Edisi 5

15
JUNI 2011 EDISI 5 SUARA KEADILAN Terdepan Dalam Reformasi Parlemen Fraksi PKS DPR RI FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA GRATIS Follow Us: @FPKSDPRRI www.fpks.or.id Dok.istimewa PKS Lirik Usulan Stambus Accord KPK Jangan Jadi Alat Politik Kasus Surat Palsu, KPU dan Bawaslu Harus Tanggung Jawab Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat akan mempertanyakan kasus dugaan surat palsu yang diduga dibuat Andi Nurpati saat menjadi komisioner Komisi Pemilihan Umum. Surat ini diduga menyebabkan adanya kursi haram di DPR. Selamatkan Tenaga Kerja Indonesia Halaman 6 Halaman 7 Kasus suap yang terjadi di Kemen- pora harus diusut tuntas. Bila me- mang terdapat indikasi melibatkan dua oknum partai berkuasa, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus tetap berani memproses. Demikian dikatakan Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al-Habsyi Sabtu (30/4) di Jakarta. PKS menyambut gagasan Partai Hanura dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang mengu- sulkan penerapan stambus accord atau suara parpol tidak lolos parliamentary threshold (PT) bisa disalurkan ke partai yang lolos PT. Agar bisa dijalankan, aturan ini harus dibuat secara detail dalam revisi UU Pemilu. Halaman 9

description

Tabloid Suara Keadilan Edisi 5

Transcript of Edisi 5

Page 1: Edisi 5

EDISI JUNI 2011JUNI

2011

EDISI 5

SUKA | Edisi 1 / I / 2010

JAKARTA - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI lantang memilih opsi C hasil rekomendasi Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century. Artinya, proses penyelamatan Bank Century melalui bail-out dinilai sarat pealanggaran.

“Opsi C adalah relevan dan terbaik untuk perbaikan sektor keuangan dan perbankan dalam upaya penegakan hukum,” kata juru bicara FPKS Ecky Awal Mucharam yang membacakan sikap fraksi Rabu, 3 Maret 2010.

Sontak, teriakan “Allahu Akbar, Allahu Akbar” bergemuruh di tengah arena ruang sidang yang dihadiri hampir seluruh anggota DPR.

Pandangan ini merupakan penegasan dan penguatan fraksi PKS yang telah disampaikan

Allahu Akbar! Bergemuruh di Paripurna

DPR

sidang-sidang Pansus terdahulu. Sikap tersebut tak berubah sampai mendekati penghujung paripurna yang hingga larut malam. Meski sempat diselingi insiden dan tarik ulur lobi, paripurna DPR akhirnya mengakhiri sidangnya lewat voting terbuka.

Opsi C, yang menyatakan proses “bail out” bank Century bermasalah dipilih oleh 325 anggota dari 537 anggota yang hadir. Sedangkan opsi A, yang menyatakan proses prosedur bailout tidak bermasalah, dipilih oleh 212 anggota DPR. Marzuki Ali sebagai pimpinan sidang paripurna akhirnya mengetuk palu sebagai tanda paripurna DPR secara bulat memilih opsi C.

Opsi C lainnya adalah, patut diduga telah terjadi berbagai penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan oleh otoritas

Fraksi PKS Lantang Pilih Opsi ‘C’

SUARA KEADILAN

moneter dan fiskal, mulai dari (a) operasional Bank CIC (b) proses akuisisi Bank Danpac dan Bank Pikko oleh Chinkara Capital, merger Bank CIC, Bank Danpac, dan Bank Pikko menjadi Bank Century, operasional Bank Century (c) pemberian FPJP, dan (d) PMS sampai kepada (e) mengucurnya aliran dana.

Opsi C juga menyebut, diduga telah terjadi penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh pihak otoritas moneter dan fiskal dengan mengikutsertakan pemegang saham pengendali, pengurus, dan manajemen Bank CIC, dan Bank Century, debitur dan nasabah terkait, sehingga terindikasi merugikan keuangan negara.

--- Pandangan Fraksi PKS dapat dilihat selengkapnya di : www.fpks-dpr.or.id

Terdepan Dalam Reformasi Parlemen

Dalam pandangan akhirnya soal Century, semua fraksi di DPR kompak berucap bahwa ke-benaran itu benar dan kesalahan itu tetap harus salah. Bila kita tengok perspektif agama, bahwa kebenaran yang hakiki hanya satu yaitu yang ses-uai dengan “ma ‘indallah”, kebenaran yang ada

di sisi Allah. Tentu hanya Dia yang tahu. Adapun masing-masing fraksi dan opsi hanya berikhtiar mencapai kebenaran. Agama memuji ikhtiar yang berkualitas, yaitu yang secara spiritual mengede-pankan kejujuran dan memosisikannya sebagai imam. Kejujuran yang menggariskan konsistensi antara tujuan (ghayah) mencari kebenaran, mo-tif (niat) meraih reward dari Allah, dengan proses (kaifiat) yang ditempuh juga harus benar, baik prosedur formil maupun metodologis.

Di atas garis lurus konsistensi tersebut, integri-tas dapat dihadirkan, ketaqwaan dipertahankan, kredibilitas dihasilkan, kemudian insya Allah pa-hala dariNya telah dijanjikan. Masing-masing opsi memenangkan pahala itu antara satu atau dua. Jika opsi yang dipilih sesuai dengan yang benar di sisi Allah maka mendapat dua pahala, sebagai

imbalan kebenaran dalam berikhtiar dan imbalan akurasi/persisi; sedang jika opsinya tidak sesuai dengan yang benar menurut Allah tetap mem-peroleh satu pahala sebagai imbalan atas ikhtiar yang benar, sebab ikhtiar yang benar bagian dari amal saleh.

Sesungguhnya yang lebih penting, bukan apa opsinya tapi bagaimana prosesnya. Dari perspektif kualitas proses atau ‘mujahadah’ menuju kebena-ran maka posisi orang akan beragam.

Ada yang menempuh prosedur dengan benar, menggunakan metodologi yang benar kemudian berpenampilan ekspresif dan komunikatif yang baik. Hasilnya insya Allah baik disertai reward ilahi dan out comenya adalah kemaslahatan bagi masyarakat. Ada pula yang melakukan kesalahan di aspek formil sehingga melukai komunikasi in-

ter personal atau inter institusional, merusak mu’amalah yang menimbulkan dosa. Terlebih jika ditambah kesalahan dalam metodologi yang men-gakibatkan misleading. Misalnya, untuk mencari suatu kebenaran objektif-faktual metode yang ha-rus digunakan adalah induktif. Mendasarkan pada data dan fakta yang relevan serta komprehensif, tidak boleh ada kesimpulan yang mendahului, sebab mozaik data dan faktalah yang akan mem-buat kesimpulan. Kejujuran sebagai basis integritas penyelidik kebenaran mewajibkannya menempuh proses induksi secara utuh dan tidak memberi celah bagi suatu pesan deduktif untuk menyusup (masuk angin).

“Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah men-getahui apa yang ada dalam dirimu, maka waspadalah”. (AlBaqarah:235 )

KebenaranOleh : Dr. K.H. Surahman Hidayat

Refleksi

Fraksi PKS DPR RI

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA GRATIS

Follow Us:

@FPKSDPRRI

www.fpks.or.id

Dok

.istim

ewa

PKS Lirik Usulan Stambus Accord

KPK Jangan Jadi Alat Politik

Kasus Surat Palsu, KPU dan Bawaslu Harus Tanggung Jawab

Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat akan mempertanyakan kasus dugaan surat palsu yang diduga dibuat Andi Nurpati saat menjadi komisioner Komisi Pemilihan Umum. Surat ini diduga menyebabkan adanya kursi haram di DPR.

SelamatkanTenaga Kerja Indonesia

Halaman 6 Halaman 7

Kasus suap yang terjadi di Kemen-pora harus diusut tuntas. Bila me-mang terdapat indikasi melibatkan dua oknum partai berkuasa, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus tetap berani memproses. Demikian dikatakan Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al-Habsyi Sabtu (30/4) di Jakarta.

PKS menyambut gagasan Partai Hanura dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang mengu-sulkan penerapan stambus accord atau suara parpol tidak lolos parliamentary threshold (PT) bisa disalurkan ke partai yang lolos PT. Agar bisa dijalankan, aturan ini harus dibuat secara detail dalam revisi UU Pemilu.

Halaman 9

Page 2: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011

Tragedi terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri kembali terulang. Kali ini le-

bih tragis. Ruyati (54), TKI asal Bekasi, Jawa Barat, dieksekusi hukuman pancung oleh pemerin-tah Kerajaan Arab Saudi, Sabtu (18/6) setelah Mahkamah atau pengadilan Kerajaan Arab Saudi memutuskan ia bersalah atas ke-jahatan membunuh majikannya. Kabarnya, almarhumah Ruyati mengakui perbuatan tersebut.

Kejadian ini menyentak ba-nyak kalangan. Apalagi eksekusi hukuman mati Ruyati terjadi ha-nya beberapa saat setelah Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pidato di depan si-dang Organisasi Buruh Interna-tional (ILO) di Geneva, Swiss. Dalam kesempatan tersebut, Presi-den SBY menyerukan perlindu-ngan terhadap tenaga kerja di luar negeri.

Terlepas dari momentum yang sebagian pengamat menyatakan sebagai tamparan bagi pemerin-tahan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II ini, masalah perlindungan TKI adalah masalah yang selalu berulang dalam 10 tahun terakhir.

Pada Januari lalu, Ledia Hani-fa dari Komisi XI menyerukan agar pemerintah melakukan mora-torium pengiriman tenaga kerja informal ke luar negeri setelah

mencuat kasus kekerasan terhadap Rubingah, tenaga kerja Indone-sia di Malaysia (Pikiran Rakyat, 12/1). Menurutnya pemerintah sebenarnya memiliki kapasitas untuk meningkatkan perlindungan terhadap TKI dengan memaksa negara penampung TKI melaku-kan perjanjian bilateral yang lebih mengikat daripada sekedar MoU di tingkat menteri.

Para Menteri sebagai tertuduhMigrant Care, sebuah lembaga

yang banyak menangani kasus ke-kerasan terhadap TKI di luar ne-geri menyatakan pemerintah telah teledor melindungi warganya ter-kait hukuman pancung terhadap Ruyati. Direktur Eksekutif Mi-grant Care, Anis Hidayah, meng-ungkapkan kejadian ini sekali lagi membuktikan lemahnya diplomasi dan kekuatan RI di mata negara asing.

Seperti dikutip dari Liputan6.com, Anis Hidayah mengatakan Migrant Care telah menyampai-kan kepada pihak yang dinilai bertanggung jawab atas hal ini sejak Maret 2011. Tujuannya agar memberikan pendampingan hu-kum terhadap Ruyati dan juga agar mendesak Pemerintah Arab Saudi menyelesaikan dengan diplomasi. Tapi menurut Anis, pemerintah cuma menjawab dengan langkah normatif.

Tak urung Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Luar Negeri beserta jajarannya pada Senin (20/6) menjadi ajang me-luapkan kekesalan anggota DPR terhadap kinerja Menteri Luar Negeri. “Komisi I memang me-nyesalkan lambannya penanganan kasus-kasus hukum tenaga kerja kita di luar negeri, terutama di Arab Saudi dan Malaysia,” ujar Ketua Komisi I Mahfudz Shidik kepada Suara Keadilan. Ia juga membenarkan bahwa sebagian anggota dewan menuntut Menteri Luar Negeri mundur dari jabatan-nya.

Menurut Mahfudz pemerintah perlu serius menangani persoalan TKI ini sejak dari hulu hingga hilir. Di Indonesia pendidikan dan pelatihan perlu diberikan sehingga Indonesia tidak lagi mengirim tenaga kerja informal atau pem-bantu rumah tangga. Sementara itu, ia juga mendesak Kementerian Luar Negeri dan jajaran kedutaan besar di negara-negara tujuan pengiriman TKI melakukan advo-kasi yang kuat untuk kepentingan tenaga kerja kita yang banyak me-nyumbang devisa tiap tahunnya.

Di Komisi IX, tuntutan mun-dur terhadap Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga keras dibunyikan. Arif Minardi, ang-gota Komisi IX dari Fraksi PKS menuntut Menakertrans serta

Menteri Luar Negeri mundur dari jabatannya. Ia sangat menyesalkan sikap pemerintah yang lamban dan lalai dalam memberikan perlindu-ngan kepada TKI. Ini membuat TKI Ruyati harus mengalami hu-kum pancung di Arab Saudi.

Arif mengingatkan masih ada 23 TKI yang sedang menunggu vonis di pengadilan Kerajaan Arab Saudi. Jumlah itu di luar dari be-berapa TKI yang sudah menerima vonis termasuk Darsem, yang dalam rapat kerja dengan Men-lu disepakati untuk pemerintah membayar diyat agar TKI tersebut lepas dari ancaman hukuman mati.

Penanganan yang komprehen-sif terhadap masalah TKI di luar negeri telah lama diserukan oleh berbagai kalangan, baik itu DPR, LSM, akademisi dan aktivis bu-ruh. Pemerintah selama ini dinilai hanya ingin menangguk devisa tanpa memedulikan nasib tragis

yang dialami banyak TKI di luar negeri. Para diplomat Indonesia di negara-negara tujuan pekerja juga dianggap kurang melakukan pembelaan bila ada kasus-kasus hukum menimpa TKI.

Kejadian tragis terhadap

Ruyati diharapkan menjadi mo-mentum untuk dilakukannya mor-atorium menyeluruh atas pengiri-man TKI informal atau pembantu rumah tangga. Selanjutnya peme-rintah diminta hanya mengirim tenaga kerja terlatih dan mengeta-hui hak-haknya sebagai pekerja di luar negeri. Selain itu, pemerintah juga diharapkan serius menindak Pengusaha Jasa Pengerah Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) nakal yang hanya ingin mendapatkan keuntungan dari bisnis pengiriman TKI. Sebab bila hanya itu yang dilakukan, maka PJTKI memang tidak beda dengan pengusaha perdagangan manusia.

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabara-katuh,

Meski sudah sebulan berlalu, masih terasa duka itu. Kepergian Ustazah Dra. Hj. Yoyoh Yusroh, anggota FPKS DPR dari Daerah Pemilihan Banten III menyisakan kesedihan karena beliau adalah salah satu motor penting Fraksi PKS. Kesederhanaan, ketulusan, kesantunan dan kerja keras almarhumah baru terasa hilang setelah beliau wafat.

Kita tahu benar bahwa Ustazah –begitu beliau biasa dipanggil- sangat menjaga amanah apapun yang dibebankan kepadanya. Dedikasinya telah membuahkan kepercayaan berbagai lembaga internasional tentang keseriusan Indonesia dalam membela hak-hak warga dunia yang tertindas, diantaranya di Palestina. Ia bukan hanya tokoh PKS, tapi juga adalah adalah tokoh nasional yang menjaga wajah Indonesia di depan publik internasional tentang politik bebas aktif yang kita percayai selama ini.

Kepergian beliau adalah hak dan kasih sayang Allah sepenuhnya. Kita-lah yang mesti mengambil ibrah atau pelajaran dari kepergiannya. Kerja keras, dedikasi pada tugas, ketulusan yang disertai kesantunan perlu kita hadirkan sebagai karakter kader-kader partai.

Di luar itu, insya Allah kader-kader PKS di Fraksi semakin dinamis dan berusaha menunjukkan kinerja terbaiknya. Untuk itulah peran serta, masukan, saran dan aspirasi dari pembaca mudah-mudahan semakin menjaga kerja-kerja anggota Fraksi PKS dalam jalur yang benar. Jangan ragu-ragu menyampaikannya kepada kami, baik melalui media ini ataupun melalui struktur PKS di seluruh pelosok negeri. Selamat membaca Suara Keadilan!

TABLOID SUARA KEADILAN

Edisi ke 5 Bulan Juni 2011

Saya merasa mendapat banyak informasi penting dari koran Suara Keadilan. Tapi sayang, masih sedikit kader yang dapat mengakses. Saran saya;

1. Bagaimana kalau tabloid ini juga tampil dalam bentuk web, yang update 2 bulan sekali sebagaimana korannya.

2. Liputan kepada aleg non-internal sangat timpang. Contoh: liputan Arif Minardi dan Adang Darajatun. Demi menjaga perasaan dan proporsionalitas, sebaiknya tdk jomplang

Yudiyana, Bandung

Terima Kasih atas masukannya Pak Yudiana,

1. Tampilan untuk website memang sedang dalam proses Pak, ditunggu yaa...

2. Untuk ruang cetak, masing-masing anggota mendapat proporsi yang sama, semua tergantung pada banyaknya berita (informasi) saja. Tapi tetap menjadi masukan Redaksi untuk mempertimbangkan space artikel masing-masing anggota. Tetap membaca Suara Keadilan ya..

Saat ini banyak masyarakat yang kecewa terhadap anggota Dewan Parlemen, seperti kurang berani menentang kebijakan yang ada dan terkesan takut, apa karena dampak dari koalisi dengan partai yang berkuasa. Kemudian banyak anggota dewan yang

kurang perhatian dengan kader atau masyarakat di bawah, kader di pedesaan sangat banyak yang kesulitan ekonominya dan harus dibantu, dan ditempat saya petani selalu dirugikan dengan kebijakan yang ada. Semoga ada jalan keluar yang baik, dan semoga Anggota Dewan PKS selalu memperhatikan simpatisan yang memilihnya, agar tidak dilupakan dan masyarakat akhirnya beralih ke partai yang lain

Suparjono – Seloharjo, Bantul Jogjakarta

Amin, terima kasih masukannya Pak Suparjono, semoga Tabloid Suara Keadilan bisa menjadi salah satu perekat dan media bertukar informasi antara Anggota Dewan di Fraksi PKS dengan konstituennya, termasuk di daerah Bapak tinggal.

Penanggung Jawab: H. Mustafa Kamal, SS | Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Dedi Supriadi | Redaktur Pelaksana: Tourmalina | Redaktur: Khairurrizqo, Santi Susanti

Design/Layout: Nano, Herman, Anwar | Kartunis: Fauzi | Sekretaris Redaksi: Zakaria M. Alif Alamat: Komplek Gedung MPR/DPR/DPD - RI, Nusantara I Lantai 3, Jakarta

Email: [email protected] | Telepon: 021-5785 7024 - 23

Diterbitkan dua bulan sekali oleh Humas Fraksi PKS DPR - RI dan dibagikan secara gratis Bahan-bahan: 1. Liputan; 2. Kutipan media personal atau media massa

Redaksional

DPR memang sasaran empuk pemberitaan. Lembaga tinggi dengan 550 anggota dari 9 partai politik ini tak henti disorot media. Kasus korupsi telah menyeret 42 anggota DPR sepanjang tahun 2008-2011 ke persidangan kasus korupsi. Di periode 1999-2004 ada 38 anggota DPR yang didakwa atas tuduhan menerima suap dalam pemi-lihan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI). Demikian data yang dikumpulkan Harian Kompas (20/6).

Sudah lebih dari satu bulan ini headline media massa nasional dihiasi dengan kasus dugaan korupsi di Kemen-terian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).Meski tersangkanya adalah Sekre-taris Kemenpora dan orang-orang dari sebuah perusahaan swasta, tapi bintang pem-beritaannya adalah seorang anggota dewan yang juga bendahara umum sebuah partai politik.

DPR juga dihangatkan dengan kasus dugaan calo anggaran. Pihak yang mem-buka ke publik, seorang anggota dewan juga, akhirnya harus berhadapan dengan temuan-temuan media bahwa dia adalah pihak yang sangat aktif memfasilitasi pengucuran anggaran untuk daerah dengan iming-

iming dan janji akan diperoleh bila menyetor se-jumlah bilangan uang tertentu di muka.

Masihkah publik memer-cayai DPR dan juga partai politik? Ada sekian survey, baik yang dilakukan lembaga survey ataupun media massa, yang menyatakan bahwa publik tidak lagi memercayai DPR dan partai politik. Benarkah demikian? Hasil pemilihan umum tahun 2009 lalu partisipasi masyarakat dalam Pemilu mencapai 70,71% dari 104 juta lebih pemilih. Artinya masih lebih besar yang menaruh harapan untuk perbaikan bangsa ini di pundak anggota dewan terpilih.

Para pemilih kebanyakan adalah warga yang tidak terpapar oleh media nasional. Bahkan oleh medium yang dikatakan powerful yaitu televisi. Rakyat Indonesia me-mang sebagian besar penikmat televisi, tapi bukan berita. Rakyat lebih menikmati acara sinema elektronik (sinetron), acara musik dan acara lawak daripada berita. Lihatlah rating acara berita rata-rata tidak ada yang mencapai dua digit, atau angka seperti tiga acara lainnya.

Jadi siapa yang tidak percaya lagi pada DPR dan Partai Politik? Tentu mereka adalah bagian penting

rakyat Indonesia yang harus diper-hatikan suara dan aspirasinya. Ketidakpercayaan harus dija-wab dengan kinerja bagus, pembelaan yang tulus akan kepentingan rakyat, dan pem-bahasaan yang baik sehingga bisa diterima oleh seluruh rakyat Indonesia. Mari kita benahi bersama soal itu.

Di sisi lain, kita juga perlu memberi perimbangan informasi kepada publik, di jaman dimana kendali in-formasi ada di tangan sendiri. Janganlah kita selalu jadi konsumen informasi. Anggota Dewan yang terhormat dan seluruh daya dukungnya hingga konstituen bisa men-jadi produsen informasi. Me-nyampaikan kinerja-kinerja terbaik dan disalurkan kepada media massa yang ada dan media sosial yang begitu mudah dan murah untuk diakses. Jangan merasa kalah dengan media mainstream, kalaupun itu dianggap sebuah pertarungan memenangkan opini. Begitu banyak cara untuk meyakinkan rakyat kita bahwa masih ada anggota dewan dan partai politik yang bekerja untuk mereka. PKS salah satunya, dan yang terbaik, insya Allah.

EDITORIAL

Laporan Utama

PEMERINTAH KURANG LINDUNGI TKI“Komisi I memang menyesalkan lambannya penanganan kasus-ka-sus hukum tenaga kerja kita di luar negeri, terutama di Arab Saudi dan Malaysia,”

Ketua Komisi I Mahfudz Shidik

Melawan Arus Opini

Negara JumlahPenempatan Kasus 1. Arab Saudi 22.035 2. Taiwan 4.497 3. Uni Emirat Arab 3.866 4. Singapura 2.937 5. Malaysia 2.476 6. Hong Kong 2.245 7. Qatar 1.516 8. Oman 1.146 9. Bahrain 373

10. Suriah 161 11. Brunei Darussalam 8412. Korea Selatan 10 13. Lain-lain 4.280

Total 45.626

Sumber: BNP2TKI 2009

Page 3: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011

Bekasi, Suara Keadilan- Rumah sederhana di Desa Sukatani, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat Rabu (22/6) siang itu masih ramai dengan orang-orang mengaji. Itu adalah rumah almarhumah Ruyati binti Satubi, TKI yang harus menjemput ajalnya dengan hukuman pancung. Siang itu Tim Pencari Fakta (TPF) Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI menyambangi rumah keluarga almarhumah Ruyati untuk menyampaikan rasa duka cita sekaligus menggali informasi yang diketahui keluarga tentang kronologi hingga Ibu Ruyati dieksekusi.

Hadir dari TPF Fraksi PKS adalah KH Bukhori Yusuf (Koordinator), Arif Minardi, Anshori Siregar dan Rofi Munawar. TPF ditemani Ketua DPP PKS Bidang Wilayah Dakwah Banten-DKI Jakarta-Jawa Barat, Ma’mur Hasanuddin dan Bupati Bekasi, yang juga kader PKS, Sa’duddin. Selain memberikan sumbangan yang tidak besar kepada keluarga korban, PKS juga mencoba menghibur keluarga korban bahwa almarhumah Ruyati, bila benar bersalah seperti dituduhkan, dengan hukuman tersebut telah menebusnya

di dunia, maka sisanya adalah amal-amal almarhumah yang tentu tidak kecil dalam menafkahi keluarga insya Allah akan menjadi pemberat kebaikan baginya di hari akhir.

Dalam konsep Islam, hukum qishosh tersebut membebaskan yang bersangkutan dari dosa yang dilakukannya. Meski demikian,

konsep hukum Islam juga mengenal pembebasan terdakwa dari hukuman yang menghilangkan nyawa tersebut apabila pihak keluarga korban memberikan permaafan. Itu sebabnya Arif Minardi, anggota Komisi IX DPR, begitu geram karena sebenarnya selang waktu selama masa persidangan dapat dimanfaatkan untuk melakukan lobi-lobi ke pihak Kerajaan Arab Saudi dan terutama pihak keluarga besar korban.

Ia mensinyalir pihak Kedutaan Besar RI tidak bersungguh-sungguh melobi keluarga besar korban untuk mendapat maaf. “Dari keterangan keluarga, kita dapatkan fakta bahwa keluarga dapat info yang sangat minim dan harus mengais-ngais info agar tahu keadaan ibunya (Ruyati),” ujar Arif. PKS, menurut Arif akan berjuang agar tidak ada lagi TKI bernasib seperti almarhumah Ruyati.

Kini pihak keluarga menaruh harapan kepada Fraksi PKS agar bisa memperjuangkan jasad Ruyati bisa dibawa ke tanah air dan dimakamkan di tanah kelahirannya. Fraksi PKS menyatakan akan mengupayakan hal

tersebut. Meski demikian perjuangan PKS yang paling hakiki adalah bagaimana agar para TKI yang sekarang terancam hukuman mati atau ancaman maksimal lainnya dalam persidangan, bisa kembali kepada keluarga mereka dengan sehat walafiat dan kalaupun diputus bersalah dapat mengganti hukuman dalam bentuk lainnya, tidak kembali dalam wujud jasad di dalam sebuah peti mati.

Cukuplah duka kita untuk Almarhumah Ibu Ruyati binti Satubi yang harus menjemput ajal setelah

dieksekusi mati dengan cara dipancung di Arab Saudi, Sabtu (18/6). Di depan mata ada Darsem yang sudah divonis mati pula karena hukum yang berlaku di Kerajaan Arab Saudi memang demikian adanya untuk jenis kejahatan pembunuhan yang terbukti di pengadilan. Alhamdulillah, desakan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Rapat Kerja Komisi I yang dipimpin Ketuanya, Mahfudz Shidik (FPKS), berhasil memaksa pemerintah untuk membayar diyat sebesar Rp 4,7 Milyar bagi pembebasan Darsem dari hukuman mati.

Lebih dari Darsem, kini ada 28 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi yang terancam hukuman mati, seperti dikatakan Ketua Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) Humphrey Djemat. Masih pula ada 300 lebih TKI terancam hukuman mati, berdasarkan data dari LSM Migrant Care, di peradilan terutama di dua negara yang masih memberlakukan hukuman mati yaitu Arab Saudi dan Malaysia. Tentu ini adalah pekerjaan rumah yang tidak ringan bagi pemerintah Indonesia. Dengan sistem hukum dan sistem peradilan yang sangat berbeda dengan Indonesia, maka dibutuhkan

ketelatenan, kesungguhan dan biaya yang tidak sedikit untuk membebaskan para ‘pahlawan devisa’ tersebut dari ancaman hukuman maksimal, yaitu hukuman mati.

Upaya yang tidak maksimalUntuk menyikapi kejadian eksekusi

mati Ruyati di Arab Saudi, Fraksi PKS dalam rapat Pimpinan Fraksi bersama Kepala Kelompok Komisi (Kapoksi), Pimpinan Komisi dan Badan-Badan DPR dari unsur PKS, Senin (20/6) memutuskan untuk membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) yang dapat memberikan rekomendasi solutif atas permasalahan TKI yang selalu berulang tersebut.

TPF kasus Ruyati ini berisikan 6 anggota FPKS yaitu: Ir. Arif Minardi (Jabar I), Anshori Siregar, Lc. (Sumut 3), Dr. Sohibul Iman (Jakarta 2 dan Luar Negeri), Ledia Hanifa, M.Psi. (Jabar I), Rofi Munawar, Lc. (Jatim 7) dengan koordinator KH Bukhori Yusuf, Lc. MA. Sejak dibentuk TPF langsung menggelar pertemuan dan komunikasi dengan beberapa pihak, diantaranya adalah mantan Dubes Arab Saudi yaitu Dr. Salim Segaf Aljufrie, kader PKS yang juga Menteri Sosial dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. TPF juga menemui keluarga Almh. Ruyati di kediamannya di Desa Sukatani, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sementara pihak lain yang akan ditemui pula adalah BNP2TKI, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi dan pihak Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Pertemuan dengan mantan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Salim Segaf dilangsungkan secara informal di kediamannya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan. Dalam diskusi tersebut, Salim Segaf men-ceritakan pengalamannya ketika menjadi Duta Besar dan upaya-upaya yang dilakukannya bersama jajaran Kedubes RI di Arab Saudi untuk menguatkan perlindungan atas upah

dan perlindungan hukum terhadap TKI di Arab Saudi. Diantara usulan yang digagasnya adalah memberikan asuransi kepada TKI yang akan melindungi upah TKI, perlindungan hukum dan sekaligus perlindungan kepada warga Arab Saudi sendiri sebagi pengguna jasa TKI. Namun usulan ini meski sudah disetujui Departemen Tenaga Kerja (waktu itu) dan juga pihak-pihak di Kerajaan Arab Saudi, ternyata mentah di Departemen Luar Negeri RI.

Menurut Koordinator TPF, Bukhori Yusuf, temuan lain adalah bahwa ternyata untuk menyelesaikan kasus serupa Ruyati, pendekatan yang dilakukan tidak hanya pendekatan formal, tapi juga informal. Menurut-nya, dalam kasus pidana pembunuhan, hukum acara yang dianut memang sangat bergantung pada pihak-pihak yang bersengketa. “Jika pihak-pihak yang bersengketa dapat menyelesaikan secara damai dan ada permaafan dari pihak keluarga korban, maka tidak mungkin terjadi vonis hukuman mati,” ujar Bukhori.

Meski demikian ia menegaskan hal itu (penyelesaian damai) tidak mungkin terjadi bila tidak ada upaya keras dari pemerintah Indonesia untuk melobby pihak keluarga dan tetua suku atau kabilah dari sang korban. “Ini membutuhkan pendekatan kultural yang sebenar-nya bisa dilakukan oleh Indonesia yang punya kesamaan terutama dari aspek keagamaan, bahwa rakyat Arab Saudi dan Indonesia mayoritas adalah muslim,” ujar anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan 2 ini.

Bukhori menilai aparat

Kementerian Luar Negeri dan juga Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah gagal melindung TKI sektor informal di luar negeri. “Kami khawatir, TKI kita dianggap tidak lebih dari komoditi penghasil devisa saja,” ujarnya lagi.

Perlu Tim Lobby KhususUntuk itulah Fraksi PKS menilai

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) perlu membentuk Tim Lobby Khusus untuk membantu penyelesaian perkara para TKI yang saat ini terancam eksekusi hukuman mati dan mereka yang sedang menghadapi persidangan dengan ancaman hukuman maksimal tersebut. Tim Lobby ini, menurut Bukhori, bertugas untuk meng-upayakan diplomasi luar biasa kepada pihak Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dan juga keluarga besar para korban dan juga keluarga para TKI yang terancam hukuman mati agar terjadi komunikasi yang kondusif dan rigiditas hukum dapat diatasi dengan penyelesaian damai.

Bukhori menambahkan, penye-lesaian damai sangat memungkinkan mengingat hubungan bilateral RI dan Arab Saudi tidak pernah mengalami gangguan berarti. Hubungan kultural kedua negara juga dinilainya sangat baik mengingat kesamaan agama mayoritas penduduknya. “Setiap tahun Indonesia mengirim lebih dari 200 ribu jamaah haji yang berlaku tertib dan sopan selama ritual ibadah haji berlangsung, itu selalu menjadi catatan positif pemerintah disana,” ujar Bukhori.

Meski demikian, Fraksi PKS juga tetap terus mendorong agar Pemerintah RI melakukan moratorium penuh untuk pengiriman TKI sektor informal seperti pembantu rumah tangga dan mewujudkan kerjasama bilateral untuk perlindungan TKI di negeri kaya minyak tersebut. Menurut anggota TPF Anshory Siregar, moratorium penuh dibutuhkan untuk perbaikan sistem rekrutmen tenaga kerja, pelatihan dan prapenempatan di dalam negeri.

Laporan Utama Laporan Utama

BENTUK TIM LOBBY KHUSUS BEBASKAN TKI DARI ANCAMAN HUKUMAN MATI

Jangan Lagi Ada TKI Bernasib Seperti Ruyati

FPKS Usulkan ke Presiden:

“Dari keterangan keluarga, kita dapat-kan fakta bahwa keluarga dapat info yang sangat minim dan harus mengais-ngais info agar tahu keadaan ibunya (Ruyati)”

-Arif Minardi

Bukhori Yusuf

Dok. Istimewa

Arif Minardi

Dok. Istimewa

Jumlah TKI di Luar Negeri per Januari 2011

Afrika 4.439 orang atau 1%Eropa 59.735 orang atau 2%Amerika 130.851 orang atau 4%Pasifik 55.591orangatau2%Asia Tenggara 249.100 orang atau 7%Malaysia 1.410.787 orang atau 42%Asia Timur 359.844 orang atau 11%Asia Selatan 2.760 orang atau 1%Timur Tengah 379.963 orang atau 11%Arab Saudi 641.039 orang atau 19%

Total 3.294.009 orang

Sumber: Dit.PWNI/BHI Kemlu

Page 4: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011

Jakarta, Suara Ke-adilan - Anak adalah suatu potensi tumbuh berkembang suatu Bangsa di masa depan, yang memiliki sifat dan ciri khusus. Kekhusu-san ini terletak pada sikap dan perilakunya di dalam memahami dunia yang mesti di-hadapinya. Anak patut diberi perlindungan khusus oleh Negara dan Undang-undang.

Perkembangan zaman dan kebutuhan akan perlindungan anak mendesak kita untuk memikirkan secara lebih baik akan hak-hak anak. Hal ini disampaikan Anggota Komisi III DPR RI Adang Daradjatun di Senayan, Rabu (1/6) “Se-jak konvensi Hak-Hak Anak (KHA) disetujui Persatuan-Bangsa-Bangsa dan diratifikasi oleh lebih dari 150 negara di dunia. Indonesia lebih dari sepuluh tahun memutuskan untuk mengakui konvensi ini, tetapi secara mengejutkan sejumlah besar anak masih kehilangan hak-hak mereka,” ungkap Adang.

Di Indonesia, menurut Legislator PKS ini, terdapat be-berapa undang-undang berkaitan dengan Anak yaitu UU Peradilan Anak No. 3 Tahun 1997 dan UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002. Namun, dari UU tersebut di-anggap masih ada beberapa kelemahan; Pertama, berkai-tan dengan usia anak nakal; Kedua, istilah anak nakal bagi anak yang melakukan tindak pidana. Ketiga, penahanan terhadap anak nakal; Keempat, struktur dan kedudukan peradilan anak; Kelima, Tidak ada UU yang secara khu-sus mengatur tentang hak-hak anak yang berhadapan dengan hukum. Keenam, tidak adanya pengaturan secara jelas alternatif penyelesaian masalah anak yang berurusan dengan hukum melalui upaya diversi. Ketujuh, tidak ada pengaturan secara jelas tentang aturan penangkapan dan penahanan terhadap anak nakal. “Dari beberapa poin eval-uasi terhadap UU Peradilan Anak tersebut, maka pemerin-tah harus segera merevisi UU ini untuk menciptakan suatu perangkat hukum yang memberikan perlindungan secara maksimal terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dalam proses peradilan pidana di Indonesia,” jelas Adang.

Dalam pandangan Anggota DPR dari Daerah Pemili-han (Dapil) Daerah Khusus Ibukota Jakarta III ini, pelak-sanaan pidana terhadap anak nakal harus mengandung reedukasi, reharmonisasi, dan resosialisasi dengan mem-bedakan antara pidana untuk pelaku kejahatan dengan pelaku pelanggaran. Sehingga anak akan dapat kembali ke keluarga dengan mendapatkan pembekalan pendidikan dan harmoni untuk bisa bersosialisasi kembali. “Pidana pada anak tidak dapat dipisahkan dari penyelesaian per-masalahan dalamm lingkungan keluarga, sekolah, dan ma-syarakat lingkungan sosial anak,” pungkas Adang.

Hukum & Pemerintahan Hukum & Pemerintahan

Jakarta, Suara Keadilan - Ang-gota Komisi III DPR Nasir Jamil meminta Kejaksaan Agung dan Mabes Polri membuktikan janjin-ya untuk menyelesaikan perkara Cirus Sinaga.

Pasalnya, pada saat rapat kerja dengan Komisi III, kedua lembaga tersebut berjanji untuk menuntas-kan perkara tersebut, terutama bocornya rencana tuntutan (rentut) terhadap Gayus Tam-bunan.

“Cirus ini tidak hanya satu perkara. Dia juga diduga ada main dalam perkara bocornya surat rentut Gayus yang juga

menyeret nama bekas Pengacara Gayus, Haposan Hutagalung. Tapi, pada saat rapat dengan Komi- si III, Cirus mengaku

tidak mengetahui perkara tersebut,” ungkap Nasir.

Di kala rapat dengan Komi-

si III be-b e r a p a

waktu lalu, Cirus beralasan ja-batannya yang hanya sebagai jak-sa penyidik tidak mungkin terlibat dalam bocornya rentut Gayus. “Nah, kalau Cirus ngaku tidak ter-libat, sebaiknya Polri segera men-emukan siapa yang terlibat dalam bocornya rentut Gayus itu. Tapi, saya pun sulit mempercayai kalau Cirus tak terlibat dalam bocornya rentut Gayus,” ujarnya.

Nasir menilai, penuntasan perkara Cirus merupakan ujian yang berat bagi dua lembaga penegak hukum, yaitu Polri dan Kejagung. “Polri harus bisa men-emukan bukti bahwa Cirus terli-

bat dalam praktik bocornya rentut Gayus. Sementara Kejagung ha-rus mengambil sikap tegas dengan menangani perkara Cirus tidak pandang bulu,” tandasnya.

Karena itu. Politisi PKS ini mengimbau Kejaksaan Agung dan Mabes Polri untuk terus berkoor-dinasi untuk mencari jalan keluar perkara tersebut. Nasir sendiri merasa heran jika bocornya rentut Gayus sampai hari ini belum jelas penyelesaiannya.

“Kalau masalah penghapusan pasal korupsi, kita anggap selang-kah lagi masuk pengadilan. Tapi, bagaimana dengan bocornya rent-

ut Gayus? Siapa pelakunya, apak-ah Cirus? Kalau benar dia pelaku-nya, cepat tuntaskan,” tandasnya. Lebih lanjut Nasir menyatakan, bahwa pihaknya di Komisi III telah mengesahkan remunerasi untuk kejaksaan. Lantaran itu, Nasir berharap Korps Adhyaksa mengemban tugasnya dengan si-kap profesional.

“Meskipun yang terkena ma-salah dari internal kejaksaan, jangan pandang bulu. Mereka ha-rus bisa membuktikan kepada ma-syarakat, bahwa ini lembaga yang menunaikan amanahnya dengan profesional” pungkasnya.

Kasus Rentut Gayus Kapan Disidang?

Nasir Jamil

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi I DPR mendesak pemerintah Indone-sia kembali membuka pembicaraan dengan Singapura terkait perjanjian ektradisi antar kedua negara. Sebab, saat ini banyak koruptor yang me-larikan diri ke Singapura. “Na-mun, kali ini pemerintah ha-rus berani mendesak pemer-intah Singapura, perjanjian kerjasama tanpa syarat,” kata Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, kepada VIVAnews .com, Senin, 6 Juni 2011.

P e r j a n -jian ektradisi kedua negara sempat men-galami jalan buntu setelah

pihak Singapura mengajukan syarat yang memberatkan pihak Indonesia. Syarat itu meliputi kerjasama pertah-anan (Defence Cooperation Agree-ment/DCA). Syarat ini waktu itu

mendapatkan penolakan dari masyarakat luas. “Pembi-

caraan antara pemer-intah dan Singapura waktu itu macet karena Singapura mengaju-kan usulan untuk bisa menggunakan salah satu

daerah Indonesia untuk kawasan militer mer-

eka, karena itu pemerintah dan DPR belum bisa m e n y e t u j u i , ” jelas Mahfudz.

Baik Indo-nesia dan Sin-gapura belum

menemukan kata sepakat atas area latihan Bravo di Laut Natuna. Waktu itu sikap Indonesia tetap mengingink-an area latihan Bravo diatur layaknya seperti di area latihan Alpha I dan Alpha II, yakni melibatkan TNI. Na-mun, Singapura menolak permintaan Indonesia. “Sejak saat itulah pembi-caraannya menjadi macet. Namun, karena saat ini banyak koruptor yang melarikan diri ke Singapura, DPR kembali mendorong agar pemerintah melakukan pembicaraan kembali,” terangnya.

Polemik seputar kerjasama ektradisi antara Indonesia dengan Singapura kembali mencuat dalam tiga pekan ini. Hal ini berawal dari pernyataan Ketua Mahkamah Konsti-tusi, Mahfud MD. “Karena penjahat-penjahat kita, koruptor-koruptor itu yang lari ke sana, aman semua,” kata Mahfud.

Perjanjian Ekstradisi Harus Tanpa Syarat

Mahfudz Siddiq

Komisi II Pertanyakan Fungsi Pengawasan Bawaslu

Jakarta, Suara Keadilan - DPR bereaksi keras terhadap kasus surat Mahkamah Kon-stitusi (MK) yang diduga dipalsukan untuk melanggengkan salah satu calon ke Senayan. Salah satunya adalah yang diduga dilakukan oleh Andi Nurpati untuk meloloskan Calon Anggota Legislatif dari Partai hati Nurani rakyat, Dewi Yasin Limpo.

Menurut Anggota Komisi II DPR RI, Hermanto, jika keputusan negara saja bisa dimainkan oleh satu orang, maka dampak-nya bisa terjadi hingga sekarang. Selain itu, pemalsuan itu seharusnya dilakukan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bukan

MK. “Ada pekerjaan KPU dan Bawaslu yang telah dilangkahi MK. Harus-nya Bawaslu yang melaporkan ke polisi, bukan MK. Kenapa Bawaslu diam saja?” tanya Legislator dari PKS ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Bawaslu, Bambang Eka Cahya Widodo, mengatakan pihaknya sudah menahan diri untuk tidak bicara. Ala-sannya, Bawaslu tidak punya kewenangan untuk mengatakan surat tersebut palsu atau tidak. Tetapi ia menegaskan, jika surat yang dimaksud palsu, Ba-waslu menegaskan memiliki beberapa surat yang formatnya hampir sama.

Pada kesempatan yang sama, Hermanto yang merupakan Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Barat I ini, juga mengkritik Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tidak berkomentar sedikitpun menge-nai hal ini. “Seharusnya Ketua KPU menjelaskan secara rinci kondisi dalam rapat ketika akan meloloskan Caleg Hanura tersebut,” tuturnya.

Hermanto

Samarinda, Suara Keadi-lan - Anggota Komisi II DPR RI asal Dapil Kaltim Aus Hidayat Nur mengaku optimis Provinsi Kaltara (Kalimantan Utara) akan terwujud pada tahun 2011 ini. Pasalnya sebelum Ketua Komisi II DPR RI H Chairuman Harahap mengetuk palu persetujuan RUU Kaltara, ternyata DPR RI sudah memben-tuk panitia kerja (Panja) Pembahas RUU Provinsi Kaltara yang diketuai oleh Ganjar Pranowo.

Hal tersebut dikemu-kakan anggota Fraksi PKS DPR RI Aus hidayat Nur kepada Koran Kaltim sore

kemarin. “Pembahasan Kaltara dihadiri Gubernur, Bupati dan Walikota se-Kaltara, termasuk DPRD Provinsi, Kabupaten dan kota pada Kamis (26/5) lalu, pembentukan Kal-tara dapat diterima untuk dilanjutkan pembahasan-nya di Komisi II menjadi hak inisiatif DPR RI. Jadi dari sekian usulan pemek-aran wilayah Provinsi se-Indonesia, hanya Kaltara paling bagus dan lengkap persyaratannya. Karena itu Kaltara paling dipriori-

taskan untuk dibahas men-jadi Daerah Otonomi Baru (DOB) dibanding Provinsi lain,” jelas Aus di Kan-tornya, Jum’at (27/5)

D i p r i o r i t a s k a n n y a Kaltara menjadi DOB, karena memang dinilai urgen dan mendesak di-jadikan provinsi, lantaran wilayahnya berbatasan langsung dengan negara Malaysia. “Karena se-luruh persyaratan sudah ada, bahkan peta batas wilayah kabupaten/kota dan provinsi serta peta ba-

tas negara Indonesia-Ma-laysia berdasarkan kordi-nat sudah terpenuhi, maka tidak ada alasan lagi DPR maupun pemerintah me-nolak Kaltara jadi DOB. Sebab itu, Komisi II DPR RI secepatnya mengajukan kepada Presiden RI agar segera diterbitkan Amanat Presiden (Ampres),” kat-anya.

Seperti diberitakan, ha-rapan akan terbentuknya Pronvinsi Kaltara dalam waktu dekat kian cerah. Kamis pekan lalu seluruh

anggota Komisi II DPR RI menyetujui pembentukan Kaltara dalam rapat dengar pendapat Tim Pembentu-kan Kaltara. Dalam waktu dekat Komisi II DPR RI akan membehas RUU Kal-tara dan menempuh Hak Inisiatif untuk diajukan ke-pada Presiden RI agar Kal-tara dikecualikan dalam moratorium pemekaran daerah dan mendapatkan Amanat Presiden (Am-pres).

PKS Optimis 2011 Provinsi Kalimantan Utara Terwujud

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat akan mempertanyakan kasus dugaan surat palsu yang diduga dibuat Andi Nurpati saat menjadi komisioner Komisi Pe-milihan Umum. Surat ini diduga menyebabkan adanya kursi ha-ram di DPR.

Anggota Komisi II DPR, Al Muzzammil Yusuf, mengaku sudah meminta Komisi II untuk segera membentuk Panitia Ker-ja pada rapat kerja sebelumnya antara Komisi II, KPU dan Ba-waslu. Panitia kerja untuk men-gusut kasus itu sungguh pent-ing, sebab kata Muzzammil, ini merupakan kasus besar. Besar implikasinya terhadap wibawa dan kredibilitas KPU dan Ba-waslu. Dua organ itu merupakan mitra Komisi II yang bertugas menyelenggarakan dan menga-wasi jalannya Pemilu.

Kasus ini akan dibahas dalam rapat dengar pendapat Komisi II DPR dengan Komisi Pemilihan Umum dan Badan

Pengawas Pemilu pada pukul 09.00 ini, Selasa 14 Juni 2011. “Selain mendengar keterangan KPU dan Bawaslu, saya akan mendesak kembali Komisi II agar segera membentuk Panitia Kerja untuk mengawal kasus ini,” kata politikus Partai Keadi-lan Sejahtera ini di laman DPR. Muzzamil menilai bahwa KPU dan Bawaslu adalah pihak yang bertanggungjawab atas kasus ini. Ini merupakan pertaru-han kredibilitas KPU sebagai

penyelenggara pemilu yang berwibawa, profesional, dan independen. Publik bisa mera-gukan kerja KPU yang berim-plikasi besar. “Jika KPU tidak dipercaya maka akan terjadi delegitimasi publik terhadap hasil pemilu, tentu hal ini ber-dampak sangat besar, untuk itu seharusnya anggota KPU yang lain tidak boleh melindunginya, jika Andi memang bersalah,” ujarnya.

Terkait adanya pandangan bahwa kasus ini sudah kedalu-warsa, Muzzammil setuju den-gan pandangan Mahfud MD bahwa kasus yang dilaporkan MK itu bukan sengketa pemilu, tapi kasus penggelapan dan pe-malsuan dokumen negara yang diancam hukum penjara. “Jadi harus dibedakan bahwa ini bu-kan sekedar kasus pemilu, tapi kasus pemalsuan dokumen neg-ara, jika terbukti bersalah hu-kumannya 5-7 tahun penjara,” kata Muzzammil.

Kasus Surat Palsu, KPU dan Bawaslu Harus Tanggung Jawab

Fahri HamzahAl Muzzammil Yusuf

Aus Hidayat Nur

Adang Daradjatun

KPK Jangan Jadi Alat PolitikJakarta, Suara Keadilan - Kasus suap yang terjadi di Kemenpora harus diusut tuntas. Bila memang terdapat indikasi melibatkan dua oknum partai berkuasa, Komisi Pemberantasan Ko-rupsi (KPK) harus tetap berani mem-proses. Demikian dikatakan Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al-Hab-syi Sabtu (30/4) di Jakarta.

Lebih jauh anggota dewan dari PKS ini menyatakan, KPK jangan han-ya menghentikan kasus pada level sek-retaris menteri (Wafid) ataupun seke-las MRM yang merupakan bawahan bendahara umum Partai Demokrat. “Jangan sampai KPK terlihat menjadi alat politik oleh partai yang berkuasa, terlihat tumpul bila persoalan hukum

menyangkut partai berkuasa,” tegas Aboe Bakar dalam siaran persnya.

Pria ramah ini juga menyatakan KPK akan terkesan tajam dan cepat bereaksi pada persoalan hukum lawan politik. Selanjutnya Aboe Bakar me-nyampaikan, rakyat masih mengingat banyaknya politisi yang ditangkap KPK akibat menerima suap pemilihan Gubernur BI.

Sampai sekarang rakyat masih menunggu KPK menangkap para pe-nyuapnya. “Tidak hanya KPK, semua penegak hukum harus memegang ada-gium ‘pro justitia’ bukan ‘pro politi-ca’,” pungkas Aboe Bakar.

Aboe Bakar

dok.istimewa

Jakarta, Suara Keadilan - Wakil Ketua Komisi III DPR Fahri Hamzah mengatakan, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) saat ini tidak ada ubahnya seperti kamar kosong. Karena menghabiskan banyak anggaran negara, tetapi tidak diberi kewenangan yang cukup dalam konstitusi. Sehingga output yang diberikan tidak sejalan dengan anggaran yang digelontorkan negara.

“DPD sendiri bermasalah. Satu institusi memakan anggaran lebih dari Rp1 triliun, tapi tidak diberi hak apa-apa di konstitusi. Ini kamar kosong, tapi ongkosnya mahal,” tuturnya, Minggu (22/5).

UUD 1945 tidak mengatur secara tegas apa saja hak-hak Dewan Per-wakilan Daerah. Juga tidak diatur bagaimana membahas Rancangan Un-dang-Undang dari Dewan Perwakilan Daerah, dan lain-lain. Melihat ke-wenangan Dewan Perwakilan Daerah sangat terbatas untuk terlibat dalam

proses pembuatan sebuah undang-undang maka perlu upaya pemberdayan dan perbaikan pendukung legal formalnya.

Jika dibiarkan tanpa ada upaya pemberday-an dan perbaikan pendukung legal formalnya lembaga ini, maka bukan mustahil lembaga ini nantinya hanya sebagai penghias struktur ket-atanegaraan.

Seharusnya, DPD diberi peran lebih. Hal ini dapat dilakukan melalui amandemen UUD 1945. “Supaya DPD ada manfaatnya, jangan seperti sekarang lembaga dibuat tetapi tidak ada gunanya,” tukas Politisi PKS ini.

DPD Harusnya Lebih Fungsional

RUU Peradilan AnakHarus Mendidik

Page 5: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011Hukum & Pemerintahan

Jakarta, Suara Keadilan - PKS menyambut gagasan Partai Hanura dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang mengu-sulkan penerapan stambus accord atau suara parpol tidak lolos parliamentary threshold (PT) bisa disalurkan ke partai yang lolos PT. Agar bisa dijalankan, aturan ini harus dibuat secara detail dalam revisi UU Pemilu.”Sebagai sebuah ide, PKS setuju dengan gagasan tersebut,” kata Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS, Agus Purnomo, Ahad (15/5).

Dijelaskannya, pada Pemilu 1999, stambus accord pernah diatur dalam undang-undang. Tapi ditingkat implementa-sinya gagal dilakukan. Perso-alan yang muncul saat itu, kata Agus, adalah orang yang akan menempati kursi hasil stam-bus accord. Karena itu, agar masalah itu tidak terulang lagi, lanjut dia, jika stambus accord ingin serius digunakan, undang-undang harus mengaturnya se-cara detail.

Selain itu, menurut Agus, perjanjian kesepakatan penya-luran suara tidak lolos PT harus

dibuat sebelum proses pemilu. Dengan begitu, kata dia, pe-milih akan tahu ke mana suara

mereka akan disalurkan. Ini juga untuk menghindari tran-saksi politik atau jual beli suara oleh parpol yang tidak lolos PT.

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Is-timewa Yogyakarta (DIY) ini, mengakui bahwa partai-partai besar cenderung akan menolak usulan stambus accord. Par-pol besar tidak mau direpotkan dengan dengan hal-hal seperti ini. Ia mencontohkan dengan gagasan PAN tentang konfe-derasi, yang di dalamnya berisi gagasan tentang penggabungan parpol.

PKS Lirik Usulan Stambus Accord

Agus Purnomo

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi I DPR telah memasuki pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU Intelijen

bersama pemerintah dengan Ke-pala BIN, Menkumham dan jaja-ran Menteri Pertahanan.

Dalam pembahasannya, DPR inginkan lembaga intelijen sebagai lembaga negara, bukan lembaga pemerintah. “Pemerintah bisa menggunakan lembaga intelijen untuk melawan musuh politiknya, kalau sebagai lembaga negara untuk kepentingan negara. Saya usulkan istilah lembaga pemerintah dan lembaga negara ini masalah subtantif bukan redaksional. Lembaga negara lebih tepat daripada lembaga

pemerintah,” kata Gamari Sutrisno dari fraksi PKS saat raker di DPR, Kamis (19/5).

Menanggapi hal tersebut, Menteri Hukum dan HAM (Men-kumham) Patrialis Akbar men-gatakan masalah pasal 1 yang diu-sulkan oleh pemerintah tidak di-tujukan untuk pihak tertentu yang bisa memanfaatkan intelijen untuk kepentingan politiknya. Menurut-nya, semua kementerian bagian dari pemerintah, meski konsekue-nsinya adalah kekuasaan yang terbagi-bagi. “Ada 14 kemen-terian, lembaga yang menjalankan fungsi-fungsi intelijen, semuanya bagian dari pemerintah, tidak ada musuh-musuh politik. Tidak usah khawatir karena memang kita atur cara pelaksanaan tugasnya ber-dasarkan UU,” kata Patrialis.

DPR Inginkan Intelijen Sebagai Lembaga Negara

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi II DPR RI terus mendo-rong agar proses tender proyek kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP) tidak lepas dari aturan main yang ada. Hal ini disampai-

kan oleh Anggota Komisi II DPR, TB Soenmandjaja di Senayan, Se-lasa (14/6).

Sebelumnya Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi mengajak masyarakat untuk ikut mengawasi proses tender pengadaan kartu tan-da penduduk elektronik. Mendagri menegaskan, jika ada dugaan pe-nyelewengan, maka segera lapor-kan ke penegak hukum.

Menurut Soenmandjaja, proses tender yang terbuka harus diawasi dan rambu-rambu pengawasan yang ada harus dikonsultasikan dengan KPK, PPATK, maupun Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). “Kalau pun mis-alnya ada yang nantinya berkaitan

dengan rahasia negara, itu dapat dimaklumi asalkan rambu kera-hasiaan itu dijelaskan terlebih dahulu. Dengan begitu, tidak ada aturan yang dilanggar” jelas Ang-gota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat V ini.

Soemandjaja yang merupakan Politisi PartaiKeadilan Sejahtera (PKS) ini cukup optimis proyek e-KTP bisa diselesaikan tepat waktu yakni pada tahun 2012. “Asal-kan proyek ini tepat guna, maka saya optimis bisa dipakai sebagai penentu akurasi daftar pemilih dalam pemilu 2014,” pungkasnya.

Proyek E-KTP HarusTransparan dan Akuntabel

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota DPR Komisi Luar Negeri, Hidayat Nur Wahid, mengatakan upaya pembebasan 13 awak kapal Gemini yang disandera lanun Somalia terhambat persoa-lan kepemilikan kapal. Status kapal yang berbendera Singapura, menurut Hidayat, membuat Pemerintah Indonesia harus tak bisa seenaknya mengganggu otoritas. Pemerintah dituntut mening-katkan upaya diplomasi. “Harus ada lobi dan tekanan yang efek-tif kepada pemilik kapal dan otoritas di Singapura,” kata Hidayat Nur Wahid kepada Tempo, Rabu 11 Mei 2011.

Hidayat mendesak pemerintah agar tidak menjadikan per-bedaan negara atau status kapal Gemini yang merupakan milik asing sebagai alasan untuk menunda upaya penyelamatan awak kapal dari Indonesia. “Pada prinsipnya, tak ada perbedaan antara sandera di kapal Sinar Kudus dengan di Kapal Gemini,” kata Hidayat.

Pada pemberitaan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan anak buah kapal di MT Gemini dalam kondisi sehat. Hal ini diungkapkan setelah Pemerintah Indonesia mendapat kabar dari Pemerintah Singapura. Pemerintah Singa-pura sendiri telah berhasil melakukan komunikasi pada Jumat, 6 Mei 2011. Pemerintah melalui Menkopolkam Djoko Suyanto sudah berupaya untuk memberikan bantuan kepada Singapura, namun hingga saat ini belum ada respon dari Singapura.

Untuk mencegah kembali terjadinya peristiwa penyanderaan terhadap kapal-kapal yang melintas di Perairan Somalia, Komisi Luar Negeri, menurut Hidayat, sudah memberikan usulan kepada pemerintah untuk menjadikan persoalan perompak sebagai ma-salah internasional. “Kami mengusulkan agar PBB segera meng-gelar sidang umum untuk menyelesaikan masalah perompakan,” kata Hidayat. Dia menilai aksi yang dilakukan oleh lanun Soma- lia tak beda jauh seperti aksi para teroris.

Oleh sebab itu, dunia internasional ha-rus turun tangan menanganinya.

Hidayat menduga ada pihak-pihak tertentu yang dengan sengaja memeli-hara eksistensi lanun (perompak) So-malia. Ini dibuktikan dengan adanya

pembagian hasil uang tebusan sandera Kapal Sinar Ku-

dus kemarin. Namun, dia tidak tahu persis pihak-pihak yang berkomplot den-gan para perom-pak itu.

Bendera Singapura Hambat Pembebasan 13 WNI Pekerja Kapal

Gamari Sutrisno

Hidayat Nur Wahid

Sumber: Tempo

TB. Soenmandjaja

Jakarta, Suara Keadilan - Indonesia jangan khawatir dengan kebijakan penghentian sementara ekspor sapi hidup Australia ke Indonesia. Karena justru Australia yang merugi karena penghentian ekspor ini.

Anggota Komisi IV DPR Nabiel Almusawa mengatakan, penghentian ekspor sapi hidup dari Australia harus dijadikan tantangan untuk mencapai swasembada sapi.

“Swasembada daging sapi di 2011 bukan tidak mungkin. Jadi untuk swasembada daging sapi tidak usah menunggu sampai 2014 sebagaimana diprogramkan oleh Kementerian Pertanian”, papar Nabiel dalam siaran pers, Kamis (9/6/2011).

Nabiel merasa yakin Indonesia bisa dengan instan melakukan swasembada sapi di tahun ini. Menurutnya siapapun kalau kepepet karena dipaksa oleh suatu kondisi,

biasanya mengeluarkan segenap kreativitas untuk mendapatkan solusi dalam mengatasi permasalahannya.

“Sekarang ini kita dihadapkan pada kondisi di mana stok daging sapi akan kurang karena moratorium ekspor tadi. Kita mesti bekerja keras mengerahkan segenap kreativitas untuk memenuhi kekurangan tersebut dari negeri sendiri. Saya yakin, jika bersungguh-sungguh kita akan berhasil,” tutur Nabiel yakin.

Jika Indonesia berhasil melakukan swasembada tahun ini maka akan berdampak pada para peternak di Australia. Kerugian para peternak Australia akibat kehilangan pasar Indonesia, bukan hanya dalam 6 bulan tetapi lebih dari itu.

“Dengan demikian moratorium ekspor sapi hidup ke Indonesia merupakan kebijakan blunder Pemerintah Australia. Kebijakan yang

merugikan warganya sendiri,” tandasnya.

Untuk merealisasikan swasembada dalam waktu dekat memang tidak mudah. Upaya menuju swasembada ini menurut Nabiel perlu diiringi kesediaan mengurangi konsumsi daging sapi, setidaknya untuk sementara.

Kepada mereka yang biasa mengkonsumsi daging dalam porsi banyak diimbau untuk mengurangi atau mengalihkan ke jenis pangan hewani lain. Kebutuhan terhadap protein hewani tidak mesti dipenuhi oleh daging sapi. Bisa diganti misalnya dengan ayam, bebek atau dengan

memperbanyak konsumsi ikan.“Kita memiliki beragam jenis

substitusinya. Masyarakat bisa memilih ikan, bebek, ayam, kelinci dan sebagainya yang sesuai dengan seleranya,” katanya.

Dengan demikian, tambahnya, seiring dengan upaya pencapaian swasembada daging sapi, maka produksi dan industri ayam, bebek, serta ikan juga akan ikut bergairah.

Pemerintah Australia telah memutuskan untuk menghentikan semua ekspor ternak hidup ke Indonesia selama enam bulan. Langkah ini diambil menyusul kemarahan publik setelah menyaksikan video penganiayaan sapi di salah satu tempat jagal di Indonesia.

Terkait penganiayaan sapi di tempat jagal ini, menurut Nabiel, perlu diselidiki terlebih dahulu kebenarannya. “Bisa saja ini rekayasa oleh pihak-pihak yang tidak suka dengan rencana swasembada daging Indonesia,” ucapnya.

“Namun bila benar terjadi demikian, maka kita harus introspeksi dan berterimakasih dengan peringatan ini. Ke depan, pengawasan terhadap semua tempat pemotongan hewan di Indonesia harus lebih diperketat dan harus dilakukan standarisasi RPH (rumah potong hewan) sesuai dengan standar yang berlaku,” pungkas Nabiel.

Stop Kirim Sapi ke RI, Australia Lakukan Blunder

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi IV, Ma’mur Hasanuddin meminta kepada Pemerintah, Kementan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Bulog dan Kemendag agar siap siaga terhadap ketersediaan pangan dan kestabilan harganya.

Ma’mur melihat situasi pangan ini mesti di persiapkan sejak awal secara terencana dan terkoordinasi mengingat hampir berakhirnya masa panen raya dan adanya uji coba pemerintah pada pembatasan subsidi BBM di pulau Jawa 1 Juli mendatang.

“Pemerintah akan semakin kelabakan dalam menghadapi masalah

pangan jika tidak di antisipasi sejak awal karena ke depan, musim libur anak sekolah, uji pembatasan BBM bersubsidi, Bulan Puasa dan Lebaran merupakan tantangan pemerintah dalam mengendalikan masalah pangan”, kata Ma’mur.

Ma’mur mencontohkan gelagat mulai munculnya ketidak stabilan harga pangan terutama beras di Jawa Barat yang merupakan lumbung padi terbesar di Indonesia sudah terjadi. Kota Banjar dan sekitarnya, beras sudah merangkak naik harganya hingga menembus angka Rp.6000,-.

Bukan hanya beras, gula juga masih memiliki kendala efisiensi produksi terkait dengan buruknya kualitas mesin giling pabrik gula di Indonesia. Ma’mur menilai, mesin-mesin pabrik gula di Indonesia sudah saatnya di revitalisasi dengan segera. Petani tebu hingga saat ini, menurut Ma’mur, telah merugi milyaran rupiah akibat selisih rendeman yang disebabkan mesin giling yang tidak efisien.

“Pemerintah jika ingin serius mencapai swasembada gula, tidak usah buat program macam-macam yang tidak bermanfaat, cukup ganti mesin-mesin tua pabrik gula, dan lindungi petani terhadap permainan harga dan rendeman gula”, pinta

Ma’mur.Selain beras dan Gula, tantangan

pemerintah dalam menyediakan kebutuhan ikan hingga lebaran juga masih akan menghadapi berbagai persoalan. Cuaca Buruk memaksa para nelayan untuk tidak melaut. Berbagai Permasalahan Perikanan yang di hadapi penyedia ikan, baik tangkapan dari laut maupun budi daya masih menjadi Pekerjaan yang belum di selesaikan kementrian KP.

“Saat ini, harga ikan dapat naik hingga 50%, akibat cuaca buruk untuk ikan tangkap, maupun harga pakan yang masih mahal untuk ikan budidaya”, jelas Ma’mur.

Sebelumnya perlu diketahui bahwa pada revisi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan telah memasukan komponen perikanan sebagai produk pangan.

“Negara kita di kelilingi oleh laut penuh ikan dan tanah subur menumbuhkan pangan. Jangan sampai karena kelalaian, pangan menjadi masalah di saat jelang lebaran”, akhir Ma’mur.

Siaga Pangan Jelang Lebaran DPR Desak KemenperaBenahi Manajemen

Ma’mur Hasanuddin

Nabil Al-Musawa

Jakarta, Suara Keadilan - DPR memandang sangat perlu dilakukannya evaluasi terhadap kinerja Pemerintah dalam Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) yang belum optimal. Menurut salah satu Anggota Komisi V DPR RI, Sigit Sosiantomo, ketidakoptimalan ini harus dijadikan acuan dalam dasar penyusunan anggaran Kemenpera dan Rencana Kerja Pemerintah tahun 2012 nanti. Salah satu contohnya, menurut Sigit adalah mengenai bagaimana kontrol pemerintah dengan banyaknya Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang belum termanfaatkan oleh masyarakat “Keterbatasan penyediaan tempat tinggal bagi penduduk dan semakin meluasnya permukiman kumuh di Indonesia, harus menjadi latar belakang tugas pokok Pemerintah bidang Perumahan dan Permukiman, terutama dalam penetapan perencanaan skala prioritas program-program Pemerintah.”ujar politisi PKS ini.

Sigit menegaskan, jangan sampai banyak ketidakmanfaatan dari outcome program Kemenpera, khususnya yang ditujukan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan sebagai solusi dalam mengurangi tingkat Backlog (ketersediaan tanah) dan perumahan kumuh. Selain itu, Sigit juga mengingatkan permasalahan produksi perumahan selama ini terkendala oleh minimnya jumlah bank tanah yang tersedia di setiap daerah yang mendorong lonjakan akumulasi defisit (backlog) perumahan. “Belum optimalnya pemanfaatan rusunawa ini dikarenakan lokasi-lokasi penempatan pembangunan rusunawa pada lokasi yang belum diyakini kemanfaatannya, termasuk dalam pemenuhan akses dan infrasturktur primer dan penunjang dari rusunawa itu” ujarnya.

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Timur I ini, memperkirakan kebutuhan rumah baru setiap tahun bertambah 800.000 unit. Kemampuan pengembang untuk memasok rumah baru berfluktuasi antara 150.000 dan 200.000 unit per tahun, sedangkan penyediaan rumah swadaya 200.000 unit. Akibatnya, kekurangan rumah bertambah rata-rata 400.000 unit per tahun. Dengan besarnya pertumbuhan backlog perumahan, kebutuhan bank tanah di seluruh daerah diperkirakan mencapai 141.667 hektare (ha). Setiap kaveling rumah sejahtera diperkirakan membutuhkan pasok lahan rata-rata seluas 150 rn2 atau sekitar 60 unit rumah per hektare.

“Urgensi penyusunan UU Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) bagi kabupaten/kota masih dalam proses penyelesaian, harus segera dituntaskan” tegas Sigit dalam mengingatkan pentingnya RTRW Kota/Kabupaten dalam menunjang optimalisasinya tugas pokok penyelenggaraan perumahan bagi rakyat ini. Sigit memandang penting karena terutama untuk mencegah alih fungsi lahan produktif menjadi perumahan yang makin merajalela” pungkasnya.

Sigit Susiantomo

Hukum & Pemerintahan

Page 6: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011 Agraria & Infrastruktur, Transportasi

Jakarta, Suara Keadilan - Wakil Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jami-nan Sosial (RUU BPJS) DPR RI Zuber Safawi menyatakan

bahwa UU BPJS nantinya ha-rus bersifat paripurna. “Kami menghindari pelaksanaan UU lewat peraturan turunan seperti Kepres dan PP agar tidak lagi ada alasan penundaan,” cetus Zuber di tengah rapat Panitia Kerja RUU di Jakarta, Selasa (7/6). Karena itu, tambahnya, UU BPJS diupayakan juga merangkum hal-hal subtantif yang cukup lengkap.

DPR belajar dari pelaksa-naan sistem jaminan sosial oleh pemerintah sebelumnya, yakni dalam menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 40 Ta-hun 2004 tentang Sistem Jami-nan Sosial Nasional (SJSN). “Setidaknya ada 11 ayat dalam

UU SJSN yang pelaksanaan-nya harus lewat Kepres dan PP tetapi hanya satu yang baru di-laksanakan, yakni pembentukan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN),” ungkap Legislator PKS ini.

Sebelumnya, pemerintah masih bersikukuh agar bebera-pa hal tidak diatur dalam RUU BPJS, antara lain soal iuran dan kepesertaan. Alasannya pen-gaturan dua hal itu juga sudah tertuang dalam UU SJSN yang menjadi payung bagi RUU BPJS, sehingga pengaturannya cukup lewat PP atau Keppres. Sedangkan DPR menginginkan substansi dua hal tersebut tetap tercantum.

Kini, lanjut Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah I ini,, DPR bersa-ma Pemerintah telah menyepak-ati dua dari tujuh butir pemba-hasan. Tujuh butir pembahasan tersebut adalah soal definisi BPJS, badan hukum BPJS, jum-lah BPJS, organ/struktur BPJS, masa peralihan, kepesertaan dan iuran, serta sanksi. Dua yang telah disepakati adalah tentang definisi dan badan hukum BPJS.

Definisi BPJS disepakati se-bagaimana yang tertera dalam pasal 1 angka 6 UU SJSN, dan dicantumkan kembali dalam RUU BPJS. Ketentuan itu ber-bunyi, BPJS adalah badan hu-kum yang dibentuk untuk meny-

elenggarakan program jaminan sosial. Sedangkan mengenai badan hukum, disepakati BPJS merupakan badan hukum publik yang sesuai dengan UU BPJS, ditambah dengan penegasan bahwa BPJS menyelenggara-kan SJSN berdasarkan prinsip sebagaimana yang ditetapkan pada pasal 4 UU SJSN. Kes-embilan prinsip tersebut adalah asas manfaat, keadilan, kego-tongroyongan, nirlaba, keterbu-kaan, kehati-hatian, akuntabili-tas, dana amanat, portabilitas, dan kepesertaan yang bersifat wajib.

Jakarta, Suara Keadilan - Ke-menterian Perhubungan (Ke-menhub) diminta tidak diam saja melihat maskapai pener-bangan yang kerap ngaret dari jadwal terbang. Apalagi mol-ornya jam keberangkatan kerap terjadi dan sampai beberapa jam tanpa penjelasan kepada pen-umpang. Tindakan harus diam-bil kepada maskapai seperti itu. “Ya, Kementerian Perhubungan harus menjalankan peran penga-wasan jika maskapai penerban-gan menelantarkan penumpang,” kata anggota Komisi V DPR Yudi Widiana Adia saat dikonfirmasi, Senin (6/6/2011).

Yudi menegaskan, dalam UU sudah jelas diatur. Hanya keadaan memaksa saja penerbangan dapat ditunda. Itu pun tentu mesti ada kompensasi bagi penumpang.

“Dalam UU yang dapat diterima, alasan penundaan hanya kare-na kerusakan mesin dan cuaca. Lainnya tidak boleh,” imbuhnya. Komisi V DPR sudah bersikap kritis kepada regulator dan op-erator dalam setiap rapat yang digelar. Pengawasan dan tindakan tegas harus dilakukan Kemenhub. “Tindakan adalah kewenangan Kemenhub. Dalam rapat dengan Komisi V baik dengan regula-tor maupun operator, kita kritisi keduanya. Dunia penerbangan kita jangan sampai kalah bersa-ing dengan maskapai asing,” tu-turnya.

Seperti diberitakan sebelum-nya, penumpang Lion Air GT 095 rute Pekanbaru-Jakarta men-gamuk karena diterlantarkan oleh pihak maskapai. Pesawat yang seharusnya berangkat pada pukul 18.15 WIB kemarin delay hingga pukul 23.30 WIB.

Pihak Lion Air telah meminta maaf atas insiden yang membuat pelanggannya kecewa ini. “Soal penelantaran, ini tidak 100 persen penelantaran. Kami tidak bermak-sud untuk menelantarkan. Karena kami sibuk berkoordinasi maka teman-teman di lapangan tidak langsung memberikan kepastian penerbangan. Kami sangat mak-lum dan minta maaf pada penum-pang,” ujar Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait.

DPR Desak Kemenhub Tindak Maskapai yang Menelantarkan Penumpang Jakarta, Suara Keadilan -

Pemerintah pusat melalui Ke-menterian Pekerja Umum (PU) diminta untuk segera mere-alisasikan rencana pemban-gunanjembatan Selat Melaka yang akan menghubungkan Indonesia dengan Malaysia. Hal ini sejalan dengan program Asean Connectivity dimana Indonesia menjadi Ketua ASE-AN saat ini.

Hal itu disampaikan ang-gota Komisi V DPR RI Drs. Chairul Anwar, Apt saat rapat dengar pendapat dengan Men-teri PU, Djoko Kirmanto di Gedung DPR RI, Senin (6/6) lalu.“Kita berharap jembatan Selat Melaka ini segera diba-gun. Pemerintah pusat harus membangun komunikasi serius dengan pemerintah Malaysia agar bisa mewujudkan pem-bangunan jembatan tersebut. Hal ini tentunya sejalan den-

gan program Asean Connectiv-ity dimana Indonesia menjadi Ketua ASEAN saat ini,” ung-kap Legislator asal Riau itu.

Lebih lanjut ia me-nyatakan, jika jembatan Selat Melaka ini dibangun nantinya maka secara tidak langsung akan meningkatkan pereko-nomian negara Asean teru-tama Malaysia dan Indonesia khususnya wilayah Riau dan Melaka bisa lebih berkembang secara ekonomi.“Saya meli-hat bahwa posisi jembatan ini sangat strategis bagi perekono-mian ASEAN bahkan regional Asia,” terang Ketua DPP PKS Wilayah Sumatera ini.

Menurut Chairul, pem-bangunan jembatan ini rela-tif tidak terlalu berat dalam pelaksanaannya, karena akan didukung oleh negara-negara tetangga seperti Malaysia dan

Singapura.“Saya pikir pelak-sanaan pembangunan ini tidak begitu sulit, karena dibangun bukan hanya satu negara. Beda dengan pembangunan jem-batan Selat Sunda, semuanya menjadi beban dan tanggung jawab pemerintah Indonesia,” ujar Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Riau I ini.

Oleh karena itu pintanya, pemerintah dalam hal ini Ke-menterian PU sudah mulai merencanakan dan berinisiatif membangun komunikasi den-gan pihak Malaysia dan Sin-gapura terkait pembangunan jembatan Malaka dengan me-masukkan rencana pembangu-nan jembatan Malaka ke dalam rencana kerja pemerintah (Ke-menterian PU) tahun 2012 mendatang.

Pemerintah Pusat didesak Bangun Jembatan Selat Melaka

DPR Inginkan UU BPJS Paripurna

Yudi Widiana

dok. istimewa

Jakarta, Suara Keadilan - DPR menilai kasus kecelakaan Pesawat Merpati jenis MA-60 di Kaimana, tidak dapat dilihat hanya sebagai faktor teknis semata. Hal ini kare-na dasar keputusan untuk membeli 15 pesawat jenis MA 60 adalah berdasarkan pembicaraan bilateral Government to Government an-tara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Cina. Oleh karena itu, lanjut Hakim, keputusan untuk mempercayai kualitas kelaikan Pesawat MA-60 ini menjadi tang-gung jawab pemerintah sebagai regulator. Demikian disampaikan Anggota Komisi V DPR RI, Abdul Hakim di Senayan, Kamis (19/5).

Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Lampung 2 ini juga mensinyalir adanya persoalan terkait dengan sertifikasi kelaikan

standar yang dikeluarkan oleh Direktorat Kelaikan Udara, Kementerian Perhubungan. Apalagi berdasarkan catatan dari International Civil Aviation O r g a n i z a t i o n / O r g a n i s a s i Penerbangan Internasional (ICAO) tertanggal 27 Maret 2006, bahwa sertifikasi yang dikeluarkan tidak memenuhi standar internasional. Padahal berdasarkan amanat UU No. 1 Tahun 2009, pemerintah dalam waktu 1 tahun harus sudah membentuk lembaga sertifikasi penerbangan. “Sudah lebih dari 1 tahun sejak UU ini disahkan dan sampai saat ini pemerintah belum mempunyai lembaga sertifikasi yang dimaksud”, tegas Hakim.

Menurut Legislator PKS ini, jika standar lembaga sertifikasi ini sudah mendapat pengakuan setara dengan Federal Aviation Administration (FAA)/Lembaga Standarisasi Penerbangan Amerika Serikat, maka tidak diperlukan lagi opini dari FAA untuk menentukan kelaikudaraan pesawat yang kita gunakan. “Belajar dari kasus ini, Komisi V akan terus mendesak pemerintah agar segera membentuk Penyelenggara Layanan Umum Sertifikasi Kelaikudaraan,” pungkas Hakim.

Kasus Merpati Sepenuhnya Tanggung

Jawab Pemerintah

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota DPR dari PKS, Akbar Zulfakar mengatakan, pada ta-hun 2008, Indonesia telah berha-sil mencapai target swasembada pangan beras. Dari 100 persen kebutuhan dalam negeri, pemer-intah sudah dapat memenuhi produksi beras mencapai 99 persen. Suatu kemajuan yang sangat baik yang dilakukan oleh pemerintah kita. Pemerintah dalam hal ini Presiden juga men-janjikan akan terus melakukan

langkah-langkah kebijakan agar komoditi yang lain juga bisa kita swasembadakan. Di sisi lain, pemerintah juga harus memikir-kan kesejahteraan petani dengan meningkatkan harga pembelian. Jika tidak seharusnya dibuat suatu pemberdayaan dan fasilitas gratis yang dikhususkan kepada para petani.

Menurut Akbar, jika dirunut ke belakang, krisis pangan suatu bangsa ternyata bermuara pada situasi yang tidak berdaulat atas

pangan. “Kedaulatan pangan merupakan hak setiap bangsa untuk menetapkan pangan bagi dirinya sendiri dan hak untuk menetapkan sistem pertanian, peternakan, dan perikanan tanpa menjadikannya subyek berbagai kekuatan pasar internasional”, tuturnya di ruangannya, Kom-plek DPR, Nusantara I, Senayan Jakarta Senin (13/6)

Selama periode 2005-2010 pertumbuhan produksi tanaman pangan secara konsisten men-galami peningkatan yang signifi-kan. ”Produksi padi meningkat rata-rata 2,78% per tahun (dari 54,09 juta ton GKG tahun 2004 menjadi 60,28 juta ton GKG tahun 2008 (ARAM III), bah-kan bila dibandingkan dengan produksi tahun 2007, produksi padi tahun 2008 meningkat 3,12 juta ton (5,46%). Pencapaian an-gka produksi padi tersebut meru-pakan angka tertinggi yang per-nah dicapai selama ini, sehingga tahun 2008 Indonesia kembali dapat mencapai swasembada be-ras, bahkan terdapat surplus padi

untuk ekspor sebesar 3 juta ton,” tutur Aleg Dapil Sulawesi tengah ini.

Di sisi lain, menurut Ang-gota DPR dari Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara ini, tantan-gan dan permasalahan mendasar pembangunan sektor pertanian berkaitan dengan sarana prasara-na, permodalan, pasar, teknologi, dan kelembagaan petani, yang masih memerlukan penanganan yang berkelanjutan disamping

munculnya persoalan-persoalan baru. “Walaupun dihadapkan pada berbagai permasalahan dan hambatan, sektor pertanian telah mampu menunjukkan keber-hasilan dan perkembangan yang menggembirakan,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Legislator yang kini diamanahkan di Komi-si IV ini, tujuan akhir pemban-gunan pertanian adalah terwu-judnya kesejahteraan masyarakat melalui sistem pertanian indus-trial. Secara operasional penca-paian tujuan tersebut ditempuh melalui tahapan-tahapan pem-bangunan jangka panjang, jang-ka menengah dan jangka pende. ”Kebijakan dan program pem-bangunan pertanian jangka pan-jang dijabarkan dalam rencana pembangunan jangka menengah (lima tahunan) dan selanjutnya dijabarkan lebih lanjut ke dalam rencana pembangunan pertanian tahunan,” pungkasnya.

Pemerintah Harus Serius Mewujudkan Kedaulatan Pangan

Jakarta, Suara Keadilan - Masuknya daging sapi illegal ke Indonesia menambah daftar panjang lemahnya pengawasan dan deteksi dini masuknya impor daging ilegal. Padahal Indonesia masih dipandang menjadi sasa-ran empuk penyebaran daging ilegal.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menahan 50 kontainer daging sapi ilegal di wilayah per-batasan Jawa Timur, Rabu (25/5). Sebelumnya ditemukan148 kon-tainer berisi daging dan jeroan impor ilegal di Pelabuhan Tan-jung Priok pada awal Januari.

“Sistem deteksi dini dan pengetatan pengawasan harus di lakukan secara serius, tidak hanya pada pelabuhan-pelabuhan besar yang menjadientri pointutama tetapi juga pelabuhan-pelabuhan

tikus yang banyak tersebar di daerah,” ujar Rofi’ Munawar Anggota Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis (26/5/2011). Hal ini terjadi karena sistem deteksi dini dan pengawasan yang lemah dari Pemerintah pusat dalam hal ini Badan Karantina Kement-erian Pertanian serta Dirjen Bea Cukai.

Politisi dari FPKS itu me-nambahkan, pemerintah harus memperketat regulasi terkait tata niaga daging, yang sering men-jadi pertanyaan besar adalah seringkali harga daging terus naik sedangkan harga sapi lokal mengalami penurunan. Praktek tiu selain akan merusak harga pasar, diduga daging yang be-rasal dari impor ilegal sangat berbahaya bagi kesehatan tidak disertai sertifikat kesehatan dari negara asal. “Terlebih lagi untuk kasus temuan daging impor ile-gal di Jawa Timur, daging sapi telah tercampur menjadi satu dengan daging ayam serta daging babi,” ujarnya.

Rofi’ melanjutkan, kejadian itu merupakan fenomena gu-nung es, dimana volume yang diselundupkan sebenarnya jauh lebih besar dibandingkan temuan yang telah dilakukan. “Penge-tatan pengawasan harus di ikuti dengan transparansi hukum sertashock terapy kepada pihak-pihak yang melakukan importasi daging illegal,” ujarnya. Karena perlu diingat Indonesia memiliki target swasembada daging sapi pada tahun 2014 mendatang.

Dia juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur karena telah berhasil menggagalkan masuknya 50 kontainer daging sapi ilegal ke wilayahnya.

Sumber: inilah.com

Daging Ilegal, Cermin Deteksi Dini Lemah

Rofi’ Munawar

Abdul Hakim

Akbar Zulfakar

Chairul Anwar

Zuber Safawi

Agraria & Infrastruktur, Transportasi

Page 7: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011

Page 8: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011

Pagi itu, rumah di kawasan Komplek DPR Kalibata Blok A6 No.95 tak seperti hari-hari biasanya. Ribuan orang ramai berdatangan ke rumah tersebut. Wajah mereka menyiratkan kedukaan yang begitu mendalam. Tak sedikit terlihat tumpahan air mata yang meluncur dari kelopak mata mereka. Saat itu, awan kelabu tengah memayungi keluarga besar Partai Keadilan Sejahtera. Betapa tidak, karena salah satu kader terbaiknya telah berpulang ke rahmatullah.

“PKS sangat kehilangan sosok Ustadzah Yoyoh yang luar biasa. Beliau adalah anggota DPR yang sangat sederhana”, kenang Mahfudz Siddiq Wasekjen PKS. Senada dengan Mahfudz Siddiq, Ketua Fraksi PKS Mustafa Kamal pun mengungkapkan bela sungkawanya, “Fraksi PKS kehilangan salah seorang legislator terbaiknya, salah seorang tokoh perempuan yang sejak awal ikut mendirikan partai dan berkontribusi besar dalam

perkembangan partai.”

Ustadzah Yoyoh Yusroh,

begitulah ia biasa disapa. Perjuangan, pengorbanan, dan

pengabdiannya kepada dakwah ilallah patut dicontoh oleh kader-

kader lain. Tak hanya itu, kiprahnya di panggung perpolitikan maupun

di ranah lainnya tidak hanya diakui oleh para sahabatnya di FPKS, tetapi juga oleh koleganya di lintas fraksi. “Beliau sosok yang kuat, inspiring bagi kita. Beliau bisa mengurus rumah tangganya dengan baik, berkarir dengan baik, dan berorganisasi dengan baik dan bagi saya beliau sangat cocok dijadikan contoh perempuan yang berdedikasi untuk bangsa dan keluarganya”, ucap Nurul Arifin, legislator dari Partai Golkar.

Namun, daiyah yang santun itu kini sudah berpulang ke pangkuan Ilahi. Amanahnya sebagai hamba Allah di dunia ini sudah ia tuntaskan di usia 49 tahun. Selaksa doa dari kami, Partai Keadilan Sejahtera, kan terus mengiringi perjalananmu, wahai ibunda. Allohumma la taftinna ba’daha wa laa tahrimna ajro suhbatuha wa mahabbatuha wa ajma’na bina fi a’la Illiyyin fi Jannatil firdau ma’as shuhubil kiram wa khairal anam.

Galeri Foto Galeri Foto

Realita sosial yang tengah dialami oleh bangsa dan masyarakat saat ini, meng-gugah diri Ustadzah Yoyoh untuk terus berbuat banyak dalam perbaikan sosial masyarakat. Salah satunya, ia tunjukkan dengan membangun yayasan-yayasan yang bergerak di bidang sosial, pendidi-

kan, pemberdayaan perempuan, dan ber-peran aktif dalam berbagai wadah-wadah sosial-kemanusiaan. Di samping itu, ia pun aktif mengisi seminar-seminar yang berte-makan sosial, pemberdayaan perempuan, dan agama, baik di dalam negeri maupun di mancanegara.

Sibuk beraktivitas di luar rumah tak membuat ibu dari 13 orang anak ini meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu. Komunikasi efektif dan kualitas pertemuan yang ia lakukan selama ini dengan suami dan seluruh buah hatinya menjadi salah satu kunci kesuksesannya membina rumah tangga. Metode dialogis dalam mendidik putra-putri serta menanamkan kesadaran berprestasi sedari

kecil telah membuat seluruh putra dan putrinya tak hanya berprestasi, tetapi juga mandiri. “Ummi adalah wanita luar biasa yang dari rahimnya telah mengandung dan melahirkan kami, yang telah memberikan teladan kepada kami dengan caranya, mendidik kami dengan penuh cinta, keteladanan, dan keshalihatan yg luar biasa”, kenang Huda Rabbani, salah satu putranya.

Sebagai seorang daiyah, jam terbang Ustadzah Yoyoh sudah tidak diragukan lagi. Dedikasinya kepada dakwah telah dimulai ketika ia mengenyam bangku ‘aliyah dan perguruan tinggi. Rutinitas dakwah ini pun terus ia lakukan hingga tutup usia.

Semasa hidupnya, ia pernah aktif sebagai anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Periode 2005-2010 di bidang pemberdayaan perempuan, anak, dan lansia. pengisi tetap pengajian ibu-

ibu di DPR, salah satu pendiri Ormas Salimah (Persaudaraan Muslimah) pada tahun 2000, dan berbagai aktivitas mubalighoh lainnya. Selain itu, ia pun pendiri yayasan dan pesantren Ummu Habibah di Tangerang.

Berbagai penghargaan pernah ia terima, seperti penghargaan sebagai Mubaligh Nasional dari Departemen Agama pada Tahun 2001 dan penghargaan dari International Muslim Women Union (IMWU) pada tahun 2000 dan 2003.

Kiprah Ustadzah Yoyoh di panggung perpolitikan Indonesia dimulai ketika Partai Keadilan didirikan. Ia merupakan salah satu penggagas dan pendiri partai da-kwah tersebut. Partisipasi PK di pemilu 1999 telah membawanya sebagai salah satu anggota DPR periode 1999-2004. Di tahun-tahun berikutnya, PK yang telah bermetamorfosis dan berganti nama menjadi PKS masih menjadi perahu dakwah perpolitikannya. Dua kali terpilih menjadi anggota dewan di pemilu 2004 dan 2009 menjadikan hal tersebut sebagai salah satu jalan pengabdiannya ke-pada agama, bangsa, dan negara.

Semasa menjabat sebagai ang-gota dewan, beliau pernah ditem-

patkan di Komisi VIII dan Komisi I. Di Komisi VIII, beliau terma-suk salah satu pimpinan komisi tersebut dan sangat fokus dalam memperjuangkan RUU antiporno-grafi dan pornoaksi. Begitu juga ketika di Komisi I, ia dikenal baik oleh para koleganya dan terma-suk salah satu aleg yang dikenal cukup vokal dalam menyerukan kemerdekaan Palestina. Tak hanya itu, ia dikenal pula sebagai akti-fis pembela HAM dunia. Tahun lalu, ia dan rombongan Viva Pal-estina dari seluruh dunia berhasil menembus blokade Gaza dan ber-kesempatan berbincang-bincang dengan petinggi HAMAS serta menyaksikan langsung kondisi sesungguhnya di sana.

Kuntum bunga itu tidak akan berhenti menebar keharumannya walaupun sudah tercabut dari akarnya. Ia akan tetap harum semerbak. Begitu pun dengan dirimu. Walau jasad sudah tidak menyatu lagi dengan ruh, walau tarikan nafasmu sudah tak terdengar lagi hembusannya, tetapi teladanmu ada di hati kami dan terngiang selalu di telinga kami. Kelak, kiprahmu itu akan kami ceritakan kepada penerus dakwah ini, bahwa kami pernah memiliki kader sepertimu dan kami telah menyaksikan bahwa hidupmu adalah wakafmu kepada Islam dan dakwah kepada-Nya.

Daiyah yang santun itu kini sudah berpulang ke pangkuan Ilahi. Amanahnya sebagai hamba Allah di dunia ini sudah ia tuntaskan di usia 49 tahun. Selamat jalan Ustadzah Yoyoh Yusroh, seperti katamu dalam video tausiyah terakhirmu beberapa waktu yang lalu, “Insya Allah, kita akan bertemu di surga-Nya”.

Selaksa doa dari kami, Partai Keadilan Sejahtera, kan terus mengiringi perjalananmu, wahai ibunda. Allohumma la taftinna ba’daha wa laa tahrimna ajro suhbatuha wa mahabbatuha wa ajma’na bina fi a’la Illiyyin fi Jannatil firdau ma’as shuhubil kiram wa khairal anam.

Ustadzah Dra. Hj. Yoyoh Yusroh dalam Kenangan

1962-2011

Page 9: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011

Audiensi ICW bersama POKSI VIII FPKS

Dialog Kebudayaan POKSI X FPKS DPR RISarasehan Budaya tentang Pancasila

Audiensi IRESS dan Pimpinan FPKS tentang Migas

Audiensi Forum Komunikasi Karyawan Univ. Trisakti dengan POKSI X FPKS

Audiensi Serikat Pekerja Djakarta Lloyd dengan POKSI VI FPKSAnggota DPR FPKS Ecky Awal Muharam (kanan) menerima audiensi Serikat Pekerja BUMN Djakarta Lloyd di ruang rapat pimpinan FPKS, Jum’at (8/04).

Silaturahim Presiden PKS dan Pimpinan Buruh

Sarasehan Nasional PKS di Hari Kebangkitan Nasional 2011

PKS menyelenggarakan acara yang bertajuk “Silaturrahim Presiden PKS dengan Pimpinan Organisasi dan Tokoh Buruh Nasional”, Senin (2/5) di Hotel Sahid Jakarta. Hadir pada acara tersebut presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Ketua FPKS DPR RI Mustafa Kamal, Ketua Bidang Buruh, Petani, dan Nelayan DPP PKS Martri Agoeng dan jajaran DPP PKS lainnya.

Kapoksi X FPKS Raihan Iskandar (tengah) menerima rombongan FKK Univ. Trisakti terkait kasus pengambilalihan Univ. Trisakti oleh Yayasan Trisakti, Rabu (1/6) di ruang rapat pleno FPKS DPR RI.

Ketua Fraksi FPKS DPR RI Mustafa Kamal (kanan) didampingi anggota Komisi VII Zulkieflimansyah berdiskusi bersama IRESS tentang kasus migas di Blok West Madura, Kamis (28/4) di ruang rapat pleno FPKS.

Wakil Ketua DPR RI Anis Matta (tengah) berkesempatan menyampaikan pandangannya tentang kondisi bangsa di acara Sarasehan Nasional, Jum’at (20/5) di Ball Room Hotel Sahid Jakarta.

Kapoksi FPKS DPR RI Rahman Amin (kiri) menyerahkan cindera mata kepada aktivis ICW Ade Irawan (kanan) setelah melakukan diskusi terbatas tentang ongkos penyelenggaraan ibadah haji, Jum’at (13/5) di ruang rapat Pimpinan FPKS.

Kapoksi X FPKS DPR RI Raihan Iskandar menyampaikan pandangannya terkait tema Dialog Budaya “Mencari Desain dan Setrategi Kebudayaan Indonesia”, Rabu (9/6) di ruang rapat pleno FPKS.

Budayawan Taufik Ismail (kiri) berkesempatan membacakan sejumlah puisinya di hadapan peserta Sarasehan Budaya tentang Pancasila yang diadakan oleh FPKS DPR RI, Rabu (15/6) di Gedung Nusantara IV DPR RI.

Muhibah & Silaturrahim

DPP PKS telah mengirimkan surat Pergantian Antar Waktu (PAW) kadernya yang duduk sebagai legislator di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ke Pimpinan DPR. Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Fraksi PKS, Abdul Hakim, yang ditemui di sela-sela dengar pendapat antara KRL Mania dan jajaran pengurus PT KAI. “Administrasi terkait pengunduran diri mereka sudah dikirimkan DPP ke Pimpinan DPR, sekarang kami sedang menunggu proses selanjutnya,” ujar Aleg dari Komisi V DPR RI ini.

Adapun ketiga Aleg tersebut adalah Arifinto, Muhammad Misbakhun, dan Yoyoh Yusroh. Arifinto dan Misbakhun mengundurkan diri setelah kasus yang menimpa keduanya,

sedangkan Yoyoh Yusroh di-PAW-kan karena beliau telah berpulang ke rahmatullah pada tanggal 21 Mei lalu. Di luar itu, Fraksi PKS sendiri menghormati keputusan mundur Arifinto dan Misbakhun. Menurut Abdul Hakim, apa yang dilakukan kedua Aleg PKS tersebut adalah sebuah pendidikan politik kepada masyarakat maupun kolega-koleganya di fraksi lain, sekaligus bentuk tanggung jawab terhadap pribadi dan partainya.

Pengganti-pengganti mereka, lanjut Abdul Hakim, adalah caleg yang meraih suara terbanyak kedua di Dapil masing-masing. Arifinto dari Dapil Jabar 7 akan digantikan oleh Mardhani. Sedangkan almarhumah Yoyoh Yusroh dari Dapil Banten 3 akan digantikan oleh Warjito. Untuk Misbakhun sendiri, menurut

Jakarta, Suara Keadilan - Terbitnya buku ‘Untold Stories Soeharto’ seakan membuai masyarakat akan sosok penguasa era orde baru tersebut. PKS berharap masyarakat bijak, melihat sosok Soeharto secara proporsional. “Dalam menilai Soeharto PKS dalam posisi proporsional. Kita tidak bisa mengingat sejarah ini sepotong-sepotong. Memang korupsinya kita tidak bisa lupakan, Nepotisme tidak bisa kita lupakan. Tapi kita bisa belajar dari pembangunannya,” ujar Sekjen PKS, Anis Matta, di DPR, Kamis (9/6/2011).

Anis menuturkan, banyak hal kontroversial selama 32 tahun pemerintahan Soeharto. Meskipun demikian, ia menghargai pembangunan yang dilakukan Soeharto, meski sangat lambat. “Era Soekarno ada kebebasan tapi tidak ada pembangunan, era Soeharto ada pembangunan tapi tidak ada kebebasan. Kita harus menggabungkan demokrasi dan kesejahteraan sekaligus,”tuturnya.

Menurut Anis, masyarakat tak akan mudah terbuai dengan cerita-cerita masa lalu. Masyarakat sudah cukup cerdas memilah mana yang layak dicontoh dan mana yang

PKS Kumpulkan Pimpinan DPW se-Indonesia Jum’at, 17 Juni 2011, 10:58:00 WIBLaporan: Yayan Sopyani Al Hadi

RMOL. Pembahasan RUU Pemilu terkait ambang batas parlemen atauparliamentary threshold (PT) yang kini sedang dibahas Badan Legislasi DPR mendapat perhatian serius dari Partai Kedailan Sejahtera (PKS).

Menyikapi PT ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus melakukan konsolidasi dan merapatkan barisan. Fraksi PKS pun mengundang pimpinan 33 DPW PKS yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Acara konsolidasi ini digelar di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, pagi

PAW Tiga Legislator PKS

Abdul Hakim, DPP masih belum memberikan nama penggantinya. Sementara terkait kapan pengganti mereka akan menempati posnya masing-masing di DPR, Abdul Hakim menyatakan, hal tersebut bergantung pada SK Presiden (Presiden PKS -red). “Kami menunggu SK presiden turun terkait dengan aleg pengganti mulai aktif,” tukas aleg dari Dapil Lampung II ini. Fraksi PKS juga berharap proses PAW ini akan berjalan dengan lancar dan tidak tertunda-tunda, karena jika tertunda-tunda maka tiga kursi DPR dari fraksinya akan terus kosong.

ini (Jumat, 16/6), dan langsung mendapat arahan dari Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq.

“Acara ini diselenggarakan dalam rangka meminta pendapat pengurus wilayah se-Indonesia tentang RUU Pemilu, terutama terkait ambang batas parlemen,” kata Ketua Fraksi PKS, Mustafa Kamal, kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Jumat, 17/6).

Kata Mustafa, PKS masih terus mengkaji usulan ambang batas parlemen dan belum ada keputusan final tentang berapa angka yang diajukan. PKS akan memperhatikan aspirasi rakyat Indonesia dari Sabang hingga Papua serta memastikan eksistensi perjuangan dakwah melalui jalur politik.

“PKS sebagai partai berazas Islam juga menginginkan agar suara umat tidak terbuang percuma hanya

harus ditinggalkan.“Kediktatoran, korupsi harus

kita tinggalkan. Yang perlu kita pertahankan adalah leadership,” tandasnya.

Tepat pada peringatan 90 tahun lahirnya Soeharto, keluarga dan rekan-rekan Soeharto meluncurkan buku Pak Harto The Untold Stories. Buku ini berkisah soal sisi humanis Soeharto yang belum pernah diungkapkan. Mereka pun membantah jika buku ini bertujuan untuk mendorong kebangkitan Soehartoisme dan rezim orde baru.

PARLIAMENTARY THRESHOLD

PKS: Korupsi dan Nepotisme Era Soeharto Tak Bisa Dilupakan 

karena sebuah aturan bernama PT,” demikian Mustafa. [yan]

Abdul Hakim

Anis Matta

Mustafa Kamal

EDISI JUNI 2011Hot Issue EDISI JUNI 2011

Page 10: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011

Jakarta, Suara Keadilan - Ang-gota Komisi VII DPR M Sohibul Iman mengatakan bahwa Dewan akan terus mendesak pemerintah agar segera bersikap terkait pengaturan BBM bersub-sidi. Apalagi, beberapa waktu lalu muncul wacana penghapusan BBM jenis premium. “DPR capek kalau terus nanggapin lontaran-lon-taran sporadis. Kita tunggu sikap res-mi,” kata Iman

Politisi PKS ini tidak sepakat den-gan pernyataan Menteri Keuan-gan Agus Martowardojo beberapa

waktu lalu yang mengatakan bahwa pemerintah akan

menghapus BBM je-nis premium. “Se-jauh yang saya tahu

tidak ada hal sep-erti itu. Sebab hal

itu berarti tidak ada s u b s i d i . P a d a h a l d a l a m A P B N

sudah dialokasikan 38,5 juta kiloliter atau setara Rp 98 tril-iun untuk subsidi,” katanya. Menurut Iman, yang selama ini dibahas di DPR adalah rencana pengaturan agar subsidi itu tepat sasaran. Sebab saat ini subsidi salah sasaran. “Di koran, Hatta (Hatta Rajasa, Menko Pereko-nomian, red) belum setuju. Ha-rus dipahami pemerintah masih mencari skema-skema yang tepat tentang pengaturan ini, belum ada yang fixed,” kata anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapi)l

Industri & Migas Industri & Migas

Jakarta, Suara Keadilan - Realisasi lifting minyak nasional selama ini masih menuai polemik. Realisasi tersebut jauh di bawah target APBN 2011 yang ditetapkan sebesar 970 ribu barel per hari (bph). Tidak tercapainya atau kegagalan target lifting minyak yang ditetapkan APBN 2011 bukanlah yang pertama. Dalam sebelas tahun belakangan (2000-2010) realisasi lifting minyak nasional selalu lebih rendah jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan APBN.

Menurut Anggota Komisi VII DPR RI, Zulkiefliemansyah, dalam 10 tahun terakhir ini, produksi minyak terus menurun. Bahkan menurut info yang didapatkan dari Kontraktor Kontrak Kerja (KKKS) bahwa KKKS hanya mampu memproduksi sebanyak 940 ribu Barel per Hari/bph. Hal ini disampaikan Zulkiefliemansyah dalam Diskusi bertajuk ”Quo Vadis Lifting Minyak” yang

diadakan Majalah Trust, di Jakarta, Kamis (5/5)

Dalam pandangan Politisi PKS ini, masalah lifting minyak tidak dapat dilepaskan dari banyak faktor karena secara umum, industri perminyakan dipahami sebagai industri yang padat modal. Industri ini juga kerap kali disusupi oleh ‘kepent ingan-kepent ingan’ partai politik. Oleh karena itu, menurut pria yang akrab disapa Bang Zul, selama ongkos untuk menduduki jabatan itu mahal, maka praktek korupsi akan sulit dihindari. “Sektor minyak kita tidak akan maju jika masih ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan politik”, ujar Bang Zul yang juga merupakan Senior Research Fellow di Kennedy School of Government, Harvard University, Amerika ini .

Permasalahan inti dari yang disampaikan Zul adalah lambatnya decission making process dalam perijinan migas. Hal ini membuat investor berpikir ulang untuk menanamkan modal guna mengembangkan sumur baru. “Sangat penting untuk memperlakukan investor dengan baik agar dapat menarik minat untuk berinvestasi di Indonesia, dengan keputusan yang tepar dan bermanfaat,” tutupnya.

Jakarta, Suara Keadilan -. Pengelolaan Merpati sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didasarkan pada kebijakan pemerintah, justru mem-buat Merpati menjadi korban karena tidak diberi ke-sempatan untuk memilih. Ini terbukti dalam pembe-lian MA-60 buatan China yang seharusnya merupak-an proses business to business menjadi government to government karena adanya intervensi pemerin-tah. Demikian diungkapkan oleh Refrizal, Anggota Komisi VI DPR RI. “Kasus ini menunjukan bahwa Merpati tinggal menjalankan kebijakan pemerintah, tanpa bisa memilih,” ungkap Refrizal dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR dengan Menteri BUMN dan Merpati, di DPR, Rabu (18/5).

Seperti diketahui, paska jatuhnya Pesawat Merpati

jenis MA60 di Teluk Kaimana yang menewaskan 25 penumpangnya, terungkap beberapa keganjilan mengenai proses pembelian MA-60 dan pengelolaan Merpati sebagai salah satu BUMN penerbangan di Indonesia.

Refrizal juga menekankan bahwa pemilihan pembe-lian pesawat juga harus disinergikan dengan busi-ness plan perusahaan. “Pertanyaannya apakah MA-60 bagian dari business plan Merpati atau tidak? Jika tidak, berarti business plan yang dibuat Merpati jadi tidak ada gunanya,” sambung anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Barat II ini. Lebih jauh politisi PKS ini menegaskan bahwa Menteri BUMN harus berani menolak kebijakan yang tidak sesuai dengan business plan agar dalam operasional BUMN sesuai dengan target yang telah ditetapkan. “Demi bangsa dan negara kita harus berani menolak yang tidak sesuai dengan kerangka aturan yang sudah ditetapkan,” tutupnya.

DPR Desak PemerintahSegera Atur Subsidi BBM

DPR: Merpati Korban Kebijakan

Jakarta, Suara Keadilan - DPR menilai pemerintah terlambat dalam melakukan renegoisasi kontrak pertambangan yang merugikan. Hal ini disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI, Muhammad Idris Luthfi menanggapi rencana Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk melakukan renegoisasi kontrak karya pertambangan. “Jangan hanya akan. Karena dalam undang-undang sudah ada tata caranya” kata Luthfi di DPR, Senin (6/7).

Untuk diketahui, sebelumnya Presiden SBY juga menegaskan bahwa pemerintah tengah melakukan pengkajian kembali terhadap kontrak-kontrak di dunia bisnis dan ekonomi, termasuk di dalamnya kontrak dari perusahaan negara sahabat. SBY menginginkan kontrak yang ada harus adil dan logis serta memberikan keuntungan strategis bagi Indonesia.

Dalam pandangan Idris yang juga Legislator PKS ini, pemerintah harus segera membuat kontrak-kontrak baru untuk pertambangan yang dinilai merugikan. Pasalnya, saat ini pemerintah terkesan tidak transparan dalam melakukan kontrak karya. “Kalau mereka serius, dalam 4 tahun ini masalah kontrak tersebut bisa diselesaikan” ujar Idris.

Review Kontrak Karya Jangan Hanya di Bibir Saja

Muhammad Idris Luthfi

M Sohibul Iman

Refrizal

Pemerintah Harus Kejar Target Realisasi Lifting Minyak

DPR Desak Investigasi Proses Pembelian MA-60

Zulkieflimansyah

Ecky Awal Muharam

Jakarta, Suara Ke-adilan - DPR mende-sak investigasi terkait pembelian pesawat MA-60 milik mas-kapai Merpati Airlines. Desakan ini disampai-kan Anggota Komisi VI DPR RI, Ecky Awal Muharram di Senayan, Senin (9/5). Menurut Ecky, pihak terkait harus mendal-ami proses pembelian MA-60 yang disepak-ati melalui kompromi, karena China men-gancam akan mem-batalkan pembiayaan proyek 10.000 MW jika Merpati mem-batalkan kontrak. “Ha-rus diperiksa pihak-

pihak terkait dalam kontroversi pembelian MA-60. Bagaimana-pun Merpati itu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pen-danaannya berasal

dari uang rakyat.” te-gasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya Pesawat Merpati Airlines je-nis MA-60 jatuh di Teluk Kaimana, Papua Barat, Sabtu (7/5). Ke-celakaan ini merupak-an kasus kedua yang menimpa pesawat jen-is MA-60 di Indonesia dan kelima di seluruh dunia. Kasus ini men-imbulkan pertanyaan tentang proses pembe-lian MA-60, padahal pesawat jenis ini tidak mempunyai sertifi-kasi Europa Aviation Safety Agency (EASA) Eropa dan Federal

Aviation Administra-tion (FAA) Amerika Serikat, tetapi hanya sertifikasi otoritas penerbangan China.

Dalam pandangan

Ecky, sisi lain yang harus diungkap dari proses pembelian MA-60 adalah pen-danannya yang meng-gunakan Sub Loan Agreement (SLA) atau penerusan pinjaman pemerintah kepada Merpati. Mekanisme-nya, perjanjian pinja-man dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dengan Bank Exim China dalam tempo 15 tahun dan selanjutnya dari pemerintah, utang diteruskan kepada Merpati “Dengan kata lain, pemerintah men-jadi penjamin utang Merpati,” ungkap Legislator PKS ini.

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat III ini mempertan-yakan sikap pemerin-tah dalam melihat tren risiko kecelakaan MA-60 yang tergolong tinggi di Indonesia dan negara-negara lain. “Karena itu perlu diperiksa dan dikaji kembali proses pem-belian pesawat MA-60 ini karena berpotensi merugikan, mulai dari membahayakan kese-lamatan publik sampai merugikan keuangan negara,” tutup Ecky.

Page 11: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011

Jakarta, Suara Keadilan - DPR memberikan apresiasi terhadap pro-gram pemagangan ke Jepang, yang di-laksanakan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan memas-tikan agar program pemagangan ini terus berkelanjutan. Selain daya serap-nya yg cukup tinggi bagi lulusan SMA/SMK maupun S. Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi IX DPR, Abdul Aziz Suseno di Jakarta Jum’at (13/5). “Program ini juga memberikan bekal keahlian yang cukup memadai bagi peserta pendidikan dan pelatihan untuk bekerja di perusahaan-perusahaan Je-pang yang ada di Indonesia” ujar Aziz

Karena begitu luasnya jangkauan dan proses seleksinya, maka Abdul

Aziz menyarankan agar dalam proses rekrutmen pemagangan, ini berarti butuh keseriusan dari calon peserta untuk mengikuti tahapan demi tah-anpan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN). “Seleksi harus berdasarkan kemampuan yang riil, jan-gan ada prosedur yang dilewati” ujar Legislator dari PKS ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, Program pemagangan ini setiap bu-lannya mengirimkan sebanyak 150 orang peserta dari 1000an pendaftar se- Indonesia untuk bekerja di sektor-sektor Industri di Jepang. Sebelum berangkat, para peserta sebelumnya sudah di bekali kemampuan bahasa Je-pang sampai grade 4, penggemblengan kedisplinan, pengenalan kebudayaan Jepang dan kemampuan teknis sesuai pilihan pekerjaanya di Jepang melalui BLKLN.

Program pemagangan di luar neg-eri dilaksanakan berdasarkan kerjasa-ma antara Kemenakertrans dan IMM Japan. “IMM Japan” adalah singkatan dari (Yayasan) Association for Interna-tional Manpower Development of Me-dium and Small Enterprises, Japan.

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi IX DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat I, Arif Minardi meminta pemerintah untuk membuat strategi khusus untuk pengawasan ketenagaker-jaan untuk menyiasati terbatasnya sum-ber daya manusia dan anggaran yang dimiliki.

“Kalau perlu para serikat pekerja dan serikat buruh diikutsertakan dalam pengawasan ketenagakerjaan agar peru-sahaan di semua daerah dapat terjang-kau tenaga pengawas, sekaligus men-jaga hubung industrial meadi lebih kon-dusif,” jelas Arif yang juga merupakan Aktivis Serikat Buruh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) ini

Seperti diberitakan sebelumnyaa, Menteri Tenaga Kerja dan Transmi-grasi, mengumumkan bahwa saat ini jumlah pengawas ketenagakerjaan baru 2.384 orang, sedangkan perusa-haan yang tercatat di Kemenakertrans 216.547 unit dan 3.796.461 unit sesuai

data Sensus Ekonomi 2006. Padahal,

idealnya satu orang mengawasi lima perusahaan dalam 1 bulan.

Menakertrans mengatakan diperlu-kan percepatan penambahan pengawas ketenagakerjaan, yakni 90 orang tenaga dengan biaya anggaran pendapatan dan belanja negara, dan 30 orang hasil kerja sama dengan PT Jamsostek.

Menaggapi hal tersebut, Arif Mi-nardi yang merupakan Legislator PKS ini menekankan bahwa dengan mengi-kutsertakan serikat pekerja/serikat bu-ruh akan memberi manfaat ganda bagi pemerintah, tidak hanya pengawasan lebih obyektif, tapi juga lebih mudah dan murah biayanya.

Industri & Migas Kesejahteraan Rakyat

J a -

karta, Suara Keadilan - Pem-bahasan BPIH dilakukan tanpa menunggu hasil audit BPK ten-tang laporan keuangan haji tahun 2010. Komisi VIII DPR sepakat

akan memulai pembahasan Bi-aya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2011 pada pekan de-pan. Pembahasan BPIH dilakukan tanpa menunggu hasil audit BPK tentang laporan keuangan haji ta-hun 2010.

“Rapat internal Komisi VIII juga menyepakati BPIH 2011 akan segera dibahas, ,” kata Wakil Ketua Komis VIII DPR Ahmad Zainuddin di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (26/5). Menurut Politisi PKS ini, kendala teknis audit di BPK menyebabkan Komisi VIII tidak dapat menunggu hasil audit sebagai dasar untuk melakukan pembahasan BPIH ta-hun 2011. “Kalau menunggu hasil audit itu ada masalah teknis BPK,

kita sudah menyampaikan surat permintaan khusus untuk audit, ternyata baru bisa melakukan audit pada bulan Mei. Biasanya mereka memerlukan waktu dua bulan,” ujarnya.

Lebih lanjut Zainuddin me-nyatakan, apabila pembahasan BPIH itu menunggu hasil audit BPK calon jamaah haji akan ter-lambat mendapatkan kepastian untuk melunasi BPIH. “Kasihan calon jamaah haji harus bayar berapa dan kapan waktunya. Tidak memungkinkan untuk menunggu hasil audit itu,” tandasnya.

Program Magang Dapat Menjadi Solusi Pengangguran

Abdul Aziz Suseno

DPR : LIbatkan Serikat Buruh dalam Pengawasan

DPR Segera Bahas Biaya Haji

Arif Minardi

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi VII DPR kembali memper-tanyakan alasan pemerintah tidak menyerahkan 100 persen penge-lolaan Blok West Ma-dura kepada Pertamina. Para wakil rakyat itu juga mempertanyakan kenapa Kodeco diberikan 20 persen saham pengelo-laan atas blok tersebut.

Padahal, jatah Kodeco, peru-sa haan asal Korea Selatan, sebe-lumnya cuma 10 persen, sama den-gan CNOOC. “Harusnya dengan mundurnya CNOOC, Kodeco tetap mendapat 10 persen, tapi sekarang Kodeco malah dapat 20 persen. Di-duga ada penumpang gelap untuk me miliki saham Blok West Madu-ra melalui Kodeco,” kata anggota Komisi VII DPR Ahmad Rilyadi.

Seharusnya, lanjut Politisi PKS ini, pengelolaan Blok West Madu-ra dikuasai penuh oleh Pertamina. Sebab, tidak ada kewajiban bagi Pemerintah Indonesia untuk mem-perpanjang kerja sama de ngan Kode-co. Menurut anggota Fraksi PKS itu, dengan kepemilikan saham 20 pers-en, maka Kodeco dan pe numpang gelapnya diduga akan mendapatkan keuntu-ngan lebih dari 2,4 miliar dolar AS lebih se lama masa kontrak 20 tahun. Sebab, Blok West Madura diper kirakan akan memproduksi mi-nyak 40 ribu barel per hari.

Rilyadi mengaku, berdasarkan temuan DPR, diduga telah ter jadi penyimpangan operasio nal pe nga-daan sewa portacamp/living quar ter yang digunakan untuk kabin akomo-dasi di la pangan offshore ke-5 blok ter sebut senilai 730 ribu dolar AS yang tidak efektif dan efisien pada tahun 2009-2010.

Jakarta, Suara Keadilan - RMOL.Pemerintah di-minta mengkaji kembali rencana restrukturisasi Badan Usaha Mi-lik Negara (BUMN) yang tidak sehat dan merugikan.

Anggota Komisi VI DPR Mahfudz Ab-durrahman me nga takan, sebelum melaku-kan res trukturisasi dan menyuntik ban tuan modal ke BUMN sakit, pe merintah harus meninjau kem bali kinerja perusahaan-pe ru-sahaan pelat merah tersebut.

“Intinya DPR setuju peme rin tah melaku-kan restrukturisasi BUMN untuk mening-katkan ki nerja. Tapi, disayangkan pada ta-taran realitanya perbaikan ter sebut tidak berjalan dan bis nisnya tidak berkembang,” ujar nya ke pada Rakyat Merdeka.

Mahfudz menyarankan, untuk mengu-rangi beban negara se baik nya BUMN yang bergerak di bidang yang sama dan jum-lahnya banyak tapi kinerjanya tidak se hat, sebaiknya dibuat hol ding atau dilebur men-jadi satu.

“Dengan holding atau merger BUMN ini diharapkan menjadi lebih baik dan siap bersaing. Da ri pada mereka merongrong ne-gara terus,” cetusnya.

Sedangkan untuk BUMN yang meng-hasilkan produk stra tegis seperti PT Pindad, sebaiknya pe merintah mempertahankan dan membantu pengembangan in dustri tersebut.

Menurut Mahfudz, banyak ter jadinya kecelakaan BUMN trans portasi darat, laut dan udara tidak hanya disebabkan ma-salah fisik alat transporta sinya, tetapi faktor manajeman perusahaan. “Itu yang perlu di-revisi Kemen terian BUMN,” katanya.

Direktur Lembaga Studi Kebi jakan

Publik (LSKP) Ichsanudin Noorsy menilai, banyaknya BUMN yang merugi dan mem-butuhkan suntikan dana dari pemerintah dise babkan pengurusannya yang salah.

“Coba pikirkan, saat ini ke un tungan semua BUMN yang di miliki Indonesia itu sama dengan keuntungan satu BUMN Ma laysia, yaitu Petronas,” ujarnya.

Menurut Noorsy, ada tiga hal yang menyebabkan perusahaan pelat merah kinerjanya tidak mak simal. Per-tama, salah dalam meren-canaan bisnis. Misalnya, pe merintah, tidak bisa memi sah kan mana yang masuk pasar hi dup orang ban-yak dan komersial.

“ S e k a r a n g

pemerintah me lakukan libe-ralisme pasar, se mentara BUMN-BUMN ini be lum siap bersaing,” katanya.

Kedua, salah menempatkan orang. Ke-tiga, BUMN masih dilihat sebagai entitas politik, bukan entitas bisnis.

Untuk diketahui, 19 BUMN me nunggu direstrukturisasi oleh PT Perusahaan Penge-lola Aset (PPA). Hingga akhir tahun ini, PPA berharap dapat suntikan dana Rp 2 triliun.

Enam BUMN, yaitu PT Varuna Tirta Prakasya, PT Industri Kapal Indonesia, PT Boma Bisma Indra, PT Industri Sandang Nusantara, Perum Pengangkutan Djakarta dan PT Dirgantara Indonesia se dang dalam proses assessment.

Sementara lima lainnya, yaitu PT Kertas Kraft Aceh, PT Balai Pustaka, PT Djakarta Lloyd, PT Survai Udara Penas, dan Perum Produksi Film Negara dalam ta hap solution design.

PT Waskita Karya, PT Pal Indonesia, PT Merpati Nusantara Airlines, dan PT

Iglas berada pa da tahapan implementasi alias moni-toring yang pencairan da-na nya sudah seluruhnya atau se bagian di cairkan sesuai de ngan progress yang disepakati perjan-

jian kredit.

Jakarta, Suara Keadilan - Kontrak kerja dan bagi hasil yang berkaitan dengan pe-manfaatan sumber panas bumi Dieng akan ditinjau kembali. Hal itu diungkapkan oleh anggota Komisi VII DPR RI, Sugi-hono Karyosuwondo. “Draf kon- t r a k PT Geo Dipa Energi unit Di-eng akan kami kaji ulang,” kata dia.

Selain akan mengkaji kembali kontrak kerja, Komisi akan melihat sistem bagi hasil dengan p e m e r i n t a h daerah Ban-j a r n e g a r a . Dia berjanji

akan meminta keterangan Direktorat Jen-deral terkait dengan jatah bagi hasil ke-pada daerah yang belum bisa dibagikan. Kepemilikan saham perusahaan itu oleh Pertamina sebesar 40-50 persen. Saham itu sudah diserahkan kepada pemerintah. Namun pihak asing, PT Himpurna Cali-fornia Energy, mengklaim masih memiliki saham di PT Geo Dipa Energi.

Hingga kini tarik-ulur pengeboran su-mur unit II dan III di kawasan Dataran

Tinggi Dieng belum terselesaikan. Pemerintah Kabupaten Ban-

jarnegara sudah mengir-imkan surat kepada Kementerian En-

ergi dan Sumber Daya Mineral terkait den-gan belum diberikannya izin menerbitkan IMB sumur II dan III PT Geo Dipa Energi sebelum ada kejelasan bagi hasil.

Khusus untuk Banjarnegara, ada penambahan dua unit pembangkit baru di Dieng, masing-masing sebesar 1 x 55 megawatt dan 1 x 60 megawatt. “Kami berpendirian, PLTP Dieng bisa memberi bagi hasil untuk daerah,” ujar Supriyo. Potensi panas bumi Dieng cukup besar, sekitar 900 megawatt.

Blok West MaduraSeharusnya DikelolaPertamina

DPR : Daripada Merongrong Negara,BUMN Sakit Dimerger Saja

Kaji Ulang Kontrak Kerja Pembangkit Geotermal!!

Ahmad Rilyadi

Mahfudz Abdurrahman

Sugihono Karyosuwondo

Ahmad Zainuddin

PKS: UU BPJS ‘Kartu Mati’Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komisi IX DPR

dari Fraksi PKS Anshari Siregar mengatakan Rancangan Un-dang-Undang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) adalah ‘kartu mati’ atau sesuatu hal yang wajib sehingga pem-bahasannya harus segera dilakukan. Anshari yang juga ang-gota Pansus RUU BPJS menyampaikan hal tersebut dalam orasinya pada Hari Buruh (May Day) 2011 yang berlang-sung dari Bunderan Hotel Indonesia (HI) hingga depan Istana Merdeka,, Minggu (1/5)

Menurutnya Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Suma-tera Utara III ini, jika RUU BPJS tidak se¬gera diun-dangkan, akibatnya bisa lebih gawat dari kasus mafia pajak. Dia juga mempertanyakan penggunaan APBN jika peme¬rintah tidak mau mengundangkan RUU BPJS.

Aksi May Day kali ini menuntut pemerintah segera men-jalankan Sistem Jaminan Sosial Nasional dengan mengesah-kan RUU BPJS. Selain Anshari Siregar, sejumlah anggota Pansus RUU BPJS juga ikut dalam aksi pekerja tersebut yaitu Rieke Diah Pitaloka dan Ribka Tjiptaning.

Anshory Siregar

Page 12: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011

J a k a r t a , S u a r a K e a d i l a n - DPR m e n d e s a k pemerintah serius untuk m e m b a h a s RUU BPJS dan tidak lagi m e m b u a n g w a k t u

dengan mengulur-ulur tanpa alasan yang jelas. Apalagi alasan yang digunakan adalah negara tidak punya uang untuk membiayai bila dibentuk BPJS. Hal ini disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI, Martri Agoeng dalam peringatan hari Buruh (May Day) bersama Organisasi Buruh se Indonesia di Jakarta, Minggu (1/5)

“Itu bohong Kita curiga, jangan-jangan Menkeu memancing kita untuk mengusulkan hak angket. Jangan-jangan, yang mau menjatuhkan SBY itu Menkeu. ungkap Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah IV ini.

Menurut Martri, BPJS bukan hanya berkaitan dengan jaminan sosial untuk pekerja, tetapi juga elemen lain seperti TNI dan PoAlri “RUU BPJS bukan hanya dibutuhkan oleh kaum buruh dan pekerja saja. Ini adalah hak yang harus diterima seluruh warga negara Indonesia. Bahkan TNI dan Polri juga butuh jaminan sosial. Sekarang ini TNI/ Polri hanya bisa berobat di RS TNI/Polri yang sangat terbatas. Bila RUU BPJS ini disahkan, maka TNI/ Polri bisa berobat dimana saja,” pungkas Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Bidang Buruh dan Nelayan ini.

Kesejahteraan Rakyat Kesejahteraan Rakyat

Jakarta, Suara Keadilan - DPR menyampaikan keberatannya terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2011 sebesar 3846.7 US Dollar, dari sebelumnya 3.342 US Dollar pada tahun 2010. Hal ini disampaikan Anggota Komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis di Senayan, Senin (30/5). “DPR masih akan terus mengkaji komponen harga yang bisa dikurangi, agar biaya Haji lebih terjangkau bagi masyarakat” ungkap Iskan.

Seperti diketahui Pemerintah bersama DPR akan memulai pembicaraan pendahuluan mengenai BPIH pekan ini. Dalam bahan yang diterima DPR, pemerintah mengajukan kenaikan harga direct cost BPIH dari 3.342 US Dollar ditahun 2010 menjadi 3846.7 US Dollar dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar 1 US Dollar sebesar 9000 Rupiah.

Beberapa komponen yang diusulkan pemerintah untuk naik antara lain meliputi Tarif Penerbangan Indonesia-Arab Saudi (Pulang-Pergi) sebesar 2.076 US Dollar; Tarif Pemondokan di Makkah sebesar 3400 Real (sebelumnya 2850 Real), dan Tarif pemondokan di Madinah sebesar 650 Real (sebelumnya 600 Real).

Menurut Iskan, kenaikan biaya ini masih akan dipelajari oleh DPR, seperti misalnya penawaran pihak penerbangan yang masih dari satu pihak saja dan belum dapat dijadikan patokan pembiayaan penerbangan ” Kami akan mengadakan RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan mengundang maskapai penerbangan lain untuk menerima masukan terhadap kompenen direct cost ini” papar Legislator PKS ini

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara II ini menekankan beberapa persyaratan yang harus tuntas sebelum

BPIH 2011 diputuskan, seperti hasil pemeriksaan audit Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap BPIH 2010 yang hingga saat ini belum diterima oleh Dewan, serta 48 rekomendasi Komite

Pemberantasan Korupsi yang belum dilaksanakan secara maksimal oleh

K e m e n t e r i a n Agama. “Kami ingin Biaya Haji menjadi lebih murah, dan penye l engga raan dapat lebih baik dari tahun-tahun s e b e l u m n y a ” pungkas Iskan.

Jakarta, Suara Keadilan - Momentum Hari Keperawatan Internasional (Interna-tional Nursery Day) yang diperingati se-tiap tanggal 12 Mei harus menjadi refleksi bagi pemerintah dan DPR untuk lebih memperhatikan nasib perawat di Indo-nesia. Bentuk kepedulian itu diantaranya adalah dengan memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi profesi perawat melalui pengesa-han Rancangan Undang-Undang (RUU) Keper-awatan menjadi Undang-Undang. Hal ini disam-paikan Anggota Komisi IX DPR RI, Ledia Hanifa, di Senayan, Ka-mis (12/5). “RUU

Keperawatan akan dibahas di Panitia Kerja (Panja) Komisi XI di masa sidang IV ini. Semakin cepat pembahasannya, akan se-makin bermanfaat untuk seluruh perawat di Indonesia” ujar Ledia.

Menurut salah satu Legislator Perem-puan dari PKS ini, RUU Keperawatan akan menjadi landasan hukum bagi sistem pen-didikan keperawatan yang lebih sistematis

dan terpadu, se-hingga akan meng-hasilkan perawat yang mumpuni dan memenuhi standari kompetensi mini-mal. “Hal ini tentu saja berdampak positif bagi pelay-anan kesehatan di Indonesia” katanya. Momen Hari

Keperawatan Internasional ini, menurut Ledia, juga harus mengingatkan pemer-intah akan pentingnya perlindungan hu-kum bagi perawat yang dikriminalisasi, seperti yang terjadi di Kalimantan Timur, Lampung, dan Banyuwangi. Ledia men-contohkan, seperti yang terjadi pada ka-sus Mantri Misran di Kalimantan Timur yang ditangkap polisi karena memberikan pertolongan medis kepada masyarakat. Misran dianggap melang-gar pasal 108 UU Kesehatan yang menyatakan bahwa yang berwenang memberi pengobatan hanya dokter. “Jika landasan hukumnya hanya UU Kesehatan, maka banyak sekali perawat di Indonesia yang bisa dikrimi-nalisasi, hanya karena tidak

berwenang member bantuan medis. Untuk itulah UU Keperawatan sangat diperlu-kan” ungkapnyaSelain itu, Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat I ini juga menekankan pada peran pemerintah untuk melindungi masyarakat dari perawat-per-awat yang kompetensinya tidak memadai

(undercompetency) dan melanggar etika dalam menjalankan tugasnya. “Dengan standar kom-petensi minimal perawat yang ditetapkan pemer-intah, masyarakat pelay-anan kesehatan kepada masyarakat akan lebih berkualitas”, tutup Ledia.

Jakarta, Suara Keadilan - DPR menilai hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2011 untuk tingkat SMA/MA yang mencapai 99,22% angka kelulusan secara nasional, tidak otomatis menggambarkan kualitas pendidikan yang sesungguhnya. Berbagai faktor, seperti mekanisme pengawasan yang lemah, kebijakan untuk menaikkan citra daerah lewat angka-angka UN, adanya tim sukses UN dan kecurangan aparat, terindikasi dilakukan bersifat sistematis yang berimplikasi pada distorsi hasil UN. Demikian disampaikan Anggota Komisi X DPR RI, Raihan Iskandar, di Senayan, Kamis (26/5). “Untuk itu nilai UN, terutama untuk tingkat SMA belum bisa dijadikan ukuran untuk seleksi jenjang berikutnya” ujar Raihan.

Menurut Legislator PKS ini, nilai UN pun tidak bisa dijadikan sebagai

ukuran tunggal untuk melakukan intervensi kebijakan bagi daerah-daerah yang dianggap nilai UN-nya rendah. Kenyataannya, ada beberapa daerah yang kondisi sarana dan prasarananya parah, ternyata angka kelulusannya tinggi. Propinsi Jawa Barat misalnya, yang menurut Kementerian Pendidikan Nasional termasuk daerah yang sarana pendidikannya cukup parah, ternyata angka kelulusannya mencapai 99,92% dan menempati peringkat ke-2 setelah Bali. Ironisnya, DKI Jakarta, sebagai pusat pemerintahan Negara, justru presentase kelulusannya mencapai menempati peringkat ke-14. Padahal, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), DKI adalah provinsi yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi di Indonesia. Sebaliknya, peringkat IPM

Provinsi Bali dan Jawa Barat berada pada posisi ke-15 dan 16. “Karena itu, pemerintah tidak bisa menyederhanakan penilaian hasil UN sebagai dasar intervensi kebijakan pendidikan di daerah”. ungkapnyaAnggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) NAD 2 ini juga menganalisa, bahwa dari hasil UN tahun 2011 ini juga terlihat adanya fakta kontradiktif antara nilai rerata suatu provinsi yang rendah dan nilai rerata sekolah yang tinggi di provinsi tersebut. Misalnya, meski NAD secara nasional memiliki rerata UN 6,95, tetapi justru dua sekolah di NAD, yaitu SMA Negeri 10 Fajar

Harapan Banda Aceh dan SMA 2 Modal Bangsa tercatat sebagai sekolah ber-

rerata 10 tertinggi secara nasional. “Fakta ini menunjukkan, kualitas

pendidikan tidak tersebar secara merata atau kebijakan untuk peningkatan kualitas pendidikan belum dilakukan secara menyeluruh” pungkas

Raihan.

DPR Kritisi Direct Cost Penyelengaraan Ibadah Haji

Hari Keperawatan InternasionalPerawat Butuh Kepastian Hukum

Iskan Qolba Lubis

Jakarta, Suara Keadilan - DPR mengecam rencana sekelompok orang yang akan merayakan Hari Ulang Tahun kemerdekaan Israel di Indonesia. Kegiatan tersebut selain melukai perasaan rakyat Palestina, juga mengkhianati bangsa Indonesia. Kecaman ini disampaikan Anggota Komisi VIII DPR RI, Jazuli Juwaini di Jakarta, Jum’at (13/5). Menurut Jazuli, perayaan ini bertentangan dengan Pembukaan UUD Tahun 1945 mengenai semangat bangsa Indonesia untuk menolak penjajahan. Seperti diketahui, Israel sudah lama menjajah Palestina dan melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusa (HAM) berat terhadap rakyat Palestina. “Bangsa Indonesia belum mengakui kemerdekaan Israel karena negara tersebut adalah penjajah dan pelanggar HAM berat. Bagaimana mungkin kita ikut merayakan

HUT kemerdekaan bangsa yang tidak akui kemerdekaannya?” tanya Jazuli

Anggota DPR dari Fraksi PKS ini juga mengecam rencana panitia penyelenggara dalam acara tersebut yang akan mengibarkan Bendera Merah Putih dan Lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan pengibaran Bendera Israel diiringi Lagu Kebangsaan Israel. “Ini sama saja kita melecehkan bangsa Indonesia dan menganggap Indonesia sama seperti Israel sebagai negara penjajah ” tegasnya

Tokoh Ulama Banten ini mengajak bangsa Indonesia berempati dalam membantu perjuangan rakyat Palestina agar mendapatkan pengakuan dunia internasional. “Apa yang terjadi di Palestina merupakan tragedi kemanusiaan, karena itu merayakan HUT Israel berarti memberikan justifikasi terhadap pelanggaran HAM di Palestina” ungkapnya.

Untuk itu Jazuli menghimbau kepada panitia penyelenggara untuk membatalkan acara tersebut. Selain karena tidak bermanfaat, hal ini dapat menimbulkan konflik dan perpecahan di masyarakat. Selain itu, lanjut Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Banten III ini, seharusnya pemerintah cepat tanggap untuk melarang acara ini. “Harus ada tindakan antisipatif agar hal itu tidak menyebabkan terjadi pelanggaran hukum dan menimbulkan konflik dan kekecewaan yang lebih besar di masyarakat” ungkapnya.

DPR Kecam Rencana Perayaan HUT Israel

Jazuli Juwaeni

Ledia Hanifa

Hasil UN Tidak Cerminkan Mutu Pendidikan

Raihan Iskandar

Tamsil Linrung

Jakarta, Suara Keadilan - Ang-gota Komisi VIII DPR RI Rahman Amin meminta Ke-menterian Agama (Kemenag) untuk tidak terburu-buru menaikkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 1432 H/2011 M. Soalnya, ma-syarakat Indonesia

menginginkan penyelenggaraan haji yang semakin terjangkau.

“Kita berharap tidak ada kenaikan BPIH dan kalau mungkin malah menurunkan BPIH yang sudah ada. Seperti tahun lalu, walau sedikit, penurunan BPIH disambut gembira masyarakat dan menjadi catatan prestasi DPR bersama Kemenag, “kata Rah-man di Gedung DPR Jakarta.

Politisi PKS itu mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada usulan soal kenaikan BPIH tahun 2011. Menurut perkiraannya, hal ini diajukan agar posisi pemondokan je-maah haji Indonesia pada ring I sekitar 80 persen dan ini menjadi rekomendasi atau kesimpulan rapat Kemenag bersama DPR RI.

Namun sebelum Kemenag menaikkan BPIH, lanjut Rahman, pihaknya ingin men-getahui secara jelas apa saja variabel yang naik dan berapa besarannya, kemudian juga harus diketahui ada berapa variabel yang mungkin bisa turun atau dihilangkan. “Setelah itu baru kita tahu apakah layak un-tuk dinaikkan, diturunkan atau tetap,” ujar anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Ka-limantan Barat itu.

Pada kesempatan yang sama, Rahman mempertanyakan laporan penggunaan ang-

garan penyelenggaraan Haji tahun 2010 yang belum selesai diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “Jika laporan tersebut sudah selesai, seharusnya sudah dapat dipublikasikan sehingga kita bisa mengetahuinya secara rinci sebagai bahan evaluasi,” demikian ungkap Rahman.

Komisi VIII : Biaya HajiTak Perlu Naik

Rahman Amin

DPR : Selamatkan Perpustakaan Nasional

Jakarta, Suara Keadilan - DPR meni-lai bahwa harus ada sikap bersama dari Legislatif, Eksekutif, dan pihak-pihak terkait untuk mendorong perbaikan bagi Perpustakaan Nasional. Hal ini disampai-kan Anggota Komisi X DPR RI Tamsil Linrung, di Senayan, Kamis (26/5) “Ka-lau perlu, diusahakan dana insentif untuk mendorong kemajuan Perpustakaan Nasi-onal” ujar Tamsil yang juga adalah Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI ini.

Politisi PKS ini menjelaskan, daya serap anggaran Perpustakaan Nasional sampai dengan bulan Maret 2011 sangat minim, yaitu hanya 7,92 persen. Renda-hnya penyerapan tersebut dikarenakan adanya rencana penghematan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2011 sesuai dengan Keputusan Menteri Keuan-gan. Menurut Tamsil, hal ini mengakibat-kan Perpustakaan Nasional harus membuat rencana ulang kegiatan dan penjadwalan yang pada akhirnya tentu ini berimbas ter-hadap produktivitas kerja dan peningkatan kualitas Perpustakaan Nasional. “Perlu peningkatan sarana dan prasarana serta infrastruktur perpustakaan, karena sebaik apapun minat baca masyarakat Indonesia, jika tidak dibarengi dengan infrastruktur yang layak tentu minat baca menjadi su-rut”, papar politisi PKS ini

Dalam pandangan Tamsil ini, ciri bangsa modern terlihat dari kondisi perpustakaannya. Kumpulan ilmu dari zaman kuno hingga zaman modern semuanya terangkum dalam satu tempat pada perpustakaan. Artinya, ada banyak ilmu terkumpul dalam satu tempat, dan ini tentu sangat memudahkan dalam proses mencari sumber ilmu pengetahuan.” Semua elemen harus peduli terhadap perpustakaan, semata-mata untuk menyelamatkan generasi. “pungkas Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan II ini.

Segera Realisasikan Jaminan Sosial!!

Martri Agoeng

Page 13: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011Kesejahteraan Rakyat Keuangan & Pembangunan

Jakarta, Suara Keadilan - Fraksi Partai Keadi-lan Sejahtera (FPKS) DPR RI meminta pemerin-tah menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2012 dari perkiraan 6,5%-6,9% dengan lebih serius memberdayakan potensi domes-tik, khususnya lewat revitalisasi sektor perta-nian dan kelautan, juga peningkatan daya saing industri nasional. Demikian pandangan FPKS menanggapi Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun Anggaran 2012 yang dibacakan anggota FPKS Andi Rah-mat di Sidang Paripurna DPR, Rabu (25/5).

FPKS menilai perkiraan pertumbuhan eko-nomi yang dipatok pemerintah memperlihat-kan belum ada terobosoan untuk mendorong pertumbuhan dan lebih banyak menyandarkan pada kondisi ekonomi global. Pemerintah dini-lai tidak mampu mengambil momentum pasca krisis keuangan global di tahun 2008 dimana In-donesia memperlihatkan daya tahun tinggi den-gan tumbuh positif 4,6%, di saat negara-negara ASEAN lain mengalami pertumbuhan negatif. Andi dalam pembacaan sikap fraksi menyebut, kinerja perekonomian nasional masih bergan-tung pada pasar domestik.

Lebih lanjut, FPKS menyoroti kontradiksi dimana sumbangan sektor pertanian, pertam-bangan dan industry manufaktur mencapai 50% dalam Produk Domestik Bruto (PDB), na-mun ketiga sektor ini dalam lima tahun terakhir hanya tumbuh dibawah 5%. “Pemerintah harus progresif dalam memberdayakan potensi do-mestic, dan memerhatikan kecenderungan de-industrialisasi terutama di sektor tradable,” ujar anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan ini.

FPKS mensinyalir keterpurukan ketiga sektor tersebut membuat upaya penanggulangan ke-miskinan dan pengangguran tidak efektif. “Ke-tiga sektor ini menyerap lebih dari 55% tenaga kerja nasional, pemerintah wajib menunjuk-kan keberpihakan yang jelas,” tutur Andi usai paripurna. Oleh karena itu, FPKS meminta per-tumbuhan ekonomi perlu disertai pemerataan, mengikutsertakan sebanyak mungkin rakyat, memerhatikan kelangsungan hayati dan mem-berdayakan potensi ekonomi domestik. Untuk mencapai itu, sektor pertanian, pertambangan dan industry pengolahan dalam pandangan FPKS perlu difokuskan oleh pemerintah untuk mengerek pertumbuhan ekonomi nasional.Kontak: Andi Rahmat – Anggota Komisi XI DPRRI (08128116139).

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota Komi-si XI DPR RI, Kemal Azis Stamboel meni-lai, perlu kon-sistensi agar M a s t e r p l a n P e r c e p a t a n dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indo-nesia (MP3EI) tidak sekedar menjadi ker-tas kosong. K o n s i s t e n s i d i b u t u h k a n terutama un-tuk menyelesaikan berbagai faktor pe-nyumbat (debottlenecking) yang telah di identifikasi pemerintah. “Tinggal butuh ketegasan dalam menyelesaikan lima penyakit yang sudah disampaikan Pres-iden. Dan semua masalah itu pangkalnya berada dalam jangkauan keputusan dan kebijakan yang bisa diambil oleh pemer-intah”, jelas Kemal Azis di Jakarta, Senin (30/5/2011).

Menurut Kemal Azis, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan bahwa MP3EI bukan kertas kosong, mengingat lima penyakit yang mengham-bat investasi dan pembangunan yaitu; kelambanan dalam pelayanan birokrasi dan penyimpangan dalam rencana in-duk, egoisme dan kebijakan daerah yang menghambat, serta investor tidak bonafide yang tidak mampu merealisasi-kan komitmen investasinya, serta ketidak-pedulian dalam penyiapkan regulasi yang pro MP3EI dan kepentingan politik terse-

mbunyi yang mengalahkan kepentingan program yang telah disepakati. “Semua

telah diidentifikasi. Tinggal kesung-guhan mengam-bil keputusan dan menjaga kebijakan ini dalam jangka panjang. Untuk itu harus konsisten dan presisten disini, kalau tidak, maka akan berpo-tensi macet lagi,” ujarnya.

Melalui pro-gram MP3EI pemerintah berharap bisa mengundang investasi senilai Rp 4.000 triliun selama 2011-2014. Dari sisi BUMN, pemerintah menargetkan 6,6 juta lapan-gan kerja bisa tersedot dari target in-vestasi BUMN selama 2011-2014. Total nilai investasi selama periode itu akan mencapai Rp 835,6 triliun sesuai MP3EI.

Sementara kalangan pengusaha di dalam negeri siap mendukung seluruh proyek percepatan dan perluasan pem-bangunan dan berkomitmen untuk meng-gelontorkan dana investasi sebesar US$ 100-150 miliar atau sekitar Rp 1.350 tril-iun. Khusus untuk tahun ini, BUMN siap berinvestasi Rp 133 triliun. “Kita berharap program ini benar-benar berjalan. Kalau program ini benar bisa berjalan, koridor ekonomi ini akan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya.

Berdayakan PotensiDomestik untukPacu Pertumbuhan

Pemerintah Harus KonsistenJalankan Kebijakan MP3EI

Kemal Azis Stamboel

Andi Rahmat

Jakarta, Suara Keadilan - Ma-sih banyaknya temuan KPK yang belum ditinda-klanjuti Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) terkait den-gan Penyelengga-raan Ibadah Haji perlu mendapat-kan perhatian yang serius dari Pemerintah. Apa-

lagi BPK tidak menyatakan pendapat (disclaimer) atas Laporan Keuangan PIH Tahun 1431H/ 2010M.

“Kami sangat menyayangkan hal ini bisa terjadi atas pelaksanaan kegiatan yang rutin dilaksanakan. Sepertinya Kemenag tidak belajar dari peristiwa se-belumnya,” kata Herlini Amran, Anggota Komisi VIII DPR RI.

Herlini mengungkapkan, BPK menemukan sem-bilan kelemahan Sistem Pengedalian Internal (SPI) dalam pemeriksaan atas Laporan Keuangan PIH tahun 1431 H/2010 M. Kelemahan tersebut diantaranya be-lum adanya laporan keuangan haji yang sesuai dengan prosedur baku. Selain itu, besaran hasil optimalisasi atas saldo awal calon haji biasa dan khusus yang dike-lola Bank Penerima Setoran tidak dilakukan.

“Atas kelemahan tersebut, Kami mendesak Men-

teri Agama untuk melaksanakan 11 rekomendasi yang diberikan BPK agar memerintahkan kepada Dirjen PHU untuk melaksanakan 11 rekomendasi tersebut,” tegas Herlini.

Temuan lainnya, BPK menemukan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang bersifat material. Hal itu antara lain: adanya pem-bayaran selisih pemondokan kepada jemaah yang ti-dak berhak sebesar SAR905.400, pembayaran kepada 64 pemilik rumah yang tidak sesuai dengan pedoman penyewaan rumah (tasrih) sebesar SAR 5.879.762 (Equivalen Rp14.170.038.267,62) dan pembayaran sewa rumah sebesar SAR10.228.644,00 (Equivalen Rp24.650.704.723,39) tidak ditempati secara maksi-mal.

Walaupun demikian, lanjut Anggota asal Dapil Ke-pri inim terdapat berbagai kemajuan dalam pengelo-laan dana haji. Kemajuan itu laporan keuangan yang disusun tepat waktu dan transparan baik setiap bulan maupun setiap akhir musim haji. Kedua, untuk lebih meningkatkan pengendalian dan optimalisasi peneri-maan dana setoran awal Kemennterian Agama telah menerapkan program switching dengan seluruh BPS sehingga pengelolaan dana tersebut dapat dikendal-ikan secara online dan realtime.

“Kementerian Agama juga telah menempatkan dana setoran awal ke jenis investasi yang lebih men-guntungkan dan lebih aman yaitu SBSN/ SUKUK dan seluruh dananya dijamin oleh pemerintah. Dengan ad-anya setoran awal yang dimasukkan ke investasi SBSN/ SUKUK diharapkan dapat meningkatkan pelayanan

haji agar lebih berkualitas dan efisien. Selain itu ada peningkatan optimalisasi dana setoran awal yang telah mengurangi besaran BPIH pelaksanaan haji 1431 H/ 2010 M dibandingkan dengan pelaksanaan haji 1439 H/ 2009 M. Kami mengapresiasi berbagai kemajuan yang diraih dalam pengelolaan haji ini,” katanya.

Herlini mengingatkan, baik buruknya Penyelengg-araan Ibadah Haji akan memberikan pencitraan dimata internasional. Untuk itu, pemerintah mesti bersung-guh-sunggu untuk membenahi PIH ini. “Terkait den-gan regulasi, Kami mendorong untuk mempercepat proses revisi atas UU NO.13 Tahun 2008 tentang Pe-nyelenggaraan Ibadah Haji agar pelaksanaan PIH bisa semakin membaik,” pungkasnya.

DPR Desak Pemerintah Perbaiki Tata Kelola Keuangan Haji

Jakarta, Suara Keadilan - Anggota panitia kerja Sea Games (SEAG) 2011 Komisi X DPR Rohmani mengatakan Indonesia belum siap menghadapi perhelatan olahraga antarnegara ASEAN tersebut. "Ketidaksiapan tersebut tampak dari persiapan tim yang hingga k ini belum menentukan tim inti, masih proses seleksi. Sementara waktu pelaksanaan sudah dekat," katanya dalam penjelasan melalui surat elektronik di Jakarta, Ahad (22/5).

Menurut dia, seharusnya tim inti sudah ada sejak sekarang, sehingga pelatihan dan pembinaan tim sudah fokus dalam sisa waktu yang ada. Di samping itu, pelaksana Program Indonesia Emas (Prima) juga belum bisa memetakan cabang olahraga mana saja yang akan menjadi unggulan. "Memetakan kekuatan kita sehingga target kita juga bisa realistis," katanya.

UJIAN NASIONAL TIDAK MEN-DIDIK GENERASI PANCASILAIS

"Sekarang kita targetkan juara umum, sementara kita belum memiliki peta kekuatan kita dan peta kekuatan lawan. Saya kira bagus kita targetkan juara umum, apalagi kita tuan rumah. Tapi, target juara ini harus ada perhitungannnya. Tidak muncul tiba-tiba," kata Rohmani.

Ia juga mengemukakan bahwa bentuk ketidaksiapan Indonesia dalam mengikuti Sea Games 2011 juga tampak dari pengadaan sarana, peralatan dan perlengkapan latih tanding atlet yang masih dalam proses pengadaan.

Padahal, kata dia, sarana, peralatan dan perlengkapan latih tanding ini memiliki andil besar dalam sebuah kejuaraan. "Seharusnya pengadaan sarana dan peralatan latih ini sudah ada sejak Januari lalu. Tapi, baru sekarang proses pengadaannya. Bagaimana kita mau juara sementara kebutuhan dasar para atlet kita masih belum terpenuhi," katanya menegaskan.

Rohmani juga mengingatkan pemerintah agar memberikan penghargaan yang layak kepada para juara. Menurut dia, bagi atlet yang berhasil mengharumkan nama bangsa harus diberikan penghargaan yang layak.

Ia mengatakan, pemerintah cukup mengikuti aturan yang ada, yakni apabila ada atlet yang sukses memberikan medali emas maka bisa dipromosikan jadi pegawai negeri sipil. "Ini sebagai pemicu bagi atlet yang berprestasi," katanya.

Pada Kamis (19/5) panitia kerja (Panja) Sea Games Komisi X DPR menggelar rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olah Raga Indonesia (KOI) dan Pelaksana Program Indonesia Emas (Prima). Pertemuan tersebut membahas kesiapan Indonesia dalam mengahadapi Sea Games 2011.

Dalam RDPU tersebut terungkap berbagai persoalan yang tengah dihadapi tim Indonesia dalam mengikuti Sea Games yang akan dilaksanankan November mendatangi. Persoalan yang muncul di RDPU tersebut adalah tentang kesiapan tim Indonesia dalam menghadapi Sea Games 2011.

Sumber: Republikaonline

Indonesia Dinilai Belum Siap Hadapi SEA Games

Jakarta, Suara Keadi-lan - Di tengah perde-batan tentang ideologi Pancasila terkait den-gan merebaknya NII, Ujian Nasional adalah bukti bahwa pendi-dikan nasional tidak menyiapkan generasi bangsa yang Pancasi-lais. Hal ini disampai-kan Nurhasan Zaidi,

anggota Komisi X FPKS menanggapi polemik Ujian Nasional. Menurutnya wajar, jika ada kelompok ma-syarakat yang mengadukan pemerintah kepada Komi-si Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 2 Mei 2011 lalu. “Munculnya kecurangan yang dilakukan siste-matis oleh pemerintah daerah, guru dan murid meru-pakan sebuah indikasi kegagalan sistem pendidikan,” ungkap Nurhasan yang lama berprofesi menjadi guru sebelumnya.

Menurut UU No 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasa-na belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendal-ian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Faktor kejujuran sangat penting dalam proses pen-didikan. Praktek kecurangan UN yang justru dipimpin oleh guru, hal ini merupakan tamparan keras bagi du-nia pendidikan Indonesia. Padahal menurut sila per-tama Pancasila bahwa bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Kecurangan adalah sikap yang bertentan-gan dengan Pancasila,” tegas Anggota DPR dari Dae-rah Pemilihan Jawa Barat IX ini.

Undang-undang Sisdiknas memerintahkan adanya evaluasi pendidikan dalam rangka memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidi-kan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Nurhasan juga menekankan bahwa semangat UU Sisdiknas terkait dengan evaluasi pendidikan adalah pengendalian mutu. “Konsep implementasi Ujian Na-sional yang dibuat pemerintah bertentangan dengan semangat Pancasila dan UU Sistem Pendidikan Nasi-onal,” tegas Nurhasan Zaidi..

Herlini Amran

Rohmani

Page 14: Edisi 5

EDISI JUNI 2011 EDISI JUNI 2011

Jakarta, Suara Keadilan - DPR mengkritik rencana Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo yang ingin menghapus bensin jenis premium. Agus dianggap tidak memiliki kepekaan terhadap rakyat kecil dan hanya memikirkan kepentingan orang-orang tertentu saja, karena alokasi dana pengalihan subsidi itu rencananya akan digunakan untuk pembangunan dan infrastruktur. Kritik ini disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI, Yan Herizal di Jakarta, Selasa, (3/5) “ Sepertinya ada skenario untuk menghapus beban subsidi BBM dari APBN. Kalau benar premium ingin dihapus, apa pemerintah sanggup menyediakan bahan bakar alternatif dengan harga premium?’ tanya Yan.

Legislator PKS ini menyadari sepenuhnya bahwa anggaran negara membengkak karena harus terus mensubsidi BBM. Premium pada 2011 berpotensi membebani anggaran subsidi serta volume BBM dalam APBN sebesar 38,6 juta kiloliter. “Jika premium dihapus, rakyat dipaksa pindah ke Pertamax atau bensin beroktan 92

ke atas yang harganya mengikuti harga pasar. Akibatnya, inflasi akan melambung karena rakyat harus membayar BBM dua kali lipat sehingga daya beli rakyat pun akan turun drastis” jelas Yan.

Dalam beberapa kesempatan, Menkeu berdalih bahwa kualitas bensin premium dianggap tidak layak untuk digunakan karena

kualitasnya yang buruk dan beroktan rendah. Hal ini menurutnya, dapat mempercepat kerusakan mesin kendaraan bermotor. Pernyataan Menkeu ini seolah mendapat dukungan dari Dirjen Migas Kementerian

ESDM, Evita Legowo yang mengatakan

bahwa Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang

ketinggalan zaman, karena masih menggunakan premium yang memiliki kadar oktan hanya 88. Menurut Evita, di dunia ini, tinggal 3 negara yang masih mempunyai bahan bakar oktan 88 dan 2 negara itu merupakan negara yang miskin kalau dibandingkan dengan Indonesia.

Dalam pandangan Yan Herizal, apa yang disampaikan Menkeu dan Dirjen Migas hanyalah pembenaran untuk menghapus premium (BBM bersubsidi), karena kenyataannya bensin beroktan 88 ini masih layak digunakan untuk kendaraan dan tidak mengandung timbal. “Bahkan beberapa negara maju, masih ada yang menggunakan bensin berkualitas setara premium sebagai bahan bakar, termasuk Amerika. Jadi bukan hanya tiga negara miskin seperti yang disebutkan” jelas Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara ini.

Selain itu, penghapusan premium juga dikhwatirkan akan menyeret pemerintah melanggar keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang telah mencabut pasal 28 Undang-Undang (UU) Migas. UU itu menyatakan, harga BBM diserahkan ke pasar. Setelah dicabut, harga BBM tidak diserahkan lagi ke mekanisme pasar. Untuk itu Yan mendesak pemerintah segera membahasa opsi pengaturan BBM bersubsidi “Kalau menurut saya, lebih baik segera dibahas pengaturan BBM bersubsidi oleh pemerintah dan DPR sehingga hal ini tidak terus menjadi polemik. Kasihan kan rakyat kalau terus dibuat khawatir.”. pungkasnya.

Keuangan & Pembangunan Kuis & Apa Kata Tokoh ttg SUKA

Jakarta, Suara Keadilan - Komisi XI kembali akan memanggil Direksi PT Merpati Nusantara Airline untuk membahas pembelian 15 pesawat MA 60 pabrikan Xian, China. Komisi XI berniat mencari tahu siapa dan

alasan direksi menjatuhkan pilihan untuk membeli pesawat pabrikan China tersebut. “Kita kejar kenapa jatuhnya pilih pesawat ke MA 60 dan siapa yang menjatuhkan pilihan dan kenapa?” ujar Wakil Ketua Komisi XI Surahman Hidayat

Menurut Surahman, pada awalnya dana Penanaman Modal Negara (PMN) sekitar Rp 450 miliar diperuntukkan untuk perbaikan, pelatihan dan recovery utang. Selain iru pembayaran utang dengan subsidiary loan agreement (SLA) tidak diberitahukan ke DPR. “Rupanya dibahas tidak melalui DPR. Padahal itukan ujungnya menggunakan fasilitas APBN yang harus diketahui DPR,” jelasnya. Selain itu, Ia menambahkan, Komisi XI juga akan mempertanyakan siapa yang memutuskan untuk membeli MA-60, serta alasannya untuk tidak memilih pesawat buatan dalam negeri, yaitu CN- 235. Seperti yang diberitakan, pembelian pesawat MA-60 ini hanya berlisensi dari otoritas penerbangan China, Civil Aviation Administration of China dan otoritas penerbangan Indonesia. Tidak adanya sertifikat FAA (Federal Aviation Administration) telah menjadi sorotan publik dalam kaitannya dengan jatuhnya pesawat jenis itu di Teluk Kaimana, Papua.

Komisi XI Selidiki Aktor Pembelian MA 60

Hapus Premium, Menkeu AcuhkanNasib Rakyat Kecil

Yan Herizal

Tokoh Berbicara tentang TABLOID SUARA KEADILAN

Untuk menjangkau masyarakat, jadi walaupun sudah ada media cetak umum, internet, ada tivi dan radio, tapi tetap saja memang yang sifatnya tercetak dan dibagikan pasti punya nilai lebih mereka bisa simpan, bisa baca dan menyebar dan sebagainya.

Tentu saja diharapkan, mereka (rakyat) lebih dapat mengenal siapa saja wakilnya, siapa yang memperjuangkan mereka, dan lebih bagus lagi jika suara-suara dari konstituen juga ada di tabloid ini, jadi ketika semua anggota parlemennya masuk atau turun ke daerah-daerah, akan lebih bagus lagi keinginan mereka bisa dimasukan juga kedalam tabloid ini.

DR. Marwah Daud Ibrahim ( ICMI )

Suara Keadilan sangat tepat, sebagai sebuah media dari PKS, sehingga perjuangan pks bisa diketahui oleh masyarakat luas melalui media ini, tidak hanya sebagai pelengkap tapi juga sebagai social control bagi segenap keluarga besar PKS sendiri secara internal maupun eksternal para simpatisan dan masyarakat luas.

Dan saya kira juga SUARA KEADILAN tidak hanya untuk kalangan sendiri saja, apalagi pada saat di bagikan di konstituen di daerah-daerah, jadi rakyat bisa tau apa yang sudah diperjuangkan oleh PKS yang BERSIH, PEDULI dan PROFESIONAL.

Selamat untuk SUARA KEADILAN berikan berita yang benar dan adil.

DR. Eddie Kusuma, SH., MH (Ketua Umum Lembaga Pengkajian Suara Kebangsaan Tionghoa Indonesia –SAKTI-)

Dengan ketentuan sebagai berikut :

1. a. Sayembara hanya dapat diikuti oleh Pembaca Suara Keadilan yang tercatat sebagai member Fan Page Facebook Fraksi PKS DPR RI atau follower di account Twitter Fraksi PKS DPR RI ; @FPKSDPRRI

b. Minimal usia 15 tahun

2. Berikan jawaban berupa penjelasan untuk sayembara edisi kali ini : “Menurut Anda, apakah yang hendaknya menjadi prioritas perjuangan Fraksi PKS di DPR saat ini?”

3. Jawaban dapat berupa narasi ataupun deskripsi mengenai prioritas perjuangan dan harus dilengkapi dengan alasan serta data pendukung, jika diperlukan (maksimal 4x140 karakter atau 4 kali post message)

4. Jawaban dapat dikirimkan melalui inbox Message di Facebook Fraksi PKS DPR RI atau melalui Direct Message di account Twitter @FPKSDPRRI. Harap sertakan Biodata berupa : Nama/ Usia/ Pendidikan/ No. Ponsel aktif/ Alamat Rumah (informasi data Anda tidak akan kami sebarluaskan).

5. Batas waktu pengiriman adalah tanggal 30 Juli 2011

6. Akan dipilih 2 pemenang utama dan 3 pemenang hiburan

(yang diputuskan melalui musyawarah Juri dan Tim Redaksi Tabloid Suara Keadilan), untuk mendapatkan hadiah berupa Merchandise menarik senilai total ratusan ribu rupiah.

7. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat, dan tidak diadakan surat menyurat dalam penyelenggaraan sayembara ini.

8. Sayembara bersifat Gratis alias tidak dipungut biaya apapun.

9. Pemberitahuan pemenang akan diberitakan melalui balasan Message Fan Page Facebook Fraksi PKS DPR RI atau balasan di Direct Message @FPKSDPRRI serta di Tabloid Suara Keadilan Edisi VI mendatang.

Tunggu Apalagi...

Segera Kirimkan Jawaban Anda!

IKUTILAH SAYEMBARA II TABLOID SUARA KEADILAN

Surahman Hidayat

Page 15: Edisi 5

EDISI JUNI 2011

Kasih sayang dalam keluarga,

hindarkan generasi dari ancaman Narkoba

Lahirkan Generasi Tangguh Harapan Bangsa,

dengan Bebas dari Narkoba

Pesan Layanan ini disampaikan oleh : Kelompok Komisi III FPKS DPR RI

Jangan Ada Korban Lagi!FPKS DPR RI berkomitemen melahirkan peraturan perundangan

untuk melindungi tenaga kerja Indonesia

“Turut Berduka cita, atas wafatnya Ruyati, tenaker Indonesia di Arab Saudi pada 18 Juni 2011

Pesan Layanan ini disampaikan oleh : Kelompok Komisi IX FPKS DPR RI

Fahri Hamzah Aboe Bakar Nasir Jamil Adang Daradjatun Bukhori Yusuf

Martri Agoeng Ledia Hanifa Abdul Aziz Suseno Anshori Siregar Arif Minardi