Draft Menkeu

7
BREAK EVEN POINT Break Even Point (BEP) merupakan keadaan dimana hasil penjualan sebuah perusahaan sama dengan jumlah biaya produksi yang dikeluarkannya. Dalam keadaan ini perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan ataupun menderita kerugian. Analisis BEP merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan jumlah produksi yang harus dilakukan sebuah perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian. Analisis break even point digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut: (1) jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat (2) jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut (3) mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP (4) menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi.

description

Break Event Point

Transcript of Draft Menkeu

Page 1: Draft Menkeu

BREAK EVEN POINT

Break Even Point (BEP) merupakan keadaan dimana hasil penjualan sebuah

perusahaan sama dengan jumlah biaya produksi yang dikeluarkannya. Dalam

keadaan ini perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan ataupun

menderita kerugian. Analisis BEP merupakan analisis yang digunakan untuk

menentukan jumlah produksi yang harus dilakukan sebuah perusahaan agar

perusahaan tersebut tidak menderita kerugian. Analisis break even point

digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:

(1) jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan

tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga

jumlah produksi minimum yang harus dibuat

(2) jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah

direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus

ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut

(3) mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih

kecil dari BEP

(4) menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil

penjualan atau tingkat produksi.

Sehingga analisis terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan

penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara

minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus memperoleh

keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP-nya. Manfaat

analisis break even point adalah :

1. Sebagai dasar atau landasan perencanaan operasional usaha untuk

mencapai laba tertentu atau “profit planning”.

2. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang realisasi

dengan angka perhitungan titik impas dalam alat pengendalian atau

“controlling”.

Page 2: Draft Menkeu

3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu

setelah diketahui hasil perhitungan menurut analisis titik impas dan laba

yang ditargetkan.

4. Sebagai bahan pertimbangan dalam mmengambil keputusan yang harus

dilakukan oleh seorang manajer.

Untuk dapat menggunakan metode BEP, biaya yang terjadi harus

dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang

jumlah totalnya tetap dan bertambah dengan adanya perubahan volume kegiatan.

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Apabila suatu industri hanya mempunyai biaya

variabel, maka tidak akan muncul masalah break even dalam industri tersebut.

Masalah break even baru muncul apabila suatu industri disamping mempunyai

biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara

totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan

besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada

perubahan volume produksi. Dalam menggunakan analisis BEP, harus dipenuhi

asumsi-asumsi dasar sebagai berikut:

1. Biaya di dalam perusahaan digolongkan kedalam dua jenis biaya, yaitu

biaya variabel dan biaya tetap. Jika ada biaya semi variabel harus

dialokasikan kedalam salah satu dari dua jenis biaya tersebut.

2. Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional

dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per

unitnya adalah tetap sama.

3. Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada

perubahan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per

unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan

produksi.

4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode analisis.

5. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila

diproduksi lebih dari satu macam produk, perimbangan penghasilan

penjualan antara masing-masing produk harus tetap.

Page 3: Draft Menkeu

Untuk mencari tingkat break even, alat analisis yang biasa digunakan antara

lain: pendekatan matematis dan pendekatan grafis.

a. Pendekatan Matematis

Dalam perhitungan BEP dengan pendekatan Matematis dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu: atas dasar unit dan atas dasar rupiah. Seperti pada

pengertian BEP bahwa: perusahaan tidak memperoleh laba atau menderita

rugi, total penghasilan sama dengan total biaya, laba sama dengan nol. Jika:

TR = Total penghasilan TC = Total biaya P = Harga jual per unit VC = Biaya

variabel FC = Biaya tetap total selama satahun dan Q = Kuantitas penjualan.

Sehingga persamaan dapat dibuat sebagai berikut:

Rumus BEP dalam unit sebagai berikut

Rumus BEP dalam rupiah sebagai berikut

b. Pendekatan Grafik

Pada tingkat BEP dapat dihitung dengan berbagai macam rumus secara

sistematis selain itu juga perhitungan untuk menentukan luas operasi pada

tingkat BEP dapat dilakukan dengan suatu rumus tetapi untuk

menggambarkan tingkat volume dengan labanya maka diperlukan grafik atau

bagan BEP. (Munawir, 1995: 192). Pada gambar tersebut akan nampak jelas

garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan

biaya variabel serta garis penghasilan penjualan. Besarnya volume penjualan

atas produksi dalam unit nampak pada sumbu horizontal (sumbu x) dan

besarnya biaya dan penghasilan akan nampak pada sumbu vertikal (sumbu y).

pada gambar tersebut titik impas terletak pada persilangan antara garis

penjualan dengan garis total biaya. Cara membuat grafik garis impas dapat

dilakukan dengan dua cara:

1. Garis biaya tetap digambarkan horizontal sejajar dengan sumbu x

Page 4: Draft Menkeu

2. Garis biaya tetap digambarkan sejajar dengan garis biaya variabel

Grafik BEP dapat digambar seperti di bawah ini:

Gambar Grafik BEP

Dalam analisa BEP perlu pula dipahami konsep Margin of Safety.

Margin of safety merupakan batas penurunan penjualan yang bisa ditolerir

oleh perusahaan agar tidak menderita kerugian (Sutrisno, 2000). Besarnya

margin of safety dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

margin of safety= penjualan yangdirencanakan−penjualan padabreak evenpenjualan yang direncanakan

×100 %

Margin of Safety merupakan angka yang menunjukkan jarak antara

penjualan yang direncanakan atau dibudgetkan (budgeted Sales) dengan

penjualan pada break even. Dengan demikian maka margin of safety adalah

juga menggambarkan batas jarak, dimana kalau berkurangnya penjualan

melampaui batas jarak tersebut, perusahaan akan menderita kerugian.

Page 5: Draft Menkeu

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Mohamad. 2012. Metode Break Even Point (BEP) Sebagai Alat

Perencana Laba Jangka Pendek. Universitas Semarang.

Analisa Bisnis dan Usaha. 2013. Cara Menghitung BEP (Break Even Point)

Sederhana. (online) http://analisa-bisnis-usaha.blogspot.com/2013/07/cara-

menghitung-bep-break-even-point.html.

Insani, Ardiviera Satria. 2013. Bagaimana Cara Menghitung Break Even Point

(BEP) Usaha Anda?. (online)

http://ardiviera.blogspot.com/2013/01/bagaimana-caramenghitung-

breakeven.html.