edit post

13
TEMPLATE SOAL OSCE STATION EPISTAKSIS 1 . Nomor station 10 2 . Judul station Epistaksis 3 . Waktu yang dibutuhkan 15 menit 4 . Tujuan station Menguji keterampilan pemeriksaan fisik, menentukan diagnosa banding, tatalaksana nonfarmakoterapi , perilaku profesional 5 . Kompetensi 1. Kemampuan anamnesis 2. Kemampuan pemeriksaan fisik 3. Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis banding atau diagnosis 4. Penegakan diagnosis/diagnosis banding 5. Tatalaksana nonfarmakoterapi 6. Tatalaksana farmakoterapi 7. Komunikasi dan edukasi pasien 8. Perilaku professional 6 . Kategori 1. Sistem Saraf 2. Psikiatri 3. Sistem Indera 4. Sistem Respirasi 5. Sistem Kardiovaskular 6. Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier dan pankreas 7. Sistem Ginjal dan Saluran Kemih 8. Sistem Reproduksi 9. Sistem Endokrin, Metabolisme, dan Nutrisi 10. Sistem Hematologi dan Imunologi 11. Sistem Muskuloskeletal 12. Sistem Integumen 7 . Instruksi untuk peserta ujian SKENARIO UNTUK MAHASISWA : Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke pratek dokter karena mimisan setelah wajahnya terkena lemparan bola. Mimisan menetes sejak 5 menit yang lalu. T : 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, isi dan tegangan cukup. Suhu, afebris. Status generalis dalam batas normal. Riwayat kelainan perdarahan disangkal. TUGAS UNTUK MAHASISWA : 1. Lakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan masalah klinis pasien 2. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding

description

edit post

Transcript of edit post

Page 1: edit post

TEMPLATE SOAL OSCE STATION EPISTAKSIS1. Nomor station 102. Judul station Epistaksis3. Waktu yang

dibutuhkan15 menit

4. Tujuan station Menguji keterampilan pemeriksaan fisik, menentukan diagnosa banding, tatalaksana nonfarmakoterapi , perilaku profesional

5. Kompetensi 1. Kemampuan anamnesis2. Kemampuan pemeriksaan fisik3. Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis

banding atau diagnosis4. Penegakan diagnosis/diagnosis banding5. Tatalaksana nonfarmakoterapi6. Tatalaksana farmakoterapi7. Komunikasi dan edukasi pasien8. Perilaku professional

6. Kategori 1. Sistem Saraf2. Psikiatri3. Sistem Indera4. Sistem Respirasi5. Sistem Kardiovaskular6. Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier dan pankreas7. Sistem Ginjal dan Saluran Kemih8. Sistem Reproduksi9. Sistem Endokrin, Metabolisme, dan Nutrisi10. Sistem Hematologi dan Imunologi11. Sistem Muskuloskeletal12. Sistem Integumen

7. Instruksi untuk peserta ujian

SKENARIO UNTUK MAHASISWA :Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke pratek dokter karena mimisan setelah wajahnya terkena lemparan bola. Mimisan menetes sejak 5 menit yang lalu. T : 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, isi dantegangan cukup. Suhu, afebris. Status generalis dalam batas normal. Riwayat kelainan perdarahan disangkal.

TUGAS UNTUK MAHASISWA :1. Lakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan masalah klinis pasien 2. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding3. Lakukan penatalaksanaan yang sesuai

8. Instruksi untuk penguji

SKENARIO UNTUK MAHASISWA :Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke pratek dokter karena mimisan setelah wajahnya terkena lemparan bola. Mimisan menetes sejak 5 menit yang lalu. T : 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, isi dantegangan cukup. Suhu, afebris. Status generalis dalam batas normal. Riwayat kelainan perdarahan disangkal.

TUGAS UNTUK MAHASISWA :1. Lakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan masalah klinis pasien

Page 2: edit post

2. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding3. Lakukan penatalaksanaan yang sesuai

INSTRUKSI PENGUJI:1. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta berdasarkan lembar penilaian.2. Penguji tidak diperbolehkan melakukan interupsi ataupun bertanya kepada peserta

selain yang ditentukan.3. Penguji memberikan informasi terhadap data yang dibutuhkan setelah peserta

melakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan apa yang diperiksa oleh peserta.

Hasil pemeriksaan fisik

Status localis :Hidung

I : deformitas (-) , warna kulit memar (+), epistaksis dari lubang hidung kanan dan kiri(+)P : nyeritekan (+) pada puncak hidung sampai ala nasi, krepitasi os.nasi (-)

Sinus paranasalis Nyeritekandiataskeduaalis (-),

Nyeritekanpadapuncakhidung (+)Nyeritekan di keduapipi(-)Nyeriketok sinus s.d.a (-)

Rhinoskopi anteriorkanan Kiri

Discharge (+)darah (+) darahMukosa Hyperemia (+)

laserasi (+)Hyperemia (+) Laserasi (+)

Konka Udem (-) Udem(-)Tumor (-) (-)Septum Deviasi (+) ke

kanan, laserasi (+)

Deviasi (+)ke kanan, Laserasi (+)

Cavum nasi Berisi jendalan darah

Berisi jendalan darah

Rhinoskopi posterior Post nasal drip (-)

Telingakanan Kiri

Pre auricula Udem (-)Nyeri tekan (-)Pembesaran nnll(-)Fistel (-)Abses (-)

Udem (-)Nyeri tekan (-)Pembesaran nnll(-)Fistel (-)Abses (-)

auricula Tragus pain (-)Nyeri tarik heliks (-)Deformitas (-)

Tragus pain (-)Nyeri tarik heliks (-)Deformitas (-)

Page 3: edit post

Retro auricula Sulcus retro auricular dalam batas normalUdem (-)Abses (-)Fistel(-)Pembesaran nnll (-)

Sulcus retro auricular dalam batas normalUdem (-)Abses (-)Fistel(-)Pembesaran nnll (-)

mastoid Abses (-)Nyeri tekan (-)Nyeri ketok (-)

Abses (-)Nyeri tekan (-)Nyeri ketok (-)

CAE Discharge (-)Mucosa hiperemis (-)Serumen (-)

Discharge (-)Mucosa hiperemis (-)Serumen (-)

Membrane timpany Warna putih mutiaraReflex cahaya (+) arah jm 5perforasi (-)

Warna putih mutiaraReflex cahaya (+) arah jm 5perforasi (-)

Mulut Gigi : caries (-), fraktur (-) Lidah : deviasi (-), atrofipapil (-) Palatumbomban (-) Pipi : simetriskanandankiri

OrofaringArcus faring : simetris, hiperremis (-), deviasiulvula (-)Faring hipremis (-), jaringangranulasi (-), post nasal drip (-) Tonsil : T2-2, hiperemis (-), kriptemelebar (-), detritus (-)

Diagnosa :Epistaksis anterior e.c trauma ( laserasi septum)Hasil Pemeriksaan setelah dipasang tampon vasoconstrictor perdarahan berhenti

Tindakan kandidat yang professional harus dapa tmemprioritaskan tindakan mana yang lebih didahulukan.1. Pasiendatangharusdiassesment, apakah ada kegawatan dengan

memeriksa KU TV (hasil sudah diketahui di soal)2. Kemudian melihat status lokalis dengan rhinoskopi anterior untuk

mencari asal perdarahan. 3. Kemudian palpasi hidung, untuk mencari tanda fraktur os nasi (bila

ada).4. Pasang tampon vasokonstriktorselama 5 menit5. Selama menunggu, lakukan pemeriksaan rhinoskopi posterior, untuk

mengecek, apakah ada perdarahan yang bersumberdari cavum nasi posterior

6. Lakukanpemeriksaan THT yang lain

Page 4: edit post

7. Setelah 5-10 menit, dicek apakah perdarahan sudah berhenti?8. Apabila perdarahan berhenti, penanganan dianggap berhasil, pasien

dipulangkan dengan control 24 jam.9. Apabila perdarahan belum berhenti, pasanglah tampon anterior, rujuk

Nb : Cara pemasangan tampon lidocain dan pemasangan tampon anterior terlampirCara pemeriksaan THT terlampir

9. Instruksi Pasien Simulasi Tidak menggunakan pasien simulasi

10.

Denah ruangan

11.

Peralatan yang dibutuhkan

Assisten 1 orang untuk membantu mempersiapkan alat- Meja dan kursi dokter : @ 1 buah- Meja dan kursi penguji : @ 1 buah - Meja alat 1 buah- Manekin kepala dengan hidung berlubang : 2 buah- Lampu Kepala : 2 buah- Spekulum hidung pendek : 2 buah - Spekulum hidung panjang : 2 buah- Kaca laring besar : 2 buah- Kaca laring kecil : 2 buah- Otoskop : 2 buah- Tounge spatel : 2 buah- Pinset bayonet : 2 buah- Adrenalin : 2 ampul- Salep Antibiotik : 1 buah- Povidone iodine : 1 buah- Lidokain : 1 buah- Kassa Roll tampon: 1 buah- Tissue gulung 1 buah- Plester- Gunting- Sarung tangan steril @ 24 pasang- Blanko resep : 24 lembar- Tempat sampah tertutup : 1 buah - Jam dinding- Buku Petunjuk skill lab blok 8 (sistem Indera)

12 Penulis Dr. Arum

Page 5: edit post

.

13.

Referensi Petunjuk Skill Lab blok 8 Fakultas Kedokteran UnimusBOIES edisi 6. Hal 227-229

Reviewer

Lampiran

1. Cara mengaplikasikan larutan vasokonstriktor Campur adrenalin dan lidocain, tanpa diencerkan, Penderita tidur terlentang Masukkan kasa rol dalam larutan. Buka nares anterior dengan menggunakan speculum panjang dengan tangan kiri Masukkan rol kasa yang telah dibasahi dengan larutan vasokonstriktor sampai

memenuhi rongga hidung menggunakan pinset bayonet. Tunggu 5 menit sambil dievaluasi

2. Cara mengaplikasikan tampon anterior Kasa rol diberi zalf antibiotic Penderita tdur terlentang Nares anteriordibukadengan speculum panjang dengan tangan kiri Masukkan rol kasa yang telah dicampur dengan zalf antibiotic sepada tmungkin

dengan menggunakan pinset bayonet Tutup bagian nares anterior dengan plester

3. Cara pemeriksaan telinga, hidung, rhinoskopi anterior, rhinoskopi posterior dan tenggorok

Page 6: edit post

Pemeriksaan otoscopi

Rhinoskpi posterior

Page 7: edit post

RUBRIK PENILAIAN EPISTAKSIS

KOMPETENSI 0 1 2 3BOBO

T1. Pemeriksaan

FisikPeserta ujian tidak melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah klinik pasienTidak cuci tangan

Menggunakan teknik pemeriksaan kurang benar

Tetapi tidak Sistematik/runut, serta melaporkan hasil tidak lengkap

Hanya memeriksa rhinoskopi anterior saja

Cuci tangan

Menggunakan teknik pemeriksaan yang benar

Tetapi tidak Sistematik/runut, serta melaporkan hasil tidak lengkap

Hanya memeriksa rhinoskopi anterior dan posterior saja

Cuci tangan

Melakukan pemeriksaan pasien dengan menerapkan prinsip sebagai berikut:

Menggunakan teknik pemeriksaan yang benar

Sistematik/runutMeliputi:

- Menyingkirkan ada fraktur os nasi

- Menyingkirkan penyulit di bagian THT yang lain

- Memeriksa THT dengan lengkap (hidung, sinus paranasalis, rhinoskopi anterior, rhinoskopi posterior, telinga, mulut, orofaring)

- Cuci tangan

3

2. Penentuan Diagnosis

Peserta salah atau tidak dapat mendiagnosis

Peserta hanya menyebutkan epistaksis saja

Peserta menyebutkan diagnosis dengan benar : Epistaksis anterior saja

Peserta menyebutkan diagnosis dengan benar : Epistaksis anterior e.c. trauma/laserasi septum

2

3. Tatalaksana non farmakoterapiMemasang tampon vasoconstriktor

Peserta ujian tidak melakukan tindakan Ataumelakukan tetapi tidak sesuai perintahAtaumelakukan tetapi tidak sesuai masalah klinik pasien

Peserta menangani pasien tidak sistematis, tidak lengkap dantidak runut ( lihat di instruksi penguji)Tetapi sesuai dengan masalah klinik pasien

Peserta menangani pasien dengan sistematis, urutan prioritas tindakan benar) tapi kurang lengkap

Peserta melakukan tindakan dengan sistematis(runut) dan lengkap

3

4. Perilaku profesional

Peserta ujian tidak

Meminta izin secara lisan dan

Meminta izin secara lisan dan

Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah

1

Page 8: edit post

meminta izin secara lisan dan sama sekali tidak melakukan poin perilaku profesional.

1-2 poin perilaku profesional.

3 poin perilaku profesional.

ini secara lengkap:1. melakukan setiap

tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri

2. memperhatikan kenyamanan pasien

3. melakukan tindakan sesuai prioritas

4. menunjukan rasa hormat kepada pasien

5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

II. Global performanceBeritanda (√) padakolom yang disediakansesuaidenganpenilaianAndasecaraumumterhadapkemampuanpesertaujian

TIDAK LULUS BORDERLINE LULUS SUPERIOR

Page 9: edit post

SOAL STATION 10SKENARIO UNTUK MAHASISWA :Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke pratek dokter karena mimisan setelah wajahnya terkena lemparan bola. Mimisan menetes sejak 5 menit yang lalu. T : 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, isi dantegangan cukup. Suhu, afebris. Status generalis dalam batas normal. Riwayat kelainan perdarahan disangkal.

TUGAS UNTUK MAHASISWA :1. Lakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan masalah klinis pasien 2. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding3. Lakukan penatalaksanaan yang sesuai

SOAL STATION 10SKENARIO UNTUK MAHASISWA :Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke pratek dokter karena mimisan setelah wajahnya terkena lemparan bola. Mimisan menetes sejak 5 menit yang lalu. T : 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, isi dantegangan cukup. Suhu, afebris. Status generalis dalam batas normal. Riwayat kelainan perdarahan disangkal.

TUGAS UNTUK MAHASISWA :1. Lakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan masalah klinis pasien 2. Tentukan diagnosis dan diagnosis banding3. Lakukan penatalaksanaan yang sesuai

Page 10: edit post