Ecase Radio

7
Judul Gambaran CT Scan Kepala pada Kasus Stroke Non Hemoragik Abstrak CT Scan kepala merupakan gold standard pada diagnosis stroke. Pada stroke non hemoragik terjadi penurunan aliran darah ke otak yang menyebabkan hipoksia daerah regional otak dan menimbulkan reaksi-reaksi berantai yang berakhir dengan kematian sel-sel otak. Pada beberapa kasus, dapat ditemukan area otak tidak menunjukkan abnormalitas pada beberapa jam awal stroke. Hal itu dapat terjadi kemungkinan karena region yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan dengan menggunakan CT Scan atau karena bagian dari otak tidak menunjukkan bayangan yang jelas. Infark ditandai dengan gambaran hipodensitas dan berkurangnya efek massa. Semakin kronis suatu lesi infark, gambaran akan semakin hipodens. Isi Seorang wanita berumur 82 tahun dirujuk dari RSUD Wonosobo ke RSUD Temanggung untuk melakukan pemeriksaan CT Scan kepala. Pasien dirawat dengan diagnosis klinis berupa hemiparesis dextra suspek stroke hemoragik. Hasil CT Scan menunjukkan gambaran lesi hipodens yang mengarah pada stroke non hemoragik. Diagnosis Stroke non hemoragik Terapi Infus RL 20 tpm Inj. Asam tranexamat 1 x 500 mg Inj. Ranitidin 2 x 1 A Aspillet 1 x 160 mg Vitamin B Complex 3 x 1 tab

Transcript of Ecase Radio

Page 1: Ecase Radio

JudulGambaran CT Scan Kepala pada Kasus Stroke Non Hemoragik

AbstrakCT Scan kepala merupakan gold standard pada diagnosis stroke. Pada stroke non hemoragik terjadi penurunan aliran darah ke otak yang menyebabkan hipoksia daerah regional otak dan menimbulkan reaksi-reaksi berantai yang berakhir dengan kematian sel-sel otak. Pada beberapa kasus, dapat ditemukan area otak tidak menunjukkan abnormalitas pada beberapa jam awal stroke. Hal itu dapat terjadi kemungkinan karena region yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan dengan menggunakan CT Scan atau karena bagian dari otak tidak menunjukkan bayangan yang jelas. Infark ditandai dengan gambaran hipodensitas dan berkurangnya efek massa. Semakin kronis suatu lesi infark, gambaran akan semakin hipodens.

IsiSeorang wanita berumur 82 tahun dirujuk dari RSUD Wonosobo ke RSUD Temanggung

untuk melakukan pemeriksaan CT Scan kepala. Pasien dirawat dengan diagnosis klinis

berupa hemiparesis dextra suspek stroke hemoragik. Hasil CT Scan menunjukkan gambaran

lesi hipodens yang mengarah pada stroke non hemoragik.

DiagnosisStroke non hemoragik

TerapiInfus RL 20 tpmInj. Asam tranexamat 1 x 500 mgInj. Ranitidin 2 x 1 AAspillet 1 x 160 mgVitamin B Complex 3 x 1 tab

DiskusiCT Scan kepala merupakan gold standard pada diagnosis stroke. Peran utama CT

Scan adalah untuk membantu menegakkan diagnosis. Pada stroke akut, CT Scan berguna

untuk menyingkirkan kondisi struktural yang menyerupai stroke (contohnya abses serebri,

tumor), menyingkirkan perdarahan intrakranial sehingga mendukung diagnosis klinis

stroke, dan membantu evaluasi inisial yang diperlukan untuk terapi, contohnya: luas

infark, daerah vaskular yang terkena, etiologi insufisiensi vaskular.

Terdapat beberapa metode untuk menilai CT Scan kepala, antara lain adalah metode

center-out yaitu menilai keadaan mulai dari struktur yang berada di tengah kemudian

Page 2: Ecase Radio

semakin ke luar, metode pendekatan problem oriented yaitu dengan memperhatikan hasil

pemeriksaan klinis untuk mencari problem pada otak, atau menggunakan mnemonic

“blood can be very bad” untuk menilai adakah tanda-tanda perdarahan, kelainan pada

sisterna, otak, ventrikel, dan tulang.

Cara menilai hasil CT Scan kepala secara umum adalah sebagai berikut.

1. Memastikan identitas foto sudah sesuai dengan pasien.

2. Memastikan foto yang akan dibaca adalah foto CT Scan kepala, kemudian

menentukan dengan atau tanpa kontras.

3. Membaca dari lapisan luar kepala menuju lapisan dalam, dimulai dari scalp, tulang,

dan parenkim:

- Scalp : mencari cephal hematom, tentukan lokasi

- Tulang : mencari adanya tanda-tanda fraktur

- Parenkim :

o menilai keadaan gyri dan sulci, apakah ada pengaburan atau penonjolan,

o mencari adanya kelainan seperti lesi hipodens atau hiperdens, di lokasi

mana, seberapa luas, jika perdarahan dihitung volumenya dengan rumus

(jumlah panjang x lebar slice x interval slice):2 dalam satuan cm3,

o menilai ada/tidaknya pergeseran struktur mediana (midline shift), dapat

dihitung dengan menarik garis lurus dari crista galli ke protuberansia

oksipitalis interna, tegak lurus dengan septum pellucidum,

o menilai ada/tidaknya edema otak,

o menilai sistem ventrikel, apakah ada penyempitan atau pelebaran,

o menilai sisterna ambiens, apakah ada pengaburan atau tidak.

Pada stroke non hemoragik terjadi penurunan aliran darah ke otak yang menyebabkan

hipoksia daerah regional otak dan menimbulkan reaksi-reaksi berantai yang berakhir

dengan kematian sel-sel otak. Pada beberapa kasus, dapat ditemukan area otak tidak

menunjukkan abnormalitas pada beberapa jam awal stroke. Hal itu dapat terjadi

kemungkinan karena region yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan dengan

menggunakan CT Scan atau karena bagian dari otak tidak menunjukkan bayangan yang

jelas. CT Scan menunjukkan nilai positif pada serangan stroke non hemoragik sedang

sampai berat setelah 2-7 hari serangan, tetapi tanda-tanda iskemik sulit didapatkan pada

3-6 jam kejadian. Tanda-tanda infark pada CT Scan yaitu:

Page 3: Ecase Radio

Infark Akut

Pada periode akut (6-24 jam), perubahan gambaran CT scan non-kontras akibat

iskemia didapatkan hilangnya batas substansia alba dan substansia grisea serebri,

pendangkalan sulkus serebri, hipodensitas ganglia basalis, dan hipodensitas insula

serebri. Distribusi pembuluh darah yang tersumbat makin jelas pada fase ini.

Infark Subakut

Selama periode subakut, edema meluas dan didapatkan efek massa yang

menyebabkan pergeseran jaringan infark kelateral dan vertikal. Hal ini terjadi

pada infark yang melibatkan pembuluh darah besar. Edema dan efek massa

memuncak pada hari ke-1 sampai ke-2, kemudian berkurang.

Infark Kronis

Infark kronis ditandai dengan gambaran hipodensitas dan berkurangnya efek

massa. Densitas daerah infark sama dengan cairan serebrospinal. Didapatkan area

hipodens sesuai daerah vaskularisasi otak, semakin kronis lesi semakin hipodens.

Atenuasi daerah infark sekitar 10 – 25 HU.

Stroke hemoragik dapat memberikan gambaran perdarahan intraserebral atau sub arachnoid.

Perdarahan memberikan gambaran lesi hiperdens dengan batas tegas. Gambaran CT Scan

yang tipikal pada perdarahan intraserebral memperlihatkan suatu area bulat, oval, atau tidak

teratur tergantung lokasi dan ukurannya. Ukurannya bervariasi dari beberapa mm sampai

lebih 500 mm persegi. Area perdarahan memperlihatkan bayangan hiperdens pada gray /

white matter. Pada perdarahan sub arachnoid Ct Scan memperlihatkan gumpalan atau lapisan

darah tipis yang hiperdens juga terlihat pada sulci hemisfer. Pada stroke hemoragik stadium

lanjut akan terlihat edema disekitar perdarahan (edema perifokal) yang akan menyebabkan

pendesakan. Jika terjadi absorbsi lengkap, gambarannya akan menjadi hipodens.

Hal yang penting dilaporkan adalah lokasi, volume perdarahan, dan ada/tidaknya efek massa

yang ditandai dengan adanya midline shift, kompresi ventrikel, hidrosefalus non komunikans,

atau edema serebri.

Pada pasien didapatkan gambaran lesi hipodens luas di lobus temporoparietalis sinistra, tidak

tampak lesi hiperdens yang mengarah ke perdarahan, gyri dan sulci tampak prominen, batas

cortex dan medulla relatif tegas, struktur mediana di tengah, dan sistema tulang tampak baik.

Hal ini menunjukkan adanya infark di lobus temporoparietalis sinistra, tidak menunjukkan

adanya perdarahan dan efek massa, serta menunjukkan adanya atrofi serebri. Hal ini

mendukung diagnosis stroke non hemoragik.

Page 4: Ecase Radio

KesimpulanHal yang perlu dinilai dan dievaluasi pada CT Scan kepala adalah identitas foto, jenis foto,

gambaran scalp, tulang, dan parenkim (keadaan gyri dan sulci, lesi hipodens atau hiperdens,

ada/tidaknya efek massa, tanda-tanda edema otak). Gambaran CT Scan kepala pada pasien

stroke ini adalah lesi hipodens luas lobus temporoparietalis sinistra tanpa desakan struktur

mediana dan gambaran perdarahan, dengan atrofi otak. Hal ini membantu penegakkan

diagnosis stroke non hemoragik.

ReferensiAyes, K. 2012. Protocol for First Brain Imaging in Acute Stroke & TIA – Kettering

General Hospital. Diakses 10 Mei 2013 dari https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=20&cad=rja&ved=0CHoQFjAJOAo&url

=http%3A%2F%2Fwww.kgh.nhs.uk%2FEasySiteWeb%2FGatewayLink.aspx

%3FalId

%3D4862&ei=N2KOUbLEAcnprQepvoHQDA&usg=AFQjCNGs9wwqN6ApksW4

dqJ_6RBFRuLfag&bvm=bv.46340616,d.bmk

Marco de Lucas, E., et al. 2008. CT protocol for acute stroke: tips and tricks for general

radiologists. Radio Graphics. 28: 1673–1687. Diakses 10 Mei 2013 dari

http://radiographics.rsna.org/content/28/6/1673.full.pdf+html

Myrtha, R., & Hanifah, S. 2012. Gambaran ct scan non-kontras pada stroke iskemik.

Cermin Dunia Kedokteran. 39 (10): 777-779. Diakses 10 Mei 2013 dari

http://www.kalbemed.com/Portals/6/23_198Praktis - Gambaran%20CT%20Scan

%20NonKontras%20pada%20Stroke %20 Iskemik.pdf

Perron, A.D. 2008. How to Read a Head CT Scan. Diakses 10 Mei 2013 dari

http://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/9781416028727/Chapter

%2069.pdf

Qureshi, J. 2012. Cranial CT Scan. Diakses 10 Mei 2013 dari

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003786.htm

PenulisAlindina Anjani, Bagian Ilmu Radiologi, RSUD Temanggung, Kab. Temanggung, Jawa Tengah