Makalah Menkeu

23

Click here to load reader

description

menkeu

Transcript of Makalah Menkeu

Page 1: Makalah Menkeu

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam menjalankan kegiatan

operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas penggunaan modal baik jangka pendek maupun

jangka panjang dan menekan biaya modal dapat tercapai dengan bauran pendanaan yang cukup

dan sesuai kebutuhan perusahaan. Jumlah modal yang besar atau kecil dapat menguntungkan

maupun merugikan perusahaan.

Struktur modal meliputi hutang jangka panjang dan ekuitas. Hutang jangka panjang dapat

diperoleh dari penjualan surat berharga berbentuk obligasi maupun pinjaman dari pihak investor.

Sedangkan ekuitas dapat diperoleh dari laba ditahan dan saham. Tujuan manajemen struktur

modal adalah menciptakan suatu bauran sumber dana permanen dengan kontribusi hutang dan

ekuitas secara optimal agar mampu memaksimalkan nilai perusahaaan. Nilai perusahaan dapat

tercermin dari kinerja perusahaan yang salah satunya dapat dilihat dari laba bersih perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka untuk mempermudah pembahasan, penulis

merumuskan permasalahan tersebut sebagai berikut:

a. Bagaimana likuiditas perusahaan ?

b. Apakah manajemen mengumpulkan laba operasi yang cukup atas aktiva perusahaan ?

c. Bagaimana perusahaan membelanjai aktivanya ?

d. Apakah para pemilik ( Pemegang Saham ) menerima pengembalian yang pantas atas investasi

mereka ?

1.3 Tujuan

Makalah ini dibuat untuk beberapa tujuan, yaitu:

Untuk mengetahui seberapa baik kinerja dan rasio keuangan di perusahaan. Dapat menganalisis dan mencari tahu apa yang sebaiknyadilakukan oleh perusahaan supa

ya dapat meningkatkan kinerjanya.

1

Page 2: Makalah Menkeu

1.4 Profil Perusahaan

PT Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen

yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Perusahaan ini

mempekerjakan 206.000 pekerja. Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan konsumen

pribadi. Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah: Rinso, Sunsilk, Dove, dan Clear.

Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,

minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh,

produk-produk kosmetik, dan produk rumah tangga. Unilever Indonesia didirikan pada 5

Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah

menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi

PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek

Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981.dan mempunyai lebih dari 1000 supplier.

Unilever memiliki beberapa perusahaan lain di Indonesia:

PT Anugrah Lever - didirikan pada tahun 2000 dan bergerak di bidang pembuatan,

pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk

dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merek-merek lain

PT Technopia Lever - didirikan pada tahun 2002 dan bergerak di bidang distribusi, ekspor

dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos

PT Knorr Indonesia - diakuisisi pada 21 Januari 2004

Alasan kita memilih PT Unilever Indonesia Tbk karena perusahaan ini memiliki pendapatan

€49.8 milyar (2013), laba bersih sebesar €5.3 milyar (2013), memiliki karyawan sebanyak

174.000 (2013) dan produk yang telah dikeluarkan PT Unilever IndonesiaTbk telah banyak

beredar dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

2

Page 3: Makalah Menkeu

BAB II

Pembahasan

2.1.Likuiditas perusahaan

Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuidiatas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.

Jenis-jenis likuiditas keuangan :

a) Rasio Lancar  (Current Ratio)

b) Rasio Cepat  (Quick Ratio)

c) Peroiode penagihan rata-rata (Day’s Sales Outstanding)

d) Perputaran piutang usaha

Tabel Rasio Likuiditas Perusahaan

1. Likuiditas Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Lancar 1.00 0.85 0.68 0.67 0.7

Rasio Cepat 0.63 0.49 0.41 0.39 0.45

Periode Penagihan Rata-Rata 25.2 29.1 32.3 32.4 38.8

Perputaran Piutang Usaha 14.51 12.56 11.3 11.25 9.41

Perputaran Persedian 6.87 6.03 6.32 6.51 7.19

A. Rasio lancar

Rasio Lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

3

Rasio lancar = aktiva lancar

kewajibanlancar

Page 4: Makalah Menkeu

Rasio Lancar PT Unilever Tbk

1.Likuiditas Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Lancar 1.00 0.85 0.68 0.67 0.7

Rasio lancar pada tahun 2009 sampai tahun 2010 menunjukan penurunan sebesar 0,15.

Hal ini disebabkan karena hutang jangka pendek mengalami kenaikan yang cukup signifikan

dan tidak sebanding dengan aktiva lancarnya. Selanjutnya, dari tahun 2010 ke tahun 2011

mengalami penurunan sebesar 0,17. Penyebab penurunan rasio lancar pada tahun tersebut

sama dengan penyebab tahun sebelumnya karena terjadinya kenaikan pada hutang yang tidak

sebanding dengan asset yang ada dan juga disebabkan kenaikan hutang yang sangat tinggi

terjadi pada hutang usaha dengan accrual. Sama dengan tahun sebelumnya, tahun 2011 ke

tahun 2012 juga mengalami penurunan sebesar 0,01 karena adanya peminjaman bank. Pada

tahun terakhir juga sama dengan tahun sebelumnya yaitu mengalami penurunan sebesar 0,03

karena meningkatnya hutang usaha dengan hutang lain-lain.

Hasil perhitungan rasio lancar ini berarti menunjukkan bahwa PT Unilever Indonesia

Tbk mengalami penurunan terhadap kemampuan membayar utang jangka pendeknya

menurun ini disebabkan banyaknya persedian yang menumpuk dank kas yang dimiliki

cendrung menurun.

B. Rasio cepat

Rasio cepat merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan dibagi dengan kewajiban lancar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

4

Rasio cepat = aktiva lancar−persedian

kewajibanlancar

Page 5: Makalah Menkeu

Rasio Cepat PT Unilever Tbk

1.Likuiditas Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Cepat 0.63 0.49 0.41 0.39 0.45

Pada tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 0,14 yang disebabkan oleh adanya peminjaman jangka pendek, naiknya hutang usaha serta terjadi penurunan pada kas. Tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami menurunan yang sangat signifikan sebesar 0,08 karena naiknya pinjaman jangka pendek sebesar 509,160 begitupun dengan hutang usaha dan accrualyang mengalami kenaikan. Tahun 2011 ke tahun 2012 juga mengalami penurunan sebesar 0,02 karena munculnya pinjaman bank yang tidak diimbangi dengan kas yang menurun. Yang terakhir yaitu tahun 2012 dan 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,06 karena berkurangnya peminjaman bank dan accrual sedangkan pada asset, kas dan piutang mengalami kenaikan.

Perusahaan ini tidak sehat karena punya utang 1 tetapi perusahaan hanya mampu membayar 0,45. Sedangkan perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang mampu membayar 2x atau 3x (siap membayar utang).

C. Peroiode penagihan rata-rata

Periode penagihan rata-rata menandakan seberapa cepat perusahaan menagih kreditnya, yang diukur oleh rata-rata jumlah hari penagihan piutang dagang. Pada periode penagihan rata-rata menunjukan berapa lama waktu penagihan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Rasio Periode Penagihan Rata-rata PT Unilever Tbk

1. Likuiditas Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013

Periode Penagihan Rata-Rata 25.2 29.1 32.3 32.4 38.8

5

Periode penagihan rata-rata = piutang usaha

penjualan kredit harian

Page 6: Makalah Menkeu

Tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 3,9 hal ini disebabkan karena pada tahun 2010 piutangnya meningkat namun banyak yang tak tertagih sehingga periode tertagihnya semakin lama. Pada tahun 2010 ke tahun 2011 periode penagihan rata – rata semakin lama, karena penjualan yang semakin meningkat namun piutangnya pun meningkat. Tahun berikutnya pun terjadi hal yang sama hingga tahun 2013, periode penagihan rata – rata piutang semakin meningkat.

Dari data diatas menunjukaan periode penagihan rata-rata mengalami kenaikan pada tahun 2009 sampai tahun 2013, ini berarti semakin lama waktu untuk menagih(tidak bisa ditagih) maka utangnya tambah banyak dan akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih. Perputaran piutang usaha.

D. Perputaran piutang usaha

Perputaran piutang usaha menunjukkan seberapa cepat perusahaan dapat menjadikan piutangnya menjadi kas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Rasio Perputaran Usaha PT Unilever Tbk

1. Likuiditas Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013

Perputaran Piutang Usaha 14.5112.56 11.3

11.25 9.41

Perputaran piutang usaha menjadi kas dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan, hal ini disebabkan banyaknya piutang yang tak tertagih. Pada tahun 2009 piutang tak tertagih sebesar 1,395 pada tahun 2010 piutang tak tertagih naik signifikan hingga 3,981. Periode selanjutnya hingga tahun 2013. Hal ini disebabkan karena piutang yang telah melewati jatuh tempo meningkat setiap tahunnya yang meningkatkan resiko piutang tertagih. Namun kenyataannya memang piutang tak tertagih setiap tahunnya meningkat sehingga memperkecil perputaran piutang usaha.

E. Perputaran persedian

6

Perputaran piutang usaha = penjualan kredit

piutangusaha

Page 7: Makalah Menkeu

Perputaran persedian menandakan likuiditas relatif persedian yang diukur dengan berapa kali penggantian persedian perusahaan selama tahun tersebut. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

Rasio Perputaran Persediaan PT Unilever Tbk

Perputaran persedian mengalami penurunan karena persentase kenaikan persediaan lebih besar dari persentase kenaikan harga pokok penjualan. Namun pada periode selanjutnya terjadi perbaikan dalam perputaran persediaan. Semakin meningkatnya perputaran persediaan pada tahun 2010 hingga 2013, karena pada tahun – tahun tersebut harga pokok penjualan meningkat melebihi persentase peningkatan persediaan, yang bisa jadi menyebabkan persediaan dari tahun ke tahun semakin sering mengalami perputaran keluar masuk.

2.2.Profitabilitas usaha

Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Angka profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan per saham, dan laba penjualan. Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan.

Rasio Profitabilitas PT Unilever Indonesia 2. Profitabilitas Usaha 2009 2010 2011 2012 2013Tingkat pengembalian investasi dari usaha 56% 52% 53% 54% 54%Marjin laba usaha 23% 23% 24% 24% 23%Perputaran total aktiva 2.44 2.26 2.24 2.28 2.3Perputaran piutang usaha 14.51 12.56 11.3 11.25 9.41Perputaran persediaan 6.87 6.03 6.32 6.51 7.19Perputaran aktiva tetap 6.01 4.75 4.42 4.35 4.47

Rasio profitabilitas terdiri dari :a) Tingkat pengembalian investasi dari usaha

7

Perputaran persedian = harga pokok penjualan

persedian

1. Likuiditas Perusahaan 2009 2010 2011

2012 2013

Perputaran Persedian 6.87 6.03 6.32 6.51 7.19

Page 8: Makalah Menkeu

Menunjukkan keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba operasional atas asset-aset perusahaan, yang diukur dengan membandingkan laba operasional terhadap total asset.

Profitabilitas Usaha 2009 2010 2011 2012 2013Tingkat pengembalian investasi daripendapatan operasi

56% 52% 53% 54% 54%

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa tingkat pengembalian investasi dari pendapatan operasi di tahun 2009-2013 rata-rata diatas 50% dari investasi asset perusahaan. Pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 4% dari tahun 2009 disebabkan oleh meningkatnya selisih total aktiva dengan laba operasi. Pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 1% menjadi 53% disebabkan oleh laba operasi yang didapatkan mengalami kenaikan dan juga total aktiva. Pada tahun 2012 dan 2013 tingkat pengembalian investasi dari pendapatan operasi mengalami kenaikan 1% menjadi 54% dikarenakan jumlah laba operasi dan total aktiva meningkat.

b) Marjin Laba Operasi Menunjukkan keefektifan manajemen dalam mengelola laporan keuangan

perusahaan yang diukur dengan membandingkan laba usaha terhadap penjualan.

Profitabilitas Usaha 2009 2010 2011 2012 2013Marjin laba operasi 23% 23% 24% 24% 23%

Berdasarkan tabel diatas, rasio marjin laba operasi tahun 2009 dan 2010 serta tahun 2011 dan 2012 terjadi kestabilan dikarenakan laba operasi dan penjualan naik. Tahun 2013 mengalami penurunan rasio disebabkan karena penjualan yang meningkat tajam tidak sesuai dengan laba operasi yang di peroleh perusahaan.

c) Perputaran Total Aktiva

8

Tingkat pengembalian investasi dari pendapatan operasi = labaoperasitotalaktiva

Marjin laba operasi = labaoperasi

penjualan

Page 9: Makalah Menkeu

Menunjukkan keefektifan manajemen dalam mengelola neraca penjualan-aktiva- yang ditunjukkan oleh jumlah hasil penjualan per 1 dollar aktiva.

Profitabilitas Usaha 2009 2010 2011 2012 2013Perputaran total aktiva 2.44 2.26 2.24 2.28 2.30

Berdasarkan tabel diatas, tahun 2009 ke tahun 2010 serta tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan yang disebabkan karena penjualan dan total asset mengalami peningkatan dalam jumlah dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami kenaikan karena total aktiva yang meningkat sangat tajam sekitar 1.000.000 dan 2.000.000.

d) Perputaran Piutang UsahaRasio iini untuk mengukur sampai seberapa cepat perusahaan dalam

mengumpulkan piutangnya. Semakin cepat berarti semakin sedikit jumlah dana yang perlu di tanamkan pada piutang.

Profitabilitas Usaha 2009 2010 2011 2012 2013Perputaran piutang usaha 14.51 12.56 11.30 11.25 9.41

Berdasarkan tabel diatas, perputaran piutang usaha menjadi kas dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan, hal ini disebabkan banyaknya piutang yang tak tertagih. Pada tahun 2009 piutang tak tertagih sebesar 1,395 pada tahun 2010 piutang tak tertagih naik signifikan hingga 3,981. Periode selanjutnya hingga tahun 2013. Hal ini disebabkan karena piutang yang telah melewati jatuh tempo meningkat setiap tahunnya yang meningkatkan resiko piutang tertagih. Namun kenyataannya memang piutang tak tertagih setiap tahunnya meningkat sehingga memperkecil perputaran piutang usaha.

e) Perputaran persedian

Perputaran persedian menandakan likuiditas relatif persedian yang diukur dengan berapa kali penggantian persedian perusahaan selama tahun tersebut. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

9

Perputaran total aktiva = penjualan

totalaktiva

Perputaran piutang usaha = penjualan kredit

piutangusaha

Page 10: Makalah Menkeu

Rasio Perputaran Persediaan PT Unilever Tbk

Perputaran persedian mengalami penurunan karena persentase kenaikan persediaan lebih besar dari persentase kenaikan harga pokok penjualan. Namun pada periode selanjutnya terjadi perbaikan dalam perputaran persediaan. Semakin meningkatnya perputaran persediaan pada tahun 2010 hingga 2013, karena pada tahun – tahun tersebut harga pokok penjualan meningkat melebihi persentase peningkatan persediaan, yang bisa jadi menyebabkan persediaan dari tahun ke tahun semakin sering mengalami perputaran keluar masuk.

f) Perputaran Aktiva Tetap

Perputaran aktiva tetap untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan aktiva tetap perusahaan mempengaruhi penjualan.

Profitabilitas 2009 2010 2011 2012 2013Perputaran aktiva tetap 6.01 4.75 4.42 4.35 4.47

Berdasarkan tabel diatas, rasio perputaran aktiva tetap pada tahun 2009 sebesar 6.01. Pada tahun 2010 rasio tersebut menurun sebesar 1.26 menjadi 4.75 yang dikarenakan kenaikan investasi asset tetap tidak diimbangi dengan kenaikan penjualan. Pada tahun 2011 rasio perputaran asset tetap mengalami penurunan sebesar 0.33 menjadi 4.75 yang dikarenakan

10

Perputaran persedian = harga pokok penjualan

persedian

Perputaran aktiva tetap = penjualan

aktiva tetap bersih

1. Profitabilitas Usaha2009

2010

2011

2012

2013

Perputaran Persedian 6.87 6.03 6.32 6.51 7.19

Page 11: Makalah Menkeu

kenaikan investasi asset tetap tidak diimbangi dengan kenaikan penjualan. Tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0.07 menjadi 4.35 disebabkan kenaikan investasi asset tetap tidak diimbangi dengan kenaikan penjualan . Pada tahun 2013 rasio perputaran aktiva tetap mengalami peningkatan sebesar 0.12 disebabkan peningkatan penjualan dan aktiva tetap bersih pada perusahaan.

2.3.Keputusan pendanaan

Keputusan pendanaan atau pembelanjaan (financing decision) menghasilkan kebijakan mengenai sumber pendanaan. Dalam kebijakan pendanaan, manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi berbagai sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan, guna membelanjai berbagai kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. Hasil kebijakan sumber pendanaan, secara singkat dapat dilihat pada sisi pasiva neraca perusahaan. Sumber pendanaan terdiri dari modal dari pinjaman atau hutang dan modal sendiri. Penggunaan dari masing-masing jenis modal mempunyai pengaruh berbeda terhadap laba bersih yang diperoleh perusahaan. Penggunaan modal dari pinjaman akan menurunkan laba bersih, sebab harus membayar bunga. Besarnya bunga dimanfaatkan sebagai pengurang pajak yang harus di tanggung perusahaan, sedangkan penggunaan modal sendiri yang kompensasinya berupa pembayaran dividen yang diambilkan dari laba bersih setelah pajak ( tidak mengurangi pajak). Kombinasi dari berbagai sumber dana mencerminkan struktur keuangan dan struktur modal suatu perusahaan.

Keputusan pendanaan pada Laporan Keuangan PT Unilever Tbk mencakup Rasio Manajemen Utang (Leverage Ratio) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada. Sebaiknya komposisi modal harus lebih besar dari hutang. Yang termasuk dalam rasio leverage antara lain:

A. Rasio total hutang terhadap total aktiva (debt ratio)

 Rasio total hutang terhadap total aktiva menunjukkan besarnya total hutang terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini hanya merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi perusahaan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat ditutupi oleh aset. Menurut Fahmi (2011:63), semakin rendah rasio ini semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

                 

11

Debt Ratio = Total Kewajiban

Total Aset

Page 12: Makalah Menkeu

Table Rasio Hutang PT Unilever Tbk.

Dari hasil perhitungan pada tabel diatas terlihat bahwa rasio hutang selama lima periode tahun 2009-2013 yaitu mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan. Pada tahun 2009 rasio hutangnya 50% atau 0,5 hal ini berarti setiap Rp 1,00 aktiva digunakan untuk menjamin hutang sebesar Rp. 0,5. Pada tahun 2010 menunjukkan rasio sebesar 53% atau 0,53 hal ini berarti setiap Rp. 1,00 aktiva digunakan untuk menjamin hutang sebesar Rp. 0,53. Pada tahun 2009-2010 mengalami kenaikan rasio sebesar 3%. Hal ini terjadi karena total aktiva menigkat dari tahun 2009-2010 sebesar Rp. 1,216,272 dan total hutang mengalami kenaikan namun tidak signifikan. Begitu juga dengan tahun-tahun berikutnya yang mengalami peningkatan rasio yang mana terjadi peningkatan hutang dikarenakan masih ada biaya yang masih harus dibayar oleh pihak perusahaan. Namun rasio ini dalam keadaan baik karena angka rasionya mencapai lebih dari 20%. Dengan kata lain, total aktiva perusahaan mampu membiayai hutang pada perusahaan tersebut.

B. Rasio kemampuan membayar bunga (times-interest earned ratio)

Rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga dan memenuhi pembayaran bunga bagi kreditor. Rasio ini menunjukkan sejauh mana besarnya jaminan keuntungan sebelum bunga dan pajak atau laba operasi (EBIT) untuk membayar beban bunganya. Menurut Fahmi (2011:63), semakin tinggi rasio semakin baik karena perusahaan dianggap mampu untuk membayar beban bunga periode tertentu dengan jaminan laba operasi yang diperolehnya pada periode tertentu. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

12

                                             EBITTime Interest Earned = ---------------------                                           Beban Bunga

Page 13: Makalah Menkeu

Table Rasio Laba Terhadap Beban Bunga PT Unilever Tbk.

Rasio laba terhadap beban bunga pada perusahaan pada tahun 2009 adalah sebesar 436,41 % dan pada tahun 2010 menurun sebesar 284,62 % menjadi 151,79 %. Pada tahun ini jumlah laba operasi mengalami peningkatan sebesar Rp. 327.732 yang mana disebabkan karena perusahaan berhasil menurunkan persentase beban usaha terhadap pendapatan bersih. Sedangkan beban bunga mengalami peningkatan dikarenakan adanya peningkatan pinjaman jangka pendek yang dilakukan perusahaan pada tahun tersebut.

Pada tahun 2011 terjadi peningkatan pada rasio sebesar 58,33 % menjadi 210,12 %. Pada tahun ini jumlah laba operasi mengalami peningkatan dikarenakan adanya kenaikan laba usaha yang disebabkan oleh meningkatnya beban pemasaran/penjualan dan beban administrasi dan umum perusahaan tersebut. Begitu juga jumlah beban bunga mengalami penurunan sebesar Rp. 3.427.

Pada tahun 2012 rasio mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar 115,79 % menjadi 94,33 %. Pada tahun ini jumlah laba operasi mengalami peningkatan sebesar Rp. 929.997 yang mana disebabkan karena menurunnya persentase beban usaha terhadap pendapatan bersih. Sedangkan beban bunga mengalami peningkatan dikarenakan adanya peningkatan pinjaman yang dilakukan perusahaan pada tahun tersebut.

Pada tahun 2013 terjadi peningkatan yang signifikan pada rasio sebesar 261,99 % menjadi 356,32 %. Pada tahun ini jumlah laba operasi mengalami peningkatan sebesar Rp. 666.338 dikarenakan adanya kenaikan laba usaha yang disebabkan oleh meningkatnya persentase dari beban administrasi dan umum perusahaan tersebut. Begitu juga jumlah beban bunga mengalami penurunan sebesar Rp. 3.427. Sedangkan beban bunga mengalami penurunan seberas Rp. 48.780.

13

Page 14: Makalah Menkeu

Dapat disimpulkan bahwa PT Unilever Tbk mampu membayar beban bunga dengan menggunakan laba operasi yang dimiliki oleh perusahaan.

2.4.Tingkat pengembalian atas ekuitas

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas. Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus karena dianggap kemampuan perusahaan yang efektif dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

                   

Table Rasio ROE PT Unilever Tbk

Pada tahun 2009 ke tahun 2010 tingkat pengembalian ekuitas meningkat sebesar 2%, ini terjadi karena peningkatan ekuitas dibarengi dengan peningkatan laba bersih yang di dapat oleh perusahaan. Pada tahun 2010 ke 2011 terjadi peningkatan signifikan pada pengembalian ekuitas saham yang diakibatkan karena meningkatnya laba bersih namun menurunnya ekuitas. Hal ini bisa disebabkan karena pada tahun 2011 perusahaan mengurangi saldo yang belum dicadangkan. Di tahun 2012 tingkat pengembalian ekuitas saham biasa meningkat, yang iikuti dengan peningkatan laba bersih dan ekuitas. Peningkatan ekuitas terjadi pada saldo yang belum dicadangkan dan munculnya modal yang belum disetor. Begitu pun pada tahun 2013 terjadi hal yang sama.

14

Laba BersihReturn On Equity = --------------------                                         Ekuitas

Page 15: Makalah Menkeu

BAB 3Kesimpulan

3.1.Kesimpulan

Secara umum, likuiditas perusahaan dalam membayar hutang dari tahun 2009 hingga

tahun 2012 mengalami penurunan dalam kemampuan membayar hutang jangka pendek.

Namun pada tahun 2013 perusahaan memperbaiki kinerjanya sehingga kemampuan

perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya meningkat kembali. Salah satu

yang mengakibatkan penurunan tersebut dikarenakan sulitnya perusahaan dalam

penagihan piutang usaha sehingga perusahaan mengalami resiko piutang yang tak

tertagih lebih besar. Namun pada periode kelima adanya perbaikan perputaran persediaan

yang menyebabkan perusahaan dapat membayar hutang jangka pendek.

Dari rasio profitabilitas usaha dapat terlihat bahwa perusahaan kurang efektif dalam

menggunakan asset-aset yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan atau profit. Hal ini

terlihat dari hasil rasio perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, dan perputaran

aktiva tetap yang selama beberapa tahun mengalami penurunan. Walaupun pada akhir

periode terakhir perusahaan mengalami peningkatan dengan melakukan perbaikan kinerja

dalam penggunaan asset.

Dalam segi pendanaan, perusahaan Unilever lebih banyak menggunakan hutang untuk

keperluan operasi mereka. Hal ini bisa saja beresiko terhadap perusahan karena dengan

tingginya hutang resiko tidak terbayarnya hutang juga lebih besar. Namun pada

kenyataannya perusahaan mampu membayar hutang beserta bunganya jika dilihat dari

besarnya asset.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa nilai ekuitas yang menurun dan lebih kecil

daripada laba bersih menunjukkan bahwa perusahaan lebih menggunakan hutang sebagai

pendanaan operasi perusahaan dibanding dengan menggunakan ekuitas yang dimiliki.

Sehingga laba yang di peroleh dari perusahaan dapat lebih cepat mengembalikan ekuitas

saham biasa.

15

Page 16: Makalah Menkeu

Daftar Pustaka

https://www.google.com/search?

q=idx&oq=idx&aqs=chrome..69i57.43923j0j4&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8

www.idx.co.id

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx

www.google.com

16

Page 17: Makalah Menkeu

LAMPIRAN

17