EDI GUNAWAN (e1f112018)Perancangan Meja Ergonomis Terhadap Kesesuaian Ukuran Tubuh Manusia Untuk...
-
Upload
edi-gunawan -
Category
Documents
-
view
218 -
download
6
description
Transcript of EDI GUNAWAN (e1f112018)Perancangan Meja Ergonomis Terhadap Kesesuaian Ukuran Tubuh Manusia Untuk...
-
Perancangan Meja Ergonomis Terhadap Kesesuaian Ukuran
Tubuh Manusia Untuk Meningkatkan Hasil Kualitas Kerja
Pegawai
Edi Gunawana, Hesty Heriani
b,Paulus Umbu Raza
c
aUniversitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 727214, Indonesia
aUniversitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 727214, Indonesia
aUniversitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 727214, Indonesia Email: [email protected]
Abstrak
Salah satu output dari penerapan ergonomi adalah pencapaian efisiensi, kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya.
Keselamatan dan kesehatan adalah hak asic pekerja dan salah satu persyaratan untuk peningkatan produktivitas pekerja. Ergonomi
adalah studi tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan pekerjaan mereka. Melalui penerapan ergonomi yang baik maka
jumlah kecelakaan kerja dapat diminimalisasi. Prinsip-prinsip utama ergonomi adalah "sesuai dengan pekerjaan / tugas kepada
orang" yang menyesuaikan pekerjaan untuk mencocokkan manusia yang melakukan pekerjaan. Penerapan ergonomi di tempat kerja
bertujuan untuk menjaga pekerja pada saat bekerja selalu dengan kesehatan yang baik, nyaman, bahagia, dan produktif. Untuk
membuat kebutuhan kemauan, kemampuan, dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Meskipun pelaksanaan ergonomi
keselamatan dan prinsip kesehatan di perusahaan telah diterapkan dan meningkatkan kesehatan, keselamatan, dan produktivitas
pekerja, tetapi pelaksanaan di entreprises terutama di perusahaan-perusahaan kecil dan menengah masih jauh dari harapan.
Kata kunci: Kantor, Meja Ergonomis, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan pengertian ergonomi menurut Pusat
Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan Kerja RI (2003),
ergonomic yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas
pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk
menurunkan stress yang akan dihadapi.
Pembangunan di sektor industri akhir-akhir ini terus
meningkat, baik industri besar, sedang maupun kecil.
Pembangunan di sektor industri ditujukan untuk memperluas
lapangan kerja, kesempatan berusaha dan untuk
meningkatkan mutu serta perlindungan bagi tenaga
kerja.Perlindungan tenaga kerja ditujukan kepada perbaikan
upah, syarat kerja, serta jaminan sosial lainnya dalam rangka
perbaikan kesejahteraan tenaga kerja.
Penerapan ergonomi untuk peningkatan kesehatan,
keselamatan dan produktivitas tenaga kerja serta perbaikan
mutu produk dalam suatu proses produksi semakin dirasakan.
Oleh karena itu, penyelenggaraan ergonomi perlu segera
dilakukan dengan lebih baik melalui penyesuaian mesin, alat
dan perlengkapan kerja terhadap tenaga kerja yang dapat
mendukung kemudahan, kenyamanan dan efisiensi kerja
(Eko Nurmianto, 2008).
Dampak dari ketidak ergonomisan antara meja
dengan ukuran tubuh pegawai merupakan salah satu kendala
dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Masalah ketidaksesuaian dari aspek ergonomi
antara sarana dengan manusia serta pengaruhnya terhadap
kesehatan belum mendapat perhatian yang serius, padahal
kenyamanan merupakan faktor yang penting dalam kerja
pada umumnya termasuk kegiatan aktivitas perkantoran dan
juga turut menentukan hasil dari proses kerja pegawai.
Menurut Gempur Santosa (2004) kondisi tubuh menjadi kurang optimal, tidak efesien, kualitas rendah, dan
seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan seperti
pusing (motion), nyeri pinggang (low back pain), gangguan
otot rangka (skeletal muscel), dan penurunan daya dengar
yang tidak bisa dihindari. Walau tenaga kerja tersebut belum
sampai sakit parah (celaka) dan masih dapat masuk kerja,
-
suatu pertimbangan yang tepat, cerdas dan dapat mencapai
kesuksesan seharusnya mempertimbangkan kaidah
ergonomis, agar terjadi keserasian yang baik antara
kemampuan dan batasan manusia dengan mesin dan
lingkungannya
Menurut Mira (2009) ada beberapa aspek dalam
penerapan ergonomi yang perlu diperhatikan, antara lain :
1.Faktor manusia Penataan dalam sistem kerja menuntut
faktor manusia sebagai pelaku/pengguna menjadi titik
sentralnya. Pada bidang rancang bangun dikenal istilah
Human Centered Design(HCD) atau perancangan berpusat
pada manusia.
2.Faktor Anthropometri yaitu pengukuran yang sistematis
terhadap tubuh manusia, terutama seluk beluk baik
dimensional ukuran dan bentuk tubuh manusia. Antropometri
yang merupakan ukuran tubuh digunakan untuk merancang
atau menciptakan suatu sarana kerja yang sesuai dengan
ukuran tubuh penggunanya. Ukuran alat kerja menentukan
sikap, gerak dan posisi tenaga kerja, dengan demikian
3.Faktor Sikap Tubuh dalam Bekerja Hubungan tenaga kerja
dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja akan
menentukan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja,
selain SOP (Standard Operating Procedures) yang terdapat
pada setiap jenis pekerjaan. Semuasikap tubuh yang tidak
alamiah dalam bekerja, misalnya sikap menjangkau barang
yang melebihi jangkauan tangannya harus dihindarkan.
4.Faktor Manusia dan Mesin Penggunaan teknologi dalam
pelaksanaan produksi akan menimbulkan suatu hubungan
timbal balik antara manusia sebagai pelaku dan mesin
sebagai sarana kerjanya. Secara ergonomis, hubungan antara
manusia dengan mesin haruslah merupakan suatu hubungan
yang selaras, serasi dan sesuai.
5.Faktor Pengorganisasian Kerja terutama menyangkut waktu
kerja, waktu istirahat, kerja lembur dan lainnya yang dapat
menentukan tingkat kesehatan dan efisiensi tenaga kerja.
Diperlukan pola pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat
yang baik, terutama untuk kerja fisik yang berat. Jam kerja
selama 8 (delapan) jam/hari.
6.Faktor Pengendalian Lingkungan Kerja yang manusiawi
merupakan faktor pendorong bagi kegairahan dan efisiensi
kerja. Sedangkan lingkungan kerja yang buruk (melampaui
nilai ambang batas yang telah ditetapkan), yang melebihi
toleransi manusia untuk menghadapinya, tidak hanya akan
menurunkan produktivitas kerja tetapi juga akan
menyebabkan penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja,
pencemaran lingkungan sehingga tenaga kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya tidak mendapat rasa aman,
nyaman, sehat dan sela
II. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di perusahaan bakery Subjek
penelitian adalah pegawai sebanyak 2 orang. Metode yang di
gunakan adalah wawancara kepada karyawan/pegawai Tahap
penelitian dilakukan dengan kuesioner SNQ kepada pegawai
untuk mengetahui ketidak sesuaian meja dan kursi kantor
dengan dimensi tubuh pegawai serta adanya keluhan
muskuloskeletal yang dialami pegawai. Kemudian, penelitian
mengamati dan menganalisis postur tubuh pegawai dengan
metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment).
Selanjutnya, penelitian mengukur antropometri tubuh
pegawai dan redesain meja dan kursi siswa secara ergonomis
berdasarkan langkah perancangan menurut Pahl dan Beitz.
Metode Pahl dan Beitz terdiri dari perencanaan dan
penjelasan tugas, perancangan konsep produk, perancangan
bentuk produk dan perancangan detail. Insrumen yang
digunakan adalah kamera, human body martin, kursi
antropometri, timbangan, goniometer, heightometer dan
meteran
III HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis pengolahan data antropometri
Salah satu factor yang mempengharui antropometri
tubuh adalah factor keturunan yang di ketahui bahwa
keturunan dapat mebedakan tinggi rendahnya pegawai, akan
tetapi ukuran meja dan kursi yang di sediakan untuk pegawai
memiliki ukuran dan jenis yang sama. Ketidaksesuaian antara
ukuran meja dengan dimensi antropometri pegawai. Data
Antropometri merupakan data yang penting untuk
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat di dalam
merancang stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk
agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan
dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannya.
Nama = Edi gunawan
Berat badan = 70 kg
Tinggi badan = 169 cm
Panjang badan = 52 cm
Panjang lutut = 11 cm
Lingkar kepala = 57 cm
Jenis kelamin = laki-laki
Indeks massa tubuh = berat badan
Tinggi bdn x tinggi bdn
= 70 kg
1.69 x 1.69
= 24.50 kg/m2
Antropometri merupakan bidang ilmu yang
berhubungan dengan dimensi tubuh manusia. Dimensi-
dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran
persentil. Jika seratus orang berdiri berjajar dari yang terkecil
sampai terbesar dalam suatu urutan
-
Gambar 1 posisi meja computer
Meja KomputerDalam memilih meja untuk menaruh
sebuah komputer, terdapat beberapa persyaratan yang
dibutuhkan untuk meja komputer ergonomi, yaitu:
1. Meja dibuat dekat dengan pengguna agar terhindar dari
penjangkauan yang terlalu jauh.
2. Permukaannya harus dibuat sedemikian rupa agar tidak
memancarkan cahaya silau.
3. Memiliki tempat pergerakan kaki yang cukup.
4. Tinggi permukaan kerja untuk keyboard dibedakan
dengan tinggi untuk monitor komputer.
5. Mempunyai jarak yang cukup antara kursi dan monitor
komputer.
Ukuran meja yang sesuai dengan antropometri orang
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Tinggi permukaan atas dari meja dibuat setinggi siku dan
disesuaikan dengan sikap tubuh pada waktu bekerja.
Untuk sikap duduk, tinggi meja yang diusulkan adalah
64-74cm yang diukur dari permukaan daun meja sampai
ke lantai.
2. Tebal Daun Meja, Jarak antara permukaan bawah daun
meja dengan permukaan atas alas duduk >15cm.
3. Permukaan Meja, Permukaan meja harus rata dan tidak
menyilaukan.
4. Lebar Meja, Lebar meja tidak melibihi jarak jangkauan
tangan pegawai. Ukuran yang diusulkan adalah kurang
dari 80cm
IV KESIMPULAN
Tata ruang kantor bertujuan untuk mempergunakan
setiap ruangan secara optimal dan menempatkan peralatan
kantor dengan sesuai, sehingga dapat mempermudah
pekerjaan kantor dan membuat pekerjaan lebih efektif dan
efisien. Jika ruangan kantor tidak tertata dengan baik maka
prinsip efisiensi dan efektivitas dalam bekerja tidak akan
terwujud, juga dapat memperlambat proses pekerjaan karena
menyita waktu serta tenaga.Penerapan ergonomi di tempat
kerja bertujuan agar pegawai saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan,
kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak.
Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan
sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap kesehatan
masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis
dan pedoman K3 di tempat kerja serta menjalin kerjasama
lintas program maupun lintas sektor terkait dalam
pembinaannya. Dengan diterapkannya sistem ergonomi
dalam bekerja, maka akan menciptakan keadaan fisik yang
lebih sehat, serta mengurangi angka kecelakaan dan
kelelahan pada saat bekerja. Pertimbangan-pertimbangan
ergonomi yang bekaitan dengan postur tubuh saat bekerja
dapat membantu mendapatkan postur tubuh yang nyaman
bagi pegawai, baik itu saat berdiri, duduk, maupun
mengangkat.
Ucapan terima kasih
Pada penelitian ini, penulis mengucapkan terima
kasih, pertama-tama kepada kedua orang tua penulis yang
telah memberikan doa dan restunya sehingga tulisan ini
boleh selesai tepat pada waktunya yang kedua kepada dosen
pembimbing yang telah banyak membimbing dalam proses
penyelesaian penelitian ini.serta pihak yang telah memberi
dukungan dan membantu kelancaran dalam penulisan ini.
Referensi
[1] Depkes RI.2003. Pedoman Sistem Informasi Manajeman
Kesehatan Kerja. Jakarta: Depkes RI.
[2] Eko Nurmianto. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan
Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya. Edisi Kedua.
Cetakan Kedu a. 2008.
[3] Gempur Santosa. 2004, Ergonomi Manusia, Peralatan
danLingkungan, Prestasi Pustaka, Jakarta.
-
[4] Mira. 2009. Aspek aspek dalam Ergonomi.
http://mirave21.blogspot.com/2009/05/ergonomi.html.-
(2Januari 2010)
.