DRAFT -...

69
1 DRAFT

Transcript of DRAFT -...

1

DRAFT

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya bahan ajar Pelatihan TOT Biosekuriti Pasar untuk Pengendalian Avian Influenza di rantai pasar unggas ini bisa diselesaikan dengan baik. Buku ini dipersembahkan kepada dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan serta sektor swasta dan Perusahaan Daerah yang memiliki fungsi dalam penataan dan pengelolaan pasar dan Balai-Balai Pelatihan dan Kesehatan Hewan di lingkup Kementerian Pertanian RI.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Direktur Kesehatan Hewan, Direktur

Kesehatan Masyarakat Veteriner, Kepala Sub Direktorat Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan(P3H), Kepala Sub Direktorat Pengamatan Penyakit Hewan (P2H) Direktorat Kesehatan Hewan, dan Kepala Sub Direktorat Higiene Sanitasi dan Penerapannya Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI atas dukungannya baik secara teknis dan kebijakan terkait penyusunan bahan ajar Pengendalian Avian Influenza di rantai pasar unggas ini.

Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan serta PD Pasar di Wilayah Jabodetabek yang telah memberikan dukungannya dengan berpartisipasi mengirimkan stafnya untuk berkontribusi dalam penyusunan dan finalisasi bahan ajar pelatihan ini sehingga bahan ajar pelatihan biosekuriti pasar ini dapat mudah dipahami dan diterapkan di lapangan secara berkelanjutan. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang namanya tidak dapat kami sebutkan satu per satu atas kontribusinya dalam penyusunan bahan ajar pelatihan biosekuriti pasar dalam pengendalian Avian Influenza di sepanjang rantai pasar unggas.

Bahan ajar pelatihan ini berisi kumpulan materi-materi pelatihan yang mengadopsi pembelajaran-pembelajaran dari kegiatan-kegiatan pengendalian HPAI sebelumnya yaitu kegiatan Pilot Pembersihan dan Disinfeksi di sepanjang rantai pasar unggas (C&D), Pilot Pengendalian Avian Influenza Terpadu (PAT), Pilot Pelayanan Veteriner Unggas Komersial (PVUK), hasil Surveilans HPAI di Pasar unggas (PSP), Pilot Program Pasar Sehat Kementerian Kesehatan, Kajian Konektifitas HPAI di Tempat Penampungan Unggas (TPnU), Kajian Intervensi Terbaik di rantai pasar unggas (best practice), Kajian Biaya manfaat restrukturisasi rantai pasar unggas (Cost benefit) dan kajian endemisitas HPAI.

Adapun isi bahan ajar Pelatihan ini terdiri dari:

1. Agenda pelatihan TOT Biosekuriti Pasar tahap 1 (Tahap Dasar) 2. Agenda Pelatihan TOT Biosekuriti Pasar tahap 2 (Tahap Lanjutan) 3. Agenda Pelatihan TOT Biosekuriti Pasar tahap 3 (Tahap Pemantapan) 4. Modul Pelatihan 1 Pengenalan Pola Dan Faktor Resiko Penyebaran Virus Ai Di Rantai

Pasar 5. Bahan Ajar 2 Konsep Pasar Yang Sehat 6. Bahan Ajar 3 Tatacara Menilai Kebersihan Pasar 7. Bahan Ajar 4 Tatacara Penyiapan Alat, Bahan Dan Prosedur Pembersihan Pasar

3

8. Bahan Ajar 5 Menjadi Fasilitator Pelatihan 9. Bahan Ajar 6 Membaca Modul 10. Bahan Ajar Pelatihan dan sosialisasi bagi Pedagang unggas hidup dan daging unggas di

pasar

Kami menyadari masih banyak kekurangan yang ada dalam bahan ajar pelatihan ini. Untuk itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan bahan ajar ini di masa mendatang, sehingga penerapan biosekuriti pasar untuk pengendalian HPAI di sepanjang rantai pasar di Indonesia dapat berjalan dengan benar dan berkesinambungan.

Jakarta, Maret 2018

Tim Penyusun

4

KONTRIBUTOR PENYUSUNAN BAHAN AJAR PELATIHAN

1. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan a. Sub direktorat Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan(P3H), Direktorat

Kesehatan Hewan

Drh. Arif Wicaksono, M.Si

Drh. Arif Hukmi

Drh. Muhammad Syibli

Drh. Etty Wuryaningsih

Drh. Yunita Widayati

Tachori, A.Md b. Sub Direktorat Pengamatan Penyakit Hewan (P2H), Direktorat Kesehatan Hewan

Drh. Boethdy Angkasa, M.Si

Drh. Makmun Junaidin, M.Sc

Drh. MM Hidayat, M.Sc

Setyo Wasi Sutanto c. Sub Direktorat Higiene Sanitasi dan Penerapannya, Direktorat Kesehatan

Masyarakat Veteriner

Drh. Ira Firgorita

Drh. Agus Jaelani, M.Si

2. Fasilitator dari Dinas yang memiliki fungsi peternakan dan kesehatan hewan dan

Pengelola Pasar (PD Pasar) di wilayah Jabodetabek

Drh. Fetty Dinya Nurbara S. : Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Depok

Drh. Nafrina Lanniari : BBPKH Cinagara

Guna Gustana Abdurachman, SE

: PD Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor

Krisna Bayu Tambunan, S.Si : PD Pasar Jaya DKI Jakarta

Muhammad Firmansyah, SE : Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Depok

drh. Yoga Pratama A : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang

Lussy Handayani, S.Hut : PD Pasar Tohaga Kab Bogor

Marhaendrik, A.Md : RPHU Rawa Kepiting DKI Jakarta

Drh. Ira Apriyeni : Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Pusat

Drh. Fera Aryanti, M.Sc : BBPKH Cinagara

Drs Achmad Basuki : Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Selatan

Wilmy Rahmah Wirondas, S.Pt, MP

: BBPKH Cinagara

Drh. Syehaffer Wahyudi Affandi

: RPHU Rawa Lele DKI Jakarta

Ubaidilah : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

5

Tangerang Selatan

Asep Dedi J.SIP : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Jarkasih Effendi : Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Depok

Eni Zuhaeni : RPHU Lokbin Pasar Minggu DKI Jakarta

Drh Sidho Ediyanto : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor

Zaenudin : Dinas Pertanian Kota Bogor

Hikma Hayati Dalimunthe, SP

: PD Pasar Jaya DKI Jakarta

Rusli Arief, SH : UPT Pasar Sukatani Kota Depok

Maman Rahman : UPT Pasar Cisalak Kota Depok

Ghiyok Eka Susandhy : Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Timur

Ikhwan Suryatmi : UPT Pasar Sukatani Kota Depok

Masykur : RPHU petukangan Utara

Sutisna Hapid : UPT Pasar Cisalak Kota Depok

Jaelani : UPT Pasar Cisalak Kota Depok

Sumino : Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Barat

Nasrih : UPT Pasar Sukatani Kota Depok

Jaka Prianto : UPT Pasar Sukatani Kota Depok

Moh. Amir Biqi, A.Md : Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Utara

A. Haris : Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi

Cucu Sutiana : Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bekasi

Jaya Supriyadi : UPT Pasar Sukatani Kota Depok

Drh. Ike Yuniarni : Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Timur

3. Fasilitator dari FAO ECTAD Indonesia – Kementerian Pertanian

Drh. Gunawan Budi Utomo

Drh. Ali Rizqi Arasyi

6

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..……………………............................................................................................ 1 KATA PENGANTAR …………………………………………………..………………………………………………………… 2 KONTRIBUTOR PENYUSUNAN BAHAN AJAR........................................................................... 4 DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 6 PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 7 BAB 1. AGENDA PELATIHAN BIOSEKURITI PASAR ............................................................ 10

1. Agenda pelatihan TOT Biosekuriti pasar tahap 1 ………………………………………………. 11 2. Agenda pelatihan TOT Biosekuriti pasar tahap 2 ………………………………………………. 12 3. Agenda pelatihan TOT Biosekuriti pasar tahap 3 ………………………………………………. 13 4. Agenda pelatihan dan sosialisasi biosekuriti pasar dan keamanan pangan bagi

pedagang dan petugas kebersihan pasar …………………………………………………………. 14 BAB 2. BAHAN AJAR PELATIHAN TOT BIOSEKURITI PASAR ……………………………………………. 15

1. Bahan Ajar 1: Pola dan Faktor Resiko Penyebaran Virus AI di rantai pasar

unggas ………………………………………………………………….………………………………………… 16

2. Bahan Ajar 2: Konsep Pasar Sehat ………………………..…………………………………………. 22

3. Bahan Ajar 3: Penilaian Kebersihan Pasar ………….….………………………………………… 28

4. Bahan Ajar 4: Tatacara Penyiapan Alat, Bahan dan Prosedur Pembersihan

Pasar ………………………………………………………………………………………………………………. 37

5. Bahan Ajar 5: Menjadi Fasilitator yang baik …………….……………………………………… 51

6. Bahan Ajar 6: Memahami Modul/Bahan Ajar..………………………………………………... 58

7. Bahan ajar sosialiasi dan pelatihan biosekuriti pasar bagi pedagang ………………. 64

BAB 3. PENUTUP ………………………………………………………………………………………………………….. 68

Penutup ……………………………………………………………………………………………………………….. 69

7

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejak tahun 2005, Indonesia telah menjadi salah satu episentrum global untuk infeksi Avian Influenza A sub tipe H5N1 pada manusia karena memiliki korban jiwa yang lebih banyak dibandingkan negara lain yaitu sebanyak 168 korban jiwa dari 200 kasus positif hingga tahun 2017. Terjadinya kasus Avian Influenza (AI) pada manusia tersebut menjadi tantangan yang cukup besar bagi kesehatan hewan dalam melakukan upaya-upaya pengendalian AI dari hulu sampai ke hilir pada unggas pekarangan dan unggas komersial secara komprehensif dan berkelanjutan. Apalagi dengan kepadatan populasi manusia yang tertinggi kedua di dunia, produksi unggas komersial yang sangat besar, budaya pemeliharaan unggas di pekarangan yang masih mayoritas di pedesaan dan kebiasaan masyarakat yang lebih suka membeli produk unggas melalui sistem pemasaran unggas hidup yang tradisional memiliki potensi signifikan untuk munculnya pandemi influenza di Indonesia.

Meskipun tren kejadian kasus terus menurun secara signifikan pada manusia dan unggas hingga sekarang, namun tantangan merebaknya virus H5N1 clade baru pada tahun 2012 menunjukkan adanya ancaman berkelanjutan dari pengenalan dan penyebaran virus AI, seiring dengan meningkatnya sirkulasi strain-strain influenza lain dari negara-negara di Asia Timur dan Asia Tenggara. Sebagaimana ancaman HPAI H5N1 terhadap kesehatan hewan dan manusia di Indonesia, muncul juga ancaman H7N9 di China pada tahun 2013 dan penyebaran strain flu burung H5 baru di Asia, seperti H5N6 dan H5N8. Selain itu, ada risiko juga munculnya virus influenza A baru melalui berbagai macam dan mutasi terutama mengingat co-sirkulasi berbagai clade H5N1 dan mungkin virus flu burung lainnya seperti H9N2 LPAI di Indonesia.

Ancaman-ancaman tersebut harus diwaspadai mempertimbangkan status endemik HPAI H5N1 di Indonesia saat ini, sehingga perlu digarisbawahi kebutuhan yang signifikan untuk memperkuat kapasitas dan mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencegah, mendeteksi, dan menanggapi ancaman-ancaman ini. Oleh karena itu sangat membutuhkan upaya pendekatan jangka panjang dan manajemen risiko untuk mengurangi ancaman pandemi yang muncul dari Indonesia.

Untuk mengatasi tantangan di atas, pengendalian AI harus fokus pada bidang-bidang prioritas berikut

Memperkuat kapasitas laboratorium layanan dokter hewan untuk surveilans penyakit infeksi yang baru muncul, deteksi dan karakterisasi virus, dan memastikan pembagian informasi secara tepat waktu dengan unit epidemiologi dan mitra kesehatan masyarakat;

Meningkatkan basis pengetahuan dalam epidemiologi penyakit dan penilaian risiko untuk zoonosis dan EID;

Meningkatkan kolaborasi antara kesehatan hewan dan rekan-rekan kesehatan manusia berkaitan dengan berbagi informasi, pengawasan, tanggapan jangkitan dan penilaian risiko bersama;

8

Meningkatkan praktik manajemen dan biosecurity pertanian untuk mengurangi risiko munculnya virus influenza A baru di sektor komersial;

Meningkatkan biosekuriti pasar dan restrukturisasi untuk mengurangi risiko penularan penyakit zoonosis sepanjang rantai nilai;

Meningkatkan pemahaman tentang fungsi rantai nilai dan perilaku pemangku kepentingan untuk memberikan informasi berbasis bukti untuk langkah-langkah pengurangan risiko yang tepat;

Memperkuat tenaga kerja One Health melalui pengembangan dan pelatihan kurikulum pre-service dan in-service;

Memperkuat kesiapsiagaan dan sistem manajemen penyakit di berbagai tingkat layanan pemerintah.

Melalui program “Strengthening National Capacity to Prevent and Control Emerging and Re-emerging Pandemic Threats including Influenza A in Indonesia OSRO/INS/501/USA, FAO ECTAD Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pertanian Indonesia dalam upaya pengendalian AI di sepanjang rantai pasar unggas melalui penyebarluasan kajian berbasis bukti untuk mendukung kebijakan yang lebih baik, advokasi dan penciptaan kesadaran para stakeholder di sepanjang rantai pasar unggas (output D). Kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pengendalian AI di rantai pasar unggas meliputi mengulas hasil surveilans HPAI dan kajian-kajian terkait rantai pasar unggas serta melakukan kajian-kajian pendukung yang berkaitan dengan endemisitas AI di rantai pasar unggas, penguatan sumber daya manusia dengan kompetensi biosekuriti di rantai pasar unggas dan penguatan dukungan stakeholder dalam pelaksanaan program restrukturisasi rantai pasar unggas. Kegiatan pengendalian HPAI telah dilakukan oleh berbagai kalangan di Indonesia, salah satunya adalah melalui dukungan teknis dari FAO (Food Agriculture Organization) ECTAD (Emergency Centre for Transboundary Animal Disease) Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pertanian RI sejak tahun 2005 sampai saat ini dengan menerapkan berbagai macam strategi dalam pengendalian HPAI secara komprehensif dan terpadu. Strategi-strategi pengendalian AI tersebut telah secara bertahap dievaluasi sesuai kebutuhan suatu negara agar bisa menjawab segala tantangan dalam pengendalian HPAI dan terus diperbaharui sesuai dengan pengalaman dan hasil analisa pelaksanaan kegiatan di lapangan. Sejak tahun 2015 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian telah memperkenalkan suatu strategi Pengendalian Avian Influenza yang Terpadu yaitu Program pengendalian AI yang menyatukan kegiatan-kegiatan pengendalian HPAI yang telah dilakukan sebelumnya pada unggas pekarangan (sektor 4) dengan sistem Participatory Disease Surveillance and Response (PDSR), pada unggas komersial (sektor 3) dengan sistem Pelayanan Veteriner Unggas Komersial (PVUK), Program Surveilans Pasar (PSP) dan kegiatan intervensi pembersihan dan disinfeksi di rantai pasar unggas. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan bahan ajar biosekuriti rantai pasar ini adalah untuk memperkuat dan mempermudah pemahaman petugas lapangan yang memiliki tugas dan fungsi pembinaan pasar yang menjual unggas dan/atau produk unggas, dalam kegiatan Pengendalian HPAI. Bahan ajar pelatihan ini diharapkan dapat menjadi acuan teknis dalam pelaksanaan operasional kegiatan pelayanan pengendalian HPAI disepanjang rantai pasar unggas, sebagai bahan dan referensi

9

pelatihan serta mentoring kegiatan bagi para pelaksana dan instansi terkait dalam rangka Pengendalian HPAI disepanjang rantai pasar unggas. Tujuan yang hendak dicapai dari peningkatan pemahaman dan ketrampilan dari petugas lapangan dalam biosekuriti di rantai pasar adalah: 1. Untuk memperkuat penerapan Strategi Pengendalian Avian Influenza Terpadu dari aspek pencegahan penyebaran HPAI di rantai pasar unggas, 2. Untuk mengurangi kejadian kasus AI pada manusia dari lingkungan pasar unggas, 3. Membangun kepercayaan antara jajaran Pemerintah Daerah dengan pengelola pasar, pedagang dan konsumen unggas dalam menciptakan lingkungan pasar yang bersih dan sehat, 4. Untuk meningkatkan komunikasi dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan disepanjang rantai pasar unggas, 5. Mendukung institusi pemerintah daerah khususnya untuk meningkatkan kapasitas Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan kabupaten/kota dan pihak pengelola pasar untuk bekerja sama secara efektif dengan pedagang unggas dengan membuat program pembersihan dan disinfeksi untuk mengendalikan HPAI secara terpadu. Sasaran Sasaran utama pengguna bahan ajar pelatihan ini adalah para fasilitator pelatihan biosekuriti pasar untuk melatih petugas pasar dan petugas dinas yang memiliki tugas pembinaan pasar di kabupaten/kota dan sebagai buku pegangan bagi para fasilitator untuk melakukan pendampingan (mentoring) di lapangan. Kegiatan peningkatan biosekuriti di pasar ini memiliki sasaran utama untuk melindungi masyarakat di dalam pasar dan unggas sehat di sekitar pasar dengan cara: 1. Mendorong kebijakan pemerintah daerah dan pengelola pasar untuk tidak lagi melakukan penjualan dan pemotongan unggas hidup di dalam pasar, 2. Meningkatkan kegiatan pembersihan dan disinfeksi yang efektif di sepanjang rantai pasar unggas. 3. Mengurangi penyebaran patogen dari rantai pasar mulai dari tempat penampungan unggas hidup hingga ke pemotongan unggas dengan melakukan pembersihan dan desinfeksi yang efektif pada transportasi unggas maupun di area pemotongan, 4. Mendorong pemerintah daerah dan pihak swasta untuk memperkuat kapasitas dan fasilitas Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) yang mengikuti standar hygiene dan sanitasi sebagai fasilitas yang khusus melakukan pemotongan unggas untuk menyuplai kebutuhan daging unggas ke pasar dan konsumen. Metode Metode pembelajaran bahan ajar biosekuriti pasar ini adalah dengan metode partisipatif dan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa (POD) yang dilakukan di dalam dan di luar kelas, dengan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD), presentasi interaktif, curah pendapat, studi kasus, simulasi, demonstrasi, praktek lapangan dan membuat rencana kerja tindak lanjut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para petugas pasar dan pedagang unggas untuk melakukan tindakan nyata di lapangan.

10

BAB I:

AGENDA-AGENDA PELATIHAN BIOSEKURITI PASAR

11

1. AGENDA PELATIHAN TOT BIOSEKURITI RANTAI PASAR UNGGAS TAHAP 1

Waktu Kegiatan

Hari-1

07.00 - 08.00 Registrasi

08.00 – 08.15 Pembukaan

08.15 – 08.30 Paparan hasil kegiatan Live Bird Market (LBM) dan rantai pasar unggas

dan status terkini pengendalian HPAI di Indonesia.

08.30 – 09.00 Perkenalan dan persiapan pelatihan (ice breaking)

09.00 – 09.30 Pre-Test

09.30 – 10.30 Bahan Ajar 1. Pola dan Faktor Resiko penularan penyakit AI di Rantai

pasar unggas

10.30 – 10.45 Coffee Break

10.45 – 11.15 Bahan Ajar 2. Konsep pasar yang sehat

11.15 – 12.15 Bahan Ajar 3. Tatacara melakukan penilaian pasar

12.15 – 13.15 ISHOMA

13.15 – 14.15 Simulasi Form Penilaian Pasar

14.15 – 15.15 Bahan Ajar 4. Tatacara Penyiapan bahan dan peralatan serta Prosedur

pembersihan dan disinfeksi di pasar dan RPHU (termasuk PPE)

15.15 – 15.45 Coffee Break

15.45 – 17.00 Simulasi Penyiapan bahan dan peralatan C&D

Hari ke-2

08.00 – 08.30 Mengulas materi hari 1

08.30 – 09.00 Pembagian Tugas Kelompok

09.00 – 12.00 1. Praktek Penilaian Pasar, mengidentifikasi faktor resiko di pasar dan

membuat rekomendasi

2. Praktek menangani bahan dan alat kebersihan pasar

3. Praktek pembersihan Pasar

12.00 – 13.00 ISHOMA

13.00 – 14.00 Bahan Ajar 5: Bagaimana menjadi seorang fasilitator (komunikasi yang

efektif dan membuat rencana pelatihan)

14.00 – 15.00 Praktek/Simulasi melakukan fasilitator pelatihan di dalam kelas.

15.00 – 15.30 Coffee Break

15.30 – 16. 00 Rencana Tindak Lanjut

16.00 – 16.30 Post-Test

16.30 – 17.00 Penutupan

12

2. AGENDA PELATIHAN TOT BIOSEKURITI RANTAI PASAR UNGGAS TAHAP 2

Waktu Kegiatan

08:00 – 08:30 Registrasi 08:30 – 09:00 Acara Pembukaan

09:00 – 09:30 Pre-test

09:30 – 10:00 Pembagian kelompok dan ice breaking

10:15 – 11:00 Mengulas tingkat pemahaman perserta terhadap Biosekuriti Rantai pasar tahap 1 (Bahan ajar 1 – 5)

11:00 – 12:00 Bahan Ajar 6. Bagaimana Memahami /menguasai modul pelatihan

12:00 – 13:00 ISHOMA

13:00 – 14:00 Memahami modul dan menyiapkan metode fasilitasi Modul 1 – 4

14:00 – 15:00 Praktek melakukan fasilitasi modul 1 di dalam kelas

15:00 – 16:00 Praktek melakukan fasilitasi modul 2 di dalam kelas

16:00 – 16:30 Istirahat

16:30 – 17:30 Praktek melakukan fasilitasi modul 3 di dalam kelas

17:30 – 19:00 ISHOMA MALAM

19:00 – 20:00 Praktek melakukan fasilitasi modul 4 di dalam kelas

Hari 2

08:00 – 19:00 Mengulas hasil pelatihan hari 1 dan Persiapan kegiatan praktek lapangan

09:00 – 12:00 Praktek melakukan fasilitasi modul 1 - 4 di Pasar (Praktek lapangan)

12:15 – 13:00 ISHOMA

13:00 – 13:30 Evaluasi hasil praktek lapangan

13:30 – 14:30 Pembekalan dan berbagi pengalaman aspek keamanan pangan, praktek biosekuriti dan materi KIE untuk peningkatan kesadaran masyarakat

14:30 – 15:30 Menyusun rencana kerja penerapan pelatihan penyegaran dan peningkatan kesadaran masyarakat di pasar (RKTL)

15:30 – 16:00 Istirahat

16:00 – 16:30 Post test

16:30 - 17:00 Penutupan Pelatihan

13

3. AGENDA PELATIHAN TOT BIOSEKURITI RANTAI PASAR TAHAP 3

Waktu Kegiatan

Hari 1

08:00 – 08:30 Registrasi

08:30 – 09:00 Acara Pembukaan

09:00 – 09:30 Ice breaking

09:30 – 10:00 Pre-test pemahaman peserta tentang biosekuriti rantai pasar

10:15 – 10:30 Coffee Break

10:30 – 12:00 Tertimony kisah sukses dan mengulas hasil penerapan Biosekuriti Rantai pasar yang telah dilakukan oleh fasilitator lokal setelah TOT

12:00 – 13:00 ISHOMA

13:00 – 14:00 Lanjutan testimony dan hasil ulasan kisah sukses penerapan biosekuriti di rantai pasar

14:00 – 15:00 Masukan untuk Bahan Ajar 1. Pola dan Faktor Risiko Rantai pasar Unggas dan Bahan Ajar 2. Konsep Pasar yang Sehat dan Higienis

15:00 – 15:30 Coffee Break

15:30 – 17:00 Masukan untuk Bahan Ajar 3. Melakukan penilaian Pasar dan Bahan Ajar 4. Penyiapan prosedur serta alat dan bahan pembersihan dan disinfeksi di pasar dan RPHU, termasuk pengenalan Alat Pelindung Diri (APD)

DAY 2

08:00 – 10:00 Presentasi masukan untuk modul setelah mendapatkan masukan dari peserta.

10:00 – 10:30 Coffe break

10:30 – 12:0 Evaluasi dan motivasi diri sebagai fasilitator pelatihan

12:00 – 13:00 ISHOMA

13:00 – 14:30 Menuju Lokasi outbound (capacity building)

14:30 – 16:30 Pelaksanaan capacity building

16:00 – 16:30 Perjalanan kembali ke hotel

16:30 –17:00 Penutupan

DAY 3

08:00 – 10:00 Menyusun check list materi-materi pelatihan biosekuriti di Pasar unggas, RPHU dan TPnU

10:00 – 10:30 Coffe break

10:30 – 12:00 Menyusun check list materi-materi sosialisasi Daging Ayam ASUH (Keamanan pangan)

12:00 – 13:00 ISHOMA

13:00 – 14:30 Praktek fasilitasi materi Biosekuriti dan kemanan pangan

14:30 – 16:30 Coffee break

16:00 – 16:30 Menyusun rencana kerja selanjutnya

16:30 –17:00 Penutupan

14

4. AGENDA PELATIHAN DAN SOSIALISASI BIOSEKURITI PASAR DAN

KEAMANAN PANGAN BAGI PEDAGANG DAN PETUGAS KEBERSIHAN PASAR

Topik Waktu Metode

Registrasi Mengisi formulir pribadi dan kuesioner singkat

pendapat pedagang

Pembukaan 15 menit

Pengenalan Konsep

biosekuriti Tiga Zona di

pasar dan Pasar Sehat

15 menit Definisi, Manfaat, Tujuan, Syarat-syarat

Contoh Gambar/Foto

Memahami Resiko

penularan penyakit di

Pasar dan keamanan

pangan

20 menit Gambar/Foto (Flu burung, Leptospirosis, Ayam

busuk, ayam tiren, dll

Ayam ASUH

Manfaat Kebersihan

Pasar

15 menit Kriteria penilaian Pasar (gambar/foto)

Tatacara

membersihkan pasar

Teori :10

menit

Praktek lapangan: 60 menit

Materi yang praktekkan:

• Alat Pelindung Diri (menggunakan)

• Penyiapan alat kebersihan (kering dan basah)

dan bahan (larutan deterjen dan disinfektan)

• Penerapan SOP pembersihan pasar

• Penilaian kebersihan pasar (dokumentasi

sebelum dan sesudah, kendala)

Penutupan 15 menit

TOTAL 150 menit

15

SUBYEK POLA DAN FAKTOR RESIKO PENYEBARAN VIRUS AI DI RANTAI PASAR

Latar Belakang

Wilayah Jabodetabek mempunyai jumlah penduduk yang paling padat di

Indonesia, sehingga berdampak pada tingginya kebutuhan protein asal hewan

salah satunya adalah daging ayam. Namun, sebagai daerah perkotaan wilayah

Jabodetabek mempunyai populasi unggas yang rendah, sehingga menerima

pasokan unggas hidup dari provinsi-provinsi disekitarnya. Sejak tahun 2005

kasus manusia akibat AI masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia, dimana

kejadian kasus tertinggi terjadi di wilayah Jabodetabek. Dari kejadian-kejadian

kasus tersebut memiliki kecenderungan bahwa penularan virus AI terjadi

melalui kontak langsung dengan sumber-sumber penyakit yang terdapat di

pasar tradisional yang menjual unggas hidup, di tempat pemotongan unggas

atau di unggas pekarangan yang berada disekitar rumah korban.

Bahkan beberapa studi juga membuktikan bahwa virus Avian Influenza bergerak

disepanjang rantai pasar unggas melalui kendaraan dan keranjang pengangkut

unggas selama pengiriman unggas dari kandang sampai ke tujuan akhir

pemasaran. Hasil surveilans pasar tahun 2009 – 2016, menunjukkan bahwa

pasar-pasar di wilayah Jabodetabek yang positif virus Avian Influenza sekitar

60% – 70%. Tingginya prevalensi virus Avian Influenza di pasar unggas hidup

tersebut dapat menjadi salah satu faktor resiko penularan virus Avian Influenza

ke manusia.

Tujuan Umum

Dapat memahami Pola Dan Faktor Resiko Penyebaran Virus AI Di Rantai Pasar

Unggas.

Sub Topik 1. Pengenalan rantai pasar unggas dan penularan virus Avian Influenza di sepanjang rantai pasar unggas.

2. Simulasi rantai perdagangan unggas dari hulu ke hilir (Peternakan sampai ke Konsumen).

3. Faktor resiko rantai pasar unggas dalam penyebaran, perbanyakan dan penularan ke manusia virus avian Influenza di sepanjang rantai pasar.

4. Poin-poin kunci dimana penularan virus Avian Influenza dapat dikendalikan.

Tujuan

Pembelajaran

Setelah menyelesaikan sesi ini, diharapkan peserta:

1. Dapat memahami prinsip-prinsip rantai pasar unggas dari hulu sampai hilir. 2. Dapat memahami bagaimana faktor resiko di rantai pasar unggas yang dapat

memfasilitasi penyebaran, perbanyakan dan penularan ke manusia virus avian Influenza dari peternakan ke tempat penampungan unggas, tempat pemotongan unggas, pasar desa, pasar kota, restoran dan akhirnya sampai ke konsumen.

3. Dapat memahami Poin-poin kunci dimana penularan virus Avian Influenza dapat dikendalikan.

BAHAN AJAR 1: POLA DAN FAKTOR RESIKO PENYEBARAN VIRUS AI DI RANTAI

PASAR

16

Metode

1. Brainstorming 2. Simulasi dan presentasi kelompok 3. Mengajar dan presetasi interaktif 4. Diskusi dan Kesimpulan di Kelas

Media, Bahan dan

Alat

1. Kertas Flipchart 2. Spidol 3. Kertas Meta plan 4. Kertas dengan perekat (persegi dan bulat) 5. Snacks untuk hadiah

Durasi

60 Menit

Alur Sesi

Simulasi rantai

perdagangan unggas

dari hulu ke hilir

(Peternakan sampai

ke Konsumen).

Simulasi dan

Presentasi kelompok

(25 menit)

Faktor-faktor resiko di

Rantai pasar unggas

mendukung penyebaran,

perbanyakan dan

penularan ke manusia virus

avian Influenza di

sepanjang rantai pasar

Mengajar dan Presentasi

Interaktif

(10 menit)

Poin-poin kunci dimana

penularan virus Avian

Influenza dapat

dikendalikan

Mengajar dan Presentasi

Interaktif

(15 menit)

Penegasan dan

Kesimpulan

Presentasi

Pengenalan Rantai

Pasar Unggas dan

Penularan Virus

Avian Influenza di

sepanjang rantai

pasar unggas

Brainstorming

(5 menit)

17

Proses Fasilitasi

1. Memulai sesi dengan memberi salam kepada peserta. 2. Menjelaskan topik, tujuan pembelajaran, sub topik, dan metode yang

digunakan ditiap sesi (Tulis alur sesi bahan ajar di kertas flipchart dan tempelkan didepan kelas diawal sesi sebagai pedoman dalam diskusi setiap sub topik, persiapkan secara sempurna sebelum sesi dimulai).

Sub-topik 1 : Pengenalan Rantai Pasar Unggas dan Penularan Virus Avian

Inluenza di sepanjang rantai pasar unggas.

1. Memulai materi dengan menjelaskan kepada peserta bahwa untuk pengendalian AI harus dilaksanakan dengan mengendalikan AI pada sumbernya dan dilaksanakan secara terpadu yaitu dari hulu (peternakan dan unggas di pedesaan) sampai ke hilir (pasar dan konsumen) di sepanjang rantai pasar.

2. Meminta peserta untuk mengingat kembali informasi-informasi terkait penyakit AI pada unggas dan manusia yang telah terjadi didaerahnya, meliputi:

Apakah anda masih ingat kejadian flu burung? Kapan dan dimana kasus AI itu terjadi? Apakah tanda-tanda kliniks atau gejala klinis penyakit AI pada unggas dan manusia yang mereka ketahui?

Apakah yang anda ketahui tentang bagaimana virus Avian Influenza menular dari unggas mati/sakit akibat AI terinfeksi ke manusia?

Apakah yang anda ketahui tentang Rantai Pasar Unggas?

Bagaimana kebiasaan umum pedagang unggas dalam menjual unggas di daerah sekitar Anda?

3. Tuliskan semua jawaban pada kertas flipchart, kemudian berikan keterangan bagi peserta dengan masukan-masukan yang baik dan tepat.

Sub-topik 2 : Simulasi Pemahaman Rantai Perdagangan Unggas dari

Tip untuk trainers: 1. Virus HPAI H5N1 dapat menular dari unggas sakit/mati akibat virus AI

melalui kontak dengan kotoran, cairan hidung dan mulut, darah dari unngas yang terinfeksi virus AI serta kontak dengan bulu, lingkungan, kendaraan dan peralatan yang telah terkontaminasi virus AI. Virus HPAI H5N1 masuk tubuh manusia dapat melalui system pernafasan, pencernakan dan luka terbuka atau lapisan mukosa.

2. Rantai Pasar Unggas adalah rantai perdagangan unggas setelah keluar dari

peternakan/kandang ke konsumen, melalui titik-titik perdagangan unggas

seperti Pedagang eceran, tempat penampungan unggas, tempat

pemotongan unggas, pasar unggas (desa, kecamatan, kabupaten dan

provinsi) dan restoran.

3. Sebagian besar pedagang unggas lebih memilih untuk menjual ayam hidup daripada daging ayam. Pemasaran unggas hidup adalah salah satu faktor risiko penularan virus HPAI sepanjang rantai pasar

4. Masih banyak ditemukan pedagang unggas hidup yang menjual ayam sakit untuk mendapatkan keuntungan yang banyak yaitu membeli ayam sakit dari peternakan dengan harga murah dan menjual dengan harga pasaran, padahal dampak penjualan ayam sakit tersebut dapat menyebarkan penyakit ke wilayah yang lebih luas.

18

peternakan/kandang sampai dengan ke Konsumen.

1. Dalam sub topik ini membutuhkan dua set kertas metaplan yang telah

ditulis dengan titik-titik perdagangan unggas dari peternakan/kandang

sampai dengan Konsumen. Gunakan warna metaplan yang berbeda untuk

tiap set metaplan. Persiapkan metaplan tersebut sebelum pelatihan

dimulai (Peternakan komersial, Unggas pekarangan, peternakan itik,

pedangan eceran, tempat penampungan, pasar desa, pasar kecamatan,

pasar kabupaten, pasar provinsi, tempat pemotongan unggas dan restoran

dan rumah)

2. Bagi peserta menjadi 2 kelompok.

3. Pastikan tiap kelompok memiliki satu set lengkap metaplan.

4. Kemudian fasilitator memberikan instruksi kepada semua kelompok:

Susunlah kertas metaplan dan tempel pada kertas flipchart. Urutkan

metaplan tersebut sesuai dengan alur perdagangan unggas dari hulu

(produksi) ke hilir (konsumsi) (3 menit)

Setelah metaplan tersusun pada kertas flipchart, tiap kelompok diminta

untuk membubuhkan garis panah sebagai tanda arah distribusi unggas

dari hulu ke hilir dengan garis warna hitam dan alur penyebaran virus

dengan garis panah berwarna merah (2 menit)

Setelah selesai, minta tiap kelompok untuk menempelkan kertas

flipchart tersebut di dinding secara berdampingan.

Masing-masing keompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok

pada kertas flipchart (@ 5 menit)

Masing-masing kelompok harus mempersiapkan koreksi kepada hasil

kelompok lain dengan menuliskan pada kertas berperekat (sticky

paper) dan menempelkannya pada bagian yang salah di flipchart (5

menit).

Fasilitator memeriksa flipchart dan mendiskusikan bersama dengan

semua peserta. Fasilitator kemudian menghitung jumlah kesalahan dari

masing-masing kelompok untuk menentukan pemenangnya.

Sub-topik 3 : Bagaimana faktor-faktor resiko di rantai pasar unggas dapat

19

memfasilitasi terjadinya penyebaran (spread), amplifikasi

(amplification), penularan ke manusia (spill over) dari virus

Avian Influenza di sepanjang rantai pasar unggas.

1. Memulai sub topic ini dengan menanyakan beberapa pertanyaan

dibawah ini: (7 menit):

a. Apakah yang ada ketahui tentang istilah penyebaran virus? Gali

informasi: penyebaran virus adalah perpindahan

pathogen/kuman penyakit ke area atau populasi yang baru

Contoh: kotoran ayam yang sakit terbawa vector

(manusia/peralatan) dan menginfeksi ayam lainnya

b. Apakah yang ada ketahui tentang istilah perbanyakan virus? Gali

informasi: perbanyakan virus adalah proses peningkatan jumlah

dan resiko dari perpindahan pathogen/kuman penyakit,

umumnya terjadi akibat pengangkutan unggas yang lama akibat

jarak jauh atau rantai pemasaran yang panjang.

Contoh: ayam yang terinfeksi dijual ke luar provinsi yang jauh

karena masih masa inkubasi dan terlihat sehat, dan selama

perjalanan terjadi peningkatan jumlah virus. Ayam menunjukkan

tanda klinis setelah sampai ke tujuan.

c. Apakah yang ada ketahui tentang istilah Penularan ke spesies

baru (SPILL OVER)? Gali informasi: Spill over adalah perpindahan

pathogen ke species yang baru – biasanya manusia

Contoh: Penularan virus AI dari ayam ke manusia atau ke kucing

atau babi.

2. Tuliskan semua jawaban pada kertas flipchart, kemudian berikan

keterangan yang baik bagi peserta dengan masukan-masukan yang

tepat.

3. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk menggunakan kode

sbb: (SP) untuk penyebaran virus, (AM) untuk Perbanyakan virus dan

(SO) untuk penularan pada spesies baru/Spill Over pada "posting" label

untuk mengidentifikasi bagian dari rantai pasar unggas dimana risiko ini

dapat terjadi dalam rantai pasar di Indonesia (4 menit)

20

5. Sub-topik 4 : Poin-poin kunci dimana penularan virus Avian Influenza dapat dikendalikan.

Point kunci: Penyebaran virus, Perbanyakan Virus dan Penularan virus ke

spesies baru dapat dikendalikan pada titik-titik kunci pada rantai pasar,

namun hal ini membutuhkan perubahan perilaku dan komitmen.

1. Mengacu pada diagram rantai pasar unggas yang telah digunakan dalam

sub-topik sebelumnya, dan mintalah peserta tentang bagaimana

mencegah PENYEBARAN VIRUS, PERBAYAKAN VIRUS dan PENULARAN

VIRUS PADA SPESIES LAIN dari virus HPAI di sepanjang rantai pasar

unggas? Tuliskan jawaban pada flipchart, beri komentar yang baik untuk

peserta dengan input yang baik. Gunakan tips di bawah ini untuk

memandu diskusi. Garis bawahi ide-ide yang mungkin dapat untuk

diterapkan

Tip untuk pelatih:

Unggas, ketika diangkut dari peternakan ke konsumen, melalui penanganan

berkali-kali: pencampuran dengan unggas lainnya, kontak dengan kendaraan dan

keranjang pengangkut unggas, kontak dengan pekerja dan pedagang, kontak

dengan lingkungan dan kontak dengan konsumen. Sehingga virus dapat

mencemari semua lokasi selama transportasi, termasuk unggas yang sehat dan

manusia.

1. Cara Mencegah Penyebaran virus HPAI?

• Tidak menjual unggas hidup dari daerah endemis HPAI, Tidak menjual

ayam sakit

• Melakukan pembersihan dan desinfeksi yang efektif untuk semua

kendaraan dan keranjang pengangkut ungags sebelum keluar TPnU atau

sebelum masuk ke peternakan

2. Bagaimana mencegah Perbanyakan Virus HPAI

• Tidak menyimpan unggas dipasar lebih dari 24 jam .

• Jangan mencampur berbagai jenis unggas di kandang yang sama

• Jangan menerima unggas dari daerah yang terinfeksi atau mencampur

mereka dengan unggas sehat di kandang yang sama.

• Mempersingkat waktu transportasi di rantai pasar seperti jumlah

penanganan dan jarak / waktu pengiriman dari peternakan ke pasar /

konsumen.

3. Bagaimana mencegah Penularan virus HPAI ke specises baru?

• Gunakan minimum APD (misalnya. Sarung tangan, masker) saat

menangani unggas.

• Hindari kontak langsung antara unggas domestik (ayam, bebek dll)

dengan burung liar (burung migran)

• Hindari penanganan, menjual dan mengkonsumsi ayam yang sakit • Disposal yang benar pada bangkai ayam (dibakar dan dikubur)

21

Sesi 5. Penegasan dan Kesimpulan

1. Ajak peserta untuk lebih mendalami faktor risiko di rantai pasar kegiatan intervensi yang bisa dilakukan oleh pemerintah dan pengelola pasar.

Prinsip

biosekuriti

Faktor Resiko

penyebaran virus

di rantai pasar

Intervensi Monitoring Komponen

biosekuriti

1. Mencegah virus masuk

2. Mencegah virus berkembang

3. Mencegah virus menyebar

Truk dan

keranjang unggas

yang kotor

Pembersihan

dan disinfeksi

Sampel lingkungan

(surveilans pasar),

logbook

C&D dan

kontrol lalu

lintas

Lingkungan pasar

unggas hidup

yang kotor

Pembersihan

dan disinfeksi

Sampel lingkungan

(surveilans pasar),

logbook

C&D

Pencampuran

antar spesies dan

komoditas

Rehabilitasi,

pemisahan

zona bersih

dan kotor

Sampel lingkungan Isolasi,

Hewan sakit dan

hewan mati

Disposal yang

tepat dan/ atau

pemusnahan

hewan sakit

Rapid Test, PCR Kontrol lalu

lintas

Tidak

berfungsinya

check point di

daerah

perbatasan

Koordinasi

dengan semua

instansi terkait

untuk

memfungsikan

check point

sesuai SOP

Surveilans di

sepanjang rantai

pasar mulai Farm

sampai ke pasar

Kontrol lalu

lintas

Pengelolaan yang

tidak tepat

(masih

memperbolehkan

menjual dan

memotong

unggas di dalam

pasar)

Advokasi,

koordinasi

dengan pihak

pengambil

keputusan di

pusat dan

daerah dalam

revitaliasi pasar

Adanya peraturan

pemerintah/daerah

yang mengatur

biosekuriti di rantai

pasar unggas,

adanya anggaran

dan komitmen

pemda serta pihak

swasta (pelaku)

Pelaksanaan

semua

komponan

biosekuriti

Contoh:

22

SUBYEK KONSEP PASAR YANG SEHAT

Latar Belakang

Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi ekonomi yaitu menjual dan membeli barang dan jasa atau sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi lainnya. Selama kegiatan jual-beli di pasar, memungkinkan terjadinya kontak antara orang yang sehat dengan orang yang sakit atau kontak dengan sumber-sumber penyakit yang terdapat pada limbah atau sampah kegiatan pasar. Sumber-sumber penyakit di pasar dapat disebabkan oleh virus dan bakteri patogen yang dibawa oleh hewan sakit, vektor dan binatang pembawa penyakit seperti lalat, tikus dan nyamuk, termasuk virus Avian Influenza (AI) yang terdapat di dalam tubuh unggas yang terinfeksi virus AI. Upaya untuk mencegah dan mengurangi risiko penularan penyakit di pasar dapat dilakukan dengan mengelola pasar secara higienis baik dari aspek fisik dan non fisik sesuai dengan konsep pasar sehat. Di dalam pasar yang sehat tidak diperbolehkan melakukan penjualan dan pemotongan unggas hidup di dalam pasar yang dapat menjadi faktor risiko penularan sumber penyakit, sarang vektor dan binatang pembawa penyakit dan pencemaran lingkungan. Di Indonesia, penyelenggaraan pasar sehat sesuai dengan Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 519/Menkes/Sk/Vi/2008 Tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat serta memperhatikan Peraturan

Pemerintah No. 47/2014 tentang pengendalian dan penanggulangan penyakit

hewan.

Tujuan Umum

Dapat memahami konsep pasar yang sehat

Sub Topik 1. Pengenalan definisi pasar yang sehat. 2. Pengenalan syarat-syarat pasar yang sehat 3. Pengenalan stakeholder di pasar 4. Pengenalan manfaat pasar yang sehat

Tujuan

Pembelajaran

Setelah menyelesaikan sesi ini, diharapkan peserta:

1. Dapat memahami definisi pasar yang sehat. 2. Dapat memahami syarat-syarat pasar yang sehat 3. Dapat memahami stakeholder di pasar 4. Dapat memahami manfaat pasar yang sehat

BAHAN AJAR 2: KONSEP PASAR YANG SEHAT

23

Metode

1. Brainstorming 2. Simulasi dan presentasi kelompok 3. Mengajar dan presetasi interaktif 4. Diskusi dan Kesimpulan di Kelas

Media, Bahan dan

Alat

1. Kertas Flipchart 2. Spidol 3. Kertas Meta plan 4. Kertas dengan perekat (persegi dan bulat) 5. Snacks untuk hadiah

Durasi

30 Menit

Alur Sesi

Syarat-syarat pasar

sehat

Presentasi kelompok

(10 menit)

Stakeholder dan

manfaat pasar sehat

Mengajar dan Presentasi

Interaktif

(10 menit)

Diskusi dan penegasan

Presentasi

Definisi pasar sehat

Brainstorming

(5 menit)

24

Proses Fasilitasi

1. Memulai sesi dengan memberi salam kepada peserta. 2. Menjelaskan topik, tujuan pembelajaran, sub topik, dan metode yang

digunakan ditiap sesi (Tulis alur sesi bahan ajar di kertas flipchart dan tempelkan didepan kelas diawal sesi sebagai pedoman dalam diskusi setiap sub topik, persiapkan secara sempurna sebelum sesi dimulai).

Sub-topik 1 : . Definisi pasar yang sehat sehat

1. Memulai materi dengan menjelaskan kepada peserta bahwa pasar tradisional sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan, terutama bagi golongan masyarakat menengah ke bawah, namun pasar dapat menjadi jalur utama untuk penyebaran penyakit Flu Burung (Avian Influenza) jika tidak dikelola dengan baik dan benar.

2. Diskusikan dengan peserta hal-hal terkait pasar dengan mengajukan pertanyaan sbb: a. Saya yakin anda semua tahu tentang definisi pasar, apa yang anda

ketahui tentang macam-macam pasar di lingkungan anda (contoh: tradisional, pasar musiman, semi-modern, supermarket dll)?

b. Tulis jawaban dari dari peserta di kertas flipchart, kemudian tanyakan, “Dari jenis-jenis pasar tersebut apakah yang membedakan antara jenis pasar satu dengan pasar lainnya?”

c. “Apakah yang anda ketahui tentang pasar yang sehat?” d. “Apakah yang membedakan pasar sehat dengan pasar yang tidak

memenuhi syarat sebagai sehat?” 3. Tuliskan semua jawaban pada kertas flipchart, kemudian berikan

keterangan bagi peserta dengan masukan-masukan yang baik dan tepat. 4. Tips bagi fasilitator

Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi ekonomi yaitu menjual dan membeli barang dan jasa atau sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi lainnya

Pasar tradisional adalah pasar yang sebagian besar dagangannya adalah kebutuhan dasar sehari-hari dengan praktek perdagangan yang masih sederhana dengan ciri khas adanya tawar menawar harga (Kondisi infrastruktur sesuai umur bangunan pasar)

Pasar Sehat adalah kondisi pasar yang bersih, nyaman, aman dan sehat melalui kerjasama seluruh stakeholder terkait dalam menyediakan pangan yang aman dan bergizi bagi masyarakat yang mencakup Infrastruktur, Pengelolaan dan Perilaku masyarakat pasar.

Perbedaan yang jelas antara pasar sehat dengan pasar yang tidak sehat adalah pada praktek/pengelolaan biosekuriti pasar yaitu suatu pengelolaan seluruh faktor-faktor resiko penularan penyakit di pasar yang mempengaruhi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang mencakup aspek Infrastruktur, Pengelolaan dan Perilaku masyarakat pasar. Contohnya lokasi pasar, zoning, pelarangan tempat penjualan dan pemotongan unggas hidup di dalam pasar, kegiatan cuci tangan, penangangan sampah dll

25

Sub-topik 2 : Syarat-syarat pasar sehat sesuai Kepmenkes no. 519/2008

1. Dalam sub topik ini mendiskusikan syarat-syarat pasar yang sehat

2. Untuk memahami syarat-syarat pasar sehat sesuai kepmenkes no

519/2008, ajak peserta melakukan permaian puzzle yang sudah dirancang

sebelumnya.

3. Tanyakan kepada peserta secara partisipatif, “Apa sajakah syarat-syarat

berdirinya suatu pasar?”. Tulis jawaban peserta pada sebuah table di

papan tulis/kertas flipchart.

4. Tips bagi fasilitator:

5. Selanjutnya tanyakan lagi “Bagaimanakah kondisi pasar yang dikatakan

bahwa pasar tersebut sehat?”

6. Tips fasilitator:

Syarat-syarat berdirinya suatu pasar (Mempelajari KEPMENKES

NO. 519 tahun 2008 tentang penyelenggaraan Pasar Sehat)

Kelaikan Lokasi Pasar

Bangunan dan Ruang di pasar

Fasilitas dan kegiatan Sanitasi

Perilaku hidup bersih dan sehat

Keamanan

Fasilitas penunjang

Pokja Pasar (lembaga) di pasar

Syarat Pasar yang

sehat

Kondisi Pasar yang sehat

Lokasi Aman, Batas Jelas Dan Legal

Bangunan dan

Ruang

Pembagian Zona Yang Jelas, Bersih Dan Sehat

Sanitasi Air Bersih, Toilet, Kebersihan Rutin, Drainase,

Makanan Aman Dan Sehat

Perilaku hidup

bersih dan sehat

Tempat Cuci Tangan, Alat Pelindung Diri,

Program Sosialisasi, Tidak melakukan penjualan

dan Pemotongan unggas di dalam Pasar

Keamanan Alat Pemadam Kebakaran

Fasilitas penunjang Pemotongan Unggas Di Luar Pasar, Tempat

Sampah, PPPK, Fasilitas Umum

Pokja Pasar Koperasi, Asosiasi

26

7. Fasilitator menunjukkan beberapa foto pasar sehat dan rantai pasar unggas

untuk membandingkan manfaatnya bagi stakeholder.

a. Pasar Sehat b. Pasar Tidak Sehat

8. Diskusikan dan gali informasi dari peserta,”Apakah ada pasar-pasar di

wilayah anda yang sudah memenuhi syarat-syarat pasar yang sehat?”.

9. “Dapatkah anda menjelaskan bagaimana kondisi pasar-pasar tradisional

di daerah anda saat ini?” dan permasalahan apa yang dihadapi sehingga

pasar tidak/kurang sehat?”

10. Catat jawaban peserta pada kertas flipchart.

Sub-topik 3 : Stakeholder dan manfaat pasar sehat

1. Fasilitator menegaskan bahwa pasar memiliki posisi yang sangat penting

untuk menyediakan pangan yang aman; dan pasar tersebut dipengaruhi

oleh keberadaan dan komitmen serta partisipasi aktif para stakeholder

untuk mengembangkan Pasar Sehat

2. Diskusikan dengan mengajukan pertanyaan:

3. “Menurut anda, siapa sajakah stakeholder yang terkait dengan

pengelolaan kesehatan di pasar?”

4. Selanjutnya tanyakan kepada peserta, “JIka pasar dapat dikelola dengan

baik dan menjadi pasar sehat, apakah manfaat pasar sehat bagi para

stakeholder tersebut?”

5. Tips buat fasilitator:

(lembaga)

27

stakeholder Manfaat pasar yang sehat bagi stakeholder

Produsen dan

Pedagang

Kualitas Produk, Pasar Dan Keuntungan Meningkat,

Lingkungan Kerja Sehat Dan Nyaman

Pemerintah daerah

dan Manajer pasar

Perlindungan Kesehatan Terhadap Masyarakat Dari

Kegiatan Di Pasar Dan Peningkatan Pendapatan

Daerah

Masyarakat dan

konsumen

Mendapatkan Makanan Yang Sehat Dan Aman, Serta

Lingkungan Yang Nyaman Dan Membuka Kesempatan

Pekerjaan

Sub-topik 4 : Penegasan dan Kesimpulan

Tips untuk fasilitator:

Stakeholder pasar adalah semua orang/unit yang memiliki kepentingan

di pasar antara lain pemerintah pusat, pemerintah setempat

(dinas/petugas yang berhubungan dengan kesehatan hewan dan

manusia), pengelola pasar, pemasok, pekerja pasar lainnya, konsumen,

pedagang/penyedia bahan segar, tokoh masyarakat dll

28

SUBYEK Tatacara Penilaian Kebersihan Pasar

Latar Belakang

Penilaian (assessment) dilakukan untuk memperoleh informasi tentang sejauh

mana hasil kinerja atau ketercapaian kompetensi suatu profesi. Penilaian dapat

menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil kinerja atau prestasi seseorang

atau organisasi dalam melaksanakan pekerjaanya. Hasil penilaian dapat berupa

nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa

angka). Penilaian kebersihan pasar dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

faktor – faktor yang menentukan keberhasilan atau kegagalan pengelolaan

kebersihan pasar yang meliputi kondisi fisik dan operasionalisasinya (non fisik).

Hasil penilaian tersebut dapat menjadi dasar pengelola maupun pemerintah

daerah untuk menentukan kebijakan atau program pengelolaan pasar lebih

lanjut.

Keluaran dari kegiatan penilaian pasar adalah adanya status kebersihan pasar

dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pengelolaan

kebersihan pasar tersebut. Proses penilaian menggunakan formulir penilaian

kebersihan pasar yang diisi oleh petugas kebersihan dan pedagang untuk

penilaian pribadi (self assessment) serta oleh pengelola pasar sebagai penilaian

umum pasar (general assessment).

Tujuan Umum

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan penilaian kegiatan

pembersihan di pasar

Sub Topik 1. Definisi penilaian pasar

2. Tujuan dan manfaat melakukan penilaian kebersihan pasar

3. Menentukan indikator dan parameter kebersihan pasar

4. Menyusun formulir penilaian pembersihan pasar secara keseluruhan dan

kebersihan kios

5. Menilai suatu kegiatan dengan metode scoring

6. Membuat kesimpulan hasil penilaian kebersihan pasar

7. Praktek menilai kebersihan pasar dengan menggunakan formulir penilaian

kebersihan pasar

Tujuan

Pembelajaran

Setelah menyelesaikan sesi ini, diharapkan peserta:

1. Menjelaskan definisi, tujuan dan manfaat melakukan penilaian kebersihan

pasar

2. Mampu menentukan indikator dan parameter kebersihan pasar

3. Mampu menyusun formulir penilaian pembersihan pasar secara

keseluruhan dan kebersihan kios

4. Mampu menilai suatu kegiatan dengan metode scoring

MODUL 3: PENILAIAN KEBERSIHAN PASAR

29

5. Mampu membuat kesimpulan hasil penilaian kebersihan pasar

6. Mampu melakukan penilaian kebersihan pasar dengan menggunakan

formulir penilaian kebersihan pasar

Metode

1. Brainstorming

2. Simulasi dan presentasi kelompok

3. Mengajar dan presentasi interaktif

4. Diskusi dan Kesimpulan di Kelas

Media, Bahan dan

Alat

1. Kertas Flipchart 2. Spidol 3. Kertas Meta plan 4. Kertas dengan perekat (persegi dan bulat) 5. Snacks untuk hadiah

Durasi

60 Menit

30

Alur Sesi

Proses Fasilitasi

Fasilitator harus menciptakan suasana untuk siap belajar dengan memastikan semua handphone dinonaktifkan, semua hadir tepat waktu dan semua peralatan dan bahan yang diperlukan untuk sesi sudah tersedia.

Kemudian fasilitator memperkenalkan diri untuk mendapatkan perhatian dari semua peserta

Fasilitator/narasumber/pelatih menjelaskan tujuan pembelajaran serta alur sesi yang ditulis pada kertas flip chart:

Langkah 1: Memetakan faktor-faktor resiko penyebab penyakit di pasar dan

kegunaan dari kegiatan penilaian pasar

1. Bagi peserta menjadi 3 kelompok, berikan tugas untuk masing-masing kelompok

2. Minta peserta menggambar denah sebuah pasar beserta bagian-bagian detail pasar tersebut

3. Menyebutkan sumber penyakit atau bahaya apa saja yang dapat muncul dari pasar.

4. Minta peserta mengidentifikasi dibagian manakah kemungkinan sumber penyakit atau bahaya banyak ditemukan

5. Minta masing masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

6. Bandingkan denah pasar masing-masing kelompok dan diskusikan dengan peserta dan menentukan bagian mana di pasar yang harus dibersihkan

7. Selanjutnya tanyakan kepada peserta, dengan mengetahui pemetaan faktor resiko di pasar, “Apakah manfaat penilaian kebersihan pasar?

Membuat

perangkat/formulir

penilaian kebersihan

pasar

Teknik memberikan

penilaian kebersihan

pasar

Diskusi kelompok

Diskusi dan Kesimpulan

Diskusi interaktif

Memetakan faktor-

faktor resiko penyebab

penyakit di pasar dan

manfaat dari kegiatan

penilaian pasar

Diskusi interaktif dan

simulasi

Menentukan

indikator dan

parameter kebersihan

pasar

Simulasi melakukan

penilain kebersihan

pasar

Diskusi interaktif

31

Tips fasilitator

Manfaat penilaian kebersihan pasar adalah untuk memperoleh informasi

tentang sejauh mana hasil kinerja pengelola dan petugas dalam

membersihkan pasar, partisipasi pedagang dalam menjaga kebersihan di

kiosnya serta untuk mengetahui faktor – faktor yang menentukan

keberhasilan atau kegagalan pengelolaan kebersihan pasar yang meliputi

kondisi fisik dan non fisik. Hasil penilaian tersebut dapat menjadi dasar

pengelola maupun pemerintah daerah untuk menentukan kebijakan atau

program pengelolaan pasar lebih lanjut dan memberikan sanksi atau

penghargaan kepada stakeholder di dalamnya.

Langkah 2. Teknik memberikan penilaian dalam proses evaluasi kegiatan

a. Apakah anda pernah melakukan penilaian pasar dengan menggunakan nilai (angka)? Apabila ada peserta pernah melakukan maka peserta diminta menjelaskan proses penilaiannya.

b. Tulis di papan tulis/kertas flip chart: “Pasar Sukamulya di Kab. Ciamis mendapatkan penghargaan sebagai pasar sehat tingkat nasional” karena telah memenuhi:

Fasilitator menempel kertas yang sudah ditulis dengan tabel sebelumnya

Parameter Indikator

Kebersihan pasar Tidak ada sampah menumpuk

Kondisi Bagunan memadai 80 % Kondisi bangunan tidak ada yang rusak

Pembagian zona komoditas Ada pembagian area kering dan basah

Praktek biosekuriti Tidak ada pemotongan unggas di pasar

c. Dengan mempelajari contoh di atas, tanyakan kepada peserta “Apakah

pengertian parameter dan indikator?” d. Ajak peserta untuk berlatih cara memberi nilai pada masing-masing indikator

dengan melatih menuliskan angka skor dari 1-5 (1 = Rendah, 5 = Tinggi) e. Fasilitator menuliskan rencana penilaian kebersihan pasar dipapan tulis:

Parameter Kebersihan Kios daging unggas f. Tanyakan kepada peserta, indikator dari masing masing penilaian? Tulis

semua jawaban peserta dan simpulkan masing-masing indikatornya.

Tips Facilitator: Parameter adalah sebuah alat ukur untuk melihat kesuksesan ataupun keberhasilan dari tujuan. Dan indikator adalah alat ukur dari parameter. Kemungkinan indikator yang muncul:

Jumlah sampah berserakan di lantai kios

Kondisi fisik lantai

Air kotor yang tergenang

Kondisi fisik meja, drainase

Dll

Langkah 3: Membuat perangkat/formulir kegiatan pembersihan pasar

32

1. Ajak peserta untuk memhami bagaimana menentukan indikator-indikator yang diperlukan dalam mengevaluasi kegiatan pembersihan pasar. Tegaskan kembali tentang definisi indikator dan tulis di papan tulis/kertas flip chart agar peserta faham.

2. Bagi peserta menjadi 2 kelompok, Selanjutnya beri tugas kepada kedua kelompok tersebut yaitu:

Kelompok 1: Mengidentifikasi parameter dan Indikator untuk melakukan penilaian

kebersihan pasar secara keseluruhan Membuat formulir/tabel sebagai perangkat penilaian Kegiatan

pembersihan pasar secara keseluruhan yang dilakukan oleh pengelola pasar dengan menggunakan skor 1-5

Membuat formulir/tabel untuk menilai konsistensi rutinitas kegiatan kebersihan di pasar di setiap parameter yang dibuat, misal satu parameter berapa kali frekuensi kegiatan kebersihannya (berapa kali per hari atau per minggu) dengan menggunakan skor 1-5

Kelompok 2: Mengidentifikasi parameter dan indikator untuk penilaian kebersihan

pasar di kios-kios Membuat formulir/tabel sebagai perangkat penilaian Kegiatan

Pembersihan kios pasar yang dilakukan oleh pedagang atau petugas kebersihan dengan menggunakan skor 1-5

Membuat formulir/tabel untuk melihat konsistensi rutinitas kegiatan kebersihan di pasar di setiap parameter yang dibuat, misal satu parameter berapa kali frekuensi kegiatan kebersihannya (berapa kali per hari atau per minggu) dengan menggunakan skor 1-5.

3. Setelah selesai minta masing-masing kelompok mempresentaikan dan

melakukan pembahasan bersama-sama agar semua peserta memahami.

4. Membagikan formulir penilaian pasar dan dibandingkan dengan hasil

formulir yang dibuat dan disusun oleh masing-masing kelompok.

5. Menformulasikan formulir penilaian pasar yang sudah didiskusikan secara

bersama.

Tips Facilitator: Tulis di kertas flipchart untuk membantu peserta dalam berdiskusi: o Parameter kebersihan pasar o Indikator untuk masing-masing parameter o Menentukan teknik penilaian untuk masing-masing parameter o Menentukan nilai kebersihan bagi pasar o Menentukan nilai konsistensi frekuensi kegiatan kebersihan di pasar

Contoh formulir penilaian kebersihan pasar

33

KARTU PENILAIAN KEBERSIHAN PASAR

Nama Pasar :

Alamat :

Tanggal dan

waktu Penilaian

: / / Jam:

NO TARGET PENILAIAN LOKASI SUDAH

DIBERSIHKAN

SAAT

PENILAIAN

(YA/TIDAK)

NILAI

KEBERSIHAN

SETELAH

PEMBERSIHAN

(SKOR 1 – 5)

NILAI

KONSISTENSI

KEGIATAN

PEMBERSIHAN

(SKOR 1 – 5)

1 Jalan masuk pasar

2 Halaman Pasar/ parkiran

3 Jalan di dalam pasar

4 Kantor Pasar

5 Kios Baju

6 Kios Makanan / restoran

7 Kios barang kelontong

8 Kios sayuran dan bumbu

dapur

9 Kios Ikan

10 Kios Ayam Hidup

11 Kios daging ayam

12 Kios daging sapi/kambing

13 Kios daging babi

14 Tempat pemotongan

unggas

15 Tempat sampah

sementara (TPS)

16 Kamar mandi

17 WC

19 Selokan/ drainase

TOTAL NILAI

Nilai/Skoring disesuaikan dengan panduan penilaian kebersihan

STATUS KEBERSIHAN = TOTAL NILAI KEBERSIHAN / JUMLAH TARGET PENILAIAN

STATUS KONSISTESI = TOTAL NILAI KONSISTENSI/ JUMLAH TARGET PENILAIAN

Nilai hasil rumus Status Kebersihan Status Konsistensi

3.9 – 5.0 Bersih Rutin

2 – 3.8 Kurang Bersih Kurang Rutin

0 – 1.9 Kotor Tidak Rutin

KESIMPULAN:

STATUS KEBERSIHAN: BERSIH KURANG BERSIH KOTOR

STATUS KONSISTENSI: RUTIN KURANG RUTIN TIDAK RUTIN

34

KARTU PENILAIAN KEBERSIHAN KIOS / LOS

Nama pemilik Kios :

Tipe barang

dagangan

:

Tanggal dan waktu

Penilaian

: / / Jam:

NO TARGET PENILAIAN LOKASI SUDAH

DIBERSIHKAN

SAAT PENILAIAN

(YA / TIDAK)

NILAI

KEBERSIHAN

SETELAH

PEMBERSIHAN

(SKOR 1 – 5)

NILAI

KONSISTENSI

KEGIATAN

PEMBERSIHAN

(SKOR 1 – 5)

1 Meja lapak

2 Lantai dalam kios

3 Dinding

4 Timbangan

5 Pisau

6 Telenan

7 Tempat sampah

8 Kandang

9 Gudang

penyimpanan

10 Mesin pencabut

bulu

11 Ember limbah cair

12 Langit-langit kios

TOTAL NILAI

Keterangan: Kosongi jika tidak memiliki fasilitas (target penilaian)

Nilai/Skoring disesuaikan dengan panduan penilaian kebersihan

STATUS KEBERSIHAN = TOTAL NILAI KEBERSIHAN / JUMLAH TARGET PENILAIAN

STATUS KONSISTESI = TOTAL NILAI KONSISTENSI / JUMLAH TARGET PENILAIAN

Nilai hasil rumus Status Kebersihan Status Konsistensi

3.9 – 5.0 Bersih Rutin

2 – 3.8 Kurang Bersih Kurang Rutin

0 – 1.9 Kotor Tidak Rutin

KESIMPULAN:

STATUS KEBERSIHAN: BERSIH KURANG BERSIH KOTOR

STATUS KONSISTENSI: RUTIN KURANG RUTIN TIDAK RUTIN

35

Langkah 4. Pemberian nilai scoring pada indikator kebersihan pasar

g. Ajak peserta untuk menilai, dengan teknik skoring (memberi skor)

Secara partisipatif

TIPS fasilitator: Panduan Penilaian Kebersihan

RUMUS STATUS KEBERSIHAN DAN KONSISTESI = TOTAL NILAI / JUMLAH TARGET PENILAIAN

Nilai hasil rumus Status Kebersihan Status Konsistensi

3.9 – 5.0 Bersih Rutin

2 – 3.8 Kurang Bersih Kurang Rutin

0 – 1.9 Kotor Tidak Rutin

Keterangan:

Cara menghitung total skor adalah dengan menghitung total masing

Masing nilai setiap parameter dan dibagi sejumlah parameter yang ada.

Hasil dari perhitungan skor digunakan untuk menentukan status

Kebersihan pasar dan nilai status konsistensi kegiatan kebersihan pasar.

NILAI KEBERSIHAN SETELAH PEMBERSIHAN

Parameter Indikator Nilai

Bersih

Tidak terlihat kotoran di lokasi/tempat yang sudah dibersihkan

Pembersihan menggunakan sabun/detergen (inspeksi saat proses pembersihan)

5

Tidak terlihat kotoran di lokasi/tempat yang sudah dibersihkan (tanpa deterjen)

4

Kurang

bersih

Masih terlihat sisa-sisa kotoran di lokasi yang dibersihkan (kotoran menempel pada lokasi yang dibersihkan)

3

Masih terlihat sisa-sisa sampah di lokasi yang dibersihkan (terdapat kotoran lain selain yang menempel di lokasi yang dibersihkan)

2

Kotor Sampah masih terlihat berserakan/menumpuk di lokasi yang dibersihkan

Tidak ada kegiatan pembersihan

1

NILAI KONSISTENSI KEGIATAN PEMBERSIHAN

Indikator Parameter Nilai

Rutin 5 – 7 kali per minggu 4,0 – 5,0

Kurang rutin 2 – 4 kali per minggu 2.0 – 3,9

Tidak rutin 1 kali per minggu 0 – 1.9

36

Contoh Skenario pengisian Formulir Penilaian kebersihan Pasar:

Kios Ayam di Pasar Sukamaju memiliki kondisi Kebersihan Pasar sukamaju adalah sebagai berikut.

Berikanlan penilaian pada kios ayam tersebut.

NO TARGET

PENILAIAN

KONDISI KEBERSIHAN SETELAH PEMBERSIHAN SKOR JADWAL

PEMBERSIHAN

SKOR

1 Meja lapak Tidak terlihat kotoran di lokasi/tempat yang sudah dibersihkan. Pembersihan menggunakan sabun/detergen (inspeksi saat proses pembersihan)

5 7 kali per

minggu

5

2 Lantai dalam

kios

Tidak terlihat kotoran di lokasi/tempat yang sudah

dibersihkan (tanpa sabun/deterjen)

4 5 kali per

minggu

4

3 Dinding Masih terlihat sisa-sisa kotoran di lokasi yang

dibersihkan (menempel pada lokasi yang

dibersihkan)

3 4 kali per

minggu

3

4 Timbangan Masih terlihat sisa-sisa kotoran di lokasi yang

dibersihkan (menempel pada lokasi yang

dibersihkan)

3 4 kali per

minggu

3

5 Pisau Tidak terlihat sampah di lokasi/tempat yang sudah dibersihkan. Pembersihan menggunakan sabun/detergen (inspeksi saat proses pembersihan)

5 7 kali per

minggu

5

6 Telenan Masih terlihat sisa-sisa sampah di lokasi yang

dibersihkan (terdapat kotoran lain selain yang

menempel di lokasi yang dibersihkan)

2 2 kali per

minggu

2

7 Tempat

sampah

Sampah masih terlihat berserakan/menumpuk di lokasi yang dibersihkan

1 1 kali per

minggu

1

8 Kandang Masih terlihat sisa-sisa sampah di lokasi yang

dibersihkan (terdapat kotoran lain selain yang

menempel di lokasi yang dibersihkan)

2 2 kali per

minggu

2

9 Gudang

penyimpanan

Masih terlihat sisa-sisa sampah di lokasi yang

dibersihkan (terdapat kotoran lain selain yang

menempel di lokasi yang dibersihkan)

2 4 kali per

minggu

3

10 Mesin

pencabut

bulu

Masih terlihat sisa-sisa kotoran di lokasi yang

dibersihkan (menempel pada lokasi yang

dibersihkan)

3 5 kali per

minggu

4

11 Ember limbah

cair

Masih terlihat sisa-sisa kotoran di lokasi yang

dibersihkan (menempel pada lokasi yang

dibersihkan)

3 4 kali per

minggu

3

12 Langit-langit

kios

Masih terlihat sisa-sisa kotoran di lokasi yang

dibersihkan (menempel pada lokasi yang

dibersihkan)

3 2 kali per

minggu

2

TOTAL NILAI 36/12

= 3

37/12

= 3.1

Kesimpulan:

Saran:

Peningkatan kualitas kebersihan dan jadwal pada lokasi: Telenan, tempat sampah,

kendang, Gudang, langit-langit, serta penggunaan sabun/deterjen pada semua lokasi

tersebut

Kurang rutin 2 – 4

kali per minggu

2,0 – 3,9

37

SUBYEK TATACARA PENYIAPAN ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR PEMBERSIHAN PASAR

Latar Belakang

Kegiatan pembersihan merupakan upaya menghilangkan sampah maupun

kuman penyakit baik secara manual maupun menggunakan bantuan mesin

semprot bertekanan tinggi. Kegiatan pembersihan yang tepat harus

dilaksanakan mulai pembersihan kering (tanpa menggunakan air), pembersihan

basah (menggunakan air dan larutan sabun /deterjen) dan diakhiri dengan

melakukan disinfeksi dengan dosis dan teknik yang tepat. Larutan air

sabun/detergen sangat penting digunakan dalam proses pembersihan karena

kuman penyakit termasuk virus Avian Influenza dapat bertahan hidup dengan

baik di air, sehingga membilas dengan air saja tidak cukup. Pembersihan yang

benar dapat membunuh mikroorganisme hingga 80% dan sisanya dapat

dibersihkan dengan kegiatan disinfeksi. Kegiatan disinfeksi merupakan tindakan

untuk mengendalikan, menonaktifkan dan membunuh bibit penyakit, seperti

virus dan bakteri menggunakan zat kimia.

Untuk mendapatkan hasil pembersihan dan disinfeksi yang maksimal maka

pengetahuan dan keterampilan tentang prinsip-prinsip pengunaan dan

penangangan zat kimia (deterjen dan disinfektan) serta penggunaan dan

perawatan mesin semprot bertekanan tinggi harus dimiliki oleh masyarakat

pasar dalam penyiapan bahan dan peralatan pembersihan pasar.

Sampah/limbah dari pasar merupakan permasalahan utama yang dihadapi

hampir semua pasar yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia

seperti infeksi kuman penyakit dan pencemaran lingkungan seperti pencemaran

air dan udara (bau busuk). Sampah/limbah pasar yang tidak ditangani dengan

baik dapat menjadi sumber penyakit yang berasal ternak sakit, bahan makanan

yang busuk dan kuman yang dibawa binatang vektor seperti lalat dan tikus.

Penyakit flu burung dapat menginfeksi manusia melalui kontak langsung

dengan virus Avian Influenza tipe A yang telah mengkontaminasi pasar

tradisional akibat menjual unggas hidup dan melakukan kegiatan pemotongan

unggas atau melalui unggas pekarangan yang berada disekitar rumah korban

yang telah terinfeksi virus.

Pembersihan pasar sangat diperlukan untuk mengurangi kontaminasi kuman,

pencemaran lingkungan serta perkembangbiakan binatang vektor penyakit

yang berada di pasar dalam rangka melindungi kesehatan masyarakat pasar.

Tujuan Umum

Setelah mengikuti materi, peserta mampu memahami dan menyiapkan bahan

dan peralatan yang digunakan untuk pembersihan pasar serta mampu

memahami dan melakukan tata cara pembersihan pasar secara tepat dan

menyeluruh.

BAHAN AJAR 4: TATACARA PENYIAPAN ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR

PEMBERSIHAN PASAR

38

Sub Topik 1. Pengertian pembersihan dan disinfeksi serta tujuan kegiatan

pembersihan pasar

2. Bahan dan peralatan yang digunakan untuk pembersihan pasar di

lokasi-lokasi yang berbeda

3. Tatacara menangani dan membuat larutan deterjen dan disinfektan

dengan benar

4. Tujuan dan tatacara penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk

kegiatan pembersihan pasar

5. Prosedur pembersihan pasar dengan tepat

6. Prosedur Pembersihan di kios-kios atau lokasi yang berbeda

7. Prosedur pembersihan vektor dan binatang pembawa penyakit di

pasar

Tujuan

Pembelajaran

Setelah menyelesaikan sesi ini, diharapkan peserta:

1. Menjelaskan pengertian pembersihan dan disinfeksi serta tujuan

kegiatan pembersihan pasar

2. Memahami bahan dan perlatan yang digunakan untuk pembersihan

pasar di lokasi-lokasi yang berbeda

3. Memahami tatacara menangani dan membuat larutan deterjen dan

disinfektan dengan benar

4. Menjelaskan tujuan dan tatacara penggunaan alat pelindung diri

(APD) untuk kegiatan pembersihan pasar

5. Melakukan prosedur pembersihan pasar dengan tepat

6. Melakukan pembersihan di kios-kios atau lokasi yang berbeda

7. Memahami pembersihan vektor dan binatang pembawa penyakit di

pasar

Metode

1. Brainstorming

2. Simulasi dan presentasi kelompok

3. Mengajar dan presetasi interaktif

4. Diskusi dan Kesimpulan di Kelas

5. Praktek dan simulasi

Media, Bahan dan

Alat

6. Kertas Flipchart 7. Spidol 8. Kertas Meta plan 9. Kertas dengan perekat (persegi dan bulat) 10. Snacks untuk hadiah

39

Durasi

60 Menit

Alur Sesi

Simulasi bahan dan perlatan

serta tatacara menangani

dan membuat larutan

deterjen dan disinfektan

dengan benar

Simulasi dan Presentasi

kelompok

(20 menit)

Tujuan dan tatacara

penggunaan alat

pelindung diri (APD)

untuk kegiatan

kebersihan pasar

Simulasi dan

Presentasi kelompok

(15 menit)

Prosedur pembersihan

vektor dan binatang

pembawa penyakit di pasar

Mengajar dan Presentasi

Interaktif (10 menit)

Diskusi dan

Kesimpulan

Presentasi

(5 menit)

Pengertian

pembersihan dan

disinfeksi serta

tujuan kegiatan

pembersihan pasar

Brainstorming

(10 menit)

Prosedur

pembersihan pasar di

tempat-tempat

berbeda di Pasar

Presentasi

(120 menit)

40

Proses Fasilitasi

3. Memulai sesi dengan memberi salam kepada peserta. 4. Menjelaskan topik, tujuan pembelajaran, sub topik, dan metode yang

digunakan ditiap sesi (Tulis alur sesi bahan ajar di kertas flipchart dan tempelkan didepan kelas diawal sesi sebagai pedoman dalam diskusi setiap sub topik, persiapkan secara sempurna sebelum sesi dimulai).

Langkah 1. Pengenalan Pengertian pembersihan dan disinfeksi serta

tujuan kegiatan pembersihan pasar

5. Fasilitator memulai sesi dengan mengajukan pertanyaan yang

mengarah pada topik materi yang akan dibahas dan menuliskan semua

jawaban peserta di kertas flip chart, sebagai berikut:

a. “Mengapa pembersihan pasar itu diperlukan?”

b. “Apakah yang ada ketahui tentang kebiasaan pedagang/petugas

pasar dalam membersihkan pasar selama ini?”.

6. Mintalah beberapa peserta untuk menceritakan kegiatan pembersihan di

pasar yang sering mereka lakukan atau amati.

7. Diskusikan jawaban-jawaban peserta, lalu kelompokkan seluruh jawaban yang

ada ke dalam dua langkah pembersihan yaitu: Pembersihan kering dan

Pembersihan basah

8. Tanyakan pada peserta dan catat di kertas flip chart “

“Apakah mereka selain menggunakan larutan sabun atau deterjen juga

disinfektan/obat kimia pembasmi kuman dalam melakukan pembersihan

pasar?

“Jika ada yang menggunakan, bagaimana mereka melakukannya?

“Mengapa pembersihan itu penting dilakukan sebelum disinfeksi?.

9. Eksplorasi jawaban peserta dan ajak mereka untuk mengidentifikasi bahan

Tip untuk trainers: 1. Tujuan melakukan pembersihan pasar yaitu:

Menghancurkan atau menurunkan jumlah kuman dan berkembangbiaknya vektor dan binatang pembawa penyakit di pasar (tikus, lalat dll) .

Mencegah kontaminasi kuman ke manusia yang dapat mengakibatkan sakit atau kematian (masyarakat, konsumen, Pedagang, Pekerja dll).

Menjaga lingkungan di pasar tetap bersih dan nyaman sehinga meningkatkan daya tarik konsumen dan keuntungan pedagang.

2. Pembersihan harus dilakukan sebelum disinfeksi karena:

Tidak semua kuman dapat dibunuh oleh deterjen, sehingga membutuhkan disinfektan untuk membunuh kuman secara menyeluh.

Namun, disinfektan tidak efektif jika masih terdapat kotoran/material organik sehingga harus dibersihkan dulu (pembersihan kering dan pembersihan basah yang menggunakan larutan deterjen)

3. Prinsip Pembersihan Kering dan Pembersihan Basah.

Pembersihan Kering yaitu proses menghilangkan kotoran tanpa bantuan air (air, deterjen dll), contoh alat yang digunakan: sapu gagang panjang, sapu lantai/lidi, tempat sampah, sekop, cangkul, pengki dll.

Pembersihan basah yaitu proses menghilangkan kotoran dengan bantuan air dan larutan deterjen. Contoh: menyikat atau menyemprot dengan alat semprot bertekanan tinggi untuk menghilangkan sisa-sisa materi organik.

41

dan alat apa saja yang diperlukan untuk pembersihan pasar?

10. Bersama dengan peserta, fasilitator mengurutkan langkah-langkah

pembersihan di pasar, menggali lebih jauh agar peserta menambahkan

langkah-langkah pembersihan tersebut.

11. Selanjutnya fasilitator mengajukan pertanyaan yang mengarah terkait

deterjen dan disinfektan dan menuliskan semua jawaban peserta di kertas

flip chart:

“Apakah yang ada ketahui dengan deterjen?” apakah kegunaannya?

sebutkan contohnya?

“Apakah yang ada ketahui dengan disinfektan?” apakah kegunaannya?

sebutkan contohnya?

“Apakah beda detergen dan disinfektan?”

Diskusikan bersama, apakah ada peserta yang masih belum memahami.

Langkah 2. Simulasi bahan dan perlatan serta tatacara menangani dan

Tip untuk trainers:

1. Detergen adalah pembersih sintesis campuran berbagai bahan untuk

membantu pembersihan dan terbuat dari bahan turunan minyak bumi

2. Kegunaan deterjen untuk menghilangkan kotoran serta memisahkan

mikroorganisme dari perlindungannya (material organic) dan juga

menghancurkan kumpulan bakterinya

3. Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah

terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk

membasmi kuman penyakit

Deterjen Disinfektan

Berasal dari bahan turunan

minyak bumi

Berasal dari bahan kimia /Pengaruh

fisika

Mengandung surfaktan yang

dapat membuang

kotoran/material organik (sifat

surfaktan suka lemak dan suka

air)

Tidak mengandung surfaktan sehinga

tidak dapat menembus kotoran/material

organik, perlu pembersihan lebih dahulu

Tidak ada dosis tertentu Harus dibuat sesuai dosis tertentu

Penerapan detejen tidak ada

waktu kontak tertentu

Penerapan disinfeksi harus sesuai

dengan waktu kontak (misal 10 menit)

contoh:

Deterjen cair

Deterjen bubuk

Deterjen krim

contoh:

Alkohol (misalnya Etil alkohol atau propil alcohol) .

Aldehid (misalnya Glutaraldehid 2%)

Biguanid (misal Klorheksidin)

Senyawa halogen (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).

Fenol

Klorsilenol (misalnya Dettol).

Dll

42

membuat larutan deterjen dan disinfektan dengan benar

12. Kemudian bagi peserta menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok

diberikan berapa contoh botol 1 disinfektan dan 1 deterjen. Tugas masing

masing kelompok adalah:

Menyebutkan zat aktif masing-masing botol (deterjen/disinfektan) dan

kegunaan/indikasi dari zat kimia tersebut sesuai dengan label

Menjelaskan bagaimana cara membuat larutan sesuai konsentrasi/dosis

yang ada pada label

Menjelaskan bagaimana cara menyimpan dan membuang zat kimia

tersebut dengan benar.

13. Minta semua kelompok memperesentasikan hasil kerja kelompok.

14. Diskusikan hasil kerja kelompok tersebut dikaitkan dengan hasil jawaban

perserta sebelumnya.

Tips bagi fasilitator:

Isi : 2.500 gram

1. ZAT AKTIF: CITRIC ACID ANHYDROUS2. KEGUNAAN:

Untuk disinfeksi sepatu boot, peralatan, kendaraandan keranjang pengangkut unggas serta lingkungan disekitar kandang unggas.

2. TAKARAN PEMAKAIANKonsentrasi 2% : 20 gram disinfektan per 1 liter air

3. PETUNJUK PENYIMPANAN• Simpan dalam wadah yang tertutup rapat di

tempat yang sejuk dan kering• Tutup kembali setiap selesai digunakan• Jangan campur disinfektan ini dengan bahan

kimia yang lain

4. PERINGATAN:• JAUHKAN DARI JANGKAUAN ANAK-ANAK• BERBAHAYA JIKA TERTELAN ATAU TERHIRUP• MENYEBABKAN IRITASI PADA KULIT DAN MATA

CARA PEMAKAIAN:1. Bersihkan dahulu kotoran yang masih menempel di permukaan

yang akan didisinfeksi dengan menyikat atau menyemprotmemakai alat semprot bertekanan tinggi serta deterjen

2. Pakailah apron, sarung tangan dan kaca mata.

3. Masukkan air kedalam ember sesuai takaran.

4. Ukur jumlah disinfektan yang diperlukan sesuai takaran

5. Masukkan disinfektan dalam ember berisi air . Aduk larutansampai merata

6. Masukkan larutan ke dalam alat semprot/sprayer.

7. Semprotkan disinfektan dengan volome 300ml/m2 ke semuapermukaan mulai dari yang tinggi ke tempat yang rendah

8. PENTING: Alat yang didisinfeksi harus dibiarkan basah dengancairan disinfektan selama 10 menit. Jangan dibilas dengan air,biarkan kering dengan sendirinya

9. Jika digunakan pada permukaan meja untuk bahan makanan,bilas permukaan lebih dahulu dengan air bersih setelah 10menit

AWAS BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Jumlah disinfektan Volume air

200 gram 10 liter

1 kg 50 liter

2 kg 100 liter

Langkah 3. Tujuan dan tatacara penggunaan alat pelindung diri (APD)

untuk kegiatan kebersihan pasar

43

15. Pengenalan dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Gambarkan di kertas

flip chart skema tubuh manusia yang terdiri kepala (mata, hidung, mulut,

telinga), leher, tangan, badan, dan kaki.

Contoh:

16. Bagikan 5 buah kertas stiker kepada masing masing peserta

17. Minta peserta untuk menempelkan stiker pada bagian-bagian organ

tubuh manusia yang beresiko menjadi jalan masuk kuman/zat kimia

masuk kedalam tubuh.

18. Setelah semua stiker ditempelkan, hitung jumlah masing-masing stiker

pada setiap organ tubuh. Diskusikan dengan peserta urutkan bagian

tubuh yang mana yang harus dilindungi dan bagaimana melindunginya.

19. Selanjutnya Tanyakan kepada peserta: “Hal-hal apa saja yang bisa

berdampak buruk/berbahaya pada saat kegiatan pembersihan pasar

bagi petugas kebersihan?” tulis jawaban mereka pada kertas flip chart.

20. Diskusikan dengan peserta bagaimana cara melindungi bagian-bagian

tubuh tersebut dari hal-hal berbahaya yang didikusikan sebelumnya.

21. Bagikan alat pelindung diri (APD) kepada semua peserta. Pastikan

masing-masing peserta mendapatkan 1 set APD.

22. Ajak semua peserta memakai APD dan melepas APD secara bersama-

sama. Tips bagi fasilitator Kecepatan desinfektan sebagai racun masuk ke tubuh melalui :

Bagian tubuh

Kecepatan racun masuk dalam tubuh

Cara zat kimia masuk tubuh Alat Pelindung Diri yang dibutuhkan

Mata 12 kali Tersiram, terpercik ke wajah Kaca mata/goggles, face shield

Pangkal paha

11 kali Tersiram, terpercik atau merembes pada baju

Celana panjang, Apron

Hidung dan mulut

6 kali Tersiram, terpercik ke wajah, saat makan, merokok

Masker, face shield

Telinga 5,4 kali Tersiram, terpercik ke kepala Topi/helm yang melindungi telinga

Wajah 4,2 kali Tersiram, terpercik ke wajah Face shield

Kulit kepala

3,7 kali Tersiram, terpercik ke kepala Topi

Perut dan kaki

2 kali Tersiram, terpercik atau merembes pada baju dan celana

Apron dan Sepatu Boots

Telapak tangan

1,3 kali Tersiram, terpercik, tertumpah Sarung tangan (gloves)

Lengan 1 kali Tersiram, terpercik, tertumpah Sarung tangan , baju lengan

44

panjang

Langkah 4. Prosedur pembersihan pasar di tempat-tempat berbeda di Pasar

23. Berikan lagi tugas untuk masing-masing kelompok tersebut yang

membahas pembersihan di beberapa lokasi di pasar, bahan dan

peralatan digunakan serta tahapan prosedurnya.

Kelompok 1: Prosedur melakukan pembersihan kering, basah dan

disinfeksi

Kelompok 2: Prosedur pembersihan lingkungan dan peralatan di luar

pasar

Kelompok 3: Prosedur pembersihan lingkungan dan peralatan di

dalam pasar

24. Minta masing masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompok

25. Bagikan salinan SOP/prosedur pembersihan pasar kepada peserta dan

diskusikan dengan peserta proses bagaimana pembersihan pasar yang

Tips bagi fasilitator :

1. Hal-hal yang berbahaya saat kegiatan pembersihan pasar adalah:

a. Infeksi virus flu burung / AI (H5N1, H7N9 dll) yang dapat menyebabkan sakit atau

kematian. Virus AI masuk tubuh umumnya melalu pernafasan, selaput lender dan

pencernaan.

b. Disinfektan merupakan zat kimia yang menyebabkan keracunan jika masuk

dalam tubuh manusia yaitu melalui saluran pernafasan, pencernaan serta kontak

dengan kulit dan selaput lendir. Keracunan Akut (cepat) dapat menyebabkan

Sakit kepala, Sesak nafas dan gatal-gatal pada mata atau kulit. Sedangkan

keracunan khronis (lambat) akibat kontaminasi zat kimia dalam waktu lama

dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyerapan paling tinggi saat suhu

udara panas dan kulit berkeringat. Semakin lama zat kimia kontak dengan kulit

maka semakin cepat diserap tubuh.

c. Kecelakaan kerja saat menggunakan alat Semprot Bertekanan Tinggi atau

terjatuh akibat lokasi licin yang dapat menyebabkan luka atau cacat.

2. Jenis Alat Pelindung Diri (APD) untuk pembersihan pasar adalah Sarung tangan,

apron, masker, kacamata, dan sepatu boots (bisa ditambah dengan baju lengan

panjang dan celana panjang). Apron yang terbuat dari Nylon atau plastik lebih

bagus karena mudah dipakai dan dibersihkan. Sarung tangan yg paling baik

adalah menutup lengan atas, sarung tangan sesuai ukuran tangan, tahan

terhadap zat kimia berbahaya dan bagian bawah dilipat jika menyemprot ke

atas

3. Tatacara melepas APD adalah bagian yang paling kotor dilepas lebih dahulu: 1.

Apron, 2. Sarung tangan, 3. Kaca mata, 4. Masker, 5. cuci Sepatu boot, 6. cuci

tangan

45

benar.

Tips bagi fasilitator 1. Prosedur pembersihan yang benar adalah:

a. Persiapan bahan, peralatan dan lokasi pembersihan b. Melakukan pembersihan Kering c. Melakukan pembersihan basah d. Melakukan disinfeksi

2. Melakukan Pembersihan Kering

Pembersihan meliputi seluruh lingkungan pasar (jalan, lantai, saluran air limbah, kios, bagian luar, tempat sampah, kamar mandi , WC dll)

Peralatan: sapu, sikat, sekop, tenpat sampah, pengki, kemoceng, dan sapu gagang panjang.

Petugas menggunakan alat pelindung diri untuk pembersihan pasar.

Bersihkan langit-langit di pasar dari debu dan sarang laba-laba dengan sapu gagang panjang

Kemudian pisahkan seluruh peralatan yang digunakan di pasar termasuk pisau, telenan, timbangan, ember, panci air panas dll dan bersihkan terpisah

Bersihkan meja penjualan dagangan dengan kemoceng atau kain lap untuk membuang sampah yang terdapat diatas meja.

Geser-geser meja, mesin pencabut bulu, kandang unggas, drum, untuk membersihkan lantai kios.

Sapu lantai dan dinding pasar dengan sapu lantai/lidi

Kumpulkan sampah penjualan ditiap-tiap kios di tempat sampah

Angkat sampah-sampah pada selokan/drainase air limbah di pasar dengan sekop

Bersihkan tempat sampah, rumput, kamar mandi, WC, serta akses di sekitar pasar

Bawa semua sampah dalam tempat sampah sementara dan selanjutnya ke tempat pembuangan sampah diluar pasar

3. Melakukan Pembersihan Basah

Dilakukan setelah pembersihan kering

Pembersihan meliputi seluruh lingkungan pasar (jalan, lantai, saluran air limbah, kios, bagian luar, tempat sampah, kamar mandi, WC dll)

Peralatan: sikat, kain lap, ember, air, mesin semprot bertekanan tinggi dan detergen

Petugas menggunakan alat pelindung diri untuk pembersihan pasar

Bersihkan seluruh peralatan dan lingkungan pasar dengan deterjen dan sikat/kain lap secara manual atau dengan semprot dengan alat semprot bertekanan tinggi untuk menghilangkan sisa-sisa materi organik

4. Melakukan Disinfeksi

Peralatan: ember, air, hand/back spayer, gelas ukur, disinfektan

Petugas dengan menggunakan APD membuat larutan disinfektan sesuai dosis pada label.

Lakukan disinfeksi di lokasi-lokasi yang kemungkinan kuman banyak berkumpul seperti di kandang unggas, tempat pemotongan unggas, tempat sampah (menggunakan disinfektan)

Jemurlah peralatan yang sudah bersih dengan sinar matahari (desinfeksi alami) jika memungkinkan

Langkah 5: Prosedur pembersihan vektor dan binatang pembawa penyakit

di pasar

a. Tanyakan pada peserta tentang:

- Sebutkan jenis-jenis binatang vektor penyakit di pasar yang anda

46

ketahui?

- Mengapa pengendalian binatang vektor penyakit tersebut sangat

penting dan harus dilaksanakan di pasar? atau Kerugian apa yang

ditimbulkan?

- Apakah factor-faktor yang mempengaruhi keberadaan binatang

vector penyakit tersebut?

b. Mintalah beberapa peserta untuk berbagi pengalaman apa yang mereka

lakukan untuk mengendalikan hama tikus dan lalat di Pasar.

c. Tuliskan jawaban peserta di kertas flip chart untuk masing-masing jenis

hama tersebut.

d. Fasilitator kemudian menyimpulkan hasil diskusi yang ada dengan

mengarah pada beberapa tips pada uraian materi.

Tip Fasilitator 5

1. Jenis-jenis vektor dan binatang pembawa penyakit di pasar yang dapat menyebkan panyakit bagi manusia adalah tikus, lalat dan nyamuk

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberadaan vektor dan binatang pembawa penyakit di pasar adalah:

Lingkungan yang kotor, sampah yang menumpuk dan sisa-sisa makanan tercecer

Ventilasi udara yang kurang baik sehinga temperatur/ suhu lingkungan yang

lembab

Sampah/limbah yang tidak ditangani dengan baik

Banyaknya semak-semak dan gudang yang tidak dirawat di area pasar

Air yang tergenang

3. Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh vektor dan binatang pembawa penyakit

adalah:

Tikus: merusak dan mengkonsumsi pakan/barang dagangan.

Lalat, tikus, nyamuk: pembawa dan penyebar penyakit (Typus, Pes, Malaria, demam berdarah dll)

Tikus dan lalat: mencemari lingkungan dan berdampak sosial yaitu bau busuk dari sampah

4. Strategi pengendalian tikus:

Kebersihan - Menjaga kebersihan kios, gudang dan lingkungan sekitar pasar, seperti sisa

makanan dan membuang sampah pada tempatnya. - Penyimpanan dan penanganan barang dagangan dengan baik: menggunakan

pallet pakan (alas pakan), dan memastikan bahan makanan tidak tercecer

- Membersihkan/menghilangkan tempat-tempat dimana tikus dapat

berkembang biak terutama pada gudang dan semak-semak di lingkungan

pasar.

Membasmi Tikus

- Penangkapan atau penjebakan (sarang, penjerat atau lem, alat dengan

gelombang ultrasonic)

- Vektor/predator alami (kucing)

- Pemberian umpan/racun (kimiawi)

a. Jenis umpan yang berbentuk padatan bervariasi ukuran dan mungkin

47

warnanya (warna yang mencolok dan aroma tajam), mulai dari bentuk

serbuk , granul, kotak kecil atau elips bulat.

b. Kecepatan aksi dari umpan /racun tikus ada yang bersifat cepat mati

(akut) atau yang lambat mati (kronis)

c. Langkah-langkah pemberian umpan tikus

- Pilih jenis umpan yang tepat, yang dapat menyebabkan kematian

akut atau anti penjendalan darah. Gunakan sarung tangan dan

jangan sentuh umpan tersebut dengan tangan karena tikus sensitive

dengan bau manusia dan tidak akan memakan umpan tersebut.

- Letakkan umpan pada wadah ditempat /jalur tikus yang banyak

beraktivitas

- Letakkan jumlah umpan yang cukup dan selalu jaga kesegaran.

- Baca label petunjuk produk umpan, ganti umpan tikus secara teratur

dan ikuti instruksi dari label.

- Bangkai tikus harus segera dikeluarkan dan dikubur.

5. Strategi pengendalian lalat:

Pengendalian fisik: - Membersihkan kotoran/sampah secara rutin agar tidak menumpuk sampai

membusuk - Menjaga ventilasi pasar baik dan cukup

- Menjaga kebersihan lingkungan pasar, seperti memangkas semak-semak

atau rumput yang tinggi yang bisa menjadi sarang lalat

- Memasang jebakan lalat seperti menggunakan lem

Pengendalian Kimiawi: - Menggunakan spraying lalat yang berisi racun lalat - Menggunakan umpan lalat

Lanjutan Tips bagi fasilitator Langkah 4.

1. Prosedur Pembersihan di beberapa lokasi yang berbeda

Lokasi Pembersihan kering Pembersihan basah Disinfeksi

Halaman dan

tempat parker

Menyapu sampah dan

memasukkan dalam

tempat sampah

Tidak perlu Tidak perlu

Selokan air limbah

dan IPAL

Membuang sampah

yang menyumbat

saluran air limbah

dengan sekop

Menyemprot

saluran dengan

mesin semprot dan

larutan deterjen

Tidak perlu

Tempat

pembuangan

sampah (TPS)

Membuang sampah

yang menumpuk setiap

hari

Menyemprot

dengan mesin

semprot dan larutan

deterjen

Menyemprot

dengan larutan

disinfektan

Kandang ayam,

ternak lain

Membersihkan

kotoran, bulu dengan

sekop dan dibakar atu

dikubur untuk kompos

Menyemprot

dengan mesin

semprot atau disikat

secara manual dan

larutan deterjen

Menyemprot

dengan larutan

disinfektan

Lapak-lapak

pedagang kaki

lima

Menyapu sampah dan

memasukkan dalam

tempat sampah

Menyikat secara

manual meja lapak

dengan air deterjen

Tidak perlu

Jalan/lorong Membuang sampah Khusus di area Khusus di area

48

yang berserakan

dilantai dan

memasukkan dalam

tempat sampah

basah: mengepel

dengan larutan

deterjen

basah:

Menyemprot

dengan larutan

disinfektan

Meja lapak/ kios Membuang sisa

dagangan dari atas

meja dengan

kemoceng/ sikat

Menyikat dan

mengelap meja

dengan larutan

deterjen

Tidak perlu,

namun jika

dilakukan

disinfeksi harus

dibilas dengan

air bersih

setelah minimal

10 menit

Toilet Membuang sampah

yang ada di dalam

Toilet / kamar mandi

Menyikat dan

mengepel lantai dan

dinding dengan air

dan karbol

Tidak perlu

Peralatan

penjualan (pisau,

timbangan, lap,

alat pencabut bulu

unggas dll)

Membersihkan sisa

kotoran yang melekat

pada peralatan dengan

sikat

Menyikat dan

mencuci peralatan

dengan air dan

deterjen

Tidak perlu,

namun jika

dilakukan

disinfeksi harus

dibilas dengan

air bersih

setelah minimal

10 menit

Langit-langit Bersihkan sarang laba-

laba dengan sapu

tangkai panjang dan

buang ke tempat sapah

Tidak perlu Tidak perlu

Gudang Membuang sisa-sisa

makanan, bungkus,

menata barang dengan

rapi dan kering,

memasang jebakan

untuk tikus

Mengepel lantai

gudang dengan

deterjen (sabun pel

lantai

Khusus gudang

di area basah:

Menyemprot

dengan larutan

disinfektan

Kantor Membersihkan sampah

dan memasukkan

dalam tempat sampah

Mengepel lantai

dengan deterjen

(sabun pel lantai)

Tidak perlu

2. Jenis-jenis peralatan yang digunakan untuk membersihkan pasar (pembersihan

kering dan pembersihan basah)

Lokasi luar pasar Jenis sampah Alat untuk

pembersihan kering

Alat untuk

pembersihan

basah

Halaman luar dan

tempat parkir

Plastik, bungkus,

kertas, sisa-sisa

makanan dll

Sapu, pengki,

tempat sampah

Tidak perlu

Selokan air limbah

dan IPAL

Lumpur, darah, plastik,

kotoran, bulu, air

limbah dll

Sekop, cangkul,

gerobak, pengki,

tempat sampah

Air, larutan

deterjen, mesin

semprot, ,

ember

Tempat

pembuangan

Kotoran, plastik, sisa

dagangan, bulu,

Cangkul, sekop,

sapu, truk

Mesin semprot,

larutan

49

sampah (TPS) jerohan dll pengangkut sampah deterjen,

ember, air,

Kandang ayam,

ternak lain

Kotoran, bulu, bangkai

dll

Sekop, sapu lidi,

tempat sampah,

pengki,

Sikat, mesin

semprot,

ember, air,

detergen, dll

Lapak-lapak

pedagang kaki

lima

Plastik, sisa dagangan,

bungkus dll

Sikat, Sapu, tempat

sampah, pengki

Sapu, sikat,

deterjen,

tempat sampah

dll

Lokasi dalam

pasar

Jenis sampah Alat untuk

pembersihan kering

Alat untuk

pembersihan

basah

Jalan/lorong Plastik, bungkus, sisa

makanan dll

Sapu, pengki,

tempat sampah,

Pel karet, kain

pel, ember, air,

deterjen dll

Meja lapak/ kios Bekas jualan Sikat, Sapu, tempat

sampah, pengki

Sapu, lap kain,

air sabun

Toilet Kotoran, kencing Sapu, pengki,

tempat sampah,

sikat toilet

Sikat, pel karet,

Karbol, dll

Peralatan

penjualan (pisau,

timbangan, lap,

alat pencabut bulu

unggas dll)

Bekas daging, bulu, sisa

sayur, dll

Sikat, pengki,

tempat sampah

Sikat, ember,

larutan

deterjen, air dll

Langit-langit Sarang laba-laba Sapu tangkai

panjang, pengki,

sapu lantai

Tidak perlu

Gudang Sarang dan kotoran

tikus, sisa makanan,

kotoran dll

Sapu, pengki,

tempat sampah, dll

Sikat, ember,

larutan

deterjen, air dll

Kantor Sampah plastik, kertas Sapu, pengki,

tempat sampah, dll

Pel lantai,

Sabun pel lantai

dll

3. Bahan dan peralatan untuk disinfeksi: Disinfektan, Ember dan drum, Hand sprayer /

back spayer, Gelas ukur dan Pengaduk larutan

4. Faktor-faktor resiko di pasar yang dapat berdampak buruk bagi masyarakat pasar:

a. Meja lapak dan peralatan yang ada diatasnya yang kotor dapat mencemari bahan makanan yang dibeli oleh konsumen.

b. Lantai dan selokan serta lingkungan yang kotor yang terjadi akibat membuang sampah sembarangan (kotoran unggas, sisa makanan, barang-barang pecah belah, paku dll)

c. Tempat sampah yang kotor akibat pengangkutan sampah ke luar pasar yang terlalu lama (timbul bau, lalat, tikus, kuman penyebab penyakit dll)

d. Tempat pemotongan unggas yang berada didalam pasar dan berdekatan dengan komoditas lainnya beresiko mengkontaminasi bahan makanan lainnya dengan darah dan kotoran yang mengandung virus AI

e. Gudang yang kotor dapat menjadi sarang vektor dan binatang pembawa penyakit seperti tikus dan lalat.

50

6. Pembersihan yang benar dapat membunuh mikroorganisme hingga 80% dan sisanya dapat dibersihkan dengan disinfeksi. Namun pembersihan harus dilakukan secara teratur dan benar.

7. Pembersihan lebih murah dan lebih efektif daripada menghabiskan uang untuk desinfektan dan tidak digunakan dengan benar.

8. Pembersihan adalah tahapan yang paling tepat dan desinfektan tidak akan bekerja efektif jika hal ini tidak dilakukan.

9. Waktu kontak ialah waktu yang dibutuhkan oleh cairan yang disemprotkan pada sebuah media hingga media tersebut menjadi kering. Waktu kontak untuk larutan desinfektan adalah 10 menit. Ini berarti bahwa area tersebut harus tetap basah dan menjadi kering selama 10 menit, tujuannya agar daya kerja desinfektan membunuh kuman penyakit bisa maksimal. Petugas harus memastikan bahwa area yang didisinfeksi tetap basah selama 10 menit. Hal ini cukup sulit dilakukan jika menggunakan alat semprot manual (dengan tangan) karena pekerja akan merasa bosan dan akan bergerak lebih cepat. Jika permukaan tidak cukup basah, area tersebut akan mengering sebelum disinfektan dapat bekerja. Hal lain yang juga mungkin dilakukan adalah mengkalibrasi alat semprot.

10. Manfaat Kalibrasi: a. Mengetahui kapasitas dan kemampuan alat yang digunakan

b. Mengestimasi waktu kerja yang dibutuhkan

c. Mengetahui jumlah tenaga kerja yang diperlukan

d. Dapat merencanakan kegiatan aktivitas di peternakan.

e. Memperkirakan kualitas dari pekerjaan penyemprotan

51

POKOK BAHASAN

MENJADI FASILITATOR PELATIHAN YANG BAIK

Latar Belakang

Menjadi fasilitator pelatihan bukan sebuah pekerjaan yang ringan. Apalagi jika

fasilitator yang dimaksudkan adalah fasilitator pelatihan yang menggunakan metode

partisipatif. Artinya pada saat proses belajar mengajar fasilitator perlu mengajak

seluruh warga belajar bisa terlibat secara aktif dalam proses pelatihan. Untuk itu

dibutuhkan kemauan dan kemampuan dari seorang fasilitator terlebih dahulu dalam

“mendidik dirinya” memahami konsep Pendidikan Orang Dewasa (POD) secara benar

dan Membekali pengetahuan kefasilitatoran. Melalui praktek fasilitasi secara terus

menerus dalam setiap proses pelatihan maka akan mengantarkan seseorang bisa

menjadi fasilitator yang baik.

n

Tujuan Umum

Warga belajar mampu memfasilitasi pelatihan secara partisipatif.

Sub

Pokok Bahasan

1. Definisi fasilitator

Jendela Pengetahuan (Jendela Johary)

Sikap Fasilitator

2. Peran dan Etika Fasilitator dalam pelatihan partisipatif

3. Ketrampilan yang Harus Dimiliki Seorang Fasilitator

4. Praktek memfasilitasi pelatihan partisipatif.

Tujuan

Pembelajaran

1. Mengerti dan memahami definisi fasilitator

2. Mengerti dan memahami “Jendela Johary” untuk memahami SIKAP yang harus

dimiliki seorang fasilitator yang baik.

3. Mengerti dan memahami etika fasilitator pelatihan partisipatif.

4. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memfasilitasi pelatihan partisipatif

Metode

1. Ceramah

2. Permainan

3. Diskusi Kelompok

4. Curah pendapat

5. Praktek memfasilitasi

1. Meta Plan

BAHAN AJAR 5: MENJADI FASILITATOR YANG BAIK

52

Media, Alat dan

Bahan

2. Sepidol Besar

3. Kertas Plano

4. Flip Chart

5. Lakban kertas

6. Lembar karakter berdasarkan nama-nama buah

Waktu

160 Menit = 2 jam 40 menit

Alur Sesi

Proses Fasilitasi

Sesi 1. Definisi Fasilitator

1. Bukalah sesi dengan mengucapkan salam

2. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan, tujuan umum, sub pokok bahasan dan

metode yang akan digunakan dalam setiap sesi (salinlah bagan alur sesi bahan ajar

pada kertas plano dipersiapkan sebelum sesi dimulai)

3. Diskusikan dengan warga belajar apa definisi dari seorang fasilitator?

Tips: Fasilitator adalah orang yang membantu atau mempermudah pembelajaran

orang dewasa dan berperan secara aktif dalam proses belajar tersebut. Tekankan

bahwa fasilitator lebih berperan untuk mengatur dan menghantarkan diskusi dalam

kelompok atau kelas.

4. selanjutnya tanyakan pada warga belajar apakah ada yang pernah mengenal

”Jendela Johary”? Jika ada yang mengenal mintalah warga belajar tersebut untuk

Pengantar

Curah Pendapat

(10 menit)

Peran dan Etika

Fasilitator

Curah Pendapat

Diskusi

Kelompok

Presentasi

(40 menit)

Penegasan dan

Penutup

Ceramah

(10 menit)

Keterampilan yang

Harus Dimiliki

Seoarang Fasilitator

Curah Pendapat

Praktek

(70 menit)

Definisi Fasilitator,

Jendela Johary dan

Sikap Fasilitator

Presentasi interaktif

(30 menit)

53

menggambarkan pada kertas plano dan menjelaskannya di depan kelas.

5. Selanjutnya jika tidak ada warga belajar yang mengetahui ”Jendela Johary” maka

fasilitator menggambarkan di kertas plano didepan kelas, dengan mengacu pada

Tips fasilitator pada modul dibawah ini.

Tips Bagi Fasilitator:

Jendela Johary Sesuatu tentang diri saya

yang saya ….....

Tahu Tidak Tahu

Terbuka

B u t a

Rahasia

Tak Diketahui

Keterangan isi Jendela Jauhari:

1. Terbuka Saling menghargai 2. Buta Saya perlu belajar dari anda 3. Rahasia Anda perlu cari informasi ke saya 4. Tak diketahui Kita belajar bersama-sama

6. Setelah ”Jendela Johary” selesai digambar, fasilitator mengajak warga belajar untuk

membahas ”Jendela Johary” tersebut dengan pertanyaan bantu sebagai berikut:

a. Jika saya tahu orang lain tahu apa yang harus kita lakukan? Saling menghargai

(menghargai, percaya diri)

b. Jika saya tidak tahu orang lain tahu apa yang seharusnya saya lakukan? Saya

harus belajar (rendah hati, percaya diri, fleksibel)

c. Jika saya tahu orang lain tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan? Anda

harus belajar dari saya (terbuka, sensitif, obyektif, simpati).

d. Jika saya tidak tahu orang lain tidak tahu kita harus bagaimana? Belajar bersama

(egaliter, percaya diri)

7. Fasilitator mencatat di kertas plano poin-poin penting dari jawaban warga belajar

di depan kelas dan rumuskan menjadi sikap seorang fasilitator yang baik mengacu

pada tips fasilitator dibawah ini (bisa juga dengan menanyakan apa yang partisipan

sukai dari sifat fasilitator).

Tips Bagi Fasilitator

Sikap seorang fasilitator yang baik

1. Simpati 2. Terbuka 3. Sensitif 4. Percaya diri 5. Fleksibel 6. Obyektif 7. Menghargai

54

8. Rendah hati 9. Egaliter/Setara

8. Tegaskan kembali bahwa dalam proses pendidikan orang dewasa ”setiap warga

belajar mempunyai pengalaman yang berbeda-beda dan menjadi nilai lebih dari

masing-masing warga belajar, sehingga perlu ”saling belajar” dan ”saling

menghargai”.

Sesi: 2. Peran dan Etika Fasilitator Pelatihan

1. Jelaskan kepada warga belajar bahwa sesi berikut ini kita akan mendiskusikan

”Peran dan Etika Fasilitator Pelatihan.

2. Bagilah warga belajar menjadi dua kelompok kecil dengan menggunakan metode

yang kreatif.

3. Setelah warga belajar terbagi menjadi dua kelompok, fasilitator membagikan

bahan diskusi tentang Peran dan Etika dalam pelatihan partsipatif.

4. Masing-masing kelompok mendiskusikan hal-hal sebagai berikut:

Untuk Kelompok 1:

a. Apa pengertian Etika pelatihan?

b. Apa Etika Pelatihan yang harus dijunjung seorang fasilitator pelatihan

partisipatif?

Tips Bagi Fasilitator

Etika Pelatihan:

Nilai-nilai atau norma yang tidak boleh dilanggar dalam pelatihan partisipatif.

Etika pelatihan partisipatif yang harus dijunjung tinggi oleh seorang fasilitator:

1. Tidak menggurui 2. Tidak memotong pembicaraan. 3. Tidak menghakimi pendapat warga belajar 4. Memberikan pertanyaan dan pernyataan yang tidak menyinggung warga belajar 5. Menghargai ide, gagasan dan pengalaman warga belajar 6. Terbuka terhadap kritik

Untuk Kelompok 2:

a. Apa pengertian peran fasilitator partisipatif?

b. Apa saja peran fasilitator dalam pelatihan partisipatif?

Tips Bagi fasilitator

Pengertian Peran Fasilitator Partisipatif.

Suatu tindakan yang harus dilakukan oleh seoarng fasilitator partisipatif dalam

pengelolaan kelas.

Peran Fasilitator:

55

a. Menciptakan suasana belajar yang kondusif b. Menciptakan interaksi belajar c. Menciptakan hubungan kesetaraan d. Memberi contoh-contoh positif e. Merangsang dan mendorong warga belajar untuk berfikir mandiri f. Mendorong warga belajar untuk mengungkap pengalamannya sebagai bahan

belajar.

5. Setelah seluruh kelompok kecil dinilai cukup mendiskusikan seluruh topik di atas

mintalah masing-masing kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas dan

kelompok lainnya ikut mengkritisi.

6. Fasilitator mencatat pada kertas plano point-point penting dari hasil pleno

kelompok kecil yang terkait dengan setiap topik yang di presentasikan, strukturkan

dan tegaskan menjadi rumusan dengan mengacu pada tips fasilitator di bawah ini.

7. Tegaskan kembali dan buatlah suatu kesimpulan.

Tips fasilitator: gabung tips di atas (sikap, etika, peran) sederhanakan. Sikap: tambah

bagaimana mengahadapi peserta yang pasif, mendominasi, bahasa tubuh fasilitator,

dll.

Sesi 4. Ketrampilan Yang Harus Dimiliki Seorang Fasilitator

1. Jelaskan kepada warga belajar kita akan mendiskusikan “ketrampilan yang harus

dimiliki seorang fasilitator”.

2. Bagilah kertas meta plan dan sepidol besar kepada seluruh warga belajar.

3. Tanyakan kepada warga belajar Ketrampilan apa yang perlu dimiliki oleh seorang

fasilitator yang baik? pertanyaan ini untuk mengeksplorasi pengetahuan warga

belajar sehubungan dengan ketrampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang

fasilitator.

Tips Bagi Fasilitator

Ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator supaya lebih baik:

Bertanya dan mendengar umpan balik warga belajar (partisipatif)

Menangkap inti ide warga belajar untuk diungkap kembali (menstrukturkan)

Menyimpulkan proses hasil belajar berdasar subtansi materi setiap sesi.

4. Mintalah setiap warga belajar menuliskan satu jawaban pada kertas meta plan

terhadap pertanyaan tersebut diatas .

5. Mintalah setiap warga belajar yang selesai menulis jawabanya untuk menempelkan

hasil jawaban tersebut pada kertas plano yang telah disiapkan oleh fasilitator

sebelumnya di depan kelas.

6. Ajaklah warga belajar untuk mengelompokkan dan menstrukturkan jawaban-

jawaban mereka menjadi 3 kelompok ketrampilan dasar yang perlu dimiliki oleh

seoarang fasilitator yang baik, mengacu pada tips fasilitator di atas.

7. Tegaskan kembali bahwa seorang fasilitator yang baik minimal harus memiliki

ketrampilan sebagai berikut: (1) Bertanya dan Mendengar umpan balik dari warga

56

belajar, (2) Menangkap inti ide warga belajar untuk diungkap kembali /

menstrukturkan (3) Menyimpulkan proses hasil belajar berdasar subtansi materi

setiap sesi.

Praktek:

Untuk meningkatkan kemampuan dasar warga belajar dibidang (1) Bertanya dan

Mendengarkan umpan balik dari warga belajar, (2) Menangkap inti ide warga belajar

untuk diungkap kembali/mestrukturkan (3) Menyimpulkan proses hasil belajar

berdasar subtansi materi. Maka diperlukan praktek fasilitasi dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Bagilah warga belajar menjadi 3 kelompok dan setiap kelompok diminta

mengambil satu tema untuk praktek memfasilitasi (bisa dengan topik lain yang bisa

digunakan untuk partisipatif). Tema praktek fasilitasi dengan contoh sebagai

berikut (sesuaikan dengan tema pelatihan):

a. Menggoreng krupuk yang baik.

b. Cara mengendarahi sepeda motor matic.

c. Membuat akuarium yang cocok untuk ikan hias.

2. Minta setiap kelompok mempersiapkan skenario yang akan digunakan untuk

praktek fasilitasi. Berikan waktu selama 15’.

3. Masing-masing kelompok setelah selesai menyiapkan sekenario diminta praktek

secara bergiliran. Beri masing-masing kelompok waktu 15 menit, 15 menit

mendiskusikan hasil praktek tersebut.

4. Ajaklah seluruh warga belajar untuk menganalisis proses fasilitasi dengan mengacu

pada tiga aspek ketrampilan dasar fasilitator yang baik. Pertanyaan bantu untuk

menganalisa hasil praktek fasilitasi sebagai berikut:

1). Ketrampilan Bertanya & Mendengarkan umpan balik (Partisipatif)

a. Apakah pertanyaan yang digunakan selama memfasilitasi mampu

mengekplorasi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh warga

belajar sehubungan dengan topik yang dibahas?

b. Apakah fasilitator memberikan kesempatan kepada setiap warga belajar

untuk melakukan umpan balik terhadap pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan?

2). Ketrampilan Menangkap inti ide warga belajar untuk diungkap kembali

(menstrukturkan)

a. Apakah inti ide dan gagasan warga belajar yang diungkapkan bisa

ditanggkap oleh fasilitator sehubungan dengan materi yang disampaikan?

b. Apakah fasilitator mampu menstrukturkan berbagai ide dan gagasan

warga belajar menjadi pengetahuan bersama?

3). Ketrampilan Menyimpulkan proses hasil belajar berdasar subtansi materi.

Apakah kesimpulan yang dirumuskan oleh fasilitator mampu menampung

semua gagasan warga belajar yang mengacu pada subtansi materi yang

dibahas?

5. Setelah pembahasan praktek fasilitasi menggunakan pertanyaan-pertanyaan

57

tersebut diatas secara mendalam, selanjutnya tegas kembali bahwa untuk menjadi

fasilitator yang baik perlu menguasai 3 ketrampilan dasar memfasilitasi yaitu: (1)

Bertanya dan Mendengarkan umpan balik dari warga belajar, (2) Menangkap inti

ide warga belajar untuk diungkap kembali, (3) Menyimpulkan proses hasil belajar

berdasar subtansi materi. Ketiga ketrampilan tersebut bisa dikuasai oleh seorang

fasilitator jika dilakukan secara berulang-ulang.

6. Tutuplah sesi dengan ucapan terimakasih dan tepuk tangan bersama-sama.

58

POKOK BAHASAN MEMBACA MODUL/BAHAN AJAR

Latar Belakang

Bahan ajar pelatihan merupakan pegangan bagi seorang fasilitator untuk

memfasilitasi suatu proses pelatihan, agar subtansi materi dari setiap pokok

bahasan yang tertera pada bahan ajar semuanya disampaikan kepada warga

belajar secara utuh dan tetap terjaga dalam sebuah dokumen. Untuk itu

seorang fasilitator atau pelatih perlu menguasai subtansi materi, alur sesi dan

langkah-langkah memfasilitasi dari setiap bahan ajar. Sedangkan Modul adalah

Panduan bagi fasilitator untuk memfasilitasi proses kegiatan belajar dalam

suatu kegiatan pelatihan agar tujuan bisa tercapai dan subtansi materi dari

pokok bahasan yang disampaikan tetap terjaga yang sudah diakreditasikan

oleh LAN (Lembaga Akreditasi Nasional)

n

Tujuan Umum

Warga belajar memahami dan memiliki ketrampilan dalam membaca modul

serta bisa memperdalam subtansi materi dari setiap modul yang akan

digunakan untuk memfasilitasi pelatihan.

Sub

Pokok Bahasan

1. Memahami Substansi Materi Modul

2. Praktek Memfasilitasi Modul

Tujuan

Pembelajaran

Warga belajar mengerti, memahami modul dan subtansi materi pada setiap

modul serta bisa mempraktekkannya.

MODUL 6: MEMBACA DAN MEMPELAJARI MODUL/BAHAN AJAR

59

Metode

1. Ceramah 2. Curah pendapat 3. Diskusi Kelompok 4. Praktek Memfasilitasi

Media, Alat dan

Bahan

1. Kertas plano 2. Lakban kertas 3. Sepidol besar 4. Metaplan

Waktu

300 Menit (5 jam)

Alur Sesi

Pengantar dan

Alur Sesi

Ceramah

(10 menit)

Memahami

Subtansi Materi

Bahan Ajar

Curah Pendapat

(40 menit)

Penegasan dan

Penutup

Ceramah

(10 menit)

Praktek Fasilitasi Bahan

Ajar

Diskusi Kelompok

Praktek

(240 menit)

60

Proses Fasilitasi

Sesi 1 – Memahami Subtansi Materi Bahan Ajar.

1. Mulailah sesi dengan mengucapkan salam.

2. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan, tujuan umum, sub pokok

bahasan dan metode yang akan digunakan dalam setiap sesi. Salinlah bagan

alur sesi bahan ajar pada kertas plano dan pasang di depan kelas pada saat

awal sesi dimulai, hal tersebut untuk membantu alur belajar yang akan

digunakan dalam mengkaji setiap sub pokok bahasan. Alur sesi modul

disiapkan sebelum sesi dimulai.

3. Fasilitator melakukan review terhadap materi-materi pelatihan Biosekuriti

Pasar yang telah disampaikan pada tahap 1 dan 2 yang bisa mendukung

seorang fasilitator untuk memfasilitasi pelatihan, dengan pertanyaan bantu

sebagai berikut: “Materi apa saja yang bisa membantu seorang fasilitator

untuk memfasilitasi suatu pelatihan?”

4. Lakukan elaborasi dari pertanyaan tersebut diatas dengan menggunakan

teknik probing (pertanyaan yang mendalam) sehingga ditemukan

jawaban-jawaban seperti tertera pada Tips Fasilitator diatas.

5. Setelah warga belajar dapat menyebutkan materi-materi yang dapat

mendukung seorang fasilitator untuk bisa memfasilitasi pelatihan secara

baik, selanjutnya bagikan modul-modul teknik yang telah kita miliki kepada

setiap warga belajar.

6. Berilah waktu 5 – 10 menit masing-masing warga belajar untuk

mempelajari satu modul yang disepakati bersama dari beberapa modul

Tips Bagi Fasilitator:

Beberapa materi yang dapat mendukung seorang fasilitator untuk

memfasilitasi pelatihan.

1. Pembelajaran Orang Dewasa 2. Teknik pelatihan partisipatif 3. Menjadi fasilitator yang baik 4. Materi inti biosekuriti pasar (1-4) 5. Merencanakan dan menyelenggarakan training 6. Kemanan pangan produk asal hewan 7. dll

61

teknis yang telah diterimanya dan dampingi pada saat warga belajar

mempelajari modul (membaca modul/bahan ajar).

7. Setelah mereka memahami modul yang diterimanya ajaklah warga belajar

untuk mengkaji modul dengan pertanyaan bantu sebagai berikut:

a. Apa itu modul/bahan ajar?

b. Apa itu kurikulum?

8. Lakukan probbing untuk mendapatkan jawaban dari 3 pertanyaan bantu

tersebut diatas berdasarkan modul yang telah dibaca sebelumnya.

9. Tuliskan jawaban-jawaban warga belajar dari setiap pertanyaan tersebut

diatas pada kertas plano di depan kelas.

10. Lakukan pendalaman bersama agar mereka betul-betul memahami apa itu

modul/bahan ajar, isi modul dan kurikulum.

11. Simpulkan dan tegaskan kembali dari pembahasan tersebut diatas sesuai

dengan tips fasilitator diatas.

Sesi 2 – Praktek Memfasilitasi Menggunakan Modul/Bahan Ajar

1. Sampaikan kepada warga belajar bahwa kita akan membahas Praktek

Memfasilitasi Menggunakan Modul/bahan ajar.

2. Bagilah warga belajar menjadi 3 kelompok praktek, gunakan metode yang

kreatif untuk membaginya.

3. Bagilah modul teknis dengan tiga topik yang berbeda, misalnya tentang: (1)

Penilaian Kebersihan Pasar, (2) Tatacara Pembersihan Pasar dan (3)

Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

Tips Bagi Fasilitator

Bahan ajar adalah kumpulan bahan-bahan pelatihan untuk masing-masing

jenis kompetensi pelatihan

Modul adalah Panduan bagi fasilitator untuk memfasilitasi proses

kegiatan belajar dalam suatu kegiatan pelatihan agar tujuan bisa tercapai

dan subtansi materi dari pokok bahasan yang disampaikan tetap terjaga.

Modul hanya bisa dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pelatihan yang

sudah diakreditasikan oleh LAN (Lembaga Akreditasi Nasional)

Kurikulum adalah garis-garis besar pembelajaran yang menjadi dasar

untuk suatu kegiatan proses belajar dan menjadi dasar penyusunan modul.

62

4. Berikan waktu kepada setiap kelompok untuk mempelajari modul yang

telah diterimanya selama kurang lebih 60 menit (untuk persiapan

memfasilitasi dengan menggunakan modul),

5. Fasilitator mendampingi masing-masing kelompok saat melakukan diskusi

agar mencapai tujuan yang diinginkan.

6. Setelah persiapan memfasilitasi telah selesai didiskusikan di kelompok,

mintalah masing-masing kelompok untuk praktek secara bergiliran

berdasar modul yang telah dipelajari. (berikan waktu secukupnya).

7. Setelah ketiga kelompok selesai praktek memfasilitasi lakukan refleksi

bersama dengan cara:

a. Mintalah masing-masing kelompok untuk menceritakan mulai dari

persiapan sampai proses fasilitasi.

b. Apa yang dirasakan selama praktek memfasilitasi?

Tips Bagi Fasilitator

Bahan untuk mendampingi diskusi kelompok dalam menyiapkan praktek

fasilitasi

1. Pastikan ada pembagian peran fasilitasi di setiap kelompok: a. Fasilitator Utama b. Co fasilitator c. Notulansi

2. Pastikan setiap kelompok memahami isi modul mulai dari (1) latar belakang, (2) Tujuan umum, (3) Pokok Bahasan dan Sub pokok bahasan, (4) Tujuan pembelajaran, (5) Metode yang digunakan, (6) Alur sesi,

3. Pastikan setiap kelompok memahami subtansi materi pada setiap sesi dalam modul

4. Pastikan setiap kelompok untuk memahami langkah-langkah fasilitasi di setiap modul dan melakukan secara runtut dan benar.

5. Jelaskah bahwa langkah-langkah fasilitasi tersebut untuk memahamkan materi yang akan dikaji namun bisa dikembangkan sesuai kondisi warga belajar dengan syarat tidak keluar dari subtansi materi.

63

c. Apa hal-hal yang didapat dari praktek dan lakukan sharing bersama.

8. Catat dan bahaslah secara mendalam hal-hal yang menarik dan buat

kesimpulan-kesimpulan bersama sehubungan dengan praktek fasilitasi

dengan menggunakan modul.

9. Tegaskan kembali kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari praktek

fasilitasi menggunakan modul.

10. Tutuplah sesi dengan ucapan terima kasih dan tepuk tangan bersama.

64

BAHAN PELATIHAN DAN SOSIALISASI BIOSEKURITI PASAR BAGI

PEDAGANG PASAR

65

66

67

68

BAB III:

PENUTUP

69

BAB III. PENUTUP

Bahan ajar pelatihan biosekuriti pasar ini merupakan dokumen yang terus

berkembang (living document) sehingga terus dibutuhkan masukan dan koreksi

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebijakan pemerintah yang

berlaku agar dapat diimplememtasikan secara benar dan berkelanjutan oleh

pemerintah daerah, pengelola pasar dan masyarakat (stakeholder), serta harus

terus dilakukan uji coba di lapangan untuk memastikan bahwa bahan-bahan ajar

yang disusun mudah dipahami dan diaplikasikan oleh stakeholder di lapangan.

Selanjutnya agar bahan ajar ini diharapkan dapat diadopsi secara formal oleh

badan-badan pelatihan kesehatan hewan yang memiliki akreditasi agar dapat

dijadikan modul pelatihan secara resmi dan sesuai dengan standar yang ditetapkan

oleh Lembaga Akreditasi Nasional (LAN).

2018

MODUL PELATIHAN BIOSEKURITI PASAR DI INDONESIA

Edisi Pertama, 2018 Buku ini diterbitkan berdasarkan kerja sama antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia dengan FAO Emergency Center for Transboundary Animal Disease Programme (ECTAD) di Indonesia. Foto-foto pada sampul milik Kementerian Pertanian dan FAO ECTAD Indonesia. Desain dan tata letak: drh. Gunawan Budi Utomo