkan sebagai ‗perputaran‘ atau

perubahan dari ‗input‘ ke dalam ‗output‘. 10

Adapun pengertian tersebut dalam dunia pendidikan, hal ini

dikaitkan dengan konsep efektifitas sekolah yang harus dilihat sebagai

10

Jaap Scheerens, Peningkatan Mutu Sekolah, (Ciputat: PT.Logos Wacana Ilmu, 2003), h.

8.

Page 34: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

23

konsep formal. Konsep yang tidak pandang bulu berkenaan dengan

jenis-jenis pengukuran terhadap kinerja sekolah yang dipilih.

Sedangkan maksud liteal dari efektifitas adalah pencapaian tujuan

(goal attainment), maka kesimpulannya adalah bahwa criteria yang

digunakan untuk mengukur kinerja tersebut mencerminkan sasaran-

sasaran akhir pendidikan yang terpenting.11

Dalam perencanaan pembelajaran efektifitas sebagai sebuah

tolak ukur dalam menilai sejauh mana pencapaian tujuan pembelajaran

tersebut berhasil. Dan pengukuran terhadap efektifitas pembelajaran

disandarkan pada standar komparatif.

b. Pengertian Perencanaan

Agar tidak terdapat kekeliruan dalam mengartikan istilah

perencanaan pembelajaran, akan penulis kemukakan beberapa

pengertian:

Kaufman mengatakan bahwa ―Perencanaan adalah suatu

proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan

yang absah dan bernilai‖.12

William H. Newman mengemukakan bahwa ―Perencanaan

adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan

mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-

penjelasan dari tujuan, penentu kebijakan, penentuan program,

penentuaan metode-metode dan prosedur tertentu dan menentukan

kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari‖.13

c. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Adapun pembelajaran bermakna proses, cara menjadikan orang

atau makhluk hidup belajar. Sedangakan pengertian pembelajaran

adalah suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi unsur-unsur

11

Jaap Scheerens, Peningkatan Mutu Sekolah…, h. 7. 12

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 1997), h.2. 13

Abdul Madjid, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. VI, h. 16.

Page 35: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

24

manusiawi,material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan.14

Pembelajaran merupakan sebuah proses yang dilalui oleh

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah perilaku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu

sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.15

Perencanaan pembelajaran dalam arti usaha awal pembentukan

dan perubahan tingkah laku. Maka perencanaan pembelajaran tersebut

harus mengandung unsur perubahan perilaku dalam diri individu.

Berbeda ketika perencanaan pembelaran tersebut menyangkut proses,

maka perencanaan pembelajaran tersebut harus memperhatikan unsut

kesinambungan pembelajaran yang akan dilalui siswa.

Adapun pendidikan agama Islam yang menjadi satuan

pelajaran, maka proses perencanaan pembelajaran pendidikan agama

Islam adalah pencapaian tujuan agama Islam dan pembelajaran

pendidikan agama dalam upaya penerapan tata nilai dan budi pekerti

yang baik.

2. Pentingnya Sebuah Perencanaan Pembelajaran

Seorang arsitek yang profesional, sebelum ia membangun sebuah

gedung, terlebih dahulu ia akan merancang bentuk gedung tersebut sesuai

dengan struktur dan kondisi tanah, selanjutnya ia akan menentukan

berbagai bahan yang dibutuhkan, menghitung biaya yang akan

dikeluarkan, termasuk menghitung perkiraan jumlah karyawan yang

dibutuhkan bagi penyelesaian bangunan tersebut. Mengapa kemudian

seorang arsitek harus melakukan hal itu? Jawabannya adalah karena

sebuah perencanaan yang matang itu perlu. Melalui perencanaan yang baik

maka dapat ditentukan estimasi waktu yang dibutuhkan dalam

14

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 61. 15

Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Bani Quraisy,

2004), h. 7.

Page 36: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

25

penyelesaian pembangunan gedung tersebut sesuai dengan yang

direncanakan.

Bagi seorang profesional, merencanakan sesuai dengan tugas dan

tanggungjawab profesinya merupakan tahapan yang tidak boleh

ditinggalkan. Begitupun halnya seorang guru yang profesional harus

mampu merencakan suatu pembelajaran sesuai dengan tugas dan

tanggungjawab profesinya sebagai seorang pendidik.

Mengapa perencanaan diperlukan dalam sebuah desain

pembelajaran yang kreatif, efektif dan menyenangkan. Wina Sanjaya

mengemukakan hal tersebut disebabkan beberapa hal:16

Pertama, pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana

apapun proses pembelajaran yang dibangun oleh seorang guru, maka

proses tersebut mesti diarahkan guana mencapai suatu tujuan

pembelajaran. Maka perencanaan teramat dibutuhkan guna penyusunan

kegiatan pembelajaran dan tujuan yang dicapai dari proses tersebut.

Sebagai contoh kecil adalah sebuah RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) yang dibuat guru agar suatu proses pembelajaran di kelas

terlaksana dengan baik.

Kedua, pembelajaran adalah proses kerjasama. Proses

pembelajaran pasti melibatkan siswa dan guru. Guru tidak akan dapat

berjalan sendiri dalam suatu proses pembelajaran tanpa adanya partisipasi

murid dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Proses kerjasama yang

direncanakan seorang guru tentu harus memiliki perencanaan yang baik,

yang dalam proses pembelajaran biasanya tersusun dalam metode

pembelajaran yang dikembangkan guru dalam merespon aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik siswa.

Ketiga, proses pembelajaran adalah proses yang kompleks.

Pembelajaran bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi

pelajaran, akan tetapi sebuah proses pembentukan perilaku siswa. Perlu

16

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,

2010), h. 31-32.

Page 37: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

26

kerjasama yang baik bagi proses pelaksaan pembelajaran yang efektif,

dalam sebuah satuan pendidikan proses pembelajaran harus dilakukan

secara bersama oleh semua komponen dan unsur penyelenggara kegiatan

pembelajara.

Keempat, proses pembelajaran akan berjalan efektif manakala

dapat memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia. Seiring

dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Akan banyak sekali sarana pendukung pembelajaran yang dikembangkan

dalam mendukung suksesi kegiatan pembelajaran.

3. Komponen-komponen Pembelajaran yang Efektif

Dalam membangun sebuah konsep pembelajaran, dibutuhkan

komponen-komponen yang mendukung penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran yang efektif. Dalam kurikulum berbasis kompetensi,

setidaknya ada beberapa unsur yang mendukung kegiatan pembelajaran

yang efektif, yaitu: (1). Pemilihan kompetensi yang sesuai, (2). Spesifikasi

indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian

kompetensi, (3). Pengembangan sistem pengajaran, (4). Evaluasi dan

Penilaian.17

4. Perencanaan Pembelajaran PAI yang Efektif

Berbicara mengenai pembelajaran yang efektif, harus ada langkah-

langkah yang disusun pada awal perencaan, langkah-langkah tersebut

merupakan kerangka sistematis yang membantu para steakholder

pendidikan terutama guru dalam menyusun sebuah perencaaan tersebut.

berikut langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan pembelajaran,

yaitu:18

a. Merumuskan Tujuan Khusus

b. Pengalaman Belajar

17

Abdul Madjid, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru…, h. 24. 18

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran…, h. 40-45.

Page 38: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

27

c. Kegiatan Belajar Mengajar

d. Orang-orang yang terlibat

e. Bahan dan Alat

f. Perencanaan Evaluasi dan Pengembangan

Adapun hal-hal yang harus dipenuhi dalam membuat Rencana

Pembelajaran adalah:

a. Kompetensi Dasar, yaitu target kompetensi yang akan dicapai.

b. Hasil belajar, yaitu kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan

pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar.

c. Indikator hasil belajar, yaitu salah satu ciri penanda ketercapaian

kompetensi dasar.

d. Materi Pokok

e. Sumber/Bahan/Alat, yakni berupa sarana dan sumber belajar.

f. Pengalaman belajar, yakni kenario (langkah-langkah) pembelajaran

yang berupa kegiatan siswa tahap demi tahap dan materi yang

diajarkan.

g. Alokasi waktu

h. Cara Penilaian19

Komponen Rencana Program Pembelajaran (RPP) minimal sebagai

berikut:

a. Tujuan Pembelajaran

b. Materi Ajar

c. Metode pembelajaran

d. Sumber Belajar

e. Penilaian Hasil Belajar20

Jadi perencanaan pembelajaran adalah suatu proses dan upaya

untuk menyiapkan serta merumuskan suatu keputusan yang akan

dilaksanakan guna menanamkan sikap dan nilai – nilai pengetahuan dan

ketrampilan dasar kepada seseorang sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Dalam mencapai keberhasilan pengajaran atau paling tidak

mendekati keberhasilan seorang guru dituntut untuk mempersiapkan

perencanaan yang matang.

19

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

h. 40. 20

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar..., h. 70.

Page 39: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

28

5. Penelitian yang Relevan

Dalam skripsi fitrian yang berjudul “Proses Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada Siswa Homeschooling Studi Kasus di Fikar

Homeschooling Lebak Bulus Jakarta Selatan‖ menyimpulkan sebelum

melakukan proses pembelajaran guru PAI membuat perencanaan tertuang

dalam RPPS (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siswa), namun dalam

RPPS yang dibuat oleh guru PAI di fikar homeschooling hanya

menggambarkan secara umum mengenai jenis materi dan referensi yang

digunakan dan tidak menjelaskan bagaimana kegiatan pembelajaran yang

berlamgsung dalam kelas. Tujuan pembelajaran yang biasanya mengacu

pada setiap SK/KD yang tertuang dalam indikator, namun pada fikar

homeschooling pembelajaran PAI tidak menjabarkan secara detail tujuan

yang hendak dicapai karena tidak memiliki SK/KD sehingga tidak ada

target khusus yang hendak dicapai.

Dalam mencapaikan materi guru menggunakan beberapa metode

pembelajaran diantaranya metode ceramah, drill, tanya jawab dan meditasi

sedangkan media yang digunakan adalah media elektronik seperti hp yang

dilengkapi dengan paket internet, I-Ped dan lain-lain. Media-media ini

berfungsi untuk membentuk pendidik dan peserta didik dalam membahas

suatu materi yang berlangsung.21

Kemudian dalam tesis Jabal Nur ―Implementasi Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Peranannya terhadap

Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa di Madrasah Aliyah

Negeri Konda Kabupaten Konawe Selatan” Implementasi kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada Madrasah Aliyah Negeri Konda

dikembangkan berdasarkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis oleh

instruksi Badan Standar Nasional Pendidikan. Sebelum mengimplementasi

KTSP pihak sekolah melibatkan pakar-pakar pendidikan, komite

21

Fitrian, Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Homeschooling

Studi Kasus di Fikar Homeschooling Lebak Bulus Jakarta Selatan, (Jakarta: Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas Islam Negera Jakarta, 2012), h.

73-74.

Page 40: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

29

madrasah, guru-guru mata pelajaran, untuk menyusun kurikulumtingkat

satuan pendidikan (KTSP) yang berujung pada hasil sebuah dokumen.

Pada awal tahun ajaran, guru-guru mata pelajaran khusus nya guru

bidang studi bahasa arab selalu mengadakan musyawarah guru mata

pelajaran (MGMP) untuk menyusun perangkat silabus, RPP, program

tahunan, program semester dan instrumen penilaian. Realisasi

implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada mata

pelajaran bahasa arab di MAN Konda dapat dilihat dari ketersediaan

perangkat-perangkat pembelajaran bahasa arab antara lain silabus, RPP

dan sarana prasarana pembelajaran. Implementasi KTSP di MAN Konda,

bertujuan untuk mengembangkan proses pencapaian, standard pendidikan

yaitu: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidikan, sarana

dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan, hal ini

secara nasional untuk dikembangkan Standar Isi dan Standar Kompetensi

Lulusan yang dijadikan acuan utama bagi pengembangan kurikulum yang

sesuai dengan karakteristik dan potensi sekolah.22

22

Jabal Nur ―Implementasi Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Peranannya terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa di Madrasah Aliyah

Negeri Konda Kabupaten Konawe Selatan” (Jakrta: Sekolah Pasca Sarjana Universitas

Muhamadyah Jakarta, 2012) h. 205-206.

Page 41: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MA Jam’iyyah Islamiyyah Jurang Mangu

Timur Kec. Pondok Aren Kabupaten DT II Tangerang Selatan yang

dilaksanakan mulai tanggal 10 Februari 2012 sampai dengan 15 Juni 2012.

B. Latar Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MA Jam’iyyah Islamiyyah Jurang Mangu Timur

Salah satu dampak yang timbul akibat pesatnya perkembangan

Ilmu Pengetahuan dan teknologi dewasa ini terciptanya era globalisasi di

berbagai bidang kehidupan dan sejalan dengan arus informasi dari

berbagai kehidupan. Dalam situasi era globalisasi dan informasi ini

manusia akan selalu dihadapkan pada situasi dan kondisi yang sangat

kompetitif dan tantangan hidup semakin berat dan agar tetap survive

dalam menghadapi berbagai kompetisi global saat ini.

Dan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan sumber daya manusia

berkualitas tinggi, yang memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang didasari semangat keimanan dan ketaqwaan sebagai insan-

insan pembangunan masa yang akan datang, maka pada tahun ajaran

1984/1985 Yayasan Pendidikan Islam Jam’iyyah Islamiyyah

mengembangkan sayapnya pendidikan yang ada setingkat lebih tinggi

yaitu Madrasah Aliyyah Jam’iyyah Islamiyyah.

Page 42: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

31

Madrasah Aliyah mulai mengoprasikan kegiatannya pada tahun

ajaran 1985/1986 hingga sekarang dengan memperoleh izin operasional

dari Departemen Agama sampai tingkat status disamakan tahun 2000

dengan nomor: A/E.IV/MA/87/2000 Nomor Statistik Madrasah Nomor:

32.32.19.07.415.

Melihat kenyataan di atas maka pada setiap tahun ajaran baru siswa

dan siswi yang mendaftar terus meningkat walaupun dalam skala kecil,

untuk itu mengingat jumlah siswa dari tahun ke tahun selalu ada

peningkatan, maka tuntutan yang menjadi sasaran Yayasan adalah sarana

dan prasarana dan prioritas yang diterima Madrasah Aliyah menampung

lulusan Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyah Islamiyyah sebagai baris MA

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tidak dipungutnya uang semester gedung atau pengembangan

pembangunan walaupun Yayasan sedang giat-giatnya membangun

sarana prasarana.

b. Uang SPP yang sangat relatif murah dan terjangkau oleh seluruh

lapisan masyarakat golongan ekonomi lemah karena Yayasan

menyesuaikan dengan kondisi wilayah.

2. Visi dan Misi dan Tujuan Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah

Jurang Mangu Timur

a. Visi Madrasah Jam’iyyah Islamiyyah Jurang Mangu Timur

Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah mempunyai visi

mencetak Sumber Daya Manusia yang memiliki ketahanan mental

spiritual (IMTAQ), menguasai Ilmu Pengetahuan dan wawasan yang

luas didukung oleh kemampuan teknis/terampil. Professional dan

memiliki idealism serta mampu mengaktualisasikannya dalam

kehidupan bermasyarakat.

b. Misi Madrasah Jam’iyyah Islamiyyah Jurang Mangu Timur

Adapun misi Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah yaitu:

Page 43: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

32

1) Menciptakan generasi muslim yang berkualitas dan

bertanggungjawab terhadap masa depan Islam yang cemerlang

baik di masa kini maupun yang akan datang.

2) Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, dinamis,

responsive, mandiri, bertaqwa dan berakhlak mulia.

3) Membentuk alumni muslim yang berwawasan luas, siap pakai,

professional di bidangnya bertanggungjawab selalu berkhidmat

pada agama, nusa dan bangsa.

4) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan professional tenaga

baik dalam dunia usaha maupun dunia industi sesuai dengan

perkembangan dunia pendidikan.

c. Tujuan Madrasah Aliyah Jamiyyah Islamiyyah Jurang Mangu Timur

Tujuan Kegiatan Pendidikan Madrasah Aliyah Jam’iyyah

Islamiyyah antara lain:

1) Diterimanya lulusan di lingkungan masyarakat sebagai insan yang

memiliki ilmu bernuansa agama.

2) Diterimanya lulusan Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah di

Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta yang berkualitas.

3) Terciptanya lingkungan kehidupan yang religius di Madrasah

maupun di masyarakat yang ditunjukkan dengan perilaku ikhlas,

mandiri, sederhana, ukhuwah dan kebebasan berkreasi.

4) Terciptanya alumni Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah yang

memiliki wawasan luas, berbudi pekerti baik dan prestasi tinggi di

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Kondisi Sarana Prasarana

Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah mempunyai gedung

sendiri yang terletak di tempat yang sangat strategis dekat dengan jalan

raya, namun tidak terpengaruh oleh suara deras kendaraan bermotor.

Tepatnya di Jalan Pesantren Desa Jurang Mangu Timur Kecamatan

Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten.

Page 44: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

33

Adapun keadaan gedung Madrasah Aliyah Jamiyyah Islamiyyah

adalah:

a. Tanah atau Bangunan : Luas tanah 5000 m2

b. Jumlah Ruangan : - Ruang belajar 6 ruang

- Ruang Kepala Madrasah 1 ruang

- Ruang Wakil Kepala Madrasah 1 ruang

- Ruang Guru 1 ruang

- Ruang Tata Usaha 1 ruang

- Ruang Perpustakaan 1 ruang

- Ruang Bimbingan Konseling 1 ruang

- Ruang Osis 1 ruang

c. Status Bangunan : Milik Sendiri

d. Bangunan Gedung : Permanen

e. Penerangan : Listrik

Gedung Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah dikelilingi oleh

pohon-pohon yang rindang dan letaknya jauh dari keramaian kendaraan

bermotor, sehingga memungkinkan segala kegiatan proses pendidikan

dapat berlangsung dengan tertib dan lancar.

4. Fasilitas Pendidikan

Adapun fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh Madrasah Aliyah

Jam’iyyah Islamiyyah antara lain:

a. Masjid dengan kapasitas 700 jamaah

b. Aula serbaguna untuk kegiatan pertemuan

c. Ruang Belajar terdiri dari 16 ruang dengan kapasitas 40 siswa

d. Laboratorium computer siswa dengan kapasitas 22 siswa

e. Ruang Baca Perpustakaan

f. Dua unit asrama putera dan puteri dengan kapasitas 300 orang

g. Satu unit asrama guru putera

h. Satu unit asrama guru puteri

i. Kantin dan Wartel di dalam lingkungan sekolah

Page 45: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

34

j. Lapangan Olahraga (Volly, Basket, Futsal dan Bulu Tangkis)

k. Sarana Perbankan (BRI Rizqi Barokah)

5. Tenaga Pendidikan dan Tata Usaha

Tenaga pendidikan dalam mendukung suksesi kegiatan pendidikan

di Madrasah Jam’iyyah Islamiyyah Jurang Mangu Timur adalah:

a. Guru dengan latar belakang pendidikan minimal S1 (23 orang)

b. Tenaga Tata Usaha (2 orang)

c. Konselor Sekolah (1 orang)

d. Tenaga Laboran (2 orang)

e. Pembina Asrama (4 orang)

f. Tenaga Keamanan dan Pramubakti (2 orang)

6. Data Siswa

Statistik Siswa Madrasah Aliyah Jurang Mangu Timur berdasarkan

tahun ajaran, antara lain:

No Tahun Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah

1. 1985/1986 9 - - 9

2. 1986/1987 11 9 - 20

3. 1987/1988 17 11 9 37

4. 1988/1989 42 17 16 75

5. 1989/1990 46 42 17 105

6. 1990/1991 87 48 42 167

7. 1991/1992 86 85 49 210

7. Kurikulum

Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah Jurang Mangu Timur

Pondok Aren menggunakan kurikulum berbasis kompetensi plus yang

artinya struktur kurikulum berbasis kompetensi yang diperkaya dengan

penguasaan Pendidikan Agama untuk meningkatkan kualitas Imtaq

dengan susunan program pembelajaran sebagai berikut:

Page 46: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

35

a. Pendidikan Agama (al-Quran, Hadith, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah

Kebudayaan Islam, Bahasa Arab).

b. Pendidikan Agama Mulok (Nahwu, Shorof, Qowaidul Fiqh, Tafsir,

Imla’, dan Muhadatsah).

c. Pendidikan Umum (Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia,

PPKN, Sejarah Nasional Umum, Porkes, Biologi, Kimia, Fisika,

Ekonomi Akuntansi, Sosiologi, Antropologi, Geografi, Pendidikan

Seni, Tata Negara).

d. Selain Kurikulum Diknas dan Depag masih ada kegiatan keagamaan

yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas Iman dan Taqwa.

8. Kegiatan Belajar Mengajar

Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

adalah melalui siswa aktif (student active learning) dengan kurikulum

berbasis kompetensi yang merupakan perangkat standar program

pendidikan yang dapat mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten

dalam pelbagai bidang kehidupan yang dipelajarinya. Kegiatan belajar

mengajar di Madrasah Aliyah Jamiyyah Islamiyyah dikelompokkan

menjadi:

a. Jam belajar di sekolah mulai pukul 07.00 s.d 12.40 wib.

b. Jam belajar mandiri pukul 20.00 s.d pukul 22.00 wib.

c. Pendalaman materi bagi kelas III (tiga) mulai pukul 13.30 s.d 15.00

wib.

d. Kegiatan pramuka dilaksanakan pukul 13.00 s.d 15.30 wib setiap hari

Jum’at.

e. Pembinaan Imtaq dilakukan di kelas maupun di luar kelas dalam bentuk

muhadharah, pengajian, ceramah agama setiap ba’da shalat berjamaah.

f. Evaluasi belajar kelas I s.d kelas III dalam waktu-waktu tertentu, proses

kegiatan belajar mengajar juga ditunjang dengan berbagai sarana yang

dibutuhkan.

Page 47: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

36

g. Kegiatan olahraga dilaksanakan di lingkungan madrasah, karena

berpikir yang sehat terletak pada tubuh yang prima dan kuat.

9. Data Guru dan Karyawan

No Nama PTK Jenis

Kelamin Alamat

Status

Kepegawaian

Mata

Pelajaran

Utama

yang di

ajarkan

(Guru)

1 H.Baharuddin,S.Ag L Kp.Poncol Rt.05/02 PNS

Aqidah

Ahlak

2 Entat Undih,B.Sc L Jl.Pesantren no.17 RT.03/03 GTY PKN

3 Drs.H.Zainuddin

Abdullah,MH L Jl.Pesantren, ceger jur-tim

4 Masriki,S.Pd L

Jl.KH.Wahid Hasyim kp.

Pd.Petung GTY PKN

5 Drs. Mathori L

Jl. Melon 3 B.E No.11 Benda

baru GTT Sejarah

6 Alda Yunita,S.Pd P

JL.MASJID RT.02/08

SUDIMARA TIMUR GTY

Bahasa

Indonesia

7 Rositi,S.Ag P

Jl.Sunter Jaya I Rt.04/02

Jakarta Utara GTY Sosiologi

8 Satiri,S.Pd L

Jl.H.Jegu Rt.03/03 Cipadu

jaya GTT

Qur'an

Hadits

9 Drs. Tasri Lubis L

Jl.Mutiara Rt.05/06 No.79

cipadu jaya GTT Q.Fiqih

10 Drs.R.Suhandi L

Jl.KH.Wahid Hasyim kp.

Pd.Petung GTY Ekonomi

11 Masfiyah,S.Ag P SKI

12 Munali,S.Pd L

Jl.Pondok Serut Rt.03/03

no.15 GTT Matematika

13 Dedi,S.Pd L Jl.Raya Joglo GTY Fisika

14 Riswanto,S.Pd L Jl.Mesjid I, Sudimara Selatan GTY Ekonomi

15 Nurul Huda,S.Th.I L

Jl.Pesantren ceger Rt.03/02

no.21 Jur-tim GTY Tik

16 Evaliana,S.Pdi P Jl.Pd.Aren Raya Gg.H.Garif PNS B. Inggris

17 Islahul Karim,S.Pd L PNS Kimia

18 Sumiati,S.Pd P Jl.Japos Raya Rt.03/03 GTY Biologi

19 Syarifuddin,M.Pd L

Jl.KH.Wahid Hasyim kp.

Pd.Petung GTY B. Inggris

20 Abdul Falah,S.Pd L Jl. H.Jegu cipadu jaya GTT Penjaskes

21 Parhana,SE P Jl.Vinca KAU 636 PNS Ekonomi

Page 48: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

37

Perum.Bukit Nusa Indah

Serua ciputat

22 Neneng Milati,S.Pd P Jl. Panti Asuhan Ceger GTT Matematika

23 H.Muhammad

Afif,S.Pd L

Jl.Pesantren Rt.03/03

kp,ceger GTT BTQ

10. Pembinaan Imtaq

Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah Jurang Mangu Timur

merupakan lembaga pendidikan formal yang berusaha melaksanakan

keagamaan yang bersifat umum meliputi:

a. Kegiatan kajian Islam dan Ibadah

b. Tadarrus al-Quran

c. Ibadah dan Keterampilan Agama

d. Kegiatan Muhadharah (latihan berpidato)

e. Pengajian Kitab

f. Peringatan hari-hari besar Islam

Kegiatan-kegiatan tersebut di atas diperuntukkan dalam rangka

menciptakan suasana kehidupan yang Islami di lingkungan sekolah dan

luar sekolah yang dinampakkan

C. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kualitatif yaitu

penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-

kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil

wawancara antara peneliti dan informan. Sedangkan metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Penelitian kualitatif bertolak

dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi

jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang

diinterpretasikan oleh individu-individu. Penelitian kualitatif ditujukan untuk

memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut perspektif partisipan.

Page 49: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

38

Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi,

diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya.1

Selain itu, Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif,

yaitu berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai

efektifitas perencanaan pembelajaran PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah

Jurang Mangu Timur Kec. Pondok Aren.

D. Subjek Penelitian

Pengambilan sumber data penelitian ini menggunakan teknik

“purpose sampling” yaitu pengambilan sampel didasarkan pada pilihan

penelitian tentang aspek apa dan siapa yang dijadikan fokus pada saat situasi

tertentu dan saat ini terus-menerus sepanjang penelitian, sampling bersifat

purpossive yaitu tergantung pada tujuan fokus suatu saat.2

Subjek penelitian adalah guru PAI dan kepala sekolah MA Jam’iyyah

Islamiyyah Jurang Mangu Timur Kec. Pondok Aren. Yang berjumlah 3

responden terdiri dari guru aqidah akhlak, guru Qur’an Hadis, dan guru Fiqih.

E. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber

data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Untuk

mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau

teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan

lancar.

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian kualitatif pada umumnya menggunakan teknih observasi,

1 Nana Syaodih Sukmadinata , Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2005.), h. 94.

2 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2005), h.

26.

Page 50: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

39

wawancara, dan studi dokumenter, atas dasar konsep tersebut, maka ketiga

teknik pengumpulan data diatas digunakan dalam penelitian ini.

1. Observasi

Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk

memperkuat data, terutama aktivitas guru berkenaan dengan pembuatan

RPP. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus untuk

mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan

kenyataan yang sebenarnya. Observasi ini digunakan untuk mengamati

secara langsung dan tidak langsung tentang perilaku warga sekolah

terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

Menurut Sugiyono observasi terdiri atas tiga komponen yaitu:

Place, actor dan activity (PAA).3 Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Place (tempat) berlangsungnya interaksi sosial di dalam kelas.

b. Actor (pelaku) yaitu orang-orang yang sedang memainkan

peranan tertentu dalam hal ini adalah para pendidik (guru).

c. Activity (kegiatan) yang dilakukan oleh aktor dalam situasi

sosial dalam hal ini adalah kegiatan pembelajaran.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dengan dua bentuk, yaitu wawancara

terstruktur (dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan

sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti). Sedang wawancara tak

terstruktur (wawancara dilakukan apabila adanya jawaban berkembang

diluar pertanyaan-pertanyaan terstruktur namun tidak terlepas dari

permaslahan penelitian).4

Dalam penelitian ini wawancara dipergunakan untuk mnengadakan

komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian antara lain

guru PAI dan kepala sekolah dalam rangka memperoleh penjelasan atau

3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2010), h. 256. 4 S. Nasution, Metode Penelitian…, h. 72.

Page 51: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

40

informasi tentang Efektifitas Perencanaan Pembelajaran PAI. Lihat

pedoman wawancara pada lampiran 1 (satu).

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto, teknik dokumentasi yaitu “mencari data

mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”.5

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang

bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun

yang berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian

tersebut.

Dalam studi dokumentasi ini peneliti mendapat suatu penjelasan

yang akurat dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan

tentang berbagai hal yang berkaitan dengan masalah, tujuan, fungsi dan

sebagainya. Dalam hal ini penelti menggunakan dokumentasi berupa RPP,

hasil wawancara dan lain-lain yang berkaitan dengan Efektifitas

Perencanaan Pembelajaran PAI.

F. Analisis Data

Analisis data bermaksud atas nama mengorganisasikan data, data

yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar

peneliti, gambar, foto, dokumen, laporan, dan lain-lain, dan pekerjaan analisis

data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan memberikan suatu

kode tertentu dan mengkategorikannya, pengelolaan data tersebut bertujuan

untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi

teori substantif.6

Analisis data dilakukan dalam suatu proses, proses berarti

pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan

dilakukan secara intensif, yakni sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 132.

6J. Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 103.

Page 52: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

41

menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan

tenaga fisik dan pikiran dari peneliti, dan selain menganalisis data peneliti

juga perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan atau

menjustifikasikan teori baru yang barangkali ditemukan.

Triangulasi teknik pengumpulan data

Observasi Wawancara

Dokumentasi

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya

data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, atau dokumentasi.

Bila dengan tiga teknik pengujian kreadibilitas data tersebut, menghasilakan data

yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber

data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap

benar.7

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D..., h. 274.

Page 53: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penyusunan Rencana Pembelajaran PAI di MA Jam’iyyah

Islamiyyah

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI di MA Jam’iyyah

Islamiyyah dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MA Jam’iyyah Islamiyyah secara

umum sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh peraturan Kementerian Agama

dalam buku pedoman penyusunan dan penulisan RPP. Namun, ada muatan-

muatan baru dari beberapa materi pendidikan agama yang menjadi titik tekan

dari proses pembelajaran yang tidak dicantumkan dalam RPP di Sekolah ini,

penyusunan RPP harus berdasarkan kepada pengembangan karakter dan

kepribadian peserta didik yang nantinya akan menjadi etika dalam kehidupan

sehari-hari mereka. Hal ini dikarenakan etika menjadi suatu ajaran yang

berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau

dengan istilah lain ajaran tentang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut

peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia,

dan alam.

Dalam salah satu RPP yang didokumentasikan peneliti, ternyata di

sekolah MA Al-Jamiiyyah Islamiyyah belum membuat RPP berkarakter

dimana karakter-karakter tersebut antara lain tanggungjawab (responsibility),

hormat (respect), keterpercayaan (trustworthiness), kesalehan (piety), keadilan

(fairness), kepedulian (caring), dan kejujuran (honesty).

Page 54: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

43

Dengan demikian penting kiranya memasukkan komponen-komponen

karakter dalam penyusunan pembelajaran, khusunya PAI. Selanjutnya,

komponen karakter yang dimasukkan berdasar pada materi yang akan

diajarkan serta karakter-karakter apa saja yang seharusnya siswa miliki

sebelum, ketika, dan sesudah pembelajaran.

B. Aspek-Aspek Penyusunan Rencana Pembelajaran PAI di MA Jam’iyyah

Islamiyyah

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara

lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Salah satu aspek penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

baik adalah yang di dalamnya memberikan gambaran kegiatan pembelajaran

yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian.

Dalam kegiatan belajar mengajar PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah, guru

mempersiapkan KBM agar menjadi kegiatan yang efektif. Responden menyatakan

bahwa suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila di dalam pembelajaran

tersebut terjadi komunikasi yang efektif antara guru dan siswa dan siswa dengan

siswa sehingga tercapainya tujuan-tujuan belajar. Salah satu faktor penunjang

terjadinya pembelajaran yang efektif adalah menyangkut kemampuan guru

mendesaian kegiatan KBM yang dalam hal ini menyangkut metode pembelajaran.

Oleh karena itu kemampuan guru dalam penyusunan dan pengembangan RPP

merupakan hal yang mutlak dan wajib dimiliki oleh setiap guru dalam hal ini oleh

guru PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah.

Berdasarkan dokumentasi RPP PAI yang dihimpun oleh peneliti,

berikut ini akan dipaparkan beberapa metode yang diaplikasikan dalam KBM

PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah: (lihat juga lampiran II)

1. Metode Ceramah

Page 55: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

44

Metode ceramah yaitu suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh

guru di muka kelas. Peran seorang murid disini sebagai penerima pesan,

mendengar memperhatikan, dan mencatat keterangan keterangan

guru.Metode ini layak dipakai guru bila pesan yang disampaikan berupa

informasi, jumlah siswa terlalu banyak, dan guru adalah seorang

pembicara yang baik.Adapun keunggulannya ialah penggunaan waktu

yang efisien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak banyaknya,

pengorganisasian kelas lebih sederhana, dapat memberikan motivasi

terhadap siswa dalam belajar, fleksibel dalam penggunaan waktu dan

bahan.Sedangkan kelemahannya ialah guru seringkali mengalami

kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa, siswa cenderunng bersifat

pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru,

menimbulkan rasa pemaksaan pada siswa, cenderung membosankan dan

perhatian siswa berkurang.1

2. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau

lebih, berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar

informasi, saling mempertahankan pendapat dan memecahkan

sebuahmasalah tertentu. Keunggulannya ialah suasana kelas lebih hidup,

dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, kesimpulan hasil diskusi

mudah dipahami siswa, siswa belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan

dan tata tertib dalam musyawarah. Adupun kelemahannya antara lain

siswa ada yang tidak aktif, sulit menduga hasil yang dicapai, siswa

mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara

ilmiah dan sistematis. Untuk mengatasi kelemahan dan segi negatif dari

metode ini pimpinan diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara

bergiliran, guru mengusahakan seluruh siswa agar berpartisipasi dalam

diskusi, mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara,

sementara siswa yang lain belajar mendengarkan pendapat temannya,

1 M. Basrudin Usman, Methodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Ciputat

Press, 2004), h. 34.

Page 56: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

45

mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang

diinginkan.2

Sebagaimana jawaban yang disampaikan responden melalui wawancara,

ada beberapa jenis diskusi yang dilakukan oleh guru dalam membimbing

belajar siswa antara lain:

a. Whole Group, yaitubentuk diskusi kelas dimana para pesertanya duduk

setengah lingkaran, guru bertindak sebagai pemimpin dan topiknya

telah direncanakan.

b. Diskusi kelompok, yaitu diskusi yang biasanya terdiri dari kelompok

kecil (4-5) orang peserta dan juga diskusi kelompok besar terdiri (7-15)

anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang suatu topik tertentu

dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.

c. Buzz Group, yaitu biasanya dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok

kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta. Tempat duduk diatur

sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan bertatap

muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan ditengah-tengah

pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud memperjelas dan

mempertajam bahan pelajaran.

d. Panel, yaitu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk

mendiskusikan suatau topic tertentu dan duduk dalam bentuk seni

melingkar yang dipimpin oleh moderator.

e. Syindicate group, yaitu bentuk diskusi ini kelas dibagi ke dalam

beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 peserta, masing-masing

kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifat

komplementer.

f. Symposium, yaitu dalam diskusi ini biasanya terdiri dari pembawa

makalah, moderator, dan notulis, serta beberapa peserta symposium.

g. Informal debate, yaitu biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi

dua tim yang agak seimbang besarnya dan mendiskusikan subjek yang

2 Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat

Press, 2002),h. 64.

Page 57: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

46

cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan

formal.

h. Fish bowl, yaitu diskusi ini tempat duduk diatur setengah melingkar

dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi.

Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi yang

seolah-olah melihat ikan yang berada di dalam mangkok

3. Metode Kerja Kelompok

Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu

kelas dibagi kedalam beberapa kelompok besar maupun kecil yang

didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama. Langkah-langkah

yang harus ditempuh dalam pelaksanaan metode kerja kelompok,

yaitu:Menentukan kelompok;Pemberian tugas-tugas kepada

kelompok;Pengerjaan tugas pada masing-masing kelompok, danPenilaian.

Adapun keunggulannya antara lainmelatih dan menumbuhkan rasa

kebersamaan dantoleransi, adanya kerjasama yang saling menguntungkan

antara individu dalam kelompok, menumbuhkan rasa ingin maju dan

persaingan yang sehat. Sedangkan kekurangannya ialahmemerlukan

persiapan yang agak rumit, harus diawasi guru dengan ketat agar tidak

timbul persaingan yang tidak sehat, sifat dan kemampuan individu akan

terabaikan, jika juga tidak dibatasi waktu tertentu, maka akan cenderung

terabaikan.

4. Metode Pemberian Tugas

Dimana guru memberikan sejumlah tugas terhadap murid-muridnya untuk

mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untukmempertanggung

jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru bisa berbentuk

memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari informasi, atau

menghafal pelajaran. Metode ini mempunyai 3 fase, yaitu: 1). Fase

pemberian tugas, 2). Fase pelaksanaan tugas, 3). Fase pertanggungjawaban

tugas.

Page 58: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

47

Gambaran metode-metode di atas hanyalah sebagian metode yang

diterpakan oleh guru PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah.

C. Perumusan Indikator Pembelajaran PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah

Dalam wawancara, responden menjawab bahwa berdasarkan

pengalaman mengajar yang telah dilakukan, rumusan indikator pembelajaran

bagi siswa itu tergantung dari seberapa besar tujuan yang akan dicapai dari

proses pembelajaran. Dengan kata lain ada tolak ukur kemampuan yang

digunakan dengan bersandar pada penilaian secara kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa. Tidak bisa kemudian ukuran keberhasilan itu disandarkan

pada satu sisi saja, semuanya harus ada tolak ukur. Disinilah kebijaksanaan

seorang guru akan terlihat.

Selanjutnya, responden menambahkan, Dalam merumuskan indikator

pembelajaran langkah kerja yang harus ditempuh seorang guru adalah:

1. Menganalisis Standar Kompetensi. Apabila KD yang tersedia pada

Standar Kompetensi tersebut belum mampu mengakomodir seluruh

amanat yang terdapat pada Standar Kompetensi, guru harus menambah

rumusan KD hingga semua amanat dalam Standar Kompetensi dapat

diakomodir.

2. Menganalisis Kompetensi Dasar. Ada beberapa hal yang harus menjadi

perhatian dalam menganalisis KD, antara lain:

a. Kata Kerja Operasi (KKO) yang digunakan. KKO yang digunakan

berada pada ranah cognitive, ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi

(C3), anaslisis (C4), sintesis (C5) atau evaluatif (C6). Hal ini

diperlukan karena KKO pada indikator tidak boleh lebih tinggi dari

KKO pada KD. Hal ini dikarenakan, indikator fungsinya dalah

menjabarkan KD.

b. Menggaris bawahi amanat yang terdapat dalam KD. Hal ini diperlukan

karena indikator dirumuskan berdasarkan amanat yang terdapat dalam

KD tersebut.

Page 59: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

48

c. Menganalisis amanat yang telah digaris bawahi. Hal ini diperlukan

karena apabila amanat tersebut tidak dapat dicapai dalam satu langkah

perlu dirumuskan indikator perantara atau indikator penunjang.

3. Menganalisis materi pembelajaran. Hal ini diperlukan karena dalam

memilih dan menetapkan materi ada beberapa aspek yang harus

dipertimbangkan, yaitu:

a. Kontekstual, artinya materi tersebut harus punya korelasi dengan

keseharian peserta didik.

b. Visi dan misi sekolah, artinya bahwa materi yang diterapkan memiliki

titik singgung dengan visi sekolah.

c. Perluasan dan pengembangan materi. Ketiga aspek ini tentu

memerlukan evaluasi untuk itu perlu dirumuskan indakator yang

berkaitan dengan masalah tersebut.

4. Terakhir, Merumuskan indikator dengan menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar, simple jelas dan mudah dipahami.

D. Pengembangan Model Pembelajaran PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah

Setiap guru memiliki strategi yang berbeda dalam membuat atau

menyusun kerangka dan model pembelajaran, ada saatnya kegiatan

pembelajaran itu bersifat statis, yakni kegiatan diskusi dan ceramah guru di

kelas. Namun ada saatnya juga efektifitas kegiataan pembelajaran itu

dilakukan di luar kelas, dalam bentuk praktek lapangan atau kegiatan

keagaaman. Dan efektivitas sendiri tidak diukur dari seberapa besar nilai yang

didapat oleh siswa, tetapi seberapa besar pengaruh pembelajaran pendidikan

agama Islam terhadap sikap dan keseharian kegiatan peserta didik di sekolah.

E. Langkah-Langkah Penyusunan RPP Pembelajaran PAI di MA

Jam’iyyah Islamiyyah

Langkah-langkah yang ditempuh oleh Guru PAI di MA Jam’iyyah

Islamiyyah dalam penulisan RPP dipaparkan sebagai berikut:

1. Mencantumkan identitas

Page 60: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

49

a. Nama sekolah

b. Mata Pelajaran

c. Kelas/Semester

d. Alokasi Waktu

2. Standar Kompetensi

Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang

menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu.Standar kompetensi

diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar).

Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu

mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal

berikut:

a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD

b. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata

pelajaran

c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata

pelajaran.

3. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus

dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran

tertentu.Kompetensi Dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi.

Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih

dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat

kesulitan Kompetensi Dasar

b. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata

pelajaran

Page 61: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

50

c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata

pelajaran

4. Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang

ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.Tujuan

pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari

kompetensi dasar.Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional,

rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan

pembelajaran.Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau

beberapa tujuan.

5. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu

pada materi pokok yang ada dalam silabus.

6. Metode Pembelajaran/Model Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula

diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada

karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.

7. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar dalam kegiatan pembelajaran

harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan dalam setiap pertemuan.

Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan:

a. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan

memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran.

Page 62: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

51

b. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini

dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri

aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman

atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

d. Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam

silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.Sumber belajar

mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan

bahan.Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya,

sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP

harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman

yang diacu.

e. Penilaian

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan

instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data.Dalam sajiannya

dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila

penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan

tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

Barulah setelah langkah-langkah tersebut dirampungkan, karakter-

karakter yang harus dicapai siswa selama pembelajaran dicantumkan.Dalam

hal ini, pencantuman tersebut terletak setalah poin 6, yakni metode

Page 63: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

52

pembelajaran.Untuk selanjutnya dapat dilihat pada contoh RPP PAI MA

Jam’iyyah Islamiyyah pada lampiran III.

F. Evaluasi Pembelajaran PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah

Dari hasil wawancara, responden menyatakan bahwa guru PAI juga

melakukan evaluasi pembelajara yang mana tujuan evaluasi adalah

mengetahui kadar pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran, melatih

keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang

telah diberikan. Selain itu, evaluasi juga bertujuan mengetahui siapa diantara

anak didik yang cerdas dan yang lemah. Selajutnya, responden mengatakan

bahwa tujuan evaluasi bukan hanya tertuju pada anak didik saja, tetapi juga

bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidik bersungguh-

sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Islam.

Untuk lebih jelasnya, peneliti dapat menggambarkan tujuan evaluasi

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam

suatu kurun waktu proses belajar tertentu.

2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa di dalam

kelompok kelasnya; apakah sisiwa tersebut termasuk kategori lambat,

sedang atau cepat.

3. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan seorang siswa dalam

belajar, apakah menunjukan tingkat usaha yang efisien atau tidak.

4. Untuk mengetahui hingga sejauh mana seorang siswa telah

mendayagunakan kafasitas kognitifnya.

5. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar

yang telah digunakan oleh seorang guru dalam proses belajar-mengajar.

Selain itu, evaluasi berfungsi untuk membantu anak didik agar ia

dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta

memberi bantuan kepadanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat

sebagaimana mestinya. Di samping itu fungsi evaluasi juga dapat membantu

Page 64: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

53

seorang pendidik dalam mempertimbangkan baik tidaknya metode mengajar,

serta membantu mempertimbangkan administrasinya.

G. Kendala Penyusunan Pembelajaran PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah

Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan

pembelajaran adalah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP)

yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.Hal ini

disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaranhanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk

“materi acuan untuk mengajar”.Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi

acuan untuk mengajar tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap.

Penyusunan rencana pembelajaran merupakan suatu bagian terpenting

dalam melaksanakan proses belajar mengajar dikelas. Dikatakan penting,

karena untuk guru RPP tersebut merupakan acuan atau skenario yang harus

dilalui tahap demi tahap dalam memberikan materi kepada siswa. Dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar, setiap guru wajib dan menjadi syarat

mutlak untuk membuat RPP, sebelum proses penampilan didalam kelas.

Secara kesuluruhan, guru tidak menemui kendala yang signifikan

dalam penyusunan perencanaan pembelajaran. Namun, dalam poin ini,

peneliti akan memaparkan beberapa kendala yang dialami oleh guru PAI

dalam penyususnan Perencanaan pembelajaran sebagaimana disampaikan oleh

responden.Misalnya, guru merasa kesulitan dalam memilih metode

pembelajaran yang tepat karena minimnya pengetahuan tentang metode

pembelajaran yang up-to-date yang sekiranya mengena dan efektif dalam

pembelajaran serta siswa dapat tertarik untuk mengikuti pembelajaran dari

awal hingga akhir, mengingat anak-anak pada zaman sekarang lebih tertarik

dengan game dan permainan lainnya. Sehingga pencarian metode yang tepat

yang sesuai zaman dalam pembelajaran PAI membutuhkan waktu yang lama.

Selain itu, kurang tersedianya fasilitas untuk menerapkan metode

pembelajaran juga menjadi hambatan. Pada akhirnya mengakibatkan tidak

efektifnya proses pembelajaran, dalam hal ini penulis menyimpulkan guru

Page 65: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

54

cenderung tidak mau repot dalam pembuatan RPP, kemudian guru juga malas

dalam mencari metode-metode pembelajaran yang (variatif) up to date.

Peneliti juga menemukan bahwa RPP dari guru mempunyai

kesamaan, hal ini disebabkan karena banyak guru yang mengkopi RPP dari

sesama guru atau langsung mengambil RPP dari internet. Serta adanya

beberapa kekliruan dalam menulis pengorganisasian huruf atau angka.

Selain itu juga, dalam beberapa pertemuan guru mengaku memiliki

RPP namun sebagian tidak membawa RPP ketika proses pembelajaran

berlangsung dengan alasan tertinggal di rumah. Sehingga mengakibatkan

ketidak teraturan dalam mengajar.

H. Manfaat-Manfaat Penyusunan Pembelajaran PAI di MA Jam’iyyah

Islamiyyah

Secara singkat, adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan RPP

dalam proses pembelajaran PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah antara lain: guru

lebih percaya diri dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa,

karena telah dipersiapkan sebelumnya, guru dapat menyampaikan materi

pembelajaran dengan alur yang telah direncanakan, dan guru dapat

menggunakan RPP tersebut untuk mengatur durasi penyampaian materi

pembelajaran.

Page 66: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagaimana digambarkan dalam hasil penelitian, Guru PAI di MA

Jam’iyyah Islamiyyah telah melakukan beberapa upaya dalam merealisasikan

Perencanaan Pembelajaran PAI dimulai dengan menyusunnya dalam bentuk

format RPP yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan

pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran serta

evaluasi. Selain itu, dalam pembelajaran, mereka juga menerapkan beberapa

metode, seperti, ceramah, pemberian tugas, metode kerja kelompok, dan

diskusi yang mempunya beberapa variasi seperti: Whole Group, diskusi

kelompok, buzz group, dan lain lain.

Sedangkan kendala-kendala yang ditemui dalam penyusunan

perencanaan pembelajaran PAI tidaklah signifikan, hanya bersifat teknis,

seperti: kurang tersedianya fasilitas untuk menerapkan metode pembelajaran,

kesulitan dalam menentukan dan menemukan metode yang tepat serta up-to-

date dalam menyampaikan suatu topik PAI, mengingat minat anak-anak

terhadap hal yang lebih menarik di era modern in seperti game dan lain

sebagainya sangat meningkat. Oleh itu guru agak sedikit mengalami

kesuliatan untuk mendapatkan metode yang akurat dan menarik. Di samping

itu, guru terkadang lupa membawa RPP pada waktu pembelajaran dengan

alasan tertinggal.

Terakhir, dengan adanya penyusunan perencanaan pembelajaran, guru

mendapatkan beberapa keuntungan seperti lebih percaya diri dalam

Page 67: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

56

menyampaikan metode dan mudah dalam menentukan durasi kegiatan belajar

mengajar.

B. Implikasi

Penyusunan Rencana Pembelajaran merupakan suatu bagian

terpenting dalam melaksanakan proses belajar mengajar dikelas. RPP tersebut

merupakan acuan atau skenario yang harus dilalui tahap demi tahap dalam

memberikan materi kepada siswa oleh seorang guru. Dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar, setiap guru PAI wajib untuk membuat RPP. Guru

PAI yang merupakan fasilitator harus berusaha menciptakan kondisi belajar

mengajar yang efektif dalam pembelajaran PAI.

Sehingga dalam pembelajaran PAI efektifnya suatu kegiatan belajar

sangat ditentukan oleh adanya perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh

guru PAI tersebut yang dalam penyampaian materi pelajaran sesuai dengan

RPP, sehingga pendidikan dalam proses belajar mengajar harus mempunyai

kemampuan tersendiri guna mencapai harapan yang dicita–citakan dalam

melaksanakan pendidikan Agama Islam pada umumnya dan proses belajar

pada khususnya.

C. Saran

Berdasarkan beberapa kendala yang dialami guru dalam penyusunan

perencanaan pembelajaran, kiranya peneliti dapat memberikan saran sebagai

berikut:

1. Memberikan kesempatan kepada guru khusunya guru PAI untuk mengikuti

pelatihan-pelatihan seperti pelatihan metode-metode belajar, pelatihan

manajemen kelas, atau pelatihan penyusunan RPP.

2. Memberikan akses internet untuk guru khususnya guru PAI untuk

mengeksplor metode-metode baru yang digunakan oleh guru-guru lain di

Indonesia atau bahkan di luar negeri yang nantinya dapat diterapkan dalam

pembelajaran PAI. Sehingga, metode yang digunakan tidak bersifat klasik.

Page 68: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

57

Daftar Pustaka

Arief, Armai. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta:

Ciputat Press, 2002).

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006).

Badan Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22,

23, dan 24 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi

Lulusan Pendidikan dasar dan menengah. (Jakarta: Depdiknas, 2006).

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

(Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1990).

Fitrian, Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa

Homeschooling Studi Kasus di Fikar Homeschooling Lebak Bulus

Jakarta Selatan, (Jakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas Islam Negera Jakarta, 2012).

Harjanto. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 1997).

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995).

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru. cet. Ke-4. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008).

Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007).

Muslich, Masnur, Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2007).

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. (Bandung: Tarsito, 2005).

Nur, Jabal “Implementasi Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Peranannya terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa

di Madrasah Aliyah Negeri Konda Kabupaten Konawe Selatan” (Jakrta:

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Muhamadyah Jakarta, 2012).

Rahim, Farida, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara,

2006).

Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2007).

Page 69: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

58

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis; Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. (Jakarta: Kencana,

2007).

Rosyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Uhamka Press,

2006).

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta:

Kencana, 2010).

Scheerens, Jaap. Peningkatan Mutu Sekolah. (Ciputat: PT.Logos Wacana Ilmu,

2003).

Slameto, Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2003).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2010).

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2005).

______________________. Landasan Psikologi Proses Pendidikaa. (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2009).

Sutikno, M. Sobry. Pengelolaan Pendidikan: Tinjauan Umum dan Konsep Islami.

(Bandung: Prospect, 2009).

Surya, Muhammad. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. (Bandung: Bani

Quraisy, 2004).

Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara, 2011).

Usman, M. Basrudin. Methodologi Pembelajaran Agama Islam. (Jakarta: PT

Ciputat Press, 2004).

Page 70: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

~~~LAMPIRAN-LAMPIRAN~~~

Page 71: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

EFEKTIVITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI

MA JAMIAH ISLAMIYYAH JURANG MANGU TIMUR

KOTA TANGERANG SELATAN

IDENTITAS GURU

Nama Lengkap : ________________________________________

Tempat Tanggal Lahir : ________________________________________

Jenis Kelamin : (L/P)

Tempat Wawancara : ________________________________________

Waktu Wawancara : ________________________________________

Pertanyaan-Pertanyaan tentang Efektivitas Perencanaan Pembelajaran PAI

1. Bagaimana pelaksanan penyusunan rencana pembelajaran PAI di MA

Jamiah Islamiyah?

2. Apa saja aspek-aspek yang dimasukkan dalam penyusunan rencana

pembelajaran yang efektif serta bagaimana penyusunan RPP yang berbasis

pendidikan karakter?

3. Bagaimana merumuskan indikator pembelajaran yang menjadi penentu

keberhasilan siswa dalam rencana pembelajaran?

4. Apa yang dilakukan guru untuk mengembangkan model pembelajaran PAI

yang efektif?

5. Bagaimana cara menyusun scenario atau langkah-langkah pembelajaran

dalam RPP?

6. Bagaima cara mengembangkan komponen evaluasi pada RPP?

Page 72: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

PEDOMAN WAWANCARA

EFEKTIVITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI

DI MA JAMIAH ISLAMIYYAH JURANG MANGU TIMUR

KOTA TANGERANG SELATAN

IDENTITAS GURU

Nama Lengkap : H. Baharuddin, S. Ag

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 30 Desember 1961

Jenis Kelamin : (L/P)

Tempat Wawancara : MA Jamiah Islamiyyah Jurang Mangu Timur

Waktu Wawancara : 5 Juni 2012

Pertanyaan-Pertanyaan tentang Efektivitas Perencanaan Pembelajaran PAI

1. Bagaimana pelaksanan penyusunan rencana pembelajaran PAI di MA

Jamiah Islamiyah?

2. Apa saja aspek-aspek yang dimasukkan dalam penyusunan rencana

pembelajaran yang efektif serta bagaimana penyusunan RPP yang berbasis

pendidikan karakter?

3. Bagaimana merumuskan indikator pembelajaran yang menjadi penentu

keberhasilan siswa dalam rencana pembelajaran?

4. Apa yang dilakukan guru untuk mengembangkan model pembelajaran PAI

yang efektif?

5. Bagaimana cara menyusun scenario atau langkah-langkah pembelajaran

dalam RPP?

6. Bagaima cara mengembangkan komponen evaluasi pada RPP?

Page 73: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

Jawaban Pertama:

Pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di MA Jamiyyah Islamiyah secara umum sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh

peraturan Kementerian Agama dalam buku pedoman penyusunan dan penulisan

RPP. Namun, ada muatan-muatan baru dari beberapa materi pendidikan agama

yang menjadi titik tekan dari proses pembelajaran di Sekolah ini, penyusunan RPP

harus berdasarkan kepada pengembangan karakter dan kepribadian peserta didik.

Jawaban Kedua:

Menurut saya, suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila di dalam pembelajaran

tersebut terjadi komunikasi yang efektif antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa

sehingga tercapainya tujuan-tujuan belajar.

Jawaban Ketiga:

Menurut saya, berdasarkan pengalaman mengajar yang dilakukan, rumusan

indikator pembelajaran bagi siswa itu tergantung dari seberapa besar tujuan yang

akan dicapai dari proses pembelajaran. Dengan kata lain ada tolak ukur

kemampuan yang digunakan dengan bersandar pada penilaian secara kognitif,

afektif dan psikomotorik siswa. Tidak bias kemudian ukuran keberhasilan itu

disandarkan pada satu sisi saja, semuanya harus ada tolak ukur. Dan di sinilah

kebijaksanaan seorang guru akan terlihat.

Jawaban Keempat:

Setiap guru memiliki strategi yang berbeda dalam membuat atau menyusun

kerangka dan model pembelajaran, ada saatnya kegiatan pembelajaran itu bersifat

statis, yakni kegiatan diskusi dan ceramah guru di kelas. Namun ada saatnya juga

efektifitas kegiataan pembelajaran itu dilakukan di luar kelas, dalam bentuk

praktek lapangan atau kegiatan keagaaman. Dan efektivitas sendiri tidak diukur

dari seberapa besar nilai yang didapat oleh siswa, tetapi seberapa besar pengaruh

pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap sikap dan keseharian kegiatan

peserta didik di sekolah.

Page 74: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

Jawaban Kelima:

Adapun cara penyusunan dan pembuatan scenario atau skema pembelajaran dalam

RPP para guru di sini mengikuti pedoman langkah-langkah penyusunan

pembuatan RPP seperti halnya guru-guru di sekolah lain seperti: Mencantumkan

identitas (Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/Semester, Alokasi Waktu),

Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar.

Jawaban Keenam:

Pengembangan komponen evaluasi pembelajaran dalam RPP pada dasarnya

harusnya sesuai dengan komponen dasar dan komponen umum satuan pelajaran

tersebut, ketersesuaian indicator-indikakator pembelajaran dengan rumusan-

rumusan butir-butir evaluasi yang dirancang harus benar-benar mengukur ketiga

komponen keberhasilan siswa, yakni pengetahuan, sikap dan keterampilannya.

Page 75: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

PEDOMAN WAWANCARA

EFEKTIVITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI

DI MA JAMIAH ISLAMIYYAH JURANG MANGU TIMUR

KOTA TANGERANG SELATAN

IDENTITAS GURU

Nama Lengkap : Satri, S.Pd

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 15 Mei 1974

Jenis Kelamin : (L/P)

Tempat Wawancara : MA Jamiah Islamiyyah Jurang Mangu Timur

Waktu Wawancara : 5 Juni 2012

Pertanyaan-Pertanyaan tentang Efektivitas Perencanaan Pembelajaran PAI

1. Bagaimana pelaksanan penyusunan rencana pembelajaran PAI di MA Jamiah

Islamiyah?

2. Apa saja aspek-aspek yang dimasukkan dalam penyusunan rencana pembelajaran

yang efektif serta bagaimana penyusunan RPP yang berbasis pendidikan karakter?

3. Bagaimana merumuskan indikator pembelajaran yang menjadi penentu keberhasilan

siswa dalam rencana pembelajaran?

4. Apa yang dilakukan guru untuk mengembangkan model pembelajaran PAI yang

efektif?

5. Bagaimana cara menyusun scenario atau langkah-langkah pembelajaran dalam RPP?

6. Bagaima cara mengembangkan komponen evaluasi pada RPP?

Page 76: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

Jawaban Pertama:

Pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MA

Jamiyyah Islamiyah secara umum sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh peraturan

Kementerian Agama dalam buku pedoman penyusunan dan penulisan RPP. Namun, ada

muatan-muatan baru dari beberapa materi pendidikan agama yang menjadi titik tekan dari

proses pembelajaran di Sekolah ini, penyusunan RPP harus berdasarkan kepada

pengembangan karakter dan kepribadian peserta didik.

Jawaban Kedua:

Menurut saya, suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila di dalam pembelajaran tersebut

terjadi komunikasi yang efektif antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa sehingga tercapainya

tujuan-tujuan belajar.

Jawaban Ketiga:

Menurut saya, berdasarkan pengalaman mengajar yang dilakukan, rumusan indikator

pembelajaran bagi siswa itu tergantung dari seberapa besar tujuan yang akan dicapai dari

proses pembelajaran. Dengan kata lain ada tolak ukur kemampuan yang digunakan dengan

bersandar pada penilaian secara kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Tidak bias

kemudian ukuran keberhasilan itu disandarkan pada satu sisi saja, semuanya harus ada tolak

ukur. Dan di sinilah kebijaksanaan seorang guru akan terlihat.

Jawaban Keempat:

Setiap guru memiliki strategi yang berbeda dalam membuat atau menyusun kerangka dan

model pembelajaran, ada saatnya kegiatan pembelajaran itu bersifat statis, yakni kegiatan

diskusi dan ceramah guru di kelas. Namun ada saatnya juga efektifitas kegiataan

pembelajaran itu dilakukan di luar kelas, dalam bentuk praktek lapangan atau kegiatan

keagaaman. Dan efektivitas sendiri tidak diukur dari seberapa besar nilai yang didapat oleh

siswa, tetapi seberapa besar pengaruh pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap sikap

dan keseharian kegiatan peserta didik di sekolah.

Jawaban Kelima:

Adapun cara penyusunan dan pembuatan scenario atau skema pembelajaran dalam RPP para

guru di sini mengikuti pedoman langkah-langkah penyusunan pembuatan RPP seperti halnya

Page 77: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

guru-guru di sekolah lain seperti: Mencantumkan identitas (Nama sekolah, Mata Pelajaran,

Kelas/Semester, Alokasi Waktu), Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar.

Jawaban Keenam:

Pengembangan komponen evaluasi pembelajaran dalam RPP pada dasarnya harusnya sesuai

dengan komponen dasar dan komponen umum satuan pelajaran tersebut, ketersesuaian

indicator-indikakator pembelajaran dengan rumusan-rumusan butir-butir evaluasi yang

dirancang harus benar-benar mengukur ketiga komponen keberhasilan siswa, yakni

pengetahuan, sikap dan keterampilannya.

Page 78: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Status Pendidikan : MA JAMIAH ISLAMIYAH

Kelas / Semester : XI / Genap

Mata pelajaran : Aqidah Akhlak

Jumlah Pertemuan : 1 kali pertemuan (2 x 45 menit)

Standar kompetensi : 5. Memahami tasawuf

Kompetensi Dasar : 5.1 Menjelaskan pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit )

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa mampu :

1. Menjelaskan Pengertian asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

2. Mendeskripsikan Pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

3. Menganalisis tentang Pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

4. Menyimpulkan tentang Pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

B. Materi Ajar : Pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

C. Metode :

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi kelompok

4. Penugasan

D. Langkah-langkah pembelajaran :

Kegiatan Waktu Aspek life skill

yang dikembangkan

1. Pertemuan ke pertama (ke 1) ( 2 x 45 Menit )

a) Kegiatan Awal :

Apersepsi dan Motivasi :

a) Memberikan salam pembuka

b) Menanyakan kepada siswa tentang Pengertian, asal usul dan

Pemahaman Konsep

Page 79: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

istilah-istilah dalam tasawuf.

c) Memotivasi siswa untuk mempelajari Pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

b) Kegiatan inti

(1) Tanya jawab awal tentang Pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

(2) Guru memberikan ilustrasi tentang Pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

(3) Guru menyebutkan Pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

(4) Mendiskusikan dalam kelompok tentang Pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

(5) Siswa mempresentasi hasil diskusi kelompok tentang Pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

c) Kegiatan penutup.

(1) Guru mengajak siswa dan siswa edor untuk membuat kesimpulan tentang Pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

(2) Guru memberikan tes secara lisan tentang Pengertian, asal usul dan istilah-istilah dalam tasawuf.

(3) Memberikan salam penutup

E. Sumber Belajar :

1. Buku paket Aqidah Akhlak yang relevan

2. LKS Aqidah Akhlak

F. Penilaian :

Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Penilaian

Contoh Instrumen

1. Mendefinisikan tentang tasawuf

Tes Tulis

Uraian 1. Jelaskan Pengertian

Page 80: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

tentang tasawuf ?

2. Menjelaskan asal usul tasawuf

Tes Tulis Uraian 2. Jelaskan asal usul tasawuf ?

3. Menyebutkan istilah-istilah dalam tasawuf

Tes Tulis Jawab Singkat

3. Sebutkan istilah-istilah dalam tasawuf ?

Menghetahui

Kepala Madrasah

H. Baharuddin, S. Ag.

Guru Mapel Akidah Akhlak

H.Baharuddin, S.Ag

Page 81: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Satuan Pendidikan : MA JAMIAH ISLAMIYAH

Mata Pelajaran : Qur'an Hadits

Kelas/Semester : XI / Genap

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

A. Standar Kompetensi:

1. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tentang amar maruf nahi munkar

B. Kompetensi Dasar

2. Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar seperti terkandung dalam QS. Ali Imran : 104; QS Al-Maidah: 78-80; QS Ash-Shof :3 dan Hadits tentang amar makruf nahi munkar dalam kehidupan sehari-hari

C. Indikator Keberhasilan Belajar :

1. Melaksanakan perbuatan yang makruf

2. Meninggalkan perbuatan yang munkar

3. Melaksanakan perintah untuk melakukan perbuatan yang baik.

4. Mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan

5. Melaksanakan aktifitas mencegah kemunkaran.

6. Mengubah perilaku orang lain yang berbuat munkar agar menajadi aik.

7. Mengingatkan orang lain yang berbuat munkar

8. Menasehati secara kontinue kepada orang yang berbuat munkar agar menjadi baik.

9. Membantu menyelesaikan permasalahan bagi orang yang berbuat munkar

10. Meyakini terwujudnya ancaman bai yang meninggalkan amar makruf nahi munkar

11. Membuktikan dengan sikap dan perbuatan atas segala yang diucapkan agar tidak mendapat adzab Allah

D. Materi Pembelajaran :

1. QS. Ali Imran : 104 ; QS Al-Maidah: 78-80; QS Ash-Shof :3dan Hadits tentang amar makruf nahi munkar

E. Metode Pembelajaran

1. Metode: Ceramah; Tanya jawab; Diskusi; Penugasan; Kerja kelompok;

F. Langkah Pembelajaran :

Page 82: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

1. Pendahuluan

a) Siswa membaca do’a dilanjutkan membaca beberapa ayat Al-Qur’an.

b) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran

c) Tanya jawab secara klassikal penerapan amar makruf nahi munkar

2. Kegiatan Inti

a) Secara berkelompok mengadakan simulasi bagaimana menerapkan kandungan QS. Ali Imran : 104 ; QS Al-Maidah: 78-80; QS Ash-Shof :3 dan Hadits tentang amar makruf nahi munkar.

b) Mengambil kesimpulan setelah bersimulasi dan diskusi mengenai beramar makruf nahi munkar

c) Mengambil kesimpulan setelah bersimulasi dan diskusi mengenai

d) Beramar makruf nahi munkar

3. Penutup

a) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara lisan.

b) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.

c) Guru memberikan tugas

d) Refleksi/Aplikasi Quantum.

G. Sumber Belajar :

a) Buku pelajaran siswa

b) Depag. Al-Qur'an dan terjemahannya

H. Penilaian

1. Penilaian Hasil

a) Tes Tulis

b) Tugas

Mengetahui,

Kepala MA

H. Baharuddin, S. Ag.

Guru Mata Pelajaran

Satiri,S.Pd

Page 83: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Status Pendidikan : MA JAMIAH ISLAMIYAH

Kelas / Semester : X / Genap

Mata pelajaran : Fiqih

Standar kompetensi: 4. Memahami hukum Islam tentang hukum keluarga.

Kompetensi Dasar : 4.1.Menjelaskan ketentuan hukum perkawinan dalam Islam dan hikmahnya.

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit )

A. Tujuan Pembelajaran :

Siswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian tentang Hukum perkawinan.

2. Mencari informasi tentang ketentuan pernikahan dalam Islam

3. Merefeksikan hikmah disyari’atkannya nikah

4. Menarik hikmah adanya mahram nikah

5. Mendiskusikan tentang Hukum perkawinan.

6. Menterjemahkan dalil dan Membaca dalil-dalil tentang Hukum perkawinan.

7. Menyimpulkan tentang disyari’atkannya nikah.

B. Materi Ajar : ketentuan hukum perkawinan dalam Islam dan hikmahnya.

C. Metode :

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi kelompok

4. Pemberian Tugas

D. Langkah-langkah pembelajaran :

Kegiatan Waktu Aspek life skill yang

dikembangkan

1. Pendahuluan:

Apersepsi dan Motivasi :

a) Memberikan salam dan memulai pelajaran dengan basma-

lah serta mengecek siswa yang tidak masuk.

b) Memberikan apersepsi/ materi yang ada hubungan dengan materi yang

Pemahaman Konsep

Page 84: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

diajarkan serta memberikan motivasi.

c) Menyampaikan kompetensi dari materi yang akan diajarkan

d) Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari materi yang akan diajarkan

2. Kegiatan inti

a) Guru menunjuk salah seorang siswa untuk menjelaskan pengertian tentang hukum perkawinan dalam Islam.

b) Siswa membuka Al-Qur’an untuk mencari dalil yang berkaitan dengan materi (eksplorasi)

c) Siswa ditunjukkan dalil nakli tentang hukum perkawinan dalam Islam.

d) Siswa memabaca dalil nakli yang berkaitan dengan materi/yaitu tentang hukum perkawinan dalam Islam.

e) Guru menunjuk Siswa siswa untuk menjelaskan hukum perkawinan dalam Islam.

f) Guru bertanya kepada siswa tentang hukum perkawinan dalam Islam.

g) Siswa mengidentifikasi tentang hukum perkawinan dalam Islam.

3. Kegiatan penutup.

a) Mengadakan tanya jawab tentang hukum perkawinan dalam Islam.

b) Guru merangkum materi yang baru saja diajarkan.

c) Guru menugaskan keada siswa mencari dail nakli yang berhubungan dengan hukum perkawinan dalam Islam.

d) Menutup pelajaran dengan membaca salam dan membaca hamdalah

E. Sumber Belajar :

1. Buku paket Penidikan Agama Islam kelas XI

2. Buku buku yang relevan dengan materi yang diajarkan

3. LKS Fiqih

Page 85: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …

4. Al-Qur’an dan terjemahannya

F. Penilaian :

Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Penilaian

Contoh Instrumen

1. Menjelaskan pengertian dan hukum pernikahan

Tes tulis Isian 1. Jelaskan pengertian dan hukum pernikahan ?

2. Menyebutkan syarat dan rukun nikah

Tes tulis Jawab Singkat

2. Sebutkan syarat dan rukun nikah ?

3. Menjelaskan pengertian dan hukum khitbah

Tes tulis Isian 3. Jelaskan pengertian dan hukum khitbah ?

4. Menjelaskan pengertian dan pembagian mahram nikah

Tes tulis Isian 4. Jelaskan pengertian dan pembagian mahram nikah ?

5. Menjelaskan macam-macam pernikahan terlarang

Tes tulis Isian 5. Jelaskan macam-macam pernikahan terlarang ?

6. Menyebutkan ketentuan dan macam-macam wali

Tes tulis Isian 6. Sebutkan ketentuan dan macam-macam wali ?

7. Menjelaskan hukum dan macam-macam mahar

Tes tulis Isian 7. Jelaskan hukum dan macam-macam mahar ?

8. Menjelaskan hukum walimah dan hikmahnya

Tes tulis Isian 8. Jelaskan hukum walimah dan hikmahnya ?

9. Menjelaskan hikmah pernikahan

Tes tulis Isian 9. Jelaskan hikmah pernikahan ?

Mengetahui,

Kepala MA

H. Baharuddin, S. Ag.

Guru Mata Pelajaran

Drs. Tasri Lubis

Page 86: EFEKTIFITAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI DI MA …