Draft Laporan Kelompok LG

40
DAFTAR ISI SUSUNAN TIM PENYUSUN LAPORAN BAB I : Program Persiapan Keberangkatan I.1. Maksud dan Tujuan Program I.2. Kegiatan / Materi Program I.3. Pemilihan Pimpinan Delegasi I.4. Persiapan Administrasi I.5. Acara Pelepasan Keberangkatan BAB II : Program Orientasi Umum ( kegiatan di Training Centre ) BAB III : Program Spesialisasi (substansi) sesuai bidangnya dan dilengkapi dengan foto kegiatan/ materi-materi. Sampaikan materi beserta analisanya. Beberapa kunjungan bisa dilaporkan tujuan dan manfaatnya. BAB IV : Kesimpulan dan saran LAPORAN KETUA KELOMPOK Adalah : memuat hal-hal kenyataan yang terjadi di lapangan, baik yang sesuai maupun diluar skenario, dengan mencantumkan saran-saran perbaikan guna penyempurnaan pelaksanaan program dimasa mendatang. Dimana saran-saran dimaksud didapatkan melalui pengumpulan pendapat para peserta delegasi Indonesia serta melalui pengamatan umum Contoh : Program persiapan keberangkatan, Laporan selama memimpin rombongan, Summary Pelaksanaan Kegiatan di Jepang, Pemilihan daerah program spesialisasi di daerah, saat evaluasi baik di Jepang maupun di Jakarta, serta penggalangan ikatan alumni, dll. Rancangan Laporan BAB I : Program Persiapan Keberangkatan

Transcript of Draft Laporan Kelompok LG

Page 1: Draft Laporan Kelompok LG

DAFTAR ISI

SUSUNAN TIM PENYUSUN LAPORAN

BAB I : Program Persiapan Keberangkatan

I.1. Maksud dan Tujuan Program

I.2. Kegiatan / Materi Program

I.3. Pemilihan Pimpinan Delegasi

I.4. Persiapan Administrasi

I.5. Acara Pelepasan Keberangkatan

BAB II : Program Orientasi Umum ( kegiatan di Training Centre )

BAB III : Program Spesialisasi (substansi) sesuai bidangnya dan dilengkapi dengan foto kegiatan/ materi-materi. Sampaikan materi beserta analisanya. Beberapa kunjungan bisa dilaporkan tujuan dan manfaatnya.

BAB IV : Kesimpulan dan saran

LAPORAN KETUA KELOMPOK

Adalah : memuat hal-hal kenyataan yang terjadi di lapangan, baik yang sesuai maupun diluar skenario, dengan mencantumkan saran-saran perbaikan guna penyempurnaan pelaksanaan program dimasa mendatang. Dimana saran-saran dimaksud didapatkan melalui pengumpulan pendapat para peserta delegasi Indonesia serta melalui pengamatan umum

Contoh : Program persiapan keberangkatan, Laporan selama memimpin rombongan, Summary Pelaksanaan Kegiatan di Jepang, Pemilihan daerah program spesialisasi di daerah, saat evaluasi baik di Jepang maupun di Jakarta, serta penggalangan ikatan alumni, dll.

Rancangan Laporan

BAB I : Program Persiapan Keberangkatan

(Uraian dari kegiatan per kegiatan)

BAB II : Program Orientasi Umum ( kegiatan di Training Centre ) dan Program Spesialisasi Local Governance di Kota Shizuoka

BAB III : Evaluasi Kegiatan kepada pihak JICA di Jepang dan SETNEG RI di Jakarta

BAB IV : Rencana Pembinaan ALUMNI JICA

Page 2: Draft Laporan Kelompok LG

DAFTAR ISI

KETERANGAN HALAMAN

BAB I : Program Persiapan Keberangkatan

I.1. Maksud dan Tujuan Program

I.2. Kegiatan / Materi Program

I.3. Pemilihan Pimpinan Delegasi

I.4. Persiapan Administrasi

I.5. Acara Pelepasan Keberangkatan

..........................................................

..........................................................

..........................................................

..........................................................

.........................................................

.........................................................

BAB II : Program Orientasi Umum ( kegiatan di Training Centre )

II.1.Pembukaan Trainning Programme For Youngleaders 2010

II.2. Pelatihan Bahasa Jepang

II.3.Kuliah Umum “Politik dan Pemerintahan Jepang” oleh Profesor Umekawa Masami (Guru Besar Ilmu Politik Universitas Aichi Gakuin)

.........................................................

.........................................................

........................................................

........................................................

BAB III : Local Governance (Program Spesialisasi (substansi) sesuai bidangnya dan dilengkapi dengan foto kegiatan/ materi-materi. Sampaikan materi beserta analisanya. Beberapa kunjungan bisa dilaporkan tujuan dan manfaatnya).

........................................................

BAB IV : Kesimpulan dan saran ........................................................

Page 3: Draft Laporan Kelompok LG

BAB I

Program Persiapan Keberangkatan

I.1. Maksud dan Tujuan Program

I.2. Kegiatan / Materi Program

I.3. Pemilihan Pimpinan Delegasi

Kegiatan pemilihan pimpinan delegasi (ketua kelompok) dilaksanakan melalui pemilihan langsung oleh para peserta pada bidang Local Governance atas suara terbanyak, kriteria ditentukan secara spontan oleh masing-masing individu.

I.4. Persiapan Administrasi

Sebelum keberangkatan Panitia melaksanakan Re-Checking terhadap kesiapan administrasi para peserta melalui pemanggilan satu persatu peserta dan menyampaikan apa yang menjadi kekurangan berkas sebagaimana telah disampaikan terlebih dahulu sebelum keberangkatan ke Jakarta (NAM Centre).

I.5. Acara Pelepasan Keberangkatan

Page 4: Draft Laporan Kelompok LG

BAB II

Program Orientasi Umum (kegiatan di Training Centre )

Peserta Training Programme For Young Leaders 2010 tiba di Jepang

(Nagoya) pada hari Minggu tanggal 5 Desember 2010 dan pada hari itu staf dari

JICA Chubu memberikan pengarahan berkenaan dengan akomodasi serta

fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan para peserta training selama berada di

JICA Centre Chubu, Program Orientasi umum diselenggarakan oleh JICA Chubu

dan dibantu oleh JICE (Japan International Cooperation Centre) sebagai

penerjemah juga bertindak sebagai koordinator peserta Training Programme For

Young Leaders 2010 selama mengikuti kegiatan yang telah ditetapkan, orientasi

umum tersebut dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu pada tanggal 6 – 7

Desember 2010 bertempat di ruang seminar yang merupakan salah satu fasilitas

yang terdapat di JICA Centre Chubu.

Kegiatan Orientasi Umum merupakan program persiapan sebelum peserta

mengikuti materi-materi trainning yang telah disiapkan pada masing-masing

program spesialisasi, kegiatan orientasi tersebut antara lain :

I. Pengarahan Staf JICA dan JICE;

II. Pembukaan Trainning Programme For Young Leaders 2010;

III. Orientasi oleh Staf JICA Centre Chubu

IV. Pelatihan Bahasa Jepang;

V. Kuliah Umum “Politik dan Pemerintahan Jepang”

Kegiatan tersebut diatas dilaksanakan mulai pkl.08.00 sd 16.00 dan khusus

untuk sesi kuliah umum Politik dan Pemerintahan Jepang dilaksanakan sampai

dengan pukul 18.00 wakti Nagoya.

I. Pengarahan Teknis dari Staf JICA Chubu dan JICE

Pengarahan Pengarahan Teknis dari Staf JICA Chubu dan JICE sebagai

penerjeman dan koordinator peserta training yang dilaksanakan sesaat sebelum

dilaksanakannya upacara pembukaan Trainning Programme For Young Leaders

2010, materi pengarahan berkaitan dengan tata tertib yang wajib di patuhi oleh

seluruh peserta selama berada di JICA Centre Chubu maupun pada saat

pelaksanaan trainning nanti, selain itu dijelaskan juga mengenai pengisian

Page 5: Draft Laporan Kelompok LG

registration form dan dokumen-dokumen pengajuan asuransi untuk peserta

selama berada di Jepang serta informasi penting lainnya sebelum dimulainya

pelaksanaan trainning.

II. Pembukaan Training Programme For Young Leaders 2010

Kegiatan Trainning Programme For Youngleaders 2010 dibuka secara resmi

oleh Mr Okiyama sebagai Deputi General Jica Chubu, dalam sambutannya beliau

menyampaikan ucapan selamat datang dan harapan bagi peserta agar dapat

menjalankan program pelatihan dengan sungguh-sungguh serta hasil yang

didapatkan baik pengetahuan maupun pengalaman dapat menjadikan suatu

pembelajaran pada saat kembali ke tanah air, disamping itu dari peserta juga

diberikan kesempatan untuk menyampaikan sambutan dan penyerahan

cinderamata.

III. Orientasi oleh Staf JICA Centre Chubu

Materi yang disampaikan pada sesi ini adalah Penjelasan tentang Relasi

antar lembaga-lembaga yang bersangkutan dalam pengelolaan kegiatan training

JICA, pada dasarnya terdapat tiga pihak pengelola training ini yaitu Program

Officer sebagai manajer seluruh kegiatan, Koordinator Program training dan

Course organizer. Untuk Pelatihan Local Governance, course organizer adalah

Local Goverment Shizuoka City dalam hal ini diwakili oleh Shizuoka City

Association for Multicultural Exchange (SAME), dimana lembaga tersebut

bergerak dalam bidang kepemudaan dan pertukaran, promosi budaya, dijelaskan

pula adanya perubahan program training untuk pemimpin muda sejak tahun

anggaran 2007 yang mulanya mengutamakan persahabatan, kini fokus pada

training teknik sehingga manfaat yang akan didapatkan akan lebih bermakna.

Peserta Trainning mewakili organisasi/instansi Pemerintahan yang telah

melalui tahap seleksi diharapkan dapat melihat langsung implementasi

kebijakan dan partisipasi masyarakat dan sektor swasta di jepang yang

diharapkan peserta mampu membuat inisiatif di tanah air sesuai kondisi riil,

program training mengharapkan hasil yang dapat memecahkan masalah

pembangunan dan bisa diterapkan di tanah air, dalam rangkaian terakhir

dijelaskan juga tentang seputar penyusunan Laporan Rangkuman dan presentasi

di hari terakhir training.

Selama 3 (tiga) hari para peserta trainning akan tnggal di Kota Nagoya, oleh

karena itu dijelaskan sekilas tentang Nagoya City, disebutkan bahwa Kota

Page 6: Draft Laporan Kelompok LG

Nagoya merupakan kota terbesar di Aichi perfektur dengan jumlah penduduk 2,2

juta dan merupakan kota terbesar nomor 4 setelah Tokyo (populasi 12 juta),

Yokohama (populasi 3,5 juta), dan Osaka (populasi 2,5 juta). Jica center yang

kami tempati berada di daerah Chubu di Kota Nagoya dengan jumlah penduduk

1,27 juta yang merupakan kota pengahasil barang-barang industri No. 1. Macam

industri yang ada seperti perlengkapan transportasi, mesin-mesin berat, industri

mobil termasuk Toyota, tekstil, keramik dan lain-lain. Bagi yang tertarik

mengunkungi tempat-tempat wisata di jepang, Jica memberi alamat website

yaitu www.jnto.go.jp, juga disampaikan pengarahan tentang penggunaan dan

sistem telefon di Nagoya, serta sistem transportasi yang biasa digunakan di

Nagoya seperti kereta bawah tanah/subway dan bis.

IV. Pelatihan Bahasa Jepang

Pelatihan Bahasa Jepang diikuti oleh seluruh peserta Trainning Programme

For Youngleaders 2010 selama 2 kali pertemuan, sesi pertama adalah Penjelasan

singkat mengenai sejarah bahasa jepang oleh Hayama sensei yang mengatakan

bahwa pada 300 SM manusia belum memakai bahasa dalam berkomunikasi.

Dalam masa tahun 300 SM – 900 SM digunakan bahasa Kanji (cina) dan mulai

ditemukan bahasa jepang hiragana dan katakana. Oleh karena itu hingga kini

terdapat empat tulisan jepang yaitu kanji, hiragana, katakana dan alfabet. Pada

sesi ke-dua disampaikannya latihan komunikasi singkat berkaitan dengan

aktifitas komunikasi sehari-hari, dengan metoda pengajaran yang menarik

membuat materi pelatihan semakin efektif diterima peserta.

V. Kuliah Umum “Politik dan Pemerintahan Jepang”

oleh Profesor Umekawa Masami (Guru Besar Ilmu Politik Universitas Aichi

Gakuin).

Kuliah umum Politik dan Pemerintahan disampaikan oleh Profesor Umekawa

Masami yang memberikan gambaran sekilas tentang sistem Pemerintahan dan

Politik di Jepang diantaranya perbandingan dari segi karakteristik wilayah dan

politik pemerintahan antara Indonesia dan Jepang, Indonesia memiliki luas

wilayah 4,8 kali daripada Jepang. Luas Indonesia mencapai 1.811.569 km²

sedangkan luas Jepang 377.915 km². Meski demikian jumlah populasi Jepang

hanya 1,9 kali Indonesia. Jumlah penduduk Jepang mencapai 127.078.679 juta

Page 7: Draft Laporan Kelompok LG

dan Indonesia sebanyak 242.968.354 juta. Ini merupakan perbedaan pertama

dari segi demografi kedua negara, perbedaan lain adalah sistem pemerintahan

indonesia yang Presidensiil dan di pimpin oleh presiden dengan bentuk negara

republik. Sedangkan Jepang merupakan negara monarki konstitusional yang

memiliki kaisar (emperor) dan perdana menteri. Kaisar Jepang kini adalah Akihito

dan Perdana menteri adalah Naoto Kan dari Partai Demokratik Jepang. Jepang

tidak memiliki majelis seperti MPR dan DPD seperti halnya Indonesia dan hanya

memiliki DPR yang terbagi menjadi dua yaitu Dewan Perwakilan (majelis rendah)

dan Dewan Konselor (majelis tinggi), Dewan Perwakilan dipilih oleh rakyat dan

dapat dibubarkan dengan jumlah kursi 480 dan masa jabatan 4 tahun.

Sedangkan Dewan Konselor dipilih oleh rakyat dan tidak dapat dibubarkan.

Jumlah kursi sebanyak 242 dengan masa jabatan 6 tahun;

Penjelasan selanjutnya mengenai keluarga kekaisaran, bahwa kaisar

merupakan jabatan turun temurun yang jatuh pada anak laki-laki pertama dalam

keluarga, fungsi Kaisar di Jepang seperti layaknya ratu inggris berfungsi sebagai

simbol negara dan simbol persatuan rakyat. Meski demikian kaisar jepang tidak

memiliki properti pribadi sebesar milik ratu inggris. Fungsi kaisar sebagai simbol

menyebabkan terbatasnya hak kaisar seperti dalam hal berbicara dan tidak

punya wewenang berkonsultasi dengan perdana menteri. Kaisar berhak melantik

perdana menteri yang telah disepakati oleh DPR. Kaisar juga berhak memberikan

penghargaan dan melaksanakan tindakan seremonial seperti menerima delegasi

atau tamu dari luar negeri meski tidak diperbolehkan membicarakan politik

dengan duta tersebut;

Kekuasaan kaisar yang terbatas merupakan hasil perjuangan rakyat jepang yang

mencabut hak kaisar sejak PD II melalui konstitusi karena kekuasaannya yang

tak terbatas dan semena-mena.

Sistem pemilu di jepang yang akan memilih Majelis rendah dan Majelis

tinggi.Penjelasan sejarah Jepang dan sistem kekaisaran sebelum 1945 yang

dimulai dengan Periode Kuno (3-12); Zaman Feodalisme (abad 12-1868) dan

Zaman Modern ditandai dengan dominasi kekaisaran Meiji yang kuat, dimana

kaisar juga berperan sebagai panglima tertinggi tentara; Dalam Undang-undang

dasar Meiji (1889 – 1945) Kaisar merupakan sosok yang suci dan tak

terbantahkan. Kaisar berhak membuat undang-undang serta menyetujui rencana

undang-undang. Setelah perang dunia II, undang-undang dasar Meiji dihapus.

Jepang memiliki 47 prefektur (wilayah yuridiksi) yang masing-masing

diperintah oleh gubernur bersama dengan dewan legislatif daerah. Dijelaskan

Page 8: Draft Laporan Kelompok LG

pula keberadaan Shi (city), Cho (town) dan Son (village) dalam prefektur jepang.

Sementara itu dalam sistem pemerintahan daerah mereka juga memiliki Kepala

daerah, Gubernur dan walikota serta Parlemen daerah yang secara bersama

mengatur perundang-undangan. Fungsi pemerintah daerah di jepang

diantaranya adalah pendaftaran penduduk; pelayanan kesehatan masyarakat;

penyediaan transportasi publik; distribusi air bersih dan lain-lain.

Narasumber juga memberikan waktu kepada peserta untuk menyampaikan

pertanyaan dan kesempatan ini dimanfaatkan dengan antusias oleh para

peserta, walaupun dengan waktu yang disediakan sangat terbatas.

BAB III

Trainning Bidang Local Governance

Program Pelatihan untuk Bidang Local Governance dilaksanakan di Prefektur

Shizuoka, tepatnya di Shizuoka City selama kurun waktu 14 Hari dan efektif

terdapat 7 kali peninjauan lapangan dan 6 kali perkuliahan pemberian materi

dari narasumber yang telah ditentukan, diantaranya :

a. Perkuliahan Manajemen Kota Shizuoka;

b. Peninjauan penanggulangan gempa dan bencana Prefektur Shizuoka;

c. Peninjauan ke Group Shop Pallet;

d. Kunjungan ke Balai Kesehatan dan Kesejahteraan Joto;

e. Perkuliahan mengenai dukungan kemadirian penyandang cacat;

f. Kunjungan kehormatan ke Walikota Shizuoka;

g. Kunjungan ke Mizumiiro Kirakuichi;

h. Perkuliahan mengenai dukungan Bisnis area pedesaan Kota Shizuoka;

i. Kunjungan ke Sumpu Takumi Shuku;

j. Perkuliahan mengenai dukungan Regenerasi Industri Lokal;

k. Kunjungan SOHO Shizuoka;

l. Kunjungan ke Centre of Creative Communication (CCC);

m. Perkuliahan tentang pengembangan industri Kota Shizuoka;

n. Kunjungan ke Silver Jinzai Centre;

o. Perkuliahan Kesejahteraan orang lanjut usia;

p. Diskusi dan Review perkuliahan;

q. Penyusunan Laporan Sub-Kelompok;

r. Pertukaran Budaya;

Page 9: Draft Laporan Kelompok LG

s. Presentasi laporan Sub-Kelompok;

t. Acara Perpisahan.

Analisa, Tujuan dan Manfaat dari pelaksanaan Kegiatan pada

Trainning Programme For Young Leaders 2010 pada Kelompok Local

Governance

a. Perkuliahan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 9 Desember

2010 pukul 09.30 sd 12.00 waktu Shizuoka dengan materi “Manajemen Kota

Shizuoka” yang disampaikan oleh Mr.Haneda Nobuhito dari Departemen

Manajemen Administrasi, Seksi Manajemen Perencanaan Kota Shizuoka.

Sejak tanggal 1 April 2003 secara resmi Kota Shizuoka dan Kota Shimizu

resmi bergabung dengan nama Kota Shizuoka, berdasarkan sistem

perkotaan di Jepang sekarang ini Kota Shizuoka dari 18 Kota lainnya

merupakan daerah yang mempunyai hak otonom terbesar, terakhir yang

bergabung ke Kota Shizuoka antara lain adalah Kota Kambara dan Kota Yui,

populasi penduduk Kota Shizuoka saat ini adalah sebesar 717.000 jiwa

dengan luas wilayah 1.411 Km persegi, dari arah selatan terdapat teluk

Suruga, Utara berbatasan dengan Prefektur Nagano dan Yamanashi,

Pemerintah Kota Shizuoka telah menetapkan perencanaan umum dengan

jangka waktu 2005-2015 dengan capaian “Shizuoka sebagai Kota yang

ditargetkan”, sekarang Kota Shizuoka telah memasuki perencanaan ke-dua,

yang pertama ditetapkan pada kurun waktu 2005-2009, pada tahap ke-dua

sekarang ini Pemerintah Kota Shizuoka menetapkan Visinya yaitu “Membuat

Shizuoka Bersinar di Dunia”, untuk mencapai visi tersebut maka ditetapkan

beberapa strategi yaitu, membuat SDM, Nilai dan Kota yang bersinar melalui

peningkatan kesejahteraan masyarakat, nilai budaya, keamananan

kenyamanan kota dan pondasi kota yang berkualitas tinggi, Pada setiap

bulan hari senin minggu ke 1,2 dan 4 dilaksanakan Rapat Manajemen yang

diikuti oleh Walikota, Wakil Walikota, Kabid Pendidikan, Pengelola Badan

Usaha Umum, Kabid Bisnis Manajemen, Kabid Keuangan dan Kepala

Penanggung jawab diskusi, materi rapat terkait hal-hal penting mengenai

pelaksanaan kebijakan manajemen kota dan keputusan walikota. Untuk

membuat suatu produk Kebijakan diselenggarakan rapat pembentukkan

kebijakan yang dilaksanakan kapan saja sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan yang diikuti oleh Walikota dan Wakilnya serta unsur terkait.

Page 10: Draft Laporan Kelompok LG

Perkuliahan Manajemen Kota Shizuoka ini sangat bermanfaat bagi peserta

karena kita akan mengetahui dibalik keberhasilan yang telah dicapai dan

dirasakan selama peserta berada di Jepang ternyata dihasilkan atas dasar

komitmen pemerintah untuk menjalankan programnya sesuai apa yang telah

direncanakan dan disepakati melalui mekanisme yang telah diatur juga

dukungan dari masyarakat yang sangat baik terhadap kebijakan Kota

Shizuoka.

b. Peninjauan penanggulangan gempa dan bencana Prefektur Shizuoka

dilaksanakan pada pukul 13.30–16.00.

Pusat Penanggulangan Gempa Kota Shizuoka

Pertama-tama seluruh peserta dibagikan buku petunjuk penanggulangan dan

persiapan menghadapi gempa, materi lainya adalah mengenai metode

pencegah kerusakan yang timbul akibat gempa, misalnya mendesain rumah

dan bangunan yang anti gempa, serta menempelkan setiap barang dirumah

seperti lemari dan tv ke dinding untuk meminimalisir kerusakan ketika

gempa terjadi, setelah itu dilakukan simulasi tsunami (pusat gempa ini

menyediakan maket untuk simulasi tsunami) dan simulasi gempa (terdapat

tempat pijakan segiempat ukuran 6 x 6 meter yang digerakkan dengan

mesin untuk simulasi gempa. Simulasi yang kami ikuti, dibuat goncangan

gempa dari 6.0 skala richter hingga 8 skala richter) selain itu peserta

mengikuti simulasi pemakaian tabung kebakaran jika terjadi kebakaran.

Page 11: Draft Laporan Kelompok LG

Alat Simulasi Gempa

Alat Simulasi Gelombang Tsunami

Menurut petugas di pusat penanggulangan gempa, kebakaran sering terjadi

di jepang ketika dilanda gempa karena kebanyakan bangunan terbuat dari

kayu, kota Shizuoka merupakan kota yang rawan gempa karena lokasinya

yang berdekatan dengan laut. Meski demikian para ahli mampu memprediksi

terjadinya gempa karena gempa di Jepang terjadi secara seismik dan bisa

dipelajari melalui perubahan kondisi tanah dan selama ini mereka juga telah

mempersiapkan kebutuhan emergensi karena menurut perkiraan para ahli

gempa pasti akan terjadi di wilayah ini. Salah satu persiapannya adalah

membuat prosedur bahaya seperti jika diprediksi bahwa gempa akan terjadi

mereka akan menyiarkannya lewat media dan prosedur bahaya dan

evakuasi akan dilakukan termasuk mempersiapkan tempat-tempat darurat

penampungan sementara. Secara singkat fasilitas Pusat Penanggulangan

Bencana ini merupakan tempat penelitian sekaligus tempat belajar bagi

masyarakat Shizuoka sendiri untuk mengetahui lebih awal apa saja

kemungkinan bencana alam yang kerap terjadi di wilayah mereka serta

bagaimana mempersiapkan diri sedini mungkin untuk mencegah kerugian

Page 12: Draft Laporan Kelompok LG

fatal saat terjadinya bencana. Lokasi ini terbuka untuk umum dan hampir

setiap hari terdapat banyak pengunjung dari sekolah-sekolah, universitas

maupun masyarakat umum.

Manfaat yang kami dapatkan setelah mendapatkan pengarahan mengenai

penanggulangan gempa dan bencana di Prefektur Shizuoka adalah

mengetahui lebih dalam tentang program proteksi dan antisipasi Pemerintah

dalam menghadapi bencana yang kerap terjadi di wilayah Prefektur

Shizuoka, di Indonesia sudah dibentuk Badan Penanggulangan Bencana dari

tingkat pusat sampai Kabupaten/Kota, hanya yang perlu ditingkatkan adalah

kualitas SDM dan dukungan teknologi.

c. Peninjauan ke Group Shop Pallet

Peserta training melaksanakan peninjauan ke Group Shop Pallet pada hari

Jumat tanggal 10 Desember 2010.

Group Shop Pallet

Group Shop Pallet merupakan fasilitas dimana penyandang cacat dapat

bekerja untuk mandiri, fasilitas ini menampung 22 orang cacat yang mampu

bekerja, pekerjaan yang dilakukan diantaranya:

1) membuat kartu pos dari kardus susu kotak yang diolah sedemikian rupa

dengan sederhana sehingga menjadi kartu pos bergambar dengan bahan

kotak susu. Untuk pemasaran, mereka memiliki secamam gerai dipertokoan

yang dikhususkan menjual hasil karya para penyandang cacat, tidak hanya

Page 13: Draft Laporan Kelompok LG

dari Group Shop Pallet saja namun juga dari fasilitas semacam Group Shop

Pallet yang tersebar di Shizuoka,

2) merangkai suku cadang mobil. Suku cadang diantar langsung oleh

pemesan/perusahaan mobil untuk kemudian disatukan oleh pekerja tersebut,

3) membuat kerajinan tangan dari benang wol,

4) membuat kain jahit yang diisi dengan serbuk sisa kayu hingga padat

untuk menahan bentuk sepatu sesuai dengan aslinya dan tidak cepat rusak

ketika tidak dipakai.

Situasi Dalam Group Shop Pallet

Produk Yang Dihasilkan Penyandang Cacat dari Group Shop Pallet

Kunjungan ini sangat berkesan dan bermanfaat karena kita dapat menlihat

langsung semangat yang dimiliki masyarakat Shizuoka walaupun dengan

ketidaksempurnaan yang dialaminya, motivasi hampir sepenuhnya ada pada

dirinya masing-masing, Pemerintah hanya memfasilitasi dalam kesempatan

bekerja.

Page 14: Draft Laporan Kelompok LG

d. Kunjungan ke Balai Kesehatan dan Kesejahteraan Joto

Balai Kesehatan dan Kesejahteraan Joto merupakan lembaga yang dibentuk

Pemerintah Kota Shizuoka sebagai wadah pembinaan para penyandang

cacat, jarak balai ini tidak jauh dari Group Shop Pallet, melalui balai ini

Pemerintah juga menyediakan konsultasi bagi penyandang cacat dan

keluarganya tentang keinginan mereka untuk bekerja, sebab terdapat

beberapa fasilitas seperti Group Shop Pallet di kota ini dengan spesialisasi

pekerjaan yang berbeda-beda dan menampung beragam keahlian

penyandang cacat tersebut, di Balai kesehatan dan Kesejahteraan Joto ini

sudah dilengkapi model fasilitas umum untuk penyandang cacat.

Keseriusan Pemerintah dalam memberdayakan masyarakat sekalipun para

penyandang cacat menjadikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang terus

meningkat dan mandiri mungkin hal tersebut menjadikan catatan bagi para

peserta training.

e. Perkuliahan mengenai dukungan kemadirian penyandang cacat

Setelah mengunjungi Balai Kesehatan dan Kesejahteraan Joto kami

berangkat menuju tempat perkuliahan yang akan dimulai pukul 13.00,

perkuliahan yang akan diberikan adalah mengenai dukungan kemadirian

penyandang cacat Pemerintah kota Shizuoka bervisi untuk menciptakan kota

yang cocok untuk penyandang cacat. Jumlah penduduk Kota Shizuoka

diperkirakan mencapai 720.000 jiwa dengan jumlah penduduk cacat sekitar

31.000 jiwa (5% dari total penduduk). Penderita cacat fisik sebanyak 23.000

orang, cacat mental 5.000 orang dan gangguan jiwa mencapai 3.000 orang,

untuk mencapai visi tersebut Pemerintah Kota diantaranya mengeluarkan

Undang-Undang kemandirian penyandang cacat untuk memastikan bahwa

orang cacat dapat hidup dengan layak dan mandiri serta sama rata dengan

orang biasa. Secara garis besar UU ini berisi beragam pelayanan yang

tersedia dalam upaya merealisasikan lingkungan yang didalamnya para

penyandang cacat dapat hidup tenang dan mandiri. Pemerintah juga

menyediakan pelayanan khusus untuk orang cacat tanpa membedakan jenis

cacatnya, sentralisasi sistem pelayanan dan memperbaiki sarana fasilitas

gedung yang aksessible bagi orang cacat.Pemberian dukungan pemerintah

sesuai UU kemandirian penyandang cacat adalah : 1) pemberian perawatan

Page 15: Draft Laporan Kelompok LG

seperti penyediaan panti, pengobatan dan perawatan serta rawatan

kunjungan, 2) Pemberian pelatihan melalui pelatihan kemandirian seperti

fisioterapi dan konsultasi, penempatan pekerjaan dan dukungan hidup

bersama (group home) agar mereka bisa hidup normal bersama orang biasa,

3) Dukungan medis yaitu berupa rehabilitasi medis, medical training serta

pengobatan rumah sakit jiwa dan untuk sektor Pemerintah diwajibkan

mempekerjakan orang cacat sebanyak 2,1% dari total karyawan pemerintah

di kantor-kantor tersebut. Sedangkan untuk mendorong agar perusahaan

swasta juga mempekerjakan penyandang cacat maka pemerintah

memberikan subsidi bagi perusahaan yang mau memperkerjakan orang

cacat, untuk anak-anak yang cacat, pemerintah kota Shizuoka telah

mempersiapkan sekolah bagi mereka dari tingkat SD, SMP dan SMA bersama

di satu lokasi.

Setelah mendapatkan perkuliahan kami menyimpulkan bahwa pada

prinsipnya Pemerintah Indonesia sudah melakukan langkah-langkah konkrit

terkait upaya mensejahterakan penyandang cacat yaitu dengan

diterbitkannya Undang-undang Nomor 4 tahun 1997 tentang Penyandang

Cacat dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Penyandang Cacat, hanya dalam implementasi

harus mendapatkan dukungan dari semua stakeholders.

f. Kunjungan kehormatan ke Walikota Shizuoka

Peserta training akan diterima oleh Walikota Shizuoka pada pukul 16.00

bertempat di kantor Pemerintah Kota Shizuoka, pertama-tama peserta dari

Indonesia memperkenalkan diri dan daerahnya secara singkat, Walikota

menyampaikan pesan diantaranya bahwa sebagai pegawai Pemerintah

harus mampu membuat warganya aman dan nyaman ditempat tinggalnya

sendiri, dan dalam hal ekonomi daerah dikatakan bahwa pembangunan

penting namun harus berbasis lokal. Daerah harus mampu mencukupi

kebutuhan daerahnya sendiri dengan produksi lokal baru kemudian

berdagang dengan daerah-daerah lain. Selain itu juga beliau mengingatkan

pentingnya bagi daerah untuk menjaga tradisi dan keaslian daerahnya

masing-masing sebab menghargai sejarah akan meningkatkan kecintaan

terhadap wilayah dan negara sendiri.

Kesan setelah diterima oleh Walikota Shizuoka adalah keramahtamahan

seorang pejabat dirasakan melalui akrabnya dan kesan santai yang

Page 16: Draft Laporan Kelompok LG

ditimbulkan karena protokoler yang sangat sederhana tanpa mengurangi

kewibawaan seorang Walikota menjadikan komunikasi diantara kita menjadi

efektif.

g. Kunjungan ke Mizumiiro Kirakuichi

Pada hari senin tanggal 13 Desember 2010 peserta Training melakukan

kunjungan ke Mizumiiro Kirakuchi yang terletak kira-kira setengah jam dari

pusat Kota Shizuoka.

Mizumiiro Kirakuichi

Fasilitas ini terletak terletak di daerah pegunungan dan perbukitan yang

dipenuhi oleh perkebunan teh dan memang terkenal akan hasil tehnya di

seluruh Jepang. Mizumiiro Kirakuchi merupakan semacam toko yang menjual

hasil produk penduduk di sekitar pegunungan berupa teh, ubi gajah/keladi,

telur dan hasil makanan olahan lainnya.

Produk Lokal Yang Dijual di Mizumiiro Kirakuichi

Page 17: Draft Laporan Kelompok LG

Fasilitas ini dibangun dengan bantuan pemerintah Kota Shizuoka dan

sebagian dari rekan-rekan sesama petani, selama disini kami ditunjukkan

mesin pembuat konyaku (keladi yang sudah diolah menjadi bahan makanan)

serta metode pembuatan kue mochi.

Setelah melaksanakan kunjungan kami berkesimpulan bahwa tingkat

kesadaran masyarakat akan bekerja sangat tinggi sehingga memudahkan

Pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, fasilitas yang

diberikan Pemerintah dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, disamping itu

rasa tanggung jawab masyarakat terhadap kelestarian lingkungan hidup juga

sangatlah tinggi.

h. Perkuliahan mengenai dukungan Bisnis area pedesaan Kota Shizuoka

Perkuliahan dilaksanakan setelah para peserta melakukan kunjungan

lapangan ke Mizumiiro Kirakuichi, kuliah disampaikan oleh Mr Kato Takahiko

dari Divisi Pengembangan Daerah Pedesaan Deapartemen Perekonomian

Kota Shizuoka, keberadaan daerah pedesaan dianggap sangat penting bagi

pemerintah Kota Shizuoka karena merupakan penghasil produk industri

pertanian, kehutanan, perikanan dan kayu; daerah pedesaan di pegunungan

menjaga kelestarian lingkungan hutan sebagai sumber air, mencegah

longsor dan lain-lain; juga karena merupakan tempat berinteraksi antara

masyarakat dan alam serta berfungsi sebagai tempat bersantai; selain itu

juga karena banyak orang yang tinggal di daerah pedesaan di pegunungan

yaitu mencapai hampir 33.000 jiwa dari total 717.578 jiwa. Sumber utama

pertanian meliputi : Teh hijau, wasabi, jeruk, jamur shitake, rebung dan

sayur mayur. Untuk pertanian menghasilkan cemara dan pohon pinus.

Permasalahan yang dihadapi dalam mengembangkan daerah pedesaan di

pegunungan karena harga hasil pertanian turun karena panen yang lambat;

kerugian karena gangguan binatang liar; rendahnya permintaan kayu

domestik saat ini; dan generasi muda yang cenderung pergi ke kota untuk

bekerja dan menolak menjadi petani.

Berikut adalah beberapa program yang telah dilakukan pemerintah Kota

Shizuoka untuk menghidupkan kembali daerah pedesaan, yaitu :

1. Dukungan bagi penduduk yang sudah bermukim di daerah tersebut yaitu

dibuat lingkungan yang nyaman bagi penduduk untuk terus menetap;

2. Menerima penduduk baru dari luar di daerah tersebut;

Page 18: Draft Laporan Kelompok LG

3. Menghidupkan kembali daerah permukiman dengan cara menciptakan

bidang industri baru dan mempertahankan industri daerah.

Guna mendukung pengembangan bisnis dengan sumber daya alam yang

ada di pedesaan maka diupayakan agar hasil-hasil pertanian memiliki nilai

tambah sehingga nilai jual akan tinggi; memperbaiki manajemen industri

pertanian dan kehutanan untuk efisiensi dan efektivitas; menciptakan

peluang bisnis melalui pertukaran dan interaksi yaitu dimana orang kota

dianjurkan untuk berkunjung ke desa untuk berinteraksi dengan orang di

desa sehingga tercipta saling pengertian dan kebersamaan serta menuntun

kearah penciptaan bidang bisnis dan industri baru; mempromosikan

keuntungan membangun usaha di daerah pegunungan/menggalakan

investasi usaha di daerah Shizuoka, beberapa kebijakan yang telah

dilaksanakan pemerintah kota Shizuoka untuk mendorong pengembangan

pedesaan di pegunungan yaitu: 1) program ‘Inilah No.1 di daerahku’ yaitu

sebuah program menghidupkan kembali desa dengan memberdayakan

sumber daya lokalnya, 2) Program menjadikan Shizuoka sebagai tempat

penghasil teh hijau No.1 se-Jepang melalui pemberian hibah sebesar kurang

lebih 1 milyar rupiah (10 juta yen) untuk daerah yang memiliki proposal baik

tentang bagaimana mengembangkan wilayahnya; 3) program

mengembangkan SDM serta mendidik generasi penerus di industri

pertanian; 4) program penanggulangan kerugian akibat gangguan binatang

liar dengan membuat pagar listrik; 5) program mendukung pengembangan

bisnis di daerah pedesaan dengan mengirim tanaga ahli untuk memberi

penjelasan tentang inovasi produk maupun marketing serta cara-cara

meningkatkan penjualan; 6) program pertukaran anak ke daerah pertanian,

hutan dan nelayan untuk menimbulkan rasa memiliki dan pengalaman yang

berbedal 7) program pemberian subsidi untuk petani di daerah perbukitan

dengan syarat mereka meneruskan kegiatan pertanian di daerah kurang

beruntung tersebut; 8) program pertukaran kota dan daerah untuk

mempromosikan wilayahnya masing-masing.

Kami melihat program Pemerintah Indonesia terhadap perbaikan

perekonomian masyarakat di wilayah Pedesaan terlalu bersifat hadiah

sehingga kreatifitas dan daya juang masyarakat akan terus menurun,

mungkin sebaiknya Pemerintah lebih memberikan motivasi dan bimbingan

teknis bagi masyarakat untuk bekerja.

i. Kunjungan ke Sumpu Takumi Shuku

Page 19: Draft Laporan Kelompok LG

Kunjungan ke Sumpu Takumishuku dilaksanakan pada hari selasa tanggal 14

Desember 2010.

Kegiatan di Sumpu Takumi Shuku

Sumpu Takumishuku merupakan fasilitas untuk beragam kegiatan yang

memperkenalkan dan memasarkan kerajinan tangan tradisional dari

Prefektur Shizuoka, Sumpu Takumishuku terletak 15 menit perjalanan bis ke

daerah Mariko, Suruga-ku, Kota Shizuoka, secara keseluruhan di

Prefektur/Propinsi Shizuoka terdapat 22 fasilitas serupa yang menawarkan

keragaman jenis kerajinan, Sumpu Takumishuku merupakan fasilitas yang

terdekat dari Kota Shizuoka dan lengkap, Fasilitas di Sumpu Takumishuku

diantaranya adalah ruang pameran untuk segala macam pameran kerajinan

tangan, ruang kerja untuk pelatihan pembuatan kerajinan dari bambu dan

kayu, ruang berlatih membuat kerajinan dari tanah liat, ruang untuk berlatih

membuat makanan jepang dan ruang ‘tea room’ bagi mereka yang ingin

berlatih cara tradisional menyeduh teh hijau, dan museum tentang

kebudayaan jepang secara umum dan kota Shizuoka khususnya, tempat ini

dibuka selain sebagai sarana mendapat laba juga sebagai salah satu media

mengenalkan kerajinan tangan masyarakat Shizuoka dan sarana pendidikan

karena anak-anak SD disana diwajibkan untuk memperlajari langsung dari

ahlinya melalui fasilitas Sumpu Takumishuku ini.

Page 20: Draft Laporan Kelompok LG

Pendidikan Pengenalan Kerajinan Tradisional Bagi Siswa Sekolah Dasar

Selain itu tempat ini juga menjadi tujuan pariwisata dimana pengunjung

dapat mencoba makanan khas Shizuoka serta belajar langsung membuat

kerajinan tangan yang ditawarkan di tempat tersebut. Dalam hal ini fasilitas

Sumpu Takumishuku bekerja sama dengan beberapa agen travel untuk

mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam tur misalnya penduduk sekitar

ada yang memiliki kebun jeruk, maka wisatawan yang datang mengunjungi

Sumpu Takumishuku juga akan diajak melihat langsung dan memetik jeruk

di kebun jeruk. Pengunjung Sumpu Takumishuku dalam setahun tercatat

mencapai 300.000 orang, Sumpu Takumishuku dibangun pada tahun 1999

atas dana pemerintah kota Shizuoka sebesar 50%, 30% dari perusahaan

kereta listrik dan sisanya dari beragam perusahaan yang berminat untuk

terlibat. Selama ini fasilitas ini dikelola oleh swasta namun sejak tahun 2006

ditetapkan bahwa untuk pengelolaan Sumpu Takumishuku akan ditenderkan

setiap 5 tahun. Wilayah Mariko tempat fasilitas ini dibangun terdapat sekitar

1000 pengrajin, sehingga keberadaan Sumpu Takumishuku sangat

membantu mereka memasarkan produksi mereka dan sering mereka

mendapat pesanan dari luar. Untuk bahan baku mereka menyediakan dan

mengolah sendiri, Setelah melakukan observasi dengan melihat langsung

produk-produk kerajinan dari masyaraka Shizuoka yang di fasilitasi oleh

Pemerintah kami mengambil kesimpulan bahwa masyarakat dalam

memproduksi kerajinan harus memiliki landasan pelestarian terhadap seni

budaya warisan leluhur disamping orientasi bisnis, sehingga akan

menghasilkan produk yang berkualitas dan terjaganya kesinambungan seni

budaya di daerah.

Page 21: Draft Laporan Kelompok LG

j. Perkuliahan mengenai dukungan Regenerasi Industri Lokal

Perkuliahan dilaksanakan setelah kunjungan lapangan ke Sumpu

Takumishuku, Pemateri perkuliahan adalah Mr Iwasaki Tomohiko dari Divisi

Industri Lokal, Biro Perekonomian Kota Shizuoka, dalam perkuliahan

diinformasikan bahwa hasil industri lokal yang berkembang di Kota Shizuoka

saat ini merupakan perpaduan antara teknik kerajinan tradisional dari kayu

dengan teknologi mutakhir dengan hasil produksi seperti furniture kayu,

sandal kayu, sepatu, mainan plastik, boneka suruga dan perlengkapannya,

altar Budha, kerajinan bambu suruga, kain motif cetak, boneka Hina Suruga,

kayu balok, alat tulis kayu, pembuatan mainan kereta api kayu dan kapal

laut dan banyak lainnya.Meski demikian terdapat beberapa permasalahan

terkait regenerasi industri kerajinan tangan tradisional karena banyaknya

barang murah impor dan perubahan pola hidup masyarakat serta sedikitnya

minat generasi muda terhadap industri ini menyebabkan adanya

kekhawatiran hilangnya budaya daerah ini karena permasalahan-

permasalahan tersebut oleh karena itu Pemerintah telah menyiapkan 10

anjuran kegiatan untuk program regenerasi industri kerajinan tangan yaitu:

Kegiatan pengorganisasian; Meningkatkan daya tarik dan penghargaan pada

dunia industri; promosi industri tradisional ke masyarakat; Mencari SDM

penerus bidang ini; menciptakan lingkungan dan jiwa yang antusias untuk

belajar dan bekerja di bidang industri tradisional; Membangun sekolah

kerjainan tangan; membuat sistem regenerasi; membangun prasarana

pengembangan industri tradisional; Membuat strategi baru untuk distribusi

dan pemasaran; Serta mengumpulkan informasi untuk pengembangan

industri tradisional, berdasar 10 anjuran tersebut kini telah dilaksanakan

beberapa program atau kegiatan yang berkaitan dengan regenerasi penerus

industri kerajinan tradisional yaitu: A) pelantikan ahli seni tradisional dan

kerajinan tangan Kota Shizuoka dengan memberikan uang insentif 50.000

yen saat pelantikan, B) Sistem dukungan pengrajin (craftman) dengan

pemberian pelatihan jangka pendek (paling lama 3 bulan), jangka panjang

(paling lama 2 tahun) dan bantuan dana kemandirian (paling lama 3 tahun),

C) kursus pelatihan seni tradisional dan kerajinan tangan dengan cara

menyampaikan beragam teknik kerajinan tradisional kepada pengrajin

generasi muda, D) membentuk profil kelompok Suruga Creative yaitu

perkumpulan para ahli dari generasi muda dengan latar belakang jenis

pekerjaan berbeda yang aktif dalam kegiatan kerajinan, E) pembangunan

Page 22: Draft Laporan Kelompok LG

toko pusat penjualan dan promosi produk industri lokal seperti Sumpu

Takumishuku ( tempat untuk mencoba membuat kerajinan dan belajar

tentang sejarah kota Shizuoka untuk semua lapisan masyarakat) dan Sumpu

Rakuichi (tempat untuk penjualan dan promosi produk industri lokal).

Pemerintah Jepang (Shizuoka) sangat mengapresiasi terhadap hasil

kreatifitas masyarakat hal tersebut dijadikan potensi/komoditas Kota

Shizuoka, para pemuda difasilitasi dalam mengembangkan kreatifitasnya.

k. Kunjungan ke SOHO Shizuoka

Pada hari Rabu tanggal 15 Desember 2010, peserta training

melaksanakan kunjungan ke SOHO Shizuoka.

Small Office Home Office (SOHO)

SOHO adalah singkatan dari (Small Office Home Office), SOHO

merupakan fasilitas pemerintah kota yang dibangun sejak bulan Februari

2001 dan berisi kantor-kantor kecil yang disewa oleh wirausaha baru di Kota

Shizuoka. Kantor ini terdiri dari 13 ruangan dan satu ruang rapat. Gedung

yang dipakai adalah milik pemerintah kota dan ruang-ruang kecil tersebut

disewakan dengan biaya kurang lebih 7 juta rupiah perbulan dengan

maksimum sewa selama 5 tahun, hingga kini ruang kantor SOHO penuh

tersewa. Terdapat beragam penyewa dengan bidang usaha yang berbeda-

beda seperti perusahaan kecantikan yang menjual produk secara online,

layanan bantuan belajar ke luar negeri, perusahaan iklan dan promosi, art

studio dan lain-lain. Namun yang berkantor disini sebagian hanya

administrasi serta bagian promosi dan memiliki kantor untuk produksi di

tempat lain di Kota Shizuoka, Pemerintah membangun tempat ini dan

operasional dikelola oleh pihak ketiga, terdapat seorang manajer dan dua

Page 23: Draft Laporan Kelompok LG

orang karyawan untuk mengelola SOHO, manajer SOHO bernama Mr Tomoki

Sakano, seorang mantan pegawai bank, penunjukan beliau sebagai manajer

karena pengalamannya di bank bermanfaat untuk memberi penjelasan

kepada calon atau wirausahawan baru mengenai permodalan dan memberi

pelanggan network yang dibutuhkan, masyarakat umum juga bisa datang ke

SOHO dan bertanya mengenai business plan maupun cara promosi dan

distribusi serta permasalahan modal usaha. Secara singkat, SOHO

memberikan pelayanan berikut: konsultasi untuk wirausaha baru tentang

promosi penjualan, finansial; dan pembinaan wirausaha baru dengan

dukungan berupa pengenalan pada jaringan perbankan untuk memperoleh

pinjaman serta memperkenalkan kepada calon klien potensial, disamping itu

kami menyaksikan tiga presentasi dari tiga tenant/pemyewa yang berbeda

berbicara tentang kelebihan dan kekurangan SOHO, secara umum mereka

berkata puas terhadap kemampuan SOHO memberikan masukan terkait

bisnis yang mereka jalani dan luasnya jaringan/network yang dimiliki SOHO

sehingga memudahkan wirausaha baru ini mendapat informasi maupun

koneksi dalam perdagangan, mereka juga puas terhadap SOHO karena

terdapat 13 tenants yang berbeda-beda sehingga memudahkan mereka

bertukar pikiran dan menemukan ide-ide baru. Kelemahan yang mereka

rasakan adalah mahalnya uang sewa kantor tersebut serta privasi kurang

karena layout kantor yang bersekat-sekat dengan tinggi dinding yang tidak

penuh.

Page 24: Draft Laporan Kelompok LG

Situasi Ruangan Kantor Usaha di SOHO

Di Indonesia model seperti SOHO Shizouka ini sudah ada tetapi didirikan dan

dikembangkan oleh swasta, mungkin sebagai terobosan Pemerintah Pusat

atau Daerah dapat mendirikan fasilitas seperti ini dengan biaya sewa yang

terjangkau guna memfasilitasi usahawan kecil, menengah bahkan industri

rumah tangga.

l. Kunjungan ke Centre of Creative Communication (CCC)

CCC dibentuk sejak tahun 2008 oleh pemerintah dan dikelola oleh

Shizuoka Contents Valley Consortium. CCC berlokasi disebuah gedung bekas

sekolah di dekat kantor walikota di pusat kota Shizuoka. Dalam gedung ini

terdapat 10 ruang mendidik para krator, 1 ruang presentasi, 2 ruang

pelatihan, 1 galery dan 2 ruang pameran. CCC merupakan salah satu

fasilitas untuk mendidik creator/pencipta seni dengan mengadakan berbagai

kegiatan pameran dan seminar bagi creator sebagai bagian mencapai visi

kota Shizuoka sebagai pusat industri, terdapat 9 kali pameran dan 20 kali

seminar yang telah dilaksanakan dalam satu tahun ini dan 4 kali penerbitan

newsletter.

Gedung CCC ini digunakan untuk tempat perkuliahan peserta training selama

di Shizuoka, kebetulan SAME yaitu lembaga yang bertindak melakukan

organize selama peserta berada di Shizuoka.

Page 25: Draft Laporan Kelompok LG

m. Perkuliahan tentang pengembangan industri Kota Shizuoka.

Perkuliahan pengembangan industri Kota disampaikan oleh Mr. Suzuki

Jun, Menurut hasil statistik terdapat 5 jenis usaha dengan jumlah produksi

terbanyak di tiga distrik Kota Shizuoka (distrik Aoi, Suruga dan Shimizu) yaitu

Produk Elektronik, Produk makanan dan minuman serta rokok dan pakan

ternak, produk logam bukan besi, mesin manufaktur dan mesin alat angkut.

Sementara itu produk khas daerah peringkat atas se-jepang di bidang

pertanian meliputi teh hijau, wasabi, jeruk, dan bunga mawar; bidang

perikanan meliputi ikan tuna beku, ikan tuna kalengan, sakura ebi, dan

seafood; bidang manufaktur yaitu model mainan plastik, air conditioner,

furnitur, altar budha, boneka Hina dan sebagainya.

Dalam perencanaan umumnya, Kota Shizuoka mentargetkan model kota

dengan pemusatan bidang industri untuk pengembangan industri baru

berdasar kekhasan daerah dan industri lokal yang ditopang oleh kekuatan

ilmu pengetahuan. Karenanya pemerintah selalu menjalin kerjasama dengan

beberapa universitas untuk menemukan terobosan-terobosan baru melalui

penelitian pengembangan.

Pemerintah Kota Shizuoka dengan aktif memberikan dukungan

wirausaha dan usaha kecil, dukungan kerjasama bidang industri dan

pendidikan serta dukungan pengembangan SDM sebagai bagian dari visi

menciptakan kota Shizuoka sebagai pusat industri kebanggaan dunia.

Bentuk dukungan wirausaha dan usaha kecil yaitu: Konsultasi

pembuatan bidang usaha baru, loket konsultasi dari para ahki di bidang

usaha kecil dan menengah, mengirim para ahli dan dukungan marketing.

Sedangkan bentuk dukungan kerjasama bidang industri dan pendidikan

meliputi menadakan program penelitian bersama antara bidang industri dan

pendidikan serta membuat loket konsultasi di universitas strategis untuk

memudahkan industri memanfaatkan jasa penelitian. Untuk dukungan

pengembangan SDM dibuat program pendidikan wiraswastawan di instansi

pendidikan seperti mengenalkan neragam industri kepada anak sekolah

untuk mendapat gambaran, kelas khusus tentang marketing dan dukungan

mendidik oleh para ahli dari universitas.

Kota Shizuoka memiliki tiga fasilitas penting untuk mendukung cita-

citanya menciptakan kota industri dunia dan mendukung wiraswasta kecil

Page 26: Draft Laporan Kelompok LG

dan menengah yaitu dengan membangun 1) Shimizu Industry and

Information Plaza yang dikelola oleh Kadin Shizuoka, 2) CCC Shizuoka untuk

membentuk creator-creator baru dan menghasilkan produk-produk baru,

serta 3) SOHO Shizuoka dengan bentuk dukungan penciptaan ruang kerja

untuk promosi dan konsultasi pengembangan usaha.

Karakteristik kebijakan pemerintah kearah penciptaan bidang usaha

baru adalah melalui penggabungan sumber daya khas di kota ini dan ilmu

pengetahuan seperti universitas-universitas dan tempat penelitian yang

tersedia di Shizuoka. Untuk itu pemerintah melakukan berbagai macam

tindakan yaitu :

1. Mendorong peciptaan keragaman industri produk kesehatan dan

makanan. Proyek yang telah dilaksanakan yaitu: Project food science

hill : yaitu dalam rangka penciptaan produk baru industri makanan,

produk olahan bahan kimia dan obat-obatan maka dilakukan kegiatan

penelitian besar-besaran dengan mensubsidi sejumlah 100-200juta yen

selama 6 tahun untuk penelitian (kerjasama antara industri dan dunia

pendidikan)

2. Program kluster industri baru di bidang lingkungan. Sasarannya

terutama adalah area sekitar teluk Suruga. Penelitian yang dilakukan

adalah : Penggunaan air bawah laut untuk penambakan di darat;

Menanam tumbuhan di dalam ruangan agar tetap bisa menanam dalam

segala cuaca; Penggunaan penyulingan air.

3. Pengembangan Industri contents. Dengan merujuk pada Silicon valley di

USA, maka di Shizuoka juga dibuat konsep Shizuoka Contents Valleys.

Pada tahun 2005 dibentuk Shizuoka Contents valley concortium (SCV)

dengan proyek yang dinamakan Matching Project yaitu

mempertemukan antara creator luar negeri dan dalam negeri untuk

pengembangan produk baruu yang kaya akan pola desain. Selain itu

juga diselenggarakan Shizuoka Contents Valley festival untuk

mempromosikan hasil dari Matching project tersebut

Hasil diskusi dengan pembicara dan peserta dari indonesia secara

umum dapat diketahui bahwa permasalah umum yang terjadi di baik wilayah

Propinsi maupun Kabupaten di Indonesia adalah kurang terlibatnya institusi

pendidikan dalam pengembangan daerah, untuk itu diharapkan di masa

yang akan datang agar pemerintah maupun masyarakat lebih aktif

Page 27: Draft Laporan Kelompok LG

menggunakan hasil-hasil penelitian Universitas maupun lembaga penelitian

lain dalam rangka penemuan ide baru ataupun memperkuat yang telah ada.

n. Kunjungan ke Silver Jinzai Centre

Kedatangan kami ke Silver jinzai Centre pada tanggal 16 Desember

2010 diterima oleh Mr Seki, Manajer fasilitas ini. Beliau menginformasikan

bahwa fasilitas serupa terdapat di hampir setiap kota di Jepang dan

merupakan lembaga berbadan hukum yang menerima pekerjaan baik jangka

pendek maupun panjang untuk anggotanya, pada dasarnya di jepang

terdapat dua macam panti jompo yaitu panti yang menerima orang tua yang

tidak lagi mau dan mampu bekerja serta panti yang menerima orang tua

yang masih ingin bekerja di masa pensiunnya, fasilitas Silver Jinzai center ini

merupakan tempat dimana lansia yang bergabung akan disalurkan bekerja

di berbagai bidang sesuai keinginan dan kemampuan mereka, pekerjaan

yang umumnya mereka lakukan diantaranya adalah pengasuh anak, penata

taman, manajemen parkir, tukang masak, membersihkan rumah, mencuci

pakaian, pemandu pariwisata, montir sepeda, sebagai penerima pengunjung

di fasilitas olah raga dan lain-lain, anggota Silver Jinzai center berumur 60

tahun keatas.

Pendirian Silver Jinzai ini sesuai dengan Undang-undang pemerintah

mengenai kestabilan kesempatan bekerja untuk lansia. Lansia memang

menjadi salah satu permasalahan utama di jepang, karena jumlah penduduk

umur 65 tahun keatas disini telah mencapai 23,1% dari total populasi

jepang. Selain itu terdapat tren penurunan jumlah penduduk dan sedikit

jumlah pasangan yang memutuskan menikah dan punya anak, karenanya

jumlah kaum muda menurun dan jumlah lansia terus bertambah.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah meningkatkan standar kesehatan

sehingga balita meninggal menurun dan angka harapan hidup meningkat

(Angka harapan hidup jepang : Laki-laki 78,56 tahun dan Perempuan 85,52

tahun). Salah satu alasan lansia Jepang banyak yang bekerja adalah karena

permasalahan ekonomi karena meskipun terdapat uang pensiun namun

karena tekanan ekonomi makan makin tinggi pula kebutuhan biaya hidup.

Fasilitas ini selain menyalurkan lansia bekerja juga memiliki kelompok

hobi sepeti menari, memasak, kerajinan tangan dan lain-lain. Meski lansi

bekerja, namun terbukti mereka menjadi lebih sehat karena bekerja

dibanding lansia yang diam di rumah dan mengurangi resiko pikun dini dan

Dementia. Selain itu dalam fasailitas ini mereka dapat berkenalan dengan

Page 28: Draft Laporan Kelompok LG

banyak anggota lain daripada menganggur di rumah. Lansia juga melakukan

kegiatan volunteer sebagai bentuk kontribusi mereka pada masyarakat.

Pada dasarnya tujuan fasilitas ini adalah mengajak kemandirian

peserta/anggota. Silver Jinzai center ini tidal menyediakan panti jompo

dimana lansia menginap dan mendapat perawatan, sebab panti semacam itu

dikelola oleh kantor kesejahteraan kota.

Pada kesempatan ini mereka/para lansia perempuan menyajikan dua

tarian Jepang lengkap dengan kimono dan kipas khas untuk menari. Peserta

JICA berpartisipasi dalam salah satu tariannya.

Kondisi di Indonesia tidak jauh berbeda tentang kebijakan pelayanan

dan perlakuan terhadap orang Lansia secara umum, mengingat jumlah

orang lansia yang cenderung meningkat seiring dengan pertumbuhan

penduduk secara umum maka kebijakan Pemerintahan Indonesia harus

ditopang dan didukung oleh semua kalangan masyarakat dan para

pengusaha.

o. Perkuliahan Kesejahteraan orang lanjut usia

Perkuliahan tentang Kesejahteraan Orang Lanjut Usia Kota Shizuoka

dilaksanakan siang hari setelah kunjungan ke Silver Jinzai, sebagaimana

dijelaskan jumlah lansia di Jepang (65 tahun keatas) meningkat pesat sejak

tahun 2003 dengan jumlah 19,3% dari total penduduk hingga kini mencapai

22,7% di tahun 2008. Diperkirakan pada tahun 2015 nanti akan penduduk

lansia mencapai 26% dimana diantara 4 orang, 1 orang adalah lansia dan

tahun 2025 dimunkinkan diantara 2 penduduk, 1 adalah lansia. Karena itu

permasalah ini menjadi serius di Jepang

Slogan kota Shizuoka yang mendasari kebijakan kesejahteraan lansia

adala : Menciptakan masyarakat yang didalamnya para lansia mempunyai

semangat hidup, terjaganya martabat, dan menjalani hidup dengan mandiri.

Dengan kata kunci Semangat Hidup, Martabat, Hidup Mandiri dan

Kemasyarakatan.

Empat tujuan dasar kebijakan kesejahteraan lansia :

1. Mewujudkan masyarakat yang didalamnya para lansia memiliki

semangat hidup dan dapat hidup sejahtera melalui pemberian

dukungan beragam kegiatan yang memotivasi semangat hidup,

Page 29: Draft Laporan Kelompok LG

dukungan pekerjaan bagi lansia dan dukungan kegiatan

keikutsertaan kemasyarakatan.

2. Mewujudkan masyarakat yang didalamnya para lansia dapat terjaga

kesehatannya juga tertangani perawatannya dengan menggalakkan

program kesehatan masyarakat serta dukungan perawatan bagi

lansia.

3. Mewujudkan masyarakat yang didalamnya para lansia bermartabat,

hidup sejahtera yang menopang kehidupan masyarakat, melalui

penataan sistem dukungan bagi lansia dan penderita Demensia dan

pembelaan hak bagi lansia sebab ditemukan kasus-kasus kekerasan

terhadap lansia baik kekerasan fisik, psikis dan seksual. Pemerintah

juga menyediakan konsultasi umum bagi lansia serta mendirikan

Care Management atau pusat perawatan bagi lansia di suatu area.

Perawatan yang dimaksud meliputi kesehatan, kesejahteraan, serta

fasilitas konsultasi dan lain-lain.

4. Mewujudkan masyarakat yang didalamnya para lansia hidup tenang

dan sejahtera, melalui pemberian dukungan untuk tinggal di rumah

sendiri maupun penyediaan sarana dan prasarana lingkungan di

sekitar tempat tinggal yang aman dan nyaman.

Tidak seperti di Indonesia dimana kebanyakan orang bekerja pada

sektor informal dan tidak memiliki asuransi jiwa untuk keamanan masa

tuanya, maka di jepang dibuat sistem agar setiap orang tercover dalam

asuransi kesehatan, ada sejumlah premi yang dibayar tiap bulan oleh

penduduk, dan meski ada yang tidak mampu membayar Pemerintah Kota

tetap mengaktifkan asuransi tersebut dan memiliki skema tertentu untuk

menanggung orang yang tidak bisa membayar tersebut, biasanya asuransi

orang bekerja umumnya dibayarkan oleh perusahaan, dan yang tidak

bekerja akan dikelola oleh Pemerintah Kota Shizuoka.

p. Diskusi dan Review perkuliahan

Pihak Shizuoka City Association for Multicultural Exchange (SAME)

memberikan waktu untuk me-review pelaksanaan perkuliahan dan berdiskusi

langsung dengan narasumber melalui pertanyaan-pertanyaan dari peserta

training terkait materi perkuliahan, waktu yang disediakan selama 2,5 jam

dimanfaatkan oleh peserta dengan antusias karena setiap sub kelompok

(Dukungan Penyandang Cacat dan Lansia, Dukungan Industri

Page 30: Draft Laporan Kelompok LG

Pedesaan/Pegunungan, Dukungan Wirausaha Baru) harus mempresentasikan

laporan dihadapan pihak JICA, SAME dan Pemerintah Kota Shizuoka.

q. Penyusunan Laporan Sub-Kelompok

Pihak Penyelenggara telah membagi kelompok kedalam 3 sub

kelompok, diantaranya Sub kelompok Dukungan Penyandang Cacat dan

Lansia, Sub kelompok Dukungan Industri Pedesaan/Pegunungan, Sub

kelompok Dukungan Wirausaha Baru, masing- masing sub kelompok

diberikan waktu untuk menyusun laporan dari bahan perkuliahan, kunjungan

lapangan dan diskusi yang nantinya dipresentasikan, pelaksanaan

penyusunan laporan Sub Kelompok dilaksanakan di CCC dengan alokasi

waktu 2,5 jam.

r. Pertukaran Budaya

Pertukaran Budaya dilaksankan pada hari sabtu tanggal 18 Desember

2010 di gedung Nambu Shogai Gakushu Centre, kegiatan ini diawali dengan

memasak masakan khas Indonesia yang dilakukan oleh sebagian peserta

training dengan disaksikan oleh perwakilan masyarakat Shizuoka yang

diundang, selanjutnya peserta training menampilkan beberapa ragam

budaya masing-masing Provinsi berupa persembahan nyanyian dan tarian.

s. Presentasi laporan Sub-Kelompok

Presentasi Laporan dari masing-masing Sub Kelompok dilaksanakan

pada akhir peserta berada di Kota Shizuoka, acara berlangsung di gedung

CCC dan diikuti oleh seluruh narasumber perkuliahan, direktur SAME,

perwakilan dari JICA Chubu dan perwakilan dari Pemerintah Kota Shizuoka,

masing-masing diberikan waktu 30 menit untuk presentasi dan diskusi.

t. Acara Perpisahan

Acara perpisahan dilaksanakan di sebuah Café yang tidak jauh jaraknya

dengan CCC tempat sehari-hari diselenggarakannya perkuliahan, tuan rumah

dan peserta training mengikuti acara ini dengan suka ria, ditutup dengan

tarian poco-poco dan saling bersulang yang menandakan keakraban dari

sebuah hubungan persahabatan.

Page 31: Draft Laporan Kelompok LG

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

I. KESIMPULANa. Dukungan Kemandirian Penyandang Cacat Dan Orang Lanjut Usia

Jumlah penyandang cacat di Shizuoka adalah 31 ribu (5%) dari total penduduk 720.000 jiwa. Pada Tahun 2006 Pemerintah Jepang telah menetapkan Undang-undang Dukungan Kemandirian Penyandang Cacat yang memuat landasan-landasan penyelenggaraan kebijakan secara komprehensif dan memiliki dukungan berbagai pihak serta direalisasikan dengan penuh komitmen.

Jumlah lansia di kota Shizuoka (diatas 65 tahun) sebanyak 165.774 jiwa dari total penduduk 728.738 jiwa tahun 2008, Pemerintah Jepang khususnya Kota Shizuoka menetapkan program-program terkait Kesehatan dan Kesejahteraan termasuk dukungan pada penderita demensia, motivasi, pembelaan hak dan penciptaan system dukungan lingkungan yang semuanya dilaksanakan dengan komitmen yang tinggi baik oleh Pemerintah, Masyarakat dan sektor Swasta.

b. Pengembangan dan Revitalisasi Kawasan Ekonomi Pertanian di Kawasan Pedesaan Kota Shizouka, Prefekture Shizouka Negara Jepang

Luas area pedesaan di Kota Shizuoka adalah 1.148 km persegi dari seluruh luas Kota Shizuoka yaitu 1.411 km persegi, pengembangan bisnis di daerah pedesaan Kota Shizuoka tidak selalu berjalan mulus, hal yang menjadi hambatan diantaranya, harga hasil pertanian yang tidak stabil, kerugian hasil produksi pertanian karena akibat hewan liar, hal lain yang

Page 32: Draft Laporan Kelompok LG

menjadi factor penghambat adalah penerusan ke generasi muda serta kebutuhan produk dalam negeri yang tidak stabil.

Untuk menghidupkan kembali daerah pedesaan Pemerintah menetapkan program-program yang mendukung pencapaian Visi dari Departemen Pertanian Pemerintah Kota Shizuoka yaitu Shizuoka adalah kota yang sama dan tumbuh berkembang antara daerah kota dan pedesaan, program-program tersebut antara lain adalah memperbaiki kenyamanan lingkungan pedesaan, penerimaan penduduk baru dari luar daerah dan menciptakan bidang industry baru dan mempertahankan industri daerah.

II. HAL-HAL YANG BISA DITERAPKAN DI INDONESIA (ACTION PLAN)a. Dukungan Kemandirian Penyandang Cacat Dan Orang Lanjut Usia

- Meningkatkan kembali komitmen untuk para penyandang cacat dan lansia;

- Memberikan apresiasi pada perusahaan swasta yang mempekerjakan para penyandang cacat, misalnya melalui pemberian reward, kemudahan perijinan, atau keringanan pajak;

- Optimalisasi fungsi Pemerintah Kecamatan untuk membantu penyandang cacat;

- Diversifikasi peran Posyandu dan peningkatan keahlian petugas Posyandu yang tersebar ditengah masyarakat selain pelayanan terhadap Ibu dan Bayi juga Perawatan terhadap Lansia dan melaksanakan Care Management sebagaimana telah dilaksanakan di Shizuoka.

b. Pengembangan dan Revitalisasi Kawasan Ekonomi Pertanian di Kawasan Pedesaan Kota Shizouka, Prefekture Shizouka Negara Jepang

c.

III. SARAN-SARAN UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM

- Sebaiknya isi dari program yang akan dilaksanakan di Jepang diinformasikan dulu setelah peserta dipastikan lolos mengikuti Training sehingga Peserta program dapat lebih mempersiapkan diri dan mempunyai bekal yang cukup dalam mengikuti semua program di Jepang;

- Terkait dengan pelaksanaan kegiatan utama di lokasi, waktunya terlalu singkat dimana dalam satu hari diisi oleh dua kegiatan yaitu kunjungan lapangan di pagi hari dan kuliah di siang hari, dan pada saat kuliah di siang hari sering terjadi waktu untuk tanya jawab tidak mencukupi sehingga banyak pertanyaan yang muncul dari para peserta belum terjawab. Sebaiknya pelaksanaan program utama dipisah, satu hari penuh untuk kunjungan lapangan dan satu hari penuh untuk kuliah dan diskusi mengenai materi dan hasil kunjungan lapangan.