EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI...

117
EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI KESEMBUHAN PASIEN DI KLINIK QITA BOGOR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh : Tiara Nur Hidayati NIM : 1113052000005 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M  

Transcript of EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI...

Page 1: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA

DALAM MOTIVASI KESEMBUHAN PASIEN DI

KLINIK QITA BOGOR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Disusun Oleh :

Tiara Nur Hidayati

NIM : 1113052000005

PROGRAM STUDI

BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU

KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H / 2019 M

 

Page 2: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

 

Page 3: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

 

Page 4: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

 

Page 5: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

ABSTRAK

Tiara Nur Hidayati, 1113052000005, Efektifitas Bimbingan Agama

Dalam Motivasi Kesembuhan Pasien Di Klinik Qita Bogor,

Dibawah Bimbingan Nasichah, MA.

Dalam perjalanan hidup manusia memiliki tiga keadaaan,

yaitu: sehat, sakit, dan mati. Di waktu sakit, tidak hanya fisik saja

yang menderita tetapi juga mentalnya. Mereka mendapatkan

perasaan cemas akan ketidakpastian perawatan yang dijalaninya,

sehingga menimbulkan guncangan pada mental mereka dan

jiwanya mengenai penyakit yang di deritanya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas

bimbingan mental agama dalam motivasi kesembuhan pasien di

Klinik Qita Bogor dan bagaimana pelaksanaannya.

Pendekatan penelitian ini dengan menggunakan metode

kuantitatif dengan jenis penelitian survei menggunakan

pendekatan asosiatif yang berlandaskan filsafat positivisme.

Metode analisis yang digunakan yaitu uji validitas dengan teknik

spearman brown, uji reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach,

uji normalitas, uji homogenitas, dan uji T Paired Sample Test

dengan menggunakan bantan SPSS Versi 22 For Windows.

Pada dasarnya manusia menginginkan keadaan sehat baik

jasmani maupun rohani. Sehingga dalam hal ini pengobatan tidak

hanya dilakukan dengan fisik saja secara non-fisik pun perlu

dilakukan. Pengobatan non-fisik yang berupa bantuan spiritual

atau bimbingan mental agama dirasa perlu untuk menimbulkan

semangat dan rasa optimis bagi pasien dalam menghadapi

penyakit sebagai salah satu cobaan dari Allah.

Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan

menggunakan Uji Statistik T-Test didapatkan hasil bahwa

bimbingan mental agama efektif dalam motivasi kesembuhan.

Hal ini dapat dilihat dari nilai nilai thitung sebesar 7,434. Nilai ini

menunjukan bahwa nilai thitung > ttabel 1,673 artinya Ha diterima.

Jadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa bimbingan

mental Agama efektif dalam motivasi kesembuhan pasien di

Klinik Qita. Kata Kunci : Efektifitas, Bimbingan Mental Agama, Motivasi

Kesembuhan

 

Page 6: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT,

karena atas segala kuasaNya, maha pemberi rahmatNya, serta

maha memberikan kemudahan dan kelancaran, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul

“Efektifitas Bimbingan Mental Agama dalam Motivasi

Kesembuhan Pasien Klinik Qita Bogor”. Selanjutnya

Shalawat serta salam tak lupa penulis lantunkan kepada paginda

Rasulullah SAW dan suri tauladan kita Nabi Muhammad

Shallahu ‘alahi wassalam, Sang pembawa risalah kebenaran,

kebaikan, dan keindahan. Penulis menyadari bahwa dalam

menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan

kesalahan, namun penulis tetap berharap skripsi ini bisa menjadi

manfaat untuk memberikan informasi maupun ilmu pengetahuan

bagi kalangan secara luas.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua penulis,

Bapak Mujiyono, S.pd dan Bunda Ratna Saputri yang senantiasa

mencurahkan cinta, kasih sayang serta do’a tulus ikhlas yang

selalu mengiringi setiap langka penulis dalam menjalankan

aktifitas serta penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Serta tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para

kakak-kakak, Bayu Iman, SE,.MM. , Alief Suciati, S.pd. , A.

Muhaimin Shodiqi, S.Kom dan Lusy Rizky DW, S.Tr.Keb.

 

Page 7: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

Terimakasih banyak atas semua kasih sayang, do’a dan

dukungannya baik secara materi maupun non materi, serta selalu

memberikan motivasi-motivasi penyemangat sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ku persembahkan

untuk keluargaku tercinta. Allhamdulillah.

Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada seluruh pihak yang telah baik membantu memberikan

doa, dukungan, semangat, ataupun dengan caranya masing-

masing. Maka dari itu dengan segala kerendahan hati, izinkanlah

penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. H. Arief Subhan, M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai

Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Dr. Hj. Roudhonah,

M.Ag sebagai Wakil Dekan II Bidang Adminstrasi Umum, Dr.

Suhaimi, M.Si sebagai Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan.

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si dan Ir. Noor Bekti Negoro, SE,

M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Bimbingan

dan Penyuluhan Islam. Terimakasih atas saran, nasihan, arahan

dan memberikan semangat untuk penulis selama ini.

3. Dra. Nasichah, MA, sebagai dosen pembimbing yang

senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

memberikan masukan, nasehat, arahan dalam menyusun

skripsi ini.

 

Page 8: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

4. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si, Terimakasih atas meluangkan

waktunya untuk membimbing saya dalam bab Metodelogi

Penelitian dan Analisis Data.

5. M. Lutfi, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik.

Terimakasih atas nasihat dan waktunya untuk selalu

memberikan semangat dan motivasi agar penulisan skripsi ini

cepat selesai.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat

kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

8. Seluruh Staf Perpustakaan Umum maupun Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

9. Keluarga besar Klinik Qita, yaitu Dr. Elis Tiahesara, SpAk.

Bapak Hj. Nurholis, ibu Rusmiyati, bapak Utoyo, ibu Ani, ibu

Ros, Mamih Ilan, Shella, Teh Mia, Teh Mae, para dokter, dan

para staf lainnya serta tak lupa para pasien klinik qita.

Terimakasih semua keluarga Klinik Qita yang telah banyak

membantu penulis dalam penelitian ini hingga dapat berjalan

dengan baik.

10. Temen-temen Bimbingan dan Penyuluhan Islam angkatan

2013. yang masa perkuliahan bersama-sama memberikan

warna terindah selama ini.

11. Terkhusus untuk Dwirafa Hardika, selama ini memberikan

semangat, dukungan, dan saran kepada penulis. Sehingga

 

Page 9: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Terimakasih.

12. Keluarga besar IMM Cabang Ciputat Periode 2017-2018, serta

IMM KOMDAKWAH Periode 2014-2015 Cabang Ciputat,

Novi, aldina, ulfah dan temen-temen yang lain yang tidak bisa

saya sebutkan satu-persatu. Penulis mengucapkan terimakasih

untuk keluarga besar IMM Ciputat.

13. Pondok Cantik, sahabat-sahabat kosan. Qonita Amalia, Shofia

Sunjaya, Wiwi, Riri dan Lena, Terimakasih sudah menjadi

sahabat terbaik, selalu memberikan semangat, memberikan

tawa dan canda, nasihat, dukungan, serta memberikan

kehangatan seperti hangatnya keluarga.

14. Sahabat Bahagia, D’rempongs Siti Wulandari, Amd.Keb dan

Siti Khodijah, Amd.keb. Terimakasih sahabat sejak MAN

hingga saat ini, terimakasih atas semangat kalian yang tiada

hentinya memberikan penulis semangat, memotivasi agar

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Jakarta, 21 Maret 2019

Tiara Nur Hidayati

 

Page 10: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

DAFTAR TABEL

Gambar 1. Kerangka Berpikir...................................................... 32

Gambar 2. Struktur Organisasi Prolanis…………………...….....58

Tabel 1. Definisi Operasional dan Indikator Variabel X…...........38

Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Y…...........41

Tabel 3. Kisi-Kisi Konstruk Instrumen Variabel X……...............43

Tabel 4. Kisi-Kisi Konstruk Instrumen Variabel Y………….......44

Tabel 5. Skala Likert ……………..........................………...........47

Tabel 6. Karakteristik Jenis Kelamin Berdasarkan Penyakit

Responden......................................................................................70

Tabel 7. Karakteristik Usia Berdasarkan Penyakit Responden......71

Tabel 8. Karakteristik Lama Berobat Berdasarkan Penyakit

Responden.......................................................................................73

Tabel 9. Hasil Output Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov.........74

Tabel 10. Hasil Output Uji Homogenitas……...............………….75

Tabel 11. Hasil Output Uji Paired Samples Test…….....................76

 

Page 11: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : Lembar Pengesahan Proposal Penelitian

Lampiran : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 1 : Kuisioner (Try out & Penelitian)

Lampiran 2 : Hasil Validitas dan Reliabilitas (Tryout)

Lampiran 3 : Hasil Reliabilitas UjiInti (Before & After)

Lampiran 4 : Hasil Kuisioner Uji Inti Before

Lampiran 5 : Hasil Kuisioner Uji Inti After

Lampiran 6 : r Tabel Product Momen

Lampiran 7 : t Tabel Two Tail

Lampiran 8 : Data Responden

Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian

 

Page 12: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

DAFTAR ISI

LEMBAR KEASLIAN KARYA...............................................

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN.........................

ABSTRAK................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................... ii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL........................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................ vii

DAFTAR ISI............................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan.......................................... 1

B. Pembatasan Masalah........................................................ 6

C. Rumusan Masalah............................................................ 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................ 6

E. Tinjauan Pustaka.............................................................. 7

F. Sistematika Penulisan..................................................... 10

G. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah................................... 11

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Efektifitas

1. Definisi Efektifitas ......................................................... 12

2. Pengukuran Efektifitas.................................................... 14

B. Konsep Bimbingan Mental Agama

1. Definisi Bimbingan Mental Agama................................ 15

2. Tujuan Bimbingan Mental Agama.................................. 21

3. Fungsi Bimbingan Mental Agama.................................. 21

 

Page 13: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

4. Metode Bimbingan Mental Agama................................. 22

C. Konsep Motivasi Kesembuhan

1. Definisi Motivasi Kesembuhan....................................... 23

2. Macam-Macam Motivasi................................................ 26

3. Aspek Motivasi Kesembuhan......................................... 27

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan..................... 27

5. Pengertian Pasien............................................................ 28

D. Kerangka Pemikiran............................................................ 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................... 33

B. Ruang Lingkup Penelitian.............................................. 34

C. Metode Penentuan Sampel............................................. 35

D. Variabel Penelitian......................................................... 37

E. Definisi Operasional dan Indikator Variabel................. 37

F. Teknik Pengumpulan Data............................................. 43

G. Uji Validitas dan Reabilitas............................................ 46

H. Metode Analisis Data..................................................... 49

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Klinik Qita

1. Sejarah dan Profile Klinik Qita...................................... 53

2. Program Prolanis............................................................ 54

3. Sarana dan Prasarana...................................................... 59

4. Karyawan dan Struktur Organisasi................................. 59

B. Pelaksanaan Bimbingan Mental Agama

1. Pembimbing Medis......................................................... 62

 

Page 14: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

2. Pembimbing Agama........................................................ 62

3. Terbimbing...................................................................... 63

4. Metode Bimbingan Mental Agama................................ 63

5. Media Bimbingan Mental Agama................................... 64

6. Materi Bimbingan Mental Agama.................................. 65

7. Proses Bimbingan Mental Agama.................................. 69

C. Hasil dan Analisis Data

1. Karakteristik Responden................................................. 71

2. Analisis Data................................................................... 76

a. Uji Normalitas............................................................... 76

b. Uji Homogenitas............................................................ 77

c. Efektifitas Bimbingan Mental Agama Dalam Motivasi

Kesembuhan Pasien di Klinik Qita

Bogor............................................................................. 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................... 80

B. Saran.................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA...................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................

 

Page 15: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Dalam menjalankan kehidupan ini, manusia tak

selamanya mengalami kebahagiaan, karena roda kehidupan selalu

berputar. Ketika manusia berada pada kondisi bahagia, maka

mereka dapat merasakan kepuasan dalam hidupnya, namun

sebaliknya. Ketika manusia berada pada kondisi kesedihan, maka

mereka dapat merasakan pesimis dan putus asa, khususnya bagi

orang-orang yang sedang mengalami sakit fisik maupun psikis

akan lebih cenderung memiliki kesehatan mental yang buruk.

Ketika waktu sakit, tidak hanya fisik saja yang menderita

melainkan mentalnya ikut merasakan sakit. Orang-orang yang

mengalami kesehatan mental yang buruk, maka akan merasakan

perasaan-perasaan bersalah yang menguasainya, seperti

kecemasan-kecemasan yang tidak produktif timbul

mengancamnya, putus asa, dan sehingga tidak mampu menangani

krisis-krisis dengan baik dan ketidakmampuan ini mengurangi

kepercayaan dan harga dirinya.1 Mereka yang sedang sakit tidak

lagi memiliki semangat hidup dalam menjalankan aktivitas

kesehariannya, kebutuhan dan tujuan mereka hanyalah

1 Yustinus Semium, OFM, Kesehatan Mental 3(Yogyakarta: Kansius,

2006), h. 10

 

Page 16: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

2

menginginkan kesembuhan, yaitu hilangnya penyakit yang

sedang di deritanya.

Selain hilangnya penyakit yang dideritanya, diharapkan

kesembuhan mengarah kepada penyesuaian diri antara manusia

dengan dirinya sendiri serta lingkungannya, berlandasan

keimanan dan ketaqwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup

yang bermakna, bahagia di dunia dan di akhirat.2

Diliat studi kasus dari seorang psikiater dari Switzerland

ialah Carl G. Jung yang mempunyai pengalaman praktis

pengobatan jiwa yang sangat relevan. Carl G. Jung menyatakan

bahwa pasien-pasien yang diobati sebagian besar menderita

penyakit dikarenakan tidak memperoleh cahaya dari nilai-nilai

Agama dalam diri mereka. Penyembuhannya tidak dapat

diperoleh, kecuali apabila yang bersangkutan mendapatkan

kembali cahaya dari nilai-nilai keagamaannya. Ungkapanya dari

Carl G. Jung, bahwasannya menunjukkan bahwa ada korelasi

antara penyakit jiwa dengan pengaruh hidup keagamaan

seseorang.3

Dapat disaksikan bahwa ada perbedaan antara seseorang

yang beriman dan meyakini agamanya dengan seseorang yang

tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran wajah yang

cerah, tentram batin dan selalu tenang, sedangkan dengan orang

yang tidak beragama merasa gelisah, dan cemas. Agama

sangatlah penting bagi manusia dalam menjalankan kehidupan,

2 Yahya Jaya, Spiritualisasi Islam dalam Menumbuh Kembangkan

Kepribadian dan Kesehatan Mental (Jakarta: Ruhama, 1994), h.77. 3 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:

Amzah, 2010), 21-22. Cet. Ke-1.

 

Page 17: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

3

karena dengan keyakinan terhadap Agama menjadikan seseorang

dari bagian kepribadiannya, yang akan mengatur sikap dan

tingkah laku seseorang secara otomatis dari dalam.4

Dalam buku Bimbingan dan Konseling dalam Praktek,

karya Nana Syaodih Sukmadinata tahun 2007, mengatakan

bahwa Agama memberikan ketentuan-ketentuan yang mendasar

dalam hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, dengan sesama

manusia dan juga dengan alam semesta.5 Hal itu membuktikan

bahwa Agama juga mempunyai peranan yang sangat penting bagi

kehidupan manusia, karena merupakan salah satu kebutuhan

psikis dan rohani manusia yang perlu dipenuhi oleh setiap

manusia yang merindukan ketentraman dan kebahagian.6 Agama

merupakan suatu pedoman hidup manusia yang sangat

mempunyai peran penting. Jika dalam hidup ini manusia tidak

memiliki agama maka hidupnya akan mengalami kekacauan,

berantakan, dan sebaliknya jika dalam diri manusia mempercayai

agama dan memiliki agama maka hidup akan terarah, tentram,

dan akan lebih baik hidupnya. Karena itulah manusia dituntut

untuk berpegang teguh akan prinsip Agama.

Merujuk pada studi kasus dan pendapat di atas, maka

pemberian bantuan bagi orang-orang yang sedang mengalami

sakit fisik maupun psikis membutuhkan pengobatan yang tidak

hanya dilakukan dengan pengobatan fisik saja, melainkan mental

4 Zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental,

(Jakarta: Gunung Agung, 1982), Cet, ke-6, h.57 5 Nana Syaodih Sukmadinata, Bimbingan dan Konseling Dalam

Praktek, (Bandung: Maestro, 2007), h.46. 6 Farid Mashudi, Psikologi Konseling, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012),

h.178. Cet. Ke-1.

 

Page 18: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

4

pun perlu dilakukan penanganan. Dengan begitu, maka perlu

adanya bimbingan mental Agama. Penanganan mental yang

dilakukan dengan bantuan bimbingan mental Agama bertujuan

agar pasien mendapatkan ke-ikhasan, ketabahan, ketenangan,

kebahagiaan, dan dapat memotivasi kesembuhan pada dirinya.

Selain itu, bimbingan mental Agama mampu menumbuhkan

semangat dan rasa optimis dalam menghadapi penyakit yang

dideritanya, karena sesungguhnya sakit merupakan cobaan atau

ujian dari Allah SWT.

Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam hadist

riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dan Abu Said

keduanya mendengar Rasulullah SAW bersabda:

ه إال كفر به مب يصيب المؤمه مه وصب وال وصب وال سقم والحزن حتى الهم يهم

مه سيئبته

Artinya :“Tidak seorang mukmin pun yang tertimpa suatu

cobaan, derita, penyakit, kesedihan bahkan keraguan yang

datang menerpa kecuali Allah hapuskan darinya semua

kesalahannya”.7

Kehadiran Klinik Qita sangatlah penting, karena

memberikan pelayanan yang tidak terbatas pada pelayanan medis

saja, tetapi pelayanan mental yang berdasar Agama juga. Adapun

bimbingan mental Agama yang dilaksanakan di Klinik Qita yaitu

penangan mental pada pasien yang sedang merasakan sakit, baik

itu sakit fisik maupun sakit mental, jika dibiarkan akan

menyebabkan penyakit kronis, penyakit kronis merupakan

7 Musfir bin Said Az Zahrani, Konseling Terapi, (Jakarta: Gema

Insani, 2005), h.462.

 

Page 19: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

5

penyakit yang membutuhkan penanganan khusus. Jenis penyakit

kronis ini meliputi dua penyakit diantaranya yaitu penyakit

Diabetes dan Hipertensi.

Hipertensi adalah nama lain dari penyakit darah tinggi,

Hipertensi adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang

mendorong melawan dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan

tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, di pengaruhi

oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung. Hipertensi

adalah kondisi dimana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90

milimeter merkuri (mmHG), seseorang yang tekanan darah yang

terlalu tinggi akan mengganggu sirkulasi darah.

Sedangkan Diabetes adalah suatu penyakit metabolik

yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar glukosa atau gula

darah. Gula darah sangat vital bagi kesehatan karena merupakan

sumber energi yang penting bagi sel-sel dan jaringan.8

Adapun bentuk program atau beberapa aktivitas untuk

para pasien kronis di Klinik Qita adalah konsultasi medis,

edukasi, bimbingan mental agama, olahraga, pelayanan obat,

pemantauan status kesehatan, home visit, dan reminder. Kegiatan

tersebut efeknya sangat memberikan manfaat yang positif bagi

pasien yang memerlukan bimbingan, pelayanan yang intensif,

semangat dan memberikan motivasi kesembuhan, baik secara

fisik maupun mental.

8 Endah Purnamasari, Bambang Poerwantoro, “Diabetes Mellitus

dengan Penyakit Kronis” (Majalah Kesehatan Pharma Medika, 2011), Vol,3,

No,2 h.276.

 

Page 20: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

6

Dalam hal ini membuktikan bahwa adanya dukungan dari

luar diri pasien yang terlibat dalam proses penyembuhannya,

seperti dokter, perawat, pembimbing mental Agama, serta

pelayanan khusus di Klinik Qita, sehingga timbul motivasi yang

kuat dalam diri individu untuk segera sembuh.

Berdasarkan pemaparan diatas, akhirnya penulis merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA

DALAM MOTIVASI KESEMBUHAN PASIEN DI KLINIK

QITA BOGOR”.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

berusaha memfokuskan penelitian dengan memberikan batasan

masalah pada “Efektifitas Bimbingan Mental Agama Dalam

Motivasi Kesembuhan Pasien Di Klinik Qita Bogor”. yang

meliputi efek bimbingan mental dalam motivasi kesembuhan

pasien di Klinik Qita Bogor.

C. Perumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan mental agama dalam

motivasi kesembuhan pada pasien di Klinik Qita Bogor?

2. Apakah efektif atau tidak bimbingan mental agama dalam

motivasi kesembuhan pada pasien di Klinik Qita Bogor?

 

Page 21: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah tersebut maka yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan mental agama di

Klinik Qita Bogor.

2. Untuk mengetahui efektifitas bimbingan mental Agama dalam

motivasi kesembuhan pasien di Klinik Qita Bogor.

Selanjutnya tujuan penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat akademik dan praktis sebagai berikut :

1. Manfaat akademik dalam penelitian ini diharapkan

memberikan informasi tambahan bagi khazanah ilmu

pengetahuan khususnya untuk jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai teori

bimbingan mental agama dan motivasi kesembuhan.

2. Manfaat praktis dalam penelitian ini bagi pasien diharapkan

untuk selanjutnya dilakukan penanganan secara intensif dan

tepat untuk motivasi kesembuhan pasien, khususnya di Klinik

Qita Bogor.

E. Sistematika Penulisan

Sesuai dengan perumusan masalah tersebut maka yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Dalam

upaya menghindari bentuk plagiat, penulis melakukan tinjauan

kepustakaan di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri

 

Page 22: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

8

Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap beberapa skripsi yang

memiiki kemiripan judul, diantaranya :

1. Yudistira Paramayudha, 2015. Program Studi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan judul

“Pengaruh Bimbingan Mental Agama Terhadap Perilaku

Keberagamaan Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina

Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta”. Pada skripsi ini yang

menjadi sasaran penelitian adalah remaja putus sekolah di

PSBR Bambu Apus Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan

adalah kuantitatif dengan pendekatan asosiatif, yaitu hubungan

yang bersifat mempengaruhi dua variabel atau lebih dengan

menggunakan analisis korelasi dari variabel bimbingan mental

agama terhadap variabel perilaku keberagamaan. Pengambilan

data melalui kuisioner yang diisi oleh 55 responden dari 110

populasi dengan menggunakan teknik Simple Random

Sampling. dengan nilai validitas dan reliabilitasnya 0,887.

Berdasarkan hasil penelitian, bimbingan mental agama

memiliki hubungan yang positif terhadap perilaku

keberagamaan dengan nilai korelasinya sebesar 0,415 dan

signifikansinya 0,01. Perilaku keberagamaan berada pada

kategori sedang dengan nilai persentasenya sebesar 71%. Hasil

penelitian ini sangat positif dan signifikan dalam bimbingan

mental agama dalam prilaku keberagamaan. Namun skripsi ini

terdapat kelemahan yang kurang menekankan kepada prilaku

keberagamaan.

 

Page 23: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

9

2. Tita Ernawati, 2014. Program Studi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul

“Efektifitas Penyuluhan Agama dalam Mengembangkan

Kecerdasan Spiritual Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya

Wanita (PSKW) Mulya Jaya Jakarta”. Skripsi ini

menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan

menggunakan kuantitatif. Ada 30 orang yang menjadi

responden, hasil yang telah dilakukan diperoleh mean sebesar

93.6667 dengan standar deviasi sebesar 4.70021. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas penyuluhan

Agama dalam mengembangkan kecerdasan spiritual wanita

tuna susila di panti social karya wanita berada pada katagori

kurang efektif. Sebab skornya berada diantara skor tertinggi

dan sedang dari nilai yang ada. Kekurangan dalam skripsi ini

adalah ketidak efektifitas dalam penyuluhan agama, oleh

karena itu agar penyuluhan agama lebih ditekankan lagi,

sehingga penyuluhan agama dalam mengembangkan

kecerdasan spiritual dapat lebih efektif.

3. Amini Rahman, 2014. Program Studi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul

“Gambaran Kecerdasan Emosional ABH (Anak Berhadapan

Hukum) Setelah Mengikuti Bimbingan Mental Agama Di

Panti Social Marudi Putra Handayani Jakarta. Skripsi ini

menggunakan pendekatan kuatitatif dengan jenis penelitian

survey deskriptif. Responden yang di teliti ini adalah ABH

 

Page 24: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

10

yang sedang menjalani rehabilitasi dipanti tersebut. Penelitian

ini sangat bagus. Tetapi tidak tergambarkan jelas bahwa ABH

setelah mengikuti bimbingan mental agama.

Dari ketiga kajian pustaka di atas, penelitian yang akan

dilakukan memiliki perbedaan subjek, objek, lokasi, dan fokus

masalah yang berbeda dengan judul penelitian di atas. Untuk

penelitian ini penulis memfokuskan pada efektifitas bimbingan

mental Agama dalam motivasi kesembuhan pasien.

F. Sistematika Penulisan

Dalam Penulisan skripsi ini terbagi kedalam lima bab

yang pada tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub bab sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN merupakan bagian yang menjelaskan

latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, sistematika

penulisan, dan teknik penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI merupakan bagian yang

menjelaskan landasan teori yang berhubungan tentang konsep

efektifitas yang meliputi definisi efektifitas dan pengukuran

efektifitas, konsep bimbingan mental agama yang meliputi

definisi, tujuan, fungsi, dan metode, serta konsep motivasi

kesembuhan yang meliputi definisi, aspek, dan faktor motivasi

kesembuhan.

BAB III METODELOGI PENULISAN merupakan bagian

yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, waktu dan

 

Page 25: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

11

lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, pengumpulan

data, variabel dan definisi operasional, uji validitas dan

reliabelitas instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

merupakan informasi hasil temuan data-data penelitian di

lapangan mengenai gambaran umum Klinik Qita Bogor, yang

mencakup informasi seperti profile sejarah berdirinya, visi dan

misi, struktur organisasi, fasilitas sarana dan prasarana. Pada bab

ini juga menguraikan tentang data-data hasil penelitian meliputi

hasil angket, klasifikasi responden, deskripsi hasil penelitian, dan

analisis data.

BAB V PENUTUP berisi kesimpulan dan saran-saran berkaitan

dengan efektif atau tidaknya bimbingan mental Agama yang

diberikan terhadap para pasien untuk motivasi kesembuhan.

G. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Pedoman dalam penulisan penelitian ini, peneliti mengacu

pada Surat Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nomor: 507 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi).

 

Page 26: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

12

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Efektifitas

1. Definisi Efektifitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “kata efektifitas”

berasal dari kata efektif, yang memiliki beberapa arti, yang

pertama adalah adanya efek, (akibat, pengaruh, kesan). Arti yang

kedua yaitu manjur atau mujarab, sedangkan yang ketiga berarti

membawa hasil, berhasil guna (usaha,tindakan). Kata efektifitas

diambil dari kata “efek” yang artinya akibat atau pengaruh.

Sedangkan “efektif” berarti adanya pengaruh atau akibat dari

sesuatu.1

Efektifitas secara istilah ialah sebagai sesuatu yang

memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, dalam hal ini

efektifitas berkenaan dengan tercapainya suatu tujuan yang telah

ditetapkan.2

Pendapat lain mengatakan, efektifitas adalah pengukuran

melalui tingkat ketercapaian tujuan dan kemampuan dalam

sebuah organisasi.

1Wibowo, Manajemen Kinerja 9 (Depok: Raja Grafindo Persada,

2016), h. 94. 2Syamsir Torang, Organisasi dan Manajemen (Bandung: CV

Alpabeta, 2016), h.99.

 

Page 27: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

13

Selain itu beberapa tokoh mencoba mendefinisikan

tentang efektifitas, sebagai berikut :3

a. Suharto, mendefinisikan bahwa efektifitas merupakan

keterangan yang artinya ukuran hasil atau keberhasilan dalam

mencapai tujuan.

b. Siagian, mendefinisikan bahwa efektifitas menunjuk

keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah

ditetapkan, jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,

berarti makin tinggi efektifitasnya.

c. Soewarno Handayaningrat S., menyatakan bahwa “Efektifitas

adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.

d. James A.F Stoner, menerangkan efektifitas adalah kemampuan

untuk memilih tujuan yang tepat.

e. Dennis Mc Quail, efektifitas secara teori komunikasi berasal

dari kata efektif yang artinya terjadinya suatu perubahan atau

tindakan sebagai akibat diterimanya suatu pesan, dan

perubahannya terjadi dalam segi hubungan antara keduanya,

yakni pesan yang diterima dan tindakan tersebut.

f. Peter. F. Drucker, efektifitas itu dapat dan harus dipelajari

secara sistematis, sebab ia bukanlah bentuk sebuah keahlian

yang lahir secara ilmiah. Efektifitas kerja dapat diwujudkan

melalui sebuah rangkaian kerja, latihan yang intens, terarah

3Siti Nur Komariyah, Efektifitas Penyuluhan Pola Asuh Orang Tua

Berbasis Hynoparenting Pada Wali Murid Paud Pelangi Di Bogor (Skripsi S1

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2014 ), h.18.

 

Page 28: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

14

dan sistematis, bekerja dengan cepat sehingga menghasilkan

kreatifitas.

g. Menurut John. M. Echols dalam kamus bahasa Inggris-

Indonesia secara etimologi efektifitas berasal dari kata efektif

yang artinya berhasil guna.

h. Gibson, James L, Wancevich, John M, dan Donelly bahwa

pengetian efektifitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan

dengan prestasi individu, kelompok dan organisasi. Makin

dekat prestasi mereka yang diharapkan atau prestasi yang

standar, maka akan makin efektif dalam menilai.

i. Melihat beberapa definisi di atas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa efektifitas berarti adanya suatu usaha

atau upaya dalam segala jenis kegiatan atau program yang

tepat guna, atau terdapat pengaruh (efek), dan hasilnya

memuaskan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan

sebelumnya. Dengan demikian efektifitas yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan fungsi, manfaat dan menghasilkan tujuan yang

diharapkan tercapai.

2. Pengukuran Efektifitas

Efektifitas dapat ditentukan atau diukur antar output yang

dihasilkan dengan tujuan yang ditetapkan, semakin besar output

dengan tujuan yang telah ditetapkan maka makin efektif hal

 

Page 29: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

15

tersebut.4 Adapun efektifitas adalah sebuah pengukuran yang

dilihat dari kesesuaian hasil dengan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Adapun untuk mengukur efektifitas program,

sebagai berikut :

a. Sasaran program, yakni mengukur sejauh mana program

tersebut tepat sasaran.

b. Ketepatan waktu, yakni melihat ketapatan waktu dalam

mencapai sesuatu.

Pemanfaatan, yakni melihat sejauh mana program tersebut

dapat bermanfaat.

B. Konsep Bimbingan Mental Agama

1. Definisi Bimbingan Mental Agama

Pengertian bimbingan dalam bahasa disebut kata

“guidance” yang berarti : “menunjukkan, memberikan jalan,

menuntun, bimbingan, bantuan, arahan, pedoman, dan petunjuk.

“Kata dasar atau kata kerja dari “guidance” adalah “to guide”,

yang artinya “menunjukkan, menuntun, mempedomani, menjadi

petunjuk jalan, dan mengemudikan”. Dari berbagai pengertian

itu, maka yang paling umum digunakan adalah pengetian

“memberikan bimbingan, bantuan, dan arahan”.5

Sedangkan pengertian bimbingan secara istilah, adalah

usaha membantu orang lain dengan mengungkapkan dan

4 Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan, Sistem Penegendalian

Manajemen, Terjemahan Kurniawan Tjakrawala (Jakarta: PT Salemba Empat,

2002), h.114. 5 M Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), h.6.

 

Page 30: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

16

membangkitkan potensi yang dimilikinya. Sehingga dengan

potensi itu, ia akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan

dirinya secara wajar dan optimal, yakni dengan cara memahami

dirinya, mengenal lingkungannya, mengarahkan dirinya, mampu

mengambil keputusan untuk hidupnya, dan dengannya ia akan

dapat mewujudkan kehidupan yang baik, berguna dan bermanfaat

di masa kini dan masa yang akan datang.6

Penjelasan lain mengenai bimbingan, jika dilihat dari

sudut pandang agama, dalam hal ini agama Islam memandang

bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan kepada individu

agar mampu hidup selaras sesuai ketentuan Allah.7 Lebih luas

pengertian bimbingan secara istilah menurut beberapa pendapat

para ahli sebagai berikut:

a. Menurut Walgito, bimbingan adalah bantuan atau pertolongan

yang diberikan individu-individu atau sekumpulan individu-

individu dalam menghindari atau mengatasi keulitan-kesulitan

didalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan

individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.8

b. Menurut Dewa Ketut Sukardi pengetian bimbingan adalah

suatu proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar

dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki,

mengenal dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan

sehingga mereka dapat menetukan diri sendiri, mengatasi

6M Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), h.6. 7 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII

Pres, Yogyakarta, 2001, h.4. 8Bimo Walgito, Bimbingan dan penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta:

Andi Offset, 1998), h.4.

 

Page 31: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

17

persoalan-persoalan mereka dapat menemukan diri sendiri

jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung

kepada orang lain.9

c. Menurut Rachman Natawidjaja pengertian bimbingan adalah

suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang

dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut

dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan

dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan

tuntutan dan keadaan lingkungan keluarga dan masyarakat

serta kehidupan pada umumnya.10

d. Menurut Djumhur dan Moh. Surya berpendapat bahwa

bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-

menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan

masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk

memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk

menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk

mengarahkan dirinya (self direction), dan kemampuan untuk

merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi

atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan

lingkungan, baik keluarga, maupun masyrakat.11

e. Menurut Hallen mendefinisikan bimbingan merupakan proses

pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang

pembimbing, yang dipersiapkan kepada individu yang

9Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Bina

Aksara, 1998), Cet-1 h.65 10

Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta:

Amzah, 2010), Cet-1 h.6. 11

Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung: CV Pustaka

Setia, 2012), h.80.

 

Page 32: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

18

membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh

potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan

berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam suasana

asuhan yang normative adar tercapai kemandirian sehingga

individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun

lingkunganya.12

Dari pendapat yang telah diuraikan diatas dapat dipahami

bahwa yang dimaksud bimbingan adalah suatu upaya untuk

memberikan bantuan baik fisik maupun mental kepada individu

maupun kelompok untuk menggali, mengembangkan

kemampuan, memperoleh keterampilan-keterampilan, serta

menginterpretasi-interpretasi untuk menyesuaikan diri lebih baik.

Serta dapat memecahkan permasalahannya sendiri dan membantu

memecahkan permasalahan orang lain. Dengan itu akan

terwujudnya kemandirian diri, kehidupan yang lebih baik,

sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri

maupun bagi lingkungannya.

Mental berasal dari kata lain mens, mentis yang artinya

jiwa, sukma, roh, semangat.13

Menurut Arifin menyatakan, arti

mental adalah sesuatu kekuatan yang abtrak (tidak tampak) serta

tidak dapat dilihat oleh panca indera tentang wajud dan dzatnya,

melainkan yang tampak adalah hanya gejalanya saja dan gejala

12 Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling,

(Jakarta: PT Rineka Cipta), h.94. 13

Kartini kartono, Hygiene mental, (Bandung: Mandar maju: 2000),

h.3.

 

Page 33: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

19

inilah yang mungkin dapat dijadikan sasaran penyediaan ilmu

jiwa atau lainya.14

Menurut Notosoedirijo dan Latipun, kata mental diambil

dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam

bahasa Latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Jadi istilah

mental hygiene dimaknai sebagai kesehatan mental atau jiwa

yang dinamis bukan statis karena menunjukkan adanya usaha

peningkatan.15

Selain itu, menurut Zakiah Darajat, Orang yang sehat

mentalnya adalah orang-orang yang mampu merasakan

kebahagian dalam hidup, karena orang-orang yang dapat

merasakan bahwa dirinya berguna, berharga, dan mampu

menggunakan potensi dan bakatnya semaksimal mungkin dan

mampu menyesuaikan diri dari kegelisahan-kegelisahan dan

gangguan jiwa serta tetap terpelihara moralnya.16

Sementara itu, agama adalah wahyu yang diturunkan

Tuhan untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan

orientasi, motivasi, dan membantu manusia untuk mengenal dan

menghayati sesuatu yang sakral.17

Menurut Arif Budiman agama dipandang dalam dua

kategori, “Pertama, agama sebagai keimanan (doktrin), dimana

14

M. Arifin, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Ruhaniyah

Manusia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987) h.17 15

Riana Amelia, Metode Bimbingan Mental Spriritual Terhadap

Penyandang Masalah Tuna Uila Dipanti Sosial Karya Wanita (Pskw) Mulya

Jaya Jakarta, (Jakarta:Perpustakaan UIN Jakarta), h.21. 16

Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta:PT Gunung Agung,

1975). Cet. Ke-5, h.11. 17

Mastuhu, Metodelogi Penelitian Agama, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Prasada, 2006), h.1.

 

Page 34: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

20

orang percaya terhadap kehidupan kekal dikemudian hari, lalu

orang mengabdikan dirinya untuk kepercayaan tersebut. Kedua,

agama sebagai yang mempengaruhi perilaku manusia. Dengan

demikian agama identik dengan kebudayaan”.18

Menurut Ainur Rahim Faqih, bimbingan agama Islam,

ialah suatu proses pemberian bantuan terhadap individu agar

dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan

ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai

kebahagian hidup di dunia dan akhirat.19

Merujuk pada pengertian di atas, maka peneliti

menyimpulkan bimbingan mental Agama adalah suatu usaha

pemberian bantuan kepada orang lain melalui pendekatan

keagamaan, dalam hal ini adalah ajaran agama Islam yang

bertujuan agar individu mampu merasakan kebahagiaan dalam

hidup, merasakan bahwa dirinya berguna, dan dapat

mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri, serta

mentalnya terhindar dari perasaan-perasaan yang menguasainya

seperti kecemasan – kecemasan, dan rasa putus asa, sehingga

pasien mampu mengamalkan nilai-nilai agama Islam yang

bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.

18

Arif Budiman, Agama Demokrasi dan Keadilan (Jakarta: PT

Gramedia, 1993), Cet.ke-3, h. 13. 19

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII

Pres, Yogyakarta, 2001, h.61.

 

Page 35: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

21

2. Tujuan Bimbingan Mental Agama

Dalam bimbingan Agama memiliki tujuan yang secara

rinci dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan,

dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, damai,

bersikap lapang dada, dan mendapatkan taufik dan hidayah

Tuhannya.

b. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan

kesopanan, tingkah laku, yang dapat memberikan manfaat,

baik pada diri sendii, lingkungan, keluarga, lingkungan kerja,

maupun lingkungan social dan alam sekitar.

c. Untuk menghasilkan rasa (emosi pada individu sehingga

muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan,

tolong menolong, dan rasa kasih sayang.

Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu

sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk

berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala

perintah-Nya, serta ketabahan menerima ujian-Nya.20

3. Fungsi Bimbingan Mental Agama

Dalam menerapkan bimbingan mental Agama kepada

seseorang atau kelompok, bimbingan mental Agama yang

dimaksudkan bukan pembimbing atau penyuluh yang

memberikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh pasien,

20

Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:

Amzah, 2010), h.43.

 

Page 36: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

22

melainkan pembimbing hanya memberikan arahan atau gambaran

terhadap masalah yang sedang dihadapi dan mampu memilih

jalan yang akan dipilih untuk menyelesaikan masalah, karena itu,

terdapat perbedaan fungsi bimbingan Agama sebagai berikut :

a. Fungsi Preventif atau pencegahan, yaitu membantu individu

untuk mencegah timbulnya kesulitan pada diri individu.

b. Fungsi Kuratif atau penyembuhan, yaitu membantu individu

untuk mengobati atau menyembuhkan masalah yang dihadapi

oleh individu.

c. Fungsi Preservative atau pemeliharan, yaitu membantu

individu untuk menjaga atau memelihara keadaan yang sudah

baik agar tidak terulang mengalami masalah lagi.

d. Fungsi Developmental atau pengembangan, yaitu membantu

individu untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri

individu.

e. Fungsi Adapti atau pengadaptasian, yaitu membantu individu

dalam hal menyesuaikan dengan minat, kebutuhan, serta

kondisi individu.

f. Fungsi Adjustif atau penyesuaian, yaitu membantu individu

agar dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam

lingkungannya.21

4. Metode Bimbingan Mental Agama

Ada beberapa metode yang digunakan dalam bimbingan

mental Agama, yang dapat digunakan. Dimana metode dapat

21

Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islam di

Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h.71-73.

 

Page 37: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

23

diartikan sebagai cara untuk mendekati masalah sehingga

diperoleh hasil yang memuaskan. Sebaiknya metode digunakan

secara langung, dimana pembimbing melakukan komunikasi

secara langsung (tatap muka) dengan pasien. Berikut adalah

metode bimbingan mental Agama secara garis besar sebagai

berikut:

a. Metode Individual

Dalam metode ini pembimbing melakukan komunikasi

langsung dengan pasien secara individual. Yaitu dengan cara

percakapan pribadi, berupa pembimbing melalukan dialog dan

langsung bertatap muka.

b. Metode Kelompok

Dalam metode ini pembimbing melakukan komunikasi

langsung pada pasien secara kelompok, yaitu dengan cara teknik

diskusi kelompok dan para pasien yang mempunyai masalah yang

sama.

C. Konsep Motivasi Kesembuhan Pasien

1. Definisi Motivasi Kesembuhan

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang

bermakna bergerak, mendorong, mengatakan tingkah laku

manusia.22

Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan

energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

22

Iskandar, Psikologi Pendidikan, (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat:

Gaung Persada Press, 2009), h.180.

 

Page 38: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

24

tujuan, dari pengertian yang dikemukakan Mc.Donald ini

mengandung tiga elemen penting, yaitu;23

a. Bahwa motivasi itu mengalami perubahan energy pada diri

setiap individu manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi, motivasi

dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi

yakni tujuan.

Dalam buku psikologi pendidikan, karya Ngalim

Purwanto, 2007 mengatakan bahwa motif adalah menunjukkan

suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu.24

Sementara itu Sarlito Wirawan Sarwono, berpendapat

bahwa motif berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit

tenaga bagi seseorang untuk terjadinya tingkah laku. Sarwono,

juga memaparkan motivasi adalah suatu kehendak yang

menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu

berbuat dan bertindak dengan kata lain bertingkah laku. motivasi

itu akan timbul karena adanya suatu kebutuhan atau keinginan

yang harus di penuhi dan keinginan itu akan terdorong individu

untuk melakukan tindakan agar tujuannya tercapai.25

Motivasi kesembuhan merupakan kekuatan bagi pasien

karena hanya dengan motivasi tinggi tersebut untuk tercapai

23

Akyas Azhar, Psikologi Umu dan Perkembangan, (Jakarta: PT.

Mizan Publika, 2004), h.66-67. 24

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakaryah, 2007), Cet.22, h.60. 25

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta:

Bulan Bintang, 2000), Cet.8, h.56-57.

 

Page 39: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

25

kesembuhan maka seseorang yang mengalami depresi karena

ganguan fisik dapat mengingkatkan kesehatannya.26

Chaplin menyatakan bahwa sembuh adalah kembalinya

seseorang pada suatu kondisi kenormalan setelah menderita suatu

penyakit, penyakit mental atau penyakit fisik. Dengan demikian

dapatlah dikatakan bahwa motivasi kesembuhan pada dasarnya

adalah kondisi mental yang memotivasi dilakukannya suatu

tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan

(energy) yang mengarah kepada pencapaian kesembuhan.27

Sedangkan makna sembuh sudah terkandung dalam kata

shihhah, dengan kata lain sembuh itu merupakan bagian dari

sehat. Sembuh adalah sebuah progress yang dilalui seseorang

ketika terlepas dari sakit dan beranjak sehat. Dalam Al-Qur’an

istilah sembuh disebut syifa-um, kata syifa berakar dari huruf

syin-fa-ya (syafa-yasfi dan syifa-an). Menurut ibnu mandhur

syifa berarti obat yang terkenal yaitu obat yang dapat

menyembuhkan penyakit, Adapun katagori sembuh yaitu:28

1. Sembuh Sempurna yaitu bentuk dan fungsi tubuh pasien

kembali berfungsi seperti keadaan sebelumnya.

2. Sembuh dengan cacat yaitu pasien sudah tidak membawa

penyakit dan gejala penyakit juga sudah tampak berhenti,

26

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta:

Bulan Bintang, 2000), Cet.8, h.58 27

Anisatun Nur Faridah, Pengaruh Bimbingan Rohani Islam

Terhadap Motivasi Kesembuhan Pasien DI RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

(Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, 2017), h.

15. 28 Sambas Wiradisuria, Menggapai Kesembuhan Sebuah Harapan

dan Peluang Menapaki Jalan Kebahagian, (Jakarta: Paramedia

Komunikatama, 2016), h.106.

 

Page 40: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

26

namun bentuk dan fungsi tubuh tidak seperti keadaan

sebelumnya atau cacat.

3. Sembuh fungsional yaitu pasien masih membawa penyakit,

namun gejala penyakit sudah tampak berhenti sehingga pasien

dapat bekerja lagi dengan fungsi tubuh normal yang apabila

daya tahan tubuh menurun, maka penyakit dapat kambuh

kembali.

4. Sembuh kronis yaitu pasien pada keadaan ini penyakit tampak

berhenti dengan kata lain tidak bertambah berat atau

bertambah ringan, tetapi gejala-gejala penyakit masih nampak

dan tidak berubah juga.

2. Macam-Macam Motivasi

Menurut purwanto motivasi dibagi menjadi dua jenis,

yaitu :29

a. Motivasi intristik berasal dari dalam diri manusia, biasanya

timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan

sehingga manusia menjadi puas.

b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik berasal dari luar

yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan.

Perilaku yang dilakukan dengan motivasi ekstrinsik penuh

dengan kekhawatiran, kesangsian, apabila tidak tercapai

kebutuhan.

29 Anggita Noerma Utama, Konseling Untuk Memberikan Motivasi

Kesembuhan Anak Yang Menderita Kanker Di RSUD Moewardi Surakarta

(Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Dakwah IAIN Surakarta, 2017), h. 25.

 

Page 41: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

27

3. Aspek Motivasi Kesembuhan

Aspek-aspek mendorong kesembuhan menurut Conger

1997, adalah sebagai berikut:30

a. Memiliki sikap positif, hal ini menunjukkan adanya

kepercayaan diri yang kuat, perencanaan diri yang tinggi, serta

selalu optimis dalam menghadapi sesuatu hal.

b. Berorientasi pada pencapaian suatu tujuan, aspek ini

menunjukkan bahwa motivasi menyediakan suatu orientasi

tujuan tingkah yang diarahkan pada sesuatu.

c. Kekuatan yang mendorong individu, hal ini menunjukkan

bahwa timbulnya kekuatan akan mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Kekuatan ini berasal dari dalam diri

individu, lingkungan sekitar, serta keyakinan individu akan

kekuatan kodrati.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan

Mc.Gie menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi

kesembuhan , yaitu :31

a. Ingin lepas dari sakit yang mengganggu kehidupan sehari-

hari.

30

Anisatun Nur Faridah, Pengaruh Bimbingan Rohani Islam

Terhadap Motivasi Kesembuhan Pasien DI RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

(Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, 2017),

h.18. 31

Firda Ayu Wahyuni, Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

Dengan Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Ibnu Sina

YW-UMI Makasar (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan, UIN Alauddin, 2014

), h,26.

 

Page 42: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

28

b. Merasa belum sepenuhnya mengembangkan potensi-potensi

yang dimiliki.

c. Masih ingin menikmati prestasinya.

d. Masih memiliki beberapa anak yang masih memerlukan

bimbinngan dan perhatian serta biaya bagi pendidikannya.

e. Masih ingin melihat anak-anaknya berhasil meraih cita-cita.

f. Merasa belum banyak berbuat baik kepada orang lain.

g. Banyak mendapatkan dukungan Support) dari keluarga dan

temen-temen sehingga seseorang tersebut merasa masih

diperlukan dalam kehidupan selanjutnya.

5. Pengertian Pasien

Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima

perawatan medis, kata pasien dari bahasa Indonesia anolog

dengan kata patient dari bahasa Inggris, patient diturunkan dari

bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti dengan

kata pati yang artinya “menderita”, orang sakit (yang dirawat

dokter), penderita (sakit), secara tradisional telah digunakan

untuk menggambarkan orang yang menerima perawatan.32

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29

Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa

pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah

kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang

32

https://www.google.com/amp/s/tintahmerah.wordpress.com/2015/06

/23/pengertian-pasien/amp/ diakses pada tanggal 12 November 2018, Pukul

20.30 Wib.

 

Page 43: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

29

diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada

dokter.

Sedangkan pasien menurut Johnson dalam Christensen

Kenney pasien adalah klien yaitu sistem perilaku (orang) yang

terancam atau secara potensial terancam oleh penyakit

(ketidakseimbangan) dan atau dirawat dirumah sakit.

Adapun beriku adalah hak-hak pasien dan kewajiban

pasien sebagai berikut ; Hak-hak yang dimiliki pasien

sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-undang No.29 Tahun

2004 tentang Praktik Kedokteran, adalah : Mendapatkan

penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis, meminta

pendapat dokter atau dokter gigi lain, mendapat pelayanan sesuai

dengan kebutuhan medis, menolak tindakan medis, mendapatkan

isi rekam medis.

Dan berikut adalah kewajiban-kewajiban pasien sebagai

kewajiban pasien yang diatur dalam pasal 53 undang-undang no.

29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran ini adalah: memberikan

informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatanya,

mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau doter gigi, mematuhi

ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan dan

memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima33

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

motivasi kesembuhan pasien adalah daya, kekuatan atau

33 Pasko Tujuh Belas. Pendidikan dan Hukun Kesehatan,

http://prasko17.blogspot.com/2013/04/pengertian-hak-dan-kewajiban-pasien.html. Diakses pada tanggal 12 November 2018, Pukul 20.30 Wib.

 

Page 44: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

30

dorongan untuk bertindak sesuai dengan yang di inginkan yaitu

pulih, sembuh dari keadaan sakit dan menjadi sehat kembali dan

membentuk keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan seseorang hidup lebih produktif.

D. Kerangka Berpikir

Dalam perjalanan hidupnya manusia memiliki tiga

keadaaan, yaitu: sehat, sakit, dan mati. Di waktu sakit, tidak

hanya fisik saja yang menderita tetapi juga mentalnya. Mereka

mendapatkan perasaan cemas akan ketidakpastian perawatan

yang dijalaninya, sehingga menimbulkan guncangan pada mental

mereka dan jiwanya mengenai penyakit yang di deritanya. Pada

dasarnya manusia menginginkan keadaan sehat baik jasmani

maupun rohani. Sehingga dalam hal ini pengobatan tidak hanya

dilakukan dengan fisik saja secara non-fisik pun perlu dilakukan.

Pengobatan non-fisik yang berupa bantuan spiritual atau

bimbingan mental agama dirasa perlu untuk menimbulkan

semangat dan rasa optimis bagi pasien dalam menghadapi

penyakit sebagai salah satu cobaan dari Allah.

Kebutuhan manusia tidak saja akan rasa kasih sayang,

rasa aman, rasa harga diri, bebas, sukses, dan ingin tahu, tetapi

juga kebutuhan akan agama. Agama merupakan kebutuhan

tertinggi manusia, karena manusia bersifat lemah dan

memerlukan bantuan dari yang Maha Agung dalam menjalani

kehidupan. Menurut Zakiyah Daradjat, kepentingan manusia akan

agama didasarkan dua pandangan. Pertama, agama sebagai

 

Page 45: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

31

kebutuhan psikis yang perlu dipenuhi. Kedua, agama merupakan

alat kontrol bagi manusia dalam beraktivitas.34

Dalam hal ini bimbingan bimbingan mental agama

sangatlah dibutuhkan pasien untuk dapat menenangkan hati atau

jiwa pasien yang sedang gelisah akan penyakitnya sehingga

pasien dapat terdorong untuk segera sehat. Sedangkan,Motivasi

berasal dari kata movere dalam bahasa Latin, yang artinya

bergerak. Berbagai hal yang bisanya terkandung tentang motivasi

antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran,

dorongan dan insentif.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu motif

adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau

menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan

menyalurkan perilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang yang

selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan. Karena itulah, dapat

dikatakan bahwa definisi motivasi didefinisikan, terdapat tiga

komponen utamanya, yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Kebutuhan, yang merupakan segi pertama dari motivasi, timbul

dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam

dirinya. Dalam pengertian homeostatic, kebutuhan timbul atau

diciptakan apabila dirasakan adanya ketidakseimbangan antara

apa yang dimiliki dengan apa yang menurut persepsi yang

bersangkutan seyogyanya dimilikinya, baik dalam arti fisiologis

34

Chairul Anwar, Hakikat Manusia dan Pendidikan Sebuah Tinjauan

Filosofis, (Yogyakarta: Suka Press, 2014), h. 41

 

Page 46: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

32

maupun psikologis.35

Sehingga hal ini berhubungan dengan

kesembuhan pasien.

Berdasarkan penjelasan di atas, untuk memudahkan dalam

penelitian ini, peneliti membuat kerangka berpikir tentang

Efektifitas Bimbingan Mental Agama dalam Motivasi

Kesembuhan Pasien sebagai berikut :

Gambar 1.

35

Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya,

(Jakarta:Rineka Cipta, 2012), hlm. 142.

Bimbingan

Mental Agama

(Teori Ainur

Motivasi

Kesembuhan

Pasien

1. Kognitif

2. Afektif

3. Psikomotorik

1. Tindakan

2. Kekuatan

3. Pencapaian

Tujuan

 

Page 47: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain dan Pendekatan Jenis Penelitian

Desain penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar

penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai

dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian.1 Desain

penelitian merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian.

Dalam desain penelitian bisa memuat penjelasan tentang

pendekatan dari penelitian yang dilakukan.

Ditinjau dari pendekatannya, penelitian ini menggunakan

pendekatan penelitian kuantitatif asosiatif. Dikatakan, kuantitatif

karena data penelitian yang dikumpulkan berbentuk angka-angka

dan dianalisis menggunakan statistik serta bermaksud menguji

hipotesis yang telah ditetapkan. Dipilihnya sebagai penelitian

asosiatif karena berupaya menjelaskan ada tidaknya hubungan

diantara variabel penelitian berdasarkan koefisien korelasi.2

Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei,

yang mengambil sampel dari satu populasi dengan kuisioner

sebagai alat pengumpulan data yang pokok.3

1 Ahmad Tanzeh, MetodologiPenelitianPraktis, (Yogyakarta: Teras,

2011), hal. 132

2 Sugiyono, Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2012), h.14. 3 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES,

1989), h 3.

 

Page 48: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

34

B. Ruang Lingkup Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan ruang lingkup

dalam penelitian ini, diantaranya :

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Qita yang beralamat di

Perumahan Komplek Pertanian Jl. Sedap Malam Raya Atsiri

Permai Desa Ragajaya Kec. Bojonggede Kab. Bogor 16431.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan

Maret sampai bulan September 2018.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan :4

a. Primer, Data primer dalam penelitian ini berupa informasi

yang diperoleh peneliti dengan cara melakukan interview,

observasi lembaga dan penyebaran angket atau keusioner

kepada para pasien di Klinik Qita Bogor yang berhubungan

dengan informasi yang diperlukan oleh peneliti.

b. Sekunder, Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari

sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang

dibutuhkan. Data sekunder yang kita gunakan ini berupa

dokumen-dokumen, catatan-catatan dan buku-buku.

Pengumpulan data bersifat prosedur yang sistematis dan

standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

4 Syofian Sirigar, Metode Penelitian Kuantitatif di Lengkapi Dengan

Perbandingan Pertingan manual & SPSS, (Jakarta Kencana 2017), cet Ke-4,

h.16.

 

Page 49: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

35

C. Metode Penentuan Sempel

Dalam penentuan sampel dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode sebagai berikut:

1. Populasi

Populasi menurut Kuzma (1984) yang dimaksud populasi

adalah sekelompok orang atau objek dengan satu karakteristik

umum yang dapat diobservasi. Menurut Notoatmojo (2002)

populasi diartikan sebagai keseluruhan objek penelitian atau yang

diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek (benda) atau subjek (orang) yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti

dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Adapun populasi dalam

penelitian ini adalah pasien di Klinik Qita Bogor yang berjumlah

120 pasien.

2. Sampel

Sampel terjemahan dari bahasa Inggris sample yang

artinya comotan atau mengambil sebagian dari yang banyak

(study population). Sample merupakan subset yang dicuplik dari

populasi, yang akan diamati dan diukur peneliti. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik Probability Samping, dimana mengambil

sampel adalah Simple Random Sampling, Random Sampling yaitu

teknik yang paling sederhana (simpel). Sampel ini diambil secara

5 Sulisstyaningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-

Kualitatif. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h.64.

 

Page 50: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

36

acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populai,

tiap elemen populasi memiliki peluang yang sama dan diketahui

untuk terpilih sebagai subjek.6

Dalam menentukan sampel penelitian ini, penulis

menggunakan teknik Solvin dengan formula yang sederhana

sebagai berikut:7

Rumus :

Di mana :

n = sampel

N= Jumlah populasi

e= Perkiran tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10% (0,1)

Maka :

n =

n =

n = 54,54

Berdasarkan perhitungan rumus diatas, maka diperoleh

sampel penelitian dengan dibulatkan menjadi 55 orang.

6 Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis,Disertasi Dan

Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2014), h.151 7 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17, (Jakarta: Rajawali

Pers,2010), h.149

 

Page 51: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

37

D. Variabel Penelitian

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:8

1. Variabel Independen atau variable bebas dalam penelitian ini

adalah bimbingan mental agama (Variabel X), yang

menyentuh aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Variabel Dependen atau variable terikat dalam penelitian ini

adalah motivasi kesembuhan pasien (Variabel Y),

mengarahkan pada aspek tindakan, kekuatan, dan pencapaian

kesembuhan.

E. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan

variabel-variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional

dalam kaitannya dengan proses pengukuran variabel-variabel

tersebut. Definisi Operasional memungkinkan sebuah konsep

yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga

memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran.9 Adapun

definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat melalui

tabel definisi operasional dan indikator penelitian yang telah

peneliti buat, sebagai berikut:

8 Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis,Disertasi Dan

Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2014), h.48 9 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif

(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006), h. 27.

 

Page 52: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

38

Tabel 1

Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

(Variabel X)

Variabel Teori Definisi

Operasioanal

Indikator

Bimbingan

Mental

Agama (X)

Merujuk pada

pengertian

bimbingan agama

Islam menurut

Ainur Rahim

Faqih. maka dapat

disimpulkan

bahwa Bimbingan

mental Agama

adalah suatu usaha

pemberian

bantuan kepada

individu melalui

pendekatan

keagamaan, dalam

hal ini adalah

ajaran agama

Islam yang

bertujuan agar

individu mampu

merasakan

kebahagiaan

dalam hidup,

merasakan bahwa

dirinya berguna,

dan dapat

Bimbingan

Mental Agama

merupakan

suatu proses

pemberian

bantuan

terhadap

individu

melalui

pendektan

keagamaan

yang diberikan

pembimbing

dengan

menyentuh

aspek kognitif,

afektif dan

psikomotorik.

Kognitif :

a. Mengetahui

1. Pasien mengetahui

tujuan bimbingan

mental agama di

klinik qita.

2. Pasien mengetahui

manfaat yang

didapat dari

bimbingan mental

agama di Klinik

Qita.

b. Memahami

Pasien memahami

bimbingan mental

agama yang

disampaikan oleh

pembimbing di Klinik

Qita.

c. Kreasi

Pasien merasakan

adanya manfaat dari

bimbingan mental

agama yang

disampaikan oleh

pembimbing di Klinik

 

Page 53: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

39

mengembangkan

potensi yang ada.

Qita.

d. Aplikasi

Pasien dapat menerima

materi yang

disampaikan oleh

pembimbing mental

agama di Klinik Qita.

Afektif

a. Menerima

Pasien menerima

bimbingan mental

agama dengan penuh

kesadaran.

b. Menanggapi

Pasien menyimak

secara aktif materi

yang disampaikan oleh

pembimbing dalam

bimbingan mental

agama di Klinik Qita.

c. Menilai

Pasien dapat menilai

suatu perubahan

prilaku setelah

mendapatkan

bimbingan mental

agama di Klinik Qita.

d. Mengelola

Pasien mendapatkan

manfaat setelah

bimbingan mental

agama di Klinik Qita.

 

Page 54: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

40

e. Menghayati

Pasien merasa nyaman

dengan proses

bimbingan mental

agama di Klinik Qita.

Psikomotorik:

a. Menirukan

Pasien mengikuti

materi bimbingan

mental agama yang

disampaikan oleh

pembimbing di Klinik

Qita.

b. Artikulasi

Pasien mampu

menghafalkan doa-doa

yang diajarkan oleh

pembimbing di Klinik

Qita.

c. Mengimplementasik

an

Pasien menerapkan

materi yang telah

disampaikan saat

bimbingan mental

agama di Klinik Qita.

 

Page 55: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

41

Tabel 2

Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

(Variabel Y) Variabel Teori Definisi

Operasional

Indikator

Motivasi

Kesembuhan

(Y)

Caplin

menyatakan bahwa

motivasi

kesembuhan pada

dasarnya adalah

kondisi mental

atau penyakit fisik

yang memotivasi

dilakukannya

suatu tindakan

action atau

activities) dan

memberikan

kekuatan (energy)

yang mengarah

kepada pencapaian

kesembuhan.

Motivasi

kesembuhan

adalah daya

atau kekuatan

yang berasal

dari diri

individu yang

mengarahkan

pada aspek

tindakan

(action),

kekuatan

(energy), dan

pencapaian

kesembuhan.

Tindakan (Action)

a. Percaya Diri

Pasien memiliki

kepercaya diri yang

tinggi walaupun

dalam keadaan

sakit.

b. Perencanaan diri

yang tinggi

Pasien memiliki

cita-cita atau tujuan

hidup walaupun

dalam keadaan

sakit.

c. Optimis dalam

segala hal

Pasien memiliki

semangat untuk

sembuh dari

penyakitnya.

Kekuatan (Energy)

a. Kekuatan

Spiritual

Pasien meyakini

kekuatan spiritual,

bahwa sakit

datangnya dari

Allah.

 

Page 56: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

42

b. Dukungan

Keluarga

Pasien merasakan

Perhatian dan kasih

sayang dari

keluarga.

c. Dukungan

Sosial

Pasien merasakan

dukungan dari

kerabat dalam

menghadapi ujian.

Pencapaian Tujuan

a. Sabar

Pasien memiliki

ketabahan yang

sangat tinggi dalam

menghadapi

penyakit yang

dialami.

b. Bersyukur

Pasien menerima

dengan ikhlas

penyakit yang

dideritanya.

c. Kesembuhan

Pasien memiliki

motivasi untuk

mencapai

kesembuhan.

 

Page 57: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

43

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksaanaan penelitian ini, penelitian

menggunakan beberapa teknik untuk mempermudah

pengumpulan data-data yang diperlukan. Dalam pengumpulan

data dalam penelitian terdapat banyak cara yang dipakai untuk

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari

sumber data pertama di lokasi penelitian atau obyek penelitian.10

Berikut adalah data primer penulis sebagai berikut.

a. Kuisioner/Angket

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi

yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap,

keyakinan, perilaku, dan karakteristik. Angket digunakan penulis

untuk memperoleh data dari narasumber, yakni para pasien

penderita penyakit kronis di Klinik Qita Bogor.11

Tabel 3

KISI-KISI KONSTRUK INSTRUMEN VARIABEL X

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR ITEM

(+) (-)

Kognitif

a. Pengetahuan 1,2,4

b. Pemahaman 3,7 8

c. Kreasi 5

10

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif di Lengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta Kencana, 2017), cet Ke

4, h.16 11

Sofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17, (Jakarta: Rajawali

Pers,2010), h.132.

 

Page 58: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

44

Bimbingan

Mental

Agama (X)

d. Aplikasi 6,9

Afektif

a. Menerima 10 11

b. Menanggapi 12,13 14

c. Menilai 15,22 17

d. Mengelola 16,29 18

e. Menghayati 19,20

Psikomotorik

a. Menirukan 27,21

b. Artikulasi 23 24

c. Mengimplementasikan 25,30 28

Tabel 4

KISI-KISI KONSTRUK INSTRUMEN VARIABEL Y

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR ITEM

(+) (-)

Motivasi

Kesembuhan

(Y)

Tindakan

(Action)

a. Kepercayaan diri 31,32 33

b. Perencanaan diri

yang kuat 34

c. Optimis dalam

menghadapi hal 35,41

Kekuatan

(Energy)

a. Dukungan

Keluarga

45,46,4

7,50

b. Dukungan Sosial 48,49

c. Keyakinan Kepada

Allah

44

Pencapaian

Tujuan

a. Sabar 36,40

b. Syukur 37, 42 38

d. Kesembuhan 39,43

 

Page 59: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

45

b. Observasi

Observasi ialah pengamatan dengan menggunakan indera

penglihatan tetapi tidak mengajukan pertanyaan.12

Dalam

penelitian ini metode yang digunakan penulis adalah observasi

partisipatoris, yakni penulis dengan cara terlibat dan mengamati

dalam metode bimbingan mental agama dalam motivasi

kesembuhan pasien di klinik qita.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan yang dapat berupa secarik

kertas yang berisi tulisan mengenai kenyataan, bukti, ataupun

informasi, dapat pula berupa foto, pita-kaset atau pita recording,

slide, mikro film dan film. Dokumen tersebut berguna sebagai

bukti sumber data untuk membuka kesempatan lebih untuk

memperluas pengetahuan terhadap suatu yang diselidiki atau

diteliti.13

Dalam penelitian ini penulis berusaha

mendokumentasikan bimbingan mental agama, semua kegiatan di

klinik qita, fasilitas yang ada, arsip-arsip yang dimiliki seperti

12

Sedamayanti & Syarifudin Hidayat, Metodelogi Penelitian

(Bandung:CV Mandar Maju, 2011), h.84 13

Sedamayanti & Syarifudin Hidayat, Metodelogi Penelitian

(Bandung:CV Mandar Maju, 2011), h.86

 

Page 60: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

46

stuktur organisasi, serta hasil prestasi yang pernah didapatkan

oleh para pasien klinik qita dalam suatu perlombaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang langsung diperoleh dari

sumber kedua atau sumber dari data yang dibutuhkan. Adapun

dalam penelitian ini penulis berusaha memperoleh sumber data

kedua dari buku, skripsi, tesis, majalah, jurnal, internet dan

sumber lainnya yang dapat memperoleh informasi tambahan

berkaitan dengan masalah yang diteliti.14

G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu

mengukur apa yang ingin di ukur. Suatu instrumen yang valid

akan memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang

tidak valid akan memilki validitas yang rendah.15

Adapun Rumus

yang bisa digunakan untuk mengukur validitas instrument

penelitian (angket) adalah rumus Pearson Product Moment.

Untuk memudahkan uji validitas dalam penelitian ini, peneliti

juga menggunakan bantuan sofware SPSS Versi 22 For Windows

dan Microsoft Exel 2010.

14

Sedamayanti & Syarifudin Hidayat, Metodelogi Penelitian

(Bandung:CV Mandar Maju, 2011), h.76 15

Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Prakte,

(Jakarta:Rineka Cipta, 2001), h. 141

 

Page 61: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

47

Berdasarkan hasil uji validitas efektifitas bimbingan

mental agama dalam motivasi pasien yang telah dilakukan oleh

10 responden di Puskesmas Bugel Tangerang, maka diperoleh

skor taraf signifikasi sebesar 5%. Selanjutnya hasil dapat dilihat

pada lampiran 2 bahwa terdapat 30 butir pernyataan dari variabel

bimbingan mental agama dan 20 butir pernyataan variabel

motivasi kesembuhan, sehingga didapatkan hasil 2 pernyataan

dari variabel bimbingan mental agama dan 10 pernyataan dari

variabel motivasi kesembuhan dinyatakan tidak valid, lalu

peneliti memperbaiki 2 butir pernyataan dan 10 butir pernyataan

dihapuskan, sehingga jumlah butir pernyataan yang digunakan

dalam uji inti berjumlah 40 butir pernyataan. Kemudian setelah

itu hasil uji instrumen yang telah valid disebar kembali kepada 55

responden.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk adanya konsistensi dan stabilitas

nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi

pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya.16

Reliabilitas

merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan

hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat

16

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif

(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006), h. 100.

 

Page 62: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

48

tersebut reliabl atau dapat diandalkan.17

Adapun pada uji

reliabilitas instrumen ini, peneliti menggunakan reablity analysis

dengan metode Cronbach Alpha dan dengan menggunakan

bantuan sofware SPSS Versi 22 For Windows dan Microsoft Exel

2010.

Teknik ini merupakan uji realibilitas dengan cara

membagi bagian yang relatif sama, sehingga masing-masing test

mempunyai dua macam skor, yaitu skor belahan pertama (awal)

dan belahan kedua (akhir). Adapun hasilnya adalah sebagai

berikut :

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100,0

Excludeda

0 0,0

Total 10 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,963 50

17

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta:

kencana, 2005), Cet. 4. h 96.

 

Page 63: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

49

Berdasarkan output uji reabilitas menggunakan teknik

Split Half Test dan di lanjutkan dengan rumus Spearman Brown

dengan bantuan Sofware SPSS dapat dilihat perolehan nilai

adalah 0,915. Maka dapat disimpulkan 0,915 > 0,5 dengan

demikian variabel bimbingan mental agama dan motivasi

kesembuhan dikatakan reliabel atau baik, sehingga data hasil

kuisioner dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur

pengumpulan data atau mengukur objek yang sudah diterapkan.

H. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang mudah dibaca dan mudah dipahami.18

Adapun dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data

kuantitatif deskriptif yaitu menggambarkan dan menjelaskan

obyek penelitian. Untuk mengetahui efektifitas bimbingan mental

agama dalam motivasi kesembuhan pasien di Klinik Qita Bogor

dilakukan dengan mengembangkan prosedur pengukuran dengan

skala likert.

18

Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia,

1999), h. 64.

 

Page 64: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

50

Tabel 5

Skala Likert

No Alternatif Jawaban Positif Negatif

1 Sangat Setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Netral 3 3

4 Tidak Setuju 2 4

5 Sangat Tidak Setuju 1 5

Selanjutnya data yang diperoleh akan dipresentasikan

dalam tabel yang dianalisis berdasarkan variabel penelitiannya,

yaitu efektifitas bimbingan mental agama dalam motivasi

kesembuhan pasien di Klinik Qita Bogor. Adapun metode

analisis yang digunakan adalah :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah variabel mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji

kolmogorov-smirnov merupakan pengujian normalitas yang

banyak dipakai. Konsep dasar dari uji normalitas kolmogorov

smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang

akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Dasar

pengambilan keputusan dalam uji normalitas data adalah:19

a. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data

tersebut berdistribusi normal.

19

Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17, (Jakarta: Rajawali

Pers,2010), h.245.

 

Page 65: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

51

b. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data

tersebut tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah

objek dari beberapa populasi yang diteliti mempunyai varian

yang sama atau tidak. Asumsi yang mendasari dalam Analisis of

Varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari beberapa populasi

adalah sama. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji

homogenista adalah:

a. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dikatakan

bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data

adalah sama.

b. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dikatakan

bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data

adalah tidak sama.

3. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui informasi mengenai

nilai varian (ragam) populasi tidak diketahui, kriteria pengujian

dapat dilihat sebagai berikut20

:

Jika, thitung < ttabel, Maka H0 diterima

Jika, thitung > ttabel, Maka H0 ditolak dan H1 diterima.

20 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17, (Jakarta: Rajawali

Pers,2010), h.300.

 

Page 66: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

52

4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih

lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka hipotesis

yang akan dijawab dan dibuktikan dalam penelitian ini adalah21

:

Ho : Bimbingan mental Agama tidak efektif dalam motivasi

kesembuhan pada pasien di Klinik Qita Bogor.

H1 : Bimbingan mental Agama efektif dalam motivasi

kesembuhan pada pasien di Klinik Qita Bogor.

21

Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17, (Jakarta: Rajawali

Pers,2010), h.152.

 

Page 67: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

53

BAB IV

GAMBARAN UMUM TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Klinik Qita

1. Sejarah dan Profile Klinik Qita

Awal berdirinya Klinik Qita dilatar belakangi oleh tidak

adanya klinik di Perumahan Komplek Pertanian Atsiri Permai,

sehingga menyebabkan masyarakat, khususnya orang tua lanjut

usia yang memiliki penyakit kronis sangat jauh untuk berobat.

Melihat kondisi tersebut, menggerakan hati dokter Elis untuk

mendirikan sebuah klinik. Sepuluh tahun lalu, tepatnya pada

awal 2008, dokter Elis mendirikan sebuah klinik di Perumahan

Komplek Pertanian Atsiri Permai yang diberikan nama Klinik

Qita. Pemberian nama Klinik Qita itu sendiri, dirasa dokter Elis

sangat cocok sekali, karena dokter berharap masyarakat

mempunyai kecintaan dan rasa kepemilikan yang tinggi terhadap

keberadaan Klinik Qita di lingkungan tempat tinggalnya,

sehingga masyarakat tidak lagi pergi jauh untuk berobat

mengecek kondisi kesehatannya. Dengan adanya Klinik Qita

dokter Elis berharap masyarakat sekitar dengan mudah dapat

berobat dengan nyaman dan bisa kembali sehat.1

Klinik Qita mempunyai visi ialah menjadi Klinik keluarga

terkemuka di Indonesia dan diiringin dengan misi, pertama

Melakukan Pelayanan Kesehatan Primer Berbasis Dokter

1 Dokumentasi Pribadi Klinik Qita, di akses pada tanggal 17 April

2018, Pukul 09:00 WIB.

 

Page 68: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

54

Keluaraga yang holistic, kedua Melakukan upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia baik karyawan maupun praktisi

dokter agar mampu memberikan pelayanan yang professional.

Klinik Qita pun mempunyai tujuan untuk Meningkatkan derajat

kesehatan setinggi-tingginya untuk masyarakat di wilayah

cakupannya melalui upaya prefentif, promotif, kuratif, dan

rehabilitative. Ada beberapa pelayanan yang terdapat di Klinik

Qita sebagai berikut; Dokter Umum, Dokter Gigi, Spesialis

Akupunktur, Laboratorium Sederhana. Klinik Qita melakukan

kerja sama dengan Provider BPJS Kesehatan dan Provider

AdMedika. Klnik Qita melakukan social kemasyarakatan kepada

Pengurus Persadia Unit Citayam, Pengurus Rumah Pintar Atsiri.

2. Program Prolanis

Prolanis adalah suatu program pelayanan kesehatan dan

pendekatan proaktif dilaksanakan secara terintegrasi melibatkan

anggota, fasilitas kesehatan dan BPJS kesehatan. Dalam rangka

pemeliharaan kesehatan bagi anggota BPJS kesehatan yang

menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang

optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan

efisien. Penyakit kronis yang dimaksud adalah penyakit

hipertensi dan diabetes tipe II.2

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat

abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang

berbeda. Secara umum, seseorang dianggap mengalami hipertensi

2 Dokumentasi Pribadi Klinik Qita, di akses pada tanggal 17 April

2018, Pukul 09:00 WIB.

 

Page 69: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

55

apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Selain

itu hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana

tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik

lebih dari 80 mmHg.3

Selanjutnya untuk penyakit diabetes terdiri dari 2 tipe.

Diabetes tipe I yaitu diabetes yang bergantung pada insulin

dimana tubuh kekurangan hormon insulin (Insulin Dependent

Diabetes Mellitus). Diabetes Tipe 1 juga banyak terjadi pada

kelompok Usia dibawah 40 tahun, Sistem kekebalan tubuh

penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang

berfungsi untuk memproduksi insulin. Akibatnya, terjadi

peningkatan kadar glukosa sehingga terjadi kerusakan lebih lanjut

pada organ-organ tubuh tertentu. Sedangkan diabetes tipe II yaitu

hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan

semestinya (No Insulin Dependent Diabetes Milletus). Terapi

yang dijalankan biasanya dengan memberikan suntikan insulin

juga penerapan pola makan sehat, dan tentu juga menjalankan tes

darah secara rutin pastinya.4

Anggota prolanis memiliki beberapa aktivitas. Aktivitas

tersebut diantaranya adalah konsultasi medis, edukasi klub, serta

bimbingan mental agama, olah raga, pelayanan obat, pemantauan

status kesehatan, home visit, dan reminder. Konsultasi medis

anggota prolanis disepakati bersama antara anggota dengan

3 Ardiansyah Muhammad., Medikal Bedah Untuk Mahasiswa

(Yogyakarta : DIVA Press,2012), h.50. 4 Endah Purnamasari, Bambang Poerwantoro, “Diabetes Mellitus

dengan Penyakit Kronis” (Majalah Kesehatan Pharma Medika, 2011), Vol,3,

No,2 h.276.

 

Page 70: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

56

faskes pengelola. Edukasi kelompok anggota prolanis adalah

kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam

upaya memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali

penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi anggota

prolanis. Edukasi dilakukan bersama dengan kegiatan

pemantauan status kesehatan yaitu sebulan sekali. Edukasi yang

diberikan beragam sesuai dengan kebutuhan anggota, diantaranya

tentang gizi, pengelolaan penyakit, pola hidup sehat, dan materi

tentang kesehatan lainnya.5

Bimbingan mental agama atau edukasi agama adalah

bimbingan anggota prolanis baik individu, maupun kelompok,

dalam bimbingan mental agama ini dilaksanakan sebulan sekali,

pasien diberikan bimbingan tentang agama dan motivasi-motivasi

untuk pencapaian kesembuhan. Reminder melalui SMS gateway,

reminder adalah kegiatan untuk memotivasi anggota untuk

melakukan kunjungan rutin kepada faskes pengelola melalui

pengingatan jadwal konsultasi ke faskes pengelola tersebut.

Reminder dilakukan oleh petugas sendiri setiap 56 bulan,

tujuannya agar anggota prolanis melalukan pemeriksaan rutin

untuk menghindari terjadinya resiko lain yang dapat ditimbulkan

oleh penyakit diabetes atau hipetensi yang di derita. Home visit

adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah anggota prolanis

untuk pemberian informasi/edukasi bimbingan agama, cek

5 Dokumentasi Pribadi Klinik Qita, di akses pada tanggal 17

September 2018, Pukul 09:00 WIB.

 

Page 71: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

57

kesehatan diri, dan lingkungan bagi anggota prolanis dan

keluarga.6

Sasaran prolanis adalah peserta yang terdaftar sebagai

anggota prolanis dan terdaftar sebagai anggota BPJS, anggota

prolanis yang tidak melakukan pemeriksaan/konsultasi pada

faskes pengelola selama 3 bulan berturut-turut, dan peserta

dengan kadar gula dibawah standar selama 3 bulan berturut-turut

akan di reminder oleh petugas. dan pelayanan obat pada anggota

prolanis diberikan setiap bulannya. anggota prolanis

mendapatkan obat setiap bulan sesuai dengan resep dari dokter,

obat dapat diambil pada apotek klinik qita. selain pelayanan obat

yang cepat dan terintegrasi, olahraga menjadi bagian penting

untuk mengontrol kadar gula darah. anggota prolanis Klinik Qita

melakukan kegiatan senam setiap hari minggu dari pukul 06.00

WIB sampai dengan 08.00 WIB, dan selanjutnya ada kegiatan

kreatifitas pembuatan bros dan assosories lainnya, kegiatan

senam tersebut selain untuk anggota juga untuk umum, tetapi

untuk kegiatan membuatan bros atau assosories lainnya hanya

untuk beberapa anggota prolanis saja.

Tujuan dari prolanis adalah untuk mendorong anggota

penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal,

mendorong kesembuhan dan memiliki hasil baik pada

pemeriksaan spesifik terhadap penyakit diabetes tipe II dan

hipertensi. selain itu agar mencegah timbulnya komplikasi

penyakit akibat diabetes atau hipetensi yang dimiliki.

6 Dokumentasi Pribadi Klinik Qita, di akses pada tanggal 17

September 2018, Pukul 09:00 WIB.

 

Page 72: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

58

Berikut adalah sasaran populasi prolanis adalah seluruh

anggota BPJS kesehatan penyandang penyakit kronis (diabetes

tipe II dan hipertensi). Anggota BPJS Klinik Qita yang terdaftar

sebagai anggota prolanis sebanyak 120 anggota populasinya,

yang terdiri dari 55 penderita hipertensi dan 65 penderita

diabetes. akan tetapi dalam penelitian ini hanya sample yang

diambil sebanyak 55 responden yang terdiri dari 25 pasien yang

menderita penyakit hipetensi dan 30 orang yang menderita

penyakit dm. ada beberapa tahap pelaksanaan prolanis persiapan

pelaksanaan prolanis dilakukan dengan beberapa tahap,

diantaranya sebagai berikut:7

a. Identifikasi adalah melakukan dianogsa data pasien prolanis,

tahapan klinik qita melakukan identifikasi yaitu menentukan

target sasaran, ketika sudah mempunyai sasaran maka

dilakukan lagi tahap pemetaan faskes setelah itu lanjut ke

Skrining riwayat kesehatan.

b. Sosialisasi adalah penyampaian informasi kepada pasien

mengenai prolanis. Ada dua tahapan klinik qita dalam

mensosialisasikan program prolanis sebagai berikut; pertama,

menyelenggarakan sosialisasi prolanis kepada pasien

penderita penyakit kronis. Kedua, pengelola melakukan

penyuluhan kesehatan, edukasi baik secara rohani maupun

jasmani, dan program-program lainnya.

Rekapitulasi adalah kumpulan data kesehatan para pasien

prolanis, berikut adalah tahap rekapitulasi sebagai berikut;

7 Dokumentasi Pribadi Klinik Qita, di akses pada tanggal 17

September 2018, Pukul 09:00 WIB.

 

Page 73: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

59

pertama melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status

kesehatan awal anggota per faskes pengelola. Kedua melakukan

monitoring aktifitas prolanis, dan ketiga membuat laporan kepada

kantor divisi regional.

3. Sarana dan Prasarana

Untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada

seluruh masyarakat, khususnya warga Atsiri Permai, maka Klinik

Qita memiliki beberapa sarana dan prasarana sebagai berikut:

b. Ruang pendaftaran atau ruang tunggu.

c. Ruang administrasi.

d. Ruang konsultasi.

e. Ruang farmasi.

f. Ruang pojok Asi.

g. Ruang tindakan.

h. Ruang rawat inap.

i. Laboratorium.

j. Mushola.

k. Dapur.

l. Parkiran.

4. Karyawan dan Struktur Organisasi

Karyawan Klinik Qita terdiri atas tenaga medis, tenaga

keperawatan, tenaga analisis kesehatan, tenaga gizi, dan tenaga

kefarmasian. Selain itu Klinik Qita juga memiliki Karyawan

non kesehatan sesuai dengan kebutuhan seperti tenaga

 

Page 74: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

60

keamanan, kebersihan, dan instalasi infrastruktur. Adapun

struktur organisasi karyawan di Klinik Qita adalah sebagai

berikut:

Gambar. 2

Struktur Organisasi Prolanis

Sumber : Dokumen Pribadi Klinik Qita8

8 Dokumentasi Pribadi Klinik Qita, di akses pada tanggal 17 April

2018, Pukul 09:00 WIB.

 

Page 75: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

61

Struktur Organisasi Prolanis Klinik Qita

Ketua / Pemilik Klinik : Dr. ElisTiahesara, SpAk

Kordinator Kedokteran : Drg. Irawan Unggul Widodo

Kordinator Klinik : Dr. Kamalludin

Perawat : - Shella, Amd.Keb (Kordinator)

- Ami, Amd.Keb

- Ria, Amd.Keb

Pembina Prolanis : Nurcholis

Ketua Prolanis : Utoyo

Kordinator Senam : Eka

Petugas Kebersihan : - Majid (Kordinator)

- Zulfikar

- Siti

Petugas Keamanan : - Budi (Kordinator)

- Joko

- Yudi

Teknisi Instalasi : - Yono (Kordinator)

- Parto

- Bejo

 

Page 76: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

62

B. Pelaksanaan Bimbingan Mental Agama

1. Pembimbing Medis

Nama : Dr. ElisTiahesara, SpAk

No HP : 08111120061

Tempat Tgl Lahir : Jakarta, 15 November 1968

Alamat : Jl. Pinang Raya No. 20 Atsiri Permai

Pendidikan terakhir : S1 Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia

Karir : Mendirikan sebuah Klinik, yang bernama

Klinik Qita pada tahun 2010 dan

bekerjasama dengan BPJS Kesehatan

dalam program pengelolaan penyakit

kronis.

2. Pembimbing Agama

Nama : Utoyo

No HP : 082299513236

Tempat Tgl Lahir : Bumiayu, 9 Agustus 1960

Alamat : Jl. Sedap Malam 2 No. 20 Atsiri Permai

Pendidikan terakhir : Tamatan SMA Negeri 1 Bumiayu

Organisasi : Pengurus Masjid Al-Furqon

Karir : Penyuluh Agama Islam Fungsional

 

Page 77: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

63

3. Terbimbing

Terbimbing adalah para pasien yang menjadi sasaran

bimbingan agama mental untuk di bimbing. Terbimbing adalah

pasien kronis (penyakit diabetes dan hipertensi) yang menjadi

pasien tetap dan terdaftar di klnik qita. Bimbingan mental agama

dilakukan secara individu maupun kelompok dengan jumlah

pasien tetap sebanyak 120 pasien. sebanyak 55 pasien penderita

hipertensi dan 65 pasien penderita diabetes. Dari populasi

tersebut terdapat Sampel yang penulis ambil secara acak yaitu

berjumlah 25 Pasien yang menderita penyakit Hipetensi dan 30

orang yang menderita penyakit Diabetes.

4. Metode Bimbingan Mental Agama

Secara umum proses pelaksanaan bimbingan mental

Agama di Klinik Qita mempunyai dua metode, yaitu metode

bimbingan secara kelompok maupun bimbingan secara

individual. Dalam bimbingan kelompok yaitu metode bimbingan

yang dalam pelaksanaanya secara berkelompok atau seluruh

pasien prolanis di Klinik Qita. Metode secara kelompok ini

dilaksanankan dengan cara melaksanakan kegiatan ceramah rutin

setiap sebulan sekali, dan memang dalam pelaksanaannya

dilakukan dengan jelas yaitu secara berkelompok. Metode

kelompok ini adalah metode yang paling mudah dan waktunya

pun sangat efisien. Kegiatan bimbingan dalam metode kelompok

ini dilakukan sebulan dalam satu kali pertemuan.

Metode bimbingan yang kedua adalah metode bimbingan

individual atau yang sering disebut metode bimbingan konseling.

 

Page 78: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

64

Bimbingan individual ini dalam pelaksanaannya yaitu dengan

cara memberikan bimbingan secara individual dan bersifat

tertutup, karena hanya pasien yang sangat membutuhkan

bimbingan khusus saja yang akan mengikuti bimbingan

individual ini. Adapun bimbingan Agama mental secara

individual biasanya mengenai kesehatan, bimbingan mental

Agama, aspek psikologi, dan pasien membutuhkan hiburan,

motivasi, serta dukungan, sugesti dan empati sebagai mendorong

kesembuhan.

5. Media Bimbingan Mental Agama

Media bimbingan mental Agama adalah alat yang

digunakan untuk menyampaikan materi bimbingan mental agama

kepada sasaran. Media yang digunakan dalam bimbingan mental

agama ialah infokus atau proyektor, laptop, vidio-vidio motivasi

dan esbriking atau games-games penyemangat yang membuat

para pasien termotivasi untuk sembuh dan percaya diri dalam

beraktifitas dan pasien merasa senang dan nyaman dalam proses

bimbingan mental agama. Adapun fasilitas lain yang di berikan

oleh Klinik Qita ialah cek kesehatan secara gratis seperti gula

darah, kolestrol, asam urat, dan tensi darah untuk pasien tetap

prolanis diklinik qita, baik setiap minggu sekali atau sebulan

sekali.

 

Page 79: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

65

6. Materi Bimbingan Mental Agama

Materi adalah semua bahan yang disampaikan kepada

sasaran bimbingan mental agama yang bersumber dari Al-Qur’an

dan hadist. Materi yang akan disampaikan oleh pembimbing

bimbingan mental agama adalah materi yang sangat ringan

sehingga para pasien mudah untuk memahami materi yang

disampaikan baik secara verbal maupun nonverbal yang

mengandung nilai-nilai agama. Penyampaian materi secara

langsung diberikan kepada pasien pada saat bimbingan mental

agama, Sehingga pasien memiliki sikap ketabahan, kesabaran,

dan ke tawakaal kepada- Nya serta pasien tidak putus asa dalam

menghadapi cobaan.

Berikut adalah materi yang biasa disampaikan bimbingan

mental agama meliputi :9

1. Aqidah

Kata aqidah berasal dari Bahasa Arab dengan akar kata

“aqdu”. Dalam pengertian etimologi kata aqidah memiliki

beberapa makna, di samping al-aqdu seperti at-tautsiqu, yang

berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkamu yang

berarti mengokohkan atau menetapkaan dan rabith bi al-quwwah,

yang berarti mengikat dengan kuat. Bentuk jama’ dari aqaid

artinya ikatan, pautan dan sangkutan.

Adapun pelayanan bimbingan ini terdiri dari beberapa

bimbingan terbagi sebagai berikut :

9 Nurul hidayati, Metode Bimbingan Rohani Islam di Rumah Sakit,

Vol.5, No 2, Desember 2014, SMA Manafi’ul Ulum Sambi Boyolali, Jawa

Tengah, Indonesia.

 

Page 80: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

66

a. Pengenalan terhadap keeksistensian Allah SWT, dengan

segala buktinya.

b. Pemantapan keyakinan bahwa alam ini berserta isinya adalah

milik Allah SWT.

c. Pemantapan penerimaan Allah sebagai wali atau penolong

dan hakim yang adil bagi makhluknya.

d. Pemantapan kepatuhan dan ketundukan kepada Allah SWT

yang terurai dalam rukun iman.

e. Pemantapan penerimaan Allah sebagai wali atau penolong

dan hakin yang adil bagi makhluknya.

Dengan demikian materi aqidah islam mengajarkan

tentang pokok-pokok keimanan yang tercantum dalam keimanan

yang tetap dan mengikat, sehingga harus diyakini, dibuktikan dan

diwujudkan dalam perbuatan. Tugas pembimbing yaitu meyakini

pasien berlatih untuk bersikap sabar dan tabah dalam menghadapi

penyakit atau ujian yang sedang dialaminya dengan cara

menyerahkan kepada Allah, atau memperkuat keimanan pasien,

keimanan yang dimaksud bisa berupa doa, karena doa adalah obat

sebaik-baiknya untuk orang yang sedang sakit. Maka Allah

berfirman dalam Surat Ar-Ra’ad ayat 28 yang berbunyi :

تطوئي القلىة أل بذكز للا الذيي آهىا وتطوئي قلىبهن بذكز للا

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka

manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya

dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.

 

Page 81: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

67

2. Ibadah

Ibadah berasal dari bahasa Arab, secara etimologi kata

ibadah adalah kerendahkan diri, tunduk, doa, berbakti, dan patuh.

Secara terminologi adalah sebuah kata yang menghimpun

perbuatan dan perkataan yang dicintai dan diridhai Allah SWT,

baik yang dzahir maupun yang batin.

Pada hakikatnya setiap gerak hati, ucapan, sikap dan

perilaku seseorang muslim dengan niat mencari keridhaan Allah

SWT merupakan ibadah. Dengan demikian secara luas ibadah

berarti sebutan bagi segala sesuatu yang mencakup apa yang

disenangi serta disukai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan,

secara dzahir maupun batin. Ibadah harus dilakukan dengan

penuh ketaatan dan mengharapkan keridhaan serta bukti rasa

syukur atas nikmat yang Allah berikan.

Dalam bimbingan ibadah ini, pembimbing membantu

pasien memantapkan sikap dan kebiasaan yang di sertai dengan

ketundukan sebagai rasa syukur kepada Allah, sebagai berikut:

a. Pemantapan sikap dan kebiasaan beribadah yang efektif dan

produktif

b. Pemantapan sikap dan kebiasaan untuk peningkatan ibadah

lebih dari sebelumnya

c. Pemantapan sikap untuk khusyu’, rajin dan sabra dalam

pelaksanaan ibadah.

d. Pemantapan sikap untuk senantiasa berusaha untuk

pengembangan pengetahuan, keterampilan diri, serta

kemampuan bersyukur.

 

Page 82: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

68

3. Akhlak

Kata akhlak berasal dari kata khuluk yang dalam Bahasa

Arab artinya watak, kelakuan, tabiat, perangai, budi pekerti,

tingkah laku dan kebiasaan. Akhlak dalam islam adalah perangai

serta tingkah laku yang terdapat pada diri seseorang yang telah

melekat, dilakukan dan di pertahankan secara terus menerus.

Akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan

perbuatan yang mudah, karena kebiasaan tanpa memerlukan

pertimbangan terlebih dahulu. Akhlak erat kaitannya dengan

perbuatan, Bila seseorang melakukan perbuatan baik maka

perbuatan tersebut dikatakan akhlak mulia. Sebaliknya, bila

seseorang melakukan perbuatan buruk maka perbuatan tersebut

dikatakan akhlak yang buruk.

Materi bimbingan mental agama yang berbentuk akhlak

disini adalah memberikan pelajaran tata cara, adab atau sopan

santun dalam berdoa kepada Allah, serta memberikan dorongan

mental yang berupa peraturan langsung tentang ayat-ayat Al-

Qur’an dan hadist. Pasien diberikan bimbingan agar pasien tetap

sabra dan tawakal serta tabah dalam menghadapi penderitaan atau

cobaan. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Lukman

ayat 17 yang berbunyi :

ه عي لة وأهز ببلوعزوف وا كز واصبز على هب يب بي أقن الص الو

لك هي عزم الهىر أصببك إى ذ

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan

yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa

 

Page 83: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

69

kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang

diwajibkan (oleh Allah)”.

7. Proses Bimbingan Mental Agama

Program bimbingan mental agama pada pasien adalah hal

yang terpenting dalam tercapainya efektifitas pelayanan dalam

menunjang penyembuhan pasien. Berdasarkan hasil observasi

dan wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa informan

yang yang ada di Klinik Qita Bogor, maka bentuk pelaksanaan

bimbingan mental agama dilaksanakan sebagai berikut:

a. Rapport

Rapport adalah pendekatan awal untuk membangun

kedekatan dengan pasien dan keluarganya. Hal ini bisa dilakukan

dengan cara menerapkan salam, sapa dan senyum, kemudian

berikan pertanyaan-pertanyaan ringan seputar kondisi pasien

pada hari tersebut dan selanjutnya disambung dengan beberapa

pertanyaan mengenai penyakit pasien. Rapport ini harus

dibangun oleh pembimbing supaya dalam melaksanakan proses

selanjutnya mudah, ketika pasien dan keluarganya terbuka dan

secara suka rela menerima kehadiran pembimbing, maka

pelaksanaan bimbingan mental akan mampu menunjang dalam

proses penyembuhan pasien tersebut. Pendekatan kepada pasien

atau keluarganya bisa dilakukan dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti “bagaimana keadaan ibu

atau bapak hari ini?”, hal itu dilakukan oleh pembimbing secara

tatap muka.

 

Page 84: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

70

b. Tausiyah

Pemberian materi-materi tausyiah disesuaikan dengan

kondisi pasien, dan menggunakan bahasa-bahasa yang ringan

dan mudah dimengerti oleh pasien maupun keluarganya. Waktu

tausyiah juga disesuaikan dengan situasi pada saat diruangan

tersebut, apabila efektif untuk dilakukan lebih lama, maka bisa

dilakukan tausyiah 5-7 menit, akan tetapi apabila situasi pada

saat bimbingan kurang mendukung seperti pasien sedang

perawatan, pasien sedang tidur, dalam ruangan ramai dan tidak

terkondisikan, dan pasien atau keluarga kurang menerima

kehadiran pembimbing, maka tausyiah cukup diberikan

sekedarnya saja, bahkan bisa tidak diberikan apabila sangat tidak

mendukung untuk dilakukan tausyiah. Materi tausyiah adalah

mengenai bimbingan orang yang sakit yaitu: perilaku sabar,

tawakal dan ridho serta mengenai ibadahnya orang yang sedang

sakit.

c. Penguatan Mental

Penguatan mental atau pemberian motivasi kepada pasien

untuk tetap semangat menjalani ikhtiarnya demi kesembuhannya

dan penguatan mental kepada keluarganya untuk tetap sabar dan

ikhlas dalam merawat dan menjaga keluarganya yang sedang

sakit adalah proses utama dari semua proses pelayanan

bimbingan mental kepada pasien. Proses penguatan mental ini

harus dilakukan oleh setiap pembimbing untuk terwujudnya

pelayanan bimbingan mental yang menunjang penyembuhan

 

Page 85: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

71

pasien di Klinik Qita Bogor. Penguatan mental bisa dilakukan

kepada pasien ataupun keluarga yang merawatnya. Sikap empati

sangat diperlukan oleh setiap pembimbing memberikan

penguatan mental ini.

Dalam penguatan mental ini, pembimbing menyampaikan

kepada pasien dan keluarganya bahwasannya sakit itu bukanlah

sesuatu yang dikeluhkan karena melalui sakit dosa-dosa kita bisa

digugurkan oleh Allah S.W.T. apabila yang sedang sakit

menerima dengan ikhlas dan sabar serta selalu mengingat Allah

melalui dzikirnya dan meminta ampun atas dosa-dosa yang telah

dilakukannya dengan sungguh-sungguh, dari hal tersebut

pembimbing mengingatkan keluarga dan pasiennya untuk tetap

beribadah, bagi pasien diingatkan untuk selalu berdzikir kepada

Allah S.W.T. dan bagi keluarganya diingatkan untuk selalu

menuntun keluarganya yang sedang sakit untuk selalu mengingat

Allah melalui dzikirnya dan menjadikan sakitnya sebagai ladang

pahala baginya.

C. Hasil dan Analisis Data Penelitan

1. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, peneliti menyebar angket kepada 55

responden yang merupakan pasien Klinik Qita. Angket tersebut

berisi butiran-butiran pernyataan mengenai efektifitas bimbingan

mental agama dalam motivasi kesembuhan pasien. Dari angket

yang sudah terkumpul, peneliti mendapatkan beberapa

karakteristik atau komposisi responden yang terlibat dalam

 

Page 86: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

72

penelitian yang penulis lakukan berdasarkan jenis kelamin,

tingkat usia, dan lama berobat. Selanjutnya akan di jelaskan

sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin Responden

Analisis terhadap data berdasarkan jenis kelamin

responden perlu untuk dilakukan karena pasti ada perbedaan

antara laki-laki dan perempuan, adapun perbedaan tersebut

berupa kemampuan untuk mengingat materi dalam bimbingan

mental agama, memecahkan masalah, dan kemampuan

menganalisis.

Tabel 6

Karakteristik Jenis Kelamin Berdasarkan Penyakit

Responden Jenis

Kelamin

Hipertensi Diabetes

Total

% F % F %

Laki-Laki 9 36 % 6 20 % 15 28 %

Perempua

n

16 64 % 24 80% 40 72 %

Total 25 100 % 30 100 % 55 100 %

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 6 di atas dapat di lihat bahwa pasien penderita

penyakit Hipertensi yang berjenis kelamin laki-laki terdapat 9

pasien, dengan persentase 36 %, dan pasien Hipertensi yang

berjenis kelamin perempuan terdapat 16 pasien dengan persentase

64 %, dari semua pasien yang penderita penyakit Hipertensi

terdapat 25 pasien.

 

Page 87: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

73

Sedangkan dari tabel di atas dapat di lihat bahwa pasien

penderita penyakit Diabetes yang berjenis kelamin laki-laki

terdapat 6 pasien, dengan persentase 20 %, dan pasien Diabetes

yang berjenis kelamin perempuan terdapat 24 pasien dengan

persentase 80 %, dari semua pasien yang penderita penyakit

Diabetes terdapat 30 pasien.

Jadi hasil keseluruhan pasien penderita penyakit

Hipertensi dan Diabetes yang berjenis kelamin laki-laki terdapat

15 pasien dengan persentase 28 %, sedangkan yang berjenis

perempuan terdapat 40 pasien dengan persentase 72 %.

b. Usia Responden

Analisis terhadap data berdasarkan usia responden perlu

untuk dilakukan karena pasti ada perbedaan usia, adapun

perbedaan tersebut berupa kemampuan untuk mengingat materi

dalam bimbingan mental agama, memecahkan masalah, dan

kemampuan menganalisis.

Tabel 7

Karakteristik Usia Berdasarkan Penyakit Responden

Usia

Hipertensi Diabetes

Total

% F % F %

30thn-39thn 8 32% 2 7% 10 19 %

40thn- 49thn 9 36% 16 53% 25 45 %

50thn- keatas 8 32% 12 40% 20 36 %

Total 25 100 % 30 100 % 55 100 %

Sumber : Data primer yang telah diolah

 

Page 88: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

74

Dari tabel 7 di atas dapat di lihat bahwa pasien penderita

penyakit Hipertensi yang berdasarkan usia 30 tahun- 39 tahun

terdapat 8 pasien, dengan persentase 32 %, 40 tahun- 49 tahun

terdapat 9 pasien, dengan persentase 36 %, dan 50 tahun keatas

terdapat 8 pasien, dengan persantase 32 %. Dari total keseluruhan

pasien yang penderita penyakit Hipertensi terdapat 25 pasien.

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa pasien penderita

penyakit Diabetes yang berdasarkan usia 30 tahun- 39 tahun

terdapat 2 pasien, dengan persentase 7 %, 40 tahun- 49 tahun

terdapat 16 pasien, dengan persentase 53 %, dan 50 tahun keatas

terdapat 12 pasien, dengan persentase 40 %. Dari total

keseluruhan pasien yang penderita penyakit Diabetes terdapat 30

pasien.

Jadi hasil keseluruhan pasien penderita penyakit

Hipertensi dan Diabetes yang berdasarkan usia 30 tahun – 39

tahun terdapat 10 pasien dengan persentase 19 %, 40 tahun – 49

tahun terdapat 25 pasien, dengan persentase 45 %, dan 50 tahun

ke atas terdapat 20 pasien, dengan persentase 36 %.

c. Lama Berobat Responden

Analisis terhadap data berdasarkan lama berobat

responden perlu untuk dilakukan karena pasti ada perbedaan

antara reponden yang udah menjadi anggota tetap prolanis

dengan responden yang baru, adapun perbedaan tersebut berupa

kemampuan untuk mengingat materi dalam bimbingan mental

agama, memecahkan masalah, dan kemampuan menganalisis.

 

Page 89: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

75

Tabel 8

Karakteristik Lama Berobat Berdasarkan Penyakit

Responden Lama Berobat Hipertensi Diabetes

Total

% F % F %

1thn- 3thn 14 56 % 14 47% 28 50 %

4thn- 6thn 9 36 % 11 37 % 20 37 %

7thn- 10thn 2 8 % 5 17 % 7 13 %

Total 25 100 % 30 100 % 55 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Dari tabel 8 di atas dapat di lihat bahwa pasien penderita

penyakit Hipertensi yang berdasarkan lama berobat 1 tahun- 3

thn tahun terdapat 14 pasien, dengan persentase 56 %, 4 tahun- 6

tahun terdapat 9 pasien, dengan persentase 36 %, dan 7 tahun- 10

tahun terdapat 2 pasien, dengan persantase 8 %. Dari total

keseluruhan pasien yang penderita penyakit Hipertensi terdapat

25 pasien.

Sedangkan dari tabel di atas dapat di lihat bahwa pasien

penderita penyakit Diabetes yang berdasarkan lama berobat 1

tahun- 3 thn tahun terdapat 14 pasien, dengan persentase 47 %, 4

tahun- 6 tahun terdapat 11 pasien, dengan persentase 37 %, dan 7

tahun- 10 tahun terdapat 5 pasien, dengan persantase 17 %. Dari

total keseluruhan pasien yang penderita penyakit Diabetes

terdapat 30 pasien.

Jadi hasil keseluruhan pasien penderita penyakit

Hipertensi dan Diabetes yang berdasarkan lama berobat 1 tahun-

3 tahun terdapat 28 pasien, dengan persentase 50 %, 4 tahun- 6

 

Page 90: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

76

tahun terdapat 20 pasien, dengan persentase 37 %, dan 7 tahun-

10 tahun terdapat 7 pasien, dengan persentase 13 %.

2. Analisis Data

a. Uji Normalitas Data

Konsep dasar dari uji normalitas kolmogorov smirnov

adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan di uji

normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Dasar

pengambilan keputuan dalam uji normalitas data adalah:10

1. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data

tersebut berdistribusi normal.

2. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data

tersebut tidak berdistribusi normal.

Tabel 9

Output Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X Y

N 55 55

Normal Parametersa,b

Mean 113,29 49,24

Std. Deviation 13,546 6,501

Most Extreme Differences

Absolute ,166 ,166

Positive ,109 ,131

Negative -,166 -,166

Kolmogorov-Smirnov Z 1,233 1,234

Asymp. Sig. (2-tailed) ,096 ,095

10

Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17, (Jakarta: Rajawali

Pers,2010), h.245.

 

Page 91: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

77

Berdasarkan output uji normalitas data menggunakan

Kolmogorov-Smirnov, dengan bantuan software SPSS 20 for

windows, Maka dapat dilihat nilai signifikansi variabel X= 0,096

dan variabel Y= 0,095. Hal ini membuktikan bahwa seluruh

variable memiliki distribusi normal dan memenuhi uji normalitas.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari

beberapa populasi sama atau tidak. Asumsi yang mendasari

dalam Analisis of Varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari

beberapa populasi adalah sama. Adapun dasar pengambilan

keputusan dalam uji homogenista adalah:11

1 Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dikatakan

bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data

adalah sama.

2 Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dikatakan

bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data

adalah tidak sama.

Tabel 10

Output Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Bimbingan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

9,029 9 34 ,000

11 Yusnia Pratiwi, Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kualitas

Hidup Lanjut Usia Di Pusat Santunan Keluarga (Pusaka) Kecam2atan

Pancoran Jakarta Selatan, (Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), H.52-

53.

 

Page 92: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

78

Dari tabel Test of Homogeneity of Variances didapat nilai

signifikansi sebesar 0,00, nilai ini menunjukan bahwa nilai sig <

0.05 yaitu 0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan kedua kelompok

data mempunyai varian yang tidak sama.

c. Efektifitas Bimbingan Mental Agama Dalam Motivasi

Kesembuhan Pasien di Klinik Qita Bogor

Efektifitas bimbingan mental Agama di ukur berdasarkan

perubahan motivasi kesembuhan dengan indikator sikap positif,

pencapaian tujuan, dan kekuatan dorongan individu sebelum dan

sesudah mendapatkan bimbingan mental agama. Pengukuran

perubahan dilakukan dengan menggunakan uji statistik t-test.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

Jika, thitung < ttabel, Maka H0 diterima

Jika, thitung > ttabel, Maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Tabel 11

Output Uji T Paired Samples Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 BEFORE 161,47 55 19,231 2,593

AFTER 183,53 55 15,468 2,086

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 BEFORE & AFTER 55 ,210 ,124

 

Page 93: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

79

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mea

n

Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pai

r 1

BEFORE

- AFTER

22,0

55 22,001 2,967 16,107 28,002 7,434 54 ,000

Dari perhitungan tabel di atas, didapatkan nilai thitung

sebesar 7,434. Nilai ini menunjukan bahwa nilai thitung > ttabel

1,673. maka Ha diterima, karena 7,434 > 1,673. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa efektifitas bimbingan mental agama

dalam motivasi kesembuhan pasien di Klinik Qita Bogor adalah

efektif. Adapun motivasi kesembuhan yang lebih dominan

adalah motivasi intrinsik, yaitu motivasi dari dalam diri.

 

Page 94: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2010. “Bimbingan dan Konseling Islam”

Jakarta: Amzah.

Anthony, Robert N dan Govindarajan, Vijay. 2002. “Sistem

Penegendalian Manajemen, Terjemahan Kurniawan

Tjakrawala”. Jakarta: PT Salemba Empat.

Arifin, M. 1987. “Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan

Ruhaniyah Manusia. Jakarta: Bulan Bintang.

Azhar, Akyas. 2004. “Psikologi Umu dan Perkembangan”. Jakarta: PT.

Mizan Publika.

Budiman, Arif. 1993. “Agama Demokrasi dan Keadilan”. Jakarta:

PT Gramedia.

Daradjat, Zakiah. 1982. “Peranan Agama dalam Kesehatan

Mental”. Jakarta: Gunung Agung.

Faqih, Ainur Rahim. 2001. “Bimbingan dan Konseling dalam

Islam”. UII Pres, Yogyakarta.

Iskandar. 2009. “Psikologi Pendidikan, (Sebuah Orientasi Baru)”.

Ciputat: Gaung Persada Press.

Jaya, Yahya. 1994. “Spiritualisasi Islam dalam Menumbuh

Kembangkan Kepribadian dan Kesehatan Mental”.

Jakarta: Ruhama.

Lutfi, M. “Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam”. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Hamdani. 2012. “Bimbingan dan Penyuluhan”. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Kartono, Kartini. 2000. “Hygiene menta”. Bandung: Mandar

maju.

 

Page 95: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

Mashudi, Farid. 2012. “Psikologi Konseling”. Yogyakarta:

IRCiSoD.

Mastuhu. “Metodelogi Penelitian Agama”. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Mu’awanah Elfi dan Hidayah Rifa. 2009. “Bimbingan Konseling

Islam di Sekolah Dasar”. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Musfir bin Said Az Zahrani. 2005. “Konseling Terapi”. Jakarta:

Gema Insani.

Noor, Juliansyah. 2014. “Metode Penelitian Skripsi,

Tesis,Disertasi Dan Karya Ilmiah”. Jakarta: Kencana.

Prayitno & Erman Amti. “Dasar-dasar Bimbingan Dan

Konseling”. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Purwanto, Ngalim. 2007. “Psikologi Pendidikan”. Bandung: PT.

Remaja Rosdakaryah.

Sarwono, Jonathan. 2006. “Metode Penelitian Kuantitatif &

Kualitatif”. Yogyakarta : Graha Ilmu.

_______, Wirawan. 2000. “Pengantar Umum Psikologi”. Jakarta:

Bulan Bintang.

Sedamayanti & Hidayat, Syarifudin. 2011. “Metodelogi

Penelitian”. Bandung:CV Mandar Maju.

Semium, Yustinus. 2006. “Kesehatan Mental 3” Yogyakarta:

Kansius.

Siregar, Syofian. 2017. “Metode Penelitian Kuantitatif di

Lengkapi Dengan Perbandingan Pertingan manual &

SPSS”. Jakarta Kencana.

Subana, M. 2005. “Dasar-dasar Penelitian Ilmiah”. Bandung:

Pustaka Setia.

Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

R&D”. Bandung: Alfabeta.

 

Page 96: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

Sukardi, Dewa Ketut. 1998. “Bimbingan dan Konseling”. Jakarta:

PT. Bina Aksara.

Sulisstyaningsih. 2011. “Metodologi Penelitian Kebidanan

Kuantitatif-Kualitatif”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. “Bimbingan dan Konseling

Dalam Praktek”. Bandung: Maestro.

Torang, Syamsir. 2016. “Organisasi dan Manajemen”. Bandung:

CV Alpabeta.

Walgito, Bimo. 1998. “Bimbingan dan penyuluhan di Sekolah”.

Yogyakarta: Andi Offset.

Wibowo. 2016. “Manajemen Kinerja 9”. Depok: Raja Grafindo

Persada.

Wiradisuria, Sambas. 2016. “Menggapai Kesembuhan Sebuah

Harapan dan Peluang Menapaki Jalan Kebahagian”

Jakarta: Paramedia Komunikatama.

Sumber Jurnal

Nurul hidayati, Metode Bimbingan Rohani Islam di Rumah Sakit,

Vol.5, No 2, Desember 2014, SMA Manafi’ul Ulum Sambi

Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia.

 

Page 97: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

Sumber Skripsi

Siti Nur Komariyah, Efektifitas Penyuluhan Pola Asuh Orang

Tua Berbasis Hynoparenting Pada Wali Murid Paud

Pelangi Di Bogor (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2014)

Riana Amelia, Metode Bimbingan Mental Spriritual Terhadap

Penyandang Masalah Tuna Uila Dipanti Sosial Karya

Wanita (Pskw) Mulya Jaya Jakarta, (Jakarta:Perpustakaan

UIN Jakarta)

Anisatun Nur Faridah, Pengaruh Bimbingan Rohani Islam

Terhadap Motivasi Kesembuhan Pasien DI RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, 2017)

Firda Ayu Wahyuni, Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

Dengan Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di

Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makasar (Skripsi S1

Fakultas Ilmu Kesehatan, UIN Alauddin, 2014 )

 

Page 98: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

Sumber Internet

https://www.google.com/amp/s/tintahmerah.wordpress.com/2015/06/23

/pengertian-pasien/amp/ diakses pada tanggal 12 November

2018, Pukul 20.30 Wib.

Pasko Tujuh Belas. Pendidikan dan Hukun Kesehatan,

http://prasko17.blogspot.com/2013/04/pengertian-hak-dan-

kewajiban-pasien.html. Diakses pada tanggal 12 November

2018, Pukul 20.30 Wib.

 

Page 99: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 100: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

 

Page 101: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

 

Page 102: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

 

Page 103: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

LAMPIRAN 1 KUISONER TRY OUT

Petunjuk Pengisian :

1. Tulislah identitas terlebih dahulu pada kolom yang disediakan.

2. Jawablah pernyataan dengan memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban.

3. Jawablah dengan memberikan tanda silang (X) atau contreng ( ) pada

kolom yang telah disediakan.

4. Adapun alternatif jawaban adalah sebagai berikut :

a. SS = Sangat Setuju

b. S = Setuju

c. N = Netral

d. TS = Tidak Setuju

e. STS = Sangat Tidak Setuju

Identitas Responden

Nama :

Usia :

Bimbingan Kelompok yang diikuti :

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

Bimbingan Mental Agama

1 Pasien megetahui tujuan bimbingan mental agama yang dilaksanaka

di klinik qita

2 Pasien mengetahui manfaat dari bimbingan mental agama yang

dilaksanakan di klinik qita

3 Metode yang disampaikan oleh pembimbing mental agama bisa

dimengerti oleh pasien

4 Pasien dapat memperluas pengetahuan dengan mengikuti bimbingan

menta agama yang dilaksanakan di klinik qita

5 Pasien memahami bimbingan mental agama yang disampaikan oleh

pembimbing

6 Pasien menerapkan materi yang didapatkan saat bimbingan mental

agam dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

7 Pasien dapat mengatur porsi materi yang telah di dapatkan ketika

bimbingan di klinik qita dalam kehidupan sehari-hari

8 Pembimbing mental agama memiliki pengetahuan sedikit

 

Page 104: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

9 Pasien memperbaiki sikapnya menjadi lebih baik setelah merasakan

proses bimbingan mental agama

10 Pasien dapat menerima materi yang disampaikan oleh pembimbing

pada bimbingan mental agama

11 Pasien memahami bahwa bimbingan mental agama sangat penting

12 Pasien merasakan adanya manfaat dari proses bimbingan mental

agama

13 Pasien menerima bimbingan mental agama dengan penuh kesadaran.

14 Pasien sangat senang mengikuti bimbingan mental agama

15 Pasien sulit menerima materi bimbingan mental agama yang

disampaikan oleh pembimbing

16 Pasien menyimak secara aktif materi yang disampaikan oleh

pembimbing dalam bimbingan mental agama

17 Pasien memperhatikan dengan baik setiap pembimbing memberikan

bimbingan mental agama

18 Pasien menghiraukan materi yang disampaikan pembimbing dalam

bimbingan mental agama.

19 Pasien menilai bahwa bimbingan mental agama sangat bermanfaat

20 Pasien menilai setiap apa yang disampaikan oleh pembimbing mental

agama adalah hal-hal yang penting.

21 Pasien menilai bahwa bimbingan mental agama membosankan

22 Pasien mendapatkan manfaat yang disampaikan oleh pembimbing

mental agama

23 Pasien sangat nyaman dengan proses bimbingan mental agama

24 Pasien mengantuk saat mengikuti bimbingan mental agama

25 Pasien mengikuti materi yang disampaikan oleh pembimbing mental

agama

26 Pasien mengikuti materi bimbingan mental agama dengan rasa

bahagia

27 Pasien mampu menghafalkan doa-doa yang diberikan oleh

pembimbing mental agama

 

Page 105: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

28 Pasien terbatah-batah dalam membaca doa-doa yang diberikan oleh

pembimbing mental agama

29 Pasien menerapkan materi yang disampaikan oleh pembimbing

mental agama

30 Pasien melakukan ikhtiar dengan cara mengikuti program-program di

klinik qita

Motivasi Kesembuhan

31 Pasien memiliki kepercayan diri yang tinggi bahwa sakit adalah ujian

dari Allah SWT

32 Pasien memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menjalankan

aktifitas

33 Pasien putus asa dengan penyakit yang dideritanya

34 Pasien memiliki perencanaan diri yang tinggi bahwa sakit adalah

ujian dari Allah SWT

35 Pasien meyakini secara optimal bahwa setiap penyakit ada obatnya

36 Pasien selalu berdoa kepada Allah, bahwa Hanya Allah yang Maha

Penyembuh

37 Pasien meyakini bahwa adanya kekuatan doa untuk mencapaian

kesembuhan

38 Pasien menyerah dengan penyakit yang dideritanya

39 Pasien memiliki ketabahan yang sangat tinggi dalam menghadapi

penyakit yang dialami

40 Pasien menerima dengan penuh keikhlasan akan penyakit yang

dideritanya

41 Pasien merasa optimis bahwa penyakit yang dideritanya akan sembuh

42 Pasien semangat dalam menghadapi penyakit yang dideritanya

43 Pasien memiliki motivasi untuk sembuh

44 Pasien memiliki motivasi akan adanya kekuatan spiritual, bahwa

sakit dari Allah

45 Pasien mendapatkan motivasi untuk sembuh dari lingkungan

keluarga

 

Page 106: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

46 Pasien merasakan perhatian dan kasih sayang dari keluarga

47 Pasien merasa bahagia dengan adanya kasih sayang keluarga

48 Pasien termotivasi sembuh karena dukungan dari kerabat

49 Pasien merasakan dukungan dari kerabat dalam menghadapi ujian

50 Pasien merasakan bahwa dirinya sangat dibutuhkan dalam

lingkungan keluarga

 

Page 107: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

LAMPIRAN 1 KUISONER PENELITIAN INTI

Petunjuk Pengisian :

5. Tulislah identitas terlebih dahulu pada kolom yang disediakan.

6. Jawablah pernyataan dengan memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban.

7. Jawablah dengan memberikan tanda silang (X) atau contreng ( ) pada

kolom yang telah disediakan.

8. Adapun alternatif jawaban adalah sebagai berikut :

f. SS = Sangat Setuju

g. S = Setuju

h. N = Netral

i. TS = Tidak Setuju

j. STS = Sangat Tidak Setuju

Identitas Responden

Nama :

Usia :

Bimbingan Kelompok yang diikuti :

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

Bimbingan Mental Agama

1 Pasien megetahui tujuan bimbingan mental agama yang dilaksanaka

di klinik qita

2 Pasien mengetahui manfaat dari bimbingan mental agama yang

dilaksanakan di klinik qita

3 Metode yang disampaikan oleh pembimbing mental agama bisa

dimengerti oleh pasien

4 Pasien dapat memperluas pengetahuan dengan mengikuti bimbingan

menta agama yang dilaksanakan di klinik qita

5 Pasien memahami bimbingan mental agama yang disampaikan oleh

pembimbing

6 Pasien menerapkan materi yang didapatkan saat bimbingan mental

agam dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

7 Pasien dapat mengatur porsi materi yang telah di dapatkan ketika

bimbingan di klinik qita dalam kehidupan sehari-hari

8 Pembimbing mental agama memiliki pengetahuan sedikit

 

Page 108: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

9 Pasien memperbaiki sikapnya menjadi lebih baik setelah merasakan

proses bimbingan mental agama

10 Pasien dapat menerima materi yang disampaikan oleh pembimbing

pada bimbingan mental agama

11 Pasien memahami bahwa bimbingan mental agama sangat penting

12 Pasien merasakan adanya manfaat dari proses bimbingan mental

agama

13 Pasien menerima bimbingan mental agama dengan penuh kesadaran.

14 Pasien sangat senang mengikuti bimbingan mental agama

15 Pasien sulit menerima materi bimbingan mental agama yang

disampaikan oleh pembimbing

16 Pasien menyimak secara aktif materi yang disampaikan oleh

pembimbing dalam bimbingan mental agama

17 Pasien memperhatikan dengan baik setiap pembimbing memberikan

bimbingan mental agama

18 Pasien menghiraukan materi yang disampaikan pembimbing dalam

bimbingan mental agama.

19 Pasien menilai bahwa bimbingan mental agama sangat bermanfaat

20 Pasien menilai setiap apa yang disampaikan oleh pembimbing mental

agama adalah hal-hal yang penting.

21 Pasien menilai bahwa bimbingan mental agama membosankan

22 Pasien mendapatkan manfaat yang disampaikan oleh pembimbing

mental agama

23 Pasien sangat nyaman dengan proses bimbingan mental agama

24 Pasien mengantuk saat mengikuti bimbingan mental agama

25 Pasien mengikuti materi yang disampaikan oleh pembimbing mental

agama

26 Pasien mengikuti materi bimbingan mental agama dengan rasa

bahagia

27 Pasien mampu menghafalkan doa-doa yang diberikan oleh

pembimbing mental agama

 

Page 109: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

28 Pasien terbatah-batah dalam membaca doa-doa yang diberikan oleh

pembimbing mental agama

29 Pasien menerapkan materi yang disampaikan oleh pembimbing

mental agama

30 Pasien melakukan ikhtiar dengan cara mengikuti program-program di

klinik qita

Motivasi Kesembuhan

31 Pasien memiliki kepercayan diri yang tinggi bahwa sakit adalah ujian

dari Allah SWT

32 Pasien memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menjalankan

aktifitas

33 Pasien putus asa dengan penyakit yang dideritanya

34 Pasien memiliki perencanaan diri yang tinggi bahwa sakit adalah

ujian dari Allah SWT

35 Pasien meyakini secara optimal bahwa setiap penyakit ada obatnya

36 Pasien selalu berdoa kepada Allah, bahwa Hanya Allah yang Maha

Penyembuh

37 Pasien meyakini bahwa adanya kekuatan doa untuk mencapaian

kesembuhan

38 Pasien menyerah dengan penyakit yang dideritanya

39 Pasien memiliki ketabahan yang sangat tinggi dalam menghadapi

penyakit yang dialami

40 Pasien menerima dengan penuh keikhlasan akan penyakit yang

dideritanya

 

Page 110: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 B41 B42 B43 B44 B45 B46 B47 B48 B49 B50 ∑ ∑ AWAL∑

AKHIR

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 244 123 121

R2 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 223 110 113

R3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 1 3 3 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 5 4 3 5 5 4 4 3 3 3 3 3 174 79 95

R4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 238 121 117

R5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 239 121 118

R6 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 2 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 218 113 105

R7 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 207 101 106

R8 3 4 2 5 5 4 3 5 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5 3 3 4 3 4 4 5 4 5 4 3 3 4 5 4 3 4 4 3 4 4 194 97 97

R9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 242 124 118

R10 4 5 5 5 4 5 5 3 4 4 2 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 2 4 2 5 5 5 5 4 5 5 2 3 5 5 2 5 5 4 5 4 211 107 104

2190 1096 1094

∑ 44 45 40 48 45 44 41 44 42 45 40 43 46 44 44 46 45 46 45 39 42 43 46 43 46 45 42 40 47 45 40 40 42 46 46 48 47 45 48 44 41 42 45 44 41 44 43 42 45 42 21900,799 0,872** 0,667* 0,651* 0,722* 0,716* 0,896** 0,651* 0,959** - 0,722* 0,790** 0,942** 0,799** 0,351 0,716* 0,839** 0,640* 0,647* 0,763* 0,770** 0,959** 0,799* 0,765* 0,678* 0,737* 0,687* 0,812** 0,726* -0,11 0,157 0,096 0,799** 0,616 0,647* 0,799** 0,651* 0,219 0,283 0,423 0,716* 0,753* 0,038 -0,377 0,084 0,547 0,716* 0,599 0,959** 0,763* 0,815*

0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632

VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK TIDAK TIDAK VALID TIDAK VALID VALID VALID TIDAK TIDAK TIDAK VALID VALID TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID

0,9150,9556

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 B41 B42 B43 B44 B45 B46 B47 B48 B49 B50 ∑

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 244

R2 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 223

R3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 1 3 3 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 5 4 3 5 5 4 4 3 3 3 3 3 174

R4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 238

R5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 239

R6 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 2 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 218

R7 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 207

R8 3 4 2 5 5 4 3 5 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5 3 3 4 3 4 4 5 4 5 4 3 3 4 5 4 3 4 4 3 4 4 194

R9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 242

R10 4 5 5 5 4 5 5 3 4 4 2 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 2 4 2 5 5 5 5 4 5 5 2 3 5 5 2 5 5 4 5 4 211

2190

VARIAN

ITEM0,4889 0,5 1,111 0,178 0,5 0,489 1,878 0,711 0,622 0,5 1,111 0,456 0,489 0,489 0,489 0,267 0,278 0,489 0,5 0,767 0,622 0,456 0,489 0,456 0,267 1,611 0,622 1,111 0,233 0,5 1,111 0,222 1,067 0,489 0,489 0,178 0,233 0,278 0,178 0,489 1,211 0,4 0,944 0,267 0,989 0,489 0,456 0,622 0,5 0,4

30

29,688889

532,222

0,5

0,963

N %

Valid 10 100,0

Excludeda

0 0,0

Total 10 100,0

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,963 50

Pearson r1/2 r1/2 (SPLIT HALF)

2190

Case Processing Summary

RELIABEL

HASIL UJI RELIABILITAS CRONBACH ALPHA (TRY OUT)

JUMLAH VARIAN ITEM

JUMLAH VARIAN TOTAL

APLHA CRONBACH

SPEARMAN BROWN

R TABEL

Cases

a. Listwise deletion based on all variables in

Reliability Statistics

HASIL UJI VALIDTAS PEARSON PRODUCT MOMENT (TRY OUT)

NO BUTIR

RESPONDEN

PEARSON PRODUCT MOMENT

R TABEL

HASIL = VALID / TIDAK

NO BUTIR

RESPONDEN

HASIL

 

Page 111: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 Total

R1 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 185

R2 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 2 5 170

R3 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 157

R4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 175

R5 4 5 4 4 4 2 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 152

R6 4 4 5 1 5 4 2 5 4 5 5 4 4 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 4 2 5 4 1 5 5 5 5 5 5 4 2 4 165

R7 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 2 5 5 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 163

R8 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 5 5 4 5 2 5 4 4 4 5 4 5 174

R9 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 175

R10 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 163

R11 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 2 4 5 5 4 5 5 3 5 2 4 5 5 5 5 4 5 181

R12 4 4 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 181

R13 4 4 5 4 5 2 4 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 2 2 4 4 2 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 2 5 163

R14 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 4 4 4 4 5 2 4 5 174

R15 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 158

R16 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 173

R17 5 5 4 2 4 3 2 5 3 4 4 4 5 2 5 5 5 3 5 4 5 5 5 2 5 5 3 2 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 2 3 156

R18 4 5 5 2 5 6 3 5 4 4 5 5 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 5 5 6 4 4 2 2 4 5 4 4 4 5 2 2 4 157

R19 4 5 5 1 5 5 2 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 2 5 4 1 4 4 4 4 3 4 4 5 3 164

R20 4 5 5 3 5 5 2 5 5 2 5 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 2 5 2 4 3 5 2 3 4 3 2 4 4 2 3 5 4 2 5 142

R21 5 5 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 3 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 5 2 4 4 4 5 4 2 3 146

R22 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 153

R23 4 4 4 2 4 4 2 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 5 4 4 4 4 2 5 144

R24 4 4 4 5 4 3 2 5 5 4 4 2 4 2 4 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 4 2 5 148

R25 5 4 4 2 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 144

R26 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 139

R27 3 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 155

R28 4 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 5 4 2 5 5 4 5 3 4 5 4 5 2 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 2 5 2 3 157

R29 5 5 4 2 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 5 5 5 2 5 4 3 4 4 4 5 4 2 159

R30 4 5 3 2 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 2 4 4 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 163

R31 4 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 2 3 3 3 5 4 4 4 2 4 5 4 4 3 4 4 5 4 163

R32 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 169

R33 4 5 4 3 4 5 3 4 4 5 4 4 5 2 4 5 5 5 4 5 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 3 5 4 4 2 4 163

R34 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 5 2 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 5 5 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 2 4 163

R35 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 S 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 164

R36 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 184

R37 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 4 5 5 3 4 3 2 5 5 3 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 5 175

R38 4 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 4 4 4 3 5 3 3 4 5 5 3 5 4 5 5 3 4 5 1 3 5 4 5 5 5 168

R39 4 5 3 4 3 4 4 4 5 5 3 5 4 5 5 4 4 4 3 5 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 165

R40 5 4 5 2 5 4 4 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 5 5 5 3 3 4 5 3 4 4 3 4 3 2 4 5 4 3 4 4 3 3 5 159

R41 4 4 3 3 3 3 5 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 3 5 2 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 5 157

R42 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 3 2 3 4 1 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 5 160

R43 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 49

R44 5 5 3 3 3 2 4 3 5 4 3 4 3 5 4 5 3 5 4 4 3 3 4 3 3 1 1 2 3 2 3 5 4 4 3 4 3 5 5 5 143

R45 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 5 3 3 3 2 4 4 5 5 158

R46 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 176

R47 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 2 2 5 5 5 5 3 4 4 5 4 5 4 4 2 3 4 5 4 4 166

R48 4 4 2 4 2 2 5 5 4 4 2 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 158

R49 5 4 2 5 2 4 5 4 3 4 2 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5 5 2 5 5 4 5 3 5 4 4 4 5 5 2 4 5 4 4 164

R50 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 5 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 153

R51 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 183

R52 4 4 3 5 3 5 5 4 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 176

R53 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 5 178

R54 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 2 5 5 4 5 5 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 177

R55 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 174

R Hitung 0,51 0,46 0,6 0,41 0,59 0,56 0,59 0,47 0,52 0,74 0,56 0,59 0,59 0,49 0,68 0,69 0,59 0,4 0,58 0,75 0,64 0,57 0,39 0,43 0,51 0,4 0,476 0,53 0,656 0,599 0,52 0,59 0,392 0,49 0,633 0,569 0,496 0,58 0,494 0,577 8881

R Tabel 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,361 0,361 0,361 0,361 0,36 0,36 0,361 0,36 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361

Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

HASIL KUISIONER UJI INTI BEFORE

 

Page 112: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 Total

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193

R3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193

R4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193

R5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193

R6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R12 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 186

R13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R14 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193

R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R17 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193

R18 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193

R19 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 186

R20 5 5 5 5 3 5 3 4 3 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 170

R21 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 172

R22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R24 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 191

R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R26 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 172

R27 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 173

R28 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 172

R29 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 171

R30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200

R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 196

R33 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 146

R34 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 146

R35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 160

R36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 160

R37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 196

R38 5 4 4 3 3 3 5 4 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 3 3 5 170

R39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 195

R40 4 5 5 5 5 3 5 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 178

R41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 161

R42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 164

R43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 166

R44 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 166

R45 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 187

R46 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 189

R47 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 170

R48 4 1 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 167

R49 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 172

R50 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 171

R51 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 188

R52 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 172

R53 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 186

R54 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 170

R55 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 174

10094

Total 239 250 253 260 254 251 253 249 261 259 251 260 259 239 251 261 262 251 239 256 259 257 254 251 255 259 262 239 261 239 251 239 239 252 253 253 253 253 246 261 10094

R Hitung 0,568 0,7 0,81 0,69 0,77 0,8 0,83 0,82 0,65 0,64 0,53 0,62 0,65 0,56 0,48 0,69 0,62 0,42 0,59 0,7 0,59 0,69 0,85 0,35 0,82 0,69 0,587 0,714 0,681 0,777 0,77 0,74 0,707 0,85 0,832 0,829 0,826 0,665 0,581 0,553

R Tabel 0,361 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,361 0,361 0,361 0,361 0,36 0,36 0,361 0,36 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361

Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALIDVALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID

HASIL KUISIONER UJI INTI AFTER

 

Page 113: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

Lampiran 6 r- Tabel Product Moment

 

Page 114: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

Lampiran 7 t- Tabel Two Tail

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127

42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595

43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089

44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607

45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148

46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710

47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291

48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891

49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508

50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141

51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789

52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451

53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127

54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815

55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515

56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226

57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948

58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680

59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421

60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171

 

Page 115: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

 

Page 116: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

Keterangan : Cek Kesehatan Pasien Prolanis Klinik Qita

 

Page 117: EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA DALAM MOTIVASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47705/1/TIARA NUR... · tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran

Keterangan : Kegiatan Bimbingan Mental Agama

Keterangan : Kegiatan Kerajinan Tangan Yang Diikuti

Pasien Prolanis Klinik Qita

Keterangan : Foto Peneliti Bersama Dokter Elis