Diagnosis Kedokteran Keluarga Tiara
-
Upload
tiara-ramadhani-sy -
Category
Documents
-
view
210 -
download
0
Transcript of Diagnosis Kedokteran Keluarga Tiara
Diagnosa Kedokteran Keluarga
SCABIES DENGAN INFEKSI SEKUNDER
DISUSUN OLEH:
Tiara Ramadhani Syammarhan S.Ked
(05.48864099265.09)
PEMBIMBING:
dr. Sri Asih
dr. Deasy Nursanti, M.Si
dr. Ronny Isnuwardhana, MPH
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Mulawarman
2011
PENDAHULUAN
Skabies adalah infestasi dari kulit yang disebabkan oleh parasit yang disebut
Sarcoptes scabei. Skabies dibeberapa negara berkembang termasuk Indonesia
mempunyai prevalensi yang cukup tinggi yaitu 6%- 27% dari populasi umum dan
cenderung tinggi pada anak-anak sampai dewasa.
Di pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) maupun di rumah sakit
rujukan, rata-rata infeksi kulit menduduki peringkat ke-2 setelah dermatitis.
Skabies menempati urutan ke-3 dari 10 urutan penyakit kulit terbesar pada pelita
IV.
Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit skabies, antara
lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah, hiegenitas yang buruk, hubungan
seksual yang sifatnya promiskuitas (tidak memilih-milih), dan perkembangan
demografik serta ekologi yang buruk merupakan hal-hal yang erat kaitannya
dengan perkembangan penyakit ini. Penyebaran tungau skabies adalah dengan
kontak langsung oleh penderita skabies. Skabies juga bisa menular melalui
penggunaan handuk bersamaan, sprei tempat tidur, dan segala hal yang dimiliki
pasien skabies. Oleh karena itu scabies sering menyebar dalam anggota keluarga,
satu asrama, kelompok anak sekolah, pasangan seksual bahkan satu kampung atau
desa. Penularan penyakit ini erat hubungannya dengan kebersihan lingkungan,
kebersihan perorangan, tempat-tempat yang padat penduduknya seperti asrama
serta tempat-tempat yang lembab dan kurang mendapat sinar matahari.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : An. TRR
Umur : 2,4 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status dalam keluarga : Anak ketiga
Identitas orang tua
Nama ayah : Tn. S
Usia Ayah : 47 tahun
Nama ibu : Ny. S.A
Usia ibu : 31 tahun
Anamnesis
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik dilakukan pada hari Rabu, 21 Desember 2011.
Sumber anamnesis: alloanamnesis (ibu pasien)
Keluhan utama : Gatal pada kedua kaki dan bokong
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien An. TRR datang ke poli KIA puskesmas palaran diantar oleh ibu
pasien hari rabu tanggal 21 Desember 2011 dengan keluhan gatal pada kaki dan
bokong. Gatal diketahui pertama kali muncul sejak 2 hari sebelum pasien dibawa
ke Puskesmas, awalnya berupa benjolan-benjolah kecil berwarna merah pada
punggung kaki kiri dan kanan pasien, namun karena sangat gatal sehingga pasien
menggaruk benjolan tersebut sehingga terlihat kulitnya terkelupas dan menjadi
luka.
Menurut pengakuan ibu pasien, gatal-gatal awalnya hanya berasal dari
sela-sela jari dan punggung kaki, namun belakangan menjalar hingga ke betis dan
bokong. Pasien juga sering mengeluhkan kakinya gatal terutama pada malam hari
sehingga tidak bisa berhenti menggaruk, sementara untuk pagi dan siang hari
biasanya pasien tidak terlalu merasakan gatal. Ibu pasien juga mengatakan tidak
ada anggota keluarga lain maupun teman-teman pasien yang mengalami keluhan
yang sama
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, tampak sakit
sedang, kesadaran compos mentis, suhu 36,8 o C, status generalis lainnya dalam
batas normal. Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien sudah pernah mengalami keluhan serupa sebanyak dua kali dan
diberikan pengobatan anti scabies serta anthistamin untuk mengurangi gatalnya,
dan menurut pengakuan ibu pasien keluhan tersebut membaik dan akhirnya
sembuh total.
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami gejala serupa.
Riwayat Kebiasaan :
ibu pasien kurang memperhatikan masalah higienitas anak-anaknya,
sehingga kuku pasien panjang dan berwarna agak kehitaman karena
kotoran.
Pasien tidur bersama dengan seluruh saudara dan ibunya dalam satu
tempat tidur.
Pasien gemar bermain di tanah ataupun tumpukan pasir tanpa mengenakan
alas kaki dan jarang mencuci kakinya setelah bermain.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : sakit sedang
Tinggi badan : 86 cm
Berat badan : 10 kg
BMI : 11,89 kg/m2
Status gizi : Baik
Tanda vital
Tekanan darah : -
Frekuensi Nadi : 84 kali/menit, regular, kuat angkat
Frekuensi Nafas : 24 kali/menit
Suhu : 36,5 derajat celsius
Status generalisata
Kepala : Mata : anemis (-), ikterik (-), cekung (-)
Hidung : dalam batas normal
Telinga : dalam batas normal
Mulut : mukosa mulut basah, faring hiperemi (-),
pembesaran tonsil (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Dada : Inspeksi : pergerakan simetris
Palpasi : dalam batas normal
Perkusi : sonor D = S
Auskultasi :
Paru : vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Abdomen : Inspeksi : flat
Palpasi : soefl, nyeri tekan (-),
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal
Ekstremitas :
Atas : oedem (-/-), akral hangat
Bawah : oedem (-/-), akral hangat
Status lokalis : Pada regio dorsum pedis dekstra et sinistra terutama pada
jari-jari kaki tampak bentukan vesikel yang sudah pecah
berwarna kemerahan, dengan garis abu-abu di tepinya.
Selain itu terlihat macula dan papula dengan permukaan
berwarna abu-abu, dan bekas garukan yang telah menjadi
ulkus dangkal atau ektima yang mengeluarkan nanah. Hal
serupa terlihat pada cruris dan juga glutea.
Diagnosis sementara :
Scabies dengan infeksi sekunder
Diagnosis banding :
- Dermatitis alergi
- Pioderma
Penatalaksanaan:
Rencana diagnostik
o Kerokan kulit bagian yang terkena pada pasien untuk identifikasi
parasit penyebabnya
Rencana terapi
o Terapi non-farmakologi
Konseling klinik sanitasi
Edukasi
o Terapi Farmakologi
Antti scabies salep 1x/hari saat malam hari
Antihistamin untuk mengurangi gatalnya
Antibiotik sistemik untuk luka yang terinfeksi
Rencana monitoring
o Perbaikan gejala klinis, misalnya rasa gatal telah berkurang
ataupun tidak timbul pada daerah yang lain.
Rencana edukasi
o Memberikan pengetahuan tentang penyakit scabies dan pemakaian
obat yang benar serta efek samping yang mungkin akan timbul
o Memberikan penyuluhan tentang PHBS guna mencegah penyakit
berulang dan penularan pada orang lain.
Prognosis: Bonam
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
IDENTITAS KELUARGA
No I. KEPALA KELUARGA II. PASANGAN
1 Nama Tn. S Ny. S.A
2. Umur 47 tahun 31 tahun
3. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
4. Status perkawinan Kawin Kawin
5. Agama Islam Islam
6. Suku bangsa Jawa Jawa
7. Pendidikan STM SMP
8. PekerjaanKaryawan Perusahaan
TambangIbu rumah tangga
9. Alamat lengkapJl. Ampera No.36 RT 40 kelurahan Rawa Makmur,
Kecamatan Palaran
ANGGOTA KELUARGA
NoAnggota
KeluargaUsia Pekerjaan
Hub.
Klrg
Stt.
Nikah
Serumah
Ya Tdk Kdg
1 D 13 thn Pelajar
SMP
Anak Belum
menikah
√
2 P 7 thn Pelajar Anak Belum
Menikah
√
3 TR 2,4
thn
- Anak Belum
menikah
√
GENOGRAM
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Penderita
: laki-laki (meninggal)
STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI KELUARGA DAN LINGKUNGAN
No EKONOMI KELUARGA Keterangan
1 Luas tanah 10 x 15 m2
2 Luas bangunan 7 x 11 m2
3 Pembagian ruangan Rumah pasien terdiri dari: 1 ruang
tamu, 1 ruang keluarga, 2 kamar
tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi+
wc
4 Besarnya daya listrik 900 watt
5 Tingkat Pendapatan Keluarga :
a. Pengeluaran rata-rata/bulan
Kredit rumah
Bahan makanan : Beras, lauk/ikan,
tempe-tahu dan sayur mayur
Diluar bahan makanan :
Pendidikan
Kesehatan
Listrik
Air bersih
Lain-lain
b. Penghasilan keluarga/bulan
Rp.1.500.000 – Rp 2.000.000
Rp700.000
Rp. 800.000,00
Rp35.000
Rp. 0,00
Rp. 80.000,00
Rp. 60.000
Rp. 500.000 – Rp 1.000.000
Rp. 3.000.000,00
No PERILAKU KESEHATAN
1 Pelayanan promotif/preventif -
2 Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga
lain
Puskesmas
3 Pelayanan pengobatan Puskesmas, Dokter praktek
4 Jaminan pemeliharaan kesehatan Asmara
No POLA MAKAN KELUARGA
1 Kepala keluarga dan ibu Makan 3 kali sehari (pagi, siang
dan malam). Nasi, ikan, ayam,
tahu, tempe, dan sayur. Buah
jarang.
2 Anak Makan 3 kali sehari. Menu
makanan sama dengan anggota
keluarga yang lain. Jajan diluar
rumah.
No AKTIFITAS KELUARGA
1 Aktivitas fisik
a. Bapak
b. Ibu
c. Anak
Bekerja diluar kota, hanya
pulang saat waktu liburan
Memasak, membersihkan
rumah dan mengurus anak
Sekolah dan bermain di sekitar
rumah
2 Aktivitas mental Seluruh anggota keluarga cukup
rutin melaksanakan salat 5 waktu.
No LINGKUNGAN
1 Sosial Hubungan dengan lingkungan
sekitar baik
2 Fisik/biologik
Perumahan dan fasilitas
Luas tanah
Luas bangunan
Jenis dinding terbanyak
Jenis lantai terluas
Sumber penerangan utama
Sarana MCK
Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
cukup Sederhana
10 x 15 meter
7 x 11 meter
beton
beton
Lampu listrik
Kamar mandi (1) di dalam rumah
dan tempat buang air besar
didalam rumah.
Dibelakang rumah melalui pipa
Sumber air sehari-hari
Sumber air minum
Pembuangan sampah
yang mengalir ke parit
Air PAM
Air PAM
Di bakar
3 Lingkungan kerja
a. Ayah
b. Ibu
c. Anak
Di luar rumah
Di dalam rumah
Di luar, dalam dan sekitar rumah
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA
No. Indikator Pertanyaan Keterangan Jawaban
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
1 Tidak merokok
Ada yang memiliki kebiasaan
merokok
Ayah tidak merokok dalam 3 bulan
terakhir
✓2 Persalinan
Dimana ibu melakukan
persalinan?
Ditolong tempat bidan, rumah
sakit.
✓3 Imunisasi
Apakah bayi ibu sudah di
imunisasi lengkap?
Imunisasi lengkap (BCG, DPT 1,2,3,
Polio, hepatitis, campak) dilakukan
semua
✓4 Balita di timbang
Apakah balita ibu sering
ditimbang? Dimana?
Penimbangan di Posyandu ✓5 Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota
keluarga mempunyai kebiasaan
sarapan pagi?
Makanan yang dikonsumsi setiap
hari✓
6 Dana sehat / ASKES
Apakah anda ikut menjadi JPKM, Jamsostek, Askeskin,
ASMARA
✓
peserta ASKES?
7 Cuci tangan
Apakah anggota keluarga
mempunyai kebiasaan mencuci
tangan menggunakan sabun
sebelum dan sesudah buang air
besar?
Seluruh anggota keluarga
mempunyai kebiasaan mencuci
tangan dengan air bersih dan
sabun
✓
8 Sikat gigi
Apakah anggota keluarga
memiliki kebiasaan gosok gigi
menggunakan odol?
Seluruh anggota keluarga
melakukan kebiasaan menggosok
gigi
✓9 Aktifitas fisik / Olah raga
Apakah anggota keluarga
melakukan aktifitas fisik atau
olah raga teratur?
Seluruh anggota keluarga
melakukan aktifitas fisik setiap
hari minimal 30 menit? Atau
minimal 3x seminggu
✓
B. Lingkungan Sehat
1 Jamban
Apakah dirumah tersedia
jamban dan seluruh keluarga
menggunakannya?
Bila di rumah tidak ada tapi
menggunakan MCK untuk BAB
maka jawabannya “Ya”
✓2 Air bersih dan bebas jentik
Apakah dirumah tersedia air
besih dengan tempat/tendon
air tidak ada jentik?
Bila rumah tidak memiliki sumber
air tetapi menggunakan MCK/kran
umum untuk mendapatkan air
bersih maka jawabannya “Ya”
✓
3 Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia
tempat sampah? Dan
dilingkungan disekitar rumah
tidak ada sampah berserakan?
Rumah terlihat bersih/bebas
sampah dan tersedia tempat
sampah didalam / diluar rumah
✓
4 SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL Lingkungan yang bersih tidak ada
air limbah yang menggenang
✓
disekitar rumah?
5 Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara
didalam rumah?
Ukuran ventilasi lebih kurang 1/10
luas lantai untuk tiap ruangan
✓6 Kepadatan
Apakah ada kesesuaian luas
rumah dengan jumlah anggota
keluarga?
Pengukuran kepadatan dimana 1
orang penghuni membutuhkan
2mx2mx2m
✓7 Lantai
Apakah lantai bukan dari
tanah?
Seluruh lantai rumah disemen atau
ubin atau kayu
✓
A. Indikator tambahan
1 ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6 bulan
hanya mendapatkan ASI saja
sejak lahir sampai 6 bulan?
Hanya untuk bayi keluarga yang
mempunyai bayi usia 0-6 bulan,
bila rumah tangga tidak ada
bayinya jawaban tetap “ya” tetapi
dicatat dalam lembar catatan
✓
2 Konsumsi buah & sayur
Apakah dalam 1 minggu
terakhir anggota keluarga
mengkonsumsi buah dan
sayur?
Semua anggota keluarga
mengkonsumsi buah dan sayur ✓
Jumlah 10 8
Klasifikasi
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban “Ya” antara 1-5 pertanyaan (merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban “Ya” antara 6-10 pertanyaan (kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban “Ya” antara 11-15 pertanyaan (hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban “Ya” antara 16-18 pertanyaan (biru)
Kesimpulan:
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab “Ya” ada 13 pertanyaan yang berarti
identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam
klasifikasi SEHAT III.
RESUME FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN KELUARGA
Faktor Resiko
Fisik Ventilasi ada, pencahayaan matahari cukup namun
Sanitasi lingkungan kurang, terutama dalam ruangan kamar
tidur.
BiologiTidak ada
Psiko-sosio-
ekonomi
Tidak memiliki dana khusus sebagai sumber dana kesehatan
Kehidupan sosial dengan lingk. baik
Perilaku
Kesehatan
Higiene pribadi kurang
Sering jajan diluar rumah
Gaya Hidup- Pemenuhan kebutuhan primer prioritas utama
- Alokasi khusus dana kesehatan tidak ada secara khusus
Lingkungan
Kerja
Tidak ada
DIAGNOSA KELUARGA (RESUME MASALAH KESEHATAN)
STATUS KESEHATAN DAN FAKTOR RESIKO (individu, keluarga, dan
komunitas)
1. Pengetahuan keluarga mengenai pentingnya menjaga kebersihan sangat
kurang.
2. Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa, namun setiap anggota
keluarga memiliki resiko dari faktor fisik, biologik dan psikologik
terinfeksi penyakit ini
STATUS UPAYA KESEHATAN (individu, keluarga, dan komunitas)
1. Pendapatan keluarga untuk prioritas pemenuhan sandang, pangan, papan.
2. PHBS masing-masing anggota keluarga juga kurang
STATUS LINGKUNGAN :
1. Rumah tempat tinggal kurang sehat, walaupun berada dalam kawasan
perumahan yang baik dan memiliki ventilasi dan pencahayaan yang cukup,
kebersihan rumah kurang diperhatikan.
2. Tidak ada kegiatan rutin gotong royong.
A. RENCANA PENATALAKSANAAN MASALAH KESEHATAN
Terhadap status kesehatan indivdu dan keluarga
No Masalah
kesehatan
Pengobatan
1.
2
Pasien Scabies
dengan infeksi
sekunder
Keluarga
Pengobatan scabies diharapkan melalui
pendekatan farmakologis maupun non-
farmakologis. Yakni dengan pemberian obat
anti scabies yang berbentuk salep dan
dijelaskan cara penggunaannya kepada ibu
pasien yaitu cukup dipakai pada malam hari
sebelum pasien tidur dengan dioleskan tipis-
tipis pada badan yang bersih mulai dari leher
hingga ke kaki. Pemberian antihistamin untuk
mengurangi gatal, serta antibiotic untuk
mengobati infeksi sekunder akibat luka
garukan
Memberikan pengetahuan tentang penyakit
scabies secara sederhana dan mudah
dimengerti
Memberikan penyuluhan tentang PHBS dan
sekaligus mengevaluasi pengetahuan yang
telah didapatkan dari konseling klinik sanitasi
Edukasi mengenai pentingnya pemantauan
perbaikan gejala, sehingga apabila keluhan
tidak berkurang penderita harus dibawa
kembali untuk berobat.
Perawatan masalah kesehatan keluarga
No Masalah
kesehatan
Tindakan perawatan (promotif, preventif, protektif)
Individu Keluarga Komunitas
Scabies Edukasi mengenai
hiegine pribadi
Edukasi mengenai
higiene pribadi dan
lingkungan.
Melakukan
penyuluhan dan
edukasi kepada
masyarakat
melalui leaflet dan
brosur mengenai
pentingnya
menjaga hygiene
dan menerapkan
PHBS dalam
kehidupan sehari-
hari.
Gambar 1. Mandala of Health
Komunitas: Sanitasi kurang
GAYA HIDUPPemenuhan kebutuhan primer
prioritas utamaAlokasi khusus dana kesehatan tidak ada
PASIENScabies dengan infeksi
sekunder
LINGK. PSIKO-SOSIO-EKONOMI
Tidak memiliki dana khusus sebagai sumber dana kesehatan
Kehidupan sosial dengan lingk. baik
PELAYANAN KES.Jarak rumah-pusat pelayanan kes : 8 km, bisa ditempuh dengan sepe
da motor selama 15 menit.
LINGK. FISIKVentilasi dan penerangan di dalam rumah
cukup
LINGK. KERJATidak ada
FAMILY
FAKTOR BIOLOGITidak ada
PERILAKU KESEHATANHigiene pribadi dan lingkungan kurangPasien sering bermain di tanah atapun gundukan pasir tanpa mengenakan alas
kakiSering jajan diluar rumah
Mandala of Health
Dalam menetapkan masalah serta faktor yang mempengaruhi, digunakan konsep Mandala of Health (Gambar 1).
Tabel 1. Skoring Kemampuan Penyelesaian Masalah Dalam Keluarga
MasalahSkor Awal
Upaya Penyelesaian
Fungsi Biologi Tidak terdapat keluarga
yang menderita sakit yang sama .
3 Edukasi mengenai penyakit ini
Faktor perilaku kesehatan keluarga - Pengetahuan higiene dan
sanitasi rumah serta lingkungan kurang
- Tidak pernah berolahraga
3
3
Edukasi mengenai PHBS
Edukasimengenai manfaat olahraga
Faktor Lingkungan Fisik- Sanitasi lingkungan kurang 1 Meminta pihak terkait dalam hal ini
Dinas Tata Kota dan Kebersihan untuk memperbaiki saluran parit di rumah-rumah warga
Mengadakan gotong royong di lingkungan sekitar tiap awal bulan
Faktor Psiko-sosio-ekonomi Tidak memiliki dana khusus
sebagai sumber dana kesehatan
3 Motivasi untuk memiliki tabungan khusus untuk kesehatan
PEMBAHASAN
Studi kasus dilakukan pada pasien An, TRR usia 2,4 tahun dengan keluhan
gatal pada kaki dan bokong yang telah dialami sejak 2 hari yang lalu sebelum
berobat ke Puskesmas. An. TRR tinggal satu rumah dengan 4 orang anggota
keluarganya yang terdiri dari ibu dan ketiga saudaranya. Keluarga tinggal di
rumah pribadinya yang berjarak sekitar 8 km dari Puskesmas Palaran dan dapat
ditempuh oleh sepeda motor selama 10 menit.
Diagnosis sementara dari pasien adalah scabies dengan infeksi sekunder
yang ditegakkan atas dasar anamnesa dan pemeriksaan fisik, dimana pada pasien
ini datang dengan keluhan utama rasa gatal pada kaki dan bokong yang dirasakan
terutama pada malam hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya bentukan
vesikel dan papula yang pecah di sela jari-jari dan punggung kaki akibat garukan
dan menyebabkan luka bernanah. Hal tersebut juga terlihat pada betis dan bokong
pasien, namun dengan jumlah yang lebih sedikit. Menurut pengakuan ibu pasien
tidak ada yang mengalami keluhan serupa di rumah, namun keluhan tersebut telah
dialami pasien sebelumnya sebanyak 2 kali dan selalu diberikan pengobatan
dengan salep yang dioleskan dari leher hingga kaki kemudian tidak lama
kemudian keluhan tersebut akan berkurang dan kemudian sembuh sendiri. Hal
tersebut sebenarnya telah mengarahkan pada dua dari tanda-tanda kardinal scabies
yaitu pruritus nocturnal dan predileksi khas pada bagian kulit yang tipis yaitu sela
jari kaki. Namun karena scabies merupakan ”The Great Immitator” kedua setelah
lepra, maka masih diberikan diagnosis banding dermatitis alergika karena
bentuknya yang hampir serupa dan dari pengakuan ibu pasien tidak ada orang lain
di rumah yang mengalami keluhan serupa. Selain itu diagnosis infeksi sekunder
ditegakkan dari adanya nanah pada bekas luka garukan di beberapa tempat vesikel
dan papula yang pecah.
Menurut pengakuan ibu pasien, pasien sering bermain di tanah ataupun
gundukan pasir tanpa mengenakan alas kaki dan jarang mencuci kakinya setelah
selesai bermain.
Penatalaksanaan pada pasien ini pada saat berobat adalah pemberian obat
anti scabisid yang berupa salep yang digunakan sekali sehari pada saat malam
hari, antihistamin yang bertujuan untuk mengurangi rasa gatal serta antibiotik
sistemik untuk luka garukan yang terinfeksi.
Dalam menatalaksana pasien, seorang dokter perlu memperhatikan pasien
seutuhnya, tidak hanya tanda dan gejala penyakit namun juga psikologinya.
Pembinaan keluarga pada kasus ini sangat penting, yaitu mengenai masalah
penyakit pasien, perilaku kesehatan keluarga dan lingkungan, serta fungsi
ekonomi keluarga.
Tujuan dari pembinaan keluarga adalah untuk memberikan pengertian
kepada pasien dan keluarga (khususnya ibu yang tinggal satu rumah dengan
pasien) slain bertujuan agar lebih mengerti tentang mempraktekan perilaku hidup
bersih dan sehat, juga untuk mencegah penyakit scabies kumat lagi. Sarcoptes
scabei dapat ditransmisikan oleh kontak yang lama dengan penderita ataupun
kontak dengan pakaian atapun kasur penderita, sehingga keluarga harus benar-
benar dipahamkan untuk menjaga kebersihan terutama untuk penderita sehingga
resiko untuk menularnya penyakit ini menjadi rendah.
Daftar Pustaka
1.
DOKUMENTASI