dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

73
RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN KEGIATAN DAN ANGGARAN BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2015 Disampaikan oleh Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Medan, 4 Desember 2014

Transcript of dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

Page 1: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN KEGIATAN DAN ANGGARANBADAN PPSDM KESEHATAN

TAHUN 2015

Disampaikan oleh Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan

Medan, 4 Desember 2014

Page 2: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN

Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2009-2013

URAIAN  2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015ANGGARAN 2.670.679,9 2.896.598,9 2.855.118,1 2.906.213,1 3.163.793,43 2.394.932 3.000.568

REALISASI 2.247.203,7 2.591.591,5 2.277.812,5 2.458.241,5 2.617.782,35 1.486.381,7

% 84,14 89,47 79,78 84,59 82,74 62,71

Page 3: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan dijabarkan dalam 9 Kegiatan, yaitu :a)Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatanb)Pendidikan dan Pelatihan Aparaturc)Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatand)Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatane)Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatanf)Pendidikan Tinggi dan Peningkatan Mutu SDM Kesehatang)Pengelolaan Mutu Pendidikan Tinggih)Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan Tinggii)Pelaksanaan Internsip Tenaga Kesehatan

KEGIATAN

Page 4: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

4

OUTPUT KEGIATAN

NO URAIAN NO URAIAN

1 Gaji 8 Tenaga pendidik dan kependidikan di Poltekkes Kemenkes yang ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan

2 Operasional Perkantoran 9 Riset yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik

3 Dokumen perencanaan dan pengelolaan program dan

10 Tenaga pendidik dan kependidikan yang ditingkatkan kemampuannya melalui tugas belajar (Orang)

4 Laporan manajemen keuangan dan kekayaan negara

11 Lulusan tenaga kesehatan dari lembaga pendidikan

5 Laporan kinerja (Dokumen) 12 Tubel Mahasiswa Gakin (Orang)

6 Sistem informasi yang dikembangkan (Sistem)

13 Beasiswa Mahasiswa Berprestasi (Orang)

7 Kurikulum pendidikan di Poltekkes Kemenkes yang dikembangkan

14 Lainnya

Page 5: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

5

Utama-kan pemenuhan belanja mengikat:

1. Belanja Pegawai : Termasuk Serdos dan Tunjangan Kinerja

2. Belanja Operasional Perkantoran

3. PNBP BLU dan Non BLU

1. Data pegawai : GBPP2. Data SIMAK BMN3. Data Tupoksi

PRIORITAS PENGALOKASIAN ANGGARAN

Page 6: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

6

PENGALOKASIAN GAJI :1. Belanja pegawai mengacu pada Gaji Pokok Pegawai (GPP) 2. Seluruh gaji CPNS dialokasikan di Biro Umum, termasuk gaji ke-13.

Apabila pada pertengahan tahun terjadi perubahan status dari CPNS menjadi PNS maka proses perpindahan menunggu sampai tahun anggaran berakhir.

3. Belanja pegawai transito dialokasikan di unit utama berkoordinasi dengan Biro Umum

4. Setiap satuan kerja dan/atau unit utama memperhatikan ketersediaan anggaran untuk pembayaran tunjangan kinerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BELANJA MENGIKAT / GAJI

Page 7: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

7

PENGALOKASIAN BELANJA OPERASIONAL PERKANTORAN  (BOP) :1. Alokasi anggaran BOP memperhatikan realisasi tahun sebelumnya2. Belanja vakasi (anggaran untuk imbalan bagi penguji atau pemeriksa kerja/jawaban 

ujian) merupakan belanja non operasional, tidak boleh dialokasikan di komponen 001 dan 002.

PERUNTUKAN :1.Kebutuhan sehari-hari perkantoran, meliputi :a)ATK, barang cetak untuk Manajemen Kantor, alat kebersihan;b)Perlengkapan fotokopi/komputer;c)Langganan surat kabar/berita/majalah;d)Biaya Satpam/pengamanan, celaning service, sopir, pramubakti (yang dipekerjakan secara kontraktual)e)Pengurusan sertifikat tanah, pembayaran PBB.2.Langganan daya dan jasa, meliputi :a)Langganan listrik, telepon, air, gas termasuk pembayaran denda keterlambatan;b)Jasa Pos dan Giro; telex, internet, bandwith, komunikasi khusus diplomat;c)Sewa kantor/gedung, kendaraan, mesin fotokopi.

BELANJA MENGIKAT / BELANJA OPERASIONAL PERKANTORAN (1)

Page 8: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

8

3. Pemeliharaan Kantor, meliputi:a) Pemeliharaan gedung/bangunan, instalasi jaringan, sarana prasarana kantor;b) Pemeliharaan Kendaraan Bermotor.4. Penggantian Barang Inventaris, meliputi:– Alokasi penggantian barang inventaris untuk pegawai lama/baru maksimal 10 % dari

total jumlah pegawai.5. Pembayaran terkait pelaksanaan operasional kantor, meliputi:a) Honor terkait operasional satkerb) Bahan makanan, penambah daya tahan tubuh;c) Pemeriksaan kesehatan pegawai;d) Keprotokolan (termasuk jas dan jasa tol tamu)e) Operasional Menteri/Ketua, Pimpinan;f) Pelantikan/Pengambilan Sumpah Jabatan;g) Pakaian dinas, toga, pakaian kerja;h) Perjalanan dinas dalam rangka konsultasi/ koordinasi.

BELANJA MENGIKAT / BELANJA OPERASIONAL PERKANTORAN (2)

Page 9: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

9

TANAH, GEDUNG DAN BANGUNAN

1. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

2. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nomor 2 tahun 2011 tentang Pedoman Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan Izin Lokasi, Penetapan Lokasi dan Izin Perubahan Tanah, serta kebijakan teknis

Page 10: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

10

KEBIJAKAN KHUSUS KEMENKES DALAM PANGADAAN TANAH, GEDUNG DAN BANGUNAN

A. Perencanaan pengadaan tanah memperhatikan: 1. Aksesibilitas yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari Kepala

Satker. 2. Aspek legal (keabsahan kepemilikan). B. Perencanaan pengadaan gedung baru memperhatikan: 1. Rencana kebutuhan tahunan barang milik Negara (BMN) 2. Sertifikat kepemilikan tanah. 3. Surat/rekomendasi Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) yang

memuat Rencana Anggaran Biaya (RAB). 4. Surat pernyataan ketersediaan dana. 5. Surat pernyataan memenuhi kelayakan standar teknis dari unit terkait.

Page 11: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

11

1. Data Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

2. Surat/rekomendasi Kemen PU yang memuat Rencana Anggaran Biaya (RAB).3. Khusus kantor pusat dimintakan persetujuan Sekretaris Jenderal

u.p. Kepala Biro Umum

PERENCANAAN RENOVASI GEDUNG DAN BANGUNAN

Page 12: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

12

PENGADAAN KENDARAAN BERMOTOR

A. Pengadaan kendaraan bermotor memperhatikan: a. Data SIMAK-BMN dan jumlah jabatan dalam struktur organisasi. b. Surat Keputusan (SK) penghapusan dari Kemenkes. c. Risalah lelang dari Kemenkeu.

a. Kementerian Kesehatan menetapkan ketentuan pengadaan kendaraan bermotor sebagai berikut: a. Kendaraan dinas pejabat hanya diperuntukkan untuk eselon I dan II. b. Kendaraan dinas pejabat dan operasional Kantor Pusat dikoordinir dan anggarannya

dialokasikan pada satker Biro Umum sesuai dengan surat usulan dari Satker. c. Pengadaan kendaraan untuk kantor daerah (UPT) perlu rekomendasi dari Biro Umum.

Khusus satker baru diperlukan surat pernyataan dari Kepala Satker yang menyatakan belum pernah mengadakan kendaraan bermotor untuk operasional kantor.

d. Pengadaan ambulans untuk Kantor Pusat dikoordinir dan anggarannya dialokasikan pada satker Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan (Ditjen BUK) sesuai dengan surat usulan dari Satker.

e. Pengadaan ambulans untuk Kantor Daerah (UPT) perlu rekomendasi dari Ditjen BUK melalui unit utama terkait.

B. Kendaraan dengan kriteria khusus dapat diadakan masing- masing satker sesuai dengan standar yang disetujui oleh eselon I terkait.

Page 13: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

13

1. Data SIMAK-BMN dan jumlah jabatan/pegawai.

2. SK penghapusan dari Kemenkes.

3. Risalah lelang penghapusan dari Kemenkeu.

4. Pengadaan alat pengolah data diutamakan peralatan dengan spesifikasi bersifat primer, yaitu spesifikasi standar untuk pelaksanaan operasional perkantoran.

5. Pengadaan alat pengolah data dengan spesifikasi khusus termasuk jaringan internet dan software/aplikasi, kamera canggih, handycam, pengacau sinyal dan alat sejenisnya memerlukan rekomendasi Pusat Data dan Informasi.

PENGADAAN ALAT PENGOLAH DATA

Page 14: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

14

1. Pengadaan alat kesehatan mengacu kepada standar yang ditetapkan oleh unit utama Kemenkes terkait dan mengutamakan produk dalam negeri.

2. Harga satuan alat kesehatan yang diusulkan harus menyertakan referensi harga sebagai dasar penetapan harga satuan. Referensi harga dapat diperoleh dari hasil survey harga pasar, penawaran langsung perusahaan (sole agents), data elektronik/internet/website, atau kontrak tahun sebelumnya.

3. Penetapan harga satuan yang akan dicantumkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran harus dilengkapi dengan justifikasi yang ditandatangani oleh Kepala Satker.

PENGADAAN ALAT KESEHATAN

Page 15: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

PERJALANAN DINAS Pengalokasian anggaran perjalanan dinas dilakukan dengan se-efisien mungkin dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1.Alokasi anggaran perjalanan dinas luar negeri ditampung pada Sekretariat Unit Utama atau Biro Umum, kecuali Pusat Kesehatan Haji, Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan (Pusrengun Nakes), dan Pusat Kerjasama Luar Negeri (PKLN).

2. Transport ke Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) disesuaikan dengan tarif Peraturan Daerah (Perda) dan harga pasar(at cost).

3.Jumlah perjalanan dinas dan pertemuan mempertimbangkan kesesuaian dengan jumlah pegawai dan hari kerja dalam satu tahun.

4.Biaya transport dengan tiket pesawat sesuai dengan SBM. Untuk rata-rata biaya perjalanan dinas nasional akan mengacu kepada kebijakan perencanaan tahunan yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal.

5.Kegiatan di luar kantor dilaksanakan secara selektif. Kriteria kegiatan yang dapat dilaksanakan di luar kantor akan mengacu kepada kebijakan perencanaan tahunan yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal.

Page 16: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

16

ATK, BAHAN, DAN SEWA

1. Bahan/alat tulis kantor/seminar kit memperhatikan kewajaran antara jumlah peserta pertemuan dan jenis pertemuan dengan mempertimbangkan standar harga yang telah ditetapkan oleh Biro Umum.

2. Besaran biaya sewa yang tidak diatur di dalam Standar Biaya Masukan (SBM), dapat mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan tentang daftar perkiraan harga satuan barang dan jasa keperluan peralatan dan perlengkapan kantor di lingkungan Kementerian Kesehatan.

3. Rincian lebih lanjut tentang besaran harga ATK, bahan, dan sewa terkait pelaksanaan paket pertemuan akan diatur dalam kebijakan tahunan yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal.

Page 17: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

HONORARIUM

17

Page 18: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

18

Dasar Hukum:1.Surat Menteri Keuangan No. S-191/MK.02/2014 tanggal 25 Maret 2014, Hal: Izin prinsip besaran Dosen dan Tenaga Kependidikan Poltekkes Badan PPSDM Kesehatan 2.Surat Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan a.n. Kepala Badan PPSDM Kesehatan No. KU.02.01/I.3/07641/2014 tanggal 30 Mei 2014, Hal: Penjelasan Pemberian Honorarium kepada Dosen/Pegawai yang diberi Tugas Tambahan

1.Pemberian honor hanya kepada dosen dan tenaga kependidikan, sebagaimana tercantum dalam Surat Menteri Keuangan No. S-191/MK.02/2014 tanggal 25 Maret 2014, Hal: Izin prinsip besaran Dosen dan Tenaga Kependidikan Poltekkes Badan PPSDM Kesehatan 2.Merujuk pada surat Menkeu pint.2.d : Terhadap satuan biaya honorarium bagi dosen/pegawai yang diberi tugas tambahan/tugas khusus tertentu berlaku ketentuan bahwa jabatan tersebut telah ditetapkan dan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kemenkes.

3.Tugas Tambahan sebagai Koordinator, Sub Unit dan Kepala Urusan tidak termasuk yang diberikan Honorarium, sampai adanya ketentuan lebih lanjjut dari Kemenkeu yang mengatur tentang pemberian honor tsb.

HONORARIUM DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES BADAN PPSDM KESEHATAN

Page 19: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

LAMPIRAN I

19

Page 20: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

20

Honorarium narasumber dapat diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil/TNI/Polri yang memberikan informasi/pengetahuan kepada pegawai negeri lainnya/masyarakat dalam kegiatan Seminar/Rapat Koordinasi/Sosialisasi/Diseminasi/Bimbingan Teknis/Workshop/ Rapat Kerja/Sarasehan/Simposium/Lokakarya/Focus Group Discussion/Kegiatan Sejenis, tidak termasuk untuk kegiatan diklat/pelatihan.

Catatan:

1.Satuan jam yang digunakan untuk kegiatan Seminar/Rapat Koordinasi/ Sosialisasi/Diseminasi/Bimbingan Teknis/ Workshop/Rapat Kerja/ Sarasehan /Simposium/Lokakarya/ Focus Group Discussion/Kegiatan Sejenis adalah 60 (enam puluh) menit.2.Honorarium narasumber dapat diberikan dengan ketentuan: a.berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara; danb.berasal dari lingkup unit eselon I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara/masyarakat.

A. HONORARIUM NARASUMBER/PEMBAHAS

Page 21: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

21

Honorarium yang diberikan kepada seseorang yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas sebagai moderator pada kegiatan Seminar/Rapat Koordinasi/Sosialisasi/ Diseminasi/Bimbingan Teknis/Workshop/Rapat Kerja/Sarasehan/ Simposium/Lokakarya/Focus Group Discussion/Kegiatan Sejenis sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara/masyarakat.

Catatan:

1.Satuan jam yang digunakan untuk kegiatan Seminar/Rapat Koordinasi/Sosialisasi/Diseminasi/Bimbingan Teknis/ Workshop/Rapat Kerja/Sarasehan/Simposium/Lokakarya/ Focus Group Discussion/Kegiatan Sejenis adalah 60 (enam puluh) menit.2. Honorarium Moderator dapat diberikan dengan ketentuan:a.berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara; danb.berasal dari lingkup unit eselon I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara/masyarakat.

B. HONORARIUM MODERATOR

Page 22: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

22

Honorarium yang diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas memandu acara dalam kegiatan Seminar/Rapat Koordinasi/Sosialisasi/ Diseminasi/Bimbingan Teknis/Workshop/Rapat Kerja/Sarasehan/ Simposium/ Lokakarya/ Focus Group Discussion/ Kegiatan Sejenis yang dihadiri oleh Menteri/Pejabat Setingkat dengan peserta kegiatan minimal 300 (tiga ratus) orang dan sepanjang dihadiri lintas unit eselon I /masyarakat.

C. HONORARIUM PEMBAWA ACARA

Page 23: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

23

Honorarium yang diberikan kepada seseorang yang diberi tugas oleh pejabat yang berwenang sebagai panitia atas pelaksanaan kegiatan Seminar/Rapat Koordinasi/Sosialisasi/ Diseminasi/Bimbingan Teknis/Workshop/Rapat Kerja/ Sarasehan /Simposium/Lokakarya/Focus Group Discussion sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara/masyarakat.

Dalam hal pelaksanaan kegiatan Seminar/Rapat Koordinasi/ Sosialisasi/ Diseminasi/Bimbingan Teknis/Workshop/ Rapat Kerja/ Sarasehan/Simposium/ Lokakarya/Focus Group Discussion memerlukan tambahan panitia yang berasal dari non Pegawai Negeri Sipil harus dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan urgensi, dengan besaran honorarium mengacu pada besaran honorarium untuk anggota panitia.

Jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah peserta dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas.

D. HONORARIUM PANITIA

Page 24: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

24

Satuan biaya yang diberikan kepada narasumber WNI Non Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri untuk kegiatan Workshop/Seminar/Sosialisasi/ Sarasehan yang diselenggarakan di luar negeri.

Narasumber Kelas A : Narasumber Non Pegawai Aparatur Sipil Negara yang disetarakan dengan Menteri, ketua dan wakil ketua lembaga negara.

Narasumber Kelas B : Narasumber Non Pegawai Aparatur Sipil Negara yang disetarakan dengan duta besar luar biasa dan berkuasa penuh, duta besar yang menjabat kepala perwakilan, pegawai negeri Gol IV/c ke atas, perwira tinggi TNI/Polri, anggota lembaga negara

Narasumber Kelas C: Narasumber Non Pegawai Aparatur Sipil Negara yang disetarakan dengan pegawai negeri Gol III/c sampai dengan IV/b dan perwira menengah TNI/Polri.

E. NARASUMBER KEGIATAN DI LUAR NEGERI

Page 25: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

25

Ketentuan pembentukan tim :1.Mempunyai keluaran (output) jelas dan terukur2.Bersifat koordinatif yang harus mengikutsertakan Eselon I/Kementerian/Lembaga lain3.Bersifat temporer, pelaksanaannya perlu diprioritaskan4.Perangkapan fungsi atau tugas tertentu disampaing tugas pokok sehari-hari5.Dilakukan secara selektif efektif dan efisien

Pemberian honorarium tim yang ditetapkan Pejabat Es. 1/KPA yang dibayarkan per bulan dalam satu tahun dibatasi sebagai berikut : 1. Pejabat Eselon 1 dan Eselon 2 diluar honor KPA maksimal 2 tim pelaksana kegiatan 2. Pejabat Eselon 3 maksimal 3 tim pelaksana kegiatan3. Pejabat Eselon 4, dan pelaksana dan pejabat fungsional, diluar honor pengelola

keuangan, SIMAK-BMN, dan pengadaaan/penerimaan barang dan jasa maksimal 4 tim pelaksana kegiatan

HONORARIUM TIM PELAKSANA KEGIATAN  

Page 26: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

26

1. Honorarium Tim Pelaksana KegiatanHonorarium yang diberikan kepada seseorang yang berdasarkan Surat

Keputusan Presiden/Menteri /Pejabat Setingkat Menteri /Pejabat Eselon I/KPA diangkat dalam suatu tim pelaksana kegiatan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Terhadap tim pelaksana kegiatan yang dibentuk berdasarkan keputusan Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dan sumber pendanaan dari APBN maka besaran honorarium yang diberikan disetarakan dengan honorarium tim pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan oleh Menteri/Pejabat Setingkat Menteri.

Ketentuan pembentukan tim adalah sebagai berikut:a. mempunyai keluaran (output) jelas dan terukur;b. bersifat koordinatif yang mengharuskan untuk mengikutsertakan Eselon

I/Kementerian/Lembaga Lainnya; c. bersifat temporer, pelaksanaannya perlu diprioritaskan;d. merupakan perangkapan fungsi atau tugas tertentu kepada pejabat

negara/pegawai negeri disamping tugas pokoknya sehari-hari; dane. dilakukan secara selektif, efektif, dan efisien.

F. HONORARIUM TIM PELAKSANA KEGIATAN DAN SEKRETARIAT TIM PELAKSANA KEGIATAN

Page 27: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

27

2. Honorarium Sekretariat Tim Pelaksana KegiatanHonorarium yang diberikan kepada seseorang yang diberi tugas untuk

melaksanakan kegiatan administratif yang berfungsi untuk menunjang kegiatan tim pelaksana kegiatan. Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan merupakan bagian tidak terpisahkan dari tim pelaksana kegiatan. Sekretariat tim pelaksana kegiatan hanya dapat dibentuk untuk menunjang tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh Presiden/Menteri.

Jumlah sekretariat tim pelaksana kegiatan sebagai berikut:a. paling banyak 10 (sepuluh) orang untuk tim sekretariat yang

mendukung tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh Presiden b. paling banyak 7 (tujuh) orang untuk tim sekretariat yang mendukung

tim pelaksana yang ditetapkan oleh Menteri/Pejabat Setingkat Menteri.

F. HONORARIUM TIM PELAKSANA KEGIATAN DAN SEKRETARIAT TIM PELAKSANA KEGIATAN

Page 28: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

28

Catatan:1.Dalam hal tim telah terbentuk selama 3 (tiga) tahun berturut-turut, Kementerian Negara/Lembaga melakukan evaluasi terhadap urgensi dan efektifitas keberadaan tim untuk dipertimbangkan menjadi tugas dan fungsi suatu unit organisasi.2.Kementerian Negara/Lembaga dalam melaksanakan ketentuan Standar Biaya Masukan agar melakukan langkah-langkah efisiensi anggaran dengan melakukan pembatasan dan pengendalian pemberian honorarium tim pelaksana kegiatan sebagai berikut:a.Tim yang ditetapkan oleh Pejabat Eselon I/ KPA diperuntukkan bagi tim yang lintas eselon I dalam 1 (satu) Kementerian Negara/Lembaga.Pemberian honorarium bagi Tim yang ditetapkan oleh Pejabat Eselon I/KPA berlaku ketentuan sebagai berikut: 1)Bagi Pejabat Negara, Eselon I, dan Eselon II setiap bulannya hanya diperkenankan menerima honorarium tim yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan paling banyak 2 (dua) tim pelaksana kegiatan.2)Bagi Pejabat Eselon III setiap bulannya hanya diperkenankan menerima honorarium tim yang bersumber dari DIPA Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan paling banyak 3 (tiga) tim pelaksana kegiatan.3)Bagi Pejabat Eselon IV, pelaksana, dan pejabat fungsional setiap bulannya hanya diperkenankan menerima honorarium tim yang bersumber dari DIPA Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan paling banyak 4 (empat) tim pelaksana kegiatan.

Page 29: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

29

b.Tim yang ditetapkan oleh Presiden, Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang diberikan kewenangan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga diperuntukkan bagi tim yang lintas Kementerian Negara/Lembaga. Penetapan tim oleh pejabat yang diberikan kewenangan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga dilaksanakan setelah pembentukan tim tersebut mendapat persetujuan Menteri/Pimpinan LembagaPemberian honorarium bagi Tim yang ditetapkan oleh Presiden, Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang diberikan kewenangan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga dikecualikan atas ketentuan huruf a di atas.

Page 30: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

30

1. Honorarium tim penyusunan jurnal

Honorarium tim penyusunan jurnal dapat diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri yang diberi tugas untuk menyusun dan menerbitkan jurnal berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. Unsur sekretariat adalah pembantu umum, pelaksana dan yang sejenis, dan tidak berupa struktur organisasi tersendiri.

Catatan:

Dalam hal diperlukan, untuk jurnal internasional dapat diberikan honorarium kepada mitra bestari (peer review) sebesar Rp1.500.000,00 (Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).

2. Honorarium tim penyusunan buletin/majalah

Honorarium tim penyusunan buletin/majalah dapat diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri yang diberi tugas untuk menyusun dan menerbitkan buletin/majalah, berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang.

G. HONORARIUM TIM PENYUSUNAN JURNAL/BULETIN/MAJALAH/PENGELOLA WEBSITE

Page 31: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

31

Majalah adalah terbitan berkala yang isinya berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca.

Buletin adalah media cetak berupa selebaran atau majalah berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan secara periodik yang ditujukan untuk lembaga atau kelompok profesi tertentu.

3.Honorarium tim pengelola website

Honorarium tim pengelola website dapat diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri yang diberi tugas untuk mengelola website, berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. Website yang dimaksud disini adalah yang dikelola oleh unit eselon I/setara.

Dalam hal website yang dikelola oleh unit vertikal setingkat eselon II di daerah maka kepada pengelola website tersebut dapat diberikan honorarium tim pengelola website.

G. HONORARIUM TIM PENYUSUNAN JURNAL/BULETIN/MAJALAH/PENGELOLA WEBSITE

Page 32: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

32

1. Vakasi

Vakasi merupakan uang imbalan bagi penguji atau pemeriksa kertas ujian pada pendidikan tingkat dasar, menengah, dan tinggi. Pada pendidikan tingkat dasar dan menengah, vakasi tidak diberikan untuk penyelenggaraan ujian yang bersifat latihan dan ujian lokal. Sedangkan untuk pendidikan tingkat tinggi, vakasi dapat diberikan untuk ujian masuk, ujian tengah semester, ujian akhir semester dan ujian akhir, baik untuk ujian yang bersifat tertulis maupun praktek.

2. Honorarium Penyelenggara Ujian

Honorarium Penyelenggara Ujian merupakan uang imbalan bagi penyusun naskah dan pengawas ujian pada pendidikan tingkat dasar, menengah, dan tinggi. Satuan biaya pengawas ujian sudah termasuk uang transpor.

Pemberian honorarium penyusun ujian, penguji dan pemeriksa ujian bagi guru/dosen diberikan atas kelebihan beban kerja guru/dosen dalam penyusunan, pengujian dan pemeriksaan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

H. HONORARIUM VAKASI DAN HONORARIUM PENYELENGGARA UJIAN

Page 33: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

33

Honorarium pengajar diklat dapat diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri yang memberikan informasi/pengetahuan kepada pegawai negeri lainnya/masyarakat pada kegiatan pendidikan dan pelatihan.

1.Pengajar dari luar unit satker penyelengaraHonorarium dapat diberikan kepada pengajar yang berasal dari luar unit satker penyelenggara. Unit satker penyelenggara diklat dapat pengajar dari luar unit satker penyelenggara sepanjang kebutuhan pengajar tidak terpenuhi dari unit satker penyelenggara;

2.Pengajar dari dalam unit satker penyelenggara

Honorarium dapat diberikan kepada pengajar yang berasal dari dalam unit satker penyelenggara baik widyaiswara maupun pegawai lainnya. Bagi widyaiswara, honorarium diberikan atas kelebihan jumlah minimal jam tatap muka. Ketentuan jumlah minimal tatap muka mengacu pada ketentuan yang berlaku.

I. HONORARIUM PENGAJAR DIKLAT

Page 34: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

34

Uang makan pegawai negeri sipil dihitung berdasarkan jumlah hari kerja.

J. SATUAN BIAYA UANG MAKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. Uang lembur merupakan kompensasi bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara yang melakukan kerja lembur berdasarkan surat perintah dari pejabat yang berwenang.

2. Uang makan lembur diperuntukkan bagi semua golongan dan diberikan setelah bekerja lembur paling kurang 2 (dua) jam secara berturut-turut dan diberikan maksimal 1(satu) kali per hari..

K. SATUAN BIAYA UANG LEMBUR DAN UANG MAKAN LEMBUR

Page 35: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

35

Uang saku rapat di dalam kantor merupakan kompensasi bagi seseorang yang melakukan kegiatan rapat yang dilaksanakan di dalam kantor sebagai pengganti atas pelaksanaan sebagian kegiatan rapat/pertemuan di luar kantor (fullboard, fullday, dan halfday).

Uang saku rapat di dalam kantor dapat dibayarkan sepanjang rapat di dalam kantor memenuhi ketentuan sebagai berikut:1. dihadiri peserta dari eselon II lainnya/masyarakat;2. dilaksanakan minimal 3 (tiga) jam di luar jam kerja pada hari kerja; 3.tidak diberikan uang lembur dan uang makan lembur.

L. SATUAN BIAYA UANG SAKU RAPAT DI DALAM KANTOR

Page 36: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

36

Honorarium diberikan kepada Pegawai Tidak Tetap Pemerintah yang ditunjuk untuk melakukan penyuluhan berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang.

M. HONORARIUM PENYULUH PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

Honorarium diberikan kepada Pegawai Tidak Tetap Pemerintah yang ditunjuk untuk melakukan penyuluhan berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang.

N. SATUAN BIAYA OPERASIONAL PENYULUH

Page 37: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

37

1. Sidang/Konferensi Internasional–Konferensi Tingkat Menteri, Senior Official Meeting (Bilateral/ Regional/Multilateral)

Honorarium sidang/konferensi internasional–konfrensi tingkat menteri, senior official meeting (bilateral/regional/multilateral) dapat diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri penyelenggara kegiatan sidang/konferensi yang dihadiri/pesertanya pejabat setingkat menteri atau senior official berdasarkan surat keputusan pejabat berwenang.

O. HONORARIUM PENYELENGGARA SIDANG/KONFERENSI INTERNASIONAL–KONFERENSI TINGKAT MENTERI, SENIOR OFFICIAL MEETING (BILATERAL/ REGIONAL/MULTILATERAL), WORKSHOP/SEMINAR/SOSIALISASI/SARASEHAN BERSKALA INTERNASIONAL

2. Workshop/Seminar/Sosialisasi/Sarasehan Berskala InternasionalHonorarium penyelnggara workshop/seminar/sosialisasi/ sarasehan berskala

internasional dapat diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri penyelenggara kegiatan workshop/seminar/sosialisasi/sarasehan berskala internasional, berdasarkan surat keputusan dari pejabat berwenang..

Page 38: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

38

Satuan biaya pengepakan dan angkutan barang perjalanan dinas pindah dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pengepakan dan angkutan barang pindahan yang diberikan kepada pejabat negara/pegawai negeri yang dipindahtugaskan berdasarkan Surat Keputusan pejabat yang berwenang.

Satuan biaya ini merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada pejabat negara/pegawai negeri yang berkenaan. Satuan biaya ini sudah termasuk ongkos tukang, pengadaan bahan-bahan, biaya bongkar muat, dan biaya angkutan barang dari tempat asal sampai dengan tujuan.

P. SATUAN BIAYA PENGEPAKAN DAN ANGKUTAN BARANG PERJALANAN DINAS PINDAH DALAM NEGERI

Page 39: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

39

Honorarium yang diberikan hanya kepada non pegawai negeri yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai satpam, pengemudi, petugas kebersihan dan pramubakti, berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang/kontrak kerja.

1.Untuk satpam, pengemudi, petugas kebersihan, dan pramubakti dengan melalui jasa pihak ketiga/diborongkan, alokasi honorarium dapat ditambah paling banyak sebesar 15% (lima belas persen) dari satuan biaya, besaran tersebut tidak termasuk seragam dan perlengkapan.2.Dalam satu tahun anggaran, dapat dialokasikan tambahan honorarium sebanyak satu bulan sebagai tunjangan hari raya keagamaan.3.Dalam hal ketentuan mengenai upah minimum di suatu wilayah lebih tinggi daripada satuan biaya dalam Peraturan Menteri ini, maka satuan biaya ini dapat dilampaui mengacu pada ketentuan tersebut.

Q. HONORARIUM SATPAM, PENGEMUDI, PETUGAS KEBERSIHAN DAN PRAMUBAKTI

Page 40: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

LAMPIRAN II

40

STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2015 YANG BERFUNGSI SEBAGAI

ESTIMASI

Page 41: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

41

.Satuan biaya uang transpor kegiatan dalam kabupaten/kota merupakan satuan biaya untuk perencanaan kebutuhan transportasi Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri dalam melakukan kegiatan/pekerjaan di luar kantor yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kantor/instansi yang bersifat insidentil dengan ketentuan masih dalam batas wilayah suatu kabupaten/kota (pergi pulang).

Batas wilayah kabupaten/kota di Provinsi DKI Jakarta meliputi kesatuan wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan

Uang transpor kegiatan dalam kabupaten/kota tidak dapat diberikan apabila perjalanannya menggunakan kendaraan dinas.

Uang transpor kegiatan dalam kabupaten/kota tidak dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai negeri yang melakukan rapat dalam komplek perkantoran yang sama

A. SATUAN BIAYA UANG TRANSPOR KEGIATAN DALAM KABUPATEN/KOTA

Page 42: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

42

Catatan:

a.Untuk kegiatan dalam kabupaten/kota yang memerlukan biaya melebihi satuan biaya yang ditetapkan (termasuk moda transportasi udara dan/atau air) dapat diberikan secara at cost..

b.Biaya transportasi dalam kota untuk kegiatan rapat dan kegiatan lainnya yang sejenis dapat dibebankan pada anggaran unit penyelenggara kegiatan

A. SATUAN BIAYA UANG TRANSPOR KEGIATAN DALAM KABUPATEN/KOTA

Page 43: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

43

Satuan biaya pemeliharaan sarana kantor digunakan untuk mempertahankan barang inventaris kantor (yang digunakan langsung oleh pegawai, khususnya meja dan kursi), personal computer/notebook, printer, ac split, dan genset agar berada dalam kondisi normal (beroperasi dengan baik). Untuk biaya pemeliharaan Genset belum termasuk kebutuhan bahan bakar minyak

D. SATUAN BIAYA PEMELIHARAAN SARANA KANTOR

Satuan biaya penerjemahan dan pengetikan merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya penerjemahan dan pengetikan dari naskah asli ke dalam bahasa yang diinginkan

E. SATUAN BIAYA PENERJEMAHAN DAN PENGETIKAN

Page 44: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

44

Satuan biaya bantuan beasiswa program gelar/non gelar dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya bantuan mahasiswa program gelar/non gelar dalam negeri bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri yang ditugaskan untuk melanjutkan pendidikan Diploma I, Diploma III, Diploma IV atau Strata 1 (satu), dan pendidikan Pasca Sarjana (Strata 2 (dua) atau Strata 3 (tiga)) yang terdiri dari biaya hidup dan operasional, uang buku dan referensi per tahun. Biaya pelaksanaan pendidikan ditanggung oleh Pemerintah secara at cost sedangkan untuk biaya riset program dapat dialokasikan bantuan biaya riset sesuai kemampuan keuangan kementerian negara/lembaga masing-masing

F. SATUAN BIAYA BANTUAN BEASISWA PROGRAM GELAR/NON GELAR DALAM NEGERI

Page 45: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

45

Satuan biaya sewa mesin fotokopi merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya sewa mesin fotokopi analog dan/atau mesin fotokopi digital, untuk menunjang pelaksanaan operasional kantor. Satuan biaya ini sudah termasuk toner dan biaya perawatan untuk pencetakan sampai dengan 10.000 (sepuluh ribu) lembar/bulan

G. SATUAN BIAYA SEWA MESIN FOTOKOPI .

Satuan biaya konsumsi rapat merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pengadaan makan dan kudapan termasuk minuman untuk rapat/pertemuan baik untuk rapat koordinasi tingkat Menteri/eselon I/setara maupun untuk rapat biasa

Rapat koordinasi tingkat Menteri/eselon I/setara adalah rapat koordinasi yang pesertanya Menteri/eselon I/pejabat yang setara

H. SATUAN BIAYA KONSUMSI RAPAT

Page 46: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

46

Honorarium narasumber (pakar/praktisi/pembicara khusus) untuk kegiatan seminar/rakor/sosialisasi/diseminasi/focus group discussion/ kegiatan sejenis merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya honorarium narasumber non pegawai negeri yang mempunyai keahlian/pengalaman tertentu dalam ilmu/ bidang tertentu

I. HONORARIUM NARASUMBER (PAKAR/PRAKTISI/ PEMBICARA KHUSUS) UNTUK KEGIATAN SEMINAR/ RAKOR/SOSIALISASI/DISEMINASI/FOCUS GROUP DISCUSSION/KEGIATAN SEJENIS

Page 47: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

47

1. Pengadaan Bahan Makanan di Lingkup Sekolah KedinasanMahasiswa/siswa kedinasan adalah mahasiswa/siswa pada

sekolah/kampus kedinasan negeri yang diasramakan, meliputi: mahasiswa/siswa sipil (seperti mahasiswa pada Sekolah Tinggi Perikanan, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Akademi Migas); dan mahasiswa/siswa militer/semi militer (seperti mahasiswa Akademi TNI/Akpol, mahasiswa Penerbangan, mahasiswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri).

J. SATUAN BIAYA PENGADAAN BAHAN MAKANAN

Page 48: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

48

Satuan biaya keperluan sehari-hari perkantoran di dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya keperluan sehari-hari perkantoran berupa barang habis pakai yang secara langsung menunjang penyelenggaraan operasional dan untuk memenuhi kebutuhan minimal agar suatu kantor dapat memberikan pelayanan secara optimal, terdiri dari alat tulis kantor (ATK), barang cetak, alat-alat rumah tangga, langganan surat kabar/berita/majalah, dan air minum pegawai

K. SATUAN BIAYA KEPERLUAN SEHARI-HARI PERKANTORAN DI DALAM NEGERI

Page 49: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

49

Satuan biaya penggantian inventaris lama dan/atau pembelian inventaris untuk pegawai baru merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya penggantian/pembelian meja dan kursi pegawai. Penggantian inventaris lama digunakan untuk penggantian meja dan kursi pegawai, pengalokasiannya maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah pegawai. Sedangkan pembelian inventaris bagi pegawai baru disesuaikan dengan kebutuhan.

L. SATUAN BIAYA PENGGANTIAN INVENTARIS LAMA DAN/ATAU PEMBELIAN INVENTARIS UNTUK PEGAWAI BARU

Page 50: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

50

Satuan biaya pemeliharaan dan operasional kendaraan dinas digunakan untuk mempertahankan kendaraan dinas agar tetap dalam kondisi normal dan siap pakai sesuai dengan peruntukannya termasuk biaya bahan bakar.Satuan biaya tersebut belum termasuk biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang besarannya mengacu pada ketentuan yang berlakuCatatan:1.Yang dimaksud kendaraan operasional dalam lingkungan kantor adalah kendaraan yang digunakan hanya terbatas dalam lingkungan kantor.Contoh:Golf car yang digunakan dalam rangka patroli polisi bandara, mengantar tamu kenegaraan2.sus untuk operasional kendaraan dinas yang pengadaannya bersumber dari sewa, satuan biaya tersebut hanya diperuntukkan untuk bahan bakar

M. SATUAN BIAYA PEMELIHARAAN DAN OPERASIONAL KENDARAAN DINAS

Page 51: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

51

Satuan biaya digunakan untuk pemeliharaan rutin gedung/bangunan dalam negeri dengan maksud menjaga/mempertahankan gedung dan bangunan kantor di dalam negeri agar tetap dalam kondisi semula atau perbaikan dengan tingkat kerusakan kurang dari atau sama dengan 2% (dua persen), tidak termasuk untuk pemeliharaan gedung/bangunan dalam negeri yang memiliki spesifikasi khusus yang diatur berdasarkan ketentuan yang berlakuyang berlakuSatuan biaya pemeliharaan gedung/bangunan dalam negeri dialokasikan untuk:

1.gedung/bangunan milik negara; dan/atau2.gedung/bangunan milik pihak lain yang disewa dan/atau dipinjam oleh pengguna barang dan dalam perjanjian diatur tentang adanya kewajiban bagi pengguna barang untuk melakukan pemeliharaan.

N. SATUAN BIAYA PEMELIHARAAN GEDUNG/BANGUNAN DALAM NEGERI

Page 52: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

52

Satuan biaya sewa gedung pertemuan merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya sewa gedung pertemuan untuk pelaksanaan kegiatan di luar kantor seperti rapat, pertemuan, sosialisasi, seleksi/ujian masuk pegawai, dan kegiatan lain sejenis. Gedung pertemuan adalah gedung yang biasa digunakan untuk pertemuan dengan kapasitas lebih dari 300 (tiga ratus) orang, sudah termasuk sewa meja, kursi, sound system, dan fasilitas gedung pertemuan lainnya.

O. SATUAN BIAYA SEWA GEDUNG PERTEMUAN

Page 53: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

53

Satuan biaya taksi perjalanan dinas dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya tarif satu kali perjalanan taksi dari kantor tempat kedudukan menuju bandara/pelabuhan/terminal/stasiun keberangkatan atau dari bandara/ pelabuhan/terminal/stasiun kedatangan menuju tempat tujuan di kota bandara/pelabuhan/terminal/stasiun kedatangan dan sebaliknya.Catatan:1.Indeks tarif taksi di Provinsi Kalimantan Timur dihitung dari Bandara Sepinggan (Balikpapan) sampai dengan kota Samarinda.2.tarif taksi di Provinsi Kalimantan Timur dihitung dari Bandara Sepinggan (Balikpapan) sampai dengan kota Balikpapan sebesar Rp90.000,00 (Sembilan Puluh Ribu Rupiah.

P. SATUAN BIAYA TAKSI PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI

Page 54: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

54

Satu biaya tiket pesawat perjalanan dinas dalam negeri adalah satuan biaya untuk pembelian tiket pesawat udara Pergi Pulang (PP) dari bandara keberangkatan suatu kota ke bandara kota tujuan dalam perencanaan anggaran. Dalam pelaksanaan anggaran, satuan biaya tiket perjalanan dinas dalam negeri menggunakan metode at cost (sesuai pengeluaran

Klasifikasi tiket perjalanan dinas dalam negeri mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang perjalanan dinas dalam negeri

Q. SATUAN BIAYA TIKET PESAWAT PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI (PP)

Page 55: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

55

Satuan biaya tiket pesawat perjalanan dinas luar negeri (PP) merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pembelian tiket pesawat udara dari bandara di Jakarta ke berbagai bandara kota tujuan di luar negeri Pergi Pulang (PP). Satuan biaya tiket termasuk biaya asuransi, tidak termasuk airport tax serta biaya retribusi lainnya

Perjalanan dinas luar negeri yang lama perjalanannya melebihi 8 (delapan) jam penerbangan (tidak termasuk waktu transit), bagi pejabat Eselon III ke atas dapat menggunakan kelas bisnis

R. SATUAN BIAYA TIKET PESAWAT PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI (PP)

Page 56: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

56

1. Kementerian negara/lembaga dalam melaksanakan ketentuan standar biaya masukan agar melakukan langkah-langkah efisiensi anggaran sebagai berikut:

a. Pembatasan dan pengendalian biaya perjalanan dinasb. Pembatasan dan pengendalian biaya rapat di luar kantor; danc. Penerapan sewa kendaraan operasional sebagai salah satu

alternatif penyediaan kendaraan operasional; dand. pembatasan dan pengendalian pemberian honorarium tim pelaksana

kegiatan

2. Satuan biaya yang terdapat dalam Peraturan Menteri ini sudah termasuk pajak

3. Satuan biaya diklat pimpinan struktural dan diklat prajabatan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2009 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Lembaga Administrasi Negara

S. CATATAN UMUM

Page 57: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

57

4. Satuan biaya pemeliharaan dan operasional kendaraan dinas, pemeliharaan sarana kantor, penggantian inventaris lama dan/atau pembelian inventaris untuk pegawai baru, pengadaan bahan makanan, konsumsi rapat, pengadaan kendaraan operasional bus, sewa mesin fotokopi, sewa kendaraan dinas,pemeliharaan gedung/bangunan dalam negeri, sewa kendaraan, pengadaan kendaraan roda 2 (dua) dan operasional kantor dan/atau lapangan, pengadaan operasional kantor dan/atau lapangan (roda 4), dan pengadaan pakaian dinas dan/atau kerja, pada beberapa kabupaten diberikan toleransi pengusulan satuan biaya melebihi ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri ini sehingga menjadi sebagai berikut

S. CATATAN UMUM

Page 58: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

58

S. CATATAN UMUM

NO PROVINSI KABUPATEN TOLERANSI1. Sumatera Utara Toba Samosir 131% dari Satuan biaya Prov.. Sumut

Samosir 137%Nias Utara 141%Labuan Batu Selatan

143%

2. Sumatera Barat Kep. Mentawai 184% dari Satuan biaya Prov. Sumbar3. Kalimantan Barat Ketapang 150% dari Satuan biaya Prov. Kalbar4. Kalimantan Timur Kutai Kartanegara 138% dari Satuan biaya Prov. Kaltim

Tanah Tidung 190%5. Maluku Seram Bagian Timur 134% dari Satuan biaya Prov. Maluku

Maluku Tenggara 142%Kep. Aru 144%Maluku Tenggara Barat

158%

Page 59: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

59

NO PROVINSI KABUPATEN TOLERANSI5. Maluku Buru Selatan 164% dari Satuan biaya Prov.

MalukuTual 168%Maluku Barat Daya 189%

6. Papua Tolikara 231% dari Satuan biaya Prov. PapuaAsmat 131%

Dogiyai 138%Sarmi 144%Jayawijaya 147%Merauke 148%Nduga 189%Lanny Jaya 213%Peg. Bintang 228%Yalimo 230%%Puncak Jaya 244%Intan Jaya 258%Puncak 271%Membrano Tengah 237%

Page 60: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

60

NO PROVINSI KABUPATEN TOLERANSI

7. Papua Barat Maybrat 151% dari Satuan biaya Prov. Papua BaratFak-Fak 147%

Raja Ampat 147%Tambraw 175%

Pengertian Istilah:1. OJ : Orang/Jam2. OH ; Orang/Hari3. OB : Orang/Bulan4. OT : Orang/Tahun5. OP : Orang/Paket6. OK : Orang/Kegiatan7. Or : Orang/Responden8. Otter : Orang/Terbitan

Page 61: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

KETENTUAN LAINNYA

61

Page 62: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

62

1. Tahapan Penyusunan NSPK/Buku Pedoman/Juknis maksimal 4 kali pertemuan, yaitu Persiapan, Penyusunan, Finalisasi, dan Sosialisasi, kecuali produk-produk hukum seperti Rancangan Undang-Undang (RUU), Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP), Peraturan Presiden (Perpres), Keputusan Presiden (Keppres), dan Instruksi Presiden (Inpres).

2. Jika pertemuan lebih dari 4 kali, maka selebihnya dilaksanakan di dalam kantor.

PENYUSUNAN PEDOMAN/BUKU/JUKNIS

Page 63: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

63

1. Jumlah tenaga  pramubakti  maksimal  10% dari jumlah  pegawai. Bila satker memerlukan tenaga pramubakti melebihi 10% dari jumlah pegawai maka dilengkapi dengan analisa kebutuhan.

2. Tenaga sopir hanya diperuntukkan bagi pejabat eselon I dan eselon II.

3. Tenaga sopir untuk kendaraan operasional di kantor pusat maksimal 4 orang per satker.

4. Tenaga sopir untuk kendaraan operasional di kantor daerah maksimal 2 orang per satker. Bila jumlah sopir melebihi 2 orang, perlu didukung dengan justifikasi yang ditandatangani oleh Kepala Satker yang bersangkutan.

5. Tenaga sopir untuk kendaraan operasional khusus (ambulans/jenazah, mobil jemputan pegawai, operasional laboratorium lapangan) disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan.

6. Jumlah tenaga satpam disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan.

7. Jumlah tenaga kebersihan disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan.

TENAGA KONTRAK (PRAMUBAKTI, SOPIR, SATPAM, TENAGA KEBERSIHAN)

Page 64: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

64

Kegiatan yang diusulkan oleh setiap Satker harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Berikut adalah kegiatan yang memerlukan koordinasi atau rekomendasi dari satker terkait: 1. Pendidikan   dan   pelatihan  SDM berkoordinasi dengan Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK). 2. Promosi  kesehatan  dan  pemberdayaan  masyarakat  berkoordinasi dengan Pusat Promosi

Kesehatan. 3. Kegiatan terkait penanggulangan  krisis  kesehatan berkoordinasi dengan Pusat Penanggulangan

Krisis Kesehatan. 4. Pengadaan  obat,  vaksin  dan  reagen  reguler  berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Ditjen Binfar dan Alkes), kecuali reagen yang merupakan satu komponen dengan alat kesehatan di unit eselon 1 masing masing.

5. Pengadaan     peralatan     kesehatan      Pelayanan      Obstetri    Neonatal  Emergensi Komprehensif (PONEK) dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi  Dasar  (PONED) berkoordinasi dengan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen BUK.

6. Pengadaan alat pengolah data dengan spesifikasi khusus termasuk jaringan internet dan software/aplikasi, kamera canggih, handycam, pengacau sinyal dan alat sejenisnya memerlukan rekomendasi Pusat Data dan Informasi.

7. Penelitian  dan  kajian  berkoordinasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

KOORDINASI DAN REKOMENDASI

Page 65: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

65

1. Konsistensi antara sasaran kinerja K/L dengan sasaran RKP termasuk prakiraan maju untuk tiga tahun ke depan;

2. Kesesuaian sasaran kinerja dalam RKA-K/L dengan sasaran kinerja Renja K/L dan RKP ;

3. Kesesuaian data anggaran dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran yang ditetapkan oleh Pejabat Kementerian Keuangan dan atau Kementerian Kesehatan;

4. Konsistensi antara komponen kegiatan dengan tugas pokok dan fungsi satuan kerja;

5. Relevansi tahapan/komponen kegiatan dengan output yang akan dicapai;

6. Kelayakan dan kepatuhan terhadap kaidah-kaidah penganggaran antara lain penerapan Standar Biaya Masukan (SBM) dan Standar Biaya Keluaran (SBK), jenis belanja, hal-hal yang dibatasi atau dilarang, kontrak tahun jamak, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, Badan Layanan Umum (BLU), P/HLN, Pinjaman/Hibah Dalam Negeri (P/HDN), dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

HAL-HAL YANG AKAN DIREVIU DAN DITELITI DALAM DOKUMEN PERENCANAAN ANGGARAN

Page 66: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

66

1. Dasar Hukum:a. SK Tubel tahun berjalanb. Permenkes No. 54 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Tugas Belajar SDM Kesehatanc. Permenkeu No. 53 Tahun 2014 tentang SBM2. Dikarenakan ada keterbatasan anggaran maka Tubel lanjutan yang anggarannya belum

tersedia di Poltekkes, akan dibayarkan dibayarkan oleh Pustanserdik;3. Tubel lanjutan yang anggarannya sudah tersedia di Poltekkes, tetap dibayarkan oleh

Poltekkes sampai selesai Kenyataan bervariasi jenis dan jumlah pembayarannya4. Ketentuan Pembayaran:a. Jangka waktu pembiayaan tubel:1) S1 paling lama 2 (dua) tahun;2) S2 paling lama 2 (dua) tahun;3) S3 paling lama 3 (tiga) tahun;

PEMBAYARAN BANTUAN PENDIDIDIKAN TUGAS BELAJARDALAM NEGERI

Page 67: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

67

b. Biaya pendidikan at cost sesuai dengan SK Rektor Universitasc. Biaya hidup, biaya operasional, uang buku & referensi sesuai dengan PMK ttg SBMd. Biaya riset at cost diesuaikan dengan PMK ttg SBM1) Proposal Riset dan RAB yang ditandatangi oleh Pembimbing dan Penguji2) SPTJM dengan Materai Rp. 6.000,-e. Biaya lain-lain (transport kepulangan peserta tubel ) at cost sesuai PMK ttg SBM

PEMBAYARAN BANTUAN PENDIDIDIKAN TUGAS BELAJARDALAM NEGERI

Sumber pembiayaan bisa menggunakan PP 21 Tahun 1999 tentang Tata CaraPenggunaan PNBP yang bersumber dari Kegiatan Tertentu.

Page 68: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

68

Dasar Hukum:1. UU Nomor 20 Tahun 1997 ttg PNBP2. PP No. 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP sebagaimana telah diubah

dengan PP No. 52 Tahun 1998.3. PP No. 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan PNBP yang bersumber dari

Kegiatan Tertentu.

PENGGUNAAN PNBP YANG BERSUMBER DARI KEGIATAN TERTENTU.

1. Seluruh PNBP wajib disetor langsung secapatnya ke Kas Negara (Pasal 2)2. Seluruh PNBP dikelola dalam Sistem APBN (Pasal 3)3. Sebagian dana dari PNB dapat digunakan oleh instansi ybs, unbuk kegiatan

tertentu yang berkaitan dengan PNBP dengan tetap memenuhi ketenuan (pasal 3 ayat (1)

4. Besarnya bagian dana sebagaimana butir 1 /2d 3 ditetapkan oleh Menteri (pasal 3 ayat 2)

Page 69: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

69

1. .

PENGGUNAAN PNBP YANG BERSUMBER DARI KEGIATAN TERTENTU.

5. Kegiatan tertentu, meliputi kegiatan-kegiatan (pasal 3 ayat 3)a. Penelitian dan Pengembangan Teknologib. Pelayanan Kesehatanc. Pendidikan dan Pelatihand. Penegakan hukume. Pelayanan yang melinbatkan kemampuan intelektual tertentuf. Pelestarian Sumber Daya Alam.6. Instansi dapat menggunakan sebagian dana PNBP setelah memperoleh

persetujuan Menteri (Pasal 5)7. Permohonan penggunaan PNBP diajukan oleh pimpinan isntansi pemerintah ybs

kpd Menteri (Pasal 6 ayat (1) ) 8. Pengajuan rencana penggunaan dilakukan setiap tahun anggaran selambat-lambat

nya tanggal 15 November.

Sebagian dana PNBP dapat digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan tertentu :1.Operasional dan pemeliharaan, dan atau2.Investasi termasuk peningkatan kualitas SDM.

Page 70: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

70

1. .

PENGGUNAAN PNBP YANG BERSUMBER DARI KEGIATAN TERTENTU.

5. Kegiatan tertentu, meliputi kegiatan-kegiatan (pasal 3 ayat 3)a. Penelitian dan Pengembangan Teknologib. Pelayanan Kesehatanc. Pendidikan dan Pelatihand. Penegakan hukume. Pelayanan yang melinbatkan kemampuan intelektual tertentuf. Pelestarian Sumber Daya Alam.6. Instansi dapat menggunakan sebagian dana PNBP setelah memperoleh

persetujuan Menteri (Pasal 5)7. Permohonan penggunaan PNBP diajukan oleh pimpinan isntansi pemerintah ybs

kpd Menteri (Pasal 6 ayat (1) ) 8. Pengajuan rencana penggunaan dilakukan setiap tahun anggaran selambat-lambat

nya tanggal 15 November.

Sebagian dana PNBP dapat digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan tertentu :1.Operasional dan pemeliharaan, dan atau2.Investasi termasuk peningkatan kualitas SDM.

Page 71: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

HAL-HAL BARU• EFISIENSI PERJALANAN DINAS (50%)• TIDAK BOLEH ADA PERTEMUAN DI HOTEL KECUALI FULLBOARD DENGAN

PESERTA MINIMAL 300 ORANG• KALAU HARUS MENGINAP USAHAKAN DI BAPELKES/ ATAU MILIK PEMERINTAH• INFORMASI DARI ABI:1. Uang Fullboard : Rp. 280.500/hari , Free Akomodasi untuk Sanitary Kit, Linen

dan Keperluan Meetingoom, biaya untuk konsumsi (makan dan snack 3 kali) 2. Uang Fullday : Rp. 111.000 (makan 1 kali snack 2 kali dan Keperluan

Meetingoom3. Uang Halflday : Rp. 86.000 (makan 1 kali snack 1 kali dan Keperluan

Meetingoom

71

Page 72: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

72

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 68 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM REMUNERASI

PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN

DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN YANG MENERAPKAN

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

REMUNERASI

Page 73: dukungan sdm kesehatan dalam mendukung penyelenggaraan spm

73